Anda di halaman 1dari 56

Ndorobowo-uty

Mengapa Menggunakan Metode Numerik?


Tidak semua permasalahan matematis atau perhitungan dapat diselesaikan dengan mudah. Bahkan dalam prinsip matematik, dalam memandang permasalahan yang terlebih dahulu diperhatikan apakah permasalahan tersebut mempunyai penyelesaian atau tidak. Hal ini menjelaskan bahwa tidak semua permasalahan dapat diselesaikan dengan menggunakan perhitungan biasa.
Contoh: 2X2 X 1 = 0 X3 2X2 X + 2 = 0

Berapakah nilai x1 dan x2? Berapakah nilai x1 , x2 dan x3?

BAGAIMANA DENGAN PERSAMAAN POLINOMIAL BERIKUT? 23 X7 1.25X6 + 120 X4 + 15 X3 120X2 X + 100 =0

27.8e

5x

1 120 x 2  2 x  ! cos 1 x 17 x  65


Ndorobowo-uty

Perhatikan persamaan Integral berikut ini:

Integral di atas terlihat tidak terlalu panjang, tetapi untuk menyelesaikan integral tersebut bukan permasalahan yang mudah bahkan dapat dikatakan tidak mungkin. Tetapi bukan berarti integral tersebut tidak mempunyai penyelesaian, hanya saja menyelesaikan integral semacam itu sangat sulit dan kalaupun bisa memerlukan pengetahuan matematis yang tinggi dan waktu yang cukup lama. Padahal integral di atas adalah bentuk integral yang banyak digunakan dalam bidang teknik, khususnya pada analisa sinyal yang melibatkan sinyal frekwensi, filtering dan optimasi pola radiasi.

Ndorobowo-uty

Dengan dasar inilah dapat dikatakan bahwa diperlukan suatu metode tertentu yang dapat digunakan untuk menghitung integral tersebut. Meskipun metode tersebut tidak dapat menghasilkan nilai yang exact (tepat), setidak-tidak sudah mendekati nilai yang diharapkan.
Ndorobowo-uty

Tujuan Metode Numerik Sebelum komputer digunakan untuk penyelesaian komputasi, dilakukan dengan berbagai metode yang memiliki kendala-kendala. Metode yang digunakan antara lain: Metode Analitik, Solusi ini sangat berguna namun terbatas pada masalah sederhana. Sedangkan Masalah real yang komplek dan non linier tidak dapat diselesaikan. Metode Grafik, metode ini digunakan Sebagai pendekatan penyelesaian yang kompleks. Kendalanya bahwa metode ini Tidak akurat, sangat lama, dan banyak membutuhkan waktu. Kalkulator dan Slide Rules, Penyelesaian numerik secara manual. Cara ini cukup lama dan mungkin bisa terjadi kesalahan pemasukan data.
Ndorobowo-uty

Penggunaan metode numerik diharapkan dapat mengatasi berbagai kelemahan-kelemahan metode yang ada sebelumnya. Dapat dipahami pula bawa pada umumnya permasalahan dalam sains dan teknologi digambarkan dalam persamaan matematika. Persamaan ini sulit diselesaikan dengan model analitik sehingga diperlukan penyelesaian pendekatan numerik. Dengan metode numerik, manusia terbebas dari hitung menghitung manual yang membosankan Sehinggga waktu dapat lebih banyak digunakan untuk tujuan yang lebih kreatif, seperti penekanan pada formulasi problem atau interpretasi solusi dan tidak terjebak dalam rutinitas hitung menghitung Manfaat Mempelajari Metode Numerik Dengan mempelajari metode numerik diharapkan mahasiswa mampu: Mampu menangani sistem persamaan besar, Ketaklinieran dan geometri yang rumit, yang dalam masalah rekayasa tidak mungkin dipecahkan secara analitis.
Ndorobowo-uty

Mengetahui secara singkat dan jelas teori matematika yang mendasari paket program. Mampu merancang program sendiri sesuai permasalahan yang dihadapi pada masalah rekayasa. Metode numerik cocok untuk menggambarkan ketangguhan dan keterbatasan komputer dalam menangani masalah rekayasa yang tidak dapat ditangani secara analitis. Menangani galat (error) suatu nilai hampiran (aproksimasi) dari masalah rekayasa yang merupakan bagian dari paket program yang bersekala besar. Menyediakan sarana memperkuat pengertian matematika mahasiswa. Karena salah satu kegunaannya adalah menyederhanakan matematika yang lebih tinggi menjadi operasi operasi matematika yang mendasar

Ndorobowo-uty

Metode Analitik versus Metode Numerik

Metode Numerik - Penyelesaian Masalah Metode analitik disebut juga metode sejati karena memberikan solusi sejati (exact solution) atau solusi yang sesungguhnya, yaitu solusi yang memiliki galat (error) sama dengan nol! Sayangnya, metode analitik hanya unggul untuk sejumlah persoalan yang terbatas, yaitu persoalan yang memiliki tafsiran geometri sederhana serta bermatra rendah. Padahal persoalan yang muncul dalam dunia nyata seringkali nirlanjar serta melibatkan bentuk dan proses yang rumit. Akibatnya nilai praktis penyelesaian metode analitik menjadi terbatas. Bila metode analitik tidak dapat lagi diterapkan, maka solusi persoalan sebenarnya masih dapat dicari dengan menggunakan metode numerik. Metode numerik adalah teknik yang digunakan untuk memformulasikan persoalan matematik sehingga dapat dipecahkan dengan operasi perhitungan/aritmetika biasa (tambah, kurang, kali, dan bagi). Metode artinya cara, sedangkan numerik artinya angka. Jadi metode numerik secara harafiah berarti cara berhitung dengan menggunakan angka-angka.
Ndorobowo-uty

Perbedaan utama antara metode numerik dengan metode analitik terletak pada dua hal. Pertama, solusi dengan menggunakan metode numerik selalu berbentuk angka. Bandingkan dengan metode analitik yang biasanya menghasilkan solusi dalam bentuk fungsi matematik yang selanjutnya fungsi matematik tersebut dapat dievaluasi untuk menghasilkan nilai dalam bentuk angka. Kedua, dengan metode numerik, kita hanya memperoleh solusi yang menghampiri atau mendekati solusi sejati sehingga solusi numerik dinamakan juga solusi hampiran (approxomation) atau solusi pendekatan, namun solusi hampiran dapat dibuat seteliti yang kita inginkan. Solusi hampiran jelas tidak tepat sama dengan solusi sejati, sehingga ada selisih antara keduanya. Selisih inilah yang disebut dengan galat (error).

Ndorobowo-uty

Pemodelan Matematik dan Pemecahan Masalah Rekayasa Analisis numerik adalah terapan matematika untuk menganalisis metode. Dalam analisis numerik, hal utama yang ditekankan adalah analisis galat dan kecepatan konvergensi sebuah metode. Teorema-teorema matematika banyak dipakai dalam menganalisis suatu metode. Pemodelan matematik diperlukan untuk membantu menyelesaikan permasalahan rekayasa (permasalahan riil). Gambaran tahapan pemrosesan masalah rekayasa yang secara analitis sulit diselesaikan selanjutnya dibawa ke bentuk model matematik dan diselesaikan secara matematis, aljabar atau statistik dan komputasi. Apabila telah diperoleh penyelesaian matematik proses selanjutnya mengimplementasikan hasil matematis ke masalah rekayasa sbb:

Ndorobowo-uty

Ndorobowo-uty

Dalam menangani melakukan :

masalah

rekayasa(masalah

riil)

perlu

Membawa permasalahan rekayasa kedalam teori matematika (model matematika) Model matematika yang diperoleh diselesaikan dengan cara matematika yaitu digunakan komputasi, statistika dan matematika yang disebut dengan alat pemecah masalah. Hasil dari pemecah masalah masih berupa nilai numeris atau grafik Hasil numeris yang diperoleh diimplementasikan kembali ke permasalah semula (masalah rekayasa) sehingga dapat dipublikasikan sesuai dengan permasalahan yang dimaksud.

