Anda di halaman 1dari 36

PENGUKURAN

DAN
KESALAHAN

BEKTI YULIANTI
Pendahuluan
Tujuan Pengukuran
Membandingkan suatu besaran (kuantitas)
Yang tidak diketahui dengan besaran lain yang
diketahui, dengan menggunakan piranti
(instrumen).

Hasil Pengukuran berupa bilangan.


Pendahuluan (lanjut)

Bilangan menyatakan :
“diperlukan berapa banyak besaran yang
diketahui untuk memperoleh harga besaran
yang diukur tersebut”

Besaran yang diketahui dinamakan “satuan”

Besaran = bilangan X Satuan


Definisi
Instrumen
Suatu alat untuk menentukan nilai / besaran
suatu kuantitas / variabel

Ketelitian (accuracy)
Harga terdekat suatu pembacaan instrumen
yang mendekati harga yang sebenarnya dari
variabel yang diukur
Ketepatan (Precision)
Suatu kemampuan pengukuran untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang serupa

Terdiri 2 karakteristik :
 Kesesuaian
 Jumlah angka yang berarti
(significant figures)
Sensitivitas (Sensitivity)
Perbandingan antara sinyal keluaran atau
respon instrumen terhadap perubahan
masukan / variabel yang diukur
Resolusi (Resolution)
Perubahan terkecil dalam nilai yang diukur
dimana instrumen akan memberi respon
(tanggapan)

Kesalahan (Error)
Penyimpangan variabel yang diukur dari harga
(nilai) yang sebenarnya
JENIS-JENIS KESALAHAN

Tidak ada pengukuran yang menghasilkan


ketelitian yang sempurna, tetapi penting
untuk mengetahui ketelitian yang sebenarnya
dan bagaimana kesalahan yang berbeda
digunakan dalam pengukuran.
Bagan Suatu Pengukuran

Dipelajari

Benda /
sistem Pengukuran Besaran + Satuan

Kesalahan

Gangguan
Jenis Kesalahan:
1. Kesalahan-Kesalahan Umum
(Gross Errors)
2. Kesalahan-kesalahan sistematis
(systematic Errors)
3. Kesalahan-kesalahan tidak disengaja
(Random Errors)
Kesalahan Umum
(Gross Errors)

Disebabkan karena kesalahan manusia


 kesalahan pembacaan alat ukur
Penyetelan yang tidak tepat
Pemakaian instrumen yang tidak tepat
Kesalahan penaksiran pengukuran
Kesalahan Sistematis
(Systematic Errors)

Disebabkan oleh kekurangan-kekurangan pada


alat itu sendiri :
- alat rusak
- faktor lingkungan seperti temperatur,
kelembaman, tekanan udara dsb
Pernyataan Kesalahan Instrumen

• Sekian persen dari penunjukkan


Misal : 3%

• Dengan suatu harga mutlak


Misal : 5 mVolt
Contoh

Osiloskop menampilkan amplitudo 10 Volt,


apabila kesalahan dinyatakan sebesar 3%,
maka amplitudo sebenarnya berada di antara
(10-3%) = 9,7 Volt dan (10 + 3%) = 10,3 Volt.
Penanggulangan

 Menggunakan instrumen yang tepat


Menggunakan faktor-faktor koreksi setelah
mengetahui banyak kesalahan instrumen
Mengalibrasi instrumen
Kesalahan Tidak disengaja
(Random Errors)

Diakibatkan oleh penyebab yang tidak dapat


langsung diketahui karena perubahan-
perubahan parameter atau sistem pengukuran
terjadi secara acak.
 Penyebab tidak diketahui
 perubahan parameter secara acak

Penanggulangan :
• Menambah jumlah pembacaan pengukuran
• Menggunakan cara-cara statistik untuk
pendekatan nilai
Cara Mengurangi Kesalahan

melakukan pengamatan terhadap suatu nilai


variable, lakukan beberapa kali pengamatan.

Gunakan beberapa alat instrument yang berbeda


untuk melakukan pengukuran

Pertinggi ketelitian dalam melakuka pengamatan.

Kuasai alat pengukuran yang akan digunakan.


Angka-Angka Berarti
 Suatu indikasi bagi ketepatan pengukuran diperoleh dari
banyaknya angka-angka yang berarti ( significant
fifures ).

 Angka-angka berarti akan membarikan informasi yang


aktual (nyata) mengenai besaran dan ketepatan
pengukuran.

 Semakin banyak angka berarti yang digunakan, maka


kemungkinan ketepatan pengukuran akan semakin besar.
Aturan Menentukan Angka Penting

1. Semua angka bukan nol merupakan angka


penting.

2. Angka nol yang terletak diantara 2 angka yang


bukan nol termasuk ke dalam angka penting.

3. Semua angka nol yang terletak pada deretan


akhir dari angka-angka yang ditulis dibelakang
koma desimal termasuk angka penting.
4. Angka nol yang digunakan hanya untuk tempat
titik desimal adalah bukan angka penting.

5. Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan dan


seterusnya yang memiliki angka-angka nol pada
deretan akhir harus dituliskan dalam notasi
ilmiah agar jelas bahwa angka nol tersebut
termasuk angka penting atau tidak.
 Dalam suatu pengukuran, tidak ada hasil ukur
yang tepat dengan nilai sebenarnya, sehingga
dalam metode pengukuran dengan
menggunakan instrumen digunakan istilah
“ mendekati nilai sebenarnya”.

 Disinilah peranan angka-angka berarti menjadi


sangat penting
Jumlah & Pernyataan Angka Penting

 Bila hasil pengukuran memperlihatkan angka 75 Ω maka


jumlah angka pentingnya adalah 2.

 Bila hasil pengukuran memperlihatkan angka 75,5 Ω maka


jumlah angka pentingnya adalah 3.

 Bila pengukuran memperlihatkan angka 75,05 Ω maka jumlah


angka pentingnya adalah 4.

 Bila pengukuran memperlihatkan angka 75,50 Ω maka jumlah


angka pentingnya adalah 3.
Untuk bilangan-bilangan besar dengan
beberapa angka nol dibelakangnya dapat
dituliskan dengan menggunakan tanda
penulisan ilmiah (scientific notation) yaitu
perpangkatan sepuluh.
 Bila pengukuran menunjukkan angka 75.000 Ω
akan ditulis 75 x 10³ Ω atau 7,5 x 10⁴ Ω dan
jumlah angka pentingnya adalah 2.

 Bila pengukuran menunjukkan 0,075 Ω akan


ditulis 75 x 10⁻³ Ω atau 7,5 x 10⁻² Ω dan
jumlah angka pentingnya adalah 2.
 
 Bila dua atau lebih pengukuran dengan tingkat
ketelitian yang berbeda dijumlahkan / jumlah
angka penting yang digunakan berbeda, maka
hasilnya menggunakan angka penting yang
jumlahnya paling sedikit.

 Jadi ada prosedur pembulatan angka penting


bila jumlahnya lebih dari angka penting yang
paling sedikit.
Menerjemahkan Hasil Pengukuran

 Bila alat ukur menunjukkan angka 75 Ω berarti hasil


pengukuran tersebut lebih mendekati 75 Ω dibandingkan 76
Ω atau 74 Ω.

 Bila alat ukur menunjukkan angka 75,0 Ω berarti hasil


pengukuran tersebut lebih mendekati 75,0 Ω dibandingkan
dengan 74,9 Ω atau 75,1 Ω.

 Bila alat ukur menunjukkan 75,05 Ω berarti hasil pengukuran


tersebut lebih mendekati 75,05 Ω dibandingkan dengan
75,06 Ω atau 75,04Ω.
 Semakin banyak jumlah angka penting maka
semakin akurat hasil pengukurannya.

 Yang harus diperhatikan ketika terdapat


sejumlah angka penting dengan beberapa
angka dibelakang koma, maka pembulatannya
harus dilakukan sedikit demi sedikit dan tidak
dilakukan secara drastis, karena dapat
mengakibatkan pengukuran akan semakin
jauh dengan hasil pengukuran aktualnya.
Ketentuan-ketentuan lain
menerjemahkan hasil pengukuran

1. Dalam suatu pengukuran dapat digunakan


semua angka yang kita yakini paling
mendekati ke harga yang sebenarnya. Cara
yang bisa digunakan untuk menyatakan hasil
pengukuran ini adalah menggunakan
rangkuman kesalahan yang mungkin (range
of possible error).
Misalkan :

Tegangan dapat dituliskan :


115,1 ± 0.5 volt
ini berarti nilai tegangan terletak
antara :
115, 05 volt dan 115,15 volt.
2. Jika sejumlah pengukuran yang independent
(tidak saling bergantungan) dilakukan dalam
upaya untuk mendapatkan hasil yang paling
mendekati harga yang sebenarnya, biasanya
dinyatakan dalam nilai rata-rata dari semua
pembacaan.
Contoh :

Suatu rentetan pengukuran tegangan yang independen


dilakukan oleh empat pengamat yang menghasilkan :
117,02 V, 117,11 V, 117,08 V, dan 117,03 V.

Tentukan :
1. tegangan rata-rata
2. rangkuman kesalahan

 
Vrata-rata =

= 117,06
V Kesalahan :
V rangkuman = Emaks - Erata-rata
= 117,11 - 117,06
= 0,05 V atau
= Erata-rata - Emin = 117,06
- 117,02 = 0,04 V

maka, rangkuman kesalahan rata-rata, menjadi


( 0,05 + 0,04 ) / 2 = ± 0,045 = ± 0,05 V
 
Contoh :

Dua buah tahanan R1 dan R2 dihubungkan


secara seri, pengu-kuran masing-masing
menggunakan jembatan wheatstone,
menghasilkan R1 = 18,7 Ω dan R2 = 3,624 Ω.

Tentukan :
Tahanan total sampai beberapa angka yang
berarti yang sesuai.
R1 = 18,7 Ω ( tiga angka yang berarti )
R2 = 3, 624 Ω ( empat angka yang berarti )

maka :
RT = R1 + R2 = 22,324 Ω ( tiga angka berarti )
= 22,3 Ω

Anda mungkin juga menyukai