DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Teori grup adalah cabang aljabar abstrak yang membahas mengenai grup. Dalam
matematika, grup adalah suatu struktur aljabar yang terdiri dari sebuah himpunan dan sebuah
operasi yang menggabungkan sebarang dua elemen himpunan tersebut untuk membentuk
elemen baru yang juga terdapat pada himpunan tersebut. Agar dapat digolongkan sebagai
grup, himpunan dan operasi tersebut harus memenuhi beberapa kondisi yang disebut aksioma
grup. Studi grup berawal dari gagasan mengenai himpunan-himpunan permutasi yang
tertutup di bawah operasi perkalian dan melibatkan identitas, serta invers untuk setiap
elemennya. Konsep permutasi yang pertama dikemukaan oleh Lagrange, yaitu permutasi
adalah fungsi yang memetakan sebuah himpunan kepada himpunan itu sendiri. Namun
teorema-teorema dasar permutasi dan notasi- notasi yang digunakan di dalamnya
dikembangkan oleh Cauchy. Cauchy juga merupakan orang pertama yang menggunakan
notasi siklik dalam menyatakan sebuah permutasi.
2. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1) Bagaimana membuktikan teorema dengan menggunakan fungsi bijektif ?
2) Bagaimana cara menggunakan tabel Cayley untuk grup permutasi ?
3) Bagaimana cara menggunakan konsep pencerminan dan rotasi ?
4) Bagaimana mencari hasil dari penggandaan permutasi ?
3. TUJUAN PENULISAN
1) Mengetahui pembuktian teorema dengan menggunakan fungsi bijektif
2) Mengetahui cara menggunakan tabel Cayley dari grup permutasi
3) Mengetahui cara menggunakan konsep pencerminan dan rotasi
4) Mengetahui hasil dari penggandaan permutasi
BAB II
ISI
Jika diketahui σ = ( 13 2 3 4 5 6
1 4 5 6 2
;τ = ) (
1 2 3 4 5 6
2 4 1 3 6 5 )
merupakan permutasi dalam S6
Jawab:
(11
τσ =
2 3 4 5 6
2 3 6 5 4 )
Definisi 1.1
Suatu permutasi dari himpunan S adalah suatu fungsi dari himpunan S ke himpunan S yang
bijektif
( β Ο γ ) (a) = β ¿(a)), ∀ a ∈ S
Kemudian bangun himpunan pemetaan yang bijektif dari S ke S yaitu : β (S) = { ξ|ξ : S bij
→
S}
Sebagai contoh kita ambil S = { a, b, c } maka akan kita peroleh banyaknya pemetaan bijektif
dari S ke S adalah sebagai berikut :
ξ 1= (aa b c
b c) (
; ξ 2=
a b c
b c a ) (
; ξ 3=
a b c
c a b )
ξ4=( aa b c
c b ) (
; ξ 5=
a b c
b a c ) (
; ξ 6=
a b c
c b a )
Penulisan seperti itu dimaksudkan untuk memepermudah, contoh untuk ξ 2= (ab b c
c a )
artinya ξ 2
memetakan :
A ke b, b ke c, dan c ke a. Sedangkan ξ 3 ο ξ 4 dimaksudkan pergandaan permutasi dengan terlebih
dahulu mengerjakan ξ 4 dilanutkan dengan ξ 3.
ξ 3 ο ξ 4= (ac )(
b c a b c
a b a c b
= )(
a b c
c b a )
=ξ 6
Dapat ditunjukkan bahwa β (S) terhadap pergandaan permutasi merupakan grup. Grup ini
dikatakan grup permutasi dinotasikan dengan S3. Jika S beranggotakan n elemenmaka grup
permutasinya ditulis Sn .
Teorema 1.1
S A ={ ξ|ξ : A bij A }
→
Bukti
Definisi 1.2
Misalkan A = {1,2,3, … n}, grup dari semua permutasi dari A dinamakan grup permutasi
dengan n unsur dinotasikan Sn.
Contoh 1 :
A = {1,2,3}
(1 23 )
ρ0 = 1 23 ; (1 23 )
ρ1 = 2 3 1 ; (1 23 )
ρ2 = 3 1 2
(1 23 )
µ1 = 1 3 2 ; (1 23 )
µ2 = 3 2 1 ; (1 23 )
µ3 = 2 13
* ρ0 ρ1 ρ2 µ1 µ2 µ3
ρ0 ρ0 ρ1 ρ2 µ1 µ2 µ3
ρ1 ρ1 ρ2 ρ0 µ3 µ1 µ2
ρ2 ρ2 ρ0 ρ1 µ2 µ3 µ1
µ1 µ1 µ2 µ3 ρ0 ρ1 ρ2
µ2 µ2 µ3 µ1 ρ2 ρ0 ρ1
µ3 µ3 µ1 µ2 ρ1 ρ2 ρ0
1. Sifat tertutup dipenuhi karena semua hasil operasi unsur – unsur tersebut ada di SA
2. Sifat Asosiatif penggandaan permutasi/ komposisi fungsi, untuk setiap fungsi dipenuhi
sehingga berlaku juga untuk setiap anggota dari SA.
berlaku ρ0 ρ = ρ ρ0 = ρ
4. ∀ ρ ϵ SA ∃ ρ ρ-1 = ρ-1 ρ = ρ0
Atau :
Dengan dipenuhinya keempat sifat dari sifat grup maka dapat disimpulkan bahwa S A terhadap
operasi penggandaan permutasi membentuk grup yang dinamakan grup permutasi dengan 3
unsur.
3
o
1 2
σ 0=( 11 2 3
2 3 )
; selanjutnya diputar dengan sudut putar α =120 °
diperoleh μ =(
3 2 1)
1 2 3
2 dan seterusnya dengan sumbu pencerminan yang melalui titik 3
akan diperoleh μ =(
2 1 3)
1 2 3
3 .
Dari hasil tersebut diperoleh grup yang dinamakan grup simetri 3 unsur
dinotasikan dengan D 3 atau (The Third Dihedral Group), sedangkan untuk D 4 dinamakan
(The Forth Dihedral Group).
Keterangan :
1. R0 =¿rotasi 0 0 P W R0 P W
G B G B
G B W P
G B B W
Selanjutnya dengan mencerminkan pada sumbu pencerminan atau rotasi terhadap 1800
diperoleh hasil yaitu :
BAB III
PENUTUP