SKRIPSI
OLEH
HERDHA PRASILA
NIM 106251400544
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Sarjana
Pendidikan Seni Rupa
Oleh
HERDHA PRASILA
NIM 106251400544
Prasila, Herdha. 2011. Studi Tentang Empat Lukisan Pelepah Pisang Karya
Ladiono Periode 2007. Skripsi, Seni Desain, Sastra, Universitas Negeri
Malang. Pembimbing 1: Drs. Mistaram, M.Pd. Pembimbing 2: Ike
Ratnawati, S.Pd, M, Pd.
Prasila, Herdha. 2011. Study Of Four Pictures about Stem of Banana Bunch by
Ladiono in 2007Period. Thesis, art design, Faculty of Letters State
University of Malang. Advisors: 1: Drs. Mistaram, M.Pd. Pembimbing 2:
Ike Ratnawati, S.Pd, M, Pd.
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah atas segala rahmat dan hidayah yang diberikan
Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi
ini merupakan suatu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada
dan arahan yang diberikan oleh pembimbing I dan pembimbing II, serta dukungan
moral dan motivasi yang diberikan oleh berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan. Oleh karena itu, dengan ketulusan hati dan kerendahan hati, penulis
Negeri Malang.
Malang.
5. Selaku Dosen Pembimbing II, Ike Ratnawati, S.Pd, M, Pd, yang telah
6. Bapak, ibu, kakak dan adik tercinta, atas do’a dan dorongan
objek penelitian.
selama ini.
9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik langsung maupun tidak
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Landasan Teori ................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 41
E. Ruang Lingkup .............................................................................. 42
F. Definisi Operasional ...................................................................... 44
BAB VI PEMBAHASAN
A. Aspek Genetik Subjektif dan Objektif Pelukis Ladiono
Dalam Menciptakan Karya Seni Rupa Berupa Lukisan
Pelepah Pisang Periode 2007 ....................................................... 105
B. Aspek Objektif/ Karya Lukisan Pelepah Pisang Ladiono
v
Periode 2007 ................................................................................ 109
C. Afeksi Penghayat Terhadap Lukisan Pelepah Pisang Periode
2007 Karya Ladiono .................................................................... 120
D. Hubungan Aspek Genetik, Objektif, dan Afeksinya
Dalam Lukisan Pelepah Pisang Karya Ladiono Periode 2007 ..... 125
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 128
B. Saran ............................................................................................ 134
DAFTAR RUJUKAN .................................................................................. 136
LAMPIRAN ................................................................................................. 138
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
x
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keindahan walau nilai keindahannnya kecil. Mulai dari alat- alat rumah tangga,
bentuk tempat tinggal, peralatan bekerja, alat transportasi dan lain- lain (Sanyoto,
2005:3).
Karya seni sendiri lahir dari seniman yang kreatif, artinya karya seni
masyarakatnya, sehingga dapat dikatakan bahwa karya seni adalah buah tangan
atau hasil cipta seni seniman. Pada dasarnya karya seni bersifat fisik, namun jika
ingin melihatnya sebagai non fisik maka pengertian karya seni harus digunakan
dalam arti estetik. Sejumlah pemikir masa sekarang banyak berpendapat bahwa
tersebut. Begitupun dalam menyebut atau memberi nama sebuah karya seni rupa
seringkali kurang tepat, bahkan jauh dari pengertian yang sesungguhnya. Hal
1
2
tersebut diakibatkan dengan tidak adanya batasan dan fungsi yang pasti dalam
proses pembuatannya.
Karya seni karya Ladiono pada penelitian ini lebih difokuskan pada
proses penciptaan seni yang berbahan utama terbuat dari pelepah pisang. Pelepah
pisang dapat dikreasikan menjadi karya seni yang bernilai seni tinggi. Kriya seni
yang satu ini berbeda dengan karya seni yang lain. Pada umumnya masyarakat
menggunakan pelepah pisang menjadi bungkus kue, aneka tas wanita, pigura foto,
bros, perlengkapan makan, lampu hias, tatakan gelas maupun piring, kotak
banyak lagi yang lain. Sedangkan karya seni pelepah pisang karya Ladiono yang
berasal dari Trenggalek berbentuk lukisan. Lukisan pelepah pisang karya seniman
Trenggalek ini berbeda dengan lukisan pelepah pisang lainnya. Beliau mengubah
pelepah pisang menjadi lukisan pelepah pisang yang unik dan bernilai seni tinggi
ditinjau dari pemilihan bahan baku, teknik pembuatan, bentuk objek serta
coraknya.
pelepah pisang karena debog merupakan bahan yang mudah didapatkan di mana
saja, apalagi di daerah pedesaan hampir di setiap rumah ditanami pelepah pisang.
Namun tidak semua pelepah pisang dapat digunakan. Perbedaan jenis pisang
yang digunakan sangat menentukan warna yang dihasilkan, karena tidak semua
pisang dapat digunakan untuk karya seni khususnya lukisan. Bahan baku yang
berasal dari pisang gepok, pisang raja, dan pisang ambon, pelepah pisang dulang,
dan pelepah pisang emas. Hal ini dikarenakan pelepah pisang tersebut memiliki
perbedaan warna yang tajam dan memiliki sifat yang lentur serta mudah dibentuk.
Pelepahnyapun tidak mudah patah ketika dipakai, serta semua bagian pelepah
pisang (baik bagian luar dan dalam) dapat dimanfaatkan. Sedangkan jenis pelepah
pisang yang lain memiliki permukaan kulit yang keras dan sulit untuk dibentuk,
serta warnanya terlalu mengkilap sehingga ketika dikeringkan sebagian kulit ari
dari permukaan pelepah pisang akan mengelupas dan warnanya tidak bisa
menyatu dengan kulitnya. Enis pisang lain yang sulit dibentuk misalkan pisang
terutama dalam proses pembuatannya yang masih sangat tergantung pada alam
pelepah pisang, dan dalam proses finishing barang setelah dipernis. Teriknya
hal ini bertujuan supaya tidak menimbulkan bau apek dan tahan dari serangga dan
tema- tema sosial seperti pemulung, nyethe, kritikan ( tikus dan sepatu) dan hewan
(elang, ular, ikan, dan lain- lain). Berbeda dengan lukisan- lukisan sebelum
periode 2007. Lukisan Ladiono sebelum periode 2007 banyak menampilkan figur-
figur manusia dan hewan dalam jumlah banyak dan memenuhi seluruh bidang
Objek yang terdapat pada lukisan debog pada periode 2007 menampilkan
satu sampai dua objek- objek utama menonjol seperti relief ( menonjol keluar
dalam lukisan pelepah pisang atau debog karya Ladiono, sehingga peneliti
lukis debog milik Ladiono dengan judul ” Studi Tentang Empat Lukisan
B. Rumusan Masalah
menciptakan karya seni rupa berupa lukisan pelepah pisang periode 2007?
2. Bagaimana pula dengan aspek objektif/ karya lukisan pelepah pisang karya
C. Landasan Teori
berikut:
1. Definisi Seni
Seni yaitu segala kegiatan dan hasil karya manusia yang mengutarakan
timbulnya pengalaman atau kegiatan batin pula pada diri orang lain yang
pribadinya. Dapat disimpulkan bahwa dalam seni terdapat aspek- aspek sebagai
berikut:
c. Aspek komunikasi
2. Seni Lukis
Terdapat beberapa definisi mengenai seni lukis, yaitu: a. Seni lukis adalah
aktifitas yang menghubungkan struktur bentuk, garis, warna, tekstur dan irama
yang dapat memberikan pengalaman emosi estetik (Clive Bell dalam Sumardjo,
2002:60), Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar
6
pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh
dari menggambar. Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau
permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium
lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di
dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga
rupa, Susanto ( 2000:70) mengatakan bahwa seni lukis adalah bahasa ungkapan
Dari beberapa pendapat diatas maka seni lukis adalah suatu kegiatan atau
3. Unsur-Unsur Seni
mengatakan bahwa karya seni merupakan hasil perpaduan unsur-unsur rupa serta
karya tersebut merupakan hasil gubahan manusia yang mempunyai nilai- nilai
tertentu yaitu nilai fisik dan nilai estetik. Nilai estetik tersebut terjadi karena
adanya pengaruh- pengaruh unsur rupa yang disajikan oleh objek seni rupa,
karena setiap unsur memiliki sifat dan watak tertentu yang dapat dimanipulasi dan
diubah oleh pencipta sebagai sarana untuk mewujudkan idenya yang akhirnya
7
a. Garis
Garis adalah perpaduan dari sejumlah titik yang sejajar dan sama besar
dan memiliki dimensi memanjang dan punya arah, bisa pendek, panjang, halus,
Garis dapat diartikan sebagai suatu hasil goresan , disebut garis nyata atau
kaligrafi dan batas limit suatu benda, batas ruang, batas warna, bentuk massa,
Dalam dunia seni rupa, peranan dan pengaruh garis sangat penting dalam
1) Garis geometris
2) Garis kaligrafis
nyata adalah garis contoh garis yang lembut, kadang-kadang kuat, lembut,
3) Garis semu
merupakan kesan garis yang dapat dirasakan. Garis semu ini dapat
a) Garis struktural
b) Garis pengikat
b. Bidang
bidang memempati ruangnya sendiri. Dengan kata lain, bidang adalah pertemuan
garis dengan garis. Menurut Sanyoto (2005: 83), terdapat dua macam bidang yaitu
bidang geometris adalah bidang teratur yang dapat diukur secara matematis dan
c. Bentuk / ruang
Dalam seni bentuk merupakan unsur yang penting sebagai dasar untuk
bidang dan memiliki kesan meruang atau isi (Nurhadiat, 2004:25). Bentuk atau
10
2) Ruang maya adalah ruang yang hanya dapat dirasakan atau terkesan
meruang.
hubungannya dengan bentuk, ruang dapat berupa ruang positif dan ruang negatif.
Dalam komposisi atau karya dua dimensi motif atau bentuk yang tergambar
merupakan ruang positif sedang bagian yang tersisa pada bidang tersebut disebut
ruang negatif.
d. Warna
ditemukannya warna pelangi oleh ahli ilmu fisika, Sir Isaac Newton, terungkap
bahwa warna merupakan salah satu fenomena alam yang dapat diteliti dan
Dalam ilmu fisika warna adalah kesan yang ditimbulkan oleh cahaya pada
mata. Sedangkan menurut Ilmu Bahan, warna adalah berupa pigmen. Istilah ini
11
diperoleh dari zat-zat kimia. Tetapi jika warna alam diperoleh dari senyawa
Peranan warna banyak sekali dalam berbagai bidang. Salah satunya dalam
pembentukan suatu karya seni. Tanpa adanya warna maka suatu karya itu terasa
tidak lengkap dan tidak dapat menarik perhatian pengamat. Warna dapat dipakai
pelukis realis maupun yang naturalis. Warna juga berperan sebagai pengungkapan
bentuk pengekspresian. Warna dapat juga dipakai sebagai simbolis, seperti yang
1) Hue
membedakan antara warna yang satu dengan warna yang lain. Hue ini
a) Warna Primer
Warna primer disebut juga dengan warna pertama atau warna pokok.
