Anda di halaman 1dari 7

KEGIATAN BELAJAR 2

PENGUKURAN DASAR

Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam seperti gerak, kalor, cahaya, bunyi , listrik, dan
magnet. Proses pengamatan gejala alam tersebut bermula dari pengamatan yang dilakukan oleh
indera kita. Akan tetapi pengamatan tersebut harus disertai dengan data kuantitatif yang dapat
diperoleh dari hasil pengukuran. Pada proses pengukuran, alat ukur merupakan bagian terpenting
dari sebuah pengamatan.

A. Definisi Pengukuran dan Aspek-Aspeknya


Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur
yang digunakan sebagai satuan. Gambar di bawah ini adalah contoh kegiatan-kegiatan
pengukuran.

Gambar 1. Mengukur panjang meja dengan jengkal

Gambar 2. Mengukur panjang dengan meteran.


Gambar 3. Mengukur suhu badan dengan thermo gun

Gambar 4. Petani menimbang hasil panennya.


Pengukuran tidak dapat dipisahkan dari mata pelajaran Fisika. Oleh karena itu pada kegiatan
belajar 2 ini, Anda akan diajak untuk :
1. Memahami sifat-sifat alat ukur,
2. Memahami angka penting sebagai data hasil pengukuran,
3. Mengenal alat ukur, cara menggunakan dan cara membaca skalanya,
4. Melakukan praktek pengukuran panjang, massa dan waktu.
5. Mengolah dan menyajikan hasil pengukuran.
6. Memahami kesalahan-kesalahan dalam pengukuran.

Aspek-aspek penting dalam pengukuran :


Setiap pengukuran dapat memiliki kesalahan yang berbeda-beda, bergantung pada alat ukur,
perbedaan ketelitian alat ukur, metode pengukuran, dan kemampuan orang mengukurnya.
Oleh karena itu, salah satu cara mengurangi kesalahan pengukuran adalah pengetahuan yang
cukup mengenai sifat-sifat alat ukur.
1. Ketelitian / Presisi
Ketelitian / presisi berkaitan dengan seberapa teliti alat ukur dapat mengukur sebuah
besaran. Alat ukur yang memiliki presisi tinggi dapat dilihat dari hasil pengukuran dengan
jumlah angka di belakang koma lebih banyak. Contoh : jangka sorong lebih presisi dari
mistar. Mengapa? Karena pengukuran menggunakan jangka sorong memberikan hasil
pengukuran dengan angka di belakang koma lebih banyak daripada hasil pengukuran
menggunakan mistar (akan dibahas pada kegiatan belajar berikutnya).
2. Ketepatan / akurasi
Akurasi menunjukkan seberapa dekat suatu hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya.
Contoh : nilai sebenarnya untuk percepatan gravitasi adalah 9,8 m/s2. Ahmad, Anja dan
Fatimah mengukur masing-masing hasilnya 9,7 m/s 2, 10,5 m/s2 dan 11,0 m/s2. Manakah
yang paling akurat? Pengukuran Ahmad lebih akurat dibandingkan dengan pengukuran
yang lainnya karena hasilnya lebih dekat dengan nilai percepatan gravitasi bumi yang
sebenarnya.
Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memiliki presisi dan akurasi yang baik. Gambaran
lebih jelas mengenai akurasi dan presisi dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 5. Akurasi dan presisi


B. Angka Penting Sebagai Data Hasil Pengukuran
Berbicara tentang angka penting adalah berbicara tentang angka-angka hasil pengukuran,
karena angka yang ditunjukkan oleh alat ukur adalah angka penting. Angka penting juga
mencakup angka taksiran yang didapat dari tingkat ketelitian atau ketidakpastian alat ukur
tersebut.
1. Lima aturan angka penting
a. Semua angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh : 3245 memiliki 4 angka penting
42,5 memiliki 3 angka penting
b. Angka 0 (nol) yang berada di antara angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh : 405 memiliki 3 angka penting
30,02 memiliki 4 angka penting
c. Angka nol yang berada di sebelah kanan tanda decimal dan mengikuti angka bukan
nol adalah angka penting.
Contoh : 3,0 memiliki 2 angka penting
4,040 memiliki 4 angka penting.
d. Angka nol yang berada di depan angka bukan nol, bukan angka penting.
Contoh : 0,03 memiliki 1 angka penting.
0, 00410 memiliki 3 angka penting.
e. Penulisan angka penting dengan notasi garis bawah, berakhir pada angka yang diberi
garis bawah dan angka selanjutnya adalah bukan angka penting.
Contoh : 1230 memiliki 3 angka penting.
1000 memiliki 2 angka penting.
2. Aturan Pembulatan Angka Penting
a. Angka kurang dari 5 dibulatkan ke bawah.
Contoh :
Bulatkan angka 3,3423 menjadi sampai dua digit di belakang koma!
Jawab :
Hasil pembulatannya 3,34 (karena setelah digit kedua di belakang koma bernilai di
bawah 5).
b. Angka lebih dari 5 dibulatkan ke atas.
Contoh :
Bulatkan angka 4,3473 menjadi sampai dua digit dibelakang koma!
Jawab :
Hasil pembulatannya 4,35 (karena setelah digit kedua di belakang koma bernilai lebih
dari 5).
c. Angka 5 dapat dibulatkan ke bawah atas ke atas sesuai dengan perjanjian.
1) Jika didahului angka genap, dibulatkan ke bawah.
Contoh :
Bulatkan angka 1,3451 menjadi dua angka di belakang koma!
Jawab :
Hasil pembulatannya 1,34
2) Jika didahului angka ganjil, dibulatkan ke atas.
Contoh :
Bulatkan angka 2,7356 menjadi dua angka di belakang koma!
Hasil pembulatannya 2,74
3. Operasi-Operasi dalam Angka Penting
a. Penjumlahan dan Pengurangan Angka Penting
Hasil penjumlahan dan pengurangan angka penting hanya boleh mengandung satu
angka taksiran.
Penjumlahan
Contoh 1 :
6,31 1 adalah angka taksiran
2,234 + 4 adalah angka taksiran
8,544 angka hasil yang berada dibawah angka taksiran adalah angka taksiran. Karena
hanya boleh mengandung satu angka taksiran maka hasilnya menjadi 8,54 (ikuti
aturan pembulatan).

Contoh 2 :
34,569
1,2 +
35,769 karena hanya boleh mengandung satu angka taksiran, maka hasilnya
menjadi 35,8.
Pengurangan :
Contoh 1:
34,569
1,2 -
33,369 karena hanya boleh mengandung satu angka taksiran, maka hasilnya
menjadi 33,4.
Contoh 2 :
6,31
2,234 -
4,176 karena hanya boleh mengandung satu angka taksiran, maka hasilnya
menjadi 4,18.
b. Perkalian dan Pembagian Angka Penting
Pada operasi perkalian dan pembagian angka penting, hasil perkalian mengikuti
jumlah angka penting yang paling sedikit.
Perkalian
Contoh 1 :
1,23 3 angka penting
2,5 x 2 angka penting
3,075 hasil perkalian hanya boleh mengandung 2 angka penting (jml angka
penting paling sedikit. Sehingga hasilnya menjadi 3,1.
Pembagian
Contoh 2 :
12,234 5 angka penting
1,200 : 4 angka penting
10,195 hasilnya dituliskan menjadi 10,20 (4 angka penting).
c. Pemangkatan dan Penarikan Akar Angka Penting
Pada operasi pemangkatan dan penarikan akar, hasilnya memiliki jumlah angka
penting yang sama dengan bilangan yang dipangkatkan atau ditarik akarnya.
Contoh :
(12,5)2 = 156,25
Karena 12,5 memiliki 3 angka penting maka 156,25 dituliskan menjadi 156 (3 angka
penting).

√ 2,0 = 1,4142
Bilangan 2,0 memiliki 2 angka penting sehingga 1,4142 dituliskan menjadi 1,4 (2
angka penting).

Anda mungkin juga menyukai