Anda di halaman 1dari 11

PEMBELAJARAN MENGIDENTIFIKASI MAKNA DALAM TEKS

HIKAYAT DI KELAS X SMA

Aurel L Magfira, dan Idawati Garim


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Makassar
Jalan Daeng Tata Raya, Makassar, Sulawesi Selatan
aurellmagfira05@gmail.com

INDONESIA: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berada di bawah


lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
ISSN: 2722-2349 (cetak), ISSN: 2720-9377(daring)
https://ojs.unm.ac.id/indonesia

Abstract: Learning Meaning Learning in Tale Texts in Class X SMA. The purpose of this
study was to implement learning to identify meaning in saga texts carried out by teachers and
students in class X IPA 1 SMA Negeri 1 Toraja Utara. This study used descriptive qualitative
method. The data used are learning data by teachers, data on the implementation of learning
by teachers and students, learning the meaning of saga texts by students. Data collection
techniques in this study were carried out through three steps, namely documentation,
observation, and interviews. The results showed that the implementation of learning to
identify meaning in saga texts was carried out by: (1) preparing a Lesson Plan, and (2) the
teacher using authentic assessment techniques, namely the assessment used to assess the
domains of attitudes, knowledge, and skills.

Keywords: identification, meaning, saga text

Abstrak: Pembelajaran Mengidentifikasi Makna dalam Teks Hikayat di Kelas X SMA.


Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran mengidentifikasi
makna dalam teks hikayat yang dilakukan oleh guru dan siswa di kelas X IPA 1 SMA Negeri
1 Toraja Utara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data yang digunakan
ialah data perencanaan pembelajaran oleh guru, data pelaksanaan pembelajaran oleh guru dan
siswa, identifikasi makna teks hikayat oleh siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini dilakukan melalui tiga langkah, yaitu dokumentasi, observasi, dan wawancara. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran mengidentifikasi
makna dalam teks hikayat dilakukan dengan: (1) menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), dan (2) guru menggunakan teknik penilaian autentik, yaitu penilaian
yang digunakan untuk menilai ranah sikap, ranah pengetahuan, dan ranah keterampilan.

Kata kunci: identifikasi, makna, teks hikayat

Di dalam Kurikulum 2013, teks dan menuju ke pembuatan teks (Mahsun,


pembelajaran bahasa Indonesia bertajuk 2020).
pembelajaran berbasis teks. Pembelajaran Pembelajaran di sekolah pada
bahasa Indonesia berbasis teks adalah proses dasarnya merupakan kegiatan yang dilakukan
belajar berbahasa Indonesia yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau memberikan
oleh siswa yang bertolak dari pemahaman pelayanan kepada siswa agar mau belajar.

152
Aurel L Magfira, dan Idawati Garim: Pembelajaran Mengidentifikasi Makna… 153

Berkenaan dengan hal itu, harus dipahami menemukan nilai-nilai hikayat.


bagaimana siswa memperoleh pengetahuan Pembelajaran sastra di sekolah masih
dari kegiatan belajarnya. Jika guru dapat dianggap kurang (Widowati, 2014).
memahami proses pemerolehan pengetahuan, Pembelajaran sastra dewasa ini, banyak
maka guru akan dapat menentukan strategi keluhan yang muncul di tengah masyarakat,
pembelajaran yang tepat dan efektif bagi baik dari kalangan sastrawan, ahli pendidikan,
siswanya. Hal itu sejalan dengan dan pembelajaran sastra, maupun dari guru
pembelajaran bahasa Indonesia menurut sastra sendiri. Lebih jauh, Sayuti juga
Kepmendikbud (2016) bertujuan untuk mengemukakan bahwa pada dasarnya
menikmati dan memanfaatkan karya sastra masalah pembelajaran sastra disebabkan oleh
untuk memperluas wawasan, memperhalus beberapa faktor, yaitu faktor buku ajar sastra,
budi pekerti, dan meningkatkan kemampuan faktor sarana, faktor guru dan faktor sistem
berbahasa. Serta siswa diarahkan untuk dapat ujian. Ada empat permasalahan yang
menghargai dan membanggakan hasil karya mengganggu semangat belajar siswa, yaitu (1)
sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan keseragaman kurikulum, (2) keberpusatan
intelektual manusia Indonesia. pembelajaran pada guru, (3) ketinggian beban
Hikayat yang cenderung bersifat administrasi guru yang tinggi, dan (4)
imajinatif, istana sentris, anonim, bentuk serta besarnya jumlah siswa dalam satu kelas
isinya statis dan bersifat didaktis (Dirmawati, (Muslimin, 2011: 7).
2018). Hal ini menunjukkan bahwa hikayat Perkembangan intelektual siswa ,
sangat baik untuk dibaca para siswa. Siswa yang jika dilihat dari aspek umur siswa kelas
tidak hanya membaca sebuah cerita namun X maka rata-rata mereka berumur 14 tahun.
juga dididik secara tidak langsung. Melalui Jika dilihat dari umur itu maka siswatersebut
hikayat siswa dapat mengenal kearifan nenek berada pada tingkat 3 menurut Sumantri dan
moyang, sejarah bahkan nilai-nilai kehidupan. Syaodih (2008: 39) “Post-conventional
Nilai-nilai tersebut didukung dari beragamnya morality (anak usia 13 tahun atau lebih).
tema hikayat (Karim, 2021). Dalam karya Moralitas sepenuhnya internal. Dewasa ini
sastra ada penerapan moral (sikap dan tingkah orang telah mengenal beberapa konflik
laku) para pemain (tokoh) sejalan dengan standar moral dan memilih di antara standar
pandangan moral (Lestari, 2022). tersebut”. Profil perkembangan intelektual
Pembelajaran sastra yang diajarkan siswa SMA jika dilihat seharusnya telah
pada tingkat Sekolah Menengah Atas, melewati profil perkembangan saat SMP,
pembelajaran teks sastra menurut genrenya yaitu: (1) Proses berpikir sudah mampu
meliputi, sastra naratif yang terdiri dari teks mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal
penceritaan ulang, teks anekdot, teks dalam ide-ide atau pemikiran abstrak. (2)
eksemplum, teks pengisahan (teks cerpen, Kecakapan dasar umum menjalani laju
teks novel, teks dongeng/hikayat, teks perkembangan yang pesat. (3) Kecakapan
legenda, teks cerita petualangan, teks cerita dasar khusus mulai menunjukkan
fantasi, teks fabel, teks sejarah, teks biografi kecenderungan-kecenderungan lebih jelas.
atau otobiografi) dan sastra non naratif terdiri Sehingga siswa di SMA dapat melanjutkan
atas teks pantun, teks syair, teks puisi, dan profil perkembangannya: (1) Sudah mampu
teks gurindam (Mahsun, 2014: 94). mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal
Pembelajaran teks cerita rakyat disertai kemampuannya membuat generalisasi
diajarkan di kelas X. Sesuai dengan yang lebih konklusif dan kompherensif, (2)
Kurikulum SMA Bahasa Indonesia, Tercapainya titk puncak (kedewasaan
Kompetensi Dasar 3.8. siswa diharapkan intelektual umum)dan (3) Kecenderungan
mampu mengidentifikasi nilai-nilai dan isi bakat tertentu mencapai titik puncak dan
yang terkandung dalam hikayat baik lisan kemantapannya(Sumantri dan Syaodih, 2008:
maupun tulisan. Hal ini menegaskan 48).
pembelajaran menemukan nilai-nilai hikayat
menjadi kewajiban bagi siswa. Namun,
penggunaan bahasa melayu pada hikayat
membuat siswa kurang tertarik untuk
154 Indonesia: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, 3(3) Oktober 2022

