Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN MATEMATIKA
PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA
Sekip Utara, Yogyakarta

Bahan Ajar:
BAB / POKOK BAHASAN III
MODUL BEBAS, PENGENOL, DAN
MODUL TORSI
Direncanakan Untuk Perkuliahan
Minggu ke-9, 10, dan 11

TEORI MODUL
(Semester VI/3 SKS/MMM-3207)
Oleh:
1. Dr.rer.nat. Indah Emilia Wijayanti, M.Si.
2. Prof. Dr. Sri Wahyuni, M.S.

Didanai dengan dana DIPA-UGM (BOPTN)


Tahun Anggaran 2013

November 2013
BAB 3
MODUL BEBAS, PENGENOL, DAN
MODUL TORSI

3.1. Basis dan Modul Bebas

Misalkan M merupakan modul atas ring R. Dari bab sebelumnya


telah dipelajari bagaimana membentuk submodul terkecil yang memuat
suatu himpunan X di dalam M yang dinotasikan dengan hXi. Jelas
bahwa hXi belum tentu sama dengan M . Dari kondisi ini didefinisikan
pengertian berikut.
Definisi 3.1.1. Himpunan X ⊂ M dikatakan membangun modul M
jika memenuhi hXi = M .

Mengingat selalu terjadi hXi ⊂ M , maka X membangun M ekui-


valen dengan menyatakan bahwa X memuat M , yakni ekuivalen dengan
mengatakan:
X
(∀m ∈ M )(∃r1 , r2 , · · · , rn ∈ R)(∃x1 , x2 , · · · , xn ∈ X)(m = ri xi ).

Selanjutnya mengingat jika diambil r1 = r2 = · · · = rn = 0


maka akan diperoleh:

r1 x1 +r2 x2 +· · ·+rn xn = 0.x1 +0.x2 +· · ·+0.xn = 0+0+· · ·+0 = 0.

Pertanyaannya adalah bagaimana sebaliknya? Jika r1 x1 + r2 x2 +


· · · + rn xn = 0.x1 + 0.x2 + · · · + 0.xn = 0 + 0 + · · · + 0 = 0, apakah
juga berlaku r1 = r2 = · · · = rn = 0. Ternyata tidak selalu demikian.
Mengingat hal tersebut didefinikanlah pengertian bebas linear.

30
31

Definisi 3.1.2. Himpunan X ⊂ M dikatakan bebas linear jika per-


samaan
r1 x1 + r2 x2 + · · · + rn xn = 0
hanya dipenuhi jika r1 = r2 = · · · = rn = 0.

Nampak bahwa definisi membangun dan bebas linear di atas sama


denggan pengertian bebas linear dan membangan dalam ruang vektor
atas lapangan. Sebagaimana dalam ruang vektor atas lapangan, kita juga
dapat mendefinisikan pengertian basis suatu modul yakni suatu him-
punan sekaligus membangun dan bebas linear. Perbedaannya dengan
ruang vektor adalah bahwa di dalam teori modul tidak semua modul
mempunyai basis, sebagai contoh modul bilangan rasional Q atas ring
bilangan bulat Z tidak mempunyai basis. Mengingat tidak semua modul
mempunyai basis, didefinisikan pengertian modul bebas sebagai berikut.

Definisi 3.1.3. Modul M atas R dikatakan bebas jika M mempunyai


basis, yakni ada B ⊆ M dengan sifat:

1. B membangun M , yaitu memenuhi:


X
(∀m ∈ M )(∃r1 , · · · , rn ∈ R)(∃b1 , · · · , bn ∈ B)(m = ri bi ).

2. B bebas linear, yaitu memenuhi:

(∀r1 , · · · , rn ∈ R)r1 b1 + · · · + rn bn = 0 ⇒ r1 = · · · = rn = 0.

Berikut diberikan beberapa contoh modul bebas.

Contoh 3.1.4. Modul Rn atas ring R merupakan modul bebas dengan


basis S = {e1 , e2 , ..., en } dimana ei = (0, ..., 0, 1, 0, ..., 0) dengan 1
pada suku ke-i, untuk setiap i = 1, 2, .., n.
. .
Contoh 3.1.5. Diberikan Z 4Z-modul Z 4Z merupakan modul bebas
.
karena terdapat himpunan {1 + 4Z} sehingga Z 4Z = h1 + 8Zi dan
.
himpunan {1 + 4Z} bebas linear. Namun, Z 4Z sebagai Z-modul bukan
32

merupakan
. modul bebas karena untuk sebarang himpunan tak nol X ⊆
Z P
4Z terdapat r = 4 ∈ Z sehingga rx = 0 + 4Z. Dengan demikian
. x∈X
himpunan bagian pada Z 4Z selain {0} tidak bebas linear, sehingga
.
Z
4Z sebagai Z-modul bukan merupakan modul bebas.

Selanjutnya, muncul pertanyaan apa kelebihannya pada saat modul


M mempunyai suatu basis (sebut B = {b1 , b2 , · · · , bn }). Sebagaimana
dalam ruang vektor kelebihannya adalah bahwa dapat P ditunjukkan ek-
sistensi r1 , r2 , · · · , rn ∈ R yang memenuhi m = ri bi adalah tung-
P misalnya ada s1 , s2 , · · · P
gal. Sebab , sn ∈ R P yang juga memenuhi
m
P = s i bi , maka akan diperoleh ri bi = si bi hal ini berarti
(ri − si )bi = 0. Mengingat B basis maka akan diperoleh:
r1 − s1 = r2 − s2 = · · · = rn − s + n = 0
yang berakibat r1 = s1 , r2 = s2 , · · · , rn = sn .
Selanjutnya dengan tunggalnya r1 , r2 , · · · , rn ∈ R yang memenuhi
P
m= ri bi , didefinisikan pengertian koordinat suatu elemen m di M .
Definisi 3.1.6. Misalkan B = {b1 , b2 , · · · , bn }) suatu basis dari modul
bebas M atas R, dan m adalah suatu elemen di M . Matriks berukuran
n×1  
r1
 r2 
[m]B =  . 
 
 .. 
rn
P
disebut koordinat m relatif terhadap basis B jika m = ri bi .

3.2. Pengenol dan Modul Torsi

Jika kita bandingkan modul Z atas ring Z dan modul Z12 atas Z,
perbedaan yang utama adalah dalam modul Z tidak ada n 6= 0 sede-
mikian hingga ada r 6= 0 dalam ring Z sedemikian hingga rn = 0,
33

sementara dalam modul Z12 akan dapat ditemukan n 6= 0 sedemikian


hingga ada r 6= 0 di Z sedemikian hingga rn = 0. Dari fenomena ini
didefinisikanlah pengertian pengenol (annihilator) suatu elemen dalam
suatu modul sebagai berikut, dan elemen torsi dalam suatu modul.

Definisi 3.2.1. Misalkan M adalah modul atas ring R.

1. r ∈ R disebut pengenol dari m ∈ M jika rm = 0.

2. a ∈ R disebut pengeno dari himpunan X ⊆ M jika ax = 0 untuk


setiap x ∈ X.

3. m ∈ M disebut elemen torsi jika terdapat r ∈ R\{0} sedemikian


hingga rm = 0.

Himpunan semua pengenol dari elemen m ∈ M dinotasikan de-


ngan AnnR (m). Sedangkan himpunan semua pengenol dari himpunan
X ⊆ M dinotasikan dengan AnnR (X). Dapat ditunjukkan bahwa
AnnR (X) membnetuk ideal kiri di dalam ring R. Namun, jika X meru-
pakan submodul di M , akan dapat ditunjukkan bahwa AnnR (X) mem-
bentuk ideal di dalam ring R.
.
Contoh 3.2.2. Diketahui modul faktor Z 8Z atas ring Z dan himpunan
.
X = {2 + 8Z, 6 + Z} di dalam modul Z 8Z. Pengenol dari himpunan
X adalah:

AnnR (X) = {a ∈ Z | aX = 0 + 8Z}


= {a ∈ Z | a(2 + 8Z) = 0 + 8Z ∧ a(6 + 8Z) = 0 + 8Z}
= {a ∈ Z | a = 4k, k ∈ Z}
= 4Z.

Himpunan semua elemen torsi di dalam modul M dinotasikan de-


ngan Mτ . Selanjutnya, dari definisi elemen torsi, jelas bahwa elemen
0M ∈ M merupakan elemen torsi di M . Kemudian muncul pertanyaan
apakah terdapat elemen torsi lainnya yang tidak nol.
34

Dapat ditunjukkan bahwa setiap elemen di dalam Z6 sebagai Z-


modul merupakan elemen torsi. Oleh karena itu, munculah definisi
modul bebas torsi dan modul torsi sebagai berikut.

Definisi 3.2.3. Diberikan modul M atas ring R.

1. Modul M disebut modul bebas torsi jika elemen torsi di M hanya


elemen 0M . Dengan kata lain, Mτ = {0M }.

2. Modul M disebut modul torsi jika setiap elemen m ∈ M meru-


pakan elemen torsi. Dengan kata lain, Mτ = M .

Untuk memperjelas, berikut diberikan beberapa contoh modul torsi.

Contoh 3.2.4. Modul Zn atas Z merupakan modul torsi karena terdapat


n ∈ Z \ {0} sedemikian hingga nā = 0̄ untuk setiap ā ∈ Zn .

Contoh 3.2.5. Z sebagai Z-modul merupakan modul bebas tors.

Contoh 3.2.6. Pada Contoh , modul R3 atas ring R[X] melalui trans-
formasi linear T merupakan modul torsi karena R3τ = R3 . Diper-
hatikan bahwa untuk setiap v ∈ R3 terdapat q(x) ∈ R[X] \ {0} dengan
Pn
q(x) = ai sedemikian hingga q(x)v = 0. Hal ini dikarenakan untuk
i=3
setiap n ≥ 3 memenuhi T n = 0.

Contoh 3.2.7. Pada Contoh , modul R3 atas ring R[X] melalui trans-
formasi linear T merupakan modul torsi karena R3τ = R3 . Diper-
hatikan bahwa untuk setiap v ∈ R3 terdapat q(x) ∈ R[X] \ {0} dengan
Pn
q(x) = ai sedemikian hingga q(x)v = 0. Hal ini dikarenakan untuk
i=2
setiap n ≥ 2 memenuhi T n = 0.

Selanjutnya, berikut diberikan sifat dari himpunan Mτ .

Proposisi 3.2.8. Jika diberikan modul M atas suatu daerah integral R,


maka berlaku:
35

1. Mτ merupakan submodul di M , yang selanjutnya disebut dengan


submodul torsi.
.
2. Modul faktor M Mτ merupakan modul bebas torsi.

Bukti.

1. Jelas bahwa Mτ bukan merupakan himpunan kosong, karena 0 ∈


Mτ . Diambil sebarang a, b ∈ Mτ maka terdapat r1 , r2 ∈ R \ {0}
sehingga r1 a = 0 dan r2 a = 0. Karena R merupakan daerah
integral maka r1 r2 6= 0 sehingga r1 r2 (a − b) = r1 r2 a − r1 r2 b.
Karena R daerah integral maka berlaku:
r1 r2 (a − b) = r2 (r1 a) − r1 (r2 b) = 0.
Dengan demikian, diperoleh a − b ∈ Mτ . Selanjutnya, diambil
a ∈ Mτ maka terdapat r ∈ R \ {0} sehingga ra = 0. Diambil
sebarang x ∈ R. Karena R merupakan daerah integral mala :
r(xa) = (rx)a = x(ra) = x0 = 0.
Dengan demikian, diperoleh xa ∈ Mτ . Jadi terbukti bahwa Mτ
merupakan submodul di M .
2. Karena Mτ merupakan
. submodul di M , maka .dapat dibentuk
modul faktor Mτ . Akan ditunjukkan bahwa M Mτ merupakan
M
.
modul bebas torsi. Andaikan M Mτ memiliki elemen torsi m +
Mτ 6= 0 + Mτ . Berarti ada r ∈ R \ {0} sehingga r(m + Mτ ) =
rm + Mτ = 0 + Mτ . Akibatnya, diperoleh rm ∈ Mτ . Ber-
arti ada s ∈ R \ {0} sedemikian hingga s(rm) = (sr)m = 0.
karena R merupakan daerah integral dan s, r 6= 0 maka diperoleh
sr 6= 0. Akibatnya, diperoleh m ∈ Mτ . Menurut kesamaan dua
koset diperoleh m + Mτ = 0 + Mτ . Kontradiksi dengan yang
diketahui, sehingga
. pengandaian salah dan harus diingkar. Jadi,
M
terbukti bahwa Mτ merupakan modul bebas torsi.


36

3.3. Latihan Soal

(1). Buktikan bahwa setiap R-modul bebas yang dibangun secara hingga
memiliki basis berhingga!
(2). Diberikan modul M atas daerah integral R. Buktikan bahwa jika
M merupakan modul bebas maka M merupakan modul bebas torsi!
(3). Diberikan F merupakan R-modul bebas dan f : F → M meru-
pakan isomorphisma R-modul.
a). Buktikan bahwa M merupakan R-modul bebas!
b). Jika B merupakan basis untuk F , tunjukkan bahwa M juga
memiliki basis dengan kardinalitas yang sama dengan B!
(4). Tunjukkan bahwa Mn (R) merupakan R-modul bebas yang mem-
punyai basis dengan kardinalitas n2 !
(5). Jika F1 dan F2 merupakan R-modul bebas, buktikan bahwa F1 ×F2
juga merupakan R-modul bebas!
(6). Diberikan {FαL
}α∈Λ merupakan keluarga R-modul bebas. Tun-
jukkan bahwa Fα juga merupakan R-modul bebas!
α∈Λ

. R-modul siklik M = hmi, maka tunjukkan


(7). Apabila diberikan
∼ R
bahwa M = AnnR (m)!

(8). Diberikan ring komutatif R dan modul M atas ring R. Jika I


merupakan ideal di R denagn.sifat I ⊆ AnnR (M ), maka buk-
tikan bahwa M merupakan R I -modul terhadap operasi pergan-
daan skalar:
.
· : RI × M −→ M
(a + I, m) 7−→ am
.
untuk setiap a + I ∈ R I dan m ∈ M !

Anda mungkin juga menyukai