Disebut dengan warna primer karena warna tersebut tidak dapat dibentuk dari
warna lain. Selain itu warna ini dapat dipergunakan sebagai pokok
b) Warna Sekunder
jingga (orange), ungu (violet), dan hijau (green). Tiga warna primer dan tiga
2005:20).
c) Warna Intermediate
diantara warna primer dan warna sekunder dalam lingkaran warna. Warna ini
jingga (red-orange), merah ungu (red-violet), biru ungu (blue-violet) dan biru
hijau (blue-green).
d) Warna Tersier
Warna tersier atau warna ketiga adalah warna hasil percampuran dari
e) Warna Kuarter
Value dapat disebut juga sebagai gejala cahaya dari hue yang
putih. Bila suatu warna ditambah dengan abu-abu yang gradasinya mendekati
putih, maka diperoleh warna tint, sedang bila suatu warna ditambahkan abu-abu
mendekati warna hitam, maka akan diperoleh warna shade (Indrawati, 2004:26).
Jadi value merupakan nilai gelap terang untuk memperoleh kedalaman karena
pengaruh cahaya. Dengan adanya value tersebut maka kita dapat membedakan
kualitas antara warna gelap dan warna terang disebabkan karena hue tersebut
3) Chroma
Dapat diartikan sebagai gejala kekuatan pancaran intensitas dari hue yang
diungkapkan untuk menyatakan kemurnian hue. Jadi chroma dan intensitas warna
chroma adalah uruttan perubahan hue dari intensitas tertinggi (maksimum) pada
warna yang jenuh. Jenuh disini maksudnya sudah tidak memiliki identitas lagi,
14
warna kelabu yang dapat disamakan dengan abu-abu netral percampuran hitam
dan putih.
Manfaat chroma dalam seni rupa adalah untuk mengubah karakter warna,
misalnya warna merah murni memiliki karakter garang, ganas, menyala, panas,
marah dan sebagainya, akan berubah karakternya menjadi lemah lembut, sopan,
e. Cahaya
Cahaya merupakan unsur seni rupa yang sangat diperlukan karena tanpa
adanya cahaya maka suatu karya seni tidak dapat diamati dan dinikmati
kehadirannya. Selain itu cahaya juga merupakan salah satu sumber terjadinya
15
suatu objek.
f. Tekstur
permukaan tentu memiliki nilai. Nilai tersebut dapat berupa halus, kasar, licin dan
lain sebagainya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tekstur adalah nilai atau
ciri khas suatu permukaan. Tekstur erat kaitannya dengan masalah bahan,
material, atau media fisik karena kehadirannya setiap karya seni rupa tidak bias
lewat rabaan, jadi tekstur nyata adalah jenis tekstur yang tidak hanya
4. Prinsip-prinsip Seni
Selain unsur- unsur seni diatas, seorang pencipta seni harus mengetahui
prinsip- prinsip seni dalam melukis, Prinsip- prinsip seni dalam melukis
diantaranya:
a. Kesatuan (unity)
Kesatuan (unity) merupakan prinsip dasar seni. Karya seni harus menyatu,
Nampak seperti menjadi satu atau adanya saling hubungan antar unsur yang
disusun. Jika satu atau beberapa unsur dalam susunan terdapat saling ada
17
hubungan maka kesatuan telah dapat dicapai. Beberapa hubungan tersebut antara
b. Keseimbangan ( balance)
keadaan yang dialami oleh sesuatu ( benda) jika semua daya bekerja saling
hampir sama, yaitu sesuatu keadaan di mana disemua bagian pada karya tidak ada
yang lebih terbebani. Jadi dikatakan seimbang manakala disemua bagian pada
karya bebannya sama, sehingga pada gilirannya akan membawa rasa tenang dan
enak dilihat. Jadi keseimbangan dalam sebuah komposisi adalah suatu keadaan
yang dapat dirasakan jika mengamati suatu objek atau benda, adanya kesamaan
yang mempunyai bobot visual yang sama atau mirip, pada jarak yang sama
pola atau komposisi/ organisasi visual yang terbentuk yaitu pola komposisi yang
simetris (setangkup).
unsur yang tidak sama bobotnya visualnya disekitar titik pusat/ sumbu imajiner.,
susun akan membentuk pola komposisi yang asimetris, yang memberikan efek/
yaitu :
simetri.
19
sebelah kiri dan ruang sebelah kanan memiliki beban besaran sederajad
(besaran sama tetapi bentuk rautnya berbeda), misalnya lingkaran dengan segi
tiga dengan besaran sama, karakternya: tidak terlalu resmi, ada sedikit
dinamika.
tidak memiliki beban yang sama besaran maupun bentuk rautnya tetapi tetap
c. Keselarasan/keserasian (harmony)
suatu karya. Keserasian adalah suatu usaha dari berbagai macambentuk, bangun,
warna, elemen- elemen lain disusun secara seimbang dalam suatu susunan
dan kemiripan pada media estetik yang dimanfaatkan dalam suatu organisasi
unsur atau media yang sama lebih dari satu kali dalam sebuah organisasi
dalam suatu organisasi visual/tata susun terlihat kurang lebih sama, tetapi
kemiripan dapat dikenali jika media atau unsur tersebut tergolong kedalam
kesamaan rumpun, misalnya warna dingin (biru, hijau, dan ungu) atau rumpun
bentuk lurus (balok, bujur sangkar, dan persegi panjang). Jadi kemiripan lebih
Pusat perhatian adalah unsur yang sangat menonjol atau berbeda dengan
unggul, istimewa, unik, ganjil, maka akan menjadi menarik atau menjadi pusat
perhatian. Suatu karya seni harus memiliki pusat perhatian, sebab apabila tidak
21
memiliki maka karya seni tersebut tidak menarik, membosankan, statis, gersang,
e. Irama/Rhytm
2000:1479).
Menurut Fajar sidik dalam Sanyoto (2005: 121) mengatakan bahwa, irama
atau ritme adalah suatu pengulangan yang secara terus menerus dan teratur dari
suatu unsur atau unsur- unsur. Irama/ rytme dalam suatu organisasi visual terjadi
keran penciptaan perulangan (repetation) , dari media estetik yang ditata sehingga
Jadi irama atau ritme adalah gerak perulangan atau gerak mengalir yang
penyusunan unsur- unsur yang ada atau pengulangan dari unsur – unsur
diorganisir.
Proporsi atau persebandingan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa
dari suatu desain atau hubungan antara bagian dengan keseluruhan (Kartika,
2004:64).
sebagai Law of relationship, yaitu tiga aturan untuk menciptakan komposisi yang
menarik
lukis
sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan aliran ini berusaha
koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh terkenal dari aliran
b. Realisme
Gambar 1.15 Lukisan Custavo courbert, yang berjudul “Courbet stone breakers”
(Sumber http://www.justseeds.orgblog200801gustave_courbet_retrospective_1.html,
diakses 13-05- 2011)
25
c. Naturalisme
Aliran ini dianggap bagian dari realisme yang memilih objek yang
(Nursantara, 2005:3).
26
d. Impresionisme
merekam kesan cahaya yang jatuh/ memantul pada suatu objek atau benda
Gambar 1.17 Lukisan Claude Monet yang berjudul “Impression Rissing Sun”
(Sumber http:// sekartejaartstudio.blogspot.com/ diakses 13-05- 2011)
e. Ekspresionisme
Luapan perasaan berupa kesedihan atau tekanan batin yang lainnya yang
Affandi, Popo Iskandar, Vincent Van Gogh, Vassily Kandinsky, dan lain
sebagainvya.
f. Art Nouveau
tidak lagi begitu dihargai karena telah digantikan kehalusan buatan mesin.
mungkin dicapai oleh produksi massal (atau jika bisa, akan biaya
2007:1)
g. Surrealisme
05-2011).
Gambar 1.19 Lukisan Salvador dali yang berjudul ” The persistence of memory “
(Sumber https://astarhoplahop.wordpress.com/ diakses tanggal 21-05-2011)
h. Dekoratif
deformasi.
29
i. Dadaisme
dari alam bawah sadar sebagai protes tidak adanya polarisasi nilai
karyanya. Kolase adalah salah satu dari sekian teknik yang digunakan
(Soedarso, 2000:127).
Tristan Tzara.
j. Naifisme
Gambar 1.22 Lukisan Paul klee yang berjudul “Aroung the fish”
(Sumber http://www.paintinghere.com/painting/ diakses tanggal 21-05-2011)
6. Media Seni
Media adalah alat atau bahan yang digunakan untuk mewujudkan ide
atau gagasan, sehingga tercipta suatu wujud karya. Media yaitu bahan yang
menjadi alat yang konkret untuk menyatakan gagasan yang bersifat abstrak.
Media harus dipilih secata tepat agar sebuah gagasan dapat dikomunikasikan.
Pemilihan media harus diikuti teknik, prosedur, dan keahlian berkarya agar karya
yang dihasilkan memiliki nilai seni yang tinggi ( Sulastianto, 2008: 20). Media
seni rupa secara umum dibedakan menjadi dua macam yaitu media dua dimensi
dan media tiga dimensi. Media yang diperlukan untuk mewujudkan suatu karya 2
a. Pensil
Pensil lunak diberi kode B, pensil keras diberi kode H. Watak goresan
sebuah pensil tergantung pada runcing atau tumpulnya ujung pensil. Ujung
yang runcing memiliki watak tegas, cermat dan kaku, sedangkan ujung
b. Conte
seperti daya lekat kapur terhadap papan tulis. Oleh sebab itu, agar hasilnya
tidak mudah rusak sebaiknya di Fixer yaitu dengan alat semprot untuk
Bentuk pastel seperti pensil atau kapur tulis, terbuat dari lilin atau
Coalin dicampur dengan tepung warna. Hasil gambar dengan pastel seperti
dengan conte, harus disemprot dengan zat penguat agar daya lekatnya
lebih kuat dan tahan gesekan. Jika tidak disemprot dengan pengauat
b. Pena
tebal dan tipisnya jejak pena tersebut. Setiap nama pena memiliki sifat-
Roundhanpenn
c. Kuas
d. Tinta Bak
Tinta bak dikenal juga dengan sebutan tinta Cina. Tinta bak
berwarna hitam, ada yang luntur di air ada pula yang tidak. Tinta bak yang
e. Ekolin
Jenis tinta ini berwujud seperti tinta yang beraneka warna, namun
untuk mewarnai gambar konstruksi, gambar peta, gambar teknik dan lain-
lain. Cat ekolin yang bagus adalah yang tidak luntur di air jika sudah
kering.
f. Cat air
2) Cat plakat
dengan warna kedua, biru maka cat biru itulah yang akan terlihat,
g. Palet
atau papan besar dari akrilik atau kaca bias kita pakai sebagai palet
sederhana. Palet kayu tradisional dengan lubang ibu jari juga ada dalam
h. Pisau
seni.
Bahan- bahan dari alam dapat juga digunakan sebagai media dalam
membuat suatu karya seni seperti tanah liat, kayu, batu, bambu, daun,
media yang dipilih. Benda- benda yang dibuat oleh masyarakat menggunakan
berbagai macam teknik. Berbagai teknik yang dipakai dalam pembuatan karya
seni kriya dibedakan menjadi dua yaitu teknik karya seni kriya dua dimensi dan
karya seni kriya 3 dimensi menurut Margono dalam Seni Rupa dan Seni Teater
35
Teknik yang digunakan membuata karya seni kriya dua dimensi dapat
berupa : teknik batik, cetak, ukir, sulam, bordir, menempel, arsir, blok,
1) Teknik batik
Teknik batik yaitu memberi hiasan atau motif pada kain dengan
cara memberi gambar pada kain dengan malam atau lilin panas
menggunakan canting.
