di susun oleh
203200019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya, bahasa merupakan alat komunikasi. Dengan menggunakan
bahasa seseorang atau anggota masyarakat dapat berkomunikasi, mengekspresikan
diri, adaptasi dan integrasi. Oleh karena itu, bahasa tidak terlepas dari kehidupan
anggota masyarakat. Salah satunya masyarakat Indonesia yang menggunakan
bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Sehingga bahasa Indonesia memiliki
peranan yang sangat penting bagi seluruh anggota masyarakat. Selain itu, bahasa
Indonesia pula memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Seperti
pembelajaran bahasa Indonesia yang merupakan salah satu pembelajaran wajib
untuk dipelajari pada setiap jenjang pendidikan. Tujuan pembelajaran bahasa
Indonesia adalah untuk memperoleh keterampilan komunikasi dalam berbagai
konteks komunikasi (Andayani, 2015: 51). Keterampilan tersebut tentunya tidak
terlepas dari adanya peran bahasa sebagai alat untuk menjalin komunikasi sosial.
Dalam pembelajaran ini keterampilan berbahasa menekankan pada pemerolehan
empat aspek yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Keempat keterampilan pada dasarnya merupakan satu kesatuan, merupakan catur-
tunggal (Dawson dalam Tarigan, 2008: 1). Selain itu, pembelajaran bahasa
Indonesia tidak hanya mempelajari bahasa saja, tetapi mempelajari pula sastra.
Cerpen merupakan salah satu sumber bacaan yang banyak disenangi, karena
cerpen cenderung lebih pendek dan mudah dipahami oleh pembaca. Selain itu,
cerpen merupakan salah satu karya sastra yang cukup luas perkembangannya di
masyarakat, sehingga cerpen banyak diterbitkan di surat kabar atau majalah-
majalah yang menyediakan rubrik cerpen. Sarumpaet (2007: 37)
kejadian nyata.
Sehubungan dengan hal di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji unsur
intrinsik dan nilai moral sosial yang terdapat dalam antologi cerpen Menyerah Bukan
Pilihan, ini karena pada saat pembelajaran mengenai cerpen masih banyak siswa
yang keliru dalam mencari unsur intrinsik dan nilai moral sosial pada sebuh cerpen.
BAB 2
2.1 Cerpen
2.1.1 Pengertian Cerpen
Cerpen merupakan cerita pendekt yang singkat, padat, jelas. Sesuai dengan
Namanya yakni, cerita pendek. Biasanya di dalam cerpen itu hanya memiliki satu
alur, satu konflik. Hal ini diperkuat oleh Nadapdap (Kosasih 2004:431) Cerpen
adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerita pendek biasanya adalah
peristiwa yang dialami tokoh dalam masalahnya, yang memberikan kesan
mengharukan, menyenangkan, dan lainnya. Cerpen isinya jauh lebih pendek dari
novel, biasanya hanya menghabiskan 5000 kata. Penggunaan kata-kata dalam cerpen
biasanya mudah dipahami oleh pembaca, mengangkat peristiwa-peristiwa yang
dialami tokohnya saja dan pesan yang disampaikan juga sangatlah mendalam.
Menurut Nurgiyantoro (1995:15) Dalam sebuah cerpen terdapat unsur-unsur
intrinsik yang wajib diketahui. Unsur-unsur tersebut sangatlah penting dalam
pembuatan cerpen. Unsur-unsur tersebut antara lain tema, alur, tokoh, penokohan,
latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat . Berdasarkan hal tersebut peneliti
ingin menganalisis karya sastra berupa cerpen Menyerah Bukanlah Pilihan untuk
mencari unsur intrinsiknya peneliti memfokuskan pad tiga jenis unsur intrinsik
berupa tema, alur, dan latar.
2.1.2 Unsur Intrinsik Cerpen
Unsur-unsur intrinsik sastra meliputi: tema, alur, suasana, sudut pandang
tema adalah pokok pembicaraan cerita, pokok persoalan yang mendasari suatu cerita
untuk dijabarkan dalam karangan. Penjabaran dapat melalui pengisahan atau dialog
dendam.
Pengertian unsur-unsur intrinsik adalah suatu unsur yang menyusun suatu karya
sastra dari dalam yang mewujudkan struktur sebuah karya sastra seperti unsur-unsur
yang terdapat dalam unsur-unsur intrinsik. Intrinsik itu terdiri dari unsur-unsur seperti:
tema, alur, tokoh, penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat.
