Anda di halaman 1dari 7

2.

PENDEKATAN DAN KESALAHAN

A. Materi Kuliah
B. Kompetensi Umum
C. Kompetensi Khusus

Pada contoh kasus yang di bahas pada Bab 1, masing-masing kasus


penghitungan luas sebuah area dan penghitungan kecepatan benda
jatuh, terlihat jelas perbedaan hasil antara pendekatan numerik dan
solusi analitis. Meskipun teknik numerik mengandung taksiran yang
mendekati solusi analistis yang pasti, terdapat ketidakcocokan atau
kesalahan (error), karena metode numerik melibatkan suatu
pendekatan.

1.4.1 Analisis Kesalahan


Menganalisa tingkat kesalahan adalah suatu hal yang sangat penting
dilakukan untuk menilai keakuratan dan kepresisian suatu metode
pendekatan yang digunakan. Keakuratan dimaksudkan sebagai
kemampuan metode pendekatan tersebut untuk memberikan hasil

Dari tingkat kesalahan ini dapat dilihat seberapa akurat atau presisi
solusi numerik yang diperoleh terhadap solusi eksaknya. Logikanya,
semakin kecil tingkat kesalahan dibandingkan dengan solusi eksaknya
menyatakan semakin akurat dan presisi solusi numerik yang
diperoleh.

Suatu solusi akhir numerik dapat dinyatakan dalam 4 kategori; akurat


dan presisi, akurat tetapi tidak presisi, tidak akurat tetapi presisi, dan
tidak akurat dan tidak presisi. Gbr. 2.1 digunakan untuk membantu
memahami maksud dari kategori-kategori tersebut.

1
Gbr. 2.1 (a). akurat dan presisi, (b). presisi tetapi tidak akurat,
(c). akurat tetapi tidak presisi, dan (d). tidak akurat dan tidak presisi

Dari Gbr.2.1 dapat dilihat bahwa suatu solusi yang akurat

1.4.2
1.4.3 Angka Signifikan
Suatu konsep yang menandakan keandalan sebuah nilai numerik.
Contoh:
3.14159265358979...
Karena komputer pribadi hanya cukup menyimpan sampai orde 10
angka signifikan, maka bilangan semacam ini tidak pernah dapat
dinyatakan secara eksak. Maka akan dikenal sebagai bilangan

2
3.141592653

1.4.4 Akurasi dan Presisi


Kesalahan-kesalahan sehubungan dengan perhitungan dan
pengukuran dapat ditandai dengan presisi dan akurasinya. Presisi
mengacu kepada kemampuan suatu alat untuk memberikan hasil yang
berulang, sedangkan akurasi mengacu kepada kemampuan suatu alat
untuk memberikan hasil yang sama dengan harga sebenarnya.

1.4.5 Definisi Kesalahan

Kesalahan = Harga sebenarnya Pendekatan

Kesalahan relatif sebenarnya t =


(kesalahan sebenarnya/harga sebenarnya) x 100%

Tetapi dalam metode numerik, harga sebenarnya hanya akan


diketahui, bila kasus yang dihadapi dapat diselesaikan secara eksak.
Tetapi dalam aplikasi dunia nyata, hal ini sangat jarang ditemui,
sehingga suatu alternatif untuk menormalisasi kesalahan dengan
menggunakan taksiran terbaik dari harga sebenarnya terhadap
pendekatan itu sendiri.

Kesalahan relatif pendekatan a =


((pendekatan sekarang pendekatan sebelumnya) / pendekatan
sekarang) x 100%

Untuk mendapatkan hasil kesalahan ini, dibutuhkan suatu batasan


yang dapat diterima s untuk menghentikan proses iterasi.
Sehingga:
a s

Kesalahan pada numerik umumnya terbagi pada 2 jenis:

3
Kesalahan Pembulatan (Round-Off Error)
Kesalahan yang dihasilkan bila angka-angka pendekatan digunakan
sebagai pengganti angka yang pasti.
Kesalahan Pemotongan (Truncation Error)
Kesalahan yang dihasilkan sewaktu sebuah pendekatan digunakan
untuk menyatakan suatu prosedur matematika yang eksak.

Kesalahan Pembulatan
Tabel 1.1 memperlihatkan pengaruh pembulatan dalam kasus
penerjun, dengan menggunakan 3, 4 , 5 dan 6 angka signifikan.

Tabel 1.1 Perbandingan masalah penerjun jatuh dengan


menggunakan jumlah angka signifikan yang berbeda, dan ukuran
langkah 2 detik.

Kecepatan, cm/det, (angka signifikan)


Wak
tu 3 4 5 6
0 0 0 0 0
2 1960 1960 1960 1960
4 3200 3200 3200.4 3200.46
6 3980 3985 3985.5 3985.54
8 4470 4482 4482.3 4482.41
10 4780 4796 4796.8 4796.88
12 4980 4995 4995.8 4.995.91

Jika perhitungan lain menggunakan pembulatan sampai dengan 10


angka signifikan, maka akan diperoleh kesalahan pembulatan relatif
untuk t = 12 detik v t 12 4999,921508 , sebagai berikut:
3 angka signifikan : 0.32%
4 angka signifikan : 0.018%
5 angka signifikan : 0.0024%
6 angka signifikan : 0.00023%

Kesalahan Pemotongan

4
Suatu deret Taylor dapat digunakan untuk meramalkan suatu harga
fungsi f x i 1 pada koordinat x i 1 .
f '' x i f ''' x i
f x i1 f x i f x i x i1 x i x i1 x i x i1 x i 3
' 2

2! 3!
f xi
n
x i1 x i n R n
n!
Jika deret taylor ini dipotong sampai orde-0, akan diperoleh
persamaan : f x i1 f x i
persamaan orde-1: f x i1 f x i f ' x i x i1 x i

f '' x i
persamaan orde-2 : f x i1 f x i f ' x i x i1 x i x i1 x i 2
2!
dst.
Gambar 1.6 memperlihatkan pendekatan sebuah fungsi dengan
menggunakan deret Taylor.

Gambar 1.6 Kesalahan pendekatan untuk penggunaan Deret Taylor


untuk orde-0, orde-1 dan orde-2

Dari Gambar 1.6 tersebut, dapat dilihat bahwa penggunakan orde-0


akan menghasilkan kesalahan yang besar bila dibandingkan dengan
penggunaan orde-2, tetapi penggunaan orde yang lebih tinggi akan

5
membuat perhitungan pendekatan menjadi semakin rumit
dibandingkan dengan orde yang lebih rendah.

1.4.6 Kesalahan Numerik Total

Gambar 1.7, diperlihatkan kesalahan numerik total dari suatu kasus.

Gambar 1.7 Grafik kompromi antara kesalahan


pembulatan dan pemotongan

Dari gambar dapat dilihat bahwa, suatu kesalahan pemotongan akan


meningkat jika ukuran langkah penyelesaian menjadi semakin besar,
sedangkan kesalahan pembulatan akan semakin menurun jika ukuran
langkah penyelesaiannya semakin besar.

Tugas:
1. Jelaskan hubungan perkembangan komputer dengan aplikasi
metode numerik di bidang engineering.
2. Hitung contoh kasus penerjun diatas metode pendekatan diferensi
terbagi hingga untuk selang waktu pengamatan yang berbeda,
yaitu: 1, 2, dan 3 detik. Lama pengamatan 30 detik. Diketahui
massa penerjun 68.1 kg dan tahanan udara 12.5 kg/s.
Bandingkan hasilnya terhadap solusi eksak dalam sebuah grafik.
Gunakan Msc. Excell untuk membantu anda. Jelaskan grafik yang

6
anda peroleh.
3. Buatlah flowchart untuk kasus penerjun dengan pendekatan
diferensiasi terbagi hingga, dengan selang waktu pengamatan 1
detik, lama pengamatan 20 s, massa penerjun 68.1 kg dan
tahanan udara 12.5 kg/s

Anda mungkin juga menyukai