2) Teknik anyaman
Daun pandan
Daun lontar
Bambu
Enceng gondok
Mendong
Plastik
Pita jepang,
diantaranya:
kerangka besi dan lainnya. Jadi, media tersebut dibentuk terlebih dulu
(www.diskopjatim.go.id/.../298-suci-memproses-gedebog-jadi-uang.html,
2) Cetak
3) Membentuk (modeling)
Adalah membuat karya seni rupa dengan media tanah liat ( gerabah,
keramik, atau tembikar) menghasilkan barang baru yang jauh berbeda dari
4) Butsir
Teknik butsir, hanya menggunakan alat telapak tangan dan alat lain
pahat (tatah) atau ukir dengan martil. Bahan (media) yang digunakan
adalah bahan keras seperti batu, cadas, kayu, gips, tanah liat kering.
Contoh pembutan kerajinan patung dan ukiran atau relief, kerajinan seni
ukir terutama ukiran kayu dengan menggunakan teknik pahat. Alat yang
Ada yang dibuat sket pola lebih rinci (detail), setelah selesai dihaluskan
(diamplas).
batang korek api dan bahan dari alam sekitar, benda-benda bekas, kardus,
karton, sedotan, kertas, kayu, kawat, tali, dan rumput. Alatnya: pisau,
ini ditampilkan dalam wujud yang bersifat visual dengan menggunakan berbagai
material lukis. Jenis dan sifat visualisasi sangat dipengaruhi oleh persepsi dan
(Sulastianto, 2008:19).
berbagai cara dan langkah agar karya yang dihasilkan dapat bernilai.
menemukan ide dari dua jenis objek yaitu objek riil dan objek idiil. Jenis
objek riil yaitu objek atau hal yang bisa membangkitkan ide melalui rasa
takut, sedih dan lain- lain. Objek- objek riil dinamakan dengan objek fisis.
pemikiran atau fantasi dari seseorang. Yang termasuk dalam objek idiil
Proses penuangan ide dalam media seni disebut juga dengan tahap
dapat muncul dari analisa objektif saja. Logika itu lahir secara intuitif
berdasarkan pengalaman.
teknik melukis, karena teknik melukis ini erat kaitannya dengan ide
Berbagai macam tujuan seni tidak lepas keberadaannya seni itu sendiri
sebagai bagian dari kebudayaan. Dengan demikian tujuan dari pelukis- pelukis
menciptakan karyanya secara langsung dan tidak langsung berkaitan pula dengan
a. Menciptakan keindahan
40
b. Memberi hiasan
Yang dimaksud dengan tujuan seni , lukisan tidak hanya obyek keindahan
yang melekat pada lukisan itu sendiri. Akan tetapi lukisan yang berkat
sebagai hiasan.
c. Mencatat pengalaman
semata, akan tetapi merupakan catatan mengenai apa yang dilihat atau dialami.
d. Memprotes ketidakadilan
berasal dari lingkungan dimana para pelukis tersebut berada. Maka secara tidak
langsung karya seni lukis yang mereka ciptakan juga dapat mencerminkan
Dengan adanya karya seni, seniman dapat ikut ambil bagian berjuang
keras melawan ketidak adilan pada masa mereka hidup dan berada
a. Faktor intrinsik merupakan faktor yang berasal dari dalam atau bakat
seseorang seniman anugrah dari Allah SWT yang dibawa sejak lahir. Faktor
1) Ide gagasan
3) Keluarga
b. Faktor ekstrinsik adalah gejala dari luar karya seni yang mempengaruhi
Agus, 2010:1).
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
3. Mahasiswa
Penelitian ini dapat menjadi referensi penelitian yang akan datang atau
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai acuan dan tambahan
5. Seniman.
6. Masyarakat
E. Ruang lingkup
Teknik
Rumusan Sub
Variabel Sumber Data Pengumpulan
Masalah Variabel
Data
1. Bagaimana aspek genetik Genetik Subjektif Narasumber Observasi
( Ide / gagasan, - Ladiono Wawancara
Subjek dan Objek
(pelukis
Sikap /
Pelukis Ladiono dalam
pelepah
perilaku,
menciptakan karya seni pisang).
Psikologis, - Keluarga
rupa berupa lukisan
- Masyarakat
Pendidikan,
pelepah pisang periode
- Temen-
2007? Keluarga)
teman
Objektif pelukis
(Lingkungan,
sosial politik
dan ideologi)
Ladiono?
periode 2007?
44
F. Definisi Operasional
istilah yang digunakan pada judul penulisan skripsi ini, maka perlu penegasan
yang penuh dengan cerita ( narasi) pada sebuah bidang dua dimensi> Dan
narasi ungkap tersebut didasari sebuah konsep ( teks pikiran) yang khas
Dalam hal ini lukisan yang dimaksud adalah lukisan karya Ladiono yang
terbuat dari bahan debog/ pelepah pisang. Lukisan pelepah pisang yang
baku, teknik pembuatan, sampai dengan bentuk objek yang seperti relief
bentuk relief serta media warna yang terbuat dari debog/ pelepah pisang.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
penelitian yang temuan temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau
bentuk hitungan lainnya. Pemikiran ini sejalan dengan pendapat Moleong (1998:
77) yaitu :
mengacu tidak hanya pada satu sudut pandang namun ketiga komponen seni yang
bergabung menjadi satu. Ketiga komponen seni tersebut meliputi seniman sebagai
sumber informasi genetik, karya seni sebagai sumber informasi objektif serta
saling bergantung serta menentukan dalam pencapaian kualitas nilai suatu karya
seni. Dengan tanpa hadirnya salah satu dari komponen tersebut, maka tak akan
45
46
ada yang disebut seni, karena kesatuan komponen tersebut merupakan keharusan
Sintesis
Kesimpulan
Nilai
Seniman Penghayat
Karya
Faktor Faktor
Seni
Genetik Afektif
Faktor Komponen /
Sumber Nilai
Kerangka
Kerja Kritik
Historisme Emosionalisme
Formalisme Holisme
Dari beberapa teori diatas maka penelitian ini difokuskan pada studi
tentang empat lukisan debog/ pelepah pisang karya Ladiono Periode 2007 yang
meliputi Ladiono sebagai faktor genetik, karya lukisan debog sebagai faktor
B. Kehadiran Peneliti
sebagai instrumen utama yang mempunyai peran penting dalam proses penelitian
analisis, penafsir data, penghayat dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil
penelitian, pelaksana dan pengumpul data genetik berupa proses penciptaan karya
Ladiono, objektif berupa karya - karya kriya berbentuk lukisan Ladiono tahun
2007 dan afektif dari pengamatan peneliti terhadap lukisan pelepah pisang karya
C. Lokasi Penelitian
Ladiono berlangsung serta tempat untuk memajang hasil karya yang telah jadi
c. Lukisan pelepah pisang berjudul ”Antara Hidup dan Mati” dibuat pada
tahun 2007
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data observasi langsung yaitu dengan
melakukan dokumentasi berupa foto karya lukisan debog dan mengamati secara
langsung studi tentang kerajinan lukisan debog/ pelepah pisang karya Ladiono di
Data dan sumber data dijadikan sebagai informasi dalam penelitian ini.
komponen seni yang terdiri dari seniman, karya seni dan penghayat.
49
E. Instrumen Penelitian
pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Hal ini dilakukan
penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
Guna memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan data yang
terhadap obyek yang diteliti. Pengamatan secara mendalam dan pencatatan secara
rinci dilakukan guna mendapatkan informasi yang berasal dari hasil analisa
formal. Dalam observasi ini peneliti mengamati lingkungan dan latar belakang
Ladiono sebagai faktir genetik, karya lukisan pelepah sebagai faktor objektif
untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi,
dan benda serta rekaman gambar. Observasi dapat dilakukan baik secara langsung
2. Metode wawancara
dipertanggung jawabkan.
3. Metode dokumentasi
dijadikan sebagai dokumentasi. Adapun cara memperoleh data ini yakni dengan
pisang. Dari metode dokumentasi itu, maka data yang diharapkan peneliti yang
G. Analisis Data
yang runtut, teratur dan rapi. Hal ini berkaitan dengan kepentingan untuk analisis
a. Reduksi I
Ide / gagasan
Sikap / perilaku
Psikologis
Pendidikan
Keluarga
2. Objektif, meliputi:
Lingkungan
Sosial Politik
Ideologi
b. Reduksi II
tersebut diantaranya :
c. Reduksi III
pisang.
d. Reduksi IV
Dalam hal ini tidak diartikan bahwa seorang kritikus terikat penemuan
hal yang berada dibelakang karya dan makna atau nilai yang
dikandungnya.
e. Reduksi V
hubungan satu dengan yang lain antar ketiga komponen seni dan
Data yang digunakan dalam suatu kegiatan penelitian berasal dari berbagai
sumber. Data-data tersebut bervariasi nilai gunanya. Dalam penelitian terdapat hal
yang menjadi syarat mutlak untuk pengecekan keabsahan data. Menurut (Moleong
(confirmability).
data adalah derajat kepercayaan (credibility) yang bisa diuji dengan beberapa
terhadap data.
sumber. Trianggulasi data digunakan untuk data –data yang bersifat tertulis
dengan informan Ladiono yang masih berkaitan dengan masalah yang diteliti.
55
data menggunakan beragam sumber data untuk menggali data yang sejenis.
berbagai sumber, dari kondisi lokasinya, dari aktivitasnya, atau dari sumber yang
berupa catatan atau arsip dan dokumen yang memuat catatan yang berkaitan
Dengan cara ini maka kemantapan dan kebenaran data sejenis dapat teruji.
penelitian berupa studi tentang kerajinan lukisan pelepah pisang karya Ladiono
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan ini berupa kegiatan yang dilakukan oleh peneliti, yaitu
a. Penelitan awal
berupa proposal penelitian yang berisi : latar belakang penelitian dan alasan
c. Studi eksplorasi
akan ditempuh penelitian nantinya dan memperoleh data dari lapangan seperti
data.
pengolahan data secara analisis terhadap data yang telah diperoleh nantinya
d. Penganalisisan data
bentuk deskripsi
Berikut ini adalah paparan data dan hasil temuan penelitian yang
berkarya sampai menghasilkan karya dan lukisan pelepah pisang periode 2007.
Hasil penelitian ini dipergunakan peneliti untuk menjawab tujuan penelitian yang
2007
Ladiono lahir di Tulungagung pada tanggal 26 Mei 1955. Ladiono berasal dari
keluarga tidak mampu pasangan Kaseri dan Widji. Ia merupakan anak kedua dari
tujuh bersaudara terdiri dari lima laki-laki dan dua perempuan. Orang tuanya
/barang-barang dari tanah liat, sedangkan Bapaknya adalah pembuat tepung beras.
