Anda di halaman 1dari 9

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang

HANYA UNTUK KEPERLUAN DISKUSI

Kasus ini 4 ini ditulis oleh tim Telaah Kurikulum dan Buku Teks, bersumber dari artikel Luthfia
Putri Kinanti dan Sudirman dan Fitrianis, artikel ini kemudian di sarikan di Prodi Pendidikan
Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang, sebagai bahan diskusi di dalam kelas,
dan tidak dirancang untuk menggambarkan pelaksanaan dan implementasi pembelajaran dan
pemilihan buku teks di lapangan.

Dilarang menggandakan dan menyebar luaskan tanpa izin tertulis dari Jurusan Pendidikan
Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang. Untuk pemesanan dan izin
penggandaan harap menghubungi Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas
Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar Barat, Kota Padang, Sumatera Barat. Telp.
(0751) 445089. Fax. (0751) 447366

Hak cipta ©2021 Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Padang
ANALISIS KELAYAKAN ISI MATERI
DALAM BUKU TEKS Di KELAS XI SMA NEGERI DI
KOTA BANDUNG

A. Pendahluan

Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang


dinamis. Karena itu, perubahan dalam bidang pendidikan adalah hal yang memang seharusnya
terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Misi dunia pendidikan adalah melahirkan
generasi-generasi penerus yang memiliki intelektualitas tinggi serta menciptakan peradaban
yang berkarakter kuat. Hasil ini tertuang dalam bunyi pasal 3 Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Namun untuk penyelenggaraan pendidikan dalam
mencapai tujuan tersebut diperlukan kurikulum. Menurut Nasution (2008, hlm. 5) “Kurikulum
adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar
dibawah
bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta
stafnya”. Kurikulum dijadikan pedoman untuk terlaksananya proses pembelajaran yang
terarah, sistematis, dimana di dalam kurikulum tersebut terdapat komponen- komponen yang
mempengaruhi penulisan buku teks buku teks. Menurut Safdar (dalam International Journal of
Academy Research, 2011, hlm. 45) bahwa “buku teks adalah dasar dan pelengkap
pembelajaran guru dalam proses belajar mengajar. Buku teks menjadi dasar dan pendukung
pada aktivitas pembelajaran di kelas”. Dengan begitu buku yang digunakan baik untuk
peserta didik maupun guru harus jelas baik itu berkaitan dengan informasi, konsep dan
mengembangkan kemampuan sehingga dapat dipahami oleh peserta didik dalam menguasai
kompetensi tertentu dan menunjnag aktivitas pembelajaran di kelas.
rdasarkan data yang didapat dari hasil observasi buku teks yang dijadikan
subyek penelitian adalah buku teks yang pada umumnya dijadikan referensi dan acuan dalam
pembelajaran. Adapun buku tersebut adalah buku teks Esis. Dari 29 SMA Negeri di Kota
Bandung, 13 diantaranya menggunakan buku teks esis dalam proses belajar- mengajar. Dalam
penilaian kelayakan isi terdapat 4 indikator penilaian sesuai dengan yang sudah
ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Adapun keempat indikator
tersebut adalah kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan kebahasaan dan kelayakan
kegrafikan. Dalam pembahasan kali ini fokus kepada kelayakan isi, untuk kelayakan isi terdiri
dari 3 komponen yaitu kesesuaian dengan KI dan KD, keakuratn materi dan materi pendukung
pembelajaran. Untuk lebih spesifiknya akan membahas pada komponen yang terakhir yaitu
materi pendukung pembelajaran, tujuannya untuk melihat berapa besar tingkat kelayakan materi
pendukung pembelajaran yang menunjang dalam buku teks.
Fungsi dari materi pendukung pembelajaran dalam buku teks untuk melengkapi
ulasan materi seperti ketersajian soal, contoh, gambar, tajuk, tugas-tugas yang
merangsang keterampilan dan lain sebagainya. Permasalahan yang kerap terjadi dalam indikator
ini adalah ketidaksinkronan antara soal dan pembahasan, kurang disajikannya contoh, gambar
maupun uraian yang dapat menarik minat belajar peserta didik. Hal ini harus dapat diantisipasi
agar kegiatan belajar-mengajar tetap berjalan dengan baik.
2 STUDI LITERATUR
Buku teks merupakan buku panduan yang digunakan oleh peserta didik maupun guru
dalam pelakasanaan pembelajaran. Buku teks yang digunakan merupakan buku yang
bahasannya mudah dipahami, mengaitkan pengalaman sehari-hari peserta didik sehingga
dapat lebih mudah dimengerti. Menurut Husnita dan Zulva (dalam jurnal Pelangi, hlm. 150)
“Buku Teks atau buku pelajaran merupakan buku pegangan yang digunakan oleh guru
dalam mengajar, selain itu buku teks juga digunakan oleh siswa sebagai penunjang kegiatan
pembelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah.” Selain itu menurut Tarigan dan
Tarigan (1986, hlm. 13) Buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang tertentu, yang
merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar. Dalam hal itu untuk maksud dan
tujuan instruksional, yang diperlengkapi dengan sarana- sarana pengajaran yang serasi dan
mudah dipahami oleh pemaikainya di sekolah- sekolah maupun perguruan tinggi sehingga
dapat menunjang sesuatu program pengajaran.” Jadi dapat disimpulkan bahwa buku teks
merupakan buku panduan yang digunakan baik untuk peserta didik maupun guru dalam
proses pembelajaran. Dengan adanya buku teks mempermudah pengajaran dimana melibatkan
semua peserta didik didalam kelas. Peserta didik juga lebih mudah dalam memahami dan
menangkap materi yang dijelaskan karena materi yang disampaikan tertera dengan jelas didalam
buku teks
Kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap,
penge- tahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan
merupakan kuali- fikasi kemampuan lulusan yang men- cakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati (Enco Mulyasa, 2013: 35-37).
Rancangan kurikulum 2013 menunjukkan perubahan mendasar pada struktur
kurikulum hingga pola penugasan guru. Tugas guru dalam kurikulum 2013 ini tidak hanya
menyampaikan informasi kepada peserta didik tetapi harus kreatif memberikan layanan dan
kemudahan belajar kepada seluruh peserta didik agar mereka dapat belajar dalam suasana yang
menye- nangkan. Perubahan juga terdapat dalam segi pembelajaran dan aspek penilaian.
Pembelajaran dikurikulum 2013 akan diadakan penggabungan mata pelajaran dan
penambahan jam pelajaran agar pembelajaran lebih mengedepankan karakter siswa. Sedangkan
dari aspek penilaian maka akan ditekankan pada penilaian sikap dan spiritual, hal ini menuntut
guru untuk memiliki persiapan agar mampu menerapkannya secara konsisten dalam
pembelajaran. Kuri- kulum 2013 menuntut profesionlisme guru yang baik, mampu
mengembangkan strategi pembelajaran yang dapat menstimulasi peserta didik untuk belajar
lebih aktif yang berbasis discovery learning disertai penambahan jam belajar di sekolah agar
peserta didik mencapai kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Sejalan dengan diberlakukannya kurikulum 2013 disemua jenjang pendidikan tentu
menimbulkan berbagai tanggapan dari para guru sebagai pelaksana yang menjalankan
kurikulum 2013 disekolah. Tidak terkecuali bagi guru Pendidikan Agama Islam yang
diwajibkan menjalankan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menuntut guru PAI memiliki respon,
inovasi, dan kreasi khusus dalam merancang pembelajaran. Guru PAI dalam konteks ini bukan
pengguna tetapi sebagai pencipta pembelajaran. Mereka harus mengeks- plor berbagai sumber
belajar disekitar untuk dijadikan sebagai media pembelajaran peserta didik.Dengan demikian
guru PAI dituntut untuk aktif dalam merencanakan pembelajaran yang menyenangkan
(Trianto, 2017).
Penilaian Kelayakan Isi Buku Teks
Menurut Muslich (dalam Jurnal Kata 2014, hlm.3) dalam kelayakan isi, ada tiga
indikator yang harus diperhatikan, yaitu “kesesuaian uraian materi dengan standar
kompetensi (SK) dan kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam mata pelajaran yang
bersangkutan, keakuratan materi dan materi pendukung pembelajaran”. Dari ketiga indikator
tersebut kita dapat menilai sejauh mana tingkat kelayakan isi materi dalam sebuah buku teks.
Sehingga dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dari buku teks yang akan digunakan
sebagai acuan dalam pembelajaran.
Terdapat 10 indikator mengenai materi pendukung pembelajaran diantaranya
“Kesesuaiannya dengan perkembangan ilmu dan teknologi, keterkinian fitur, contoh, dan
rujukan, penalaran (reasoning), pemecahan masalah (problem solving), keterkaitan antar konsep,
komunikasi, penerapan, kemenarikan materi, mendorong untuk mencari informasi lebih jauh,
materi pengayaan.” (Muslich, 2010, hlm. 295-297). Adapun penjelasannya sebagai berikut: a)
Kesesuaiannya dengan Perkembangan Ilmu dan Teknologi.Materi yang tersaji dalam buku teks
mencakup contoh, latihan dan daftar pustaka harus sesuai dengan kondisi saat ini dan sesuai
dengan perkembangan ilmu teknologi. Artinya materi yang

