Anda di halaman 1dari 8

Riksa Bahasa

Volume 1, Nomor 1, Maret 2015

PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN


TEKS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS VII
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Siti Hamidah
Universitas Langlang Buana Jl. Karapitan Bandung
Pos-el: siha.pendbi@gmail.com

ABSTRAK
Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Teks Cerita Pendek Pada Siswa Kelas VII Sekolah
Menengah Pertama. Tujuan Penelitian ini adalah mendeskripsikan langkah pembelajaran teks cerita
pendek dengan tujuan utama pembelajaran sastra yang apresiasif dengan menggunakan langkah-
langkah pendekatan saintifik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik studi
pustaka. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pembelajaran sastra dengan tidak mengabaikan
apresiasi terhadap karya sastra dapat dilakukan dengan pendekatan saintifik yang menjadi ciri khas
kurikulum 2013. Pendekatan saintifik merupakan proses mendekati pemahaman pembelajaran secara
ilmiah dengan menerapkan konsep-konsep penelitian ilmiah menuju pembelajaran yang bersifat
empiris, aktif, kreatif dan efektif. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran bahasa
Indonesia berbasis teks pada kompensi inti 3.1 memahami teks cerita pendek meliputi kegiatan
pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengasosiasi/menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.
Kata kunci: pendekatan saintifik, teks, pembelajaran sastra, cerpen.

PENDAHULUAN bahkan hanya pada tahap melestarikan


Kurikulum 2013 merupakan kuri- kebiasaan membaca pun mata pelajaran
kulum terbaru yang harus dikuasai oleh para Bahasa Indonesia belum mampu mengan-
pendidik guna menerapkan tujuan pen- tarkan peserta didik pada budaya membaca
didikan yang relevan dan sesuai acuan yang sebagai sarana meraih ilmu pengetahuan.
telah ditetapkan oleh pemerintah. Dalam Hal ini merupakan salah satu masukan untuk
Kurikulum 2013, melahirkan kesadaran melakukan reorientasi terhadap
terhadap posisi dan peran bahasa Indonesia pembelajaran bahasa Indonesia khususnya.
sebagai penghela ilmu pengetahuan (carrier Kurikulum 2013 saat ini memberikan solusi
of knowledge), bahasa diyakni sebagai pembelajaran bahasa Indonesia dengan
wahana untuk mentransmisi ilmu penge- mengedepankan pembelajaran berbasis teks
tahuan. Hal ini memvitalkan kemampuan guna menjawab kebutuhan tersebut.
berbahasa peserta didik guna mengembang- Kurikulum 2013 tidak hanya
kan ilmu pengetahuan yang selaras dengan mengusung pembelajaran bahasa Indonesia
kemampuan berbahasa yang mereka miliki. berbasis teks, akan tetapi juga menawarkan
Kemahiran menguasai makna dan struktur pendekatan yang mampu membudayakan
bahasa Indonesia menjadi pengetahuan yang peserta didik untuk belajar secara aktif
terintegrasi dengan kemampuan berbahasa dengan mengasah afektif dan mengem-
peserta didik, dalam rangka memahami dan bangakan kognitif tingkat tinggi. Sebagai-
menguasai pembelajaran bidang studi mana diketahui bersama, bahwa kondisi
lainnya. pebelajar saat ini cenderung hanya
Pembelajaran bahasa Indonesia selama menerima pembelajaran secara pasif dan
ini dirasakan kurang mampu memelajarkan berpusat pada kognitif tingkat rendah. Hal
peserta didik agar mampu meningkatkan ini dibuktikan oleh hasil riset TIMSS
kemampuan membaca (salah satunya) (Trends in International Mathematics and

