Anda di halaman 1dari 70

Test Scores Equating

(PENYETARAAN SEKOR TES)


1. Teori Pengukuran Klasik

Berat Ringan
• Taraf sukar butir bergantung kepada kemampuan responden

Berat Ringan

• Butir yang sama akan terasa berat bagi mereka yang


berkemampuan rendah dan terasa ringan bagi mereka yang
berkemampuan tinggi
Kemampuan rendah Kemampuan tinggi
• Kemampuan responden bergantung kepada taraf sukar butir

Kemampuan rendah Kemampuan tinggi


• Mereka yang mengerjakan butir sukar akan tampak
berkemampuan rendah sedangkan mereka yang mengerjaka
butir mudah akan tampak berkemampuan tinggi

• Teori pengukuran klasik (teori ujian klasik) tidak dapat


digunakan untuk pencocokan kemampuan responden dengan
taraf sukar butir (karena mereka dependen)
2. Teori Pengukuran Modern

• Pada ujian, teori pengukuran modern dikenal juga sebagai


teori ujian modern (modern test theory)

• Pada pengukuran modern, taraf sukar butir tidak dikaitkan


langsung dengan kemampuan responden

• Pada pengukuran modern, taraf sukar butir dikaitkan


langsung dengan karakteristik butir
• Pada pengukuran modern, taraf sukar butir langsung dikaitkan
dengan karakteristik butir

P
1,0
 

 tinggi
0,5
 rendah
 

b

• Tampak bahwa  tinggi dan rendah memiliki taraf sukar butir b


yang sama

• Kemampuan responden dan taraf sukar butir menjadi


independen

• Pengukuran modern dapat digunakan untuk pencocokan


kemampuan responden dengan taraf sukar butir
Test Scores Equating
(PENYETARAAN SEKOR TES)
• F = (C*1.8)+32
• C = (F-32)/1.8
•Pada teori sekor klasik, sekor pada tes
adalah relatif.
•Sekor itu bergantung kepada kelompok
butir yang digunakan serta kepada
kelompok peserta yang
mengerjakannya.
•Karena itu, sekor dari dua tes yang
berbeda tidak selalu dapat dibandingkan
secara langsung.
•Demikian pula, sekor dari sumber yang
berbeda itu tidak selalu dapat langsung
kita gabungkan.
•Ada yang berkata bahwa kedua sekor itu
memiliki metrik yang berbeda.
• Kalau kita ingin membandingkan atau
menggabungkan sekor tes dari sumber yang
berbeda, maka kita perlu menyamakan dahulu
ukuran atau metrik mereka.
• Teori dan teknik untuk menyamakan metrik
dari dua sekor yang berbeda dikenal
Penyetaraan Sekor Tes.
• Setelah berbagai sekor itu disamakan, kita baru
dapat membandingkan dan menggabungkan
mereka
• Penyetaraan adalah proses statistik yang
digunakan untuk menentukan nilai pada
bentuk-bentuk tes sehingga nilai dari tes-tes
tersebut dapat digunakan secara bergantian.
(Kolen & Brennan, 2004).
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Mengapa Penyetaraan Sekor

A. Dasar
1. Tujuan
• Penyetaraan tes perlu dilakukan khususnya bagi kegiatan
pengujian dalam skala besar yang mempersiapkan lebih dari
satu perangkat tes mengingat bahwa menyusun tes yang
benar-benar paralel tidaklah mudah.
• Kegiatan penyetaraan tes dilakukan dengan
mengembangkan konversi suatu system unit tes ke system
unit tes yang lain sehingga setelah dikonversi skor yang
berasal dari dua atau lebih perangkat tes menjadi setara dan
dapat dipertukarkan.
• Sekor dari dua pengukuran yang berbeda X dan Y tidak dapat
langsung dibandingkan. Untuk membandingkan nilai ujian
dari berbagai bentuk tes (Tegasnya, tes Paralel) yang
mengukur sifat laten yang sama, diperlukan penyetaraan
sekor untuk membandingkan sekor X ke Y atau sekor Y ke X
• Untuk membangun bank item/ Computerized Adaptive
Testing (CAT)
• Penyetaraan dilakukan melalui rumus transformasi
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