Ndorobowo-uty

Tahap-Tahap Memecahkan Persoalan Secara Numerik yang dilakukan dakam pemecahan persoalan dunia nyata dengan metode numerik, yaitu: 1. 2. 3. Pendefinisian masalah (apa yang diketahui dan apa yang diminta). Pemodelan, Persoalan dunia nyata dimodelkan ke dalam persamaan matematika Penyederhanaan model, Model matematika yang dihasilkan dari tahap sebelumnya mungkin saja terlalu kompleks, yaitu memasukkan banyak peubah (variable) atau parameter. Semakin kompleks model matematikanya, semakin rumit penyelesaiannya. Mungkin beberapa andaian dibuat sehingga beberapa parameter dapat diabaikan. Model matematika yang diperoleh dari penyederhanaan menjadi lebih sederhana sehingga solusinya akan lebih mudah diperoleh. Formulasi numerik, Setelah model matematika yang sederhana diperoleh, tahap selanjutnya adalah memformulasikannya secara numerik Pemrograman, Tahap selanjutnya adalah menerjemahkan algoritma ke dalam program komputer dengan menggunakan salah satu bahasa pemrograman yang dikuasai. Operasional, Pada tahap ini, program komputer dijalankan dengan data uji coba sebelum data yang sesungguhnya.
Ndorobowo-uty

4.

5.

6.

Peranan Komputer dalam Metode Numerik


Komputer berperan besar dalam perkembangan bidang metode numerik. Hal ini mudah dimengerti karena perhitungan dengan metode numerik adalah berupa operasi aritmetika seperti penjumlahan, perkalian, pembagian, plus membuat perbandingan. Sayangnya, jumlah operasi aritmetika ini umumnya sangat banyak dan berulang, sehingga perhitungan secara manual sering menjemukan. Manusia (yang melakukan perhitungan manual ini) dapat membuat kesalahan dalam melakukannya. Dalam hal ini, komputer berperanan mempercepat proses perhitungan tanpa membuat kesalahan. Menggunaan komputer dalam metode numerik antara lain untuk memprogram. Langkah-langkah metode numerik diformulasikan menjadi program komputer. Program ditulis dengan bahasa pemrograman tertentu, seperti FORTRAN, PASCAL, C, C++, BASIC, dan sebagainya Sebenarnya, menulis program numerik tidak selalu diperlukan. Di pasaran terdapat banyak program aplikasi komersil yang langsung dapat digunakan. Beberapa contoh aplikasi yang ada saat ini adalah MathLab, MathCad, Maple, Mathematica, Eureka, dan sebagainya.

Ndorobowo-uty

Galat & Analisisnya

Ndorobowo-uty

Galat - error
y Penyelesaian secara numerik dari suatu persamaan matematis

hanya memberikan nilai perkiraan yang mendekati nilai eksak (yang benar) dari penyelesaian analitis.
y Penyelesaian numerik akan memberikan kesalahan terhadap nilai

eksak
y Kesalahan didefinisikan sebagai selisih antara nilai sebenarnya dan

dan nilai perkiraan atau pendekatan


y Ada 5 macam kesalahan dasar;
1. Galat bawaan (inherent error) 2. Galat Relatif (relative error) 3. Galat pemotongan (truncation error) 4. Galat pembulatan (round-off error) 5. Blunder (Mistakes)
Ndorobowo-uty

Galat bawaan (Inheren)


Galat dalam nilai data Terjadi akibat kekeliruan dalam menyalin data, salah membaca skala atau kesalahan karena kurangnya pengertian mengenai hukum-hukum fisik dari data yang diukur. Contoh :  Misal: dalam pengukuran seharusnya panjangnya 4.05 ditulis dengan 4  Terdapat beberapa galat karena hanya dg suatu kebetulan selang waktu akan diukur tepat 2,3 detik.  Beberapa batas yg mungkin pada galat inheren diketahui : 2,3 0,1 detik  Berhub dengan galat pada data yang dioperasikan oleh suatu komputer dengan beberapa prosedur numerik.

