Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN

PEMETAAN DIGITAL
Digitasi Peta Rupa Bumi Indonesia
Peta Rupa Bumi Indonesia Lembar 1707-414 Genteng Wetan

Disusun oleh :
Nama

: Khafid Ramadhan

NRP

: 3513100094

Kelas

:B

JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2015
1

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat- Nya

maka

penulis

dapat menyelesaikan penyusunan laporan

praktikum tugas mata kuliah Kartografi Digital.


Penyusunan laporan praktikum digitasi peta ini merupakan salah satu
prasyarat dalam memenuhi tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Kartografi Digital. Dalam penulisan laporan praktikum
Kartografi Digital ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga

kepada

pihak-pihak

yang

membantu

dalam

menyelesaikan

penelitian ini, khususnya kepada :


1. Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan kesehatan serta kesempatan
untuk membuat makalah ini.
2. Ibu Hepi Hapsari, S.T.M.T. selaku dosen mata kuliah Kartografi Digital B
3. Bapak Akbar Kurniawan, S.T,M.T dan Ibu Udiana, S.T.M.T selaku asisten
dosen kelasA dan B
4. Orang tua yang selalu memberikan motivasi dan doa.
5. Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan sehingga
dapat terselesainya laporan ini.
Akhirnya kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi seluruh

pembaca. Dalam Penulisan laporan praktikum Kartografi

Digital ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada


teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan
demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.

Surabaya, 1 April 2015

Penulis

ABSTRAK
Peta adalah gambaran atau proyeksi dari sebagian permukaan bumi
pada

bidang

datar

atau

kertas

dengan

skala

tertentu.

Dengan

perkembangan teknologi dan informasi yang semakin maju maka hal


tersebut juga berpengaruh terhadap perkembangan peta sebagai sumber
informasi. Definisi peta kemudian berubah menjadi sarana penyajian
informasi spasial dari unsure-unsur di muka bumi atau di bawah muka bumi.
Seiring dengan perkembangan teknologi maka peta analog yang berbasis
data raster dapat diubah menjadi peta digital yang berbasis vektor. Oleh
karena itu dibutuhkan digitasi peta raster.
Tujuan dari praktikum ini yaitu mengkonversi dan menyajikan peta
analog menjadi peta dalam bentuk digital, mengetahui cara membuat peta
digital dari data raster ke data vector dengan menggunakan aplikasi
AutoCAD serta untuk memenuhi tugas mata kuliah Kartografi Digital.
Pada praktikum pemetaan digital kali ini alat dan bahan yang
diperlukan yaitu : satu lembar peta rupa bumi indonesia skala 1:25.0000
dalam bentuk softfile (format JPEG), hardware berupa satu buah laptop dan
mouse serta aplikasi software AutoCAD Land desktop 2009.
Cara membuat peta digital dengan format vektor pada AutoCAD yaitu
mengatur format peta yang diinginkan, memasukkan peta RBI yang
diinginkan, melakukan

proses rubbersheet kemudian melakukan proses

digitasi sesuai jumlah layer yang telah di tentukan. Hasil akhir digitasi
berupa peta vector.

Kata kunci : AutoCAD, Digitasi, Peta RBI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................1
KATA PENGANTAR................................................................................2
ABSTRAK...............................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................4
DAFTAR GAMBAR.................................................................................4
DAFTAR TABEL.....................................................................................6
BAB I PENDAHULUAN
1.1............................................................................LatarBelakang
................................................................................................8
1.2........................................................................................Tujuan
................................................................................................8
1.3........................................................................Batasan Masalah
................................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.....................................................Peta (Topografi dan Tematik)
..............................................................................................10
2.2...................Konversi Data Digital (Dari hardcopy ke softcopy)
..............................................................................................11
2.3...............Transformasi Koordinat/Georeferensi (Rubber Sheet)
..............................................................................................13
2.4............Raster dan Vektor (Software dan On-Screen Digitizing)
..............................................................................................14
4

2.5....................................................Compute Aided Design (CAD)


