Anda di halaman 1dari 6

RESUME

PENDEKATAN DAN KESALAHAN

KELOMPOK 1

1. Devit Juliani ( 1910631050054 )


2. Nurlaeli ( 1910631050094 )
3. Yosy Candraningsih ( 1910631050117 )
4. Rifani Adella Rahma ( 1910631050162 )

A. Pendekatan dan Kesalahan


Pendekatan dan kesalahan yaitu kuantifikasi dan meminimalisasi kesalahan-
kesalahan.
Contohnya :
Dalam proses perhitungan yang biasa dilakukan pada saat menghitung dibandingkan
dengan dengan mendekatkan nilai nilai diperoleh sedangkan pada perhitungan dan
hasil perhitungan komputer 2,88675134594781288225457439025098...
Dua perhitungan memperlihatkan tingkat kesalahan yang berbeda. Dan hasil
perhitungan kedua menunjukkan selisih kesalahan atau galat yang lebih kecil
dibandingkan dengan yang pertama.

Kesalahan
Penggunaan aproksimasi dalam menyatakan operasi dari besaran matematika
menimbulkan suatu kesalahan numerik atau biasa disebut galat. Jenis galat dibagi
menjadi 2 :
1. Galat pemotongan (truncation-off error), disebabkan oleh aproksimasi yg
digunakan untuk untuk menyatakan suatu prosedur matematika eksak.
2. Galat pembulatan(round-off error), dihasilkan oleh angka-angka aproksimasi yang
digunakan untuk menyatakan angka pasti.

Aproksimasi berarti bilangan yang hampir menuju angka sejati. Perbedaan angka
sejati dengan aproksimasi yaitu terletak pada angka dibelakang koma. Dengan
sederhana angka sejati itu ada ujungnya dan aproksimasi tidak ada ujungnya.

Contoh :
1/3 = 0,333333333..
22/7=3,1428571428571...
Angka tersebut merupakan aproksimasi.
1/2 = 0,5
Angka tersebut merupakan angka sejati.

B. Angka Signifikan Atau Angka Bena


Angka signifikan adalah angka yang dapat digunakan dengan pasti dan
berhubungan dengan angka tertentu ditambah dengan satu angka taksiran. Contoh
pada bacaan speedometer dan odometer pada mobil, dimana ketelitian lebih
ditunjukkan oleh odometer yang menunjukkan jarak tempuh kendaraan semasa
hidupnya. Chapra (2007: 74) Misalnya kita dapat memutuskan bahwa pendekatan kita
dapat diterima kalau ia betul sampai 4 angka signifikan-yaitu bahwa 4 digit pertama
adalah betul.
Beberapa contoh angka bena:
4,3123 × 101 memiliki 5 angka signifikan (yaitu 4, 3, 1, 2, 3)
1,764 ×10−1 memiliki 4 angka signifikan (yaitu 1, 7, 6, 4)
1,2 ×10 −6
memiliki 2 angka signifikan (yaitu 1, 2)
2
2,78300 ×10 memiliki 6 angka signifikan (yaitu 2, 7, 8, 3, 0, 0)
3
0,2700090 ×10 memiliki 7 angka signifikan (yaitu 2, 7, 0, 0, 0, 9, 0)
9,0 ×10 −3
memiliki 2 angka signifikan (yaitu 9, 0)
13,60 ×10 , 0,1360× 101 ,1,360 ×10−3 masing-masing memiliki 4 angka signifikan
2

Komputer hanya dapat menyimpan sejumlah tertentu angka bena, misalkan nilai
π dianggap 3,141592653589793238462643... maka angka lainnya yang tidak
tertuliskan dianggap sebagai galat pembulatan (round-off error)
Angka signifikan terkait dengan ketelitian dan ketepatan, ketelitian mengacu pada
nilai yang sebenarnya, yang dihitung atau diukur dengan teliti. Sedangkan ketepatan
mengacu pada nilai individu yang sebenarnya yang diukur dengan teliti terhadap jarak
yang lain. Ketepatan dapat menunjukkan banyaknya angka signifikan yang
menyatakan suatu besaran atau sebaran dalam penghitungan yang berulang-ulang atau
pengukuran nilai yang teliti. Konsep angka signifikan yang terkait dengan ketepatan
berlaku pada aturan pembulatan.

