Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH TEORI PELUANG

DISTRIBUSI HIPERGEOMETRI, DISTRIBUSI BINOMIAL NEGATIF,


DAN DISTRIBUSI GEOMETRI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan Teori Peluang

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK IV
ISMET (20205017)
RAHMADILA (20205024)
RAHMADINA (20205025)

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Yerizon, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan yang berjudul Distribusi

Binomial Negatif, Distribusi Geometri, Distribusi Hipergeometri. Ucapan terima

kasih juga kami ucapkan kepada Bapak Drs. Yerizon, M.Si selaku Dosen

pembimbing mata kuliah Teori Peluang program studi Pendidikan Matematika,

Program Pascasarjana, Universitas Negeri Padang. Makalah ini diajukan untuk

memenuhi tugas kelompok dan sebagai bahan presentasi diskusi pada mata kuliah

Teori Peluang.

Kami menyadari bahwa makalah ini mungkin belum sempurna, untuk itu

kritik dan saran yang membangun dari semua pihak kami perlukan. Namun

demikian, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca,

terutama bagi penulis sendiri. Aamiin

Padang, Desember 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Distribusi Hipergeometrik ................................................................. 2
B. Distribusi Binomial Negatif ............................................................... 8
C. Distribusi Geometrik ......................................................................... 13
D. Latihan dan pembahasan .................................................................... 19

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 23

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam suatu pengamatan yang dihasilkan melalui percobaan statistika yang
berbeda mempunyai bentuk kelakuan umum yang sama. Oleh karenanya, peubah
acak diskret yang berkenaan dengan percobaan tersebut dapat dilukiskan dengan
distribusi peluang yang sama dan dapat dinyatakan oleh rumus yang sama. Nilai-
nilai distribusi diskrit terdiri atas hasil-hasil perhitungan sederhana dari sejumlah
unit. Penyajian distribusi probabilitas dapat berbentuk tabel atau kurva
probabilitas. Dalam makalah ini, distribusi peluang diskret yang dibahas, yaitu
distribusi binomial negatif, distribusi geometrik, dan distribusi hipergeometrik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana distribusi hipergeometrik?
2. Bagaimana distribusi hipergeometrik peubah ganda?
3. Bagaimana distribusi binomial negatif?
4. Bagaimana distribusi geometrik?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui distribusi hipergeometrik
2. Untuk mengetahui dan memahami definisi dari distribusi hipergeometrik
peubah ganda
3. Untuk mengetahui distribusi binomial negatif
4. Untuk mengetahui distribusi geometrik

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Distribusi Hipergeometri
Cara paling mudah melihat perbedaan antara distribusi binomial dan
distribusi hipergeometrik terletak pada cara pengambilan sampelnya. Penggunaan
distribusi hipergeometrik sangat mirip dengan binomial. Kita memerlukan
perhitungan peluang untuk banyaknya pengamatan yang jatuh dalam kelompok
tertentu. Untuk kasus binomial, diperlukan kebebasan antara usaha.
Akibatnya, bila binomial diterapkan, misalnya pada sampling dari
sejumlah barang (sekotak kartu, sejumlah barang produksi), sampling harus
dikerjakan dengan pengambilan setiap barang setelah diamati. Dipihak lain,
distribusi hipergeometrik tidak memerlukan kebebasan dan didasarkan pada
sampling tanpa pengambilan.
Penggunaan distribusi hipergeometrik terdapat di banyak bidang,
terbanyak pada penerimaan sampel, pengujian elektronik, dan pengendalian mutu.
Tentunya, dalam banyak bidang ini pengujian dilakukan terhadap barang yang
diuji yang mengakibatkan pada akhirnya barang yang diuji tersebut menjadi rusak.
Jadi, tidak dapat dikembalika. Sampling harus dikerjakan tanpa pengembalian.
Suatu percobaan hipergeometrik memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1. Sampel acak ukuran � diambil tanpa pengembalian dari � benda;
2. Sebanyak � benda dapat diberi nama sukses sedangkan sisanya,
� − �, diberi nama gagal.
Banyaknya sukses � dalam percobaan hipergeometrik disebut peubah
acak hipergeometrik. Karena itu, distribusi peluang peubah acak hipergeometrik
disebut distribusi hipergeometrik dan nilainya dinyatakan dengan ℎ �; �, �, � ,
karena nilainya tergantung pada banyaknya yang sukses � dalam � barang yang
dipilih secara acak dari sebanyak �.
Contoh 1:
Suatu panitia 5 orang akan dipilih secara acak dari tiga kimiawan dan lima
fisikawan. Hitunglah distribusi peluang banyaknya kimiawan dalam panitia
tersebut.