2. Notasi Penyetaraan Sekor

AX disetarakan ke Y menjadi A*Y


AY disetarakan ke X menjadi A*X

A*X = AX  Y
A*Y = AY  X

3. Persyaratan Penyetaraan Sekor

• Mereka mengukur atribut yang sama


• Mereka memiliki validitas dan reliabilitas yang sepadan

4. Cara Penyetaraan Sekor

Pada umumnya terdapat dua cara penyetaraan sekor


yakni

• Cara Linier
• Cari Ekipersentil
• Crocker dan Algina mendefinisikan sebagai
berikut. Dua sekor, satu di alat ukur X dan
lainnya di alat ukur Y, dianggap ekivalen, jika
X dan Y mengukur ciri yang sama dengan
reliabilitas yang sama serta peringkat
persentil yang sepadan dengan sekor itu
adalah sama.
• Dengan pengertian penyamaan seperti itu,
kita menemukan dua jenis penyamaan yakni
penyamaan horizontal dan penyamaan
vertikal serta dua cara penyamaan yakni cara
penyamaan linier dan cara penyamaan
ekipersentil
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

5. Arah Penyetaraan

Arah Penyetaraan sekor

• Penyetaraan sekor dapat dilakukan secara horisontal


atau secara vertikal

Penyetaraan Sekor Horisontal

• Dilakukan di antara kelompok yang setingkat, misalnya,


siswa dari kelas yang setingkat

Penyetaraan Sekor Vertikal

• Dilakukan di antara tingkat yang berbeda, misalnya,


siswa SMP dengan siswa SMA

• Sekor berasal dari pengukuran sesuatu yang dapat


diterapkan kepada tingkat yang berbeda itu
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Penyetaraan Sekor Horisontal

Kelompok 1 Kelompok 2

Penyetaraan Sekor Vertikal

Kelompok 1

Kelompok 2
• Di sekolah, ujites mengenal tingkat. Ada ujites untuk tingkat
dua sekolah dasar serta ada pula ujites untuk tingkat empat
sekolah dasar.
• Bahkan kalau kita ingin lebih rinci lagi, ada ujites pada awal
tahun ajar tingkat dua serta ada juga ujites pada akhir tahun
ajar tingkat dua.
• Dari tingkat ke tingkat, ujites itu berbeda satu dan lainnya,
sekalipun mereka semua mengukur ciri yang sama pada para
peserta, misalnya, kemampuan matematika.
• Dengan dasar itu, dua ujites yang terletak pada tingkat yang
sama, satu dan lainnya, dikatakan sebagai berada pada
kedudukan horizontal.
• Sedangkan, dua ujites yang terletak pada tingkat yang
berbeda, satu dan lainnya, dikatakan sebagai berada pada
kedudukan vertikal.
• Dengan demikian, penyamaan metrik sekor di antara dua
ujites pada kedudukan horizontal dikenal sebagai penyamaan
horizontal serta penyamaan metrik sekor di antara dua ujites
pada kedudukan vertikal dikenal sebagai penyamaan vertikal.
• Ada kalanya, kita sudah mempunyai ujites untuk tingkat
tertentu. Namun, untuk memperkaya perangkat ujites,
kita masih memerlukan perangkat ujites lain yang
mempunyai kedudukan yang sama dengan perangkat
ujites yang ada.
• Ada kalanya pula, kita ingin mengganti perangkat ujites
yang sudah ada dengan perangkat ujites baru yang
mempunyai kedudukan yang sama dengan perangkat
ujites yang ada itu.
• Dalam hal ini, ujites yang lama dan yang baru bersama-
sama mengukur ciri yang sama dari peserta yang
terletak pada tingkat yang sama pula. Dengan demikian,
penyamaan sekor di antara ujites itu berlangsung
melalui penyamaan horizontal.
• Pada kasus lain, kita menemukan peserta ujites dari
tingkat empat sekolah dasar, tetapi karena suatu hal,
peserta itu cukup terbelakang, sehingga tidak mampu
mengikuti ujites dari tingkatnya sendiri yakni tingkat
empat.
• Kalau dipaksakan juga, maka peserta itu tidak dapat
menjawab dengan benar hampir semua butir ujites
sehingga hasil ujites itu akan memiliki informasi yang
sangat rendah.
• Untuk memperoleh informasi yang cukup, kita
memberikan kepada peserta itu, perangkat ujites dari
tingkat yang lebih rendah, misalnya dari tingkat tiga.
• Kemudian, hasil ujites itu perlu kita kembalikan ke sekor
tingkat empat. Penyamaan sekor di antara ujites itu
berlangsung melalui penyamaan vertikal.
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

