Anda di halaman 1dari 94

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENELAAH STRUKTUR DAN KAIDAH

KEBAHASAAN TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL


KOOPERATIF TIPE JIGSAW
(Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Kelas VIII UPTD
SMP Negeri 3 Bakam Tahun Ajaran 2020/2021)

Oleh

Nurfatiah Azizah

NIM 06174882023022

PROFESI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia berupa kesehatan serta kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
penelitian tindakan kelas.
Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan
untuk menyelesaikan kuliah Pendidikan Profesi Guru di Universitas Sriwijaya dan sebagai
bentuk profesionalitas guru. Dalam penulisan laporan kegiatan ini, penulis banyak
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini dengan segala ketulusan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Dosen pembimbing Dr. Zahra Alwi, M.Pd.
2. Guru Pamong, Ibu Warnila, S.Pd., M.Si.
3. Kepala SMP Negeri 3 Bakam, Bapak Marzani, M.Pd
4. Guru-Guru SMP Negeri 3 Bakam yang selalu memberikan motivasi, ide- ide, gagasan,
dan dukungan kepada penulis.
5. Keluarga, kedua orangtua,suami, anak-anak, dan sahabat yang tidak bisa saya sebutkan
satu persatu yang sangat mendukung terselesaikannya laporan ini.
Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan
laporan ini. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat
diharapkan.

Bakam, Oktober 2020


Penulis,

NURFATIAH AZIZAH

NIM 06174882023022
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Kurikulum merupakan pedoman yang digunakan oleh lembaga pendidikan
untuk mencapai tujuan pendidikan dengan baik. Kurikulum bersifat dinamis dan
terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Kurikulum yang berlaku
pada saat ini adalah kurikulum 2013 revisi. Kurikulum 2013 revisi untuk
pembelajaran bahasa Indonesia mencakup struktur dan kaidah kebahasaan
berbagai macam teks yang harus dikuasai peserta didik. Lebih tepatnya di dalam
silabus kelas VIII dikemukakan bahwa siswa dapat menelaah atau menganalisis
struktur dan kebahasaan teks eksposisi.
Dengan demikian siswa kelas VIII harus dapat menelaah struktur dan
kaidah kebahasaan berdasarkan wawancara langsung kepada beberapa siswa
kelas VIII dengan keterangan sebagai berikut:
1) Siswa tidak mampu menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks
eksposisi
2) Yang paling mutlak ialah data dari tes akhir menguatkan siswa tidak dapat
menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks eksposisi.
Kegiatan pembelajaran menelaah struktur dan kaidah kebahasaan sebuah
teks tidak semudah yang dibayangkan, terutama di SMP Negeri 3 Bakam.
Kenyataannya, para siswa menemukan beberapa kesulitan, terutama untuk
menentukan atau menelaah struktur dan kaidah kebahasaannya.
Salah satu teks yang harus dikuasai peserta didik kelas VIII dalam
kurikulum 2013 revisi yaitu teks eksposisi. Jenis teks ini tersurat dalam
kompetensi dasar 3.6 Menelaah isi dan struktur teks eksposisi (berupa artikel
ilmiah popular dari Koran/majalah) yang diperdengarkan atau dibaca.
Menelaah struktur dan kaidah kebahasaan yang dimaksud merupakan
kegiatan menemukan struktur teks eksposisi yang menunjukkan struktur tesis,
argumentasi, dan penegasan ulang. Sedangkan menelaah kaidah kebahasaan dari
segi kata meliputi aspek kata istilah, kata konjungsi kausalitas (sebab akibat),
kata hubungan perbandingan, dan kata persuasif. Sebelum kegiatan pembelajaran
dilaksanakan, KD tersebut dianggap mudah untuk dipahami siswa apalagi teks
yang di gunakan adalah
teks yang dekat dengan kehidupan siswa dan kekinian. Akan tetapi, dalam proses
pembelajarannya siswa mengalami banyak kesulitan.
Kekurangmampuan siswa akhirnya tampak dalam hasil evaluasi,
diantaranya dari nilai yang diperoleh mereka. Rerata tes menelaah struktur dan
kaidah kebahasaan harapannya adalah 70 tetapi masih banyak siswa yang belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal. Siswa yang mencapai ketuntasan baru 50%
untuk standar minimal 70. Selebihnya peserta didik yang memperoleh nilai di
bawah KKM 50%.
Berdasarkan keadaan demikian, dianggap guru perlu mencari solusi untuk
mengatasi kesulitan siswa tersebut. Guru harus mengatasi masalah ini sehingga siswa
memahami struktur-struktur teks yang meliputi tahapan tesis, argumentasi,
penegasan ulang, sekaligus menelaah kaidah kebahasaannya. Untuk itu, guru perlu
mencoba berbagai metode. Hingga sampai pada pemilihan metode diskusi. Akan
tetapi, dengan metode diskusi pun masih belum menunjukkan hasil yang
memuaskan.
Kesulitan itu tidak dapat diatasi dengan metode diskusi mungkin terlalu
banyak siswa yang belum mengerti sehingga diskusi pun tampak tersendat dan masih
menunjukkan hasil yang belum memuaskan. Animo siswa untuk merespon materi
pun masih kurang. Pencarian solusi masih diperlukan. Ketuntasan pembelajaran
siswa harus terpenuhi dan yang paling penting adalah siswa dapat mengerti cara
menemukan struktur teks dan menelaah kaidah kebahasaan dengan tepat. Selain itu
disebabkan kurangnya motivasi belajar sehingga peserta didik kurang berkonsentrasi
pada saat proses pembelajaran.
Permasalahan tersebut tidak lepas dari beberapa faktor, yaitu terkait
dengan guru, peserta didik, media, dan model pembelajaran yang digunakan
dalam pembelajaran. Untuk menyikapi permasalahan tersebut, saya tertarik untuk
melaksanakan penelitian berupa kegiatan pembelajaran menelaah struktur dan
kaidah kebahasaan teks eksposisi pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3
Bakam tahun ajaran 2020/2021 dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw. Memilih menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw karena model pembelajaran tersebut dapat mengembangkan kreativitas dan
menumbuhan motivasi peserta didik dalam memahami pelajaran, menuntut
keaktifan peserta didik di dalam kelas, menumbuhkan rasa tanggung jawab secara
mandiri dan meningkatkan rasa
kerja sama antarpeserta didik. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga
mampu membuka kesempatan peserta didik untuk mengemukakan pendapat dan
mengolah informasi yang didapat serta dapat meningkatkan keterampilan
berkomunikasi.
Hal ini sejalan dengan pendapat Shoimin (2014: 90) menyatakan, Model
jigsaw merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam
kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara
heterogen. Siswa bekerja sama positif dan bertanggung jawab secara mandiri.
Dalam model pembelajaran jigsaw, siswa memiliki banyak kesempatan untuk
mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat
meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok ahli dan
kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari beberapa
anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar
belakang. Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota
kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu
untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, peserta didik mampu
meningkatkan rasa tanggung jawab secara mandiri, selalu berpartisipasi dalam
kegiatan kelompok, mengembangkan kecakapan dalam berkomunikasi dan
memahami materi yang diajarkan guru yakni mengenai menelaah struktur dan
kaidah kebahasaan teks eksposisi. Di sini, peran guru adalah memfasilitasi dan
memotivasi para anggota kelompok ahli agar mudah untuk memahami materi yang
diberikan.
Kegiatan pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian
tindakan kelas. Menggunakan penelitian tindakan kelas karena berharap dapat
meningkatkan proses pembelajaran, Bahri (2012: 8) mengemukakan, “Penelitian
tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran
sehingga menghasilkan hasil belajar menjadi lebih baik. Selain itu, metode
penelitian tindakan kelas juga dilaksanakan untuk mengamati kejadian-kejadian
dalam kelas. ”Hasil penelitian ini dilaporkan dalam bentuk PTK yang berjudul
“Peningkatan Kemampuan Menelaah Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks
Eksposisi dengan Menggunakan Model Kooperatif tipe Jigsaw” (Penelitian
Tindakan Kelas pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 3 Bakam Tahun Ajaran
2020/2021)

