Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN II

HUKUM POISEUILLE

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

NAMA NIM
Aly Hasan 1907046037
Erlin Rappan 1907046021
Erya Susanti 1907046015
Muhammad Fauzan Hananda Putra 1907046004
Putti Hatti Imani 1907046009
Sri Nurjannah 1907046022

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Hukum Poiseuille
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Kelompok :3
Anggota Kelompok : 1. Aly Hasan
2. Erlin Rappan
3. Erya Susanti
4. Muhammad Fauzan Hananda Putra
5. Putti Hatti Imani
6. Sri Nurjannah

Samarinda, April 2021


Mengetahui,
Asisten Laboran Lab. Elektronika dan Instrumentasi

Rahmat Fadhilah Ido Merdekawati


NIM.1707045019 NIP.19880724 201504 2 001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat
dan HidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil eksperimen ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.Laporan dengan judul
“Hukum Poiseuille” ini disusun dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas laporan
hasil mata kuliah Fisika Eksperimen II.Melalui laporan ini, kami berharap agar
kami dan pembaca mampu mengenal lebih jauh mengenai tentang Hukum
Lambert-Beer.
Harapan kami semoga laporan hasil Eksperimen ini dapat membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi dari laporan hasil eksperimen ini hingga
kedepannya dapat lebih baik.
Laporan hasil Ekperimen ini kami akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki masih sangat kurang.Oleh karena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan laporan hasil Ekperimen ini.

Samarinda, 27 April 2020

 
Penyusun

iii
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
ABSTRAK vi
ABSTRACT vii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Percobaan 1
1.3 Manfaat Percobaan 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2
BAB III METODOLOGI EKSPERIMEN 7
3.1 Waktu dan Tempat Eksperimen 7
3.2 Alat dan Bahan Eksperimen 7
3.3.2.1 Alat Eksperimen 7
3.3.2.2 Bahan Eksperimen 7
3.3 Prosedur Eksperimen 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 9
4.1 Data Pengamatan 9
4.2 Analisis Data 9
4.3 Grafik 14
4.4 Pembahasan 19
BAB V PENUTUP 21
5.1 Kesimpulan 21
5.2 Saran 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
ABSTRAK

Telah dilaksanakan Percobaan "Hukum Poiseuille" oleh Aly Hasan, Erlin


Rappan, Erya Susanti, Muhammad Fauzan Hananda Putra, Putti Hatti
Imani, dan Sri Nurjannah dibimbing oleh asiten Rahmat Fadhilahyang
dilakukan secara daring melalui aplikasi zoom pada hari Selasa, 27 April 2021.
Dari pengembangan prinsip Bernoulli ada sebuah hukum yang membahas
tentang beda tekanan pada fluida yang bertujuan agar dapat menaikkan fluida dari
tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi. Hukum yang dimaksud
adalah hukum Poiseuille, yang menyatakan bahwa untuk suatu penurunan tekanan
per satuan panjang yang diberikan, laju volume aliran berbanding terbalik dengan
viskositas, dan sebanding dengan jari-jari pipa pangkat empat.Metode poiseuille
adalah metode yang memanfaatkan pipa kapiler yang terpasang secara
horizontal.Pengendalian dari pengukuran serta perhitungan nilai viskositas
dilakukan oleh mikrokontroller.Dimana pengendalian ini dilakukan pada nilai
temperature pada zat cair. Pengukuran yang dilakukan ada pada debit zat cair serta
perhitungan nilai viskositasnya.
Tujuan dari percobaan Hukum Poiseuille yaitu untuk memahami
Karakteristik aliran Fluida, mengetahui pengukuran debit aliran fluida yang
melewati pipa dengan diameter serta variable yang berbeda-beda dan mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi hukum Poiseuille.

Kata kunci: Fluida, Hukum Poiseuille, Tekanan, Viskositas

v
ABSTRACT

The "Poiseuille's Law" Experiment has been carried out by Aly Hasan,
Erlin Rappan, Erya Susanti, Muhammad Fauzan Hananda Putra, Putti Hatti
Imani, and Sri Nurjannah under the guidance of Rahmat Fadhilah
assistantconducted online via the zoom application on Tuesday, April 27, 2021.
From the development of Bernoulli's principle, there is a law that discusses
the pressure difference in the fluid which aims to increase the fluid from a lower
place to a higher place. The law in question is Poiseuille's law, which states that
for a given pressure drop per unit length, the volume flow rate is inversely
proportional to the viscosity, and is proportional to the radius of a squared pipe.
The poiseuille method is a method that utilizes a capillary tube attached
horizontally. Control of the measurement and calculation of the viscosity value is
carried out by the microcontroller. Where this control is carried out on the
temperature value of the liquid. Measurements taken are on the liquid discharge
and the calculation of the viscosity value.
The purpose of the Poiseuille Law experiment is to understand the
characteristics of fluid flow, know the measurement of fluid flow flow through
pipes of different diameters and variables and determine the factors that influence
Poiseuille's law.

Keywords: Fluid, Poiseuille's Law, Pressure, Viscosity

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita sering menjumpai partikel-
partikel atau zat yang mengalir. Contohnya ialah zat berwujud cair seperti air. Zat
tersebut disebut dengan fluida atau zat alir. Selain berwujud cair, fluida juga dapat
berupa wujud gas, contohnya seperti udara. Secara fisika, terdapat beberapa
hukum-hukum yang berlaku pada konsep fluida. Salah satunya adalah hukum
Poiseuille.
Hukum Poiseuille merupakan salah satu hukum yang berlaku dalam konsep
fluida. Hukum Poiseuille menyatakan bahwa debit fluida yang mengalir dalam
suatu saluran dipengaruhi oleh penurunan tekanan di sepanjang saluran dan luas
atau jari-jari dari saluran tersebut. Umumnya dalam konsep fluida, semua fluida
dianggap sebagai fluida ideal. Namun dalam hal ini, ditinjau fluida riil, dimana
terdapat berbagai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi aliran fluida. Salah
satunya ialah viskositas/kekentalan, sehingga koefisien viskositas juga
berpengaruh terhadap debit fluida tersebut.
Oleh karena itu, dilakukan eksperimen tentang Hukum Poiseuille pada mata
kuliah Fisika Eksperimen II. Adapun tujuan dilakukannya eksperimen ini adalah
untuk memahami prinsip hukum Poiseuille, mengetahui pengaruh jenis fluida dan
ukuran saluran terhadap debit alirannya serta mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi debit aliran fluida.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Memahami prinsip hukum Poiseuille.
2. Mengetahui pengaruh jenis fluida dan ukuran saluran terhadap debit
alirannya.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi debit aliran fluida.

1.3 Manfaat Percobaan


Adapun manfaat dari eksperimen Hukum Poiseuille ini, yaitu dapat
mengetahui konsep dari Hukum Poiseuille dan penerapanya dalam kehidupan
sehari-hari.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sifat alamiah aliran pipa sangat tergantung pada apakah aliran tersebut
laminar atau turbulen. Hal ini merupakan konsekuensi langsung dari perbedaan-
perbedaan dari sifat alamiah tegangan geser di dalam aliran aliran laminar atau
turbulen. Tegangan geser di dalam aliran laminar adalah akibat langsung dari
perpindahan momentum diantara molekul-molekul yang bergerak secara acak
(fenomena mikroskopik). Tegangan geser dalam aliran turbulen terutama
diakibatkan oleh perpindahan momentum diantara bundle-bundel pratikel fluida
berukuran terhingga yang bergerak secara acak (fenomena maksroskopik). Hasil
akhirnya adalah bahwa sifat fisika dari tegangan geser sangat berbeda untuk aliran
laminar daripada untuk aliran turbulen.

