Anda di halaman 1dari 24

pengolahan

data analitik
sederhana
Kelompok 1
Ainayya Almira (210331626098)
Alda Septa Fuadiah (210331626053)
Alfian Wahyu Widagdo (210331626047)
Anik Kosimatul Hidayah (210331626015)
Anisah Rachmawati (210331626039)
Angka
Penting
Angka Penting adalah semua
angka yang diperoleh dari
hasil pengukuran, yang terdiri
atas angka pasti dan angka
taksiran.
Aturan Penulisan Angka Penting

a. Semua angka bukan nol adalah angka penting


Contoh: 141,5 m memiliki 4 angka penting
27,3 gr memiliki 3 angka penting

b. Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol termasuk angka penting.
Contoh: 340,41 kg memiliki 5 angka penting
5,007 m memiliki 4 angka penting

c. Semua angka nol di sebelah kanan angka bukan nol tanpa desimal tidak termasuk angka
penting, kecuali diberi tanda khusus garis mendatar atas atau bawah termasuk angka
penting
Contoh: 53000 kg memiliki 2 angka penting
53000 kg memiliki 5 angka penting
Aturan Penulisan Angka Penting

d. Semua angka nol di sebelah kiri angka bukan nol tidak termasuk angka penting.
Contoh: 0,00053 kg memiliki 2 angka penting
0,000703 kg memiliki 3 angka penting

e. Semua angka nol di belakang angka bukan nol yang terakhir tetapi dibelakang tanda
desimal adalah angka penting.
Contoh: 7,0500 m memiliki 5 angka penting
70,5000 m memiliki 6 angka penting

f. Untuk penulisan notasi ilmiah. Misalnya 2,5 x 10 3 , dimana 103 disebut orde. Sedangkan 2,5
merupakan mantis. Jumlah angka penting dilihat dari mantisnya dalam hal ini memiliki 2
angka penting.
Contoh lain 2,34 x 102 memiliki 3 angka penting
Pembulatan angka penting

Bila angka itu lebih besar daripada 5, Bila angka itu lebih kecil daripada 5,
maka angka terakhir yang maka angka terakhir yang
dipertahankan harus dinaikkan 1. dipertahankan tidak berubah.

Contoh: 34,46 dibulatkan menjadi 34,5 Contoh: 34,64 dibulatkan menjadi 34,6

Bila angka itu tepat 5, maka angka terakhir yang dipertahankan


harus dinaikkan 1 jika angka itu tadinya angka ganjil, dan tidak
berubah jika angka terakhir yang dipertahankan itu tadinya angka
genap

Contoh: 34,75 dibulatkan menjadi 34,8


34,65 dibulatkan menjadi 34,6
Operasi angka penting

Penjumlahan dan pengurangan dua Hasil perkalian atau pembagian


angka penting atau lebih akan mempunyai angka penting yang
menghasilkan angka penting yang sama dengan banyaknya angka
hanya memiliki satu angka taksiran penting dari faktor angka pentingnya
atau ragu. paling sedikit.
Pembulatan angka penting

Bilangan eksak adalah bilangan yang Hasil pengukuran yang dipangkatkan maka
pasti (tidak diragukan hasilnya adalah bilangan yang mempunyai
nilainya), diperoleh dengan membilang. angka periting sebanyak angka penting
bilangan yang dipangkatkan.

Contoh: 2,34 (3 angka penting) x 4 Contoh: (9,2)2 (2 angka penting) =


(eksak) = 9,36 à 9,36 (3 angka penting) 84,64 à 85 (2 angka penting)

Akar dari angka hasil pengukuran Contoh: (2 angka penting) = 8,660254 à


memiliki angka yang sama
8,7 ( 2 angka penting )
banyak dengan angka penting bilangan
yang ditarik akarnya.
Nilai (besaran) yang diperoleh dari hasil jumlah tiap data dibagi dengan
banyaknya data. Nilai rata-rata untuk sampel dinyatakan dengan x.
Rata-rata dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
Rerata
Akurasi (ketepatan)

● International Vocabulary of Basic and General Terms in Metrology (VIM) :


"closeness of the agreement between the result of a measurement and a true
value”
"Kedekatan kesepakatan antara hasil pengukuran dan nilai sebenarnya”
● Akurasi merupakan konsep kualitatif dan nilai yang sebenarnya tidak dapat
ditentukan, namun perkiraan kesalahan (perbedaan antara hasil yang diukur dan
nilai sebenarnya) dapat ditentukan.
Presisi (kecermatan)

● Istilah presisi digunakan untuk menggambarkan kesepakatan hasil dalam perhitungan.