2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengalaman pembelajaran yang telah saya lakukan pada siswa
kelas VIII SMP Negeri 3 Bakam, dapat diketahui bahwa permasalahan yang
muncul dalam menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks eksposisi, sebagai
berikut:
1. Rendahnya kemampuan peserta didik dalam menelaah strukur dan kebahasaan
teks eksposisi terlihat dari rerata tes evaluasi
2. Strategi penerapan pembelajaran yang belum menarik dalam pembelajaran
menelaah strukur dan kebahasaan teks eksposisi
3. Peserta didik kurang dapat mengoptimalkan kemampuan dan kreatifitas dalam
mengungkapkan pikiran, informasi atau pendapat secara lisan dan tertulis
dalam mengikuti pembelajaran

3. Analisis Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah, sesuai dengan pengertian analisis
masalah yang dapat disimpulkan adalah apakah model kooperatif tipe jigsaw
dapat meningkatkan kemampuan menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks
eksposisi

4. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan identifikasi masalah tersebut, maka rumusan masalah
sebagai berikut :
Apakah model kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kemampuan
menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks eksposisi siswa kelas VIII B SMP
Negeri 3 Bakam tahun ajaran 2020/2021.

5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan menelaah struktur
dan kaidah kebahasaan teks eksposisi model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Bakam tahun ajaran
2020/2021.
6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan banyak manfaat bagi
semua pihak baik secara teoretis maupun secara praktis.
1. Secara Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan khususnya
dalam menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks eksposisi dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pengetahuan-
pengetahuan baru ini pun diharapkan dapat membantu pendidik ataupun
sekolah dalam mewujudkan perkembangan peserta didik menjadi pioner
bangsa yang aktif, kreatif dan cerdas.
2. Secara Praktis
a. Bagi Pendidik
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan wawasan mengenai
cara dan strategi yang tepat untuk mengatasi masalah pembelajaran, khususnya
yang berkaitan dengan masalah kemampuan menelaah struktur, kaidah
kebahasaan dan menyajikan teks eksposisi dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai alternatifnya.
b. Bagi Peserta Didik
Hasil penelitian ini dapat memberikan motivasi kepada peserta didik agar
semangat dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dapat mendorong peserta didik untuk mencapai prestasi yang lebih baik
serta meningkatkan minat peserta didik melakukan aktivitas belajar secara aktif.
Selain itu, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat membantu peserta
ddik dalam memahami pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam
pembelajaran menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks ekposisi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Penelitian Tindakan Kelas
PENGERTIAN PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS) DAN
LANGKAH – LANGKAH MELAKSANAKAN PTK
a. Pengertian PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari classroom action research
(CAR), yaitu satu action research yang dilakukan di kelas. Classroom action research
diawali dari istilah action research.
Untuk mempermudah memahami pengertian PTK maka berikut akan diuraikan
pengertian tiga unsur atau konsep yang terdapat dalam penelitian tindakan kelas
yakni:
1) Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi
ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu
masalah.
2) Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu
yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu atau kualitas proses belajar mengajar.
3) Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran
yang sama dari seorang guru.
Menurut pendapat Suyanto “PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan – tindakan tertentu agar dapat memperbaiki
dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional.”
Menurut Kasihani PTK adalah penelitian praktis, bertujuan untuk memperbaiki
kekurangan - kekurangan dalam pembelajaran di kelas dengan cara melakukan
tindakan-tindakan. Upaya tindakan untuk perbaikan dimaksudkan sebagai pencarian
jawab atas permasalahan yang dialami guru dalam melaksanakan tugasnya sehari –
hari.
Selanjutnya I.G.A.K Wardani, Kuswaya Wihardit; Noehi Nasution merumuskan
pengertian penelitian tindakan kelas sebagai berikut : “penelitian tindakan kelas
adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi
diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar
siswa menjadi meningkat.”
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa Penilaian
Tindakan Kelas (PTK) adalah: penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas
melalui refleksi diri dengan melakukan upaya tindakan perbaikan untuk
meningkatkan kinerjanya sebagai guru professional sehingga hasil belajar siswa
meningkat.

b. Langkah – Langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Melaksanakan PTK, memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang,
agar hasil yang diperoleh dari PTK yang dilaksanakan mencapai hasil yang
optimal. Menurut Zainal Aqib dkk, merumuskan langkah – langkah PTK sebagai
berikut :
1. Tahap perencanaan
Langkah pertama pelaksanaan PTK adalah melakukan perencanaan secara
matang dan teliti. Dalam perencanaan PTK, terdapat tiga dasar, yaitu identifikasi
masalah, merumuskan masalah, dan pemecahan masalah. Pada masing-masing
kegiatan, terdapat sub-sub kegiatan yang sebaiknya dilaksanakan untuk menunjang
sempurnanya tahap perencanaan.
a. Identifikasi Masalah
Langkah pertama dalam menyusun rencana PTK adalah melakukan
identifikasi permasalahan. Identifikasi ini mirip seperti diagnosis yang dilakukan
oleh dokter kepada pasiennya. Jika diagnosisnya tepat, maka obat yang diberikan
pasti mujarab. Sebaliknya, jika diagnosisnya salah, maka resep obatnya pasti juga
tidak tepat sasaran. Demikian pula dalam PTK, identifikasi yang tepat akan
mengarahkan pada hasil penelitian, sehingga dapat bermanfaat bagi peningkatan
hasil belajar siswa. Sebaliknya, identifikasi masalah yang keliru hanya akan
membuat penelitian menjadi sia-sia, disamping memboroskan waktu dan biaya.
Identifikasi masalah menjadi titik tolok bagi perencanaan PTK yang lebih matang.
Sebab, tidak semua masalah belajar siswa dapat diselesaikan dengan PTK,
sebagaimana tidak semua penyakit dapat disembuhkan dengan resep dokter
spesialis tertentu. Hanya masalah-masalah tertentu yang dapat diatasi dengan PTK,
sebagaimana penyakit tertentu yang hanya bisa sembuh dengan resep tertentu pula.
Empat langkah yang dapat dilakukan agar identifikasi masalah mengenai sasaran.
 Masalah Harus Rill, masalah yang diangkat adalah masalah yang dapat
dilihat, dirasakan, dan didengar secara langsung oleh guru.
 Masalah Harus Problematik
Banyak masalah di sekolah, tetapi, tidak semua masalah layak diangkat
dalam PTK. Hanya permasalahan yang problematiklah yang layak diangkat
dalam PTK. Permasalahan yang bersifat problematik adalah permasalahan
yang bisa dipecahkan oleh guru, mendapat dukungan literatur yang memadai,
dan ada kewenangan untuk mengatasinya secara penuh.
 Manfaatnya Jelas
Hasil penelitian harus bermanfaat secara jelas. Tentu, hal ini berkaitan erat
dengan kemampuan dalam mengidentifikasi atau mendiagnosis masalah.
Hasil PTK harus dapat dirasakan, bagaikan obat yang menyembuhkan. Untuk
mendapatkan manfaat PTK yang maksimal, harus menjawab pertanyaan-
pertanyaan ini. Apa yang akan terjadi jika masalah tersebut dibiarkan? Apa
yang akan terjadi jika masalah tersebut berhasil diatasi? Dan, tujuan
pendidikan mana yang akan gagal jika masalah tersebut tidak teratasi?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan menuntun para pelaku PTK
untuk dapat menemukan hasil atau “obat” yang mujarab.
 Masalah Harus Fleksibel
Masalah yang hendak diteliti harus bisa diatasi dengan mempertimbangkan
kemampuan peneliti, waktu, biaya, tenaga, sarana prasarana, dan lain
sebagainya. Jadi, tidak setiap masalah yang riil, problematik, dan bermanfaat
secara jelas dapat diatasi dengan PTK.

b. Analisis Penyebab Masalah dan Merumuskannya


Langkah kedua dalam merencanakan PTK adalah menganalisis berbagai
kemungkinan penyebab munculnya permasalahan yang diangkat. Jadi, setelah
menemukan masalah yang rill, problematik, bermanfaat, dan fleksibel, maka
masalah tersebut harus ditemukan akar penyebabnya. Banyak cara yang bisa
dilakukan untuk menemukan penyebab masalah. Beberapa di antaranya adalah
dengan mewawancarai siswa, observasi langsung, dan lain sebagainya. Di samping
itu, peneliti juga bisa melakukan wawancara dengan siswa dan observasi langsung.
Kemudian, semua data dari segala sumber tersebut dikumpulkan dan dianalisis
secara kolaboratif sehingga penyebab utama munculnya masalah dapat ditemukan.
Akar masalah tersebut harus digali sedalam-dalamnya sehingga ditemukan
akar masalah yang benar-benar menjadi penyebab utama terjadinya masalah. Akar
masalah inilah yang nantinya akan menjadi tolok ukur tindakan. Dengan
menemukan akar
masalah, maka sama halnya dengan si peneliti telah menemukan separuh dari
solusi masalah. Sebab, solusi masalah sebenarnya merupakan kebalikan dari akar
masalah.
c. Ide untuk Memecahkan Masalah
Sebagaimana disebutkan tersebut, bahwa akar masalah menjadi tumpuan bagi
rencana tindakan untuk mengatasi masalah. Rencana tindakan sebagai langkah
mengatasi masalah inilah yang disebut dengan ide orisinal peneliti. Tetapi, sebelum
memutuskan tindakan apa yang akan dikenakan kepada siswa, peneliti harus
mengembangkan banyak alternatif sebagai pengayaan tindakan. Hal yang tidak
kalah pentingnya adalah peneliti harus mempunyai dukungan teori atau referensi
rujukan atas tindakan yang akan dikenakan kepada siswa. Sebab, PTK adalah
kegiatan ilmiah sehingga tanpa adanya dukungan teori yang memadai, sebaik apa
pun tindakan guru, maka hal itu tidak akan dianggap sebagai perilaku ilmiah.
Setelah identifikasi masalah, menemukan akar masalah, merumuskan masalah, dan
menemukan alternatif tindakan sebagai solusi masalah, maka peneliti dapat
membuat judul penelitian.
2. Tahap Acting (Pelaksanaan)
Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan. Pelaksanaan adalah menerapkan
apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Hendaknya
perlu diingat bahwa pada tahap ini, tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi
harus terkesan alamiah dan tidak direkayasa. Hal ini akan berpengaruh dalam
proses refleksi pada tahap empat nanti dan agar hasilnya dapat disinkronkan
dengan maksud semula.

3. Tahap Observation (Pengamatan)


Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan (observing). Prof. Supardi
menyatakan bahwa observasi yang dimaksud pada tahap III adalah pengumpulan
data. Dengan kata lain, observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek
tindakan telah mencapai sasaran. Pada langkah ini, peneliti harus menguraikan
jenis data yang dikumpulkan, cara mengumpulkan, dan alat atau instrumen
pengumpulan data (angket/wawancara/observasi, dan lain-lain).
Jika PTK dilakukan secara kolaboratif, maka pengamatan harus dilakukan
oleh kolaborator, bukan guru yang sedang melakukan tindakan. Walaupun
demikian, antara tindakan (dilakukan oleh guru) dan pengamatan (dilakukan oleh
kolaborator), keduanya harus berlangsung dalam satu waktu dan satu tempat atau
kelas. Inilah
sebabnya, mengapa Suharsimi mengatakan kurang tepat jika pengamatan disebut
sebagai tahap ketiga. Sebab, antara tahap kedua dan tahap ketiga itu berlangsung
secara bersamaan. Walaupun demikian, tidak ada salahnya kita menyebut
“pengamatan” sebagai tahap ketiga dalam PTK. Hanya saja, sebutan ini hanya
untuk membedakan antara tindakan dan pengamatan, bukan menunjukkan suatu
urutan.
Ketika guru sedang melakukan tindakan di kelas, secara otomatis seluruh
perhatiannya terpusat pada reaksi siswa dan tindakan selanjutnya yang akan
diterapkan. Atas dasar ini, tidak mungkin guru mengamati tindakannya sendiri. Di
sinilah diperlukan seorang pengamat yang siap merekam setiap peristiwa berkaitan
dengan tindakan guru. Sambil merekam peristiwa yang terjadi, pengamat
sebaiknya juga membuat catatan-catatan kecil agar memudahkan dalam
menganalisis data.
4. Tahap Refleksi
Tahap keempat atau terakhir dalam PTK adalah refleksi (reflecting). Refleksi
adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Refleksi
juga sering disebut dengan istilah "memantul.” Dalam hal ini, peneliti seolah
memantulkan pengalamannya ke cermin, sehingga tampak jelas penglihatannya,
baik kelemahan dan kekurangannya.
Jika penelitian dilakukan secara individu, maka kegiatan refleksi lebih tepat
disebut sebagai evaluasi diri. Evaluasi diri adalah kegiatan untuk melakukan
introspeksi terhadap diri sendiri. Ia harus jujur terhadap dirinya sendiri dalam
mengakui kelemahan dan kelebihannya. Dalam hal ini, guru dan peneliti juga harus
mengakui sisi-sisi mana yang telah sesuai dan sisi mana harus diperbaiki. Refleksi
atau evaluasi diri baru bisa dilakukan ketika pelaksanaan tindakan telah selesai
dilakukan. Refleksi akan lebih efektif jika antara guru yang melakukan tindakan
berhadapan langsung atau diskusi dengan pengamat atau kolabolator. Tetapi, jika
PTK dilakukan secara sendirian, maka refleksi yang paling efektif adalah berdialog
dengan diri sendiri untuk mengetahui sisi-sisi pembelajaran yang harus
dipertahankan dan sisi-sisi lain yang harus diperbaiki.
5. Tambahan: Siklus-Siklus dalam PTK
Siklus adalah putaran dari suatu rangkaian kegiatan, mulai dari perencanaan,
persiapan, pelaksanaan, hingga pada evaluasi. Dalam hal ini, yang dimaksud
siklus-
siklus dalam PTK adalah satu putaran penuh tahapan-tahapan dalam PTK,
sebagaimana disebutkan di atas. Jadi, satu siklus adalah kegiatan penelitian yang
dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Jika dalam PTK terdapat lebih dari satu siklus, maka siklus kedua dan
seterusnya merupakan putaran ulang dari tahapan sebelumnya. Hanya saja, antara
siklus pertama, kedua, dan selanjutnya selalu mengalami perbaikan setahap demi
setahap. Jadi, antara siklus yang satu dengan yang lain tidak akan pernah sama,
meskipun melalui tahap-tahap yang sama.
Setiap akhir refleksi selalu menjadi babak baru bagi siklus berikutnya.
Artinya, guru dan pengamat harus selalu diskusi setiap akhir refleksi untuk
merencanakan tindakan baru atau memasuki siklus kedua. Dengan proses atau
tahapan yang sama, guru dapat melanjutkan ke siklus-siklus berikutnya, jika
memang sampai pada siklus tertentu ia belum merasa puas atau belum berhasil
mendongkrak prestasi belajar siswa. Demikian seterusnya, sehingga semakin
banyak siklus yang dilalui, semakin baik hasil yang diperoleh. Hasilnya adalah,
kepuasan guru dan kepuasan siswa atas prestasi belajarnya.

2. Hakikat Teks Eksposisi


a. Pengertian Teks Eksposisi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), “Eksposisi adalah uraian
(paparan) yang bertujuan menjelaskan maksud dan tujuan.” E. Kosasih (2016: 96)
mengemukakan, “Teks eksposisi adalah teks yang mengemukakan sejumlah
argumen disertai fakta-fakta.”
Teks eksposisi dapat memperluas pengetahuan pembaca, sebagaimana
pendapat yang dikemukakan oleh Keraf (1999: 7), “Teks eksposisi adalah bentuk
wacana yang berusaha menguraikan suatu objek, sehingga memperluas pandangan
atau pengetahuan pembaca.”
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa teks
eksposisi adalah teks yang berisi rangkaian argumentasi yang bertujuan untuk
meyakinkan orang lain dengan cara memberitakan atau memberi informasi
mengenai suatu objek sehingga memperluas pengetahuan pembaca.
Contoh Teks Eksposisi
Manfaat Lidah Buaya
Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita telah mengenal tanaman lidah buaya
lengkap dengan manfaatnya. Manfaat tumbuhan yang bernama latin Aloe Vera ini
tidak hanya sebagai penyubur rambut, namun juga bermanfaat bagi kesehatan
tubuh. Lidah buaya memiliki ciri-ciri yaitu daun berbentuk panjang, tebal, dan
berwarna hijau. Daunnya mengandung serat bening sebagai daging.
Walaupun sejak dahulu dikenal memiliki banyak manfaat, namun belum banyak
orang yang mengetahui bahwa tanaman ini bisa menjadi komoditas yang
menguntungkan. Para peneliti mengungkapkan banyak manfaat dari tanaman
serbaguna ini. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai manfaat tersebut.
1. Bagian tertentu dari tanaman lidah buaya dapat menjadi obat yang sangat
baik untuk mempercepat proses penyembuhan. Lidah buaya dinilai sangat
baik untuk mengobati bekas luka, luka bakar dan luka karena cedera.
2. Lidah buaya juga dikenal karena sifat anti-inflamasinya. Dengan kata lain,
tanaman ini mempunyai kemampuan untuk memperlambat peradangan
karena adanya asam lemak. Mengoleskan gel lidah buaya dapat mencegah
atau menghentikan peradangan yang disebabkan oleh cedera, disfungsi
kekebalan tubuh, dan lain sebagainya.
3. Meningkatkan pencernaan dan membantu detoksifikasi tubuh. Tidak
hanya itu, lidah buaya merupakan pencahar yang baik dan sangat
membantu dalam berurusan dengan sembelit.
4. Lidah buaya mempunyai efek anti bakteri dan anti jamur, sifat ini
membuat lidah buaya menjadi salah satu produk alami yang sehat,
antioksidan yang kuat, menangkal radikal bebas dan melindungi tubuh.
5. Gel atau jus dari tanaman lidah buaya secara tradisional digunakan
sebagai obat untuk diabetes karena sifatnya yang dapat menurunkan kadar
gula dalam darah.
Sudah jelas, lidah buaya tidak hanya bermanfaat sebagai ramuan penyubur
rambut, tetapi justru sebagai makanan alami yang menyehatkan.
Oleh karena itu, hendaklah kita mengguanakan tanaman lidah buaya karena
banyak sekali manfaatnya.
Sumber: https://www.google.com/amp/s/notepam.com/teks-eksposisi/