tersaji disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan guru.b) Keterkinian Fitur,
Contoh, dan Rujukan Pada indikator ini tak terlepas dari materi yang digunakan, artinya fitur,
contoh dan rujukan merupakan tambahan untuk menjelaskan materi yang tersaji. Tiga
indikator yang digunakan menggambarkan fenomena saat ini. Rujukan yang baik dan layak
digunakan adalah rujukan yang lima tahun terakhir untuk buku teks. c) Penalaran (Reasoning)
Dengan adanya penalaran mengasah daya ingat dan tingkat pemahaman peserta didik mengenai
materi yang sudah dipelajari. Tujuannnya adalah agar peserta didik mampu membuat
kesimpulan dari materi yang sudah dijelaskan. Cara yang tepat untuk melatih penalaran siswa
dibantu dengan uraian, contoh, tugas, pertanyaan atau soal latihan yang sesuai dengan
materi yang tertera dalam buku teks. d) Pemecahan Masalah (Problem Solving) Buku teks
yang berkualitas harus mampu menyajikan suatu permasalahan disertai dengan strategi dan
latihan pemecahan masalah. Untuk melatih pemecahan masalah, sebelumnya peserta didik
harus mampu memahami masalah yang terjadi, merancang strategi pemecahan masalah,
menguji coba strategi, mencari solusi dan menafsirkan solusi yang diperoleh. e) Keterkaitan
Antara Konsep Keterkaitan antar konsep dibuktikan dengan uraian atau contoh yang
tersaji didalam buku teks. Tujuannya untuk membantu peserta didik mengkontruksi
pengetahuan yang baru dan utuh. Serta konsep ini berkaitan dengan mata pelajaran sosiologi. f)
Komunikasi (Writeand Talk) Materi yang tersaji dalam buku teks baiknya menghadirkan
contoh latihan untuk mengemukakan gagasan peserta didik berkaitan dengan
materi yang sudah dipelajari, baik secara tertulis maupun secara lisan. g) Penerapan (Aplikasi)
Pengetahuan yang sudah disampaikan oleh guru hendaknya dapat bermanfaat dan
diaplikasikan dalan kehidupan sehari-hari siswa. Acuannya berasal dari contoh atau soal yang
berkaitan dengan konsep dalam kehidupan nyata. h) Kemenarikan Materi Untuk menarik minat
belajar siswa hendaknya buku teks dapat menyajikan uraian, strategi gambar, foto, sketsa,
cerita sejarah, contoh atau soal-soal yang menarik sehingga peserta didik memiliki motivasi
untuk mempelajari lebih dalam. i) Mendorong Untuk Mencari Informasi Lebih Dalam
Dalam point ini peserta didik dituntut untuk mampu menggali lebih dalam lagi materi yang
dipelajari dengan mencari informasi dengan sumber yang berbeda. j) Materi Pengayaan Materi
pengayaan merupakan materi yang menunjang atau materi yang memperkaya materi
pokok.

Program Studi Pendidikan Ekonomi


Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang

HANYA UNTUK KEPERLUAN DISKUSI

Kasus ini ditulis oleh Elvi Rahmi dari Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Padang, sebagai bahan diskusi di dalam kelas, dan tidak dirancang untuk
menggambarkan penanganan dari situasi pembelajaran dan pendidikan efektif atau tidak efektif.

Dilarang menggandakan dan menyebarluaskan tanpa izin tertulis dari Jurusan Pendidikan
Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang. Untuk pemesanan dan izin
penggandaan harap menghubungi Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas
Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar Barat, Kota Padang, Sumatera Barat. Telp.
(0751) 445089. Fax. (0751) 447366

Hak cipta ©2021 Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang
Kondisi Implementasi K13 di SMPN 31 Padang

Teaching Note

Ringkasan Kasus
Kasus 4a :
Beberapa waktu lalu publik dikejutkan oleh terbitnya buku pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). Dalam buku itu, Yerusalem ditulis sebagai ibu kota Israel. Buku yang dimaksud
yakni buku standar elektronik IPS kelas 6 SD/MI terbitan Depdiknas 2008. Materi serupa juga
terdapat di buku IPS kelas 6 SD/MI terbitan Yudhistira dan Intan Pariwara. Persoalan ini
menjadi sorotan karena status Yerusalem sebagai ibu kota Israel hanya diakui oleh Amerika
Serikat dan segelintir negara lain, baru-baru ini. Mayoritas negara di dunia menolak hal itu."Ini
sangat memprihatinkan karena buku tersebut lolos penilaian perbukuan dalam program BSE
(buku sekolah elektronik) oleh pusat perbukuan Kemendikbud," lanjut Satriwan. Lihat
juga:Naskah Ujian Aliyah di Jombang Diduga Ulas Jihad dan Khilafah Satriwan lalu
memaparkan kasus lain yang mencerminkan lemahnya pengawasan Kemendikbud terkait konten
buku pelajaran., ada beberapa buku pelajaran yang memuat konten berisi ajaran radikalisme dan
kekerasan.
Subjek dan Objek dari kasus ini adalah Buku IPS kelas 6 SD/MI Kasus ini berhubungan
dengan materi MK Telaah Kurikulum dan Buku Teks dan Mk hal ini dibahas pada pertemuan 9
terkait buku teks.

Ringkasan Kasus 4b
Pada Juli 2013, dunia pendidikan pernah heboh lantaran muncul cerita porno yang
diselipkan dalam buku pelajaran anak Sekolah Dasar (SD). Buku ini pertama diketahui di daerah
Bogor, Jawa Barat. Buku pelajaran Bahasa Indonesia untuk anak SD itu ternyata meresahkan
orangtua murid. Buku itu telah tersebar di dua sekolah, SDN Polisi dan SDN Gunung Gede.
Dalam buku itu, tepatnya di halaman 57-60 terdapat sebuah cerita dengan judul 'Anak
Gembala dan Induk Srigala'. Cerita itu mengisahkan tentang seorang pria yang masuk ke sebuah
warung remang-remang lengkap dengan kisah perjalanan seksnya dengan seorang perempuan.
Dalam naskah itu juga terdapat sejumlah kalimat yang tidak pantas dibaca oleh anak-anak
usia 11-12 tahun.Salah satu kutipan naskah dalam cerita tersebut antara lain, ".... Dari tempat
hina di dunia ini, warung remang-remang tempat dia menjajakan badan ... Jakunnya bergerak
turun naik melihat kemolekan perempuan itu. Akhirnya terjadilah peristiwa yang merenggut
kegadisannya, sekaligus menimbulkan tumbuhnya janin di perutnya..."
Subjek dan Objek dari kasus ini adalah Buku Bahasa Indonesia kelas 6 SD/MI Kasus ini
berhubungan dengan materi MK Telaah Kurikulum dan Buku Teks dan Mk hal ini dibahas pada
pertemuan 9 terkait buku teks.

