Anda di halaman 1dari 24

1

PERUBAHAN BOBOT BADAN DAN STATUS FISIOLOGIS SAPI


SUMBA ONGOLE KARENA PERJALANAN MENGGUNAKAN KAPAL
LAUT DARI SUMBA KE PELABUHAN TANJUNG PRIUK

USULAN PENELITIAN

Oleh:

PARDOLING SINAGA
20010140113

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2018
2

LEMBAR PENGESAHAN

PERUBAHAN BOBOT BADAN DAN STATUS FISIOLOGIS SAPI


SUMBA ONGOLE KARENA PERJALANAN MENGGUNAKAN KAPAL
LAUT DARI SUMBA KE PELABUHAN TANJUNG PRIUK

Oleh:

PARDOLING SINAGA
200110140113

Menyetujui :

Drh. Dwi Cipto Budinuryanto.,MS.


Pembimbing Utama

Dr.Ir. Diding Latipudin, M.Si.


Pembimbing Anggota
Mengesahkan :

a.n Dekan

Dr.Ir.H. Imam Hernaman, M. si.


Wakil Dekan I
3

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan usulan penelitian yang berjudul “​perubahan bobot badan dan

status fisiologis sapi Sumba Ongole karena perjalanan menggunakan kapal laut

dari Sumba ke pelabuhan Tanjung priuk”​ . Penulisan usulan penelitian ini adalah

salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian ​di Fakultas Peternakan

Universitas Padjadjaran.

Penulis menyadari bahwa penyusunan usulan penelitian ini dapat

diselesaikan berkat bantuan, dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak. Pada

kesempatan ini ucapan terima kasih yang tulus penulis ucapkan kepada Drh. Dwi

Cipto Budinuryanto., MS. Sebagai dosen pembimbing utama dan dosen

pembimbing anggota Dr.Ir. Diding Latipudin, M.Si. yang telah meluangkan

waktu, bimbingan, dorongan, dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam

menyelesaikan usulan penelitian ini. Penulis ucapkan rasa terima kasih yang

sebesar - besarnya kepada dosen pembahas yang akan mengarahkan penulis untuk

perbaikan​ ​usulan penelitian ini.

Penulis ucapkan terima kasih kepada pimpinan dan seluruh staff sivitas

akademika Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, dan bapak dosen wali

Dr. Ir. Rachmat Wiradimadja, MS. yang telah memberikan motivasi dan dorongan
4

selama perkuliahan sehingga penulis dapat melaksanakan seluruh rangkaian studi

dengan baik.

Ucapan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan

kepada keluarga tercinta, khususnya ayahanda Hotdi Sinaga, ibunda Osta Tamba

dan adik yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, doa dan pengorbanan

bagi penulis yang tidak dapat diukur oleh materi.

Akhirnya, semoga usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis

untuk melaksanakan penelitian dan mendekatkan langkah menuju skripsi yang

dapat bermanfaat di kemudian hari.

Sumedang, 2018

Penulis
5

DAFTAR ISI

Bab Halaman

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Identifikasi Masalah 2
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 3
1.4 Kegunaan Penelitian 3
1.5 Kerangka Pemikiran 3
1.6 Waktu dan Lokasi Penelitian 5

II OBJEK DAN METODE PENELITIAN

2.1 Bahan Penelitian 6


2.1.1 Objek Penelitian 6
2.1.2 Alat Penelitian 6

2.2 Metode Penelitian 6


2.2.1 Metode Penelitian 6
2.2.2 Pelaksanaan Penelitian 7
2.2.3 Peubah yang Diamati dan Diukur 7
2.2.4 Rancangan Penelitian dan Analisis Data 8

DAFTAR PUSTAKA 10

LAMPIRAN 13
6

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Analisis
7

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Rencana Biaya Penelitian 13


2 Rencana Penyelesaian Studi 14
8

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengiriman ternak dari sentra produksi ke sentra konsumsi memerlukan

transportasi darat dan laut. Sarana transportasi darat terdiri dari penggiring ternak,

kendaraan kapal/pick up dan gerbong kereta api. Sementara itu sarana

transportasi laut terdiri dari kapal laut yang mencakup jenis kapal barang, kapal

roro dan feri (Ilham dan Yusmichad dan Ilham, 2004). Menurut (Suryadi, 2011)

faktor utama di dalam transportasi darat yang dapat menentukan kenyamanan dan

kesehatan ternak adalah desain sarana angkut, kepadatan, ventilasi, standar

mengemudi, dan mutu jalan.

