Pengertian Pengukuran
Menurut KBBI,
“Pengukuran/peng·u·kur·an/ (n) proses, cara, perbuatan mengukur;” sedangkan
mengukur sendiri memiliki defenisi “mengukur/meng·u·kur/(v) menghitung ukurannya
(panjang, besar, luas, tinggi, dan sebagainya) dengan alat tertentu:”. Secara sederhana,
pengukuran merupakan proses memberikan angka dengan satuan tertentu berdasarkan
satuan yang telah ditetapkan. Pengukuran merupakan pekerjaan objektif, sehingga setiap
pengukuran harus menggunakan alat ukur yang dapat menunjukkan hasil pengukuran dan
angka hasil pengukuran dalam korespondensi 1-1.
Dalam fisika, pengukuran berhubungan dengan menetapkan angka untuk suatu
karakteristik dalam sistem yang akan dipelajari. Karakteristik dalam sistem biasanya
merupakan besaran turunan yang dapat diturunkan dari besaraan pokok. Standarisasi
satuan besaran pokok telah diatur dalam SI yang dapat disimpulkan dalam tabel A.1.
Distandarkannya satuan supaya pengukuran dapat diulangi dan didapatkan hasil yang
sama.
A.1 Besaran Pokok dan Satuannya
Besaran Pokok Satuan SI
Panjang Meter (m)
Massa Kilogram (kg)
Waktu Sekon (s)
Kuat Arus Listrik Ampere (A)
Jumlah Zat mol
Temperatur Kelvin (K)
Intensitas Cahaya Candela (cd)
3. Kesalahan sistematis
Kesalahan yang disebabkan oleh alat ukur sendiri atau sering disebut kesalahan
sistematis (systematic error). Kesalahan sistematis dapat menyebabkan hasil
pengukuran menyimpang dari hasil sebenarnya dan simpangan tersebut mempunyai
arah tertentu. Beberapa contoh keslahan sistematis antara lain:
Kesalahan titik nol, artinya kesalahan yang terjadi karena titik nol skala tidak
berimpit dengan titik nol jarum penunjuk, atau jarum penunjuk pada alat ukur tidak
kembali tepat pada angka nol. Bila sudah diatur maksimal tetapi tidak tepat pada
skala nol, maka mengatasinya harus diperhitungkan selisih kesalahan tersebut
setiap kali melakukan pembacaan skala.
Adanya ketidakteraturan objek yang diukur sehingga menyebabkan kesalahan hasil
pengukuran.
Kesalahan kalibrasi, kesalahan ini terjadi pada saat pembuatan produk dimana cara
memberi nilai skala alat tidak sesuai sehingga berakibat setiap kali alat digunakan.
Hal ini dapat diketahui dengan cara membandingkan alat yang tidak sesuai skalanya
dengan alat standart yang baku.
Kelelahan alat, dikarenakan alat yang sering dipakai terus menerus sehingga tidak
akurat lagi hasilnya dan bahkan tidak berfungsi kembali dengan baik. Contohnya
pegas yang mulai mengendur dan lembek pada percobaan konstanta pegas, jarum
penunjuk pada voltmeter bergesekan dengan garis skala, penggunaan baterai
sebagai sumber tegangan pada multimeter digital yang kalah dan haus, melemahnya
pegas yang digunakan pada neraca pegas sehingga dapat mempengaruhi gerak
jarum penunjuk dan sebagainya.
Kesalahan paralaks (arah pandang), pada saat membaca nilai skala, pengamat
berpindah tempat atau tidak dapat melihat objek yang dilihat sehingga berbeda
dengan objek pertama yang diamati dan menyebabkan hasil pengukurannya
berbeda dari keadaan awal.
Waktu respon yang tidak tepat artinya waktu pengukuran tiak bersamaan dengan
saat munculnya data yang seharusnya diukur, sehingga data yang diperoleh bukan
data yang sebenarnya. Misalnya, kita ingin mengukur periode getar suatu beban
yang digantungkan pada pegas dengan menggunakan stopwatch. Selang waktu
yang diukur sering tidak tepat karena terlalu cepat atau terlambat menekan tombol
stopwatch saat kejadian berlangsung.