Anda di halaman 1dari 160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS CITRAAN PADA PUISI-PUISI


YANG TERDAPAT DALAM MAJALAH HORISON EDISI JULI 2015
DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA
DI SMA KELAS X SEMESTER I

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh
Yohanes Rizky Nugroho
091224003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS CITRAAN PADA PUISI-PUISI


YANG TERDAPAT DALAM MAJALAH HORISON EDISI JULI 2015
DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA
DI SMA KELAS X SEMESTER I

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh
Yohanes Rizky Nugroho
091224003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTO DAN PERSEMBAHAN

“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa
dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah”
- Thomas Alva Edison

“orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun
mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyianyiakan
waktu untuk menunggu inspirasi”
(Ernest Newman)

“Tidak ada hasil yang menghianati prosesnya”


-Yohanes Rizky-

--

Dengan penuh kasih, kupersembahkan karya sederhana ini kepada Ayah, Ibu dan
adikku tercinta yang telah membuatku mengerti akan arti hidup.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Nugroho, Yohanes Rizky. 2016. Analisis Citraan pada Puisi-puisi yang


Terdapat dalam Majalah Horison Edisi Juli 2015 dan Relevansinya
dalam Pembelajaran Sastra di SMA Kelas X Semester I. Skripsi.
Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan citraan apa saja yang
terdapat dalam puisi-puisi pada majalah Horison Edisi Juli 2015 dan relevansinya
terhadap pembelajaran sastra di SMA kelas X semester I. Jenis penelitian ini
adalah deskriptif. Langkah yang digunakan dalam analisis data yaitu : 1) peneliti
membuat kode pada setiap data yang dianalisis, 2) peneliti mencari dan
memberikan kode pada kata yang mengandng citraan dalam puisi. 3) peneliti
memasukan menjabarkan citraan apa yang terkandung dalam setiap kata yang
sudah diberikan kode pada setiap puisi. 4) peneliti mendeskripsikankan hasil
analisis data untuk menjawab masalah penelitian dan pemaknaan satuan data. 5)
peneliti mendeskripsikan relevansi hasil analisis citraan puisi terhadap
pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas X SMA semester I.
Peneliti menemukan dua temuan dalam penelitian ini. Yaitu citraan yang
terdapat dalam puisi-puisi pada majalah Horison edisi Juli 2015 dan relevansinya
terhadap pembelajaran puisi pada kelas X SMA semester I. Citraan yang
ditemukan dalam puisi adalah: citraan penglihatan sejumlah 37 buah, citraan
pendengaran sejumlah 8 buah, citraan penciuman sejumlah 1 buah, citraan
perabaan sejumlah 3 buah, citraan gerak sejumlah 41 buah, citraan perasaan
sejumlah 17 buah, dan citraan pencecapan sejumlah 3 buah. Implementasi dari
penelitian ini adalah disusunnya produk silabus dan RPP apresisasi sastra di SMA
kelas X semester I dalam Standar Kompetensi (SK) mendengarkan, memahami
puisi yang disampaikan secara langsung/ tidak langsung dan Kompetensi Dasar
(KD) Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk puisi yang disampaikan secara
langsung ataupun melalui rekaman.
Berdasarkan hasil temuan di atas, peneliti memberikan saran bagi guru
bahasa Indonesia dan peneliti lain. Guru diharapkan dapat menggunakan hasil
penelitian ini sebagai contoh analisis terhadap unsur puisi terutama pada diksi dan
citraan. Bagi peneliti lain diharapkan dapat meneruskan penelitian ini dengan
meneliti unsur lain atau mencari sumber data lainnya agar penelitian dapat lebih
lengkap.

Kata kunci: Puisi, Citraan Puisi.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Nugroho, Yohanes Rizky. 2016. Analysis of Poetry-poetry at The Images that


are in HORISON Magazine July 2015 Issue and its Relevance in
Learning Literature in High School Class X Semester I. Thesis.
Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD

This study purpose is to describe any images contained in the poems in the
magazine Horison July 2015 edition and its relevance to learning literature in high
school class X semesters I. This research is a kind of descriptive research. There
were steps used in the data analysis : 1) researchers made the code on each data
analyzed, 2) researchers are looking for and provide the code word contain
imagery in poetry. 3) researchers describe what images is contained in every word
that has been given the code for each poem. 4) researchersdescribe data analysis
to answer the research problem and the meaning of the data unit. 5) researchers
describe the relevance of the results of the analysis of the imagery of poetry
towards learning to write poetry in the first semester X grade ofsenior high school.
Researchers found two detections in this study. The imagery contained in
the poems at Horison magazine July 2015 issue and its relevance to learning
poetry in class X senior high school on the first semester. The images were found
in the poem are: the vision images 37 pieces, 8 pieces a number of auditory
imagery, olfactory imagery 1, palpability imagery 3 pieces, motion imagery 41
pieces, feelings imagery 17 pieces, and foretaste feelings 3 pieces. I
mplementation of this research is the formulation of products syllabus and RPP
appreciation of literature the first semester X grade ofsenior high school.
StandardsCompetency listening, understand poetry delivered directly / indirectly
and Basic Competency. Identifying the elements of the poetic form submitted.
Based on the above findings, the researchers gave suggestions for
Indonesian teachers and other researchers. Teachers are expected to use the results
of this study as an example of an analysis of the elements of poetry, especially in
diction and imagery. For other researchers are expected to continue this research
by examining other elements or find other data sources so that research can be
more complete.

Keywords: Poetry, Images Poetry.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Analisis Citraan pada Puisi-puisi yang Terdapat dalam Majalah Horison Edisi
Juli 2015 dan Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra di SMA Kelas X
Semester I. ini dengan baik. Sebagaimana disyaratkan dalam Kurikulum Program
Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, penyelesaian
skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.
Kelancaran dan keberhasilan proses pelaksanaan dalam penyusunan
skripsi ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus, dan Bunda Maria, yang selalu
melimpahkan berkat, rahmat, serta penyertaan untuk peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
3. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia dan semua dosen penguji, atas semua saran dan
masukan yang berguna demi penyempurnaan skripsi ini.
4. Drs. J. Prapta Diharja,S.J., M.Hum., selaku dosen pembimbing I yang dengan
penuh ketelitian telah mendampingi, memotivasi, dan memberikan berbagai
masukan yang sangat berharga bagi penulis. Mulai dari proses awal hingga
akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. B. Rahmanto, M.Hum., selaku dosen pembimbing II yang dengan penuh
ketelitian telah mendampingi, memotivasi, dan memberikan berbagai masukan
yang sangat berharga bagi penulis. Mulai dari proses awal hingga akhirnya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Robertus Marsidiq sebagai karyawan sekretariat PBSI yang selalu sabar
memberikan pelayanan demi kelancaran penulis dalam menyelesaikan kuliah
di PBSI sampai penyusunan skripsi ini.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK .............................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................................ vii

ABSTRACT ............................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. viiii

DAFTAR ISI............................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 4

1.5 Batasan Istilah ...................................................................................................... 5

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.6 Sistematika Penyajian .......................................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 7

2.1 Penelitian yang Relevan ....................................................................................... 7

2.2 Kajian Teori ......................................................................................................... 9

2.2.1 Pengertian Puisi ......................................................................................... 9

2.2.2 Struktur Puisi ............................................................................................. 10

2.2.2.1 Struktur Fisik Puisi ........................................................................... 10

2.2.2.2 Struktur Batin puisi ........................................................................... 12

2.2.3 Citraan dalam Puisi .................................................................................... 13

2.2.4 Pembelajaran Sastra di Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) ............. 16

2.2.4.1 Pengajaran Sastra .............................................................................. 20

2.2.4.2 Tujuan Pengajaran Sastra.................................................................. 17

2.2.4.3 Pemilihan Pengajaran Sastra ............................................................. 18

2.2.5 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). ....................................... 21

2.2.6 Silabus ........................................................................................................ 23

2.2.7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................................... 29

2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................................ 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 35

3.1 Jenis Penelitian..................................................................................................... 35

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.2 Sumber Data ......................................................................................................... 36

3.3 Instrumen Penelitian ............................................................................................ 37

3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 37

3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................................ 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 40

4.1 Deskripsi Data ...................................................................................................... 40

4.2 Analisis Data ........................................................................................................ 40

4.3 Pembahasan Citraan Puisi-Puisi Dalam Majalah Horison edisi Juli 2015........... 42

4.3.1 Puisi 1. Kepada Kekasihku 1 ..................................................................... 42

4.3.1.1 Analisis Citraan Puisi Kepada Kekasihku 1 ..................................... 43

4.3.2 Puisi 2. Kepada Kekasihku 2 ..................................................................... 44

4.3.2.1 Analisis Citraan Puisi Kepada Kekasihku 2 ..................................... 44

4.3.3 Puisi 3. Kepada Kekasihku 3 ..................................................................... 46

4.3.3.1 Analisis Citraan Puisi Kepada Kekasihku 3 ..................................... 46

4.3.4 Puisi 4. Kepada Kekasihku 5 ..................................................................... 47

4.3.4.1 Analisis Citraan Puisi Kepada Kekasihku 5 ..................................... 48

4.3.5 Puisi 5. Kepada Para Pejalan ..................................................................... 49

4.3.5.1 Analisis Citraan Puisi Kepada Para Pejalan ..................................... 49

4.3.6 Puisi 6. Potret Hujan .................................................................................. 51

4.3.6.1 Analisis Citraan Puisi Potret Hujan .................................................. 51

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.3.7 Puisi 7. Aroma Kopi .................................................................................. 52

4.3.7.1 Analisis Citraan Puisi Aroma Kopi .................................................. 52

4.3.8 Puisi 8. Menulis Sajak ............................................................................... 53

4.3.8.1 Analisis Citraan Puisi Menulis Sajak ............................................... 54

4.3.9 Puisi 9. Langit Setia budhi ......................................................................... 55

4.3.9.1 Analisis Citraan Puisi Langit Setia Budhi ........................................ 55

4.3.10 Puisi 10. Daun .......................................................................................... 57

4.3.10.1 Analisis Citraan Puisi Daun............................................................ 57

4.3.11 Puisi 11. Anak Panah Doa ....................................................................... 58

4.3.11.1 Analisis Citraan Puisi Anak Panah Doa ......................................... 58

4.3.12 Puisi 12. Kepada Sheila ........................................................................... 59

4.3.12.1 Analisis Citraan Puisi Kepada Sheila ................................................... 59

4.3.13 Puisi 13. Dalam Doa ................................................................................ 60

4.3.13.1 Analisis Citraan Puisi Dalam Doa .................................................. 61

4.3.14 Puisi 14. Kuas Senja ................................................................................ 62

4.3.14.1 Analisis Citraan Puisi Kuas Senja .................................................. 62

4.3.15 Puisi 15. Hujan Mei ................................................................................. 64

4.3.15.1 Analisis Citraan Puisi Hujan Mei ................................................... 64

4.3.16 Puisi 16. Potret Wajahmu ........................................................................ 65

4.3.16.1 Analisis Citraan Puisi Potret Wajahmu .......................................... 65

4.3.17 Puisi 17. Pengakuan ................................................................................. 67

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.3.17.1 Analisis Citraan Puisi Pengakuan ................................................... 67

4.3.18 Puisi 18. Langit Mei................................................................................. 68

4.3.18.1 Analisis Citraan Puisi Langit Mei .................................................. 68

4.3.19 Puisi 19. Gelung ....................................................................................... 69

4.3.19.1 Analisis Citraan Puisi Gelung ........................................................ 70

4.3.20 Puisi 20. Kedung ...................................................................................... 73

4.3.20.1 Analisis Citraan Puisi Kedung........................................................ 74

4.3.21 Puisi 21. Gari ........................................................................................... 75

4.3.21.1 Analisis Citraan Puisi Gari ............................................................. 75

4.3.22 Puisi 22. Krakal........................................................................................ 77

4.3.22.1 Analisis Citraan Puisi Krakal ......................................................... 77

BAB V IMPLEMENTASI ....................................................................................... 81

5.1 Pengembangan Silabus ........................................................................................ 81

5.1.1 Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ............................. 82

5.1.2 Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi ....................................... 82

5.1.3 Merencanakan Kegiatan Pembeajaran ....................................................... 83

5.1.4 Menentukan Materi Pokok Pembelajaran .................................................. 83

5.1.5 Penentuan Jenis Penilaian .......................................................................... 83

5.1.6 Menentukan Alokasi Waktu ...................................................................... 84

5.1.7 Menentukan Sumber Belajar...................................................................... 84

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................................................... 85

BAB VI PENUTUP .................................................................................................. 102

6.1 Simpulan .............................................................................................................. 102


6.2 Saran .................................................................................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 105

LAMPIRAN .............................................................................................................. 107

BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................. 139

DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel Kerangka Berpikir ........................................................................................... 34


Tabel 3.5.1 Karakteristik Citraan Puisi ..................................................................... 38
Tabel 4.2.1 Karakteristik Citraan Puisi ..................................................................... 41

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya sastra merupakan sebuah seni yang indah, yang bisa menyentuh

perasaan dan nurani manusia. Karya sastra yang baik dapat mengajak

pembaca untuk melihat karya sastra tersebut sebagai cermin dirinya sendiri.

Dalam karya sastra diungkapkan berbagai pengalaman hidup manusia agar

manusia lain dapat memetik pelajaran yang baik darinya (Sumardjo, 1991:

14).

Sumardji & Saini K. M. (via Sarjidu, 2004: 2) menyatakan bahwa

karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia yang diekspresikan dalam

bentuk tulisan dan menggunakan bahasa sebagai medianya. Oleh sebab itu,

sebuah karya sastra berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan

manusia. Sastra lahir dilatarbelakangi oleh adanya dorongan dasar manusia

untuk mengungkapkan eksistensi dirinya. Jenis karya sastra beraneka ragam,

salah satunya adalah puisi.

Samuel Taylor Coleridge (via Pradopo, 1990: 6) mengemukakan puisi

adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih

kata-kata yang tepat dan disusun sebaik-baiknya, seimbang, simetris, serta

antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat hubungannya. Menurut Slamet

Muljana (via Waluyo, 1987: 23) puisi merupakan suatu bentuk kesusastraan

yang menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khasnya. Pengulangan

kata itu menghasilkan rima, irama, dan musikalitas.

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Puisi adalah serangkaian kata indah yang tersusun dari pengalaman

pribadi maupun pengalaman orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam

puisi terdapat hal penting yang harus diperhatikan, yaitu unsur yang

membangun puisi. Unsur-unsur yang membangun puisi meliputi unsur fisik

dan unsur batin. Unsur batin puisi adalah unsur yang membangun dari dalam

puisi seperti tema, rasa, nada, dan amanat. Sedangkan, unsur fisik adalah

unsur yang membangun dari luar puisi seperti diksi, tipografi, kata konkret,

majas atau gaya bahasa, rima, dan citraan atau imaji. Khusus hal terakhir,

dalam struktir fisik puisi yaitu citraan ini sangat unik, karena pada citraan

melibatkan seluruh panca indera. Citraan puisi adalah pengungkapan

pengalaman sensoris penyair kedalam kata dan ungkapan, sehingga terjelma

gambaran suasana yang lebih konkret. Ungkapan itu menyebabkan pembaca

seolah-olah melihat sesuatu, mendengar sesuatu atau turut merasakan sesuatu

(Waluyo, 1987: 78).

Dengan demikian, citraan mengingatkan kembali kepada kita tentang

pengalaman yang pernah terjadi karena kemahiran penyair dalam

menggambarkan peristiwa. Jadi kita seolah-olah berada pada kejadian yang

terjadi dalam puisi tersebut. Citraan dalam puisi sangat penting karena dapat

membuat pembaca lebih memahami makna puisi. Akan tetapi, penulis puisi

terkadang kurang memperhatikan citraan puisi. Padahal dengan adanya

citraan puisi akan semakin indah. Dari masalah tersebut, peneliti tertarik

untuk meneliti citraan puisi yang terdapat dalam majalah Horison edisi Juli

2015. Peneliti memilih majalah Horison karena belum banyak yang meneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

citraan puisi yang terdapat dalam majalah Horison yang terbit setiap satu

bulan sekali.

Hasil analisis puisi akan diimplementasikan dalam pembelajaran

bahasa dan sastra Indonesia di sekolah. Kelas yang dipilih peneliti adalah

SMA kelas X semester 1. Terdapat standar kompetensi yaitu mengungkapkan

pendapat terhadap puisi melalui diskusi dengan kompetensi dasar membahas

isi puisi berkenaan dengan gambaran pengindraan, perasaan, pikiran, dan

imajinasi melalui diskusi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang yang telah dikemukakan di atas, masalah yang

akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Citraan apa saja yang terdapat dalam ke-22 puisi pada majalah Horison

edisi Juli 2015?

2. Bagaimana relevansi citraan yang terdapat dalam ke-22 puisi pada majalah

Horison edisi Juli 2015 terhadap pembelajaran sastra di SMA kelas X

semester I?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan pokok penelitian ini adalah

sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Mendeskripsikan citraan yang terdapat dalam ke-22 puisi pada majalah

Horison edisi Juli 2015.

2. Mendeskripsikan relevansi citraan yang terdapat dalam ke-22 puisi pada

majalah Horison edisi Juli 2015 terhadap pembelajaran sastra di SMA

kelas X semester I.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai

berikut.

a. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan

mengenai citraan puisi dalam majalah. Mahasiswa diharapkan dapat

menambah pengetahuan-pengetahuan baru mengenai citraan puisi

yang terdapat dalam majalah, khususnya bagi mahasiswa Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia. Tidak hanya itu, mahasiswa Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia dapat menerapkan pengetahuan yang

telah diperoleh untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya

mengenai unsur puisi.

b. Bagi penelitilain, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan dan acuan bagi peneliti. Selanjutnya penelitian ini juga dapat

menjadi bahan referensi penelitian yang relevan mengenai unsur puisi

yang terdapat pada sebuah surat kabar.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Bagi guru bahasa Indonesia, penelitian ini diharapkan menjadi masukan

dalam pembelajaran menulis puisi terlebih mengenai unsur-unsur yang

membangun dalam puisi.

1.5 Batasan Istilah

Berikut ini disajikan berbagai istilah yang digunakan dalam penelitian ini

agar terjadi kesatuan pemahaman yang mempermudah dalam memahami

penelitian ini.

a. Puisi

Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan

perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan

semua kekuatan bahasa. (Waluyo, 1987: 25).

b. Citraan

Citraan adalah cara membentuk citra mental, pribadi atau gambaran

sesuatu. Biasanya citraan menyarankan gambar yang tampak oleh mata

(batin) kita, tetapi dapat juga menyarankan hal-hal yang merangsang panca

indra yang lain (Situmorang, 1981: 20).

c. Implementasi

Implementasia dalah penerapan dari suatu kegiatan yang sudah

dilaksanakan sebelumnya (Depdikbud, 1991: 377).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata

pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi,

kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasiwaktu,

dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan

(Mulyasa, 2007: 190).

e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan

dilakukan dalam kegiatan pembelajaran (Mulyasa, 2007: 213).

1.6 Sitematika penyajian

Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

Pada bab I berisi uraian tentang pendahuluan, yang terdiri dari latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan

istilah dan sitematika penyajian. Bab II berisi landasan teori yang terdiri

dari penelitian yang relevan, kajian teori, dan krangka berpikir.Bab III berisi

metodologi penelitian yang memuat jenis penelitian, sumber data,

instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan

triangulasi data. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan yang

meliputi deskripsi data, analisis data, dan pembahasan. Bab V berisi

implementasi puisi yang terdapat dalam majalah Horison edisi Juli 2015

pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas X SMA yang memuat

pengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Bab VI

berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan topik yang diangkat oleh peneliti yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Noor Hamidah (2006) yang berjudul “Diksi dan

Citraan dalam Puisi pada Tabloid Yunior Tahun 2014”. Masalah yang dibahas

dalam penelitian ini adalah (1) jenis diksi dan citraan apa yang terdapat dalam

puisi-puisi pada tabloid Yunior tahun 2004, (2) apa fungsi diksi dan citraan dalam

puisi pada tabloid Yunior tahun 2004.

Hasil penelitian Hamidah tersebut menyimpulkan bahwa diksi dalam puisi

pada tabloid Yunior tahun 2014 didominasi kata benda konkret, kata kerja

kompleks, dan kata denotasi. Fungsi kata konkret adalah mendukung makna dan

memberi gambaran yang jelas. Fungsi kata denotasi adalah mendukung makna

yang sudah ada dalam puisi. Hal lain yang ditemukan adalah penggunaan bahasa

daerah dan bahasa asing cenderung sedikit. Penggunaan bahasa daerah berfungsi

memberi gambaran yang jelas pada pembaca. Penggunaan bahasa asing berfungsi

memperjelas makna puisi. Selain itu, juga ditemukan pemanfaatan bunyi akhir

pada unsur bunyi dalam diksi. Penggunaan unsur bunyi dalam diksi lebih

memanfaatkan rima akhir dan asonansi yang berfungsi menambah keestetisan

puisi. Citraan yang digunakan dalam puisi pada tabloid Yunior adalah citraan

gerak, citraan pendengaran, citraan penglihatan. Citraan yang dominan dalam

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

puisi anak adalah citraan gerak. Fungsi citraan memberi gambaran yang jelas pada

pembaca dan menimbulkan sugesti pada pembaca.

Penelitian yang relevan kedua yang diangkat oleh peneliti yaitu penelitian

yang dilakukan oleh F.X. Tri Indra Kardono (2001) yang berjudul “Kemampuan

Menganalisis Struktur Batin Dua Puisi Sajak Kaki Langit Majalah Horison Edisi

Oktober 2003 Siswa kelas X SMA Negeri I Karangmojo Gunungkidul

Yogyakarta Tahun Ajaran 2004/2005”. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini

adalah bagaimana tingkat kemampuan siswa kelas X SMA Negeri I Karangmojo,

Gunungkidul, Yogyakarta, dalam menganalisis struktur batin dua puisi sajak kaki

langit majalah Horison edisi Oktober 2003.