..............................................................................................15
2.5.1.
Pengenalan
2.5.2.
On-Screen Digitizing di CAD
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1...........................................................................Alat dan Bahan
...............................................................................................17
3.2........................................................................Prinsip Kerja Alat
...............................................................................................17
BAB IV HASIL DAN ANALISIS
4.1..........................................................................Hasil Praktikum
..............................................................................................20
4.2.............................................................Analisis Hasil Praktikum
..............................................................................................22
BAB V PENUTUP
5.1...............................................................................Kesimpulan
..............................................................................................25
5.2........................................................................................Saran
..............................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................26
LAMPIRAN...........................................................................................27

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 ........................................................................................17
Gambar 3.2.........................................................................................18
Gambar 3.3.........................................................................................19
Gambar 4.1.........................................................................................20
Gambar 4.2.........................................................................................20
Gambar 4.3.........................................................................................21
Gambar 4.4.........................................................................................21
Gambar 4.5.........................................................................................22

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.............................................................................................23

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG

Kartografi adalah ilmu dan teknik pembuatan peta (Prihandito, 1989). Dalam
kaitannya dengan survei arkeologi, pembahasan mengenai kartografi pada bab ini
tidak langsung dikaitkan dengan ilmu dan teknik pembuatan peta, tetapi lebih
berkaitan dengan pemanfaatan peta yang sudah dipublikasikan untuk kepentingan
survei.
Kartografi merupakan bagian dari ilmu geografi yang berhubungan dengan
pemetaan. Hal ini berkaitan erat dengan sistem komunikasi antara si pembuat peta
dan si pengguna peta. Untuk menyampaikan berbagai informasi, baik berupa
informasi grafis maupun informasi atribut, diperlukan media yang tepat untuk
menyampaikannya, yaitu dengan menggunakan peta sebagai media komunikasi
dalam bentuk hardcopy maupun dalam bentuk softcopy.
Seiring dengan bekembangnya teknologi, kartografi kini tidak lagi hanya sebatas
titik,garis dan luasan di atas kertas. Munculnya teknologi pemetaan digital
memungkinkan peta analog untuk dikonversikan menjadi bentuk peta digital.
Perangkat digital ini dapat membantu pembuatan peta sesuai aturannya. Software
digital seperti AutoCAD dapat mengkonversikan peta analog ( kertas ) menjadi
bentuk digital. Dengan adanya bentuk peta digital, banyak manfaat yang dapat

diperoleh seperti mengetahui luasan dip eta secara lebih akurat, penyimpanan peta
dalam ruang yang lebih kecil dan fleksibel serta akses peta yang dapat dilakukan
dengan lebih mudah dan praktis.
Oleh karena itu sebagai seorang mahasiswa Teknik Geomatika harus dapat
menguasai teknik teknik khusus dalam kartografi dan pemetaan digital agar dapat
mengimbangi perkembangan teknologi yang semakin maju sehingga dapat
mengaplikasikan kemampuannya dengan baik di masyarakat. Laporan ini di buat
dalam rangka memenuhi target pembelajaran itu.

1.2

TUJUAN

Adapun tujuan dari praktikum kartografi digital ini :


a. Mahasiswa mampu melakukan digitasi pada peta analog
b. Mahasiswa mengerti kaidah dan aturan-aturan pada kartografi digital
1.3 BATASAN MASALAH
Adapun pembatasan masalah pada praktikum kartografi digital ini :
a. Digitasi hanya dilakukan pada lembar peta 1707-414 GENTENG
WETAN.
b. Digitasi peta menggunakan AutoCAD.
c. Bagian yang di digitasi terdiri dari 10 layer meliputi bangunan, sungai,
jalan lokal, jalan arteri, batas administrasi ( kabupaten dan
kecamatan ),vegetasi ( perkebunan ), sekolah, kantor pemerintahan,
rumah sakit, dan tempat ibadah.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

PETA
2.1.1 PETA TOPOGRAFI

Berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang
berarti
menggambar.
Peta
topografi
memetakan
tempat-tempat
dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi
bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian.
Peta topografi mengacu pada semua ciri-ciri permukaan bumi yang dapat
diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang dapat ditentukan pada
posisi tertentu.
Oleh sebab itu, dua unsur utama topografi adalah ukuran relief (berdasarkan
variasi elevasi axis) dan ukuran planimetrik (ukuran permukaan bidang
datar). Peta topografi menyediakan data yang diperlukan tentang sudut
kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara umum dan pola
urbanisasi. Peta topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin ciri-ciri
permukaan suatu kawasan tertentu dalam batas-batas skala.
Kelebihan Peta Topografi yaitu :
1.

Untuk mengetahui ketinggian suatu tempat.

2.

Untuk memperkirakan tingkat kecuraman atau kemiringan lereng.


10

Beberapa ketentuan pada peta topografi:


1.
Makin rapat jarak kontur yang satu dengan yang lainnya menunjukkan
daerah tersebut semakin curam. Sebaliknya semakin jarang jarak antara
kontur menunjukkan daerah tersebut semakin landai.
2.
Garis kontur yang diberi tanda bergerigi menunjukkan depresi
(lubang/cekungan) di puncak, misalnya puncak gunung yang berkawah.
3.
Peta topografi menggunakan skala besar, antara 1 : 50.000 sampai 1 :
100.000.
Peta topografi dapat juga diartikan sebagai peta yang menggambarkan
kenampakan alam (asli) dan kenampakan buatan manusia, diperlihatkan
pada posisi yang benar. Selain itu peta topografi dapat diartikan peta yang
menyajikan informasi spasial dari unsur-unsur pada muka bumi dan dibawah
bumi meliputi, batas administrasi, vegetasi dan unsur-unsur buatan manusia.
2.1.2 PETA TEMATIK
Peta tematik adalah peta yang isinya mengutamakan penggambaran
objek tertentu. Peta tematik juga disebut sebagai peta statistik ataupun
peta khusus, yaitu peta dengan obyek khusus.
Tujuan utamanya adalah untuk secara spesifik mengkomunikasikan
konsep dan data. Contoh peta tematik yang biasa digunakan dalam
perencanaan
termasuk peta kadastral
(batas
pemilikan), peta zona
(yaitu peta rancangan
legal
penggunaan
lahan), peta tata
guna
lahan, peta kepadatan
penduduk,
peta kelerengan,
peta geologi,
peta curah hujan dan peta produktivitas pertanian (Anonim, 1992).
Pemilihan sumber data disesuaikan dengan maksud dan tujuan
pembuatan peta serta keadaan medan yang dihadapi. Terdapat beberapa
sumber data yang digunakan pada pemetaan yaitu dengan pengamatan
langsung di lapangan, dengan penginderaan jauh atau dari peta yang sudah
ada (base map). Secara khusus, peta pengelolaan hutan berisikan tentang
kejelasan pemilikan (batas-batas kadastral maupun administratif), wilayah
itu sendiri dan hasil inventarisasi yang menunjukkan unit-unit tegakan yang
seragam. Karena kegiatan survey lapangan umumnya sangat mahal,
maka peta hutan biasanya digambarkan dari potret udara dengan
penafsiran. Kegiatan di lapangan hanya diperlukan untuk pembuktian
apakan penafsiran sudah betul atau belum dan juga melengkapi rincian di

11

lapangan yang tidak dapat dilihat secara langsung pada potret (Sumaryono,
1995).
2.2

KONVERSI DATA DIGITAL

Kemajuan
di
bidang
teknologi khususnya
di
bidang
Komputer mengakibatkan suatu peta bukan tidak lagi disajikan dalam bentuk
analog (pada selembar kertas, real maps, atau hardcopy) tetapi juga
dapat disimpan dalam bentuk digital. Hal ini dilakukan agar peta dapat
disajikan pada
layar monitor
yang dikenal dengan peta
maya
(Virtualmaps atau softcopy).
Proses digitasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara manual
dan digitasi on-screen. Cara manual dilakukan dengan menggunakan suatu
interface yang disebut alat digitizer. Adanya alat yang disebut dengan
scanner, memungkinkan cara manual dilakukan tanpa menggunakan
digitizer tapi dengan suatu teknik yang disebut digitasi on screen.
Metode digitasi on-screen dilakukan menggunakan perangkat lunak
(software). Perangkat lunak yang dapat digunakan dalam digitasi misalnya
AutoCAD, R2V, ArcView, dan lain-lain.
Proses pendigitasian peta terdiri dari beberapa tahapan yaitu
penyiapan peta-peta yang akan didigitasi, perekaman koordinat-koordinat
peta (digitasi aktual), pengeditan dan perbaikan data sebelum penyimpanan
dalam bentuk peta basis data, dan pemasukan data atribut yang beragam
sesuai data spasial. Adapun cara kerja pembuatan peta digital dari peta
analog adalah dengan mengkonversi fitur-fitur spasial pada peta menjadi
kumpulan koordinat (x, y) menggunakan perangkat software.
Proses konversi peta analog menjadi peta digital dapat dilakukan
dengan beberapa metode. Metode yang sering dilakukan adalah :
a.
b.
c.
d.
e.

