Oleh
SYAIFUL HADI
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25 30
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, karena dengan taufiq,
(STAIN) Tulungagung.
Diktat ini.
oleh karenanya saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari semua
pihak sangat diharapkan agar dapat dilakukan perbaikan dalam
Amiin.
Penulis,
Syaiful Hadi
DAFTAR ISI
BAB 1 ................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. Aljabar Himpunan ..................................................................... 2
Latihan 1.1 ................................................................................. 9
1.2. Fungsi........................................................................................ 10
Latihan 1.2 ................................................................................ 15
1.3. Logika Matematika ................................................................... 17
Latihan 1.3 ................................................................................ 28
1.4. Pembuktian dalam Matematika............................................... 20
Latihan 1.4 ................................................................................ 43
BAB 2 ................................................................................................ 45
BILANGAN REAL .......................................................................... 45
2.1. Sifat Aljabar .............................................................................. 46
Latihan 2.1 ................................................................................ 54
2.2. Sifat Urutan .............................................................................. 56
Latihan 2.2 ................................................................................ 66
2.3. Nilai Mutlak.............................................................................. 68
Latihan 2.3 ................................................................................ 76
BAB 3 ................................................................................................ 77
LEBIH JAUH TENTANG BILANGAN REAL ............................ 77
3.1. Sifat Kelengkapan .................................................................... 77
Latihan 3.1 ................................................................................ 86
3.2. Manipulasi dengan Supremum dan Infimum .......................... 88
Latihan 3.2. ............................................................................... 90
3.3. Sifat Supremum dan Infimum pada ℝ ..................................... 92
Latihan 3.3. .............................................................................. 101
“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka
sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan
sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan
dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya,
sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”.1
1 Al Quran, 24 (an Nur) : 65. Dalam ayat di atas dijelaskan sekumpulan makhluk yang
disebut binatang. Dalam kelompok binatang tersebut ada sekelompok yang berjalan tanpa kaki,
dengan dua kaki, empat, atau bahkan lebih sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah SWT.
Kelompok binatang-binatang tersebut juga dapat didefinisikan secara jelas, yakni binatang
dengan jumlah kaki yang sama. Teori himpunan merupakan bidang matematika yang mengkaji
himpunan (set), yakni kumpulan (koleksi) dari objek-objek yang terdefinisi dengan jelas (well
defined). Makna “objek” dalam definisi tersebut dapat berupa obyek nyata dan abstrak. Adapun
makna “terdefinisi dengan jelas” adalah ciri, sifat, atau syarat objek yang dimaksud harus jelas
dan dapat ditentukan. Ciri, sifat, atau syarat objek tersebut merupakan prinsip keanggotaan
dalam suatu himpunan. Misalnya saja, kumpulan hewan berkaki empat.Obyek-obyek yang
dimaksud dalam contoh tersebut sudah jelas, yakni hewan yang memiliki jumlah kaki sebanyak
empat, seperti kuda, domba, panda, beruang, dan lain sebagainya.
1.1. ALJABAR HIMPUNAN
x A atau x A.
AB atau B A.
{xP(x)}
{x S : P(x)}
ℕ ∶= {1, 2, 3, . . . }. 2
𝑝
ℚ ≔ { ∶ 𝑝, 𝑞 ∈ ℤ, 𝑞 ≠ 0}
𝑞
ℕ⊂ℤ⊂ℚ⊂ℝ
(AB) C = A (BC)
A \ B := {xA : xB}.
(i) A \ (BC) = (A \ B) (A \ C)
(ii) A \ (BC) = (A \ B) (A \ C)
Bukti:
Definisi 1.1.8 Jika A dan B dua himpunan tidak kosong, maka hasil
kali Cartesius dari A dan B, dinotasikan dengan A
B, adalah himpunan semua pasangan terurut (a, b)
dengan a A dan b B. Ditulis,
A B = {(a, b) : a A, b B}
Contoh 1.2 Jika A = {1, 2,3} dan B = {a,b} maka himpunan A B adalah
A B = {(1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b)}
dengan "Q.E.D". QED adalah singkatan dari "Quod Erat Demonstrandum", dari
bahasa Latin untuk "yang diminta untuk dibuktikan".
Latihan 1.1
n n n n
E Ai = ( E Ai ) E Ai = ( E Ai )
i =1 i =1 dan i =1 i =1
1.2. FUNGSI
Sekarang akan didiskusikan notasi fundamental dari fungsi atau
pemetaan. Dalam hal ini fungsi akan dipandang sebagai jenis khusus
dari suatu himpunan.
Dengan kata lain, f injektif jika dan hanya jika dua relasi f(a) = b
dan f(c) = b mengakibatkan a = c. Juga dapat dikatakan, f injektif jika
dan hanya jika a, c di dalam D(f) dengan a c, maka f(a) f(c).
Definisi 1.2.4 Fungsi f adalah fungsi dengan domain D(f) A dan range
R(f) B. Fungsi f dikatakan pada (surjective atau
onto) jika R(f) = B.
dan
Buktikan g = f-1.
P Q P PQ PQ
B B S B B
B S S S B
S B B S B
S S B S S
B B B B
B S S S
S B B S
S S B B
P Q PQ QP ~P ~Q ~Q ~P
B B B B B B
B S S B B S
S B B S S B
S S B B B B
PQ
~Q
~P
Penyelesaian:
PQ
RS
( ~Q ~S ) ( ~P ~Q )
~P ~R
Penyelesaian:
1. P Q
2. R S
3. ( ~Q ~S ) ( ~P ~Q )
4. ( P → Q ) ( R → S ) Konjungsi 1, 2
5. ( ~Q ~S ) Simplifikasi 3
6. ~P ~R Destructive Dillema 4,5
PQ
P
Q
2. Modus Tolens (MT)
PQ
~Q
~P
3. Hypothetical Syllogisme (HS)
PQ
QR
P R
4. Disjunctive Syllogisme (DS)
PQ
~P
Q
5. Constructive Dillema (CD)
(PQ)(RS)
PR
Q S
6. Destructive Dillema (DD)
(PQ)(RS)
~Q~S
~P ~R
7. Conjunction (Conj)
P
Q
P Q
8. Simplification (Simpl)
PQ
P
9. Addition ( Add)
P
P Q
Perhatikan kalimat
“x adalah genap”.
Dua cara yang lain untuk mengubah kalimat tersebut menjadi suatu
proposisi adalah:
(d) (x)(x ℝ, x2 – 2x – 15 = 0)
(b) ( P Q ) [ ( ~ Q R ) ( R P ) ]
(c) ( P Q ) ( ~ P Q )
Bukti Trivial
x
Contoh 1.9. Buktikan, jika 0 < x < 1 maka 0 <
x +1
Bukti
x
Karena pernyataan Q, yaitu 0 < selalu benar untuk setiap x
x +1
Bukti.
m = 2a + 1 dan n = 2b + 1,
m + n = 2a + 1 + 2b + 1 (subtitusi)
= 2(a + b + 1) (distributif)
= 2p, dengan p = a + b + 1
Bukti
Selanjutnya,
membuktikan P.
Asumsi awal kedua metoda ini sama, pada metoda kontraposisi tujuan
akhirnya sudah jelas yaitu membuktikan kebenaran P, sedangkan
pada metoda kontradiksi tujuan akhirnya tidak pasti (sampai
terjadinya kontradiksi). Secara khusus jika kita sampai pada
pernyataan P maka kontradiksi sudah ditemukan. Jadi metoda
kontraposisi merupakan kasus khusus dari metoda kontradiksi.
Contoh 1.12 Tidak ada bilangan bulat positif x dan y yang memenuhi
persamaan Diophantine x2 − y2 = 1.
Bukti.
(x − y)(x + y) = 1:
x2 −1
Contoh 1.13. Jika x ℝ sedemikian hingga >0, maka x > 1 atau −2
x+2
Bukti
x2 −1
>0
x+2
(𝑥+1)(x−1)
>0.
x+2
Jadi, solusi yang memenuhi adalah x > 1 (Kasus 1) atau −2 < x <
−1 (Kasus 4).
n
Contoh 1.14 Untuk setiap n bilangan asli maka 22 + 1 merupakan
bilangan prima.
Bukti
Pembuktian Kosong
Bukti.
Pembuktian Eksistensial
Ada dua tipe bukti eksitensial ini, yaitu konstruktif dan tak
konstruktif. Pada metoda konstruktif, eksistensinya ditunjukkan
secara eksplisit. Sedangkan pada metoda takkonstruktif, eksistensinya
tidak diperlihatkan secara eksplisit.
Bukti
ternyata ( 2) 2
rasional maka bukti selesai, dalam hal ini diambil
x = y = 2 . Bila ( 2) 2
bukan rasional (yaitu irrasional),
( 2 ) = 2 merupakan bilangan
2
diperhatikan bahwa 2
2 2
=
rasional.
= ( 2) 2
dan y = 2 pasti memenuhi pernyataan yang dimaksud.
Bukti
1
Diperhatikan bahwa suatu bilangan real positif. Menurut
b−a
1
sifat Archimedes terdapat bilangan asli n sehingga n > .
b−a
Untuk n ini berlaku
nb - na >1 (*)
m - 1 ≤ na < m (**)
Bentuk terakhir ini dapat ditulis na < m < nb, dan dengan
membagi semua ruas dengan n, didapat
m
a< <b
n
m
maka terbukti terdapat bilangan rasional r := .
n
Pembuktian Ketunggalan
Contoh 1.18. Limit dari suatu barisan bilangan real yang konvergen
adalah tunggal.
Bukti
1
|𝑎 − 𝑏 | .
2
a − b = ( a − x n ) + ( x n − b)
a − xn + xn − b
+ = 2 = a − b
Contoh 1.19. Jika a suatu bilangan bulat, maka a tidak habis dibagi 3
oleh jika dan hanya jika a2 – 1 habis dibagi oleh 3.