Ndorobowo-uty

Galat pembulatan
Galat pembulatan: galat yang timbul akibat keterbatasan komputer atau pada kalkulator dalam merepresentasikan bilangan riil. Contoh 6: 1/6 = 0.1666666666 , dalam mesin dengan 6-digit direpresentasikan sebagai 0.166667. Galat pembulatan = 1/6 0.166667 = -0.000000333. Contoh dalam sistem biner misalnya 1/10 = 0.000110011001100110011001100112 direpresentasikan di dalam komputer dalam jumlah bit yang terbatas.

Ndorobowo-uty

Galat pembulatan timbul akibat penggunaan alat hitung (misalnya, kalkulator, komputer) yang kemampuannya terbatas Terjadi pada komputer yg disediakan beberapa angka tertentu misal; 5 angka : Penjumlahan 9,2654 + 7,1625 = hasilnya 16,4279 ini terdiri 6 angka penting (bena) maka pembulatannya menjadi 16,428

Ndorobowo-uty

Contoh: 1. Kalkulator/komputer dalam menyajikan bilangan 1/3 = 0.3333 yang tidak pernah tepat 1/3. Untuk perhitungan tiga desimal, 1/3 = 0.333 Terdapat galat pembulatan = 0.000333 Untuk perhitungan 6 desimal, 1/3 = 0.333333 Terdapat galat pembulatan = 0.000000333 2. Dalam sistim bilangan biner, (0.1)10 = (0.0001100110011001100110011)2 { (0.1)10

Ndorobowo-uty 20

Galat Relatif
Galat Relatif suatu bilangan adalah kesalahan absolut dibagi dgn nilai sebenarnya.

ex ix ! x

e i x ! x 100 % x

Dimana : ix =kesalahan relatif ex = kesalahan absolut dan x = nilai pendekatan atau

Ndorobowo-uty

I i x ! I a ! x 100 % x
x nilai perkiraan terbaik Dalam metode numerik pendekatan iteratif Perkiraan sekarang dibuat berdasar perkiraan sebelumnya, sehingga :

Ia !

n 1

x

dimana : n x = nilai perkiraan pada iterasi ke n n 1 x = nilai perkiraan pada iterasi ke n+1

n 1

x 100 %

22 Ndorobowo-uty

Contoh-2 :
Hasil pengukuran sebuah jembatan = 9.999 cm Hasil pengukuran sebuah paku = 9 cm Jika nilai sebenarnya berturut-turut adalah 10.000 cm dan 10 cm, Hitung Kesalahan dan Kesalahan relatif persen dari kedua hasil pengukuran diatas. Kesalahan: Jembatan : Et = 10.000 9.999 = 1 cm Paku : Et = 10 9 = 1 cm Kesalahan relatif: Jembatan : et = 1/10.000 * 100% Paku : et = 1/10 * 100% = 0,01 % = 10 %

Kesimpulan : Hasil Pengukuran Jembatan lebih baik dari hasil pengukuran paku

Ndorobowo-uty

Kesalahan Relatif Persen Aproksimasi (ir atau ea)


ea = (Kesalahan Aproksimasi / Aproksimasi ) * 100 % = (Aproksimasi sekarang - Aproksimasi sebelumnya) / Aproksimasi sekarang * 100 % Pada proses iterasi, iterasi dihentikan jika telah memenuhi kondisi