1. Pembulatan Ke Satuan Terdekat


Secara umum aturan pembulatan adalah jika angka yang akan dibulatkan ≥ 5,
maka nilai angka maka nilai angka di hadapannya ditmabah 1, jika angka yang akan
dibulatkan < 5, maka angka itu dihilangkan dan angka dihadapannya tetap.

Contoh 1.1
Bulatkan 1857674 ke:
10 satuan ukuran terdekat
100 satuan ukuran terdekat
1000 satuan ukuran terdekat
Penyelesaian:
185670 (angka 4 dihilangkan dan satuannya diganti nol karena 4 < 5)
1856700 (angka 7 dihilangkan dan satuannya adalah 6 ditambah 1 karena 6 > 5)
18568000 (angka 7 dihilangkan dan ribuannya yaitu 7 ditambah 1 karena 7 > 5)

2. Pembulatan Ke Banyaknya Angka Desimal


Aturan pembulatan pada prisnsipnya sama, tapi banyaknya angka desimal
ditentukan sesuai dengan keperluan.
Contoh 1.2
1,347593 ≈ 1, 34759 pembulatan dengan 5 tempat desimal
1,34759 ≈ 1,3476 pembulatan dengan 4 tempat desimal
1,3476 ≈ 1,348 pembulatan dengan 3 tempat desimal

3. Pembulatan Ke Banyaknya Angka Signifikan/Bena


Angka bena atau angka signifikan dapat diartikan sebagai angka penting/berarti
yang dapat diartikan sebagai tingkat ketelitian suatu alat ukur.
Contoh 1.3
0,01234000 mempunyai 7 angka signifikan
Karena dua angka nol di depan angka 1 hanya menunjukkan tempat desimal jadi
dianggap tidak signifikan sedangkan tiga angka nol setelah angka 4 menunjukkan
ketelitian alat ukur sampai ke per seratus jutaan terdekat, sehingga dianggap angka
bena/signifikan/penting.
1,8 ×10−4 mempunyai 2 angka signifikan karena 1,8 ×10−4 = 0,00018

Contoh 1.4
0,0175430 ≈ 0,01754 pembulatan ke dalam 4 angka signifikan
0,2013801 ≈ 0,2014 pembulatan ke dalam 4 angka signifikan
10,0782005 ≈ 10,1 pembulatan ke dalam 3 angka signifikan
8,0500800 ≈ 8,1 pembulaan ke dalam 2 angka signifikan

C. Akurasi Dan Presisi


› akurasi atau akurat mengacu pada dekatnya nilai suatu bilangan atau pengukuran
terhadap nilai acuan eksak. Misalkan nilai eksak diketahui ½, sedangkan hasil
pendekatan adalah 0,500001, maka hasil ini dikatakan akurat bila toleransinya 10-4.
› Ke-presisi-an dari suatu sistem pengukuran, disebut juga reproduktifitas
(reproducibility) atau pengulangan (repeatability), adalah sejauh mana pengulangan
pengukuran dalam kondisi yang tidak berubah mendapatkan hasil yang sama.
› Nilai presisi mengacu pada jumlah angka signifikan yang digunakan dan sebaran
bacaan berulang pada alat ukur.
› Penggunaan alat ukur penggaris dan jangka sorong akan mempunyai perbedaan nilai
presisi. Jangka sorong memiliki presisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
penggaris.
› Sebuah sistem pengukuran dapat akurat dan tepat, atau akurat tetapi tidak tepat, atau
tepat tetapi tidak akurat atau tidak tepat dan tidak akurat.