6. Rancangan Penyetaraan Sekor

Biasanya penyetaraan sekor melibatkan

• Dua kelompok responden (K1 dan K2) yang unik dan


gandeng
• Dua pengukuran (X dan Y) dengan butir yang unik dan
gandeng
• Kelompok responden gandeng (KG)
• Kelompok butir gandeng (Z)

Macam Kelompok
Rancangan K1 KG K2
A X Y
B X,Y Y,X
C X X+Y Y
D X+Z Y+Z
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Macam Rancangan

Macam Rancangan A

K1 K2

X Y

Pada rancangan A, secara acak, peserta dibagi ke dalam


dua kelompok berupa kelompok Kl dan kelompok K2.
Dengan keacakan itu dimaksudkan agar Kl dan K2 adalah
setara yakni mereka memi-liki kemampuan yang sama
dengan variansi yang sama pula.
Setelah itu, kelompok Kl mengerjakan ujites X dan
kelompok K2 menger-jakan ujites Y
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Macam Rancangan

Macam Rancangan B

K1 K2

X Y

Pada rancangan B, secara acak, peserta dibagi juga ke


dalam dua kelompok berupa kelompok Kl dan kelompok
K2.
Cara acak itu dimaskudkan agar kedua kelompok peserta
itu adalah setara yakni mereka memiliki kemampuan yang
sama dengan variansi yang juga sama.
Setelah itu, kelompok Kl mengerjakan ujites X dan
kemudian ujites y, serta kelompok K2 mengerjakan ujites y
dan kemudian ujites X.
Jadi setiap kelompok mengerjakan dua ujites dalam urutan
yang terbalik.
Selanjutnya, dari hasil ujites itu, kita menemukan patokan
konversi.
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Macam Rancangan C

K1 KG K2

X Y

Pada rancangan C, kita tidak perlu


secara acak membagi dua kelompok
peserta seperti halnya pada rancangan
A dan B.
Sudah cukup kalau kita mempunyai
dua kelompok peserta Kl dan K2
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Macam Rancangan D

K1 K2

X Z Y

Gambar di atas menjelaskan bahwa, ujites X


ditambah dengan sejumlah butir yang kita nama
kan sebagai ujites Z serta ujites Z yang sama itu
ditambahkan juga ke ujites y, sehingga bersama
tambahan itu, terdapat ujites (X+ Z) dan ujites
(Y+Z).

Ujites Z ini dikenal sebagai ujites jangkar (anchor


test).
• Sebagai pegangan, ada yang menganjurkan
agar ujites jangkar ini minimum terdiri atas 20
butir sambil menggunakan patokan bahwa
pan-jangnya sama dengan 20% dari panjang
ujites.

• Jika 20% dari panjang ujites hanya


menghasilkan 15 butir, misalnya, maka kita
memilih 20 butir. Tetapi kalau 20% dari panjang
ujites itu mencapai 25 butir, maka kita memilih
25 butir.
• Kelompok K1 mengerjakan ujites
(X + Z) dan kelompok K2
mengerjakan ujites (y + Z).

