Anda di halaman 1dari 23

PEMODELAN MATEMATIKA

Pengampu: Yesi Franita, M. Sc.

Pertemuan 2
KLASIFIKASI MODEL
MATEMATIKA
S1 Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tidar
CAPAIAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan klasifikasi model


matematika.

2
KLASIFIKASI MODEL
BERDASARKAN FUNGSI
1. Model Deskriptif
• Model yang menjelaskan/menggambarkan kembali mekanisme yang
terjadi atau sistem nyata.
• Contoh: struktur organisasi, tampak atas tata letak fasilitas, laporan
keuangan, peta, daftar isi
2. Model Prediktif
• Model yang menjelaskan bahwa jika x terjadi, maka akan terjadi y.
• Contoh: Diagram pohon keputusan, antrian
3. Model Normatif
• Model yang memberikan jawaban “terbaik” dari alternatif yang ada
(terikat pada nilai)
• Contoh: model optimasi

3
KLASIFIKASI MODEL
BERDASARKAN STRUKTUR
1. Model Ikonik
• Model yang mempertahankan sebagian sifat-sifat fisik yang
diwakili/dimodelkan, terkadang skala berbeda.
• Contoh: layout fasilitas
2. Model Analog
• Fisik berubah, proses dapat dilihat dari persamaannya.
• Contoh: sistem peredaran darah dengan selang, jaringan lalu lintas dengan
jaringan listrik
3. Model Simbolik
• Fisik dan proses sudah mengalami modifikasi (behavior) dengan
menggunakan simbol untuk menjelaskan dunia nyata.
• Contoh: rumus ABC untuk mencari akar persamaan kuadrat, hukum
Pythagoras.

4
KLASIFIKASI MODEL
BERDASARKAN ACUAN WAKTU
1. Model Statik
• Model yang tidak mempersoalkan perubahan-perubahan karena
waktu (bebas).
• Contoh: struktur organisasi, model laba yang diharapkan
2. Model Dinamik
• Model yang menunjukkan perubahan setiap saat akibat aktivitasnya
(dapat diturunkan sebagai f(t)).
• Contoh: model pertumbuhan populasi

5
KLASIFIKASI MODEL BERDASARKAN ACUAN
TINGKAT KETIDAKPASTIAN
1. Model Deterministik
• Model dalam situasi yang pasti (probabilitas sempurna).
• Contoh: model laba, model persediaan Wilson
2. Model Probabilistik
• Model yang mencakup distribusi probabilitas untuk input/proses (situasi
probalistik).
• Contoh: diagram pohon keputusan, peta kendali mutu
3. Model Konflik
• Sifat alamiah pengambil keputusan berada dalam pengendalian lawan.
• Contoh: model kompetisi, model posisi tawar
4. Model Tidak Pasti (Uncertainty)
• Model yang dikembangkan untuk menghadapi ketidakpastian mutlak.
• Contoh: model maksimum-minimum, model teori permainan

6
KLASIFIKASI MODEL
BERDASARKAN DERAJAT KUANTIFIKASI
1. Model Kualitatif
• Model yang menggambarkan mutu (baik/buruk).
• Contoh: proses belajar manusia
2. Model Kuantitatif
• Model yang variabelnya dapat dikuantifikasikan (berupa numerik).
• Contoh: model statistik, optimasi, simulasi

7
KLASIFIKASI MODEL
BERDASARKAN DIMENSI
1. Model Dua Dimensi
• Model yang terdiri dari dua faktor (dimensi).
• Contoh: model pegas, regresi linear
2. Model Multidimensi
• Model yang terdiri dari banyak faktor penentu.
• Contoh: analisis regresi berganda, model multikriteria, prototipe
kapal

8
KLASIFIKASI MODEL
BERDASARKAN SIFAT PEUBAH (VARIABEL)
1. Model Diskrit
• Model yang memuat kejadian yang melampaui waktu representatif
dimana keadaan variabel berubah seketika dan terpisah per titik
waktu.
• Contoh: model pada sistem antrian pelayanan tunggal, pada
pelayanan kasir supermarket, pelayanan teller bank, model sistem
inventori/pergudangan.
2. Model Kontinu
• Model yang variabelnya berubah secara kontinu dengan waktu.
• Contoh: kompetisi antara dua populasi.

9
HAL-HAL TEKAIT ISTILAH PEMODELAN
MATEMATIKA
1. Simbol/notasi matematis
2. Fungsi dan persamaan
3. Operator lanjut
4. Jenis model matematis

10
1. Simbol/notasi Matematis
a. Parameter
Simbol yang digunakan dapat berupa:
(i) huruf (dalam alfabet latin): a, A, b, B, c, C, …, x, z, Z
Simbol ini digunakan untuk menyatakan peubah maupun tetapan yang
belum dipastikan besaran nilainya.
(ii) angka dasar: 0, 1, 2, 3, …
Simbol ini berupa bilangan untuk menyatakan tetapan yang sudah
dipastikan besarannya. Simbol angka ini juga diperluas dengan
kombinasi angka dasar sesuai dengan bilangan yang diwakilinya,
misalnya -100, 15, 1,25, ….
b. Operator dasar
Simbol yang digunakan untuk melakukan operasi perhitungan dasar antar dua
parameter (sama atau berbeda) adalah
+ (tambah), – (kurang), x (kali), : (bagi).
11
1. Simbol/notasi Matematis (2)
Contoh: x + 3, 7 – 2y, v x t, x : y
Selain operasi dasar tersebut, juga dikenal operasi perpangkatan yang
merupakan perluasan operasi perkalian, misalnya a2 (a pangkat dua atau a
kuadrat), xa (x pangkat a), dan sebagainya.
Selanjutnya, perluasan operasi perpangkatan memberikan operasi akar,
misalnya x menyatakan akar (dasar 2) dari x, atau x1/2.
c. Hubungan antarparameter
Simbol yang digunakan untuk menyajikan hubungan antara parameter (atau
kelompok beberapa parameter), untuk:
(i) persamaan, digunakan simbol =, misalnya x + 2y = z menyatakan bahwa
nilai dari x + 2y sama dengan nilai dari z.
Selanjutnya, untuk menyatakan ketidaksamaan digunakan simbol ≠,
misalnya 3y ≠ 7, menyatakan bahwa nilai dari 3y adalah tidak sama
dengan 7.

12
1. Simbol/notasi Matematis (3)
(ii) pertidaksamaan, digunakan simbol <, >, ≤, ≥.
Sebagai contoh:
3y < 7, menyatakan bahwa nilai dari 3y adalah lebih kecil 7.
x + 3y ≥ 7, menyatakan bahwa nilai x + 3y adalah lebih besar atau
sama dengan 7.

13
2. Fungsi dan Persamaan
Suatu persamaan seringkali dengan mudah dapat kita nyatakan sebagai suatu
fungsi. Namun, terkadang sulit dinyatakan secara eksplisit sehingga sulit pula
dinyatakan sebagai suatu fungsi.
Contoh:
a. Persamaan y – 500x = 0 secara eksplisit ditulis sebagai y = 500x.
Persamaan ini dapat dinyatakan sebagai y = f (x), dengan f (x) = 500x.
b. Persamaan y = x2 – 4x + 4 dapat dinyatakan sebagai f (x) = x2 – 4x + 4.
c. Persamaan z = x2 + 3xy + y2 + 6 dapat dinyatakan sebagai z = f (x,y), dengan
f(x,y) = x2 + 3xy + y2 + 6 .
Pada contoh c, x dan y merupakan peubah/variabel bebas, z merupakan peubah
tak bebas (tergantung dari x dan y). Di sini, z = f (x,y) merupakan fungsi dua
peubah bebas atau secara singkat disebut fungsi dua peubah.
d. Bagaimana dengan persamaan x2 + y2 = 4. Dapatkah dinyatakan dalam satu
fungsi eksplisit yang selanjutnya dapat dinyatakan dalam satu fungsi?
14
3. Operator Lanjut
Selain pada pembahasan sebelumnya, terdapat operasi lanjut yang dibangun
berdasarkan operasi dasar tersebut, yaitu:
(i) operator yang dikenakan pada besarnya nilai.
ea menyatakan e pangkat a, dengan e adalah 2,7128…
blog a menyatakan logaritma dasar b dari a, sedangkan log a menyatakan
logaritma dasar 10 dari a
ln a menyatakan logaritma dasar e (bilangan natural) dari a
Apabila dikenakan terhadap sebarang peubah bebas (dari fungsi), operator di
atas masing-masing merupakan fungsi eksponensial, fungsi logaritma, dan
fungsi logaritma natural.
(ii) operator yang dikenakan pada besarnya sudut: sin, cos, tan, cotan, arc sin,
arc cos, arc tan.
Apabila sudut-sudutnya merupakan peubah bebas (dari fungsi), maka semua
operator tersebut merupakan fungsi trigonometri.
15
3. Operator Lanjut (2)
(iii) Operator yang dikenakan pada fungsi:
a) derivatif
dy
atau y’, yaitu menyatakan derivatif pertama y = f(x) terhadap x
dx

d2y
dx 2
atau y”, yaitu menyatakan derivatif kedua y = f(x) terhadap x.

Kedua derivatif tersebut merupakan derivatif dari fungsi satu peubah bebas y =
f(x).
Sedangkan derivatif dari fungsi lebih dari satu peubah bebas (derivatif parsial),
misalnya fungsi dua peubah bebas, z = f(x,y).
z z
derivatif pertama: x atau zx , y atau zy

2 z 2 z
derivatif kedua: atau zxx , atau zyx
x 2 xy
16
3. Operator Lanjut (3)
b) integral
 g ( x)dx menyatakan integral terhadap fungsi satu peubah bebas y = g(x).

 g ( x, y)dxdy,  g ( x, y)dydx menyatakan integral terhadap fungsi dua peubah


bebas z = g(x,y).

17
4. Jenis Model Matematis
Dengan memperhatikan parameter, operator, dan hubungan antarparameter, suatu
model matematis dapat disebutkan jenisnya.
Contoh:
1). y = 500x, dapat disebut sebagai persamaan. Lebih khusus lagi disebut persamaan
linear, karena y = f(x) berupa fungsi linear (berderajat satu).
4 x + 3 y = 36.000
2)  dapat disebut dengan sistem persamaan linear, karena
 x + 2 y = 20.000
kedua persamaan tersebut berupa persamaan linear. Selain itu, x dan y pada persamaan
pertama harus memenuhi persamaan kedua, demikian pula x dan y pada persamaan
kedua harus memenuhi persamaan pertama (membentuk sistem).

3) dx = kx disebut persamaan diferensial (biasa), karena mengandung simbol


dt

persamaan (yaitu =) dan mengandung simbol diferensial (yaitu dx, dt).

18
4. Jenis Model Matematis (2)
2 z 2 z
4) + = x disebut persamaan diferensial parsial, karena
x 2
y 2

mengandung simbol persamaan (yaitu =) dan mengandung simbol diferensial


2 z 2 z
parsial (yaitu 2 dan 2 ) .
x y
 dx
 dt = 0,5 x − 0, 01xy
5)  disebut sistem persamaan diferensial.
 dy = −0,5 x + 0, 01xy
 dt
x
6)  ( x) =  K ( x, t ) (t )dt disebut persamaan integral.
a

19
LATIHAN SOAL

20
LATIHAN SOAL

21
REFERENSI

• Bender, E. A. 1979. An Introduction to Mathematical Modeling. New York: John Wiley & Sons,
Inc.
• Haberman, R. 2003. Mathematical Model: Mathematical Vibrations, Population Dynamics and
Traffic Flow. Englewood Cliff, New Jersey: Prentice Hall, Inc.

22
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai