Anda di halaman 1dari 82

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Pengajaran sastra merupakan bagian dari pengajaran bahasa Indonesia. Dalam keberadaannya sastra perlu dikembangkan dan dilestarikan. Sastra merupakan kegiatan kreatif atau ekspresi manusia yang diwujudkan dalam medium bahasa. Sastra erat kaitannya dengan kegiatan manusia, berupa proses pengalaman, pengamatan,

tanggapan, fantasi, pikiran, perasaan dan keinginan, yang semuanya diolah bersatu padu, kemudian lahirlah sutu bentuk karya sastra dengan bahasa sebagai medianya (Joesoef, 1980:10). Dalam GBPP/Kurikulum 1994 mata pelajaran bahasa Indonesia untuk SMU, pengajaran bahasa Indonesia dengan mempertimbangkan keterpaduan berarti memperlakukan bahasa sebagai suatu keutuhan, bukan kepingan-kepingan yang berdiri sendiri. Tujuan khusus pengajaran bahasa Indonesia, disajikan dalam komponen kebahasaan, pemahaman dan penggunaan disajikan secara terpadu. Namun, dalam kegiatan pembelajaran guru dapat memfokuskan pada salah satu komponen. Pengajaran sastra merupakan bagian dari mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Oleh karena itu, berbeda antara pengajaran sastra dengan kebahasaan. Pengajaran sastra harus menitik beratkan pada pembelajaran secara terpadu. Kebahasaan dan kosa kata dapat disajikan dalam kegiatan yang terpadu dengan

berbicara, mendengarkan, membaca atau dengan menulis. Bahan sastra pun tidak dikembangkan secara terpisah, melainkan dalam keterpaduan dengan pengembangan keterampilan berbahasa. Pengajaran sastra yang menyajikan materi itu-itu saja, seperti menyampaikan sejumlah judul dan nama pengarangnya, istilah dalam teori sastra, konsep-konsep tentang sastra, dan semacamnya, justru dapat menimbulkan kejenuhan pada siswa. Padahal pengajaran sastra Indonesia seharusnya menjadi pengajaran yang paling menarik, karena itu berbcara tentang hidup dan kehidupan manusia melalui karya yang ditulis pengarang. Dalam sastra tidak hanya menampilkan pandangan dan penafsiran dari nilai-nilai kehidupan berdasarkan imajinasi pengarang yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Agar pengajaran sastra Indonesia bias lebih menarik dan lebih diminati para siswa, maka perlu menggunakan media pengajaran yang bervariasi. Proses pembelajaran yang berlangsung dengan kegiatan yang sama, cenderung menurunkan minat dan motivasi peserta didik dalam belajar. Oleh karena itu, perlu diciptakan kondisi yang beragam selama proses pembelajaran melalui serangkaian kegiatan. Selain dapat menikmati karya sastra, siswa juga perlu memahami hal-hal lain yang terdapat dalam karya sastra itu, misalnya penggunaan diksi, penggunaan diksi dalam karya sastra, misalnya karya sastra yang berbentuk novel, menjadi penting , sebab dapat berpengaruh terhadap isi cerita. Diksi atau pilihan kata digunakan semata-mata untuk menyatakan sesuatu secara tepat, pilihan kat merupakan suatu unsure yang sangat penting, baik dalam dunia

karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita tidak dapat melepaskan begitu saja keberadaan kamus. Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Disamping iu, pemilihan kata itu harus pula sesuai dengan setuasi dan tempat penggunaan kata-kata itu. Kepedulian guru terhadap penggunaan kata atau pemilihan kata dalam teks, baik berupa karya piksi maupun nonfiksi yang ingi disajikan kepada para siswa kurang mendapat perhatian. Hal itu, mungkin disebabkan oleh beberapa hal, seperti anggapan tidak penting terhadap permasalahan ini, atau merasa kemampuan yang serba terbatas untuk pembahasannya. Namun hal ini penting dilakukan oleh guru, sehingga kejelasan sebuah teks dapat lebih diyakini para siswa. Pemahaman terhadap penggunaan diksi, menjadi penting bagi siswa untuk memahami dan menikmati isi teks bacaan tersebut. Berdasarkan uraian diatas, ada ketertrikan dan kepedulian penulis untuk mengungkap masalah itu, maka penelitian ini, penulis menetapkan judul Penggunaan Diksi dalam Novel Keberangkatan karya Nh. Dini dan Keterpahamannya oleh siswa kelas X SMK Ganesa Cicantayan Kabupaten Sukabumi Tahun Ajaran 2010/2011.

1.2. Identifikasi Masalah Agar hasil yang diperoleh betul-betul objektif dan bermanfaat untuk

kepentingan pengajaran sastra disekolah, penulis mengidentikasikan masalah pilihan kata (diksi) dan kaidah makna yang berkaitan dengan makna denotative, maka kontatif dan makna asosiatif yang terdapat pada novel keberangkatan karya N.h. Dini dan keterpahaman oleh siswa kelas X SMK Ganesa Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan menggunakan soal tes dengan bentuk pilihan ganda ( multi choice).

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah Pada latar belakang maslah penelitian, penulis telah menggemukakan bahwa tujuan memepelajari sastra ialah agar siswa dapat menikmati, memahami, dan mengambil mafaat dari karya sastra itu. Parera ( 1991 : 66 ) mengatakan bahwa pilihan kata berhubungan erat dengan kaidah sintaksis, kaidah makna, kaidah hubungan sosial, dan kaidah mengarang. Penelitian ini dibatasi hanya dalam satu kaidah saja, yaitu diksi dalam kaidah makna kata yang kaitannya dengan makna denotative dan kaidah konotatif. Agar hasil yang diperolehnya itu betul betul objektif dan bermafaat untuk kepentingan dan pengajaran di sekolah, penulis merumuskan masalah sebagai berikut. 1)Bagaimana penggunaan diksi dalam Novel keberangkatan karya Nh.Dini ditinjau dari makna denotative ? 2)Bagaimana penggunaan diksi dalam novel keberangktan karya Nh. Dini ditinjau dari segi makna konotatif ? 3)Bagaimana tingkat keterpahaman penggunaan diksi dalam novel keberangkatan karya Nh. Dini ?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan pembatasan dan perumusan masalah diatas, maka penulis menetapkan tujuan penelitian sebagai berikut. 1. Memperoleh gambaran tentang pilihan kata (diksi) dalam novel keberangkatan karya Nh.Dini 2. Mengetahui keterpahaman pilihan kata (diksi) yang terdapat dalam novel keberangkatan karya Nh.Dini oleh siswa kelas X SMK Ganesa Cicantayan Kabupaten Sukabumi 3. Mengetahui adanya kesesuaian pilihan kata (diksi) dalam novel keberangkatan karya Nh.Dini dengan tingkat keterpahaman dan tingkat kesesuaian bahan pembelajaran.

1.4.2 Manfaat Penelitian Manfaat Penelitian yang penulis lakukan sebagai berikut. 1) Manfaat bagi penulis, diantaranya menambah pengetahuan dan wawasan dalam menyusun karya ilmiah, serta dapat mengetahui tingkat keterpahaman siswa oleh kelas X SMK Ganesa Cicantayan Kabupaten Sukabumi Tahun Ajaran 2010 terhadap penggunaan diksi ditinjau dari segi makna denotative dan makna

konotatif pada novel keberangkatan karya Nh.Dini. 2) Manfaat bagi guru, diantaranya dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan siswanya dalam memahami penggunaan diksi pada novel keberangkatan karya Nh.Dini sebagai dasar bagi perbaikan dan perencanaan pembelajaran. 3) Manfaat bagi siswa, diantaranya dapat mengukur kemampuan diri sendiri terhadap penggunaan diksi dalam novel novel keberangkatan karya Nh.Dini. 4) Manfaat bagi pendidikan, diantaranya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya kualitas pengajaran bahasa Indonesia di SMK.

1.5 Anggapan Dasar Penelitian Anggapana dasar ialah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenaranya dapat diterima oleh peneliti (surakhmad, 1980 : 40). Bertitik tolak pada pendapat diatas, maka dalam penelitian ini penulis mencoba menampilkan anggapan dasar sebagai berikut. 1) Pengajaran sastra dengan mengapresiasikan novel dari segi diksi, baik berkenaan dengan pilihan kata pada makna denotative, dan makna konotatif, yang terdapat dalam GBPP/kurikulum 1994 Bahasa Indonesia untuk SMK 2) Siswa dianggap mampu mengapresiasikan karya sastra, misalnya novel, apabila siswa mengerti dan memahami bahasa yang digunakan dalam karya sastra tersebut. 3) Pengajaran apresiasi sastra dianggap bermanfaat, apabila siswa dapat menikmati karya sastra tersebtu dan dapat memahami isi yang terkandung

didalamnya.

1.6 Definisi Operasional Definisi operasional adalah untuk menjelaskan kata atau kalimat yang terdapat didalam judul peneitian agar terjadi salah paham atau salah pengertian. Dalam hal ini penulis perlu menjelaskan kata atau kalimat yang terdapat dalam judul penggunaan Diksi dalam novel novel keberangkatan karya Nh.Dinidan keterpahamannya sebagai bahan ajar di SMK sebagai berikut. 1) Penggunaan berasal dari kata guna yang artinya manfaat atau dapat juga diartikan cara pengunaan atau pemanfaatan. 2) Diksi dalam penelitian ini adalah pemilihan kata/ungkapan yang bermakna tepat dan selaras (cocok penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu (KBBI, 1999:233). 3) Novel adalah proses fiktif dengan dengan panjang cerita tertentu yang melukiskan tokoh, gerak serta adegan kehidupan yang nyata refresentatif dalam suatu alur. 4) Keterpahaman adalah kemampuan siswa untuk mengerti atau mengetahui dengan benar terhadap pilihan kata (diksi) dalam novel novel keberangkatan karya Nh.Dini. Berdasarkan definisi diatas, maka dapat dikemukakan penjelasan judul penelitian, yaitu pemakaian pilihan kata dalam cerita dengan panjang tertentu berjudul keberangkatan karya Nh.Dini dan kemungkinannya agar dapat dipahami oleh siswa

kelas X SMK Ganesa Cicantayan Kabupaten Sukabumi Tahun Ajaran 2010.

