Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ALJABAR ABSTRAK 1

Grup Permutasi

DOSEN PENGAMPUH:
ANIM,S.Si.,M.Pd

DISUSUN OLEH :

SISKA VIDIANTY (18051024)

TASYA JUNIANTI (180510)

KELAS V A MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ASAHAN
T.A 2020/2020BAB 4
GRUP PERMUTASI
Dalam pembahasan ini, kita akan mempelajari konsep grup permutasi dan bagaimana
cara untuk membentikkan berbagai masalah yang berkaitan dengan grup permutasi yang
dilakukan dengan pembuktian secara deduktif. Karena materi ini merupakan mata kuliah
yang abstrak, tanpa hitung – menghitung, untuk itu pahami dengan baik contoh – contohnya,
baik contoh pembuktian secara langsung (kontradiksi) maupun contoh penyangkal.

A. GRUP PERMUTASI
Defenisi A-1 :
Suatu permutasi dari himpunan S adalah suatu fungsi dari himpunan S ke himpunan S yang
bijektif. Penggandaan permutasi didefenisikan sebagai berikut :
( βογ )( a )=β ( γ( a)) , ∀ a ∈ S
Misalkan S adalah himpunan finit yang beranggotakan n elemen, yaitu : S = {x1, x2, x3, … ,
xn}. kemudian bangun himpunan pemetaan yang bijektif dari S ke S yaitu : β ( S )=¿ {ζ │ζ : S
bij
S }.

Contoh 1 :
Ambil S = {a, b, c} maka akan kita peroleh banyaknya pemetaan bijektif dari S ke S adalah
sebagai berikut :

ζ1 = ( aa b c
b c ) ζ2 = (ba b c
c a ) ζ3 = ( ac b c
a b )
ζ4 = ( aa b c
c b ) ζ5 = (ba b c
a c ) ζ6 = ( ac b c
b a )
Penulisan seperti itu dimaksud untuk mempermudah.

Contoh untuk ζ 2 = (ba b c


c a )
artinya ζ 2 memetakan : a ke b, b ke c, dan c ke a.

Untuk ζ 2 ο ζ 4 dimaksudnya pergandaan permutasi dengan terlebih dahulu mengerjakan ζ 4


dilanjutkan dengan ζ 2.
ζ 2ο ζ 4 = (ba b c a b c
)(
c a a c b
=
a b c
) (
b a c
= ζ5 )
Contoh :
Misalkan q dan r dua permutasi yang didefenisikan sebagai berikut ;

θ= (12 2 3 4 5
1 4 5 3 )
dan ρ =
1 2 3 4 5
5 4 3 2 1 ( )
Tentukan θορ dan ροθ !
Penyelesaian :
Untuk menentukan θορ kita definisikan komposisi θ ο ρ, sehingga :
θ ρ (1) = θ ( ρ ( 1 ) ) = θ(5) = 3
θ ρ (2) = θ ( ρ ( 2 ) ) =θ(4) = 5
θ ρ (3) = θ ( ρ ( 3 ) ) =θ(3) = 4
θ ρ (4) = θ ( ρ ( 4 ) ) =θ(2) = 1
θ ρ (5) = θ ( ρ ( 5 ) ) =θ(1) = 2

Jadi θ ο ρ= (13 2 3 4 5
5 4 1 2 )
Untuk menentukan ρ θ kita didefenisikan kamposisi ρ ο θ, sehingga
ρ θ (1) = ρ ( θ ( 1 ) ) = ρ(2) = 4
ρ θ (2) = ρ ( θ ( 2 ) ) = ρ(1) = 5
ρ θ (3) = ρ ( θ ( 3 ) ) = ρ(4) = 2
ρ θ (4) = ρ ( θ ( 4 ) ) = ρ(5) = 1
ρ θ (5) = ρ ( θ ( 5 ) ) = ρ(3) = 3

Jadi ρ ο θ = ( 14 2 3 4 5
5 2 1 3 )
Teorema A-1 :
Misalkan A suatu himpunan tidak kosong.
bi j
SA = { ζ │ζ : A A}
SA terhadap operasi penggandaan permutasi merupakan grup.
Bukti :
i. Akan ditunjukkan sifat tertutup
Ambil sembarang α, β ∈SA , berarti α dan β merupakan fungsi bijektif, menurut defenisi
penggandaan permutasi diperoleh : (α ο β) = α ( β ( a ) ) , ∀ a ∈ A
Akan ditunjukkan α ο β ∈ SA atau α ο β merupakan fungsi bijektif.
(diserahkan kepada pembaca)

ii. Akan ditunjukkan α , β , γ ∈ SA dan α ∈ A


Ambil sembarang α , β , γ ∈ SA dan α ∈ A
( ( α ο β ) ο γ ) ( a) = ( α ο β ) ( γ ( a ) ), ∀ a ∈ A
= α ( β ( γ ( a ) ) ), ∀ a ∈ A