a. Tema
Mengenai tema, Saad dalam Ali (1967:118) berpendapat bahwa tema adalah suatu
yang menjadi persoalan bagi pengarang di dalamnya terbayang pandangan hidup dan
Menurut Keraf (1980:107) tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan
amanat bagi pembaca. Jadi, tema adalah suatu amanat atau pandangan pengarang
Menurut Rusyana (1988:67) tema adalah dasar atau makna dari seuah cerita, tema
adalah cara hidup tertentu atau perasaan tertentu yang membentuk dasar dari gagasan
utama atau membangun sebuah karya sastra, dan semua fiksi harus memiliki tema
dasar atau yang mengatakan tujuan. Sudjiman (1992) berpendapat bahwa tema adalah
b. Alur
peristiwa yang direka dan dijalani dengan saksama yang menggerakkan cerita melalui
rumitan ke arah klimaks dan selesaian. Sedangkan Aminudin (1987:83) alur adalah
suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam cerita. Hal yang sama
penyusun kejadian- kejadian dalam cerita yang disusun secara logis. Jadi, alur adalah
rangkaian peristiwa atau tahapan peristiwa dalam cerita melalui rumitan ke arah
c. Tokoh
Menurut Semi (1988:48), tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya
sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama
ialah tokoh yang sangat penting dan menjadi peran utama dalam karya sastra. Dikenal
pula dua jenis tokoh, yaitu tokoh datar dan tokoh bulat. Tokoh datar adalah tokoh yang
hanya menunjukkan satu segi wataknya tidak dikembangkan secara maksimal dan apa
yng dilakukan tidak menimbulkan kejutan kepada pembaca misalnya baik saja atau
buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan jadi jahat. Tokoh
bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan
kelemahanya. Jadi ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini dan dapat dibedakan
dari tokoh lain. Dari segi kewajiban dikenal ada tokoh introvert dan ekstrovert. Tokoh
introvert ialah pribadi tokoh yang ditentukan oleh ketidaksadarannya, bersifat tertutup.
Pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh kesadarannya. Dalam karya sastra dikenal
pula tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Protagonis ialah tokoh yang disukai oleh
tokoh utama dalam cerita rekaan. (Sugono, 2015; 1107). Antagonis ialah tokoh yang
tidak disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya. Dapat pula dikatakan
bahwa tokoh antagonis merupakan penentang dari tokoh utama; tokoh lawan.
d. Penokohan
Penokohan, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan oleh
pembaca atau lebih menunjuk pada kualitas pribadi tokoh. Dengan demikian, istilah
penokohan lebih luas pengertiannya daripada tokoh, sebab pengertian ini mencakup
e. Latar
tempat, waktu, peristiwa, serta memiliki fisikal dan psikologi. Pendapat senada
diberikan oleh Brooks, dkk (dalam Tarigan, 1985:136) yang menyatakan latar adalah
latar belakang fisik, unsur tempat dan ruang dalam suatu cerita. Selanjutnya, Sudjiman
(1988:87) berpendapat bahwa latar ialah segala keterangan, petunjuk pengacuan, yang
berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana yang terjadinya peristiwa dalam karya
tersebut. Jadi latar adalah keterangan petunjuk tentang tempat, waktu, peristiwa, fisik
f. Gaya Bahasa
Mengenai unsur gaya bahasa, Semi (1988:48) mengemukakan gaya bahasa atau
gaya penceritaan adalah tingkah laku pengarang dalam menggunakan bahasa tersebut
menyangkut pilihan materi bahasa, pemakaian ulasan dan pemanfaatan gaya bertutur.
Menurut Sumardjo dkk. (1986:127) bahwa gaya bahasa adalah cara menggunakan
bahasa agar daya ungkap atau daya tarik sekaligus keduanya bertambah.
Retnaningsih (1983:2) berpendapat bahwa gaya bahasa adalah wujud dari pikiran
dan perasaan pengarang dalam karyanya. Jadi gaya bahasa adalah gaya penceritaan,
tingkah laku dalam penggunaan bahasa agar daya ungkap atau daya tarik bertambah
serta merupakan wujud pikiran dan perasaan pengarang dalam karya sastra.
fiksi justru tergantung pada kecakapanya mempergunakan majas atau gaya bahasa
dalam karyanya. Pengguna majas ini sedikit banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor,
menuturkan cerita tersebut. Selain itu, pengarang juga sering kali mempergunakan
aneka majas seperti metafora, presonifikasi, ironi, alegori dan lain sebagianya untuk
menjadikan seuah cerita lebih menarik dan memiliki nilai rasa yang tinggi.
g. Amanat
Amanat adalah pesan pengarang yang disampaikan kepada pembaca melalui
karyanya. Pesan yang dimaksud seperti pesan orang tua kepada yang lebih muda atau
pesan cinta. pesan moral dalam cerita yang ingin disampaikan pengarang kepada
pembaca berupa nilai-nilai luhur yang bisa dijadikan teladan atau dijadikan contoh.
Penyampaian pesan dalam cerita selalu di dasarkan pada tema dan tujuan yang sudah
moral atau pesan yang mau disampaikan oleh pengarang kepada pembaca. Jalan keluar
permasalahan atau akhir permasalahan yang ada dalam cerita dapat disebut sebagai
Pengertian Amanat Menurut Kosasih [2006]. Amanat adalah pesan yang disampaikan
menarik sebuah kesimpulan dari apa yang sudah pembaca nikmati. Pengertian Amanat
Menurut Siswanti [2008:161-162]. Amanat adalah sebuah gagasan yang menjadi dasar
karya sastra, yang merupakan pesan yang ingin disampaikan seorang pengarang
kepada pendengar atau pembaca. Dalam sebuah karya sastra modern biasanya amana
C.Perizinan Penelitian
2. Tahap pelaksanaan
a.Pengumpulan Data
b.Analisis data
3. Tahap Penyusun
Laporan
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.unimar-amni.ac.id/index.php/insdun/article/download/204/174/483
http://eprints.unram.ac.id/3131/1/JURNAL%20SKRIPSI%20MARWANTO.pdf
https://eprints.ummi.ac.id/620/4/BAB%20I.pdf
https://www.pasundanekspres.co/apa-itu-antologi-cerpen/