USULAN PENELITIAN
Oleh:
PARDOLING SINAGA
20010140113
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2018
2
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
PARDOLING SINAGA
200110140113
Menyetujui :
a.n Dekan
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
status fisiologis sapi Sumba Ongole karena perjalanan menggunakan kapal laut
dari Sumba ke pelabuhan Tanjung priuk” . Penulisan usulan penelitian ini adalah
Universitas Padjadjaran.
diselesaikan berkat bantuan, dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini ucapan terima kasih yang tulus penulis ucapkan kepada Drh. Dwi
menyelesaikan usulan penelitian ini. Penulis ucapkan rasa terima kasih yang
sebesar - besarnya kepada dosen pembahas yang akan mengarahkan penulis untuk
Penulis ucapkan terima kasih kepada pimpinan dan seluruh staff sivitas
Dr. Ir. Rachmat Wiradimadja, MS. yang telah memberikan motivasi dan dorongan
4
dengan baik.
kepada keluarga tercinta, khususnya ayahanda Hotdi Sinaga, ibunda Osta Tamba
dan adik yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, doa dan pengorbanan
Sumedang, 2018
Penulis
5
DAFTAR ISI
Bab Halaman
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA 10
LAMPIRAN 13
6
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1 Analisis
7
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
PENDAHULUAN
transportasi darat dan laut. Sarana transportasi darat terdiri dari penggiring ternak,
transportasi laut terdiri dari kapal laut yang mencakup jenis kapal barang, kapal
roro dan feri (Ilham dan Yusmichad dan Ilham, 2004). Menurut (Suryadi, 2011)
faktor utama di dalam transportasi darat yang dapat menentukan kenyamanan dan
Penyebab terjadinya stres dapat dianggap sebagai bahaya bila tubuh tidak
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti penanganan kasar selama bongkar muat,
kepadatan muatan, adanya pembatasan gerak, ventilasi tidak memadai, suhu dan
kelembaban ekstrim serta kecepatan angin yang tinggi (Nanni, 2008; Frandson,
2009).
Perubahan salah satu dari faktor tersebut diatas ke posisi kritis dari kondisi
nyaman (comfort zone) dapat memicu perubahan status fisiologis ternak, yang
9
berdampak negatif pada ternak yaitu terjadi peningkatan temperatur tubuh, denyut
nadi dan peningkatan frekuensi nafas di atas normal (Eniolorunda et al., 2009),
(Parakkasi, 1999) dan apabila berlangsung dalam waktu yang lama dapat
menurunkan fungsi imun yang mempengaruhi nafsu makan menurun dan pada
diperlukan penanganan yang cermat dalam pengakutan antar pulau, kota dan
daerah.
Potensi stres yang sering timbul dalam transportasi ternak di siang hari
adalah adanya cekaman yang disebabkan oleh panas sinar matahari. Stres panas
(heat stress) terjadi apabila temperatur lingkungan berubah menjadi lebih tinggi di
atas zona temperatur netral. Pada kondisi ini toleransi ternak terhadap lingkungan
menjadi rendah atau menurun (Yousef, 1984). Stres panas dapat menimbulkan
kerugian seperti penurunan bobot badan, kenaikan suhu tubuh dan laju
- organ tubuh dan alat pernafasan merupakan gambaran dari aktivitas metabolisme
bobot badan dan status fisiologis sapi Sumba Ongole karena perjalanan
10
menggunakan kapal laut dari Sumba ke pelabuhan Tanjung priuk” perlu untuk
dilakukan.
bagi ilmu pengetahuan, dan memberi manfaat bagi peternak mengenai perubahan
bobot badan dan status fisiologis sapi Sumba Ongole karena perjalanan
produsen dan konsumen pada umumnya cukup jauh, seperti antarkota ataupun
antarprovinsi. Semakin jauh jarak antara produsen dan konsumen, maka waktu
tempuh perjalanan juga semakin lama. Selanjutnya, semakin jauh jarak tempuh
dan semakin lama waktu tempuh, maka stres perjalanan yang terjadi pada sapi
seperti cekaman panas, kelembaban, dan waktu tempuh. Semakin berat tingkat
cekaman tersebut maka susut bobot akan semakin meningkat (Costa, 2008). Hal
ini berarti diperkirakan terdapat keterkaitan antara suhu, kelembaban, dan waktu
penanganan kasar selama bongkar muat, pencampuran dengan ternak baru dan
asing dengan umur yang berbeda, kekurangan pakan dan air minum, disain
pengangkutan dan kondisi jalan yang jelek, kepadatan muatan, ventilasi tidak
memadai, suhu dan kelembaban, serta kecepatan angin. Lebih lanjut Costa (2008)
Stres perjalanan terlihat pada susut bobot badan sapi sesampainya pada
tujuan akhir perjalanan. Berutu (2007) melaporkan penurunan bobot sapi akibat
stres perjalanan pada kisaran 2,00 - 21,33 kg/ekor dengan rata-rata 9,71 kg/ekor.
Penurunan bobot akibat stres perjalanan sebesar itu jelas merugikan pedagang
bobot (McGilvery dkk, 1996). Secara fisiologis, stres adalah suatu keadaan tubuh
ternak, yakni kondisi angkutan, jarak dan waktu tempuh pengangkutan. Ternak
Faktor tersebut akan membuat ternak mengalami stres sehingga ternak akan
tindakan atau faktor lain yang dapat menyebabkan stressor baik eksternal maupun
13
lama waktu pengangkutan, kondisi jalan, kepadatan ternak yang diangkut, faktor
getaran dan faktor lain yang berpotensi menimbulkan stres transportasi pada
ternak.
dan peningkatan rasio N/L yang bertahan selama 24 jam setelah transportasi.
Waktu transit dalam sirkulasi dan jumlah sel neutrofil meningkat karena
dan emigrasi sel neutrofil dari darah. Disamping rasio N/L, stres dapat
diperlukan untuk respon imun (Mashaly et al., 2004). Berkaitan dengan hal ini
selama perjalanan dan Tanjung priuk, pada bulan Juli 2018 – Agustus 2018.
15
II
purposive sampling, yaitu sapi Sumba Ongole jantan dipilih berdasarkan ciri – ciri
telinga utuh dan tidak robek, berumur dua tahun sampai dua setengah tahun.
ke dalam kapal.
lokasi.
di lokasi tujuan.
1. Bobot Badan
17
2. Temperatur Tubuh
3. Frekuensi Pernafasan .
4. Denyut Nadi.
Nilai yang dianalisis antara lain : rata – rata, nilai maksimum, nilai minimum,
1. Rata – rata
∑ xi
x= n
n = Jumlah sampel
2. Nilai Maksimum
18
3. Nilai Minimum
4. Simpangan Baku
S=
√ ∑(X i −x)2
n−1
5. Koefisien Variasi
KV = S × 100%
x
S = Simpangan baku
x = Rata - rata
DAFTAR PUSTAKA
Borrel, E.H. 2001. The biology of stress and its application to livestock housing
transportation assesment. Animal Science. 5: 16--21.
Costa, J.N. 2008. Short-term stres: The case of transport and slaughter. J. Anim.
Sci. 8: 241-252
Knowles, T.G. 1999. Review of the Road Transport of Cattle. Veterinary Record.
144:8: 197-201
Frandson, R.W. Wilke, W.L. Fails, A.D. 2009. Anatomy and Physiology of Farm
Animals: 7th Edition. Wiley-Blackwell. Iowa. 421-423
20
Nanni Costa L. 2008. Short-term Stress: The Case of Transport and Slaugther. J.
Anim. Sci. 8 (1) : 241–252.
Yousef, M.K. 1984. Measurement of heat production and heat loss. Dalam :
M.K.Yousef (Editor) Stress Physiology of Livestock, Volume I : Basic
Principle. CRC Press Inc. Florida.
LAMPIRAN
2 Penelitian
Jumlah
3 Pasca Penelitian
Bulan Kegiatan
No Kegiatan Apr Mei Jun Jul Agst
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
1. Persiapan
a.Administrasi
Akademik
b.Studi Kepustakaan
c.Bimbingan UP
2. Seminar UP
3. Pelaksanaan Penelitian
a.Pengambilann Data
b.Analisis Data
4. Bimbingan Skripsi
5. Sidang Skripsi
6. Perbaikan Skripsi
Lampiran 2. Rencana Jadwal Penelitian