METODE HASIL

Penelitian ini termasuk jenis 1. Perencanaan Pembelajaran


penelitian kualitatif. Penelitian ini dipusatkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
pada perencanaan pembelajaran, pelaksanaaan (RPP) ialah rencana kegiatan pembelajaran
pembelajaran dan penilaian pembelajaran yang dilakukan pada satu kali pertemuan atau
yang dilakukan guru serta aktifitas siswa lebih, yang disususn untuk Kompetensi Dasar
dalam pelaksanaan proses pembelajaran (KD). Setelah penelitian dilakukan, peneliti
mengidentifikasi makna teks hikayat di kelas menemukan Rencana Pelaksanaan
X SMA Negeri 1 Toraja Utara. Penelitian pembelajaran (RPP) dibuat oleh hasil
akan dilakukan pada pada bulan Juli hingga musyawara guru mata pelajaran (MGMP).
Agustus 2020 di Kota Rantepao Kabupaten Dalam perencanaan pembelajaran
Toraja Utara. Penelitian ini merupakan yang telah disusun oleh guru memuat tentang
penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti akan pembuatan Rencana Pelaksanaan
mengamati, menganalisa, serta Pembelajaran (RPP) yang didalamnya
mendeskripsikan tentang perencanaan, memuat tentang identitas sekolah, KI, KD 3.7
pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran yang dan 4.7, materi pembelajaran menggunakan
dilakukan guru dan aktifitas mengidentifikasi teks cerita rakyat berjudul “Hikayat Indera
makna dalam teks hikayat di kelas X SMA Bangsawan”, metode pembelajaran yang
Negeri 1 Toraja Utara yang peneliti dapatkan digunakan yaitu metode discovery Based
dari melakukan observasi. Learning, sumber belajar berasal dari buku
Fokus penelitian yaitu; (1), tahap teks Bahasa Indonesia SMA kelas X, buku
perencanaan yaitu bagaiamana pembelajaran teks guru Bahasa Indonesia SMA serta Kamus
siswa sehingga pembelajaran tercapai sesuai Besar Bahasa Indonesia (KBBI), media yang
RPP yang dibuat oleh guru. RPP juga digunakan dalam pembejaran ini yaitu media
termasuk tahap perencanaan, jadi peneliti daring, sebagai berikut:
akan mengamati RPP Guru Mata Pelajaran
yang bersangkutan, (2) tahap pelaksanaan a. Identitas Mata Pelajaran
yaitu bagaimana implementasi dari RPP yang Hasil perencanaan pelaksanaan
telah direncanakan untuk pembelajaran pembelajaran yang disusun oleh guru
pembelajaran mengidentifikasi makna dalam mencantumkan (1) satuan pendidikan yaitu
teks hikayat di kelas X SMA N 1 Toraja Utara bertempat di SMAN 1 Toraja Utara, (2) kelas
oleh Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. X IPA 1, (3) mata pelajaran Bahasa
Kegiantan pelaksanaan ini mencakup kegiatan Indonesia, (4) materi pokok yaitu cerita rakyat
pembuka, inti, dan penutup dari RPP. Peneliti (hikayat) dan (5) dan alokasi waktu 4 JP.
akan mengamati, bagaimana kegiatan tersebut Dalam RPP guru tersebut hanya
diimplementasikan di dalam kelas, (3) tahap mencantumkan 4 JP dan hanya 1 kali
penilaian, yaitu suatu proses yang sistematis pertemuan, tetapi pertemuan untuk 2 KD ini
dari pengumpulan, analisis, dan interpretasi direalisasikan dengan 2 kali pertemuan
informasi/data untuk menetukan sejauh mana melalui media daring. Pertemuan pertama
siswatelah mencapai tujuan pembelajaran dilakukan selama 10 menit, dan pertemuan
mengidentifikasi makna dalam teks hikayat di kedua dilakukan selama 13 menit pelajaran.
kelas X SMA N 1 Toraja Urara; dan (4)ateks Waktu pembelajaran yang digunakan
hikayat, yaitu satu bentuk sastra prosa, disekolah dibuat oleh wakil kepala sekolah
terutama pada Bahasa Melayu yang berisikan bidang akademik, dan setiap JP bahasa
mengenai suatu kisah, cerita, dan juga Indonesia dikelas X hanya mendapatkan
dongeng. Umumnya mengisahkan mengenai sekali pertemuan tiap minggunya.
kehebatan maupun kepahlawanan seseorang
lengkap dengan keanehan, kesaktian, dan juga b. Perumusan Indikator
mukjizat dari tokoh utama, sebuah hikayat itu Guru meyusun indikator tiap KD
dibacakan sebagai hiburan, pelipur lara atau yang dikembangkan, yaitu KD.3.7
pun juga utnuk membangkitkan semangat Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang
juang. terkandung dalam cerita Rakyat (Hikayat)
Aurel L Magfira, dan Idawati Garim: Pembelajaran Mengidentifikasi Makna… 155