2
Jawab
Misalkan peubah acak � menyatakan banyaknya kimiawan dalam panitia. Kedua
sifat percobaaan hipergeometrik terpenuhi. Jadi,
3 5
� � = 0 = ℎ 0; 8, 5, 3 = 0 5 = 1
8 56
5
3 5
15
� � = 1 = ℎ 1; 8, 5, 3 = 1 4 =
8 56
5
3 5
30
� � = 2 = ℎ 2; 8, 5, 3 = 2 3 =
8 56
5
3 5
10
� � = 3 = ℎ 3; 8, 5, 3 = 3 2 =
8 56
5
Berikut disajikan distribusi hipergeometrik �dalam bentuk tabel
� 0 1 2 3
ℎ(�; 8, 5, 3) 1 15 30 10
56 56 56 56

Tidak sulit melihatnya bahwa distribusi peluangnya diberikan oleh rumus


3 5
ℎ �; 8,5,3 = � 5 − � , � = 0,1,2,3
8
5
pada contoh 7 untuk mendapatkan rumus ℎ(�; �, �, �). Banyaknya macam

sampel ukuran � yang dapat diambil dari � benda ialah . Sampel ini dianggap


berkemungkinan sama. Ada sebanyak cara memilih x sukses dari sebanyak �

�−�
yang tersedia dan untuk setiap cara ini dapat dipilih � − � gagal dalam
�−�
� �−� �
cara. Jadi semuanya ada macam sampel dari sampel yang
� �−� �
mungkin diambil.

3
Definisi 1: Distribusi Hipergeometrik
Distribusi peluang peubah acak hipergeometrik x , yaitu banyaknya sukses
dalam sampel acak ukuran � yang diambil dari � benda yang mengandung �
bernama sukses dan � − � bernama gagal, ialah
� �−�
ℎ �; �, �, � = � �−� � = 0,1,2, …, �

Contoh 2:
Suatu kotak berisi 40 suku cadang dikatakan memenuhi syarat penerimaan
bila berisi tidak lebih dari 3 yang cacat. Cara sampling kotak ialah dengan
memilih 5 suku cadang secara acak dari dalamnya dan menolak kotak tersebut
bila diantaranya ada yang cacat. Berapakah peluang mendapatkan tepat satu yang
cacat dalam sampel berukuran 5 bila kotak tersebut berisi 3 yang cacat?
Jawab :
Dengan menggunakan distribusi hipergeometrik untuk = 5, � = 40, � = 3 , dan
� = 1, peluang mendapat satu yang cacat
3 37
ℎ 1; 40, 5, 3 = 1 4 = 0,3011
40
5
Teorema 1:
Rataan dan variansi distribusi hipergeometri ℎ(�; �, �, �) adalah
��
1. � =

�−� � �
2. �2 = �−1 . �. � 1 − �

��
Bukti rataan distribusi hipergeometri, � = �
:

