Anda di halaman 1dari 7

LPPM - UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATEMATIKA MATERI FUNGSI PADA SISWA


KELAS VIII

NANDA DYAH SAFITRI


18070785027, Pasca Sarjana, Universitas Negeri Surabaya, Jalan Ketintang
Surabaya, 60231, Indonesia
nanda.18027@mhs.unesa.ac.id

Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi matematika materi fungsi pada
siswa kelas VIII. Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu studi
kasus. Subjek penelitian yang diteliti yaitu 5 siswa kelas VIII yang dipilih secara acak. Teknik
pengumpulan data dengan tes berbentuk esai dan wawancara. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah lembar tes untuk mengetahui jenis miskonsepsi apa saja yang dialami oleh
siswa. Untuk mengetahui jenis miskonsepsi apa saja yang dialami oleh siswa, data hasil tes dan
wawancara dianalisis menggunakan triangulasi teknik dan deskriptif naratif. Hasil peneliti ini, dapat
mengelompokkan jenis-jenis miskonsepsi pada penelitian ini menjadi 3, yaitu (a) Miskonsepsi
klasifikasional yaitu mengelompokkan relasi atau fungsi dengan melihat diagram panah; (b)
Miskonsepsi korelasional yaitu mempresentasikan relasi atau fungsi dengan diagram Kartesius,
himpunan pasangan berurutan dan diagram panah; (c) Miskonsepsi teoritikal yaitu menentukan nilai
fungsi yang kurang sesuai dengan definisi fungsi yang diberikan.

Kata Kunci: matematika; relasi; fungsi; miskonsepsi

1. Pendahuluan
Matematika adalah ilmu tentang sesuatu yang memiliki pola keturutan dan
urutan yang logis. Hal yang paling mendasar dalam matematika adalah bahwa
matematika dapat dipahami atau masuk akal (Walle, 2008). Menurut Nurfiani, Sunardi,
dan Trapsilasiwi (2018) matematika adalah satu mata pelajaran wajib pada pendidikan
formal, sehingga salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah memahami konsep.
Sejalan dengan hal tersebut, Winarso dan Toheri (2017) menjelaskan “the
concept is one of the basic mathematical studies of objects and matter. In mathematics,
the concept is presented using the definition, understanding of the important role
definition holds in mastering mathematics completely”. Artinya konsep adalah salah satu
dasar dari belajar matematika tentang objek-objek dan masalah. Dalam matematika,
konsep disajikan menggunakan definisi, pemahaman tentang definisi mempunyai peran
penting dalam menguasai matematika sepenuhnya. Berdasarkan hal tersebut pemahaman
konsep dalam matematika merupakan hal yang penting. Oleh karena itu, pada
pembelajaran matematika penting untuk menekankan pada konsep-konsep matematika.

1
Identifikasi Miskonsepsi Matematika Materi Relasi dan Fungsi pada Siswa Kelas VIII 2

Kenyataannya, guru menekankan pembelajaran matematika bukan pada


pemahaman siswa terhadap konsep, melainkan pada pelatihan simbol-simbol matematika
dengan penekanan pada pemberian informasi dan latihan penerapan algoritma
(Sundayana, 2013). Selain itu, Walle (2008) menjelaskan bahwa konsep-konsep dalam
matematika adalah abstrak. Menurut Ainiyah (2016), anggapan bahwa matematika adalah
salah satu mata pelajaran yang abstrak dan tidak ada kaitannya dengan kehidupan sehari-
hari masih dirasakan oleh beberapa siswa, sehingga tingkat pemahaman siswa terhadap
matematika menjadi rendah karena mindset siswa tentang matematika sudah keliru. Hal-
hal tersebutlah yang mengakibatkan siswa sulit untuk memahami konsep matematika,
sehingga terjadi salah konsep (miskonsepsi).
Miskonsepsi adalah suatu kondisi jika seseorang memahami konsep yang tidak
sesuai dengan konsep ilmiah yang diakui para ahli (Suparno, P., 2013). Berdasarkan pada
jenis konsep yang didefinisikan oleh Moh. Amien (Salirawati, 2011:36) miskonsepsi
dibagi menjadi 3, yaitu: (1) Miskonsepsi klasifikasional, merupakan bentuk miskonsepsi
yang didasarkan atas kesalahan klasifikasi fakta-fakta ke dalam bagan-bagan yang
terorganisir, seperti mengelompokkan relasi atau fungsi dengan melihat diagram panah;
(2) Miskonsepsi korelasional, merupakan bentuk miskonsepsi yang didasarkan atas
kesalahan mengenai kejadiankejadian khusus yang saling berhubungan, atau observasi-
observasi yang terdiri atas dugaan-dugaan terutama berbentuk formulasi prinsipprinsip
umum, seperti mempresentasikan relasi atau fungsi dengan diagram Kartesius, himpunan
pasangan berurutan dan diagram panah; (3) Miskonsepsi teoritikal, merupakan bentuk
miskonsepsi yang didasarkan atas kesalahan dalam mempelajari fakta-fakta atau
kejadian-kejadian dalam sistem yang terorganisir, menentukan nilai fungsi yang kurang
sesuai dengan definisi fungsi yang diberikan.
Menurut Booth, dkk (2014), “students hold many misconceptions as they
transition from arithmetic to algebraic thinking”. Artinya, siswa banyak mengalami
miskonsepsi saat mereka bertransisi dari aritmatika menjadi berpikir aljabar. Sejalan
dengan itu, Winarso dan Toheri (2017), melakukan penelitian tentang studi kasus
miskonsepsi siswa pada konsep limit. Berdasarkan hal tersebut, miskonsepsi juga bisa
terjadi pada konsep-konsep matematika lain yang dipelajari seperti fungsi.
Fungsi merupakan salah satu konsep penting dalam matemati (As'ari, Tohir, &
& Valentino, 2014). Fungsi adalah relasi yang memasangkan setiap anggota himpunan
daerah asal tepat satu ke himpunan daerah kawannya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui miskonsepsi matematika materi fungsi pada siswa kelas VIII.