Digitasi peta analog dengan digitizer


Scanning peta
Produksi peta digital
Masukan manual dari koordinat terkomputasi dan perhitungan
Transfer dari sumber data digital

Hasil dari proses digitalisasi dapat disimpan dalam dua format yang
berbeda yaitu raster dan vektor. Kedua format data digital tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangan tersendiri , namun perkembangan teknologi telah
12

memungkinkan konversi dari kedua format dilakukan dalam waktu yang


cepat sehingga perbedaan antara keduanya tidak terlalu dipermasalahkan.
Secara umum proses pemetaan digital dibagi ke dalam tiga tahap
pekerjaan sebagai berikut:
1. Data input
Data input yang dimaksud dapat berupa data survei lapangan baik
dengan menggunakan theodolite, total station, ataupun GPS yang telah
diproses menjadi data koordinat, peta analog yang sudah ada, hasil
interpretasi foto udara atau citra satelit. Data analog ini perlu dilakukan
digitasi
dengan
melalui
vektorisasi
dengan
perangkat
keras
meja digitizer atau rasterisasi dengan alat scanner. Kemudian dilakukan
perubahan format yang diinginkan dari vektor ke raster atau sebaliknya.
2. Data processing
Untuk proses editing objek-objek peta yang berupa simbol, titik, garis,
ataupun poligon dilakukan dalam format data vektor. Hal ini mengingat
kemampuan format vektor yang tidak terpengaruh besar kecilnya nilai
piksel. Ketika dilakukan zooming (in atau out) informasi yang tersimpan
dalam format vektor tidak berubah. Hal ini sangat berbeda bila
menggunakan
format
data
raster
yang
terpengaruh
oleh zooming kenampakan pada layar monitor.

3. Data Output
Dengan berbagai manipulasi yang ada pada beragam perangkat lunak
yang diinginkan, setelah melalui proses editing dan perancangan layout akan
dihasilkan peta baru dalam format digital. Peta baru dalam format digital ini
memiliki banyak keuntungan apabila akan digandakan, dikirim ke tempat
lain, atau jika akan dilakukan penambahan atau pengurangan informasi baru
ke dalamnya. Untuk penyimpanannya pun jauh lebih hemat, praktis, dan
relatif tahan lama.