BAB 2 TEORI PENGGUNAAN DIKSI DALAM NOVEL DAN KETERPAHAMAN

2.1 Diksi

2.1.1 Pengertian Diksi (pilihan kata) Misi pengajaran Bahasa Indonesia bagi siswa SMA adalah pemebelajar mampu menggunakan bahasa yang berkaitan dengan ilmu teknologi, atau budaya yang sedang dipelajarinya. Pelajaran itu difokuskan pada kemahiran menggunakan bahasa yang benar, jelas, efektif, dan sesuai dengan maksud yang akan dicapai. Untuk mencapai misi tersebut disajikan bahan ajar berbagai mata pelajaran, seoerti IPA, IPS, SEJARAH, EKONOMI, dan SENI. Buku-buku pengajaran tersebut bahasa pengantarnya adalah bahasa Indonesia. Bahasa pengantar dalam buku pelajaran biasanya menggunakan bahasa yang lugas, artinya langsung mengenai masalah, tanpa kata atau kalimat yang tidak menambah penjeasan sesuai dengan kelugasan itu, tentu saja diperlkan pilihan kata (diksi) yang padat makna dan kalimat yag ekonomis. Kata-kata yang bersinonim, ialah kata-kata yang hamper sama bentuknya, dankata-kata yang berasal dari kata dasar yang sama sering menjadi sumber kesulitan atau kesalahan berbahasa. Diksi atau pilihan kata merupakan unsur yang mengundang peranan yang sangat penting dalam mencapai efektivitas penulisan. Pilihan kata (diksi) tidak mempersoalkan apakah kata yang dipilih itu dapat dipahami atau tidak. Kata yang digunakan harus sesuai atau serasi dengan norma-norma masyarakat dan pendidikan serta pengajaran yang dihadapinya. Untuk lebih jelasnya, penulis kutip beberapa pengertian tentang diksi yang diungkap oleh para pakar bahasa, seperti dibawah ini : 1. Diksi adalah pemilihan kata yang bermakna tepat, selaras (cocok

penggunannya) untuk mengungkap gagasan dengan pokok pembicaraan, peristiwa, dan khalayak pembaca atau pendengar (KBBI, 1989:204). 2. Diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara didepan umum atau dalam karang-mengarang. 3. Diksi adalah pilihan kata atau pemilihan dan pengenaan kata (parera, 1991:66). 4. Diksi adalah kata-kata bersinonim, kata-kata yang hampir sama bentuknya, dan kata-kata yang aberasal dari dasar yang sama dan sering menjadi kesulitan atau kesalahan berbahasa (maskurun, 1984:10). Menurut Arifin dan Tasai (1999:24), mengenai diksi sebagai berikut. Diksi atau pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu, pilihan kata-kata merupakan suatu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Dalam memilih katayang setepat-tepatnya untuk menyatakan suatu maksud, kita tidak dapat lari dari kamus. Kamus memberikan suatu ketepatan kepada kita tentang pemakaian kata-kata. Dalam hal ini, makna tepatlah yang diperlukan. Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat dijelaskan, bahwa kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin

disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Disamping itu, pilihan kata itu harus pula sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu. Penjelasan mengenai diksi diatas dapat dilihat dari konsep yang diungkap oleh keraf (1991:24), seperti berikut. Pertama, pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyatakan suatu gagasan. Bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat dan gaya bahasa yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Kedua, pilihan kata atau diksi adalah gagasan yang ingin disampaikan dan menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat

11

pendengar. Ketiga, pilihan kata yang tapat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penggunaan sejumlah kosakata atau pembendaharaan kata bahasa itu. Penulis simpulkan dari beberapa pendapat diatas, bahwa diksi adalah pilihan kata yang tepat, sesuai, jelas serta cocok penggunaannya dengan situasi dan kondisi untuk memperoleh kejelasan berbicara atau karang-mengarang.

2.2. Pegertian Makna Menurut Tjiptadi (1984:19), makna adalah arti atau maksud yang tersimpul dari suatu kata, jadi makna dengan bendanya sangat bertautan dan saling menyatu. Jika suatu kata tidak bisa dihubungkan dengan bendanya, peristiwa atau keadaan tertentu maka kita tidak bisa memperoleh makna dari kata itu.

2.2.1. Batasan makna kata Kata-kata yang bersal dari dasar yang sama sering menjadi sumber kesulitan atau kesalahan berbahasa, maka pilihan dan penggunaannya harus sesuai dengan makna yang terkandung dalam sebuah kata. Agar bahasa yang dipergunakan mudah dipahami,dimengerti, dan tidak salah penafsirannya, dari segi makna yang dapat menumbuhkan resksi dalam pikiran pembaca atau pendengar karena rangsangan aspek bentuk kata tertentu. Menurut Maskurun (1984:10), pada umumnya makna kata dibedakan menjadi dua makna yaitu makna denotative dan makna konotatif.

2.3. Jenis-jenis Makna Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan pengertian makna kata, yakni makna donatif, makna konotatif, makna leksikal, makna gramatikal.

2.3.1. Makna Denotatif Sebuah kata mengandung kata denotatif, bila kata itu mengacu atau menunjukan pengertian atau makna yang sebenarnya. Kata yang mengandung makna denotative digunakan dalam bahasa ilmiah, karena itu dalam bahasa ilmiah seseorang ingin menyampaikan gagasannya. Agar gagasan yang disampaikantidak menimbulkan tafsiran ganda, ia harus menyampaikan gagasannya dengan kata-kata yang mengandung makna denotative. Makna denotatif ialah makna dasar, umum, apa adanya, netral tidak mencampuri nilai rasa, dan tidak berupa kiasan Maskurun (1984:10). Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit maka wajar, yang berarti mkna kat ayang sesuai dengan apa adanya, sesuai dengan observasi, hasil pengukuran dan pembatasan (perera, 1991:69). Makna denotatif didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu diluar bahasa atau didasarkan atas konvensi tertentu (kridalaksana, 1993:40). Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis simpulkan bahwa makna denotative adalah makna yang sebenarnya, umum, apa adanya, tidak mencampuri nilai rasa, dan tidak berupa kiasan. Apabila seseorang mengatakan tangan kanannya sakit, maka yang dimaksudkan adalah tangannya yang sebelah kanan sakit.

13

2.3.2. Makna Konotatif Sebuah kata mengandung makna konotatif, bila kata-kata itu mengandung nilaini;lai emosi tertentu. Dalam berbahasa orang tidak hanya mengungkap gagasan, pendapat atau isi pikiran. Tetapi juga mengungkapakan emosi-emosi tertentu. Mungkin saja kata-kata yang dipakai sama, akan tetapi karena adanya kandungan emosi yang dimuatnya menyebabkan kata-kata yang diucapkan mengandung makna konotatif disamping mkna denotatif. Makna konotatif adalah makna yang berupa kiasan atau yang disertai nilai rasa, tambahan-tambahan sikap sosial, sikap pribadi sikap dari suatu zaman, dan criteriakriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Seperti kata kursi, kursi disini bukan lagi tempat duduk, melaikan suatu jabatan atau kedudukan yang ditempati oleh seseorang. Kursi diartikan sebagai tempat duduk mengandung makna lugas atau makna denotatif. Kursi yang diartika suatu jabatan atau kedudukan yang diperoleh seseorang mengandung makna kiasan atau makna konotatif. Orang itu suka mengadu dombakan sesama kawan Mengadu domba disini bukan berarti membuat supaya domba berkelahi, melainkan mengadu domba dengan arti memecah belah persatuan. Makna konotatif daoat muncul berdasarkan situasi dan pengalaman pemakaiannya.

2.3.3. Makana Leksikal

Makna Leksikal ialah makna kata seperti yang terdapat dalam kamus, istilah leksikal berasal dari leksikon yang berarti kamus. Makna kata yang sesuai dengan kamus inilah kata yang bermakna leksikal. Misalnya : Batin hati Belai usap Cela cacat Tokoh bahasa Indonesia yang telah berhasil menyusun kamus adalah Purwadarminta, (W.J.S) dan Woyowasito,(S).

2.3.4. Makana Gramatikal Makna gramatikal adalah makna kata yang diperoleh dari hasil perstiwa tata bahasa, istilah gramatikal dari kata grammar yang artinya tata bahasa. Makna gramatikal sebagau hasil peristiwa tata bahasa ini sering disebut juga nosi. Misalnya : Nosi-an pada kata gantungan adalah alat Nosi-an pada kata tulisan adalah hasil yang di Nosi-pe pada kata penulisan adalah yang me Nosi-pe pada kata pesuruh adalah yang di

2.4. Makna Asosiatif

15

Makna asosiatif mencakup keseluruhan hubungan makna dengan nalar diluar bahasa. Ia berhubungan dengan masyarakat pemakai bahasa, pribadi memakai bahasa, perasaan pemakai bahasa, nilai-nilai masyarakat pemakai bahasa, dan perekembangan kata sesuai kehendak pemakai bahasa. Makna kata itu meluas, meyempit, berubah,terpadu dengan makna yang lain. Sebab bahasa dalam kehidupan manusia sehari-hari merupakan hal penting dalam berkomunikasi. Mengingat pentingnya hal tersebutsebagai alat komunikasi maka bahasa itu sendiri mempunyai prinsip dasar, diantaranya sebagi berikut: 1. Bahasa sebagai suatu system; 2. Bahasa adalah vocal; 3. Bahasa tersusun dari lambing-lambang makna suka (arbitary symbol); 4. Setiap bahasa bersifat unik dan bersifat khas; 5. Bahasa dibangun dari kebiasaan-kebiasaan; 6. Bahasa itu berubah-rubah (Anderson dalam Tarigan, 1993:7). Makna asositif dibagi menjadi beberapa macam, seperti makna kolokatif, makna reflektif, makna stilistik, makna afektif, dan makna interpreatatif. Berikut ini penulis akanmemaparakan pewngertian dari macam-macam makna diatas, dengan mengutif konsep yang dipaparkan oleh parera (1991:70).

2.4.1. Makna Kolokatif Makna kolokatif lebih berhubungan dengan penempatan makna dalam frase sebuah bahasa. Kata kaya dan miskin terbatas pada kelompok farase. Kita dapat

mengatakan orang itu kaya, orang itu miskin. Unsure pertama frase diatas kedudukannya sama denagan unsure yang kedua. Artinya dalam frase itu tidak terdapat bagian yang menjadi keterangan atau menjadi sumber tambahan, keduanya merupakan inti. Berdasarkan penjelasan diatas, kita dapat simpulkan bhwa makna kolokatif adalah makna kata yang ditentukan oleh penggunaannya dalam kalimat. Kata yang bermakna kolokatif memiliki makna yang sebenarnya.

2.4.2. Makna Reflektif Makna reflektif adalah makna yang mengandung satu makna konseptual dengan konseptual yang lain, dan cenderung kepada sesuatu yang bersifat sacral, suci/tabu terlarang, kurang sopan, atau haram serta diperoleh berdasarkan pengalaman pribadi atau pengalaman sejarah. 2.4.3. Makna Stilistika Secara etimologis stylistics berkaitan dengan style (Bahasa Inggris). Style artinya gaya sedangkan stylistic dengan demikian dapat diterjemahkan sebagai ilmu tentang gaya. Gaya dalam kaitan ini tentu saja mengacu pada pemakaian atau penggunaan bahasa dalam karya sastra. Akan tetapi, pengertian yang bersifat leksikal dan etimologis tersebut agaknya belum cukup memuaskan. Seperti kita ketahui, bahasa bahasa hampir selalu memiliki variasi yang disebabkan oleh lingkungan tertentu. Lingustik merupkan ilmu yang berupaya memberikan bahasa dan menunjukan bagaimana cara kerjanya, sedangkan stylistic merupakan bagian dari lingustik yang memusatkan perhatiannya pada variasi

17

penggunaan bahasa yang walaupun tidak secara eksklusif, terutama pemakaian bahasa dalam sastra.(Turner,1977:7) Makna stilistika adalah makna kata yang digunakan berdasarkan keadaan atau situasi dan lingkungan masyarakat pemakai bahasa itu. Sedangkan bahasa itu sendiri merupakan salah satu cirri pembeda utama dari mahluk lain didunia ini. Mengenai bahasa secara tidak langsung akan berbicara mempelajari kosa kata yang terdapat dalam bahasa yang digunakan pada eaktu komunikasi itu.

2.4.4. Makna Afektif Makna ini biasanya dipakai oleh pembicara berdasarkan perasaan yang digunakan dalam berbahasa.

2.4.5. Makna interpretatif Makna interpretative adlah makna yang berhubungan dengan penapsiran dan tanggapan dari pembaca atau pendengar, menulis atau berbicara, membaca atau mendengarkan (parera,1991:72). Berdasarkan konsep parera diatas, maka interpretative berhubungan dengan penafsiran dan tanggapan dari pendengar dan pembaca, missal A menulis atau membaca, sedang B membaca atau mendengarkan. B memeberiksn penafsiran serta tanggapan apa yang dikatakan oleh A berdasarkan pilihan ka (diksi) A. timbunya salah

paham merupakan petunjuk perbedaan penafsiran dan tanggapan dalam pilihan kata (diksi). Jadi, Makna interpretative mengimbangi segala kemungkinan makna tersebut diatas. Seperti apa yang dikatakan oleh Nurhadi (1987:39), bahwa hakikat membaca berarti efektif yang artinya peningkatan itu harus pula diikuti oleh peningkatan pemahaman terhadap bacaan.