� � = � �(�)
�=0

4
� � �−�
� � = � � �−�

�=0

� �−�
�! �−�
� � = �
�! � − � ! �
�=0

� �−�
�! � − 1 ! �−�
� � = �
� �−1 ! �−� ! �
�=0

� �−�
�−1 !
� � =� . �−�
�−1 ! �−� ! �
�=1

Misalnya � = � − 1, maka
� �−1
�−�

� − (� + 1)
� � =�

�=0


�−1 � − 1 − (� − 1)
� (� − 1) − �
� � =�
� �−1
�=0 � �−1


�−1 � − 1 − (� − 1)
�� � (� − 1) − �
� � =
� �−1
�=0
�−1
Karena


�−1 � − 1 − (� − 1)
� (� − 1) − �
=1
�−1
�=0
�−1
maka
��
� � =�= , ��������

�−� � �
Bukti variansi distribusi hipergeometri, �� = �−� . �. � � − � :
� �−1 � �−1
� � �−1 =
� �−1

5
�2 = � �2 − �2
= � � � − 1 + � − �2
� �−1 � �−1 �� �2 �2
= + − 2
� �−1 � �
�� � − � (� − �)
=
�2 � − 1
�−� � �
= . �. 1−
�−1 � �

Contoh 3:
Suatu pabrik ban melaporkan bahwa dari pengiriman sebanyak 5000 ban
ke suatu toko tertentu terdapat 1000 yang cacat. Bila seseorang membeli 10 ban
ini secara acak dari toko tersebut, berapakah peluangnya mengandung tepat 3
cacat?
Jawab:
Karena � = 10 cukup kecil dibandingkan dengan � = 5000 maka peluangnya
dapat dihampiri dengan menggunakan distribusi binomial. Peluang mendapat
suatu ban yang cacat 1000/5000 =0,2. Jadi peluang mendapat 3 ban yang cacat:
ℎ 3; 5000, 10, 1000 = � 3; 10, 0,2
3 2
= �=0
� �; 10, 0,2 − �=0
� �; 10, 0,2
= 0,8791 − 0,6778 = 0,2013
Distribusi hipergeometrik dapat diperluas untuk menangani kasus bila �
benda dapat dikelompokkan dalam � sel �1 , �2 , �3 , …, �� dengan �1 benda dalam
sel pertama �2 benda dalam sek kedua, ... �� benda dalam sel ke �. Sekarang ingin
diketahui peluang suatu sampel ukuran � yang berisi �1 benda dari sel �1 , �2
benda dari �2 , …, �� benda dari �� . Nyatakan peluang ini dengan
� �1 , �2, …, ��; �1 �2 , …�� , �, �
Untuk memperoleh rumus umum, perhatikan bahwa jumlah seluruh
� �1
sampel ukuran � yang dapat dibuat dari � benda masih tetap . Ada � cara
� 1
�2
memilih �1 benda dari sel �1 dan untuk setiap cara ini terdapat � cara memilih
2

6
�2 benda dari �2 . Jadi, untuk memilih �1 benda dari �1 dan �2 benda dari �2
�1 �2
dapat dilakukan dalam � �2 cara.
1

Dengan meneruskan cara ini, untuk memilih � benda yang terdiri atas �1 dari �1 ,
�1 �2 ��
�2 benda dari �2 , …, �� dari �� dapat dilakukan dalam � � , …, � cara.
1 2 �

Distribusi peluang yang dinyatakan sekarang dapat didefenisikan sebagai berikut

Definisi 4: Distribusi Hipergeometri Peubah Ganda


Bila � benda dapat dikelompokkan dalam � sel �1 , �2 , …, �� masing-masing
berisi �1 , �2 , …, �� benda, maka distribusi peluang peubah acak �1 , �2 , …, ��
yang menyatakan banyaknya benda (anggota) yang terambil dari �1 , �2 , …, ��
dalam suatu sampel acak ukuran � ialah
�1 �2 ��
� �2 … ��
� �1 , �2 , …, ��; �1 , �2 , …, �� , �, � = 1


