Kelompok 1 :
Dwi Yanti (A1B120021)
Muhammad Thaariq (A1B120001)
Ria Gusneli (A1B120013)
Pembelajaran
Bahasa Indonesia
Pembelajaran berbasis teks Teks dianggap sebagai satuan bahasa
Kurikulum 2013 menjadi basis dalam pembelajaran
Ini dapat tercapai melalui pembelajaran teks Dengan demikian, pembelajaran bahasa Indonesia
berdasarkan pendekatan saintifik/ilmiah yang dilabeli dengan pembelajaran berbasis teks
Juga perlu mensinergikan dengan pendekatan akan dapat diwujudkan melalui tahapan kegiatan
pedagogi genre, dan content and language integrated yang dilalui pada masing-masing pendekatan
learning (CLIL)
03 Konstruksi terbimbing
Guru dan peserta didik membangun
kompetensi teks bersama-sama
04 Konstruksi mandiri
Peserta didik meproduksi teks (berteks baik tulis
maupun lisan) secara mandiri
Pendekatan Pedagogi Genre
Tahapan-tahapan yang dilalui peserta didik dalam proses pembelajaran dengan pendekatan pedagogi
genre memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif membangun pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.
Ramadania (2016) menyatakan, pedagogi genre yang dilaksanakan mengajak peserta didik secara aktif
untuk mengenal konteks melalui membangun konteks, mendekonstruksi teks beserta nilai dan ciri
kebahasaannya melalui kegiatan dekonstruktif dalam tahap pemodelan. Selanjutnya, peserta didik
merekonstruksi teks bersama-sama dengan teman atau bantuan guru, dan dilanjutkan dengan
pemberian tugas kepada peserta didik untuk membuat teks dengan genre yang sama tetapi topik
yang berbeda.
Pendekatan Saintifik
Ciri-Ciri pendekatan Saintifik
Aktivitas pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan secara Sistematis. Kegiatan ini dilalui secara bertahap, terarah, dan
1 terukur. Hal ini dilakukan peserta didik, untuk menghasilkan teks dengan tahapan pengumpulan data, analisis
data, dan metode penyajian hasil analisis data.
Selanjutnya, kegiatan pada masing-masing tahapan harus dapat dikontrol pelaksanaannya. Pengontrolan kegiatan
2 dilakukan melalui evaluasi hasil pembelajaran. Kapan suatu tahap dapat diakhiri pelaksanaannya dan memulai
pelaksanaan tahap berikutnya dalam satu kegiatan ilmiah.
Ciri selanjutnya dalam pendekatan saintifik adalah Empiris. Adanya tuntutan pengumpulan data, informasi atau fakta
3 untuk menyusun teks atau struktur tertentu teks menggambarkan bahwa kegiatan tersebut bersifat empiris, karena
sudah menjadi ciri bawaan dari teks itu sendiri.
Kritis merupakan sikap peserta didik yang selalu mempertanyakan tentang keabsahan data, informasi, atau fakta dan
4 sumbernya. Di samping itu, peserta didik dengan kritis memperhatikan ketepatan pilihan kata, struktur kalimat, dan
penggunaan kata penghubung antar paragraf.
02 Saintifik
Menyusun teks merupakan suatu kegiatan yang kompleks yang membutuhkan aktivitas yang teratur
(sistematis), terkontrol, empiris, dan kritis.
Menurut Mahsun (2014) dengan kegiatan yang kompleks tersebut, penyusunan teks sangat relevan
dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik/ilmiah yang memiliki ciri-ciri sistematis,
terkontrol, empiris, dan kritis.
Pendekatan Saintifik 5M
01 Mengamati
02 Mempertanyakan
05 Mengkomunikasikan
03 CLIL
(Content and Language Integrated Learning)
Pendekatan CLIL Pembelajaran terintegrasi isi bahasa yang
mengajukan 4C (content, communication,
(Content and Language Integrated Learning) cognition, culture (community/citizenship)
sebagai penerapnnya.
01 Content
Isi atau materi pembelajaran
berkaitan dengan topik
02 Communication
Cara kemampuan yang
dikembangkan; lisan atau tulis
tertentu
03 Cognition
Kemampuan yang harus
dilakukan peserta didik yang
04 Culture
Budaya berbahasa yang berkaitan
dengan muatan lokal lingkungan
terkait dengan kompetensi atau sekitar yang berkaitan dengan
keterampilan bahasa yang topik
dikembangkan
Pendekatan CLIL
(Content and Language Integrated Learning)
Yulistio dan Anita Fhitri (2019) menyatakan, Pendekatan CLIL
digunakan untuk memperkaya pembelajaran dengan beberapa prinsip:
1
Isi teks berupa model atau tugas bermuatan karakter dan pengembngan wawasan serta kepedulian sebagai warga negara
dan warga dunia
2 Unsur kebahasaan kebahasaan (kominikasi) menjadi unsur penting untuk menyatakan berbagai tujuan berbahasa dalam
kehidupan
3 Setiap jenis teks memiliki struktur berpikir (kognisi) yang berbeda-beda yang harus disadari peserta didik agar
komunikasinya lebih efektif
4 Budaya berbahasa (berkomunikasi) yang berhasil harus melibatkan etika, kesantunan berbahasa, dan budaya (lokal,
nasional dan antarbangsa).
Adanya pandangan di atas, memberikan gambaran bahwa CLIL merupakan suatu
pendekatan yang tepat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Disamping peserta didik
memahami materi pembelajaran yang diajarkan, sekaligus memperdalam pemakaian bahasa yang
digunakan dalam pembelajaran. Bahasa tidak hanya sebagai media instruksional dalam
pembelajaran, tetapi juga sebagai tujuan dari pembelajaran.
TerimaKasih
Telaah Kurikulum dan Buku Teks
Kelompok 1