Listrik
Simon Patabang, ST., MT.
REFERENSI :
1. Cooper, W.D., 1985, Electronics Instrumentation
and Measurement Techniques, Prentice Hall.
2. Sapii, Nishino, 1972, Pengukuran dan Alat-alat
Ukur Listrik, Pradnya Paramita.
Materi Kuliah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Penilaian
: 20%
: 20%
: 30%
: 10%
: 20%
1. Pendahuluan
Instrumentasi adalah :
Peralatan yang digunakan untuk menentukan
nilai atau besaran-besaran listrik yang akan
diukur.
Contoh besaran listrik adalah Arus, tegangan,
tahanan, dan daya.
Pengukuran Listrik adalah :
Cara menentukan suatu besaran listrik secara
langsung dengan menggunakan instrumen
atau alat ukur listrik.
2. Ketepatan (accuracy)
adalah menunjukkan seberapa tepat hasil
pengukuran mendekati nilai yang sebenarnya.
Ke-akurasi-an pengukuran harus dicek dengan cara
membandingkan terhadap nilai standar yang
ditetapkan.
Contoh sederhana misalnya kita membuat sebuah
alat ukur mistar, maka alat yang dibuat harus
dibandingkan terhadap mistar yang sudah standar
agar dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat.
Contoh :
Sebuah amperemeter menunjukkan arus
sebesar 10A dengan akurasi 1% maka kesalahan
pengukurannya adalah 1% X 10A = 0,1A
sehingga harga sebenarnya dari hasil
pengukurannya adalah (10 + 0,1) = 10,1A.
3. Sensitifitas (Kepekaan)
Adalah rasio antara perubahan pada output
terhadap perubahan pada input. Pada alat ukur
yang linier, sensitivitas adalah tetap.
Dalam beberapa hal harga sensitivitas yang besar
menyatakan pula keunggulan dari alat ukur yang
bersangkutan.
Misalnya sinyal input arus 0,005 mA dan alat ukur
masih mampu memberikan sinyal output maka alat
ukur tersebut memiliki sensitivitas tinggi.
4. Resolusi (resolution)
Pengukuran
Tujuan pengukuran listrik adalah menentukan
nilai suatu besaran listrik
Hasil pengukuran merupakan taksiran nilai
besaran ukur
Karena hanya merupakan taksiran maka setiap
hasil pengukuran selalu mengandung kesalahan
(error).
Kesalahan pengukuran (error) adalah perbedaan
hasil pengukuran dengan hasil yang diharapkan.
3. Kesalahan Relatif
Merupakan perbandingan antara besarnya
pegukuran terhadap harga yang sebenarnya.
Bila harga pembacaan adalah M dan harga
sebenarnya adalah T maka kesalahannya
adalah :
e = [(M-T)/T]*100%
Satuan yang dinyatakan dalam persentase
Besar kecilnya error menunjukkan presisi dari
alat ukur.
Contoh
Dua Multimeter dengan merek dan model yang sama
telah dikalibrasi sehingga keduanya dapat
memberikan hasil pengukuran dengan ketepatan
yang sama.
6. Angka Penting
Angka penting menunjukkan ketepatan
pengukuran
yang
diperoleh
dengan
menyatakan banyaknya angka-angka yang
berarti (angka signifikan).
Angka penting memberikan informasi yang
sebenarnya mengenai besaran atau ketepatan
pengukuran.
Makin banyak angka-angka yang berarti, maka
ketepataan pengukuran semakin baik
Contoh
Hasil pengukuran sebuah tahanan R dinyatakan :
Hasil
Pengamatan
68
68,0
Jumlah Angka
Penting
2
3
Jumlah Angka
Penting
4
Rumus :
Nilai Rata-rata
Rangkuman Kesalahan
Contoh :
Pengukuran tegangan pada sebuah beban
listrik didapatkan data 117,02 volt; 117,11
volt; 117,08; volt; 117,03 volt. Tentukan
(a) tegangan rata-rata,
(b) rangkuman kesalahan
Penyelesaian :
8. Jenis-Jenis Kesalahan
1. Kesalahan umum adalah kesalahan yang disebabkan karena
manusia.
Contoh : kesalahan paralak, kesalahan penaksiran, kesalahan
pembacaan alat ukur, penyetelan yang tidak tepat,
pemakaian instrumen yang tidak sesuai.
2. Kesalahan sistematis adalah kesalahan yang disebabkan oleh
kekurangan pada instrumen itu sendiri.
Contoh : ketegangan pegas yang tidak tepat, kalibrasi yang
tidak sesuai, perawatan, penggunaan dan penanganan
instrument yang tidak benar, kerusakan atau adanya bagianbagian yang aus dan pengaruh lingkungan terhadap
peralatan
9. Analisis Statistik
Karena adanya kesalahan-kesalahan dalam
pengukuran,
maka
hasil
pengukuran
memberikan hasil yang tidak tepat.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang
mendekati data sebenarnya maka digunakan
Analisis statistik.
Biasanya diperlukan banyak data pengukuran
untuk dianalisis.
Rumus Statistik
1. Nilai Rata-rata
Contoh :
Suatu rentetan pengukuran arus yang tidak
saling bergantungan, dilakukan oleh enam
pengamat, menghasilkan : 12,8 mA, 12,2 mA,
12,5 mA, 13,1 mA, 12,9 mA, 12,4 mA,
Tentukan :
nilai rata-rata
deviasi terhadap nilai rata-rata
Penyelesaian :
1. Nilai rata-rata :
3. Deviasi Rata-rata
Adalah Jumlah aritmatika dari harga absolute
masing-masing deviasi dibagi dengan jumlah
pengukuran.
Deviasi rata-rata dapat digunakan untuk
menunjukkan
kepresisian
instrument
pengukuran dimana harga yang rendah
menunjukkan kepresisian yang tinggi.
Contoh:
Tentukan deviasi rata-rata dari data yang
diberikan pada contoh di atas.
Penyelesaian :
4.
Contoh
Hasil pengukuran seperti dalam Tabel di bawah. Daftar
50 pembacaan tegangan
Grafik Jumlah
Pembacan Tegangan
Secara statistik
untuk kesalahan yang
mungkin dinyatakan dengan rumus :
r = 0.6745 .
dimana :
= Standar deviasi
Contoh :
Pengukuran sebuah tahanan sebanyak 10 kali
diperoleh hasil sebagai berikut : 101.2, 101.7,
101.3, 101.0, 101.5, 101.3, 101.2, 101.4, 101.3,
101.1 . Dengan menganggap bahwa yang ada
hanya kesalahan acak, tentukan :
(a) nilai rata-rata,
(b) deviasi standar,
(c) kesalahan yang mungkin
Penyelesaian
Penyelesaian
dengan tabel,
mudah dibaca
dan dapat
menggunakan
program Excel
menghitungnya.
Contoh :
Ketelitian sebuah voltmeter 0 150 V, dijamin sampai
1% skala penuh. Tegangan yang diukur oleh voltmeter
adalah 83 V. Tentukan limiting error (batas kesalahan)
dalam persen.
Penyelesaian :
Besar batas kesalahan (Limiting error) :
0,01 x 150 V = 1,5 V
% kesalahan pada penujukkan voltmeter :
Soal Latihan
1. Tentukanlah jumlah angka penting dalam masingmasing hasil pengukuran berikut :
a. 542
b. 0,65
c. 27,25
d. 0,00005 e. 40 x 10 f. 20,000
2. Pengukuran sebuah tahanan dalam satuan ohm,
diperoleh hasil sebagai berikut : 147,2; 147,4; 147,9;
148,1; 147,1; 147,5; 147,6; 147,4; 147,6, dan 147,5.
Tentukanlah :
a. Nilai rata-rata
b. Deviasi rata-rata
c. Deviasi standar
d. Kesalahan yg mungkin dari pembacaan (%)
Sekian