Pekerjaan sebagai tukang gerabah sudah lama menjadi profesi Ibunya dan
pengrajin gerabah dan pembuat tepung beras. Pekerjaan itu cukup susah dan tidak
seimbang antara hasil dan biaya. Namun tetap ditekuni karena pekerjaan itu
58
59
yang diberikan adalah menggambar atau mewarna. Beliau suka membuat benda-
benda dari tanah liat. Sepulang sekolah ia langsung membantu Ibunya sambil
Ladiono bernama Kaseri, Beliau menuturkan bahwa sejak kecil umur 10 tahun
bakat Ladiono di bidang seni sudah nampak, sejak kecil Ladiono suka membuat
bentuk- bentuk wadah dari gerabah mulai vas bunga sampai dengan membuat
hiasan bentuk wayang dari tanah liat. Dia juga dapat membuat cetakan sendiri
untuk hiasan dinding berupa bentuk wayang orang dari tanah liat, dan memberi
warna hiasan dinding yang dibuatnya dengan warna asli getah ringin (wawancara,
dilakukannya sejak berusia 10 tahun tanpa bantuan dari orang tua dan guru-
benda berupa vas bunga namun lama-kelamaan bentuk vas bunga dirubah dan
dimodifikasi ke relief hiasan dinding dari tanah liat dengan mengambil bentuk-
bentuk pewayangan. Hal ini adanya pengaruh dari tetangganya yang berprofesi
sebagai dalang. Ia sering main dan melihat, serta sering didongengi tentang cerita-
di kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP), dimana situasi dalam keluarga
semakin repot ditambah lagi dengan hubungan Bapak dan ibunya yang kurang
kebutuhannya dan adik- adiknya. Maka solusi yang diambil Ladiono harus
timbul fikiran Ladiono ingin mencari biaya sendiri untuk mempertahankan agar
tetap sekolah. Kemudian di benak Ladiono timbul angan-angan atau ide positif,
yaitu ingin merombak barang – barang dari gerabah itu menjadi sebuah karya
yang mahal tetapi bahannya sedikit. Setelah mencoba-coba selama kurang lebih
satu tahun ternyata ide itu bisa dibuktikan. Bentuk kuwali, lemper yang
cenderung memerlukan bahan yang banyak, dan pengerjaanya lama, kini diganti
sebuah bentuk wayang orang setengah badan yang menarik. Agar pemrosesannya
lebih efektif dan efesien, dibuat model cetakan, sehingga semua orang bisa
membuat karya wayang orang dengan cara mencetak, termasuk salah satunya
sampai SMP. Cukup banyak orang membeli kemudian untuk dijual lagi. Bahkan
sampai di luar kota misalnya Malang, Surabaya, Blitar dan lain- lain. Singkatnya
dari hasil berkarya seninya tersebut bisa untuk biaya sekolah dan membantu
keluarganya.
Tahun 1972 Ladiono lulus SMP, sebenarnya cita- cita Ladiono ingin
Menengah Kejuruan (SMK) sampai lulus di tahun 1975. Setelah lulus, Ladiono
dan modelnya, yaitu genthong, kendhi, Vas, Pot bunga, dan sejenisnya, bentuk-
bentuk benda tersebut terkadang diukir/dihias, kadang dicat, kadang divernis saja
sinilah Ladiono mulai cocok dan bisa mengembangkan bakatnya, karena terdapat
mata pelajaran seni lukis yang menjadi hobinya. Pak Ihwan Supardi dan Sujono,
sebagai pendidik memberikan motivasi dan sekaligus membinanya. Pada saat itu
memuaskan sekali. Akhirnya pada saat itu Ladiono disuruh membuat lagi dan
Gandusari, Trenggalek.
Hasilnya luar biasa, banyak yang pesan, banyak yang beli, dan dari TVRI saat itu
meliput dan ditayangkan dalam acara “UNIK DAN MENARIK”. Mulai saat
itulah hasil karya lukisan debog Ladiono banyak dikenal masyarakat dalam dan
luar kota. Bahkan ada beberapa lukisan dibeli oleh Turis asing.
binatang yang realis. Tema yang pernah dibuat antara lain :Berkawan dengan
kerbau, Anak-anak ayam, Perahu nelayan, peternak bebek, sarang blekok, Kidang
mengatakan bahwa teringat dengan kata-kata ibunya dulu, yaitu ketika Ladiono
nantinya si jabang bayi dianugerahi kelebiahan dari yang lainnya. Setelah jabang
bayi lahir, ternyata bungkus dan akhirnya diiris dengan garam batu. Kemudian
plasenta bayi sebagaimana biasa dimasukkan dalam gendhok, kali ini dimasukkan
dalam bentulan pisang raja yang dilubangi, lantas dikubur dalam tanah. Apa
maksud Kakeknya itu tidak ada yang tahu. Ternyata setelah dipikir-pikir ada
bertambah. Juga corak dan gaya yang ditampilkan cenderung beralih dari realis ke
63
ekspresif dekoratif. Dalam peralihan corak dan gaya tersebut, pada tahun 2007
gayanya dipilih karena lebih mudah pengerjannya dan lebih bebas berekpresi dan
Ladiono sangat menyukai hobi membuat seni kriya dari pelepah pisang
pohon pelepah pisang, karena setiap rumah warga ditanami pohon pisang sebagai
perindang dan diambil buahnya. Selain bahannya mudah didapatakan, alasan lain
dari Ladiono adalah tekstur pelepah pisang yang memiliki ciri khas dan warnanya
Gambar 3.1 Ladiono menunjukkan pelepah pisang sebagai media utama untuk karyanya
(Sumber: Dokumentasi penulis, 2011)
lukisan timbul dari pelepah pisang masih sedikit khususnya di daerah Trenggalek.
Adanya keinginan dari dalam hati atau terinspirasi Ladiono untuk menciptakan
gaya seni yang baru yang diciptakan dari hasil penggabungan gaya realis menuju
namun semata –mata untuk kepuasan hati Ladiono. Dia sangat menekuni debog/
pelepah pisang dalam bentuk lukisan karena sampai saat ini sedikit orang yang
motivator dalam berkarya. Istrinya, Masripah yang dinikahi Ladiono pada Tahun
debog sampai dengan memisahkan bagian pelepah pisang yang kasar dan yang
dan murah senyum. Hal ini diketahui dari wawancara peneliti dengan salah satu
65
tetangganya yang bernama Pak Yudha Rachman Wijaya yang juga sebagai rekan
guru dengan Ladiono. Beliau mengatakan bahwa” Ladiono adalah orang yang
lucu, suka bercanda, sopan dan pandai melukis. Dalam berkarya tidak harus
mengikuti pakem, hal ini juga tidak terlepas dari latar belakang seniman sebagai
seorang guru yang memanfaatkan bahan yang banyak dijumpai sekitar rumah”.
Lukisan pelepah pisang karya Ladiono bersifat ekspresif dan inovatif, meskipun
keterbatasan warna yang lebih terkesan monokrom tapi dapat tersamarkan dengan
dilakukannya, di antaranya:
1. Bahan
kertas Koran dan kertas tipis disebabkan mudah melebur. Dalam pembuatan
bubur kertas, kertas koran sebelumnya direndam dengan air selama 1 hari.
Kertas koran ini dicampur dengan lem rajawali. Campuran kertas koran
dengan lem diaduk rata dan dinamakan menjadi bubur kertas. Bubur kertas
ini digunakan untuk dasaran objek agar tampak lebih menonjol keluar seperti
relief.
66
pada triplek. Untuk mencari bahan baku utama yaitu pelepah pisang, ia sering
pergi ke daerah- daerah untuk mencari pelepah pisang yang bermutu untuk
kota untuk mencari pelepah pisang yang memiliki warna dan tekstur yang
berbeda dan unik. Sedangkan media atau dikatakan bidang gambar yang
digunakan Ladiono adalah triplek, media triplek merupakan media yang kuat
dan tidak mudah rapuh dalam tempo waktu yang lama. Untuk menumpuk
bubur kertas agar halus digunakan alu besi atau dalam bahasa jawa dikatakan
lumpang.
pisang yang lunak dan berserabut. Bagian pelepah pisang yang bawah
yang khas. Dan sulit untuk ditempelkan pada media triplek. Setelah
sketsa.
c. Pembuatan sketsa
konsep yang telah jadi diberi warna sampai dengan arah pencahayaan.
menggunakan cat.
bubur kertas sesuai dengan objek yang digambar oleh Ladiono. Proses
e. Penempelan debog
debog dengan warna coklat tua dan warna merah asli pelepah pisang.
f. Finishing
pelepah pisang/ debog Ladiono tidak mudah rusak, tahan lama dan
2007
Dalam mencari informasi nilai- nilai yag terdapat dalam lukisan timbul
dengan empat karya karya milik Ladiono di tahun 2007 yang dipilih berdasarkan
a. Identitas karya
1. Judul : Pemulung
2. Ukuran : 90 x 120 cm
4. Tahun : 2007
70
b. Diskripsi Karya
tangan kirinya kelihatan asap- asap rokok yang terbentuk dari garis- garis
lengkung dan kaligrafis. Tampak sekali dua jari tangan kirinya memegang
objek menyerupai rokok dengan tangan kirinya sedangkan ketiga jari yang
ditopangkan pada benda seperti tempat sampah yang terletak di sebelah kiri
Objek mirip dengan manusia pada lukisan di atas memiliki ciri- ciri
fisik seperti: berkulit cokelat kekuningan pada tubuh yang terkena cahaya,
sedangkan pada tubuh bagian yang dalam tampak berwarna cokelat tua. Pada
semacam rokok. Tulang- tulang iga objek kelihatan sangat jelas lekuk-
memperlihatkan kelima jari- jari kakinya; kaki kanan lurus diagonal ke bawah
kanan bidang gambar tampak telapak dan semua jari- jari kakinya.
Selain objek menyerupai manusia tampak pula dua buah benda yang
berada di sampingnya. Kedua benda itu tampak seperti tempat untuk menaruh
tersebut terlihat kosong dengan adanya warna cokelar tua di permukaan atas.
samping kiri bawah bidang gambar berdekatan dengan objek utama. Benda
semacam manusia.
Background objek tampak lemah gemulai dengan arah dari kiri atas
bidang gambar menuju ke kanan bawah bidang gambar yang terbentuk dari
bawah bidang gambar tampak lebih gelap dengan didominasi oleh warna
cokelat tua.
Pada bagian bawah bidang gambar terlihat dua buah objek mirip
gunungan tersebut dipenuhi oleh garis- garis berwarna cokelat kehitaman dan
cokelat keputihan.
c. Analisis Karya
semua unsur pembentuknya, mulai dari garis, bidang, warna dan tekstur asli
dengan perbedaan value terdiri atas cokelat tua, cokelat, cokelat keputihan
yang terlihat pada gambar 3.3. Warna cokelat tersebut disusun berdasarkan
Selain itu estetik lukisan juga terlihat dari adanya perulangan garis
kaligrafis dan bidang non geometris yang menyebar dalam bidang gambar
73
yang tampak pada gambar 3.3. Sedangkan kesan adanya garis struktural juga
nampak pada kontur tubuh objek semacam manusia dan benda semacam
objek semacam tempat sampah pada yang tampak seperti pada skema di
bawah ini.
bentuk alis, perulangan bentuk jari- jari tangan, perulangan bentuk jari- jari
penempatan atau objek terletak pada bidang gambar sebelah kiri bidang
gambar sedangkan bidang gambar bagian kanan lebih lebar. Posisi dan arah
backgroundnya tampak lebih hidup seperti bergerak seperti pada gambar 3.3.
dan bidang– bidang non geometris yang berarah dari kiri atas menuju ke
kanan bawah. Komposisi garis kaligrafis dan bidang non geometris yang
75
lukisan tampak penuh dan sesak. Hal itu tampak pada skema 3.7.
kontras warna. Kontras bentuk terjadi karena objek tunggal tepat berada di
perpaduan garis kaligrafis dan bidang non geometris. Namun kontras warna
tampak dari adanya penempatan warna coklat tua dengan coklat keputihan
tersebut masih tampak estetis karena semua unsur - unsur rupa terorganisasi
secara harmoni, meski penampakan objek kelihatan lebih statis dari pada
76
a. Identitas karya
2. Ukuran : 90 x 120 cm
4. Tahun : 2007
b. Deskripsi karya
pelepah pisang atau debog. Lukisan ini sama dengan lukisan sebelumnya
77
menampilkan satu objek utama mirip dengan sepatu bot dan tiga ekor objek
semacam tikus. Seluruh objek tersebut tersusun dengan variasi ukuran, warna
dan bentuk yang tampak memenuhi tubuh semua objek pada bidang gambar.
tikus. Ketiga figur semacam tikus menyebar di semua bagian objek mirip
Satu figur semacam tikus yang berada di samping kiri bawah sepatu
semacam bot menampilkan kedua tangan yang tampak merayap dan kakinya
menyentuh bidang yang seakan- akan mirip dengan tanah di bawah sepatu.
Tampak pula kumis figur tikus yang terbentuk dari garis-garis lengkung.
objek semacam sepatu tampak seekor figur mirip tikus menaiki muka sepatu.
pada bagian muka bentuk semacam sepatu tersebut. Kedua telinganya tampak
tegap, kedua mata hitam serta mulutnya dengan kuatnya sedang menggigit
Di bagian atas objek mirip sepatu terlihat seekor figur semacam tikus
sehingga tampak muka, dan kedua telinga tampak jelas bentuknya hampir
bulat, tampak pula kedua kakinya memegang bagian atas sepatu sehingga
bagian atas objek menyerupai sepatu tampak melebar keluar, serta ekor figur
warna cokelat yang dibedakan dari gelap terangnya. Warna cokelat tua
ketiga figur tikus sedangkan warna cokelat muda terdapat pada sebagian kecil
c. Analisa Formal
Lukisan di atas tampak adanya kesan selaras/ serasi atau harmony dari
kaligrafis pada seluruh permukaan objek baik pada objek menyerupai sepatu
lukisan di atas memiliki variasi ukuran, panjang, dan memiliki ketebalan yang
terlihat mulai dari bentuk telinga yang mirip lebih bulat, ekor panjang, mata,
dan perulangan kumis, bentuk mulut, serta perulangan tekstur nyata dalam
dan perulangan warna cokelat muda baik pada permukaan tubuh objek
tersebut memenuhi seluruh bidang gambar yang tampak pada gambar 3.8.
kanan bidang gambar, yang terletak di tengah – tengah bidang menjadi pusat
bidang- bidang non geometris. Kontras juga masih tampak dari perbedaan
warna cokelat tua dan cokelat keputihan yang dibedakan pada value tampak
dan mengandung kesan adanya ruang semu, bidang- bidang non geometris
pada komposisi asimetris yang memberikan kesan dinamik dan bebas. Objek
semacam sepatu sebagai pusat perhatian (center of interest) dan tiga ekor
figur tikus memiliki proporsi yang besar sehingga memenuhi bidang gambar.
a. Identitas karya
2. Ukuran : 60 x 180 cm
4. Tahun : 2007
b. Diskripsi
ekornya mengembang.
Tubuh objek semacam ular dipenuhi oleh sisik- sisik yang berwarna
keputihan.
c. Analisis Formal
lukisan ini, dapat dicapai dengan adanya irama garis kaligrafis yang
nampak pada tubuh objek semacam elang dan semacam ular. Selain garis
kaligrafis nampak pula adanya kesan garis struktural, garis ini nampak
sebagai pembeda antara objek dan background yang tampak pada gambar
3.13
bidang non geometris terlihat pada seluruh sayap figur elang, ekor dan
tubuh figur mirip elang. Perulangan bidang non geometris juga terlihat
pada badan figur ular seperti pada bentuk sisik- sisik tubuhnya.
dan kontras warna cokelat yang dibedakan dengan value yang tampak
gambar ini juga terlihat adanya kontras bentuk objek dengan background
85
yang hanya tersusun atas bidang non geometris yang terpusat ke tengah
menuju objek utama. Kontras juga tampak dari komposisi warna cokelat
gambar 3.14.
Dominasi nampak pada objek utama mirip elang dan ular pada
cabang pohon. Kesatuan sangat terasa dari bentuk bidang dengan garis,
dan kesatuan warna cokelat. Irama muncul dari perulangan warna cokelat
asimetris dengan arah memancar/ radial. Hal ini tampak dari penempatan
lukisan di atas masih tampak datar karena menghadirkan dua objek yang
a. Identitas karya
1. Judul : Nyethe
2. Ukuran : 90 x 120 cm
4. Tahun : 2007
86
b. Diskripsi karya
kiri. Objek mirip manusia diatas nampak sedang duduk termenung sambil
asap rokok.
garis kaligrafis untuk pembentuk tubuh objek dan pembatas antara objek
dengan background.
87
kakinya. Bagian muka, leher, tangan dan kedua kaki tampak jelas kerutan-
kerutan seperti otot yang terbuat dari garis kaligrafis. Bahkan rambutnya
benda mirip dengan pipa rokok, dua buah jari tangan kanan memegang
pipa rokok sedangkan dua jari tangan kanan menekuk ke dalam telapak
tangan. Tangan kiri objek kelihatan ditopangkan pada dengkul kaki kirinya
bawah.
bawah secara vertikal menuju bidang gambar. Jari jemari kaki kanan
hanya kelihatan sebagian karena tertutup oleh kaki kanan. Namun kelima
terdapat sebuah benda mirip dengan korek api ukuran besar. Benda
dari warna cokelat tua, cokelat, dan putih kecokelatan menempel pada
bidang non geometris yang berada di atas kiri tafril tampak seperti bidang
c. Analisis Formal
figur manusia, benda mirip cangkir dan sebuah benda menyerupai korek
proporsi. Hal itu diketahui dari lehernya yang panjang, jari- jari tanganya
yang panjangnya sama dengan siku- siku tangannya seperti pada gambar
3.16.
yang nampak pada objek utama dan benda semacam cangkir yang berada
di samping objek yang tampak pada gambar 3.16. Pada gambar 3.16
89
tampak semua tubuh objek sampai dengan rambutnya tersusun dari garis
kaligrafis.
kelihatan dinamis.
adanya kemiripan dan kesamaan dari perulangan warna, tekstur, garis dan
figur semacam manusia mulai dari mata, garis struktural, garis pembentuk
90
gambar.
juga nampak pada background lukisan yang tampak pada gambar 3.19.
Pada gambar ini kelihatan secara jelas bahwa dalam background nampak
horizontal dari kiri membelah menjadi dua arah, separuh menuju ke kanan
dinamis.
bervariasi baik pada figur objek yang tunggal, warna yang digunakan, serta
Ladiono.
1. Lukisan ”PEMULUNG”
lemah lembut dan mengalir apa adanya. Penggunaan tekstur nyata kasar
memenuhi seluruh bidang gambar. Tekstur tersebut tampak seperti serabut yang
menyebar secara merata pada bidang gambar, sehingga ketika mendekati lukisan
dan bidang non geometris yang memenuhi seluruh bidang gambar yang
diorganisir secara asimetris namun memiliki kesan statis, datar dan diam pada
objek utama. Objek utama lebih statis dibandingkan dengan background yang
satu warna asli pelepah pisang yang diatur berdasarkan valuenya sehingga lukisan
warna dominasi cokelat tua membuat gambar tampak menonjol keluar dari
tafrilnya.
Figur semacam manusia, dengan ciri- ciri memakai topi dari jerami,
tempat tinggal dalam satu lingkup dengan sampah. Dinding rumahnya terbuat dari
93
triplek- triplek bekas dan beratapkan seng- seng yang sudah berkarat. Ekonomi
hargai karena pekerjaan pemulung bukanlah pekerjaan yang hina. Sepatutnya kita
sampah banyak berserakan, dan bau kotor akan menyeruak kemana- mana.
ini tampak dari bentuk objek yang diciptakan hasil dari ungkapan jiwa seniman,
dimana bentuk garis dan bidang lengkung pada objek dan backgroundnya tampak
menghias.
Sebidang gambar menampilkan satu objek utama dengan tiga ekor objek
pendamping. Objek tersebut satu objek menyerupai sepatu dan tiga ekor objek
Seluruh objek utama dalam lukian tersebut terbentuk dari garis - garis kaligrafis
94
dan bidang- bidang non geometris. Garis-garis kaligrafis dan bidang-bidang non
geometris menciptakan adanya kesan luwes, lemah lembut, dan tidak kaku.
Namun dengan adanya objek yang berada ditengah- tengah dengan background
Dalam lukisan di atas nampak ada satu buah sepatu dan tiga ekor tikus.
Sepatu bot diasumsikan sebagai lembaga tinggi Negara semacam DPR. Tikus
merupakan hewan pengerat yang suka mencuri makanan orang lain, rakus, dan
suka meninggalkan kotoran dimana- mana. Tiga ekor tikus dalam lukisan ini
menduduki jabatan dalam lembaga tinggi atau DPR dan beramai- ramai
pribadi. Tikus ini diasumsikan sebagai orang yang suka korupsi dana- dana milik
rakyat dengan kedok mengatas namakan demi kepentingan rakyat, padahal dana
tersebut mereka buat untuk kepentingan pribadi mulai dari rekreasi ke luar negeri,
Tiga ekor tikus yang berada di semua sisi sepatu menggerogoti kain- kain
sepatu dengan gigi- gigi tajamnya dan kuku-kuku tangannya mengoyak kain- kain
tentang obsesi suatu oknum dalam lembaga tinggi untuk mendapatkan jabatan
dengan melakukan berbagai cara. Semakin tinggi jabatan yang ingin didapatkan
maka semakin banyak pula cara mendapatkannya meskipun jalan haram yang
95
dilakukan ia tidak peduli. Namun setelah mendapatkannya, banyak dari oknum ini
menyalah gunakan jabatan. Jabatan yang dipegang oleh oknum yang tidak
struktural dan garis kaligrafis. Lukisan ini menggambarkan dua buah objek
Secara visual, lukisan ini memang tampak lebih gelap, namun komposisi
warna lukisan ini sudah tampak menyatu dan harmonis, meskipun hanya tersusun
Objek lukisan terdapat dua, yaitu elang yang diasumsikan sebagai predator
yang memakan hewan lain. Sedangkan ular diasumsikan sebagai mangsa dari
predator.
Meskipun ular merupakan mangsa dari elang, namun ular berhak untuk
melawan takdirnya sebagai mangsa elang. Ular berhak untuk melawan demi
kelangsungan hidupnya. Ular dalam lukisan itu tampak sekuat tenaga berperang
melawan elang, dengan senjatanya yang berupa dua buah gigi taring panjang, ia
kerahkan tenaganya melawan elang yang memiliki tubuh dan cakar kaki yang
kuat.
hewan predator dan hewan yang akan jadi mangsanya. Elang melakukan segala
dengan berbagai usaha mempertahankan diri untuk melawan elang, juga untuk
mepertahankan hidup. Mereka saling mencabik satu sama lain, saling memangsa.
Gaya pada lukisan berjudul ”Antara hidup dan mati” menurut peneliti,
apabila ditinjau dari visualisasi lukisan yang memiliki bentuk objek yang
sederhana dan bentuk ini merupakan hasil ungkapan, imajinasi dari Ladiono.
yang tampak seperti menghias dan melebih- lebihkan objek yang ditampilkan.
4. Lukisan ”NYETHE”
merokok dan minum secangkir kopi. Objek tunggal tersebut merupakan center of
interest dalam ruang semu. Meskipun semua elemen dalam lukisan tersusun dari
garis kaligrafis dan bidang non geometris namun memiliki efek luwes, lemah
lembut dan tidak kaku namun dengan adanya warna monokrom yang digradasi
kesayangannya serta ditemani dengan secangkir kopi dan sekotak korek api.
penafsiran peneliti diasumsikan sebagai orang yang sedang bersantai pada saat
jam istirahat setelah bekerja seharian. Maka ia melepas penatnya dalam bekerja
dengan bersantai sambil menikmati hisapan rokok dalam pipa rokok dengan
duduk bersila. Kegiatan ini merupakan hal wajar yang dilakukan oleh setiap
yang tampak seperti menghias dan melebih- lebihkan objek yang ditampilkan.
1. Lukisan ”PEMULUNG”
konsep dasar terlebih dahulu. Baginya konsep tersebut merupakan pegangan wajib
98
untuk dapat melangkah ke proses berikutnya. Hal tersebut nampak pada teknik
berdasarkan gelap terang/ valuenya untuk membentuk suatu objek. Objek lukisan
mengingatkan kehidupan masa kecilnya yang juga serba susah dan menderita. Dia
dan menghidupi keenam adik- adiknya, karena pekerjaan orang tuanya tidak
tuanya hanya dapat untuk makan sehari saja, kemudian untuk makan besok orang
beban persoalan yang harus dihadapi. Sebuah persoalan tentang masa depan
seorang pemulung yang selalu disingkirkan dan dianggap sebagai orang rendahan.
pemulung padahal tanpa adanya pemulung, akan timbul bau yang tak sedap dan
bahwa pemulung sama dengan peminta- minta. Pemulung tidak sama dengan
mengumpulkan benda- benda bekas atau benda yang tidak terpakai untuk dijual
dengan makanan
99
mencari sampah atau barang- barang bekas pada tempat sampah rumahan dan
yang meminta ijin apabila ingin mengambil sampah yang terdapat di tong- tong
seorang figur pemulung dengan tatapan hampa dan tubuh kurus kering
memberikan tauladan kepada kita semua agar jangan mengganggap sebelah mata
dan akan pekerjaan seorang pemulung. Sudah selayaknya kita sebagai manusia
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa memberikan rasa cinta kasih pada sesama tanpa
Maha Esa derajat semua manusia itu sama, yang membedakan adalah tingkat
melibatkan diri dalam rentetan suatu kejadian di sekitarnya. Hal yang sama
yang membawanya kepada wujud apa yang nampak pada bidang gambarnya.
dalam dunia kerja. Demi suatu obsesi mendapatkan jabatan yang diinginkan,
juga semakin banyak dan semakin banyak pula cara yang ditempuh.
Salah satu jabatan yang diidam-idamkan oleh masyarakat adalah menjadi Dewan
mendapatkan jabatan ini mereka yang kaya berani membayar masyarakat miskin
agar memilihnya dalam pemilu, ada pula oknum- oknum yang mempengaruhi
masyarakat dengan menjadi pimpinan demo dengan dalih aspirasi rakyat, dan ada
pula yang dengan berani curang dengan menambahkan kartu pemilihan palsu atas
dipegang oknum-oknum pada lembaga tinggi, mulai dari pertengakran pada waktu
Karena hal itulah, Ladiono menggambarkan tiga ekor tikus yang menggerogoti
sebuah sepatu dengan rakusnya. Taring- taring yang tajam dari ketiga ekor tikus
lembaga tinggi tersebut hampir runtuh diakibatkan ulah negatif para oknum di
dalam lembaga tersebut. Ini merupakan sebuah gambaran suram lembaga tinggi
kekecewaan yang sangat dalam akan kondisi dalam tubuh lembaga tinggi di
Negara kita seperti DPR. Carut marutnya tatanan dalam lembaga tinggi ini,
diakibatkan ulah para oknum dalam lembaga tinggi Negara ini sendiri.
hanya untuk pamor dan kepentingan pribadinya. Ladiono tidak terima dan ingin
memberontak dengan keadaan ini, namun ia tidak bisa berbuat apa- apa. Ia hanya
lukisan pelepah pisan atau debog. Dengan harapan kesemrawutan dalam lembaga
ini bisa teratasi dan kembali pada visi dan misi yang menjadi tujuan utama DPR
yaitu sebagai perantara/ penyalur aspirasi suara rakyat dan menjalankan aspirasi
rakyat dengan baik dan jujur, sehingga uneg-uneg masyarakat bisa tersalurkan dan
Representasi dalam lukisan yang ketiga ini, merupakan dua sosok figur
binatang yang sering ia temui di lingkungan sekitar. Kejadian- kejadian yang ada
visualisasi idenya.
konsepnya ia sapukan dengan cat- cat berwarna kemudian ditutup dengan dempul
tanah lalu ditutup lagi dengan lembaran- lembara pelepah pisang dengan
penggambaran Ladiono telah mengalami perubahan fisik dan warna sesuai dengan
seperti yang sering ia lihat di lingkungan sekitar rumahnya pada waktu kecilnya.
Sosok elang digambarkan Ladiono secara gagah dan garang sesuai dengan
ide Ladiono, dengan sayap- sayapnya yang melebar dan dengan cakar- cakar
kakinya yang tajam sedang berperang untuk melahap mangsanya. Sedangkan Ular
merupakan hewan lemah yang hanya memiliki kekuatan pada lilitan tubuh dan
taring giginya.
antara hewan predator dan hewan yang akan jadi mangsanya. Elang melakukan
segala cara untuk mendapatkan makanannya dan ular dengan berbagai usaha
suatu pesan pada kita semua bahwa dalam kehidupan manusia selalu ada
mati. Akan tetapi seberat apapun persolan yang sedang kita hadapi, seharusnya
4. Lukisan ” NYETHE”
lukisan ini sepertinya membuat fokus perhatian terhadap sosok figur yang
sederhana yang merokok dengan rambut tergerai panjang. Sepintas lukisan ini
hampir sama dengan lukisan yang berjudul ”Pemulung”. Keduanya sama- sama
menampilkan satu objek utama dengan latar belakang yang datar /flat.
Lukisan karya Ladiono berjudul ”nyethe”, adanya pusat perhatian salah satu
pengungkapan jati diri dari Ladiono. Sosok Ladiono yang santai tampak dalam
penggambaran figur yang duduk santai pada lantai dengan sebatang rokok pada
pipa dengan didampingi oleh secangkir kopi. Kesederhanan Ladiono juga nampak
pula pada wajar polos figur dan pakaian yang dikenakan figur dalam lukisan.
kopi panas. Kebiasaan inilah yang dinamakan “Nyethe”, yang juga merupakan
benda, yaitu rokok dan kopi tersebut memang selalu menemani Ladiono dalam
dua benda tersebut sejak Ladiono remaja. Ladiono menggangap bahwa dengan
merokok dan minum secangkir kopi akan membuat idenya muncul kembali.
Namun apabila dia tidak menyempatkan untuk merokok dan minum secangkir
104
kopi, akan membuat idenya berhenti dan sulit untuk melanjutkan karyanya. Hal
ini memang mengandung makna bahwa istirahat sangat diperlukan untuk setiap
manusia agar dapat memulihkan stamina dan menyegarkan pikiran. Ketika pikiran
kita dan stamina kita kembali fit maka segala pekerjaan dapat terselesaikan
dengan mudah.
BAB IV
PEMBAHASAN
yang ditemukan peneliti melalui hasil penelitian dengan kajian teoritis yang
berhubungan dengan Studi tentang Empat Lukisan Pelepah Pisang (debog) karya
2007.
karya seni yang berbeda pada karya seni umumnya yang menggunakan cat dan
pewarnaan dan triplek media alas dalam lukisannya. Bahan bakunya berasal dari
atas bubur kertas pada triplek. Untuk mencari bahan baku utama yaitu pelepah
pisang, ia sering pergi ke daerah- daerah untuk mencari pelepah pisang yang
sampai keluar kota untuk mencari pelepah pisang yang memiliki warna dan
tekstur yang berbeda dan unik. Sedangkan media atau dikatakan bidang gambar
105
106
yang digunakan Ladiono adalah triplek, media triplek merupakan media yang kuat
dan tidak mudah rapuh dalam tempo waktu yang lama. Hal ini sesuai dengan
”Media yaitu bahan yang menjadi alat yang konkret untuk menyatakan
gagasan yang bersifat abstrak. Media harus dipilih secata tepat agar
sebuah gagasan dapat dikomunikasikan. Pemilihan media harus diikuti
teknik, prosedur, dan keahlian berkarya agar karya yang dihasilkan
memiliki nilai seni yang tinggi”.
pewayangan. Faktor lingkungan masa kecil dan pengaruh cerita wayang dari
pada lukisan pelepah pisangnya. Kemudian pada tahun 2006, beliau mencoba
merubah tema- tema pewayangan dengan tema- tema sosial dengan menampilkan
sosok hewan dan manusia dalam lingkungan sekitarnya, hal ini sesuai dengan
dengan ide merupakan hal yang melandasai atau mendorong seseorang untuk
berkarya, baik berasal dari dalam ( internal ) maupun dari luar (eksternal).
Wujudnya dapat berupa perasaan, emosi, mimpi, khayalan, cita- cita, atau
pengalaman”.
Tema- tema yang diambil para periode 2007, diadaptasi dari pengalaman
Ladiono sendiri dan fenomena yang terjadi pada masyarakat sekarang ini. Seperti
sekitar. Segala peristiwa dilihat dari rentangan waktu tertentu baik sedang dialami
tidak hanya dengan intuisinya melainkan dengan menggunakan konsep. Hal ini
Jadi proses penciptaan ide pada Ladiono diawali dengan membuat konsep
pada selembar kertas, kemudian ia pindah konsep tersebut pada sebuah triplek
lengkap dengan gelap terangnya. Lalu sketsa tersebut ditutup dengan campuran
bubur kertas dengan lem rajawali dan terakhir ditutup lagi dengan pelepah pisang.
Penutupan lukisan pelepah pisang tidak langsung, namun selembar demi lembar
pencahayaan sehingga lebih terlihat gelap terang meskipun hanya satu warna
cokelat saja.
elemen- elemen visual seperti titik, garis,warna, ruang, gelap terang dan tekstur
“Seorang pelukis dapat menemukan ide dari dua jenis objek yaitu objek
riil dan objek idiil. Jenis objek riil yaitu objek atau hal yang bisa
membangkitkan ide melalui rasa batin, yaitu pengamatan kejadian-
kejadian dalam kesadaran, misalnya rasa takut, sedih dan lain- lain. Objek-
objek riil dinamakan dengan objek fisis Sedangkan objek idiil merupakan
objek yang terjadi karena proses pemikiran atau fantasi dari seseorang.
Yang termasuk dalam objek idiil adalah bidang, bentuk , agama dan
logika”.
memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan nafkah bagi ketiga anak-
anaknya. Kondisi seperti ini tidak membuat Ladiono berhenti berkarya, malah
menyalurkan hobinya.
Baginya kedua hal tersebut penting dalam hidupnya, untuk itu ia membagi
waktunya agar kedua kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik. Pada pagi
hari ia gunakan untuk mengajar dan di malam harinya ia gunakan untuk melukis.
Hal ini disadarinya karena suasananya sepi dari kebisingan lingkungan, sehingga
secara langsung dan tidak langsung berkaitan dengan kebudayaan dimana mereka
2007
mirip dengan manusia. Seluruh tubuh objek tersebut dipenuhi oleh garis- garis
kaligrafis. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Indrawati (1993: 29) yaitu garis
nyata dibedakan menjadi dua macam yaitu garis geometrik dan kaligrafis. Garis
geometrik dibentuk menggunakan alat bantu seperti penggaris, jangka dan masih
banyak lagi yang lain. Garis kaligrafis ini dibuat dengan tangan bebas sehingga
Adanya garis kaligrafis ini membuat lukisan ini tampak lembut dan
berkarakter sepeti yang dituturkan Sanyoto ( 2005; 71) bahwa” Garis kaligrafis ini
tangan sehingga garis tersebut dapat membentuk karakter bebas dan bervariasi”.
Selain garis kaligrafis, masih terasa adanya garis struktural, kesan garis
ini berperan sebagai pembentuk objek dan pembeda antara objek dengan bidang
menjadi dua jenis, yaitu garis struktural, jika kesan garis yang kita tangkap
tersebut merupakan batas antara bentuk dan ruang atau antara bidang dan bidang”.
Secara visual, seluruh bidang lukisan di atas berisi bidang - bidang non
geometrik baik pada objek maupun dalam backgroundnya. Hal ini sesuai dengan
geometris adalah bidang yang dapat diukur secara matematis dan bidang non
Indrawati (1993:55):
serat asli dari pelepah pisang itu sendiri. Lukisan pelepah karya Ladiono ini juga
memiliki ketebalan yang tampak seperti relief. Seperti yang dikatakan (Movit,
2003:10).“ Tekstur nyata adalah tekstur yang dapat dirasakan langsung keadaan
nyata, antara keadaan digambar dan keadaan dikenyataan bila diraba dengan
nyata merupakan tekstur yang langsung dapat dirasakan sifat permukaannya lewat
rabaan, jadi tekstur nyata adalah jenis tekstur yang tidak hanya visible pada mata”.
Bagian belakang objek utama nampak adanya ruang semu atau ruang
imajiner yang tersusun dari bidang- bidang non geometris .Sama dengan
objek tampak statis, hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Indrawati (2004:39)
yaitu
Perulangan didapatkan dari kesamaan dan kemiripan yang terdapat pada garis
kaligrafis, bidang geometrik, warna, dan tekstur, hal ini sesuai dengan pernyataan
persebandingan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh
keserasian. Proporsi mengacu pada hubungan antara bagian dari suatu desain atau
Lukisan yang kedua berjudul ”Sepatu Tikus ” masih terbuat dari pelepah
pisang atau debog. Lukisan di atas juga masih menampilkan satu objek utama
mirip dengan sepatu dan tiga ekor objek semacam tikus. Kesemua objek tersebut
113
tersusun atas garis- garis kaligrafis dan bidang- bidang non geometris dengan
variasi ukuran, warna dan bentuk yang tampak memenuhi seluruh bidang
gambar.
Pada lukisan ini juga masih tampak ditemukan adanya garis- garis
kaligrafis, dan kesan garis struktural sebagai pembentuk objek seperti yang
dipaparkan oleh Indrawati (1993:29), yaitu: ”Garis nyata dibedakan menjadi dua
menggunakan alat bantu seperti penggaris, jangka dan masih banyak lagi. Garis
kaligrafis ini dibuat dengan tangan bebas sehingga bervariasi dan individual”.
Bidang non geometrik ditemukan pada sebagian dalam sepatu dan ketiga tubuh
tikus, dan pada background. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sanyoto (2005:83)
yaitu: ”Terdapat dua macam bidang yaitu bidang geometris adalah bidang teratur
yang dapat diukur secara matematis dan bidang non geometris adalah bidang yang
Dominasi lukisan masih tampak jelas pada warna cokelat bergradasi yang
memenuhi seluruh bidang gambar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Prawira
Tekstur nyata masih tetap nampak pada lukisan ini, seperti yang
langsung dapat dirasakan sifat permukaannya lewat rabaan, jadi tekstur nyata
garis- garis kaligrafis, bidang- bidang non geometris, bentuk tikus, tekstur,
(2004:38):
tampak pada lukisan diatas. Seperti paparan oleh Indrawati ( 2004:39) yaitu:
Pola komposisi atas adalah pola komposisi yang asimetris dan berkesan
informal dalam sebuah tata susun akan membentuk pola komposisi yang
asimetris, yang memberikan efek/ kesan yang dinamik, bebas dan tidak terlalu
resmi”.
Proporsi kedua objek di atas tampak lebih besar baik pada sepatu maupun
ketiga objek tikus sehingga bidang gambar tampak sesak, penuh dan padat
”Proporsi atau persebandingan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa untuk
115
objek yang teramat besar atau objek memenuhi semua ruang, objek serasa
mendominasi dan merajai, tetapi terasa sesak, tidak dapat bernafas, serasa tidak
Pada lukisan yang berjudul ”Antara Hidup dan Mati” di atas masih
ditemukan adanya garis- garis kaligrafis, dan kesan garis struktural sebagai
pembentuk objek seperti yang dipaparkan oleh Indrawati (1993:29), ”garis nyata
dibedakan menjadi dua macam, yaitu garis geometrik dan kaligrafis. Garis
116
geometrik dibentuk menggunakan alat bantu seperti penggaris, jangka dan masih
banyak lagi. Garis kaligrafis ini dibuat dengan tangan bebas sehingga bervariasi
dan individual”.
Bidang non geometrik ditemukan pada seluruh sayap dan ekor burung
elang, beserta sisik- sisk pada ular dan bidang pembentuk background, sesuai
dengan pernyataan Sanyoto (2005:83) : ”Terdapat dua macam bidang yaitu bidang
geometris adalah bidang teratur yang dapat diukur secara matematis dan bidang
Dominasi lukisan masih tampak jelas pada warna cokelat bergradasi yang
memenuhi seluruh bidang gambar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Prawira
Tekstur nyata masih tetap nampak pada lukisan ketiga ini, seperti yang
langsung dapat dirasakan sifat permukaannya lewat rabaan, jadi tekstur nyata
(2004:38):
tampak pada lukisan di atas, seperti paparan oleh Indrawati ( 2004:39) yaitu:
117
Pola komposisi atas adalah pola komposisi yang asimetris dan berkesan
informal dalam sebuah tata susun akan membentuk pola komposisi yang
asimetris, yang memberikan efek/ kesan yang dinamik, bebas dan tidak terlalu
resmi”.
persebandingan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh
keserasian. Proporsi mengacu pada hubungan antara bagian dari suatu desain atau
Garis- garis yang terdapat pada lukisan di atas adalah garis kaligrafis
berwarna cokelat tua, dan putih kecokelatan dengan ukuran, panjang, serta
gambar, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Indrawati (1993:29), ”garis nyata
118
dibedakan menjadi dua macam, yaitu garis geometrik dan kaligrafis. Garis
geometrik dibentuk menggunakan alat bantu seperti penggaris, jangka dan masih
banyak lagi. Garis kaligrafis ini dibuat dengan tangan bebas sehingga bervariasi
dan individual”.
Selain garis kaligrafis terdapat kesan garis stuktural pada tiap tepi tubuh
Indrawati ( 2004:30) bahwa: “Dikatakan sebagai garis struktural, jika kesan garis
yang ditangkap tersebut merupakan batas antara bentuk dan ruang atau antara
Secara visual, selain garis kaligrafis dan garis struktural, pada lukisan di
atas nampak pula bidang non geometris pada tubuh objek dan sebagian besar pada
macam bidang yaitu bidang geometris adalah bidang teratur yang dapat diukur
119
secara matematis dan bidang non geometris adalah bidang yang dibuat secara
bebas”.
pisang, karena warna cokelat tersebut merupakan warna asli pelepah pisang yang
telah kering. Dalam lukisan di atas warna cokelat ditata berdasarkan value. Seperti
sekelilingnya”.
dimana objek tunggalnya tampak statis. Hal ini bertentangan dengan pernyataan
sebuah tata susun akan membentuk pola komposisi yang asimetris, yang
memberikan efek/ kesan yang dinamik, bebas dan tidak terlalu resmi”.
prinsip seni, sesuai dengan pernyataan Kartika (2004:64) yaitu ”Proporsi atau
persebandingan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh
keserasian. Proporsi mengacu pada hubungan antara bagian dari suatu desain atau
adanya perulangan garis dan bidang non geometris, dan tekstur nyata. Sesuai
Ladiono
sampah- sampah banyak berserakan, dan bau kotor akan menyeruak kemana-
mana.
hal ini tampak dari bentuk objek yang diciptakan hasil dari ungkapan jiwa
teknik dekoratif, dimana bentuk garis dan bidang lengkung pada objek dan
(2002:30) yaitu:
Gaya pada lukisan berjudul ”Sepatu Tikus” menurut peneliti, lukisan ini
dari visualisasi lukisan yang memiliki bentuk objek yang sederhana dan bentuk ini
yang tampak seperti menghias dan melebih- lebihkan objek yang ditampilkan.
Lukisan di atas tampak adanya kesan selaras/ serasi atau harmony dari
rantai makanan, yaitu pertempuran antara hewan predator dan hewan yang akan
yaitu pertempuran antara hewan predator dan hewan yang akan jadi mangsanya.
untuk melawan elang, juga untuk mepertahankan hidup. Mereka saling mencabik
satu sama lain, saling memangsa. Lukisan ini memberikan gambaran bahwa
Gaya pada lukisan berjudul ”antara hidup dan mati” Menurut peneliti,
apabila ditinjau dari visualisasi lukisan yang memiliki bentuk objek yang
sederhana dan bentuk ini merupakan hasil ungkapan, imajinasi dari Ladiono.
backgroundnya yang tampak seperti menghias dan melebih- lebihkan objek yang
lukisan di atas merupakan tokoh manusia yang sedang bersantai dengan duduk
dengan bersantai sambil menikmati kopi dan sebatang rokok dengan duduk bersila
di atas tanah sudah menjadi kegitan setiap hari Ladiono dalam proses penciptaan
124
karya pelepah pisang. Tanpa adanya kedua benda tersebut, maka Ladiono tidak
Santoso (2001:24):
lingkungan, masyarakat dan alam sekitar. Segala peristiwa dilihat dari rentangan
waktu tertentu baik sedang dialami maupun telah berlalu dalam perjalanan
ini menampilkan gaya dekoratif yang realis. Dikatakan realis, apabila ditinjau dari
visualisasi lukisan yang memiliki satu bentuk objek tunggal yang sederhana
denga proporsi yang pas dan bentuk ini diambil dari kehidupan pribadi dari
dunia sebagai sesuatu yang nyata. Pelukis atau pembuat karya seni bekerja
yang tampak seperti menghias dan melebih- lebihkan objek yang ditampilkan.
