Proposal Penelitian
Pengembangan Modul Teks Negosiasi dengan Menggunakan Pendekatan
Saintifik pada Kelas X Sekolah Menengah Atas
I.
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pentingnya bahan ajar (modul) dalam mencapai tujuan pembelajaran
merupakan pegangan wajib atau landasan dasar yang harus dimiliki oleh tenaga
pendidik. Poin penting dalam pembelajaran adalah perlunya persiapan yang
matang dari para guru. Lestari (2013:1) mengemukakan bahwa kemampuan guru
dalam merancang ataupun menyusun bahan ajar menjadi hal yang sangat berperan
dalam menentukan keberhasilan proses belajar. Kaitannya dalam merancang
sebuah bahan ajar (modul)
Indonesia
memuat
lima
poin
penting
dalam
anekdot. Jenis-jenis teks tersebut dapat dibedakan atas dasar tujuan (yang tidak
lain adalah fungsi sosial teks), struktur teks (tata organisasi), dan ciri-ciri
kebahasaan teks-teks tersebut. Sesuai dengan prinsip tersebut, teks yang berbeda
tentu memiliki fungsi yang berbeda, struktur teks yang berbeda, dan ciri-ciri
kebahasaan yang berbeda. Mahsun (2014:2) mengemukakan bahwa
karena teks digunakan untuk pernyataan suatu kegiatan sosial
dengan struktur berpikir yang lengkap, maka setiap teks memiliki
struktur tersendiri. Sementara itu, karnena tujuan sosial yang
hendak dicapai manusia dalam kehidupan itu beragam, maka
akan muncul beragam jenis teks dan tentunya dengan struktur
teks atau struktur berpikir yang beragam pula.
Hubungan proses pembelajaran yang terdapat pada buku siswa kelas X
(Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik) dengan penguasaan materi masih
membuat siswa merasa kesulitan untuk menguasai materi yang ada. Menurut
Sanjaya (2013:41) materi pelajaran merupakan bagian terpenting dalam proses
pembelajaran, bahkan dalam pembelajaran yang berpusat pada materi pelajaran
(Subject centered teaching) materi pelajaran merupakan inti dari kegiatan
pembelajaran. Pentingnya materi pelajaran ditentukan oleh seberapa banyak siswa
dapat menguasai materi pelajaran tersebut terutama dalam menuntaskan isi dalam
kurikulum. Konteks materi pelajaran pada kurikulum 2013 yang berkaitan dengan
teks, maka peneliti dalam hal ini lebih tertuju pada teks negosiasi. Teks negosiasi
yang disajikan dalam kompetensi dasar dengan berbagai indikator memberikan
gambaran bahwa teks negosiasi masih membutuhkan kajian yang lebih jelas. Hal
tersebut dapat dilihat dari struktur kompetensi dasar dalam kurikulum 2013 yaitu
membandingkan teks, menganalisis teks, mengevaluasi teks, menginterpretasi
makna teks, memproduksi teks, menyunting teks, mengabstraksi teks, dan
mengonversi teks.
Pada proses pembelajaran tentang materi teks negosiasi tentunya harus
didukung dengan sebuah pendekatan agar proses belajar yang dilaksanakan dapat
terwujud secara potensial. Proses pendekatan itu berupa pendekatan ilmiah
(scientific approach) pentingnya sebuah pendekatan memberikan hal yang
berbeda dalam segi pembelajaran. Dengan pendekatan saintifik siswa akan lebih
terstruktur untuk memahami materi pelajaran yang akan diberikan oleh guru.
Bentuk terstruktur dari pendekatan saintifik tersebut yaitu dimulai dengan
mengamati,
menanya,
mengumpulkan
data(eksperimen/mengeksplorasi),
Jika dilihat dari indikator yang disajikan dalam kompetensi dasar dengan
indikator yang cukup banyak membutuhkan pengembangan dalam bentuk bahan
ajar (modul), karena kondisi bahan ajar sekarang lebih banyak berupa konteks
yang belum jelas. Hal tersebut terlihat dari cara guru menyampaikan teknik
mengajarnya yaitu hanya dengan teknik ceramah dan tanya jawab.
Oleh karena itu, dibutuhkan pengembangan bahan ajar (modul) untuk
mempermudah siswa memahami materi pelajaran yang diberikan agar tujuan
pembelajaran dapat terwujud sesuai yang diharapkan. Sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional seperti yang terlampir dalam Permendiknas No. 23 tentang
Pendidikan Menengah yang terdiri atas SMA/MA/SMALB/Paket C bertujuan:
Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut dapat
tercapai dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud mengembangkan
bahan ajar berupa modul yaitu tentang teks negosiasi dengan menggunakan
sebuah pendekatan ilmiah (saintifik). Oleh karena, itu penelitian ini penulis beri
judul Pengembangan Modul Teks Negosiasi
dengan Menggunakan
2.2 Modul
2.2.1 Pengertian Modul
Modul merupakan materi pelajaran yang disusun dan disajikan secara
tertulis sedemikian rupa sehingga pembacanya diharapkan dapat menyerap sendiri
materi tersebut. Modul adalah salah satu bentuk bahan ajar berbasis cetakan yang
dirancang untuk belajar secara mandiri oleh peserta pembelajaran karena itu
2.2.2
Karakteristik Modul
Untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi belajar,
Desain Modul
Daryanto (2013:11) proses penyusunan modul terdiri dari tiga tahapan
Bagan
10
sesuai. Pada tahap ini perlu diperhatikan berbagai karakteristik dari kompetensi
yang akan dipelajari, karakteristik peserta didik, dan karakteristik konteks dan
situasi dimana modul akan digunakan. Kedua, memproduksi atau mewujudkan
fisik modul. Komponen isi modul antara lain meliputi: tujuan belajar, prasyarat
pembelajar yang diperlukan, substansi atau materi belajar, bentuk-bentuk kegiatan
belajar dan komponen pendukungnya. Ketiga, mengembangkan perangkat
penilaian. Dalam hal ini, perlu diperhatikan agar semua aspek kompetensi
(pengetahuan, keterampilan, dan sikap terkait) dapat dinilai berdasarkan kriteria
tertentu yang telah ditetapkan. Modul yang telah selesai dan masih digunakan
dalam kegiatan pembelajaran secara periodik harus dilakukan evaluasi dan
validasi untuk penjaminan kualitasnya.
2.2.4
2.2.5
PengembanganModul
11
2.2.6
harus menyusun garis-garis besar isi modul (GBIM). GBIM yang dihasilkan
selanjutnya dijadikan pedoman dalam menulis modul. Ketika menyusun GBIM,
faktor-faktor yang melandasi kegiatan penyusunan GBIM tersebut sebagai
berikut:
1. Peserta didik.
2. Menentukan tujuan umum dan khusus.
3. Menentukan isi dan urutan materi pembelajaran.
4. Memilih dan menentukan media.
5. Menentukan strategi penilaian.
2.3.
Teks Negosiasi
2.3.1. Definisi Teks Negosiasi
Teks Negosiasi adalah rangkaian-rangkaian kalimat yang berbentuk proses
transaksi dengan melibatkan dua orang atau lebih. Secara garis besar teks
negosiasi merupakan interaksi sosial yang berupa dialog yang disampaikan secara
lisan. Menurut Titscher (2009:47) teks merupakan ujaran apa pun pada dasarnya
12
13
berlangsung dan sering kali juga dapat memberikan masukan, saran, atau kritik
kepada negosiator.
2. Koalisi
Koalisi diartikan sebagai perkumpulan dua atau lebih partai antara
pengaturan sosial yang lebih besar yang bekerja sama untuk saling mengejar
tujuan yang diinginkan.
3. Multipihak dan Multitim
a. Negosiasi Multipihak merupakan ada lebih dari dua pihak yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan kolektif.
b. Negosiasi multitim digambarkan yaitu dua ko-negosiator atau lebih
yang memiliki kepentingan dan prioritas yang sama bernegosiasi
dengan dua ko-negosiator atau lebih di pihak lain yang memiliki
kepentingan dan prioriotas yana sama.
2.3.3. Karakteristik Teks Negosiasi
Tabel 3.1 Karakteristik Teks Negosiasi
N
o
Aspek
Kompetisi
(Negosiasi
Distributif)
Kolaborasi
(Negosiasi
Integratif)
Umumnya
sumber
daya untuk dibagikan
dalam jumlah yang
berbeda-beda.
Pencapaian
tujuan
bersama
dengan
pihak lain.
Struktur
Imbalan
Umumnya sejumlah
sumber daya tetap
untuk dibagikan.
Pencapaian
tujuan
Hubungan
Pencapaian
tujuan
sendiri
dengan
mengorbankan tujuan
pihak lain
Fokus jangka pendek;
pihak-pihak
tidak
memperkirakan untuk
bekerja sama di masa
depan.
Fokus
jangka
pangjang;
pihakpihak memperkirakan
untuk bekerja sama di
masa depan.
Negosiasi
Akomodatif
(Negesiasi Strategi
dan Perencanaan)
Umumnya sejumlah
sumber daya tetap
untuk dibagikan.
Subordinasi tujuan
sendiri demi tujuan
pihak lain.
Dapat
bersifat
jangka
pendek
(membiarkan pihak
lain menang untuk
menjaga
perdamaian)
atau
jangka
panjang
(membiarkan pihak
lain menang untuk
mendorong timbal
balik
di
masa
depan).
14
Motivasi
utam
Memaksimalkan hasil
sendiri
Memaksimalkan hasil
bersama
Kepercayaan
dan
Keterbukaan
Kepercayaan
dan
kebutuhan, menyimak
aktif,
pengkajian
alternatif
secara
bersama-sama.
Pengetahuan
kebutuhan
Prediktabilita
s
Kerahasiaan
dan
sikap defensif; sangat
mempercayai
diri
sendiri;
masingmasing pihak tidak
membiarkan
pihak
lain
mengetahui
kebutuhan
sebenarnya
Masing-masing pihak
mengetahui
kebutuhan
mereka
sendiri;
masingmasing
tidak
membiarkan
pihak
lain
mengetahui
kebutuhan
mereka
yang sebenarnya.
Masing-masing pihak
memanfaatkan unsur
ketidakprediksian dan
kejutan
untuk
membingungkan
pihak lain.
Keagresifan
Masing-masing pihak
menggunakan
ancaman
dan
gertakan,
dan
mencoba
meraih
keunggulan.
8.
Perilaku
mencari
solusi
9.
Ukuran
kesuksesan
Masing-masing pihak
berupaya
terlihat
berkomitmen dengan
posisi
mereka
menggunakan
argumentasi
dan
manipulasi terhadap
pihak lain.
Kesuksesan
diperkaya
dengan
menciptakan
citra
Memaksimalkan
hasil pihak lain atau
membiarkan mereka
menang
untuk
memperkaya
hubungan.
Salah satu pihak
relatif
terbuka,
menampilkan
kelemahannya
kepada pihak lain.
Masing-masing pihak
mengetahui
dan
menyampaikan
kebutuhan
mereka
yang
sebenarnya
sambil meminta dan
merespons kebutuhan
pihak lain
Masing-masing pihak
dapat diprediksi dan
bersikap
fleksibel
apabila
momennya
sesuai, dan mencoba
tidak
mengejutkan
pihak lain.
Masing-masing pihak
berbagi
informasi
secara jujur, dan
memperlakukan
pihak lain dengan
pemahaman
dan
penghargaan.
Masing-masing pihak
berupaya menemukan
solusi yang samasama
memuaskan
menggunakan logika,
kreatifitas,
dan
kekonstruksian.
Kesuksesan menuntut
diabaikannya
citra
buruk
dan
Kesuksesan
ditentukan dengan
meminimalkan atau
15
pertimbangan ide-ide
berdasarkan
kelebihannya.
10
.
Bukti
ekstrem tidak
sehat
11
.
Perilaku
utama
Perilaku
utama
adalah saya menang,
anda kalah
12
.
Solusi untuk
kegagalan
Jika
jalan
buntu
ditemukan, mediator
atau arbitrator dapat
diperlukan.
menghindari konflik
dan
meredakan
segala permusuhan;
perasaan
sendiri
diabaikan
demi
mengutamakan
harmoni.
Ekstrem tidak sehat
tercapai
apabila
penyerahan
diri
terhadap pihak lain
telah
sempurna
dengan
mengorbankan
tujuan pribadi dan/
atau konstituen.
Perilaku
utama
adalah
Anda
menang, saya kalah
16
Orientasi (Pengenalan)
PermintaanPemenuhan
Penutup
Pembelian
Penawaran
Persetujuan
Konteks Negosiasi
Agen
Koalisi
Multipihak/ multitim
Negosiasi Distributif
Negosiasi Integratif
Negosiasi Strategi
dan Perencanaan
Teks Negosiasi
Bagan 3.2 Karakteristik teks negosiasi
Dari bagan di atas bentuk alur negosiasi dimulai dengan tahap orientasi,
permintaan, pemenuhan, penawaran, persetujuan, pembelian, dan penutup akan
disesuaikan dengan konteks negosiasi. Konteks negosiasi yang diberikan pada
tahap kedua di atas agar sebuah teks dapat memiliki prosedur yang baik. Setelah
disesuaikan dengan konteks negosiasi alur negosiasi yang dibuat akan di
cocokkan
dengan
tahap-tahap
negosiasi.
Setelah
dicocokkan
dengan
17
: "Selamat pagi,Pak"
Andik
Manajer
Andik
Manajer
Andik
Manajer
:"Saya berani gaji anda sebesar Rp.10 juta perbulan dan Rp.200
juta per tahun.
Andik
Manajer
: "Oh tenang saja, semua fasilitas untuk bermain bola sudah kami
tanggung. Jadi gaji tersebut bersih"
Andik
Manajer
Andik
: " Tetap tidak bisa, tidak sebanding dengan skill yang saya miliki.
Jika harganya naik hingga Rp.18 juta Perbulan dan Rp.250 juta
pertahun, dengan senang hari saya menerimanya. Dan saya juga
akan bermain dengan sungguh-sungguh "
18
Manajer
: "Baiklah saya naikan hingga Rp.20 juta perbulan dan Rp.250 Juta
pertahun dengan syarat kami tidak mengfasilitasi perlengkapan
bermain anda.Bagaimana?"
Andik
Manajer
: "Baiklah,Besok datang ke stadium untuk medical checkup.Setelah nya Anda sudah dibolehkan untuk berlatih dengan klub
kami"
Andik
Manajer
pada
satu
tujuan
sosial.
Jadi
dapat
diambil
19
sebuah teks.Dengan kata lain, proses sosial akan merefleksikan diri menjadi
bahasa dalam konteks situasi tertentu sesuai tujuan proses sosial yang hendak
dicapai. Bahasa yang muncul berdasarkan konteks situasi inilah yang
menghasilkan register atau bahasa sebagai teks.Sedangkan menurut Pamungkas
(2012: 159) menerangkan bahwa:
Bahasa memiliki tiga fungsi yaitu pertama bahasa sebagai
pengungkapan ide, gagasan, dan isi pikiran serta untuk
merefleksikan realitas pengalaman partisipan. Kedua bahasa
sebagai interpersonal berkaitan dengan bahasa untuk
membangun dan memelihara hubungan sosial dan peranan
komunikasi yang diciptakan oleh bahasa itu. Ketiga
interpersonal ini tampak pada struktur yang melibatkan
bermacam-macam modalitas dan sistem yang dibangunnya.
Dari hal tersebut dapat disimpulkan teks dapat berwujud
teks
tulis
perpaduan
maupun
teks
teks
lisan
lisan
dan
(bahkan
tulis
serta
dalam
multimodal
gambar/animasi/
20
Pemodalan
Teks:
Teks Informasi
Kerjasama Pengembangan Teks
Tentang
Persiapan
Teks :untuk
Struktur
bersama
Teks, Ciri-ciri
mengembangkan
bentuk teks
teks yang jenisnya sama: Seperti Observasi, mencatat, diskusi audiens
Konteks:
Guru dan siswa bersama-sama mengembangkan teks
Pertanyaan-pertanyaan dalam konteks pengalaman bersama fungsional teks
Eksplorasi kreatif terhadap sumber yang memungkinkan untuk membuat teksPersiapan mengembangkan teks secara mandiri :
Riset dan mencatat
Konsultasi pada guru.
Observasi
Bertukar pikiran/ konferensi dengan teman sejawat: tentang tulisannya
Bagan
2.2 Tahapan
pembelajaran teks
Penyuntingan dan menulis ulang penilaian kritis
terhadap
naskah publikasi
Tiap siswa menulis teks secara mandiri
2.4.Pendekatan Saintifik
21
Mengamati
Menanya
Menalar
Mencoba
Menyimpulkan Mengomunikasikan
22
23
teori,
fakta,
dan
empiris
yag
dapat
dipertanggungjawabkan.
6. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik
sistem penyajiannya. Berikut kegiatan pembelajaran terlihat pada tabel berikut.
Melihat,
(Observing)
Menanya
(questioning)
Aktivitas Belajar
mengamati,
membaca,
sampai
dengan
mandiri
mendengar,
(menjadi
suatu
Pengumpulan data
kebiasaan).
Menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan
(Experimenting)
Mengasosiasi
(Associating)
structure-multistructure-complicated structure.
Mengomunikasikan Menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk
lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar, atau media
lainnya.
Catatan: Aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran adalah:
24
1.
2.
3.
4.
scaffodling,
5. Mendorong siswa berdialog/ berbagi hasil pemikirannya,
6. Mengkonfirmasi pemahaman yang diperoleh, dan
7. Mendorong siswa untuk merefleksikan pengalaman belajarnya.
Sejalan dengan keterangan di atas, Hosnan (2013:133) secara komprehensif dan
terperinci menjelaskan keterampilan-keterampilan belajar yang membangun
pendekatan ilmiah dalam belajar sebagai berikut.
1. Mengamati
Mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran
(Meaningfull
25
dirancang
untuk
menunjang
proses
belajar
dengan
baik
dan
dapat
dipelajari
selangkah
demi
26
yang terdapat pada Indikator pembelajaran. Sedangkan untuk konteks teks yang
dimaksud dapat dilihat berdasarkan kompetensi dasar dan indikator pada tabel
berikut.
Dari kompetensi dasar yang dikemukakan pada kurikulum 2013 memiliki
indikator yang dibutuhkan siswa berkaitan dengan teks negosiasi yaitu sebagai
berikut.
Tabel 4.1 Kompetensi Dasar dan Indikator
No
Kompetensi
Indikator
Ket
Dasar
1.
Memahami struktur 1.
2.
dan kaidah negosiasi 3.
4.
baik melalui lisan
maupun
(pembuka,
isi,
penutup)
tulisan,
dilihat dari struktur isi dan kaidah
Indikatornya
bahasa sesuai bahasa Indonesia secara
santun.
5. Menjawab pertanyaan seputar teks
2.
3.
4.
negosiasi
Membandingkan
Membandingkan
teks negosiasi baik
melalui
lisan
maupun tulisan
Menganalisis
teks
negosiasi
baik
melalui
lisan
maupun tulisan.
Mengidentifikasi
27
5.
secara lisan
Mengevaluasi
teks
negosiasi
berdasarkan kaidahkaidah
teks
baik
melalui
6.
lisan
maupun tulisan
Menginterpretasi
makna
baik
negosiasi
secara
lisan
maupun tulisan
7.
Memproduksi
teks
negosiasi
yang
koheren
sesuai
dengan karakteristik
ulang
teks
yang
akan
pendapat,
dan
jumlah
8.
Menyunting
negosiasi
teks
sesuai
santun.
Menyunting isi sesuai dengan struktur
isi teks negosiasi
Menyunting bahasa sesuai dengan:
teks
baik
baca.
28
9.
Mengabstraksi
teks
10.
Mengonversi
teks
negosiasi ke dalam
bentuk
yang
lain
teks negosiasi menjadi teks drama
sesuai
dengan
pendek.
GURU
29
dirancang akan terkonversi dengan baik, sehingga proses pembelajaran yang akan
diharapkan dapat terwujud sesuai ketentuan kurikulum 2013.
Mahsun (2014:123)
menegaskan bahwa suatu hal yang perlu ditegaskan terlebih dahulu bahwa dalam
menghasilkan teks diperlukan data, informasi, atau fakta. Wujud data, informasi atau
fakta yang diperlukan itu sangat terkait dengan jenis teks yang akan dihasilkan. Pada
prinsipnya Mahsun juga menambahkan untuk pengumpulan data yang berhubungan
dengan penyusunan teks berdasarkan pendekatan ilmiah dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai macam cara/ metode, misalnya pengamatan, wawancara
(bertanya), percobaan, dan pustaka.
sesuai
konteksnya,
mampu
mengumpulkan
data
3.
Metode Penelitian
Prosedur pengembangan yang peneliti akan adaptasi dari model Desain
model Dick and Carey dan Banathy (dalam Sanjaya 2013:7074). Alasan
peneliti mengambil model desain Dick and Carey dan Banathy yaitu 1) karena
kedua model desain ini memiliki kemiripan langkah dalam komponennya, 2)
30
dalam hal pengembangan bahan ajar berupa modul desain model Dick and Carey
dan Banathy sangat cocok sekali untuk diterapkan karena komponen yang di
jabarkan masing-masing model sangat jelas, 3) langkah-langkah yang
dikemukakan dalam komponen-komponen yang disajikan Banathy dan Dick and
Carey mempermudah peneliti untuk mengembangkan bahan ajar yang berbentuk
modul karena bentuk yang komponen yang disajikan sangat jelas dan mudah.
Adapun prosedur komponen desain yang dikemukakan oleh Banathy yaitu
1) Menganalisis dan merumuskan tujuan; 2) Merumuskan kriteria tes yang sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai; 3) Menganalisis dan merumuskan kegiatan
belajar; 4) Merancang sistem; 5) Mengimplementasikan dan melakukan kontrol
kualitas sistem; 6) Mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil
evaluasi.
Selanjutnya sepuluh komponen Dick and Carey yang dikemukakan yaitu
1) mengidentifikasi sasaran instruksional/ pengajararan; 2) mengadakananalisis
instruksional;3) menganalisis siswadan konteks;4) menulis tujuan tindakan, 5)
mengembangkan instrumen penilaian;6)mengembangkan strategi instruksional; 7)
mengembangkan dan menyeleksi bahan instruksional;8) mengadakan evaluasi
formatif;9) merancang dan mengadakan evaluasi sumatif.
Dari tahap komponen kedua model desain Dick and Carey dan Banathy
yang telah dijelaskan tersebut maka peneliti mengadaptasi kedua model tersebut
menjadi satu kesatuan yaitu sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kebutuhan
Peneliti melakukan identifikasi dengan menggunakan wawancara dan
angket untuk mengetahui beberapa berkaitan dengan peserta didik maupun guru
yang bersangkutan. Dari angket dan wawancara yang akan diajukan peneliti ada
31
beberapa hal informasi yang akan diterima yang berkaitan dengan kebutuhan
siswa. hal-hal tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Keadaan peserta didik, berapa jumlah peserta didik yang menjadi sasaran
belajar, berapa rata-rata usianya? Bagaimana lingkungan sosialnya?
b. Motivasi, mengapa mereka mengikuti pembelajaran dengan modul?
Mengapa mereka memilih belajar dengan modul? Apakah keinginan dari
kegiatan pembelajaran ini?
c. Kemampuan belajar, bagaimana kemampuan belajar mereka? Apakah
mereka telah memiliki pengalaman belajar sebelumnya? Apakah mereka
memiliki cukup waktu dan fasilitas untuk belajar?
d. Latar belakang bidang studi, kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan
sikap) apakah yang telah mereka kuasai sesuai dengan bidangnya/ materi
yang akan dibelajarkan? Apakah mereka memiliki pengalaman yang sesuai?
2. Menjabarkan kebutuhan materi dengan merincikan tujuan umum dan tujuan
khusus.
Untuk memberikan hasil yang baik maka peneliti pada tahap ini akan
mengetahui terlebih dahulu tujuan umum dan khusus dari KI dan KD pada
kurikulum 2013 pada kelas X SMAN 3 Unggulan Kayuagung, terutama dalam
kesesuaiannya dalam pembelajaran berkaitan dengan teks. Jika tujuan umum dan
khusus berkaitan dengan teks sudah terlihat dengan baik, maka peneliti akan
melakukan pengembangan pembelajaran teks yang belum sesuai dengan tujuan KI
dan KD.Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran teksjika disesuaikan
dengan KI dan KD dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 5.1 Tujuan Umum dan Tujuan Khusus Teks Negosiasi K-13
No
1.
struktur
isi
teks
Tujuan Khusus
(Pencapaian hasil)
Siswa mampu mengenali,
32
negosiasi
2. Mengenali
ciri
bahasa
teks
negosiasi
3. Memahami isi teks negosiasi
4. Mengidentifikasi struktur teks
negosiasi (pembuka, isi, penutup)
memahami,
mengidentifikasi, dan
menjawab hasil
pembelajaran secara baik.
2.
3.
negosiasi.
Membandingkan persamaan/
Siswa
mampu
membandingkan
struktur
memberikan
penjelasan
bagian-bagian
teks
5.
6.
negosiasi
karakteristik teks.
Menyimpulkan
makna
kata,
teks.
Siswa mampu mencoba
menyimpulkan
dan
negosiasi
mengasosiasikan
teks
33
Mengasosiasikan
7.
negosiasi.
Membuat
isi
teks
langkah-langkah
secara benar.
Siswa mampu membuat
langkah-langkah
dan
membuat
teks
pendapat,
penegasan
ulang
pendapat,
dan
jumlah
sesuai
kaidah
struktur
struktur
isi
penulisan
dan
teks
8.
dengan
penggunaan
Menyunting
bahasa
sesuai
secara benar.
langkah-langkah abstraksi
10
Membuat
langkah
teks negosiasi.
Siswa mampu membuat
langkah-langkah konversi
teks monolog
9.
Membuat
Membuat
langkah-
langkah-
langkah
34
Kegiatan Pembelajaran 2
Kegiatan Pembelajaran 3
Penutup
35
Sampul
Daftar Isi
Kata Pengantar
Petunjuk Belajar
Bagian Isi
Judul Modul
Kompetensi Inti/ Kompetensi Dasar
Tujuan Pembelajaran
Materi Pembelajaran
Latihan
Rangkuman
Bagan 5.2. Struktur Rinci Bagian Modul.
Tes Formatif
(Para pakar/ahli)
Penilaian (Rubrik)
tahap ini, setelah mengenal berbagai tindakan
Jawabanberkaitan
Tes Formatifdengan
Regresi / Umpan Balik
6. Validasi
Pada
pengembangan modul yang sudah diproduksi. Peneliti akan mencari tahu apakah
Penutup
modul yang sudah dikembangkan ini sudah baik atau belum. Maka dari itu
peneliti akan memvalidasi modul yang sudah ada ke para ahli atau pakarnya yaitu
dengan 3 pakar dengan ahli masing-masing yaitu:
a. Bidang materi;
b. Kurikulum;
c. Desain Buku (kegrafikaan).
Setelah divalidasi oleh beberapa pakar maka modul yang sudah ada siap disajikan
untuk siswa.
Gambaran Prosedur Pelaksanaan Uji Pakar
Jumlah Pakar
: 3 Orang
Waktu
Fokus
(kegrafikaan).
Metode
: Walk Through
36
Prosedur
7. Perbaikan (Revisi)
Setelah modul di validasi oleh para ahli modul akan dikembangkan
berdasarkan masukan, kritikan, dan pendapat yang telah diberikan oleh para ahli.
Modul yang mendapatkan kekurangan atau yang tidak sesuai dengan kebutuhan
akan di revisi.
8. Uji lapangan
Setelah modul di revisi selanjutnya siswa akan menggunakan modul hasil
pengembangan, tetapi sebelum penggunaan hasil pengembangan siswa dilakukan
tes percobaan (pretes) atau dengan melakukan evaluasi formatif.Evaluasi formatif
berfungsi untuk menilai efektivitas program. Pada tahap evaluasi formatif ini
dilakukan dengan membandingkan hasil tes tunjuk kerja berupa teks negosiasi
menggunakan bahan ajar yang lama dengan hasil tes tunjuk kerja siswa
mengemukakan
8
9
37
7
pengembangan. Akhir dari tujuan melakukan uji lapangan siswa akan dilakukan
postes untuk melihat efek potensial dari modul yang sudah ada.
Adapun skema langkah pengembangan pembelajaran yang dikemukakan
oleh Dick Carey and Carey. Pengembangan bentuk pembelajaran yang
dikemukakan 5
oleh Dick and Carey bertujuan agar format bentuk pembelajaran
bersifat potensial dan memiliki kualiatas yang sangat baik. Hal itu dapat dilihat
dari skema pengembangan yang dikemukakan oleh Dick and Carey di bawah ini.
1. Langkah 1, 2, dan 3 pada bagan Dick and Carey dikaitkan dengan modul
Mengadakan analisis pembelajaran.
Identifikasi Kebutuhan
yaitu berupa
identifikasi
atau analisis kebutuhan.
Menganalisis
siswa
dan konteks
2. Langkah 4, 5, 6, dan 7 yaitu tahap perancangan modul dan produksi
Menjabarkan Kebutuhan
Materi
modul.
3. Selanjutnya tahap berikutnya yaitu produksi modul (prototipe 1)
Pengembangan instrumen
4. Langkah
8 yaitu tahap validasi ahli dan uji lapangan (postes dan pretes).
Mengembangkan strategi pembelajaran
Berdasarkan langkah-langkah di
Proses Pengembangan
Modul
atas,
makamenerapkan
dapat diambil
kesimpulan
Dengan
pendekatan
saintifik
Mengembangkan
dan
menyeleksi bahan
pembelajaran
bahwa proses
pengembangan
modul
dapat di lihat
38
39
Pendekatan
Saintifik
Mengamati
Proses Pembelajaran
Siswa
merumuskan
tujuan
dilakukan
40
Menanya
3.
Mengumpulkan
Informasi
41
informasi
melalui
Mengasosiasikan/
teks negosiasi.
Siswa mencari karakteristik teks negosiasi
mengolah
informasi/
sebelumnya
menalar
mengumpulkan
(Associating)
eksperimen
melalui
data
dan
kegiatan
melakukan
(menalar). Sehingga
teks
satu
informasi
dengan
42
mengumpulkan/
eksperimen
membuat
langkah-langkah
diharapkan
memenuhi
tiga
negosiasi
siswa
memproduksi
Teks
dapat
mencoba
negosiasi
sesuai
melakukan
Melaksanakan
Jejaring
siswa
Pembelajaran
(Kolaboratif) /
Networking
atau
berkolaborasi
dalam
negosiasi
yaitu
negosiasi
43
pembelajaran,
dan
proses
pembelajaran
dengan
memasukkan
karakteristik negosiasi ke dalam modul yang dirancang. Dari hal tersebut akan
didapatkan
proses
pembentukan
teks
negosiasi
secara
benar
dengan
44
45
sebagai
teknik
pengumpulan
data
melakukan
studi
Sugiyono
(2011:137)
wawancara
digunakan
sebagai
teknik
46
Proses kegiatan
Tes
47
Menanya
Menalar
Tahap
ini
siswa
melakukan
pengidentifikasian untuk memberikan
aspek negosiasi baik berupa struktur
teks negosiasi maupun karakteristik
negosiasi.
Mencoba
Mengomunikasikan
Membandingkan persamaan/
perbedaan struktur isi dan
karakter teks negosiasi berupa
kompetisi
(negosiasi
distributif),
kolaborasi
(negosiasi integratif), dan
akomodatif (negosiasi strategi
dan perencanaan).Kemudian
siswa
membuat
draft
pertnyaan
yang
akan
disesuaikan dengan informasi
yang ingin diperoleh.
1. Memberikan
tanggapan
positif dan negatif dari teks
negosiasi yang diamatinya
2. Memberi komentar tentang
kaidah bahasa dalam teks
negosiasi.
1. Mencari dari berbagai
sumber tentang struktur
dan kaidah teks negosiasi,
kemudian
siswa
menunjukkan pada teks
negosiasi yang sudah ada
untuk di tentukan kaidah
teks negosiasi
2. Mendiskusikan
tentang
struktur dan kaidah teks
negosiasi
3. Menyimpulkan
hal-hal
terpenting dalam struktur
dan kaidah teks negosiasi.
Siswa menuliskan laporan
kerja berupa kertas kerja
ataupun
artikel
tentang
struktur dan kaidah teks
negosiasi yang disesuaikan
dengan isi, struktur teks,
kosakata, kalimat, dan ejaan.
Dari hasil bentuk tes di atas dapat disimpulkan bahwa tes akan terus
berlanjut sampai terpenuhinya tujuh kompetensi dasar dengan rincian penilaian
dapat di lihat pada tabel berikut.
Tabel 2.2 Format Penilaian
48
Tanggal
Skor
ISI
27 30
22 26
17 21
Struktur Teks
13 16
18 20
14 17
Kriteria
Sangat baiksempurna: menguasai topik
tulisan; substantif; pengembangan pernyataan
umum atau klasifikasi anggota/aspek yang
dilaporkan secara lengkap; relevan dengan
topik yang dibahas, dan memenuhi karakter
teks negosiasi berupa kompetisi (negosiasi
distributif), kolaborasi (negosiasi integratif),
dan akomodatif (negosiasi strategi dan
perencanaan).
