27.8e
5x
1 120 x 2 2 x ! cos 1 x 17 x 65
Ndorobowo-uty
Integral di atas terlihat tidak terlalu panjang, tetapi untuk menyelesaikan integral tersebut bukan permasalahan yang mudah bahkan dapat dikatakan tidak mungkin. Tetapi bukan berarti integral tersebut tidak mempunyai penyelesaian, hanya saja menyelesaikan integral semacam itu sangat sulit dan kalaupun bisa memerlukan pengetahuan matematis yang tinggi dan waktu yang cukup lama. Padahal integral di atas adalah bentuk integral yang banyak digunakan dalam bidang teknik, khususnya pada analisa sinyal yang melibatkan sinyal frekwensi, filtering dan optimasi pola radiasi.
Ndorobowo-uty
Dengan dasar inilah dapat dikatakan bahwa diperlukan suatu metode tertentu yang dapat digunakan untuk menghitung integral tersebut. Meskipun metode tersebut tidak dapat menghasilkan nilai yang exact (tepat), setidak-tidak sudah mendekati nilai yang diharapkan.
Ndorobowo-uty
Tujuan Metode Numerik Sebelum komputer digunakan untuk penyelesaian komputasi, dilakukan dengan berbagai metode yang memiliki kendala-kendala. Metode yang digunakan antara lain: Metode Analitik, Solusi ini sangat berguna namun terbatas pada masalah sederhana. Sedangkan Masalah real yang komplek dan non linier tidak dapat diselesaikan. Metode Grafik, metode ini digunakan Sebagai pendekatan penyelesaian yang kompleks. Kendalanya bahwa metode ini Tidak akurat, sangat lama, dan banyak membutuhkan waktu. Kalkulator dan Slide Rules, Penyelesaian numerik secara manual. Cara ini cukup lama dan mungkin bisa terjadi kesalahan pemasukan data.
Ndorobowo-uty
Penggunaan metode numerik diharapkan dapat mengatasi berbagai kelemahan-kelemahan metode yang ada sebelumnya. Dapat dipahami pula bawa pada umumnya permasalahan dalam sains dan teknologi digambarkan dalam persamaan matematika. Persamaan ini sulit diselesaikan dengan model analitik sehingga diperlukan penyelesaian pendekatan numerik. Dengan metode numerik, manusia terbebas dari hitung menghitung manual yang membosankan Sehinggga waktu dapat lebih banyak digunakan untuk tujuan yang lebih kreatif, seperti penekanan pada formulasi problem atau interpretasi solusi dan tidak terjebak dalam rutinitas hitung menghitung Manfaat Mempelajari Metode Numerik Dengan mempelajari metode numerik diharapkan mahasiswa mampu: Mampu menangani sistem persamaan besar, Ketaklinieran dan geometri yang rumit, yang dalam masalah rekayasa tidak mungkin dipecahkan secara analitis.
Ndorobowo-uty
Mengetahui secara singkat dan jelas teori matematika yang mendasari paket program. Mampu merancang program sendiri sesuai permasalahan yang dihadapi pada masalah rekayasa. Metode numerik cocok untuk menggambarkan ketangguhan dan keterbatasan komputer dalam menangani masalah rekayasa yang tidak dapat ditangani secara analitis. Menangani galat (error) suatu nilai hampiran (aproksimasi) dari masalah rekayasa yang merupakan bagian dari paket program yang bersekala besar. Menyediakan sarana memperkuat pengertian matematika mahasiswa. Karena salah satu kegunaannya adalah menyederhanakan matematika yang lebih tinggi menjadi operasi operasi matematika yang mendasar
Ndorobowo-uty
Metode Numerik - Penyelesaian Masalah Metode analitik disebut juga metode sejati karena memberikan solusi sejati (exact solution) atau solusi yang sesungguhnya, yaitu solusi yang memiliki galat (error) sama dengan nol! Sayangnya, metode analitik hanya unggul untuk sejumlah persoalan yang terbatas, yaitu persoalan yang memiliki tafsiran geometri sederhana serta bermatra rendah. Padahal persoalan yang muncul dalam dunia nyata seringkali nirlanjar serta melibatkan bentuk dan proses yang rumit. Akibatnya nilai praktis penyelesaian metode analitik menjadi terbatas. Bila metode analitik tidak dapat lagi diterapkan, maka solusi persoalan sebenarnya masih dapat dicari dengan menggunakan metode numerik. Metode numerik adalah teknik yang digunakan untuk memformulasikan persoalan matematik sehingga dapat dipecahkan dengan operasi perhitungan/aritmetika biasa (tambah, kurang, kali, dan bagi). Metode artinya cara, sedangkan numerik artinya angka. Jadi metode numerik secara harafiah berarti cara berhitung dengan menggunakan angka-angka.