2.5. Batasan Pilihan Kata Dalam KBBI, piihan kata sama artinya dengan diksi. Adapun yag dimaksud diksi ialah pemlihan kata yang bermakna tepat dan selaras (cocok penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan dengan pokok pemicaraan, peristiwa, dan khalayak pembaca atau pendengar (Dekdikbud, 1988:205).

Sedangkan menurut Harimurti Kridalaksana, diksi diartikan sebagai pilihan kata atau kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam karang-mengarang. 2.6. Ketepatan Pilihan Kata dan Kesesuaian Pilihan Kata Persoalan pilihan kata pada dasarnya berkisar pada dua persoalan pokok, pertama, ketepatan memilih kata untuk mengungkapkan sebuah gagasan, hal atau barang yang akan diamanatkan. Dan kedua, kesesuaian atau kebocoran dalam mempergunakan kata tadi (Keraf, 1984:87).

2.6.1. Ketepatan Pilihan Kata

19

Ketepatan Pilihan Kata adalah kesangguapan sebuah kata untuk menimulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar,seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara.untuk mencapai ketepatan tersebut diperlukan beberapa syarat, yaitu: Membedakan secara cermat denotative dan konotatif.dari dua kata yang mempunyai makna yang mirip satu sama lain, ia harus menetapkan mana yang akan dipergunakannya untuk mencapai maksudnya kalau hanya pengertian dasar yang diinginkanya, ia harus memilih kata yang denotative. Kalau ia menghendaki reaksi emosional tertenum ia harus memiih kata konotatif sesyai dengan sasaran yang akan diapainya itu.membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim tidak selalu emiliki distribusi yang saling melengkapi. Sebab itu, penuis atau pembicara harus berhati-hati memilih kata dari sekian sinonim yang ada untuk eyampaikan apa yang diinginkannya sehingga tidak meninmbulkan interpretasi yang berlainan.Contoh: Amunisi Bahan Peledak Mesin Peluru Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya. Bila penulis sendiri tidak mampu membedakan kata-kata yang mirip ejaannya itu maka akan membawa akibat yang tidsak dinginkan, yaitu salah paham. a Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri.

Waspadalah terhadap pengguna akhiran asing, terutama kata-kata asing. Yang mendukung akhiran asing tersebut. Perhatikan penggunaan: Favorable, faforit, idiom-idiomatik, progress-progresif, kultur-kultural, dan sebagainya

Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatic : ingat akan bukan ingat terhadap ; berharap, berharap akan bukan mengharap akan; berbahaya, berbahaya lagi, membahayakan sesuatu bukan membahayakan bagi sesuatu; takut akan, menakuti sesuatu.

Membedakan kata umum dan kata khusus. Kata khusus lebih tepat menggambarkan sesuatu dari pada kata umum.

Mempergunakan kata indera yang emenunjukan persepsi yang khusus contoh: Wajahnya manis sekali. Suaranya manis kedengarannya. Kata manis seharusnya berkaitan dengan perasaan, namun karena sudah biasa digunakan kata-kata tersebut seolah tepat

Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal. Perubahan makna tidak saja mencakup bidang waktu tetapi juga mencakup persoalan tepat.

Memperhatikan kelangsungan pilihan kata, yaitu teknik memilih kata sedimikian rupa sehingga maksud satu ide seseorang dapat disampaikan secara tepat dan ekonomis.

21

2.6.2. Kesesuaian Pilihan Kata Untuk mengetahia kesesuaian kajaian diksi novel keberangkatan, dengan criteria pengajaran sastra di SMU. Kesesuaian kata tersebut mempersoalkan pilihan klata dan gaya bahasa yang dipergunakan tidak merudsak suasana atau menyinggung persaan orang yang hadir sebab itu menurut keraf (1991:103), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diketahui oleh setiap penulis atau pembicara agar kata-kata yang dipergunakan tidak mengganggu suasana, dan tidak akan menimbulkan ketegangan antara penulis dan pembicara denagan hadirin atau para pembicara. Syarat-syarat tersebut adalah : a b Berilah bahasa atau unsur sub standar dalam situsi yang formal. Gunakanlah kata-kata yng khus saja. Dalam situasi yang umum kehendakanya penulis dan pembicara mempergunakan kata-kata popular. c d e f g Hindarilah jargo dalam tulisan untuk pembaca umum. Hindarilah kata-kata silang. Dalam penulisan jangan memperguanakan kata percakapan. Hindarilah ungkapan-ungkapan usang (idiom yang sudah mati). Hindarilah kata-kata atau bahasa yang artisipia. Selain harus memperhatikan syarat-syarat seperti yang dikemukakan

sebelumnya, Razak, (1990:65-82) mengungkapkan pula beberapa syarat yang tepat sebagai berikut: a Gunakanlah kata setepat mungkin, yaitu dengan cara menguasai kata-kata yang bersinonim. Dari kata sinonim tersebut harus dipih yang saling tepat.

Baku / lajim, yaitu kata yang sudah dibakukan atau sudah menjadi milik bahasa Indonesia, dan bukan kata yang hanya atau masih dipakai didaerah-darah tertentu. Berdasarkan kutipan yang diambil dari tiga pakar bahasa maka persyaratan

diksi dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ketepatan a b c d Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir tersinonim. Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri. Waspadalah terhadap penggunaan ahiran asing, terutama kata-kata asing yang mengandung ahiran asing tersebut. e f g h Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatic. Membedakan kata umum dan kata khusus. Memperguanakan kata indera yang menunjukan persepsi khusus. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal. i Memperhatrikan teknik memilih kata sehingga maksud atau ide seseorang dapat tersampaikan secara tepat dan ekonomis. j k l Gunakanlah kata-kata yang bertenaga. Tidak menggunakan kata-kata yang tidak pamilier. Tepat, benar, dan baku. 2. Kesesuaian

23

a b c d e f g h

Hindarilah bahasa unsur substandard dalam situasi formal. Hindarilah penggunaan kata ilmiah. Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum. Hindarilah pengguna kata-kata asing. Hindarilah pengguna kata-kata silang. Hindarilah pengguna kata-kata percakapan. Hindarilah ungkapan usang (idiom yang sudah mati). Hindarilah kata-kata atau bahasa yang artificial.

2.7. Kehematan Kata Dalam berbahasa kiata jangan sampai menghambur-hamburkan kata, tetapi kita harus hemat dalam memilih kata yang tepat kehematan adalah hemat menggunakan kata/prase atau bentuk alain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti bahwa kata yang perlu atau yang menambah nilai-nilai arsistic boleh dihilangkan (papera, 1991:51). Berikut ini penulisan kutif beberapa criteria kehematan kata dalam kalimat efektif menurut konsep (papera, 1991:51), sebagai berikut: 1. Hindarkanlah subjek kalimat Dalam penulisan seorang penilis sering mengulang satu subjek dalam bentuk yang lain. Hal ini terjadi karena kalimat yang digunakan terlalu panjang. Penilisan itu lupa atau tidak sadar bahwa subjek itu telah disebutkan. pengulangan

Contoh: Mereka banting setir begitu mereka bermain diatas panggung lain. Direvisi menjadi : Mereka banting setir begitu mereka bermain diatas panggung yang alain. 2. Hari, tanggal, dan tahun. Demi kehematan kata hari, tanggal, tahun, tidak perlu ditulis dalam hubungan nama hari, tanggal, dan angka tahun. Contoh: Ia lahir pad hari senin tanggal 11 bulan Desember tahun 1996. Direvisi menjadi: Ia lahir pada senin, 11 Desember 1996. 3. hindarkan hiponimi. 4. dalam bahasa ada kata yang merupakan bawahan makna dari kata atas ungkapan yang lebih tinggi. tersebut Dalam telah makna kata kemungkinan

terkandung

makna dasar kelompok makna yang bersangkutan. Kata merah sudah memiliki kelompok

warna atau berwarna.

25

Contoh : Baju anak itu berwarna merah Direvisi menjadi: Baju anak itu merah 5. pemakaina kata penghubung bahwa dan setelah dalam

konteks penulisan tertentu. Sebuah anak kalimat dalam bentuk klausa sering dihubungkan denga bahwa. Dalam komposisi hubungan seperti ini kadang-kadang tidak perlu. Hanya partikel bahwa atau penghilangan artikael bahwa tidak mempengaruhi isi atau kejelaan kalimat. Dengan kehematan partikel bahwa seperti itu dihilangkan saja. Contoh: Perlu mengatakan bahwa pemerintah akan membuka perwakilan sementara dibeberapa Negara afrika. Direvisi menjadi: Perlu mengatakan pemerintah akan membuka perwakilan sementara dibeberapa Negara afrika. 6. hindarkanlah pengulangan apa yang yang telah dikatakan

dalam uraian sering penjelasan tentang hal yang sama

dikatakan berulang kali hal ini dapat dihindarkan jika seornag penulis ingat apa yang

dikatakannya. Contoh : Batas waktu penahanan seperti yang digariskan oleh hukum pidana formal sebaiknya segera ditinjau dan diberikan batasan tertentudan jelas batas waktu penahanan seseorang yang diduga bersalah. 7. ketidak menyusun gagasan. Sering seorang penulis mendapat ide atau pikiran baru dan segera ditimpukannya dalam kalimat yang sedang berlangsung. Sering terjadi pikiran terputus oleh pikiran kedua yang baru muncul. Semua pikiran dan gagasan yang masuk harus ditata kembali dan barulah dilahirkaan dalam bentuk tertulis dan cermat. Contoh: Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan dan yang secara tidak sadar bertin dak le luar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan makmur. Direvisi menjadi:kita harus mengembalikan kepribadian kita,yang hematan pikiran dalam serta

27

terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan dan tidak sadar ke luar dari kepribadian manusia yang adil dan makmur. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwa kehematan dalam kalimat efektif ialah hemat mempergunakan kata\frase atau bentuk lain yang dapat menambah kejelasan kalimat,tetapi penghematan kata yang memang tidak diperlukan,sejauh tidak mengalami kaidah tata bahasa.

2.8. Kelogisan Kata 1 Logika dalam berbahasa Bahasa merupakan sarana komunikasi, baik secara lisan maupun secara tulisan bahasa tidak mengandung logika dalam dirinya akan tetati, bahasa dapat dipakai sebagai sarana berpikir logis (parera, 1991:9). Dibawah ini dijelaskan pengertian logis dan logika menurt konsep parera (1991:9). Adjektif logis dan momen logika dalam tutur setiap hari dapat digantikan oleh kata perilaku yang masuk akal atau dan dapat masuk akal sesuai dengan kebiasaan dan kebudayaan setempat atau umum. Misanya, memang logis ibu rumah tangga itu mengunci pintu rumahnya atau pantas ia berbuat demikian, bukanlah ia berasal dari ambon. Penggunaan kata logis dalam dua kalimat tersebut dapat digangti oleh kata/frase masuk akal atau wajar. Logis dan logika yang akan dipakai disini bukan berarti masuk akal. Kata logis dan logika yang kedua dipergunakan adalah pengertian yang khusus

memang hubungan antar logis dan masuk akal. Akan tetapi, tidak tetap menyamakanya. Berpikir rasional ayau masuk akal belum tentu logis. Akal tetapi berpikir logis sudah tentu rasional. Jadi, kita akan mempergunakan pengertian logis yang sempit. Logis atau logika merupakan satu proses berpikir yang sistematis akan terkait pada kaidah-kaidah tertentu. Satu hal yang peril dikatakan pula tentang logis dan logika ini adalah hubungan. Kita perlu bebicara tentang logis dan tak kogis jika menghubungkan satu gagasan dan satu konsep dengan gagasan dan konsep yang lain. Konsep kapur tidak ada hubuingannya dengan logis dan tak logis. Akan tetapi, masalah logis dengan konsep lain. Kalimat orang itu kelaparan dan makan kapur. Kapur tidak termasuk dalam jenis makanan. Jadi. Konsep kapur tidak dapat berhubungan dengan orang/manusia makan, dan kapur tidas logis 1 Syarat kelogisan dalam berbahasa Dalam berbahasa kita harus menggunakan logika. Logika dalam berbahsa harus memenuhi bebrapa syarat, diantaranya (1) runtun berpikir yangh sistematis dan memenuhi kaidah-kaidah logika, (2) hubungan antara konsepkonsep ynag ditautkan, dan (3) tidak boleh menimbulkan kontradiksi (parera, 1991:9). Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kelogisan bahasa merupakan satu proses berpikir yang sistematis yang terikat pada kaidah tertentu, yang menghubungkan satu gagasan dan satu konsep dan konsep lain, dan tidak boleh menimbulkan kontradiksi.

29

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Untuk memperoleh hasil yang baik dalam penelitian ini menggunakan metode deskrifti analitik, dengan tujuan memperoleh tujuan objektif tentang penggunaan diksi dalam novel keberangkatan karya Nh.Dini dan keterpahamannya oleh siswa X SMK Ganesa Cicantayan Sukabumi Tahun Ajaran 2010. denag demikian metode ini dipertimbangkan untuk mencapaikan seperti apa yang dikemukankan : Metode merupakan suatu cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk mengkaji hipotesis dengan menggunakan alat-alat tersebut. Cara utama teknik itu diperguanakan setelah memperhitungkan kewajarannya.ditinajau dari tujuan penyelidikan (surakmad, 1994:131). Dalam penelitian ini, metode yang digunakan yaitu seperti diatas metode deskriftif melalui study pustaka dan studi lapangan. Studi pustaka menggunakan cara sebagai berikut: 1. Metode Deskriftif lebih tepat digunakan dalam

pembahasaan mengenai penggunaan diksi dalam novel serta keterpahamannya oleh siswa. 2. Metode Deskriftif mempelajari gejala yang sedang berlangsung pada saat itu 3. Mentabulasikan dan mendaftarkan kata-kata (pilihan kata) dalam novel keberangkatan karya Nh.Dini yang belum dipahami oleh siswa. Tiap kata ditanyakan dalam hubungannya dengan kalimat dalam bacaan novel. 4. untuk mengetahui apakah siswa benar-benar memahami makna pilihan kata (diksi) dalam berbagai hubungan

31

dalam bacaan, baik itu secara konseptual maupun refrensial. 5. Mengolah dan menganalisis hasil angket yang telah disampaikan kepada siswa.

3.2. Metode Kajian Untuk memperoleh hasil yang baik dalam penelitian ini, metode kajian merupakan suatu cara utama yang dipergunakan untuk mengkaji hasil keterpahaman siswa dengan menggunakan alat-alat yaitu novel keberangakatan karya Nh.Dini

dimana siswa dituntut untuk mencari kata-kata yang kurang dipahami. Jadi metode yang dikaji adalah tentang diksi dan maknanya.

3.3. Teknik Penelitian Teknik penelitian adalah daya upaya atau usaha yang dilakukan karena secara langsung untuk mencapai suatu tujuan. Teknik penelitian yang digunakan sebagai berikut.

3.3.1. Teknik Pengumpulan Data Data yang harus dikumpulkan terdiri atas beberapa hal, yaitu keadaan siswa sebagai sumber data berikut keadaan sekolahnya, data tentang pemahaman siswa terhadap permasalahan penelitian, serta data mengenai keadaan teks. Oleh karena itu, teknik pengumpulan data ini, penulis melakukan beberapa teknik lagi, sebagai berikut:

1) Teknik Observasi Teknik ini dilakukan untuk elakukan pengamatan terhadap lokasi penelitian agar dapat diperoleh tentang keadaan sekolah, keadaan kelas, keadaan siswa, serta keadaan guru bahasa Indonesia yang merupakan sumber data dari penelitian. 2) Teknik tes Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat, dalam

pelaksanaannya penilis melakukan tes untuk mengukur kepahaman siswa terhadap penggunaan diksi dalam novel. 3) Teknik Studi Pustaka Teknik ini dilakukan untuk memeprolah data tentang penggunaan diksi dalam novel keberangkatan karya Nh. Dini

3.3.2. Teknik Pengolahan Data Data yang sudah terkumpul itu, tidak dibiarkan begitu saja, melainkan harus diolah sesuai dengan tujuan penelitian yang diharapkan. Dalam pengolahan data ini, penulis menetapkan prosedur pengolahan data, sebagai berikut: 1 Data yang berkenaan dengan pemahaman siswa itu diperiksa dengan berpedoman pada kunci jawaban yang telah disiapkan. 2) Menghitung jumlah jawaban benar untuk seluruh nomor pada setiap lembar jawaban (sample), serta menghitung jumlah jawaban benar untuk masingmasing aspek sesuai dengan aspek pada tujuan penelitian.

33

3) Menyajikan data dalam bentuk table berisis nomor urut, nomor sample, jawaban dalam sample, jumlah benar setiap sample. 4) Menafsirkan data berdasarkan table yang disajikan. 5) Membuat simpulan, dan menghubungkan hasil penafsiran dengan hipotesis penelititan. Pedoman serta criteria yang digunakan dalam penelitian ini, penulis sajikan pada bagian berikut, yaitu degan model analis penggunaan diksi dalam novel.

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun mengukur kuantitatif karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari. (sudjana, 1982:5). Berdasarkan teori diatas, maka penulis dalam penelitian ini populasi yang akan dijadikan sample adalah siswa kelas X SMK Ganesa Cicantayan Sukabumi tahun ajaran 2010/2011 yang terdiri atas tujuh kelas yaitu kelas 1.1 sampai 1.7 yang berjumlah 255 orang. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah lembar jawaban dari hasil tes, sebagai sumber data yaitu kelas X SMK Ganesa Tahun ajaran 2010 yang berjumlah 37 orang. 2. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (1996:115), yang dimaksud dengan sample penelitian sebagai berikut. Sample adalah sebagian atau wakil populasi atau wakil populasi yang diteliti. Apabila jumlah populasi dalam penelitian lebih dari 100 orang, maka dapat diambil 10%-15% atau 20%-25%. Karena jumlah populasi pada penelitian lebih dari 100, ternyata ada 255 lembar jawaban yang dikerjakan oleh siswa , maka penulis mengambil sample anatara 10%-15%, tepatnya penulis mengambil sample sebanyak 37 lembar jawaban siswa kelas X SMK Ganesa Cicantayan Sukabumi Tahun ajaran 2010/2011. Pengambilan sample dari populasi dilakukan secara acak, hal ini dilakukaan dengan hasil yang diperoleh benar-benar akurat.

3.5 Instrumen Penelitian Instrumen Penelitian disebut juga alat penelitian. Adapun alat atau intrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tulis dengan bentuk pilihan ganda, sebanyak 40 nomor soal. Penjelasan mengenai alat ataupun instrument penelitian ini sebagai berikut. 1) untuk mengukur pemahaman siswa terhadap penggunaan diksi dalam makna denotative yang terdapat dalam novel keberangkatan karya Nh.Dini penulis membuat 20 butir soal, dengan nomor 1 sd. 20. 2) Untuk mengukur pemahaman siswa terhadap siswa terhadap penggunaan diksi dalam makana konotatif yang terdapat dalam novel keberangkatan karya

35

Nh.Dini, penulis memuat 20 butir soal, dengan nomor 20 s.d. 40. Sebelum pelaksanaan tes, penulis memperbanyak soal sesuai dengan kebutuhan, menyiapkan lembar jawaban, serta membuat kunci jawaban.

3.6 Modeel Analisis Penggunaan Diksi dalam Novel Untruk memudahkan pekerjaan dlam menganalisis data, penulis merasa perlu mengemukakan model analisis penggunaan diksi dalam novel. Model analisis ini, penuis sajikan berupa langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menyajikan deskripsi penggunaan diksi dalam novel keberangkatan karya Nh.Dini, meliputi: a) Penggunaan diksi dalam makna denotative, b) Penggunaan diksi dalam makna konotatif 2) Menyajikan diskripsi pemahaman penggunaan diksi dalam novel

keberangkatan karya Nh.Dini, meliputi: a) Deskripsi pemahaman siswa terhadap penggunaan dalam makna denotative b) Deskripsi pemahaman siswa terhadap penggunaan dalam makna konotatif 3) Menyajikan diskripsi pemahaman siswa terhadap penggunaan diksi dalam novel ini, dalam bentuk table. Adapun dalam table ini memuat nomor urut, nomor kode sample, jawaban sample, dan julah jawaban benar. 4) Berdasarkan table yang disajikan, penulis melakukan penafsiran data, dengan

100% = 65%

X100% =?..%

berpedoman pada perhitungan sebagai berikut: Keterangan :


Jumlahjawa banbenar Skorideal

Jumlah jawaban benar adalah jawaban yang benar yang sesuai dengan kunci jawaban dari 40 sampel.

Skor ideal yaitu jumlah sample (37 x jumlah soal 40) masing-masing unsure = 1480

Apabila jawaban benar dari seluruh sample, missal 966, maka perhitungannya sebagai berikut. 966 1480

5) Kriteria yang digunakan dalam penafsiran data ini, berdasarkan pendapat, Arikunto (1996 : 244), sampai berikut. Kadang-kadang pencarian prosentasi dimaksudkan mengetahui status sesuatu yang diprosentasekan dan disajikan tetap dalam bentuk prosenatase. Tetapi kadang-kadang sesudah sampai keprosenatse lalu ditafsierkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif, misalnya baik (76%-100%), cukup baik (56%-75%), kurang baik (40%-55%), tidak baik (kurang dari 40%) 6) Simpulan yang akan ditetapkan, bedasarkan contoh dan pendapat diatas, misalnya untuk pemahaman siswa terhadap penggunaan diksi dalam makna denotative, dan makna konotatif, sebagai berikut. Pemahaman siswa kelas X SMK Ganesa Cicantayan Sukabumi Tahun Ajaran 2010 terhadap penggunaan diksi dalam makna denotative dan makna konotatif pada novel keberangkatan karya Nh.Dini, dapat dinyatakan cukup baik.

37

3.7 Lokasi dan Prosedur Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini, berlokasi di SMK Ganesa Cicantayan Sukabumi 2. Lamanya Penelitian Untuk memperoleh data penelitian penggunaan diksi dalam novel keberangkatan karya Nh.Dini dan keterpahamannya oleh sisw kelas SMK Ganesa Cicantayan Sukabumi Tahun Ajaran 2010 penulis, membutuhkan waktu penelitian 1 hari, yang mencakup kegiatan sesuai dengantahap pengumpulan data yaitu 1) siswa diminta membaca teks novel secara bersamaan dengan waktu 45 menit. 2) setelah membaca siswa mengerjakan atas keterpahaman berbentuk multi choise (pilihan ganda) dengan waktu 45 menit.