Cukupbaik:
cukup
menguasai
permasalahan;
cukup
memadai;
pengembangan tesis terbatas; relevan dengan
topik, memenuhi karakter teks negosiasi
berupa kompetisi (negosiasi distributif),
kolaborasi (negosiasi integratif), dan
akomodatif
(negosiasi
strategi
dan
perencanaan), tetapi kurang terperinci
Sedangcukup: penguasaan permasalahan
terbatas; substansi kurang; pengembangan
topik tidak memadai, dan tidak memenuhi
karakter teks negosiasi berupa kompetisi
(negosiasi distributif), kolaborasi (negosiasi
integratif), dan akomodatif (negosiasi strategi
dan perencanaan).
Sangat kurangkurang: tidak menguasai
permasalahan; tidak ada substansi; tidak
relevan; tidak layak dinilai
Sangat baiksempurna: ekspresi lancar;
gagasan terungkap padat dengan jelas
(mengandung konteks ; tertata dengan baik;
urutan
logis
(Orientasi,
permintaan,
pemenuhan,
penawaran,
persetujuan,
pembelian, dan penutup);kohesif
Cukupbaik: kurang lancar; kurang
terorganisasi, tetapi ide utama ternyatakan;
Komenta
r
49
Tanggal
Skor
10 13
79
KOSAKATA
18 20
14 17
10 13
KALIMAT
79
18 20
14 17
Kriteria
pendukung terbatas; logis(Orientasi,
permintaan, pemenuhan, penawaran,
persetujuan, pembelian, dan penutup), tetapi
tidak lengkap.
Sedangcukup: tidak lancar; gagasan kacau
atau tidak terkait; urutan dan pengembangan
kurang
logis(orientasi,
permintaan,
pemenuhan,
penawaran,
persetujuan,
pembelian, dan penutup).
Sangat
kurangkurang:
tidak
komunikatif; tidak terorganisasi; tidak layak
dinilai
Sangat baiksempurna: penguasaan kata
canggih; pilihan kata dan ungkapan efektif;
menguasai pembentukan kata; penggunaan
register tepat
Cukupbaik: penguasaan kata memadai;
pilihan,
bentuk,
dan
penggunaan
kata/ungkapan kadang-kadang salah, tetapi
tidak mengganggu
Sedangcukup: penguasaan kata terbatas;
sering terjadi kesalahan bentuk, pilihan, dan
penggunaan kosakata/ungkapan; makna
membingungkan atau tidak jelas
Sangat kurangkurang: pengetahuan
tentang
kosakata,
ungkapan,
dan
pembentukan kata rendah; tidak layak nilai
Sangat
baiksempurna:
konstruksi
kompleks dan efektif; terdapat hanya sedikit
kesalahan penggunaan bahasa (urutan/fungsi
kata, artikel, pronomina, preposisi)
Cukupbaik: konstruksi sederhana, tetapi
efektif; terdapat kesalahan kecil pada
konstruksi kompleks; terjadi sejumlah
kesalahan penggunaan bahasa (fungsi/urutan
kata, artikel, pronomina, preposisi), tetapi
Komenta
r
50
Tanggal
Skor
10 13
79
9 10
EJAAN
78
46
13
Kriteria
Komenta
r
KOMENTAR :
..1. ................................................................................................
....
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
JUMLAH
:
PENILAI
:
51
Tanggal
Skor
Kriteria
Komenta
r
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
Patokan nilai yang diperoleh rata-rata siswa 85 dan tidak ada nilai < 60,
makarencana pembelajaran itu tidak perlu direvisi. Begitu pula bila terjadi
sebaliknya. Format penilaian di atas untuk rentang masing-masing bagian dapat
dirincikan sebagai berikut.
1.
2.
3.
6.
7.
Isi
Kosakata
Struktur Teks
Kalimat
Ejaan
Total nilai
= 30
= 20
= 20
= 20
= 10
= 100
Dari gambaran nilai di atas dapat dikatakan bahwa, setiap siswa wajib untuk
memahami teks negosiasi secara benar agar ketercapaian aspek potensial dapat
terpenuhi. Siswa yang dikatakan berhasil harus memenuhi standar nilai minimal
yang sudah tertera di atas.
52
Teknik analisis data yang akan digunakan peneliti yaitu teknik deskripsi
dengan memberikan penguatan melalui statistik deskriptif. Sugiyono (2011:147)
statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi.
1. Teknik Analisis data angket
Dalam statistik deskriptif juga dapat dilakukan juga dengan mencari kuatnya
hubungan antara variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi, dengan
analisis regresi, dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata
data sampel atau populasi. Berikut hasil analisis data angket yang memungkinkan
untuk di pergunakan sebagai bahan dasar pengembangan modul yaitu memberi
pengelompokan sesuai dengan hasil angket, mempersiapkan hasil angket secara
objektif, menentukan kesimpulan. Dari hasil di atas bahwa dalam statistik
deskriptif tidak ada uji signifikansi, tidak ada taraf kesalahan, karena peneliti tidak
bermaksud membuat generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan generalisasi.
Sementara data angket hasil validasi dari para ahli/ para pakat akan diolah
dengan menggunakan skor masing-masing komponen evaluasi hal yang tersebut
dengan menggunakan skala Likert yaitu dengan rincian sebagai berikut.
53
Berikut contoh tabel yang akan digunakan sesuai dengan skala Likert
dengan memanfaatkan hasil validator dari para ahli.
a. Validasi ahli berkaitan dengan materi
No
1.
Pertanyaan
Alternatif Jawaban
5
4 3
2
1
SS S N TS STS
2.
negosiasi.
Materi kaidah dan struktur teks
3.
telah
siswa.
Materi yang disajikan merupakan
bentuk yang sederhana dan mudah
5.
dipahami.
Materi
memberikan
6.
disajikan
gambaran
secara
7.
yang
mencirikan
yang
pembelajaran
sesuai
dengan
8.
diharapkan.
Materi merupakan konsep yang
54
untuk memahaminya.
Materi yang disajikan
bisa
Pertanyaan
Alternatif Jawaban
5
4 3
2
1
SS S N TS STS
1.
2.
dan KD
Penyajian sudah sesuai dengan KI
3.
dan KD.
Bentuk isi
4.
5.
ketuntasan.
Memiliki
modul
berkaitan
pemaparan
syarat
yang
KD.
Memiliki
7.
8.
9.
10.
unsur
yang
jelas
pencapaian
berkaitan
55
Pertanyaan
Alternatif Jawaban
5
4 3
2
1
SS S N TS STS
1.
2.
3.
4.
dengan baik.
Penyajian teks dan ambar tidak
5.
6.
gambar.
Format
disampaikan
penyajian
teks
melalui
bentuk
7.
8.
topik tertentu.
Tulisan dan gambar sudah sangat
membantu
mengandung
siswa
dalam
9.
pembelajaran kurikulum.
Format tulisan tersampaikan
10.
secara lugas.
Tidak mengandung unsur plagiat.
56
= Tidak Setuju
= Netral
= Setuju
5 = Sangat Setuju
Jika dilihat berdasarkan alternatif jawaban di atas maka nilai dari setiap
pilihan memiliki kompleksitas dari lima aspek dengan rincian sebagai berikut.
Kriteria penilaian
4,6 5
= Sangat Setuju
(5)
3,64,5 = Setuju
(4)
(3)
(1)
57
diberikan kepada para ahli/ validator akan dimasukkan beberapa poin tentang
negosiasi yaitu negosiasi distributif, integratif, dan akomodatif (lihat hal. 22)
3 Teknik Analisis Data Wawancara
Data dari hasil wawancara akan disesuaikan dengan analisis data angket,
disesuaikan, dideskripsikan, dan disimpulkan. Hasil validasi dari para pakar dan
para ahli akan dimasukkan pokok penting sebagai bahan revisi.
6. Kriteria Keberhasilan (Indikator Kerja)
Kriteria keberhasilan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebuah
produk yang berupa modul menggunakan pendekatan saintifik. Modul ini harus
sesuai dengan harapan penerapan kurikulum 2013 (KI dan KD) pembelajaran
Bahasa Indonesia, hasil validasi para pakar (kurikulum, kegrafikaan, dan
isi/materi) bersifat praktis, dan memiliki efek potensial. Kesesuaian modul
tersebut dapat diketahui dengan melihat hasil validasi pakar (expert review) pada
jalur formative evaluation. Sedangkan kepraktisan modul dapat diketahui dari
hasilpraktik siswa dengan pendekatan saintifik dan hasil tes. Kepraktisan berarti
mudah dipakai oleh siswa, dapat diadministrasi dan dapat diinterpretasikan. Efek
potensial dapat diketahui dari hasil field test dengan rincian nilai siswa rata-rata
80. Hasil dari tes tersebut merupakan bentuk pelaksanaan dari beberapa KD
sehingga akan meningkatkan kemampuan pembelajaran teksterutama pembelajran
teks negosiasi dengan pendekatan saintifik.
58
penelitian 10% dari jumlah populasi yaitu 35 siswa. Karena siswa kelas X di SMA
Negeri 3 Unggulan Kayuagung terbagi dalam 6 rombongan belajar.Subjek yang
akan dijadikan penelitian adalahsatu rombel kelas X IPA yang dianggap memiliki
prestasi heterogen sebagai kelas normal, bukan kelas yang unggul. Oleh karena
itu, komponen yang akan digunakan untuk menentukan ciri kelompok adalah nilai
rata-rata kelas mata pelajaran bahasa indonesia ujian tengah semester (MID) tahun
pelajaran 2014-2015.
8.2.
Tahap penyusunan
Tahap pengumpulan instrumen
Seminar proposal
Tahap pengumpulan data
Tahap penganalisisan
Pembuatan dan penyusunan draft laporan
Penyempurnaan laporan
Jadwal Penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan,
terhitung dimulainya tehap seminar proposal. Dari bulan Oktober 2014 Februari
59
2015. Berikut rincian jadwal penelitian yang akan dilaksanakan dapat dilihat pada
tabel berikut.
No
Proses Kegiatan
10
Penyusunan
1.
Tahap
2.
proposal.
Tahap
3.
4.
5.
6.
instrumen.
Seminar Proposal
Tahap Pengumpulan Data
Tahap penganalisisan
Pembuatan
dan
7.
pengumpulan
11
Bulan Ke 12
1
-
Daftar Pustaka
Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum
2013. Bandung: Refika Aditama.
Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.
Jakarta:Gaung Persada.
Dalman, 2011. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Darmiatun, Suryatri. 2013. Menyusun Modul: Bahan Ajar untuk Persiapan Guru
Mengajar. Yogyakarta: Gava Media.
60
Humanika.
Muzamiroh, Mida. L. 2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena
Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia: Kurikulaum 2013.
Jakarta: Rineka.
Pamungkas, Sri. 2012. Bahasa Indonesias dalam Berbagai
Perspektifnya.Yogyakarta: Andi Offset.
Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta:
Diva Press.
61
62