Hasil penelitian Tri Indra tersebut menyimpulkan bahwa kemampuan

siswa kelas X SMA Negeri I Karangmojo, Gunungkidul, Yogyakarta tahun ajaran

2004/2005 dalam menganalisis struktur batin dua puisi sajak kaki langit majalah

Horison edisi Oktober 2003 termasuk dalam kategori kurang. Hasil kurang yang

diperoleh siswa dalam menganalisis struktur batin puisi majalah Horison

disebabkan oleh kekuranglengkapan siswa dalam menjawab pertanyaan. Pada

umumnya siswa kelas X SMA Negeri I Karangmojo, Gunungkidul, Yogyakarta

dapat menemukan tema, perasaan, nada, suasana, dan amanat yang terkandung

dalam puisi. Satu hal yang menyebabkan sebagian besar siswa kelas X SMA

Negeri I Karangmojo, Gunungkidul, Yogyakarta mendapatkan hasil kurang

adalah mereka tidak dapat memberikan penjelasan dan kata kunci yang dapat

mendukung jawaban mereka.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kedua penelitian di atas memiliki kesamaan dengan penelitian ini, yaitu

sama-sama meneliti tentang puisi. Penelitian Noor Hamidah meneliti diksi dan

citraan dalam puisi dan penelitian F.X. Tri Indra Kardono meneliti kemampuan

menganalisis struktur batin pada puisi. Maka, penelitian di atas dapat dikatakan

relevan dengan penelitian ini, karena sama-sama meneliti tentang puisi.

Terutama pada penelitian F.X. Tri Indra Kardono yang juga meneliti puisi dalam

majalah Horison. Namun, penelitian ini juga memiliki perbedaan dengan

penelitian di atas. Penelitian F.X. Tri Indra Kardono meneliti kemampuan

menganalisis struktur batin pada puisi, sedangkan penelitian ini meneliti citraan

puisi pada majalah Horison edisi Juli 2015.

2.2 KajianTeori

2.2.1 Pengertian puisi

Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan

penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua

kekuatan bahasa. (Waluyo, 1987: 25). Rekaman dan interpretasi pengalaman

merupakan suatu proses rekonstruksi dalam alam pikiran manusia dari beberapa

peristiwa. Penyair melakukan perenungan dalam pikirannya, kemudian

menginterpretasikan menurut kemampuan batinnya. Pemahaman dan interpretasi

ini selanjutnya dilahirkan kembali dengan pemadatan atau juga sublimasi kedalam

wujud, bentuk, dan gaya yang lain, sesuai dengan selera dan ekspresinya.

Subjektuvitas yang ada dalam penyair akan memberi warna tersendiri terhadap

hasil ekspresi yang disampaikan. Kesan dan warna tersebut dapat timbul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

tergantung kemampuan penyair dalam proses pemadatan atau sublimasi, sebagai

ekspresinya ke dalam bentuk lain, dalam hal ini bentuk tersebut adalah puisi

Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 2005: 7) menyimpulkan bahwa unsur-

unsur penting yang ada dalam sebuah puisi adalah emosi, imajinasi, pemikiran,

ide, nada, irama kesan pancaindera, sususnan kata, kata kiasan, kepadatan dan

perasaan yang bercampur baur.

2.2.2 Struktur Puisi

2.2.2.1 Struktur Fisik Puisi

Waluyo (1987) mengemukakan bahwa struktur fisik puisi meliputi sebagai

berikut.

(1) Perwajahan Puisi (tipografi)

Perwajahan atau tipografi yang dimaksud adalah bentuk puisi seperti

halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya,

hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital, dan diakhiri

dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.

(2) Diksi

Diksi yang dimaksud adalah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh

penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit

kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, kata-katanya harus dipilih secermat

mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna,

keselaran bunyi, dan urutan kata. Geoffrey (dalam Waluyo, 1987: 68-69)

menjelaskan bahwa bahasa puisi mengalami 9 (sembilan) aspek penyimpangan,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

yaitu penyimpangan leksikal, penyimpangan semantis, penyimpangan fonologis,

penyimpangan sintaksis, penggunaan dialek, penggunaan register (ragam bahasa

tertentu oleh kelompok/profesi tertentu), penyimpangan historis (penggunaan

kata-kata kuno), dan penyimpangan grafologis (penggunaan kapital hingga titik).

(3) Imaji

Imaji yang dimaksud adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat

mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan

perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji

penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat

mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti

apa yang dialami penyair.

(4) Kata konkret

Kata konkret yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang

memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau

lambang. Misal kata konkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan

hidup, dll., sedangkan kata konkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat

kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dan lain-lain.

(5) Bahasa figuratif

Bahasa figuratif yaitu bahasa berkias yang dapat mengidupkan atau

meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif

menyebabkan puisi menjadi prismatif, artinya memancarkan banyak makna atau

kaya akan makna. Bahasa Figuratif disebut juga majas. Adapun macam-macam

majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

eufimisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks,

satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.

(6) Rima dan Ritme

Rima adalah persamaan bunyi pada puisi. Rima mencakup (1) onomatope

(tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada pauisi

Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir,

persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repitisi bunyi

[kata], dan sebagainya [Waluyo]), dan (3) pengulangan kata/ungkapan. Ritme

merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritme sangat

menonjol dalam pembacaan puisi.

2.2.2.2 Struktur Batin Puisi

selain mengemukakan struktur fisik. Waluyo (1987) juga mengemukakan

struktur batinnya. Adapun struktur batin puisi yang dimaksud akan dijelaskan

sebagai berikut.

(1) Tema /makna (sense)

Media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan

makna, makna puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun

makna keseluruhan.

(2) Rasa (feeling)

Rasa atau feeling yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang

terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar

belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia,

pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman

pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak

bergantung pada kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan

bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantungpada wawasan, pengetahuan,

pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan

psikologisnya.

(3) Nada (tone)

Nada yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan

dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada

menggurui, mendikte, bekerjasama dengan pembaca untuk memecahkan masalah,

menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong,

menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.

(4) Amanat/tujuan/maksud (intention)

Sadar atau tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi.

Tujuan itu bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, atau dapat ditemui

dalam puisinya.

2.2.3 Citraan dalam Puisi

Puisi akan terasa lebih hidup dalam imajinasi pembaca, jika penyair

berusaha merangsang indera pembaca. Hal ini dimaksudkan agar pembaca seolah-

olah pembaca, merasakan, dan mengalami peristiwa sendiri yang diceritakan

dalam puisi yang sedang dibaca. Dengan demikian akan lebih menambah

kenikmatan membaca puisi. Hal-hal yang dapat di lihat, di rasakan, dan dialami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

oleh pembaca tersebut tentu bukan dalam kenyataan tetapi hanya dalam imajinasi.

Penggunaan kata-kata dan ungkapan yang mampu membangkitkan indera ini

dalam puisi disebut pencitraan (imagery).

Altenbernd (dalam pradopo, 2005: 80) memandang bahwa citraan ialah

gambar-gambar dalam pikiran dan bahasa yang menggambarkannya. Dalam puisi,

untuk memberi gambaran yang jelas, untuk menimbulkan suasana khusus, untuk

membuat (lebih) hidup gambaran dalam pikiran dan penginderaan dan juga untuk

menarik perhatian, penyair juga menggunakan gambaran-gambaran angan

(pikiran), disamping alat kepuitisan yang lain.

Selanjutnya Sayuti (2002: 170) secara sederhana menyatakan bahwa

citraan merupakan kesan yang terbentuk dalam menjaga imajinasi melalui sebuah

kata atau rangkaian kata, yang seringkali merupakan gambaran dalam angan-

angan. Atau citraan merupakan gambaran pengalaman indera, dalam puisi yang

tidak hanya terdiri dari gambaran mental saja, tetapi sesuatu yang mampu pula

menyentuh atau menggugah indera-indera yang lain.

Pencitraan banyak digunakan oleh penyair karena citraan dianggap sebagai

jiwa puisi. Dengan pengimajian, sajak menjadi berjiwa, sajak menjadi hidup.

Sajak yang berjiwa dan hidup dapat menyakinkan dan memikat hati pembaca

(Effendi 2002: 53). Kemampuan menciptakan citraan dibenak pembaca dalam

puisi sangat penting. Puisi yang tidak mampu menciptakan citraan, akan terasa

hambar dan tidak mengesankan (Suharianto 2005: 40). Sebuah citraan yang

berhasil, menolong pembaca atau pendengar merasakan pengalaman penyair

terhadap objek dan situasi yang dialaminya, memberi gambar yang setepat-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

tepatnya, hidup, kuat, ekonomis, dan segera dapat dirasakan dan dekat dengan

hidupnya sendiri (Barbin 1990: 54).

Secara umum ada tujuh jenis citraan (Sayuti 2002: 170), yaitu:

a. Citraan penglihatan, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh indera penglihat

(mata). Citraan ini dapat memberikan rangsangan kepada mata sehingga

seolah-olah dapat melihat sesuatu yang sebenarnya tidak terlihat.

b. Citraan pendengaran, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh indera

pendengar (telinga). Citraan ini dapat memberikan rangsangan kepada

telinga sehingga seolah-olah dapat mendengar sesuatu yang diungkapkan

melalui citraan tersebut.

c. Citraan perabaan, yaitu citraan yang melibatkan indera peraba (kulit),

misalnya kasar, lembut, halus, basah, panas, dingin, dan lain-lain.

d. Citraan penciuman, yaitu citraan yang berhubungan dengan indera

pencium (hidung). Kata-kata yang mengandung citraan ini

menggambarkan seolah-olah objek yang dibicarakan berbau harum, busuk,

anyir, dan lain-lain.

e. Citraan pencecapan, yaitu citraan yang melibatkan indera pencecap

(lidah). Melalui citraan ini seolah-olah kita dapat merasakan sesuatu yang

pahit, asam, manis, kecut, dan lain-lain.

f. Citraan gerak, yaitu citraan yang secara konkret tidak bergerak, tetapi

secara abstrak objek tersebut bergerak.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

g. Citraan perasaan, yaitu citraan yang melibatkan hati (perasaan). Citraan ini

membantu kita dalam menghayati suatu objek atau kejadian yang

melibatkan perasaan.

2.2.4 Pembelajaran Sastra di Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)

2.2.4.1 Pengajaran Sastra

Sebagai seorang guru sastra, kita harus mempunyai semangat sehubungan

dengan pengajarannya. Kita harus mempunyai kecintaan pribadi terhadap sastra.

Kita perlu gemar membaca karya-karya sastra. Kita pun harus yakin bahwa

pengajaran sastra itu bermanfaat bagi murid-murid. Karena itu kita akan selalu

mempersiapkan pengajaran dengan baik. Semangat dan kecintaan kepada karya

sastra dan kepada tugas dalam mengajar itu akan berpengaruh kepada murid.

Mengajarkan sastra bukan hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi

mengajarkan sikap terhadap nilai-nilai (Rusyana, 1982: 10). Karena itu, maka

sikap guru besar peranannya dalam mencapai tujuan pengajaran. Rusyana (1982:

10) mengemukakan bahwa guru sastra dituntut pula agar ia dapat memberikan

pengaruh yang tepat terhadap kelasnya pada waktu ia melaksanakan pengajaran.

Pengajaran sastra merupakan usaha untuk menumbuhkan standar penilaian.

Apabila karya-karya sastra dianggap tidak berguna, tidak bermanfaat lagi

untuk menafsirkan dan memahami masalah-masalah dunia nyata, maka tentu saja

pengajaran sastra tidak akan ada gunanya lagi untuk diadakan. Sebagai seorang

guru, kita harus dapat menunjukkan bahwa sastra mempunyai relevansi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

masalah-masalah dunia nyata. Jika pengajaran sastra dilakukan dengan cara yang

tepat, maka pengajaran sastra dapat juga memberikan sumbangan yang besar

untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang cukup sulit untuk dipecahkan

dalam masyarakat (Rahmanto, 1988: 15).

2.2.4.2 Tujuan Pengajaran Sastra

Pengajaran sastra mempunyai peranan dalam mencapai berbagai aspek

dari tujuan pendidikan susila, sosial, perasaan, sikap penilaian, dan keagamaan

(Rusyana, 1982: 6). Rusyana (1982: 6-9) mengemukakan bahwa tujuan

pengajaran sastra itu ada dua, yaitu (1) tujuan untuk memperoleh pengalaman

sastra dan (2) tujuan untuk memperoleh pengetahuan sastra.

Tujuan untuk memperoleh pengalaman sastra itu dapat dibagi menjadi dua

bagian, seperti yang dikemukakan dibawah ini.

 Apresiasi sastra

Dalam hasil karya sastra itu terkandung pengalaman manusia yang

indah dan mendalam. Pengenalan yang semakin mendalam terhadap

pengalaman hidup yang terkandung dalam sastra, serta hasrat dan jawaban

kita terhadapnya, disebut apresiasi sastra (Rusyana, 1982: 7).

Menurut Rusyana (1982: 7), dalam pengajaran apresiasi sastra,

guru harus memberikan kesempatan agar murid memperkembangkan

apresiasinya sendiri. Tugas guru adalah membantu murid, dengan

menyajikan lingkungan yang memadai, misalnya berupa bahan bacaan

sastra dan mendorong agar murid senang membaca. Murid didorong untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

berkenalan dengan karya sastra, mengadakan kontak dengan jalan

membacanya, dan kemudian menikmatinya.

 Ekspresi sastra

Tujuan pengajaran sastra yang lain adalah untuk memperoleh

pengalaman dalam ekspresi sastra. Kegiatan ini dimaksudkan untuk

membangun daya mencipta pada anak.

Dalam pengajaran sastra, kita juga harus memberikan perhatian

pada kegiatan ekspresi ini. Kegiatan ekspresi dalam pengajaran sastra

dapat dilakukan dalam bercerita, bercakap, mengarang, berdeklamasi,

membaca indah, dan memerankan teks drama (Rusyana, 1982: 2).

Tujuan untuk memperoleh pengetahuan sastra berjalinan erat

dengan tujuan memperoleh pengalaman sastra. Bertolak dari pengalaman

murid tentang sastra, kemudian diberikan pengetahuan, sehingga murid

akan beroleh wawasan tentang pengalamannya itu (Rusyana, 1982: 9).

Misalnya pengetahuan tentang lagu sastra, irama sastra, dan bentuk sastra

diberikan setelah murid beroleh pengalaman membaca hasil sastra.

Pengalaman yang mereka miliki itu kemudian diperjelas dengan

pengetahuan tentang hal itu (Rusyana, 1982: 9).

2.2.4.3 Pemilihan Pengajaran Sastra

Bahan pengajaran yang disampaikan kepada siswa harus sesuai dengan

kemampuan siswa pada suatu tahapan pengajaran tertentu. Sesuai dengan

tingkatan para siswa, karya sastra yang akan disajikan hendaknya juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

diklasifikasikan berdasarkan tingkat kesukarannya dan kriteria-kriteria tertentu

lainnya (Rahmanto, 1988: 26).

Kemampuan untuk dapat memilih bahan pengajaran sastra ditentukan oleh

berbagai macam faktor, antara lain: berapa banyak karya sastra yang tersedia di

perpustakaan sekolah, kurikulum yang harus diikuti, persyaratan bahan yang harus

diberikan agar dapat menempuh tes hasil belajar akhir tahun, serta masih banyak

faktor lain yang harus dipikirkanoleh guru pengajar sastra di sekolah menengah

(Rahmanto, 1988: 27). Malahan, kadang bahan yang ditentukan dari atasan lewat

kurikulum kurang sesuai dengan lingkungan siswa.

Agar dapat memilih bahan pengajaran sastra secara tepat, beberapa aspek

perlu dipertimbangkan. Rahmanto (1988: 27-33) mengemukakan tiga aspek

penting yang tidak boleh dilupakan jika kita ingin memilih bahan pengajaran

sastra, yaitu: (1) sudut bahasa, (2) kematangan jiwa (psikologi), dan (3) latar

belakang kebudayaan para siswa.

 Bahasa

Aspek kebahasaan dalam sastra tidak hanya ditentukan oleh masalah-

masalah yang dibahas, tapi juga faktor-faktor lain seperti: cara penulisan yang

digunakan pengarang, ciri-ciri karya sastra pada waktu penulisan karya itu,

dan kelompok pembaca yang ingin dijangkau pengarang. Agar pengajaran

sastra dapat lebih berhasil, guru kiranya dapat mengembangkan keterampilan

khusus untuk memilih bahan pengajaran sastra yang bahasanya sesuai dengan

tingkat penguasaan bahasa siswanya (Rahmanto, 1988: 27).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Rahmanto (1988: 28) mengemukakan bahwa dalam usaha meneliti

ketepatan teks yang terpilih, guru hendaknya tidak hanya memperhitungkan

kosa kata dan tata bahasa, tetapi perlu mempertimbangkan situasi dan

pengertian isi wacana termasuk ungkapan dan referensi yang ada. Di samping

itu, perlu juga diperhatikan cara penulis menuangkan ide-idenya dan

hubungan antar kalimat dalam wacana itu sehingga pembaca dapat

memahami kata-kata kiasan yang digunakan.

 Psikologi

Dalam memilih bahan pengajaran sastra, tahap-tahap perkembangan

psikologis ini hendaknya diperhatikan karena tahap-tahap ini sangat besar

pengaruhnya terhadap minat dan keengganan anak didik dalam banyak hal

(Rahmanto, 1988: 29). Tahap perkembangan psikologis ini juga sangat besar

pengaruhnya terhadap: daya ingat, kemauan mengerjakan tugas, kesiapan

bekerja sama, dan kemungkinan pemahaman situasi atau pemecahan problem

yang dihadapi.

Karya sastra yang terpilih untuk diajarkan hendaknya sesuai dengan

tahap psikologis pada umumnya dalam suatu kelas. Tentu saja, tidak semua

siswa dalam satu kelas mempunyai tahapan psikologis yang sama, tetapi guru

hendaknya menyajikan karya sastra yang setidak-tidaknya secara psikologis

dapat menarik minat sebagian besar siswa dalam kelas itu (Rahmanto, 1988:

31).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

 Latar belakang budaya

Latar belakang karya sastra ini hampir meliputi semua faktor kehidupan

manusia dan lingkungannya, seperti: geografi, sejarah, topografi, iklim, mitologi,

legenda, pekerjaan, kepercayaan, cara berpikir, nilai-nilai masyarakat, seni,

olahraga, hiburan, moral, etika, dan sebagainya. Biasanya siswa akan mudah

tertarik pada karya-karya sastra dengan latar belakang kehidupan mereka,

terutama bila karya satra itu menghadirkan tokoh yang berasal dari lingkungan

merekadan mempunyai kesamaan dengan mereka atau dengan orang-orang

disekitar mereka (Rahmanto, 1988: 31).

Guru sastra hendaknya memahami apa yang diminati oleh para siswanya

sehingga dapat menyajikan suatu karya sastra yang tidak terlalu menuntut

gambaran di luar jangkauan kemampuan pembayangan yang dilakukan oleh para

siswanya. Meski demikian, guru hendaknya selalu ingat bahwa pendidikan secara

keseluruhan bukan hanya menyangkut situasi dan masalah lokal saja. Dalam hal

ini, sastra merupakan salah satu bidang yang menawarkan kemungkinan cara-cara

terbaik bagi setiap orang yang ada dalam suatu bagian dunia untuk mengenal

bagian dunia orang lain (Rahmanto,1988: 32).

2.2.5 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Dalam dunia pendidikan, khususnya di negara Indonesia, hadirnya

Kurikulim Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) membawa perubahan dalam

pembelajaran kemampuan berstrata, karena kurikulum ini memberi peluang dan

kewenangan kepada sekolah serta guru untuk lebih mandiri dalam

mengembangkan dan mengoperasionalkan pembelajaran bahasa dan sastra


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

indonesia di kelas. Dengan demikian, setiap sekolah memiliki standar kompetensi

yang sama dan terstandar secara nasional, namun dalam implementasinya akan

memiliki warna yang beragam.

Menurut BSNP (2006: 5) kurikulum adalah seperangkat rencana mengenai

tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah

kurikulum operasional yang disusun oleh, dan dilaksanakan di masing-masing

satuan pendidikan (BSNP, 2006: 5).

KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004/kurikulum

berbasis kompetensi (KBK). KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan

pendidikan, struktur, dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender

pendidikan, dan silabus. Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan tujuh prinsip-

prinsip tersebut yaitu:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta

didik dan lindungannya.

2. Beragam dan terpadu.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan pendidikan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan.

6. Belajar sepanjang hayat.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terhadap beberapa

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, adapun Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar yang sesuai dengan pembelajaran puisi di SMA kelas X

semester I adalah sebagai berikut.

Tandar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mendengarkan 5.1 mengidentifikasi unsur-unsur

5. memahami puisi yang disampaikan bentuk suatu puisi yang disampaikan

secara langsung/tidak langsung secara langsung ataupun melalui

rekaman.

5.2 mengungkapkan isi suatu puisi

yang disampaikan secara langsung

ataupun melalui rekaman.

2.2.6 Silabus

Dalam BSNP (2006: 14) dijelaskan bahwa silabus adalah rencana

pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran atau tema yang

mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan

pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu,

dan sumber belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan

kompetensi dasar kedalam materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Di dalam panduan penyusunan KTSP, disebutkan bahwa ada delapan

prinsip pengembangan silabus. Prinsip tersebut adalah sebagai berikut.

1. Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus

harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

2. Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi

dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial,

emosional, dan spiritual peserta didik.

3. Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam

mencapai kompetensi.

4. Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi

dasar, indikatoe, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan

sistem penilaian.

5. Memadai

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan

sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar

6. Aktual dan kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan

sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni

mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

7. Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta

didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan

tuntunan masyarakat.

8. menyeluruh

komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,

afektif, psikomotor).

Di dalam BSNP (2006: 16-18), disebutkan bahwa ada beberapa langkah

yang harus dilaksanakan dalam mengembangkan silabus. Langkah-langkah iti

adalah sebagai berikut.

1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran

sebagaimana tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:

a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat

kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;

b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata

pelajaran;

c. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata

pelajaran.

2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran

Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian

kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

a. Potensi peserta didik;

b. Relevansi dengan karakteristik daerah,

c. Tingkat perkembangan fisik, emosional, sosial, dan spiritual peserta

didik;

d. Kebermanfaatan bagi peserta didik;

e. Struktur keilmuan;

f. Aktualitas, kedalaman, dan keluasaan materi pembelajara;

g. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntunan lingkungan;

dan

h. Alokasi waktu.

3. Mengembangkan KegiatanPembelajaran

Kegiatanpembelajarandirancanguntukmemberikanpengalamankerja yang

melibatkan proses mental danfisikmelaluiinteraksiantarpesertadidik,

pesrtadidikdengan guru, lingkungandansumberbelajar lainnya dalam rangka

pencapaian kompetensi dasar . pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud

melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada

peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasi

peserta didik.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan

pembelajaran adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para

pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran

secara profesional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan

oleh peserta didik secara beruntutan untuk mencapai kompetensi dasar.

c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki

konsep materi pembelajaran.

d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung

dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar

siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.

4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai

oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan,

dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta

didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam

kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator

digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

5. Penentuan Jenis Penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan

berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes

dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap,

penilaian hasil karya berupa tugas, proyek da/atau produk, penggunaan portofolio,

dan penilaian diri. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,

menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik

yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi

informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.

a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.

b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang

bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran,

dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.

Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya

dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan

yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa.

d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak

lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program

remidi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah

kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang

telah memenuhi kriteria ketuntasan.

e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang

ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran

menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi

harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya

teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi

lapangan berupa informasi yang dibutuhkan.

6. Menetukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada

jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat

kesulitan, dan tingkat kepentingan dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam

silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar

yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.

7. Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk

kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta

lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan

kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan

indikator pencapaian kompetensi.

2.2.7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan ranvangan

pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan oleh guru dalam

pembelajaran di kelas (Muslich, 2006:53). Dengan berdasarkan pedoman RPP,

diharapkan seorang guru dapat menerapkan pembelajaran secara terprogram.

Dengan demikian, pembelajaran harus direncanakan secara matang, agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Menurut Muslich (Melalui Pusat Kurikulum, 2006) secara teknis dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran memuat aspek-aspek sebagai berikut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

1. Identitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Identitas terdiri atas nama sekolah, mata pelajaran, hari/tanggal. Kelas, dan

semester. Identitas RPP di atas kolom RPP.

2. Standar Kompetensi

Standar Kompotensi merupakan kualifikasi kemampuan peserta didik

yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan

yang diharapkan dapat dicapai pada mata pelajaran tertentu.

3. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus

dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai standar kompetensi mata

pelajaran tertentu.

4. Materi Pokok

Materi pokok merupakan bahan ajar minimal yang harus dipelajari oleh

siswa untuk menguasai kompetensi dasar. Dalam menentukan materi

pokok harus dipertimbangkan hal-hal berikut ini:

a. Relevansi materi pokok dengan standar kompetensi dan kompetensi

dasar.

b. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan

spirituial.

c. Kebermanfaatan bagi peserta didik.

d. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik.

e. Alokasi waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

5. Kegiatan pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman kerja

yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta

didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar.

Pemilihan kegiatan pembelajaran mempertimbangkan hal-hal berikut:

a. Memberikan peluang kepada siswa untuk mencari, mengolah,

mengelola, dan menemukan sendiri pengetahuan dibawah bimbingan

guru.

b. Mencerminkan ciri khas mata pelajaran.

c. Disesuaikan dengan kemampuan siswa, sumber belajar, dan sarana

yang tersedia.

d. Bervariasi dengan mengkombinasikan kegiatan individu, berpasangan,

kelompok dan klasikal.

6. Indikator

Di dalam penentuan indikator hasil belajar siswa diperlukan kriteria-

kriteria sebagai berikut:

a. Sesuai dengan tingkat perkembangan berfikir siswa.

b. Berkaitan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

c. Memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari.

d. Memperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan.

e. Dapat diukur dan diamati.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

7. Penilaian

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,

menganalisis, dan menafsirkan proses dan hasil belajar siswa yang

dilakukan secara sistematis sehingga menjadi informasi yang bermakna

dalam pengambilan keputusan untuk menentukan keberhasilan pencapaian

kompetensi yang telah ditentukan.

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan

berdasarkan indikator. Dalam kegiatan penilaian terdapat tiga komponen

penting, yang meliputi:

a. Teknik penilaian

Teknik penilaian adalah cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh

informasi mengenai proses dan produk yang dihasilkan dalam

pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik. Ada beberapa teknik

yang dapat dilakukan dalam rangka penilaian ini yang secara garis

besar dikatagorikan sebagai teknik tes dan teknik non tes.

b. Bentuk instrumen

Bentuk instrumen yang diperoleh harus sesuai dengan teknik

penilaiannya. Bentuk instrumen yang dikembangkan dapat berupa

bentuk instrumen yang digolongkan dalam bentuk teknik berikut ini:

1) tes tertulis, dapat berupa tes esai/uraian, pilihan ganda, isian,

menjodohkan, dan sebagainya.

2) Tes lisan, yaitu bentuk daftar pertanyaan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

3) Tes unjuk kerja, dapat berupa tes identifikasi, tes simulasi, dan uji

petik kerja produk, uji petik kerja prosedur, atau uji petik kerja

prosedur atau produk.

4) Penugasan, seperti tugas proyek atau tugas rumah.

5) Observasi, yaitu dengan menggunakan lembar observasi.

6) Wawancara, yaitu dengan menggunakan pedoman wawancara.

7) Portofolio, dapat menggunakan dokumen pekerjaan, karya, dan

atau prestasi siswa.

8) Penilaian diri dengan menggunakan lembar penilaian diri.

8. Alokasi Waktu

Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai

suatu kompetensi dasar tertentu.

9. Sumber Belajar

Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan

pembelajaran, yang dapat berupa: buku tulis, media cetak, media

elektronik, benda-benda di alam sekitar, dan sebagainya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

2.3 Kerangka Berpikir

Penelitian ini menggunakan skema kerangka berpikir untuk memperjelas

penggunaan teori-teori. Selain itu, untuk pembanding antara hasil analisis dengan

teori yang digunakan. Berikut skema kerangka berpikir.

Tabel Kerangka Berpikir

Puisidalam Majalah Horison edisi Juli


2015

Rumusanmasalah

Teori

Unsur-unsur puisi Karakteristik citraan puisi

Herman Waluyo dan Effendi,S Waluyo danEffendi,S

(unsur-unsur puisi) (karakteristik citraan puisi)

Analisis data kualitatif

Hasilanalisis data

Citraan puisi Indikator karakteristik


citraan puisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini terdiri dari enam subbab, keenam subbab ini adalah jenis penelitian,

sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis

data. Keenamnya dijelaskan secara terperinci dalam subbab berikut.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang berjudul “Analisis Citraan pada Puisi-puisi yang Terdapat

dalam Majalah Horison edisi Juli 2015 dan Relevansinya dalam Pembelajaran

Sastra di SMA Kelas X Semester I”termasuk penelitian kualitatif. Menurut

Moleong (2007: 6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik, dan dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian ini

termasuk penelitian kualitatif karena peneliti menguraikan data berupa kata-kata

bukan berupa angka-angka. Lingkungan alamiah dalam penelitian ini adalah puisi

yang terdapat dalam majalah Horison edisi bulan Juli 2015.

Penelitian ini tidak menggunakan rumus statistik sebagai alat analisis

data.Sehingga penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Melalui metode

ini,peneliti melakukan analisis terhadap tulisan puisi yang terdapat dalam majalah

Horison edisi bulan Juli 2015.

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

3.2 Sumber Data

Arikunto menegaskan bahwa yang dimaksud dengan sumber data dalam

penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Apabila penelitian

menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, sumber

data disebut responden, yaitu orang yang merespons atau menjawab pertanyaan-

pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila peneliti

menggunakan teknik observasi , sumber datanya berupa benda, gerak atau proses

sesuatu. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, dokumen atau catatanlah

yang menjadi sumber datanya (Arikunto, 2006: 129). Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, yaitu puisi-puisi

dalam majalah Horison edisi bulan Juli 2015. Data penelitian berupa tulisan puisi-

puisi yang terdapat majalah Horison edisi bulan Juli 2015. Puisi-puisi yang

terdapat dalam majalah Horison edisi bulan Juli 2015, yaitu: karya M. Arifin

Budiman:“Kepada Kekasihku 1”, “Kepada kekasihku 2”, “Kepada kekasihku 3”,

“Kepada kekasihku 5”, “Kepada Para Pejalan”, “Potret Hujan”, “Aroma Kopi”,

“Menulis Sajak”, “Langit Setiabudhi”, “Daun, Anak Panah Doa”, “Kepada

Sheila”, “Dalam Doa”, “Kuas Senja”, “Hujan Mei”, “Potret Wajahmu”,

“Pengakuan”, “Langit Mei” dan karya Mahwi Air Tawar: “Gelung”, “Kedung”,

“Gari”, “Krakal”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian pada penelitian ini adalah peneliti sendiri. Menurut

Moleong dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Kualitatif

(2006:168) instrumen penelitian adalah alat pengumpul data. Pada penelitian ini

yang berperan sebagai pengumpul data adalah peneliti sendiri. Peneliti yang

mengumpulkan data-data dari puisi dalam majalah Horison edisi bulan Juli 2015.

Peneliti layak sebagai instrumen penelitian karena peneliti merupakan mahasiswa

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang pernah mempelajari puisi dalam

mata kuliah Pengkajian Apresiasi Puisi.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau

keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh

elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian (Hasan,

2002:83).

Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

Pertama peneliti mencarimajalah Horison edisi bulan Juli 2015.Kedua, peneliti

mencari tulisan puisi dalam majalah Horison edisi bulan Juli 2015, kemudian

peneliti mengumpulkan tulisan puisi yang telah ditemukan. Ketiga, tulisan puisi

yang telah dikumpulkan tersebut difotokopi. Keempat, peneliti menandai dan

mencatat pencitraan pada puisi yang terdapat dalam majalah Horison edisi bulan

Juli 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif (Bogdan dan Biklen dalam Moleong, 2006: 248)

adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting

serta apa yang dipelajari, dan juga memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada

orang lain.

Setelah semua data terkumpul, langkah berikutnya adalah mengklasifikasi

dan menganalisis data. Dalam menganalisis dan mengklasifikasi data, peneliti

membuat kode-kode yang menjelaskan mengenai karakteristik citraan dalam

puisi. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan kode tersebut.

Tabel 3.5.1Karakteristik Citraan Puisi


a. Citraan penglihatan (C1)
Karakteristik citraan penglihatan kode
Ditimbulkan oleh indera penglihatan (mata). C1-1
Memberikan rangsangan kepada mata sehingga seolah-olah C2-2
dapat melihat sesuatu yang sebenarnya tidak terlihat.

b. Citraan pendengaran (C2)


Karakteristik citraan pendengaran kode
Ditimbulkan oleh indera pendengar (telinga). C2-1
Memberikan rangsangan kepada telinga sehingga seolah-olah C2-2
dapat mendengar sesuatu yang diungkapkan melalui citraan
tersebut.

c. Citraan penciuman (C3)


Karakteristik citraan penciuman kode
berhubungan dengan indera pencium (hidung). C3-1
Kata-kata yang mengandung citraan ini menggambarkan seolah- C3-2
olah objek yang dibicarakan memiliki bau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

d. Citraan perabaan (C4)


Karakteristik citraan perabaan kode
melibatkan indera peraba (kulit), C4-1
Melalui citraan ini seolah-olah kita dapat merasakan sesuatu C4-2
yang kasar, lembut, halus, basah, panas, dingin, dan lain-lain.

e. Citraan pencecapan (C5)


Karakteristik citraan pencecapan kode
Melibatkan indera pencecap (lidah). C5-1
Melalui citraan ini seolah-olah kita dapat merasakan sesuatu C5-2
yang pahit, asam, manis, kecut, dan lain-lain.

f. Citraan gerak (C6)


Karakteristik citraan gerak kode
Citraan yang secara konkret tidak bergerak, tetapi secara abstrak C6-1
objek tersebut bergerak.
Benda dapat berupa benda hidup atau benda mati. C6-2

g. Citraan perasaan (C7)


Karakteristik citraan perasaan kode
Citraan ini yang melibatkan hati (perasaan). C7-1
Membantu kita dalam menghayati suatu objek atau kejadian C7-2
yang melibatkan perasaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab empat ini mendeskripsikan hasil penelitian yang telah dilakukan

secara keseluruhan. Hal-hal yang dimuat ialah deskripsi data dan pembahasan

hasil analisis citraan puisi yang dimuat dalam majalah Horison edisi Juli 2015.

Berikut ini adalah hasil penelitian dan pembahasan dalam puisi yang dimuat

dalam majalah Horison edisi Juli 2015.

4.1 Deskripsi Data

Data yang dianalisis adalah puisi yang dimuat dalam majalah Horison

edisi Juli 2015. Secara lengkap deskripsi terhadap data yang dianalisis adalah

sebagai berikut:

Puisi yang dimuat dalam majalah Horison Edisi Juli 2015 ditulis oleh

dua orang penulis puisi, yaitu M. Arfani Budiman dan Mahwi Air Tawar. Puisi

karya M. Arfani Budiman yang dimuat dalam majalah Horison edisi Juli 2015

terdapat 18 puisi, sedangkan puisi karya Mahwi Air Tawar terdapat 4 puisi.

4.2 Analisis Data

Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang isi puisi yang

dimuat dalam majalah Horison edisi Juli 2015 secara menyeluruh. Analisis

dilakukan dengan cara menjabarkan seluruh citraan yang terkandung di dalam

puisi, yaitu: citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan perabaan, citraan

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

penciuman, citraan pencecapan, citraan gerak, dan citraan perasaan. Citraan

yang terkandung di dalam puisi akan diidentifikasi dan dideskripsikan. Untuk

mengidentifikasi citraan, diperlukan deskripsi karakteristik dari citraan itu

sendiri. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan karakteristik citraan puisi

dalam sebuah kode.

Tabel 4.2.1 Karakteristik Citraan Puisi


a. Citraan penglihatan (C1)
Karakteristik citraan penglihatan kode
Ditimbulkan oleh indera penglihatan (mata). C1-1
Memberikan rangsangan kepada mata sehingga seolah-olah C2-2
dapat melihat sesuatu yang sebenarnya tidak terlihat.

b. Citraan pendengaran (C2)


Karakteristik citraan pendengaran kode
Ditimbulkan oleh indera pendengar (telinga). C2-1
Memberikan rangsangan kepada telinga sehingga seolah-olah C2-2
dapat mendengar sesuatu yang diungkapkan melalui citraan
tersebut.

c. Citraan penciuman (C3)


Karakteristik citraan penciuman kode
Berhubungan dengan indera pencium (hidung). C3-1
Kata-kata yang mengandung citraan ini menggambarkan seolah- C3-2
olah objek yang dibicarakan memiliki bau.

d. Citraan perabaan (C4)


Karakteristik citraan perabaan kode
Melibatkan indera peraba (kulit), C4-1
Melalui citraan ini seolah-olah kita dapat merasakan sesuatu C4-2
yang kasar, lembut, halus, basah, panas, dingin, dan lain-lain.

e. Citraan pencecapan (C5)


Karakteristik citraan pencecapan kode
Melibatkan indera pencecap (lidah). C5-1
Melalui citraan ini seolah-olah kita dapat merasakan sesuatu C5-2
yang pahit, asam, manis, kecut, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

f. Citraan gerak (C6)


Karakteristik citraan gerak kode
Citraan yang secara konkret tidak bergerak, tetapi secara abstrak C6-1
objek tersebut bergerak.
Benda dapat berupa benda hidup atau benda mati. C6-2

g. Citraan perasaan (C7)


Karakteristik citraan perasaan kode
Citraan ini yang melibatkan hati (perasaan). C7-1
Membantu kita dalam menghayati suatu objek atau kejadian C7-2
yang melibatkan perasaan.

4.3 Pembahasan Citraan Puisi dalam Majalah Horison Edisi Juli 2015

Pada subbab ini peneliti membahas tentang hasil penelitian. Pembahasan

dilakukan dengan menentukan karakteristik pada setiap citraan puisi. Setelah itu,

peneliti menyertakan kode yang telah ditentukan sesuai dengan tabel karakteristik

citraan puisi. Hasil pembahasan penelitian ini berupa jenis-jenis citraan puisi

dalam majalah Horison edisi Juli 2015. Berikut ini adalah contoh pembahasan

jenis-jenis citraan.

4.3.1 Puisi 1. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Kepada Kekasihku 1
Karya M. Arifin Budiman

Isyarat rindu lebur


Di batas senja, jerit burung-burung
Mengirimkan nyeri pada celah angin
Daun-daun berguguran menuju rebah tanah
Sementara langit mengusap matahari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Memejemkan luka pada dinding waktu


Kekasihku, tiupkanlah aroma cinta pada mawar yang mekar
Petiklah kesunyian yang berdegup dalam dada berdebar.

4.3.1.1 Analisis Citraan

Kepada Kekasihku 1
Karya M. Arifin Budiman

Isyarat rindu lebur


Di batas senja (penglihatan/ C1-1, C1-2), jerit (pendengaran/ C2-1,
C2-2)
burung-burung.
1. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap
sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam.
(penglihatan/ C1-1, C1-2).
2. Kata jerit menurut KBBI berarti suara yang keras melengking dari
manusia atau binatang. (pendengaran/ C2-1, C2-2)

Mengirimkan nyeri (perabaan/ C4-1, C4-2) pada celah angin


3. Kata nyeri menurut KBBI berasa sakit seperti ditusuk-tusuk jarum
atau seperti dijepit pada bagian tubuh. (perabaan/ C4-1, C4-2)

Daun-daun berguguran (penglihatan/ C1-1, C1-2) menuju rebah


tanah
4. Kata berguguran menurut KBBI berarti banyak yang gugur atau
berjatuhan. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Sementara langit mengusap (gerak/ C6-1, C6-2) matahari


5. Kata mengusap menurut KBBI berarti menghapus atau menyeka
keringat, air mata, dan sebagainya. (gerak/ C6-1, C6-2)

Memejemkan (gerak/ C6-1, C6-2) luka pada dinding waktu


6. Kata memejamkan menurut KBBI berarti menutup mata. (gerak/
C6-1, C6-2)

Kekasihku, tiupkanlah aroma (penciuman/ C3-1, C3-2) cinta pada


mawar yang mekar (penglihatan/ C1-1, C1-2)
7. Kata aroma menurut KBBI berarti bau-bauan harum yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan atau akar-akaran. (penciuman/ C3-1, C3-2)
8. Kata mekar menurut KBBI berarti mulai berkembang; menjadi
terbuka. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Petiklah (gerak/ C6-1, C6-2) kesunyian (perasaan/ C7-1, C7-2) yang


berdegup dalam dada berdebar
9. Kata petiklah menurut KBBI berarti mengambil dengan
mematahkan tangkai bunga, buah, dan sebagainya. (gerak/ C6-1, C6-
2)
10. Kata kesunyian menurut KBBI berarti keheningan; kelengangan;
kesenyapan. (perasaan/ C7-1, C7-2)

Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan dan citraan

gerak. Kedua citraan ini menimbulkan kesan yang mendalam pada puisi, pemilihan

kata pada citraan gerak membuat kita seolah dapat melihat dan merasakan keindahan

puisi melalui kata-kata yang dipilih.

4.3.2 Puisi 2. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Kepada kekasihku 2
M. Arifin Budiman

Langit senja menyentuh daun-daun kering,


jemari angin membelai raut keningmu
Kekasihku, terimalah jerit matahari
Yang menenun langit menjadi merah saga
Di sorot matamu ada cahaya yang merambat
Dalam debar dada, mengusap perih kesunyian
Bersepakat memetik luka.

4.3.2.1 Analisis Citraan


Kepada kekasihku 2
Karya M. Arifin Budiman

Langit senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) menyentuh (gerak/ C6-1, C6-


2)daun-daun kering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

1. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap


sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
2. Kata menyentuh menurut KBBI berarti menjamah (gerak/ C6-1, C6-
2)
jemari angin membelai rautkeningmu (gerak/ C6-1, C6-2)
3. Kata membelai menurut KBBI berarti mengusap-usap disertai kata-
kata manis dan sebagainya untuk membujuk. (gerak/ C6-1, C6-2)
Kekasihku, terimalah jerit (pendengaran/ C2-1, C2-2) matahari
4. Kata jerit menurut KBBI berarti suara yang keras melengking dari
manusia atau binatang. (pendengaran/ C2-1, C2-2)

Yang menenun langit menjadi merah (penglihatan/ C1-1, C1-2) saga


5. Kata merah menurut KBBI berarti warna dasar yang serupa dengan
warna darah. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Di sorot matamu ada cahaya (penglihatan/ C1-1, C1-2) yang
merambat
6. Kata cahaya menurut KBBI berarti sinar atau terang dari sesuatu
yang bersinar seperti matahari, bulan, atau lampu yang
memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda di
sekitarnya. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

dalam debar dada, mengusap (gerak/ C6-1, C6-2) perih kesunyian


(perasaan/ C7-1, C7-2)
7. Kata mengusap menurut KBBI berarti menghapus atau menyeka
keringat, air mata, dan sebagainya. (gerak/ C6-1, C6-2)
8. Kata kesunyian menurut KBBI berarti keheningan; kelengangan;
kesenyapan. (perasaan/ C7-1, C7-2)

Bersepakat memetik (gerak/ C6-1, C6-2) luka


9. Kata memetik menurut KBBI berarti mengambil dengan
mematahkan tangkai bunga, buah, dan sebagainya. (gerak/ C6-1, C6-
2)

Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan pendengaran. Melalui

pilihan katanya kita dapat seolah-olah mendengarkan sesuatu dari puisi. Citraan

pendengaran membuat kepuitisan puisi ini semakin indah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

4.3.3 Puisi 3. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Kepada kekasihku 3
M. Arifin Budiman

Di senja yang gamang


Rindu mengerang ditabuh gendang
Seperti tangisan bayi di malam hari
Aku selalu rindu sorot matamu
Yang menuntunku pada kearifan angin
Di wajahmu yang teduh selalu ada doa yang terpecik
Kekasihku, jika waktu selalu memburu tanpa ampun
Terimalah dengan tangan terbuka
Ketuklah rindu pada juru kesunyian
Menyusun gaik kata-kata.