|ea| < es
Dimana es

= tingkat kesalahan yang masih dapat diterima

Ndorobowo-uty

Contoh : (Taksiran Kesalahan Metode Iterasi): Dalam matematika fungsi-fungsi dapat dinyatakan dalam deret tak hingga. Jadi, jika lebih banyak suku ditambahkan kedalam deret maka aproksimasi menjadi taksiran yang jauh lebih baik. Misal ingin menaksir nilai ex, dengan x=0,5 mengunakan pendekatan deret, menggunakan 3 angka signifikan (e0,5 = 1.648721271)

x !1  x  x 2  x3  x 4  ... e 2! 3! 4!
Taksiran ke-1

e x !1 e0,5 ! 1
Taksiran ke-2

et ! 1,648721271 1 *100% ! 39,3% 1,648721271

e x !1  x
e0,5 ! 1  0,5 ! 1,5

et ! 1,648721271 1,5 *100% ! 9,02% 1,648721271


Ndorobowo-uty

Galat Pemotongan (Truncation Error)


Pengertian galat pemotongan biasanya merujuk pada galat yang disebabkan oleh penggantian ekspresi matematika yang rumit dengan rumus yang lebih sederhana. Istilah ini berawal dari kebiasaan mengganti suatu fungsi rumit dengan deret Taylor terpotong (hanya diambil berhingga suku).

Ndorobowo-uty

Ndorobowo-uty

Berhubungan dg cara pelaksanaan prosedur numerik Contoh pada deret Taylor tak berhingga :

x3 x5 x7 x9 sin x ! x      ........ 3! 5! 7! 9!

Dapat dipakai untuk menghitung sinus sebarang sudut x dalam radian Jelas kita tdk dapat memakai semua suku dalam deret, karena deretnya tak berhingga Kita berhenti pada suku tertentu misal x9 Suku yg dihilangkan menghasilkan suatu galat Dalam perhitungan numerik galat ini sangat penting

Ndorobowo-uty

Galat Pemotongan : Galat pemotongan: galat yang ditimbulkan akibat penggunaan hampiran sebagai pengganti formula eksak Contoh: hampiran cos(x) dengan deret McLaurin:

12

Ndorobowo-uty

Deret Taylor
Deret Taylor merupakan dasar untuk menyelesaikan masalah dalam metode numerik, terutama penyelesaian persamaan diferensial. Jika fungsi f(x) diketahui di titik xi Semua turunan dari f terhadap x diketahui pada titik tersebut. Dengan deret Taylor dapat dinyatakan nilai f pada titik xi+1 yg terletak pada jarak (x dari titik xi.

(x (x 2 (x 3 (x n f ( x i 1 ) ! f ( x i )  f ' ( x i )  f "(x i )  f '" (x i )  .....  fn ( x i )  Rn 1! 2! 3! n!


dimana :

f ( x i ) = fungsi di titik x f ( x i1 ) = fungsi di titik x

i+1

f ' , f " , .....f

n = turunan pertama, kedua, . ke n dari fungsi


Ndorobowo-uty

R n = kesalahan pemotongan
!

(x = jarak antara xi dan xi + 1


= operator faktorial, misal 2! = 1 x 2

Kesalahan pemotongan Rn :

(x n 1 (x n  2 R n ! f n 1 ( x i )  f n 2 (x i )  ..... (n  1)! (n  2)!


1. Order nol (Memperhitungkan satu suku pertama)

f ( x i 1 ) } f ( x i )
Perkiraan akan benar bila fungsi yg diperkirakan adalah konstan 2. Order 1 (Memperhitungkan dua suku pertama)

f ( x i 1 ) ! f ( x i )  f ' ( x i )

(x 1!
Ndorobowo-uty

Berupa garis lurus ( naik/turun )

Ndorobowo-uty

Ndorobowo-uty

3. Order 2 (Memperhitungkan tiga suku pertama)

(x (x 2 f ( x i 1 ) ! f ( x i )  f ' ( x i )  f " (x i ) 1! 2!
f(x) Order 2 Order 1

Order 0

xi+1

Gb. Perkiraan suatu fungsi dgn deret Taylor.


Ndorobowo-uty

Kesalahan Pemotongan pada Deret Taylor

R n ! O( (x n 1 )
Indek n deret yg diperhitungkan sampai suku ke n Indek n +1 kesalahan pemotongan mempunyai order n+1 Kesalahan pemotongan akan kecil bila : 1. Interval (x adalah kecil 2. Memperhitungkan lebih banyak suku deret Taylor Pada perkiraan order 1 besar kesalahan pemotongan :

(x 2 (x 3 O ( (x 2 ) ! f " ( x i )  f '" (x i )  ..... 2! 3!


Ndorobowo-uty

Contoh: Cos x = 1 1/2! x2 + 1/4! x4 + s1/(2n)! X(2n) + Rn(x) = 1 ! x2 +R1(x) = 1 ! x2 + ! x4 + R2(x) = 1 ! x2 + ! x4 1/6! x6 + R3(x) = 1 ! x2 + ! x4 1/6! x6 + ! x8 + R4(x)
R1(x) = Galat pemotongan untuk pendekatan orde -1 R2(x) = Galat pemotongan untuk pendekatan orde -2 R3(x) = Galat pemotongan untuk pendekatan orde -3 R4(x) = Galat pemotongan untuk pendekatan orde -4
Ndorobowo-uty

Penyajian bilangan
Dalam komputasi numerik, pada umumnya bilangan riil disajikan dalam format floating point atau disebut titik kambang yang dinormalkan.

Ndorobowo-uty

Ndorobowo-uty

Contoh: 1. Sistim bilangan desimal 0.7392.104 sering juga ditulis 0.7392 E+04 (= 7392) - 0.3246.102 sering juga ditulis - 0.3246 E+02 (= - 32.46) 0.1627.10-3 sering juga ditulis 0.1627 E-03 (= 0.0001627) 2. Sistim bilangan biner Untuk komputer 32 bit word, 1 bit untuk tanda, 7 bit untuk eksponen bertanda dan 24 bit untuk mantisa
0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1

Pangkat bertanda Tanda 0=+ 1=-

Mantisa

X = 0.100000000000001000110011.2-13 = 0.5000335574.10-7
Ndorobowo-uty

Ndorobowo-uty

Orde Penghampiran
Bilangan disebut mendekati a sampai pada d digit-digit yang signifikan bila d adalah bilangan positif terbesar yang memenuhi:

er

aa ! a

10 2

d

Ndorobowo-uty

Contoh: 1. a = 3,141592; = 3,142

3,141592  3,142 10 er ! ! 0,0001299 3,142 2


mendekati a teliti sampai tiga desimal Pada deret Taylor:

3

f(x) = f(x0) + f()(x0) (x-x0) + 1/2! f()(x0) (x-x0)2 + 1/3! f(3)(x0) (x-x0)3 + + 1/n! f(n)(x0) (x-x0)n + Rn(x) Rn(x) = {1/(n+1)!} f(n+1)(^) x(n+1), x0 < ^ < x
Ndorobowo-uty 42

Bila (x-x0) = h atau x = x0 + h, maka:

1 '' f ( x0  h) ! f ( x0 )  f ( x0 ) h  f ( x0 )h 2  ... 2! 1 n  f ( x0 )h n  Rn ( h) n!
'

1 Rn ( h ) ! f ( n  1)!

n 1

(\ ) h n 1 ! Mh n 1 ! O ( h n 1 )

Ndorobowo-uty

Dapat dituliskan menjadi:

f ( h ) ! p ( h) s O ( h

n 1

p(h) adalah fungsi hampiran untuk f(h) dengan galat O(hn+1). O(hn+1) disebut sebagai Big-Oh (O-besar). Pada umumnya 0 < h < 1, jadi semakin besar n semakin dekat p(h) menghampiri f(h) Contoh: Cos h =1 ! h2 s O(h4) =1 =1 =1 ! h2 + ! h4 sO(h6) ! h2 + ! h4 1/6! h6 s O(h8) ! h2 + ! h4 1/6! h6 + ! h8 s O(h10)
Ndorobowo-uty 44

Ndorobowo-uty

Tugas:

Ndorobowo-uty

Ndorobowo-uty

Contoh :Kesalahan abslolut yang maksimum dan yan relatif maksimum:

Bilangan

Maks absolut error

Max relative Error

3.45 2.64 3.45 + 2.64

0.005 0.005 0.005 + 0.005

0.005 / 3.45 0.005 / 2.64 (0.005 / 3.45) + 0.005 / 2.64

Dari tabel diatas absoluter error 3.45 + 2.64 adalah 0.01 sehingga 3.45 + 2.64 Akan terletak diantara 6.09 1
Ndorobowo-uty

Proses tejadinya kesalahan:


1. Penjumlahan:

u=x+y

u!xy du ! dx  dy eu ! ex  ey ey eu ex !  u u u ey ex iu !  xy xy iu ! x ex y ey  xy x xy y

ey ex sehingga i u ! ix  iy  r xy xy r adalah kesalahan dalam proses penjumlahan


Ndorobowo-uty

Contoh: Hitunglah : x

+y= x= 8.23 dan y = 5.33


0.005 0.005 ix ! dan i y ! 8.23 5.33 8.23 5.33 i xy ! ix  iy 8.23  5.33 8.23  5.33 8.23 0.005 5.33 0.005  i xy ! x x 8.23  5.33 8.23 8.23  5.33 5.33 maksimum absolut error ! x * y * i xy ! 0.01, jadi 8.23  5.33 ! 13.57  0.01 ( jawaban dengan 3 angka bena / penting)

Ndorobowo-uty

Proses tejadinya kesalahan:


2. Pengurangan: u

=x-y
ey ex  xy xy

ix !

ix dimana kesalahan absolut e x ! x ey ex sehingga i u ! ix  iy  r xy xy r ! kesalahan dalam proses penjumlahan

Ndorobowo-uty

Perkalian :

u =x * y

iu = ix + iy iu = ix + iy + r
Pembagian:

u=x/y

iu = ix - iy iu = ix - iy + r

Ndorobowo-uty

Hitunglah perkalian antara : x = 0.25 dan y=2.84 ix =0.005/0.25 dan iy = 0.005/2.84 iu=0.02+ 0.00176 = 0.00176 eu=iu x u =0.01545

Ndorobowo-uty

Contoh: Hasil pengukuran jari-jari suatu bola adalah: R = (4,50 s 0,45) m Hitung galat maksimum dari: a. Luas permukaan bola b. Volume bola Jawaban: a. Luas permukaan bola S = 4T R2 i ! Galat absolut jari-jari : 0,45 Galat relatif jari-jari bola: ir = 0.45/4.5 =0.1 Galat relatif luas bola is= 4T R + ir = 4T + ir + ir Galat mutlak luas permukaan bola: eS = S ir(S) = 4T R2 .2 ir = 4 (3,14) (4,50)2 (0,2) = 50,868 S = (254,340 s 50,868) m2
s

Ndorobowo-uty 54

Volume bola : V = 4/3 T R3 Galat relatif jari-jari bola: ir(V) = 3 ir= 3 (0,45/4,50) = 0,3 Galat mutlak volume bola: eV = V.ir(V) = 4/3 T R3 ir(V)= 4/3 (3,14)(4,50)3 (0,3) = 114,453 eV= (381,51 s 114,453) m3

Ndorobowo-uty 55

1. Tentukan maksimum galat yang terjadi pada volume bola jika diketahui bola dengan jari-jari 0.6 0.015

2. Tentukan maksimum galat yang terjadi pada volume kerucut dengan tinggi 7.284 cm dan jari-jari alas 1.09 0.007

Ndorobowo-uty

Anda mungkin juga menyukai