Gambar 2.1 Distribusi tekanan sepanjang pipa horizontal


(Munson, 2005).
Meskipun kebanyakan aliran adalah turbulen dibandingkan laminar, dan
banyak pipa tidak cukup panjang untuk memperoleh aliran berkembang penuh,
pembahasan teoritis dan pembahasan menyeluruh mengenai aliran laminar
berkembang berkembang penuh sangat penting. Pertama, hal tersebut mewakili
salah satu dari sedikit analisis viskos teoris yang dapat dilakukan dengan “pasti”
(dalam kerangka asumsi-asumsi yang agak umum) tanpa menggunakan asumsi-
asumsi atau pendekatan-pendekatan ad hoc lainya. Pemahaman mengenai metode

2
analisis dan hasil-hasil yang diperoleh memberikan sebuah dasar untuk melakukan
analisis yang jauh lebih rumit. Kedua, banyak situasi praktis yang melibatkan
penggunaan aliran pipa laminar yang berkembang penuh (Munson, 2005).
Terdapat banyak cara untuk menurunkan hasil-hasil penting yang berkaitan
dengan aliran laminar berkembang penuh. Tiga alternatif meliputi:
(1) dari F=ma yang diterapkan langsung pada elemen fluida,
(2) dari persamaan Navier-Stokes mengenai gerak, dan
(3) dari metode analisis dimensional
(Munson, 2005).
Apabila sebuah lempengan kaca diletakan diatas permukaan zat cair
kemudian digerakkan dengan kecepatan v, maka molekul dibawahnya akan
mengikuti kecepatan yang sama dengan v. Hal ini disebabkan oleh adhesi lapisan
zat cair pada permukaan kaca di bagian bawahnya. Lapisan zat cair dibawahnya
lagi akan berusaha mengerem kecepatan tersebut, demikian seterusnya sehingga
pada akhirnya zat cair yang paling bawah mempunyai kecepatan sama dengan nol.
Dengan demikian gaya F yang menyebabkan kecepatan kaca tersebut dapat
dinyatakan :
v
F=η A (2.1)
d
η=¿ koefisien dalam (viskositas)
A=¿ Luas permukaan kaca
d=¿ jarak dari permukaan ke dasar
v=¿ kecepatan mengalir

Gambar 2.2 Lempengan kaca diatas cairan

3
(Gabriel, 1996).
Menurut definisi kecepatan rata-rata adalah laju aliran dibagi dengan luas
penampang v = Q/A = Q/ π r2, sehingga untuk aliran ini
π R2 v c
v c ∆ p D2
v= = = (2.2)
2 π R2 2 32 μl
dan
π D4 ∆ p
Q= (2.3)
128 μl
(Munson, 2005).
Seperti diindikasikan pada persamaan (2.2), kecepatan rata-rata adalah
separuh dari kecepatan maskimum. Secara umum, untuk profil kecepatan dengan
bentuk yang lain (seperti untuk aliran pipa turbulen), kecepatan rata-rata tidak
semata-mata rata-rata dari kecepatan maksimum ( v c) dan kecepatan minimum (0)
seperti halnya paada profil parabola laminar. Kedua profil kecepatan yang
ditunjukkan pada gambar 2.2 memberikan laju aliran yang sama yang satu adalah
profil khayalan yang ideal ( μ=0); yang lainya dalam profil aliran laminar yang
aktual.

Gambar 2.3 Distribusi tegangan geser pada fluida di dalam sebuah pipa (aliran
laminar atau turbulen) dan profil-profil kecepatan yang khas.
(Munson, 2005).
Hasil diatas memastikan sifat-sifat berikut dari aliran pipa laminar. Untuk
sebuah pipa horizontal, laju alirannya memiliki sifat

4
(a) berbanding langsung dengan penurunan tekanan,
(b) berbanding terbalik dengan penurunan viskositas,
(c) berbanding terbalik dengan panjang pipa, dan
(d) berbanding dengan pangkat empat diameter pipa.
Dengan seluruh parameter lainya tetap,peningkatan diameter sebesar 2 kali akan
meningkatkan laju aliran sebesar 16 kali, laju aliran sangat penting pada ukuran
pipa.Kesalahan sebesar 2% pada diameter akan memberikan kesalahan 8% pada
laju aliran (Q D 4 atau δQ 4D3δD, sehingga δQ/Q = 4 δD/D). Aliran ini,
yang sifat-sifatnya pertama kali ditemukan secara eksperimental oleh dua peneliti
independen, G. Hagen (1797-1884) dan J. Poiseuille (1799-1869) pada tahun
1840, disebut sebagai aliran Hagen-Poiseuille. Persamaan (2.3) biasanya disebut
sebagai hukum Poiseuille (Munson, 2005).
Demikian pula aliran zat cair dalam pembuluh dapat digambarkan sebagai
berikut :