› Perhatikan hasil tembakan yang dilakukan 4 orang berikut:

› Ilustrasi di atas digunakan untuk menjelaskan perbedaan antara akurasi dan presisi.
Dalam ilustrasi ini, pengukuran berulang diibaratkan dengan peluru yang
ditembakkan ke target lingkaran sebanyak 5 kali. Akurasi menggambarkan kedekatan
lubang peluru dengan pusat sasaran. Lubang peluru yang lebih dekat dengan pusat
sasaran dianggap lebih akurat. Semakin dekat sistem pengukuran terhadap nilai yang
diterima, sistem dianggap lebih akurat.

› Jika beberapa kali peluru ditembakkan, presisi adalah ukuran kedekatan dari masing-
masing lubang peluru dalam kumpulan tersebut. Semakin menyempit kumpulan
lubang peluru tersebut, sistem dianggap semakin presisi.
› Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan hasil tembakan 4 orang tersebut
yaitu: (a) presisi dan akurat, (b) presisi tetapi tidak akurat, (c) akurat tetapi tidak
presisi, dan (d) tidak akurat dan tidak presisi

D. Galat Pembulatan
Hasil perhitungan dengan metode numerik yang disajikan dengan komputer
pada umumnya menggunakan bilangan riil, sehingga semua bilangan riil yang
dihasilkan tidak tersajikan secara keseluruhan. Keterbatasan komputer dalam
menyajikannya menimbulkan suatu galat yang disebut galat pembulatan. Pembulatan
itu sendiri merupakan pengurangan cacah digit pada suatu nilai hampiran dengan cara
membuang beberapa digit terakhir.
Kesalahan pembulatan atau galat pembulatan bersumber dari fakta bahwa
komputer hanya mampu menyimpan sejumlah angka signifikan tertentu dalam proses
kalkulasi yang dalam kebutuhannya dilakukan pemotongan terhadap banyaknya digit
pada sebuah bilangan.
Sebagai contoh 1/6 = 0,1666666666... tidak dapat dinyatakan secara tepat oleh
komputer karena digit 6 panjangnya tidak terbatas. Komputer hanya mampu
merepresantasikan sejumlah digit saja. Misalnya dalam komputer hanya dapat
merepresentasikan bilangan riil dalam 6 digit angka, maka representasi bilangan 1/6 =
0,1666666666... didalam komputer 6-digit tersebut adalah 0,166667. Galat
pembulatannya adalah 1/6 – 0,166667 = -0,000000333.
Nilai galat dapat bernilai positif atau negatif apabila nilai mutlak tidak
diperhatikan, nilai negatif menunjukkan nilai aprokmasi lebih tinggi daripada nilai
acuan.

E. Galat Pemotongan
Galat pemotongan adalah kesalahan yang dihasilkan dari penggunaan suatu
aprokmasi (metode numerik) pengganti prosedur matematika (analitis) eksak.
Maksudnya yaitu ekspresi matematik yang lebih kompleks “diganti’ dengan formula
yang lebih sederhana.
Istilah pemotongan muncul karena banyak metode numerik yang diperoleh
dengan penghampiran fungsi menggunakan deret Taylor. Karena deret taylor
merupakan deret yang tak-berhingga maka untuk penghampiran tersebut deret taylor
dihentikan atau dipotong sampai suku orde tertentu saja. Penghentian suatu deret atau
runtunan langkah-langkah komputasi yang tidak berhingga menjadi runtunan langkah
yang berhingga itulah yang menimbulkan galat pemotongan.
Contohnya, hampiran fungsi cos(x) dengan bantuan deret taylor disekitar x = 0

Deret taylor fungsi cos(x) sebenarnya tidak berhingga , namun untuk


keperluan praktis deret tersebut dipotong sampai suku orde tertentu , misalnya sampai
suku orde n = 6 seperti contoh di atas.
DAFTAR RUJUKAN

Rikayanti. (2017). Metode Numerik. Pendidikan Matematika Unsika.


Munir, Rinaldi. (2021). Metode Numerik. Bandung: Informatika.

Anda mungkin juga menyukai