Tiga komponen data seperti data genetik, data objektif dan data afektif
merupakan data lengkap dan sangat diperlukan dalam melakukan analisis bagi
Simpulan atau sintetis dalam kritik holistik merupakan sajian makna tafsir
pengamat.
Keakraban itu dirasakan sejak ia masih kecil mulai dari lingkungan keluarga,
masyarakat dan lingkungan yang berada disekitarnya. Faktor lingkungan ini telah
pisang dengan media triplek dengan pewarnaan dari alam, yaitu debog.
dengan menampilkan bentuk- bentuk figur manusia dan hewan- hewan secara
garis- garis kaligrafis dan bidang- bidang non geometris yang memenuhi seluruh
bidang gambar. Semuan elemen seni disusun Ladiono berdasarkan gelap terang.
materi namun semata –mata untuk kepuasan hati Ladiono. Karya Lukisan
Ladiono memiliki bentuk objek yang sederhana dan bentuk ini merupakan hasil
ungkapan ekspresi jiwa, imajinasi dari Ladiono, sehingga karya lukisan Ladiono
tidak dapat dapat dikategorikan sebagai seni terapan melainkan seni murni. Selain
itu pada periode 2007 ini, lukisan pelepah pisang yang ditampilkan Ladiono
sekitar, menjadi area ide yang dipakai dalam penggarapan lukisan pelepah
idenya.
Pada periode ini juga, Ladiono juga menanamkan nilai- nilai/ amanat
akibat munculnya fenomena pada kehidupan masyarakat sekarang ini. Nilai- nilai
mengembalikan stamina tubuh serta adanya rasa cinta dan kasih sayang terhadap
127
dirinya sendiri, sesama manusia tanpa melihat tinggi rendahnya pekerjaan dan
didasarkan pada logika, bebas serta tidak terikat aturan yang bersifat tradisional.
BAB V
PENUTUP
Pelepah Pisang karya Ladiono dari Trenggalek periode tahun 2007, maka dapat
A. Kesimpulan
dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka dalam tujuan penelitan
2007
kuat terhadap wilayah kesenian kita. Walaupun usianya telah memasuki umur
setengah abad lebih namun semangat berkaryanya patut kita acungi jempol.
Ladiono tidak lelah untuk berkarya. Setiap hari ia selalu berkarya, meskipun
waktunya dipagi hari dihabiskan untuk mengajar di sekolah Dasar. Banyak karya-
karya lukisan pelepah pisang miliknya yang telah dipamerkan baik dalam daerah
128
129
Ladiono selalu diawali dengan membuat konsep terlebih dahulu, karena dengan
berikutnya.
lembaran- lembaran pelepah pisang yang dibuat membentuk garis- garis kaligrafis
dan bidang non geometris. Perbedaan bentuk figur dengan background dibedakan
monoton.
terlihat jelas dari penggarapan tema- tema dalam lukisannya. Ladiono merupakan
sosok yang yang kritis dalam menghadapi fenomena sosial budaya, memiliki
teknik unik kreatif dalam penuangan ide, serius, bijaksana dalam menyingkapi
persoalan baik keluarga maupun sosial dan terkadang muncul nuansa humoris.
Inilah nilai- nilai yang terkandung dalam lukisan pelepah pisang Ladiono.
dari alam tetapi nilai- nilai yang ditanamkan tidak sekedar berkaitan dengan
masyarakat.
2. Aspek objektif/ karya lukisan pelepah pisang karya Ladiono periode 2007
Lukisan Ladiono periode 2007 merupakan objek– objek tunggal atau lebih
yang diletakkan ditengah- tengah bidang gambar dengan latar belakang berupa
ruang semu yang diciptakan dari perbedaan value. Objek- objek dalam lukisan
Ladiono merupakan hasil dari imajinasi dan contoh dari fenomena yang terjadi di
lingkup sosial budaya. Objek- objek yang ditampilkan Ladiono tampak suram,
dan sedih. Adapula objek yang ditampilkan merupakan hewan- hewan sebagai
media kritikan.
berdasarkan pada unsur- unsur seni dan prinsip- prinsip seni. Meskipun tidak
Ladiono
merupakan suatu pekerjaan yang dianggap remeh oleh kebanyakan orang. Padahal
tanpa adanya pemulung, maka sampah– sampah dan bau- bau apek akan
131
berhamburan kemana- mana. Hal ini mengandung pesan bahwa sepatutnya kita
pasti sampah- sampah banyak berserakan, dan bau kotor yang tidak sedap akan
menyeruak kemana- mana. Sebagai manusia kita wajib saling mengasihi tanpa
Lukisan ini menggambarkan sebuah sepatu yang digerogoti tiga ekor tikus.
Sehingga lukisan ini merupakan sebuah bentuk kritik. Hewan tikus dijadikan
mengandung pesan agar kesemrawutan dalam lembaga ini bisa teratasi dan
kembali pada visi dan misi yang menjadi tujuan utama DPR yaitu sebagai
perantara/ penyalur aspirasi suara rakyat dan menjalankan aspirasi rakyat dengan
baik dan jujur, sehingga uneg-uneg masyarakat bisa tersalurkan dan kehidupan
Lukisan yang ketiga ini menggambarkan dua binatang yang berkisah rantai
makanan, yaitu pertempuran antara hewan predator dan hewan yang akan jadi
ular dengan berbagai usaha mempertahankan diri untuk melawan elang. Lukisan
132
ini mengandung suatu pesan pada kita semua bahwa dalam kehidupan manusia
harus mati. Akan tetapi seberat apapun persolan yang sedang kita hadapi,
d. Lukisan ”Nyethe”
harinya. Lukisan ini menampilkan seorang figur manusia yang sedang beristirahat
didampingi oleh sebatang rokok dan secangkir kopi. Kegiatan ini setiap hari
dilakukan kegiaka Ladiono telah capek dalam membuat lukisan debog. Maka
menikmati secangkir kopi. Kebiasaan inilah yang dinamakan “Nyethe”, yang juga
untuk setiap manusia agar dapat memulihkan stamina dan menyegarkan pikiran.
Ketika pikiran kita dan stamina kita kembali fit maka segala pekerjaan dapat
Nilai- nilai yang terdapat pada lukisan Ladiono khususnya periode tahun
2007, banyak menggunakan objek tunggal dengan background yang tercipta dari
133
ruang semu. Kemudian semua lukisan Ladiono menggunakan pewarnaan asli dari
pelepah pisang yang dikomposisikan dengan value . Selain pewarnaan tema- tema
masyarakat yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari. Dalam dua karya lukisan
materi namun semata –mata untuk kepuasan hati Ladiono. Karya Lukisan
Ladiono memiliki bentuk objek yang sederhana dan bentuk ini merupakan hasil
ungkapan ekspresi jiwa, imajinasi dari Ladiono, sehingga karya lukisan Ladiono
tidak dapat dapat dikategorikan sebagai seni terapan melainkan seni murni.
fenomena pada kehidupan masyarakat sekarang ini. Nilai- nilai yang menjadi
tubuh serta adanya rasa cinta dan kasih sayang terhadap dirinya sendiri, sesama
manusia tanpa melihat tinggi rendahnya pekerjaan dan llingkungan sekitar. Dari
dapat dikatakan bahwa Ladiono adalah seniman yang mengacu pada modernisasi,
seniman yang memiliki pandangan yang didasarkan pada logika, bebas serta tidak
B. Saran
beberapa saran yang sesuai dengan manfaat penelitian yang ingin dicapai
1. Seniman
penambahan objek agar lukisan tersebut tidak sepi, dan variasi background
dekoratif. Gaya Ladiono pada periode tahun 2007 sangat berbeda dengan
yang bergaya realisme. Oleh karena itu perlu adanya penelitian lebih lanjut
pisang untuk lukisan Ladiono, dan perubahan corak/ gaya pada lukisan
berupa penelitian tentang seni. Baik yang ada di daerah Malang, maupun
135
di luar daerah Malang dan mengkajinya lebih lanjut secara ilmiah demi
DAFTAR RUJUKAN
Indrawati, Lilik. 1992/1993. Struktur Seni I (Bagian I). Malang: OPF. Universitas
Negeri Malang..
Kartika, Dharsono Sony. 2004. Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains.
Margono. 2007. Seni Rupa dan Seni Teater SMA Kelas 2.-: -
Nurhadiat, Dedi. 2004. Pendidikan Seni Rupa SMP kelas 2. Jakarta: PT Grasindo.
Nursantara, Yayat. 2005. Kesenian SMA untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Sachari, Agus. 2005. Seni Rupa Desain untuk SMA Kelas XII. Bandung: Eslangga
Sanyoto, Sajiman Ebdi. 2005. Dasar-dasar Tata Rupa dan Desain (Nirmana).
Yogyakarta: Arti Bumi Intaran.
Soecipto, Katjik dan Widodo, Triyono. 1990. Dasar-Dasar Seni Lukis. Malang:
OPF. Universitas Negeri Malang.
Soedarso, SP. 2000. Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern. Jakarta: Studio
Delapan Puluh Enterprise.
137
Sulastianto, Harry. 2008. Seni Budaya Untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas.
Bandung: Gravindo Media Pratama.
Sutopo, HB.tanpa tahun. Kritik Seni II. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Sutopo, HB, 2002 Metode Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya
dalam Penelitian. Surakarta: University Press.
Lampiran 1
1. Identitas lukisan
a. Judul ……………………………………………………………….
b. Ukuran ……………………………………………………………..
c. Medium …………………………………………………………….
d. Tahun ………………………………………………………………
2. Diskripsi karya
Lukisan di atas menampilkan objek yang menyerupai……. Dengan
Background…….
3. Analisa karya
a. Garis ……………………………………………………………….
b. Bentuk ……………………………………………………………..
c. Warna ………………………………………………………………
d. Ruang ………………………………………………………………
e. Tekstur ……………………………………………………………..
f. Kesatuan ……………………………………………………………
g. Keserasian/irama …………………………………………………..
h. Keseimbangan ……………………………………………………..
i. Proporsi/kesebandingan …………………………………………...
j. Dominasi/emphasis ………………………………………………...
4. Interpretasi
Menggambarkan tentang…….
Lampiran 2
Kabupaten Trenggalek.
11. Semasa kecil apakah anda suka corat coret dengan alat tulis?
13. Waktu itu objek apa yang paling disukai untuk dituangkan ke atas kertas?
14. Dari bangku sekolah, tehnik melukis apa saja yang sudah dikenal?
16. Bagaimana peran orang tua terhadap bakat yang anda punya?
Lampiran 3
tua?
visualisasinya?
142
Lampiran 4
1. Nama : Ladiono
3. Agama : Islam
6. Riwayat Pameran :
Lampiran 5
Lampiran 6
NIM : 106251400544
Fakultas/Program : Sastra/ S1
pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Herdha Prasila
145
Lampiran 7
SURAT KETERANGAN
NIM : 106251400544
Fakultas/Jenjang : Sastra/S1
Telah mengadakan penelitian di rumah bapak Ladiono Rt 06, Rw
02 Desa Kendalrejo Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Jawa
Timur mulai bulan April 2011 sampai akhir bulan Juni 2011, dalam
rangka penulisan skripsi dengan judul :
“STUDI TENTANG EMPAT LUKISAN PELEPAH PISANG
KARYA LADIONO PERIODE 2007”
Ladiono
146
Lampiran 8
RIWAYAT HIDUP