Penyebab terjadinya stres dapat dianggap sebagai bahaya bila tubuh tidak

dapat mengatasi stressor tersebut. Timbulnya stres selama transportasi dapat

dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti penanganan kasar selama bongkar muat,

getaran dan kebisingan selama transportasi, pengelompokan dan lingkungan baru,

kepadatan muatan, adanya pembatasan gerak, ventilasi tidak memadai, suhu dan

kelembaban ekstrim serta kecepatan angin yang tinggi (Nanni, 2008; Frandson,

2009).

Perubahan salah satu dari faktor tersebut diatas ke posisi kritis dari kondisi

nyaman (​comfort zone​) dapat memicu perubahan status fisiologis ternak, yang
9

berdampak negatif pada ternak yaitu terjadi peningkatan temperatur tubuh, denyut

nadi dan peningkatan frekuensi nafas di atas normal (Eniolorunda et al., 2009),

dan terjadi perubahan performan hematologis seperti: kadar hematrokrit,

hemoglobin dan glukosa, sehingga dapat menyebabkan penurunan bobot badan

(Parakkasi, 1999) dan apabila berlangsung dalam waktu yang lama dapat

menurunkan fungsi imun yang mempengaruhi nafsu makan menurun dan pada

akhirnya dapat dapat menyebabkan kematian (Knowles, 1999)​. ​Untuk itu

diperlukan penanganan yang cermat dalam pengakutan antar pulau, kota dan

daerah.

Potensi stres yang sering timbul dalam transportasi ternak di siang hari

adalah adanya cekaman yang disebabkan oleh panas sinar matahari. Stres panas

(heat stress) terjadi apabila temperatur lingkungan berubah menjadi lebih tinggi di

atas zona temperatur netral. Pada kondisi ini toleransi ternak terhadap lingkungan

menjadi rendah atau menurun (Yousef, 1984). Stres panas dapat menimbulkan

kerugian seperti penurunan bobot badan, kenaikan suhu tubuh dan laju

pernafasan, sampai kematian ternak (Kuczynski, 2002). Peningkatan fungsi organ

- organ tubuh dan alat pernafasan merupakan gambaran dari aktivitas metabolisme

basal pada temperatur lingkungan yang tinggi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian yang berjudul “perubahan

bobot badan dan status fisiologis sapi Sumba Ongole karena perjalanan
10

menggunakan kapal laut dari Sumba ke pelabuhan Tanjung priuk” perlu untuk

dilakukan.

1.2 Identifikasi Masalah


1. Bagaimana pengaruh lama perjalanan transportasi kapal laut dari

Sumba ke pelabuhan Tanjung priuk terhadap bobot badan dan status

fisiologis sapi Sumba Ongole.

2. Bagaimana hasil penurunan bobot badan ( % susut bobot badan ) ternak

sapi Sumba Ongole.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian


1. Mengetahui pengaruh lama perjalanan transportasi kapal laut dari

Sumba ke Tanjung priuk terhadap bobot badan dan status fisiologis.

2. Mengetahui persen ( % ) penurunan susut bobot badan ternak.

1.4 Kegunaan Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi ilmiah

bagi ilmu pengetahuan, dan memberi manfaat bagi peternak mengenai perubahan

bobot badan dan status fisiologis sapi Sumba Ongole karena perjalanan

menggunakan kapal laut dari Sumba ke pelabuhan Tanjung priuk.


11

1.5 Kerangka Pemikiran


Upaya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging sapi dilakukan

melalui kegiatan pemindahan sapi dari produsen ke konsumen. Jarak antara

produsen dan konsumen pada umumnya cukup jauh, seperti antarkota ataupun

antarprovinsi. Semakin jauh jarak antara produsen dan konsumen, maka waktu

tempuh perjalanan juga semakin lama. Selanjutnya, semakin jauh jarak tempuh

dan semakin lama waktu tempuh, maka stres perjalanan yang terjadi pada sapi

akan semakin berat.

Stres pada sapi selama pengangkutan dipengaruhi oleh beberapa faktor,

seperti cekaman panas, kelembaban, dan waktu tempuh. Semakin berat tingkat

cekaman tersebut maka susut bobot akan semakin meningkat (Costa, 2008). Hal

ini berarti diperkirakan terdapat keterkaitan antara suhu, kelembaban, dan waktu

tempuh selama pengangkutan terhadap susut bobot sapi.

Costa (2008) menyatakan bahwa transportasi memiliki beberapa faktor

yang dapat menimbulkan stres pada ternak. Faktor tersebut diantaranya :

penanganan kasar selama bongkar muat, pencampuran dengan ternak baru dan

asing dengan umur yang berbeda, kekurangan pakan dan air minum, disain

pengangkutan dan kondisi jalan yang jelek, kepadatan muatan, ventilasi tidak

memadai, suhu dan kelembaban, serta kecepatan angin. Lebih lanjut Costa (2008)

menyatakan bahwa stres pada ternak selama pengangkutan akan berdampak


12

terhadap susutnya bobot badan. Besarnya penyusutan bobot badan bergantung

pada jarak dan waktu tempuh.

Stres perjalanan terlihat pada susut bobot badan sapi sesampainya pada

tujuan akhir perjalanan. Berutu (2007) melaporkan penurunan bobot sapi akibat

stres perjalanan pada kisaran 2,00 - 21,33 kg/ekor dengan rata-rata 9,71 kg/ekor.

Penurunan bobot akibat stres perjalanan sebesar itu jelas merugikan pedagang

secara ekonomis dan perdagangan, sehingga memerlukan penanganan serius.

Stres perjalanan menyebabkan peningkatan ekresi hormon adrenalin,

sehingga berakibat terjadi percepatan denyut jantung dan frekuensi pernapasan.

Aktifitas ini menyebabkan terjadinya proses oksidasi, proses oksidasi

mengakibatkan kehilangan cairan tubuh, sehingga ternak mengalami penurunan

bobot (McGilvery dkk, 1996). Secara fisiologis, stres adalah suatu keadaan tubuh

yang mengalami perubahan kondisi hormonal secara temporer sebagai usaha

pertahanan tubuh terhadap pengaruh dari luar yang mengancam.

Faktor transportasi berpengaruh nyata terhadap penyusutan bobot badan

ternak, yakni kondisi angkutan, jarak dan waktu tempuh pengangkutan. Ternak

yang mengalami pengangkutan akan kelelahan saat melakukan pengangkutan.

Faktor tersebut akan membuat ternak mengalami stres sehingga ternak akan

kehilangan banyak cairan tubuh dan terjadi penyusutan bobot badan.

Stres didefinisikan sebagai suatu kondisi hewan akibat adanya satu

tindakan atau faktor lain yang dapat menyebabkan stressor baik eksternal maupun
13

internal (Borrel, 2001). Moberg (2000) menambahkan, bahwa stres merupakan

respon biologis yang ditimbulkan ketika individu mengalami ancaman terhadap

keseimbangan atau homeostasis tubuh. Adanya variasi jarak tempuh

pengangkutan, tidak memadainya perawatan dan fasilitas selama pengangkutan,

lama waktu pengangkutan, kondisi jalan, kepadatan ternak yang diangkut, faktor

iklim (cuaca, kelembaban, temperatur), handling dan restrain ternak, kebisingan,

getaran dan faktor lain yang berpotensi menimbulkan stres transportasi pada

ternak.

Stres pada hewan akibat transportasi menyebabkan neutrofilia, limfopenia

dan peningkatan rasio N/L yang bertahan selama 24 jam setelah transportasi.

Waktu transit dalam sirkulasi dan jumlah sel neutrofil meningkat karena

kortikosteroid menurunkkan perlekatan sel neutrofil pada dinding pembuluh darah

dan emigrasi sel neutrofil dari darah. Disamping rasio N/L, stres dapat

mengganggu pembentukan sel-sel imun dan pembentukan berbagai sitokin yang

diperlukan untuk respon imun (Mashaly et al., 2004). Berkaitan dengan hal ini

peneliti berencana untuk mengkaji bobot badan ternak sebelum proses

pengangkutan dan sesudah pengangkutan, guna mengetahui penurunan susut

bobot sebagai akibat perjalanan.

1.6 Waktu dan Lokasi Penelitian


14

Penelitian ini dilaksanakan di dua lokasi yaitu di Sumba dalam kapal

selama perjalanan dan Tanjung priuk, pada bulan Juli 2018 – Agustus 2018​.
15

II

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

2.1 Bahan Penelitian

2.1.1 Objek Penelitian


Objek penelitian ini adalah sapi potong Sumba Ongole (SO) jantan,

sebanyak empat puluh ekor.

2.1.2 Alat Penelitian


3. Kapal laut, sebagai sarana transportasi / pengangkutan ternak.

2. Timbangan digital DHL, sebagai alat untuk mengukur bobot ternak.

3. Kandang jepit, sebagai sarana untuk memudahkan penimbangan

4. Stopwatch, untuk menghitung lama transportasi.

5. Termohygrometer, untuk mengukur suhu dan kembapan.

6. Alat tulis, untuk mencatat data yang diamati.

7. Termometer, untuk mengukur temperatur tubuh ternak.

2.2 Metode Penelitian

2.2.1 Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dengan

menggunakan cara survey. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan


16

purposive sampling, yaitu sapi Sumba Ongole jantan dipilih berdasarkan ciri – ciri

telinga utuh dan tidak robek, berumur dua tahun sampai dua setengah tahun.

2.2.2 Pelaksanaan Penelitian


1. Menyiapkan sapi tiga jam sebelum pemberangkatan dengan

memberikan pakan , minum, dan larutan elektrolit sebanyak lima puluh

gram per empat puluh ekor ternak sapi.

2. Menimbang dan mencatat bobot badan semua sapi sebelum dinaikkan

ke dalam kapal.

3. Menimbang dan mencatat bobot badan semua sapi dalam perjalanan.

4. Menimbang dan mencatat bobot badan semua sapi setelah sampai di

lokasi.

5. Mengukur suhu dan kelembaban di Sumba, dalam perjalanan (kapal)

dan di lokasi tujuan (Tanjung priuk).

6. Menghitung dan mencatat temperatur tubuh, denyut nadi, menghitung

frekuensi pernafasan sebelum diangkut, dan di lokasi tujuan.

7. Mencatat semua yang terjadi sebelum diangkut, selama perjalanan, dan

di lokasi tujuan.

2.2.3 Peubah yang Diamati dan Diukur


Variabel yang diukur terdiri dari sifat kuantitatif sebagai berikut :

1. Bobot Badan
17

Bobot badan ternak sebelum, dan setelah di lokasi ditimbang dengan

menggunakan timbangan digital DHL.

2. Temperatur Tubuh

Diukur sebelum dinaikkan, dan setelah di lokasi, menggunakan termometer.

3. Frekuensi Pernafasan .

Diukur dan dicatat dengan pengulangan sebanyak tiga kali (kali/menit).

4. Denyut Nadi.

Diukur dan dicatat dengan pengulangan sebanyak tiga kali (kali/menit).

2.2.4 Rancangan Penelitian dan Analisis Data


Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik.

Nilai yang dianalisis antara lain : rata – rata, nilai maksimum, nilai minimum,

simpangan baku dan koefisien variasi.

1. Rata – rata

∑ xi
x= n

Keterangan : x = Rata – rata sampel

∑ xi = Jumlah nilai semua data

n = Jumlah sampel

2. Nilai Maksimum
18

Digunakan untuk mengetahui nilai tertinggi dari suatu populasi.

3. Nilai Minimum

Digunakan untuk mengetahui nilai terendah dari suatu populasi.

4. Simpangan Baku

S=
√ ∑(X i −x)2

n−1

Keterangan : n = Jumlah sampel

x = Rata – rata populasi

xi = Bilangan dari suatu populasi

5. Koefisien Variasi

KV = S × 100%
x

Keterangan : KV = Koefisien variasi

S = Simpangan baku

x = Rata - rata

Data penunjang mengenai manajemen ternak sapi selama perjalanan dan

temperatur dan kelembaban udara lingkungan di Sumba, di dalam kapal dan di

Tanjung priuk dibahas secara deskriptif.


19

DAFTAR PUSTAKA

Berutu, M. K. 2007. ​Dampak Lama Transportasi terhadap Penyusutan Bobot


Badan, pH Daging Pasca Potong dan Analisis Biaya Transportasi Sapi
Potong Peranakan Ongole (PO) dan Shorthorn.​ Skripsi. Universitas
Sumatera Utara. Medan

Borrel, E.H. 2001. ​The biology of stress and its application to livestock housing
transportation assesment.​ Animal Science. 5: 16--21.

Costa, J.N. 2008. ​Short-term stres: The case of transport and slaughter​. J. Anim.
Sci. 8: 241-252

Eniolorunda, E. Fashina, and Aro. 2009. ​Adaptive physiological response to load


time stress during transportation of cattle in Nigeria​. Journal of Archive
Zootechnology, 58 (222): 223-230.

Knowles, T.G. 1999. ​Review of the Road Transport of Cattle​. Veterinary Record.
144:8: 197-201

Frandson, R.W. Wilke, W.L. Fails, A.D. 2009. ​Anatomy and Physiology of Farm
Animals: 7th Edition​. Wiley-Blackwell. Iowa. 421-423
20

Kuczynski, T. 2002. ​The Application of Poultry Behaviour Responses on Heat


Stress to Improve Heating and Ventilation System Efficiency​. J. Pol. Agric.
Univ. 5 : 1—11

Mashaly, M. M. 2004. ​Effect of heat stress on production parameters and immune


responses of commercial laying hens.​ Poult Sci. 83: 889--894.

McGilvery, Robert, W., Goldstein, dan Gerald, W. 1996. ​Biokimia suatu


Pendekatan Fungsional,​ Edisi ke-3. Penerjemah: Sumarmo, T.M. Judul
Buku Asli: Bichemistry A Functional Approach. Edisi ke-3. Airlangga
Uniersity Press. Surabaya, 820-824

Moberg, G.P. 2000. ​Biological Response to Stress: Implications of animal


welfare.​ Dalam: Moberg, G.P., Mench, J.A. (eds). The Biology of animal
stress. CAB International Publishing, UK.

Nanni Costa L. 2008. ​Short-term Stress: The Case of Transport and Slaugther​. J.
Anim. Sci. 8 (1) : 241–252.

Parakkasi, A. 1999. ​Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan​. Universitas


Indonesia Press. Jakarta.

Sudjana, N. 2002. ​Metode Statistika​. Tarsito. Bandung

Suryadi, D. (2011). ​Promosi Efektif “Menggugah Minat & Loyalitas Pelanggan”.​


Jakarta : PT. Suka Buku.

Yousef, M.K. 1984. ​Measurement of heat production and heat loss.​ Dalam :
M.K.Yousef (Editor) Stress Physiology of Livestock, Volume I : Basic
Principle. CRC Press Inc. Florida.

Yusmichad Yusdja & Nyak Ilham. 2004. ​Tinjauan Kebijakan


Pengembangan Agribisnis Sapi Potong.​ Jurnal AKP Volume 2 No. 2 Juni
2004. Bogor : Pusat Peneltian dan Pengembangan Sosial Ekonomi
Pertanian
21
22

LAMPIRAN

Lampiran 1. ​Rencana Biaya Penelitian


n Harga/
Rincian Satuan Jumlah
No Satuan
1. Pra Penelitian
Studi Kepustakaan
Pengetikan dan Print Proposal
Perbanyakan Proposal
Jumlah Rp.

2 Penelitian

Jumlah

3 Pasca Penelitian

Pengetikan dan Print Skripsi


Perbanyakan Skripsi
Perbaikan dan perbanyakan
Skripsi + hard cover
Jumlah Rp.

4 Biaya tak terduga Rp.


23

Total Biaya Rp.


24

Bulan Kegiatan
No Kegiatan Apr Mei Jun Jul Agst
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
1. Persiapan
a.Administrasi
Akademik

b.Studi Kepustakaan

c.Bimbingan UP

2. Seminar UP
3. Pelaksanaan Penelitian

a.Pengambilann Data

b.Analisis Data

4. Bimbingan Skripsi
5. Sidang Skripsi
6. Perbaikan Skripsi
Lampiran 2.​ Rencana Jadwal Penelitian

Anda mungkin juga menyukai