Judul Penggunaan Diksi Dalam Novel Pemberangkatan Dan Keterpahaman Petunjuk umum :

membaca teks bacaan dan bertanya jawab tentang sesuatu yang berkaitan dengan teks bacaan

petunjuk khusus

mengartikan kalimat yang memuat kata bermakna denotatife dan konotatif dari teks bacaan

Bacaan - Satu (Novel Keberangkatan Hal. 9-19) Harinya lembab berhujan kecil. Tak berkeputusan air turunsejak pecan-pekan terakhir. Langit yang kelabu mengawang menyekap hati penduduk kota. Beberapa tempat tergenang limpahan coklat atau hitam, tersela oleh jalan-jalan becek menggelincikan. Kota besar yang tidak memiliki wajah berseri sehingga dapat dibedakan dari kota-kota lainnya itu menjadi semakin miskin dan berjejalan kelihatannya. Terutama lorong-lorong perkampungan dimana ribuan rumah dari kayu atau anyaman bamboo berdesakan dan himpit-menghimpit. Air yang meresap kedalam setiap lipatan memberati dinding dan atap, turun kelantai pondok, menggerogoti tulang serta pernapasan penghuni. Ditempat-tempat yang tercapai aliran listrik, nampak bercahaya oleh sinar lampu yang sekecil-kecilnya pun. Di pondok-pondok lain, satu atau dua lampu minyakteplok bergantung pada kawat yang muncul menggeliat dari langit-langit, atau tertempel pada paku tiang ditengah rumah. Dari ujung cerobong keluar kepulan hitam yang lari tersebar dalam udara pengap. Jauh dari kumpilan muram itu , ditepi jalan beraspal , deretan gedung dan rumah batu kelihatan diam, seolah olah menghuni dunia yang terpisah. Terang yang datang dari kaca-kaca jendela serta pintu mengilhamkan rasa hangat. Aku terpaku di pintu muka sebuah bangunan jenis itu. Peci kerja yang

39

melengkapi pakayan seragam yang da di tangan ku. Kupandang tanpa perhartian orang orang yang berkerumun di ruang dala. Masing-masing di sibuki cara perpisahan. Jabat tagan , ciuman, atau kata-kata kosong yang bersimpang siur. Di beberapa tempat seorang demi seseorang berpelukan, dan kalimat kalimat mesra di ucapkan. Di tempat lain ku lihat orang mengusap air mata tanpa sembunyi-sembunyi. Harinya basah dan muram. Juga hari itu yang berakhir bagi mereka yang berpisahan dengan bumi Indonesia. Tanah yang menjadi tempat kerja sementara bagi sebagian orang , tetapi juga tanah yang menjadi negeri kelahiran sejak berpuluh keturunan. Bergantian keduanya berciumandengan orang-orang sekeliling , berbicara maupun menjawab. Sejenak mataku tergantung pada wajah gadis tersebut. Betul ya, Elisa! suara silvi meminta. Diam adalah sikap yang paling tepat. Tangan adikku didslsm genggaman terasa hangat, penuh kesayangan. Silvi adalah stu-satunya anggota keluarga dan kerabat yang memenggilku tanpa ahiran ye dibelakang namaku. Dia mengetahui bahwa aku lebih suka kepada panggilan nama biasa, seperti orang-orang Indonesia tulen. Aku mendengar semua itu dengan kepala kosong. Sebentar-sebentar menoleh kepada silvi. Akhirnya kutarik lengan teo dan kubawa menyisih. Silvi tidak menjawab, menyembunyikan mukanya dalam pelukanku. ya, Elisa, kau akan menyusul ? katakan kau akan menyusul! Mengapa kau tidak pernah mengatakannya?

Silvi menengadah mencari pandangku. Meskipun aku mengenal kebanyakan pegawai itu, tetapi kupikir bukan waktunya untuk menunjukan bahwa keluargaku telah memilih menyeberang kepada pemerintah lain. Dianatara mereka kelihatan beberapa keluarga bangsa Belanda asli. Kulitnya putih kecoklatan, terlalu lama dimakan matahari khatulistiwa. Tangan kanannya menenteng boneka terbuat dari kain, nampak tua dan lusuh, penuh warna kotor berlumutan. Dengan khawatir, sebentar-bentar mataku melayang kearah bocah tersebut. Aku tidak menjawab. Semacam-macam perasaan kacau mencekik leherku. Dan akan memalingkan muka. Seorang wanita muda berambut warna jerami dengan bayi digendongannya mendekati. Dia berbicara, marah-marah. Tangannya menunjuk-nunjuk lantai. Dia mencoba mengancing rantai pergelangan yang tipis dengan susah payah. Dan jam tangan yang mungil itu melingkari pergelangannya, terjepit oleh tebalnya daging berlemak. Ibuku menjauhkan lengan agar dapat mengamatinya baikbaik. Dari atas tangga pesawat seorang pegawai pasasi mengacungkan ibu jari kanan, memberi isyarat kepada petugas yang berada dibalik ruangan berdinding kaca. Mobil perbekalan menjauhi pintu belakang kapal terbang. Tingkat truk mengisi udara tetap dimuka hidung pesawat. Tidak seperti pengantar-pengantar lain yang menunggu naiknya burung raksasa itu keudara, aku meninggalkan lapangan menuju kegedung.

41

Bacaan- Dua ( novel Keberangkatan- Hal.20-25 ) Tangan ringan, sering jatuh menampar muka atau kepala anak-anaknya. Barang kali merka tercengang karena aku makan soto bersama pramugari-pramugari darat. Ada semacam rasa tinggi hati dari rekan-rakanku terhadap pekerja dilapangan terbang. Menurut keterangan yang kudengar; yang didahulukan adalah penerbanganpenerbangan, lalu pegawai darat yang lelah berkeluaraga, sambung rekan lain. Tetapi ketinggian hatinya tidak dapat menerima kehidupan sederhana. Pamannya tidak mau menerima iuran belanja yang disumbangkannya. Lansih merasa hidupnya mengantungkan diri. Tapi kali itu kami bekerja berdua di dalam kabin. Dalam perjalanan pulang, di Palembang pesawat tinggal lebih lama dari waktu yang ditentukan. Jam sembilan malam itu kami baru melihat ujung pulau Jawa yang hitam. Bacaan Tiga ( novel Keberangkatan- Hal.26-35 ) Sejarah pergolakan yang merambati muka dunia kali itu menyentuk pula bumiku, tanah yang menadah injak-injakan kakiku dengan sifat rahim keibuan sejak dua puluh satu tahun. Pemerintah hanya membagikan kartu bukti kepada kami , yang memakai potret dan tulisan yang menerangkan pengesahan kewarganegaraan pemengannya. Keluargaku tidak terhindar dari jilatan asap mendidihnya suasana. Kerabat kenalanku semakin takut keluar rumah seorang diri. Bawa apa, mas? Tanya petugas itu kepada kapten pesawat. Tangannya merab dasar kopor yang telah siap buka, lalu menguak kantung kertas yang nampak penuh

bungkusan kecil. Biasa, oleh-oleh sedikit. Rokok, coklat. Seperti Lansih, aku memanggilnya mas. Perbendaharaan kenalanku berbangsa asli bertambah seorang lagi berkat temanku Lansih. Sambil mengucapkan selamat malam, kutinggalkan tempat itu menuju ke bagian Penerbangan secepat mungkin. Bagian Kendaraan biasa mengirim kombi sebegitu pesawat mendarat. Dan pada saat-saat tertentu aku menyingkapnya untuk

mengetahui bahwa dia masih ada disana, lebih mapan dan lebih terpancang daripada yang kuharapkan.

BAB 4 DATA DAN ANALISIS DATA

4.1 Data Data penelitian ini adalah (1) kata bermakna denotative, (2) kata bermakna konotatifyang terdapat dalam novel keberangkatan karya Nh.Dini. Mengingat novel keberangkatan ini jumlah halamannya banyak dan tidak mungkin disajikan dalam satu atau dua kali pertemuan kepada siswa (satu atau dua kali rencana pembelajaran), maka penulis menetapkan wacana yang diambil dari bagian satu,dua, dan tiga. Data yang diamil dari bagian satu,dua, dan tiga novel keberangkatan ini akan disajikan berikut ini,. Sedanhkan data selengkapnya dikemukakan dalam lampiran.

43

4.1.1 Data Kata Bermakna Denotatif Kata bermakna dalam kalimat-kalimat dibawah ini ditulis miring. 1) Beberapa tempat tergenang limpahan coklat atau hitam, tersela oleh jalan-jalan becekmenggelincir.(KBT,1987:9) (limpahan coklat atau hitam = kotoran) 2) Kota besar yag dulunya banjir kini berseri lagi( KBT,1987:9). (berseri = ceria) 3) Jauh dari kumpulan muram itu, ditepi jalan aspal, deretan gedung dan rumah batu kelihatan diam, seolah-olah menghuni dunia yang terpisah. ( KBT,1987:9). 4) Di pondok-pondok lain, satu atau dua lampu minyak teplok tergantung pada kawat yang muncul mengeliat dan langit-langit, atau tertempel pada paku tiang ditengah rumah( KBT,1987:9) (mengeliat = tergugah) 5) Harinya basah dan muram, juga hari itu yang terakhir bagi mereka yang perpisahan dengan bumi Indonesia.( KBT,1987:9) (bumi Indonesia = tanah air) 6) Langit yang kelabu megawang mengenyap hati penduduk kota.. ( KBT,1987:9) (langit yangkelabu = cuaca mendung) 7) Harinya lembab berhujan kecil, tak berkeputusan air turun sejak pecan terakhir

( KBT,1987:9) (harinya lembab = suasana dingin) 8) Dian adlah sikap yang tepat, tangan adikku didalam genggaman terasa hangat, penuh kesayangan.( KBT,1987:10) (genggaman = berada dalam pelukan/pegangan) 9) Silvi mengetahui bahwa aku lebih suka kepada panggilan nama seperti orangorang Indonesia tulen..( KBT,1987:11) (Indonesia tulen = orang Indonesia asli) 10) Pandang bocah yang jernih tanpa dosa itu semakin berlawanan dengan murahnya langit hari ini.( KBT,1987:14) (jernih = keikhlasan/bersih) 11) Silvi mengadah mencari pandangku..(KBT,1987:14) (menengadah = melihat keatas) 12) Aku tidak menjawab, semacam perasaan kacau mencekik leherku, dan aku memalingkan muka..(KBT,1987:11) (memalingkan muka = membuang muka/wajah) 13) Diantara mereka kelihatan beberapa keluarga bangsa Belanda asli kulitnya putih kecoklatan, terlalu lama di makan matahari khatulistiwa. (KBT,1987:12) (di makan matahari khatulistiwa = tinggal didaerah tripis) 14) Kota besar yang tidak memiliki wajah berseri sehingga dapat dibedakan dari kota-kota liannya itu menjadi semakin miskin dan berjejalan

45

kelihatannya.......(KBT,1987:9) (wajah berseri = selalu bergembira) 15) Aku mendengarkan semua itu dengan kepala kosong. Sebentar-sebentar menoleh kepada silvi(KBT,1987:11 (kepala kosong = tanpa berpikir) 16) Tangan kanannya menenteng boneka terbuat ari kain, nampak tua dan lusuh, penuh warna kotor berlumutan(KBT,1987:13) (Menenteng boneka = membawa beneka) 17) Seorang wanita muda berambut warna jerami dengan bayi digendong mendekati Lansih..(KBT,1987:14) (warna jerami = warna kecoklat-coklatan) 18) Dengan khawatir, sebentar-sebentar mataku melayang kearah bocah tersebut ..(KBT,1987:13) (mataku melayang = membalikan pandangan) 19) Jam tangan yang mungil itu melingkari pergelangannya, terjepit oleh tebalnya daging berlemak..(KBT,1987:15) (tebalnya daging berlemak = kurus) 20) Meskipun aku mengenal kebanyakan pegawai itu, tetapi kupikir bukan waktunya untuk menunjukan bahwa keluarga telah memilih menyeberang kepada pemerintah lain..(KBT,1987:12) (menyeberang = minggat)

4.1.2 Data Kata Bermakna Konotatif Data kata bermakna konotatif dalam kalimat-kalimat dibawah ini, ditulis miring. 1) Diantara kalimat dibawah ini yang termasuk kedalam makna konotatif adalah (anak itu tubuhnya sangat mungil = kecil) 2) Tinggal truk pengisi udara tetap di muka hidung pesawat. ( KBT,1987:18) (hidung pesawat = berada didepan pesawat) 3) Dari atas tangga pesawat seorang pegawai pesasai mengacungkan ibu jari kanan.( KBT,1987:18) (mengacungkan ibu jari = keadaan pesawat telah siap) 4) Saat dibacakan hukuman mati oleh hakim orang tua rudi merasa tercengan mendengarnya.(KBT,1987:18) 5) Pamannya tidak mau menerima iuran belanja yang isembangkannya. Lansih merasa hidupnay menggantungkan diri.(KBT,1987:23) (menggantunkan diri = mengndalkan orang lain) 6) Tepat jam sembilan malam itu kami baru melihat ujung pulau jawa yang hitam.(KBT,1987:25) (ujung pulau jawa yang hitam = samar-samar) 7) Pemerintah hanya membagikan kartu bukti kepada masyarakat . (KBT,1987:27) (kartu bukti = kartu tanda penduduk) 8) Keluargaku tidak terhindar dari jilatan asap mendidihnya suasana.