2.3

TRANSFORMASI KOORDINAT/GEOREFERENSI

Transformasi koordinat ialah transformasi (perubahan) suatu sistem


koordinat ke sistem koordinat yang lain. Transformasi koordinat umumnya
13

digunakan untuk merubah model terain/foto/citra dari sistem koordinat


mesin (digitizer, scanner, camera) ke sistem koordinat peta tertentu. Peta
merepresentasikan real-world dalam sistem koordinat yang dibangun melalui
proses proyeksi tertentu. Dalam proyeksi peta ini koordinat geografik titik di
permukaan bumi (lintang, bujur) diproyeksikan ke koordinat kartesian (x, y).
Georeferensi merupakan penempatan koordinat pada peta yang
mengacu pada koordinat bumi. Sistem koordinat yang biasa dipakai adalah
sistem latitute dan longitute (latlong) atau lintang bujur dan sistem UTM
(Universal Tranverse Mercator). Sistem lintang bujur memiliki satuan derajat
menit detik, sementara sistem UTM memiliki satuan meter. Antara sistem
latlong dan UTM ini bisa saling dikonversi atau dirubah. Proses georeferensi
bisa dilakukan melalu bantuan perangkat lunak AutoCAD dan Arc View.
Rubber sheet adalah proses penyetingan data yang tidak seragam
berdasarkan pergerakan dari Titik Kontrol Tanah yang dimiliki ke sistem yang
baru. Sebagai contoh data yang didapatkan dari survey melalui udara dapat
saja tidak akurat, ketidakakuratan ini tergantung pada ketelitian jalur
terbang dan lensa kamera. Dengan membandingkan data ini dengan data
survey darat yang akurat maka data survey udara (foto udara) dapat di
rubbersheet terhadap data yang akurat dengan menggunakan titik kontrol
atau monumen yang terdapat pada kedua data yang ada.
Software AutoCAD melakukan rubber sheet dengan memindahkan titik
sekutu yang di spesifikasikan ke titik baru. Semakin banyak titik sekutu yang
digunakan maka hasil yang di dapatkan akan semakin akurat. Pengguna
dapat memilih objek secara manual, atau dapat memilih objek yang
melewati sheet yang asli. Berdasarkan pengalaman yang ada untuk bentuk
dengan kurva yang kompleks, perubahan yang proporsional menjadi
semakin akurat apabila titik sekutu yang digunakan semakin banyak. Proses
rubbersheet bekerja hanya pada objek yang masuk dalam sebuah project. Proses
rubber sheet berfungsi untuk mengakuratkan data.
2.4

RASTER DAN VEKTOR

Pemetaan digital adalah suatu proses pekerjaan pembuatan peta


dalam format digital yang dapat disimpan dan dicetak sesuai keinginan
pembuatnya baik dalam jumlah atau skala peta yang dihasilkan. Dalam
pemetaan digital, dikenal dua macam format digital :
1. DATA RASTER

14

Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat
(grid)/sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Foto digital seperti
areal fotografi atau foto satelit merupakan bagian dari data raster pada peta.
Raster mewakili data grid continue. Nilainya menggunakan gambar berwarna
seperti fotografi, yang di tampilkan dengan level merah, hijau, dan biru pada
sel. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel
grid yang disebut sebagai pixel (picture element). Resolusi (definisi visual)
tergantung pada ukuran pixel-nya, semakin kecil ukuran permukaan bumi
yang direpresentasikan oleh sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster
dihasilkan dari sistem penginderaan jauh dan sangat baik untuk
merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual seperti jenis
tanah, kelembaban tanah, suhu, dan lain-lain.Peta Raster adalah peta yang
diperoleh dari fotografi suatu areal, foto satelit atau foto permukaan bumi
yang diperoleh dari komputer. Contoh peta raster yang diambil dari satelit
cuaca.
2. DATA VEKTOR
Data vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik
yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan titik, garis atau area (polygon) . Ada tiga tipe data vector
(titik, garis, dan polygon) yang bisa digunakan untuk menampilkan informasi
pada peta. Titik bisa digunakan sebagai lokasi sebuah kota atau posisi tower
radio. Garis bisa digunakan untuk menunjukkan route suatu perjalanan atau
menggambarkan boundary. Poligon bisa digunakan untuk menggambarkan
sebuah danau atau sebuah Negara pada peta dunia. Dalam format vektor,
bumi direpresentasikan sebagai suatu mosaik dari garis (arc/line), poligon
(daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang
sama), titik/ point (node yang mempunyai label), dan nodes (merupakan titik
perpotongan antara dua baris). Setiap bagian dari data vector dapat saja
mempunyai informasi-informasi yang bersosiasi satu dengan lainnya seperti
penggunaan sebuah label untuk menggambarkan informasi pada suatu
lokasi. Peta Vektor terdiri dari titik, garis, dan area polygon. Bentuknya dapat
berupa peta lokal jalan.
2.5

COMPUTE AIDED DESIGN


2.5.1

PENGENALAN

2.5.2.

ON-SCREEN DIGITAZING CAD


15

Untuk dapat melakukan digitasi secara On-Screen kita harus memiliki


format data image dengan format jpg, bmp, tiff dll. Format data tersebut
dapat kita peroleh melalui cara scan. Konsep dari digitasi on-screen adalah
adalah mengkonversi fitur-fitur spasial pada peta menjadi kumpulan
koordinat (x, y) menggunakan perangkat software, dalam hal ini AutoCAD.
Agar data yang dihasilkan akurat, dibutuhkan sumber peta analog dengan
kualitas tinggi.
Fungsi-fungsinya digitasi on-screen pada AutoCAD :
1. Digitizing
2. Mengatur Layer
3. Scalling&Moving (Dalam peta gunakan UTM bukan koordinat bujur atau
lintang)
4. Penyimpanan dalam format/extention *.DXF atau *DWG atau *.SHP
Sebelum digitasi dimulai, sebaiknyakenali dulu karakteristik peta yang
akan didigitasi. Misalkan Kita akan mendigitasi peta JALAN, yaitu suatu peta
jaringan jalan untuk daerah tertentu dan sekitarnya yang memiliki fitur garis
(line, polyline).
Bila peta sudah didigit, ada baiknya dilakukan dikoreksi kesalahankesalahannya supaya bisa dibangun topologinya dengan benar .
Setelah coverage hasil digitasi bebas dari kesalahan sintaks ,
berikutnya dapat didefinisikan topologi. Topologi pada peta digital adalah
hubungan spasial antara masing-masing fitur pada peta. Adanya topologi
antara lain membuat penyimpanan data lebih efisien, sehingga pemrosesan
data lebih cepat. Konsep dasar topologi adalah:
1. Konektivitas (topology arc-node)
lainnya dengan node.
2. Luasan (topology polygon-arc)
akhirnya menghasilkan suatu polygon.

: Arc dihubungkan satu dan


: Arc yang terhubung awal dan

Topologi merupakan salah satu dari sejumlah hubungan terpenting


yang dipertahankan di dalam banyak basis data spasial. Struktur datanya
menentukan bagaimana dan dimana titik-titik dan garis-garis berhubungan
satu sama lain pada satu node (persimpangan topologi). Urutan koneksi atau
keterhubungannya juga menentukan bentuk dari suatu ARC atau Poligon.
16

Informasi mengenai hubungan topologi biasanya disimpan di dalam


beberapa tabel pada struktur basis data spasial. Ada tiga macam komponen
topologi yang perlu diketahui, sebagai bahan analisa di dalam pemetaan
digital, yaitu :
1. Topologi titik (nodes, point) adalah kumpulan obyek-obyek
dengan bentuk point
(nodes) yang membentuk suatu jaringan, misalnya
jajaran lampu jalanan di sepanjang jalan raya, jalur hijau yang berada di
kota, atau lokasi pengambilan sampel untuk
pengeboran minyak.
2. Topologi jaringan (network topology), yaitu obyek-obyek
bentuk jaringan linear yang saling terhubungkan (connect). Ketika anda
membuat jaringan topologi, informasi
tentang link dan hubungan obyekobyek tersebut disimpan sebagai data obyek pada
masing-masing obyek
yang dihubungkan.Contoh dari topologi jaringan adalah jaringan distribusi
air, jaringan sungai dan jaringan jalan.
3. Topologi luasan (region, polygon), yaitu obyek bentuk kurva
tertutup yang biasanya
menjadi batasan suatu daerah. Poligon
merupakan salah satu dari jenis topologi yang berbentuk luasan (region)
yang dapat dibuat di Autocad Map. Di dalam Autocad Map3D,
topologi
poligon menggunakan sistem link untuk mendefinisikan luasan daerah.
Masingmasing poligon terdiri dari beberapa seri link di bagian tepinya.
Contoh dari topologi
luasan adalah poligon blok kota, kapling tanah dan
daerah perbatasan adminstratif
pemerintahan daerah tingkat dua.

17

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1

ALAT DAN BAHAN

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kartografi


digital ini adalah :
1.
2.
3.
4.

Laptop ASUS X44H-UX107D


Mouse
Peta RBI No. 1707-414 GENTENG WETAN
AutoCAD Land Desktop 2009

3.2

PRINSIP KERJA ALAT

Adapun langkah-langkah pengerjaan praktikum Kartografi Digital ini


adalah sebagai berikut :
1. Buka perangkat lunak AutoCAD Map.
2. Mengatur format peta yang ingin digunakan. Hasil format :

Gambar 3.1 Hasil Input Raster Image

18

3. Masukan peta raster yang disediakan dengan menggunakan


menu Insert > Raster Image atau command untuk fungsi ini
adalah _imageattach
4. Pilih peta yang akan dimasukan ke lembar kerja kemudian pilih
Ok > Ok.
5. Klik sembarang pada lembar kerja agar peta tertampil pada
lembar kerja.