baik lisan maupun tulis, dan KD. 4.7 mencantumkan KI secara teoritis.
Menceritakan kembali isi cerita rakyat
(hikayat) yang didengar dan dibaca. Indikator c. Perumusan Tujuan Pembelajaran
itu sebagai berikut: Tujuan dalam pembelajaran dalam
1) Menelaah isi pokok hikayat dengan bahasa Pelaksanaan Perencanaan Pmebelajaran
sendiri. (RPP) dirumuskan dengan melakukan
2) Menelaah karakterisistik hikayat. pengembangan terhadap indikator pencapaian
kompetensi tujuan pembelajaran yang
3) Mendata nilai-nilai yang terdapat dalam
terdapat dalam Rencana Pelaksanaan
Hikayat. Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh SMA
4) Menyusun kembali cerita rakyat yang Negeri 1 Toraja Utara, sebagai berikut:
didengar atau dibaca. 1) Siswa dapat Menelaah isi pokok hikayat
5) Mendeskripsikan kembai cerita yang sudah dengan bahasa sendiri.
disusun baik lisan maupun tulis. 2) Siswa dapat menelaah karakterisistik
Berdasarkan data yang ditemukan hikayat.
dalam penelitian, indikator yang ada dalam 3) Siswa dapat mendata nilai-nilai yang
Rencana Pelaksanaa Pembelajaran (RPP) terdapat dalam hikayat.
yang dibuat oleh guru SMA Negeri 1 Toraja 4) Siswa dapat menyusun kembali cerita
Utara memiliki kekuarangan yaitu tidak rakyat yang didengar atau dibaca.
mencantumkan KI dalam Rencana 5) Siswa dapat mendeskripsikan kembai
pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang cerita yang sudah disusun baik lisan
dibuatnya. Tetapi KD yang dibuat oleh guru maupun tulis.
tersebut sudah sesuai dengan yang ada, yakni Rumusan tujuan pembelajaran yang
KD 3.7 dan KD 4.8. Hal ini dapat dibuktikan terdapat dalam RPP yang telah disusun oleh
dengan melihat perumusan indikator yang guru SMA Negeri 1 Toraja Utara untuk KD
menggunakan kata kerja operasional tiap 3.7 dan 4.7 dibagi atas 2 pertemuan atau 4
indikator yang dapat digunakan sebagai jam pelajaran (JP). Dalam rumusan tujuan
pengukur dan dapat diamati ketercapaian pembelajaran tersebut, guru telah menjelaskan
Kompeensi Dasar (KD) yang dikembangkan. lebih rinci indikator yang dibuat sebelumnya.
Kata Kerja Operasional yang digunakan Namun penjelasan tersebut hanya memuat
dalam pengembangan indikator KD 3.7 yaitu jabaran tentang ranah pengetahuan dan
menelaah, menelaah, dan mendata. keterampilan saja, dan tidak mencantumkan
Sedangkan dalam pengembangan indikator ranah sikap spiritual dan sosial didalamnya.
KD 4.7 yaitu menggunakan kata menyusun Pada pertemuan pertama dan kedua
dan mendeskripsikan. Kata kerja operasional sama-sama menggunakan kata kerja
tersebut membuktikan adanya pencpaaian operasional menelaah, menelaah, mendata,
pembelajaran basis Saintific Learning. menyusun, mendeskripsikan, dan menceritakan
Selanjutnya, perumusan indikator kembali. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
pencapaian Kompetensi dalam Rencana yang disusun oleh guru Bahasa Indonesia di
Pelaksaaan Pembelajan (RPP) yang SMA Negeri 1 Toraja Utara, hanya memuat
dikembangkan dari KD. 3.2 dan KD. 4.2 Behaviour(perilaku yang henak dicapai) tidak
hanya mengacu pada aspek pengetahuan dan terdapat aspek condition (dalam kondisi
keterampilan saja. Hal tersebut karena bagaimaan perilaku tersebut dicapai), Audience
indikator yang tertera alam rencana (siswa), dan digree (tingkat kemampuan),
Pelaksaaan Pembelajaran (RPP) ini adalah priyatni menjelaskan bahwa rumusan tujuan
indikator pembelajaran (Kompetensi pembelajarn memuat aspek audience,
pengetahuan dan keterampilan) sedangkan behavior, condition, dan digree.
indikator pengiring (kompetensi sikap) Dalam pembelajaran KD 3.7 dan 4.7
terintegritasi dalam pengetahuan dan diharapkan siswa dapat menelaah struktur dan
keterampilan pada kegiatan pelaksanaan kebahasaan dari teks hikayat dalam bentuk
pembelajaran, atau dengan kata lain indikator lisan mapun tulisan. Tujuan pembelajaran yang
pencapaaian kompetensi tersebut tidak terdapat dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) telah memuat hal tersebut,
156 Indonesia: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, 3(3) Oktober 2022

