KATEGORI ADJEKTIVA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. Fadli Zaldi (A1B120048)
2. Ferdi (A1B120056)
3. Mila Martina (A1B120067)
4. Nadia Pebriyanti (A1B120042)
5. Silvy Aprilia ( A1B120044)
6. Ummi Maymunah (A1B120035)
DOSEN PENGAMPU:
Drs. Akhyaruddin, M.hum
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul "Kategori Adjektiva".
Salawat serta salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad saw sebab ia telah membawa
kita dari jalan yang gelap menuju ke jalan yang terang benderang. Makalah ini meskipun
banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami
berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat tentang isi dari
makalah ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang
berguna bagi kita bersama. Pada bagian akhir, kami akan mengulas tentang berbagai
masukan dan pendapat dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami harapkan
hal ini juga dapat berguna bagi kita bersama. Semoga makalah yang kami buat ini dapat
membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
3.2 Saran..................................................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kosa kata bahasa Indonesia yang berkategori atau berkelas adjektiva pada umumnya
berupa kata yang telah ‘jadi’, atau bentuk yang berupa akar. Maka tidak ada yang perlu
dibentuk terlebih dahulu dengan proses pemberian afiks. Jadi, tidak sama dengan kata-
kata berkategori nomina dan verba yang sebagian besar perlu dibentuk dulu dengan
proses afiksasi. Namun, dalam hampir semua buku tata bahasa, termasuk juga buku
Kridalaksana (1989) dan buku Alwi (1998) ada sejumlah kata berafiks yang bentuk
dasarnya berkategori adjektiva dan berkategori nomina tetapi memiliki kompenen makna
( + sifat) atau (+ keadaan) digolongkan juga sebagai kata berkelas adjektiva. Memang
kadang-kadang diakui juga bahwa kata bentukan bertumpang tindih dengan kategori lain.
Ciri gramatikal kosakata bahasa Indonesia ‘asli’ yang berkategori adjektiva memang
tidak tampak. Hal ini berbeda dengan kosakata yang berasal dari unsur serapan bahasa
Arab, bahasa Inggris dan bahasa Belanda.Kita hanya bisa mengenal kosakata berkategori
adjektiva yang berasal ‘asli’ bahasa Indonesia dari segi semantic dan segi fungsi.
Data-data yang digunakan dalam penulisan makalah ini berasal dari buku bahan ajar
morfologi yang merupakan referensi utama. Dan artikel yang bersember dari internet. Jenis
data yang diperoleh variatif, dan bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran secermat
mungkin tentang suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu.
3
BAB II
PEMBAHASAN
anak kecil
beban berat
baju merah
meja bundar
alam gaib
pemain ganda
Selanjutnya adjektiva juga dapat berfunsi sebagai predikat dan adverbial kalimat.
Fungsi predikat dan adverbial itu dapat mengacu ke suatu keadaan. Contoh kata pemeri
keadaan ialah mabuk, sakit, basah, dan sadar.
Adjektva juga dicirikan oleh kemungkinannya menyatakan tngkat kualitas dan tingkat
bandingan acuan nopmina yang diterangkannya. Perbedaan tingkat kualitas ditegaskan
dengan pemakaian kata seperti sangat dan agak di samping adjektiva.
1) Tidak dapat didampingi oleh adverbia frekuensi sering, jarang, dan kadang-kadang.
Jadi, tidak mungkin ada.
Contoh kalimat:
Contoh kalimat:
Contoh kalimat:
b. Buah yang saya beli sedikit kecil dari punya teman saya.
4) Dapat didampingi oleh adverbia kepastian (pasti), tentu, mungkin, dan barangkali.
Contoh kalimat:
5
c. Perempuan yang dilihatnya barangkali cantik.
5) Tidak dapat diberi adverbia kala (tenses) hendak dan mau. Jadi bentuk-bentuk tidak
berterima.
· Hendak indah
· Mau tinggi
2. Adjektiva Ukuran
Adjektiva ukuran mengacu ke kualitas yang dapat diukur dengan ukuran yang
sifatnya kuantitatif. Contohnya:
6
Berat pendek tebal lapang
Ringan kecil tipis sempit
Tinggi besar renik longgar
Panjang rendah luas
Contoh kalimat adjektiva ukuran, terdapat pada kalimat berikut:
1. Yanto memiliki berat badan sekitar 80 kg.
2. Baju anak itu terlihat panjang.
3. Adjektiva Warna
Adjektiva warna mengacu ke berbagai warna seperti:
Merah hitam
Kuning putih
Hijau jingga
Biru lembayung
Nama warna lain banyak yang diambil dari nama buah atau tumbuhan, seperti
cokelat, sawo matang, kopi susu. Di samping itu, ada beberapa unsur serapan dari
bahasa asing, seperti orange, dan krem. Corak warna merah dinyatakan sebagai
berikut.
merah bata merah masak merah lembayung
merah bungur merah menyala merah marak
merah dadu merah merang merah sepang
merah delima merah murup merah tedas
merah hati merah padam
merah jambu merah saga
4. Adjektiva Waktu
Adjektiva waktu mengacu ke masa proses, perbuatan, atau keadaan berada
atau berlangsung sebagai pewatas. Contohnya:
lama lambat
segera larut
jarang mendadak
sering singkat
cepat
Contoh kalimat adjektiva waktu, terdapat pada kalimat berikut:
7
1. Dia paling lama pulang dari pasar.
2. Pagi itu kami mendadak ujian sekolah.
3. Beni sering pergi ke warnet.
5. Adjektiva Jarak
Adjektiva jarak mengacu pada ruang antara dua benda, tempat atau maujud
(entitas) sesuatu (yang menjadi pewatas nomina). Contohnya:
jauh rapat
dekat renggang
lebat akrab
suntuk
Contoh kalimat adjektiva jarak, terdapat pada kalimat berikut:
1. Rumah saya jauh dari kota.
2. Santi cepat sekali akrab dengan teman sekelasnya.
7. Adjektiva Cerapan
Adjektiva cerapan bertalian dengan pancaindera, yakni penglihatan ,
pendengaran, penciuman, atau penghiduan, perabaan, dan pencitarasaan. Contohnya:
8
1) Penglihatan: gemerlap, suram, terang
2) Pendengaran: bising, garau, jelas, merdu, nyaring, serak
3) Penciuman: anyir, busuk, hancing, harum, amis, tengik, wangi
4) Perabaan: basah, halus, kasar, keras, kesat, lembap, lembut
5) Pencitarasaan: asam, enak, kelat, lezat, lemak, pahit, payau, tawar
Ciri yang menarik pada adjektiva cerapan dalam kalimat ialah sering terjadinya
gejala sinstesi. Artinya, ada penggabungan indera yang bertalian dengan nomina dan
adjektiva yang mengacu kepada dua macam cerapan yang berbeda. Contoh:
1) Sungguh harum (penciuman) namanya (pendengaran).
2) Serigala itu tajam (perabaan) penglihatan matanya.
3) Kami diterimanya dengan muka (penglihatan) asam (pencitarasaan).
1. Prefiks se-
Adj — Adj ‘Sama’
Rumah sebesar itu mahal
pemeliharaanya.
2. Prefiks ter-
Adj — Adj ‘sangat, paling (superlatif)’
Suhu terpanas di Jakarta tahun ini 370 C.
V — Adj ‘dalam keadaan tidak berubah
(statif)’
Apa yang tersembunyi di balik jendela itu?
3. Infiks –em-
N — Adj 'berulang-ulang (frekuentatif)’
Pada hari ulang tahun kota Jakarta,
Jalan Thamrm dihiasi oleh lampu-lampu yang gemerlap.
4. Infiks –in
V — Adj 'berlangsung beberapa lama (duratif)'
10
Kita harus menjaga kesinambungan
antara kedua pernyataan itu.
5. Konfiks ke-an
Adj — 'Adj terkena, menderita (afektif)'
Secara kebetulan ia berpasasan
dengan orang yang dicarinya.
Catatan : bertumpang tindih dengan verba.
6. Kombinasi afiks me-i
N — Adj 'dengan sungguh-sungguh (intensif)’
Ia sangat mencintai kedua orang tuanya.
7. Kombinasi afiks me-kan
N — Adj ‘melakukan untuk orang lain
(benefaktif)'
Pertunjukan balet di Balai Sidang,
senanyan itu sungguh mengeneskan.
N — Adj ‘membuat jadi (kausatif)’
Kelakuan yang tidak terpuji itu
memalukan orang tuanya.
Catatan: bertumpang tindih dengan verba.
8. Prefiks ber-
N — V 'mempunyai (posesif )’
Ia nampaknya bernafsu sekali
untuk memukulku.
Num — Adj ‘menjadi’
Para pahlawan kita bersatu
mengusir penjajah.
Catatan: bertumpang tindih dengan verba.
9. Prefiks me-
N — Adj ‘menjadi’
Menteri Fuad Hassan terkenal
dengan sifatnya yang merakyat.
Adv — Adj ‘mengarah ke’
Suranya selalu melebih bahkan
sering menyangat.
11
Num — V ‘menjadi’
Dia tidak mempunya pendinan yang tegas.
Catatan: bertumpang tindih dengan verba.
10. Prefiks Pe-
Adj — Adj ‘mempunyai kebiasaan (habituatif)’
Tidak heran ia tidak naik kelas
karena pemalas.
11. Sufiks –an
Adj — Adj ‘lebih (komparatif)'
Gendaan rumah dia dari rumah saya.
N — Adj ‘dalam keadaan’
Jangan biarkan pemuda-pemuda
menjadi pengganguran.
N — Adj ‘seperti keadaan’
Ugal-ugalan di jalan raya adalah
perbuatan kampungan.
Catatan : sufiks ini lazim dipakai dalam ragam non-standar.
12. Sufiks –al
N — Adj ‘bersangkutan dengan’
Untuk membangun rumah
dibutuhkan banyak material.
13. Sufiks –il
N — Adj ‘bersangkutan dengan’
Keputusan yang dibuat oleh presidan
direktur perusahaan itu sangat prinsipil.
Catatan : Dalam bahasa indonesia kini terdapat perbedaan makna antara -al dan -il,
misalnya ideal, dicita-citakan’ dan idiil’ bersangkutan dengan ide’; dan bentuk
prinsipil tidak ada padanannya dengan -al.
14. sufiks -iah
N — Adj ‘bersangkutan dengan’
Kecantikan alamiah dimilila oleh
gadis-gadis desa.
15. Sufiks -if
N — Adj ‘bersangkutan dengan’
12
Kegiatan belajar mengajar harus
berjalan secara efektif dan efisien.
16. Sufiks –ik
N — Adj ‘bersangkutan dengan’
Sikap patriotik harus ditanamkan
dalam jiwa anak sejak usia dini.
17. Sufiks –is
N — Adj 'bersangkutan dengan’
Tamatan sekolah teknik ini
mempunyai Pengetahuan teknis dan
praktis tentang permesinan.
18. Sufiks -istis
N — Adj ‘mempunyai atau bersifat’
Banyak gadis sekarang yang
materialistis.
Catatan: Sufiks ini ada hubungannya dengan sufiks pembentuk nomina -isme dan is
19. Sufiks i
N — Adj 'bersangkutan dengan’
Perlakukanlah para tenaga kerna
secara manusiawi.
Catatan: Sufiks imi mempunyai alomorf -i, -wi, dan -ni.
13
- if, misalnya: aktif, pasif, objektif, edukatif, konsultatif, administratif, kolektif,
primituf, dan konsumtif.
- ik, misalnya: patriotik, akademik, mekanik, pluralistik, kritik, dan heroik.
- is, misalnya: teknis, akademis, kronologis, kritis, birikratis, nasionalis, dan egois.
- istis, misalnya: egoistis, persimistis, materialistis, optimistis, dan pluralistis.
- al, misalnya: konseptual, gramatikal, prosedural, komunal, material, individual, dan
seremonial.
- il, misalnya: prinsipil, idiil, dan komersil.
“akhiran” il dari bahasa Belanda menurut pedoaman EYD harus diganti dengan
“akhiran” al dari bahasa Inggris. Namun, ada “akhiran”il dan al tidak bisa dipertukarkan
karena memiliki makna yang berbeda, seperti kata idiil dan ideal.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Afiks yang berperan dalam pembentukan Adjektiva adalah (a) prefiks me-, ber-, ter-,
pe-, dan se-. (b) Infiks -em-, dan -in-. (c) Sufiks -an, -al, -il, -iah, -if, -ik, -is, -istis, dan -i. (d)
konfiks ke-an. (e) kombinasi afiks me-i dan me-kan.
Adjektiva dari segi perilaku semantisnya terbagi atas adjektiva bertaraf dan adjektiva
tak bertaraf, adjektiva dari segi perilaku sintaksisnya dapat berfungsi atributif dan predikatif,
dan adjektiva dari segi bentuknya terdiri atas adjektiva dasar yang selalu monomorfemis dan
adjektiva turunan yang selalu polimorfemis.
Pertarafan adjektiva dapat menunjukkan berbagai tingkat kualitas atau intensitas dan
berbagai tingkat bandingan. Dan adjektiva dengan kelas kata lain ada golongan yang
dihasilkan dari verba dan nomina lewat proses transposisi, yang mengubah kelas kata tanpa
perubahan bentuk, dianggap penurunan dengan afiksasi nol.
3.2 Saran
Mempelajari lebih banyak tentang bahasa kita sendiri yaitu Bahasa Indonesia. Kita harus
bisa menciptakan suasana kelas yang pas dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Mampu
berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar serta mampu mempraktikkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
15
DAFTAR PUSTAKA
Widia Astuti. 2016. "Adjektiva dalam Kajian Morfologi (dari Perilaku Semantis, Sintaksis,
dan Bentuknya)", http://widiaastuti8297.blogspot.com/2016/03/adjektiva-dalam-kajian-
morfologi-dari.html?m=1, diakses pada 03 November 2021.
16