Anda di halaman 1dari 6

Angka signifikan (atau angka penting) merupakan banyaknya digit yang diperhitungkan di

dalam suatu kuantitas yang diukur atau dihitung. Ketika angka signifikan digunakan, digit
terakhir dianggap tidak pasti. Ketidakpastian dari digit terakhir tergantung pada alat yang
digunakan dalam suatu pengukuran.

Latar belakang
Dalam suatu pengukuran dibutuhkan hasil pengukuran yang tepat dengan dilakukan
penghitungan secara kuantitatif. Akan tetapi,untuk memperoleh nilai yang tepat untuk kuantitas
yang tinggi adalah tidak mungkin, kecuali semua bilangan yang terlibat merupakan bilangan
bulat. Untuk mengurangi batas kesalahan dalam menentukan hasil pengukuran diperlukan angka
signifikan yang jelas. Untuk memperoleh angka signifikan yang lebih banyak dapat
menggunakan alat ukur yang memiliki ketepatan yang lebih tinggi. Seperti contoh, dalam
mengukur volume sejumlah cairan digunakan tabung volumetrik dengan skala yang memberikan
ketidakpastian sebesar 1 mL dalam pengukuran. Jika dalam pengukuran dihasilkan volume 6
mL, maka volume sebenarnya berada dalam rentang 5 mL hingga 7 mL. Jadi penulisannya
adalah (6±1). Dalam hal ini, hanya terdapat satu angka signifikan yaitu digit 6 dengan
ketidakpastian plus atau minus 1 mL. Untuk mendapatkan hasil pengukuran dengan ketepatan
yang lebih tinggi, bisa menggunakan tabung volumetrik yang memiliki skala yang lebih kecil,
agar hasil pengukuran volume hanya memberikan ketidakpastian sebesar 0.1. Jika hasil
pengukuran volume adalah 6.0 mL, maka dapat dinyatakan dengan kuantitas (6.0 ± 0.1) mL.
Sehingga dapat diperoleh hasil pengukuran sebenarnya berada di antara 5.9 mL dan 6.1 mL[1].

Aturan Angka Signifikan

Dalam penelitian ilmiah, untuk menuliskan jumlah angka signifikan harus ditulis secara hati-hati.
Untuk menuliskan angka signifikan dapat mengikuti aturan berikut:

1.Setiap angka yang tidak nol merupakan angka signifikan. Seperti 2304 dan 4,001 memiliki
angka signifikan berturut-turut tiga dan empat.

2.Angka-angka nol yang terletak di antara angka bukan nol merupakan angka signifikan. Seperti
2,008 memiliki empat angka signifikan.

3.Angka nol terakhir di sebelah kanan koma desimal merupakan angka signifikan. Seperti 10.070
memiliki lima angka signifikan.

4.Angka nol di sebelah kiri dari angka pertama bukan nol merupakan angka tak signifikan.
Seperti 0.00008 memiliki satu angka signifikan.

5.Nol yang terdapat di ujung dari deret angka dan disebelah kiri dari koma desimal dapat atau
tidak dapat menjadi angka signifikan.[2]

Beberapa aturan diatas dapat memberikan cara menentukan angka signifikan dalam perhitungan,
yaitu:
a.Dalam penambahan dan pengurangan, jawaban tidak boleh memiliki jumlah digit di kanan
koma desimal yang lebih banyak daripada bilangan-bilangan yang ditambahkan atau
dikurangkan.

b.Dalam perkalian dan pembagian,jumlah angka signifikan dari hasil kali atau hasil baginya yang
ditentukan oleh bilangan awal yang memiliki jumlah angka signifikan yang lebih sedikit.

c.Bilangan eksak yang diperoleh dari definisi atau lewat perhitungan dari banyaknya suatu benda
dapat dianggap memiliki jumlah angka signifikan yang tak berhingga.

Dalam membahas pengukuran dan angka signifikan, diperlukan membedakan antara ketepatan
dan ketelitian.Ketepatan menunjukkan pada seberapa dekat suatu hasil pengukuran dengan hasil
sesungguhnya dari kuantitas yang diukur.Sedangkan ketelitian menyatakan seberapa dekat dua
atau lebih hasil pengukuran dari kuantitas yang sama sesuai satu dengan yang lain[1].
 270.0090 memiliki 7 angka bena (yaitu 2, 7, 0, 0, 0, 9, 0)
 0.0090 memiliki 2 angka bena (yaitu 9, 0)
 1360, 1.360, 0.001360 semuanya memiliki 4 angka bena
Contoh lain:
 4.3123 X 10
1
memiliki 5 angka bena
 1.764 X 10
-1
memiliki 4 angka bena
 1.2 X 10
-6
memiliki 2 angka bena
 2.78300 X 10
2
memiliki 6 angka bena
 0.2700090 X 10
3
memiliki 7 angka bena
 9.0 X 10
-3
memiliki 2 angka bena
 13.60 X 10
2
, 0.1360 X 10
1
, 1.360 X 10
-3
memiliki 4 angka bena
 6.02 X 10
23
memiliki 24 angka bena (bilangan Avogadro)
 1.5 X 10
7
memiliki 8 angka bena (jarak bumi-matahari)
Komputer hanya menyimpan sejumlah tertentu angka bena. Bilangan riil yang jumlah angka
benanya melebihi jumlah angka bena komputer akan disimpan dalam sejumlah angka bena
komputer itu. Pengabaian angka bena sisanya itulah yang menimbulkan galat pembulatan.
Angka Bena, Pembulatan, dan Galat

Angka bena (significant figure) suatu bilangan c adalah sebarang angka yang diberikan oleh c,
kecuali untuk nol-nol di kiri angka tak nol pertama yang hanya bertindak untuk mencocokan posisi
titik (koma) desimal. Jadi angka tak nol dari c adalah angka bena dari c. Konsep angka bena atau digit
telah dikembangkan secara formal untuk menandakan keandalan suatu nilai numerik. Angka bena
adalah angka berarti, angka penting, atau angka yang dapat digunakan dengan pasti. Contoh 1.1 1. =
3,14154265. . . 22/7 = 3,1428571 . . . Dikatakan bahwa 22/7 sebagai hampiran terhadap mempunyai 3
angka bena.

Pengabaian angka bena sisanya itulah yang dinamakan galat pembulatan.

Kebanyakan komputer digital mempunyai dua cara untuk menyatakan bilangan, yaitu: 1) Sistem titik
kambang (floating point). Suatu bilangan dinyatakan dengan sejumlah tetap angka bena. Bilangan
titik kambang a ditulis sebagai a = m x b p

dimana: m = mantis (riil), b = basis sistem bilangan yang dipakai (2, 8, 10, 16, dan sebagainya) p =
pangkat (berupa bilangan bulat tak negatif)

2) Sistem titik tetap (fixed point). Suatu bilangan dinyatakan dengan sejumlah tetap posisi desimal di
ujung kanan. Sistem bilangan titik tetap tidak praktis dalam pekerjaan ilmiah karena keterbatasan
rentangnya.

Contoh 1.3: 62,358 ; 0,013 ; 1,000.

metode numerik - heri


 B. Angka Signifikansi (Bena) Dalam kehidupan sehari-hari angka signifikan (bena) dapat
dijumpai pada bidang teknik, bisnis, sains, komunikasi, ekonomi dan lainnya. Dalam bidang
ekonomi biasanya saat membeli suatu barang ditoko kemudian mendapatkan diskon untuk
menghitung harga yang harus dibayar biasanya penjual akan membulatkan harga setelah di
diskon, atau kalian sering lihat banyak barang yang dijual ditoko dengan harga Rp299.900 ketika
hendak membayarnya harganya akan dibulatkan menjadi Rp300.000. Dalam bidang teknik
informatika biasanya untuk coding sistem, atau membuat program, pada bidang ini biasanya
menggunakan mathlab untuk mempermudah perhitungan. Dalam bidang sains biasanya terdapat
pada matematika untuk diperlajari oleh siswa atau mahasiswa, pada fisika biasanya untuk satuan
ukur saat percobaan atau penelitian dan pada kimia atau farmasi untuk menimbang/meracik dosis
obat. Konsep angka bena (significant figure) atau angka signifikan berarti telah dikembangkan
secara formal untuk menandakan keandalan suatu nilai numerik. Angka bena adalah angka
bermakna, angka penting, atau angka yang dapat digunakan dengan pasti. Angka signifikan yang
digunakan sebagai batas minimal tingkat keyakinan, terletak pada akhir angka signifikan. 1.
Aturan Angka Bena a) Setiap angka yang bukan nol pada suatu bilangan adalah angka bena.
Contoh: Bilangan 43,9987 adalah bilangan yang terdiri dari 6 angka bena Bilangan 222,89379
adalah bilangan yang terdiri dari 8 angka bena b) Setiap angka nol yang terletak di antara angka-
angka bukan nol adalah angka bena.
 7. 5 Contoh: Bilangan 88000,60045 adalah bilangan yang terdiri dari 10 angka bena.
Bilangan 507,6003 adalah bilangan yang terdiri dari 7 angka bena. c) Angka nol yang terletak di
belakang angka bukan nol yang terakhir dan di belakang tanda desimal adalah angka bena.
Contoh: Bilangan 999,00000 adalah bilangan yang terdiri dari 8 angka bena. Bilangan 567,300
adalah bilangan yang terdiri dari 6 angka bena. d) Berdasarkan aturan 2 dan 3, maka: Bilangan
300,00990 adalah bilangan dengan 7 angka bena. Bilangan 0,000920 adalah bilangan dengan 3
angka bena Bilangan 0,050460 adalah bilangan dengan 5 angka bena. e) Angka nol yang terletak
di belakang angka bukan nol terakhir dan tanpa tanda desimal bukan merupakan angka bena
Contoh: Bilangan 95300000 adalah bilangan dengan 3 angka bena. Bilangan 600000 adalah
bilangan dengan 1 angka bena. f) Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang
pertama bukan merupakan angka bena Contoh: Bilangan 0,000001111 adalah bilangan dengan 4
angka bena. Bilangan 0,01234567 adalah bilangan dengan 7 angka bena. Bilangan 0,5 adalah
bilangan dengan 1 angka bena. g) Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol
yang terakhir, dan terletak di depan tanda desimal merupakan angka bena. Contoh: Bilangan
34000,0 adalah bilangan dengan 6 angka bena. Bilangan 7,0 adalah bilangan dengan 2 angka
bena.
 8. 6 h) Untuk menunjukkan jumlah angka bena, kita dapat memberi tanda pada angka yang
merupakan batas angka bena dengan garis bawah, garis atas, atau cetak tebal. Contoh: 87649
adalah bilangan yang mempunyai 5 angka signifikan 2317746 587 adalah bilangan yang
mempunyai 7 angka signifikan 67548 adalah bilangan yang mempunyai 4 angka signifikan
Perhatikanlah bahwa angka 0 bisa menjadi angka bena atau bukan. Misal pada bilangan