4.3.3.1 Analisis Citraan

Kepada kekasihku 3
Karya M. Arifin Budiman

Di senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) yang gamang


1. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap
sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)

Rindu mengerang (pendengaran/ C2-1, C2-2) ditabuh gendang


2. Kata mengerang menurut KBBI berarti merintih karena kesakitan
(pendengaran/ C2-1, C2-2)

Seperti tangisan (pendengaran/ C2-1, C2-2) bayi di malam hari


3. kata tangisan menggambarkan rindu yang begitu menggebu,
mengerang keras terdengar memecah kesunyian. (pendengaran/ C2-
1, C2-2)

Aku selalu rindu sorot matamu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Yang menuntunku pada kearifan angin


Di wajahmu yang teduh selalu ada doa yang terpecik (perabaan/ C4-1, C4-
2)
4. Kata terpercik memiliki makna terkena percik-percik air yang
berhamburan. (perabaan/ C4-1, C4-2)

Kekasihku, jika waktu selalu memburu (gerak/ C6-1, C6-2) tanpa ampun
5. Kata memburu menurut KBBI berarti mengejar atau meyusul untuk
menangkap. (gerak/ C6-1, C6-2)

Terimalah dengan tangan terbuka


Ketuklah rindu (perasaan/ C7-1, C7-2) pada juru kesunyian (perasaan/ C7-
1, C7-2)
6. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap benar
terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2)
7. Kata kesunyian menurut KBBI berarti keheningan; kelengangan;
kesenyapan. (perasaan/ C7-1, C7-2)

Menyusun gaik kata-kata.

Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan pendengaran. Melalui

pilihan katanya kita dapat seolah-olah mendengarkan sesuatu dari puisi. Citraan

pendengaran membuat kepuitisan puisi ini semakin indah.

4.3.4 Puisi 4. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Kepada kekasihku 5
M. Arifin Budiman

Kelebat angin mengusap


Daun-daun di taman
Menuju matamu. Ada percik matahari
Berdegup di gigil cermin
Wajahmu adalah ketabahan pulau
Yang luas merangkai waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Dijarimu aku sisipkan kembang doa


Sebagai pertanda aroma cinta
Selalu jatuh di keluasan namamu.

4.3.4.1 Analisis Citraan

Kepada kekasihku 5
Karya M. Arifin Budiman

Kelebat angin mengusap (gerak/ C6-1, C6-2)


1. Kata mengusap menurut KBBI berarti menghapus atau menyeka
keringat, air mata, dan sebagainya. (gerak/ C6-1, C6-2)

daun-daun di taman
Menuju (gerak/ C6-1, C6-2) matamu . Ada percik (penglihatan/ C1-1, C1-
2) matahari
2. Kata menuju menurut KBBI memiliki makna pergi ke arah.
(gerak/ C6-1, C6-2)

Berdegup di gigil cermin


Wajahmu adalah ketabahan (perasaan/ C7-1, C7-2) pulau
3. Kata ketabahan menurut KBBI berarti tetap dan kuat hati dalam
menghadapi bahaya atau cobaan (perasaan/ C7-1, C7-2)

Yang luas merangkai (gerak/ C6-1, C6-2) waktu


4. Kata merangkai menurut KBBI berarti menyusun atau mengatur
menjadi berangkai-rangkai. (gerak/ C6-1, C6-2)

Di jarimu aku sisipkan kembang doa


Sebagai pertanda aroma (penciuman/ C3-1, C3-2) cinta
5. Kata aroma menurut KBBI berarti bau-bauan harum yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan atau akar-akaran. (penciuman/ C3-1, C3-2)

Selalu jatuh di keluasan namamu

Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan gerak. Ketika membaca

puisi ini, kita seolah sedang melakukan suatu gerakan sesuai dengan pilihan kata

yang dimunculkan oleh penulis puisi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

4.3.5 Puisi 5. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Kepada Para Pejalan


M. Arifin Budiman

Saat senja luruh


Kau rebahkan tubuhmu
Istirahat dalam belaian angin
Setelah berjalan sepanjang hari
Berbekal rasa haus yang menghunus
Dan lapar yang mengakar, kau dengan sabar
Membenamkan cinta pada seluruh alam
Daun-daun bertasbih luruh ke rebah tanah
Lalu kau mengucurkan doa membasahi
Degup perjalanan dengan percik matahari
Mengusap perih langit.

4.3.5.1 Analisis Citraan

Kepada Para Pejalan


Karya M. Arifin Budiman

Saat senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) luruh


1. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap
sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)

Kau rebahkan (penglihatan/ C1-1, C1-2) tubuhmu


2. Kata rebahkan menurut KBBI berarti bergerak dari posisi berdiri ke
posisi jatuh dan terbaring. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Istirahat dalam belaian (perabaan/ C4-1, C4-2) angin


3. Kata belaian menurut KBBI berarti mengusap-usap disertai kata-
kata manis dan sebagainya untuk membujuk. (gerak/ C6-1, C6-2)
Setelah berjalan (gerak/ C6-1, C6-2) sepanjang hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

4. Kata berjalan dalam larik di atas bermakna aktivitas yang dilakukan


sepanjang hari. (gerak/ C6-1, C6-2)

Berbekal rasa haus yang menghunus


dan lapar yang mengakar, kau dengan sabar
Membenamkan (gerak/ C6-1, C6-2) cinta pada seluruh alam
5. Kata membenamkan menurut KBBI bermakna menenggelamkan.
(gerak/ C6-1, C6-2)

Daun-daun bertasbih luruh ke rebah (penglihatan/ C1-1, C1-2) tanah


6. Kata rebah menurut KBBI bermakna bergerak dari posisi berdiri ke
posisi jatuh dan terbaring. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Lalu kau mengucurkan doa membasahi


Degup perjalanan dengan percik matahari
Mengusap perih (perabaan/ C4-1, C4-2) langit
7. Kata perih menurut KBBI bermakna pedih merupakan sesuatu yang
dapat dirasakan. (perasaan/ C7-1, C7-2)

Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui

kata-kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah

melihat suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini

semakin indah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

4.3.6 Puisi 6. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Potret Hujan
Karya M. Arifin Budiman

Di luar hujan bergetar


Dalam dada ada rindu
Menguap bersama jemari angin
Kau merengkuh doa-doa
Pada selembar cahaya bergetar
Sebagai kesedihan yang mengalir dalam
Rahim waktu dengan bahasa daun-daun
Kau menggugurkan kenangan dalam bunyi
Rintik gerimis menyimpan cinta dalam sorot
Matamu

4.3.6.1 Analisis Citraan

Potret Hujan
Karya M. Arifin Budiman

Di luar hujan bergetar (penglihatan/ C1-1, C1-2)


1. Kata bergetar menurut KBBI berarti bergerak berulang-ulang
dengan cepat. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Dalam dada ada rindu (perasaan/ C7-1, C7-2)


2. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap benar
terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2)

Menguap (penglihatan/ C1-1, C1-2) bersama jemari angin


3. Kata menguap menurut KBBI berarti menjadi uap. (penglihatan/
C1-1, C1-2)

Kau merengkuh doa-doa


Pada selembar cahaya (penglihatan/ C1-1, C1-2) bergetar
4. Kata cahaya menurut KBBI berarti sinar atau terang dari sesuatu
yang bersinar seperti matahari, bulan, atau lampu yang
memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda di
sekitarnya. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Sebagai kesedihan (perasaan/ C7-1, C7-2) yang mengalir dalam


5. Kata kesedihan menurut KBBI berarti perasaan sedih yang
mendalam . (perasaan/ C7-1, C7-2)

Rahim waktu dengan bahasa daun-daun


Kau menggugurkan kenangan dalam bunyi (pendengaran/ C2-1, C2-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

6. Kata bunyi menurut KBBI berarti sesuatu yang terdengar (didengar)


atau ditangkap oleh telinga. (pendengaran/ C2-1, C2-2)

Rintik gerimis menyimpan cinta dalam sorot


Matamu

Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui

kata-kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah

melihat suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini

semakin indah.

4.3.7 Puisi 7. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Aroma Kopi
karya M. Arifin Budiman

Ruap waktu melebar


dalam percakapan kita
Angin menembus celah jendela
Ada yang berdebar dalam rongga dada
Wajahmu menari seperti detak jarum jam
Menyusuri kerinduan dalam pusaran cahaya
Aroma kopi tercium di atas meja
Menyuguhkan rindu pada secangkir kenangan
Luruh bersama asap-asap doa

4.3.7.1 Analisis Citraan


Aroma Kopi
karya M. Arifin Budiman

Ruap (penglihatan/ C1-1, C1-2) waktu melebar


1. Kata ruap mernurut KBBI berarti buih atau gelembung-gelembung
kecil pada permukaan barang cair. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

dalam percakapan kita


Angin menembus celah jendela (perabaan/ C4-1, C4-2)
2. Kata menembus menurut KBBI berarti menerobos atau melubangi
hingga tembus (gerak/ C6-1, C6-2)
Ada yang berdebar dalam rongga dada
Wajahmu menari (gerak/ C6-1, C6-2) seperti detak jarum jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

3. Kata menari menurut KBBI berarti memainkan tari atau menggerak-


gerakkan badan dan sebagainya dengan berirama serta diiringi
dengan bunyi-bunyian. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Menyusuri (gerak/ C6-1, C6-2) kerinduan dalam pusaran cahaya


(penglihatan/ C1-1, C1-2)
4. Kata menyusuri menurut KBBI berarti menuruti bagian tepi. (gerak/
C6-1, C6-2)
5. Kata cahaya menurut KBBI berarti sinar atau terang dari sesuatu
yang bersinar seperti matahari, bulan, atau lampu yang
memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda di
sekitarnya. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Aroma (penciuman/ C3-1, C3-2) kopi tercium di atas meja


6. Kata aroma menurut KBBI berarti bau-bauan harum yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan atau akar-akaran. (penciuman/
C3-1, C3-2)

Menyuguhkan rindu (perasaan/ C7-1, C7-2) pada secangkir kenangan


7. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap
benar terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2)

Luruh bersama asap-asap (penglihatan/ C1-1, C1-2) doa


8. Kata asap menurut KBBI berarti uap yang dapat terlihat yang
dihasilkan dari pembakaran. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan dan

citraan gerak. Kedua citraan ini menimbulkan kesan yang mendalam pada

puisi, pemilihan kata pada citraan gerak membuat kita seolah dapat melihat

dan merasakan keindahan puisi melalui kata-kata yang dipilih.

4.3.8 Puisi 8. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Menulis Sajak
Karya M. Arifin Budiman

Ketika aroma pagi


Membuka cadarnya pelan-pelan
Angin bergegas kesegala arah
Aku menulis sajak dengan tangan terbuka
Menunda kesedihan yang terbenam dalam palung dada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Setelah menempuh rakaat perjalanan


Mencari makna dalam ruh rindu
Selalu saja mata ini samar-samar
Luka terus berdenting dalam luka waktu
Menyusuri riuh kota dengan berbekal sajak
Aku menemukan wajahmu di lampu-lampu taman
Berdebar sebagai ruh kata-kata
Membelai matahari, luruh sebagai doa.

4.3.8.1 Analisis Citraan


Menulis Sajak
Karya M. Arifin Budiman

Ketika aroma (penciuman/ C3-1, C3-2) pagi


1. Kata aroma menurut KBBI berarti bau-bauan harum yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan atau akar-akaran. (penciuman/
C3-1, C3-2)

Membuka (gerak/ C6-1, C6-2) cadarnya pelan-pelan


2. Kata membuka menurut KBBI berarti menjadikan tidak
tertutup atau tidak bertutup. (gerak/ C6-1, C6-2)

Angin bergegas kesegala arah (gerak/ C6-1, C6-2)


3. Kata bergegegas menurut KBBI berarti cepat-cepat. (gerak/ C6-1,
C6-2)

Aku menulis (gerak/ C6-1, C6-2) sajak dengan tangan terbuka


4. Kata menulis menurut KBBI berarti membuat tulisan. (gerak/
C6-1, C6-2)

Menunda kesedihan (perasaan/ C7-1, C7-2) yang terbenam dalam


palung dada
5. Kata kesedihan menurut KBBI berarti perasaan sedih yang
mendalam . (perasaan/ C7-1, C7-2)

Setelah menempuh rakaat perjalanan


Mencari makna dalam ruh rindu (perasaan/ C7-1, C7-2)
6. kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap
benar terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2)

Selalu saja mata ini samar-samar


Luka terus berdenting (pendengaran/ C2-1, C2-2) dalam luka waktu
7. Kata berdenting menurut KBBI berarti mengeluarkan bunyi
ting. (pendengaran/ C2-1, C2-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Menyusuri riuh (pendengaran/ C2-1, C2-2) kota dengan berbekal


sajak
8. Kata riuh menurut KBBI berarti sangat ramai atau sangat
gaduh. (pendengaran/ C2-1, C2-2)

Aku menemukan (penglihatan/ C1-1, C1-2) wajahmu di lampu-


lampu taman
9. Kata menemukan menurut KBBI berarti mendapatkan sesuatu yang
belum ada sebelumnya. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Berdebar sebagai ruh kata-kata


Membelai (gerak/ C6-1, C6-2) matahari, luruh sebagai doa.
10. Kata membelai menurut KBBI berarti mengusap-usap disertai
kata-kata manis dan sebagainya untuk membujuk. (gerak/ C6-
1, C6-2)

Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan gerak. Ketika membaca

puisi ini, kita seolah sedang melakukan suatu gerakan sesuai dengan pilihan kata

yang dimunculkan oleh penulis puisi.

4.3.9 Puisi 9. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Langit Setia budhi


Karya M. Arifin Budiman

Bulir hujan membasahi hawa bumi


Jemari angin membelai rupa daun-daun
Pohon-pohon bertasbih gigil oleh kesunyian
Langit setiabudhi meluruhkan kerinduan
Pada mata kekasih yang meniupkan aroma cinta
Bersama kepak burung-burung
Melintasi kuku waktu
Memotret memoar pertemuan
Dibingkai dalam pigura

4.3.9.1 Analisis Citraan


Langit Setia budhi
Karya M. Arifin Budiman

Bulir (penglihatan/ C1-1, C1-2) hujan membasahi hawa bumi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

1. Kata bulir menurut KBBI berarti tangkai beserta buah (bunga)


majemuk yang terdapat pada tangkai itu. (penglihatan/ C1-1,
C1-2)

Jemari angin membelai (gerak/ C6-1, C6-2) rupa daun-daun


2. Kata membelai menurut KBBI berarti mengusap-usap disertai
kata-kata manis dan sebagainya untuk membujuk. (gerak/ C6-
1, C6-2)

Pohon-pohon bertasbih (pendengaran/ C2-1, C2-2) gigil oleh


kesunyian (perasaan/ C7-1, C7-2)
3. Kata bertasbih menurut KBBI berarti memanjatkan puji-
pujian kepada Allah. (pendengaran/ C2-1, C2-2)
4. Kata kesunyian menurut KBBI berarti keheningan; kelengangan;
kesenyapan. (perasaan/ C7-1, C7-2)

Langit setiabudhi meluruhkan kerinduan (perasaan/ C7-1, C7-2)


5. Kata kerinduan menurut KBBI berarti perihal rindu;
keinginan dan harapan akan bertemu. (perasaan/ C7-1, C7-2)

Pada mata kekasih yang meniupkan aroma (penciuman/ C3-1, C3-2)


cinta
6. Kata aroma menurut KBBI berarti bau-bauan harum yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan atau akar-akaran. (penciuman/
C3-1, C3-2)

Bersama kepak (pendengaran/ C2-1, C2-2) burung-burung


Melintasi kuku waktu
7. Kata kepak menurut KBBI bermkna sayap. (pendengaran/ C2-
1, C2-2)

Memotret (gerak/ C6-1, C6-2) memoar pertemuan


8. Kata memotret menurut KBBI berarti mengambil gambar.
(gerak/ C6-1, C6-2)

Dibingkai dalam pigura

Citraan yang dominan dari puisi di atas adalah citraaan perasaan. Melalui

kata-kata yang dipilih penulis puisi ingin menggambarkan betapa

mendalamnya puisi ini. Perasaan dilibatkan untuk membuat pesan lebih

tersampaikan dalam puisi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

4.3.10 Puisi 10. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Daun
Karya M. Arifin Budiman

Daun-daun luruh
Ke rebah tanah
Melingkar-lingkar) sebagai rindu
Pada peluk waktu
Mengusap angin dalam petikan cahaya

4.3.10.1 Analisis Citraan


Daun
Karya M. Arifin Budiman

Daun-daun luruh (penglihatan/ C1-1, C1-2)


1. Kata luruh menurut KBBI berarti jatuh atau gugur karena sudah
sampai waktunya. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Ke rebah (penglihatan/ C1-1, C1-2) tanah


2. Kata rebah menurut KBBI bermakna bergerak dari posisi berdiri ke
posisi jatuh dan terbaring. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Melingkar-lingkar (gerak/ C6-1, C6-2) sebagai rindu (perasaan/


C7-1, C7-2)
3. Kata melingkar-lingkar menurut KBBI bermakna menggulung
berlingkar-lingkar. (gerak/ C6-1, C6-2)

4. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap benar
terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2)

Pada peluk waktu


Mengusap (gerak/ C6-1, C6-2) angin dalam petikan cahaya
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
5. Kata mengusap menurut KBBI berarti menghapus atau menyeka
keringat, air mata, dan sebagainya. (gerak/ C6-1, C6-2)
6. Kata cahaya menurut KBBI berarti sinar atau terang dari sesuatu
yang bersinar seperti matahari, bulan, atau lampu yang
memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda di
sekitarnya. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui

kata-kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

melihat suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini

semakin indah.

4.3.11 Puisi 11. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Anak Panah Doa


Karya M. Arifin Budiman

Seratus anak panah doa


Tertancap di punggung sujud
Mengupas anak-anak sunyi
Yang memejamkan matahari
Seperti menelantarkan ayat-ayat
Disudut matamu yang ditusuk
bayangan dan diasah kantuk
Sebelum tubuhmu memar
Dalam peluk waktu

4.3.11.1 Analisis Citraan


Anak Panah Doa
Karya M. Arifin Budiman

Seratus anak panah doa


Tertancap di punggung sujud (penglihatan/ C1-1, C1-2)
1. Kata tertancap menurut KBBI berarti sudah menancap.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)

Mengupas anak-anak sunyi


Yang memejamkan matahari (penglihatan/ C1-1, C1-2)
2. Kata memejamkan menurut KBBI berarti menutup mata.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)

Seperti menelantarkan ayat-ayat


Disudut matamu yang ditusuk
bayangan (penglihatan/ C1-1, C1-2) dan diasah kantuk
3. Kata bayangan menurut KBBI berarti bayang-bayang.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)

Sebelum tubuhmu memar (penglihatan/ C1-1, C1-2)


4. Kata memar berarti rusak atau remuk bagian dalamnya, tetapi dari
luar tidak tampak. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
Dalam peluk waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui

kata-kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah

melihat suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini

semakin indah.

4.3.12 Puisi 12. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Kepada Sheila
Karya M. Arifin Budiman

Langit senja disorot matamu


Menyentuh daun-daun kering
Pohonan merunduk dalam doa
bersahaja
Sheila, matamu adalah pertempuran
Sunyi yang kudus
Di jantungmu puisi rekah
Seperti mawar yang merambat
Menuju kibaran kerudung mu

4.3.12.1 Analasis Citraan


Kepada Sheila
Karya M. Arifin Budiman

Langit senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) disorot matamu


1. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap
sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
Menyentuh (gerak/ C6-1, C6-2) daun-daun kering
2. Kata menyentuh menurut KBBI berarti menyinggung sedikit atau
menjamah. (gerak/ C6-1, C6-2)

Pohonan merunduk (penglihatan/ C1-1, C1-2) dalam doa


3. Kata merunduk bermakna menunduk ke arah bawah. (gerak/ C6-1,
C6-2)

Bersahaja
Sheila, matamu (penglihatan/ C1-1, C1-2) adalah pertempuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

4. Kata mata menurut KBBI adalah sesuatu untuk melihat atau indera
penglihatan. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Sunyi (pendengaran/ C2-1, C2-2) yang kudus


5. Kata sunyi menurut KBBI berarti hening; lengang; senyap.
(pendengaran/ C2-1, C2-2)

Di jantungmu puisi rekah


Seperti mawar (penglihatan/ C1-1, C1-2) yang merambat
6. Kata mawar menurut KBBI berarti tanaman perdu
suku Rosaceae, meliputi ratusan jenis, tumbuh tegak atau
memanjat, batangnya berduri, bunganya beraneka warna, seperti
merah, putih, merah jambu, merah tua, berbau harum. (penglihatan/
C1-1, C1-2)

Menuju (gerak/ C6-1, C6-2) kibaran kerudungmu


7. Kata menuju menurut KBBI berarti pergi ke arah tertentu.
(gerak/ C6-1, C6-2)

Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui

kata-kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah

melihat suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini

semakin indah.

4.3.13.Puisi 13. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Dalam Doa
Karya M. Arifin Budiman

Saat senja luruh dimatamu


Diiringi burung-burung yang bercicit
Ada rindu pecah bersama kelebat angin
Bayang wajahmu memecahkan cermin
Melompat menuju daun jendela
Mengetuk pintu dan menyuguhkan rindu sekeras batu
Kau kah yang membuka gerbong kesedihan ini
Hingga dalam doa tersimpan teduh sorot matamu
Mencampakkan anak panah hingga cinta retak
Bersama puing-puing waktu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

4.3.13.1 Analisis Citraan


Dalam Doa
Karya M. Arifin Budiman

Saat senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) luruh dimatamu


1. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap
sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)

Diiringi burung-burung yang bercicit (pendengaran/ C2-1, C2-2)


2. Kata bercicit menurut KBBI berarti mengeluarkan suara
cicit. (pendengaran/ C2-1, C2-2)

Ada rindu (perasaan/ C7-1, C7-2) pecah bersama kelebat angin


3. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap benar
terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2)

Bayang (penglihatan/ C1-1, C1-2) wajahmu memecahkan cermin


4. Kata bayang menurut KBBI berarti wujud hitam yang
tampak di balik benda yang kena sinar. (penglihatan/ C1-1,
C1-2)

Melompat (gerak/ C6-1, C6-2) menuju daun jendela


5. Kata melompat menurut KBBI berarti melakukan gerak
dengan mengangkat kaki ke depan, ke bawah, ke atas dengan
cepat. (gerak/ C6-1, C6-2)

Mengetuk (gerak/ C6-1, C6-2) pintu dan menyuguhkan rindu


(perasaan/ C7-1, C7-2) sekeras batu
6. Kata mengetuk menurut KBBI berarti memukul sesuatu dengan
buku jari, martil, dan sebagainya. (gerak/ C6-1, C6-2)
7. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap benar
terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2)

Kau kah yang membuka (gerak/ C6-1, C6-2) gerbong kesedihan


(perasaan/ C7-1, C7-2) ini
8. Kata membuka menurut KBBI berarti menjadikan tidak
tertutup atau tidak bertutup. (gerak/ C6-1, C6-2)
9. Kata kesedihan menurut KBBI berarti perasaan sedih; duka cita;
kesusahan hati. (perasaan/ C7-1, C7-2)

Hingga dalam doa tersimpan teduh sorot matamu


Mencampakkan anak panah hingga cinta retak
Bersama puing-puing waktu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan gerak. Ketika membaca
puisi ini, kita seolah sedang melakukan suatu gerakan sesuai dengan pilihan kata
yang dimunculkan oleh penulis puisi

4.3.14 Puisi 14. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Kuas Senja
Karya M. Arifin Budiman

Langit begitu kosong


Dengan gerak awan
Saat senja kau rengkuh
Rindu sekeras batu dalam
Desir angin yang menjatuhkan
daun-daun, ditaman ada bayang
wajahmu menari dalam lipatan
Waktu, lalu kau layarkan doa
Menuju rongga dadaku yang terluka
Kau basuh setiap rupa-rupa perjalanan
Dengan irama cinta yang basah oleh rintik gerimis

4.3.14.1 Analisis Citraan


Kuas Senja
Karya M. Arifin Budiman

Langit (penglihatan/ C1-1, C1-2) begitu kosong


1. Kata langit menurut KBBI berarti ruang luas yang terbentang di
atas bumi, tempat beradanya bulan, bintang, matahari, dan planet
yang lain. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Dengan gerak (gerak/ C6-1, C6-2) awan


2. Kata gerak menurut KBBI berarti peralihan tempat atau
kedudukan, baik hanya sekali maupun berkali-kali. (gerak/
C6-1, C6-2)

Saat senja kau rengkuh (penglihatan/ C1-1, C1-2)


3. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap
sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Rindu (perasaan/ C7-1, C7-2) sekeras batu dalam


4. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap
benar terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2)

Desir (pendengaran/ C2-1, C2-2) angin yang menjatuhkan (gerak/


C6-1, C6-2)
5. Kata desir menurut KBBI berarti tiruan tiupan bunyi angin.
(pendengaran/ C2-1, C2-2)
6. Kata menjatuhkan menurut KBBI berarti menyebabkan,
membuat, membiarkan dan sebagainya jatuh (gerak/ C6-1,
C6-2)
daun-daun, ditaman ada bayang (penglihatan/ C1-1, C1-2)
7. Kata bayang menurut KBBI berarti wujud hitam yang
tampak di balik benda yang kena sinar. (penglihatan/ C1-1,
C1-2)

wajahmu menari (gerak/ C6-1, C6-2) dalam lipatan


8. Kata menari menurut KBBI berarti memainkan tari, menggerak-
gerakkan badan dan sebagainya dengan berirama dan sering
diiringi dengan bunyi-bunyian. (gerak/ C6-1, C6-2)

Waktu, lalu kau layarkan doa


Menuju (gerak/ C6-1, C6-2) rongga dadaku yang terluka
9. Kata menuju menurut KBBI berarti pergi ke arah tertentu. (gerak/
C6-1, C6-2)

Kau basuh (gerak/ C6-1, C6-2) setiap rupa-rupa perjalanan


10. Kata basuh menurut KBBI berarti mencuci dengan air. (gerak/ C6-
1, C6-2)

Dengan irama (pendengaran/ C2-1, C2-2) cinta yang basah oleh


rintik gerimis
11. Kata irama menurut KBBI berarti gerakan berturut-turut secara
teratur; turun naik lagu (bunyi dan sebagainya) yang beraturan;
ritme. (pendengaran/ C2-1, C2-2)
Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan gerak. Ketika membaca
puisi ini, kita seolah sedang melakukan suatu gerakan sesuai dengan pilihan kata
yang dimunculkan oleh penulis puisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

4.3.15 Puisi 15. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Hujan Mei
Karya M. Arifin Budiman

Hujan Mei seperti dentum peluru


Musim-musim tak dapat diramalkan
Saat senja datang dengan gemetarnya)
Dan kau menyuguhkan aroma luka di atas meja
Dengan usapan doa aku lesatkan panah cinta
Yang terbakar memoar api sejarah mei
Ketuklah pintu itu sebagai langkah pulang
menuju penghabisan

4.3.15.1 Analisis Citraan

Hujan Mei
Karya M. Arifin Budiman

Hujan (penglihatan/ C1-1, C1-2) Mei seperti dentum


(pendengaran/ C2-1, C2-2) peluru
1. Kata hujan menurut KBBI berarti itik-titik air yang berjatuhan dari
udara karena proses pendinginan. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
2. Kata dentum menurut KBBI berarti tiruan bunyi berat dan
keras dari bunyi meriam. (pendengaran/ C2-1, C2-2)

Musim-musim tak dapat diramalkan


Saat senja datang (penglihatan/ C1-1, C1-2) dengan gemetarnya
(gerak/ C6-1, C6-2)
3. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap
sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)

4. Kata gemetar menurut KBBI berarti bergetar anggota badan


karena ketakutan (kedinginan dan sebagainya); menggigil
karena ketakutan dan sebagainya. (gerak/ C6-1, C6-2)

Dan kau menyuguhkan aroma (penciuman/ C3-1, C3-2) luka di


atas meja
5. Kata aroma menurut KBBI berarti bau-bauan harum yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan atau akar-akaran. (penciuman/
C3-1, C3-2)

Dengan usapan (gerak/ C6-1, C6-2) doa aku lesatkan panah cinta
Yang terbakar memoar api sejarah mei
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

6. Kata usapan menurut KBBI berarti menghapus; menyeka;


menyapu (keringat, air mata, dan sebagainya). (gerak/ C6-1,
C6-2)

Ketuklah pintu itu sebagai langkah pulang


menuju (gerak/ C6-1, C6-2) penghabisan
7. Kata menuju menurut KBBI berarti pergi ke arah tertentu. (gerak/
C6-1, C6-2)

Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan dan citraan

gerak. Kedua citraan ini menimbulkan kesan yang mendalam pada puisi, pemilihan

kata pada citraan gerak membuat kita seolah dapat melihat dan merasakan

keindahan puisi melalui kata-kata yang dipilih.

4.3.16 Puisi 16. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Potret Wajahmu
Karya M. Arifin Budiman

Dalam senja) yang gamang


Rindu mengerang gendang
Potret wajahmu dengan rapih) tersimpan
Di ratakan waktu, mengalir di rongga dada
Doa-doa luruh menjemput langkah kakimu
Saat kau berjalan lincah melewati genangan air
Kau begitu lincah seperti penari balerina
Mampu menjemput cinta dengan petikan cahaya

4.3.16.1 Analisis Citraan


Potret Wajahmu
Karya M. Arifin Budiman

Dalam senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) yang gamang


1. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap
sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Rindu (perasaan/ C7-1, C7-2) mengerang (pendengaran/ C2-1, C2-2)


ditabuh gendang
2. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap benar
terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2)
3. Kata mengerang menurut KBBI berarti merintih karena kesakitan.
(pendengaran/ C2-1, C2-2)

Potret wajahmu dengan rapih (penglihatan/ C1-1, C1-2) tersimpan


4. Kata rapih menurut KBBI berarti baik, teratur, dan bersih.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)

Di ratakan waktu, mengalir (penglihatan/ C1-1, C1-2) di rongga dada


5. Kata mengalir menurut KBBI berarti bergerak maju. (penglihatan/
C1-1, C1-2)

Doa-doa luruh (penglihatan/ C1-1, C1-2) menjemput langkah kakimu


6. Kata luruh menurut KBBI berarti jatuh atu gugur karena sudah
sampai pada waktunya. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Saat kau berjalan (gerak/ C6-1, C6-2) lincah melewati genangan air
7. Kata berjalan dalam larik di atas bermakna aktivitas yang
dilakukan sepanjang hari. (gerak/ C6-1, C6-2)

Kau begitu lincah (penglihatan/ C1-1, C1-2) seperti penari balerina


8. Kata lincah menurut KBBI berarti selalu bergerak dan tidak dapat
diam. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Mampu menjemput cinta dengan petikan cahaya (penglihatan/ C1-1, C1-


2).
9. Kata cahaya menurut KBBI berarti sinar atau terang dari sesuatu
yang bersinar seperti matahari, bulan, atau lampu yang
memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda di
sekitarnya. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui kata-

kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah melihat

suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini semakin

indah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

4.3.17 Puisi 17. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Pengakuan
Karya M. Arifin Budiman

Kau seperti hujan


Dan aku rebah tanah
Saling mencinta, menanam
Rindu pada jelaga langit biru
Aku alirkan cinta ini, semoga
Kau rawat dengan kekal, hingga
Kita menuju rumah semsta
Menjaga sebuah senja dalam ruap kenangan
Pecah dalam serpihan waktu.

4.3.17.1 Analisis Citraan


Pengakuan
Karya M. Arifin Budiman

Kau seperti hujan (penglihatan/ C1-1, C1-2)


1. Kata hujan menurut KBBI berarti itik-titik air yang berjatuhan dari
udara karena proses pendinginan. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Dan aku rebah (penglihatan/ C1-1, C1-2) tanah


2. Kata rebah menurut KBBI bermakna bergerak dari posisi berdiri
ke posisi jatuh dan terbaring. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Saling mencinta, menanam (penglihatan/ C1-1, C1-2)


3. Kata menanam menurut KBBI berarti menaruh bibit ke dalam
tanah supaya tumbuh (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Rindu (perasaan/ C7-1, C7-2) pada jelaga langit biru


4. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap benar
terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2)

Aku alirkan cinta (perasaan/ C7-1, C7-2) ini, semoga


5. Kata cinta menurut KBBI berarti suka sekali atau sayang benar.
(perasaan/ C7-1, C7-2)

Kau rawat (penglihatan/ C1-1, C1-2) dengan kekal, hingga


6. Kata rawat menurut KBBI berarti pelihara, urus atau jaga.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)

Kita menuju (gerak/ C6-1, C6-2) rumah semsta


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

7. Kata menuju menurut KBBI berarti pergi ke arah tertentu. (gerak/


C6-1, C6-2)

Menjaga sebuah senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) dalam ruap kenangan


8. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap
sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)

Pecah (penglihatan/ C1-1, C1-2) dalam serpihan waktu.


9. Kata pecah menurut KBBI berarti terbelah menjadi beberapa
bagian. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui kata-

kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah melihat

suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini semakin

indah.

4.3.18 Puisi 18. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Langit Mei
Karya M. Arifin Budiman

menyeret arus namamu


Bukit-bukit menurun cahaya
Langit Mei senja dikikis nyeri
Pecah sebagai pusaka langit
Di rahim puisi, matamu menyulam
Percik kata-kata.

4.3.18.1 Analisis Citraan


Langit Mei
Karya M. Arifin Budiman

Senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) menyeret arus namamu


1. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap
sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)

Bukit-bukit menurun cahaya (penglihatan/ C1-1, C1-2)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

2. Kata cahaya menurut KBBI berarti sinar atau terang dari sesuatu
yang bersinar seperti matahari, bulan, atau lampu yang
memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda di
sekitarnya. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Langit Mei senja (penglihatan/ C1-1, C1-2) dikikis nyeri


3. Kata senja menurut KBBI berarti waktu (hari) setengah gelap
sesudah matahari terbenam atau pada saat hari mulai malam.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)

Pecah (penglihatan/ C1-1, C1-2) sebagai pusaka langit


4. Kata pecah menurut KBBI berarti terbelah menjadi beberapa
bagian. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Di rahim puisi, matamu menyulam


Percik (penglihatan/ C1-1, C1-2) kata-kata.
5. Kata percik menurut KBBI berarti titik-titik air yang berhamburan
(penglihatan/ C1-1, C1-2)

Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui kata-

kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah melihat

suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini semakin

indah.

4.3.19 Puisi 19. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Gelung
Karya Mahwi Air Tawar
Rambutku jelmaan akar asam
Mengikat hasrat raja Mataram
Tulang rusukku jalan berkelok
Cinta dan dendam saling berdetak

Alangkah panjang ini penantian


Batin pilu tindihan kelam
Hidup yang berselimut pulung
Menimang untung membuang malang

Lakon wayang ratu selatan


Kidung sesayup rayuan janda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Samar siulan duda perkasa


Di balik kelir panggung Pakualaman
Mataku kerlip sentir kayu limasan

Di sepertiga malam, di sepertiga kecemasan


Pantulan bayangan pohon randu
Kau balik bilik batang pahit tebu

Bila fajar menjelang bintang kenangan


Mengunjungi, menengok, menjenguk, menghada
Jauh menepi dan rindu pun beserpih

Biarlah! Biarlah luka derita kemarau


Mengakrabi nadi sunyi kelu
Di puncak kami menari bisu
Agar langit biru tak jadi kelabu

Lengking birahi kami angin kemarau


Dielus mesra pantai perawan
Denyut laut mendesah rawan

Mengelus) guci puting belubu


Gunung Kidul! Gunung Kidul!
Langsat tubuhku seputih kapur
Semak dan belukar nyaring) memanggil
Pulung untung teruslah mendesir.

4.3.19.1 Analisis Citraan

Gelung
Karya Mahwi Air Tawar
Rambutku (penglihatan/ C1-1, C1-2) jelmaan akar asam
1. Kata rambut menurut KBBI berarti bulu yang tumbuh pada kulit
manusia. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Mengikat hasrat (perasaan/ C7-1, C7-2) raja Mataram


2. Kata hasrat menurut KBBI berarti keinginan atau harapan yang
kuat. (perasaan/ C7-1, C7-2)

Tulang rusukku jalan (penglihatan/ C1-1, C1-2)berkelok


3. Kata jalan menurut KBBI berarti tempat untuk lalu lintas orang.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Cinta dan dendam (perasaan/ C7-1, C7-2) saling berdetak


4. Kata dendam menurut KBBI berarti keinginan keras untuk
membalas. (perasaan/ C7-1, C7-2)

Alangkah panjang ini penantian


Batin pilu (perasaan/ C7-1, C7-2) tindihan kelam
5. Kata pilu menurut KBBI berarti perasaan sangat sedih dan terharu.
(perasaan/ C7-1, C7-2)

Hidup yang berselimut pulung


Menimang (gerak/ C6-1, C6-2) untung membuang (gerak/ C6-1, C6-2)
malang
6. Kata menimang menurut KBBI berarti menaruh sesuatu di telapak
tangan, lalu diangkat-angkat naik turun. (gerak/ C6-1, C6-2)
7. Kata membuang menurut KBBI berarti melemparkan sesuatu yang
tak berguna lagi dari tangan. (gerak/ C6-1, C6-2)

Lakon wayang (penglihatan/ C1-1, C1-2) ratu selatan


8. Kata wayang menurut KBBI berarti boneka tiruan orang yang
terbuat dari patahan kulit atau kayu dan dimanfaatkan untuk
memerankan tokoh dalam pertunjukan drama tradisional.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)

Kidung (pendengaran/ C2-1, C2-2) sesayup rayuan janda


9. Kata kidung menurut KBBI berarti nyanyian, lagu atau syair.
(pendengaran/ C2-1, C2-2)

Samar siulan (pendengaran/ C2-1, C2-2) duda perkasa


10. Kata siulan menurut KBBI berarti tiruan bunyi suling yang
dilakukan dengan mulut. (pendengaran/ C2-1, C2-2)

Di balik kelir (penglihatan/ C1-1, C1-2) panggung Pakualaman


11. Kata kelir menurut KBBI berarti tirai kain putih yang digunakan
untuk menangkap bayangan wayang kulit. (penglihatan/ C1-1, C1-
2)

Mataku kerlip (penglihatan/ C1-1, C1-2) sentir kayu limas an


12. Kata kerlip menurut KBBI berarti cahaya kecil yang sinarnya
tampak terputus-putus. (penglihatan/ C1-1, C1-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Di sepertiga malam, di sepertiga kecemasan


Pantulan (penglihatan/ C1-1, C1-2) bayangan pohon randu
13. Kata pantulan menurut KBBI berarti yang dipantulkan
(penglihatan/ C1-1, C1-2)

Kau balik (gerak/ C6-1, C6-2) bilik batang pahit tebu


14. Kata balik menurut KBBI berarti sisi yang sebelah belakang dari
yang kita lihat. (gerak/ C6-1, C6-2)

Bila fajar menjelang (penglihatan/ C1-1, C1-2) bintang kenangan


15. Kata menjelang menurut KBBI berarti mengunjungi, menengok,
mendatangi atau menghadap (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Mengunjungi, menengok, menjenguk, menghada


Jauh menepi dan rindu (perasaan/ C7-1, C7-2) pun beserpih
16. Kata rindu menurut KBBI berarti sangat ingin dan berharap benar
terhadap sesuatu. (perasaan/ C7-1, C7-2)

Biarlah! Biarlah luka derita kemarau


Mengakrabi nadi sunyi (pendengaran/ C2-1, C2-2) kelu
17. Kata sunyi menurut KBBI berarti hening; lengang; senyap.
(pendengaran/ C2-1, C2-2)

Di puncak kami menari (gerak/ C6-1, C6-2) bisu


18. Kata menari menurut KBBI berarti memainkan tari dengan
menggerak-gerakkan badan dan sebagainya dengan berirama dan
diiringi bunyi-bunyian. (gerak/ C6-1, C6-2)

Agar langit (penglihatan/ C1-1, C1-2) biru tak jadi kelabu


19. Kata langit menurut KBBI berarti ruang luas yang terbentang di
atas bumi (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Lengking (pendengaran/ C2-1, C2-2) birahi kami angin kemarau


20. Kata lengking menurut KBBI berarti bunyi nyaring dan keras
biasanya tentang jeritan manusia atau hewan. (pendengaran/ C2-1,
C2-2)

Dielus mesra (perasaan/ C7-1, C7-2) pantai perawan


21. Kata mesra menurut KBBI berarti lekat dan terpadu. (perasaan/
C7-1, C7-2)

Denyut laut mendesah rawan (perasaan/ C7-1, C7-2)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

22. Kata rawan menurut KBBI berarti rindu bercampur sedih, pulu, terharu.
(perasaan/ C7-1, C7-2)

Mengelus (gerak/ C6-1, C6-2) guci puting belubu


23. Kata mengelus menurut KBBI berarti mengusap-usap dengan rasa
sayang. (gerak/ C6-1, C6-2)

Gunung Kidul! Gunung Kidul!


Langsat (penglihatan/ C1-1, C1-2) tubuhku seputih kapur
24. Kata langsat menurut KBBI berarti buah langsat. (penglihatan/ C1-
1, C1-2)

Semak dan belukar nyaring (pendengaran/ C2-1, C2-2) memanggil


Pulung untung teruslah mendesir.
25. Kata nyaring menurut KBBI berarti bunyi yang keras, tinggi dan
lantang. (pendengaran/ C2-1, C2-2)

Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui kata-

kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah melihat

suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini semakin

indah.

4.3.20 Puisi 20. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Kedung
Karya Mahwi Air Tawar

Air mataku bening sungai Oyo


Mengalir deras tangis menderai
Akan merasuk ke sela gembur hari-hari
Kedung bersambut gayung untung

Anak-anak sungai! Sungaiku bening


Kedung riang anak beriring
Di bawah daun biru bening sungai
Oyoku meriak kidul gunung bernyanyi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

4.3.20.1 Analisis Citraan

Kedung
Karya Mahwi Air Tawar

Air mataku bening (penglihatan/ C1-1, C1-2) sungai Oyo


1. Kata bening menurut KBBI berarti air yang bersih, putih, dan
jernih. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Mengalir (penglihatan/ C1-1, C1-2) deras tangis menderai


2. Kata mengalir menurut KBBI berarti air yang bergerak maju.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)

Akan merasuk (gerak/ C6-1, C6-2) ke sela gembur hari-hari


Kedung bersambut gayung untung
3. Kata merasuk menurut KBBI berarti memasuki tubuh manusia
dengan rasa sayang. (gerak/ C6-1, C6-2)

Anak-anak sungai! Sungaiku bening (penglihatan/ C1-1, C1-2)


4. Kata bening menurut KBBI berarti air yang bersih, putih, dan
jernih. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Kedung riang (perasaan/ C7-1, C7-2) anak beriring


5. Kata riang menurut KBBI berarti suka hati dan gembira sekali.
(perasaan/ C7-1, C7-2)

Di bawah daun biru bening (penglihatan/ C1-1, C1-2) sungai


6. Kata bening menurut KBBI berarti air yang bersih, putih, dan
jernih. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Oyoku meriak kidul gunung bernyanyi. (pendengaran/ C2-1, C2-2)


7. Kata bernyanyi menurut KBBI berarti mengeluarkan suara
bernada. (pendengaran/ C2-1, C2-2)

Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui kata-

kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah melihat

suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini semakin

indah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

4.3.21 Puisi 21. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Gari
Karya Mahwi Air Tawar

Siapa tengadah menanti serpihan tebu


Giling gula menggilas mendera
Manis tebu tinggal seujung kuku
Di ujung lidah derita anak cucu

Bukan lengking cerobong tua madukismo


Mengoyak nasib mendedah benih sengsara
Tapi, lengking parau perantau
Yang melulu berharu biru di genangan air mata
Leluhur Gunung Kidul ditinggal
Anak kandung dan pulang dengan kabar sial
Lantaran tanah warisan tinggal sejengkal

Kini, tanah tandusku tinggal sebutir debu


Diambang) pintu piatu masa lalu
Perantau pun pulang dengan wajah sayu

Memandang keseberang dengan wajah kuyu


Wonosari tumbuh berseri-seri
Menyambut pendatang menepis nyeri
Menebas belukar dan semak duri
Dari jalan leluhur dan para abdi
Yang enggan berhitung untuk rugi

Gunung Kidul! Gunung Kidul!


Desir getir pecah beserpihan
Pinggul molekku pantai Baron
Harapan dan impian berpelukkan

4.3.21.1 Analisis Citraan

Gari
Karya Mahwi Air Tawar

Siapa tengadah (gerak/ C6-1, C6-2) menanti serpihan tebu


1. Kata tengadah menurut KBBI berarti melihat atau memandang ke
atas. (gerak/ C6-1, C6-2)

Giling gula menggilas (gerak/ C6-1, C6-2) mendera


2. Kata menggilas menurut KBBI berarti menindih sambil
menggelinding. (gerak/ C6-1, C6-2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Manis (pencecapan/ C5-1, C5-2) tebu tinggal seujung kuku


Di ujung lidah derita anak cucu
3. Kata manis menurut KBBI berarti rasa seperti gula. (pencecapan/
C5-1, C5-2)

Bukan lengking (pendengaran/ C2-1, C2-2) cerobong tua madukismo


4. Kata lengking menurut KBBI berarti bunyi nyaring dan keras
biasanya tentang jeritan manusia atau hewan. (pendengaran/ C2-1,
C2-2)

Mengoyak nasib mendedah benih sengsara


Tapi, lengking (pendengaran/ C2-1, C2-2) parau perantau
5. Kata lengking menurut KBBI berarti bunyi nyaring dan keras
biasanya tentang jeritan manusia atau hewan. (pendengaran/ C2-1,
C2-2)

Yang melulu berharu biru (penglihatan/ C1-1, C1-2) di genangan air mata
6. Kata biru menurut KBBI berarti warna dasar yang serupa dengan
warna langit. (penglihatan/ C1-1, C1-2)

Leluhur Gunung Kidul ditinggal


Anak kandung dan pulang dengan kabar sial
Lantaran tanah warisan tinggal sejengkal

Kini, tanah tandusku tinggal sebutir debu (penglihatan/ C1-1, C1-2)


7. Kata debu menurut KBBI berarti warna serbuk halus dari tanah.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)

Diambang) pintu piatu masa lalu


Perantau pun pulang dengan wajah sayu (perasaan/ C7-1, C7-2)
8. Kata sayu menurut KBBI berarti sangat sedih dan terharu.
(perasaan/ C7-1, C7-2

Memandang keseberang dengan wajah kuyu (penglihatan/ C1-1, C1-2)


Wonosari tumbuh berseri-seri
9. Kata kuyu menurut KBBI berarti tidak berseri, muram dan kusam.
(penglihatan/ C1-1, C1-2)

Menyambut pendatang menepis (gerak/ C6-1, C6-2) nyeri


10. Kata menepis menurut KBBI berarti menangkis dengan tangan
belakang. (gerak/ C6-1, C6-2)

Menebas (gerak/ C6-1, C6-2) belukar dan semak duri


11. Kata menebas menurut KBBI berarti menebang semuanya dengan
tujuan membersihkan. (gerak/ C6-1, C6-2)

Dari jalan leluhur dan para abdi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Yang enggan berhitung untuk rugi

Gunung Kidul! Gunung Kidul!


Desir getir (pencecapan/ C5-1, C5-2) pecah beserpihan
12. Kata getir menurut KBBI berarti rasa pahit agak pedas.
(pencecapan/ C5-1, C5-2)

Pinggul molekku pantai Baron


Harapan dan impian berpelukkan (gerak/ C6-1, C6-2)
13. Kata berpelukan menurut KBBI berarti saling berpeluk. (gerak/
C6-1, C6-2)

Citraan yang dominan pada puisi di atas adalah citraan penglihatan. Melalui kata-

kata yang dipilih oleh penulis, seorang pembaca puisi mampu seolah melihat

suatu obyek yang ingin dilukiskan oleh penyair yang membuat puisi ini semakin

indah

4.3.22 Puisi 22. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Krakal
Karya Mahwi Air Tawar

Dekaplah tubuhku
Sesaplah asin peluhku
Punggungku bungkahan batu derita

Jangan! Jangan cemasi pasang gelombang


Kondeku jangkar terpancang
Nafasku silir nyanyian ratu laut selatan

Gunung Kidul! Gunung Kidul


Langsat tubuhku seputih kapur
Semak dan belukar nyaring memanggil
Pulung untung teruslah mendesir.

4.3.22.1 Analisis Citraan

Krakal
Karya Mahwi Air Tawar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Dekaplah (gerak/ C6-1, C6-2) tubuhku


1. Kata dekap menurut KBBI berarti peluk. (gerak/ C6-1, C6-2)

Sesaplah asin (pencecapan/ C5-1, C5-2) peluhku


Punggungku bungkahan batu derita
2. Kata asin menurut KBBI berarti berasa garam. (pencecapan/ C5-1,
C5-2)

Jangan! Jangan cemasi pasang gelombang


Kondeku jangkar terpancang
Nafasku silir (perabaan/ C4-1, C4-2) nyanyian ratu laut selatan
3. Kata silir menurut KBBI berarti sejuk karena ada angin yang
bertiup perlahan-lahan. (perabaan/ C4-1, C4-2)

Gunung Kidul! Gunung Kidul


Langsat (penglihatan/ C1-1, C1-2) tubuhku seputih kapur
4. Kata langsat menurut KBBI berarti buah langsat. (penglihatan/ C1-
1, C1-2)

Semak dan belukar nyaring (pendengaran/ C2-1, C2-2) memanggil


Pulung untung teruslah mendesir.
5. Kata nyaring menurut KBBI berarti bunyi yang keras, tinggi dan
lantang. (pendengaran/ C2-1, C2-2)

Pada puisi di atas seluruh citraan muncul, dan mulai muncul citraan

pencecapan yang menunjukan penulis ingin melukiskan rasa melalui kata-kata.

Seluruh citraan yang muncul melalui kata-kata yang dipilih sungguh membuat

puisi semaki indah.

Pada pembahasan di atas terdapat tujuh citraan yang muncul. Seluruh

citraan dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik jenis citraan puisi. Citraan

tersebut meliputi citraan penglihatan yang terdapat dalam kata senja, berguguran,

mekar, merah, cahaya, terpercik, percik, rebahkan, rebah, bergetar, menguap,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

ruap, menari, asap, menemukan, bulir, kepak, luruh, rebah, tertancap,

memejamkan, bayangan, memar, mata, mawar, bayang, langit, hujan, rapih,

mengalir, lincah, menanam, rawar, pecah, wayang, kelir, pantulan, menjelang,

langit, langsat, bening, biru, debu, kuyu. Citraan pendengaran pada kata Jerit,

mengerang, tangisan, bunyi, berdenting, riuh, bertasbih, kepak, sunyi, bercicit,

desir, irama, dentum, kidung, siulan, lengking, nyaring, bernyanyi . Citraan gerak

pada kata mengusap, memejamkan, petiklah, menyentuh, membelai, memetik,

memburu, menuju, merangkai, belaian, berjalan, membenamkan, menembus,

menyusuri, membuka, bergegegas, menulis, memotret, melingkar-lingkar,

merunduk, melompat, mengetuk, membuka, gerak, menjatuhkan, menari, basuh,

gemetar, usapan, berjalan, menimang, membuang, balik, mengelus, merasuk,

tengadah, menggilas, menepis, menebas, berpelukan, dekaplah. Citraan perasaan

pada kata kesunyian, rindu, ketabahan, perih, kesedihan, kerinduan, cinta, hasrat,

dendam, pilu, mesra, rawan, riang, sayu. Citraan perabaan pada kata nyeri,

terpercik, silir. Citraan penciuman pada kata aroma. Citraan pencecapan pada

kata manis, getir, asin.

Berdasarkan analisis citraan yang telah dilakukan pada puisi dalam

majalah Horison Edisi Juli 2015, ditemukan tujuh citraan yang terdiri dari 37

citraan penglihatan, 1 citraan penciuman, 8 citraan pendengaran, 3 citraan

perabaan, 41 citraan gerak, 17 citraan perasaan dan 3 citraan pencecapan.

Seluruh citraan muncul dalam seluruh puisi yang terdapat pada pada

majalah Horison edisi Juli 2015. Seperti citraan penglihatan, pendengaran,

penciuman, perabaan, pencecapan, perasaan, dan gerak. Namun, yang paling


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

dominan adalah citraan penglihatan. Citraan penglihatan selalu muncul dalam

setiap puisi yang terdapat pada pada majalah Horison edisi Juli 2015. Tidak

seperti citraan lain yang kemunculannya hanya pada beberapa puisi saja. Citraan-

citraan ini memberikan warna tersendiri pada puisi yang menjadikan puisi

semakin indah. Menambah nilai kepuitisan dari puisi itu sendiri, seperti pada

citraaan penglihatan yang membuat pembaca seolah-olah dapat melihat apa yang

ingin dilukiskan oleh penyair melalui kata yang dipilih.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

IMPLEMENTASI PUISI YANG TERDAPAT DALAM MAJALAH

HORISON EDISI JULI 2015 DALAM PEMBELAJARAN DI SMA

KELAS X

Pada bab ini akan dideskripsikan tentang implementasi puisi yang terdapat

dalam majalah Horison edisi juli 2015 dalam pembelajaran di SMA. Beberapa hal

yang akan dibahas mencakup, pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran. Di dalam pembelajaran sastra, hal-hal yang harus diperhatikan

adalah mengenai tahap-tahap pengembangan pembelajaran. Sebagai seorang guru,

kita dituntut untuk selalu kreatif setiap menyusun langkah-langkah pembelajaran.

Hal ini diharapkan agar peserta didik lebih dapat tertarik secara aktif mempelajari

materi dalam pembelajaran.

5.1 Pengembangan Silabus

Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar

ke dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian

kompetensi. Silabus berisi berbagai komponen, yaitu standar kompetensi,

kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

penilaian, alokasi waktu, dan sumber bahan/ alat ajar. Implementasi penelitian ini

menghasilkan silabus pembelajaran apresiasi sastra dengan melalui langkah-

langkah pengembangan sebagai berikut.

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

5.1.1 Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdapat beberapa

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, apapun Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar yang sesuai dengan pembelajaran puisi di SMA kelas X

semester I adalah sebagai berikut.

Tandar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mendengarkan 5.1 mengidentifikasi unsur-unsur

5. memahami puisi yang bentuk suatu puisi yang disampaikan

disampaikan secara langsung/tidak secara langsung ataupun melalui

langsung rekaman.

5.2 mengungkapkan isi suatu puisi

yang disampaikan secara langsung

ataupun melalui rekaman.

5.1.2 Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator yang sesuai untuk pencapaian SK dan KD di atas, yaitu:

a. Siswa mampu mengidentifikasi unsur puisi khususnya citraan pada

puisi yang terdapat dalam majalah Horisonedisi juli 2015 melalui

kegiatan diskusi.

b. Siswa mampu menanggapi unsur-unsur puisi khususnya citraan yang

ditemukan.

c. Siswa mampu menulis puisi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

5.1.3 Merencanakan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dengan materi pokok puisi-puisi yang terdapat

dalam majalah Horisonedisi juli 2015, untuk pencapaian SK dan KD yang telah

ditentukan, yaitu:

a. Membaca puisi yang terdapat di dalam majalah Horisonedisi juli 2015.

b. Mendiskusikan unsur-unsur bentuk puisi yang terdapat dalam majalah

Horisonedisi juli 2015.

c. Melaporkan hasil diskusi di depan kelas.

d. Mengungkapkan kembali isi puisi dengan bahasa sendiri.

5.1.4 Menentukan Materi Pokok Pembelajaran

Puisi yang terdapat dalam majalah Horison edisi juli 2015 menjadi materi

pokok pembelajaran dalam penelitian ini, karena dianggap sesuai dengan SK dan

KD yang telah ditentukan oleh peneliti. Selain itu, puisi yang terdapat dalam

majalah Horison edisi juli 2015 tersebut juga sesuai dengan siswa dilihat dari

manfaat yang diambil dari puisi tersebut dan relevansinya terhadap siswa dan

tuntunan lingkungan.

5.1.5 Penentuan Jenis Penilaian

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan

berdasarkan indikator penilaian yang tertera pada silabus. Pengembangan silabus

dilakukan berdasarkan penelitian penulis tentang Citraan puisi yang terdapat

dalam puisi di Majalah Horison edisi juli 2015. Jenis penilaian ditentukan dengan

indikator pembelajaran, yang meliputi: a) pengidentifikasi unsur pembentuk puisi

khususnya citraan yang terdapat pada majalah Horison edisi juli 2015 yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

dibaca oleh siswa melalui kegiatan diskusi, b) performansi siswa dalam

menanggapi unsur puisi khususnya citraan yang telah ditemukan, dan c)

kemampuan siswa dalam menulis puisi.

5.1.6 Menentukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada

jumlah minggu efektif. Bahan belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran

untuk SMA/ MA yaitu 45 menit. Sedangkan jumlah jam pembelajaran tatap muka

per minggu efektif belajar minimum34 minggu dan maksimum 38 minggu.

Alokasi waktu pada struktur SMA/ MA kelas X pendidikan bahasa dan sastra

Indonesia 4 jam per minggu setiap semester, (BSNP, 2006: 39-42) jumlah KD ada

36 bagian. Jadi, peneliti menentukan alokasi waktu dalam silabus, yaitu rata-rata

36 minggu, alokasi waktu dalam silabus, yaitu rata-rata 36 minggu, alokasi

diperoleh dari pembagian jumlah waktu efektif dalam jumlah KD, yaitu 36:36.

Hasilnya 1 minggu per KD yaitu 4 jam @ 45 menit.

5.1.7 Menentukan Sumber Belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan

kompetensi dasar serta materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan

indikator pencapaian kompetensi. Sedangkan sumber belajar pada silabus dalam

pembelajaran puisi yang terdapat dalam majalah Horison edisi juli 2015, yaitu:

a. Puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi juli tahun 2015

(terlampir)

b. Materi (terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

5.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Salah satu wujud implementasi dari penelitian ini adalah tersusunnya

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) apresiasi sastra di SMA kelas X

semester I. RPP merupakan satu bentuk persiapan rancangan pembelajaran yang

dilakukan guru untuk menunjang kegiatan pembelajaran kelas. Melalui

perencanaan yang tepat, diharapkan siswa dapat melaksanakan kegiatan

pembelajarannya secara optimal dalam rangka mencapai kompetensi dasarnya.

Adapun rancangan RPP yang disusun oleh peneliti memuat komponen-komponen

sebagai berikut: 1) identitas rencana pelaksanaan pembelajaran, 2) standar

kompetensi, 3) kompetensi dasar, 4) materi pokok, 5) kegiatan pembelajaran, 6)

indikator, 7) penilaian, 8) alokasi waktu, dan 9) sumber belajar. Berikut RPP

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) kelas X semester I.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

RPP

SATUAN PENDIDIKAN : SMA DAHULU SEMUA INDAH

MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia

KELAS/SEMESTER : X/1

WAKTU : 2 Jam Pelajaran (2 x 45 menit)

A. Standar Kompetensi:
Mendengarkan: Memahami puisi yang disampaikan secara langsung/tidak
langsung
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara
langsung ataupun melalui rekaman
C. Indikator
1. Kognitif
 Produk

 Mampu mengidentifikasi citraan apa saja yang terdapat pada


puisi-puisi dalam majalah Horison edisi Juli 2015

 Proses
 Menjelaskan pengertian puisi
 Menjelaskan pengertian citraan
 Mencatatcitraan yang terdapat pada puisi

2. Psikomotorik

 Menyampaikan tanggapan dengan intonasi yang jelas dan dalam


kalimat yang runtut dan logis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

3. Afektif
 Karakter
 Siswa berperilaku terbuka, kritis, dan penuh perhatian ketika
mendengarkan pembacaan puisi
 Siwa bersikap jujur, mandiri, kreatif, dan bertanggungjawab dalam
mencipta puisi.
 Sosial
 Siswa bersikap santun ketika mendengarkan contoh pembacaan puisi
 Siswa bersikap santun, penuh perhatian, toleran dan kritis saat
melakukan diskusi kelompok tentang unsur bentuk suatu puisi.
D. Tujuan Pembelajaran
 Melalui kegiatan diskusi dan tugas mandiri, siswa dapat menjelaskan
pengertian puisi, menjelaskan pengertian Citraan, mengidentifikasi jenis-
jenis puisi.
 Melalui kegiatan menyimak puisi, siswa dapat berperilaku santun,
terbuka, kritis, dan penuh perhatian.
 Melalui kegiatan mencipta dan menuliskan puisi karya sendiri, siswa
dapat bersikap jujur, mandiri, dan kreatif.
 Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat bersikap santun, toleran,
dan kritis tentang mengidentifikasi jenis-jenis citraan yang terdapat pada
puisi.
E. Materi
 Pengertian puisi
 Pengertian citraan
 Jenis-jenis citraan
F. Metode
 Diskusi kelompok, inkuiri, tanya-jawab, pemberian tugas
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan (2 x 45 menit)
1. Kegiatan Awal (15 menit)
 Salam pembuka dan berdoa
 Informasi awal tentang materi dan kegiatan belajar
 Guru menanyakan informasi apa yang siswa ketahui tentang puisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

2. Kegiatan Inti (60 menit)


Eksplorasi
 Guru menanyakan pada siswa tentang puisi yang pernah mereka dengar
dalam keseharian
 Guru mengajak siswa untuk menyimak contoh pembacaan puisi, puisi-
puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015
Elaborasi
 Siswa mendengarkan contoh pembacaan puisi, puisi-puisi yang terdapat
pada majalah Horison edisi Juli 2015
 Siswa mencatat pokok-pokok isi puisi
 Siswa diminta membentuk kelompok (5 orang per kelompok)
 Guru membagikan lembaran kerja untuk setiap kelompok
 Masing-masing siswa membuat mencatat citraan apa saja yang terdapat
pada puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015.
 Siswa mendiskusikan puisi sambil saling mencocokkan catatannya
tentang citraan dari puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison
edisi Juli 2015
 Setiap kelompok membuat rangkuman tentang citraan yang terdapat dari
puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015
 Wakil kelompok menyampaikan rangkuman hasil diskusi kepada
teman-teman lain
 Guru meminta siswa untuk saling memberikan tanggapan terhadap
hasil presentasi teman (menambahkan atau menyanggah)
 Guru meminta siswa untuk merumuskan pengertian puisi dengan
bahasa dan alur berpikir mereka
 Guru menerangkan tentang pengertian puisi, pengertian citraan,
jenis-jenis citraan dan fungsi citraan pada puisi.
3. Kegiatan Akhir
 Siswa diminta untuk memberikan komentar tentang kegiatan belajar yang
telah berlangsung
 Siswa diajak untuk merefleksikan nilai-nilai kecakapan hidup (life skill)
yang dapat dipetik melalui proses pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

 Guru menghimbau siswa untuk menjadi pendengar yang baik, cerdas,


dan kritis saat menyimak puisi.
 Pengumpulan hasil rangkuman masing-masing kelompok
 Penugasan
 Doa penutup

H. Sumber Belajar
Pradopo, Rachmat Djoko. 1990. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Maja
University Press
Waluyo, Herman. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Penerbit Erlangga
I. Bahan dan Alat
 puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015
 Handout materi puisi
J. Penilaian Hasil Belajar
1. Tagihan
 Siswa diminta membuat puisi hasil karya individu
 Siswa diminta untuk membuat laporan hasil diskusi kelompok tentang
pengertian puisi, jenis, dan unsur bentuk (diksi, citraan, ritme dan
rima, gaya bahasa, dan bahasa kiasan)
2. Teknik dan Bentuk Instrumen
 Teknik dan bentuk
 Tes tertulis :
Bentuk tes: uraian singkat
 Tes kinerja
 Tagihan hasil karya (puisi)
 Instrumen soal
 Tugas untuk mendengarkan puisi-puisi yang terdapat pada majalah
Horison edisi Juli 2015
 Daftar pertanyaan pemahaman puisi
 Tugas individu untuk membuat puisi karya siswa
 Tugas kelompok untuk melaporkan hasil diskusi
 Peniaian kegiatan diskusi: laporan kelompok (lisan dan tertulis);
penilaian sikap; dan penugasan pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

3. Kelengkapan Lembar Kegiatan Siswa (terlampir)

LAMPIRAN
01. Ringkasan Materi
1. Pengertian puisi
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua
kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur
batinnya.
2. Pengertian citraan
Citraan adalah cara membentuk citra mental, pribadi atau gambaran
sesuatu. Biasanya citraan menyarankan gambar yang tampak oleh mata
(batin) kita, tetapi dapat juga menyarankan hal-hal yang merangsang
panca indra yang lain.
3. Jenis-jenis citraan
a. Citraan penglihatan, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh indera

penglihat (mata). Citraan ini dapat memberikan rangsangan kepada

mata sehingga seolah-olah dapat melihat sesuatu yang sebenarnya

tidak terlihat.

b. Citraan pendengaran, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh

indera pendengar (telinga). Citraan ini dapat memberikan

rangsangan kepada telinga sehingga seolah-olah dapat

mendengar sesuatu yang diungkapkan melalui citraan tersebut.

c. Citraan perabaan, yaitu citraan yang melibatkan indera peraba

(kulit), misalnya kasar, lembut, halus, basah, panas, dingin, dan

lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

d. Citraan penciuman, yaitu citraan yang berhubungan dengan

indera pencium (hidung). Kata-kata yang mengandung citraan

ini menggambarkan seolah-olah objek yang dibicarakan berbau

harum, busuk, anyir, dan lain-lain.

e. Citraan pencecapan, yaitu citraan yang melibatkan indera

pencecap (lidah). Melalui citraan ini seolah-olah kita dapat

merasakan sesuatu yang pahit, asam, manis, kecut, dan lain-

lain.

f. Citraan gerak, yaitu citraan yang secara konkret tidak bergerak,

tetapi secara abstrak objek tersebut bergerak.

g. Citraan perasaan, yaitu citraan yang melibatkan hati (perasaan).

Citraan ini membantu kita dalam menghayati suatu objek atau

kejadian yang melibatkan perasaan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

02. Kisi-kisi pengujian untuk SMA kelas X semester 1


Nama Sekolah : SMA Senja
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/1
Waktu : 60 menit

No Kompetensi Materi Indikator Soal Soal Bentuk


Dasar Pokok Nomor Soal

1. 5.1.Mengide Pengertian Siswa Jelaskan 1 Esai


ntifikasi puisi mampu pengertian

unsur-unsur menjelask puisi


an menurut
bentuk suatu
pengertia pendapatm
puisi yang
n puisi u!
disampaikan
lama
secara
langsung
ataupun
melalui
rekaman

2. 5.1.Mengide Identifikasi Siswa Tulislah 2 Esai


ntifikasi jenis-jenis mampu minimal

unsur-unsur puisi menyebut 5 jenis


kan jenis- puisi
bentuk suatu
jenis puisi beserta
puisi yang
(puisi penjelasa
disampaikan
lama, n
secara
puisi singkat!
langsung jawa,
ataupun puisi
melalui baru,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

rekaman puisi
angkatan
45, puisi
kontempo
rer)

3. 5.1.Mengide Mengidentif Siswa  Uraikanl 3 Esai


ntifikasi ikasi unsur mampu ah unsur-

unsur-unsur bentuk puisi mengiden unsur


(diksi, tifikasi pembang
bentuk suatu
citraan, unsur un puisi!
puisi yang 4
gaya bentuk
disampaikan  Jelaskanl
bahasa, puisi
secara ah unsur
bahasa kias, (diksi,
langsung bentuk
rima dan citraan,
ataupun dalam
irama) gaya
melalui puisi!
bahasa,
rekaman bahasa
kias, rima
dan
irama)

4. 5.1.Mengide Langkah- Siswa  Buatlah 5 Esai


ntifikasi langkah mampu sebuah

unsur-unsur membuat membuat puisi


puisi contoh kontemp
bentuk suatu
puisi orer!
puisi yang
kontempo
disampaikan
rer Unjuk
secara
 Bacakan kerja
langsung
lah puisi
ataupun
hasil
melalui karyamu
rekaman dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

teman
dalam
kelompo
k!

03. Rubrik Penilaian mengidentifikasi unsur bentuk puisi

NILAI

ASPEK RINCIAN KURANG CUKUP BAIK AMAT


BAIK
D (10) C (15) B (20) A (25)

Selaras dengan
ISI tema
Mengandung
pesan,harapan
aktual dan
berguna
Sesuai dengan
jenisnya
Utuh dan tuntas
Menimbulkan
kesan pada
pembaca
Citraan sesuai
CITRAAN
dengan kata yang
digambarkan
dalam puisi
Citraan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

terlalu berlebihan
Mencerminkan
kekayaan
DIKSI DAN perbendaharaan
GAYA kata
BAHASA Bervariatif dan
sesuai konteks
Menggunakan
kata kiasan, unik,
simbolis
Bergaya bahasa
secara variatif
Berima sesuai
RIMA kriteria
&RITME Terpola secara
teratur
Berirama
secara variatif
Menggunakan
gaya bahasa
variatif dan tidak
Gaya Bahasa monoton
Sesuai dengan
tema

Mengandung
unsur estetik
Bahasa kias Kreatif dan
sesuai dengan
konteks tema
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

puisi
Tersusun sesuai
STRUKTUR aturan
BARIS DAN Terpola secara
BAIT teratur dan
konsisten

JUMLAH SKOR

04. Blangko Observasi kinerja individu dalam mengikuti diskusi kelompok


BLANGKO OBSERVASI KINERJA INDIVIDU DALAM MENGIKUTI
DISKUSI KELOMPOK

Nama :

Kelas/No Absen :

Tanggal Penilaian :

Kompetensi Dasar : 5.1. Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu


puisi yang disampaikan secara langsung ataupun
melalui rekaman
NILAI

KURANG CUKUP BAIK AMAT


ASPEK RINCIAN BAIK

D (10) C (15) B (20) A (25)

Terlibat secara
SIKAP aktif dan penuh
inisiatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Memperhatikan
dan menghargai
pendapat teman
lain
Runtut, terstruktur
dengan baik
Komunikatif
(mudah dipahami)
BAHASA
Efektif (singkat
dan jelas)
Diksi variatif dan
tepat konteks
Pembicaraan
tidak
menyimpang dari
topic dan
menyasar ke
substansi
persoalan
Gagasan orisinil
dan kreatif
KUALITAS
Usulan disertai
PENDAPA
alasan/bukti logis
T/GAGASA
yang mendukung
N
Konsisten atas
pendapatnya
sendiri
Menggunakan
referensi/landasan
teori
Menyampaikan
gagasan dengan
lancar dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

sistematis
Menanggapi
pertanyaan
dengan cepat dan
tepat
Menanggapi
pertanyaan dan
tanggapan dari
teman lain dengan
PRESENT
santun
ASI
Menggunakan
argumen, contoh,
bukti, dan
ilustrasi untuk
memperjelas
uraian dan
jawaban secara
logis
JUMLAH
SKOR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

05. Soal Uraian


Nama Sekolah : SMA DAHULU SEMUA INDAH
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/1
Hari/Tanggal :
Waktu : 60 menit

Petunjuk:
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan penjelasan yang benar, jelas, serta
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar!

1. Jelaskan pengertian puisi menurut pendapatmu!

2. Tulislah minimal 5 jenis puisi beserta penjelasan singkat!

3. Uraikanlah unsur-unsur pembangun puisi!

4. Jelaskanlah unsur bentuk dalam puisi!

5. Buatlah sebuah puisi kontemporer!

06. Soal Unjuk kerja

Bacakanlah puisi hasil karyamu dengan teman dalam kelompok!

07. Kunci jawaban soal uraian


1. Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua
kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur
batinnya.
2. Jenis-jenis puisi
- Puisi lama
- Puisi jawa
- Puisi baru
- Puisi angkatan 45
- Puisi kontemporer
3. Unsur-unsur pembangun puisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

a. Struktur bentuk
- Diksi yaitu pemilihan kata secermat mungkin yang dilakukan oleh
penyair untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan-perasaan yang
bergejolak, sehingga pembaca dapat merasakan hal yang sama.
- Citraan, yaitu gambaran angan-angan atau pikiran yang dirasakan
pembaca yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh
ekspresi penyair terhadap sebuah objek puisinya.
- Gaya bahasa, yaitu struktur sintaksis yang khas yang membuat
pembaca berpikir
- Bahasa kias, yang bertujuan untuk memperjelas gambaran gagasan,
mengkonkretkan dan membangkitkan perspektif melalui perbandingan.
- Rima dan irama, yaitu persamaan bunyi pada akhir baris pada puisi.
Bunyi bermanfaat untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif,
memperdalam ucapan, menimbulkan rasa, bayangan angan yang jelas,
dan suasana yang khusus.

b. Struktur batin
- Tema
- Amanat
- Perasaan
- Nada
4. Unsur-unsur pembangun puisi
Struktur bentuk
- Diksi yaitu pemilihan kata secermat mungkin yang dilakukan oleh
penyair untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan-perasaan yang
bergejolak, sehingga pembaca dapat merasakan hal yang sama.
- Citraan, yaitu gambaran angan-angan atau pikiran yang dirasakan
pembaca yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh
ekspresi penyair terhadap sebuah objek puisinya.
- Gaya bahasa, yaitu struktur sintaksis yang khas yang membuat
pembaca berpikir
- Bahasa kias, yang bertujuan untuk memperjelas gambaran gagasan,
mengkonkretkan dan membangkitkan perspektif melalui perbandingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

- Rima dan irama, yaitu persamaan bunyi pada akhir baris pada puisi.
Bunyi bermanfaat untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif,
memperdalam ucapan, menimbulkan rasa, bayangan angan yang jelas,
dan suasana yang khusus.
5. Contoh puisi kontemporer
Amuk
Ngiau!kucing dalam darah dia menderas lewat dia mengalir ngilu ngiau
dia bergegas lewat dalam aortaku dalam rimba darahku dia besar dia bukan
harimau bukan singa bukan hyena bukan leopard dia macam kucing bukan
kucing tapi kucing ngiau dia lapar dia menambah rimba afrikaku dengan
cakarnya dengan amuknya dia meraung dia mengerang jangan beri daging dia
tak mau daging jesus jangan beri roti dia tak mau roti ngiau

(Sutarji C.B., Amuk)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI

PENUTUP

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab IV, dapat ditarik

simpulan bahwa terdapat tujuh citraan yang ditemukan dalam puisi yang terdapat

dalam majalah Horison edisi bulan Juli 2015. Citraan tersebut adalah citraan

penglihatan sejumlah 37 buah, citraan pendengaran sejumlah 8 buah , citraan

penciuman sejumlah 1 buah, citraan perabaan sejumlah 3 buah, citraan gerak

sejumlah 41 buah, citraan perasaan sejumlah 17 buah, dan citraan pencecapan 3

buah.

Seluruh citraan muncul dalam seluruh puisi yang terdapat pada

padamajalah Horison edisi Juli 2015. Seperti citraan penglihatan, pendengaran,

penciuman, perabaan, pencecapan, perasaan, dan gerak. Namun, yang paling

dominan adalah citraan gerak. Citraan gerak selalu muncul dalam setiap puisi

yang terdapat pada padamajalah Horison edisi Juli 2015. Tidak seperti citraan lain

yang kemunculannya hanya pada beberapa puisi saja. Citraan-citraan ini

memberikan warna tersendiri pada puisi yang menjadikan puisi semakin indah.

Menambah nilai kepuitisan dari puisi itu sendiri.

Implementasi dari penelitian ini adalah disusunnya produk silabus dan

RPP apresisasi sastra di SMA kelas X semester I dalam Standar Kompetensi (SK)

mendengarkan, memahami puisi yang disampaikan secara langsung/ tidak

102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

langsung dan Kompetensi Dasar (KD) Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk puisi

yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman.

Dalam melaksanakan pengembangan silabus dan RPP, peneliti

menguraikan setiap aspek komponen dan diselaraskan dengan tujuan

pembelajaran apresiasi sastra khususnya tentang kegiatan pembelajaran citraan

pada puisi dalam majalah Horison edisi bulan Juli 2015 terhadap pembelajaran

sastra di SMA kelas X semester I.

6.2 Saran

Melalui penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran yang

mungkin dapat bermanfaat. Bagi peneliti lain yang tertarik untuk melakukan

penelitian terhadap puisi, bagi guru mata pelajaran bahasa Indonesia, dan bagi

mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Saran yang pertama bagi peneliti lain. Mereka yang tertarik untuk

melakukan penelitian terhadap puisi dapat memperluas topik permasalahan

penelitian, tidak hanya meneliti citraan puisi saja saja. Peneliti lain dapat pula

meneliti unsur-unsur lain dalam puisi. Penelitian ini masih memiliki kekurangan,

yaitu penemuan hasil penelitian yang masih lemah dan belum dapat dijadikan

standar, karena penelitian ini hanya meneliti unsur citraan puisi saja. Penelitilain

dapat meneruskan penelitian ini dengan meneliti unsur lain atau mencari sumber

data lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

Saran kedua yaitu bagi guru bahasa Indonesia. Guru diharapkan dapat

memberikan perhatian lebih pada pembelajaran unsur-unsur puisi, khususnya pada

diksi dan citraan puisi. Guru dapat menjadikan penelitian ini sebagai acuan dalam

pembelajaran apresiasi puisi disekolah. Saran ketiga yaitu bagi mahasiswa Prodi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI). Salah satu mata kuliah yang ada pada

PBSI adalah menulis yang mempelajari mengenai apresiasi puisi. Dengan adanya

mata kuliah ini, mahasiswa dapat lebih mengenal tentang unsur-unsur puisi yang

terdapat pada berbagai macam sumber. Dengan demikian, mereka diharapkan

tidak hanya berperan sebagai pembaca, melainkan juga dapat menjadi penulis

puisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.
Badrun, Ahmad. 1989. Teori Puisi. Jakarta: Depdikbud.
Baribin, Raminah. 1990. Teori dan Apresiasi Puisi. Semarang: IKIP Semarang.
Effendi, S. 2002. Bimbingan Apresiasi Puisi. Jakarta: Pustaka Jaya.
Hamidah, Noor. 2006. “Diksi dan Citraan dalam Puisi pada Tabloid Yunior Tahun
2004”. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Kardono, F.X. Tri Indra. 2001.” Kemampuan Menganalisis Struktur Batin Dua Puisi
Sajak Kaki Langit Majalah Horison Edisi Oktober 2003 Siswa kelas X SMA
Negeri I Karangmojo Gunungkidul Yogyakarta Tahun Ajaran 2004/2005”.
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Moelong, L. 2007. Metode Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah. 2006. Jakarta: BSNP.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 tahun 2006
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pradopo, Rahmat Djoko. 2005. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.
Rusyana, Rus. 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung: Gunung Larang.
Sayuti, Suminto A. 2002. Berkenalan dengan Puisi. Yogyakarta: Gama Media.
Suharianto, S. 2005. Dasar-dasar Teori Sastra. Semarang: Rumah Indonesia.

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

Sujarwanto (ed.). 2002. Bahasa dan Sastra Indonesia Menuju Peran Transformasi
sosial Budaya Abad XXI. Yogyakarta: Gama Media.
Tarigan, Henry Guntur. 1995. Dasar-dasar Psikosastra. Bandung: Angkasa
Bandung.
Waluyo, Herman J. 2002. Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia.
Waluyo. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi.Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

RPP

SATUAN PENDIDIKAN : SMA DAHULU SEMUA INDAH

MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia

KELAS/SEMESTER : X/1

WAKTU : 2Jam Pelajaran (2 x 45 menit)

A. Standar Kompetensi:
Mendengarkan: Memahami puisi yang disampaikan secara langsung/tidak
langsung
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara
langsung ataupun melalui rekaman
C. Indikator
1. Kognitif
 Produk

 Mampu mengidentifikasi citraan apa saja yang terdapat pada puisi-


puisi dalam majalah Horison edisi Juli 2015

 Proses
 Menjelaskan pengertian puisi
 Menjelaskan pengertian citraan
 Mencatatcitraan yang terdapat pada puisi

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Psikomotorik

 Menyampaikan tanggapan dengan intonasi yang jelas dan dalam


kalimat yang runtut dan logis

3. Afektif
 Karakter
 Siswa berperilaku terbuka, kritis, dan penuh perhatian ketika
mendengarkan pembacaan puisi
 Siwa bersikap jujur, mandiri, kreatif, dan bertanggungjawab dalam
mencipta puisi.
 Sosial
 Siswa bersikap santun ketika mendengarkan contoh pembacaan puisi
 Siswa bersikap santun, penuh perhatian, toleran dan kritis saat melakukan
diskusi kelompok tentang unsur bentuk suatu puisi.
D. Tujuan Pembelajaran
 Melalui kegiatan diskusi dan tugas mandiri, siswa dapat menjelaskan
pengertian puisi, menjelaskan pengertian Citraan, mengidentifikasi jenis-
jenis puisi.
 Melalui kegiatan menyimak puisi, siswa dapat berperilaku santun, terbuka,
kritis, dan penuh perhatian.
 Melalui kegiatan mencipta dan menuliskan puisi karya sendiri, siswa dapat
bersikap jujur, mandiri, dan kreatif.
 Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat bersikap santun, toleran, dan
kritis tentang mengidentifikasi unsur-unsur pokok dalam puisi (diksi,
citraan, ritme dan rima, gaya bahasa, dan bahasa kiasan)
E. Materi
 Pengertian puisi
 Pengertian citraan
 Jenis-jenis citraan

108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Metode
 Diskusi kelompok, inkuiri, tanya-jawab, pemberian tugas
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan (2 x 45 menit)
1. Kegiatan Awal (15 menit)
 Salam pembuka dan berdoa
 Informasi awal tentang materi dan kegiatan belajar
 Guru menanyakan informasi apa yang siswa ketahui tentang puisi
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Eksplorasi
 Guru menanyakan pada siswa tentang puisi yang pernah mereka dengar
dalam keseharian
 Guru mengajak siswa untuk menyimak contoh pembacaan puisi, puisi-puisi
yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015
Elaborasi
 Siswa mendengarkan contoh pembacaan puisi, puisi-puisi yang terdapat pada
majalah Horison edisi Juli 2015
 Siswa mencatat pokok-pokok isi puisi
 Siswa diminta membentuk kelompok (5 orang per kelompok)
 Guru membagikan lembaran kerja untuk setiap kelompok
 puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015
 Siswa mendiskusikan puisi sambil saling mencocokkan catatannya
tentang citraan dari puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi
Juli 2015
 Setiap kelompok membuat rangkuman tentang citraan yang terdapat dari
puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015
 Wakil kelompok menyampaikan rangkuman hasil diskusi kepada
teman-teman lain
 Guru meminta siswa untuk saling memberikan tanggapan terhadap
hasil presentasi teman (menambahkan atau menyanggah)

109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

 Guru meminta siswa untuk merumuskan pengertian puisi dengan


bahasa dan alur berpikir mereka
 Guru menerangkan tentang pengertian puisi, pengertian citraan, jenis-
jenis citraan dan fungsi citraan pada puisi
3. Kegiatan Akhir
 Siswa diminta untuk memberikan komentar tentang kegiatan belajar yang
telah berlangsung
 Siswa diajak untuk merefleksikan nilai-nilai kecakapan hidup (life skill) yang
dapat dipetik melalui proses pembelajaran
 Guru menghimbau siswa untuk menjadi pendengar yang baik, cerdas, dan
kritis saat menyimak puisi.
 Pengumpulan hasil rangkuman masing-masing kelompok
 Penugasan
 Doa penutup
H. Sumber Belajar
Pradopo, Rachmat Djoko. 1990. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Maja
University Press
Waluyo, Herman. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Penerbit Erlangga
I. Bahan dan Alat
 puisi-puisi yang terdapat pada majalah Horison edisi Juli 2015
 Handout materi puisi
J. Penilaian Hasil Belajar
1. Tagihan
 Siswa diminta membuat puisi hasil karya individu
 Siswa diminta untuk membuat laporan hasil diskusi kelompok tentang
pengertian puisi, jenis, dan unsur bentuk (diksi, citraan, ritme dan rima,
gaya bahasa, dan bahasa kiasan)
2. Teknik dan Bentuk Instrumen
 Teknik dan bentuk
 Tes tertulis :

110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bentuk tes: uraian singkat


 Tes kinerja
 Tagihan hasil karya (puisi)
 Instrumen soal
 Tugas untuk mendengarkan puisi-puisi yang terdapat pada majalah
Horison edisi Juli 2015
 Daftar pertanyaan pemahaman puisi
 Tugas individu untuk membuat puisi karya siswa
 Tugas kelompok untuk melaporkan hasil diskusi
 Peniaian kegiatan diskusi: laporan kelompok (lisan dan tertulis);
penilaian sikap; dan penugasan pribadi

3. Kelengkapan Lembar Kegiatan Siswa (terlampir)


LAMPIRAN
01. Ringkasan Materi
1. Pengertian puisi
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua
kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
2. Pengertian citraan
Citraan adalah cara membentuk citra mental, pribadi atau gambaran
sesuatu. Biasanya citraan menyarankan gambar yang tampak oleh mata
(batin) kita, tetapi dapat juga menyarankan hal-hal yang merangsang
panca indra yang lain.
3. Jenis-jenis citraan
a. Citraan penglihatan, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh indera

penglihat (mata). Citraan ini dapat memberikan rangsangan kepada

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mata sehingga seolah-olah dapat melihat sesuatu yang sebenarnya

tidak terlihat.

b. Citraan pendengaran, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh indera

pendengar (telinga). Citraan ini dapat memberikan rangsangan kepada

telinga sehingga seolah-olah dapat mendengar sesuatu yang

diungkapkan melalui citraan tersebut.

c. Citraan perabaan, yaitu citraan yang melibatkan indera peraba (kulit),

misalnya kasar, lembut, halus, basah, panas, dingin, dan lain-lain.

d. Citraan penciuman, yaitu citraan yang berhubungan dengan indera

pencium (hidung). Kata-kata yang mengandung citraan ini

menggambarkan seolah-olah objek yang dibicarakan berbau harum,

busuk, anyir, dan lain-lain.

e. Citraan pencecapan, yaitu citraan yang melibatkan indera pencecap

(lidah). Melalui citraan ini seolah-olah kita dapat merasakan sesuatu

yang pahit, asam, manis, kecut, dan lain-lain.

f. Citraan gerak, yaitu citraan yang secara konkret tidak bergerak, tetapi

secara abstrak objek tersebut bergerak.

g. Citraan perasaan, yaitu citraan yang melibatkan hati (perasaan).

Citraan ini membantu kita dalam menghayati suatu objek.