=α ( ( β ο γ ) ( a ) ), ∀ a ∈ A
= ( a ο ( β ο γ ) ) ( a ) , ∀ a∈ A
(( a ο β) ο γ ) ( a ) = (a ο ( β ο γ ) ) ( a ) , ∀ a ∈ A
Jadi, ( α ο β ) ο γ = a ο ( β ο γ ) (Terbukti)

iii. Unsur Identitas


Pilih permutasi Identitas I yang didefenisikan sebagai berikut :
I ( a ) = a , ∀ a ∈ A, I merupakan pemetaan bijektif atai I ∈ SA
Ambil sembarang α ∈ SA dan x ∈ A
( I ο α ) ( x ) = I ( a ( x ) ), ∀ x ∈ A
= α (x),∀∈ A
Sehingga dipenuhi (α ο I ) (x) = α ( x ) , ∀x ∈ A …………… (1)
( α ο I ) ( x ) = α ( I ( x )) , ∀ x ∈ A = α ( x ) , ∀x ∈ A
Sehingga dipenuhi ( α ο I ) ( x ) = α ( x ) , ∀x ∈ A …………… (2)
Dari (1) dan (2) dipenuhi :
( α ο I ) ( x ) = ( I ο α ) ( x ) = α ( x ) , ∀x ∈ A
α ο I =I ο a , ∀ α ∈SA (Terbukti)

iv. Unsur Invers


Ambil sembarang β ∈SA
Didefenisi β−1 ( x ) = y jika dan hanya jika β ( y )=x
Akan ditunjukkan β−1 ∈ SA artinya β−1 fungsi bijektif
a) Akan ditunjukkan β−1 merupakan fungsi
(diserahkan kepada pembaca)
b) Akan ditunjukkan β−1 merupakan fungsi injektif
(diserahkan kepada pembaca)
c) Akan ditunjukkan β−1 fungsi surjektif
(diserahkan kepada pembaca)

Selanjutnya dibuktikan : ( β ο β−1 )=( β −1 ο β )=1


Ambil sembarang β ∈ SA dan x ∈ A
( β ο β−1 ) ( x )= β ( β−1 ( x ) ) =β ( y )=x=I ( x ) , ∀ x ∈ A
Demikian pula ambil sembarang β ∈ SA dan y ∈ A
( β−1 ο β ) ( y )=β−1 ( β ( y ) )=β −1 ( x )= y=I ( y ) , ∀ y ∈ A
Jadi tebukti ( β ο β−1 )=( β −1 ο β )=1

Definisi A – 2 :
Misalkan A = {1, 2, 3, … , n} grup dari semua permutasi dari A dinamakan grup permutasi
dengan n unsur dinitasikan S n.

Contoh 1 :
A = {1, 2, 3}
S3 = {α : A → A │α fungsi bijektif }
Terdapat 6 fungsi bijejtif atau 3! yaitu :

ρ0 = (11 2 3
2 3 ) ρ1 = (12 2 3
3 1 ) ρ2 = (13 2 3
1 2 )
μ1 = (11 2 3
3 2 ) μ2 = (13 2 3
2 1 ) μ3 = (12 2 3
1 3 )
S3 = { ρ0 , ρ1 , ρ2 , ρ3 , μ1 , μ 2 , μ3 }
Hasil penggandaan permutasi dapat dilihat pada tabel cayley berikut :
Tabel 1.1 Menunjukkan Table Cayley dari grup S3
* ρ0 ρ1 ρ2 μ1 μ2 μ3
ρ0 ρ0 ρ1 ρ2 μ1 μ2 μ3
ρ1 ρ1 ρ2 ρ0 μ3 μ1 μ2
ρ2 ρ2 ρ0 ρ1 μ2 μ3 μ1
μ1 μ1 μ2 μ3 ρ0 ρ2 ρ1
μ2 μ2 μ3 μ1 ρ2 ρ0 ρ1
μ3 μ3 μ1 μ2 ρ1 ρ2 ρ0

Dengan memperhatikan tabel di atas, diperoleh :


a. Sifat tertutup dipenuhi karena semua hasil operasi unsur – unsur ada di S3
b. Sifat asosiatif penggandaan permutasi/komposisi fungsi
SA merupakan bijektif terhadap operasi penggandaan permutasi berlaku sifat asosiatif.
Karena S3 ∈ SA, sehingga sifat asosiatif berlaku untuk setiap anggota dari S3
c. Terdapat ρ0 ∈ SA sebagai unsur identitas sehingga untuk ∀ ρ ∈S 3 berlaku
ρ0 ρ= ρ ρ 0=ρ
d. ∀ ρ ∈S3 ∃ ρ−1 ∈ S3 ∋ ρ ρ−1=ρ−1 ρ= ρ0
atau : ρ0 inversnya ρ0 ρ1 invernya ρ2 ρ2 invernya ρ1
μ1 inversnya μ 1 μ2 inversnya μ2 μ3 inversnya μ 3

Dengan dipenuhinya keempat sifat dari grup maka dapat disimpulkan bahwa S3 terhadap
operasi penggandaan permutasi membentuk grup yang dinamakan Grup permutasi dengan 3
unsur.

Contoh 2 :
Tentukan unsur kebalikan dari S7 ?

Misalkan α = (12 2 3 4 5 6 7
4 5 7 6 3 1
di S7 )
Siapakah unsur kebalikan dari α di S7 ? Bagaimanakah cara untuk menentukannya ? Tentu
saja kita dapat mentabulasi semua unsur di S7, kemudian membentuk tabel cayley dari S7.
Tetapi apakah ini suatu cara yang baik ? Bayangkan saja S 7 membpunyai orde 7! = 5040,
Apakah yang terjadi jika kita membentuk tabel cayley dari S 7. Untuk mengatasi masalah ini,
perhatikan bahwa sebenarnya bila α : A → A , maka α −1 : A → A ,dengan catatan bahwaα −1
menjadikan kodomain dari α, menjadi domainnya dan menjadikan domain dari α menjadi
kodomainnya. Dengan menggunakan fakta ini kita peroleh :
−1
α = (21 4 5 7 6 3 1
2 3 4 5 6 7 )
yang kemudian dapat dituliskan kembali menjado
−1
α = (17 2 3 4 5 6 7
1 6 2 3 5 4 )
Bukti :

α οα =
−1
(12 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
)(
4 5 7 6 3 1 7 1 6 2 3 5 4 )
¿ 1 2 3 4 5 6 7 =1
( )
1 2 3 4 5 6 7

B. GRUP DIHEDRAL

Perhatikan segitiga sama sisi dengan titik sudut 1, 2, 3. Unsur – unsur ρ0 , ρ1 , ρ2 dapat ditafsirkan
rotasi searah jarum jam dari segitiga sama sisi mengelilingi titik berat di bidang.
ρ0 : rotasi 0̊ (360̊) sebelum rotasi sesudah rotasi
3 3

ρ0 = 1 2 3
( )
1 2 3

1 2 1 2

ρ1 : rotasi 120̊ sebelum rotasi sesudah rotasi


3 1

ρ0 = 1 2 3
( )
2 3 1

1 2 2 3

ρ2 : rotasi 240̊ sebelum rotasi sesudah rotasi


3 2

ρ0 = 1 2 3
( )
3 1 2

1 2 3 1

Gambar Rotasi D3 searah jarum jam


Sedangkan unsur – unsur μ1 , μ 2 , μ3 , dapat ditafsirkan pencerminan – pencerminan terhadap
garis – garis sudut dari segitiga sama .
sebelum rotasi sesudah rotasi
μ1 : pencerminan terhadap 3 2

garis bagi ∠ 1 μ1= 1 2 3 ( )


1 3 2

1 2 1 3
sebelum rotasi sesudah rotasi
3 1
μ2 : pencerminan terhadap

garis bagi ∠ 2 μ2= (13 2 3


2 1 )
1 3 2
2
μ3 : pencerminan terhadap
garis bagi ∠ 3
sebelum rotasi sesudah rotasi
3 3

μ3 = (12 2 3
1 3 )
1 2 2 1

Gambar pencerminan S3, terhadap garis – garis bagi sudut

Dari hasil tersebut diperoleh grup yang dinamakan Grup Simetri dengan 3 unsur dinotasikan dengan
D3 atau The Third Dihedral Grup, sedangkan untuk D4 The Fourth Dihedral Grup, dan seterusnya
untuk unsur dinamakan The n – th Dihedral Grup.

Anda mungkin juga menyukai