Anda di halaman 1dari 7

Nama : Belly Kurniawan

Kelas : 1-KIJ
Tugas : Vidio 11

a. Sumber Utama Galat Numerik


1. Galat pemotongan
2. Galat pembulatan
Selain kedua galat tersebut, Adapun sumber galat lain yaitu (KRE88) :

 Galat eksperimental
Yaitu galat yang timbul dari data yang diberikan, misalnya karena kesalahan pengukuran,
ketidaktelitian alat ukur, dan sebagainya.
 Galat pemrograman
Yaitu galat yang sering dinamakan kutu (bug), dan proses penghilangan galat ini
dinamakan penirkutuan (debugging)

a. 1. Galat Pemotongan
Galat yang ditimbulkan akibat penggunaan hampiran sebagai pengganti fungsi eksak.
Penghentian suatu deret atau runtutan langkah-langkah komputasi yang tidak berhingga menjadi
runtutan langkah yang berhingga yang menimbulkan galat pemotongan.
Contohnya :
Hampiran fungsi cos (x) dengan bantuan deret Taylor di sekitar x=0

x 2 x 4 x6 x 8 x 10
Cos (x) = 1− + − ⃒+ − +…
2! 4! 6! 8 ! 10!
Nilai hampiran Pemotongan Galat pemotongan

Deret Taylor fungsi cos (x) sebenarnya tidak terhingga, namun untuk keperluan praktis, deret
tersebut kita potong sampai suku orde tertentu, misalnya sampai orde n=6 seperti contoh diatas.

a. 2. Galat Pembulatan
Galat pembulatan terjadi karena keterbatasan computer dalam menyajikan bilangan rill.
Contohnya :
Misalnya apabila sebuah komputer hanya dapat merepresentasikan bilangan riil dalam 6 digit
angka berarti, maka representasi bilangan 1/6 = 0,1666666666…, didalam komputer 6-digit
tersebut adalah 0,166667.
Sehingga galat pembulatannya adalah –› 1/6 – 0,166667 = -0,000000333.
Dua cara penyajian bilangan riil pada komputer digital :
 Bilangan titik tetap (fixed point)
Dalam format ini setiap bilangan disajikan dengan jumlah tempat desimal yang
tetap, misalnya 62.358 ; 0.013 ; 1.000
 Bilangan titik-kambang (floating point)
Dalam format ini setiap bilangan disajikan dengan jumlah digit berarti yang
sudah tetap, misalnya
– 0.6238 x 103 atau 0.6238E+03
– 0.1714 x 10-13 atau 0.1714E-13

Digit-digit berarti disebut juga Angka Bena (significant figure).

 Angka Bena
yaitu angka bermakna, angka penting, atau angka yang dapat digunakan dengan pasti.

Contohnya :
- 43.123 memiliki 5 angka bena (yaitu 4, 3, 1, 2, 3)
- 0.1764 memiliki 4 angka bena (yaitu 1, 7, 6, 4)
- 278.300 memiliki 6 angka bena (yaitu 2, 7, 8, 3, 0, 0)
- 0.0000012 memiliki 2 angka bena
- 270.0090 memiliki 7 angka bena

Jumlah angka bena akan terlihat dengan pasti bila bulangan rill itu ditulis dalam
penulisan ilmiah, yang mana jumlah angka bena terletak pada jumlah digit mantis-nya.

a. 3. Galat Total
Merupakan jumlah galat pemotongan dan galat pembulatan.

Contohnya :
Cos (0,2) = 1-0,22/2+0,24/24 = 0,9800667
- galat pemotongan timbul karena kita menghampiri cos(0.2) sampai suku orde 4
- galat pembulatan timbul karena kita membulatkan nilai hampiran ke dalam 7 digit
bena.
b. Orde Penghampiran
Dalam Metode Numerik, fungsi f(x) sering diganti dengan fungsi hampiran yang lebih
sederhana. Satu cara mengungkapkan tingkat ketelitian penghampiran itu adalah dengan cara
menggunakan notasi O-Besar (Big-Oh).
O(h^n) juga dapat diartikan sebagai orde galat dari penghampiran fungsi. Karena h
umumnya cukup kecil, yaitu < 1, maka semakin tinggi nilai n semakin kecil galatnya. Yang
berarti semakin teliti penghampiran fungsinya.

c. Bilangan Titik Kambang


Bilangan titik kambang pada metode numerik di dalam komputer, bilangan riil umumnya
disajikan dalam format bilangan titik-kambang. Bilangan titik-kambang a ditulis sebagai :

Dimana :
m = mantisa (riil), dengan d1d2d3d4…dn adalah digit atau bit mantisa yang nilainya dari 0
sampai dengan B – 1 dan n adalah panjang digit (bit) mantisa
B = basis sistem bilangan yang dipakai (2, 8, 10, 16 dsb)
p = pangkat (berupa bilangan bulat), nilainya –Pmin sampai +Pmaks

Contoh :

m = 0.2457645 B = 10 p = 3

d. Bilangan Titik Kambang Ternormalisasi


Representasi bilangan titik-kambang beragam, misalnya 245.7654 dapat ditulis sebagai :

Agar bilangan titik-kambang dapat disajikan secara seragam, kebanyakan system


komputer menormalisasikan formatnya sehingga semua digit selalu angka bena. Maka digit
pertama mantisa tidak boleh nol.dan nilai mantisanya (1/B≤m≤1).
Bilangan titik kambang yang dinormalisasi ditulis sebagai :

e. Epsilon Mesin
Karena jumlah bit yang digunakan computer untuk representasi bilangan titik kambang
terbatas, maka jumlah bilangan rill yang dapat direpresentasikan juga terbatas.
Jika kita mengetahui jumlah bit mantisa dari suatu bilangan titik-kambang, kita dapat
menghitung epsilon mesinnya dengan rumus :
ℇ = B1-n
yang dalam hal ini B adalah basis bilangan dan n adalah banyaknya digit (atau bit) bena di dalam
mantisa. Pada contoh pertama di atas (B= 2 dan n = 2),
ℇ = 21-2= 0,5
pada contoh bilangan titik-kambang berketelitian tunggal pada komputer IBM PC,
ℇ = 21-24 = 0.00000011920928955078125 = 0.119 ×10-6

f. Pembulatan Pada Bilangan Titik Kambang


1. Pemenggalan (Chopping)
Misalkan a adalah bilangan titik-kambang dalam basis 10 :

a = ±0.d1d2d3…..dndn+1 x 10p
Misalkan n adalah banyak digit mantis komputer, karena digit mantis a lebih banyak dari
digit mantis komputer, maka bilangan a dipotong sampai n digit saja :

flchop = ±0.d1d2d3…..dn-1dn x 10p


2. Pembulatan kedigit terdekat (in-rounding)
Misalkan a adalah bilangan titik-kambang dalam basis 10 :

a = ±0.d1d2d3…..dndn+1 x 10p
Misalkan n adalah banyak digit mantis komputer, karena digit mantis a lebih banyak dari
digit mantis komputer, maka bilangan a dipotong sampai n digit saja :

flchop = ±0.d1d2d3…..dn x 10p

Contoh :

g. Operasi Penambahan dan Pengurangan


Ada beberapa kasus yang menyebabkan timbulnya galat pembulatan pada operasi
penjumlahan dua buah bilangan titik kambang. salah satunya yaitu penjumlahan maupun
pengurangan bilangan yang sangat kecil ke bilangan yang lebih besar menyebabkan timbulnya
galat pembulatan. Kasus berikut terjadi karena untuk menjumlahkan dua buah bilangan yang
berbeda relatif besar, pangkatnya harus disamakan terlebih dahulu.
Langsung saja ke contoh soal :
1. Penjumlahan
Misalkan digunakan komputer dengan mantis 4 digit (basis 10) . hitunglah :
3,2191 + 0,2232 x 102 = . . .
(samaakan dulu pangkatnya atau lakukan pergeseran digit)
maka 0,032191 x 102 + 0,2232 x 102 = 0,255391 x 102
kita hanya menggunakan 4 digit, maka pembulatan :
- in-rounding = 0,2554 x 102
- chopping = 0,2553 x 102
2. Pengurangan
Disini ada kasus lagi, yaitu pengurangan dua buah bilangan yang hampir sama besar,
yang hasilnya mungkin mengandung nol pada posisi digit mantis yang posisinya berada di digit
paling kiri. Keadaan ini dinamakkan kehilangan angka bena. Baik pemenggalan maupun
pembulatan ke digit terdekat menghasilkan jawaban yang sama.
langsung saja kita ke contoh soal :
Kurangi 0,544565 x 104 dengan 0,542435 104( 6 angka bena)
maka 0,544565 x 104 - 0,542435 x 104 = 0,00213 104 -> dinormalisasikan menjadi 0,213 x 102
(3 angka bena).
- in-rounding = 0,213 x 102
- chopping = 0,213 x 102

3. Operasi Perkalian
Pada operasi perkalian, kita hanya perlu mengalikan kedua mantis dan menambahkan
kedua pangkatnya. langsung saja ke contoh soal berikut :
Hitung perkalian 0,61783 x 105 dengan 0,34531 x 10-3 (5 angka bena)
Penyelesaian :
(Kalikan mantis) = 0,61783 x 0,34531 = 0,21334
(Jumlahkan pangkat) = 5 + (-3) = 2
Gabungkan mantis dengan pangkat = 0,21334 x 102
- in-rounding = 0,21334 x 102
- chopping = 0,21334 x 102

4. Pembagian
Pada operasi pembagian, kita hanya perlu membagi mantis dan mengurangkan kedua
pangkatnya. langsung saja ke contoh soal berikut :
Hitung pembagian dari (0,93514 x 10-6 ) dengan (0,67341 x 10-3 ) (5 angka bena)
(Bagi mantis) = 0,93514 / 0,67341 = 1,388664
(Kurangi Pangkat) = -6 - (-3) = -3
Gabungkan mantis dengan pangkat = 1,388664 x 10-3
Normalisasi : 0,1388664 x 10-2
- in-rounding = 0,13887 x 10-2 dan chopping = 0,133886 x 10-2

Anda mungkin juga menyukai