Bukti
() Akan dibuktikan jika a tidak habis dibagi 3, maka a2 - 1
habis dibagi 3.
Misalkan a = 3q + r dengan r = 0, 1, atau 2. Karena a tidak
habis dibagi 3, maka r ¹ 0. Jika r = 1, maka a – 1 = 3q
sehingga a2 – 1 = (a – 1) (a + 1) habis dibagi 3. Jika r = 2,
maka a2 = (3q + 2)2 = 9q2 + 12q + 4 atau a2 – 1 = 9q2 + 12q +
3 = 3 (3q2 + 4q + 1) yang habis dibagi 3.
() Akan dibuktikan jika a2 - 1 habis dibagi 3, maka a tidak habis
dibagi 3.
Karena a2 – 1 habis dibagi 3, maka a2 – 1 = (a – 1) (a + 1)
habis dibagi 3.
(1 + x)n ≥ 1 + nx
Bukti
Untuk 𝑛 = 1, maka
(1 + 𝑥 )1 ≥ 1 + 1. 𝑥 ⟺ 1 + 𝑥 ≥ 1 + 𝑥 (pernyataan
benar).
(1 + 𝑥 )𝑘+1 = (1 + 𝑥 )𝑘 (1 + 𝑥 ) ≥ (1 + 𝑘𝑥 )(1 + 𝑥 )
= 1 + 𝑘𝑥 + 𝑥 + 𝑘𝑥 2
= 1 + (𝑘 + 1)𝑥 + 𝑘𝑥 2 .
untuk semua 𝑛 ∈ ℕ.
Latihan 1.4
a
(b) a, b ℝ, dan b 0, > 0 a.b > 0
b
a
(b) a, b ℝ, dan b 0, > 0 a.b > 0
b
x −2
(d) Untuk semua x ℝ dan x 5, jika < 0, maka 2 < x < 5
x −5
1 1 1 n
(a) + ++ = , untuk semua n ℕ.
1.2 2.3 n(n + 1) n + 1
5 Al Quran, 6 (al Fajr) : 3. Kata-kata “yang genap” dan “yang ganjil” bisa diartikan
sebagai bilangan genap dan bilangan ganjil. Bilangan adalah suatu konsep matematika yang
digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Dalam matematika, konsep bilangan selama
bertahun-tahun telah diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan negatif, bilangan
rasional, bilangan irrasional dan bilangan kompleks.
hubungan antar anggota, seperti sifat urutan, sifat jarak, sifat
kelengkapan dan sifat kepadatan (dibahas di bab-bab berikutnya).
Himpunan bilangan
positif
Sifat Aljabar
Himpunan bilangan
Sifat Trikotomi
Sistem Bilangan Real
0
Sifat Urutan
Himpunan bilangan
Nilai Mutlak
negatif
1 1
(M4) Untuk setiap 𝑎 ∈ℝ,𝑎 ≠ 0 selalu terdapat (𝑎) ∈ℝ sehingga 𝑎 ∙ (𝑎) =
1 1
(𝑎) ∙ 𝑎 = 1. Elemen (𝑎) ini disebut kebalikan dari 𝑎.
didefinisikan.
Teorema 2.1.1
(i). Jika (𝑎, 𝑏 ∈ ℝ) 𝑠𝑒𝑑𝑒𝑚𝑖𝑘𝑖𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑎 + 𝑏 = 0, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑏 = −𝑎
1
(ii). Jika 𝑎 ≠ 0 𝑑𝑎𝑛 𝑏 ∈ ℝ 𝑠𝑒𝑑𝑒𝑚𝑖𝑘𝑖𝑎𝑛 ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑎 ∙ 𝑏 = 1, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑏 = 𝑎
Bukti:
𝑎 + 𝑏 = 0 ⇔ (−𝑎) + (𝑎 + 𝑏) = (−𝑎) + 0
⇔ ((−𝑎) + 𝑎) + 𝑏 = −𝑎
⇔ 0 + 𝑏 = −𝑎
⇔ 𝑏 = −𝑎
1 1
𝑎∙𝑏 =1 ⇔ ( ) (𝑎 ∙ 𝑏 ) = ∙ 1
𝑎 𝑎
1 1
⇔ (𝑎 ∙ 𝑎) (𝑏) = 𝑎
1
⇔1∙𝑏 =
𝑎
1
⇔𝑏=
𝑎
Teorema 2.1.2.
(iii). a ∙ 0 = 0
Bukti.
𝑏 =0+𝑏
= (−𝑎 + 𝑎) + 𝑏
= −𝑎 + (𝑎 + 𝑏)
= −𝑎 + 𝑎
= 0.
(ii). Diketahui 𝑎 ∙ 𝑏 = 𝑏
𝑎 =𝑎∙1
1
= 𝑎 ∙ (𝑏 ∙ (𝑏))
1
= (𝑎 ∙ 𝑏 ) ∙ ( 𝑏 )
1
= 𝑏 ∙ (𝑏 )
= 1.
(i). (−1) ∙ a = −a
(ii). −(−a) = a
Bukti:
= (1 + (−1)) ∙ 𝑎
=0∙𝑎
=0
Teorema 2.1.4.
1 1
(i). Jika a ≠ 0 maka ≠ 0 dan 1 =a .
a
a
Bukti.
1
(i). Karena 𝑎 ≠ 0 maka menurut (M4) selalu ada ∈ ℝ. Andaikan
𝑎
1
= 0 maka diperoleh
𝑎
1
1 = 𝑎 ∙ (𝑎) = 𝑎 ∙ 0 = 0
1
(ii). Kedua ruas pada 𝑎. 𝑏 = 𝑎. 𝑐 dikalikan dengan ( ) disertai
𝑎
⇔ 1 .𝑏 = 1 .𝑐
⇔𝑏=𝑐
1 1
𝑎∙𝑏 =0 ⇔ ( ) ∙ (𝑎 ∙ 𝑏 ) = ( ) ∙ 0
𝑎 𝑎
1
⇔ ( ∙ 𝑎) (𝑏) = 0
𝑎
⇔ 1∙𝑏 =0
⇔𝑏=0
1
Dengan cara yang sama kedua ruas dikalikan dengan , maka
𝑏
diperoleh 𝑎 = 0.
6
Catat bahwa 0 tidak mempunyai unsur kebalikan, dan pembagian dengan 0 tidak
1
didefinisikan. Sehubungan dengan itu tidak benar bahwa 0 = ∞. Walaupun kelak
lambang (baca: tak hingga atau tak terhingga) akan sering digunakan, ia tidak
menyatakan suatu bilangan real.
Bilangan Rasional dan Irrasional
(irrational numbers).
Bukti
𝑚2
𝑟2 = = 2 ⇒ 𝑚2 = 2𝑛2 ,
𝑛2
(b) (−a)(−b) = ab
1 1
(c) = − (𝑎) jika a ≠ 0
(−𝑎)
𝑎 −𝑎
(d) − (𝑏 ) = ( 𝑏 ) jika b ≠ 0
(a) x + 6 = 3x + 9
(b) x 2 = 2 x
(c) ( x − 1)( x + 2) = 0
𝑎 ∈ ℙ, 𝑎 = 0, −𝑎 ∈ ℙ.
Sifat (a) dan (b) pada definisi di atas menjelaskan tentang sifat
tertutup ℙ terhadap operasi penjumlahan dan perkalian. Sifat yang (c)
sering disebut Sifat Trikotomi (Trichotomy property), sebab membagi
ℝ ke dalam tiga jenis elemen yang berbeda.
{−𝑎: 𝑎 ∈ ℙ}.
Jadi himpunan bilangan real terbagi atas tiga himpunan saling asing
yaitu bilangan positif, bilangan negatif dan nol.
ℝ = ℙ ∪ {−𝑎: 𝑎 ∈ ℙ} ∪ {0}
Definisi 2.2.2 (Urutan). Berikut ini definisi ketidaksamaan antara
elemen-elemen pada ℝ:
(𝑎 − 𝑏 ) + (𝑏 − 𝑐 ) ∈ ℙ ⟺ 𝑎 − 𝑏 + 𝑏 − 𝑐 ∈ ℙ
⟺ (𝑎 − 𝑐 ) + (−𝑏 + 𝑏) ∈ ℙ
⟺ (𝑎 − 𝑐 ) + 0 ∈ ℙ
⟺𝑎−𝑐 ∈ℙ
⟺𝑎>𝑐
Teorema 2.2.5.
(ii). 1>0
Bukti
Bukti
Bukti
𝑎 𝑎
Andaikan 𝑎 > 0, maka 𝑎 > 2 > 0. Diambil 𝜀𝑜 = (𝜀0 bilangan real
2
7 Hasil kali dua bilangan positif maka kedua bilangan tersebut betanda sama.
Sebaliknya, jika hasil kali kedua bilangan negatif maka kedua bilangan tersebut berlainan
tanda.
(i). 𝑎 > 0 dan 𝑏 > 0 atau
Bukti
1 1
b = 1 b = (𝑎 ∙ 𝑎) 𝑏 = (𝑎) (𝑎𝑏) > 0
Penyelesaian.
Penyelesaian.
2𝑥 + 1 𝑥− 1
Perhatikan bahwa x B 𝑥+2
−1 <0
𝑥+2
< 0.
Sehingga diperoleh (i) x – 1 < 0 dan x + 2 > 0, atau (ii) x – 1 > 0 dan x + 2 <
0. Untuk kasus (i) diperoleh x < 1 dan x > −2 yang akan dipenuhi jika −2
< x < 1, sedangkan untuk kasus (ii) diperoleh x > 1 dan x < −2, sehingga
tidak ada bilangan real yang memenuhi. Jadi dapat disimpulkan bahwa
B ≔ { x ℝ : −2 < x < 1}.
Penyelesaian.