107
Riksa Bahasa
Volume 1, Nomor 1, Maret 2015

Science Study) yang menunjukkan “Siswa prosedur ilmiah untuk menjawab masalah
Indonesia berada pada rangking amat rendah secara aktual. Menurut Nazir (2005) metode
dalam kemampuan (1) memahami informasi deskriptif adalah metode penelitian untuk
yang kompleks, (2) teori, analisis dan membuat gambaran mengenai situasi atau
pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, kejadian. Teknik pengumpulan data
prosedur dan pemecahan masalah dan (4) dilakukan dengan studi pustaka atau studi
melakukan investigasi” (Kemendikbud, dokumentasi. Studi pustaka merupakan
2013c). teknik pengumpulan data yang diarahkan
Hasil penelitian tersebut mendorong kepadapencarian data dan informasi melalui
adanya perubahan dalam pendekatan dokumen-dokumen tertulis, maupun doku-
pembelajaran, agar pendidikan mampu men elektronik yang dapat mendukung
memberikan kontribusi terhadap pening- dalamproses penulisan.Sumber data adalah
katan kemampuan-kemampuan yang dirasa kurikulum satuan pendidik SMP Kelas VII
amat rendah tersebut. Salah satunya adalah dan materi pembelajaran apresiasi sastra
penerapan pendekatan saintifik dan konteks- dengan instrumen utama dalam penelitian
tual untuk memperoleh kemampuan kreatif adalah peneliti. Penelitian ini dilakukan
melalui proses mengamati (observing), dengan mengunakan teknik penganalisis
menanya (questioning), menalar bahan pustaka untuk mendeskripsikan
(associating), mencoba (trying) dan langkah pembelajaran teks cerita pendek
membentuk jejaring (networking). pada pembelajaran sastra yang apresiasif
Pembelajaran teks sastra, khususnya dengan menggunakan langkah-langkah
cerita pendek adalah pembelajaran yang pendekatan saintifik
tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan
kompetensi yang diharapkan oleh kurikulum HASIL DAN PEMBAHASAN
2013, tetapi juga sudah seharusnya Pendekatan Saintifik
melibatkan apresiasi terhadap karya cipta Pendekatan saintifik merupakan
dan budaya. Pembelajaran sastra berbasis proses mendekati penahaman pembelajaran
teks dengan bingkai pedekatan saintifik secara ilmiah dengan menerapkan konsep-
harus diselaraskan dengan upaya apresiatif konsep penelitian ilmiah menuju pembe-
terhadap karya tersebut. Sehingga pende- lajaran yang bersifat empiris, aktif, kreatif
katan saintifik dirasakan cukup relevan dan dan efektif. Kurikulum 2013 menga-
sesuai dengan penahapan apresiasi yang manatkan esensi pendekatan ilmiah dalam
telah dikenal sebelumnya. pembelajaran, “Proses pembelajaran dengan
Latar belakang permasalahan tersebut pendekatan saintifik merupakan perpaduan
menjadi bahan pertimbangan dalam antara proses pembelajaran yang semula
penulisan ini, untuk menelusuri lebih lanjut terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan
mengenai pengertian pendekatan saintifik konfirmasi dilengkapi dengan mengamati,
dan penerapan pendekatan saintifik dalam menanya, mencoba, dan mengomuikasi-
pembelajaran bahasa Indonesia salah kannya (Atsnan, 2013). Pengembangan
satunya pada pembelajaran memahami kurikulum berdasarkan pendekatan saintifik
cerita pendek. yang mengedepankan pengalaman personal
melalui proses mengamati, menanya,
METODE PENELITIAN menalar, dan mencoba (observation-based
Metode yang digunakan dalam pene- learning). Selain itu, pembiasaan yang
litian ini adalah metode deskriptif. Pene- diterapkan pada peserta didik untuk belajar
litian deskriptif adalah penelitian yang men- dalam jejaring melalui pembelajran kola-
deskripsikan suatu fenomena atau kondisi boratif (collaborative learning) untuk me-
yang terjadi saat ini dengan menggunakan

108
Riksa Bahasa
Volume 1, Nomor 1, Maret 2015

ningkatkan kreativitas peserta (Dikbud, atau sifat-sifat ilmiah dan


2014). menghindari nilai-nilai atau sifat-
Proses pembelajaran dengan berbasis sifat nonilmiah (Kemendikbud,
pendekatan ilmiah harus dipandu dengan 2013c).
kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Pen- Pembelajaran bahasa Indonesia dalam
dekatan ini bercirikan penonjolan dimensi kurikulum 2013 merupakan pembelajaran
pengamatan, penalaran, penemuan, pengab- bahasa Indonesia berbasis teks, sebagaimana
sahan, dan penjelasan tentang suatu yang dijelaskan oleh Kepala Badan
kebenaran (Kemendikbud, 2013c). Huda Pengembangan dan Pembinaan Bahasa:
(2013: 90) menjelaskan, bahwa inti dari ... pembelajaran bahasa Indonesia
model penelitian ilmiah adalah melibatkan berbasis teks dilaksanakan dengan
siswa dalam masalah penelitian yang benar- menerapkan prinsip bahwa (1)
benar orisinal dengan cara menghadapkan bahasa hendaknya dipandang
mereka pada bidang investigasi, membantu sebagai teks, bukan semata-mata
mereka mengidentifikasi masalah konsep- kumpulan kata-kata atau kaidah-
tual atau metodologis dalam bidang tersebut kaidah kebahasaan, (2) peng-
dan mengajak mereka untuk merancang gunaan bahasa merupakan proses
cara-cara memecahkan masalah. pemilihan bentuk-bentuk kebaha-
Pada langkah praktis pembelajaran saan untuk mengungkapkan
pendekatan saitifik dapat dilakukan pe- makna, (3) bahasa bersifat fungsi-
nguatan pendekatan dengan menerapkan onal, yaitu penggunaan bahasa
pembelajaran berbasis penyingkapan/ yang tidak pernah dapat dilepaskan
penelitian (discovery/inquiry learning). dari konteks karena dalam bentuk
Untuk mendorong kemampuan peserta didik bahasa yang digunakan itu
menghasilkan karya kontekstual, baik tercermin ide, sikap, nilai, dan
individual maupun kelompok, maka sangat ideologi penggunanya, dan (4)
disarankan menggunakan pendekatan bahasa merupakan sarana
pembelajaran yang menghasilkan karya pembentukan kemampuan berpikir
berbasis pemecahan masalah (project based manusia (Kemendikbud, 2013a, b).
learning) (Kemendikbud, 2013d). Penerapan prinsip-prinsip pembela-
Pendekatan saintifik yang diadaptasi jaran bahasa Indonesia berbasis teks tersebut
oleh kurikulum 2013 untuk meningkatkan disesuai dengan kurikulum 2013, di
kemampuan kreativitas peserta didik melalui antaranya pada pembelajaran bahasa
tahapan: Indonesia di kelas VII, yang terdiri atas jenis
… menggali informasi melalui teks laporan hasil observasi, tanggapan
pengamatan, bertanya, percobaan, deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan teks
kemudian mengolah data atau cerita pendek diimplementasikan dengan
informasi, menyajikan data atau pendekatan saintifik dalam proses
informasi, dilanjutkan dengan pembelajarannya.
menganalisis, menalar, kemudian
menyimpulkan, dan mencipta. Pendekatan Saintifik dalam
Untuk mata pelajaran, materi, atau Pembelajaran Teks Cerita Pendek
situasi tertentu, sangat mungkin Penerapan pendekatan saintifik dalam
pendekatan ilmiah ini tidak selalu pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks
tepat diaplikasikan secara pada kurikulum 2013, meliputi kegiatan
prosedural. Pada kondisi seperti pembelajaran yang dilakukan melalui proses
ini, tentu saja proses pembelajaran mengamati, menanya, mengeksplorasi,
harus tetap menerapkan nilai-nilai mengasosiasi/menalar, mencoba, dan

109
Riksa Bahasa
Volume 1, Nomor 1, Maret 2015

mengomunikasikan, disarankan dilakukan ada pada KI 3, yakni Kompetensi Dasar


pada semua jenis teks pembelajaran yang memahami, teks cerita pendek. Walaupun
dirumuskan oleh kompetensi dasar dalam praktiknya sangat dimungkinkan
kurikulum 2013, dan menyesuaikan dengan untuk mengintegrasikan setiap kompetensi
ketersampaian kompetensi maupuan tujuan dasar, apabila masih relevan dan sesuai
pembelajaran. dengan tujuan pembelajaran yang telah
disusun dalam rencana pelaksanaan
Pembelajaran Teks Cerita Pendek pembelajaran.
(Cerpen)
Pembelajaran teks cerita pendek Pembelajaran Apresiasi Cerpen
(cerpen) dalam kurikulum 2013 dirumuskan Pembelajaran sastra (cerita pendek)
dalam kompetensi dasar (kompetensi yang adalah pembelajaran yang dapat
harus dipelajari) mata pelajaran, untuk menambahkah pengalaman (empiris) dan
mengembangkan berbagai ranah tujuan nilai-nilai kehidupan yang sangat
belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan dimungkinkan dapat digunakan untuk
pengetahuan. Sayangnya, di setiap jenjang memecahkan masalah dalam kehidupan
kelas pada sekolah menengah pertama nyata, Rahmanto (1988; 12) berpendapat:
hanya ditemukan dua jenis teks sastra: cerita … sebuah karya sastra akan lebih
pendek (kelas VII), cerita moral/fabel (kelas dari hanya sekadar bahasa yang
VIII) dan tidak ditemukan teks sastra pada merupakan bahan pokoknya.
kelas IX. Karena salah satu fungsi bahasa
Kompetensi dasar pada mata pelajaran menunjukkan atau mengungkap-
bahasa Indonesia kelas VII SMP adalah kan pengalaman orang yang
mempelajari teks hasil observasi, tanggapan memakainya, tidaklah berlebihan
deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita jika kita menganggap sastra se-
pendek dengan tahapan Kompetensi Inti 3 bagai pernyataan atau pengung-
(KI 3): memahami, membedakan, kapan dunia pengarang dan
mengklasifikasi, dan mengidentifikasi pembacanya yang kompleks dan
kekurangan teks. Untuk Kompetensi Inti 4 menyeluruh.
(KI 4): menangkap makna, menyusun, Pengalaman pengarang dalam karya-
menelaah dan merevisi, meringkas teks. nya merupakan bentuk asimilasi dari nilai-
Dengan demikian, pembelajaran teks nilai yang telah disaring dan dapat
cerita pendek meliputi tuntutan kompetensi dimanfaatkan oleh pembacanya. Penga-
memahami, membedakan, mengklasifikasi, laman membaca merupakan salah satu
dan mengidentifikasi kekurangan teks cerita kegiatan yang menambah wawasan. Walau-
pendek pada KI 3, dan menangkap makna, pun pengalaman membaca sastra bukanlah
menyusun, menelaah dan merevisi, serta pengalaman langsung (fisik), tetapi
meringkas teks cerita pendek pada KI 4. pengalaman membaca mampu menambah
Semua tahapan pembelajaran tersebut sudah wawasan pembacanya. Pengalaman
tentu tidak dapat dilakukan hanya dalam bersastra tidak hanya sebatas membaca,
satu kali pertemuan saja, maka sebaiknya tetapi pengalaman bersastra yang sangat
pendidik merancang rencana pelaksanaan bermanfaat adalah pengalaman
pembelajaran dengan alokasi waktu yang mengapresiasi.
tepat, sehingga seluruh kompetensi yang Apresiasi sastra adalah suatu kegiatan
dituntut kurikulum dapat dilakukan. mengakrabi karya sastra untuk mendapatkan
Selajutnya penelitian ini akan pemahaman, penghayatan, dan penikmatan
membatasi penerapan pendekatan saintifik terhadap karya itu, hingga diperolehnya
pada pembelajaran teks cerita pendek yang kekayaan wawasan dan pengetahuan,

110
Riksa Bahasa
Volume 1, Nomor 1, Maret 2015

kepekaran pikir dan rasa terhadap segi lajaran keempat tahapan tersebut dapat
kehidupan (Aisyah, 2009: 63). Lebih lanjut muncul secara bersamaan atau sebagian
Aisyah menjelaskan, bahwa tujuan apresiasi saja, disesuaikan dengan tujuan
prosa, khususnya cerita pendek, akan pembelajaran yang hendak dicapai.
diperoleh pembaca apabila melakukan Berikut akan dijelaskan langkah-
langkah-langkah: (1) membaca karya prosa langkah pendekatan saintifik dalam
tersebut hingga dapat merasakan keterli- pembelajaran teks cerita pendek pada KI 3:
batan jiwa dengan apa yang disampaikan “3.1 Memahami tek cerita pendek baik
dan diceritakan oleh pengarang; (2) menilai melalui lisan maupun tulisan”.
dan melihat hubungan antara gagasan pe-
ngalaman yang ingin disampaikan pe- Memahami teks cerita pendek baik
ngarang dengan kemampuan teknis pe- melalui lisan maupun tulisan
ngarang dalam mengolah unsur-unsur cerita
pendek, seperti tokoh (penokohan), alur Mengamati:
(pengaluran), latar, gaya bahasa, pence- Membaca teks cerpen dengan cermat.
ritaaan, tema; (3) menemukan relevansi Untuk membangun konteks sebelum
karya itu dengan pengalaman pribadi dan mengamati guru (pendidik) menjelaskan: (1)
kehidupan umumnya. tema dan tujuan pembelajaran yang akan
Ketiga langkah apresiasi tersebut, dicapai dalam proses pembelajaran yang
dapat dilakukan dalam pembelajaran teks akan dilakukan; (2) sejarah singkat tentang
cerita pendek dengan menggunakan metode cerpen dan (3) hal-hal apa sajakah yang
pembelajaran saintifik. Jika masih ada harus ditemukan peserta didik selama proses
anggapan, bahwa sastra khususnya cerita mengamati teks cerita pendek; (4) guru dan
pendek bukanlah kegiatan ilmiah adalah peserta didik saling menyepakati
tidak tepat. Sastra dan pembelajaran sastra pengekplorasian pengamatan mulai dari hal-
dapat menerapkan pendekatan ilmiah dalam hal yang harus ditemukan siswa maupun
menemukan kebermanfaat dalam kehidupan. temuan diluar hal-hal yang disepakati.
Sastra tidaklah sekadar dihasilkan untuk Dalam tahap membangun konteks
dinikmati sebagai media penghibur, tetapi dapat dilakukan juga dengan guru
sastra merupakan hasil karya, cipta yang memberikan pertanyaan-pertanyaan
kaya akan rasa dan nilai-nilai kehidupan. stimulus mengenai pengalaman peserta
didik mengenal teks cerita pendek. Selanjut-
Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik nya guru melakukan pemodelan siswa
dalam Pembelajaran Teks Cerpen membacakan teks cerita pendek dengan
Seperti yang telah dijelaskan penuh apresiatif dan kreatif, agar dapat
sebelumnya, langkah-langkah pembelajaran disimak dan didengarkan sebagai proses
saintifik meliputi kegaitan mengamati, membangun konteks menuju tahap
menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan pengamatan.
mengomunikasikan. Pada pembelajaran Guru juga melakukan pemodelan
bahasa Indonesia berbasis teks ada langkah- dengan memberikan/membagikan teks cerita
langkah pengembangan teks yang harus pendek yang akan dijadikan objek
dilibatkan dalam proses pembelajaran yang pengamatan. Siswa mengamati teks cerita
meliputi empat tahap pembelajaran, yaitu: pendek yang diberikan oleh guru. Sebagai
(1) tahap pembangunan konteks, (2) tahap contoh guru dan siswa menyepakati
pemodelan teks, (3) tahap pembuatan teks kebebasan mengamati dan menyepakati hal-
secara bersama-sama, dan (4) tahap pem- hal minimal yang harus ditemukan siswa:
buatan teks secara mandiri (Kemendikbud, mengenal dan memahami bentuk teks
2013). Namun dalam pelaksanaan pembe- cerpen, susunan teks, paragraf dalam teks,

111
Riksa Bahasa
Volume 1, Nomor 1, Maret 2015

kosakata, dan konjungsi yang digunakan kan pendapat pribadi secara santun,
dalam teks cerpen. menerima kekurangan diri dan kelebihan
Melalui proses mengamati, siswa bisa orang lain, dan mengembangkan toleransi
mendapatkan fakta bahwa ada hubungan dalam kehidupan berkelompok.
antara objek yang diamati dan dianalisis,
dengan materi yang diberikan oleh guru. Mengeksplorasikan:
Tugas guru memfasilitasi peserta didik Mendiskusikan struktur isi teks cerpen
untuk melakukan pengamatan, melatih (judul, tokoh dan penokohan, latar, konflik,
mereka untuk memperhatikan (melihat, klimaks, leraian, amanat)
membaca, mendengar) hal yang penting dari Mendiskusikan ciri bahasa teks cerpen.
suatu benda atau objek. Mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya dari hasil pengamatan.
Menanya: Kegiatan mengeksplorasi merupakan
Mempertanyakan tentang teks cerpen tindak lanjut dari menanya. Proses ini
(struktur dan ciri-ciri bahasa) dilakukan dengan menggali dan
Dalam kegiatan mengamati, guru mengumpulkan informasi dari berbagai
membuka kesempatan secara luas kepada sumber melalui berbagai cara. Untuk itu,
peserta didik untuk bertanya mengenai apa peserta didik dapat membaca buku yang
yang sudah dilihat, disimak, dibaca dan lebih banyak, memperhatikan, dan
dilihat. Proses menanya dalam tahapan ini menemukan fakta-fakta dan fenomena yang
dapat diartikan secara multipraktik, baik itu terdapat pada objek pengamatan. Pada
praktik peserta didik menanya kepada guru tahapan ini, pengintegrasian KI 1 dan KI 2
mengenai hal-hal yang akan dilakukan, dapat membentuk sikap, pengetahuan, dan
kejelasan materi, maupun kejelasan instruksi keterampilan untuk mengembangkan sikap
pembelajaran dalam proses pembelajaran teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat
dengan pendekatan ilmiah. orang lain, kemampuan berkomunikasi,
Dalam praktik kedua, siswa dapat menerapkan kemampuan mengumpulkan
saling menanya, menjawab ataupun informasi melalui berbagai cara yang
melontarkan pernyataan, baik dalam kondisi dipelajari, dan mengembangkan kebiasaan
diskusi kecil dalam kelompok pengamatan belajar dan belajar sepanjang hayat.
maupun dalam pembelajaran kelas
mengenai hal-hal yang hendak ditemukan, Mengasosiasikan/menalar:
didapatkan, dan dipahami selama proses Menemukan makna isi teks cerita pendek
pembelajaran. Atau sebaliknya, guru yang Mengaitkan isi cerpen dengan kehidupan
memberikan pertanyaan maupun pernyataan nyata.
yang akan dikritis peserta didik agar peserta Praktik menalar atau mengasosiasi
didik dapat meningkatkan dan mengem- adalah aktifitas memproses informasi yang
bangkan ranah sikap, keterampilan, dan ditemukan, untuk menyelesaikan perma-
pengetahuan. salahan yang dihadapi. Dalam pembelajaran
Guru perlu membimbing peserta didik teks cerita pendek ini, peserta didik diasah
untuk dapat mengajukan pertanyaan tentang kemampuannya dalam mengelompokkan
hasil pengamatan objek yang konkret beragam ide dan mengasosiasikan beragam
sampai kepada yang abstrak, berkenaan peristiwa. Kemudian memasukannya
dengan fakta, konsep, prosedur, dan hal lain menjadi penggalan pengalaman yang akan
yang lebih abstrak. Dalam sisi interkasi, berinterkasi dengan pengalaman yang
peserta didik dapat mengembangkan pola dimiliki sebelumnya, dengan cara
berpikir dalam berdiskusi, beragumen, mengumpulkan informasi, memprosesnya
menerima gagasan/pendapat, menyampai- dengan menemukan makna yang terkandung

112
Riksa Bahasa
Volume 1, Nomor 1, Maret 2015

dalam teks, dan mengaitkannya dengan SIMPULAN


pengalaman pada dunia nyata peserta didik. Pembelajaran dengan pendekatan
Setelah menemukan keterkaitan saintifik adalah proses pembelajaran yang
antarinformasi dan menemukan berbagai mengkondisikan peserta didik secara aktif
pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya menemukan kebermaknaan pembelajaran
secara bersama-sama dalam satu kesatuan melalui tahapan-tahapan yang diadaptasi
kelompok, atau secara individual membuat dari metode penelitian ilmiah. Pendekatan
kesimpulan. saintifik dalam pembelajaran sebagaimana
dimaksud kurikulum 2013 meliputi
Mengomunikasikan: mengamati, menanya, menalar, mencoba
Menjelaskan teks cerpen dari segi struktur dan mengokumikasikannya. Meskipun
dan ciri-ciri bahasa: dalam praktik pembelajarannya ada yang
 Kata-kata sifat untuk mendeskripsikan mengembangkan menjadi mengamati,
pelaku, penampilan fisik, atau kepriba- mengumpulkan data, mengolah data,
diannya. mengomunikasikan, menginovasi, dan
 Kata-kata keterangan untuk menggam- mencipta. Namun dalam pembelajaran
barkan latar (latar waktu, tempat, dan bahasa Indonesia tahapan-tahapan tersebut
suasana) disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
 Kata kerja yang menunjukkan peristiwa- yang akan dicapai pada setiap proses
peristiwa yang dialami para pelaku. pembelajaran. Tahapan-tahapan saintifik
 Struktur cerita pendek tersebut terkadang hanya sampai pada
 Sudut pandang pengarang (point of view). tahapan mengamati, menanya, mengek-
 Makna isi cerita pendek (nilai-nilai yang plorasi, mengasosiasi/menalar, dan
terkandung) mengomunikasikannya seperti yang dijelas-
kan dalam makalah ini.
 Pengalaman peserta didik yang ada
kaitannya dengan teks cerita pendek. Pembelajaran sastra dalam kurikulum
2013 tidak memiliki ruang yang seimbang
Pada pendekatan saintifik sangat
dengan pembelajaran bahasa. Namun
dimungkinkan memberi kesempatan kepada
pembelajaran sastra yang meliputi
peserta didik untuk mengomunikasikan apa
pembelajaran teks cerita pendek (kelas VII)
yang telah mereka pelajari, baik secara
dan teks moral/fable (kelas VIII) dipelajari
langsung maupun tidak. Kegiatan ini dapat
secara mendalam dirikan dengan
dilakukan melalui menuliskan atau
kompetensi yang harus dicapai meliputi
menceritakan apa yang ditemukan dalam
kompetensi memahami, membedakan,
kegiatan mengamati, mengeksplorasi,
mengklasifikasi, mengidentifikasi, menang-
mengasosiasikan, menemukan struktur, ciri-
kap makna, menyusun, menelaah, merevisi
ciri kebahasaan, makna, dan pengalaman
dan meringkas sehingga diharapkan tingkat
yang berkaitan dengan teks cerita pendek.
apresiatif didapatkan dalam pembelajaran
Hasil tersebut dapat disampikan di depan
sastra tersebut. Kondisi pembelajaran yang
kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil
diharapkan tercipta diarahkan untuk
belajar kelompok peserta didik tersebut.
mendorong peserta didik dalam mencari
Kegiatan mengomunikasikan ini dapat juga
tahu dari berbagai sumber melalui observasi,
dilakukan dengan menuliskan hasil-hasil
dan bukan hanya diberi tahu sehingga
pengamatan, pengekplorasian, penalaran,
diharapkan serta merta meningkatkan
dan penemuaan dari pembelajaran yang
apresiasi peserta didik terhadap karya cipta,
telah berlangsung sebagai pengalaman
budaya masyarakat salah satunya teks cerita
peserta didik.
pendek.

113
Riksa Bahasa
Volume 1, Nomor 1, Maret 2015

PUSTAKA RUJUKAN pengetahuan untuk SMP/MTs kelas


Aisyah, N.L. 2009.Panduan apresiasi VII. Jakarta: Kemendikbud.
prosa-fiksi dan pembelajarannya. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Bandung: Rumput Merah. 2013b.Bahasa Indonesia Wahana
Atsnan, M.F. dan Gazali, R.Y. Pengetahuan: buku guru untuk
2013.Penerapan pendekatan saintifik SMP/MTs kelas VII. Jakarta:
dalam pembelajaran matematika SMP Kemendikbud.
kelas VII materi bilangan (pecahan). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
[Online]. Tersedia di: [Diakses 12 2013c.Materi pelatihan guru
Maret 2014]. implementasi kurikulum 2013
Dikbud. 2014. Hadiah untuk Indonesia. SMP/MTs Bahasa Indonesia. Jakarta:
Dikbud: Mendidik sejak dini sekolah BPSDMPK dan PMP.
setinggi mungkin,menjangkau lebih Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
jauh, Edisi 1 (V) Februari. Jakarta: 2013d.Pembelajaran berbasis
Kemendikbud. kompetensi mata pelajaran bahasa
Huda, M. 2013. Model-model pengajaran Indonesia melalui pendekatan
dan pembelajaran: isu-isu metodis saintifik. Jakarta: Direktorat PSMA.
dan paradigmatis. Yogyakarta: Rahmanto, B. 1988.Metode Pengajaran
Pustaka Pelajar. Sastra. Yogyakarta: Kanisius.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Jakarta:
2013a.Bahasa Indonesia wahana Ghalia Indonesia.

114

Anda mungkin juga menyukai