Anda di halaman 1dari 15

BAHASA INDONESIA

DIKSI

KELOMPOK I

DISUSUN OLEH

1. MARIA PRANSISKA (226810081)


2. SYAHFIRA FAHRIL (226810329)
3. TITIN VITA HIDAYAH (226810186)

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa. Berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dari kelompok IV diberikan kesehatan dan kesempatan agar dapat menyelesaikan
makalah dengan judul Landasan dan Azas pendidikan. Dan saya juga berterimakasih kepada
teman kelompok saya yang telah ikut serta dalam menyusun makalah ini.

Saya harap makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu yang berguna bagi kita semua, oleh
karena itu kami berharap adanya kritik dan saran dari teman-teman sekalian yang sudah
berpartisipasi demi perbaikan makalah yang telah kami susun agar menjadi lebih baik
kedepannya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................1
1.3 TUJUAN PENULISAN.....................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
2.1 PENGERTIAN DIKSI.......................................................................................................................3
2.2 MAKNA DENOTATIF DAN KONOTATIF....................................................................................3
2.3 KATA UMUM DAN KHUSUS........................................................................................................4
2.4 KATA KONKRET DAN ABSTRAK...............................................................................................4
2.5 SINONIM..........................................................................................................................................4
2.6 PEMBENTUKAN KATA.................................................................................................................4
2.7 KESALAHAN PEMBENTUKAN DAN PEMILIHAN KATA........................................................5
2.8 UNGKAPAN IDIOMATIK..............................................................................................................9
BAB III......................................................................................................................................................10
PENUTUP.................................................................................................................................................10
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................................................10
3.2 SARAN...........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Diksi adalah pilihan kata. Maksudnya,kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan
sesuatu.Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting ,baik dalam dunia karang-mengarang
maupun dalam dunia tutur setiap hari.Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk
menyatakan suatu maksud,kita tidak dapat lari dari kamus.Kamus memberikan suatu ketepatan
kepada kita tentang pemakaian kata-kata.Dalam hal ini,makna kata yang tepatlah yang di
perlukan.

Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin di
sampaikannya,baik lisan maupun tulisan.di samping itu,pemilihan kata itu harus pula sesuai
dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun perumusan masalah yang akan di bahas adalah sebagai berikut:

a.Pengertian diksi

b.Makna denotative dan konotatif

c.Makna umum dan khusus

d.Kata konkret dan kata abstrak

e.Sinonim

f.Pembentukan kata

g.Kesalahan pembentukan dan pemilihan kata

h.Ungkapan idiomatic

1.3 TUJUAN PENULISAN


Berdasarkan latar belakang dan perumusan makalah yang telah di uraikan di atas,penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan:

1
a. Untuk mengetahui pengertian diksi

b. Untuk mengetahui makna Denotatif dan Konotatif

c. Menjelaskan makna Umum dan Khusus

d. Untuk mengetahui kata Konkret dan kata Abstrak

e. Untuk mengetahui Sinonim

f. Untuk memahami pembentukan kata

g. Mengetahui kesalahan pembentukan dan pemilihan kata

h. Mengetahui ungkapan Idiomatik

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DIKSI


Diksi adalah pilihan kata. Maksudnya,kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan
sesuatu.Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting ,baik dalam dunia karang-mengarang
maupun dalam dunia tutur setiap hari.Dalam memilih kata yang setepat-tepatnya untuk
menyatakan suatu maksud,kita tidak dapat lari dari kamus.Kamus memberikan suatu ketepatan
kepada kita tentang pemakaian kata-kata.Dalam hal ini,makna kata yang tepatlah yang di
perlukan.

Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin di
sampaikannya,baik lisan maupun tulisan.di samping itu,pemilihan kata itu harus pula sesuai
dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu.

2.2 MAKNA DENOTATIF DAN KONOTATIF


Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah
makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung
sebuah kata secara objektif. Kata makan, misalnya bermakna memasukkan sesuatu ke dalam
mulut, dikunyah, dan ditelan.

Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial,
sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Makna-
makna konotatif sifatnya lebih professional dan operasional dari pada makna denotatif. Dengan
kata lain, makna konotatif adalah makna yang dikaitkan dengan suatu kondisi dan situasi
tertentu.

Misalnya:

rumah gedung, wisma, graha

penonton pemirsan, pemerhati

Makna konotatif dan makna denotatif berhubungan erat dengan kebutuhan pemakaian bahasa.
Dengan kata lain, makna denotatif adalah makna yang bersifat umum, sedangkan makna
konotatif lebih bersifat pribadi dan khusus.

Kalimat di bawah ini menunjukkan makna diatas.

Dia adalah wanita cantik (denotatif)

Dia adalah wanita manis (konotatif)

3
Kata cantik lebih umum dari pada kata manis. Kata cantik akan memberikan gambaran umum
tentang seorang wanita. Akan tetapi, dalam kata manis terkandung suatu maksud yang lebih
bersifat memukau perasaan kita. Nilai kata-kata itu dapat bersifat baik dan dapat pula bersifat
jelek. Kata-kata yang berkonotasi jelek dapat kita sebutkan seperti kata tolol (lebih jelek dari
pada bodoh), mampus (lebih jelek dari pada mati), dan gubuk (lebih jelek dari pada rumah).

2.3 KATA UMUM DAN KHUSUS


Kata umum ialah kata yang acuannya lebih luas, sedangkan kata yang acuannya lebih khusus
di sebut kata khusus. Kata umum, misalnya ikan sedangkan kata khusus, seperti gurame, lele,
tawes dan ikan mas.

Kata umum disebut superordinate, kata khusus disebut hiponim.

Contoh kata bermakna umum yang lain adalah bunga. Kata bunga memiliki acuan yang lebih
luas dari pada mawar. Kata Bunga yang memiliki acuan yang lebih luas di sebut kata umum,
sedangkan kata dahlia, cempaka, melati, atau ros memiliki acuan yang lebih khusus dan disebut
kata khusus.

Pasangan kata umum dan kata khusus harus dibedakan dalam pengacuan yang generik dan
spesifik.

2.4 KATA KONKRET DAN ABSTRAK


Kata yang acuannya semakin mudah dicerap pancaindra disebut kata konkret, seperti meja,
rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Jika acuan sebuah kata tidak mudah diserap
pancaindra, kata itu disebut kata abstrak, seperti ide, gagasan, kesibukan, keinginan, angan-
angan, kehendak, dan perdamaian. Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan gagasan
rumit.

2.5 SINONIM
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asanya mempunyai makna yang sama, tetapi
bentuknya berlainan. Sinonim kata tidaklah mutlak , hanya ada kesamaan atau kemiripan.

Sinonim ini dipergunakan untuk mengalih-alihkan pemakain kata pada tempat tertentu
sehingga kalimat itu tidak membosankan. Dalam pemakaiannya bentuk-bentuk kata yang
bersinonim akan menghidupkan bahasa seseorang dan mengonkretkan bahasa seseorang
sehingga kejelasan komunikasi (lewat bahasa itu) akan terwujud. Kita ambil contoh kata cerdas
dan cerdik. Kedua kata itu bersinonim, tetapi kedua kata tersebut tidak persis sama benar.

2.6 PEMBENTUKAN KATA


Ada dua cara pembentukan kata,yaitu dari dalam dan luar kota bahasa Indonesia. Dari dalam
bahasa Indonesia terbentuk kosakata baru dengan dasar kata yang sudah ada, sedangkan dari luar
terbentuk kata baru melalui unsur serapan. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kata baru,
misalnya:

4
Tata daya serba

tata buku daya tahan serba putih

tata bahasa daya pukul serba plastic

Dari luar bahasa Indonesia terbentuk kata-kata melalui pungutan kata, misalnya:

Bank

Kredit

Valuta

Kontak bahasa memang tidak dapat dielakkan karena kita berhubungan dengan bangsa lain.
Oleh sebab itu, pengaruh memengaruhi dalam hal kosakata pasti ada. Dalam hal ini perlu ditata
kembali kaidah penyerapan kata-kata itu. Oleh sebab itu, pedoman umum pembentukan istilah
yang kini telah beredar di seluruh Nusantara sangat membantu upaya itu.

Kata-kata pungut adalah kata yang diambil dari kata-kata asing. Kata-kata pungut itu ada yang
dipungut tanpa diubah, tetapi ada yang diubah. Kata-kata pungut yang sudah disesuaikan dengan
ejaan bahasa Indonesia di sebut bentuk serapan.

2.7 KESALAHAN PEMBENTUKAN DAN PEMILIHAN KATA


a. Penanggalan awalan meng-

Di bawah ini diperlihatkan bentuk yang salah dan bentuk yang benar.

1) Amerika Serikat luncurkan pesawat bolak-balik Colombia. (Salah)


1) a) Amerika Serikat meluncurkan pesawat bolak-balik Colombia. (Benar)
2) Jaksa Agung, Hendarman Supandji, periksa, mantan Presiden Soeharto. (Salah)
2) a) Jaksa Agung, Hendarman Supandji, memeriksa, mantan Presiden Soeharto. (Benar)

b. Penggalan awalan ber-

Di bawah ini dapat dilihat bentuk salah dan benar dalam pemakaiannya.

1) Sampai jumpa lagi. (Salah)


1) a) Sampai berjumpa lagi. (Benar)
2) pendapat saya beda dengan pendapatnya. (salah)

c. peluluhan bunyi /c/

kata dasar yang diawal bunyi /c/ sering menjadi luluh apabila mendapat awalan meng.Padahal
sesungguhnya bunyi /c/ tidak luluh apabila mendapat awalan meng-

5
dibawah ini di perlihatkan bentuk salah dan bentuk benar.

1)Wakidi sedang menyuci mobil. (Salah)

2)Wakidi sedang mencuci mobil (Benar)

d.Penyengauan kata dasar

Ada lagi gejala penyegauan bunyi awal kata dasar.Penyengauan kata dasar ini sebenarnya
adalah ragam lisan yang di pakai dalam ragam tulis.Akhirnya, pencampuradukan antara ragam
tulis menimbulkan suatu bentuk kata yang salah dalam pemakaian.Kita sering menemukan
penggunaan kata-kata, mandang,ngail, ngantuk, nabrak, nanam,nulus, nyubit,nyuap, dan
nyari.Dalam bahasa Indonesia baku tulis, kita harus menggunakan kata-kata memandang,
mengail,mengantuk, menabrak, menanam, menulis, mencubit, mengepung,
menolak,mencabut,dan menari.

e.Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang berimbuhan meng-/peng-

kata dasar yang bunyi awalnya /s/, /k/, /p/,atau /t/ sering tidak luluh jika mendapat awalan meng-
atau peng-. Padahal, menurut kaidah baku bunyi-bunyi itu harus lebur menjadi sengau.

Di bawah ini dibedakan bentuk salah dan bentuk benar dalam pemakaian sehari-hari.

1)eksistensi Indonesia sebagai Negara pensuplai minyak sebaiknya dipertahankan. (Salah)

2)Eksistensi Indonesia sebagai Negara penyuplai minyak sebaiknya di perthankan. (Benar)

f.Awalan ke- yang keliru


Pada kenyataan sehari-hari,kata-kata yang seharusnya berawalan ter-sering diberi berawalan
ke-.hal itu disebabkan oleh kekurangcermatan dalam memilih awalan yang tepat. Umumnya,
kesalahan itu di pengaruhi oleh bahasa daerah (sunda/jawa).
Dibawah ini di paparkan bentuk salah dan benar dalam pemakaian awalan.
1)pengendara motor itu meninggal karena ketabrak oleh metro mini. (Salah)
2)pengendara motor itu meninggal karena tertabrak oleh metro mini (Benar)

g.pemakaian akhir –ir


pemakaian akhiran –ir sangat produktif dalam pengunaan bahasa Indonesia baku, untuk
padanan akhiran –ir adalah –asi atau –isasi.
Dibawah ini di ungkapkan bentuk yang salah dan bentuk yang benar.

6
1)saya sanggup mengkoordinir kegiatan itu. (Salah)

2)saya sanggup mengoordinasi kegiatan itu. (Benar)

h.Padanan yang tidak serasi

karena pemakaian bahasa kurang cermat memilih padanan kata yang serasi, yang muncul dalam
pembicaraan sehari-hari adalah padanan yang tidak sepadan atau tidak serasi. Hal itu terjadi
karena dua kaidah bahasa bersilang, atau bergabung dalam sebuah kalimat.

Dibawah ini dipaparkan dalam bentuk salah dan bentuk benar, terutama dalam memakai
ungkapan penghubung interakalimat.

1)Karena modal di bank terbatas sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(Salah)

2)Karena modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit. (Benar)

i.Pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap

Dalam pemakaian sehari-hari, pemakaian di, ke, dari, bagi dan daripada sering dipertukarkan.

Dibawah ini dipaparkan bentuk benar dan bentuk salah dalam pemakaian kata depan.

1)Putusan daripada pemerintah itu melegakan hati rakyat. (Salah)

2)Putusan pemerintah itu melegakan hati rakyat. (Benar)

j.pemakaian Akronim (singkatan)

Kita membedakan istilah “singkatan” dengan “bentuk singkatan”. Yang di maksud dengan
singkatan ialah hasil menyingkat atau memendekkan berupa hurus atau gabungan huruf seperti
PLO, UI,DPR,KPP,KY,MK,MA,KBK, DAN KTSP. Yang dimaksud dengan bentuk singkat
ialah kontraksi bentuk kata sebagaimana di pakai dalam ucapan cepat,seperti lab (laboratorium),
memo (memorandum), demo (demontrasi) dan lain-lain.

K. Penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan pemukiman

7
Kata-kata kesimpulan bersaing pemakainya dengan kata simpulan; kata keputusan bersaing
pemakainnya dengan kata putusan; kata pemukiman bersaing dengan kata permukiman;kata
penalaran bersaing dengan kata pernalaran.

Pembentukan kata dalam bahasa Indonesia sebenarnya mengikuti pola yang rapi dan konsisten.
Dengan kata lain, terdapat korelasi diantara berbagai bentukan tersebut. Perhatikanlah, misalnya,
verba yang berawalan meng dapat dibentuk menjadi nomina yang bermakna 'proses' yang
berimbuhan peng-an, dan dapat pula dibentuk menjadi nomina yang bermakna 'hasil' yang
berimbuhan -an.

L. penggunaan kata yang hemat

Salah satu ciri pemakaian bahasa yang efektif adalah pemakaian bahasa yang hemat kata, tetapi
padat isi. Namun, dalam komunikasi sehari-hari sering dijumpai pemakaian kata yang tidak
hemat (boros). Berikut ini didaftar kata yang sering digunakan tidak hemat.

Boros hemat

Sejak dari sejak atau dari

Agar supaya agar atau supaya

Demi untuk demi atau untuk

M._Analogi

Didalam dunia olahraga terdapat istilah petinju. Kata petinju berkorelasi dengan kata bertinju.
Kata _petinju berarti 'orang yang (biasa) bertinju', bukan 'orang yang (biasa) meninju'.

N.Bentuk jamak dalam Bahasa Indonesia


8
Dalam pemakaian sehari-hari kadang-kadang orang salah menggunakan bentuk jamak dalam
bahasa Indonesia sehingga terjadi bentuk yang rancu atau kacau. Bentuk jamak dalam bahasa
Indonesia dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1) Bentuk jamak dengan melakukan pengulangan kata yang bersangkutan, seperti kuda-kuda,
meja-meja, dan buku-buku.

2) Bentuk jamak dengan menambah kata bilangan, seperti beberapa, sekalian, semua.

3) Bentuk jamak dengan menambah kata bantu jamak, seperti para tamu

4) Bentuk jamak dengan menggunakan kata ganti orang, seperti mereka, kami, kita, dan kalian.

Dalam bahasa Indonesia bentuk datum dan data yang dianggap baku ialah data yang dipakai
sebagai bentuk tunggal. Bentuk alumnus dan alumni yang dianggap baku ialah bentuk alumni
yang dipakai sebagai bentuk tunggal. Bentuk alim dan ulama kedua-duanya dianggap baku yang
dipakai masing-masing sebagai bentuk tunggal. Oleh sebab itu, tidak salah kalau ada bentuk
beberapa data, tiga alumni.

2.8 UNGKAPAN IDIOMATIK


Ungkapan idiomatik adalah konstruksi yang khas pada suatu bahasa yang salah satu unsurnya
tidak dapat dihilangkan atau diganti. Ungkapan idiomatik adalah kata-kata yang mempunyai sifat
idiom yang tidak berkena kaidah ekonomi bahasa.

Ungkapan yang bersifat idiomatik terdiri atas dua atau tiga kata yang dapat memperkuat diksi
di dalam tulisan.

Beberapa contoh pemakaian ungkapan idiomatik adalah sebagai berikut:

Mentri Dalam Negeri bertemu Presiden SBY. (salah)

Mentri Dalam Negri bertemu dengan Presiden SBY. (benar)

Yang benar ialah bertemu dengan

9
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kata adalah pilihan kata. Kosakata adalah memilih kata yang tepat dan mengungkapkan
makna dan tujuan Anda kepada pendengar atau pembaca baik secara lisan maupun tulisan.
Ketepatan dan kesesuaian sangat penting dalam mengungkapkan maksud dan tujuan.
Menggunakan kata-kata yang baik membantu pembicara dan pendengar untuk memecahkan
masalah dan idealnya sulit untuk menerima pemikiran atau ide jika kata-kata yang digunakan
salah untuk tujuan atau tidak sesuai dengan konteks pembicara dan pendengar.

3.2 SARAN
Penulis akan mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dengan mengetahui 9 kata pilihan
kata saat menulis artikel ini. Penulis merekomendasikan semua diskusi untuk mempelajari
pengolah kata dalam konstruksi kalimat. Ketika mempelajari suatu kata, siswa diharapkan
bertekad dalam menyampaikan dan mengumpulkan pikiran sehingga mudah memahami apa
yang disampaikan.

10
DAFTAR PUSTAKA

E. Zaenal Arifin, S. A. (2008). Cermat Berbahasa Indonesia . Jakarta : 2010.

11

Anda mungkin juga menyukai