● VIM menggunakan pernyataan “repeatability” dan “reproducibility” dari pada “presisi”.
● Repeatability merupakan kedekatan kesepakatan antara hasil pengukuran yang berurutan
dari besaran yang sama dan dilakukan di bawah kondisi pengukuran yang sama.
1. Kondisi ini disebut kondisi keterulangan.
2.Kondisi keterulangan meliputi prosedur pengukuran yang sama, pengamat yang sama,
instrumen pengukuran yang sama, digunakan dalam kondisi yang sama, lokasi yang
sama, dan pengulangan dalam waktu yang singkat.
● Reproducibility merupakan kedekatan kesepakatan antara hasil pengukuran besaran yang
sama dan yang dilakukan berdasarkan mengubah kondisi pengukuran.
1.Pernyataan reproducibility yang valid memerlukan spesifikasi kondisi yang diubah.
2.Perubahan kondisi dapat meliputi prinsip pengukuran, metode pengukuran, pengamat,
alat ukur, standar acuan, lokasi, kondisi sekering, dan waktu.
Problem solving
Problem solving
STANDAR DEVIASI

Standar Deviasi adalah ukuran seberapa tersebar angka. Dalam pengertian lain
dikatakan Standar Deviasi adalah Nilai akar kuadrat dari suatu varians,
dimana teknik ini digunakan untuk menilai rata-rata atau yang diharapkan.

Rumus Standar Deviasi Formula: Rumus Standar Deviasi Sampel:


CONTOH
PROBLEM SOLVING
Data yang diperoleh adalah 9, 2, 5, 4, 12, 7, 8, 11, 9, 3, 7, 4, 12, 5, 4, 10, 9, 6, 9, 4
Tentukan Standar Deviasinya!

Dalam rumus diatas, “mu” berarti Mean


CONTOH
PROBLEM SOLVING
Selanjutnya memasukkan rumus
CONTOH
PROBLEM SOLVING
Kemudian, mencari
CONTOH
PROBLEM SOLVING
Lalu,
CONTOH
PROBLEM SOLVING
Kita memiliki bahan sebanyak 20, namun yang diketahui hanya 6 sampel saja,
yaitu (9, 2, 5, 4, 12, 7). Hitung Standar Deviasinya!
CONTOH
PROBLEM SOLVING
Selanjutnya,
Propragation of error atau perambatan kesalahan
adalah efek pada fungsi oleh ketidakpastian
variabel.

Propragation of error
a. Penjumlahan dan Pengurangan
Dalam memperhitungkan kesalahan pada
penjumlahan danpengurangan menggunakan
kesalahan mutlak
Contoh :
b. Perkalian dan Pembagian
Contoh :
Dalam memperhitungkan kesalahan pada
perkalian dan pembagian menggunakan
kesalahan relatif.

Ex : x = (15 ± 2) cm x (9 ± 1)cm
Problem solving
1. Definisi Masalah :
Dalam propagation of error terjadi 2 kemungkinan kesalahan yaitu kesalahan mutlak dan kesalahan relatif. Kesalahan mutlak
adalah perbedaan antara nilai diharapkan oleh variabel dan nilai terukur oleh variabel Sedangkan kesalahan relatif yakni
perbandingan antara kesalahan absolut terhadap ukuran sesuatu yang diukur. Seperti saat pembacaan buret 50mL
berkemungkinan kesalahan pembacaan kurang lebih 0,02 mL
2. Identifikasi Masalah
Ketidakpastian pembacaan buret 50 mL
3. Solusi
● Mengkalibrasi buret dimana proses pengecekan dan pengaturan akurasi dari alat ukur dengan cara membandingkan dengan
standar / tolak ukur
4. Evaluasi
Kelebihan dari solusi tersebut :
a. menjamin hasil pengukuran, sehingga sesuai dengan standar yang berlaku
b. Menjamin alat ukur layak dipakai untuk mengukur suatu zat
Kekurangan dari solusi tersebut :
c. Melakukan pengkalibrasian pada saat percobaan dapat menyita (mengurangi) waktu praktikum.
d. Berkemungkinan pada saat melakukan kalibrasi terjadi kerusakan pada alat ukur
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai