Anda di halaman 1dari 13

Pendekatan Pedagogi Genre, Saintifik, dan CLIL

Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Dra, Yusra Dewi, M.Pd

Kelompok 1 :
Dwi Yanti (A1B120021)
Muhammad Thaariq (A1B120001)
Ria Gusneli (A1B120013)
Pembelajaran
Bahasa Indonesia
Pembelajaran  berbasis  teks Teks dianggap sebagai satuan bahasa
Kurikulum 2013 menjadi basis dalam pembelajaran

Mahsun   (2014) menyatakan,


perubahan yang terjadi dalam
01 Melalui teks, kemampuan berpikir peserta didik dapat
dikembangkan.
pembelajaran bahasa Indonesia
dengan menempatkan satuan 02 Materi pembelajaran berupa teks lebih relevan dengan
karakteristik Kurikulum 2013 yang menetapkan capaian
kebahasaan yang menjadi basis kompetensi peserta didik mencakupi tiga ranah pendidikan, 
materi pembelajaran. yaitu ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Perubahan pada materi membawa dampak terhadap Menurut Yulistio dan Anita Fhitri (2019),
perubahan metode pembelajaran penggabungan tiga pendekatan tersebut dapat 
Menuntut guru untuk dapat memahami, bahwa mengembangkan konsep pedagogical content
kemampuan berpikir yang mesti dibentuk melalui knowledge, yaitu model yang memadukan antara
bahasa adalah kemampuan berpikir sistematis, pemahaman isi materi pembelajaran (content
terkontrol, empiris, dan kritis, disebut dengan knowledge) dan pemahaman cara mendidik
berpikir metodologis. (pedagogical knowledge) yang berbaur menjadi satu.

Ini dapat tercapai melalui pembelajaran teks Dengan demikian, pembelajaran bahasa Indonesia
berdasarkan pendekatan saintifik/ilmiah yang dilabeli dengan pembelajaran berbasis teks
Juga perlu mensinergikan dengan pendekatan akan dapat diwujudkan melalui tahapan kegiatan
pedagogi genre, dan content and language integrated yang dilalui pada masing-masing pendekatan
learning (CLIL)

Pembelajaran dilaksanakan dengan menekankan pada pembelajaran berbasis teks


dengan mensintesiskan tiga pendekatan yaitu, pedagogi genre, saintifik,
dan content and language integrated learning (CLIL).
Pendekatan
Pedagogi
Genre 01
Pendekatan Pedagogi Genre
Kemendikbud (2016), bahwa  tujuan pembelajaran yang bersifat keterampilan dapat
menggunakan Pendekatan Pedagogi Genre.

01 Menyiapkan konteks dan


membangun pembelajaran
Diawali dengan paparan tentang relevansi
dan fungsi materi yang akan dibahas
02 Pemodelan dan
Menurut Mahsun (2014), terdapat dua kegiatan utama
dekonstruksi
dalam tahapan pemodelan, yaitu membangun konteks
dan percontohan teks yang ideal.

Pemodelan teks, berfokus pada analisis teks, yang


menarik perhatian siswa untuk mengidentifikasi tujuan
dan strutur generic(skematik) dan fitur Bahasa teks.

Dalam menelaah model/dekonstruksi teks berisi


pembahasan teks yang diberikan sebagai model
pembelajaran, diarahkan pada semua aspek kebahasaan
yang membentuk teks secara keseluruhan.

03 Konstruksi terbimbing
Guru dan peserta didik membangun
kompetensi teks bersama-sama
04 Konstruksi mandiri
Peserta didik meproduksi teks (berteks baik tulis
maupun lisan)  secara  mandiri
Pendekatan Pedagogi Genre

Tahapan-tahapan yang dilalui peserta didik dalam proses pembelajaran dengan pendekatan pedagogi
genre memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif membangun pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.

Ramadania (2016) menyatakan, pedagogi  genre yang dilaksanakan mengajak peserta didik secara aktif
untuk mengenal konteks melalui membangun konteks, mendekonstruksi teks beserta nilai dan ciri
kebahasaannya melalui kegiatan dekonstruktif dalam tahap pemodelan. Selanjutnya, peserta didik
merekonstruksi teks bersama-sama dengan teman atau bantuan guru, dan dilanjutkan dengan
pemberian tugas kepada peserta didik  untuk membuat teks dengan genre yang sama tetapi topik
yang berbeda.
Pendekatan Saintifik
Ciri-Ciri pendekatan Saintifik

Aktivitas pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan secara Sistematis. Kegiatan ini dilalui secara bertahap, terarah, dan
1 terukur. Hal ini dilakukan peserta didik, untuk menghasilkan teks dengan tahapan pengumpulan data, analisis
data, dan metode penyajian hasil analisis data.

Selanjutnya, kegiatan pada masing-masing tahapan harus dapat dikontrol pelaksanaannya.   Pengontrolan   kegiatan 
2  dilakukan   melalui   evaluasi   hasil pembelajaran.   Kapan suatu tahap dapat diakhiri pelaksanaannya dan memulai
pelaksanaan tahap berikutnya dalam satu kegiatan ilmiah.

Ciri selanjutnya dalam pendekatan saintifik adalah Empiris. Adanya tuntutan pengumpulan data, informasi atau fakta
3 untuk menyusun teks atau struktur tertentu teks menggambarkan bahwa kegiatan tersebut bersifat empiris, karena
sudah menjadi ciri bawaan dari teks itu sendiri.

Kritis merupakan  sikap peserta didik yang selalu mempertanyakan tentang keabsahan data, informasi, atau fakta dan
4 sumbernya. Di samping itu, peserta didik dengan kritis memperhatikan ketepatan pilihan kata, struktur kalimat, dan
penggunaan kata penghubung antar paragraf.

Dapat dimaknai bahwa pendekatan Saintifik sebagai pendekatan yang bersifat


empiris yang dilakukan secara sistematis,  terkontrol, dan kritis.
Pendekatan

02 Saintifik

Menyusun teks merupakan suatu kegiatan yang kompleks yang membutuhkan aktivitas yang teratur
(sistematis), terkontrol, empiris, dan kritis.
Menurut Mahsun (2014) dengan kegiatan yang kompleks tersebut, penyusunan teks sangat relevan
dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik/ilmiah yang memiliki ciri-ciri sistematis,
terkontrol, empiris, dan kritis.
Pendekatan Saintifik 5M

01 Mengamati
02 Mempertanyakan

05 Mengkomunikasikan

03 Mengumpulkan data atau


informasi 04 Menalar

Sehingga, mempertegaskan bahwa  pembelajaran  bahasa Indonesia dengan pendekatan saintifik


bertujuan meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi
peserta didik
Pendekatan

03 CLIL
(Content and Language Integrated Learning)
Pendekatan CLIL Pembelajaran terintegrasi isi bahasa yang
mengajukan 4C (content, communication,
(Content and Language Integrated Learning) cognition, culture (community/citizenship)
sebagai penerapnnya.

01 Content
Isi atau materi pembelajaran
 berkaitan dengan topik
02 Communication
Cara kemampuan yang
dikembangkan; lisan atau tulis
tertentu

03 Cognition
Kemampuan yang harus
dilakukan peserta didik yang
04 Culture
Budaya berbahasa yang berkaitan
dengan muatan lokal lingkungan
terkait dengan kompetensi atau sekitar yang berkaitan dengan
keterampilan bahasa yang topik
dikembangkan
Pendekatan CLIL
(Content and Language Integrated Learning)
Yulistio   dan   Anita   Fhitri   (2019)   menyatakan,   Pendekatan CLIL
digunakan untuk memperkaya pembelajaran dengan beberapa prinsip:

1
Isi teks berupa model atau tugas bermuatan karakter dan pengembngan wawasan serta kepedulian sebagai warga negara
dan warga dunia
2 Unsur kebahasaan kebahasaan (kominikasi) menjadi unsur penting untuk menyatakan berbagai tujuan berbahasa dalam
kehidupan
3 Setiap jenis teks memiliki struktur berpikir  (kognisi) yang berbeda-beda yang harus disadari peserta didik agar
komunikasinya lebih efektif
4 Budaya berbahasa (berkomunikasi) yang berhasil harus melibatkan etika, kesantunan berbahasa, dan budaya (lokal,
nasional dan antarbangsa).
Adanya   pandangan   di   atas,   memberikan   gambaran   bahwa   CLIL merupakan suatu
pendekatan yang tepat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Disamping peserta didik
memahami materi pembelajaran yang diajarkan, sekaligus memperdalam pemakaian bahasa yang
digunakan dalam pembelajaran. Bahasa tidak hanya sebagai media instruksional dalam
pembelajaran, tetapi juga sebagai tujuan dari pembelajaran.
TerimaKasih
Telaah Kurikulum dan Buku Teks

Kelompok 1

Anda mungkin juga menyukai