• Akhirnya, dari hasil ujites itu,


khususnya ujites Z yang
dikerjakan oleh kedua kelompok,
kita menemukan patokan
konversi.
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

B. Penyetaraan Sekor Cara Linier

1. Bentuk Penyetaraan Sekor

• Penyetaraan sekor dilakukan melalui transformasi linier

• Dasar penyetaraan sekor adalah penyamaan nilai baku


mereka

Dari X ke Y: A*Y = a (AX – c) + d


Dari Y ke X: A*X = a (AY – c) + d

• Koefisien penyetaraan adalah a, c, dan d dihitung


melalui penyamaan nilai baku
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

2. Penyetaraan Linier pada Rancangan A

(a) Rerata dan Simpangan Baku

• Kelompok K1 menempuh ujian X

Sekor responden : AX
Rerata :  Ax
Simpangan baku :  Ax

• Kelompok K2 menempuh ujian Y

Sekor responden : AY
Rerata :  AY
Simpangan baku :  AY

• Sekor AX dikonversi menjadi A*Y melalui penyamaan


nilai baku
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

(b) Bentuk transformasi

A*Y = a (AX – c) + d

(c) Penyamaan nilai baku


AX   AX AY*   AY

 AX  AY

sehingga
 AY
AY*   AX   AX    AY
 AX

Karena itu
 AY
a c   AX d   AY
A*Y  AX

 AX
a c   AY d   AX
 AY
A*X
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 1

Sekor Ujian

K1/X K2/Y A*Y A*X


60 75 63,54
70 80 75,24
80 85
75 80
75 70
80 90
70 85
90 95
80 85
65 60
Rerata 74,5 80,5
Simp baku 8,20 9,60

A*Y = 1,17 (AX – 74,5) + 80,5

A*X =
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Selanjutnya hubungan di antara AX dan A*Y dapat


dilukiskan dalam bentuk grafik

A*Y

80,5

74,5 AX
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 2

Sekor Ujian

K1/X K2/Y A*Y A*X


65 70
65 75
70 80
80 85
75 75
75 90
70 80
60 70
70 75
65 65
Rerata
Simp baku

A*Y =

A*X =
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 3

Sekor Ujian

K1/X K2/Y A*Y A*X


8 7
7 7
7 6
6 7
7 5
8 7
7 6
8 8
6 5
7 5
Rerata
Simp baku

A*Y =

A*X =
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 4

Sekor Ujian

K1/X K2/Y A*Y A*X


2,04 2,11
2,62 2,75
3,04 2,94
2,94 3,22
2,44 3,41
2,92 2,88
3,21 3,06
3,16 2,98
2,37 3,07
2,88 3,18
Rerata
Simp baku

A*Y =

A*X =
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

(d) Pembahasan

• Sekor K1 dan sekor K2 diperoleh melalui pengukuran yang


sama sekali terpisah

• Penyetaraan hanya didasarkan kepada kesamaan nilai


baku pada K1 dan K2

• Hasil penyetaraan sangat bergantung kepada hakikat


pengukuran yang terpisah itu

• Karena itu, cara ini dianggap kurang baik sehingga tidak


banyak digunakan
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

3. Penyetaraan Linier pada Rancangan B

(a) Rerata dan Simpangan Baku

• Kelompok K1 menempuh ujian X, Y

Sekor responden : AX1, AY1


Rerata :  Ax1,  AY1
Simpangan baku :  Ax1,  AY1

• Kelompok K2 menempuh ujian Y,X

Sekor responden : AX2, AY2


Rerata :  AX2,  AY2
Simpangan baku :  AX2,  AY2

• Sekor AX dikonversi menjadi A*Y melalui


penyamaan nilai baku
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

(b) Bentuk transformasi

A*Y = a (AX – c) + d

(c) Penyamaan nilai baku


 AX 1   AX 2    AY 2
AX  AY*  AY 1
2  2
 AX
2
1   2
AX 2  2
AY 1   2
AY 2

sehingga

 AY
2
  2
AY 2   AX 1   AX 2   AY 1   AY 2
A 
*
Y
1
 AX  
 AX 1   AX 2 
2 2
2  2
Karena itu

 AY
2
  2
 AX 1   AX 2
a 1 AY 2
c
 AX 1   AX
2 2
2 2
 AY 1   AY 2
d
2
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 6

Sekor ujian

K1/X1 K2/X2 K1/Y1 K2/Y2


70 70 65 65
80 75 70 70
75 70 75 70
70 75 65 70
85 80 80 75
80 80 75 80
65 70 65 60
70 60 65 65
75 65 70 70
65 60 70 60
 73,5 70,5 70,0 68,5
 6,34 6,87 5,00 5,94
 2 40, 20 47,20 25,00 32,28
------------------------------------------------------------------------------
Penyeteraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Koefisien penyetaraan

 AY
2
  2
25,00  32,28
a 1 AY 2
  0,83
 AX 1   AX 2
2 2
40,20  47,20
 AX 1   AX 2 73,5  70,5
c   72,00
2 2
   AY 2 70,0  68,5
d  AY 1   69,25
2 2

sehingga

A*Y = 0,83 (AX – 72,00) + 69,25

Persamaan transformasi ini berlaku untuk K1 dan K2


sejauh transformasi dilakukan dari X ke Y
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Sekor penyetaraan dari X ke Y untuk K1 dan K2 adalah


sebagai berikut

A*Y = 0,83 (AX – 72,00) + 69,25

AX1 A*Y1 AX2 A*Y2


70 67,59 70 67,59
80 75,89 75 71,74
75 70
70 75
85 80
80 80
65 70
70 60
75 65
65 60
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Dalam bentuk grafik penyetaraan menjadi

A*Y1

69,25

72,00 AX1

A*Y2

AX2
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 7

Sekor ujian

K1/X1 K2/X2 K1/Y1 K2/Y2


68 70 63 64
75 70 68 67
73 67 73 66
65 72 60 65
80 75 75 72
77 75 72 76
63 65 60 56
66 55 60 60
72 60 70 66
60 55 66 55


2
------------------------------------------------------------------------------
Penyeteraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Koefisien penyetaraan

 AY
2
1   AY 2
2
a 
 AX
2
1   2
AX 2

 AX 1   AX 2
c 
2
   AY 2
d  AY 1 
2

sehingga

A*Y =

Persamaan transformasi ini berlaku untuk K1 dan K2


sejauh transformasi dilakukan dari X ke Y
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Sekor penyetaraan dari X ke Y untuk K1 dan K2 adalah


sebagai berikut

A*Y =

AX1 A*Y1 AX2 A*Y2


68 70
75 70
73 67
65 72
80 75
77 75
63 65
66 55
72 60
60 55
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 8

Sekor ujian

K1/X1 K2/X2 K1/Y1 K2/Y2


7 7 7 7
9 8 7 7
8 7 8 7
7 8 6 7
9 8 9 8
8 8 8 9
6 7 7 6
7 6 7 7
7 6 7 7
7 6 7 6


2
------------------------------------------------------------------------------
Penyeteraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Koefisien penyetaraan

 AY
2
1   AY 2
2
a 
 AX
2
1   2
AX 2

 AX 1   AX 2
c 
2
   AY 2
d  AY 1 
2

sehingga

A*Y =

Persamaan transformasi ini berlaku untuk K1 dan K2


sejauh transformasi dilakukan dari X ke Y
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Sekor penyetaraan dari X ke Y untuk K1 dan K2 adalah


sebagai berikut

A*Y =

AX1 A*Y1 AX2 A*Y2


7 7
9 8
8 7
7 8
9 8
8 8
6 7
7 7
7 6
7 6
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

(d) Pembahasan

• Pada penyetaraan ini, K1 dan K2 kedua-duanya menempuh


ujian X dan Y

• Dengan ditemukannya transformasi dari X ke Y serta dari Y


ke X, kelak ada dua alat ukur ujian yang dapat digunakan
secara terpisah

• Selanjutnya ujian di antara K3 dan K4 dapat dilakukan


terpisah, satu melalui X dan satu lagi melalui Y dan
kemudian sekor mereka dapat disetarakan melalui rumus
transformasi

• Cara ini kurang digunakan karena untuk menemukan


rumus transformasi kita terlalu membebani responden
dengan dua kali ujian.
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

4. Penyetaraan Linier pada Rancangan C

(a) Rerata dan Simpangan Baku

• Kelompok K1 menempuh ujian X, Z

Sekor responden : AX, AZX


Rerata :  Ax,  AZX
Simpangan baku :  AX,  AZX

• Kelompok K2 menempuh ujian Y,Z

Sekor responden : AY, AZY


Rerata :  AY,  AZY
Simpangan baku :  AY,  AZY

• Kelompok Gadengan K1 dan K2 pada Z

Sekor gabungan : AZ
Rerata :  AZ
Simpangan baku :  AZ
------------------------------------------------------------------------------
Penyataraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

(c) Transformasi

Sekor AX disetarakan ke AY melalui transformasi

A*Y = a (AX – c) + d

(d) Penyamaan nilai baku

AX    AX  bAZX (  AZ   AZX 
 AX
2
 bAZX
2
( AZ
2
  AZX
2
)

AY*    AY  bAZY (  AZ   AZY )



 AY
2
 bAZY
2
( AZ
2
  AZY
2
)

dengan koefisien regresi bAZX dan bAZY masing-masing dari


AX tehadap AZ dan AY terhadap AZ
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Penyamaan nilai baku ini menghasilkan

 AY
2
 bAZY
2
( AZ
2
  AZY
2
)
A *
Y
 AX
2
 bAZX
2
( AZ
2
  AZX
2
)
 AX    AX  bAZX   AZ   AZX   
   AY  bAZY (  AZ   AZY )

dengan

 AY
2
 bAZY
2
( AZ
2
  AZY
2
)
a
 AX
2
 bAZX
2
( AZ
2
  AZX
2

c   AX  bAZX (  AZ   AZX )
d   AY  bAZY (  AZ   AZY )
------------------------------------------------------------------------------
Penyataraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 9

Dari suatu sekor ujian (sekor mentah tidak ditampilkan di


sini) diperoleh statistik sebagai berikut

Kelompok Statistik AX AY AZ

 74,5 76,6
K1  9,2 10,5
bAZX 0,8

 80,3 79,8
K2  10,3 7,6
bAZY 1,4

K1 + K2  77,7
 8,2
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Koefisien penyetaraan menjadi

10,32  1,4 2 (8,2 2  7,6 2 )


a  1,48
9,2 2  0,82 (8,2 2  10,52 )

c  74,5  (0,8)( 77,7  76,6)  75,38

d  80,3  (1,4)( 77,7  79,8)  77,36

sehingga persamaan penyataraan adalah

AY*  1,48( AX  75,38)  77,36


------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Dalam bentuk grafik hubungan ini dapat dilukiskan sebagai


berikut

A*Y

77,36

75,38 AX
------------------------------------------------------------------------------
Penyataraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 10

Sekor Ujian

Sekolah K1 Sekolah K2
Siswa AX AZX Siswa AY AZY

1 60 65 1 65 79
2 50 60 2 60 65
3 75 80 3 69 73
4 65 60 4 70 71
5 55 60 5 64 67
6 60 65 6 55 50
7 63 68 7 70 68
8 70 69 8 75 80
9 62 60 9 62 69
10 59 63 10 64 70
11 55 58 11 57 65
12 60 63 12 65 70
13 73 80 13 71 76
14 68 70 14 72 80
15 57 62 15 64 70
16 50 55
17 60 65
18 70 72
19 60 64
20 75 80
------------------------------------------------------------------------------
Penyataraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Statistik sekor

Kelompok Statistik AX AY AZ


K1 
bAZX


K2 
bAZY

K1 + K2 

------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Koefisien penyetaraan dari AX ke A*Y

a

c

d

sehingga persamaan penyataraan adalah

AY* 
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Koefisien penyetaraan dari AY ke A*X

a

c

d

sehingga persamaan penyataraan adalah

A*X 
------------------------------------------------------------------------------
Penyataraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Hasil penyetaraan

Sekor Ujian

Sekolah K1 Sekolah K2
Siswa AX A*Y Siswa AY A*X

1 60 1 65
2 50 2 60
3 75 3 69
4 65 4 70
5 55 5 64
6 60 6 55
7 63 7 70
8 70 8 75
9 62 9 62
10 59 10 64
11 55 11 57
12 60 12 65
13 73 13 71
14 68 14 72
15 57 15 64
16 50
17 60
18 70
19 60
20 75
------------------------------------------------------------------------------
Penyataraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 11

