Anda di halaman 1dari 7

BAB 2

2.1PETA
Peta adalah gambaran permukaan bumi yang digambar pada permukaan datar,
dan diperkecil dengan skala tertentu dan juga dilengkapi simbol sebagai
penjelas. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau
kain penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran
seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil
dengan menggunakan skala tertentu.Sebuah peta adalah representasi dua
dimensi dari suatu ruang tiga dimensi.Beberapa ahli mendefinisikan peta dengan
berbagai pengertian, namun pada dasarnya peta mempunyai arti yang sama.
Berikut pengertian peta dari para ahli :
1. Menurut

ICA

(International

Cartographic

Association)

,Peta

adalah

gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih


dari pemukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau
benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu
bidang datar dan diperkecil/diskalakan.
2. Menurut Aryono Prihandito (1998)
Peta adalah gambaran permukaaan bumi dengan skala tertentu, digambar
pada bidang datar melalui system proyeksi tertentu.
3. Menurut Erwin Rainsz (1948)
Peta adlah gambaran konvensional dari ketampakan muka bumi yang
diperkecil seperti ketampakannya kalau dilihat vertikal dari atas, dibuat
pada bidang datar dan ditambah tulisan-tulisan sebagai penjelas.
4. Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal
2005)
Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi
lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para perencana dan
pengambilan keputusan pada tahapan pada tingkatan pembangunan.
Adapun syarat-syarat dalam pembuatan peta adalah :

Peta harus conform, artinya bentuk daerah, pulau, benua yang digambar

pada peta harus sama bentuknya dengan kenyataan di lapangan.


Peta harus ekuivalen, artinya daerah yang digambar sama luasnya jika

dilakukan dengan skala peta.


Peta ekuidistan, artinya jarak-jarak yang digambar di peta harus tepat

perbandingannya dengan jarak sesungguhnya di lapangan.


Peta harus rapi dan bersih

Peta tidak boleh membingungkan


Peta harus mudah dipahami
Peta harus ada indeks,daftar isi,keterangan

Peta sebagai pemberi informasi memiliki beberapa fungsi :

Menyeleksi data
Memperlihatkan ukuran
Menunjukkan lokasi relatif
Memperlihatkan bentuk

Peta memiliki beberapa unsur yang meliputi :


1. Judul
Mencerminkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya di bagian atas
tengah, atas kanan, atau bawah. Walaupun demikian, sedapat mungkin di
letakkan di kanan atas.
2. Legenda
Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol yang merupakan kunci untuk
memahami peta.
3. Orientasi/tanda arah
Pada umumnya, arah utara ditunjukkan oleh tanda panah ke arah atas peta.
Letaknya di tempat yang sesuai jika ada garis lintang dan bujur, koordinat dapat
sebagai petunjuk arah.
4. Skala
Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya di
lapangan. Skala ditulis di bawah judul peta, di luar garis tepi, atau di bawah
legenda.
Contoh-contoh skala:

Skala angka. Misalnya 1:2.500.000, artinya setiap 1 satuan jarak dalam

peta sama dengan 2.500.000 satuan jarak dalam di lapangan.


Skala garis. Skala ini dibuat dalam bentuk garis horizontal yang memiliki
panjang tertentu dan tiap ruas berukuran 1 cm atau lebih untuk mewakili

jarak tertentu yang diinginkan oleh pembuat peta.


Skala verbal, yakni skala yang ditulis dengan kata-kata.

5. Simbol Peta
Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada
permukaan bumi yang terdapat pada peta kenampakannya, jenis-jenis simbol
peta antara lain:

Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional


Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan

dengan jarak
Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan simbol
yang mencakup area tertentu

6. Warna Peta
Warna

peta

digunakan

untuk

membedakan

kenampakan

atau

objek

di

permukaan bumi, memberi kualitas atau kuantitas simbol di peta, an untuk


keperluan estetika peta
7. Tipe Huruf (Lettering)
Lettering berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada. Macam
penggunaan letering:

Obyek Hipsografi ditulis dengan huruf tegak, contoh: Surakarta


Obyek Hidrografi ditulis dengan huruf miring, contoh: Laut Jawa

8. Garis Astronomis
Garis astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk
menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah
9. Inset
Inset adalah peta kecil yang disisipkan di peta utama. Macam-macam inset
antara lain:

Inset penunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang belum

dikenali
Inset penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap

penting
Inset penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong
di peta utama

10.Garis Tepi Peta


Garis tepi peta merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan untuk
meletakkan garis astronomis
11.Sumber dan Tahun Pembuatan
Sumber peta adalah referensi dari mana data peta diperoleh.
Dewasa ini sudah dikenal adanya peta digital (Digital Map), yaitu peta yang
berupa gambaran permukaan bumi yang diolah dengan bantuan media
komputer. Biasanya peta digital ini dibuat dengan menggunakan software GIS
(Geography Information System). Ilmu yang mempelajari tentang peta dan
pemetaan disebut dengan kartografi dan orang yang ahli dalam bidang peta dan
pemetaan disebut kartografi.
2.2

Sistem Informasi Geografis


Sistem Informasi Geografis atau disingkat SIG adalah suatu sistem berbasis

komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi


geografi

yaitu

pemasukan

data,

manajemen

data

(penyimpanan

dan

pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil
akhir (output). Hasil akhir (output) dapat dijadikan acuan dalam pengambilan
keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi (Aronoff ,1989).
Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah untuk
mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai
atribut suatu lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam
Sistem Informasi Geografis adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan
merupakan

data

dasar

yang

belum

dispesifikasi

(Dulbahri,

1993).

Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan
data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat
digunakan adalah analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan
data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta.
Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan
keberadaan berbagai objek sebagai data spasial.
SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada
suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa, dan akhirnya
memetakan hasilnya. Data yang diolah pada SIG adalah data spasial yaitu

sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki
sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi SIG
dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti lokasi,kondisi, tren, pola dan
pemodelan.
Menurut John E. Harmon, Steven J. Anderson, 2003, secara rinci SIG dapat
beroperasi dengan komponen- komponen sebagai berikut :
1. Orang

yang

menjalankan

sistem

meliputi

orang

yang

mengoperasikan,

mengembangkan bahkan memperoleh manfaat dari sistem. Kategori orang yang


menjadi bagian dari SIG beragam, misalnya operator, analis, programmer,
database administrator bahkan stakeholder.
2. Aplikasi merupakan prosedur yang digunakan untuk mengolah data menjadi
informasi. Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi, koreksi geometri, query,
overlay, buffer, jointable, dsb.
3. Data yang digunakan dalam SIG dapat berupa data grafis dan data atribut:
Data
posisi/koordinat/grafis/ruang/spasial,
merupakan
data
yang
merupakan

representasi

fenomena

permukaan

bumi/keruangan

yang

memiliki referensi (koordinat) lazim berupa peta, foto udara, citra satelit

dan sebagainya atau hasil dari interpretasi data-data tersebut.


Data atribut/non-spasial, data yang merepresentasikan aspek-aspek
deskriptif dari fenomena yang dimodelkannya. Misalnya data sensus

penduduk, catatan survei, data statistik lainnya.


4. Software adalah perangkat lunak SIG berupa program aplikasi yang memiliki
kemampuan pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis dan penayangan
data spasial (contoh : ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dll)
5. Hardware, perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem berupa
perangkat

komputer,

pendukung lainnya.

printer,

scanner,

digitizer,

plotter

dan

perangkat

Gambar 2.1 Komponen SIG


Selain kelima komponen di atas, ada satu komponen yang sebenarnya tidak
kalah penting yaitu Metode. Sebuah SIG yang baik adalah apabila didukung
dengan metode perencanaan desain sistem yang baik dan sesuai dengan
business rules organisasi yang menggunakan SIG tersebut. Kombinasi yang
benar antara keenam komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu
proyek pengembangan Sistem Informasi Geografis.
2.3

Data Spasial

Data spasial adalah data yang bereferensi geografis atas representasi


obyek di bumi. Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan
interprestasi dan proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi. Fenomena
tersebut berupa fenomena alamiah dan buatan manusia. Pada awalnya, semua
data dan informasi yang ada di peta merupakan representasi dari obyek di muka
bumi. Sesuai dengan perkembangan, peta tidak hanya merepresentasikan
obyek-obyek yang ada di muka bumi, tetapi berkembang menjadi representasi
obyek diatas muka bumi (diudara) dan dibawah permukaan bumi. Data spasial
memiliki dua jenis tipe yaitu vektor dan raster. Model data vektor menampilkan,
menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik,
garis-garis atau kurva, atau poligon beserta atribut-atributnya. Model data Raster
menampilkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur
matriks atau piksel piksel yang membentuk grid. Pemanfaatan kedua model
data spasial ini menyesuaikan dengan peruntukan dan kebutuhannya.
2.4

Data Vektor

Model data vektor adalah yang dapat menampilkan, menempatkan, dan


menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis atau kirva dan
polygon beserta atribut-atributnya (Prahasta, 2001).
Bentuk-bentuk dasar representasi data spasial ini, di dalam sistem model
data vektor, didefinisikan oleh sistem koordinat kartesian dua dimensi (x, y). Di
dalam model data spasial vektor, garis-garis atau kurva (busur atau arcs)
merupakan sekumpulan titik-titik terurut yang dihubungkan (Prahasta, 2001).
Poligon akan terbentuk penuh jika titik awal dan titik akhir poligon
memiliki nilai koordinat yang sama dengan titik awal. Sedangkan bentuk poligon
disimpan sebagai suatu kumpulan list yang saling terkait secara dinamis dengan
menggunakan pointer/titik.
2.5
Data Raster
Obyek di permukaan bumi disajikan sebagai elemen matriks atau sel-sel
grid yang homogen. Model data Raster menampilkan, menempatkan dan
menyimpan dataspasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel
yang membentuk grid (Prahasta, 2001).
Tingkat ketelitian model data raster sangat bergantung pada resolusi atau
ukuran pikselnya terhadap obyek di permukaan bumi. Entity spasial raster
disimpan di dalam layers yang secara fungsionalitas di relasikan dengan unsur
unsur petanya (Prahasta, 2001).
Satuan elemen data raster biasa disebut dengan pixel, elemen tersebut
merupakan ekstrasi dari suatu citra yang disimpan sebagai digital number.
Meninjau struktur model data raster identik dengan bentuk matriks. Pada model
data raster, matriks atau array diurutkan menurut koordinat kolom (x) dan
barisnya (y) (Prahasta, 2001).
2.6Georeferensi

Anda mungkin juga menyukai