Analisa:
Pada rangkaian inverting ini dibuat dengan penguatan 10. Isyarat keluaran
memiliki amplitude jauh lebih besar dibandingkan amplitude pada isyarat masukan
dengan beda fase 180°. Penguatan akan berlangsung pada loop antara op-amp
dengan Rf sebagai resistor yang menjembatani arus input dan output dalam looping,
dimana penguatan op-amp akan bergantung pada nilai R yang di gunakan, untuk
inverting (membalik) maka penguatan akan di dapatkan untuk Gv= -R2/R1. Hasil
yang didapat sesuai dengan teori.
Analisa:
Berbeda dengan penguat inverting, penguat non-inverting ini memiliki beda
fasa sama dengan nol. Hal ini agar impedansi dengan masukan yang besar dapat
dipertahankan. Penguatannya tetap berdasarkan nilai karakteristik resistor yang di
gunakan, yakni dimana Gv = 1 + R2 / R1.
Analisa :
Berdasarkan teori pada penguat instrumentasi nilai penguatan dapat dicari
dengan menggunakan pesamaan Gv = 1 + (2/a) dimana a adalah konstanta.
Seharusnya Vout yang dikeluarkan sebanding dengan perbedaan antara tegangan-
tegangan masukannya, tetapi yang di dapat tidak berkesesuaian dengan teori yang
ada.
Analisa:
Rangkaian penjumlah inverting ini tentunya menggunakan rangkaian sama
seperti penguat inverting hanya saja jumlah R yang digunakan lebih banyak,
sehingga memiliki karakteristik isyarat keluaran sama yaitu beda fase 180° dengan
isyarat masukannya. Berdasarkan teori, tegangan keluaran yang dihasilkan pada
rangkaian ini setara dengan V0 = [(Rf/R1) V1 + (Rf/R2) V2 + (Rf/R3) V3)].