Gambar 2.4 Zat cair dalam pembuluh


Semakin ke tengah kecepatan mengalir makin besar; dengan adanya gaya (F) yang
F
bekerja pada penampang A ( P= ¿ maka kecepatan aliran berbentuk parabola.
A
Apabila volume zat cair yang mengalir penampang tiap detiknya disebut debit
V
(Q) = , maka menurut Poiseullie
t
π r 4 ( P1−P 2)
Q= (Hukum Poiseullie)(2.4)
8 ηL

5
Q=¿ jumlah zat cair yang mengalir perdetik (flow rate)
η=¿ viskositas. Satuan pascal:
untuk air : 10−3 pas pada 20 ° C
r =¿ jari-jari
P1 , P2=¿ tekanan
(Gabriel, 1996).
Viskositas (η ¿ suatu fluida adalah ukuran berapa besar tegangan geser
dibutuhkan untuk menghasilkan laju geser satu. Satuanya adalah tegangan
persatuan laju geser , atau Pa∙det dalam SI. Satuan SI yang lain adalah N ∙ det/m2
(atau kg /m ∙ det) disebut poiseullie (Bueche, 2006).
Hukum Poiseullie menyatakan bahwa cairan yang mengalir melalui suatu
pipa akan berbanding langsung dengan penurunan tekanan sepanjang pipa dan
pangkat empat jari-jari pipa. Jadi rumus diatas dapat dinyatakan :
Pressure
Flow rate=
Resistance
atau
Tekanan
Volume detik = (2.5)
Tahanan
(Gabriel, 1996).
Namun demikian hukum Poiseullie ini hanya bisa berlaku apabila aliran zat
cair itu laminer dan harga Re (Reynold) = 2.000. Apabila hukum Poiseullie ditulis
dalam bentuk :
8 ηL
P1−P2=V (2.6)
π r4
maka tampak ada persamaan dengan hukum Ohm:
E=I ∙ R
dimana
E=¿tegangan→ P 1−P2=¿ perbedaan tekanan dalam satuan : Pascal atau Pa
I =¿arus→ Q=¿ laju aliran dalam satuan : m3/s
8 ηL N ∙S
R=¿tahanan→ 4
=¿ tahanan Poiseullie dalam satuan : 5
πr m
(Gabriel, 1996)

6
BAB III
METODOLOGI EKSPERIMEN
3.1 Waktu dan Tempat Eksperimen
Praktikum Fisika Eksperimen II percobaan “Hukum Poiseuille” dilaksanakan
pada hari Selasa, 27 April 2021, pukul 08.00-16.00 WITA dan bertempat di
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi, Gedung C lantai 3, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman, Samarinda,
Kalimantan Timur.

3.2 Alat dan Bahan Eksperimen


3.2.1 Alat Eksperimen
1. Elbow
2. Galon
3. Gelas ukur
4. Pipa
5. Stopwatch

3.2.2 Bahan Eksperimen


1. Air
2. Selotip pipa

3.3 Prosedur Eksperimen


1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dirangkai alat seperti Gambar 3.1 dengan panjang pipa A 20cm dan pipa B
60 cm.
3. Ditutup kran galon, lalu di isi air hingga 15 liter.
4. Diletakkan gelas ukur di ujung pipa untuk menampung air yang keluar.
5. Dibuka kran galon dan dihitung waktu air yang keluar dengan menggunakan
stopwatch sampai air pada galon habis.
6. Dicatat hasil pengambilan data.
7. Diulangi langkah 2 sampai langkah 6 dengan mengganti panjang pipa A
berturut-turut 25 cm dan 30 cm serta dengan panjang pipa B berturut-turut 65
cm dan 70 cm.