akan tetapi dalam pelaksanaan kegiatan belajar jadi tidak efisien serta masih ada siswa
pembelajaran, tujuan tidak semuanya yang pasif.
terlaksana. Walaupun seperti itu berdasarkan Walaupun guru tidak membuat materi
hasil pengamatan, hasil yang diharapkan dalam pembelajaran pengayaan, dan materi
indikator sudah tercapai sebagian karena pembelajaran remedial sehingga ketika siswa
mayoritas siswa sudah bisa menelaah isi tidak mengerjakan tugas sesuai jawaban yang
pokok, karakterisistik, mendata nilai-nilai yang diinginkan guru, maka guru tersebut hanya
terdapat dalam hikayat serta dapat menyusun menyuruh para siswa untuk mengerjakan
kembali dan mendeskripsikan kembai cerita kembali tugas yang telah diberikan
yang sudah disusun baik lisan maupun tulis. sebelumnya.
Pada pelaksanaannya, pembelajaran juga sudah
melewati jam pertemuan yaitu 2 kali e. Pemilihan Sumber Belajar
pertemuan, tetapi setiap pertemuan tidak Sumber belajar adalah rujukan, objek
pernah sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. dan atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran. Penyusunan sumber belajar
d. Pemilihan Materi Ajar dalam RPP harus berdasarkan pada kegiatan
Berikut merupakan materi pelajaran pembelajaan, penyususnan sumber belajar
yang terdapat dalam RPP yang dibuat guru dalam RPP harus pada standar kompetensi dan
SMA Negeri 1 Toraja Utara. kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan
1) Fakta pembelajaran dan indikator pencapaian
Contoh teks Hikayat Indera Bangsawan kompetensi. Sumber belajar yang terdapat
2) Konsep dalam RPP yang dibuat guru SMA Negeri 1
a) Menelaah isi pokok Toraja Utara untuk sumber belajar, sebagai
b) Karakterisistik teks hikayat berikut:
c) Mendata nilai-nilai yang terdapat 1) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
dalam hikayat Bahasa Indonesia SMP/MTS. Kelas X.
d) Menyusun kembali cerita yang Edisi Revisi 2016.
didengar atau dibaca 2) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
e) mendeskripsikan kembai cerita Buku Guru Bahasa Indonesia SMP/MTS.
didengar atau dibaca. Kelas X. Edisi Revisi 2016.
Berdasarkan data yang dikumpulkan 3) Kamus Besar Bahasa Indonesia
dalam penelitian ini, materi ajar dalam (Elektronik)
Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) yang Penyusunan sumber belajar dalam
dirumuskan oleh guru SMA Negeri 1 Toraja RPP yang disusun guru SMA Negeri 1 Toraja
Utara tidak membuat bahan ajar tentang materi Utara terdiri atas buku teks siswa, buku teks
pembelajaran pengayaan, dan materi guru bahasa Indonesia dan Kamus Besar
pembelajaran remedial, dan hanya memuat Bahasa Indonesia Elektronik. Penyusunan
tentang materi pelajaran regular. Padahal hal sumber belajar telah mengedepankan
ini diperlukan untuk membantu guru dalam kesesuainan dengan KI dan KD yang ada.
mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan hasil data analisis data f. Pemilihan Media Pembelajaran
materi pembelajaran yang disesuaikan dengan Media ialah alat bantu proses
tujuan pembelajaran yang terdapat dalam RPP, pembelajaran untuk mempermudah
penyusunan materi ajar juga telah berdasar penyampaian materi pembelajaran. Pada
pada tujuan pembelajaran yang ada. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Penyusunan bahan ajar yang dibuat guru telah yang dibuat oleh guru SMA Negeri 1 Toraja
sesuai dengan karakteristik siswadan Utara hanya mencantumkan media Whatsapp
kebutuhan siswa yang urutanya telah (WA) pembelajaran yang digunakan, namun
disesuaikan dengan rumusan indikator saat pelaksanaannya mereka menggunakan dua
ketercapaian kompetensi yang ada. Akan tetapi media yang lain, pertama media Google
dalam pelaksanaannya pembelajarannya masih Classroom yang digunakan untuk media
terjadi peramsalahan teknis sehingga waktu pengumpulan tugas siswa saat siswa diberikan
tugas guru memberikan perintah untuk menulis
Aurel L Magfira, dan Idawati Garim: Pembelajaran Mengidentifikasi Makna… 157

