Anda di halaman 1dari 70

DEWI ANGGREINI, S.Si, M.Sc.

PROBLEM
Masalah-masalah Model
Teknis dan Proses Penyelesaian
Problem
Teknis dan Proses
Penyelesaian Problem
• Problem nyata : fenomena atau proses-
proses kehidupan alamiah yang dijumpai
sehari-hari (gravitasi, banjir, populasi,
gerakan angin, dll.)

• Matematika digunakan untuk


pembentukan model karena mempunyai
bahasa dan kerangka-kerja yang baku.
Teknis dan Proses
Penyelesaian Problem
 Penyelesaian dapat dilakukan berdasarkan
urutan atau sekuens kerja berikut:
 Formulasi yang tepat dari suatu model
matematis dan atau pada model numerik
yang sepadan
 Penyusuanan suatu metode untuk
penyelesaian problem numerik
 Implementasi metode yang dipilih
untuk proses komputasi solusi/jawaban.
PENDAHULUAN

 Perbedaan utama antara metode


numerik dengan metode analitik :

Solusi dengan menggunakan


metode numerik selalu berbentuk
angka. Metode analitik yang
biasanya menghasilkan solusi dalam
bentuk fungsi matematik 
dievaluasi menghasilkan nilai.
PENDAHULUAN
Metode numerik, kita hanya memperoleh
solusi yang menghampiri atau mendekati
solusi sejati sehingga solusi numerik
dinamakan juga solusi hampiran
(approximation) atau solusi pendekatan,
namun solusi hampiran dapat dibuat seteliti
yang kita inginkan.
Solusi hampiran jelas tidak tepat sama
dengan solusi sejati, sehingga ada selisih
antara keduanya. Selisih inilah yang disebut
dengan galat (error).
MOTIVASI KENAPA PERLU KOMPUTASI
NUMERIK

 Pada umumnya permasalahan dalam sains dan teknologi


digambarkan dalam persamaan matematika
 Persamaan ini sulit diselesaikan dengan “tangan” 
analitis sehingga diperlukan penyelesaian pendekatan 
numerik
 Seringkali beberapa persoalan matematika yang tidak
selalu dapat diselesaikan oleh program aplikasi.
 Persoalan yang melibatkan model matematika banyak
muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan,
seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi, atau pada
persoalan rekayasa (engineering), seperti Teknik Sipil,
Teknik Mesin, Elektro, dan sebagainya.
 Model matematika yang rumit ini adakalanya tidak dapat
diselesaikan dengan metode analitik yang sudah umum
untuk mendapatkan solusi sejatinya (exact solution).
ERROR

•Walaupun kita berusaha untuk memperoleh


jawaban eksak, namun jawaban demikian
jarang diperoleh secara numeris
•Pada tiap langkah penyelesaian masalah,
dari formulasi hingga komputasi numerisnya,
error dan ketidakpastian dapat terjadi
PROSES PROBLEM SOLVING
Berlangsung dalam tahap:
Perumusan secara tepat dari model
matematis dan model numeris
Penyusunan metode untuk pemecahan
masalah.
Penerapan metode untuk menghitung dan
mencari jawaban.
Dalam perumusan model
biasanya dilakukan:
•IDEALISASI
•APROKSIMASI
•IDEALISASI:
–MENGANGGAP IDEAL
–TIDAK MENGENAL
KETIDAKPASTIAN
–KURANG SESUAI DENGAN
REALITA
APROKSIMASI:
Dapat dilakukan dengan cara
Pendekatan atau penyederhanaan
perumusan masalah
Solusi pendekatan terhadap solusi eksak
Gabungan dari keduanya

Pendekatan dilakukan sedemikian rupa shg


hanya hal-hal penting saja yang
dimasukkan dalam model.
Pada umumnya metode numeris tidak
mengutamakan diperolehnya jawaban
yang eksak, namun mengusahakan
perumusan metode yang menghasilkan
jawaban pendekatan yang dapat
diterima berdasar pertimbangan praktis,
tetapi cukup dapat memberikan solusi
atas persoalan yang dihadapi.
Program (software) yang istimewa tidak dapat
menggantikan pilihan metode yang buruk, dan

Program (software) yang buruk dapat


merusak metode yang baik

Penggunaan software yang siap pakai tetap


menuntut pengetahuan akan tujuan dan
kemampuan dan keterbatasan software
tersebut, serta apakah sesuai dengan
kasus/permasalahan yang dihadapi.
ILUSTRASI PERSOALAN
MATEMATIK
METODE ANALITIK
metode penyelesaian model matematika
dengan rumus-rumus aljabar yang sudah
baku (lazim).
Metode analitik metode sebenarnya dapat
memberikan solusi sebenarnya (exact
solution) solusi yang memiliki galat/error =
0.
Metode analitik hanya unggul pada
sejumlah persoalan matematika yang
terbatas
KOMPUTASI NUMERIK
Komputasi numerik = teknik yang digunakan untuk
memformulasikan persoalan matematik sehingga dapat
dipecahkan dengan operasi hitungan / aritmatika biasa.
Solusi angka yang didapatkan dari komputasi numerik
adalah solusi yang mendekati nilai sebenarnya / solusi
pendekatan (approximation) dengan tingkat ketelitian
yang kita inginkan.
Karena tidak tepat sama dengan solusi sebenarnya, ada
selisih diantara keduanya yang kemudian disebut galat /
error.
komputasi numerik dapat menyelesaikan persoalan
didunia nyata yang seringkali non linier, dalam bentuk
dan proses yang sulit diselesaikan dengan metode
analitik
PRINSIP KOMPUTASI
NUMERIK
Komputasi numerik ini disajikan dalam bentuk
algoritma – algoritma yang dapat dihitung secara
cepat dan mudah.
Pendekatan yang digunakan dalam metode numerik
merupakan pendekatan analisis matematis, dengan
tambah angrafis dan teknik perhitungan yang mudah.
Algoritma pada metode numerik adalah algoritma
pendekatan maka dalam algoritma tersebut akan
muncul istilah iterasi yaitu pengulangan proses
perhtungan.
Dengan metode pendekatan, tentunya setiap nilai
hasil perhitungan akan mempunyai nilai error (nilai
kesalahan).
UMUM

Komputasi Numerik:
Numerik teknik yang digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang diformulasikan
secara matematis dengan cara operasi hitungan
(arithmetic).

Permasalahan
di Bidang IPTEK

Persamaan Penyelesaian:
Matematis 1.Secara analitis (untuk pers. sederhana)
2.Secara numerik (untuk pers. sulit)
UMUM

Hasil penyelesaian numerik merupakan nilai perkiraan atau


pendekatan dari penyelesaian analitis atau eksak.

KOMPUT
Hasil:pendekatan dari penyelesaian
ASI
Analitis (eksak)
NUMERIK
Terdapat kesalahan (error) terhadap
nilai eksak

ER
UT
Dalam proses perhitungannya (algoritma)
MP
dilakukan dengan iterasi dalam jumlah KO TI
yang sangat banyak dan berulang-ulang
NUMERIK DAN
KOMPUTASI
Pembangunan
MEMBERIKAN
HASIL
APLIKASI PROGRAM TERBAIK/KEAKU
INFORMASI RATAN TINGGI

PELAJARI METODE
MANAJEMEN
GALAT/METODE
NUMERIK
UMUM

Komputasi numerik banyak digunakan di berbagai bidang, seperti


bidang teknik (sipil, elektro, kimia, dsb), kedokteran, ekonomi, sosial,
dan bidang ilmu lainnya.Dimana ujung tombaknya adalah bidang
Informatika.

Berbagai masalah yang ada di berbagai displin ilmu dapat


digambarkan dalam bentuk matematik dari berbagai fenomena yang
berpengaruh. Misalnya gerak air dan polutan di saluran, sungai dan
laut,aliran udara, perambatan panas, dsb dapat digambarkan dalam
bentuk matematik.

Untuk itu diperlukan Komputasi NUMERIK untuk menyelesaikan


persamaan permasalahan di atas.
Jenis Error

Penyelesaian secara numeris hanya


memberikan nilai perkiraan yang
mendekati nilai eksak dari
penyelesaian analitis
Berarti dalam penyelesaian numeris
tsb terdapat error terhadap nilai eksak
ASAL DARI ERROR:

1. Asumsi-asumsi yang
digunakan untuk mengubah
peristiwa real ke dalam model
matematis
2. Kesalahan aritmatik dan
programming
3. Ketidakpastian dalam data
4. dll.
PENDEKATAN DAN
KESALAHAN
Pengantar
Angka Signifikan (Penting)
Akurasi dan Presisi
Definisi Kesalahan
Kesalahan Pembulatan
Kesalahan Pemotongan
Kesalahan Numerik Total
(Kekeliruan, Kesalahan Formulasi, dan
Ketidakpastian Data)
PENGANTAR
T. Numerik  Solusi analitis yg pasti
T. Numerik  Melibatkan aproksimasi?
T. Numerik  Ada kesalahan/tdk cocok
Kesalahan  karena aproksimasi
Pertanyaan:
“Sampai berapa besar kesalahan itu dapat ditolerir?
KESALAHAN (ERROR)

Penyelesaian secara numeris memberikan nilai perkiraan yang


mendekati nilai eksak (yang benar), artinya dalam penyelesaian
numeris terdapat kesalahan terhadap nilai eksak.

Terdapat tiga macam kesalahan:


1.Kesalahan bawaan: merupakan kesalahan dari nilai data.
Misal kekeliruan dalam menyalin data, salah membaca skala
atau kesalahan karena kurangnya pengertian mengenai hukum-hukum
fisik dari data yang diukur. Contoh: panjang 4,05 ditulis 4 meter

2.Kesalahan pembulatan: terjadi karena tidak diperhitungkannya


beberapa angka terakhir dari suatu bilangan, artinya nilai perkiraan
digunakan untuk menggantikan bilangan eksak.
contoh, nilai:
8632574 dapat dibulatkan menjadi 8633000
3,1415926 dapat dibulatkan menjadi 3,14
KESALAHAN (ERROR)

3. Kesalahan pemotongan: terjadi karena tidak dilakukan hitungan


sesuai dengan prosedur matematik yang benar. Sebagai contoh
suatu proses tak berhingga diganti dengan proses berhingga.
Contoh fungsi dalam matematika yang dapat direpresentasikan
dalam bentuk deret tak terhingga yaitu:
2 3 4
x x x
ex  1 x     ..........
2! 3! 4!
x
Nilai eksak dari e diperoleh apabila semua suku dari deret
tersebut diperhitungkan. Namun dalam prakteknya,sulit untuk
menghitung semua suku sampai tak terhingga. Apabila hanya
diperhitungkan beberapa suku pertama saja, maka hasilnya tidak
sama dengan nilai eksak. Kesalahan karena hanya
memperhitungkan beberapa suku pertama disebut dengan
kesalahan pemotongan.
GALAT
Galat pemotongan (pemotongan barisan langkah
komputasi.
Contoh :
3 5 7
x x x
y  sin x  x    .....
3! 5! 7!
3
x
y*  x  Hampiran
3!
x5 x7
E   ..... Galat Pemotongan
5! 7!
Maka :

x2 x4 x6 x8 x10
f ( x )  cos( x )  1       ......
2! 4! 6! 8! 10!

Nilai Galat
hampiran pemotongan
Penyelesaian secara numerik dari suatu
persamaan matematis hanya memberikan nilai
perkiraan yang mendekati nilai eksak (yang
benar) dari penyelesaian analitis.

Penyelesaian numerik akan memberikan


kesalahan terhadap nilai eksak
Galat pada suatu kalkulasi hitungan
didefinisikan sebagai:
Galat = nilai sebenarnya - nilai pendekatan
KESALAHAN ABSOLUT DAN RELATIF

Hubungan antara nilai eksak, nilai perkiraan dan kesalahan dapat


dirumuskan sebagai berikut:
Harga Sebenarnya (nilai
p = p* + Et eksak) = pendekatan +
dengan: Kesalahan (eror)
p : nilai eksak
p* : nilai perkiraan (aproksimasi)
Ee : kesalahan (error) terhadap nilai eksak

Sehingga dapat dicari besarnya kesalahan adalah sebagai perbedaan


antara nilai eksak dan nilai perkiraan, yaitu:
Et = p – p*
Pada kesalahan
absolut,tidak
menunjukkan besarnya
Kesalahan Absolut tingkat kesalahan
KESALAHAN ABSOLUT DAN RELATIF

Kesalahan relatif: besarnya tingkat kesalahan ditentukan dengan


cara membandingkan kesalahan yang terjadi dengan nilai eksak.
Et
t 
p

Kesalahan Relatif
terhadap nilai eksak

Kesalahan relatif sering diberikan dalam bentuk persen.


Et
t   100%
p
KESALAHAN ABSOLUT DAN RELATIF

Dalam metode numerik, besarnya kesalahan dinyatakan berdasarkan


nilai perkiraan terbaik dari nilai eksak,sehingga kesalahan mempunyai
bentuk sebagai berikut:
Ea
a   100%
p

dengan:
Ea : kesalahan terhadap nilai perkiraan terbaik
p* : nilai perkiraan terbaik
Indeks a menunjukkan bahwa kesalahan dibandingkan terhadap nilai
perkiraan (approximate value).
KESALAHAN ABSOLUT DAN RELATIF

Dalam metode numerik, sering dilakukan pendekatan secara iteraktif,


dimana pada pendekatan tersebut perkiraan sekarang dibuat berdasarkan
perkiraan sebelumnya.
Dalam hal ini, kesalahan adalah perbedaan antara perkiraan sebelumnya
dan perkiraan sekarang.
p*n 1  p*n
a   100%
p*n 1

dengan:
p*n : nilai perkiraan pada iterasi ke n
p*n 1: nilai perkiraan pada iterasi ke n + 1
SOAL

1. Siswa A mengukur panjang suatu jembatan. Hasil pengukurannya


menunjukkan panjang jembatan 9999 cm (panjang jembatan
sesungguhnya adalah 10.000 cm). Siswa B mengukur panjang suatu
penggaris, hasil pengukurannya menunjukkan bahwa penggaris tersebut
panjangnya adalah 9 cm (panjang sesungguhnya dari penggaris adalah
10 cm). Hitung kesalahan absolut dan relatif dari kedua siswa tersebut
serta bagaimana kesimpulannya.

2. Hitung kesalahan yang terjadi pada nilai ex dengan nilai x = 0,5 apabila
hanya diperhitungkan beberapa suku pertama saja. Nilai eksak dari e0,5
= 1,648721271
CONTOH 2 :
Pengukuran panjang jembatan dan pensil memberikan hasil 9999
cm dan 9 cm. Apabila panjang yang benar (eksak) adalah 10.000
cm dan 10 cm. Hitung kesalahan absolut dan relatif!

Solusi :
a. Kesalahan absolut
Jembatan : Et =  p – p* = │10.000 – 9999 │= 1 cm
Pensil : Et =  p – p* = │10 – 9 │= 1 cm
a. Kesalahan relatif
Et 1
t   100%  100%  0.01%
p 10000
Jembatan:
Et 1
t   100%  100%  10%
p 10
Pensil:

Kedua kesalahan sama yaitu 1 cm tetapi kesalahan relatif pensil


adalah jauh lebih besar. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa
siswa A ternyata lebih teliti dalam melaksanakan pengukurannya.
38
CONTOH 1:

Soal :

Isna membeli kabel listrik 30 meter dari


sebuah toko alat-alat elektronika. Setelah
diukur ulang oleh Isna sesampainya di
rumah, kabel tersebut ternyata hanya
mempunyai panjang 29,97 meter. Berapa
kesalahan absolut dan kesalahan relatif hasil
pengukuran yang dilakukan oleh Isna?
PENYELESAIAN :

Diketahui :
V = 30 meter
V’ = 29,97 meter
Kesalahan absolut
a =  30 – 29,97 = 0.03 meter
Kesalahan relatif
r =  0.03/ 30  * 100% = 0.1%
TUGAS (DIKUMPULKAN
MINGGU DEPAN)
1. Carilah Sumber-sumber error
yang lain.
2. Jelaskan tentang aturan
pembulatan, beri contohnya.
3. Jelaskan apa itu angka signifikan
dan beri contohnya.
4. Jelaskan teotema perambatan
galat (penjumlahan) lalu buktikan!
DEWI ANGGREINI, S.Si, M.Sc.
PERTEMUAN
3
“Pendidikan adalah tiket ke
masa depan.
Hari esok dimiliki oleh orang-
orang yang mempersiapkan
dirinya sejak hari ini”
TUGAS (DIKUMPULKAN
MINGGU DEPAN)
1. Carilah Sumber-sumber error
yang lain.
2. Jelaskan tentang aturan
pembulatan, beri contohnya.
3. Jelaskan apa itu angka signifikan
dan beri contohnya.
4. Jelaskan teotema perambatan
galat (penjumlahan) lalu buktikan!
Sumber-sumber error yang lain
•Beberapa penyebab eror yang lain
•1. Round off Error
•2. Kesalahan akibat data yang tidak akurat
•3. Blunder (mistakes): Kesalahan akibat
kecerobohan manusia, misalnya kesalahan dalam
pembuatan program atau perhitungan matematis
•Contoh: bilangan 6238 dibaca sebagai 6328,
bilangan 62238 dibaca sebagai 623384
•4. Kesalahan Pemodelan: Kesalahan yang timbul
akibat pemodelan yang salah terhadap suatu kasus
Sumber-sumber error lain

5. Galat Mesin: Galat yang berasal


dari kecerobohan aritmatika dalam
hitungan manual.
6. Galat Pemrograman: Galat yang
berasal dari kecerobohan program
yang digunakan
Aturan Pembulatan
 Pembulatan sampai k angka desimal berarti
membuang angka yang ke k+1 dan yang
sesudahnya.
 Pembulatan ke bawah
Apabila bilangan yang dibuang lebih kecil dari
setengah stuan dalam posisi ke k maka
biarkan angka decimal ke k tidak berubah
 Pembulatan ke atas
Apabila bilangan yang dibuang lebih besar dari
setengah satuan dalam posisi ke-k maka
tambahkan satu pada angka desimal ke-k
• Jika bilangan yang dibuang tepat setengah satuan dalam
posisi ke-k maka angka desimal ke-k diubah ke angka
genap yang tedekat
• Contoh:
• Bulatkan ke-1 angka desimal
• 3,42 3,4
• 3,47 3,5
• 3,45 3,4
• 3,35 3,4
• 1,2535 1,254 (pembulatan sampai 3 angka
desimal)
• 1,2535 1,254 (pembulatan sampai 3 angka
desimal)
• 1,25 (pembulatan sampai 2 angka
desimal)
• 1,3 (pembulatan sampai 1 angka
desimal)
• Jadi pembulatan 1,2535 ke-1 angka desimal adalah 1,3
karena setelah angka 5 dibelakang 2 (angka 5 pada
desimal yang kedua) masih ada angka 35. Tapi
pembulatan angka 1,25 kesatu angka desimal (tanpa
informasi tambahan) akan memberikan 1,2.
Bilangan Titik Kambang

• Dalam notasi desimal, setiap bilangan riil


dinyatakan dalam barisan berhingga atau tak
berhingga angka desimal.
• Untuk mesin hitung bilangan harus dinyatakan
dalam sejumlah berhingga angka. Kebanyakan
komputer digital mempunyai dua cara dalam
menyatakan bilangan, yaitu titik tetap atau titik
kambang. Dalam sistem titik tetap semua
bilangan diberikan dalam sejumlah tetap tempat
desimal.
Bilangan Titik Kambang
BILANGAN TITIK KAMBANG

• Bilangan bilangan tersebut dapat juga ditulis dalam


bentuk 0, 7498E03 0,1743E-12 -0,4239E07
• Angka signifikan (banyaknya angka) suatu bilangan c
adalah banyaknya angka dalam c kecuali (mungkin) nol-
nol pada awal bilangan yang berada dikanan tanda koma
desimal disertakan.
• Contoh:
• 0,00215 diberikan dalam tiga angka signifikan tetapi
mempunyai 5 angka desimal.
• 32,4671 diberikan dengan 6 angka signifikan tetapi
mempunyai 4 angka desimal.
CONTOH

• Angka Signifikan
• Bilangan yang semuanya
terdiri dari 4 angka significant
Contoh: 1360; 1,360;
0,001360

Perambatan Galat

Informasi ini sangat penting, yaitu menunjukkan


dimana galat dimulai dan proses merambatnya
galat akibat pembulatan serta akibat yang
diberikan terhadap keakuratan hasi
perhitungan. Disini akan dilihat bagaimana
batas galat dalam penjumlahan dan
pengurangan serta batas galat untuk galat
relatif penjumlahan terhadap perkalian dan
pembagian
Teorema (Perambatan Galat)

 (a) Dalam penjumlahan dan


pengurangan batas gatas untuk hasil
adalah jumlah dari batas galat mutlak
suku-sukunya.
 (b) Dalam perkalian dan pembagian
batas galat relatif untuk hasil adalah
jumlah dari batas galat relatif suku-
sukunya.
BUKTI:
SOAL SOAL LATIHAN
 1. Nyatakan dalam bentuk floating point untuk bilangan:
12,345; 0,80059; 296,844; 0,00519
 2. Tulislah 98,7; -100,988; 0,0047869; -13800 dalam
bentuk titik kambang dengan 4 angka signifikan.
 3. Tulislah -0,0168409; 10,27845; -30681,55 dalam
bentuk titik kambang dengan 6 angka signifikan
 4. Untuk bilangan: 34,78219; 3,478219; 0,3478219;
0,03478219. Tentukan bilangan dengan pemotongan 3
angka signifikan
 5. Buktikan teorema perambatan galat untuk
pengurangan
 6. Buktikan teorema perambatan galat untuk pembagian
TUGAS MINGGU DEPAN
Buat kelompok beranggotakan 4-5 0rang mhs (6
kelompok)
Tema: Mencari akar persamaan suatu fungsi
Ada 5 bahasan
1. Metode Iterasi 4. Metode Regula Falsi
2. Metode Iterasi Fixed Point 5. Metode Newton
3. Metode Bisection 6. Metode
Secant
Beri contoh dan jelaskan proses iterasi
Tugas diketik dalam bentuk file (ppt+makalah word) dan
hardcopy (makalah) dikumpulkan hari selasa depan ke
email dewi.angreini@stkippgritulungagung.ac.id
File word dikumpulkan hari rabu (saat perkuliahan)
DERET TAYLOR
(PERSAMAAN DERET TAYLOR)

Deret Taylor merupakan dasar untuk menyelesaikan masalah dalam metode


numerik,terutama penyelesaian persamaan diferensial.
Bentuk umum deret Taylor:
Taylor
x x 2 x 3 n x n
f ( xi 1 )  f ( xi )  f ' ( xi )  f ' ' ( xi )  f ' ' ' ( xi )  .....  f ( xi )  Rn
1! 2! 3! n!
Jika suatu fungsi f(x) diketahui di titik xi dan semua turunan f terhadap x
diketahui pada titik tersebut, maka dengan deret Taylor dapat dinyatakan nilai
f pada titik xi+1 yang terletak pada jarak ∆x dari titik xi .
f(x) f(xi ) : fungsi di titik xi
Order 2
f(xi+1 ) : fungsi di titik xi+1
Order 1
f’, f’’,..., f n
: turunan pertama,
kedua, ...., ke n dari
fungsi
∆x : jarak antara xi dan xi+1
xi xi+1 Rn : kesalahan pemotongan
DERET TAYLOR
(Persamaan Deret Taylor)

Dalam praktek sulit memperhitungkan semua suku pada deret Taylor tersebut
dan biasanya hanya diperhitungkan beberapa suku pertama saja.
1.Memperhitungkan satu suku pertama (order nol)
f ( xi 1 )  f ( xi ) Perkiraan order nol
Artinya nilai f pada titik xi+1 sama dengan nilai pada xi . Perkiraan
tersebut benar jika fungsi yang diperkirakan konstan. Jika fungsi tidak
konstan, maka harus diperhitungkan suku-suku berikutnya dari deret Taylor.

2.Memperhitungkan dua suku pertama (order satu)


x
f ( xi 1 )  f ( xi )  f ' ( xi ) Perkiraan order satu
1!

3.Memperhitungkan tiga suku pertama (order dua)


x x 2
f ( xi 1 )  f ( xi )  f ' ( xi )  f ' ' ( xi ) Perkiraan order dua
1! 2!
DERET TAYLOR
(PERSAMAAN DERET TAYLOR)

Contoh
Diketahui suatu fungsi f(x) = -2x3 + 12x2 – 20x + 8,5. Dengan menggunakan
deret Taylor order nol, satu, dua dan tiga, perkirakan fungsi tersebut pada titik
xi+1 = 0,5 berdasar nilai fungsi pada titik xi = 0.
Solusi:
1.Memperhitungkan satu suku pertama (order nol)
f ( xi 1 )  f (0,5)  f (0)  2(0)3  12(0) 2  20(0)  8,5  8,5

2.Memperhitungkan dua suku pertama (order satu)


x
f ( xi 1 )  f (0,5)  f ( xi )  f ' ( xi )
1!
0,5  0
 f (0)  f ' (0)
1!
 8,5  (6(0) 2  24(0)  20)(0,5)
 8,5  10
 1,5
DERET TAYLOR
(KESALAHAN PEMOTONGAN)

Deret Taylor akan memberikan perkiraan suatu fungsi yang benar jika semua
suku dari deret tersebut diperhitungkan. Dalam prakteknya hanya beberapa
suku pertama saja yang diperhitungkan sehingga hasilnya tidak tepat seperti
pada penyelesaian analitik. Sehingga terdapat kesalahan (error) yang disebut
dengan kesalahan pemotongan (truncation error, Rn), yang ditulis:

n 1 n 1 x n 1 n 2 x n  2
Rn  O(x ) f ( xi ) f ( xi )  .....
(n  1)! (n  2)!

O(∆xn+1) berarti kesalahan pemotongan mempunyai order ∆xn+1 atau


kesalahan adalah sebanding dengan langkah ruang pangkat n+1.
Kesalahan pemotongan tersebut adalah kecil apabila:
1.Interval ∆x adalah kecil.
2.Memperhitungkan lebih banyak suku dari deret Taylor
DIFERENSIAL NUMERIK
(DIFERENSIAL TURUNAN PERTAMA)

Diferensial numerik digunakan untuk memperkirakan bentuk diferensial


kontinyu menjadi bentuk diskret.
Untuk menghitung diferensial turunan pertama dapat diturunkan berdasar
deret Taylor, yang dapat dituliskan dalam bentuk:
maju
x
f ( xi 1 )  f ( xi )  f ' ( xi )  O (x 2 ) y terpusat
1! C
i
f f ( xi 1 )  f ( xi ) i ti
tik
 f ' ( xi )   O(x) gd
x x gg
un
in
ss
G ari

A B mundur
Turunan pertama dari f terhadap
titik xi didekati oleh kemiringan x
garis yang melalui titik B(xi,f(xi)) i-1 i i+1
dan titik C(xi+1,f(xi+1)).
Bentuk diferensial di atas disebut
diferensial maju order satu.
DIFERENSIAL NUMERIK
(DIFERENSIAL TURUNAN PERTAMA)

maju
y terpusat
C i
tik
i ti
gd
un
in gg
ss
G ari
A B mundur

x
i-1 i i+1
Jika data yang digunakan adalah titik xi dan xi-1 maka disebut diferensial
mundur, dan deret Taylor menjadi:
x x 2 x 3
f ( xi 1 )  f ( xi )  f ' ( xi )  f ' ' ( xi )  f ' ' ' ( xi )  .....
1! 2! 3!
Atau
x
f ( xi 1 )  f ( xi )  f ' ( xi )  O(x 2 )
1!
f f ( xi )  f ( xi 1 )
 f ' ( xi )   O(x)
x x
DIFERENSIAL NUMERIK
(DIFERENSIAL TURUNAN PERTAMA)

maju
y terpusat
C i
tik
i ti
gd
un
in gg
ss
G ari
A B mundur

f ' ( xi ) x
i-1 i i+1
Jika data yang digunakan adalah titik xi-1 dan xi+1 maka disebut diferensial
terpusat. Apabila pers. deretTaylor dikurangi pers. Deret Taylor (untuk
diferensial mundur) didapat :
x x 3
f ( xi 1 )  f ( xi 1 )  2 f ' ( xi )  2 f ' ' ' ( xi )  .....
1! 3!
atau
f f ( xi 1 )  f ( xi 1 ) x 2
 f ' ( xi )   f ' ' ' ( xi )
x 2x 6
atau
f f ( xi 1 )  f ( xi 1 )
 f ' ( xi )   O(x 2 )
x 2x
DIFERENSIAL NUMERIK
(DIFERENSIAL TURUNAN PERTAMA)

maju
y terpusat
C i
tik
i ti
gd
un
in gg
ss
G ari
A B mundur

x
i-1 i i+1
TUGAS
Silahkan dicoba dengan pascal: latihan
TERIMA KASIH
SELAMAT KETEMU MINGGU DEPAN

Anda mungkin juga menyukai