7
A

Gambar 3.1 Rangkaian Percobaan Hukum Poiseuille

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
Volume Tinggi/h Panjang
No d (m) Vt (L) Waktu (s)
(L) (m) (m)
1 3,44 252
2 3,45 249
3 5 0.3 0.3 0.015 3,41 248
4 3,41 250
5 3,5 245
6 3,41 242
7 3,46 273
8 5 0.45 0.3 0.015 3,5 242
9 3,48 248
10 3,52 290
11 3,49 268
12 3,41 240
13 5 0.6 0.3 0.015 3,48 272
14 3,37 276
15 3,9 292
16 3,41 272
17 3,38 241
18 5 0.75 0.3 0.015 3,35 240
19 3,29 246
20 3,52 282
21 3,55 279
22 3,49 295
23 5 0.9 0.3 0.015 3,52 290
24 3,41 243
25 3,38 254

4.2 Analisis Data


4.4.2.1 Perhitungan Debit
Vt
Q=
t
Keterangan : Vt : Volume akhir (L)
t : Waktu (s)

4.4.4.2.1.1 Debit air pada tinggi pipa 0.3 m dan panjang pipa 0.3 m

9
3.44
Q 1=
252
¿ 0.0137 L/s
3.45
Q 2=
249
¿ 0.0139 L/s
3.41
Q 3=
248
¿ 0.0138 L/s
3.41
Q4 =
250
¿ 0.0136 L/s
3.5
Q 5=
245
¿ 0.0143 L/s
4.4.4.2.1.2 Debit air pada tinggi pipa 0.45 m dan panjang pipa 0.3 m
3.41
Q 1=
242
¿ 0.0141 L/s
3.46
Q 2=
273
¿ 0.0127 L/s
3.5
Q 3=
242
¿ 0.0145 L/s
3.48
Q4 =
248
¿ 0.0140 L/s
3.52
Q 5=
290
¿ 0.0121 L/s
4.4.4.2.1.3 Debit air pada tinggi pipa 0.6 m dan panjang pipa 0.3 m
3.49
Q 1=
268
¿ 0.0130 L/s

10
3.41
Q 2=
240
¿ 0.0142 L/s
3.48
Q 3=
272
¿ 0.0128 L/s
3.37
Q4 =
276
¿ 0.0122 L/s
3.9
Q 5=
292
¿ 0.0134 L/ s
4.4.4.2.1.4 Debit air pada tinggi pipa 0.75 m dan panjang pipa 0.3 m
3.41
Q 1=
272
¿ 0.0125 L/s
3.38
Q 2=
241
¿ 0.0140 L/s
3.35
Q 3=
240
¿ 0.0140 L/s
3.29
Q4 =
246
¿ 0.0134 L/ s
3.52
Q 5=
282
¿ 0.0125 L/s
4.4.4.2.1.5 Debit air pada tinggi pipa 0.9 m dan panjang pipa 0.3 m
3.55
Q 1=
279
¿ 0.0127 L/s
3.49
Q 2=
295
¿ 0.0118 L/s

11
3.52
Q 3=
290
¿ 0.0121 L/s
3.41
Q4 =
243
¿ 0.0140 L/s
3.38
Q 5=
254
¿ 0.0133 L/s
.4.2.2 Perhitungan Viskositas
πhg r 4
η= ρ
8 LQ
Keterangan :
π=3,1 4
2
g=9.8 m/s
d 0.015 −3
r= = =7.5 ×10 m
2 2
3
ρ=1000 kg/ m
h=¿ tinggi pipa (m)
L=¿ panjang pipa (m)
4.4.4.2.2.1 Viskositas air pada tinggi pipa 0.3 m dan panjang pipa 0.3 m
(3.14)(0.3)(9.8)(7.5 ×10−3 )4
η1 = 100 0
8(0.3)(0.0137)
2
¿ 0.0008916 Ns/m
(3.14)(0.45)(9.8)(7.5 ×10−3 )4
η2 = 100 0
8(0.3)(0.0139)
2
¿ 0.0008784 Ns/m
−3 4
(3.14)(0.6)(9.8)(7.5 ×10 )
η3 = 100 0
8 (0.3)(0.0138)
¿ 0.0008851 Ns /m2
−3 4
(3.14)(0.75)( 9.8)(7.5 × 10 )
η 4= 100 0
8(0.3)(0.0136)
2
¿ 0.0008923 Ns/m

12
−3 4
(3.14)(0.9)(9.8)(7.5 ×10 )
η5 = 100 0
8 (0.3)(0.0143)
2
¿ 0.0008519 Ns/m
4.4.4.2.2.2 Viskositas air pada tinggi pipa 0.45 m dan panjang pipa 0.3 m
(3.14)(0.3)(9.8)(7.5 ×10−3 )4
η1 = 100 0
8 (0.3)(0.0141)
2
¿ 0.0012956 Ns/m
(3.14)(0.45)(9.8)(7.5 ×10−3 )4
η2 = 100 0
8(0.3)(0.0127)
2
¿ 0.0014404 Ns/m
−3 4
(3.14)(0.6)(9.8)(7.5 ×10 )
η3 = 100 0
8 (0.3)(0.0145)
¿ 0.0012632 Ns /m2
−3 4
(3.14)(0.75)( 9.8)(7.5 × 10 )
η 4= 100 0
8(0.3)(0.0140)
2
¿ 0.0013010 Ns/m
(3.14)(0.9)(9.8)(7.5 ×10−3)4
η5 = 100 0
8 (0.3)(0.0121)
2
¿ 0.0015040 Ns/m
4.4.4.2.2.3 Viskositas air pada tinggi pipa 0.6 m dan panjang pipa 0.3 m
(3.14)(0.3)(9.8)(7.5 ×10−3 )4
η1 = 100 0
8(0.3)(0.0130)
2
¿ 0.001869 Ns/m
(3.14)(0.45)(9.8)(7.5 ×10−3 )4
η2 = 100 0
8 (0.3)(0.0142)
2
¿ 0.001713 Ns/m
(3.14)(0.6)(9.8)(7.5 ×10−3)4
η3 = 100 0
8 (0.3)(0.0128)
2
¿ 0.001903 Ns/m
−3 4
(3.14)(0.75)( 9.8)(7.5 × 10 )
η 4= 100 0
8(0.3)(0.0122)
¿ 0.001994 Ns/m2

13
−3 4
(3.14)(0.9)(9.8)(7.5 ×10 )
η5 = 100 0
8(0.3)(0.0134)
2
¿ 0.001822 Ns /m
4.4.4.2.2.4 Viskositas air pada tinggi pipa 0.75 m dan panjang pipa 0.3 m
(3.14)(0.3)(9.8)(7.5 ×10−3 )4
η1 = 100 0
8(0.3)(0.0125)
2
¿ 0.002427 Ns/m
(3.14)(0.45)(9.8)(7.5 ×10−3 )4
η2 = 100 0
8(0.3)(0.0140)
2
¿ 0.002169 Ns/m
−3 4
(3.14)(0.6)(9.8)(7.5 ×10 )
η3 = 100 0
8 (0.3)(0.0140)
¿ 0.002180 Ns/m2
−3 4
(3.14)(0.75)( 9.8)(7.5 × 10 )
η 4= 100 0
8(0.3)(0.0134)
2
¿ 0.002275 Ns/m
(3.14)(0.9)(9.8)(7.5 ×10−3)4
η5 = 100 0
8 (0.3)(0.0125)
2
¿ 0.002438 Ns/m
4.4.4.2.2.5 Viskositas air pada tinggi pipa 0.9 m dan panjang pipa 0.3 m
(3.14)(0.3)(9.8)(7.5 ×10−3 )4
η1 = 100 0
8(0.3)(0.0127)
2
¿ 0.002870 Ns/m
(3.14)(0.45)(9.8)(7.5 ×10−3 )4
η2 = 100 0
8(0.3)(0.0118)
2
¿ 0.003086 Ns/m
(3.14)(0.6)(9.8)(7.5 ×10−3)4
η3 = 100 0
8(0.3)(0.0121)
2
¿ 0.003008 Ns/m
−3 4
(3.14)(0.75)( 9.8)(7.5 × 10 )
η 4= 100 0
8(0.3)(0.0140)
¿ 0.002602 Ns /m2

14
−3 4
(3.14)(0.9)(9.8)(7.5 ×10 )
η5 = 100 0
8 (0.3)(0.0133)
2
¿ 0.002744 Ns/m

4.4 Pembahasan
Hukum Poiseuille adalah hukum fisika yang memberikan penurunan
tekanan pada fluida yang tidak dapat dipadatkan dan Newtonian dalam aliran
laminar yang mengalir melalui pipa silinder panjang. dari penampang
konstan.Koofisien viskositas yang telah diturunkan sebelumnya. Ketika
menurunkan persamaan koofisien viskositas, akan ditinjau aliran lapisan fluida riil
antara 2 pelat sejajar dan fluida tersebut bisa bergerak karena adanya gaya tarik
(F). Persamaan Poiseuille yang turunkan menyatakan faktor-faktor yang
mempengaruhi aliran fluida riil dalam pipa atau tabung dan fluida mengalir yang
terjadi akibat adanya perbedaan tekanan.
Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa nilai viskositas yang
didapatkan adalah sebesar 0.0008 Ns/m2 pada tinggi pipa 0.3 m dan panjang pipa 0.3
m, sebesar 0.00126 Ns/m 2 sampai 0.0015 Ns/ m2 pada tinggi pipa 0.45 m dan panjang
pipa 0.3 m, sebesar 0.001713 Ns/m2 sampai 0.001994 Ns /m2 pada tinggi pipa 0.6 m
dan panjang pipa 0.3 m, sebesar 0.002169 Ns/m2 sampai 0.002438 Ns/m2 pada tinggi
pipa 0.75 m dan panjang pipa 0.3 m serta sebesar 0.002602 Ns/m2 sampai
2
0.003086 Ns/m pada tinggi pipa 0.9 m dan panjang pipa 0.3 m.
Dari nilai viskositas yang sudah didapatkan dapat kita lihat bahwa nilai awal
viskositasnya adalah sebesar 0.0008 Ns/m2, nilai ini sudah sesuai atau mendekati

nilai vikositas air dalam suhu 25 ℃ yaitu sebesar 0.000891 Ns/ m2, makin lama
viskositas airnya semakin membesar, menandakan bahwa suhunya semakin menurun.
Viskositas air pada suhu 0 ℃ sebesar 0.00179 Ns/m2, namun dari tinggi pipa 0.6 m dan
panjang pipa 0.3 m sampai tinggi pipa 0.9 m dan panjang pipa 0.3 m nilai viskositas yang
didapatkan jauh lebih besar dari viskositas air pada suhu 0 ℃ , hal ini menandakan bahwa
suhunya lebih kecil dari 0 ℃ . Hal ini mungkin disebabkan oleh kesalahan pengukuran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas air diantaranya, tekanan, temperatur,
ukuran serta berat molekul dan kekuatan kohesi. Tingkat viskositas suatu zat cair akan
naik jika terdapat tekanan, semakin tinggi tekanan maka saemakin tinggi pula dihasilkan

15
oleh gaya kohesi yang terjadi pada molekul penyusun zat cair. Pada zat cair, temperatur
yang naik akan menyebabkan tingkat viskositas turun.

16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Prinsip dari hukum Poiseuille yakni menyatakan bahwa untuk suatu
penurunan tekanan per satuan panjang yang diberikan, laju volume aliran
berbanding terbalik dengan viskositas, dan sebanding dengan jari-jari pipa
pangkat empat
2. Adanya gaya gesek internal yang terjadi ketika fluida ini mengalir. Pada zat
cair viskositas terjadi karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara
molekul sejenis). Nilai dari fluida memiliki kekentalan yang berbeda-beda.
Semakin rendah suhunya maka akan semakin tinggi tingkat kekentalannya,
dan jika suhunya tinggi maka tingkat kekentalannya semakin rendah.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi debit aliran fluida ialah seperti kecepatan
aliran, luas penampang saluran, faktor friksi, viskositas, serta densitas suatu
fluida.

5.2 Saran
Pada praktikum selanjutnya sebaiknya digunakan bahan yang berbeda seperti
minyak goreng, dan oliagar dapat diketahui perbandingannilainya.

17
DAFTAR PUSTAKA
Bueche, J., Frederich dan Eugene Heght. 2006. Fisika Universitas. Jakarta :
Erlangga.
Gabriel, F., J. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Munson, R., Bruce, dkk. 2005. Mekanika Fluida. Jakarta : Erlangga.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai