Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI
“OSILATOR HARTLEY”

Disusun oleh:

Hafildarani Herofianti

4.31.18.1.07

TE-1B

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah untuk mata
kuliah Elektronika Telekomunikasi tentang “Osilator Hartley” ini.
Berdasarkan tujuan pembuatan makalah ini, disamping sebagai pelengkap dari tugas
yang diberikan oleh dosen pengajar di dalam kegiatan perkuliahan, juga dapat dijadikan
bahan kajian bagi siapa saja yang ingin memperluas wawasan mengenai seluk beluk
mengenai “Osilator Hartley.”
Meskipun makalah ini merupakan hasil dari telaah dari beberapa buku dan diskusi,
tetapi penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai kelompok serta dosen
pembimbing yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, jika ada kekurangan mohon
dimaklumi. Sekian dan terimakasih.

Semarang, 10 Juli 2019


Penyusun

Hafildarani Herofianti

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
2.1. Pengertian Osilator......................................................................................................2
2.2. Jenis-Jenis Osilator......................................................................................................2
2.3. Prinsip Kerja Osilator..................................................................................................3
2.4. Osilator Hartley...........................................................................................................4
2.5. Analisis Rangkaian Hartley.........................................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................9
3.1. Kesimpulan..................................................................................................................9
3.2. Saran............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem-sistem telekomunikasi elektronik tidak akan dapat bekerja tanpa adanya
sumber gelombang listrik sinusoida. Banyak sekali jenis rangkaian osilator yang
digunakan untuk membangkitkan sinusoida ini, dan beberapa dari jenis yang sering
digunakan akan diuraikan pada halaman-halaman berikut ini.
Pertama-tama akan dibicarakan osilator jenis umpan-balik (feed-back), RC dan LC
yang ditala. Rangkaian ini dapat digunakan untuk frekuensi-frekuensi dari daerah audio
hingga daerah VHF, dan dapat menggunakan setiap alat penguatan berterminal-tiga yang
mudah pemakaiannya. Pembicaraan kita di sini terbatas pada transistor bipolar dan FET.
Osilator yang diatur dengan kristal dimasukkan sebagai suatu jenis LC yang ditala, dan
suatu pembahasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan dari osilator-
osilator akan diberikan pula.
Prinsip dari osilator resistansi negatif yang menggunakan alat resistansi-negatif
berterminal-dua juga akan disajikan.
Meskipun bukan sebuah osilator dalam arti kata sebenarnya, penyusun frekuensi
(frequency synthesizer = penyintesis frekuensi) dimasukkan juga di sini, karena mungkin
sekali alat ini dalam waktu dekat akan menimbulkan revolusi dalam bidang pengaturan
frekuensi dalam komunikasi, yang akan memungkinkan pembuatan sistem-sistem
kompleks yang hingga kini belum dapat dilaksanakan secara ekonomis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan osilator ?
2. Apa jenis-jenis osilator ?
3. Apa prinsip kerja osilator ?
4. Apa yang dimaksud dengan osilator hartley ?
5. Bagaimana cara kerja pada osilator hartley ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari osilator.
2. Mengetahui jenis-jenis osilator.
3. Mengetahui prinsip kerja osilator.
4. Mengetahui dan memahami pengertian osilator hartley.
5. Mampu menganalisa dan mengetahui cara kerja osilator hartley.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Osilator


Osilator adalah suatu alat yang merupakan gabungan elemen-elemen aktif dan pasif
untuk menghasilkan bentuk gelombang sinusoidal atau bentuk gelombang periodik
lainnya. Suatu osilator memberikan tegangan keluaran dari suatu bentuk gelombang yang
diketahui tanpa penggunaan sinyal masuk dari luar. Osilator mengubah daya arus searah
(dc) dari catu daya ke daya arus bolak-balik (ac) dalam beban. Dengan demikian fungsi
osilator berlawanan dengan penyearah yang mengubah daya searah ke daya bolak-balik.
Suatu osilator dapat membangkitkan bentuk gelombang pada suatu frekuensi dalam
batas beberapa siklus tiap jam sampai beberapa ratus juta siklus tiap detik. Osilator dapat
hampir secara murni menghasilkan gelombang sinusoidal dengan frekuensi tetap,
ataupun gelombang yang hanya dengan harmonik. Osilator umumnya digunakan dalam
pemancar dan penerima radio dan televisi, dalam radar dan dalam berbagai sistem
komunikasi.
2.2. Jenis-Jenis Osilator
Rangkaian osilator menghasilkan arus olak-balik (ac) dengan daya kurang dari satu
watt sampai dengan ribuan watt. Bila diperlukan tegangan ac frekuensi-daya dan
berdaya-besar (10 sampai dengan 1000Hz), dapat digunakan berbagai jenis alternator
elektromagnetik. Untuk frekuensi yang lebih tinggi di dalam daerah frekuensi-audio dan
frekuensi-radio, digunakan rangkaian osilator transistor atau tabung.
Jenis osilator pertama yang digunakan untuk membangkitkan tegangan ac HF
(frekuensi tinggi) adalah rangkaian loncatan bunga-api. Rangkaian ini menghasilkan
bentuk gelombang ac teredam (meluruh) sampai dengan lebih dari 2 MHz. Osilator HF
generasi awal lainnya adalah busur-api Poulsen. Osilator ini membangkitkan ac
amplitudo tetap sampai dengan sekitar 500 kHz. Masih dengan jenis lain dari generator
RF awal adalah alternator Alexanderson dan Goldsmith untuk frekuensi-frekuensi di
bawah 50 kHz. Kemudian muncul tabung trioda, yang sekarang mampu membangkitkan
ac sampai lebih dari 3 GHz.
Sejak 1930-an, telah berkembang komponen hampa berupa tabung magetron, tabung
klystron, tabung gelombang berjalan (traveling-wave tube = TWT), dan osilator
gelombang mundur (backward-wave-oscillator = BWO) yang mempunyai frekuensi
osilasi sampai dengan 50 GHz dan lebih tinggi lagi. Transistor modern dapat

2
menghasilkan ac di atas 10 GHz, sedangkan dioda terobosan (tunnel) dan dioda khusus
lainnya dapat menghasilkan getaran ac pada frekuensi di atas 100 Ghz.
2.3. Prinsip Kerja Osilator
Prinsip kerja osilator dapat diterangkan dengan penguat umpan balik (feed back)
positif seperti terlihat pada gambar 1.1.

Gambar 1.1 Prinsip Osilator

Penguat mempunyai peroleh A dan jaringan umpan balik mempunyai faktor umpan
balik B. Misalkan sinyal masuk (Vi), diberikan ke penguat. Penguat akan menggeser fase
1800 sinyal masukan dan dihasilkan sinyal keluaran Vo. Jaringan umpan balik mendapat
masukan dari keluaran penguat (Vo) dan menghasilkan sinyal keluaran Vf yang
merupakan tegangan umpan balik. Misalkan jaringan umpan balik diatur sedemikian
sehingga Vf sama dan sefase dengan Vi. Dengan menghubungkan ujung 2 ke ujung 1,
maka penguat aan terus memberikan sinyal keluaran V o yang sama seperti semula,
meskipun tanpa sinyal Vi.
Karena umpan balik positif menghasilkan aksi ini, maka sering disebut umpan balik
regeneratif. Perlu diperhatikan bahwa osilator hanya perlu sinyal picu yang cepat untuk
memulai aksi osilator untai. Dengan kata lain, sesuatu yang menyebabkan variasi sinyal
yang kecil pada sembarang titik di dalam untai osilator, misalnya pada saat pemberian
catu daya, akan dapat memulai aksi osilasi. Di sini tidak diperlukan siklus masukan
penuh dari sumber luar.
Kriteria Barkhausen
Dari pembicaraan sebelumnya disimpulkan bahwa osilasi terjadi bila :
Vi = Vf
= AB Vi

3
Maka diperoleh relasi :
AB = 1 (1.1)
Relasi ini disebut kriteria Barkhausen. Besaran AB disebut peroleh kalang (loop-gain).
Dalam hal ini magnitude dan fase peroleh kalang AB adalah :
| AB| = 1 dan (1.2a)
< AB = 00 (1.2b)
Bila syarat ini tidak dipenuhi, maka akibatnya sebagai berikut :
1. Bila AB < 1, osilasi akan teredam dalam beberapa siklus.
2. Bila AB > 1, osilasi akan menjadi jenuh dan terjadi pemotongan (clipping) ragam
gelombang keluaran.
Syarat | AB|=1 hanya memberikan satu nilai. Dalam prakter, nilai | AB| diambil sedikit
lebih besar dari 1 (kira-kira 5% lebih besar) untuk menjaga kemungkinan pengaruh
hanyutan (drift) watak komponen akibat perubahan suhu atau umur komponen.
2.4. Osilator Hartley

Oscillator ini ditemukan oleh insinyur Amerika, Ralph Hartley pada tahun 1915.
Oscilator ini merupakan oscilator tertua dan populer. Osilator ini merupakan rangkaian
gandengan induktif, perubahan ID di dalam bagian salur dari kumparan tangki
menghasilkan tegangan induksi di dalam gerbang pada setengah kumparan, yang sefasa,
atau regeneratif, dan menghasilkan osilasi bertahan pada rangkaian tangki (tank circuit).
Tetapi, rangkaian akan berisolasi jika setengah rangkaian tangki gerbang dan salur saling
terisolasi, menunjukkkan bahwa sebagian efek regeneratif harus berasal dari gandengan
kapasitif melalui kapasitor penalaan LC.

4
Gambar 1.2 (a) Menggabungkan penggelitik dengan rangkaian LC dalam satu
rangkaian penalaan mengubah osilator Armstrong menjadi osilator Hartley. (b)
Variasi bersama terhadap tanah salah satu sisi rangkaian penalaan. (c) Osilator Hartley
BJT.

Osilator Hartley dapat diumpan-seri maupun diumpan-pararel. Rangkaian ini


mempunyai kumparan tap-tengah dan sebuah kapasitor penalaan. Tap-nya akan lebih
dekat ke ujung gerbang kumparan untuk mendapatkan keluaran daya maksimum dan ke
ujung salur untuk mendapatkan kestabilan frekuensi yang terbaik.

5
Gambar 1.3 Kumparan penggelitik di bawah rangkaian LC.

Gambar 1.3 dan 1.2 memperlihatkan suatu evolusi osilator Hartley dari osilator
Armstrong. Semua diagram merupakan rangkaian osilator praktis. Penggunaan rangkaian
tersebut akan tergantung pada kebutuhan. Jika diinginkan agar rotor dari kapasitor
penalaan pada potensial tanah untuk mengurangi kapasitansi tangan (peristiwa
melesetnya frekuensi osilator sewaktu tangan seseorang didekatkan pada kenop sumbu
rotor dari kapasitor penalaan), maka bisa digunakan rangkaian seperti Gambar 1.2b.

Gambar 1.4 Rangkaian Hartley tetroda (pentoda jika digunakan kisi penekan).

Trioda, tetroda, pentosa, BJT, atau FET dapat digunakan dalam rangkaian-rangkaian
tersebut. Bandingkan FET dalam Gambar 1.2b dengan tetroda dalam Gambar 1.4.
Kapasitor pemintas Cbp menjaga supaya kisi penyaring dan katoda pada potensial ac yang
sama di atas tanah. Untuk menghindarkan catu daya mentanahkan-ac katoda, maka di
antara kisi penyaring dan catu daya harus ditambahkan RFC Z-tinggi (atau resistor).
Untuk pentoda, ditambahkan rangkaian penekan (suppresor circuit) yang digambarkan
berupa garis putus-putus.
Di dalam semua rangkaian Hartley FET (BJT), gerbang (basis) tergandeng pada salah
satu ujung rangkaian LC, salur (kolektor) ke ujung yang lain, dan sumber (emiter) ke tap
tengah kumparan.
6
Rangkaian yang menggunakan sebuah FET dengan gerbang osilasi dalam ragam
penambahan saluran-n (n-channel enhancement-mode insulated-gate FET) diperlihatkan
dalam Gambar 1.4. Pemberian bias untuk ini mengambil keuntungan dari karakteristik
khusus transistor dan adalah sangat sederhana, dimana sama sekali tidak diperlukan
resistor-resistor. Kumparan yang disadap membentuk sebuah rangkaian yang digandeng
induktif bersama (mutually inductive coupled circuit), di mana koefisien gandeng k
adalah satu dan impedansi-impedansi Z1 dan Z2 harus memperhitungkan hal ini. Dengan
memisalkan resistansi kumparan sama dengan nol, analisis yang terinci memberikan
Z 2 X 2 L2 + M N 2
= = =
Z 1 X 1 L1 + M N 1
Frekuensi resonansi diberikan oleh
1
f 0=
2 π √ Lt C 3
Di mana Lt = L1 + L2 + 2M, dan L1 dan L2 adalah induktansi dari bagian-bagian N1
dan N2 tidak termasuk induktansi bersama, dan M =√ L1 L2. Dengan memasukkan

Z 2 X 2 L2 + M N 2
Persamaan = = = ke dalam Persamaan , keadaan pemeliharaan osilasi
Z 1 X 1 L1 + M N 1
menjadi
N2
A v(loop)=−A vo ≥1
N1
Keuntungan Hartley Oscillator menggunakan penguat operasional sebagai tahap
aktifnya adalah bahwa penguatan op-amp dapat dengan mudah disesuaikan dengan
menggunakan resistor umpan balik R1 dan R2 . Seperti halnya osilator transistorised di
atas, gain dari rangkaian harus sama atau sedikit lebih besar dari rasio L1 / L2 . Jika
kedua kumparan induktif itu digulung ke inti yang sama dan induktansi timbal balik M
ada maka rasionya menjadi (L1 + M) / (L2 + M) .
2.5. Analisis Rangkaian Hartley
1. Rangkaian Osilator Hartley dibias untuk memberikan gm =1.5mS, dan resistansi
pengosongan sebesar 10K Ω. Kumparannya disadap untuk memberikan
perbandingan gulungan (N1/N2) = 3, dengan Lt = 64 μH dan C3 = 39 pF. Hitunglah
frekuensi osilasi, dan tentukan apakah osilasi akan dapat mulai sendiri.

7
Penyelesaian :
1
f 0= =3,19 MHz
2 π √ 64 μ H x 39 p F
Maka
1
A v ( loop)=−(−1,5 x 10 ) x =5 ( ¿1 )
3

2. Sirkuit Hartley Oscillator yang memiliki dua induktor individual masing-masing


0,5mH, dirancang untuk beresonansi secara paralel dengan kapasitor variabel yang
dapat disesuaikan antara 100pF dan 500pF. Tentukan frekuensi osilasi atas dan
bawah dan juga bandwidth osilator Hartley.
Penyelesaian
Rangkaian terdiri dari dua kumparan induktif secara seri, sehingga induktansi total
diberikan sebagai :
LT = L1 + L2 = 0.5 mH + 0.5 mH = 1.0 mH
Frekuensi Atas Hartley Oscillatora6
1
f H= =503 KHz
2 π √ 1 mH x 100 pF
Frekuensi Bawah Hartley Oscillator
1
f L= =225 KHz
2 π √ 1 mH x 500 pF
Bandwidth Hartley Oscillator
Bandwidth = fH - fL
= 503 – 225 = 278KHz

8
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Osilator adalah suatu alat yang merupakan gabungan elemen-elemen aktif dan pasif
untuk menghasilkan bentuk gelombang sinusoidal atau bentuk gelombang periodik
lainnya.
2. Osilator mengubah daya arus searah (dc) dari catu daya ke daya arus bolak-balik (ac)
dalam beban.
3. Fungsi osilator berlawanan dengan penyearah yang mengubah daya searah ke daya
bolak-balik.
4. Osilator umumnya digunakan dalam pemancar dan penerima radio dan televisi,
dalam radar dan dalam berbagai sistem komunikasi.
5. Secara umum prinsip rangkaian osilator dibagi dua, yaitu Osilator Harmonisa dan
Osilator Relaksasi. Osilator Harmonisa (Osilator Armstrong, Osilator Clapp, Osilator
Colpitt, Osilator Hartley, Osilator Kristal/Pierce, Osilator Geseran Fasa, Osilator
Saluran Tunda, Osilator Jembatan Wien, Osilator T, Osilator Vackar) dan Osilator
Relaksasi (Osilator UJT, Osilator Sumbatan, Osilator 555, Osilator Takstabil).
6. Osilator Hartley merupakan rangkaian gandengan induktif, perubahan ID di dalam
bagian salur dari kumparan tangki menghasilkan tegangan induksi di dalam gerbang
pada setengah kumparan, yang sefasa, atau regeneratif, dan menghasilkan osilasi
bertahan pada rangkaian tangki (tank circuit).
7. Keuntungan Osilator Hartley menggunakan penguat operasional sebagai tahap
aktifnya adalah bahwa penguatan op-amp dapat dengan mudah disesuaikan dengan
menggunakan resistor umpan balik.
3.2. Saran
Setelah membaca karya tulis ini saya harap pembaca dapat mengetahui apa itu osilator
hartley dan mengetahui aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Agar pembaca dapat
lebih memahami tentang apa itu Osilator Hartley, diharapkan pembaca mencari resensi
lain yang berhungan dengan materi dalam karya tulis ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

D. Chattopadhyay, P. C. Rakshit, B. Saha dan N. N. Purkait. 1989. Dasar Elektronika.

Diterjemahkan oleh : Sutanto. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press).

Sri Widodo, Thomas. 2002. Elektronika Dasar. Jakarta : Salemba Teknika.

Robert L. Shrader. 1991. Komunikasi Elektronika. Jilid 1. Edisi ke 5. Diterjemahkan

oleh : Ir. Djoko Achyanto. Jakarta : Erlangga.

Dennis Roddy dan John Coolen. 1990. Komunikasi Elektronika. Jilid 1. Edisi ke 3.

Diterjemahkan oleh : Ir. Kamal Idris. Jakarta : Erlangga.

10

Anda mungkin juga menyukai