Sekor Ujian

Sekolah K1 Sekolah K2
Siswa AX AZX Siswa AY AZY

1 9 8 1 8 7
2 8 8 2 7 6
3 7 6 3 7 6
4 8 7 4 6 7
5 6 6 5 7 7
6 7 6 6 8 7
7 9 8 7 6 6
8 7 6 8 6 8
9 7 6 9 7 6
10 6 6 10 7 6
11 7 7
12 8 8
------------------------------------------------------------------------------
Penyataraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Statistik sekor

Kelompok Statistik AX AY AZ


K1 
bAZX


K2 
bAZY

K1 + K2 

------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Koefisien penyetaraan dari AX ke A*Y

a

c

d

sehingga persamaan penyataraan adalah

AY* 
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Koefisien penyetaraan dari AY ke A*X

a

c

d

sehingga persamaan penyataraan adalah

A*X 
------------------------------------------------------------------------------
Penyataraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

C. Penyetaraan Sekor Cara Ekipersentil

1. Bentuk Penyetaraan

• Dasar penyetaraan adalah tara peringkat persentil (TPP)

• Jika sekor AX disetarakan menjali sekor A*Y maka


melalui ekipersentil

TPP(AX) = TPP(A*Y)
TPP(AY) = TPP(A*X)

AX
X

TPP sama

Y
AY
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

2. Prosedur penyetaraan rancangan A

• Susun TPP pada sekor AX


• Susun TPP pada sekor AY
• Mencari TPP yang sama sering melibatkan interpolasi
pada TPP

• Perhitungan TPP
1
 fb 
2
fA
TPP ( A)   100%
 f

fb = kumulasi frekuensi di bawah sekor A


fA = frekuensi pada sekor A
f = kumulasi seluruh frekuensi
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 12

Penyetaraan sekor cara ekipersentil di antara AX dan AY

AX fX fX TPP AY fY fY TPP


0 0 0 0,00 0 0 0 0,00
1 1 1 1,25 1 1 1 1,25
2 2 3 5,00 2 1 2 3,75
3 2 5 10,00 3 2 4 7,50
4 4 9 17,50 4 4 8 15,00
5 5 14 28,75 5 4 12 25,00
6 5 19 41,25 6 5 17 36,50
7 6 25 55,00 7 6 23 50,00
8 4 29 67,50 8 5 28 63,75
9 4 33 77,50 9 4 32 75,00
10 3 36 86,25 10 4 36 85,00
11 3 39 93,75 11 3 39 93,75
12 1 40 98,75 12 1 40 98,75
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

TPP pada AX dan AY dalam %

Sekor TPP(AX) TPP(AY)


0 0,00 0,00
1 1,25 1,25
2 5,00 3,75
3 10,00 7,50
4 17,50 15,00
5 28,75 25,00
6 41,25 36,50
7 55,00 50,00
8 67,50 63,75
9 77,50 75,00
10 86,25 85,00
11 93,75 93,75
12 98,75 98,75
------------------------------------------------------------------------------
Penyetaraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Penyetaraan sekor

AX = 5 TPP(AX) = 28,75%

A*Y terletak pada TPP(AY) = 28,75%

AY = 5 TPP(AY) = 25,00%
AY = 6 TPP(AY) = 36,50%

sehingga A*Y terletak di antara 5 dan 6 dan melalui


interpolasi linier
AX = 5
AX
28,75%
5 6
AY
25,00% A*Y 36,50%
------------------------------------------------------------------------------
Penyeteraan Sekor
------------------------------------------------------------------------------

Interpolasi linier

28,75  25,00
AY*  5   5,33
36,50  25,00

Contoh 13 Lengkapi tabel berikut

AX A*Y
0
1
2
3
4
5 5,33
6
7
8
9
10
11
12
n
s = Σ (Xi – X)
2
2

n-1
i=1

n
s=
√ Σ
(Xi – X)2
i=1 n-1

Anda mungkin juga menyukai