47

(KBT,1987:27) (jilatan asap = amukan masa) 9) Adik-adiku nyata mengharapkan pemuda itu menjadi penyelamat yang dapat mengeluarkan dari kebecekan kampong dan kelembaban tempat tinggal kami.(KBT,1987:30) (kebecekan = keburukan) 10) Luis menguak kantong kertas yang nampak penuh bungkusan kecil. (KBT,1987:33) (menguak = mengorek) 11) Ketinggian hatinya tidak dapat menerima kehidupan sederhana. (KBT,1987:23) (ketinggian hatiny = keangkuhan) 12) Tangan ringannya, sering jatuh menampar muka atau kepala anakanaknya.(KBT,1987:20) (tangan ringannya = gampang marah) 13) Hidupku ingin lebih mapan dan terpancang daripada yang kuharapkan. (KBT,1987:35) (terpancang = terikat) 14) Silvi dan Lansih menunggu naiknya burug raksasa itu ke udara. (KBT,1987:19) (burung raksasa = pesawat) 15) Manusia selalu mengharapkan lebih apa yang didapatnya, namun didalam

lubuk hati itu tidak memuaskan.(KBT,1987:22) (lubuk hati = perasaan) 16) Melainkan kepada lam, kepada hidup sekitar yang bergerak dan berlainan dari yang diinginkannya aku menjadi kambing hitam.(KBT,1987:35) (kambing hitam = tertuduh) 17) Meskipun aku tidak memiliki ketajaman ingatan yang dapat dibanggakan aku menagetahui sambungan ceritanya.(KBT,1987:34) (ketajaman ingatan = pelupa) 18) Perbendaharaan kenalanku berbangsa asli bertambah seoarng lagi berkat temanku.(KBT,1987:34) (perbendaharaan = bertambah banyak) 19) Sambil mengucapkan selamat malam, kutinggalkan tempa tiu menuju kebagaian penerbangan secepat mungkin, bagian kendaraan biasa mengirim kombi sebegitu kapal mendarat.(KBT,1987:34) (kombi = sebagai pengantar) 20) Sejarah pergolakan yang merambati muka dunia kali itu menyentuh pula bumiku, tanah yang menadah injakan kakiku dengan sifat rahim keibuan sejak dua puluh satu silam.(KBT,1987:26) (merambati = berjalan secara perlahan)

4.2 Analis Data Data yang disajikan kepada siswa berasal dari tiga wacana (satu, dua, tiga)

49

novel keberangkatan. Berdasarkan wacana ini disusun 40 butir soal (soal secara lengkap terlampir). Adapaun analisis data ini dapat penulis kemukakan sebagai berikut.

4.2.1 Analisis Keterpahama untuk Kata Bermakna Denotatif 1) Beberapa tempat tergenang limpahan coklat atau hitam, tersela oleh jalan-jalan becek menggelincir Makna dari kata limpahan coklat atau hitam adalah. a. Waduk c. Kotoran kunci jawaban (c) soal ini dijawab secara benar oleh 10 siswa, yaitu nomor 2, 5, 8, 9, 11, 12, 24, 25, 33, dan 34. mereka masing-masing mendapat niali 1 (satu). Yang menjawab salah 27 orang siswa, yatu menjawab (b) 10 orang siswa nomor 1, 3, 4, 6, 7, 10, 13, 14, 15, 16, yang menjawab (d) 17 orang siswa nomor 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 35, 36, 37. karena jawaban mereka salah maka diberi nilai 0 (nol) 2) Kota besar yang dulunya banjir kini berseri lagi. Arti kata berseri pada kalimat diatas adalah a. Tertawa c. Senang kunci jawaban (d) b. Berseri d. Ceria b. Limbah d. Komberan

soal ini dijawab secara benar oleh 23 siswa, yaitu nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 19, 20, 23, 24, 25, 27, 29, 31, 32, 33 dan 36. mereka masing-masing mendapat nilai 1 (satu) yang menjawab salah ada 14 orang siswa, yaitu menjawab (a) 4 4 orang siswa nomor 1, 6, 14, 16, menjawab (c) 6 siswa nomor 17, 18, 21, 22, 26, 28 menjawab (b) 4 orang siswa nomor 28,30,34,37. karena jawaban mereka salah maka diberi nilai 0 (nol). 3) Jauh dari kesimpulan muram itu, di tepi jalan beraspal, deretan gedung dan rumah batu kelihatan diam, seolah-olah menhuni dunia yang terpisah. Arti dari kata deretan gedung adalah a. Tumpukan c. Barisan kunci jawaban (c) soal ini dijawab secara benar oleh 34 siswa, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, dan 37. mereka masing-masing mendapat nilai 1 (satu). Yang menjawab salah 3 orang siswa, yaitu menjawab (b) 16,26, 30, karena jawabannya salah maka diberi nilai 0 (nol). 4) Dipondok-pondok lain, satu atau dua lampu minyak teplok tergantung pada kawat yag muncul mengeliat dari langit, atau tertempel pada paku tiang ditengah rumah. Makna dari kata mengeliat adalah. b. Kelompok d. Sekumpulan

51

a. Malas sekali c. Berdampingan kunci jawaban (d)

b. Perbatasan Negara d. Tanah air

soal ini secara salah oleh 37 siswa. Masing-masing mendapat nilai 0 (nol). Semuanya menjawab (c) 5) Harinya basah dan muram, dan juga hari itu yang terakhir bagi mereka yang berpisahan dengan bumi Indonesia Kata bumi Indonesia pada kalimat tersebut adalah. a. Berjauhan wilayah c. Berdampingan b. Perbatasan Negara d. Tanah air

soal ini dijawab secara benar oleh 37 siswa. Masig-masing mendapat niali 1(satu). 6) Langit yang kelabu mengawang menyengap hati penduduk kota. Arti kata dari kalimat yang dicetak miring adalah. a. Hari yang cerah c. Cuaca mendung kunci jawaban (c) soal ini secara benar oleh 34 siswa, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 15, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, dan 37. mereka masing-masing mendapat nilai 1 (satu). Yang menjawab salah 3 siswa, yaitu menjawab (b) 12, 14, 17. karena jawaban salah mendapat nilai 0 (nol) b. Harnya muram d. Kelabu

7) Harinya lembab berhujan kecil, tak berkeputusan air turun sejak pecan terakhir. Kata Harinya lembab artinya adalah.. a. Gemerlap c. Cuaca kunci jawaban (d) soal ini dijawab secara benar oleh 11 siswa, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11. mereka mendapat niali 1 (satu). Yang menjawab salah 26 siswa, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, dan 37. mereka mendapat iali 0 (nol). 8) Diamlah adalah sikap yang paling tepat. Tangan adikku dalam genggaman terasa hangat, penuh kesayangn. Kalimat genggaman meyatakan arti. 9) Silvi mengetahi bahwa aku lebih suka kepada panggilan nama seperti orang Indonesia tulen. Arti kata kalimat yang dicetak miring adala.. a. Orang modern c. Orang Indonesia asli kunci jawaban ( c ) Soal ini dijawab secar benar oleh 37 siswa, yaitu nomor 1 sampai 37. Mereka masing-masing mendapat nilai 1 (satu). 10) Kurang terawatnya loro ng-lorong banyak jalan yang rusak akibat hujan terus menerus. b. Suku Sunda d. Orang asing b. Hati yang gundah d. Suasana dingin

53

Kata terus-menerus pada kalimat tersebut menyatakn makna.. a. Paling c. Sering kunci jawaban ( c ) Soal ini dijawab secara benar oleh 34 siswa, yaitu nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 17 ,18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, dan 37. Mereka masing-masing mendapat nilai ! (satu). Yang menjawab salah ada 3 orang siswa, yaitu menjawab (d) 4, 10, 12, karena jawaban mereka salah masing-masing diberi nilai 0 (nol). 11) Silvi menengadah mencari pandangku. Menengadah adalah a. Melirik ke samping s. Melihat ke atas kunci jawaban (c) . soal ini dijawab secara benar oleh 34 siswa , yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, b. Memndang jarak jauh d. Menundukkan kepala b. Banyak d. Saling

7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17 ,18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, dan 37. Mereka masing-masing mendapat nilai 1 (satu). Yang menjawab salah ada 3 orang siswa, yaitu menjawab (b) 14, 21, 29, karena jawaban mereka salah masing-masing diberi nilai 0 (nol). 12) Lansih memalingkan muka ketika melihat orang yang dibencinya. Memalingkan muka pada kalimat di atas menyatakan arti.. a. Menjauh dari orang b. Bertatap muka

c. Membung muka kunci jawaban (c)

d. selalu injgin melawan

Soal ini dijawab secara benar oleh 35 siswa, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17 ,18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, dan 37. Mereka masing-masing mendapat nilai 1 (satu). Yang menjawab salah salah ada 2 orang siswa, yaitu menjawab (a) 15, 20, Karena jawaban mereka salah masing-masing diberi nilai 0 (nol). 13) Di antar mereka kelihatan beberarpa keluarga bangsa Belanda asli. Kulitnya putih kecoklatan, terlalu lama di makan matahari khatulistiwa. Di makan matahari khatulistiwa adalah . . . . a. Selalu berjemur diri c. Selalu menatap awan kunci jawaban (d) soal ini dijawab oleh 26 siswa, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 12, 14, 17 ,18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 27, 30, 31, 33, 34, 36, dan 37. Mereka masing-masing mendapat nilai 1 (satu). Yang menjawab salah salah ada 11 orang siswa, yaitu menjawab (a) 6, 9, 13, 15, 16, 22, 26, 28, 29, 32, 35, Karena jawaban mereka salah masingmasing diberi nilai 0 (nol). 14) Kota besar yang tidak memilki wajah berseri sehingga dapat dibedakan dari b. Selalu berdiam diri d. Tinggal di daerah tropis

55

kota-kota lainnya itu menjadi semakin miskin dan berjajal kelihatannya. Makna dari wajah berseri menyatakan arti . . . . . a. Sering menyapa c. Selalu gembira kunci jawaban (c) Soal ini dijawab secara benar oleh 13 siswa, yaitu nomor 1, 4, 10, 12, 15, 16, 20, 26, 32, 33, 34, 35, dan 37. Mereka masing-masing mendapat nilai 1 (satu). Yang menjawab salah salah ada 24 orang siswa, yaitu menjawab (b) 9 orang yaitu nomor 2, 7, 13, 17, 24, 27, 28, 29, 36, dan yang menjawab (d) 15 orang yaitu nomor 3, 5, 6,8, 9,11, 14, 18, 19, 21, 22, 23, 25, 30, dan 31. Mereka masing-masing diberi nilai 0 (nol). 15) Aku mendengar semua itu dengan kepala kosong. Sebentar-sebentar menoleh kepada Silvi. Makna daripada kata kepala kosong adalah . . . a. Kepalanya kosong c. Kepalanya penuh ketuban kunci jawaban (d) Soal ini dijawab secara benar oleh 34 siswa, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17 ,18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36, dan 37. Mereka masing-masing mendapat nilai 1 (satu). Yang menjawab salah salah ada 2 orang siswa, yaitu menjawab (b) b. Kepalanya berambut d.Tanpa berpikir b. Tersenyum d. Mendapat kesenangan

nomor 12 dan 34. Karena jawaban mereka salah masing-masing diberi nilai 0 (nol). 16) Tangan kanannya menenteng boneka terbuat dari kain, nampak tua dan lusuh, penuh warna kotor berlumutan. Makna dari menenteng boneka adalah . . . a. Menendang boneka c. Membawa boneka kunci jawaban (c) b. Melemparkan boneka d. Menggendong boneka

Soal ini dijawab secara benar oleh 34 siswa, yaitu nomor 2, 3, 5, 6, 7, 8, 11, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 31, 32, 33, dan 35. Mereka masing-masing mendapat nilai 1 (satu).

Yang menjawab salah salah ada 14 orang siswa, yaitu menjawab (a) 2 orang nomor 4, 10 dan yang menjawab (d) 12 orang yaitu nomor 1, 9, 12, 13, 17, 21, 28, 29, 30, 34, 36,dan 37. Mereka masing-masing diberi nilai 0 (nol). 17) Seorang wanita muda berambut warna jerami dengan bayi digendong mendekati Lansih. Makna dari warna jerami adalah . . . a. Warna kehitam-hitaman c. Warna kecoklat-coklatan kunci jawaban (c) b. Rambutnya berwarna d. Rambutnya berwarna hijau

57

Soal ini dijawab secara benar oleh 36 siswa, yaitu nomor 1, 2, 3, 4,5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17 ,18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, dan 37. Mereka masing-masing mendapat nilai 1 (satu).

Yang menjawab salah salah ada 1 orang siswa, yaitu nomor 5 menjawab (b). Mereka diberi nilai 0 (nol). 18) Dengan khawatir, sebentar-sebentar mataku melayang kearah bocah tersebut. Arti kata mataku melayang pada kalimat tersebut adalah . . . a. Memalingkan c. Membalikkan pandangan kunci jawaban (c) Soal ini dijawab secara benar oleh 8 siswa, yaitu nomor 1, 5, 6, 9, 18, 22, 34, dan 37. Mereka masing-masing mendapat nilai 1 (satu). b. Selalu menatap d. Selalu mengantuk

Yang menjawab salah salah ada 29 orang siswa, yaitu menjawab (a) 6 orang nomor 7, 13, 16, 17, 27, 29 dan yang menjawab (b) 13 orang nomor 2, 3, 4, 8, 10, 11, 12, 14, 15, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 28, 30, 31, 32,33, 35 dan 36.karena jawaban mereka salah masing-masing diberi nilai 0 (nol). 19) Jam tangan yang mungil melingkari pergelangannya, terjepit oleh tebalnya daging berlemak. Makna dari kata tebalnya daging berlemak termasuk makna . .

a. Makna konotatif c. Makna gramatikal kunci jawaban (a)

b. Makna denotatif d. Makna leksikal

Soal ini dijawab secara benar oleh 14 siswa, yaitu nomor 3, 4, 6, 12, 13, 15, 17, 18, 29, 32, dan 36. Mereka masing-masing mendapat nilai 1 (satu). Yang menjawab salah salah ada 23 orang siswa, yaitu menjawab (b) 19 orang siswa yaitu nomor 2, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 16, 20, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 35, dan yang menjawab (c) 4 orang siswa yaitu nomor 1, 33, 34, 37.karena jawaban mereka salah masing-masing diberi nilai 0 (nol). 20) Meskipun aku mengenal kebanyakan pegawai itu, tetapi kupikir bukan waktunya untuk menunjukkan bahwa keluarga telah memilih menyebrang kepada pemerintah lain. Arti kata menyebrang pada kalimat diatas adalah . . . a. Bertransmigarasi c. Minggat kunci jawaban (c) Soal ini dijawab secara benar oleh 2 siswa, yaitu nomor 2, dan 15 . Mereka masing-masing mendapat nilai 1 (satu). Yang menjawab salah salah ada 35 orang siswa, yaitu menjawab (a) 20 orang siswa yaitu nomor 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 16, 18, 20, 22, 23, 26, 27, 28, 31, 33, dan yang menjawab (d) orang siswa yaitu nomor 19, 21., karena b. Pindah daerah d. Mengungsi

59

jawaban mereka salah masing-masing diberi nilai 0 (nol). Berdasarkan deskripsi jumlah jawaban benar dan salah diatas, untuk mempermudah dalam penyusunan data, penulis akan menyajikan tabel sebagai berikut.

TABEL I

KETERPAHAMAN KATA BERMAKNA DENOTATIF

Penafsiran Data

61

Dalam tabel diatas dapat dilihat bahwa skor ideal seharusnya berjumlah 740 (37 sampel x 20 butir soal), ternyata jumlah yang diperoleh hanya 463. Angka-angka ini dapat dihitung sebagai berikut :

Menurut Arikunto (1996 : 244) bahwa persentase 56% - 75% dikatakan cukup baik. Adapun hasil dari perhitungan diatas diperoleh persentase 62%, hal ini berarti berada di antara 56% - 75% yaitu cukup baik. Simpulan Data Berdasarkan penafsiran data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keterpahaman kata bermakna denotative yang terdapat dalam novel keberangkatan, karya Nh,Dini bagi siswa kelas SMK Ganesa Cicantayan Sukabumi Tahun Ajaran 2010 sudah cukup baik.

4.2.2 Analisis Data keterpahaman Kata bermakna Konotatif 1) Diantara kalimat dibawah ini yang termasuk dalam makna konotatif adalah a. Anak itu tubuhnya sangat mungil b. Kulitnya putih kecoklatan, terlalu lama dimakan matahari khatulistiwa c. Sebentar-sebentar mataku melayang kearah bocah tersebut d. Benar semua Kunci jawaban (d)

Soal ini dijawab secara benar oleh 37 siswa, yaitu nomor 1-37. Mereka masingmasing mendapat nilai 1 (satu). 2) Tinggal truk mengisi udara tetap dimuka hidung pesawat Arti kata hidung pesawat adalah.. a. Berada didepan pesawat b. Bagian pesawat Kunci jawaban (a) Soal ini dijawab secara benar oleh 33 siswa, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, dan 33, mereka masing-masing mnedapat nilai 1 (satu). Yang menjkawab ada 4 orang yaitu nomor 34, 35, 36, dan 37. Dan masingmasing mnedapat nilai 0 (nol). 3) Dari tangga pesawat seorang pegawai pasasi mengcungkan ibu jari kanan. Arti kalimat yang digaris miring adalah. a. Melambaikan tangan b. Keadaan pesawat telah siap Kunci jawaban (b) Soal ini dijawab secara benar oleh 29 siswa, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, dan c. Siap turun dari pesawat d. Pesawat berhenti c. Tinggal dipesawat d. Badan pesawat

63

29, mereka masing-masing mendapat nilai 1(satu). Yang menjawab salah 8 siswa, yaitu nomor 30, 31, 32,33, 34, 35, 36, dan 37. Dan masing-masing mendapat nilai 0 (nol). 4) Saat dibacakan hukuman mati oleh hakim orang tuanya Rudi merasa tercenggang mendengarnya. Makna dari kata tercenggang adalah a. Merasa tidak peduli b. Merasa kaget Kunci jawaban (b) Soal ini dijawab secara benar oleh 34 siswa, yaitu nomor 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, dan 37. Meraka masing-masing mendapat niali 1(satu). Yang menjawab salah 3 siswa, yaitu nomor 1, 2, dan 3. Mereka mendapat nilai 0(nol). 5) Pamannya tidak mau menerima iuran belanja yang disumbangkannya, lansih merasa hidupnya mengantungkan diri. Makna kalimat yang miring adalah. Kunci jawaban (c) Soal ini dijawab secara benar oleh 33 sisiwa , yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, c. Merasa gembira d. Merasa heran

9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, dan 33, masing-masing mendapat nilai 1(satu). Yang menjawab salah ada 4 siswa, yaitu nomor 34, 35, 36, dan 37.mereka masing-masing mendapat nilai 0(nol). 6) Tepat jam Sembilan malam itu kami baru melihat ujung pulau jawa hitam. Arti kata pada kalimat yang miring adalah.. a. Adanya baying-bayang b. Kegelapan Kunci jawaban (c) Soal ini dijawab secara benar oleh 12 siswa, yaitu nomor , 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, dan 16, masing-masing mendapat niali 1 (satu). Yang menjawab salah ada 25 orang siswa, 1, 2, 3, 4, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, dan 37. Masing-masing mendapat nilai 0 (nol). 7) Pemerintah hanya membagikan kartu bukti kepada masyarakat . Arti kata dari kalimat kartu bukti adalah. a. Pengesahan b. Kartu tanda c. Tanda keaslian d. Sebagai cirri c. Samar-samar d. Terperosok

65

Kunci jawaban (b) Soal ini dijawab secara benar oleh 18 siswa, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, dan 18, mereka masing-masing mendapat nilai 1(satu). Yang menjawab salah ada 19 siswa, yaitu nomor 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, dan 37. Masing-masing menda[at nilai 0(nol). 8) Keluargaku tidak terhindar dari jilat asap mendidihnya suasana Arti kata kalimat jilatan adap adalah. a. Kerusuhan b. Amukan masa Kunci jawaban (b) Soal ini dijawab secara benar oleh 15 siswa, yaitu nomor nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, masing-masing mendapat nilai 1(satu). Yang menjawab salah ada 22 siswa, yaitu nomor 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, dan 37. Masing-masing mendapat nilai 0 (nol). 9) Adik-adikku nyata mengharapkan pemuda itu menjadi penyelamat yang dapat mengeluarkan dari kebecekan kampong dan kelembaban tempat tinggal kami. Kebecekan adalah. c. Semprotan api d. Hembusan

a. Penuh dosa b. Kehilapan Kunci jawaban (c)

c. Keburukan d. Kemunafikan

Soal ini dijawab secara benar oleh 35 siswa, yaitu nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, dan 37. Masing-masing mendapat nilai 1(satu). Yang menjawab salah ada 2 siswa, yaitu nomor 2 dan 10. Masing-masing mendapat nilai 0(nol). 10) Luis menguak kantong kertas yang Nampak penuh bungkusan kecil. Kalimat yang dicetak miring adalah.. a. Membuang sampah b. Membuka Kunci jawaban (c) Soal ini dijawab secara benar oleh 5 siswa, yaitu nomor 6, 12, 22, 30 dan 34. Mereka masing-masing mendapat nilia 1(satu). Yang menjawab salah ada 32 siswa, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 35, 36, dan 37. Masing-masing mendapat nilai 0 (nol). 11) Ketinggian hatinya tidak dapat menerima kehidupan sederhana. c. Mengorek d. Membedah

67

Makna kata yang miring adalah. a. Tetap pada pendirian b. Kemunafikan Kunci jawaban (b) Soal ini dijawab secara benar oleh 34 siswa , yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, dan 37. Masing-masing mendapat nilai 1(satu). Yang menjawab salah ada 3 siswa, yaitu nomor 8, 10 dan 21. Masing-masing mendapat nilai 0(nol). 12) Tangan ringannya, sering jatuh menampar muka atau kepala anak-anaknya. Tangan ringannya adalah a. Selalu mendapat kepercayaan b. Gampang marah Kunci jawaban (b) Sola ini dijawab secara benar oleh 32 siswa, yaitu nomor, 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36, dan 37. Masing-masing mendapat nilai 1(satu). Yang menjawab salah ada 5 orang siswa, yaitu nomor 2, 8, 11, 12 dan 34. Masing-masing mendapat nilai 0 (nol). c. Tidak pernah menyerah d. Penuh kasih sayang c. Keangkuhan d. Darah tinggi

13) Hidupku ingin lebih mapan dan lebih terpancang dari pada yang kuharapkan. Arti kata yang miring adalah. a. Terlepas dari kegiatan b. Bebas persoalan Kunci jawaban (c) Soal ini dijawab secara benar oleh 10 siswa, yaitu nomor 6, 8, 11, 12, 15, 22, 24, 25, 27, dan 31. masing-masing mendapat nilai 1(satu). Yang menjawab salah ada 27 siswa, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 26, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, dan 37. Masingmasing mendapay nilai 0(nol). 14) Silvi dan lansih menunggu naiknya burung raksasa itu keudara. Makna dari kalimat miring adalah. a. Mendarat b. Pesawat Kunci jawaban (b) Soal ini dijawab secara benar oleh 37 siswa, yaitu nomor 1, - 37. Masingmasing mendapat nilai 1(satu). 15) Manusia selalu mengharapkan yang lebih, dari apa yang didapatnya, namun didaslam lubuk hati itu tidak memuaskan. c. Rajawali d. Terbang keatas c. Terikat d. Terbiasa

69

Makna kalimat yang miring adalah.. a. Selalu memuaskan b. Perasaan Kunci jawaban (b) Soal ini dijawab secara benar oleh 30 siswa, 1, 2, 3, 6, 7, 9, 10. 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36, dan 37. Masing-masing mendapat nilai 1(satu). Yang menjawab salah ada 7 siswa, yaitu nomor 4, 5, 8, 11, 15, 20, dan 34. Masing-masing mendapat nilai 0(nol). 16) Melainkan kepada alam, kepada hidup sekitar yang bergerak dan berlainan dari yang diinginkannya aku menjadi kambing hitam. kambing hitam menyatakan arti a. Tertuduh b. Terdakwa Kunci jawaban (a) Soal ini dijawab secara benar oleh 7 siswa, yaitu nomor 2, 12, 13, 20, 24, 33, dan 34. Masing-masing mendapat nilai 1(satu). Yang menjawab salah ada 30 siswa, yaitu nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 14, c. Menjadi sasaran d. Terlampiaskan c. Mendapat ketenangan d. Ketulusan hati

15, 16, 17, 18, 19, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 35, 36, dan 37. masingmasing mendapat nilai 0(nol). 17) Meskipun aku tidak memiliki ketajaman ingatan yang dapat dibanggakan aku mengetahui sambungan ceritanya. Makna kata dari kalimat yang miring adalah a. Selalu ingat b. Selalu was-was Kunci jawaban (c) Soal ini dijawab secara benar oleh 4 siswa, yaitu nomor 4, 10, 12 dan 34. masing-masing mendapat nilai 1(satu). Yang menjawab salah ada 33 siswa, yaitu nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36, dan 37.. masing-masing mendapat nilai 0(nol). 18) Perbendaharaan kenalanku berbangsa asli bertambah seorang lagi berkat temanku. Perbendaharaan adalah. a. serba salah b. selalu sibuk c. Mondar-mandir d. Sebagai pengantar c. Pelupa d. Sangat jeli

71

kunci jawaban (c) soal ini dijawab secara benar oleh 28 siswa, yaitu nomor 1, 2, 4, 6, 7, 9, 11, 15, 17, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, dan 37. masingmasing mendapat nilai 1(satu). Yang menjawab salah ada 9 siswa, yaitu nomor 3, 5, 12, 13, 14, 16, 18, 26, dan 36. masing-masing mendapat nilai 0(nol). 19) Sambil mengucapkan selamat malam, kutinggalkan tempat itu menuju kebagian penerbangan secepat mungkin. Bagian kendaraan biasa mengirim kombi sebegitu pesawat mendarat. Kalimat kombi menyatakan arti. a. Serba salah b. Selalu sibuk Kunci jawaban (d) Soal ini dijawab secara benar oleh 34 siswa, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, dan 37. masing-masing mendapat nilai 1(satu). Yang menjawab salah ada 3 siswa, yaitu nomor 14, 16, 26. masing-masing mendapat nilai 0(nol). c. Mondar-mandir d. Sebagi pengantar

20) Sejarah pergolakan yang merambati muka dunia kali itumenyentuh pula bumiku, tanah yang menadah injakan kakiku dengan sifat rahim keibuan sejak dua puluh satu tahun. Makna kata dari kata merambati adalah.. a. Tidak peduli terhadap dunia b. Berjalan secara perlahan c. Selalu menginjak-injak d. Menyentuh muka bumi Kunci jawaban (b) Soal ini dijawab secara benar oleh 36 siswa, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13,14, 15,16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, dan 37. masing masing mendapat nilai 1(satu). Yang menjawab salah ada 1 siswa, yaitu nomor 5. sehingga mendapat nilai 0(nol). Berdasarkan deskripsi jumlah jawaban benar dan salah diatas, untuk mempermudah dalam menyusun penafsiran data, penulis akan menyajikan tabel sebagai berikut.

73

TABEL II KETERPAHAMAN KATA BERMAKNA KONOTATIF

X 100% = 68%

Penafsiran Data Dalam table diatas dapat dilihat bahwa skor ideal seharusnya berjumlah 740 (37 sampel x 20 utir soal), ternyata jumlah yang diperoleh hanya 503. angka-angka ini dapat dihitung sebagai berikut. 503 740

75

Menurut Arikunto (1996-244) bahwa persentase 76% - 100% dikatakan cuup baik, adapun hasil dari perhitungan diatas diperoleh persentase 68%, hal ini berarti berada diantara 56% - 75% yaitu cukup baik. Simpulan Data Berdasarkan penafsiran data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keterpahaman kata bermakna konotatif yang terdapat dalam novel keberangkatan, karya Nh.Dini bagi siswa kelas X SMK Ganesa Cicantayan Kabupaten Sukabumi Tahun Ajaran 2010/2011 cukup baik.

4.2.3 Rata-rata Keterpahaman Diksi Untuk menghitung rata-rata keterpahaman diksi maka akandijumlahkan setiap jawaban yang benar dari masing-masing aspek diatas (aspek kata bermakna denotative, aspek kata konotatif). Adapunskor idealnya juga merupakan gabungan dari skor ideal aspek kata bermakna denotative dan konotatif. Supaya gambaran mengenai rata-rata keterpahaman diksi ini lebih jelas, maka penulis akan menyajikan dalam bentuk table sebagai berikut.

TABEL III RATA-RATA KETERPAHAMAN DIKSI

X 100% = 65% 77

Penafsiran Data Dalam table diatas dapat dilihat bahwa skor ideal seharusnya berjumlah 1480 (37 sampel x 40 butir soal), ternyata jumlah yang diperoleh sebesar 966, angka-angka ini dapat dihitung sebagai berikut. 966 1480 Menurut Arikunto (1996:244) bahwa persentase 56% - 75% dikatakan cukup baik,

adapun hasil dari perhitungan diatas diperoleh persentase 65%, hal ini berarti berada diantara 56% - 75% yaitu cukup baik.

Simpulan Data Berdasarkan penafsiran data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keterpahaman kata bermakna dentatif dan konotatif yang terdapat dalam novel keberangkatan karya Nh. Dini bagi siswa kelas X SMK Ganesa Cicantayan Sukabumi Tahun Ajaran 2010/2011 cukup baik.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan yang dikemukakan dalam bab I sampai IV, maka dapat dikemukakan simpulan bahwa keterpahaman siswa kelas X SMK Ganesa Cicantayan Sukabumi Tahun Ajaran 2010/2011 terhadap pengunaan diksi dalam novel

79

keberangkatan karya Nh.Dini sebagai berikut : 1) Keterpahaman siswa terhadap kata bermakna denotative 62% cukup baik. 2) Keterpahaman siswa terhadap kata bermakna Konotatif 68% cukup baik. 3) Rata-rata keterpahaman siswa terhadap diksi dalam novel 65% cukup baik.

5.2 Saran Berdasarkan simpulan diatas, penulis menyampaikan saran sebagai berikut. 1) Rata-rata keterpahaman siswa terhadap diksi dalam novel keberangkatan, sudah cukup baik. Namun bukan berarti akan baik pula pada novel-novel yang lain. Oleh karena itu guru harus selalu mengupayakan pengadaan novel atau teks bacaan lain bagi siswa sehingga dapat menumbuhkan kebiasaan yang positif bagi siswa dalam membaca sebagai teks bacaan. 2) Guru diharapkan dapat menyusus rencana pembelajaran yang melibatkan karya sastra, sehingga siswa dapat memperoleh manfaat ganda yaitu memahami karya sastra itu sendiri, dilain pihak juga memahami materi pembelajaran yang disajikan. 3) Setiap materi pembelajaran yang disajikan kepada siswa, maka guru harus memberikan kajian atau analisis terhadapnya, sehingga pada penyusunan

pembelajaran berikutnya dapat lebih berkualitas lagi. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya di SMU.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, (S). 1996. Prosedur Penelitian Pedekatan Praktis. Jakarta:Rineka. Arifin, (EZ) dan Tasai, (S) 1999. cermat Berbahasa Indonesia (Untuk Perguruan Tinggi) Jakarta : Akademika Pressindo. Dini, (NH). 1987. keberangkatan (novel). Jakarta : PT Gramedia.

81

Keraf, (G). 1991. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Keraf, (G). 1980. Komposisi. Jakarta : Nusa Indah. Keraf, (G). 1984. Kesesuan Kata. Jakarta : PT.Gamedia. Kridalaksana, (H). 1993. Kamus Linguistik. Jakarta : PT Gramedia Maskurun, 1984. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta Yudistira. Moeliono, (A.M) dkk. 1989.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Nurhadi, 1987. Membaca efektif. Jakarta : Pustaka Jaya. Parera, (J.D). 1991. Sintaksis. Jakarta. Garamadia Utama. Parera, (J.D). 1980. Pengantar Linguistik Umum; bidang lingustik, Flores nusa indah. Purwadarminta, (W.J.S) dan Woyowasito, (S). 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Rahmanto, (B). 1988. Metode Pengajran Sastra. Yogyakarta : Kanasisus. Razak, (A). 1990. Kalimat efektif. Jakarta : PT Gramedia. Sudjana, (N). 1982. Tuntunan Penyususnan Karya Ilmiah. Bandung : CV, Sinar Baru. Sumardjo, (J). 1984. Memahami Kesastraan. Bandung : Alumni Surahkmad, (W). 1994. Metode Penelitian. Jakarta : Jdhistira

Tarigan, (H.G). 1986. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai