Oleh:
Sari Nurlita (0401520072)
Mu’ammar Rahma Qadafi (0401520075)
Yudha Kristia Kartika (0401520076)
2
Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu
kompetensi dasar berkisar antara 0% - 100%. Kriteria ideal untuk masing-masing
indikator lebih besar dari 75%. Namun sekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat
pencapaian indikator, tetapi dengan pertimbangan-pertimbnagn tertentu satuan
pendidikan dapat menetapkan kri-teria ketuntasan minimal dibawah 75 %. Penetapan itu
disesuaikan dengan kondisi sekolah, seperti kemampuan peserta didik dan guru serta
ketersediaan prasarana dan sarana. (Departemen Pendidikan Nasional, 2008)
Contoh Kasus
Kasus 1.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai 100 100 100 100 100 100 75 75 75 75
Kasus 2.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai 80 80 80 80 80 80 80 80 10 10
Kasus 3.
3
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai 80 80 80 80 80 80 85 85 75 75
Interpretasi :
Dari kasus 1 rata-ratanya adalah 90 tergolong sudah bagus namun proporsinya hanya 60 %
dimana masih di bawah 70 % dimana 70 % sebagai syarat ketuntasan belajar, maka kelas
pada kasus 1 kurang baik.
Dari Kasus 2 rata-ratanya adalah 66,tergolong masih kurang karena rata – rata nilai kelas
kurang dari KKM yaitu 80 sedangkan proporsi siswa yang mendapat nilai 80 adalah 80 %,
tergolong bagus mencapai ambang batas 70 % siswa mencapai KKM. Meskipun begitu kelas
pada kasus 2 tergolong kurang baik.
Dari Kasus 3 rata-ratanya adalah 80,tergolong bagus karena rata – rata nilai kelas mencapai
KKM yaitu 80 sedangkan proporsi siswa yang mendapat nilai 80 adalah 80 %, tergolong
bagus mencapai ambang batas 70 % siswa mencapai KKM. Maka kelas pada kasus 3
tergolong kelas yang ideal.
Jadi jelas untuk mencapai kriteria ketuntasan belajar harus diuji rata-rata (mean) maupun uji
proporsinya. Jika hanya meannya maka akan muncul kasus pertama,proporsinya kurang baik,
jika hanya proporsinya yang baik maka akan muncul kasus kedua, meannya bisa jadi kurang
baik. Maka dari itu kelas yang ideal adalah kasus ketiga.
Mean merupakan penaksir yang baik dalam statistika karena memenuhi 3 sifat penaksir yang
baik yaitu
1. Tak bias
2. Konsisten
3. Bervariansi minimum
Sehingga pada umumnya saat mengolah data maka diambil nilai rata-ratanya (mean).
4
Sedangkan proporsi digunakan karena ada kasus pada kriteria ketuntasan hasil belajar maka
ada minimal siswa yang mendapat nilai di atas KKM.
Dari penjelasan tersebut untuk menguji ketuntasan belajar maka perlu ada dua uji yaitu uji
rata-rata hasil belajar dan uji proporsi.
Statistik Uji
a. Statistik Uji Beda Mean Satu Sampel dapat ditentukan melalui prosedur berikut:
1. Tentukan hipotesis
a) Uji Dua Sisi
H 0 : μ=μ 0
H 1 : μ ≠ μ0
H 0 : μ=μ 0
H 1 : μ< μ0
H 0 : μ=μ 0
H 1 : μ> μ0
2. Tentukan signifikansi α
5
3. Selidiki σ , apabila:
a. Bila σ sudah diketahui : memakai Uji Z
1) Hitung Z hitungmenggunakan rumus:
x́−μ 0
Z hitung =
σ
√n
Di mana,
Z hitung = nilai Z empiric;
x́ = rata-rata empiric;
μ0 = rata-rata populasi/penelitian terdahulu
σ = simpangan baku
n = banyaknya sampel
2) Bandingkan dengan Z hitung dengan Ztabel
3) Kriteria pengambilan keputusan:
Pengujian Dua Sisi
6
SD = Standar Deviasi
n = banyaknya sampel
CONTOH SOAL
UJI KETUNTASAN SECARA RATA-RATA (UJI BEDA MEAN)
1 68.00 16 67.00
2 50.00 17 89.00
3 57.00 18 88.00
4 55.00 19 72.00
5 78.00 20 74.00
6 46.00 21 68.00
7 67.00 22 63.00
8 70.00 23 75.00
9 92.00 24 64.00
7
10 80.00 25 90.00
11 57.00 26 57.00
12 63.00 27 68.00
13 89.00 28 80.00
14 90.00 29 75.00
15 59.00 30 74.00
Hipotesis:
Perhitungan thitung:
Hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematis peserta
didik pada pembelajaran berbasis masalah tidak mencapai KKM.
8
Kemampuan komunikasi matematis peserta didik dikatakan tuntas apabila
memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70. Diketahui diasumsikan data
berdistribusi normal.
1 68.00 16 67.00
2 50.00 17 89.00
3 57.00 18 88.00
4 55.00 19 72.00
5 78.00 20 74.00
6 46.00 21 68.00
7 67.00 22 63.00
8 70.00 23 75.00
9 92.00 24 64.00
10 80.00 25 90.00
11 57.00 26 57.00
12 63.00 27 68.00
13 89.00 28 80.00
14 90.00 29 75.00
15 59.00 30 74.00
Hipotesis:
H0 : μ=69,5 (Nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematis tidak mencapai KKM)
H1 : μ>69,5 (Nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematis mencapai KKM)
10
4. Pilih Nama Variabel yang
telah dibuat disini
“Nilai_Kelas”
6. Isikan nilai KKM-nya tadi pada isian “test value, nilai KKM diketahui batas bawahnya “69,5”
11
Maka keluar hasil tampilan Tabel One-Sample Statistics
Interpretasi hasil SPSS:
Cara 1:
Dasar Pengambilan Keputusan Uji One Sample T Test:
Jika nilai Sig. < 0,05, maka H0 ditolak
Jika nilai SIg. > 0,05 maka H0 diterima
Terlihat Output sig = 0,569 > 0,05/2 (karena uji satu pihak); maka jelas H0 diterima.
12
Cara 2
Dapat diketahui nilai dari t hitung = 0,577
Dengan df = n-1= 29 dan α = 5% =0,05
diperoleh ttabel = 1,69
Jelas t hitung =0 , 577<t tabel=1 , 69; karena t hitung < t tabel , maka H0 diterima.
Kesimpulan
Nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematis peserta didik tidak mencapai KKM.
• Uji ketuntasan Klasikal digunakan untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa dapat mencapai
ketuntasan secara klasikal.
• Uji Hipotesis ketuntasan klasikal pada umumnya menggunakan uji proporsi satu pihak yaitu
pihak kiri.
2. Uji Proporsi
• Proporsi adalah suatu pecahan, rasio atau persentase yang menunjukkan suatu bagian populasi
atau sampel yang mempunyai sifat luas.
• Sebagai contoh adalah KKM matematika di suatu sekolah adalah 75, hasil ulangan
matematika dalam suatu kelas yang berjumlah 30 siswa, didapati 25 siswa dinyatakan lulus
atau nilainya di atas 75.
Jadi sampel proporsi siswa yang lulus atau nilainya di atas 75 adalah 25/30 = 83,33 %.
13
x
• Maka dugaan proporsinya dapat kita tuliskan ^p=
n
• Uji Proporsi ini dapat digunakan untuk menentukan uji ketuntasan belajar siswa secara
Klasikal
Asumsi :
• Uji Z beda proporsi satu sampel digunakan untuk menguji perbedaan proporsi anggapan
dengan data empirik di lapangan.
• Jenis data yang digunakan harus berskala interval atau rasio
• Populasi harus berjenis binomial.
14
H 1 : p> p0 proporsi data yang sesungguhnya lebih besar dari proporsi dugaan
H 0 : p= p 0
H 1 : p ≠ p0
H 0 : p= p 0
H 1 : p< p0
H 0 : p= p 0
H 1 : p> p0
15
Uji Proporsi satu pihak
1. Menentukan H 0, yaitu H 0: p= p 0
2. Menentukan H 1
^p− p 0
z=
p0 (1−p 0)
√ n
Dengan ,
x
^p =
n
x = jumlah “sukses”
n = ukuran sampel
6. Menentukan kesimpulan :
16
Tolak H 0, z ≤−z 0,5−α , bila hipotesis alternatifnya p< p0
1. Menentukan H 0, yaitu H 0: p= p 0
2. Menentukan H 1
H 1 alternatifnya adalah p ≠ p0
5. Perhitungan
^p− p 0
z=
p0 (1−p 0)
√ n
Dengan ,
x
^p =
n
x = jumlah “sukses”
n = ukuran sampel
6. Menentukan kesimpulan
17
CONTOH SOAL
18
24 64.00
25 90.00
26 57.00
27 68.00
28 80.00
29 75.00
30 74.00
Penyelesaian:
H0: π 0=79,5 % (Proporsi peserta didik yang mencapai KKM kurang atau sama
dengan 79,5%)
H1: π 0 >79,5 % (Proporsi peserta didik yang mencapai KKM lebih dari 79,5%)
b. Menentukan taraf signifikansi 𝛼
𝛼 = 0,05
c. Menentukan nilai Z hitung
α =5 %
X =¿ 15
p0=79,5 %
n=30
X
−p 0
n ^p− p 0
Z hitung = =
p 0 (1− p0 ) p0 (1−p 0)
√
15
n √ n
−0,795
30
Z hitung =
0,795(1−0,795)
√ 30
−0,295
Z hitung =
√ 0,16 /30
−0,3
Z hitung =
0,0737
Z hitung =−4,00242
d. Menentukan Ztabel
19
Tabel Z kurva normal untuk uji satu pihak sebelah kanan dengan α =5 % , tentukan
terlebih dahulu luas kurvanya yakni sebelah kanan dengan luas = 0,5-0,05 = 0,45
kemudian lihat tabel Z, luas kurva 0,45 memiliki kordinat tepat di baris 1,6 dan kolom
5, maka nilai Ztabel adalah 1,65
e. Kriteri Pengujian
Jika Z hitung ≤ Z tabel maka H0 diterima
Jika Z hitung > Z tabel maka H0 ditolak
f. Simpulan
Karena Z hitung= −4,0042< Z tabel =1,65, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima
atau proporsi peserta didik yang mencapai KKM kurang dari 79,5%.
20
CONTOH SOAL VIA SPSS
21
26 57.00
27 68.00
28 80.00
29 75.00
30 74.00
Hipotesis:
H0: π 0=79,5 % (Proporsi peserta didik yang mencapai KKM kurang atau sama dengan
79,5%)
H1: π 0 >79,5 % (Proporsi peserta didik yang mencapai KKM lebih dari 79,5%)
22
3. Lalu klik Analyze > Nonparametric Tests > Legacy Dialogs > Binomial
23
Interpretasi hasil SPSS:
Kelompok siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 15 orang, yakni sebesar 50%.
Kelompok siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 15 orang, yakni sebesar 50%.
Diperoleh nilai Exact Sig. (1-tailed) = 0,000 < α = 0,05 sehingga H 0 diterima.
Kesimpulan
Nilai rata-rata klasikal belum tercapai, atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa
proporsi peserta didik yang mencapai KKM kurang dari 79,5%.
24
DAFTAR PUSTAKA
Riadi. E. (2016). Metode Statistika Parametrik dan Nonparametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial
dan Pendidikan. Tangerang: PT Pustaka Mandiri. hlm: 220-227
25