jawabannya dibuku lalu kemudian di foto dan Indonesia untuk kelas X IPA 1 setelah melalui
diupload ke Google Classroom, dan yang koordinasi dengan ketua kelas melalui telepon.
kedua media Google Meet sebagai media Pada saat proses pembelajaran kedua guru
untuk guru dan siswa untuk berinteraksi tanya- melakukan kegiatan pendahuluan, dan setelah
jawab tentang materi pelajaran. itu guru kemudian memberitahukan kepada
siswa jika tugas yang mereka kerjakan tidak
g. Metode Pembelajaran sesuai dengan jawabanya yang diinginkan
Dalam Rencana Pelaksanaan guru, kemudian guru melakukan kegiatan inti
Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru dengan jelas dan bagian penutup tidak seperti
bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Toraja Utara yang telah tertera di Rencana plekaasanaan
menggunakan metode Penyingkapan pembelajaran (RPP) yang dibuat guru, tidak
/Penemuan (Discovery Based Learning). lupa guru memberikan tugas dengan
Selain itu, juga menggunakan satu metode lagi pertanyaan yang sama dan lebih memberikan
tatapi tidak dituliskan dalam RPP guru yaitu arahan kepada siswa tentang tugas tersebut.
metode daring.
i. Penilaian
h. Skenario Pembelajaran Guru menyusun penilaian pemelajaran
Pada pembelaran bahasa Indonesia mengunakaan teknik penilaian autentik, yaitu
kelas X guru sebenarnya hanya membuat 1 penilaian yang digunakan untuk menilai ranah
pertemuan untuk KD. 3.7 dan 4.7 didalam sikap, ranah pengetahuan, dan ranah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), keterampilan. Pada ranah sikap guru menyusun
tapi karena beberapa masalah pada pertemuan teknik penilaian observasi dalam bentuk
pertama sehingga guru membuat dua google form, penilaian pengetahuan dirancang
pertemuan. Pada pertemuan pertama, guru dan dalam bentuk tertulis, dan penilaian
siswa sulit untuk berkomunikasi di aplikasi keterampilan dalam bentuk penugasan. Bentuk
Google Meet karena, pertama jaringan dan penilaian tersebut sudah sesuai dengan
frekuensi yang terganggu, kedua kondisi indikator pencapain yang ingin dicapai guru,
ruangan guru yang ditempati oleh guru Bahasa tetapi guru tersebut tidak melampirkan kunci
Indonesia tidak kondusif karena banyak juga jawaban dan pedoman penskoran pada
guru yang melakukan pelajaran secara daring penugasan siswa.
didalam ruang guru sehingga kondisi sedikit
gaduh, ketiga, media yang digunakan guru 2. Pelaksanaan Pembelajaran
awalnya menggunakan Laptop untuk Pelaksanaan pembelajaran dilakukaan
melaksananakan Google Meet tapi kemudian untuk keterpaian implementasi dari Rencana
menggunakan Handphone karena speaker Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang terdiri
laptopnya rusak, keempat siswa yang dari Pendahuluan, inti, dan penutup.
mengikuti kelas baru pertama kali
menggunakan Google Meet sehingga masih a. Kegiatan Pendahuluan
terjadi kegaduhan awalanya dan kelima waktu Sajian analisis kessuaian antara
jam pelajaran Bahasa Indonesia hanya ada 40 pendahulaun yang terdapat Pada Rencana
menit. Alasan mengapa jam pelajaran bahasa Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru
Indonesia hanya ada 40 menit karena itu bahasa Indonesia Kelas X SMA Negeri 1
adalah hari pertama siswa masuk sekolah dan Toraja Utara. Pada pertemuan pertama,
merupakan jam pertama di hari senin sehingga
guru tidak melaksanakan langkah-langkah
belum efektif. Akibat gangguan-gangguan
diatas menyebabkan proses pembejaran pembelajaran yang telah disusunya dalam
menjadi molor sehingga guru akhirnya RPP. Kemudian pada pertemuan kedua
memberikan tugas kepada siswa melelaui grup guru mulai melaksanakan pembelajaran
WA dan tugas dikirim melalui Google dengan mengecek kehadiran para siswadi
Classsroon tanpa melakukan tanya-jawab Google Meet terlebih dahulu, kemudian
tentang pelajaran hari itu. guru seharusnya memberikan motivasi
Pada pertemuan kedua, guru belajar kepada siswasecara kontekstual
mengganti jam dan hari pembelajaran bahasa
158 Indonesia: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, 3(3) Oktober 2022

dalam pengaplikasiannya dalam kehidupan (2)siswa telah membaca materi yang akan
sehari-hari, sehingga siswadapat memiliki dipelajari sesuai dengan materi yang sudah
pengetahuan atau keterampilan yang dibagikan oleh guru. Tahap 2 (Identifikasi
dinamis dan fleksibel untuk mengkontruksi Masalah): guru melakukan tanya-jawab
sendiri secara aktif pemahamannya. Pada dengan siswa tentang materi teks Hikayat.
pembelajaran daring ini guru tidak Tahap 3 (Pengumupulan Data): (1) siswa
mengaitkan pengetahuan sebelumnya, secara individu mengamati teks Hikayat
tetapi guru telah menjelaskan tujuan dan (2) siswa secara individu mengamati
pembelajaran atau kompetensi dasar yang nilai dan isi yang terkandung dalam teks
akan dicapai pada pertemuan hari itu. Guru Hikayat. Tahap 4 (Pengolahan Data): siswa
juga menyampaikan cakupan materi yang mendata Karakteristik, nilai, dan isi yang
akan dipelajari. Berikut data yang terkandung dalam teks Hikayat. Tahap 5
ditemukan: (Verifikasi/Pembuktian): siswa secara
“Cerita rakyat yaitu cerita yang individu mengirimkan hasil kerja tugasnya
berkembang turun temurun dalam melalui Google Classroom. Tahap 6
masyarakat, nah ciri-ciri hikayat itu (Menarik Kesimpulan): siswa
seperti penullisnya anonym, menyimpulkan tentang karakteristik, nilai,
istanasentris… dan isi yang terdapat pada teks hikayat.
“Cerita itu pada umunya dibangun
Berdasarkan data yang
oleh dua unsur intrinsik dan
ekstrensik.” dikumpulkan peneliti dari kegiatan
Pelaksanaan pembelajaran di SMA pembelajaran yang berlangsung, karena
Negeri 1 Toraja Utara kelas X IPA diawali alokasi waktu saat mengajar sangat tidak
dengan dengan kegiatan pembuka, efektif, yang hanya satu pertemuan
berdasarkan data yang tertera pada tabel menjadi dua pertemuan sehingga tujuan
terlampir jika guru menanyakan apakah pembelajaran yang dibuat guru untuk satu
siswa telah berdoa dan lanjut dengan pertemuan harus diulang kembali.
mengecek kehadiran siswa. Hal itu Pada proses pembelajaran
merupakan bentuk untuk memepersipakan dipertemuan pertama menggunakan
siswasebelum memulai materi pelajaran. Google Meet untuk berinteraksi dengan
Tetapi dalam pembelajaran guru tidak siswa tetapi karena banyaknya faktor yang
mengaitkan pembelajaran sebelumnya membuat proses pembelajaran mejadi tidak
dengan materi sekarang dan tidak efektif sehingga guru hanya memberikan
memeberikan motivasi apapun kepada tugas pada siswadan setelah itu guru
siswa. memeriksa tugas siswa yang dikumpulkan
di Google Classroom dan ternyata jawaban
b. Kegiatan Inti yang dikerjakan oleh perserta didik tidak
Data tentang kegiatan inti yang dapat melengkapi tujuan dari materi KD
terdapat dalam pelaksanaan pembelajaran 3.7 dan 4.7 yang diinginkan guru, sehingga
guru kelas X SMA Negeri 1 Toraja Utara guru kemudian membuat pertemuan kedua
ditandai dengan model pembelajaran yang melalui media Google Meet untuk pekan
digunakan oleh guru kelas X SMA Negeri depan dan membahas tentang KD. 3.7 dan
1 Rantepao yaitu Discovery Based 4.7 serta memberikan kembali tugas
Learning. Berikut merupakan Sintaks kepada siswadengan lebih detail. Walapun
Model pembelajaran Discovery Based seperti itu guru juga kurang
Learning serta metode daring melalui memberikankan penjelasan mengenai
Google Meet. tugas tersebut dan soal yang diberikan oleh
Tahap 1 (Stimulus): (1) guru guru tidak sesuai dengan tujuan
menjelaskan KD yang akan dipelajari, dan pembelajaran yang telah dibuatnya.
Aurel L Magfira, dan Idawati Garim: Pembelajaran Mengidentifikasi Makna… 159

c. Kegiatan Penutup dalam pembelajaran seperti kejujuran,


Berdasarkan data yang dikumpulkan sopan satu, percaya diri, pantang
peneliti mengenai kegiatan penutup didalam menyerah, kreatif, proaktif, kritis.
Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang pelaksanaan pembelajaran guru kelas X b. Penilaian Kognitif (Pengetahuan)
SMA Negeri 1 Toraja Utara, dalam bentuk Penilaian kognitif mengidentifkasi
teknik obsevasi dan teknik rekam dokumentasi makna dalam teks hikayat, diperoleh data
video ada berapa point yang tidak dilakukan
melalui wawancara dengan guru.
guru seperti tidak bersama menemukan
manfaat langsung maupun manfaat tidak Berdasarkan hasil wawancara diketahui
langsung dari hasil pembelajaran yang bahwa penilaian pengetahuan, selain untuk
berlangsung dengan siswa, tidak ada umpan mengetahui apakah siswatelah mencapai
balik terhadap proses dan hasil pembelajaran ketuntasan belajar, juga untuk
materi hari itu bahkan bagian penutup yang mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan
dibuat oleh guru dalam Rencana pelaksanaan penguasaan pengetahuan siswadalam
Pembelajaran ada yang tidak dilaksanakan proses pembelajaran (diagnostik). Oleh
yaitu guru tidak menginfomasikan rencana karena itu, pemberian umpan balik
kegiatan pembelajaran utuk pertemuan (feedback) kepada siswaoleh pendidik
berikutnya dan langsung mengucapkan kata merupakan hal yang sangat penting,
sekian sebelum mengakhiri kelas di Google
sehingga hasil penilaian dapat segera
Meet.
digunakan untuk perbaikan mutu
3. Penilaian Pembelajaran pembelajaran.

Penilaian pembelajaran pada c. Penilaian Psikomotorik (Keterampilan)


dasarnya merupakan kegiatan yang dapat Penilaian kognitif mengidentifkasi
memberikan informasi kepada guru agar makna dalam teks hikayat, diperoleh data
dapat meningakatkan kemampuan melallui wawancara dengan guru.
mengajarnya serta membantu siswauntuk Berdasrkan hasil wawancara diketahui
meningkatkan atau mengoptimalkan bahwa terkait penilaian aspek keterampilan
ditemukan bahwa guru melakukan penilaian
perkembangan belajarnya. keterampilan dari soal yang telah diunggah
pada Google Classroom terutama pada soal
a. Penilaian Afektif (Sikap)
vealuasi tentang “Ceritakan kembali isi
Hasil penilaian pembelajaran
“Hikayat Indera Bangsawan” dengan bahasa
mengidentifikasi makna dalam teks sendiri dalam bentuk lisan ataupun tulisan.
hikayat, diperoleh data melalui wawancara
dengan guru. Berdasarkan hasil wawancara PEMBAHASAN
diketahui guru tidak mencantumkan
penilaian diri dan penilaian antar teman Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
pada RPP yang guru telah buat.dan hanya (RPP) merupakan rencana kegiatan tatap
menggunakan teknik observasi saat muka untuk satu pertemuan atau lebih.
penilaian sikap, namun demikian dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
teknik observasi ini guru tidak memiliki merupakan bagian yang dikembangkan
pedoman observasi yang berisi sejumlah dari silabus yang diurai lebih spesifik.
indikator atas perilaku yang diamati. Guru sebenarnya memiliki kewajiban
Selanjutnya dalam penerapan untuk memperhatikan kelengkapan dan
pembelajaran guru tidak terlihat membuat kesistematisan sesuai dengan acuan yang
penilaian dalam ranah sikap walaupun berlaku. Dalam Permendikbud nomor 22
dalam wawancara guru tersebut Tahun 2016 telah mencantumkan jika
mengatakan bahwa dia menilai sikap siswa terdapat 13 komponenyang seharusnya ada
160 Indonesia: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, 3(3) Oktober 2022

dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menggambarkan indikator hasil belajar


(RPP), komponen itu meliputi: 1) Identitas yang ingin dicapai. Tatapi pada RPP guru
Sekolah yaitu nama satuan pedidikan yaitu tidak memuat cara keempat atau mengenai
SMA Negeri 1 Toraja Utara, 2)identitas kelengkapan subjek belajar, perilaku yang
mata pelajaran atau tema/subtema yaitu diukur, kondisi, dan tingkat
Bahasa Indonesia, 3) kelas/semester yaitu pencapaiannya.
X/ganjil, 4) Materi Pokok yaitu teks cerita Pemilihan materi ajar juga telah sesuai
rakyat (hikayat), 5) Alokasi waktu yang dengan indikator pembelajaran yang disusun
disesuaikan dengan KD dan cakupan oleh guru melalu media Google Meet, dan
materi yang diajarkan, 6) tujuan pembelajaran tidak terkendala pada masalah
pembelajaran yang dirumuskan pemilihan sumber belajar karena guru sudah
berdasarkan KD, menggunakan kata membagikan buku Bahasa Indonesia
elektronik pada siswa, hanya terkendala
operasional yang dapat dimaati,diukur,
dengan masalah teknis yaitu jaringan yang
yang mencakup aspek sikap, pengetahuan, tidak mendukung untuk melaksanakan
dan keterampilan, 7) Kompetensi Dasar pembelajaran daring.
dan Indikator pencapaaian kompetensi Dalam Kemendikbud No, 22 Tahun
yaitu KD 3.7 dan 4.7 mengenai 2016 menjelaskan bahwa pelaksanaan
Mengidentifikasi Makna dalam Teks pembelajaran merupakan implementasi dari
Hikayat baik secara lisan maupun tulisan, Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
8) materi pembelajaran memuat fakta, meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan
konsep, prinsip, prosedur, yang relevan, 9) penutup. Pada proses pembelajaran
metode pembelajaran yaitu metode dipertemuan pertama guru dan
Penyingkapan/Penemuan (Discovery siswamenggunakan Google Meet untuk
Based Learning) 10) media pembelajaran berinteraksi dengan siswa untuk proses belajar-
mengajar tetapi karena banyaknya faktor yang
menggunakan media online yakni
membuat proses pembelajaran mejadi tidak
Whatsapp 11) sumber belajar berupa buku efektif sehingga guru hanya memberikan tugas
Bahasa Indonesia elektronik terbitan pada siswadan setelah itu guru memeriksa
kemendikbud, 12) Langkah-langkah tugas siswa yang dikumpulkan di Google
pembelajaran dilakukan melalui tahapan Classroom dan ternyata jawaban yang
pendahuluan, inti, dan penutup, dan 13) dikerjakan oleh perserta didik tidak dapat
penilaian hasil belajar pada pembelajaran melengkapi tujuan dari materi KD 3.7 dan 4.7
teks cerita rakyat (hikayat). yang diinginkan guru, sehingga guru kemudian
Dalam perumusan indikator guru membuat pertemuan kedua melalui media
telah membuat indikator pada masing- Google Meet untuk pekan depan dan
masing-masing KD 3.7 menggunakan kata membahas tentang KD. 3.7 dan 4.7 serta
memberikan kembali tugas k epada
operasional menelaah, menelaah, dan
siswadengan lebih detail. Walapun seperti itu
mendata sedangkan pada KD 4.7 guru juga kurang memberikankan penjelasan
menggunakan kata operasional menyusun mengenai tugas tersebut dan soal yang
dan medeskripsikan. Perumusan tujuan diberikan oleh guru tidak sesuai dengan tujuan
pembelajaran dilakukan dengan cara, pembelajaran yang telah dibuatnya.
pertama disesuaikan dengan indikator Kompetensi yang harus dimiliki oleh
pencapaian hasil belajar, kedua, sesuai guru adalah penilaian pembelajaran. Penilaian
dengan karakteristik siswa , ketiga aspek adalah proses pengumpulan dan pengolahan
yang diukur dengan jelas, keempat informasi untuk mengukur pencapaian hasil
rumusan tujuan mencakup subjek belajar, belajar siswa. Penilaian pendidikan pada
perilaku yang diukur, kondisi, dan tingkat pendidikan dasar dan pendidikan menengah
pencapaian, kelima menggunakan kata terdiri atas penilaian hasil belajar oleh
pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan
kerja operasional sehingga pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh
Aurel L Magfira, dan Idawati Garim: Pembelajaran Mengidentifikasi Makna… 161

pemerintah. Penilaian hasil belajar oleh guru yang dikatkan dengan soal yang dibuat oleh
bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi guru, keduanya tidak berjalan dengan baik
proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil karena hanya setengah yang memenuhi tujuan
belajar siswa secara berkesinambungan. pembelajaran yaitu: (1) siswa dapat mendata
Penilaian hasil belajar oleh guru bertujuan nilai-nilai yang terdapat dalam hikayat serta,
untuk menilai pencapaian Standar Kompetensi (2) siswa dapat menyusun kembali cerita
Lulusan untuk semua mata pelajaran. rakyat yang didengar atau dibaca. Dan ada
Penilaian hasil belajar siswa meliputi tigas aspek tujuan pembelajaran yang tidak
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. terpenuhi yaitu: (1) siswa dapat menelaah isi
Penilaian aspek sikap dilakukan melalui pokok hikayat dengan bahasa snediri, (2) siswa
observasi/pengamatan dan teknik penilaian dapat menelaah karakteristik hikayat, dan (3)
lain yang relevan. Penilaian aspek pengetahuan siswa dapat mendeskripsikan kembali cerita
dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan yang sudah disusun baik lisan maupun tulisan.
penugasan sesuai dengan kompetensi yang Serta guru tersebut tidak melampirkan kunci
dinilai. Penilaian keterampilan dilakukan jawaban dan pedoman penskoran pada
melalui praktik, produk, proyek, portofolio, penugasan siswa. Dan walaupun guru telah
dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi melakukan penjelasan mengenai pokok-pokok
yang dinilai. bagian soal yang harus dikerjakan seperti
Berdasarkan hasil penelitian yang karateristik, nilai, dan isi kepada siswapada
dilakukan peneliti pada kegiatan penilaian pertemuan kedua, tetapi dalam penilaian guru
pembelajaran mengidentifikasi makna dalam masih banyak siswa yang nilainya tidak
teks hikayat di kelas X SMA Negeri 1 Toraja mencapai nilai KKM, skor KKM minimal 80.
Utara ditemukan dalam RPP guru
mencantumkan 3 jenis aspek penilaian, yaitu SIMPULAN
aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek
keterampilan. Guru menyusun penilaian Rencana pelaksanaan pembelajaran
pemelajaran mengunakan teknik penilaian yang dibuat guru memuat tentang
autentik, yaitu penilaian yang digunakan untuk mengidentifikasi makna dalam teks
menilai ranah sikap, ranah pengetahuan, dan Hikayat di kelas X SMA Negeri 1 Toraja
ranah keterampilan. Pada ranah sikap guru Utara, telah memuat komponen-komponen
menyusun teknik penilaian observasi dalam
yang terdapat dalam Permendikbud nomor
bentuk google form, tetapi dalam
pelaksanaannya guru tidak mengisi form 22 tahun 2016, walaupun seperti itu setelah
tersebut. Pada RPP yang guru buat juga tidak diamati lebih ternyata ada beberapa
mencantumkan penilaian diri dan penilaian kekurang dari rencana pelaksanaan
antar teman. pembelajaran yang digunakan oleh guru
Penilaian pengetahuan, selain untuk pelajaran bahasa Indonesia kelas X SMA
mengetahui apakah siswatelah mencapai Negeri 1 Toraja Utara, yaitu meliputi: 1)
ketuntasan belajar, juga untuk mengidentifikasi penyusunan alokasi waktu 1 pertemuan 4
kelemahan dan kekuatan penguasaan jam pelajaran yang tidak disesuaiakan
pengetahuan siswadalam proses pembelajaran dengan pelaksanaannya, yakni menjadi 2
(diagnostik). Oleh karena itu, pemberian pertemuan dengan waktu pertemuan yang
umpan balik (feedback) kepada siswaoleh
tidak menggunakan sesuai dengan jam
pendidik merupakan hal yang sangat penting,
sehingga hasil penilaian dapat segera pelajaran yang telah ditentukan.
digunakan untuk perbaikan mutu Guru telah melaksanakan kegiatan
pembelajaran. pembuka, kegiatan ini, dan kegiatan
Penilaian pengetahuan dirancang penutup dalam pembelajaran. Ketiga
dalam bentuk tertulis, dan penilaian tahapan tersebut terlaksana secara bertahap
keterampilan dalam bentuk penugasan. Bentuk meskipun tidak semua aspek terpenuhi.
penilaian tersebut sudah sesuai dengan Pada kegiatan pembuka siswahanya
indikator pencapaian yang ingin dicapai guru, melakukan absensi tanpa berdoa, dan tanpa
tetapi jika dilihat dari tujuan pembelajaran
162 Indonesia: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, 3(3) Oktober 2022

tahapan mengajukan pertanyaan dengan REFERENSI


mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang kaan dipelajari. Guru Dirmawati, D. 2018. Nilai-Nilai Dalam
telah menggunakan model, media, Hikayat Sabai Nan Aluih Karya Tulis
pendekatan yang saling menunjang Sutan Sati Dan Skenario
Pembelajarannya di Kelas X SMA IT
pembelajaran ini. Penggunaan model dan
Wahdah Islamiah Makassar.
media daring serta Discovery Based Prosiding Seminar Nasional Dies
Learning menjadi bagian penting dengan Natalis UNM Ke 57, (pp. 103-110).
pendekatan Saintific Learning yang hanya Badan Penerbit UNM.
dilakukan dengan cara mengembangkan Karim, A. A., Nitam, A., Fadilah, C., Diniar,
empat tahapan pembelajaran yakni F., Lestari, I. A., dan Falah, N. 2021.
megamati, menanya, mencoba, dan Nilai Karakter Peduli Lingkungan
mengkomunikasikan. Dalam tahapan ini dalam Cerita Rakyat “Hikayat
menalar tidak terlaksana. Selanjutnya Kampung Hilang, Bakan Jati”.
dalam kegiatan penutup guru hanya Prosiding Seminar Nasional Sastra,
melaksanakan kegiatan tindak lanjut dalam Lingua, Dan Pembelajarannya
(Salinga) (Vol. 1, No. 1, pp. 9-17).
bentuk pemberian tugas individu dan tidka
Kepmendikbud. 2016. Standar Proses
menginformasikan rencana kegiatan Pendidikan Dasar dan Menengah:
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Jakarta .Depdikbud.
Penilaian hasil belajar dilakukan Lestari, E. C. 2022. Analisis Aspek Nilai Moral
guru terhadap siswa tidak mencakup “Cerita Rakyat Nusantara” Sebagai
penilaian sikap, pengetahuan, dan Alternatif Bahan Ajar di Kelas
keterampilan. Penilaian sikap X. Doctoral dissertation, Universitas
menggunakan teknik observasi atau Siliwangi.
pengamatan secara langsung tingkah laku Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran
siswa dalam kegiatan pembelajaran tetapi Bahasa Indonesia: Kurikulum 2013.
tidak ada penskoran yang diberikan guru Jakarta:PT Raja Grafika Persada.
Mahsun, M. 2020. Pembelajaran Bahasa
kepada siswa. Penilaian pengetahuan
Indonesia Berbasis Teks. Jakarta:PT
dilakuan oleh guru terhadap siswa dengan Raja Grafika Persada.
cara melaukan tes lisan dan penugasan, Muslimin. 2011. Perlunya Inovasi dalam
dalam hal ini soal yang diberikan guru Pembelajaran Bahasa dan Sastra
tidak dapat semuanya memenuhi tujuan Indonesia: Solusi Mengatasi Problem
pembelajaran yang telah dibuat guru serta Klasik Pengajaran Bahasa dan Sastra
penlaian keterampilan dilaksanakan di Sekolah. Jurnal Bahasa, Sastra, dan
melalui penugasan yang akan dikumpul di Budaya Vol. 1, No. 1.
Google Classroom tetapi soal yang Sumantri, S. 2008. Perkembangan Peserta
digunakan guru untuk mengukur tingkat Didik. Jakarta:niversitas Terbuka.
pengetahuan dan keterampilan siswa tidak Widowati, D. A. 2014. Problematika
Pembelajaran Bersastra di SMA
dapat memenuhi tujuan pembelajaran yang
Negeri 3 Bantul. Skripsi. Yogyakarta:
telah dibuat. Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai