Anda di halaman 1dari 8

A.

Konsep Pengukuran, Kesalahan, dan Perambatan Kesalahan


Tugas seorang surveyor (geodetic engineer) dimulai dari mendesain
proyek sampai dengan merepresentasikan hasil laporan. Pekerjaan yang
harus dilakukan oleh seorang surveyor diantaranya adalah melakukan
pengukuran (pengambilan data) dan termasuk di dalamnya melakukan
perataan (adjustment) dan analisis data yang diperoleh. Jika surveyor
ingin memperoleh data dan menganalisis hasil dengan baik maka dia
harus mengerti proses pengukuran (pengambilan data).
Di

dalam

pengukuran

(measurement)

terdapat

pengamatan

(observation). tidak ada pengukuran sebelum dilakukan pengamatan.


Namun pada umumnya definisi pengukuran dan pengamatan dianggap
sama.
Meskipun

pengukuran

seringkali

dianggap

sebagai

pekerjaan

tunggal, namun khusus untuk pengukuran dalam surveying dapat meliputi


beberapa operasi dasar diantaranya: centering, pointing, matching,
setting, dan reading. Diakhir dari proses sebuah nilai numeric tunggal
yang kemudian dipakai untuk merepresentasikan hasil pengukuran atau
pengamatan dari nilai yang dicari.
Pengukuran adalah suatu proses yang subyeknya berupa variasi
hasil ukuran. variasi hasil pengukuran dapat terjadi karena beberapa
aspek

pengukuran,

salah

satunya

adalah

tidak

diperhitungkannya

temperatur pada saat pengukuran. Sebagai contoh, dilakukan beberapa


kali pengukuran jarak antara dua titik dengan pita ukur dan perubahan
temperatur selama pengukuran juga diamati, maka terdapat hubungan
antara

perubahan

bacaan

jarak

yang

diukur

dengan

perubahan

temperatur yang terjadi. Jika koreksi temperatur tidak disertakan maka


nilai ukuran akan bervariasi menurut perubahan temperatur. Variasi
pengamatan sendiri merupakan hal mendasar yang dapat terjadi pada
setiap operasi pengamatan. tidak ada pengamatan yang nilainya berulang
secara pasti karena keterbatasan alat yang dipakai dan kemampuan

1 | Page

pengamat pada saat melakukan centering, pointing, matching, setting,


dan reading.
Karena hasil pengukuran selalu bervariasi maka nilai sebenarnya
tidak pernah diketahui. mungkin dapat dicari sebuah nilai tetap yang
diasumsikan

sebagai

nilai

sebenarnya

(true

value),

namun

pada

kenyataan yang didapatkan hanyalah estimasi (perkiraan) dari nilai


sebenarnya (true value) tersebut.
Perlu diperhatikan bahwa variasi nilai yang diperoleh untuk sejumlah
ukuran

adalah

sebuah

fenomena

alami

yang

kejadiannya

telah

diperkirakan meskipun pengukuran dilakukan dalam kondisi konstan. jika


variasi pengukuan dapat diestimasi maka besar penyimpangan dari nilai
ukuran terhadap nilai

sebenarnya

harus

diestimasi.

Penyimpangan

tersebut dikenal sebagai kesalahan (error) dalam pengukuran.


Studi mengenai kesalahan dalam pengamatan dan tingkah lakunya
pada dasarnya sama dengan studi mengenai pengamatan itu sendiri.
Dengan kata lain teori kesalahan (theory of errors) sama dengan teori
pengamatan (theory of observations).
Jenis-jenis kesalahan secara konvensional dapat dikategorikan ke dalam
tiga jenis yaitu:
a. Kesalahan besar (gross/blunder error) adalah kesalahan yang
disebabkan

oleh

kecerobohan

pengamat

dalam

melakukan

pengukuran.
b. Kesalahan sistematik adalah kesalahan yang terjadi berdasarkan
system tertentu yang dapat dinyatakan dalam hubungan fungsional.
c. Kesalahan acak adalah kesalahan yang terjadi karena perbedan
dalam membaca penaksiran skala terkecil sehingga terdapat variasi
hasil pengukuran.

2 | Page

B. Perambatan Kesalahan
Jika kita mengukur suatu besaran secara tidak langsung, misalnya
saja mengukur massa jenis suatu zat padat dengan menimbang dan
mengukur volumenya secara langsung. Kesalahan dalam pengukuran
massa dan volume akan terpadu sehingga menimbulkan kesalahan dalam
massa jenis. Efek perpaduan kesalahan kesalahan seperti ini dinamakan
perambatan kesalahan. Misalnya diukur suatu besaran z secara tidak
langsung dengan mengukur secara langsung besaran besaran x dan y
masing masing sebanyak n kali, maka z merupakan fungsi x dan y, jadi :

z = z(x,y)
Harga terbaik adalah :
z=z ( x . y )

( zx ) . s +( zy ). s

S z 2=

2
y

Contoh :

1. z = z + y
z
x

=1

dan

S z = S x 2 + S y 2

2.

z=x y

z
=mx m1 y n
x

3 | Page

dan

z
=nxm y n1
y

z
y

=1

S z =z

m 2 2 n 2 2
. Sx +
.Sy
x
y

()

C. Perambatan Variansi dan Kovariansi


Dalam aplikasi praktis dikenal sebagai perambatan kesalahan.
Bentuk umumnya dapat diturunkan dari persamaan fungsi padat bersama
untuk variabel acak hasil perambatan fungsi distribusi.
Bentuk umum rumusan (untuk fungsi tidak linier):
Diberikan: x1, x2, 1, 2, dan fungsi padat f(x1, x2).
Perhatikan fungsi-fungsi
y1 = g1(x1, x2) dan y2 = g2(x1, x2)
Variansi dan kovariansi didefinisikan sebagai nilai ekspektasi :

4 | Page

5 | Page

6 | Page

7 | Page

DAFTAR PUSTAKA

Setyadji,B.2005. Prinsip dan Teknik Perambatan. From


http://geodesy.gd.itb.ac.id/bsetyadji/wp-content/uploads/2007/04/gd2212-iv_2.pdf, 19
Februari 2015

Nugraha, Arry P.2011. Konsep Pengukuran, Kesalahan, dan Perambatan Kesalahan.


From http://arryprasetya.blogspot.com/2011/03/konsep-pengukuran-kesalahandan.html, 19 Februari 2015

8 | Page

Anda mungkin juga menyukai