2. Metode
Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu studi
kasus. Subjek penelitian yang diteliti yaitu 5 siswa kelas VIII yang dipilih secara acak.
Teknik pengumpulan data dengan tes berbentuk esai dan wawancara. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar tes untuk mengetahui jenis miskonsepsi
apa saja yang dialami oleh siswa. Untuk mengetahui jenis miskonsepsi apa saja yang
Identifikasi Miskonsepsi Matematika Materi Relasi dan Fungsi pada Siswa Kelas VIII 3

dialami oleh siswa, data hasil tes dan wawancara dianalisis menggunakan triangulasi
teknik dan deskriptif naratif.

3. Hasil
Berdasarkan hasil tes dan hasil wawancara dari 5 subjek penelitian diperoleh
data sebagai berikut.
a. Soal No. 1
Indikator : menentukan fungsi ynag disajikan dengan diagram panah
Soal :
Diantara relasi dari A ke B yang disajikan pada diagram panah berikut manakah yang
merupakan fungsi. Berilah alasannya.

(a) (b)
Pada Table 1 berikut akan dijelaskan tentang jawaban subjek-subjek penelitian pada
soal no. 1.

Table 1 Jawaban Soal No 1 oleh Subjek 1


Subjek Jawaban
1

Pada table tersebut diketahui bahwa Subjek 1 menjawab soal kurang tepat, jawaban
yang benar adalah (a), karena fungsi merupakan relasi yang memasangkan setiap
anggota domain asal tepat satu ke kodomain atau himpunan pasangan berurutannya
yaitu {(p, 1), (q, 3), (r, 2)}. Berdasarkan hasil wawancara, Subjek 1 mengatakan
masih belum paham tentang konsep fungsi.
b. Soal No. 2
Indikator : menyajikan fungsi dalam himpunan pasangan berurutan, diagram
panah dan diagram Kartesius
Soal :
Diketahui himpunan P = {0,1, 2, 3} dan Q {0, 1, 4, 8, 18, 27}. Tentukan :
(a) Himpunan pasangan berurutan dari Q ke P yang menyatakan relasi “pangkat
tiga dari”
(b)Buat diagram panah untuk relasi tersebut.
(c)Buat diagram Kartesius untuk relasi tersebut.
Identifikasi Miskonsepsi Matematika Materi Relasi dan Fungsi pada Siswa Kelas VIII 4

Pada Tabel 2 berikut akan dijelaskan kesalahan-kesalahan subjek penelitian dalam


mengerjakan soal no. 2.

Table 2 Jawaban Soal No 2 oleh Subjek Penelitian


Subjek Jawaban
2

Pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa Subjek 2 dan Subjek 5 kurang tepat menjawab
soal yaitu kurang menambahkan range (0,0). Sedangkan pada Subjek 3 dan Subjek 4
kurang tepat menjawab karena kurang menambahkan range (0,0) dan (1,1), serta
Identifikasi Miskonsepsi Matematika Materi Relasi dan Fungsi pada Siswa Kelas VIII 5

pada Subjek 3 juga terbalik dalam menuliskan nama himpunan. Berdasarka


wawancara Subjek 2 dan Subjek 5 mengatakan belum mengetahui kalau 0 adalah
pangkat tiga dari 0. Sedangkan pada Subjek 3 dan Subjek 4 mengatakan lupa kalau 0
adalah pangkat tiga dari 0 dan 1 adalah pangkat tiga dari 1.
c. Soal No. 3
Indikator : menentukan nilai fungi dengan definisi fungsi yang ada
Soal :
Didefinisikan fungsi untuk setiap bilangan asli n.
Tentukan nilai .
Pada Tabel 3 akan ditunjukkan hasil kesalahan jawaban dari subjek-subjek
penelitian.
Table 3 Jawaban Soal No 3 oleh Subjek Penelitian
Subjek Jawaban
1

Pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa Subjek 1 belum bisa menentukan nilai bilangan
eksponensial atau perpangkatan. Pada Subjek 3 dan Subjek 4 mengoperasikan
perkalian biasa 2 pangkat n, sedangkan pada Subjek 3 pada f(5) nilainya adalah 30.
Identifikasi Miskonsepsi Matematika Materi Relasi dan Fungsi pada Siswa Kelas VIII 6

Berdasarkan wawancara Subjek 1, Subjek 2, dan Subjek 3 mengatakan belum bisa


untuk menentukan nilai bilangan berpangkat.
Berdasarkan hasil tersebut, peneliti dapat mengelompokkan jenis-jenis
miskonsepsi pada penelitian ini menjadi 3, yaitu sebagai berikut
a. Miskonsepsi klasifikasional yaitu mengelompokkan relasi atau fungsi dengan
melihat diagram panah. Miskonsepsi ini dilakukan oleh Subjek 1 dalam menjawab
soal no. 1.
b. Miskonsepsi korelasional yaitu mempresentasikan relasi atau fungsi dengan diagram
Kartesius, himpunan pasangan berurutan dan diagram panah. Miskonsepsi ini
dilakukan oleh Subjek 2, Subjek 3, Subjek 4, dan Subjek 5 yang dapat diketahui dari
jawaban pada soal no. 2.
c. Miskonsepsi teoritikal yaitu menentukan nilai fungsi yang kurang sesuai dengan
definisi fungsi yang diberikan. Miskonsepsi ini dilakukan oleh Subjek 1, Subjek 3,
dan Subjek 4 yang diketahui dari jawaban soal no. 3.
Penyebab siswa mengalami miskonsepsi dalam penelitian ini pun bermacam-
macam, baik itu dari faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yang menjadi
penyebab miskonsepsi yaitu pemikiran humanistic, intuisi salah, kemampuan siswa, dan
minat belajar siswa. Faktor eksternal yang menjadi penyebab miskonsepsi yaitu
pengalaman siswa, penjelasan guru yang keiru, dan teman diskusi siswa.

4. Kesimpulan
Miskonsepsi adalah suatu kondisi jika seseorang memahami konsep yang tidak
sesuai dengan konsep ilmiah yang diakui para ahli. Hasil peneliti ini, dapat
mengelompokkan jenis-jenis miskonsepsi pada penelitian ini menjadi 3, yaitu (a)
Miskonsepsi klasifikasional yaitu mengelompokkan relasi atau fungsi dengan melihat
diagram panah; (b) Miskonsepsi korelasional yaitu mempresentasikan relasi atau fungsi
dengan diagram Kartesius, himpunan pasangan berurutan dan diagram panah; (c)
Miskonsepsi teoritikal yaitu menentukan nilai fungsi yang kurang sesuai dengan definisi
fungsi yang diberikan. Faktor-fator penyebab miskonsepsi yaitu faktor internal yang
menjadi penyebab miskonsepsi yaitu pemikiran humanistic, intuisi salah, kemampuan
siswa, dan minat belajar siswa, sedangkan faktor eksternal yang menjadi penyebab
miskonsepsi yaitu pengalaman siswa, penjelasan guru yang keiru, dan teman diskusi
siswa.

Daftar Pustaka
As'ari, A., Tohir, M., & & Valentino, E. (2014). Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 1.
Jakarta: Kemendikbud. Retrieved from Kementrian Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia.
Booth, J., Barbieri, C., Eyer, F., & Blagoev, E. (2014). Persistent and Pernicious Errors in Algebraic
Problem Solving. Journal of Problem Solving, 7, 10-24. http://dx.doi.org/10.7771/1932-
6246.1161.
Identifikasi Miskonsepsi Matematika Materi Relasi dan Fungsi pada Siswa Kelas VIII 7

Nurfiani, M , Sunardi , & Trapsilasiwi, D. (2018). Analisis Miskonsepsi Siswa Berdasarkan


Certainty Of Response Index (CRI) dalam Menyelesaikan Soal Matematika Ranah Kognitif
Mengevaluasi. Kadikma, 9(1), 9-16.
Salirawati, D. (2011). Pengembangan Instrumen Pendeteksi Miskonsepsi Kimia pada Peserta
Didik SMA. Disertasi. PPsUNY.
Sundayana, R. (2013). Media Pembelajaran Matematika (untuk guru, calon guru, orang tua, dan
para pecinta matematika). Bandung: Alfabeta.
Suparno, P. (2013). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta :
Grasindo.
Walle, J. A. (2008). Matematika Sekolah Dasar dan Menengah (Edisi Keenam). Jakarta: Erlangga.
Winarso, W., & Toheri, T. (2017). A case study of misconceptions students in the learning of
mathematics; The concept limit function in high school. Jurnal Riset Pendidikan
Matematika, 4(1), 120-127. doi:http://dx.doi.org/10.21831/jrpm.v4i1.12060.

Anda mungkin juga menyukai