Gambar 3.2 Insert Image


6. Atur satuan yang digunanakan pada lembar kerja yang sesuai
dengan satuan koordinat pada peta.
7. Pilih menu Map > Tools > Rubber SheetB atau command
untuk fungsi ini adalah _adersheet
8. Perhatikan command window, ketika muncul tulisan base point,
pilih titik pada peta raster yang telah diketahui koordinatnya,
misalnya perpotongan grid pada peta.
9. Setelah itu, akan muncul reference point

untuk memasukan

koordinat titik tersebut. Gunakan daftar koordinat yang telah


disediakan dibawah ini. (dihalaman selanjutnya).
10.
Ulangi langkah 4 sehingga didapat 4 titik yang terdefinisi
koordinatnya.
11.
Setelah mendapatkan 4 titik, tekan enter sekali lagi untuk
mengakhiri pendefinisian titik.
12.
Pilih objek yang akan dibawa koordinat sebenarnya sengan
select

kemuadian pilih bidang peta keseluruhan. Tekan enter

untuk mengakhiri.
19

13.
14.

Tampilkan peta hasil rubber sheet yang telah dilakukan.


Siapkan
layer
layer
dengan
objek
yang
ingin

diidentifikasikan pada peta raster.


15.
Lakukan digitasi terhadap objek objek pada peta raster
sesuai layer masing masing objek dengan mengaktifkan layer
terlebih dahulu.
16.
Digitasi dapat dilakukan dengan menggunakan polyline
untuk objek berbentuk garis dan luasan seperti sungai,jalan dan
vegetasi. Manfaatkan fitur OSNAP.
17.
Gunakan point untuk men-digitasi objek objek yang
berupa titik seperti sekolah dan kantor pemerintahan.

Gambar 3.3 Hasil digitasi

BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1

HASIL PRAKTIKUM
1. Layer Jalan Arteri, Jalan Lokal, Batas Administrasi dan Sungai
( Layer Garis )

20

Gambar 4.1
2. Layer Perkebunan ( polygon )

Gambar 4.2
3. Layer Bangunan ( Polygon )

21

Gambar 4.3
4. Layer Kantor Pemerintahan, Rumah Sakit, Sekolah dan Tempat
Ibadah

Gambar 4.4
Tampilan untuk keseluruhan layer :

22

Gambar 4.5
4.2

ANALISA PRAKTIKUM

Hasil dari praktikum kartografi digital ini adalah peta dalam format
vektor. Adapun klasifikasi dari objek-objek digitasi :
1. Layer jalan arteri,jalan lokal, batas administrasi dan sungai
Hasil digitasi dari keempat layer ini ditampilkan dalam satu gambar
( gambar 4.1 ) dikarenakan menggunakan struktur yang sama yakni garis
dengan pembagiannya :
Layer line warna merah kode 244

: jalan arteri

Layer line warna merah muda kode 230

: jalan lokal

Layer line warna biru

: sungai

Layer line warna hitam

: batas administrasi

2. Layer perkebunan (poligon)

23

Pada layer vegetasi, yang di spesifikkan menjadi perkebunan, digitasi


menggunakan polygon dan diberi indeks wana hijau. Hasil digitasi dilakukan
hatch seperti terlihat dalam gambar 4.2.
3. layer sekolah, tempat ibadah, kantor pemerintahan, rumah sakit.
Hasil digitasi dari kelima layer ini ditampilkan dalam satu gambar
( gambar ) dikarenakan menggunakan struktur yang sama yakni titik/point.
Setiap layer mempunyai indeks warna tertentu untuk membedakan yang
satu dengan yang lainnya. Adapun pembagian indeks warnanya sebagai
berikut:
NAMA

SIMBOL

KANTOR PEMERINTAHAN

SEKOLAH

TEMPAT IBADAH (MASJID)


TEMPAT IBADAH (GEREJA)

RUMAH SAKIT

TABEL 4.1 klasifikasi digitasi point

24

Dari hasil digitasi seperti yang di jelaskan di atas, dilakukan beberapa


analisis :
Pertama

mengenai

rubbersheet

atau

kesalahan yang cukup besar setelah melakukan

georeferensi.

Terjadi

rubber sheet yakni

pada sumbu Y sekitar 10-11 m. Namun hal itu masih dapat di tolerir
Karena toleransi yang diberikan adalah sekitar 12,5 m yang artinya
kesalahan sumbu Y masih masuk toleransi. Hal tersebut terjadi karena
adanya

kemungkinan

ketidaktelitian

penulis

dalam

memasukkan

koordinat saat proses rubbersheeting. Selain itu, adanya kesamaan


warna antara koordinat dengan objek dipeta sehingga koordinat terlihat
kabur atau tidak jelas.
Analisis kedua mengenai proses digitasi, dimana terlihat sekilas
dari gambar hasil digitasi di atas bahwa hasil digitasi terlihat kurang
rapi.

Selain

itu

banyak

objek

yang

terdigit

tidak

tepat

dipeta

( melenceng sehingga beda posisinya ). Hal ini terjadi karena proses


pembesaran ( zoom ) saat di lakukan digitasi berubah-ubah dan berbeda
tiap objek yang mengakibatkan adanya garis atau objek yang terdigit
kurang tepat. Kemudian adanya kemungkinan terjadi pergeseran peta
saat proses digitasi juga menjadi faktor hasil digitasi kurang rapi dan
bergeser dari posisi aslinya.

25

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum tersebut penulis menyimpulkan bahwa :
1. Peta RBI yang digunakan yaitu Peta RBI Lembar 1607-613 Wilayah
Balung.
2. Pendigitasian obyek meliputi :
a. Bangunan, yang didigitasi menggunakan polyline
b. Jalan Arteri yang didigitasi menggunakan polyline
c. Jalan local yang didigitasi menggunakan polyline
d. Batas administrasi yang didigitasi menggunakan polyline
e. Sungai yang didigitasi menggunakan polyline
f. Perkebunan yang didigitasi menggunakan polyline ( dalam bentuk
polygon )
g. Kantor pemerintahan yang didigitasi menggunakan point
h. Rumah sakit yang didigitasi menggunakan point
i. Sekolah yang didigitasi menggunakan point
j. Tempat ibadah yang didigitasi menggunakan point
3. Pada saat rubbersheet terjadi kesalahan yang besar ( namun masih
masuk toleransi ) dikarenakan ketidaktelitian penulis saat proses
digitasi berlangsung.
4. Cara membuat peta digital dengan format vektor pada AutoCAD
yaitu mengatur format peta yang diinginkan, memasukkan peta RBI
yang

diinginkan,

melakukan

proses

rubbersheet

kemudian

melakukan proses digitasi sesuai jumlah layer yang telah di tentukan.


4.3

Hasil akhir digitasi berupa peta vector.


Saran
Dari hasil analisa praktikum penulis menyarankan :
1. Proses rubbersheet agar dilakukan dengan lebih teliti
2. Gunakan peta yang beresolusi tinggi gar ketika dilakukan
pembesatan ( zoom ) peta tidak pecah sehinnga hasil digitasi
dapat dilakukan dengan tepat.
3. Proses digitasi dilakukan tiap layer yang telah ditentukan.

DAFTAR PUSTAKA
26

http://riskasapriani21.blogspot.com/2012/11/peta-topografi-dan-peta-tematik.html
http://erybaary.blogspot.com/2011/03/laporan-pemetaan-digital.html
https://www.academia.edu/8798474/Laporan_Kartografi_digital_2
http://bumiangkasa.blogspot.com/2011/03/pemetaan-digital-dan-gps.html
http://jembatan4.blogspot.com/2013/08/digitasi-peta.html
http://nilaamallia.blogspot.com/2011/01/data-vektor-dan-data-raster.html
https://www.academia.edu/4776832/INPUT_DATA_SPASIAL
http://www.oocities.org/yaslinus/masuk.html
http://lockertugas.blogspot.com/2012_11_01_archive.html

LAMPIRAN

27

Anda mungkin juga menyukai