Ndorobowo-uty
Perbedaan utama antara metode numerik dengan metode analitik terletak pada dua hal. Pertama, solusi dengan menggunakan metode numerik selalu berbentuk angka. Bandingkan dengan metode analitik yang biasanya menghasilkan solusi dalam bentuk fungsi matematik yang selanjutnya fungsi matematik tersebut dapat dievaluasi untuk menghasilkan nilai dalam bentuk angka. Kedua, dengan metode numerik, kita hanya memperoleh solusi yang menghampiri atau mendekati solusi sejati sehingga solusi numerik dinamakan juga solusi hampiran (approxomation) atau solusi pendekatan, namun solusi hampiran dapat dibuat seteliti yang kita inginkan. Solusi hampiran jelas tidak tepat sama dengan solusi sejati, sehingga ada selisih antara keduanya. Selisih inilah yang disebut dengan galat (error).
Ndorobowo-uty
Pemodelan Matematik dan Pemecahan Masalah Rekayasa Analisis numerik adalah terapan matematika untuk menganalisis metode. Dalam analisis numerik, hal utama yang ditekankan adalah analisis galat dan kecepatan konvergensi sebuah metode. Teorema-teorema matematika banyak dipakai dalam menganalisis suatu metode. Pemodelan matematik diperlukan untuk membantu menyelesaikan permasalahan rekayasa (permasalahan riil). Gambaran tahapan pemrosesan masalah rekayasa yang secara analitis sulit diselesaikan selanjutnya dibawa ke bentuk model matematik dan diselesaikan secara matematis, aljabar atau statistik dan komputasi. Apabila telah diperoleh penyelesaian matematik proses selanjutnya mengimplementasikan hasil matematis ke masalah rekayasa sbb:
Ndorobowo-uty
Ndorobowo-uty
masalah
rekayasa(masalah
riil)
perlu
Membawa permasalahan rekayasa kedalam teori matematika (model matematika) Model matematika yang diperoleh diselesaikan dengan cara matematika yaitu digunakan komputasi, statistika dan matematika yang disebut dengan alat pemecah masalah. Hasil dari pemecah masalah masih berupa nilai numeris atau grafik Hasil numeris yang diperoleh diimplementasikan kembali ke permasalah semula (masalah rekayasa) sehingga dapat dipublikasikan sesuai dengan permasalahan yang dimaksud.
Ndorobowo-uty
Tahap-Tahap Memecahkan Persoalan Secara Numerik yang dilakukan dakam pemecahan persoalan dunia nyata dengan metode numerik, yaitu: 1. 2. 3. Pendefinisian masalah (apa yang diketahui dan apa yang diminta). Pemodelan, Persoalan dunia nyata dimodelkan ke dalam persamaan matematika Penyederhanaan model, Model matematika yang dihasilkan dari tahap sebelumnya mungkin saja terlalu kompleks, yaitu memasukkan banyak peubah (variable) atau parameter. Semakin kompleks model matematikanya, semakin rumit penyelesaiannya. Mungkin beberapa andaian dibuat sehingga beberapa parameter dapat diabaikan. Model matematika yang diperoleh dari penyederhanaan menjadi lebih sederhana sehingga solusinya akan lebih mudah diperoleh. Formulasi numerik, Setelah model matematika yang sederhana diperoleh, tahap selanjutnya adalah memformulasikannya secara numerik Pemrograman, Tahap selanjutnya adalah menerjemahkan algoritma ke dalam program komputer dengan menggunakan salah satu bahasa pemrograman yang dikuasai. Operasional, Pada tahap ini, program komputer dijalankan dengan data uji coba sebelum data yang sesungguhnya.
Ndorobowo-uty
4.
5.
6.
Ndorobowo-uty
Ndorobowo-uty
Galat - error
y Penyelesaian secara numerik dari suatu persamaan matematis
hanya memberikan nilai perkiraan yang mendekati nilai eksak (yang benar) dari penyelesaian analitis.
y Penyelesaian numerik akan memberikan kesalahan terhadap nilai
eksak
y Kesalahan didefinisikan sebagai selisih antara nilai sebenarnya dan
Ndorobowo-uty
Galat pembulatan
Galat pembulatan: galat yang timbul akibat keterbatasan komputer atau pada kalkulator dalam merepresentasikan bilangan riil. Contoh 6: 1/6 = 0.1666666666 , dalam mesin dengan 6-digit direpresentasikan sebagai 0.166667. Galat pembulatan = 1/6 0.166667 = -0.000000333. Contoh dalam sistem biner misalnya 1/10 = 0.000110011001100110011001100112 direpresentasikan di dalam komputer dalam jumlah bit yang terbatas.
Ndorobowo-uty
Galat pembulatan timbul akibat penggunaan alat hitung (misalnya, kalkulator, komputer) yang kemampuannya terbatas Terjadi pada komputer yg disediakan beberapa angka tertentu misal; 5 angka : Penjumlahan 9,2654 + 7,1625 = hasilnya 16,4279 ini terdiri 6 angka penting (bena) maka pembulatannya menjadi 16,428
Ndorobowo-uty
Contoh: 1. Kalkulator/komputer dalam menyajikan bilangan 1/3 = 0.3333 yang tidak pernah tepat 1/3. Untuk perhitungan tiga desimal, 1/3 = 0.333 Terdapat galat pembulatan = 0.000333 Untuk perhitungan 6 desimal, 1/3 = 0.333333 Terdapat galat pembulatan = 0.000000333 2. Dalam sistim bilangan biner, (0.1)10 = (0.0001100110011001100110011)2 { (0.1)10
Ndorobowo-uty 20
Galat Relatif
Galat Relatif suatu bilangan adalah kesalahan absolut dibagi dgn nilai sebenarnya.
ex ix ! x
e i x ! x 100 % x
Ndorobowo-uty
I i x ! I a ! x 100 % x
x nilai perkiraan terbaik Dalam metode numerik pendekatan iteratif Perkiraan sekarang dibuat berdasar perkiraan sebelumnya, sehingga :
Ia !
n 1
x
dimana : n x = nilai perkiraan pada iterasi ke n n 1 x = nilai perkiraan pada iterasi ke n+1
n 1
x 100 %
22 Ndorobowo-uty
Contoh-2 :
Hasil pengukuran sebuah jembatan = 9.999 cm Hasil pengukuran sebuah paku = 9 cm Jika nilai sebenarnya berturut-turut adalah 10.000 cm dan 10 cm, Hitung Kesalahan dan Kesalahan relatif persen dari kedua hasil pengukuran diatas. Kesalahan: Jembatan : Et = 10.000 9.999 = 1 cm Paku : Et = 10 9 = 1 cm Kesalahan relatif: Jembatan : et = 1/10.000 * 100% Paku : et = 1/10 * 100% = 0,01 % = 10 %
Kesimpulan : Hasil Pengukuran Jembatan lebih baik dari hasil pengukuran paku
Ndorobowo-uty
|ea| < es
Dimana es
Ndorobowo-uty
Contoh : (Taksiran Kesalahan Metode Iterasi): Dalam matematika fungsi-fungsi dapat dinyatakan dalam deret tak hingga. Jadi, jika lebih banyak suku ditambahkan kedalam deret maka aproksimasi menjadi taksiran yang jauh lebih baik. Misal ingin menaksir nilai ex, dengan x=0,5 mengunakan pendekatan deret, menggunakan 3 angka signifikan (e0,5 = 1.648721271)
x !1 x x 2 x3 x 4 ... e 2! 3! 4!
Taksiran ke-1
e x !1 e0,5 ! 1
Taksiran ke-2
e x !1 x
e0,5 ! 1 0,5 ! 1,5
Ndorobowo-uty
Ndorobowo-uty
Berhubungan dg cara pelaksanaan prosedur numerik Contoh pada deret Taylor tak berhingga :
x3 x5 x7 x9 sin x ! x ........ 3! 5! 7! 9!
Dapat dipakai untuk menghitung sinus sebarang sudut x dalam radian Jelas kita tdk dapat memakai semua suku dalam deret, karena deretnya tak berhingga Kita berhenti pada suku tertentu misal x9 Suku yg dihilangkan menghasilkan suatu galat Dalam perhitungan numerik galat ini sangat penting
Ndorobowo-uty
Galat Pemotongan : Galat pemotongan: galat yang ditimbulkan akibat penggunaan hampiran sebagai pengganti formula eksak Contoh: hampiran cos(x) dengan deret McLaurin:
12
Ndorobowo-uty
Deret Taylor
Deret Taylor merupakan dasar untuk menyelesaikan masalah dalam metode numerik, terutama penyelesaian persamaan diferensial. Jika fungsi f(x) diketahui di titik xi Semua turunan dari f terhadap x diketahui pada titik tersebut. Dengan deret Taylor dapat dinyatakan nilai f pada titik xi+1 yg terletak pada jarak (x dari titik xi.
i+1
R n = kesalahan pemotongan
!
Kesalahan pemotongan Rn :
f ( x i 1 ) } f ( x i )
Perkiraan akan benar bila fungsi yg diperkirakan adalah konstan 2. Order 1 (Memperhitungkan dua suku pertama)
f ( x i 1 ) ! f ( x i ) f ' ( x i )
(x 1!
Ndorobowo-uty
Ndorobowo-uty
Ndorobowo-uty
(x (x 2 f ( x i 1 ) ! f ( x i ) f ' ( x i ) f " (x i ) 1! 2!
f(x) Order 2 Order 1
Order 0
xi+1
R n ! O( (x n 1 )
Indek n deret yg diperhitungkan sampai suku ke n Indek n +1 kesalahan pemotongan mempunyai order n+1 Kesalahan pemotongan akan kecil bila : 1. Interval (x adalah kecil 2. Memperhitungkan lebih banyak suku deret Taylor Pada perkiraan order 1 besar kesalahan pemotongan :
Contoh: Cos x = 1 1/2! x2 + 1/4! x4 + s1/(2n)! X(2n) + Rn(x) = 1 ! x2 +R1(x) = 1 ! x2 + ! x4 + R2(x) = 1 ! x2 + ! x4 1/6! x6 + R3(x) = 1 ! x2 + ! x4 1/6! x6 + ! x8 + R4(x)
R1(x) = Galat pemotongan untuk pendekatan orde -1 R2(x) = Galat pemotongan untuk pendekatan orde -2 R3(x) = Galat pemotongan untuk pendekatan orde -3 R4(x) = Galat pemotongan untuk pendekatan orde -4
Ndorobowo-uty
Penyajian bilangan
Dalam komputasi numerik, pada umumnya bilangan riil disajikan dalam format floating point atau disebut titik kambang yang dinormalkan.
Ndorobowo-uty
Ndorobowo-uty
Contoh: 1. Sistim bilangan desimal 0.7392.104 sering juga ditulis 0.7392 E+04 (= 7392) - 0.3246.102 sering juga ditulis - 0.3246 E+02 (= - 32.46) 0.1627.10-3 sering juga ditulis 0.1627 E-03 (= 0.0001627) 2. Sistim bilangan biner Untuk komputer 32 bit word, 1 bit untuk tanda, 7 bit untuk eksponen bertanda dan 24 bit untuk mantisa
0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1
Mantisa
X = 0.100000000000001000110011.2-13 = 0.5000335574.10-7
Ndorobowo-uty
Ndorobowo-uty
Orde Penghampiran
Bilangan disebut mendekati a sampai pada d digit-digit yang signifikan bila d adalah bilangan positif terbesar yang memenuhi:
er
aa ! a
10 2
d
Ndorobowo-uty
3
f(x) = f(x0) + f()(x0) (x-x0) + 1/2! f()(x0) (x-x0)2 + 1/3! f(3)(x0) (x-x0)3 + + 1/n! f(n)(x0) (x-x0)n + Rn(x) Rn(x) = {1/(n+1)!} f(n+1)(^) x(n+1), x0 < ^ < x
Ndorobowo-uty 42
1 '' f ( x0 h) ! f ( x0 ) f ( x0 ) h f ( x0 )h 2 ... 2! 1 n f ( x0 )h n Rn ( h) n!
'
1 Rn ( h ) ! f ( n 1)!
n 1
(\ ) h n 1 ! Mh n 1 ! O ( h n 1 )
Ndorobowo-uty
f ( h ) ! p ( h) s O ( h
n 1
p(h) adalah fungsi hampiran untuk f(h) dengan galat O(hn+1). O(hn+1) disebut sebagai Big-Oh (O-besar). Pada umumnya 0 < h < 1, jadi semakin besar n semakin dekat p(h) menghampiri f(h) Contoh: Cos h =1 ! h2 s O(h4) =1 =1 =1 ! h2 + ! h4 sO(h6) ! h2 + ! h4 1/6! h6 s O(h8) ! h2 + ! h4 1/6! h6 + ! h8 s O(h10)
Ndorobowo-uty 44
Ndorobowo-uty
Tugas:
Ndorobowo-uty
Ndorobowo-uty
Bilangan
Dari tabel diatas absoluter error 3.45 + 2.64 adalah 0.01 sehingga 3.45 + 2.64 Akan terletak diantara 6.09 1
Ndorobowo-uty
u=x+y
Contoh: Hitunglah : x
Ndorobowo-uty
=x-y
ey ex xy xy
ix !
ix dimana kesalahan absolut e x ! x ey ex sehingga i u ! ix iy r xy xy r ! kesalahan dalam proses penjumlahan
Ndorobowo-uty
Perkalian :
u =x * y
iu = ix + iy iu = ix + iy + r
Pembagian:
u=x/y
iu = ix - iy iu = ix - iy + r
Ndorobowo-uty
Hitunglah perkalian antara : x = 0.25 dan y=2.84 ix =0.005/0.25 dan iy = 0.005/2.84 iu=0.02+ 0.00176 = 0.00176 eu=iu x u =0.01545
Ndorobowo-uty
Contoh: Hasil pengukuran jari-jari suatu bola adalah: R = (4,50 s 0,45) m Hitung galat maksimum dari: a. Luas permukaan bola b. Volume bola Jawaban: a. Luas permukaan bola S = 4T R2 i ! Galat absolut jari-jari : 0,45 Galat relatif jari-jari bola: ir = 0.45/4.5 =0.1 Galat relatif luas bola is= 4T R + ir = 4T + ir + ir Galat mutlak luas permukaan bola: eS = S ir(S) = 4T R2 .2 ir = 4 (3,14) (4,50)2 (0,2) = 50,868 S = (254,340 s 50,868) m2
s
Ndorobowo-uty 54
Volume bola : V = 4/3 T R3 Galat relatif jari-jari bola: ir(V) = 3 ir= 3 (0,45/4,50) = 0,3 Galat mutlak volume bola: eV = V.ir(V) = 4/3 T R3 ir(V)= 4/3 (3,14)(4,50)3 (0,3) = 114,453 eV= (381,51 s 114,453) m3
Ndorobowo-uty 55
1. Tentukan maksimum galat yang terjadi pada volume bola jika diketahui bola dengan jari-jari 0.6 0.015
2. Tentukan maksimum galat yang terjadi pada volume kerucut dengan tinggi 7.284 cm dan jari-jari alas 1.09 0.007
Ndorobowo-uty