Anda di halaman 1dari 19

MATERI DARING FISIKA KELAS X

Bab I Besaran dan


Satuan
B. Alat Ukur dan Angka Penting

SEMESTER GANJIL
Tahun Pelajaran 2021/2022
SMK Gema Karya Bahana
Kota Bekasi

Guru Fisika : AISYAH, ST.MT.


BAB 1 BESARAN DAN SATUAN
KOMPETENSI DASAR
3.1. Memahami konsep besaran pokok, besaran turunan, dan satuan dalam pengukuran
4.1. Menyaji hasil pengukuran besaran fisis menggunakan alat ukur dan teknik yang tepat

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa mampu memahami konsep besaran pokok
2. Siswa mampu memahami konsep besaran turunan
3. Siswa mampu memahami konsep besaran dan satuannya
4. Siswa mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan besaran dan satuan

PETA KONSEP

Besaran dan Satuan

Besaran dan
Satuan

Alat Ukur
Kesalahan Pengukuran
Kesalahan pengukuran adalah hasil pengukuran yang menyimpang dari
nilai yang sebenarnya.
Kesalahan pengukuran dapat dikurangi dengan cara:
1. mengukur besaran dengan alat yang sesuai,
2. merangkai alat dengan benar dan
3. melakukan pembacaan skala atau alat ukur dengan benar

Jenis-jenis kesalahan dalam pengukuran


1. Kesalahan Umum, disebabkan oleh Keterbatasan keterampilan pada
pengamat saat dilakukan pengukuran

2. Kesalahan Acak, disebabkan oleh Adanya fluktuasi-fluktuasi halus di


sekitar tempat berlangsungnya pengukuran, misalnya fluktuasi tegangan
listrik, landasan yang bergetar, bising, radiasi latar belakang dan
keterampilan pengamat saat pengukuran

3. Kesalahan Sistematika, merupakan kesalahan yang terjadi pada alat ukur,


misalnya kesalahan kalibrasi, kesalahan paralaks, kesalahan komponen
alat ukur, dan kesalahan titik nol.
B. Alat Ukur
Alat Ukur ada bermacam-macam, antara lain sebagai berikut:

1. Alat Ukur Panjang, adalah alat ukur yang digunakan untuk


mengukur panjang, antara lain: mistar, jangka sorong dan
mikrometer sekrup.

Mistar

Ketidakpastian pada mistar adalah 0,5 mm


atau 0,05 cm
Jangka Sorong

Jangka sorong digunakan untuk mengukur


panjang, tebak, kedalaman lubang, diameter
luar, dan diameter dalam.

Ketidakpastian pada jangka sorong adalah 0,5 mm


atau 0,05 cm
Mikrometer Sekrup

Mikrometer Sekrup digunakan


untuk mengukur ketebalan benda
yang relatif tipis. Misalnya: kertas,
seng, koin dan karbon.

Ketidakpastian pada mikrometer


sekrup adalah 0,005 mm atau
0,0005 cm
2. Alat Ukur Massa. Massa memiliki nilai tetap tanpa
memperhatikan lokasi benda. Massa benda diukur menggunakan
neraca atau timbangan.

Jenis-jenis neraca untuk menentukan massa benda, yaitu neraca


analitis dua lengan dan neraca O’hauss.

Neraca O’hauss Neraca Dua Lengan


3. Alat Ukur Besaran Waktu
Waktu merupakan besaran yang menunjukkan lamanya suatu
peristiwa berlangsung. Alat ukur waktu antara lain jam tangan
atau arloji, stopwatch, jam pasir dan jam atom Cesium.

Jam Tangan Stop Watch Analog Stop Watch Digital


4. Alat Ukur Kuat Arus dan Tegangan listrik

Alat untuk mengukur kuat arus listrik adalah amperemeter,

Alat ukur tegangan listrik disebut voltmeter

Amperemeter Voltmeter
C. Ketelitian Pengukuran dan Angka Penting
Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung

Pengukuran Langsung adalah hasil pembacaan skala pada alat


ukur secara langsung menyatakan nilai besaran yang diukur
tanpa perlu penambahan, pengambilan rata-ratanya atau
penggunaan rumus untuk menghitung nilai yang diinginkan.
Contoh pengukuran langsung adalah menimbang massa suatu
benda dengan neraca

Pengukuran Tidak Langsung adalah pengukuran yang


memerlukan perhitungan-perhitungan tambahan.
Contoh pengukuran tidak langsung adalah mengukur luas
persegi panjang
Angka Penting

Angka Penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil


pengukuran.

Angka Penting terdiri dari:


• Angka-angka yang sudah pasti
• Satu angka terakhir yang diragukan, yang berasal dari hasil
taksiran (kira-kira)

Cara memperoleh angka Penting


a. Misalkan panjang batang kayu diukur menggunakan mistar
dan diperoleh hasil: 2,4 cm (diperoleh: 2 angka penting).
Angka-angka tersebut berupa: Angka yang sudah pasti angka
2 dan satu angka terakhir yang diragukan yaitu angka 4

b. Misalkan panjang batang kayu diukur menggunakan


jangka sorong dan diperoleh hasil: 2,38 cm (diperoleh: 3
angka penting). Angka-angka tersebut berupa: Angka yang
sudah pasti angka 2 dan 3 dan satu angka terakhir yang
diragukan yaitu angka 8.
a. Aturan penulisan/penyajian angka penting dalam pengukuran

1. Semua angka yang bukan NOL adalah angka penting


Contoh: 28,412 ( 5 angka penting)
14,45 ( 4 angka penting)

2. Semua angka NOL yang terletak diantara angka-angka bukan


nol adalah angka penting.
Contoh: 9000,1009 (8 angka penting)
5700, 09 ( 6 angka penting)

3. Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol


yang terakhir, tetapi terletak di depan tanda desimal adalah angka
penting.
Contoh: 0,00040 ( 2 angka penting)
0,02 ( 1 angka penting)
4. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir
dan di belakang tanda desimal adalah angka penting.
Contoh: 67,50000 (7 angka penting)
1,2000 ( 5 angka penting)

5. Angka Nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir
dan tidak dengan tanda desimal adalah angka tidak penting.
Contoh: 4700000 ( 2 angka penting)
154000 ( 3 angka penting)

6. Angka Nol yang terletak di depan angka bukan nol yang pertama
adalah angka tidak penting.
Contoh: 0,0000789 ( 3 angka penting)
0,000106 ( 3 angka penting)
b. Aturan pembulatan Bilangan Dalam Fisika

1. Angka lebih kecil daripada lima dibulatkan ke bawah


Contoh: 25,33 menjadi 25

2. Angka lebih besar daripada lima dibulatkan ke atas


Contoh: 35,678 menjadi 35, 68

3. Angka 5 dibulatkan ke atas jika sebelum angka 5 adalah ganjil


dan dibulatkan ke bawah jika sebelum angka 5 adalah angka
genap.
Contoh : 37,5 menjadi 38 (karena angka sebelum angka 5
adalah ganjil)
46,5 menjadi 46 (karena angka sebelum angka 5
adalah genap)
c. Aturan Operasi Hitung Angka Penting

1. Penjumlahan dan Pengurangan


Hanya boleh mengandung satu angka taksiran (angka taksiran
adalah angka terakhir dari suatu bilangan penting)
Contoh: 1,456 ( 3 angka desimal )
1,47 ( 2 angka desimal)
---- +
2,926 (3 angka desimal. Namun yang dibolehkan
adalah 2 angka desimal sehingga pembulatan berlaku
maka diperoleh 2, 93 (2 desimal)

2,908 (3 angka desimal )


3,78 (2 angka desimal)
2,4 (1 angka desimal)
---- +
9,088 (3 angka desimal. Namun yang dibolehkan
adalah 1 angka desimal sehingga pembulatan berlaku
maka diperoleh 9,1 (1 desimal)
2,856 ( 3 angka desimal )
1,27 ( 2 angka desimal)
---- -
1,586 (3 angka desimal. Namun yang dibolehkan
adalah 2 angka desimal sehingga pembulatan berlaku
maka diperoleh 1,57 (2 desimal)

44,672 ( 3 angka desimal )


1,32 ( 2 angka desimal)
---- -
43,352 (5 angka desimal. Namun yang dibolehkan
adalah 2 angka desimal sehingga pembulatan berlaku
maka diperoleh 43,35 (2 desimal)
2. Perkalian dan Pembagian
Hanya boleh memilih angka penting sebanyak bilangan yang
jumlah angka pentingnya paling sedikit.
Contoh

112 ( 3 angka penting)


24 ( 2 angka penting)
----x
2688 ( 4 angka penting) namun hanya boleh memilih 2 angka
penting, maka pembulatan berlaku menjadi 2700 (2 angka penting)

2, 62 ( 3 angka penting)
9,314 ( 4 angka penting)
----x
24,40268 ( 7 angka penting) namun hanya boleh memilih 3 angka
penting, maka diperoleh 24,4 (3 angka penting)
Contoh

10,54 ( 4 angka penting)


1,4 ( 2 angka penting)
---- :
7,528 ( 4 angka penting) namun hanya boleh memilih 2 angka
penting, maka diperoleh 7,5 (2 angka penting)

13,482 ( 5 angka penting)


6,3 ( 2 angka penting)
---- :
2,14 ( 3 angka penting) namun hanya boleh memilih 2 angka
penting, maka diperoleh 2,1 (2 angka penting)
TIADA HARI TANPA BELAJAR
Bekasi, Agustus 2021

Anda mungkin juga menyukai