Anda di halaman 1dari 8

DESAIN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA MATA PELAJARAN

TURUNAN FUNGSI ALJABAR DENGAN MODEL KEMP

A. Problem Pembelajaran (Instructional Problem)


Sasaran kualitas yang harus terealisasikan dalam proses pembelajaran menurut
kurikulum 2013 antara lain adalah kreativitas, kemandirian, kerja sama,
solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi dan kecakapan hidup peserta didik
guna membentuk watak serta meningkatkan peradaban dan martabat bangsa.
Untuk mencapai sasaran kualitas tersebut, kegiatan pembelajaran harus
menggunakan prinsip: (1) Berpusat pada peserta didik, (2) Mengembangkan
kreativitas peserta didik, (3) Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang,
(4) Bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan (5) Menyediakan
pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode
pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.
Seorang pendidik dituntut untuk dapat mendorong peserta didik agar
menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek
informasi baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya, dan melakukan
pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai dengan
lingkungan dan perkembangan jaman. Seorang pendidik harus mengembangkan
suasana belajar yang memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan,
menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan secara sadar menggunakan strategi
mereka sendiri untuk belajar. Untuk mewujudkan hal ini, seorang pendidik
membutuhkan rancangan pembelajaran yang efektif dengan memperhatikan unsur
teknik, pendekatan dan metode-metode penyampaian pembelajaran yang dapat
merangsang peserta didik untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Rancangan pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang seperti
sebagai disiplin ilmu, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai
disiplin ilmu, rancangan pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori
tentang strategi serta proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaanya.
Sebagai ilmu, rancangan pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan
spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang
memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk
berbagai tingkat kompleksitas materi. Dan sebagai sistem, rancangan
pembelajaran merupakan sistem pembelajaran dan prosedur pelaksanaannya untuk
meningkatkan mutu pembelajaran.
Model Kemp ini berisi deskripsi proses perancangan pembelajaran matematika
yang lakukan dalam upaya membuat rancangan pembelajaran yang baik, yang
sesuai untuk siswa-siswi kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Jeneponto pada Turunan
Fungsi aljabar
B. Karakteristik Siswa (Learner Characteristics)
a. Karakteristik umum
Siswa yang dianalisis adalah siswa kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 1 Jeneponto.
Jumlah siswa adalah 30 orang, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 20 siswa
perempuan dengan rentang umur 15 – 17 tahun, yaitu 12 siswa berumur 15
tahun, 13 siswa berumur 16 tahun, dan 5 siswa berumur 17 tahun.
b. Karakteristik khusus
Diantara karakteristik khusus siswa kelas XI IPA 1 adalah:
1. 53% siswa menyatakan suka terhadap pelajaran matematika, 20% siswa
menyatakan tidak suka terhadap matematika, dan sisanya menyatakan
relatif suka terhadap matematika
2. 54% siswa menyatakan punya motivasi yang tinggi untuk belajar
matematika, 33% sedang, dan 13% siswa menyatakan mempunyai
motivasi yang rendah dalam belajar matematika
c. Kemampuan akademik
Data kemampuan akademik siswa kelas XI IPA 1 adalah sebagai berikut:
Untuk melihat kemampuan matematika siswa, perancang menganalisis nilai
rapor matematika siswa dari wali kelas pada semester genap tahun pelajaran
2017/2018 dan diperoleh hasil rentang nilai siswa 75 – 85 dengan rata-rata nilai
78,5, 15 siswa mendapat nilai pada rentang 75 – 78, 9 siswa mendapat nilai
pada rentang 79 – 82, dan 5 siswa mendapat nilai pada rentang 83 – 85. Dengan
demikian perancang mengasumsikan bahwa 15 siswa berkemampuan
matematika rendah, 9 siswa berkemampuan matematika sedang, dan 5 siswa
berkemampuan matematika tinggi.
d. Kepribadian dan sikap sosial
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika dan beberapa guru mata
pelajaran lainnya di kelas XI IPA 1, diketahui bahwa pada kelas XI IPA 1
terdapat siswa yang sangat aktif, terdapat siswa yang banyak bicara, namun
kebanyakan siswa cenderung pendiam dan mengikuti pembelajaran dengan
baik saat berada di kelas. Secara umum, siswa selalu mengajukan pertanyaan
ketika merasa belum cukup paham dengan materi yang disampaikan. Ibu
Suprapti juga menambahkan bahwa terdapat tiga orang siswa yang paling
menonjol diantara siswa lainnya dari segi kecerdasan dan keaktifan. Dari segi
sikap sosial, diperoleh data bahwa 70% siswa senang bekerjasama dalam
kelompok diskusi kelas dan 30% siswa lebih bersifat individualistis.
e. Latar belakang budaya, suku, dan etnis
Sebagian besar siswa kelas XI IPA 1 berasal dari suku Makassar, tetapi bahasa
komunikasi sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia. Seluruh siswa kelas XI
IPA 1 sejak lahir sudah berada di Jeneponto dan sebagian 100 % beragama
Islam sehingga secara budaya relatif homogen.
f. Kenormalan dan kecacatan
Secara fisik, seluruh siswa kelas XI IPA 1 berada dalam kondisi fisik normal /
tidak cacat fisik. Demikian pula kondisi mental siswa-siswi kelas XI IPA 1
tergolong normal dan tidak ada satupun siswa yang tergolong dalam kategori
cacat mental.
g. Gaya belajar
Mengenali gaya belajar siswa, penting dilakukan dalam merencanakan
pengajaran. Hasil riset menunjukkan bahwa ada siswa yang dapat belajar
melalui ceramah dan membaca bahan tertulis, ada yang dapat belajar secara
lebih baik melalui pendekatan visual, sementara yang lain melalui berbagai
aktivitas fisik. Secara umum, ada 3 (tiga) gaya belajar, yaitu visual, auditory.
C. Analisis Tugas (Task analysis)
Ada 3 (tiga) teknik untuk menganalisis isi dan tugas yaitu; analisis Isi
Pelajaran, analisis konsep, dan analisi prosedural. Walaupun demikian, dalam
perancangan ini, perancang hanya melakukan analisis topik dan analisis
prosedural.
 Analisis Isi atau Topik
Analisis topik digunakan untuk mendefinisikan pengetahuan kognitif.
Analisis topik dimulai dengan meninjau Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) dalam Kurikulum 13 Mata Pelajaran Matematika
Kelas XI SMAN 1 Jeneponto. Hal ini dilakukan karena perancang akan
memutuskan Kompetensi Dasar yang menjadi prioritas atau terlebih dahulu
disajikan kepada siswa dengan karakteristik mereka dan dengan masalah
pengajaran yang telah diketahui dari hasil identifikasi masalah. SK dan KD
materi Turunan Fungsi yang dimaksud dapat uraikan sebagai berikut berikut:
1.2 Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerjasama, konsisten, sikap
disiplin, rasa percaya diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi
berpikir dalam memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah.
2.2 Mampu mentransformasi diri dalam berprilaku jujur, tangguh menghadapi
masalah, kritis dan disiplin dalam melakukan tugas belajar matematika.
3.22 Menurunkan aturan dan sifat turunan fungsi aljabar dari aturan dan sifat limit
fungsi.
3.8 Menjelaskan sifat-sifat turunan fungsi aljabar dan menentukan turunan
fungsi aljabar menggunakan definisi atau sifat-sifat turunan.
4.8 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan turunan fungsi aljabar
 Analisis Konsep
Adapun konsep pembelajaran pada materi Turunan yaitu
• Pengertian Turunan
• Sifat-Sifat Turunan Fungsi Aljabar
• Nilai-Nilai Stasioner
• Fungsi Naik dan Fungsi Turun
• Garis Singgung dan Garis Normal
 Analisis Prosedural
Analisis prosedural yang dilakukan sebagai berikut:

Langkah-langkah penyelesaian turunan

Misalkan f,u,v adalah fungsi bernilai real dan dapat diturunkan di interval I,
a bilangan real dapat diturunkan maka :

𝑓(𝑥) = 𝑎 → 𝑓 ′ (𝑥) = 0
𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 → 𝑓 ′ (𝑥) = 𝑎
𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 𝑛 → 𝑓 ′ (𝑥) = 𝑛𝑎𝑥 𝑛−1
𝑓(𝑥) = 𝑎𝑢(𝑥) → 𝑓 ′ (𝑥) = 𝑎𝑢′(𝑥)
𝑓(𝑥) = 𝑢(𝑥) ± 𝑣(𝑥) → 𝑓 ′ (𝑥) = 𝑢′ (𝑥) ± 𝑣(𝑥)
𝑓(𝑥) = 𝑢(𝑥)𝑣(𝑥) → 𝑓 ′ (𝑥) = 𝑢′ (𝑥)𝑣(𝑥) ± 𝑢(𝑥)𝑣′(𝑥)
𝑢(𝑥) 𝑢′ (𝑥)𝑣(𝑥) − 𝑢(𝑥)𝑣′(𝑥)
𝑓(𝑥) = → 𝑓 ′ (𝑥) =
𝑣(𝑥) [𝑣(𝑥)]2

C. Merumuskan Tujuan Pembelajaran (Instructional Objectivis)


Pada perancangan pembelajaran ini, tujuan pembelajaran didapatkan ditinjau
dari ranah efektif dan ranah kognitif yaitu:
1. Menemukan dan menentukan konsep turunan fungsi aljabar
2. Menemukan dan menggunakan sifat-sifat turunan fungsi aljabar
3. Menghubungkan konsep turunan fungsi aljabar dengan permasalahan nyata.
4. Menyelesaikan permasalahan nyata menggunakan konsep turunan fungsi
aljabar.
D. Menyusun Urutan Materi (Conten Sequencing)
Adapun urutan materi pada Turunan Fungsi aljabar adalah sebagai berikut:
 Pengetahuan Prasyarat terdiri dari:
 Himpunan
 Fungsi
 Operasi hitung bilangan dan pengukuran
 Limit fungsi
 Fungsi Kontinu dan Diskontinu
 Familiaritas,
Menganalisis konsep dan aturan turunan fungsi aljabar
 Kesukaran,
1. Mendeskripsikan dan menganalisis aturan dan sifat turunan fungsi aljabar
2. Mendeskripsikan konsep turunan fungsi aljabar dengan menggunakan
konteks sehari-hari dan penerapannya.
3. Memilih strategi yang efektif dan menyajiikan model matematika dalam
memecahkan masalah nyata terkait turunan fungsi aljabar.
 Minat,
Mengolah data masalah nyata dengan menerapkan aturan turunan fungsi
aljabar untuk memecahkan masalah.
 Perkembangan Siswa,
Merancang dan mengajukan masalah dunia nyata yang berkaitan dengan
turunan fungsi aljabar dan menerapkan berbagai aturan dalam
menyelesaikannya.
E. Strategi Pembelajaran (Instructionjal Strategis)
Adapun satrategi pembelajaran Pada materi Turunan Fungsi aljabar adalah
sebagai berikut:
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Discovery learning
Metode : Ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab
dan penugasan
F. Penyampaian Pembelajaran (Instructional Delivery)
Materi pembelajaran akan disampaikan dalam bentuk berkelompok.
G. Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instrument)
Dalam rancangan ini, digunakan instrumen evaluasi untuk penilaian
kognitif, dan afektif. Penilaian terhadap kemampuan matematika siswa
menyangkut konsep, prinsip dan aturan, serta prosedur tercakup dalam penilaian
dalam ranah kognitif yang berupa pemberian kuis secara individu. Sedangkan
penilaian terhadap keterampilan interpersonal dan penilaian sikap tercakup dalam
penilaian afektif.
Berikut ini adalah uraian untuk penilaian dalam masing-masing ranah, yaitu
kognitif dan afektif.

1. Ranah Kognitif
Dalam proses perancangan ini, perancang memilih menggunakan soal
berbentuk uraian untuk menilai ranah kognitif.

Langkah-langkah penyusunan tes uraian:

a) Menyusun kisi-kisi soal (Terlampir).


b) Menyusun butir soal berdasarkan kisi-kisi dan kunci jawaban (Terlampir).
2. Ranah Afektif
Penilaian dalam ranah afektif ini mencakup penilaian keterampilan
interpersonal, dan penilaian sikap siswa terhadap pelajaran. Penilaian ini
memperhatikan tujuan pengajaran dalam ranah afektif yang didasarkan pada
Taksonomi Krathwohl, Bloom, dan Masia. Taksonomi ini menyatakan bahwa
tujuan pengajaran memiliki 5 (lima) level, yaitu: (1) menerima (receiving), (2)
merespon (responding), (3) menilai (valuing), (4) mengorganisasikan
(organizing), dan (5) mengkarakteristiki melalui suatu kompleks nilai
(characterizing by a value complex). Lembar penilaian afektif terlampir.

H. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran (Instructional Resources)


Dalam penyampain pembelajaran beberapa media yang dipilih adalah sebagai
berikut:
1. Buku Matematika pegangan peserta didik penerbit Depdikbud
2. Buku Matematika Kelas XI penerbit Erlangga
3. Buku Matematika Kelas XI penerbit Tiga Serangkai
4. LKS Matematika Kelas XI

Anda mungkin juga menyukai