Ringkasan Kasus 4c
Pada November 2013, buku paket atau buku lembar kerja siswa berbau seks menyebar
di Kabupaten Tangerang.Tepatnya, LKS untuk kelas 5 SD. Hal itu terungkap, setelah salah
seorang wali murid dari SDN 2 Kampung Melayu, Kecamatan Teluknaga melaporkan ke Dewan
Pendidikan Kabupaten (DPK) Tangerang. LKS dengan 64 halaman yang dianggap porno
tersebut yakni LKS Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk siswa kelas 5 SD/MI
semester 1.
Di halaman 50 dan 53 pada bab 5 menjelaskan budaya hidup sehat. Pada pendalaman
materi membahas materi menjaga kesehatan alat kelamin dan bentuk-bentuk pelecehan
seksual.Dalam pembahasan bentuk pelecehan seksual tersebut ada kata-kata menyebutkan alat
kelamin dan bagian sensitif secara vulgar. "Ini yang menjadi persoalan, maksudnya melakukan
pendidikan kesehatan. Namun yang terjadi menginspirasi karakter destruktif," ujar Eny Suhaeni,
Ketua DPK Tangerang, Senin (25/11).
Subjek dan Objek dari kasus ini adalah Buku LKS Mapel Penjaskes kelas 5 SD/MI
Kasus ini berhubungan dengan materi MK Telaah Kurikulum dan Buku Teks dan Mk hal ini
dibahas pada pertemuan 9 terkait buku teks.

.Tujuan Pengajaran :
Objek dari ketiga kasus diatas adalah . Kasus ini berhubungan dengan materi MK Telaah
Kurikulum dan Buku Teks yaitu K13 yang dibahas pada minggu 9. Tujuan dari pembahasan
Kasus ini agar mahasiswa melihat dan memahami secara nyata masalah yang akan dterjadi
dalam penmilihan buku teks baik buku pegangan utama maupun pendukung yang ada di
lapangan

Alternatif Pertanyaan :
1. Apa seharusnya pertimbangan utama dalam Pemilihan buku Teks?
2. Bagaimana fungsi guru dalam memutuskan buku teks yang digunakan?
3. Bagaimana fungsi pengawasan dan review yang harus dilakukan pusat perbukuan untuk
menentukans ebuah buku layak edar?
4. Bagaimana peran yang diharapkan dari guru dan orangtua, saat menemukan buku teks yang
tidak layak?
5. Apa alternatif solusi dari banyaknya permasalahan terkait penentuan buku teks ini?

Gambaran Teaching Plan


Diskusi kelas akan dilakukan kurang lebih selama 80 menit dengan rincian sebagai berikut:
● 0-10 menit : Gambaran Kasus
● 11-90 menit : Diskusi kasus no 1-5

Story Board
Identifikasi Permasalahan Bagaimana peran yang dibutuhkan dari semua stakeholder
pendidikan agar proses seleksi dan penggunaaan buku yang
layak di sekolah bisa terlaksana dengan baik

Banyaknya buku Yang tidak Menganalisis bentuk review, pengawasan yang harus
layak edar dilakukan oleh pihak yang terkait dan guru sebelum
memutuskan buku yang akan digunakan

Evaluasi Melakukan evaluasi / review terhadap proses seleksi buku

Solusi yang ditawarkan Menyusun solusi dalam bentuk proses seleksi terkait
pemilihan buku yang layak baik dari sisi isi materi,
kelayakan bahasa maupun secara grafika..

Anda mungkin juga menyukai