Sehingga diperoleh (i) x + 3 < 0 dan x – 2 < 0, atau (ii) x + 3 > 0 dan x – 2 >
0. Untuk kasus (i) diperoleh x < −3 dan x < 2 yang akan dipenuhi jika x
< −2, sedangkan untuk kasus (ii) diperoleh x > −3 dan x > 2, yang akan
dipenuhi jika x > 2. Jadi dapat disimpulkan bahwa C ≔ { x ℝ : x < −3 }
{ x ℝ : x > 2 }.
(i). a<b
(ii). a2 < b2
(iii). √𝑎 < √𝑏
Bukti
𝑎2 − 𝑏2 = (𝑎 − 𝑏)(𝑎 + 𝑏) < 0
Sehingga 𝑎2 < 𝑏2
Bukti.
Bukti.
Untuk 𝑛 = 1, maka
(1 + 𝑥 )1 ≥ 1 + 1. 𝑥 ⟺ 1 + 𝑥 ≥ 1 + 𝑥 (pernyataan
benar).
(1 + 𝑥 )𝑘+1 = (1 + 𝑥 )𝑘 (1 + 𝑥 ) ≥ (1 + 𝑘𝑥 )(1 + 𝑥 )
= 1 + 𝑘𝑥 + 𝑥 + 𝑘𝑥 2
= 1 + (𝑘 + 1)𝑥 + 𝑘𝑥 2 .
atau
𝑛 2 𝑛 𝑛
(∑ 𝑎𝑖 𝑏𝑖 ) ≤ (∑ 𝑎𝑖2 ) (∑ 𝑏𝑖2 )
𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1
Bukti.
Dengan Teorema 2.2.5 (i) dan Sifat 2.2.1 (a) diperoleh F(t) ≥ 0
untuk setiap 𝑡 ∈ ℝ. Selanjutnya,
𝑛 𝑛 𝑛
= (∑ 𝑎𝑖2 ) − 2𝑡 (∑ 𝑎𝑖 𝑏𝑖 ) + 𝑡 (∑ 𝑏𝑖2 ) ≥ 0
2
𝑛 2 𝑛 𝑛
(∑ 𝑎𝑖 𝑏𝑖 ) ≤ (∑ 𝑎𝑖2 ) (∑ 𝑏𝑖2 ).
𝑖=1 𝑖=1 𝑖=1
2. Jika 0 < a < b dan 0 < c < d, buktikan bahwa 0 < ac < bd.
4. Cari bilangan real a, b, c, dan d yang memenuhi 0 < a < b dan c < d
< 0 dan juga memenuhi salah satu (i) ac < bd atau (ii) bd < ac.
𝑎 𝑎+𝑐
9. Tunjukkan jika b < 0 dan c < 0, maka 𝑏 < .
𝑏
𝑎 𝑐
10. Untuk a, b, c dan d bilangan real positif, tunjukkan < 𝑑 jika dan
𝑏
1 2 1
13. Buktikan bahwa [2 (𝑎 + 𝑏)] ≤ 2 (𝑎2 + 𝑏2 ) , untuk semua 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ.
Definisi 2.3.1. Nilai mutlak (absolute value) dari suatu bilangan real
𝑎, dinotasikan dengan |𝑎|, didefinisikan sebagai
a jika a>0,
{ -a jika a<0.
a jika a ≥ 0,
|a|= {
−a jika a < 0.
(iv). |𝑎|2 = 𝑎2
(iii) Jika minimal salah satu dari a atau b bernilai nol maka
kedua ruas bernila nol.
|𝑎 + 𝑏| ≤ |𝑎| + |𝑏|.
Bukti
Bukti
− | 𝑎 − 𝑏 | ≤ |𝑎 | − |𝑏 | ≤ | 𝑎 − 𝑏 | .
Contoh 2.2. (a) Tentukan himpunan A dari semua bilangan real x yang
memenuhi 2 x + 3 6.
Penyelesaian
Penyelesaian
𝑥 − 1 > 𝑥 + 1 ⇔ −1 > 1
⇔ 𝑥 2 − 2𝑥 + 1 > 𝑥 2 + 2𝑥 + 1
⇔ 4𝑥 < 0
⇔𝑥<0
( x 2 − 4x + 1)
(c) Fungsi f didefinisikan dengan f ( x ) = untuk 1 ≤ x ≤ 3.
(3x − 1)
Penyelesaianan
x 2 − 4x + 1
f (x ) = .
3x − 1
2
x 2 − 4x + 1 x + 4 x + 1 32 + 4 3 + 1 = 16 ,
Karena x 3 untuk semua x yang disyaratkan. Di pihak lain,
3x − 1 3 x − 1 3 1 − 1 = 2 ,
1 1
Karena x 1 untuk semua x yang syaratkan. Jadi untuk x
3x − 1 2
16
≥ 1 . Jadi untuk 1 ≤ x ≤ 3 berlaku f (x ) = 8 . Dalam hal ini dapat
2
dipilih M = 8.
-3 -2 -1 0 1 2 3
| − 1 − (2)| = 3
𝑉𝜀 (𝑎)
𝑎-𝜀 𝑎 𝑎+𝜀
8 Jarak antara dua bialngang real a dan b biasanya juga disimbolkan dengan d(a, b) =
a − b
9 Persekitaran juga sering disebut dengan kitaran.
Dapat dilihat bahwa 𝑥 ∈ 𝑉𝜀 (𝑎) jika dan hanya jika 𝑎 − 𝜀 < 𝑥 < 𝑎 +
𝜀.
Bukti
berlaku
( x + y) − (a + b) = ( x − a) + ( y − b)
x − a + y − b 2 .
(a) a = a 2 .
(b) a 2 = a 2 .
𝑎 |𝑎|
2. Jika a, b ℝ dan b ≠ 0,Tunjukkan bahwa |𝑏 | = |𝑏|
ab 0.
x− y + y−z = x−z .
(a) 2 x − 5 10 (b) x 2 − 9 3
(c) x − 1 x + 1 (d) x + x + 2 2
(a) x − y x − y (b) x − y x + y
Pada bagian ini akan diberikan salah satu sifat dari ℝ yang sering
disebut dengan Sifat Kelengkapan (Completeness Property). Sebelum
membahas Sifat Kelengkapan, berikut ini diperkenalkan konsep
tentang batas atas dan bawah dari suatu himpunan bilangan real.
10Al Quran, 31 (Lukman) :27. Yang dimaksud dengan kalimat Allah ialah ilmu-Nya dan
nikmat-Nya.Karena begitu luasnya ilmu Allah SWT dan begitu melimpahnya nikmat yang
diturunkan bagi umat manusia sehingga jika air laut menjadi tinta untuk menuliskan ilmu dan
nikmat Allah SWT untuk manusia.Sekalipun ditambahkan tujuh kali lipatnya takkan cukup
untuk menuliskan ilmu dan nikmat Allah.Hal ini menunjukkan himpunan apapun yang ada
didunia ini adalah terbatas dan hanya satu yang tak terbatas adalah Kuasa Allah SWT.
Bilangan u yang memenuhi sifat ini (bila ada)
disebut sebagai batas atas (upper bound) himpunan
S.
Contoh 3.1.
Bukti
Ditulis 𝑢 = sup S.
Ditulis w = inf S.
Contoh 3.2.
Bukti
Bukti
INTERVAL
1. Misalkan
(−1) n
A= : n N,
n
n −1
B= : n N ,
n
C = {cos n : nℕ},
D = {90n – n2 : n ℕ}.
1 1 1 1 1 1
E = 1, 1 + ,1 + + ,1 + + + + ...
2 2 3 2 3 4
(−1)𝑛
5. Misalkan S4 = {1 – : 𝑛 ℕ}. Carilah inf S4 dan sup S4.
𝑛
6. Misalkan f ( x) = x, g ( x) = 1 − x 2 .
𝑢+1
(b). untuk setiap n ℕ, batas atas dari S.
𝑛
sup(cS) = c supS.
Bukti
terdapatxSsedemikian sehingga
𝜖
𝑣− < 𝑥.
𝑐
𝑐𝑣 − < 𝑐𝑥,
inf(cS) = c supS.
Bukti
sup(c+S) = c + supS.
Bukti
sup A ≤ inf B .
Bukti
sup A ≤ inf B.
Latihan 3.2.
5. Misalkan H ⊆ ℝ tak kosong dan terbatas di atas, dan G⊆H juga tak
kosong. Buktikan bahwa G terbatas di atas dan sup G ≤ sup H.
6. Jika Sℝ tak kosong dan terbatas dan T S tak kosong, buktikan
bahwa
bawah dan
1
inf 𝐺 = sup 𝐻
dan
Contoh 3.3.
Bukti
Bukti:
𝑧 𝑧
(i) Karena 𝑥 = 𝑦 > 0, maka terdapat n ℕ sehingga = 𝑥 < 𝑛
𝑦
1
Akibat 3.3.7. Jika S :={𝑛 : 𝑛 ∈ N}, maka inf S = 0
Bukti.
1
0 ≤ 𝑤 ≤ 𝑛 < 𝜀.
Eksistensi √𝟐
Bukti :
2
1 2 2x 1 1
x + = x + + 2 x 2 + (2x + 1) .
n n n n
2−𝑥 2
Dengan pengandaian di atas maka 2 – x2 > 0 dan > 0. Dengan
2𝑥+1
1 2 − x2
.
n 2x + 1
1 2
(𝑥 + ) < 𝑥 2 + (2 − 𝑥 2 ) = 2
𝑛
𝑥+1
Hal ini menyatakan bahwa S, yang bertentangan dengan
𝑛
m m m m
𝑥 2 −2
Selanjutnya dengan asumsi di atas diperoleh x2 – 2 > 0 dan >
2𝑥
1 x2 − 2
m 2x
2x
x 2 − 2,
m
1 2
(𝑥 − ) > 𝑥 2 − (𝑥 2 − 2) = 2
𝑚
1
Hal ini menyatakan bahwa 𝑥 − 𝑚 adalah batas atas dari S, yang
Teorema 3.3.9. (Sifat Terurut Rapi ℕ). Setiap himpunan bagian tak
kosong dari ℕ mempunyai minimum.
Bukti.
n<a+1
Bukti
ny – nx > 1
Akibatnya,kita peroleh
m ≤ nx + 1 ≤ ny
𝑚
Jadi terdapat bilangan rasional 𝑟: = sedemikian sehingga 𝑥 <
𝑛
𝑟 < 𝑦.
sehingga kita peroleh interval (nx, ny) yang lebarnya lebih dari 1. Dalam
interval tersebut kita pilih bilangan asli m, kemudian kita zoom in
𝑚
untuk mendapatkan bilangan rasional di dalam interval (x, y). Untuk
𝑛
Contoh 3.5.
3
Tentukan 3 bilangan rasional diantara√2 dan 2.
Penyelesaian
Bukti.
𝑥 𝑦
<r< .
√2 √2
(−1))𝑛
(b) { : 𝑛∈ ℕ}.
𝑛
1
3. Jika t > 0, maka terdapat𝑛𝑡 ∈ℕsedemikian hingga 0 < 𝑛 < 𝑡.
𝑡
12
Al Quran, 58 (al Mujadilah) : 7. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa bila saja ada
tiga orang yang mengadakan pembicaraan rahasia, maka--karena Dia selalu mengetahuinya--
Dia adalah yang keempatnya. Jika ada lima orang yang berbuat demikian, maka Dia adalah
yang keenamnya. Atau jika orang yang mengadakan pembicaran rahasia itu berjumlah lebih
kecil atau lebih besar dari itu, Dia selalu menyertai mereka. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
sesuatu yang banyaknya berhingga maupun tak berhingga Allah selalu menjadi elemen yang
terakhir dari setiap apa yang dibahas. Dal hal ini akan menunjukkan pada konsep barisan
bilangan.
Dia (Allah) mengetahui segala sesuatu yang mereka bisikkan di mana saja mereka berada. Ayat
ini menunjukan bahwa Allah SWT. sangatlah dekat dengan segala sesuatu yang sedang mereka
perbicarakan bahkan hal yang rahasiapun Allah pasti mengetahui. Hal ini akan menunjukkan
pada konsep limit barisan.
dari sudut pandang analisis dan ia merupakan bentuk khusus dari
fungsi. Pada bab ini dibahas mengenai pengertian barisan. Selanjutnya,
dibahas tentang limit dan konvergensi dari suatu barisan. Di antaranya
adalah Teorema Konvergen Terdomonasi, teorema Operasi Aljabar
pada barisan Konvergen, Teorema Apit, Kekonvergenan dengan Uji
Rasio, Teorema Konvergen Monoton, Teorema Bolzano-Weierstrass,
dan Kriteria Cauchy untuk barisan yang konvergen.
konvergen divergen ke
Berdasarakan
arah suku-suku
tidak konvergen divergen ke -
oscillatory
terbatas diatas
terbatas
Berdasarkan
Barisan Bilangan Real
terbatas dibawah
eksistensi batas
tidak terbatas
naik
monoton turun
Berdasarkan
kedudukan suku
tidak monoton konstan
subbarisan
barisan cauchy
barisan kontraktif
X(n) ≔ xn
dan disebut suku ke-n barisan X. Notasi barisan yang sering digunakan
adalah
1
(c) Barisan (zn) dengan zn := adalah barisan Z =
n2
1 1 1 1
1, , , , . Dapat juga ditulis sebagai Z = ( 2 : n ℕ)
4 9 16 n
1
Tetapi, kalau kita perhatikan barisan Z = ( : n ℕ), jika n semakin
n2
besar maka zn semakin kecil, menuju bilangan nol. Barisan bilangan
real Z ini dikatakan sebagai barisan yang konvergen atau mempunyai
limit. Sedangkan barisan bilangan real n(-1)n dikatakan barisan yang
tidak konvergen atau divergen.
Bilangan x dalam hal ini disebut sebagai limit barisan (xn), dan
barisan bilangan real (xn) konvergen atau menuju ke x dapat
dinyatakan sebagai
1
Contoh 4.2. Tunjukkan bahwa barisan ( : n ℕ) konvergen ke 0.
n
Penyelesian.
n (xn)
1 1,00000
2 0,50000
3 0,33333
4 0,25000
5 0,20000
6 0,16667
7 0,14286
8 0,12500
... ...
1,5
1,0
0,5
0,0
0 10 20 30 40 50
-0,5
-1,0
-1,5
1,5
1,0
0,5
0+
0,0
0 0− 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
-0,5
-1,0
-1,5
1,0
0,5
0+
0,0 M n ≥ M
0 0+ 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
-0,5
-1,0
-1,5
1
Adapun pembuktian secara formal bahwa barisan ( : n ℕ)
n
konvergen ke 0 adalah sebagai berikut:
1
Disini kita ketahui bahwa xn = dan x = 0.
n
1 1 1
Selanjutnya, lihat bahwa −0 = = . Bentuk ketidaksamaan
n n n
1 1
diselesaikan diperoleh n . Sehingga cukup diambil bilangan
n
1 1
asli M . Akibatnya, − 0 untuk setiap n ≥ M. Yang demikian
n
1
berlaku untuk setiap 0 . Ini artinya bahwa barisan ( : n ℕ)
n
1
konvergen ke 0 atau lim = 0.
n → n
1
Misalkan diberikan = 0,12 maka = 8,33. Jadi cukup diambil M = 9.
Untuk meyakinkan dapat diperiksa untuk n ≥ M = 9
n xn-0
9 0,11111
10 0,10000
11 0,09091
12 0,08333
13 0,07692
14 0,07143
15 0,06667
... ...
1
yang kesemua − 0 ≔ 0,12 untuk n ≥ 9.
n
2n + 1 2
Contoh 4.3. Buktikan lim = .
n → 3n + 2 3
Penyelesian.
Sebelum dibuktikan secara formal disajikan visualisasi grafik
2n + 1
dari barisan sebagai berikut:
3n + 2
0,9
0,7
0,5
0,3
0,1
-0,1 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
-0,3
-0,5
2n + 1
Dari grafik barisan tersebut nampak bahwa barisan menuju ke
3n + 2
2
, namun pembuktian secara formal dapat disajikan sebagai berikut:
3
2n + 1 2
Disini kita mempunyai xn = dan x = .
3n + 2 3
Karena
2n + 1 2 6n + 3 − 6n − 4 1 1
− = = ,
3n + 2 3 3(3n + 2) 3(3n + 2) 9n
1
diberikan 0 , pilih M ℕ sedemikian sehingga M > . Maka untuk
9
2n + 1 2 2n + 1 2
setiap n ≥ M berlaku − . Ini artinya bahwa lim = .
3n + 2 3 n → 3n + 2 3
1
Sebagai ilustrasi, misalkan diberikan = 0,012 maka = 9,25925. Jadi
9
diambil M = 10. Agar lebih meyakinkan dapat diambil beberapa nilai
2
xn − untuk n ≥ M = 10
3
n xn-2/3
10 0,01042
11 0,00952
12 0,00877
13 0,00813
14 0,00758
15 0,00709
... ...
2
yang kesemua nilai x n − kurang dari = 0,012 untuk n ≥ 10.
3
Penyelesian.
0,9
0,7
0,5
0,3
0,1
-0,1 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
-0,3
-0,5
Selanjutnya
1
=
(√𝑛 + 1 + √𝑛)
1
<
2√𝑛
1
Diberikan 0 sembarang, pilih M ℕ sehingga 2 < 𝜀 untuk setiap
√𝑛
1
n ≥ M. Jadi dapat kita pilih bilangan asli 𝑀𝜀 ≥ sehingga
4𝜀 2
1
Sebagai ilustrasi, misalkan diberikan = 0,12 maka = 17,36111.
4 2
Jadi diambil M = 18. Agar lebih meyakinkan dapat diambil beberapa
nilai x n − 0 untuk n ≥ M = 18
n xn-0
18 0,11626
19 0,11324
20 0,11044
21 0,10784
22 0,10542
23 0,10315
... ...
Penyelesaian
0
0 5 10 15 20 25 30
-1
≤ xn – x + x – xn+1
1
< + = 2 = 2(2) = 1 (ii)
Teorema 4.1.3. Limit dari suatu barisan bilangan real yang konvergen
adalah tunggal.
Bukti
1
|𝑎 − 𝑏 | .
2
≥ M(b).
a − b = ( a − x n ) + ( x n − b)
a − xn + xn − b
+ = 2 = a − b
Dengan kata lain barisan (xn) terbatas jika dan hanya jika
himpunan {xn : n ℕ} terbatas pada ℝ.
Bukti
Contoh 4.6.
2
M
0
0 5 10 15 20 25 30
-1
-2
−M
-3
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25 30
-10
-20
-30
Penyelesaian
x = (1 + 1)n ≥ 1 + n ≥ n
Definisi 4.1.6 (Ekor dari Barisan) Misalkan X = (x1, x2, x3, … , xn,
…) barisan bilangan real dan m sebarang bilangan asli,
ekor-m dari X didefinisikan sebagai barisan
Bukti:
xn − x .
bahwa Xm konvergen ke x.
xn − x .
konvergen ke x.
(−1)n
(a) xn = 1 + (−1)n (b) xn =
n
1 1
(c) xn = (d) xn =
n(n + 2) n +1
2
(a) x1 = 1, xn +1 = 3xn + 1
(b) y1 = 2, yn+1 = 12 ( yn + y2 ) n
(c) z1 = 1, z2 = 2, zn + 2 = ( zn +1 + zn ) /( zn +1 − zn )
(d) t1 = 3, t2 = 5, tn + 2 = tn + tn +1
(a) lim 1
=0 (b) lim 4n = 4
n → 2n 2 + 3 n → n + 3
2n 2 − 1
(c) lim 4 − 5n = − 5 (d) lim 2 =2
n → 3n + 2 n → n + 7
3
6. Buktikan bahwa lim( xn ) = 0 jika dan hanya jika lim ( xn ) = 0 . Berikan
n → n →
9. Tunjukkan bahwa :
(a) lim 1
= 0, a 0 (b) . lim 1n = 0
n → na + 1 n→ 2
(c) lim c
n → ( ) =1, c 0
1
n
(d) lim n
n → ( ) =1 .
1
n
Teorema 4.2.1. Misalkan (xn) dan (an) adalah dua barisan bilangan
real dan lim (an) = 0. Jika ada c > 0 dan m ℝ sehingga berlaku
Bukti.
Ambil > 0, maka 0 . Karena lim (an) = 0 maka terdapat M/c
c
ℕ sedemikian hingga untuk setiap n ≥ M/c berlaku an – 0 ≤
c
.
xn – x ≤ c an ≤ c = atau xn – x ≤ .
c
1
Contoh 4.7. Bila a > 0, tunjukkan bahwa lim = 0.
1 + na
Penyelesian.
1 1 1 1
0 = untuk setiap n ℕ
1 + na na n a
Selanjutnya
1 1 1 1 1 1
−0 = = untuk setiap n ℕ
1 + na 1 + na n a a n
1 1
Dengan mengambil c = > 0 dan an = dan diketahui lim an = 0 maka
a n
1
menurut teorema 3.2.1 maka dapat disimpulkan lim = 0.
1 + na
Penyelesaian.
1 1
Ambil b∶= 𝑎 − 1 > 0. Dapat ditulis a∶= (1+𝑏) dan dengan ketidaksamaan
Bernoulli berlaku
(1 + 𝑏)𝑛 ≥ 1 + 𝑛𝑏
1 1 1 1 1
dan diperoleh 0 < (1+𝑏)𝑛 ≤ 1+𝑛𝑏 < 𝑛𝑏 = (𝑏) (𝑛)
1 1
Dengan mengambil c = > 0 dan an = dan diketahui lim an = 0 maka
b n
menurut teorema 3.2.1 maka dapat disimpulkan lim(𝑎𝑛 ) = 0.
Contoh 4.9. Bila c > 0, tunjukkan bahwa lim(𝑐 1/𝑛 ) = 1
Penyelesaian.
1
|𝑐 1/𝑛 − 1| = 𝑑𝑛 ≤ (𝑐 − 1) , untuk setiap n ℕ
𝑛
1
Kasus 3, jika 0 < c < 1, maka 𝑐 1/𝑛 = 1+ℎ untuk suatu hn > 0.
𝑛
1 1 1
𝑐= 𝑛
≤ <
(1 + ℎ𝑛 ) 1 + 𝑛ℎ𝑛 𝑛ℎ𝑛
1
dari ketaksamaan ini didapatkan 0 < hn < , untuk setiap n
𝑛𝑐
ℕ, sehingga
1 ℎ𝑛 1
0 < 1 − 𝑐𝑛 = < ℎ𝑛 <
1 + ℎ𝑛 𝑛𝑐
begitu juga
1 1
|𝑐 1/𝑛 − 1| < ( ) , untuk setiap n ℕ
𝑐 𝑛
Teorema 4.2.2. Jika (xn) dan (yn) adalah barisan yang konvergen
dengan lim (xn) = x dan lim (yn) = y dan 𝑐 𝜖 ℝ, maka
Bukti
( )
k
lim( ank ) = lim( an ) .
n → n →
(ii). Akan dibuktikan untuk setiap 𝜀>0 terdapat 𝑁 ϵ ℕ
sedemikian hingga untuk setiap 𝑛 ≥ 𝑁 berlaku
|𝑥𝑛 𝑦𝑛 − 𝑥𝑦| < 𝜀. diketahui
|𝑥𝑛 𝑦𝑛 − 𝑥𝑦| = |𝑥𝑛 𝑦𝑛 − 𝑥𝑛 𝑦 + 𝑥𝑛 𝑦 − 𝑥𝑦|
≤ |𝑥𝑛 𝑦𝑛 − 𝑥𝑛 𝑦| + |𝑥𝑛 𝑦 − 𝑥𝑦|
1
= |𝑦 |𝑥𝑛 𝑦 − 𝑥𝑦𝑛 + 𝑥𝑛 𝑦𝑛 − 𝑥𝑦𝑛 |
𝑛 ||𝑦|
1
= |𝑦 |𝑥𝑛 (𝑦 − 𝑦𝑛 ) + 𝑦𝑛 (𝑥𝑛 − 𝑥 )|
𝑛 ||𝑦|
|𝑥𝑛 | 1
≤ |𝑦 |𝑦𝑛 − 𝑦| + |𝑥𝑛 − 𝑥 |
𝑛 ||𝑦| |𝑦|
|𝑥𝑛 |
Selanjutnya, kita perlu memberikan batas untuk suku |𝑦 .
𝑛 ||𝑦|
1
|𝑦𝑛 − 𝑦| < |𝑦| untuk setiap 𝑛 ≥ 𝑁1.
2
1
Karena ||𝑦𝑛 | − |𝑦|| ≤ |𝑦𝑛 − 𝑦| dan |𝑦𝑛 − 𝑦| < 2 |𝑦| maka
1 1 3 1
||𝑦𝑛 | − |𝑦|| < |𝑦| ⇔ |𝑦| < |𝑦𝑛 | < |𝑦| ⇒ |𝑦𝑛 | > |𝑦| untuk
2 2 2 2
setiap 𝑛 ≥ 𝑁1 .
Jadi berlaku
1 2
|𝑦𝑛 |
< |𝑦| untuk setiap 𝑛 ≥ 𝑁1.
𝑥𝑛 𝑥 |𝑥𝑛 | 1 2𝑀
| − | ≤ |𝑦 |𝑦𝑛 − 𝑦| + |𝑥 − 𝑥 | < |𝑦|2 |𝑦𝑛 − 𝑦| +
𝑦𝑛 𝑦 𝑛 ||𝑦| |𝑦| 𝑛
1
|𝑥
|𝑦| 𝑛
− 𝑥 |. (*)
|𝑦| |𝑦|2
|𝑥𝑛 − 𝑥 | < 𝜀 untuk setiap 𝑛 ≥ 𝑁2 , dan |𝑦𝑛 − 𝑦| < 𝜀 untuk
2 4𝑀
setiap 𝑛 ≥ 𝑁3
2n + 1
Contoh 4.9. (a) lim =2
n
Penyelesaian.
1 2𝑛+1
Jika (xn) = (2) dan (yn) = (𝑛) dan, maka ( ) = (𝑥𝑛 ) + (𝑦𝑛 ). Sehingga
𝑛
2n + 1
lim = lim( x n ) + ( yn ) = 2 + 0 = 2
n
3𝑛+1
(b) Tunjukkan bahwa lim ( 𝑛+5 ) = 3.
Penyelesaian.
1
3𝑛 + 1 3+𝑛
( )=
𝑛+5 5
1+𝑛
3𝑛+1
Selanjutnya, dengan mengunakan teorema 4.2.2 maka lim ( 𝑛+5 ) =
1
3+ 3+0
𝑛
lim 5 = 1+0 = 3.
1+
𝑛
Bukti
Andaikan 𝑥 ∶= lim(𝑥𝑛 ) < 0. Ambil 𝜀 ∶= −𝑥 > 0, maka ada 𝐾 ∈ ℕ
sehingga
Teorema 4.2.4. Jika (𝑥𝑛 ) dan (𝑦𝑛 ) barisan konvergen dan 𝑥𝑛 ≤ 𝑦𝑛 untuk
setiap 𝑛 ∈ ℕ maka lim(𝑥𝑛 ) ≤ lim(𝑦𝑛 ).
Bukti
Bukti
Bukti
𝑥𝑛 − 𝑤 ≤ 𝑦𝑛 − 𝑤 ≤ 𝑧𝑛 − 𝑤 untuk setiap 𝑛 ∈ ℕ.
cos n
Contoh 4.10. Tentukan limit dari barisan 2 .
n
Penyelesaian.
−1 cos n 1
2 2 untuk setiap n ℕ.
n2 n n
1 cos 𝑛 1
Dengan mengambil xn = − 𝑛2, yn = , dan zn = , maka berdasarkan
𝑛2 𝑛2
cos 𝑛 1 1
teorema 3.2.6. diperoleh lim ( ) = lim (− 𝑛2 ) = lim (𝑛2 ) = 0.
𝑛2
Bukti
𝑥𝑛+1
Karena (𝑥𝑛 ) positif maka ( ) barisan tak negative sehingga 𝐿 ≥
𝑥𝑛
0. Jadi 0 ≤ 𝐿 < 1.
0 < 𝑥𝑛+1 < 𝑟𝑥𝑛 < 𝑟 2 𝑥𝑛−1 < ⋯ < 𝑟 𝑛+1−𝑁 𝑥𝑁.
𝑥
Dengan mengambil 𝐶 ∶= 𝑟 𝑁𝑁 kita mempunyai
𝑛2
Contoh 4.11. Selidiki apakah barisan (2𝑛 ) konvergen.
Penyelesaian.
𝑥𝑛+1 (𝑛 + 1)2 2𝑛
=
𝑥𝑛 2𝑛+1 𝑛2
1 𝑛2 + 2𝑛 + 1
=
2 𝑛2
1 2 1
= (1 + + 2 )
2 𝑛 𝑛
1 2 1 1 𝑛2
Jadi 𝐿 ∶= lim 2 (1 + 𝑛 + 𝑛2 ) = 2 < 1 dan disimpulkan barisan ( 2𝑛 )
𝑛2
konvergen dengan lim (2𝑛 ) = 0.
|lim(𝑥𝑛 )|.
lim(√𝑥𝑛 ) = (√lim(𝑥𝑛 )) .
Bukti
Misalkan lim(𝑥𝑛 ) = 𝑎.
0 ≤ 𝑥𝑛 = 𝑥𝑛 ‒ 0 < 𝜀 2
1 1
Karena √𝑥𝑛 + √𝑎 ≥ √𝑎 > 0 maka ≤ ,
√𝑥𝑛 +√𝑎 √𝑎
1
|√𝑥𝑛 − √𝑎| ≤ ( ) |𝑥𝑛 − 𝑎|.
𝑎 √
(−1)n n
(a) xn = n (b) xn =
n +1 n +1
(d) xn = 2n2 + 3
2 2
(c) xn = n
n +1 n +1
xn − x
6. Misalkan (xn) barisan bilangan real tak nol dan yn = , x .
xn + x
x
8. Berikan contoh barisan (xn) yang tidak terbatas tetapi lim n = 0 ,
n → n
x
9. Jika lim n = x 0 , buktikan bahwa (xn) tidak terbatas.
n → n
( − n) 2
(a) xn = (2 + 1n )2 (b) xn =
n+2
n −1 n +1
(c) xn = (d) xn = .
n +1 n n
n bn
(a) n (b) n
b 2
n!
(c) ( n 2 a n ) (d) n
n
x
12. Jika (xn) barisan bilangan real positif sehingga lim n+1 = L 1 .
n →
xn
Tunjukkan bahwa (xn) tidak terbatas, dan sehingga tidak konvergen!
BAB 5
BARISAN MONOTON, SUB BARISAN DAN
BARISAN CAUCHY
“Dan sesungguhnya diantara kami ada orang-orang yang taat dan ada
(pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barang siapa
yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang
lurus”.16
16
Al Quran, 72 (al Jinn) : 14. Pada ayat ini dijelaskan bahwa terdapat suatu kaum jin
yang taat dan patuh kepada allah SWT da nada pula para penyimpang. Dari penjelasan ayat
ini jika kita pandang kumpulan kaum jin sebagai barisan maka terdapat sub barisan kaum jin
yang taat dan patuh dan sub barisan kaum jin yang menyimpang. Sub barisan kaum jin yang
taat dan patuh berdasarkan konsep barisan akan konvergen (menuju) kejalan yang lurus yaitu
Allah SWT. dan sub barisan kaum jin yang menyimpang merupakan konsen barisan yang tidak
konvergen (divergen) sehingga kita dapatkan kumpulan kaum jin sebagai barisan yang
berosilasi.
Definisi 5.1.1. Diberikan barisan bilangan real X ≔ (xn).
30
0
0 5 10 15 20 25 30
20
-10
10
-20
0
0 5 10 15 20 25 30 -30
(a) (b)
30
0
0 5 10 15 20 25 30
20
-10
10
-20
0
0 5 10 15 20 25 30 -30
(c) (d)
10
0
0 5 10 15 20 25 30
(e)
Gambar 5.1. Visualisasi barisan (a) monoton naik, (b) monoton naik, (c)
monoton naik tegas, (d) monoton turun tegas dan (e)
konstan
Contoh 5.1.
(i). Jika (xn) naik (monoton) dan terbatas di atas, maka (xn)
konvergen dengan lim(𝑥𝑛 ) = sup {𝑥𝑛 : 𝑛 ∈ ℕ}.
(ii). Jika (xn) turun (monoton) dan terbatas di bawah, maka (xn)
konvergen dengan lim(𝑥𝑛 ) = inf {𝑥𝑛 : 𝑛 ∈ ℕ}.
Bukti
(i). Karena (xn) terbatas diatas, maka terdapat M 0 sedemikian
hingga 𝑥𝑛 ≤ M untuk semua 𝑛 ∈ ℕ. Misalkan A = {𝑥𝑛 : 𝑛 ∈ ℕ},
maka A ⊂ ℝ, terbatas di atas dan tidak kosong. Menurut Sifat
Lengkap ℝ, maka supremum A ada, misalkan 𝑥 = sup 𝐴.
Akan ditunjukkan lim(𝑥𝑛 ) = 𝑥
1 1
𝑥𝑛 ∶= 1 + 2
+ ⋯ + 2 , 𝑛 ∈ ℕ.
2 𝑛
Konvergen atau divergen.
Penyelesaian.
Untuk melihat pola barisan ini secara numerik dapat kita lihat tabel
berikut:
n xn
1 1,00000
2 1,25000
3 1,36111
4 1,42361
5 1,46361
6 1,49139
7 1,51180
8 1,52742
9 1,53977
10 1,54977
.... ....
1 1 1 1
2
≤ = −
𝑛 𝑛(𝑛 − 1) 𝑛 − 1 𝑛.
1 1 1 1 1 1 1
1+ 2
+ ⋯+ 2 ≤ 1 + ( − ) + ⋯+ ( − )=2− <2
2 𝑛 1 2 𝑛−1 𝑛 𝑛
𝑥1 ∶= 1,
{ untuk n ≥ 1.
𝑥𝑛+1 ∶= √2𝑥𝑛
Penyelesaian.
Jadi berlaku
𝑥 2 = 2𝑥 ⟹ 𝑥 = 0 ⟹ 𝑥 = 0 atau x = 2
Karena xn > 1 maka nilai yang memenuhi adalah x = 2, jadi lim (𝑥𝑛 ) = 2.
1 1 1
xn = 1 + + + ... + untuk n ℕ
2 3 n
Penyelesaian
1 1 1 1 1 1 1
+ n −1
1 1
x2 n = 1 + + + + + + + + + +
2 3 4 5 6 7 8 2 +1
2n
1 1 1 1 1 1 1
+ n +
1 1
1+ + + + + + + + +
2 4 4 8 8 8 8 2
2n
1 1 1
=1+ + + +
2 2 2
n
=1+ .
2
Karena ruas kanan tak terbatas, maka (xn) tak terbatas, akibatnya (xn)
divergen.
en = 1 + 1 +
1 1 1 1 2
1− + 1− 1− + +
1 1 2
1− 1− 1 − n − 1 .
2! n 3! n
n n! n
n
n
1 1 1 1 2
e n +1 = 1 + 1 + 1 − + 1 − 1 − +
2! n + 1 3! n + 1 n +1
1 1 2 n −1 1 1 2 n
+ 1 − 1 − 1 − + 1 − 1 − 1 −
n! n + 1 n +1 n + 1 (n + 1)! n + 1 n +1 n +1
suku. Lebih lanjut, setiap suku di dalam en lebih kecil atau sama
2 e1 e2 en en+1
yaitu E = (en ) barisan naik.
1 1 1
2 en 1 + 1 + + + + .
2 22 2n −1
1 1 1 1
+ + + n −1
= 1 − n −1 1
2 22 2 2
e, dengan e = 2,718281825…
I n
n =1
Bukti:
a = In
n =1
In
an an+1 bn+1 bn
In+1
tentukan limitnya!
1 1 1
xn = + + + , untuk n ℕ.
n +1 n + 2 2n
1 1 1
9. Misalkan xn = + + + untuk semua n ℕ. Buktikan bahwa
12 22 n2
(xn) barisan naik dan terbatas, dan oleh karena itu (xn) konvergen!
10. Tentukan limit dari barisan berikut :
n
(a) ( (1 + 2 n)n ) (b) 1 + 1
n +1
1
n
(c) ( (1 + 1 n)3n ) (d) 1 +
n + 100
5.2. SUB BARISAN
Dari definisi 5.2.1 diatas jika jika (𝑥𝑛𝑘 ) konvergen, maka limitnya
dikatakan limit sub barisan dari barisan (xn). Secara khusus, x ℝ
disebut limit sub barisan (xn) jika terdapat sub barisan (𝑥𝑛𝑘 ) yang
konvergen ke x.
0
0 5 10 15 20 25 30
-1
-2
(−1) n
(a) barisan ( )
n
1 1
0 0
0 5 10 15 20 25 30 0 5 10 15 20 25 30
-1 -1
-2 -2
1 1
(b) barisan (𝑛) (c) barisan (− 𝑛)
Gambar 5.4. Visualisasi sub barisan (b) dan (c) dari barisan induk (a)
11 1
Contoh 5.7. Diberikan barisan X := (1, 2,3 , … , 𝑛 , … ). Beberapa sub-
11 1
(b) X’2 := (1,3,5,⋯ , 2𝑛−1 , ⋯).
1 1 1 1
(c) X’3 := (2! , 4! , 6! , ⋯ , 2𝑛! , ⋯).
1 1 1 1
(b)Y’2 := ( , , , , ⋯ )
2 2 3 3
1 1 1 1
(c) Y’3 ≔ (1,3 , 2 , 4 , 3 , ⋯ )
1
Contoh 5.8. Perhatikan barisan ((−1)𝑛 + 𝑛). 1 dan −1 merupakan limit
sub barisan.
1
Jika n genap, yaitu n = 2k, maka an = a2k = (1 + 2𝑘) konvergen ke 1.
1
Jika n genap, yaitu n = 2k + 1, maka an = a2k+1 = (−1 + 2𝑘+1) konvergen
ke −1.
Teorema 5.2.2 Jika (xn) konvergen ke x, maka setiap sub barisan dari
(xn) juga konvergen ke x.
Bukti.
|𝑥𝑛 − 𝑥 | < ε.
|𝑥𝑛𝑘 − 𝑥| < ε.
Penyelesaian.
Pada contoh 4.8. Bab 4. kita sudah buktikan. Bukti alternatif dapat
diberikan dengan menggunakan Teorema 5.2.2.
1 2
𝑥𝑛+1 = 2 (𝑥𝑛 + 𝑥 ), 𝑛 ∈ ℕ,
𝑛
konvergen.
Penyelesaian.
1 2
𝑎= (𝑎 + ),
2 𝑎
(i) ⇒ (ii) Jika (𝑥𝑛 ) tidak konvergen ke x, maka untuk suatu 𝜀0 >
0 tidak mungkin ditemukan 𝑘 ∈ ℕ sedemikian hingga untuk
setiap 𝑛𝑘 ≥ 𝑘 berlaku |𝑥𝑛 𝑘 − 𝑥| < 𝜀0 . Akibatnya tidak benar
1 1
Contoh 5.11. Tunjukkan bahwa barisan (1, 2 , 3, 4 , … ) divergen.
Penyelesaian.
1
Namakan barisan di atas dengan 𝑌 = (𝑦𝑛 ), dengan 𝑌 ′ ≔ 𝑦2𝑛 = 𝑛 jika n
Penyelesaian.
Bukti.
Bukti.
Contoh 5.13.
1 2 3
, , ,…;
2 4 6
1 1 1
, , ,…;
2 3 4
1 2 3
, , ,…;
2 3 4
Latihan 5.2.
1+√5
Tunjukkan jika (𝑟𝑛 ) konvergen, maka ia mestilah konvergen ke .
2
(−1)𝑛
9. Jika 𝑥𝑛 = , tentukan subbarisan dari (xn) yang dikonstruksikan
𝑛
yang dapat kita lakukan dalam hal ini adalah mengamati jarak
antara satu suku dengan suku lainnya. Pada sub bab ini diberikan
kriteria konvergensi tanpa syarat monoton.
|𝑥𝑛 − 𝑥𝑚 | < .
Penyelesaian.
2
Jika diberikan ε > 0, dapat dipilih N ℕ sedemikian hingga N > 𝜀.
1 1 𝜀
Maka jika 𝑛, 𝑚 ≥ N , diperoleh ≤ 𝑁 < 2 dan dengan cara yang sama
𝑛
1 𝜀
diperoleh 𝑚 < 2 . Oleh karena itu, jika 𝑛, 𝑚 ≥ N, maka
1 1 1 1 ε ε
| − | ≤ + < + = ε.
𝑛 𝑚 𝑛 𝑚 2 2
Karena berlaku untuk sebarang ε > 0, maka dapat disimpulkan bahwa
Bukti.
Bukti
|𝑥𝑛 − 𝑥𝑁 | < 1
Bukti.
Penyelesaian
1 1
hn = 1 + + + untuk n .
2 n
1 1 1
hm − hn = + + + .
n +1 n + 2 m
1
Karena setiap suku pada ruas kanan lebih dari atau sama dengan ,
𝑚
maka
m−n
hm − hn .
m
1
𝑥𝑛+2 = (𝑥 + 𝑥𝑛 ), 𝑛 ∈ ℕ
2 𝑛+1
Penyelesaian :
1
Diberikan > 0, kita dapat memilih 𝑁 ∈ ℕ sedemikian sehingga <
2𝑁−2
1
. Maka, untuk 𝑚, 𝑛 ≥ 𝑁, kita peroleh |𝑥𝑚 − 𝑥𝑛 | ≤ 2𝑁−2 < . Ini
ada cara lain yang dapat kita lakukan. Perhatikan bahwa sub-barisan
𝑥1 , 𝑥3 , 𝑥5 , ⋯ monoton naik (dan terbatas). Lebih jauh, untuk tiap 𝑛 ∈ ℕ,
kita mempunyai
1
𝑥𝑛+2 − 𝑥𝑛 = 4 (𝑥𝑛 − 𝑥𝑛−2 ).
5
Dengan demikian 𝑥2𝑘+1 → 3 untuk 𝑘 → ∞. Jadi (xn) mestilah konvergen
5
ke .
3
untuk setiap 𝑛 ∈ ℕ.
Penyelesaian :
Penyelesaian.
1 3
Karena 0 < 𝓍1 < 1 maka 𝓍𝑛 = 7 (𝓍𝑛−1
3
+ 2) < 7 < 1 untuk setiap 𝑛 ∈ ℕ .
1 3 1
|𝓍𝑛+2 − 𝓍𝑛+1 | = | (𝓍𝑛+1 + 2) − (𝓍𝑛3 + 2)|
7 7
1 3 1 2
= |𝓍𝑛+1 − 𝓍𝑛3 | = |(𝓍𝑛+1 + 𝓍𝓍+1 𝓍𝑛 )(𝓍𝑛+1 − 𝓍𝑛 )|
7 7
3
≤ |𝓍 − 𝓍𝑛 |
7 𝑛+1
3
Karena 𝐶 = 7 < 1 maka disimpulkan ia merupakan barisan kontraktif.
Teorema 5.3.6. Jika (xn) kontraktif, maka (xn) Cauchy (dan karenanya
(xn) konvergen).
Bukti.
≤ 𝐶 3 |𝓍𝑛−1 − 𝓍𝑛−2 | ≤ ⋯ ≤ 𝐶 𝑛 |𝓍 2 − 𝓍1 |.
1 − 𝐶 𝑚−𝑛
= 𝐶 𝑛−1 ( ) |𝓍2 − 𝓍1 |
1−𝐶
1
≤ 𝐶 𝑛−1 ( ) |𝓍2 − 𝓍1 |
1−𝐶
Karena 0 < 𝐶 < 1, maka lim (Cn) = 0. Jadi disimpulkan bahwa (xn)
barisan Cauchy, dan akibatnya ia konvergen.
𝐶 𝑛−1
(i) |𝑥 − 𝑥𝑛 | ≤ ( ) |𝓍2 − 𝓍1 |
1−𝐶
𝐶
(ii) |𝑥 − 𝑥𝑛 | ≤ ( ) |𝓍𝑛 − 𝓍𝑛−1 |
1−𝐶
Bukti:
1
|𝑥𝑚 − 𝑥𝑛 | ≤ 𝐶 𝑛−1 ( ) |𝓍2 − 𝓍1 |.
1−𝐶
xm − xn (C m−n + + C 2 + C ) xn − xn −1
C
x − xn −1 .
1− C n
Penyelesaian:
1
xn+1 = ( xn3 + 3) , n ℕ . (i)
5
= 53 xn+1 − xn .
n xn
1 0,5
2 0,625
3 0,64883
4 0,65463
5 0,65611
6 0,65649
7 0,65659
… …
diperoleh hampiran yang lebih baik dari ini. Kenyataanya, karena x7
3
− x6< 0,0000726, maka menurut Akibat 5.3.7. (ii) |𝑟 − 𝑥7 | ≤ 2 |𝑥7 − 𝑥6 | <
𝑛+1
(a) ( )
𝑛
1 1
(b) (1 + + ⋯ + ).
2! 𝑛!
(a) ((−1)𝑛 )
(−1)𝑛
(b) (𝑛 + )
𝑛
(c) (ln 𝑛)
4. Tunjukkan secara langsung bahwa jika (xn) dan (yn) barisan Cauchy,
maka (xn + yn) dan (xn yn) juga barisan Cauchy!
berlaku
Jadi lim(cn ) = + .
n →
Teorema 5.4.2. (i) jika (xn) naik dan tak terbatas (diatas), maka ia
divergen ke +∞.
(ii) jika (xn) dan tak terbatas (dibawah), maka ia divergen ke −∞.
Bukti
(i) Misalkan (𝑥𝑛 ) barisan naik. Jika (𝑥𝑛 ) terbatas, maka (𝑥𝑛 )
konvergen. Jika (𝑥𝑛 ) tidak terbatas, maka untuk sebarang 𝛼 ∈
ℝ terdapat 𝑛(𝛼 ) ∈ ℕ sedemikian hingga𝛼 < 𝑥𝑛(𝛼). Tetapi
karena (𝑥𝑛 ) naik, diperoleh 𝛼 < 𝑥𝑛 untuk semua 𝑛 ≥ 𝑛(𝛼 ).
Karena 𝛼 sebarang, maka diperoleh bahwa lim(𝑥𝑛 ) = +∞.
Teorema 5.4.3. Diberikan barisan bilangan real (𝑥𝑛 ) dan (𝑦𝑛 ), dengan
𝑥𝑛 ≤ 𝑦𝑛 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ.
18 Barisan (xn) yang divergen tetapi bukan merupakan barisan yang divergen ke +∞
(i) Jika lim (𝑥𝑛 ) = +∞ dan jika diberikan M > 0, maka terdapat
𝑁 ∈ ℕ sedemikian hingga jika 𝑛 ≥ 𝑁, maka 𝑀 < 𝑥𝑛 . Karena
diketahui 𝑥𝑛 ≤ 𝑦𝑛 untuk semua 𝑛 ∈ ℕ, maka 𝑀 < 𝑦𝑛 untuk
semua 𝑛 ≥ 𝑁. Karena 𝑀 sebarang, maka lim(𝑦𝑛 ) = +∞.
Teorema 5.4.4. Diberikan barisan bilangan real (xn) dan (yn) , dan
untuk suatu L ∈ ℝ, L > 0 diperoleh
𝑥𝑛
lim ( ) = 𝐿
𝑦𝑛
Bukti.
𝑥
Diketahui lim (𝑦𝑛 ) = 𝐿, artinya terdapat M ∈ ℕ sedemikian
𝑛
𝑥
(a) (𝑦𝑛 ) konvergen
𝑛
𝑥
(b) (𝑦𝑛 ) divergen.
𝑛
(a) (√𝑛2 + 2)
√𝑛
(b) ((𝑛2 +1))
(𝑛2 +1)
(c) ( )
√𝑛
(a) (√𝑛)
(b) (√𝑛 + 1)
(c) (√𝑛 − 1)
𝑛
(d) ( )
√𝑛+1
𝑎
10. Tunjukkan bahwa jika lim ( 𝑛𝑛 ) = 𝐿, dengan 𝐿 > 0, maka lim(𝑎𝑛 ) =
+∞.
BAB 6
LIMIT FUNGSI
Di dalam bab ini, kita akan membahas bahwa definisi limit fungsi
akan mirip dengan limit dari barisan bilangan. Secara intuitif fungsi
f dikatakan mempunyai limit L di titik c adalah bahwa nilai f(x)
sangat dekat kepada L untuk x dekat kepada c. Alat ukur kedekatan ini
digunakan persekitaran suatu titik. Jadi, fungsi f dikatakan
mempunyai limit L di titik c berarti bahwa nilai f(x) akan terletak di
dalam sebarang persekitaran- dari L apabila x terletak di dalam
persekitaran- yang cukup kecil dari c dengan x ≠ c. Pemilihan akan
Dengan kata lain, c titik limit dari A jika dan hanya jika untuk
setiap > 0,
V(c) A – {c} ≠ .
Teorema 6.1.2 Bilangan c ℝ adalah titik limit dari A jika dan hanya
jika terdapat barisan (an) di dalam A dengan an ≠ c untuk semua n ℕ
sehingga lim(an ) = c
n →
Bukti:
Contoh 6.1.
V(c) A1 – {c} ≠ .
V (0) A4 − 0 = 1 n ; n K .
f(x) – L< .
Bukti:
f ( x) − L ' 2 .
f ( x) − L " 2 .
2+ 2 = .
Penyelesaian:
Misalkan f(x) = b untuk semua x ℝ. Untuk sebarang > 0 ambil = 1,
sehingga untuk 0 <x – c< 1 diperoleh f(x) – b=b – b= 0 < .
Karena > 0 sebarang maka dari Definisi 6.1.3 disimpulkan bahwa
lim b = b.
x →c
Penyelesaian:
x3 − 4 4
Contoh 6.4. Buktikan bahwa lim = .
x →2 x2 + 1 5
Penyelesaian
(𝑥 3 −4)
Misalkan ℎ(𝑥 ) = (𝑥2 +1) untuk x ℝ. Dengan sedikit manipulasi aljabar,
diperoleh
4 5 x − 4 x − 24
3 2
h( x ) − =
5 5( x 2 + 1)
(5 x 2 + 6 x + 12)( x − 2)
=
5( x 2 + 1)
4 75 15
h( x ) − = x−2 = x−2 .
5 10 2
2
Jika diberikan sebarang > 0, dapat dipilih 𝛿 = 𝑚𝑖𝑛 {1, 15 𝜀} sehingga
4 15 15 15 2
h( x ) − x − 2 = .
5 2 2 2 15
x3 − 4 4
Karena > 0 sebarang maka disimpulkan bahwa lim = .
x →2 x2 + 1 5
Penyelesaian:
1
Misalkan 𝜑(𝑥 ) = 𝑥 untuk x > 0. Perhatikan bahwa untuk x, c > 0,
1 1 1
( x) − = (c − x ) = x−c
c cx cx
𝑐 1
Untuk memperoleh batas koefisien x − c, ambil |𝑥 − 𝑐 | < 2 atau, 2 𝑐 <
3
𝑥 < 2 𝑐. Sehingga
1 2 𝑐
0 < cx < 𝑐 2 untuk |𝑥 − 𝑐 | < 2.
𝑐
Oleh karena itu untuk |𝑥 − 𝑐 | < 2 berlaku
1 1
( x) − x−c .
c c2
𝑐 𝑐2𝜀
Untuk sebarang > 0, pilih 𝛿 = 𝑚𝑖𝑛 {2 , }, sehingga untuk x − c<
2
diperoleh
1 2 2 2 c 2
( x) − 2 x − c 2 2 = .
c c c c 2
(i) lim f ( x) = L
x →c
Bukti:
f ( x) − L .
1
0 < |𝑥𝑛 − 𝑐 | <
𝑛
tetapi
Kriteria Divergen
(ii) Fungsi f tidak mempunyai limit di c jika dan hanya jika terdapat
barisan (xn) di dalam A dengan xn ≠ c untuk semua n ℕ sehingga
barisan (xn) konvergen ke c tetapi barisan (f(xn)) tidak konvergen
di ℝ .
Contoh 6.6. Tunjukkan lim(1/ x) tidak ada di ℝ.
x →0
Penyelesaian
1 1
Ambil fungsi 𝑓 (𝑥 ) = , x > 0. Pilih barisan (xn) dengan. 𝑥𝑛 = . Jelas
𝑥 𝑥
1, untuk 𝑥 > 0
𝑠𝑔𝑛(𝑥 ) ≔ 0, untuk 𝑥 = 0
Penyelesaian:
(−1)𝑛
Pilih barisan (xn) dengan 𝑥𝑛 = , sehingga xn ≠ 0 dan (xn) konvergen
𝑛
tidak ada.
Penyelesaian:
1
Misalkan 𝑔(𝑥 ) = 𝑠𝑖𝑛 (𝑥), x ≠ 0. Pilih
1
barisan (xn) dengan 𝑥𝑛 = 𝜋 , maka xn ≠ 0 dan barisan (xn) konvergen
+𝑛𝜋
2
(a) x 2 − 1 1 4 ,
(b) x 2 − 1 1 102 ,
1
(a) lim = −1 ( x 1) ,
x →2 1 − x
x 1
(b) lim = ( x 0) ,
x →1 1 + x 2
x2
(c) x→0 x = 0 ( x 0) ,
lim
x2 + x − 1 1
(d) lim = ( x 0) .
x →1 x +1 2
1
(a) lim ,
x →1 1− x
1
(b) xlim ,
→−1 1+ x
lim g ( x) = L .
x →0
Bukti:
Jika L = lim
x →c
f ( x) maka menurut Definisi 6.1.3 dengan = 1,
f ( x) f ( x) − L + L
1+ L
.
untuk semua x A
a. lim( f + g )( x) = L + M
x →c
b. lim( f − g )( x) = L − M
x →c
c. lim( fg )( x) = LM
x →c
d. lim( bf )( x) = bL
x →c
Bukti:
( f + g )( xn ) = f ( xn ) + g ( xn ) untuk n ℕ.
Penyelesaian:
( )( )
lim( x2 + 1)( x3 − 4) = lim( x 2 + 1) lim( x3 − 4) = 5 4 = 20 .
x →2 x →2 x →2
x3 − 4 4
Contoh 6.10 x→2 x 2 + 1 = 5 .
lim
Penyelesaian:
x3 − 4 lim ( x3 − 4) 4
x→2
lim 2 = =
x→2 x + 1 lim ( x 2 + 1) 5 .
x→2
Penyelesaian:
lim p( x) = lim ( an x n + an −1 x n −1 + + a1 x + a0 )
x →c x →c
= lim an x n + lim an −1 x n −1 + + lim a1 x + lim a0
x →c x →c x →c x →c
= an cn + an−1cn−1 + + a1c + a0
= p (c ) .
Bukti:
Jika L = lim
x →c
f ( x) , maka menurut Teorema 6.1.5, jika (xn) adalah
lim g ( x) = L .
x →c
3
Contoh 6.12. lim x 2 = 0 (x > 0).
x →0
Penyelesaian:
3
maka dengan Teorema Apit 6.2.6 disimpulkan bahwa lim x 2 = 0.
x →0
Penyelesaian:
sin x = 1
Contoh 6.14. lim
x →0 x
.
Penyelesaian:
Karena lim(1
x →0
− 16 x 2 ) = 1 , maka dengan Teorema Apit 6.2.6 diperoleh
lim
sin x
x →0 x
= 1.
Penyelesaian:
Misalkan f ( x) = ( x sin(1/ x) ) , x 0. Karena -1 ≤ sin z ≤ 1 untuk semua z
ℝ maka
− x f ( x) = x sin(1/ x) x
diperoleh lim
x →0
( x sin(1/ x) ) = 0.
Penyelesaian
Jika diberikan > 0, ambil = √𝛼. Akibatnya untuk 0 < x< berlaku
1 1
x2 < 𝛼 atau 𝑥2 > 𝛼.
1
Contoh 6.17. Misalkan 𝑔(𝑥 ) = 𝑥 untuk x ≠ 0. (lihat Gambar 6.2).
Penyelesaian
Bukti:
(i) xlim f ( x) = L
→+
Bukti:
Contoh 6.18
Gambar 6.2.1).
Gambar 6.2).
Latihan 6.2
x2 + 3
(b). x→1 1 − 2 x 2
lim
1 1
(c). lim − , x0,
x →2 x + 1 2x
x+5
(d). lim
x →2 x 2 + 1
1 + 2 x − 1 + 3x
2. Carilah limit dari lim , x 0.
x →0 x + 2 x2
bahwa lim xn = 0 .
x →0
(b).Jika lim
x →c
f ( x) dan lim( fg )( x) ada, apakah lim g ( x) ada.
x →c x →c
(a) limsin(1/ x2 ) , x ≠ 0,
x →0
(b) lim
x→0
x sin(1/ x2 ) , x ≠ 0,
(c) limsgn
x →0
sin(1/ x) , x ≠ 0,
(d) lim
x →0
x sin(1/ x2 ) , x > 0.
1 ; x 1
(a). f ( x) = 1 n ; 1 n x 1 n −1 di x = 0,
0 ; x 0
3 − x ; x 1
(b). f ( x) = di x = 1.
3 + x ; x 1
12. Misalkan c ℝ. dan terdefinisi pada (c, ) dengan f(x) > 0 untuk
semua x (c, ). Tunjukkan bahwa lim f ( x) = + jika dan hanya jika
x →c
lim(1 f )( x) = 0 .
x →c
13. Hitung limit berikut atau tunjukkan bahwa limitnya tidak ada.
x−x
(d). xlim , x > 0.
→+ x+x
lim f (1 x ) = L .
x →0
lim f ( x) = 0 .
x →+
DAFTAR PUSTAKA