Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KATEGORI ADJEKTIVA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. Fadli Zaldi (A1B120048)
2. Ferdi (A1B120056)
3. Mila Martina (A1B120067)
4. Nadia Pebriyanti (A1B120042)
5. Silvy Aprilia ( A1B120044)
6. Ummi Maymunah (A1B120035)

DOSEN PENGAMPU:
Drs. Akhyaruddin, M.hum

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul "Kategori Adjektiva".
Salawat serta salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad saw sebab ia telah membawa
kita dari jalan yang gelap menuju ke jalan yang terang benderang. Makalah ini meskipun
banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami
berhasil menyelesaikannya dengan baik.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat tentang isi dari
makalah ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang
berguna bagi kita bersama. Pada bagian akhir, kami akan mengulas tentang berbagai
masukan dan pendapat dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami harapkan
hal ini juga dapat berguna bagi kita bersama. Semoga makalah yang kami buat ini dapat
membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.

Jambi, 04 November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI..................................................................................... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 3

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 3

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................... 3

1.4 Metode Penulisan ................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4

2.1 Batasan dan Ciri Adjektiva ...................................................................................... 4

2.2 Perilaku Semantis Adjektiva ................................................................................... 5

2.3 Perilaku Sintaksis Adjektiva ................................................................................... 5

2.4 Bentuk dan Makna Morfologis Adjektiva ............................................................... 6

2.5 Pembentukan Ajektiva dengan “Afiks” Serapan .................................................... 13

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 11

3.2 Saran..................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya kata adalah satu kesatuan yang utuh yang mengandung arti dan
makna. Kata dapat digolongkan ke dalam kelas-kelas yang berbeda-beda yang sering kita
sebut dengan kelas kata. Kelas kata termasuk salah satu permasalahan yang selalu
diperbincangkan dalam analisis bahasa, hal ini terjadi karena adanya perbedaan alam
penggolongan atau pengelasan kata oleh para ahli.

Kosa kata bahasa Indonesia yang berkategori atau berkelas adjektiva pada umumnya
berupa kata yang telah ‘jadi’, atau bentuk yang berupa akar. Maka tidak ada yang perlu
dibentuk terlebih dahulu dengan proses pemberian afiks. Jadi, tidak sama dengan kata-
kata berkategori nomina dan verba yang sebagian besar perlu dibentuk dulu dengan
proses afiksasi. Namun, dalam hampir semua buku tata bahasa, termasuk juga buku
Kridalaksana (1989) dan buku Alwi (1998) ada sejumlah kata berafiks yang bentuk
dasarnya berkategori adjektiva dan berkategori nomina tetapi memiliki kompenen makna
( + sifat) atau (+ keadaan) digolongkan juga sebagai kata berkelas adjektiva. Memang
kadang-kadang diakui juga bahwa kata bentukan bertumpang tindih dengan kategori lain.

Ciri gramatikal kosakata bahasa Indonesia ‘asli’ yang berkategori adjektiva memang
tidak tampak. Hal ini berbeda dengan kosakata yang berasal dari unsur serapan bahasa
Arab, bahasa Inggris dan bahasa Belanda.Kita hanya bisa mengenal kosakata berkategori
adjektiva yang berasal ‘asli’ bahasa Indonesia dari segi semantic dan segi fungsi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu batasan dan ciri kalimat tunggal?


2. Bagaimana perilaku semantik, sintaksis, dan bentuk morfologis adjektifa?
3. Bagaimana Pembentukan Ajektiva dengan “Afiks” Serapan?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Mendeskripsikan batasan dan ciri kategori adjektifa.


2. Mendeskripsikan perilaku semantik, sintaksis, dan bentuk morfologi adjektifa.
3. Mendeskripsikan Pembentukan Ajektiva dengan “Afiks” Serapan.

1.4 Metode Penulisan

Data-data yang digunakan dalam penulisan makalah ini berasal dari buku bahan ajar
morfologi yang merupakan referensi utama. Dan artikel yang bersember dari internet. Jenis
data yang diperoleh variatif, dan bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran secermat
mungkin tentang suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Batasan dan Ciri Adjektiva


Adjektiva adalah kata yang memberikan keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu
yang dinyatakan oleh nomina dalam kalmat. Adjektiva yang yang membenkan keterangan
terhadap nomma itu berfungsi atributif. Keterangan itu dapat mengungkap-kan suatu kualitas
atau keanggotaan dalam suatu golongan. Contoh kata pemeri kualitas atau keanggotaan
dalam suatu golong-an itu ialah kecil, berat, merah, bundar, gaib, dan ganda. Perhatikan
contoh berikut.

anak kecil

beban berat

baju merah

meja bundar

alam gaib

pemain ganda

Selanjutnya adjektiva juga dapat berfunsi sebagai predikat dan adverbial kalimat.
Fungsi predikat dan adverbial itu dapat mengacu ke suatu keadaan. Contoh kata pemeri
keadaan ialah mabuk, sakit, basah, dan sadar.

a. Agaknya dia sudah mabuk


b. Orang itu sakit dan tidak tertolong lagi
c. Bajunya basah kena hujan
d. Ia berhasil dengan baik
e. Hal itu dikemukakannya secara sadar

Adjektva juga dicirikan oleh kemungkinannya menyatakan tngkat kualitas dan tingkat
bandingan acuan nopmina yang diterangkannya. Perbedaan tingkat kualitas ditegaskan
dengan pemakaian kata seperti sangat dan agak di samping adjektiva.

a. Ia sangat mencintai istrinya.


b. Agak jauh juga rumahnya.
4
Tingkat bandingan dinyatakan antara lain oleh pemakaian kata lebih dan paling di muka
adjektiva.

a. Saya lebih sengang di sini daripada di sana.


b. Anaknya yang paling besar lulus kemarin.

Ciri-ciri adjektiva sebagai berikut:

1) Tidak dapat didampingi oleh adverbia frekuensi sering, jarang, dan kadang-kadang.
Jadi, tidak mungkin ada.

Contoh kalimat:

a. Dia tampak sering indah ke kampus (tidak berterima).

b. Tumbuhan yang di tanamnya jarang tinggi (tidak berterima).

c. Balon itu kadang-kadang besar dan kadang-kadang kecil (tidak berterima).

2) Tidak dapat didampingi oleh adverbia jumlah. Jadi, tidak ada.

Contoh kalimat:

a. Gaun yang dibelinya banyak bagus (tidak berterima).

b. Mobil itu sedikit baru (tidak berterima).

c. Gambar itu terlihat sebuah indah (tidak berterima).

3) Dapat didampingi oleh semua adverbia derajat.

Contoh kalimat:

a. Harga gaun itu cukup mahal buat saya.

b. Buah yang saya beli sedikit kecil dari punya teman saya.

c. Rumah Arwin jauh sekali dari rumah saya.

4) Dapat didampingi oleh adverbia kepastian (pasti), tentu, mungkin, dan barangkali.

Contoh kalimat:

a. Lukisan yang digambarnya pasti indah.

b. Pilihan yang dipikirkan secara matang tentu baik hasilnya.

5
c. Perempuan yang dilihatnya barangkali cantik.

5) Tidak dapat diberi adverbia kala (tenses) hendak dan mau. Jadi bentuk-bentuk tidak
berterima.

· Hendak indah

· Mau tinggi

2.2 Perilaku Semantis Adjektiva


Kelas adjektiva menunjukan adanya dua tipe pokok: adjektiva bertaraf yang
mengunkapkan suatu kualitas dan adjektiva takbertaraf yang mengungkapkan keanggotaan
dalam suatu golongan. Adjektifa bertaraf menyatakan berbagai tingkat kualitas : sangat, agak,
lebih, dan paling. Misalnya, sangat mudah, agak besar, lebih pendek, paling tua. Adjektiva
takbertaraf tidak dapat diberi pewatas tersebut. Tidak ada, misalnay bentuk *sangat buntu,
*agak genap, *paling tunggal.
Adjektifa bertaraf dapat dibagi atas (1) adjektifta pemeri sifat, (2) adjektiva ukuran,
(3) adjektiva warna, (4) adjektiva waktu (5) aydektiva jarak, (6) adjektiva sikap batin, dan (7)
adjektiva cerapan.
1. Adjektiva Pemeri Sifat
Adjektiva pemeri sifat jenis ini dapat memerikan kualitas dan intensitas
yang bercorak fisik atau mental. Contohnya:
Aman ganas
Bersih kebal
Cocok latah
Dangkal panas
Indah dingin
Contoh kalimat adjektiva pemeri sifat, terdapat pada kalimat berikut:
1. Bunga itu kelihatan indah.
2. Halaman sekolah kami selalu bersih.
3. Kompleks rumah itu selalu aman karena di jaga oleh satpam.

2. Adjektiva Ukuran
Adjektiva ukuran mengacu ke kualitas yang dapat diukur dengan ukuran yang
sifatnya kuantitatif. Contohnya:

6
Berat pendek tebal lapang
Ringan kecil tipis sempit
Tinggi besar renik longgar
Panjang rendah luas
Contoh kalimat adjektiva ukuran, terdapat pada kalimat berikut:
1. Yanto memiliki berat badan sekitar 80 kg.
2. Baju anak itu terlihat panjang.

3. Adjektiva Warna
Adjektiva warna mengacu ke berbagai warna seperti:
Merah hitam
Kuning putih
Hijau jingga
Biru lembayung
Nama warna lain banyak yang diambil dari nama buah atau tumbuhan, seperti
cokelat, sawo matang, kopi susu. Di samping itu, ada beberapa unsur serapan dari
bahasa asing, seperti orange, dan krem. Corak warna merah dinyatakan sebagai
berikut.
merah bata merah masak merah lembayung
merah bungur merah menyala merah marak
merah dadu merah merang merah sepang
merah delima merah murup merah tedas
merah hati merah padam
merah jambu merah saga

4. Adjektiva Waktu
Adjektiva waktu mengacu ke masa proses, perbuatan, atau keadaan berada
atau berlangsung sebagai pewatas. Contohnya:
lama lambat
segera larut
jarang mendadak
sering singkat
cepat
Contoh kalimat adjektiva waktu, terdapat pada kalimat berikut:
7
1. Dia paling lama pulang dari pasar.
2. Pagi itu kami mendadak ujian sekolah.
3. Beni sering pergi ke warnet.

5. Adjektiva Jarak
Adjektiva jarak mengacu pada ruang antara dua benda, tempat atau maujud
(entitas) sesuatu (yang menjadi pewatas nomina). Contohnya:
jauh rapat
dekat renggang
lebat akrab
suntuk
Contoh kalimat adjektiva jarak, terdapat pada kalimat berikut:
1. Rumah saya jauh dari kota.
2. Santi cepat sekali akrab dengan teman sekelasnya.

6. Adjektiva Sikap batin


Adjektiva sikap batin bertalian dengan pengacuan suasana hati atau perasaan.
Contohnya:
bahagia kasih gembira
bangga ngeri sayang
benci pening heran
berahi ragu-ragu sedih
berani rindu iba
cemas risau segan
lembut sakit jahat
takut yakin kagum
Kelompok adjektiva ini dekat dengan verba dalam perilaku sintaksisnya. Di
satu pihak kelompok adjektiva ini dapat menyatakan berbagai tingkat kualitas dan
tingkat bandingan, di pihak lain jenis adjektiva ini dapat diikuti oleh preposisi seperti
akan, pada, terhadap, atas, tentang sebagaimana halnya perilaku verba.

7. Adjektiva Cerapan
Adjektiva cerapan bertalian dengan pancaindera, yakni penglihatan ,
pendengaran, penciuman, atau penghiduan, perabaan, dan pencitarasaan. Contohnya:
8
1) Penglihatan: gemerlap, suram, terang
2) Pendengaran: bising, garau, jelas, merdu, nyaring, serak
3) Penciuman: anyir, busuk, hancing, harum, amis, tengik, wangi
4) Perabaan: basah, halus, kasar, keras, kesat, lembap, lembut
5) Pencitarasaan: asam, enak, kelat, lezat, lemak, pahit, payau, tawar
Ciri yang menarik pada adjektiva cerapan dalam kalimat ialah sering terjadinya
gejala sinstesi. Artinya, ada penggabungan indera yang bertalian dengan nomina dan
adjektiva yang mengacu kepada dua macam cerapan yang berbeda. Contoh:
1) Sungguh harum (penciuman) namanya (pendengaran).
2) Serigala itu tajam (perabaan) penglihatan matanya.
3) Kami diterimanya dengan muka (penglihatan) asam (pencitarasaan).

Adjektiva takbertaraf menempatkan acuan nomina yang dibatasnya di dalam kelompok


atau golongan tertentu. Kehadirannya dalam lingkungan itu tidak dapat bertaraf-taraf. Sesuatu
ada di dalamnya atau di luarnya. Misalnya, abadi, buntu, gaib, kekal, mutlak, sah, tentu,
tunggal. Termasuk di dalam kelompok ini, adjektiva berbentuk seperti bundar, lonjonng,
bengkok, lurus, dan bulat.

2.3 Perilaku Sintaksis Adjektiva


Adjektiva yang merupakan pewatas dalam frasa nominal yang nominanya menjadi
subjek, objek, atau pelengkap dikatakan dipakai secara atributif. Tempatnya sebelah kanan
nomina.
(1) Buku merah,
Harga mahal,
Gadis kecil
Jika pewatas nomina lebih dari satu, rangkaian pewaras itu lazimnya dihubungkan oleh kata
yang.
(2) baju putih yang panjang
baju putih yang panjang dan bersih
mobil tua yang murah dan populer
Adektiva dapat pula berfungsi predikat dan berfungsi adverbial atau keterangan.
(3) a. Gedungyang baru itu sangat megah.
b. Hatinya tidak akan tenang sebelum suaminya kembali.
c. Karsono bekerja dengan baik sekali.
9
2.4. Bentuk dan Makna Morfologis Adjektiva
Afiks yang berperan dalam pembentukan Ajdektiva didesknpsikan pada bagian yang
berikut ini.
Tabel 2
Afiks pembentuk adjektifa (adj)
Prefiks Infiks Sufiks Konfiks Kombinasi afiks
me- -em- -an ke-an me-i
ber- -in- -al me-kan
ter- -il
pe- -iah
se- -if
-ik
-is
-istis
-i

1. Prefiks se-
Adj — Adj ‘Sama’
Rumah sebesar itu mahal
pemeliharaanya.
2. Prefiks ter-
Adj — Adj ‘sangat, paling (superlatif)’
Suhu terpanas di Jakarta tahun ini 370 C.
V — Adj ‘dalam keadaan tidak berubah
(statif)’
Apa yang tersembunyi di balik jendela itu?
3. Infiks –em-
N — Adj 'berulang-ulang (frekuentatif)’
Pada hari ulang tahun kota Jakarta,
Jalan Thamrm dihiasi oleh lampu-lampu yang gemerlap.
4. Infiks –in
V — Adj 'berlangsung beberapa lama (duratif)'

10
Kita harus menjaga kesinambungan
antara kedua pernyataan itu.
5. Konfiks ke-an
Adj — 'Adj terkena, menderita (afektif)'
Secara kebetulan ia berpasasan
dengan orang yang dicarinya.
Catatan : bertumpang tindih dengan verba.
6. Kombinasi afiks me-i
N — Adj 'dengan sungguh-sungguh (intensif)’
Ia sangat mencintai kedua orang tuanya.
7. Kombinasi afiks me-kan
N — Adj ‘melakukan untuk orang lain
(benefaktif)'
Pertunjukan balet di Balai Sidang,
senanyan itu sungguh mengeneskan.
N — Adj ‘membuat jadi (kausatif)’
Kelakuan yang tidak terpuji itu
memalukan orang tuanya.
Catatan: bertumpang tindih dengan verba.
8. Prefiks ber-
N — V 'mempunyai (posesif )’
Ia nampaknya bernafsu sekali
untuk memukulku.
Num — Adj ‘menjadi’
Para pahlawan kita bersatu
mengusir penjajah.
Catatan: bertumpang tindih dengan verba.
9. Prefiks me-
N — Adj ‘menjadi’
Menteri Fuad Hassan terkenal
dengan sifatnya yang merakyat.
Adv — Adj ‘mengarah ke’
Suranya selalu melebih bahkan
sering menyangat.
11
Num — V ‘menjadi’
Dia tidak mempunya pendinan yang tegas.
Catatan: bertumpang tindih dengan verba.
10. Prefiks Pe-
Adj — Adj ‘mempunyai kebiasaan (habituatif)’
Tidak heran ia tidak naik kelas
karena pemalas.
11. Sufiks –an
Adj — Adj ‘lebih (komparatif)'
Gendaan rumah dia dari rumah saya.
N — Adj ‘dalam keadaan’
Jangan biarkan pemuda-pemuda
menjadi pengganguran.
N — Adj ‘seperti keadaan’
Ugal-ugalan di jalan raya adalah
perbuatan kampungan.
Catatan : sufiks ini lazim dipakai dalam ragam non-standar.
12. Sufiks –al
N — Adj ‘bersangkutan dengan’
Untuk membangun rumah
dibutuhkan banyak material.
13. Sufiks –il
N — Adj ‘bersangkutan dengan’
Keputusan yang dibuat oleh presidan
direktur perusahaan itu sangat prinsipil.
Catatan : Dalam bahasa indonesia kini terdapat perbedaan makna antara -al dan -il,
misalnya ideal, dicita-citakan’ dan idiil’ bersangkutan dengan ide’; dan bentuk
prinsipil tidak ada padanannya dengan -al.
14. sufiks -iah
N — Adj ‘bersangkutan dengan’
Kecantikan alamiah dimilila oleh
gadis-gadis desa.
15. Sufiks -if
N — Adj ‘bersangkutan dengan’
12
Kegiatan belajar mengajar harus
berjalan secara efektif dan efisien.
16. Sufiks –ik
N — Adj ‘bersangkutan dengan’
Sikap patriotik harus ditanamkan
dalam jiwa anak sejak usia dini.
17. Sufiks –is
N — Adj 'bersangkutan dengan’
Tamatan sekolah teknik ini
mempunyai Pengetahuan teknis dan
praktis tentang permesinan.
18. Sufiks -istis
N — Adj ‘mempunyai atau bersifat’
Banyak gadis sekarang yang
materialistis.
Catatan: Sufiks ini ada hubungannya dengan sufiks pembentuk nomina -isme dan is
19. Sufiks i
N — Adj 'bersangkutan dengan’
Perlakukanlah para tenaga kerna
secara manusiawi.
Catatan: Sufiks imi mempunyai alomorf -i, -wi, dan -ni.

2. 5 Pembentukan Ajektiva dengan “Afiks” Serapan


Menurut buku Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dan
buku Pedoman Pembentukan Istila (PPI), penyerapan kata dari bahasa asing dilakukan secara
utuh, bukan terpisah antara dasar dengan afiksnya. Jadi, disamping kita menyerap kata
standarditition menjadi standardisasi (-ditition disesuaikan menjadi -disasi). Begitupun di
samping kita menyerap kata object menjadi objek, kita menyerap kata objektive menjadi
objektive.

a. Kata serapan dari bahasa Inggris dan Belanda


Kata serapan dari bahasa Inggris dan Belanda yang berkategori ajektif dapat kita kenali dari
“akhiran” (dalam tanda petik”, seperti”

13
- if, misalnya: aktif, pasif, objektif, edukatif, konsultatif, administratif, kolektif,
primituf, dan konsumtif.
- ik, misalnya: patriotik, akademik, mekanik, pluralistik, kritik, dan heroik.
- is, misalnya: teknis, akademis, kronologis, kritis, birikratis, nasionalis, dan egois.
- istis, misalnya: egoistis, persimistis, materialistis, optimistis, dan pluralistis.
- al, misalnya: konseptual, gramatikal, prosedural, komunal, material, individual, dan
seremonial.
- il, misalnya: prinsipil, idiil, dan komersil.
“akhiran” il dari bahasa Belanda menurut pedoaman EYD harus diganti dengan
“akhiran” al dari bahasa Inggris. Namun, ada “akhiran”il dan al tidak bisa dipertukarkan
karena memiliki makna yang berbeda, seperti kata idiil dan ideal.

b. Kata serapan dari bahasa Arab


Kata serapan dari bahasa Arab yang berkategori ajektiva dapat kita kenali dari “akhiran”
(dalam tanda petik”, antara lain:
- i, misalnya: rohani, jasmani, islami, abadi, qurani, dan madani.
- iah, misalnya: islamiah, alamiah, jasmaniah, rohaniah, abadiah, dan quraniah.
- wi, misalnya: duniawi, ukhrawi, nabawi, surgawi, hadirin, dan muhajirin.
- at, misalnya: hadirat, mukminat, dan muslimat.
Tampaknya “akhiran” unsur serapan, baik Inggris/Belanda maupun Arab tidak produktif
untuk pembentukan kata dalam bahasa Indonesia, buak hanya untuk pembentukan verba,
tetapi juga untuk pembentukan kategori yang lain. Sejauh ini kata-kata (dari dasar asli
Indonesia) yang telah dibentuk dengan akhiran serapan itu hanyalah pancasilais, surgawi,
manusiawi, kimiawi, sukuisme, daerahisme, tendanisasi, dan lelenisasi.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Afiks yang berperan dalam pembentukan Adjektiva adalah (a) prefiks me-, ber-, ter-,
pe-, dan se-. (b) Infiks -em-, dan -in-. (c) Sufiks -an, -al, -il, -iah, -if, -ik, -is, -istis, dan -i. (d)
konfiks ke-an. (e) kombinasi afiks me-i dan me-kan.
Adjektiva dari segi perilaku semantisnya terbagi atas adjektiva bertaraf dan adjektiva
tak bertaraf, adjektiva dari segi perilaku sintaksisnya dapat berfungsi atributif dan predikatif,
dan adjektiva dari segi bentuknya terdiri atas adjektiva dasar yang selalu monomorfemis dan
adjektiva turunan yang selalu polimorfemis.
Pertarafan adjektiva dapat menunjukkan berbagai tingkat kualitas atau intensitas dan
berbagai tingkat bandingan. Dan adjektiva dengan kelas kata lain ada golongan yang
dihasilkan dari verba dan nomina lewat proses transposisi, yang mengubah kelas kata tanpa
perubahan bentuk, dianggap penurunan dengan afiksasi nol.

3.2 Saran
Mempelajari lebih banyak tentang bahasa kita sendiri yaitu Bahasa Indonesia. Kita harus
bisa menciptakan suasana kelas yang pas dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Mampu
berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar serta mampu mempraktikkannya dalam
kehidupan sehari-hari.

15
DAFTAR PUSTAKA

Akhyaruddin, dkk. 2020. Bahan Ajar Morfologi Bahasa Indonesia.


Jambi : Komunitas Gemulun Indonesia.

Riska Awalia. 2016. "Morfologi Bahasa Indonesia Adjektiva",


http://yayuhidayah.blogspot.com/2016/01/makalah-adjektiva-morfologi.html?m=1, diakses
pada 03 November 2021.

Widia Astuti. 2016. "Adjektiva dalam Kajian Morfologi (dari Perilaku Semantis, Sintaksis,
dan Bentuknya)", http://widiaastuti8297.blogspot.com/2016/03/adjektiva-dalam-kajian-
morfologi-dari.html?m=1, diakses pada 03 November 2021.

16

Anda mungkin juga menyukai