Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH METODE NEWTON RAPHSON

Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Metode Numerik

Disusun oleh:
ABD RASID
HERIYAN

Program Studi S1 Teknik Mesin


Universitas Asahan
2021
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karuniaNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah Metode Newton
Raphson dan Metode Secant dengan harapan dapat bermanfaat dalam menambah
ilmu dan wawasan kita.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Metode
Numerik. Dalam membuat Makalah ini, dengan keterbatasan ilmu pengetahuan
yang kami miliki, kami berusaha mencari sumber data dari berbagai sumber
informasi, terutama dari media internet dan media cetak. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah ikut serta membantu
dalam pembuatan Makalah ini dan beberapa sumber yang kami pakai sebagai data
dan acuan.
Dalam penulisan Makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan -
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Tidak semua bahasan dapat
dideskripsikan dengan sempurna dalam Makalah ini. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
Makalah ini.
Akhirnya kami selaku penyusun berharap semoga Makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi seluruh pembaca.

Kisaran, 16 Desember 2021

Penulis

ii
Daftar Isi
Kata Pengantar......................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................2

C. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................4

A. Metode Numerik.........................................................................................4

B. Angka Bena..................................................................................................5

C. Deret Taylor dan Maclaurin......................................................................9

D. Galat (Error).............................................................................................13

E. Persamaan Non Linier..............................................................................15

F. Metode Tertutup.......................................................................................16

G. Metode Terbuka....................................................................................18

BAB III PEMBAHASAN....................................................................................19

A. Metode Newton Raphson..........................................................................19

B. Metode Secant...........................................................................................22

BAB IV STUDI KASUS.......................................................................................28

BAB V KESIMPULAN........................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................33

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam permasalahan non linear, terutama permasalahan yang
mempunyai hubungan fungsi eksponensial dalam pembentukan polanya dapat
dianalisis secara eksperimental atau secara teoritis. Sala satu bagian dari
analisa teoritis adalah dengan melakukan komputasi dengan metode numerik.
Metode numerik dalam komputasi akan sagat membantu dalam
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang rumit diselesaikan secara
aritmetika. Metode numerik akan sangat membantu setiap penyelesaian
permasalahan apabila secara matematis dapat dibentuk suatu polahubungan
antar variabel/parameter.
Metode numerik digunakan karena model matematika yang sering
muncul adakalanya tidak dapat diselesaikan dengan metode analitik. Seperti
halnya untuk menentukan solusi dari persamaan (akar persamaan) yang
berbentuk f(x) = 0. Sebuah bilangan dianggap akar dari sebuah persamaan
jika seandainya bilangan tersebut dimasukkan ke dalam persamaan, maka
nilai persamaan itu akan sama dengan nol atau bisa dikatakan akar sebuah
persamaan f(x) = 0 adalah nilai-nilai x yang menyebabkan nilai f(x) sama
dengan nol. Persamaan yang bentuknya sederhana seperti persamaan linier
dan persamaan kuadrat dapat dengan mudah diselesaikan secara analitik.
Sehingga jika suatu persoalan sudah sangat sulit atau tidak dapat
menggunakan metode analitik, dapat digunakan metode numerik. Metode
numerik ini disajikan dalam bentuk algoritma-algoritma yang dapat dihitung
secara cepat dan mudah. Pendekatan yang digunakan dalam metode numerik
merupakan pendekatan analisis matematis, dengan tambahan grafis dan teknik
perhitungan yang mudah.
Ada 2 pendekatan yang dapat digunakan pada penyelesaian persamaan
non linier yaitu dengan metode tertutup dan metode terbuka. Metode tertutup
(Bracketing Method) adalah metode yang hanya membutuhkan 2 tebakan

1
awal untuk mengira-ngira akar dari sebuah persamaan. Sebuah fungsi sesuai
jenisnya akan berubah disekitar harga suatu akar. Akar sebenarnya dari
persamaan tersebut nantinya akan berada di antara 2 angka yang telah ditebak
tersebut. Sementara itu metode terbuka adalah metode yang tidak
memerlukan batas bawah dan batas atas pada perkiraan nilai awal. Karena hal
itu, bila tebakan awal tepat, maka hasilnya akan mendekati akar yang
sesungguhnya dengan kecepatan lebih cepat dari metode biseksi. Metode
yang akan dibahas pada makalah ini adalah metode terbuka yaitu metode
Newton Raphson dan metode Secant.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang akan dibahas dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apa pengertian metode numerik?
2. Apa pengertian metode Newton Raphson?
3. Bagaimana algoritma dan penyelesaian metode Newton Raphson?
4. Apa pengertian metode Secant?
5. Bagaiaman algoritma dan penyelesaian metode Secant?
6. Bagaimana contoh soal dan penyelesaian dengan menggunakan metode
metode Newton Raphson?
7. Bagaimana contoh soal dan penyelesaian dengan menggunakan metode
Secant?
8. Bagaimana aplikasi metode Newton Raphson dalam kehidupan sehari-
hari?
9. Bagaimana aplikasi metode Secant dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui pengertian metode numerik
2. Dapat mengetahui pengertian metode Newton Raphson

2
3. Dapat mengetahui dan memahami algoritma dan penyelesaian metode
Newton Raphson.
4. Dapat mengetahui pengertian metode Secant.
5. Dapat mengetahui dan memahami algoritma dan penyelesaian metode
Secant.
6. Dapat mengetahui contoh soal dan penyelesaian dengan menggunakan
metode metode Newton Raphson.
7. Dapat mengetahui contoh soal dan penyelesaian dengan menggunakan
metode metode Secant.
8. Dapat mengetahui aplikasi metode Newton Raphson dalam kehidupan
sehari-hari.
9. Dapat mengetahui aplikasi metode Secant dalam kehidupan sehari-hari.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Numerik
Metode numerik adalah teknik untuk menyelesaikan
permasalahanpermasalahan yang diformulasikan secara matematis dengan
menggunakan operasi hitungan (arithmatic) yaitu operasi tambah, kurang,
kali, dan bagi. Terdapat banyak jenis metode numerik, namun pada dasarnya,
masing masing metode tersebut memiliki karakteristik umum, yaitu selalu
mencakup sejumlah kalkulasi aritmetika. Solusi dari metode numerik selalu
berbentuk angka dan menghasilkan solusi hampiran. Hampiran, pendekatan,
atau aproksimasi (approximation) didefinisikan sebagai nilai yang mendekati
solusi sebenarnya atau sejati (exact solution). Sedangkan galat atau kesalahan
(error) didefinisikan sebagai selisih nilai sejati dengan nilai hampiran.
Metode numerik dapat menyelesaikan permasalahan matematis yang
sering nonlinier yang sulit diselesaikan dengan metode analitik. Metode
analitik disebut juga metode sejati karena memberi solusi sejati (exact
solution) atau solusi yang sesungguhnya, yaitu solusi yang memiliki galat
(error) sama dengan nol. Jika terdapat penyelesaian secara analitik, mungkin
proses penyelesaiannya sangat rumit, sehingga tidak effisien. Contohnya:
menentukan akar-akar polynomial. Jadi, jika suatu persoalan sudah sangat
sulit atau tidak mungkin digunakan dengan metode analitik maka kita dapat
menggunakan metode numerik sebagai alternatif penyelesaian persoalan
tersebut.
Metode numerik ini disajikan dalam bentuk algoritma-algoritma yang
dapat dihitung secara cepat dan mudah. Pendekatan yang digunakan dalam
metode numerik merupakan pendekatan analisis matematis, dengan tambahan
grafis dan teknik perhitungan yang mudah. Algoritma pada metode numerik
adalah algoritma pendekatan maka dalam algoritma tersebut akan muncul
istilah iterasi yaitu pengulangan proses perhitungan. Dengan metode

4
pendekatan, tentunya setiap nilai hasil perhitungan akan mempunyai nilai
error (nilai kesalahan).
Penggunaan metode numerik biasanya digunakan untuk
menyelesaikan persoalan matematis yang penyelesaiannya sulit didapatkan
dengan menggunakan metode analitik, yaitu:
1. Menyelesaikan persamaan non linear
2. Menyelesaikan persamaan simultan
3. Menyelesaikan differensial dan integral
4. Menyelesaikan persamaan differensial
5. Interpolasi dan Regresi
6. Masalah multivariabel untuk menentukan nilai optimal yang tak bersyarat
Keuntungan penggunaan Metode Numerik:
1. Solusi persoalan selalu dapat diperoleh
2. Dengan bantuan komputer, perhitungan menjadi cepat dan hasilnya dapat
dibuat sedekat mungkin dengan nilai sesungguhnya
Kekurangan penggunaan Metode Numerik:
1. Nilai yang diperoleh adalah hampiran(pendekatan)
2. Tanpa bantuan alat hitung (komputer), perhitungan umumnya lama dan
berulang-ulang.

B. Angka Bena
1. Pengertian Angka Bena
Dalam kehidupan sehari-hari angka signifikan (bena) dapat dijumpai
pada bidang teknik, bisnis, sains, komunikasi, ekonomi dan lainnya.
Dalam bidang teknik informatika biasanya untuk coding sistem, atau
membuat program, pada bidang ini biasanya menggunakan mathlab untuk
mempermudah perhitungan. Dalam bidang sains biasanya terdapat pada
matematika untuk diperlajari oleh siswa atau mahasiswa, pada fisika
biasanya untuk satuan ukur saat percobaan atau penelitian dan pada kimia
atau farmasi untuk menimbang/meracik dosis obat.

5
Konsep angka bena (significant figure) atau angka bermakna telah
dikembangkan secara formal untuk menandakan keandalan suatu nilai
numerik. Angka bena adalah angka bermakna, angka penting, atau angka
yang dapat digunakan dengan pasti. Angka bena terdiri dari angka pasti
dan angka taksiran. Angka taksiran terletak pada akhir angka signifikan.
Ketika melakukan pengukuran atau perhitungan, kita harus
menghindar dari keinginan untuk menulis lebih banyak digit pada jawaban
terakhir dari jumlah digit yang diperbolehkan. Suatu indikasi bagi
ketepatan pengukuran yang diperoleh dari banyaknya angka-angka
penting. Angka-angka penting tersebut memberikan informasi yang aktual
(nyata) mengenai ketelitian pengukuran. Makin banyak angka-angka
penting, ketepatan pengukuran menjadi lebih besar.
Sebagai contoh, jari-jari bumi adalah 695000000 m. Jari-jari ini
sebenarnya tidak tepat, karena telah dibulatkan ke jutaan meter terdekat.
Maka jari-jari tersebut hanya memiliki 3 angka bena, angka nol di akhir
bukan merupakan angka penting. Angka nol bisa menjadi angka bena, jika
memenuhi aturan-aturan tentang angka bena.
2. Aturan-aturan tentang Angka Bena
a. Setiap angka yang bukan nol pada suatu bilangan adalah angka bena.
Contoh:
14569 memiliki 5 angka bena.
2546 memiliki 4 angka bena.
b. Setiap angka nol yang terletak diantara angka-angka bukan nol adalah
angka bena.
Contoh:
406 memiliki 3 angka bena.
5000,1003 memiliki 9 angka bena.
280,0050 memiliki 7 angka bena.
c. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan
di belakang tanda desimal adalah angka bena.
Contoh:

6
23,50000 memiliki 7 angka bena
278,900 memiliki 6 angka bena
d. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan
tanpa tanda desimal bukan merupakan angka bena.
Contoh:
38000000 memiliki 2 angka bena.
e. Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang pertama
bukan merupakan angka bena. Contoh:
0,0090 memiliki 2 angka bena
0,0000000000000012 memiliki 2 angka bena
f. Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang
terakhir, dan terletak di depan tanda desimal merupakan angka bena.
Contoh:
800,0 memiliki 4 angka bena.
Komputer hanya menyimpan sejumlah tertentu angka bena. Bilangan
riil yang jumlah angka benanya melebihi jumlah angka bena komputer
akan disimpan dalam sejumlah angka bena komputer itu. Pengabaian
angka bena sisanya itulah yang menimbulkan galat pembulatan.
3. Penulisan angka bena dalam notasi ilmiah
Jika beberapa angka 0 dipakai di bagian ekor suatu bilangan, tidak
jelas berapa banyaknya 0 itu yang signifikan. Misal: 45,300 dapat
memiliki 3, 4, atau 5 buah digit signifikan tergantung apakah harga 0 itu
telah diketahui dengan pasti. Ketidakpastian itu dapat diselesaikan dengan
memakai notasi ilmiah. Misalnya tetapan dalam kimia dan fisika atau
ukuran jarak dalam astronomi.
Contoh:
a. 4,3123 × 10 memiliki 5 angka signifikan
b. 1,2 × 10-6 memiliki 2 angka signifikan

7
4. Aturan Pembulatan
Pembulatan suatu bilangan berarti menyimpan angka bena dan
membuang yang bukan merupakan angka bena dengan mengikuti
aturanaturan berikut:
a. Tandai bilangan yang termasuk angka signifikan dan angka tidak
signifikan.
Contoh:
Empat angka bena dari bilangan 16,7321 adalah 16,73 (angka bena)
dan 21 (bukan angka bena).
b. Jika digit pertama dari bukan angka bena lebih besar dari 5, maka digit
terakhir dari angka bena ditambah 1. Selanjutnya buang bukan angka
bena.
Contoh:
Jika bilangan 23,472 dibulatkan menjadi tiga angka signifikan, maka
ditulis menjadi 23,5.
c. Jika digit pertama dari bukan angka bena lebih kecil dari 5, maka
buang bukan angka bena.
Contoh:
Jika bilangan 23,674 dibulatkan menjadi empat angka signifikan, maka
ditulis menjadi 23,67
d. Jika digit pertama dari bilangan bukan angka bena sama dengan 5,
maka:
- Jika digit terakhir dari angka signifikan ganjil, maka digit terakhir
angka signifikan ditambah 1. Selanjutnya buang angka tidak
signifikan.
Contoh:
Jika bilangan 37,759 dibulatkan menjadi tiga angka bena, maka
ditulis menjadi 37,8
- Jika digit terakhir dari angka bena merupakan bilangan genap genap,
maka buang bukan angka bena.
Contoh:

8
Jika bilangan 79,859 dibulatkan menjadi tiga angka bena, maka
ditulis menjadi 79,8.
5. Operasi Angka Penting
Dalam operasi perhitungan dengan menggunakan angka penting ada
suatu aturan umum yang harus diikuti. a. Penjumlahan dan Pengurangan
Hasil dari penjumlahan atau pengurangan bilangan hanya boleh
mempunyai angka dibelakang koma sebanyak angka di belakang koma
yang paling sedikit pada bilangan-bilangan yang dilakukan operasi
penjumlahan atau penguranga.
Contoh:
2,34 + 0,345 = 2,685 (dibulatkan menjadi 2,68)
34,31 + 2,165 = 36,475 (dibulatkan menjadi 36,48)
b. Perkalian dan Pembagian
Hasil perkalian atau pembagian hanya boleh mempunyai angka
bena sebanyak bilangan dengan angka bena paling sedikit.
Contoh:
(32,1 × 1,234) ÷ 1,2 = 33,0095
Bilangan yang mempunyai angka signifikan paling sedikit adalah 1,2
(2 angka signifikan).
Jadi hasil perkalian dan pembagian di atas dibulatkan menjadi 33 (2
angka signifikan).
c. Kombinasi perkalian dan atau pembagian dengan penjumlahan dan
atau pengurangan.
Jika terdapat kombinasi operasi angka penting, maka hasil operasi
di dalam kurung harus dibulatkan terlebih dahulu sebelum melakukan
operasi selanjutnya.
Penerapan angka penting dalam kehidupan sehari-hari salah satunya
ketika seseorang melakukan pengukuran seperti mengukur tinggi badan,
mengukur celana, spedometer, dan lain-lain. Dalam pengukuran tersebut
tidak pasti tepat sehingga angka penting berperan dalam pengukuran agar
ketepatan pengukuran menjadi lebih besar.

9
C. Deret Taylor dan Maclaurin
1. Deret Taylor
Pada bidang teknik elektro lebih tepatnya teknik kendali (salah
satu spesialisasi di teknik elektro) biasanya menggunakan deret taylor
untuk mengendalikan gerak pesawat dengan menggunakan perhitungan
persamaan matematis. Persamaan matematis ini biasanya berupa
persamaan nonlinear, karena unutk mengolah persamaan nonlinear itu
sangat sulit, jadi persamaan tersebut dilinearisasikan dengan
menggunakan deret taylor.
Dalam matematika, Deret Taylor adalah representasi fungsi
matematika sebagai jumlah tak hingga dari suku-suku yang nilainya
dihitung dari turunan fungsi tesebut di satu titik. Deret ini dapat
dianggap sebagai limit polimial Taylor. Deret Taylor merupakan dasar
untuk menyelesaikan masalah dalam metode numerik, terutama
penyelesaian persamaan diferensial. Deret Taylor secara umum berarti
deret pangkat (x-a) , dengan a adalah konstanta.
Suatu fungsi yang terdifferensial sampai orde n di x = a, jika
diberikan fungsi f . Fungsi f tersebut dapat dinyatakan oleh suatu deret
pangkat dalam x-a.

Rumus Taylor
Misalkan f fungsi yang turunan ke ( n+1 ) , f ( n+1 )(x ) ada untuk
masing-masing x dalam interval terbuka I yang mengandung a . Maka
untuk masing-masing x dalam I
f (a) } over {2! } {(x−a) } ^ {2 } +…+ {f (a)
f ( x )=f ( a ) + f ' ( a )( x − a ) + ( x − a)n
n!
bentuk yang dikenal diatas dikenal dengan bentuk polinomial taylor.
Fungsi yang dapat diperderetkan dalam bentuk polinomial taylor,
dinamakan deret Taylor.
Contoh:

10
π
Tentukan ekspansi Taylor orde 5 f ( x )=cos x , a=
6
Jawab:
π
a= =30 °
6
f ( x )=cos x
f ( a )=cos a
1
f ( a )=f (30 )=cos 30 °= √3
2
' ' 1
f ( a )=f ( 30 )=− sin 30° =¿ − ¿
2
1
2 2
f ( a )=f ( 30 ) =−cos 30 °=− √3
2
3 3 1
f ( a )=f ( 30 )=sin 30 °=
2
1
f 4 ( a ) =f 4 ( 30 ) c 0 s 30 °= √3
2
5 5 1
f ( a )=f ( 30 )=−sin 30 °=−
2
Subtitusi a=30
f ' (a)
f ( x )=f ( a ) + f ' ( a )( x − a ) +1 ( x − a ) +2 f (a) } over {3! } left (x−a right ) +3 {{f } ^ {4 } l
2!
1 1 2 2 2 2
cos x= √3 ( x −30 ) − ( x −30 )2 + ( x − 30 )3 + ( x −30 )4 − ( x − 30 )5
2 2 2! 3! 4! 5!

1
¿ 3
2
1(
2 √ 1 2 1 3 1 4
x − 30 ) − ( x −30 ) + ( x − 30 ) + ( x −30 ) −
4 12 48
1
240
( x − 30)
5

Bentuk pengaplikasian Deret Taylor adalah untuk penghitungan


metode numerik, digunakan untuk sistem kendali, membuat persamaan
matematis suatu sistem/ proses,perhitungan analisis matematika,
terdapat dalam kombinatorika dengan nama fungsi pembangkit.

2. Deret Maclaurin

11
Dalam kasus a=0, polinom Taylor orde − n dapat disederhanakan
yang disebut dengan polinom Maclaurin orde − n. Dengan demikian
polinom Maclaurin orde − n diberikan oleh rumus,
f 2 (0) 2 f n ( 0) n
f ( x )=f ( 0 ) + f ' ( 0 ) x+ x + …+ x
2! n!
Beberapa deret Maclaurin yang penting adalah sebagai berikut:

1
1. =1+ x + x 2+ x 3 + x 4 + …
1− x
2 3 4 5
x x x x
2. ln ( x +1 )=x − + − + … −1 ≤ x ≤ 1
2 3 4 5

x 3 x 5 x7 x 9
3. tan −1 x =x − + − + …
3 5 7 9
2 3 4
x x x
4. e x =1+ x + + + …
2! 3 ! 4 !
3 5 7 9
X X X X
5. sin X =X − + − +
3 ! 5 ! 7 ! 9!

X2 X 4 X6 X8
6. cos X=1 − + − + …
2! 4 ! 6 ! 8 !

x 3 x5 x 7 x9
7. cos ec x=x + + − + …
3! 5! 7! 9!
2 4 6 8
x x x x
8. Sec x=1+ + + + +…
2! 4 ! 6 ! 8 !

Contoh:
Dengan menggunakan rumus Maclaurin, tentukanlah polinom orde 5 dari
1
5
f ( x )=(1+5)
Jawab:
5
2
f ( x )=(1+ x)
5
f ( a )=(1+ a) 2

12
5 5
f ( a )=(1+ a) 2 =(1+ 0) 2 =1
3
' 5 5
f ( a )= (1+ a) 2 =
2 2
1
15 15
f 2 ( a )= (1+ a)2 =
4 4
1
3 15 − 15
f ( a )= ( 1+ a) 2 =
8 8
3
4 15 − 15
f ( a ) =− ( 1+a ) 2 =−
16 16
5
5 45 − 45
f (a)= (1+a) 2 =
32 32
Maka deret Macluarinnya adalah
5
5 15 2 15 3 15 4 45 5
(1+ x) 2 =1+ x + x + x − x + x
2 4.2 ! 8.3! 6.4 ! 32.5 !

D. Galat (Error)
1. Analisis Galat
Metode numerik merupakan suatu metode pendekatan
(approximation) dari solusi sejati, dan berdasarkan hal tersebut terdapat
besarnya angka kesalahan (eror)yang dihasilkan oleh perhitungan
numerik. Kesalahan ini lebih sering diakibatkan baik karena pemotongan
suku atau pembulatan nilai (Rinaldi, 2008).
Menganalisis galat sangat penting di dalam perhitungan yang
menggunakan metode numerik. Galat berasosiasi dengan seberapa dekat
solusi hampiran terhadap solusi sejatinya. Semakin kecil galatnya,
semakin teliti solusi numerik yang didapatkan. Kita harus memahami dua
hal:
a) Bagaimana menghitung galat.
b) Bagaimana galat timbul.
Misalkan â adalah nilai hampiran trhadap nilai sejati a , maka
selisih

13
ε =a − â
disebut galat. Sebagai contoh, jika â = 10,5 adalah nilai hampiran dari a =
10,45 , maka galatnya adalah ɛ = -0,01. Jika tanda galat (positif atau
negatif) tidak dipertimbangkan, maka galat mutlak dapat didefinisikan
sebagai:
|ε|=|a −â|
Ukuran galat ɛ kurang bermakna sebab tidak menceritakan
seberapa besar galat itu dibandingkan dengan nilai sejatinya.
Contoh:
Seorang anak melaporkan panjang sebatang kawat 99 cm, padahal
panjang sebenarnya 100 cm. Galatnya adalah 100 – 99 = 1 cm. Anak yang
lain melaporkan panjang sebatang pensil 9 cm, padahal panjang
sebenarnya 10 cm, sehingga galatnya juga 1 cm. Kedua galat sama-sama
bernilai 1cm, namun galat 1 cm pada pengukuran panjang pensil lebih
berarti daripada galat 1 cm pada pengukuran panjang kawat. Jika tidak ada
informasi mengenai panjang sesungguhnya, kita mungkin menganggap
kedua galat tersebut sama saja. Untuk mengatasi interpretasi nilai galat ini,
maka galat harus dinormalkan terhadap nilai sejatinya. Gagasan ini
melahirkan apa yang dinamakan galat relatif.
Galat relatif didefinisikan sebagai
ε
ε R=
a
atau dalam persentase
ε
ε R = ×100 %
a
Karena galat dinormalkan terhadap nilai sejati, maka galat relatif
tersebut dinamakan juga galat relatif sejati. Dengan demikian, pengukuran
panjang kawat mempunyai galat relatif sejati = 1/100 = 0.01, sedangkan
pengukuran panjang pensil mempunyai galat relatif sejati = 1/10 = 0.1.
2. Jenis-jenis Galat

14
Faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan pada metode numerik
antara lain:
a) Kesalahan karena bawaan data (Inherent error)
Kesalahan bawaan data merupakan kesalahan dari nilai data.
Misal kekeliruan dalam menyalin data, salah membaca skala atau
kesalahan karena kurangnya pengertian mengenai hukum-hukum fisik
dari data yang diukur.
b) Kesalahan karena pembulatan (round-off error)
Kesalahan karena pembulatan round-off error terjadi karena
tidak kita memperhitungkan beberapa angka terakhir dari suatu
bilangan; artinya solusi hampiran digunakan untuk menggantikan
solusi sejati eksak.
Contoh:
Tulis bilangan berikut menjadi tiga angka bena.
8632574 dapat dibulatkan menjadi 8630000
3,1415926 dapat dibulatkan menjadi 3,14
c) Kesalahan karena pemotongan (truncation error)
Kesalahan pemotongan terjadi karena adanya proses komputasi
tak berhingga diganti dengan proses berhingga. Misal pada deret
Taylor atau MaClaurin.
Contoh:
Terdapat tugas untuk mengukur panjang sebuah jembatan dan sbeuah
aku keliling. Didapat hatga 9.999 dan 9 cm. Jika harga sebenarnya adalah
10.000 dan 10 cm, maka hitunglah:
a) error,
b) error relatif persen untuk setiap kasus!
Jawab:

a) Untuk jembatan ε =10.000 −9.999=1 cm


Untuk paku keliling ε =10 −9=1 cm

1
b) Untuk Jembatan ε R = ×100 %=0,01 %
1000

15
1
Untuk paku keliling ε R = ×100 %=10 %
10
Jadi,walaupun sama-sama error 1 cm, tapi pengukuran dikatakan lebih
baik untuk jembatan.

E. Persamaan Non Linier


Penyelesaian persamaan linier mx+ c=0 dimana m dan c adalah
c
konstanta, dapat dihitung dengan mx+ c=0 → x =− . Penyelesaian
m
persamaan kuadrat ax 2 +bc +c=0 . Dapat dihitung dengan menggunakan
− B ± √ b − 4 ac
2
rumus ABC . X 12=
2a
Beberapa persamaan polynomial dapat diselesaikan dengan
menggunakan teorema sisa. Sehingga tidak memerlukan metode numerik
dalam menyelesaikannya, karena metode analitik dapat dilakukan. Tetapi
bagaimana cara menyelesaikan persamaan yang mengandung unsur bilangan
natural untuk menyelesaikan persamaan non linear merupakan metode
pencarian akar secara berulang-ulang. Penyelesaian persamaan non linear
adalah dengan metode tertutup dan terbuka.

F. Metode Tertutup
Metode tertutup (Bracketing Method) adalah metode yang hanya
membutuhkan 2 tebakan awal untuk mengira-ngira akar dari sebuah
persamaan. Sebuah fungsi sesuai jenisnya akan berubah disekitar harga suatu
akar. Akar sebenarnya dari persamaan tersebut nantinya akan berada di antara
2 angka yang telah ditebak tersebut.
1. Metode Biseksi
Metode bagi dua (Bisection) disebut juga pemotongan biner (binary
chopping), metode pembagian dua (interval halving). Prinsip metode bagi
dua adalah mengurung akar fungsi pada interval [a,b]. Selanjutnya interval
tersebut terus menerus dibagi dua hingga sekecil mungkin, sehingga nilai

16
hampiran yang dicari dapat ditentukan dengan tingkat akurasi tertentu.
Menentuka selang [a,b] sehingga f (a) . f (b) < 0.
Algoritma Metode Biseksi:

a) fungsi f ( x) yang akan dicari akarnya

b) Taksir batas bawah (a) dan batas atas (b) dengan syarat f ( a ) . f (b) ¿

c) Tentukan toleransi ε

ln |b − a|− ln|ε|
d) Iterasi maksimum r :r >
ln ⁡( 2)

e) Hitung f ( a ) dan f (b)

f) Jika f ( a ) . f (b)>0 maka proses dihentikan karena tidak ada akar, bila
tidak dilanjutkan.

a+ b
g) Hitung nilai hampiran akar dengan rumus, c=
2

h) Hitung f (c )

i) Jika f ( a ) . f (c )< 0, maka b=c . Lanjutkan ke langkah 4

j) Jika f ( a ) . f (c )> 0, maka a=c . Lanjutkan ke langkah 4

k) Jika f ( a ) . f ( c )=0 , maka akar=c . Stop

l) Lebar selang b − c . Jika |b − c|≤ ε maka proses dihentikan dan


didapatkan akar x=c dan bila tidak ulangi lankah 7

2. Metode Regula Falsi


Metode Regula Falsi disebut juga metode Interpolasi Linier atau
metode Posisi Salah adalah metode yang digunakan untuk mencari akar-
akar persamaan non linier melalui proses iterasi. Metode regula falsi
merupakan metode pencarian akar persamaan dengan memanfaatkan
kemiringan dan selisih tinggi dari dua titik batas range.
Algoritma metode regulasi falsi:

17
a. Definisikan fungsi f ( x )
b. Tentukan batas bawah ( a )dan batas atas f ( b )
c. Tentukan toleransi error ¿) dan iterasi maksimum ( n )
d. Tentukan nilai fungsi f ( a ) dan f ( b )
e. Untuk iterasi I =1 s/d n
f ( b ) ( b −a )
x=b −
(f ( b ) − f ( a ) )
 Hitunf nilai f ( x)

 Hitung error =|f ( x)|

 Jika f ( a ) . f (x) ≤ 0 maka a=c jika tidak b=c

 Jika |f ( x)|≤ ε , tentukan Iterasi


f. Akar persamaan adalah x

G. Metode Terbuka
Metode terbuka adalah metode yang menggnakan satu, atau dua
tebakan awal yang tidak perlu menggunakan akar, metode ini tidak
memerlukan batas atas dan batas bawah pada perkiraan nila awal. Metode
terbuka terdiri dari beberapa jenis, yaitu metode Iterasi Titip Tetap, metode
Newton-Rapson. dan metode Secant.

18
BAB III
PEMBAHASAN

A. Metode Newton Raphson


Tahun 1720 Joseph Raphson menterjemahkan Aritmetica Universalis
karya Isaac Newton dalam bahasa Inggris yang didalamnya memuat cara
mencari akar-akar persamaan secara aritmetika (Raphson 1720).
Isaac Newton tahun 1669 menemukan suatu metode untuk mencari
akar dari sebarang fungsi yang memiliki turunan pertama. John Wallis
mempublikasikan metode Newton pada tahun 1685. Joseph Raphson pada
tahun 1690 memodifikasi dan mempublikasikan dengan versi yang lebih
menarik, yang sampai sekarang dikenal dengan sebutan metode Newton-
Raphson (Bressoud 2006). Sebutan metode Newton–Raphson merupakan
gabungan dan keterkaitan dua nama panggilan Newton dan Raphson, awalnya
merupakan metode untuk mencari hampiran akar-akar untuk nilai nol suatu
fungsi bernilai real.
a. Pengertian Metode Newton Raphson
Metode Newton Rapshon merupakan metode pendekatan yang
menggunakan satu titik awal dan mendekatinya dengan memperhatikan
gradien pada titik tersebut. Metode ini dimulai dengan mencari garis

singgung kurva pada titik . Perpotongan garis singgung dengan


sumbu x yaitu Xi+1, akan menjadi nilai x yang baru, dengan cara dilakukan
berulang-ulang (iterasi).

Gambar 3.1 Grafik Metode Newton Raphson

19
Telah diketahui bahwa gradien garis singgung kurva adalah turunan
pertama dari kurva tersebut, yaitu f' (xi ). Sehingga persamaan garis
singgungnya:

Garis ini melalui titik , maka didapat :

digunakan untuk menaksir nailai akar dari f(x) dan


pendekatan yang lebih baik untuk akar dari f(x). Metode ini banyak
digunakan untuk akar dari suatu persamaan.
b. Algoritma Metode Newton Raphson
Algoritma Metode Newton raphson adalah sebagai berikut:
1. Definisikan fungsi f(x) yang akan dicari akarnya.
2. Tentukan harga awal / titik awal (x0).
3. Tentukan toleransi kesalahan (ɛ).
4. Cari turunan fungsi f(x).
Jika f ’(x) = 0, maka metode newton raphson tidak dapat dilanjutkan.
5. Hitung nilai fungsi f(x) dan f ’(x) dengan menggunakan titik awal.
6. Hitung nilai xi+1 menggunakan rumus: f(xi )

7. Hitung kesalahan dan bandingkan dengan toleransi kesalahan

8. Jika , maka pilih akar persamaan

Jika , maka iterasi dilanjutkan.


9. Akar persamaannya adalah xi+1 yang terakhir diperoleh.

20
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Newton Raphson
1. Kelebihan
Jika pemilihan titik awal tepat, maka proses iterasinya cepat.
2. Kekurangan
a. Jika fungsi f(x) mempunyai beberapa akar (titik) penyelesaian,
akarakar penyelesaian tersebut tidak dapat dicari secara langsung
atau secara bersamaan.
b. Tidak dapat mencari akar kompleks (imajiner).
c. Tidak dapat mencari akar persamaan jika titik terkaan awalnya
tidak tepat, meskipun ada akar penyelesaiannya.
d. Untuk persamaan non linear yang cukup kompleks, pencarian
turunan pertama dan kedua dari f(x) akan menjadi cukup sulit.
d. Contoh Soal
Tentukan salah satu akar persamaan non linier  f(x) = x2 – 11x + 7 dengan
metode Newton Raphson. Jika diketahui nilai awal x0 = 0, toleransi galat
relatif x adalah 0,08.
Penyelesaian:
f ( x)= x 2 – 11 x +7
f ’ (x)=2 x – 11
iterasi ke – 0
x0 = 0
2
f ( 0 )=0 −11 ( 0 ) +7
=7
εr = -
Iterasi ke – 1
' ( 0)
f =2 ( 0 ) −11
= - 11
7
x 1=0 −
−11
= 0, 636
x 1=0,636

21
|x 1 − x0|
ε r=
|x 1|
|0,636 − 0|
ε r=
|0,636|
=1
Karena, nilai ε r ¿ x tab(1¿ 0,08 ¿ maka iterasi dilanjutkan
x 1=¿ 0,636
2
f ( 0,636 )=0,636 −11 ( 0,636 ) +7
= 0,408
'
f (0,636)=2 ( 0,636 ) −11
= -9,728
0,408
x 2 = 0,636 −
− 9,728
¿ 0,677
|x 2 − x1|
ε r=
|x 2|
|0,677 − 0,630|
ε r=
|0,677|
= 0,06
Karena ε r <¿ x tab (0,06¿ 0,08 ¿ iterasi dihentikan.

22
B. Metode Secant
a. Pengertian Metode Secant
Metode secant merupakan salah satu metode terbuka untuk
menentukan solusi akar dari persamaan non linear. Metode secant
melakukan pendekatan terhadap kurva f(x) dengan garis secant yang
ditentukan oleh dua titik. Metode Secant merupakan modifikasi dari
metode Newton-Raphson, yaitu dengan mengganti fungsi turunan yang
digunakan pada metode Newton-Raphson menjadi bentuk lain yang
ekuivalen. Metode ini dimulai dengan hampiran awal x i −1dan x iuntuk
solusi x . Perhatikan grafik berikut!

f()

Gambar 1. Iterasi Metode Secant Secara Grafik

Diketahui titik C(xi,f(xi)) dan B(xi-1,f(xi-1)) sehingga diperoleh

garis secant yang memotong kurva dan memotong sumbu x di xi+1 . Titik

potong garis secant dengan sumbu x dinamakan nilai akar selanjutnya.

23
Untuk mencari nilai akar tersebut, menggunakan perbandingan segitiga

yaitu segitiga BAE dan segitiga CDE atau dapat ditulis sebagai berikut:

BA CD
=
AE DE

Diketahui bahwa koordinat dari masing-masing titik tersebut yaitu:

Titik Koordinat

A ( xi-1 ,0 )

B ( xi-1 , f(xi-1) )

C ( xi , f(xi) )

D ( xi , 0 )

E ( xi+1, 0 )

Kemudian dari persamaan diatas diperoleh:

f ( x i−1 )−0 f ( x i )−0


=
x i−1 −x i+1 x i−x i+1

f (x i−1 ).(x i −x i+1 )=f ( x i ).( xi−1 −x i+1 )


f (x i−1 ).(x i )−f ( x i−1 ).( x i+1 )=f ( x i ).( xi−1 )−f ( x i ).( x i+1 )
f (x i ).( x i+1 )−f ( x i−1 ).( x i+1 )=f ( x i ).( x i−1 )−f ( xi−1 ).( xi )

( xi+1 ).( f ( xi )−f ( x i−1 ))=f ( x i ).( x i−1)−f ( x i−1 ).(x i )

24
f ( x i ).( x i−1 )−f ( xi−1 ).( xi )
( xi+1 )=
f ( x i )−f (x i−1 )

f ( x i ).( x i−1 )−f ( xi−1 ).( xi )+( x i ). f ( x i )−(x i ). f ( xi )


( xi+1 )=
f ( x i )−f ( x i−1 )

( x i ). f ( x i )−f ( x i−1 ). (x i )−(x i ). f ( xi )+f (x i ).( x i−1 )


( xi+1 )=
f ( x i )−f ( x i−1 )

( x i ){f ( x i )−f ( x i−1 )}−f (x i ){( x i )−( x i−1 )}


( xi+1 )=
f ( x i )−f ( xi−1 )

( x i ).{f ( xi )−f ( x i−1 )} f ( x i ). {( xi )−( xi−1 )}


( xi+1 )= −
f ( xi )−f ( x i−1 ) f ( x i )−f ( x i−1 )

Sehingga diperoleh rumus umum metode secant yaitu:

f ( x i )( xi −x i−1 )
x i+1 =x i−
f ( x i )−f (x i−1 )

b. Algoritma Metode Secant


Algortima pada metode Secant yaitu:
1. Definisikan fungsi f(x)
2. Definisikan toleransi eror (εs)
3. Taksir batas atas xi dan batas bawah xi-1.
4. Tentukan f(xi) dan f(xi-1). Jika f(xi) = f(xi-1) maka iterasi tidak
dilanjutkan, tetapi jika f(xi) = f(xi-1) maka iterasi dilanjutkan.
5. Lakukan iterasi dengan menghitung nilai taksiran akar selanjutnya
dengan:
f ( x i )( xi −x i−1 )
x i+1 =x i−
f ( x i )−f (x i−1 )

25
6. Iterasi berhenti jika εrh ≤ εs, dengan:

x i+1 −x i
ε rh =| |
xi+1

Jika nilai |ℇrℎ| lebih besar dari toleransi ℇ s , maka iterasi dilanjutkan.

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Secant


1. Kelebihan
a) Menjadi alternative yang tepat jika sulit memperoleh turunan

fungsi melalui metode newton raphson

b) Nilai interval awal yang dimasukan selalu dapat diproses atau tidak

diperlukan pengecekan nilai interval di awal operasi.

2. Kekurangan
a) Jika penetapan harga awal berada diantara dua titik akar yang
berdekatan maka pendekatan dengan metode secant hanya akan
memberikan sedikit kemungkinan harga akar persamaan pada
interval yang ditentukan
b) Pada saat tertentuextrapolasi dari 2 titik pendekatan awal untuk

harga akar persamaan yang sudah sangat dekat dengan harga

sebenarnya yang dicari justru akan menghasilkan titik baru yang

semakin menjauhi akar persamaan yang sebenarnya

c) Jika nilai batas bawah (ai) sama dengan batas atas (bi) maka nilai

akarnya menjadi tidak terdefinisi atau tidak dapat diproses, hal ini

disebabkan karena saat pencarian akar penyelesaian terdapat

pembagian dengan nol ( penyebut = [f(bi)-f(ai)] = 0 ).

d. Contoh Soal

26
3 2
1. Tentukan solusi akar dari fungsi f ( x )=x −6 x +11 x−5,9

menggunakan metode secant. Gunakan tebakan awal x i=2,5 dan


x i−1=3,5 serta ε s=0 , 0005 .

Penyelesaian:

a. x i=2,5 dan x i−1=3,5

b. f (x i )=f (2,5)=−0 , 275

f (x i−1 )=f (3,5 )=1 , 975

Karena f (x i )≠f ( xi −1 ) maka iterasi dilanjutkan.


c. Mencari nilai x baru
f ( x i )( xi −x i−1 )
x i+1 =x i−
f ( x i )−f ( x i−1 )

f (x 1 )( x 1−x 0 )
x 2=x 1 −
f (x 1 )−f ( x 0 )
(−0 ,275 )(−1 )
=2,5−
−0 ,275−1 , 975
0 ,275
=2,5−
−2 , 25
=2,5+0 , 122222222
=2 ,622222222
d. Menghitung ε rh
x −x
ε rh =| i+1 i |
x i+1
2,622222222−2. 5
=| |
2,622222222
= 0,04661
Karena ε s > ε rh maka iterasi dilanjutkan.

27
Tabel hasil iterasi sebagai berikut:

i Ket

0 2.5 3.5 -1 -0.275 1.975 0.275 -2.25 -0.122222222 2.622222222  


1 2.622222222 2.5 0.122222 16.00593 14.25 1.956279831 1.755925923 1.114101572 1.50812065 0.04661 Iterasi Lanjut
2 1.50812065 2.622222222 -1.1141 3.315163 16.00593 -3.693428349 -12.69076289 0.291032807 1.217087843 0.738735 Iterasi Lanjut
3 1.217087843 1.50812065 -0.29103 1.226821 3.315163 -0.357045046 -2.088342425 0.170970547 1.046117296 0.239122 Iterasi Lanjut
4 1.046117296 1.217087843 -0.17097 0.236967 1.226821 -0.04051436 -0.989853715 0.040929643 1.005187653 0.163433 Iterasi Lanjut
5 1.005187653 1.046117296 -0.04093 0.026019 0.236967 -0.001064948 -0.210947895 0.005048395 1.000139258 0.040718 Iterasi Lanjut
6 1.000139258 1.005187653 -0.00505 0.000696 0.026019 -3.51544E-06 -0.025322652 0.000138826 1.000000432 0.005048 Iterasi Lanjut
7 1.000000432 1.000139258 -0.00014 2.16E-06 0.000696 -2.99864E-10 -0.000694188 4.31964E-07 1 0.000139 Iterasi Berhentu

Karena pada iterasi ke 8 nilai ε rh memenuhi syarat ε rh ≤ ε s maka iterasi berhenti. Jadi akar dari f ( x )=x −6 x +11 x−5,9
3 2

adalah 1.000000432

28
29
BAB IV
STUDI KASUS

A. Metode Newton Raphson


Studi kasus numerik metode newton raphson dalam bidang manajemen
keuangan untuk menentukan nilai Internal Rate of Return (IRR)..
1. Dalam kasus Umur Project N = 3 Tahun (Net Cash Flow dengan Jumlah
yang Sama) Misalkan kita ditawarkan sebuah proposal proyek investasi di
mana kita harus menginvestasikan dana sebesar Rp 20 juta. Sebagai
imbalan dari proyek yang berjangka waktu 3 tahun ini, di mana kita akan
menerima pembayaran Rp 2 juta pada setiap akhir tahun selama 2 tahun
dan Rp 20 juta pada akhir tahun ketiga. Apabila kita menggunakan
formulasi IRR dalam bentuk rumus deret geometris
Penyelesaian:
Missal = r% = x
2 2 20
NPV = -20 + + + 20=¿
(1+r %) 1 (1+ r %)2 (1+r %) 3
2 2 20
+ +
(1+r %)1 (1+ r %)2 (1+r %) 3
F(x) = 20x3 + 58x2 + 54x ‒ 4 Maka f ‘(x) = 60x2 + 116x + 54
Untuk nilai awal di test x = 0 dan x = 1
Untuk x = 0 f(0) = -4
f‘(0)= 54
Untuk x = 0 f(1) = 20 + 58 + 54 ‒ 4 = 128
Berhubung nilai f (0) dan f (1) berbeda tanda, maka diambil dugaan
bahwa akar persamaan, yaitu x* di antara x = 0 dan x = 1 Sehubungan
dengan ini lakukan langkah iterasi (perhitungan) yang pertama sebagai
berikut:
f ( Xi)
Xi + 1 = Xi
f '( X i)
f (0 )
=0– '
f ( 0)

30
−4
=0–
54
2
=
27

2 2 2 2
f( ) = 20( )3 + 58( )2 + 54( ) ‒ 4
27 27 27 27
= 0,00812884 + 0,318244 + 4 ‒ 4
= 0,32637284 (literasi 1)
2 2 2
f ’( ) = 60( )2 + 116( ) + 54
27 27 27
= 0,329218 + 8,592 + 54
= 62,921218

f ( Xi)
Xi + 1 = Xi
f '( X i)

= ( 272 ) − 0,32637284
62,921218
= (0,0688871)

f (0,0688871) = 20(0,0688871)3 + 58(0,0688871)2 + 54(0,0688871) ‒ 4


= 0,00653798 + 0,275235 + 3,7199034 ‒ 4
= 0,00167638 (literasi 2)

f ‘(0,0688871) = 60(0,0688871)2 + 116(0,0688871) + 54


= 0,284726 + 7,9909036 + 54
= 12,2756296

f ( Xi)
Xi + 1 = Xi
f '( X i)
0,00167638
= (0,0688871) ‒
12,2756296
= (0,00687505) = (0,07) = 7%

31
f (0,07) = 20(0,07) 3 + 58(0,07) 2 + 54(0,07) ‒ 4
= 0,00682 + 0,2842 + 3,78 ‒ 4
= 0 (literasi ke 3)
dengan demikian dapat dikatakan bahwa x = 7% merupakan akar
persamaan polinomial dan Internal Rate Return adalah pada tingkat r =
7%. Dengan menggunakan Software Excell yaitu fasilitas fungsi IRR
(Range cell, guess) akan diperoleh nilai IRR = 7%. Begitu pula apabila
dihitung dengan menggunakan paket program Matlab bernilai sama, yaitu
7%. Hasil dengan metode Newton Raphson ini IRR = 7% sama persis
seperti hasil yang diperoleh pada software aplikasi Excel.

32
B. Metode Secant
Studi kasus metode Secant dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang
kehidupan nyata salah satunya di bidang fisika. Metode ini dimanfaatkan
dalam bidang fisika untuk megukur batas kecepatan dari suatu benda yang
diberi pelakuan.
Misalkan sebuah batu bermassa 2 gram dilemparkan vertikal ke udara
dan bergerak turun setelah mencapai batas kecepatan tertentu. Rumus
Ftarik =mg digunakan untuk menghitung batas kecepatan suatu benda,
2
dengan g adalah pecepatan gravitasi sebesar 9, 81 Ftarik =m/s .
Ftarik =mg
2
= ×9 , 81=1,4 ×10−5 v 1,5 +1 , 15×10−5 v 2
1000
−5 1,5 −5 2
1,4 ×10 v adalah gesekan tarik sedangkan 1,15×10 v adalah tekanan
tarik dengan v merupakan kecepatan batas (m./s). Bila nilai vi = 37,7 dan vi-1 =
39 dengan galat 0.000001 maka kita dapat menentukan batas kecepatan batu
menggunakan metode secant.
Sebelumnya sudah diketahui bahwa
2
f (v) = ×9 , 81=1,4 ×10−5 v 1,5 +1, 15×10−5 v 2
1000

i Ket

0 37.7 39 -1.3 0.02 548 -0.05 -548 9.2E-07 37.69999908    


1942 34.1 047 34.1

1 37.69 37.7 - 422 422 -0.00 -0.00 18.7574 18.94258409 2.44E-08 Iterasi
9 9.2E- 4.17 4.17 389 021 1 Berhenti
99908 07

Jadi batas kecepatan batu adalah v = 37.69999908 m/s atau v = 37.7 m/s.

33
34
BAB V
KESIMPULAN

Metode numerik merupakan teknik untuk menyelesaikan masalah matematika dengan


pengoperasian aritmatika (hitungan), metode penyelesaian model matematika dengan rumus – rumus
aljabar yang sudah baku atau lazim. Metode numerik juga merupakan alat bantu pemecahan masalah
matematika yang sangat ampuh. Metode numerik mampu menangani sistem
persamaan besar, ketidaklinearan, dan geometri yang rumit yang dalam praktek
rekayasa seringkali tidak mungkin dipecahkan secara analitik. Metode numerik
menyediakan sarana untuk memperkuat kembali pemahaman matematika, karena
metode numerik ditemukan dengan cara menyederhanakan matematika yang lebih
tinggi menjadi operasi matematika yang mendasar.
Metode Newton-Raphson adalah salah satu pendekatan numeric dengan
metode terbuka. Langkah awal menentukan metode ini adalah dengan
mendefinisikan persamaan fungsi dan turunan fungsi terlebih dahulu. Tentukan
nilai awal x yang diperkirakan merupakan akar persamaan, lanjutkan iterasinya
hingga ditemukan akar dari fungsi non linear tersebut.kelebihan metode ini adalah
bila perkiraan akar ataupin nilai awal sudah tepat, maka waktu yang dibutuhkan
untuk mendapatkan akar persamaan pun lebih cepat.
Metode Secant merupakan metode yang dihasilkan dari modifikasi dari
metode Newton-Raphson dengan cara mengganti f’(x) dengan bentuk yang
mendekati. Metode secant muncul karena terdapat kelemahan pada metode
Newton-Raphson yaitu tidak semua f(x) mudah dicari turunannya. Metode secant
merupakan salah satu metode terbuka untuk menentukan solusi akar dari
persamaan nonlinear, dengan prinsip melakukan pendekatan terhadap kurva f(x)
dengan garis secant yang ditentukan oleh dua titik terakhir. Nilai akar selanjutnya
adalah titik potong antara garis secant dengan sumbu x.

35
DAFTAR PUSTAKA

BDA dan RYN. 2013. “Deret Taylor”. www.riniftpub.lecture.ub.ac.id

Bressoud DM. 2006. Newton-Raphson Method. Appendix to A Radical Approach

to Real Analysis. 2nd edition. Tersedia di http://www.futuretg. com/

FTHumanEvolutionCourse/FTFreeLearningKits/01-MA-Mathematics.

Imam Fachruddin. Metode Numerik. Departemen Fisika Universitas Indonesia.

http://staff.fisika.ui.ac.id/imamf/

Laela Sagita, Rudha Widagsa, Nendra Mursetya Somasih Dwipa. (2018).

Developing Bilingual Scientific-Worksheet for Indefinite Integral.

Mathematics Education, 250.

Luknanto Djoko. (2001). Metoda Numerik. Yogyakarta: UGM

Munir, Rinaldi. 2008. Metode numerik. Bandung:Informatika

Noname. “Tugas-Metnum-Kel-2-Persamaan-Non-Linear”.

Purwanto. Metode Secant Solusi Persamaan Non Linear. www.kuliah-

fkip.umm.ac.id

Raphson J. 2013. Universal Arithmetick or Treatise of Arithmetical Compofition

and Refolution. Tersedia di www.center.edu/web/library.

36
R. H. Landau & M. J. Poez, Computational Physics: Problem Solving with

Computers (John Wiley & Sons, Inc. New York, 1997)

Sudiadi, dkk. 2015. Metode Numerik. Palembang: STMIK

Wikaria G, Soedadyatmodjo. 2007.” KALKULUS”. Yogyakarta: Graha Ilmu.

37

Anda mungkin juga menyukai