0,0001030600; 4 buah angka nol pertama bukan angka bena, sedangkan 0 yang terakhir adalah
angka bena. Pengukuran dilakukan sampai ketelitian 7 digit. 2. Penulisan Angka Bena Jumlah
angka bena akan terlihat dengan pasti bila bilangan ditulis dalam notaasi ilmiah (scientific
notation). Bentuk umum notasi ilmiah adalah x × 10n , dengan x adalah bilangan riil yang
memenuhi 1 ≤ |x| < 10 dan n adalah bilangan bulat. Berdasarkan aturan penulisan notasi ilmiah,
maka bilangan 0,7 × 103 ; 12 × 107 ; dan bilangan –23,4 × 107 tidak termasuk notasi ilmiah
karena nilai a tidak memenuhi 1 ≤ |x| < 10. Contoh: Bilangan 151000000 jika ditulis dalam
notasi ilmiah menjadi 1,51×108 Bilangan 0,0000234 jika ditulis dalam notasi ilmiah menjadi
2,34×10-5 Bilangan – 0,098 jika ditulis dalam notasi ilmiah menjadi –9.8×10-2 3. Aturan
Pembulatan Pembulatan suatu bilangan berarti menyimpan angka bena dan membuang bukan
angka bena dengan mengikuti aturan-aturan berikut: a) Tandai bilangan yang termasuk angka
signifikan dan angka tidak signifikan.
 9. 7 Contoh: Empat angka bena dari bilangan 16,7321 adalah 16,73 (angka 21 bukan angka
bena) b) Jika digit pertama dari bukan angka bena lebih besar dari 5, maka digit terakhir dari
angka bena ditambah 1. Selanjutnya buang bukan angka bena. Contoh: Jika bilangan 52,1872
dibulatkan menjadi empat angka signifikan, maka ditulis menjadi 52,19 c) Jika digit pertama dari
bukan angka bena lebih kecil dari 5, maka buang bukan angka bena. Contoh: Jika bilangan
52,18729 dibulatkan menjadi lima angka signifikan, maka ditulis menjadi 52,187 d) Jika digit
pertama dari bilangan bukan angka bena sama dengan 5, maka: i. Jika digit terakhir dari angka
signifikan ganjil, maka digit terakhir angka signifikan ditambah 1. Selanjutnya buang angka
tidak signifikan. Contoh: Jika bilangan 67,4512 dibulatkan menjadi tiga angka bena, maka ditulis
menjadi 67,5 ii. Jika digit terakhir dari angka bena merupakan bilangan genap genap, maka
buang bukan angka bena. Contoh: Jika bilangan 79,859 dibulatkan menjadi tiga angka bena,
maka ditulis menjadi 79,8 4. Aturan-aturan Operasi Aritmatika Angka Bena a) Penjumlahan dan
Pengurangan Hasil penjumlahan atau pengurangan hanya boleh mempunyai angka dibelakang
koma sebanyak angka di belakang
 10. 8 koma yang paling sedikit pada bilanganbilangan yang dilakukan operasi penjumlahan
atau penguranga. Contoh: 1,557 + 0,04381 = 1,60081 (dibulatkan menjadi 1,601) 432,005 +
25,50 = 467,505 (dibulatkan menjadi 467,50) 314,5243 + 15,576 + 4,25 = 334,3503 (dibulatkan
menjadi 334,35) 114,6 – 2,54 = 112,06 (dibulatkan menjadi 112,1) 3,1 – 1,135 = 1,965
(dibulatkan menjadi 2,0) b) Perkalian dan Pembagian Hasil perkalian atau pembagian hanya
boleh mempunyai angka bena sebanyak bilangan dengan angka bena paling sedikit. Contoh: 1,2
× 2,11 = 2,532 (ditulis menjadi 2,5) 0,05 × 2,5 = 0,125 (ditulis menjadi 1,3×10-1 ) 84,22 ÷ 2,1 =
40,1048 (ditulis menjadi 4,0 × 101 ) 3,43 ÷ 7,0 = 0,49 (ditulis menjadi 4,9 × 10-1 ) c) Kombinasi
Perkalian dan/atau pembagian dengan Penjumlahan dan/atau Pengurangan Jika terjadi kombinasi
operasi aritmatika seperti: Perkalian ± Perkalian Perkalian ± Pembagian Pembagian ± Perkalian
Pembagian ± Pembagian Penjumlahan ± Penjumlahan Penjumlahan ± Pengurangan Pengurangan ±
Penjumlahan Pengurangan ± Pengurangan

Anda mungkin juga menyukai