112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

02. Kisi-kisi pengujian untuk SMA kelas X semester 1


Nama Sekolah : SMA Senja
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/1
Waktu : 60 menit

No Kompetensi Materi Indikator Soal Soal Bentuk


Dasar Pokok Nomor Soal

1. 5.1.Mengide Pengertian Siswa mampu Jelaskan pengertian 1 Esai


ntifikasi puisi menjelaskan puisi menurut

unsur-unsur pengertian puisi pendapatmu!


lama
bentuk suatu
puisi yang
disampaikan
secara
langsung
ataupun
melalui
rekaman

2. 5.1.Mengide Identifikasi Siswa mampu Tulislah minimal 2 Esai


ntifikasi jenis-jenis menyebutkan 5 jenis puisi

unsur-unsur puisi jenis-jenis puisi beserta


(puisi lama, puisi penjelasan
bentuk suatu
jawa, puisi baru, singkat!
puisi yang
puisi angkatan 45,
disampaikan
puisi kontemporer)
secara
langsung
ataupun

113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

melalui
rekaman

3. 5.1.Mengide Mengidentifi Siswa mampu  Uraikanlah 3 Esai


ntifikasi kasi unsur mengidentifikasi unsur-unsur

unsur-unsur bentuk puisi unsur bentuk puisi pembangun


(diksi, (diksi, citraan, puisi!
bentuk suatu
citraan, gaya gaya bahasa,
puisi yang  Jelaskanlah 4
bahasa, bahasa kias, rima
disampaikan unsur bentuk
bahasa kias, dan irama)
secara dalam puisi!
rima dan
langsung irama)
ataupun
melalui
rekaman

4. 5.1.Mengide Langkah- Siswa mampu  Buatlah sebuah 5 Esai


ntifikasi langkah membuat contoh puisi

unsur-unsur membuat puisi kontemporer kontemporer!


puisi
bentuk suatu
puisi yang
 Bacakanlah
disampaikan
puisi hasil Unjuk
secara
karyamu dengan kerja
langsung
teman dalam
ataupun
kelompok!
melalui
rekaman

114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

03. Rubrik Penilaian mengidentifikasi unsur bentuk puisi

NILAI

ASPEK RINCIAN KURANG CUKUP BAIK AMAT


BAIK
D (10) C (15) B (20) A (25)

Selaras dengan tema


ISI Mengandung
pesan,harapan aktual
dan berguna
Sesuai dengan jenisnya
Utuh dan tuntas
Menimbulkan kesan
pada pembaca
Citraan sesuai dengan
CITRAAN kata yang digambarkan
dalam puisi
Citraan tidak terlalu
berlebihan
Mencerminkan
kekayaan
DIKSI DAN perbendaharaan kata
GAYA Bervariatif dan sesuai
BAHASA konteks
Menggunakan kata
kiasan, unik, simbolis

115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bergaya bahasa secara


variatif
Berima sesuai kriteria
RIMA Terpola secara teratur
&RITME Berirama secara
variatif
Menggunakan gaya
bahasa variatif dan tidak
monoton
Gaya Bahasa

Sesuai dengan tema

Mengandung unsur
estetik
Bahasa kias Kreatif dan sesuai
dengan konteks tema
puisi
Tersusun sesuai aturan
STRUKTUR Terpola secara teratur
BARIS DAN dan konsisten
BAIT

JUMLAH SKOR

116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

04. Blangko Observasi kinerja individu dalam mengikuti diskusi kelompok


BLANGKO OBSERVASI KINERJA INDIVIDU DALAM MENGIKUTI
DISKUSI KELOMPOK

Nama :

Kelas/No Absen :

Tanggal Penilaian :

Kompetensi Dasar : 5.1. Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi


yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman

NILAI

KURANG CUKUP BAIK AMAT


ASPEK RINCIAN BAIK

D (10) C (15) B (20) A (25)

Terlibat secara
aktif dan penuh
inisiatif
SIKAP Memperhatikan
dan menghargai
pendapat teman
lain
Runtut,
terstruktur
dengan baik
BAHASA
Komunikatif
(mudah
dipahami)

117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Efektif (singkat
dan jelas)
Diksi variatif
dan tepat
konteks
Pembicaraan
tidak
menyimpang
dari topic dan
menyasar ke
substansi
persoalan
Gagasan orisinil
dan kreatif
Usulan disertai
KUALITAS alasan/bukti
PENDAPAT/GAG logis yang
ASAN mendukung
Konsisten atas
pendapatnya
sendiri
Menggunakan
referensi/landas
an teori
Menyampaikan
gagasan dengan
lancar dan
sistematis
Menanggapi
PRESENTASI pertanyaan
dengan cepat

118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dan tepat
Menanggapi
pertanyaan dan
tanggapan dari
teman lain
dengan santun
Menggunakan
argumen,
contoh, bukti,
dan ilustrasi
untuk
memperjelas
uraian dan
jawaban secara
logis
JUMLAH SKOR

119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

05. Soal Uraian


Nama Sekolah : SMA DAHULU SEMUA INDAH
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/1
Hari/Tanggal :
Waktu : 60 menit

Petunjuk:
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan penjelasan yang benar, jelas, serta
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar!

1. Jelaskan pengertian puisi menurut pendapatmu!

2. Tulislah minimal 5 jenis puisi beserta penjelasan singkat!

3. Uraikanlah unsur-unsur pembangun puisi!

4. Jelaskanlah unsur bentuk dalam puisi!

5. Buatlah sebuah puisi kontemporer!

06. Soal Unjuk kerja

Bacakanlah puisi hasil karyamu dengan teman dalam kelompok!

07. Kunci jawaban soal uraian


1. Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua
kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
2. Jenis-jenis puisi
- Puisi lama
- Puisi jawa
- Puisi baru
- Puisi angkatan 45
- Puisi kontemporer

120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Unsur-unsur pembangun puisi


a. Struktur bentuk
- Diksi yaitu pemilihan kata secermat mungkin yang dilakukan oleh penyair
untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan-perasaan yang bergejolak,
sehingga pembaca dapat merasakan hal yang sama.
- Citraan, yaitu gambaran angan-angan atau pikiran yang dirasakan pembaca
yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh ekspresi penyair
terhadap sebuah objek puisinya.
- Gaya bahasa, yaitu struktur sintaksis yang khas yang membuat pembaca
berpikir
- Bahasa kias, yang bertujuan untuk memperjelas gambaran gagasan,
mengkonkretkan dan membangkitkan perspektif melalui perbandingan.
- Rima dan irama, yaitu persamaan bunyi pada akhir baris pada puisi. Bunyi
bermanfaat untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif,
memperdalam ucapan, menimbulkan rasa, bayangan angan yang jelas, dan
suasana yang khusus.
b. Struktuf batin
- Tema
- Amanat
- Perasaan
- Nada
4. Unsur-unsur pembangun puisi
Struktur bentuk
- Diksi yaitu pemilihan kata secermat mungkin yang dilakukan oleh penyair
untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan-perasaan yang bergejolak,
sehingga pembaca dapat merasakan hal yang sama.
- Citraan, yaitu gambaran angan-angan atau pikiran yang dirasakan pembaca
yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh ekspresi penyair
terhadap sebuah objek puisinya.
- Gaya bahasa, yaitu struktur sintaksis yang khas yang membuat pembaca
berpikir

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

- Bahasa kias, yang bertujuan untuk memperjelas gambaran gagasan,


mengkonkretkan dan membangkitkan perspektif melalui perbandingan.
- Rima dan irama, yaitu persamaan bunyi pada akhir baris pada puisi. Bunyi
bermanfaat untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif,
memperdalam ucapan, menimbulkan rasa, bayangan angan yang jelas, dan
suasana yang khusus.
5. Contoh puisi kontemporer
Amuk
Ngiau!kucing dalam darah dia menderas lewat dia mengalir ngilu ngiau dia
bergegas lewat dalam aortaku dalam rimba darahku dia besar dia bukan harimau
bukan singa bukan hyena bukan leopard dia macam kucing bukan kucing tapi kucing
ngiau dia lapar dia menambah rimba afrikaku dengan cakarnya dengan amuknya
dia meraung dia mengerang jangan beri daging dia tak mau daging jesus jangan
beri roti dia tak mau roti ngiau

(Sutarji C.B., Amuk)

122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SILABUS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SILABUS

Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia

Kelas/Semester: X/I

Alokasi Waktu: 12 JP

Standar Kompetensi:

1. Mendengarkan: Memahami puisi yang disampaikan secara langsung/tidak langsung

Kompetensi Materi Pokok Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber Belajar


Dasar Pembelajaran Waktu

5.1 5.1.1. Rekaman 1. Siswa 1. Kognitif


Mengid puisi: mempelajari  Tes  Pradopo, Rachmat
entifikasi unsur-unsur tentang unsur-  Produk
tertulis : Djoko. 1990.
unsur-unsur bentuk unsur bentuk
Mampu
bentuk puisi: puisi Bentuk Pengkajian Puisi.
suatu puisi pilihan mengidentifi
2. Siswa tes: Yogyakarta: Gadjah
yang kata, ritme
menyimak puisi kasi unsur-
disampaika dan rima , uraian Maja University Press
dari rekaman
n secara gaya unsur bentuk
langsung bahasa, 3. Siswa mencatat
singkat  Waluyo, Herman.
puisi
ataupun citraan, hal-hal penting  Tes 1987. Teori dan
melalui bahasa dari puisi yang (pilihan
kinerja Apresiasi Puisi.
rekaman kiasan dibacakan
kata, ritme
4. Siswa  Tagihan Jakarta: Penerbit

123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengidentifikas dan rima, hasil Erlangga


i pilihan kata,
gaya bahasa, karya
ritme, rima,
gaya bahasa, citraan dan (puisi)
citraan, dan
bahasa
bahasa kiasan
dari puisi yang kiasan)
didengar
5. Siswa  Proses
mengungkapka Menjelaskan
n hasil
pekerjaannya pengertian
secara lisan puisi
Mengidentifik
asi jenis
puisi
(baru/lama)
Mencatat isi
puisi
Mencatat
pokok-
pokok unsur
bentuk puisi
(diksi,

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

citraan,
ritme dan
rima, gaya
bahasa, dan
bahasa
kiasan)
Membuat puisi
sederhana
dengan
memperhati
kan unsur
bentuk puisi

2. Psikomotorik

Menyampai
kan
tanggapan
dengan
intonasi
yang jelas
dan dalam

125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kalimat yang
runtut dan
logis

3. Afektif
 Karakter
Siswa
berperilaku
terbuka,
kritis, dan
penuh
perhatian
ketika
mendengark
an
pembacaan
puisi
 Siwa
bersikap
jujur,
mandiri,

126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kreatif, dan
bertanggung
jawab dalam
mencipta
puisi.
 Sosial
 Siswa
bersikap
santun
ketika
mendengark
an contoh
pembacaan
puisi
Siswa
bersikap
santun,
penuh
perhatian,
toleran dan

127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kritis saat
melakukan
diskusi
kelompok
tentang
unsur bentuk
suatu puisi.

128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PUISI-PUISI YANG
TERDAPAT DALAM
MAJALAH HORISON
EDISI JULI 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Puisi-puisi yang terdapat pada Majalah Horison Edisi Juli 2015

Puisi 1. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Kepada Kekasihku 1
Karya M. Arifin Budiman

Isyarat rindu lebur


Di batas senja, jerit burung-burung
Mengirimkan nyeri pada celah angin
Daun-daun berguguran menuju rebah tanah
Sementara langit mengusap matahari
Memejemkan luka pada dinding waktu
Kekasihku, tiupkanlah aroma cinta pada mawar yang mekar
Petiklah kesunyian yang berdegup dalam dada berdebar.

Puisi 2. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Kepada kekasihku 2
M. Arifin Budiman

Langit senja menyentuh daun-daun kering,


jemari angin membelai raut keningmu
Kekasihku, terimalah jerit matahari
Yang menenun langit menjadi merah saga
Di sorot matamu ada cahaya yang merambat
Dalam debar dada, mengusap perih kesunyian
Bersepakat memetik luka.

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Puisi 3. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Kepada kekasihku 3
M. Arifin Budiman

Di senja yang gamang


Rindu mengerang ditabuh gendang
Seperti tangisan bayi di malam hari
Aku selalu rindu sorot matamu
Yang menuntunku pada kearifan angin
Di wajahmu yang teduh selalu ada doa yang terpecik
Kekasihku, jika waktu selalu memburu tanpa ampun
Terimalah dengan tangan terbuka
Ketuklah rindu pada juru kesunyian
Menyusun gaik kata-kata.

Puisi 4. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Kepada kekasihku 5
M. Arifin Budiman

Kelebat angin mengusap


Daun-daun di taman
Menuju matamu. Ada percik matahari
Berdegup di gigil cermin
Wajahmu adalah ketabahan pulau
Yang luas merangkai waktu
Dijarimu aku sisipkan kembang doa
Sebagai pertanda aroma cinta

130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Selalu jatuh di keluasan namamu.

Puisi 5. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Kepada Para Pejalan


M. Arifin Budiman

Saat senja luruh


Kau rebahkan tubuhmu
Istirahat dalam belaian angin
Setelah berjalan sepanjang hari
Berbekal rasa haus yang menghunus
Dan lapar yang mengakar, kau dengan sabar
Membenamkan cinta pada seluruh alam
Daun-daun bertasbih luruh ke rebah tanah
Lalu kau mengucurkan doa membasahi
Degup perjalanan dengan percik matahari
Mengusap perih langit.

Puisi 6. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Potret Hujan
Karya M. Arifin Budiman

Di luar hujan bergetar


Dalam dada ada rindu
Menguap bersama jemari angin
Kau merengkuh doa-doa
Pada selembar cahaya bergetar
Sebagai kesedihan yang mengalir dalam
Rahim waktu dengan bahasa daun-daun
Kau menggugurkan kenangan dalam bunyi
Rintik gerimis menyimpan cinta dalam sorot
Matamu

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Puisi 7. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Aroma Kopi
karya M. Arifin Budiman

Ruap waktu melebar


dalam percakapan kita
Angin menembus celah jendela
Ada yang berdebar dalam rongga dada
Wajahmu menari seperti detak jarum jam
Menyusuri kerinduan dalam pusaran cahaya
Aroma kopi tercium di atas meja
Menyuguhkan rindu pada secangkir kenangan
Luruh bersama asap-asap doa

Puisi 8. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Menulis Sajak
Karya M. Arifin Budiman

Ketika aroma pagi


Membuka cadarnya pelan-pelan
Angin bergegas kesegala arah
Aku menulis sajak dengan tangan terbuka
Menunda kesedihan yang terbenam dalam palung dada
Setelah menempuh rakaat perjalanan
Mencari makna dalam ruh rindu
Selalu saja mata ini samar-samar
Luka terus berdenting dalam luka waktu
Menyusuri riuh kota dengan berbekal sajak
Aku menemukan wajahmu di lampu-lampu taman
Berdebar sebagai ruh kata-kata
Membelai matahari, luruh sebagai doa.

Puisi 9. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Langit Setia budhi


Karya M. Arifin Budiman

Bulir hujan membasahi hawa bumi


Jemari angin membelai rupa daun-daun
Pohon-pohon bertasbih gigil oleh kesunyian
Langit setiabudhi meluruhkan kerinduan
Pada mata kekasih yang meniupkan aroma cinta

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bersama kepak burung-burung


Melintasi kuku waktu
Memotret memoar pertemuan
Dibingkai dalam pigura

Puisi 10. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Daun
Karya M. Arifin Budiman

Daun-daun luruh
Ke rebah tanah
Melingkar-lingkar) sebagai rindu
Pada peluk waktu
Mengusap angin dalam petikan cahaya

Puisi 11. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Anak Panah Doa


Karya M. Arifin Budiman

Seratus anak panah doa


Tertancap di punggung sujud
Mengupas anak-anak sunyi
Yang memejamkan matahari
Seperti menelantarkan ayat-ayat
Disudut matamu yang ditusuk
bayangan dan diasah kantuk
Sebelum tubuhmu memar
Dalam peluk waktu

Puisi 12. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Kepada Sheila
Karya M. Arifin Budiman

Langit senja disorot matamu


Menyentuh daun-daun kering
Pohonan merunduk dalam doa
bersahaja
Sheila, matamu adalah pertempuran
Sunyi yang kudus
Di jantungmu puisi rekah

133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Seperti mawar yang merambat


Menuju kibaran kerudung mu

Puisi 13. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Dalam Doa
Karya M. Arifin Budiman

Saat senja luruh dimatamu


Diiringi burung-burung yang bercicit
Ada rindu pecah bersama kelebat angin
Bayang wajahmu memecahkan cermin
Melompat menuju daun jendela
Mengetuk pintu dan menyuguhkan rindu sekeras batu
Kau kah yang membuka gerbong kesedihan ini
Hingga dalam doa tersimpan teduh sorot matamu
Mencampakkan anak panah hingga cinta retak
Bersama puing-puing waktu?

Puisi 14. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Kuas Senja
Karya M. Arifin Budiman

Langit begitu kosong


Dengan gerak awan
Saat senja kau rengkuh
Rindu sekeras batu dalam
Desir angin yang menjatuhkan
daun-daun, ditaman ada bayang
wajahmu menari dalam lipatan
Waktu, lalu kau layarkan doa
Menuju rongga dadaku yang terluka
Kau basuh setiap rupa-rupa perjalanan
Dengan irama cinta yang basah oleh rintik gerimis

Puisi 15. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Hujan Mei
Karya M. Arifin Budiman

Hujan Mei seperti dentum peluru


Musim-musim tak dapat diramalkan

134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Saat senja datang dengan gemetarnya)


Dan kau menyuguhkan aroma luka di atas meja
Dengan usapan doa aku lesatkan panah cinta
Yang terbakar memoar api sejarah mei
Ketuklah pintu itu sebagai langkah pulang
menuju penghabisan

Puisi 16. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Potret Wajahmu
Karya M. Arifin Budiman

Dalam senja) yang gamang


Rindu mengerang gendang
Potret wajahmu dengan rapih) tersimpan
Di ratakan waktu, mengalir di rongga dada
Doa-doa luruh menjemput langkah kakimu
Saat kau berjalan lincah melewati genangan air
Kau begitu lincah seperti penari balerina
Mampu menjemput cinta dengan petikan cahaya

Puisi 17. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Pengakuan
Karya M. Arifin Budiman

Kau seperti hujan


Dan aku rebah tanah
Saling mencinta, menanam
Rindu pada jelaga langit biru
Aku alirkan cinta ini, semoga
Kau rawat dengan kekal, hingga
Kita menuju rumah semsta
Menjaga sebuah senja dalam ruap kenangan
Pecah dalam serpihan waktu.

Puisi 18. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Langit Mei
Karya M. Arifin Budiman

menyeret arus namamu

135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bukit-bukit menurun cahaya


Langit Mei senja dikikis nyeri
Pecah sebagai pusaka langit
Di rahim puisi, matamu menyulam
Percik kata-kata.

Puisi 19. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Gelung
Karya Mahwi Air Tawar
Rambutku jelmaan akar asam
Mengikat hasrat raja Mataram
Tulang rusukku jalan berkelok
Cinta dan dendam saling berdetak

Alangkah panjang ini penantian


Batin pilu tindihan kelam
Hidup yang berselimut pulung
Menimang untung membuang malang

Lakon wayang ratu selatan


Kidung sesayup rayuan janda
Samar siulan duda perkasa
Di balik kelir panggung Pakualaman
Mataku kerlip sentir kayu limasan

Di sepertiga malam, di sepertiga kecemasan


Pantulan bayangan pohon randu
Kau balik bilik batang pahit tebu

Bila fajar menjelang bintang kenangan


Mengunjungi, menengok, menjenguk, menghada
Jauh menepi dan rindu pun beserpih

Biarlah! Biarlah luka derita kemarau


Mengakrabi nadi sunyi kelu
Di puncak kami menari bisu
Agar langit biru tak jadi kelabu

Lengking birahi kami angin kemarau


Dielus mesra pantai perawan
Denyut laut mendesah rawan

Mengelus) guci puting belubu

136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gunung Kidul! Gunung Kidul!


Langsat tubuhku seputih kapur
Semak dan belukar nyaring) memanggil
Pulung untung teruslah mendesir.

Puisi 20. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Kedung
Karya Mahwi Air Tawar

Air mataku bening sungai Oyo


Mengalir deras tangis menderai
Akan merasuk ke sela gembur hari-hari
Kedung bersambut gayung untung

Anak-anak sungai! Sungaiku bening


Kedung riang anak beriring
Di bawah daun biru bening sungai
Oyoku meriak kidul gunung bernyanyi.

Puisi 21. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Gari
Karya Mahwi Air Tawar

Siapa tengadah menanti serpihan tebu


Giling gula menggilas mendera
Manis tebu tinggal seujung kuku
Di ujung lidah derita anak cucu

Bukan lengking cerobong tua madukismo


Mengoyak nasib mendedah benih sengsara
Tapi, lengking parau perantau
Yang melulu berharu biru di genangan air mata
Leluhur Gunung Kidul ditinggal
Anak kandung dan pulang dengan kabar sial
Lantaran tanah warisan tinggal sejengkal

Kini, tanah tandusku tinggal sebutir debu


Diambang) pintu piatu masa lalu
Perantau pun pulang dengan wajah sayu

Memandang keseberang dengan wajah kuyu


Wonosari tumbuh berseri-seri
Menyambut pendatang menepis nyeri
Menebas belukar dan semak duri

137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari jalan leluhur dan para abdi


Yang enggan berhitung untuk rugi

Gunung Kidul! Gunung Kidul!


Desir getir pecah beserpihan
Pinggul molekku pantai Baron
Harapan dan impian berpelukkan

Puisi 22. Majalah Horison Edisi Juli 2015

Krakal
Karya Mahwi Air Tawar

Dekaplah tubuhku
Sesaplah asin peluhku
Punggungku bungkahan batu derita

Jangan! Jangan cemasi pasang gelombang


Kondeku jangkar terpancang
Nafasku silir nyanyian ratu laut selatan

Gunung Kidul! Gunung Kidul


Langsat tubuhku seputih kapur
Semak dan belukar nyaring memanggil
Pulung untung teruslah mendesir.

138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIOGRAFI PENULIS

Yohanes Rizky Nugroho lahir di Tangerang, 5 Maret

1991. Menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 1 Cikokol,

Tangerang. Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 16

Tangerang pada tahun 2006. Tiga tahun kemudian, menamatkan

sekolah tingkat menengah atas di SMA Negeri 6 Tangerang pada

tahun 2009. Setelah itu, pada tahun 2009 melanjutkan pendidikan ke jenjang yang

lebih tinggi sebagai mahasiswa dalam Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

Diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul Analisis Citraan

Pada Puisi-puisi yang Terdapat dalam Majalah Horison Edisi Juli 2015 dan

Relevansinya Dengan Pembelajaran Sastra di SMA Kelas X Semester I.

139

Anda mungkin juga menyukai