Disusun Oleh :
Kelompok : 2
Gelombang : 3
LABORATORIUM TEKNIKMESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2017
LABORATORIUM MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
Disusun Oleh :
Kelompok : 2
Gelombang : 3
Mengetahui, Diperiksa,
Dosen Pembimbing Asisten Laboratorium
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Teknik Mesin
( Mulyadi, ST, MT )
KATA PENGANTAR
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
dimana:
2.3.1 Manometer
Dimana,
dimana:
Karena itu,
Persamaan Bernoulli
ρv1 2 ρv2 2
P1 + + ρgh1 = P2 + + ρgh2
2 2
Karena aliran steam pada pipa horisontal maka h1 = h2, sehingga,
P1 − P2 v2 2 v1 2
= −
ρg 2g 2g
P1 −P2
Misalkan, h= ρg
v2 2 v1 2
maka, h= − (1)
2g 2g
Setiap suku dalam persamaan ini memiliki satuan energi per satuan
berat (LF/F = L) atau panjang (feet, meter) dan menunjukkan suatu jenis
head. Suku ketinggian z, berkaitan dengan energi potensial dari partikel dan
disebut sebagai head ketinggian. Suku tekanan P, disebut head tekanan dan
menunjukkan ketinggian kolom fluida yang diperlukan untuk menghasilkan
tekanan P. Suku Kecepatan, V2/2g, adalah head kecepatan dan menunjukkan
jarak vertikal yang dibutuhkan oleh fluida untuk jatuh bebas (dengan
mengabaikan gesekan) jika fluida tersebut ingin mencapai kecepatan V dari
keadaan diam. Persamaan Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari head
tekanan, head kecepatan dan head ketinggian adalah konstan sepanjang
sebuah garis arus.
Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok atau batang yang ditinjau
dari satu dimensi akibat adanya pembebanan yang diberikan pada balok atau
batang, yang biasanya dialami oleh benda yang mempunyai panjang. Sumbu
sebuah batang akan terdeteksi dari kedudukannya semula bila benda dibawah
pengaruh gaya terpakai. Dengan kata lain suatu batang akan mengalami
pembebanan transversal baik itu beban terpusat maupun terbagi merata akan
mengalami defleksi seperti yang ditunjukan pada gambar.
Defleksi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
Perubahan posisi suatu batang atau balok arah horisontal karena adanya
pembebanan yang diberikan pada batang atau balok.
1. Kekakuan batang
1. Beban terpusat
Titik kerja pada batang dapat dianggap berupa titik karena luas kontaknya
kecil. Gambar dari beban terpusat dapat dilihat pada gambar.
2. Beban merata
Macam-macam Deformasi
1. Deformasi Elastis
2. Deformasi Plastis
Dimana:
U = energi regangan
2. Teori Kedua Castigliano
Dirumuskan dengan:
M = F.d
Keterangan:
M = Momen (Nm)
F = Gaya (N)
Macam-macam momen:
Keterangan :
F = Gaya (N)
2. Momen Kopel
3. Momen Inersia
I = k. m. r2
Keterangan:
k = konstanta inersia
m = massa (kg)
4. Momen Bending
Keterangan:
Kalor merupakan salah satu bentuk energi, sehingga dapat berpindah dari
satu sistem ke sistem yang lain karena adanya perbedaan suhu. Kalor mengalir
dari sistem bersuhu tinggi ke sistem yang bersuhu lebih rendah. Sebaliknya, setiap
ada perbedaan suhu antara dua sistem maka akan terjadi perpindahan kalor.
Perpindahan Kalor adalah salah satu ilmu yang mempelajari apa itu perpindahan
panas, bagaimana panas yang ditransfer, dan bagaimana relevansi juga pentingnya
proses tersebut. Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain seringkali terjadi
dalam industri proses.
Konduksi adalah proses perpindahan kalor jika panas mengalir dari tempat
yang suhunya tinggi ke tempat yang suhunya lebih rendah, tetapi medianya tetap.
Perpindahan kalor secara konduksi tidak hanya terjadi pada padatan saja tetapi
bisa juga terjadi pada fluida ataupun gas, hanya saja konduktivitas terbesar ada
pada padatan. Jadi, Konduktivitas padatan > konduktivitas fluida dan gas.
Pada media gas, molekul-molekul gas yang suhunya tinggi akan bergerak
dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada molekul gas yang suhunya lebih
rendah. Karena adanya perbedaan suhu, molekul-molekul pada daerah yang
suhunya tinggi akan memberikan panasnya kepada molekul yang suhunya lebih
rendah saat terjadi tumbukan.
Konduksi dalam keadaan tunak atau steady state berarti bahwa kondisi,
temperatur, densitas, dan semacamnya di semua titik dalam daerah konduksi tidak
bergantung pada waktu. Persamaan dasar dari konsep perpindahan kalor konduksi
adalah hukum Fourier. Hukum Fourier dinyatakan dengan
dimana:
A = luas permukaan, m2
Kondisi Stedi
5.2.2 Konduktivitas
Pada konduksi kondisi tunak (steady) dalam satu dimensi distribusi suhu
konstan, suhu hanya merupakan fungsi posisi dan sehingga hukum Fourier dapat
diintegrasi menjadi:
Jika dalam sistem lebih dari satu macam bahan, seperti dinding lapis
rangkap, analisisnya akan menjadi seperti berikut:
Gambar 5.2 Perpindahan kalor pada dinding datar lapis rangkap
Aliran panas pada setiap bagian adalah sama. Jika ketiga persamaan akan
diselesaikan bersamaan maka aliran kalor dapat dituliskan sebagai berikut:
Penyelesaian persamaan:
2πkL (T1 − T2 )
q= r
ln (r0 )
1
r
ln (r0 )
1
R th =
2πkL
Kemudian untuk sistem yang berbentuk bola dapat ditangani dalam satu
dimensi apabila suhu merupakan fungsi jari-jari saja, sehingga aliran kalornya
menjadi seperti berikut:
b. Sistem dengan sumber kalor
STUDI LITERATUR
PENGAMBILAN DATA
ANALISA DATA
PEMBUATAN LAPORAN
SELESAI
3.2 Praktek Modul I “TEOREMA BERNOULLI”
Prosedur pengujian dan pengambilan data pada praktikum ini sebagai berikut:
2. Blok (3) dikendorkan dan ditempatkan ulang jika perlu untuk menempatkan
spesimen. Kunci pada posisi yang tersedia.
3. Beban (4) dipasang pada spesimen. Dial indicator (5) dan (6) ditempatkan
berhubungan dengan beban (4)
3.4.1Metode Kerja
- Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan diantaranya
a) Heater
b) Spesimen
c) Aerator
d) Thermometer Digital
- Mempersiapkan bahan – bahan yang akan dilakukan pengukuran
a) Air
- Melakukan pengukuran sesuai dengan kegunaan masing
masing alat ukur
- Mencatat hasil pengukuran
- Melakukan analisa dan pembuatan laporan
50 49.7
46.3
40
36.9 37.6
34.8 33.3
30
20
10
Temperature
BAB IV
STUDI KASUS