Dengan
� �

�� = � ��� �� = �
�=1 �=1

Contoh 4:
Sejumlah 10 orang dipakai dalam suatu kasus penelitian biologi. Tiga diantara
mereka bergolongan darah O, empat bergolongan A, dan tiga bergolongan B.
Berapakah peluang suatu sampel acak ukuran lima beranggota satu orang
bergolongan darah O, dua bergolongan darah A, dan dua lainnya bergolongan B?
Jawab:
Dengan menggunakan perluasan distribusi hipergeometri diatas untuk
�1 = 1, �2 = 2, �3 = 2, �1 = 3, �2 = 4, �3 = 3, � = 10, ��� � = 5 , peluang
yang dicari adalah
3 4 3
� 1, 2, 2; 3, 4, 3,10,5 = 1 2 2 = 3
10 14
5

7
B. Distribusi Binomial Negatif
Seperti yang dijelaskan sebelumnya distribusi binomial merupakan
percobaan yang terdiri atas pengulangan-pengulangan yang mempunyai dua
kemungkinan yaitu sukses dan gagal. Suatu percobaan yang sifat-sifatnya sama
dengan yang tertera pada percobaan binomial, kecuali bahwa disini usaha diulang
sampai tercapai sejumlah sukses tertentu. Pandanglah suatu percobaan yang sifat-
sifatnya sama dengan yang tertera pada percobaan binomial, kecuali bahwa disini
usaha diulang sampai tercapai sejumlah sukses tertentu. Jadi sebagai ganti
mencari peluang � sukses dalam n usaha, bila n telah tertentu, kita ingin mencari
peluangnya bahwa sukses ke k terjadi pada usaha ke x. Percobaan semacam ini
disebut percobaan binomial negatif.
Sebagai ilustrasi, pandanglah penggunaan semacam obat yang diketahui
60% manjur untuk mengobati sejenis penyakit. Penggunaan obat tersebut
dianggap sukses bila menyembuhkan si penderita sampai taraf tertentu. Ingin
diketahui peluang penderita kelima yang sembuh merupakan orang yang ketujuh
yang menerima obat tersebut selama minggu tertentu. Nyatakan sukses dengan S
dan kegagalan dengan G, maka SGSSSGS merupakan suatu kemungkinan urutan
mencapai hasil tersebut, yang terjadi dengan peluang
5 2
(0,6)(0,4)(0,6)(0,6)(0,6)(0,4)(0,6) = 0,6 0,4 . Semua urutan yang
mungkin dapat ditulis dengan menyusun G dan S, kecuali yang terakhir, yang
haruslah merupakan sukses yang kelima. Jumlah semua urutan yang mungkin
sama dengan banyaknya cara memisahkan keenam usaha yang pertama menjadi 2
kelompok, yang pertama mengandung 2 gagal sedangkan yang kedua
6
mengandung 4 sukses. Ini dapat dikerjakan dalam = 15 cara yang berlainan.
4
Jadi , bila X menyatakan hasil yang membuahkan sukses yang kelima, maka
6 5 2
P (X=7)= 0,6 0,4 = 0,1866
4
Banyaknya usaha X untuk menghasilkan k sukses dalam suatu percobaan
binomial negatif disebut peubah acak binomial negatif dan distribusi peluangnya
disebut ditribusi binomial negatif. Karena peluangnya bergatung pada banyaknya

8
sukses yang diinginkan dan peluang sukses dalam usaha tertentu maka
peluangnya akan dinyatakan dengan lambang � ∗ (�; �, �).
Definisi 1: Distribusi Binomial Negatif
Bila usaha yang saling bebas, dilakukan berulang kali menghasilkan sukses
dengan peluang � sedangkan gagal dengan peluang � = 1 − � , maka
distribusi peluang peubah acak �, yaitu banyaknya usaha yang berakhir tepat
pada sukses ke �, diberikan oleh
� − 1 � �−�
� ∗ �; �, � = � � , � = �, � + 1, � + 2, …
�−1

Contoh 5:
Carilah peluang bahwa seseorang yang melantunkan tiga uang logam
sekaligus akan mendapat semuanya muka atau semuanya belakang untuk kedua
kalinya pada lantunan kelima.
Jawab :
Dengan menggunakan distribusi binomial negatif untuk � = 5, � = 2 dan
1
� = 4 diperoleh :

1 5−1 1 2 3 5−2
� ∗ 5; 2, 4 =
2−1 4 4

4 1 2 3 3
=
1 4 4

4! 33
= 1!3! . 45
27
= 256

Ditribusi binomial negatif dinamakan seperti itu karena kenyataan bahwa


tiap suku dalam penguraian �� 1 − � −�
berpandangan dengan niai � ∗ �; �, �
untuk � = �, � + 1, � + 2, …

Contoh 6:
Seorang peneliti tengah menginokulasi beberapa tikus putih dengan
menyuntikkan virus yang menyerang metabolisme pencernaan sampai ia
memperoleh 3 ekor tikus putih terserang penyakit tersebut. Bila probabilitas

9
terjangkit penyakit itu adalah 25%, berapa probabilitas bahwa dalam percobaan
itu diperlukan 10 ekor tikus.
Jawab:
� = 10, � = 3
� = 25% = 0,25,
� = 1 − � = 1 − 0,25 = 0,75
10 − 1 3 10−3
� ∗ 10; 3; 0,25 = 0,25 0,75
3−1
9 3 7
= 0,25 0,75
2
= 36 0,0156 0,1335
= 0,075

Teorema 1:
Rataan dan variansi distribusi binomial negatif adalah

1. � =

� 1
2. �2 = ( − 1)
� �


Bukti rataan binomial negatif, � = � :

� � = � �(�)
�=�

� − 1 � �−�
� � = � � �
�−1
�=�

�−1 ! ��
� � = � ����−�
�−1 ! �−� ! ��
�=�

��! ��+1 �−�
� � = �
�! � − � ! �
�=�

� �!
� � = ��+1 ��−�
� �! � − � !
�=�

10
Karena

�!
��+1��−� = 1, ����
�! � − � !
�=�


� � = �= , ��������

�(�−�)
Bukti variansi binomial negatif, �� = ��
:

�2 = �'2 − �2
�'2 = � �2
=� � �+1 −� �

� � �+1 = � � + 1 �(�)
�=�

�−1 !
= � �+1 �� ��−�
�−1 ! �−� !
�=�

� � + 1 � − 1 ! � �−� �(� + 1)�2
= � �
�−1 ! �−� ! �(� + 1)�2
�=�

�(� + 1) � + 1 ! ��+2 �−�
= �
(� + 1)! � − � ! �2
�=�

�(� + 1) �+1 !
= ��+2 ��−�
�2 (� + 1)! � − � !
�=�

Karena

�+1 !
��+2 ��−� = 1, ����
(� + 1)! � − � !
�=�

�(� + 1)
� � �+1 =
�2

sehingga didapat
�'2 = � �2
=� � �+1 −� �

11
� �+1 �
= −
�2 �
�2 + � − ��
=
�2
�2 = �'2 − �2
2
�2 + � − �� �
= 2 −
� �
�2 + � − �� − �2
=
�2
� 1−�
=
�2
� 1
= ( − 1)
� �

Contoh 7:
Tentukan rataan dan variansi dari Seorang peneliti tengah menginokulasi
beberapa tikus putih dengan menyuntikkan virus yang menyerang metabolisme
pencernaan sampai ia memperoleh 3 ekor tikus putih terserang penyakit tersebut.
Bila probabilitas terjangkit penyakit itu adalah 25%, berapa probabilitas bahwa
dalam percobaan itu diperlukan 10 ekor tikus.
Jawab:
� = 10, � = 3
� = 25% = 0,25,
� = 1 − � = 1 − 0,25 = 0,75

�=�
3
= = 12
0,25
�(1−�) 3 1−0,25
�2 = �2
= 0,252
2,25
= 0,0625 = 36

12
C. Distribusi Geometrik
Pada hal khusus distribusi binomial negatif, yaitu bila � = 1; dalam hal ini
diperoleh distribusi peluang banyaknya usaha yang diperlukan untuk mendapat
satu sukses. Bisa kita ambil contoh tentang kejadian lulus dari ujian kenaikan
tingkat. Kita akan terus mengikuti ujian berkali-kali jika belum berhasil lulus.
Tetapi sekali saja kita dinyatakan lulus, maka selesai lah sudah prosesnya.
Contohnya, melambungkan satu uang logam sampai muka muncul.
Misalnya ingin dicari peluang mendapat muka pertama kali pada lantunan
keempat. Distribusi binomial negatif menyusut menjadi � ∗ �; 1, � =
���−1, � = 1,2,3, … karena urutan semua suku ini membentuk deret geometrik,
maka biasanya hal khusus disebut distribusi geometrik dan dinyatakan dengan
� �; � .
Secara Konsep:

Distribusi Geometrik mewakili sebuah percobaan random yang :

1. dilakukan berulang-ulang,

2. antar ulangannya saling bebas, dan

3. probabilitas sukses pada tiap ulangannya sama, yaitu p, dimana 1.


4. Percobaan ini dilakukan/diulang sampai diperoleh 1 buah sukses.

Ruang sampel dari percobaan ini adalah


C = {S, GS, GGS,GGGS, GGGGS, … }. Dimana S = sukses, G = gagal

Definisi 2: Distribusi Geometrik


Bila usaha yang saling bebas dan dilakukan berulang kali menghasilkan
sukses dengan peluang �, gagal dengan peluang � = 1 − �, maka distribusi
peluang peubah acak � , yaitu banyaknya usaha sampai saat terjadi sukses
yang pertama, diberikan oleh
� � = � �; � = ���−1 � = 1,2,3, …
� �; � = �(1 − �)�−1 � = 1,2,3, …
P dan q adalah parameter (probabilitas sukses dan gagal)

13
Teorema 2:
Rataan dan Variansi peubah acak distribusi geometrik adalah
1
1. � =

1−�
2. �2 =
�2

Bukti rataan distribusi geometrik, � = � :

� � = � �(�)
�=1

� � = � �(1 − �)�−1
�=1

� � =� � ��−1
�=1

Selanjutnya, jika dijabarkan akan menghasilkan Persamaan (1) sebagai berikut.

Jika persamaan (1) dikalikan dengan (1 – p), maka akan menghasilkan


Persamaan (2) sebagai berikut.

Jika persamaan (1) dikurangi dengan persamaan (2), maka akan menghasilkan
persamaan sebagai berikut.

14
Selanjutnya,

1
�= , ��������

�−�
Bukti variansi distribusi geometrik, �� = ��
:

Selanjutnya akan menghasilkan Persamaan (3) sebagai berikut.

Jika persamaan (3) dikalikan dengan (1 – p), maka akan menghasilkan


Persamaan (4) sebagai berikut.

Pengurangan persamaan (3) dan persamaan (4) akan menghasilkan Persamaan (5)
yaitu sebagai berikut.

Jika persamaan (5) dikalikan dengan (1 – p), maka akan menghasilkan,


Persamaan (6), yaitu sebagai berikut.

Jika persamaan (5) dikurangi dengan persamaan (6), maka akan menghasilkan
Persamaan (7) sebagai berikut.

15
Jika persamaan (7) dikalikan dengan (1 – p) maka akan menghasilkan Persamaan
(8) yaitu sebagai berikut.

Jika persamaan (7) dikurangi persamaan (8), maka akan menghasilkan persamaan
berikut ini.

Sehingga,

1 + (1 − �)
�'2 =
�2
�2 = �'2 − �2
2
2
1+ 1−� 1
� = −
�2 �
1−�
�2 = , ��������
�2
Contoh 8:
Misalkan peluang bahwa seseorang lulus ujian praktek mengendarai mobil
adalah 0,7. Carilah peluang seseorang yang lulus pada ujian yang ketiga !
Jawab:
Gunakan distribusi geometrik dengan � = 3 dan � = 0,7, maka diperoleh
� �; � = �(1 − �)�−1

16
3−1
� 3; 0,7 = 0,7 1 − 0,7
2
� 3; 0,7 = 0,7 0,3
= 0,063
Contoh 9 :
Pada waktu sibuk sentral telepon hampir mencapai batas daya sambungnya,
sehingga orang tidak mendapat sambungan. Ingin diketahui banyaknya usaha
yang diperlukan agar mendapat sambungan. Misalkan � = 0,05 peluang
mendapat sambungan selama waktu sibuk. Kita ingin mencari peluang bahwa
diperlukan 5 usaha agar sambungan berhasil.
Jawab :
Dengan menggunakan distribusi geometik dengan � = 5 dan � = 0,05 diperoleh
� � = � = � �; � = �(1 − �)�−1
5−1
� 5; 0,05 = 0,05 1 − 0,05
4
� 5; 0,05 = 0,05 0,95
= 0,041

Contoh 10:

Pada seleksi karyawan baru sebuah perusahaan terdapat 3 dari 10 pelamar


sarjana komputer sudah mempunyai keahlian komputer tingkat advance dalam
pembuatan program. Para pelamar diinterview secara intensif dan diseleksi secara
random.
a. Hitunglah presentase yang diterima dari jumlah pelamar yang ada.

b. Berapa probabilitas pertama kali pelamar diterima pada 5 interview


yang dilakukan?
c. Berapakah rata-rata pelamar yang membutuhkan interview guna
mendapatkan satu calon yang punya advance training
Jawab:
a. 3 sarjana komputer yang diterima dari sejumlah 10 calon
3
Persentase yang diterima = 10 × 100% = 30%

17
3 3 7
b. Dik: x = 5, p = 10 dan q = 1 − 10 = 10

g ( x; p ) = pqx-1
3 7 5−1
= 10 10

3 7 4
= 10 10
3 2401
= 10 104
7203
= 104

= 0,07203
1 1
c. E (x) = � = 1 = 3,333
3

Maka rata-rata pelamar yang membutuhkan interview guna


mendapatkan satu calon yang punya advance training adalah 3,333

18
LATIHAN DAN PEMBAHASAN
1. Probabilitas campuran beton tidak rusak ketika di jatuhkan adalah ¾.
Berapakah probabilitasnya jika ada 2 dari 4 campuran beton yang dijatuhkan
tidak rusak?
Jawab:
Dengan menggunakan distribusi binomial negatif untuk x = 4, k = 2 dan p =
3/4 diperoleh

2 42
3  4  1  3   1 
b * ( 4 ; 2 , )       
4  2  1  4   4 
2
 3!   3   1 
    
 1!2!   4   4 

 9  1 
 3  
 16   4 
27

64
2. Misalkan peluang bahwa seseorang lulus ujian praktek mengendarai mobil
adalah 0,7. Carilah peluang seseorang yang lulus pada ujian yang ketiga !
Jawab :
Dengan menggunakan distribusi geometrik dengan x  3 dan p  0,7 , maka
diperoleh
g ( x; p )  pq x 1
g (3;0,7)  (0,7)(0,3) 31
 (0,7)(0,3) 2
 (0,7)(0,09)
 0,063
Jadi, peluang seseorang yang lulus pada ujian yang ketiga adalah 0,06
3. Sebuah kontainer berisi sekring untuk ekspor. Dari spesifikasi produsen
diketahui bahwa proporsi cacat sekring adalah 10%. Inspektor sedang

19
melakukan pengujian kesesuaian mutu sekring yang cacat. Tentukan peluang
bahwa sekring cacat ditemukan dalam 5 pengujian pertama.
Solusi:
� = 0,1 ��� � = 0,9
Sehingga:
�−1
� �; � = � 1 − �
= 0,1 (0,9)�−1
� �≤5 =� 1 +� 2 +� 3 +� 4 +� 5
0 1 2 4
= 0,1 0,9 + 0,1 0,9 + 0,1 0,9 + … + 0,1 0,9
= 0,41
4. Dari 10 katalis yang ada diperlukan 3 untuk keperluan pembuatan poduk
kimia baru. Dari sepuluh katalis tersebut terdapat 4 jenis katalis berkadar
asam tinggi dan 6 jenis berkadar asam rendah.
a. Tentukan peluang bahwa katalis yang terpilih semua berkadar asam
rendah
b. Tentukan peluang bahwa dari 3 katalis yang dipilih, hanya 1 yang
memiliki kadar asam tinggi.

Solusi:
� = 3, � = 10, � = 3, dan
� =jumlah katalis berkadar asam tinggi dari 3 katalis terpilih
4 6
� �=� = � 3−�
10
3
4 6
0 3 1
a. � � = 0 = 10 =
6
3
4 6
1 2 1
b. � � = 1 = 10 =2
3

20
5. Dari 50 gedung di sebuah kawasan industri, 12 gedung mempunyai kode
pelanggaran. Jika 10 gedung dipilih secara acak dalam suatu inspeksi,
hitunglah peluang bahwa 3 dari 10 gedung mempunyai kode pelanggaran!
Solusi:
Misalkan X: banyak gedung yang dipilih mempunyai kode pelanggaran
12 38
� � = 3 = ℎ 3; 50, 10, 12 = 3 7 = 0,2703
50
10
6. Misalkan X adalah banyak tes yang dilakukan sehingga ditemukan 3 patahan
pertama. Hitung peluang bahwa dilakukan 8 tes sehingga ditemukan 3
patahan pertama.
Solusi :
7
� � = 8 = �∗ 8; 3,0.2 = 0,2 3 (0,8)5 = 0,05505
2

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari beberapa distribusi peluang diskret, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Distribusi Hipergeometrik, Distribusi peluang peubah acak
hipergeometrik X, yaitu banyaknya sukses dalam sampel acak ukuran n
yang diambil dari N benda yang mengandung k bernama sukses dan N-k
bernama gagal, ialah:
� �−�
ℎ �; �, �, � = � �−� � = 0,1,2, …, �

2. Distribusi binomial negatif Bila usaha yang saling bebas, dilakukan


berulang kali menghasilkan sukses dengan peluang p sedangkan gagal
dengan peluang q = 1- p, maka distribusi peluang peubah acak X, yaitu
banyaknya usaha yang berakhir tepat sukses ke k, diberikan oleh:

 x  1 x xk
b * ( x ; k , p )    p q , x  k , k  1 , k  2 ,...
 k  1

3. Distribusi geometrik Bila usaha yang saling bebas dan dilakukan


berulang kali menghasilkan sukses dengan peluang p, gagaal dengan
peluang q = 1 - p, maka distribusi peluang peubah acak X, yaitu
banyaknya usaha sampai saat terjadi sukses yang pertama diberikan oleh:

x 1
g ( x ; p )  pq , x  1, 2 , 3 ,...

B. Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan.
Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan
penulisan makalah di kemudian hari.

22
DAFTAR PUSTAKA

Walpole, Ronald E dan Myers, Raymond H, (1989), Ilmu Peluang dan Statistika
untuk Insinyur dan Ilmuan. Bandung : Penerbit ITB

25

Anda mungkin juga menyukai