b. Struktur Teks Eksposisi


Struktur teks eksposisi terdiri dari tiga bagian yaitu bagian tesis, bagian
rangkaian argumentasi, dan bagian penegasan ulang. Hal ini sejalan dengan
pendapat E. Kosasih (2014: 24), teks eksposisi dibentuk oleh tiga bagian,
yakni sebagai berikut.
1. Tesis
Bagian yang memperkenalkan persoalan, isu, atau pendapat umum yang
merangkum keseluruhan isi tulisan. Pendapat tersebut biasanya sudah menjadi
kebenaran umum yang tidak terbantahkan lagi.
2. Rangkaian Argumentasi
Berisi sejumlah pendapat dan fakta-fakta yang mendukung tesis.
3. Kesimpulan
Berisi penegasan kembali tesis yang diungkapkan pada bagian awal. Hal senada
terdapat dalam Kemendikbud (2017: 75), struktur teks eksposisi terdiri atas
bagian-bagian sebagai berikut.
1) Tesis, yakni berupa pengenalan isu, masalah, ataupun pandangan penulis
secara umum tentang topik yang akan dibahasnya.
2) Rangkaian argumen, berupa sejumlah pendapat atau argumen penulis
sebagai penjelasan atas tesis yang dikemukakan sebelumnya. Pada bagian
ini dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat argumen-argumen
penulis.
3) Penegasan ulang, sebagai perumusan kembali secara ringkas. Bagian ini
sering pula disebut penutup atau simpulan.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa struktur teks
eksposisi terdiri atas tesis atau pengenalan persoalan, rangkaian argumentasi
yang merupakan bagian isi, dan penegasan ulang yang merupakan bagian
penutup atau kesimpulan teks.
Contoh Menelaah Struktur Teks Eksposisi “Manfaat Lidah Buaya”
1. Tesis
Tesis yaitu berupa pengenalan isu, masalah, ataupun pandangan penulis secara
umum tentang topik yang dibahasnya. Tesis pada teks eksposisi berjudul “Manfaat
Lidah Buaya” terdapat pada paragraf 1,
Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita telah mengenal
tanaman lidah buaya lengkap dengan manfaatnya. Manfaat
tumbuhan yang bernama latin Aloe Vera ini tidak hanya
sebagai penyubur rambut, namun juga bermanfaat bagi
kesehatan tubuh. Lidah buaya memiliki ciri-ciri yaitu daun
berbentuk panjang, tebal, dan berwarna hijau. Daunnya
mengandung serat bening sebagai daging.

Bagian tersebut merupakan tesis karena mengenalkan permasalahan utama yaitu


berbagai macam manfaat tumbuhan lidah buaya. Bagian itulah yang menjadi fokus
utama pada pembahasan teks tersebut.
2. Rangkaian Argumentasi
Rangkaian argumentasi yaitu berisi sejumlah pendapat dan fakta-fakta yang
mendukung tesis. Rangkaian argumentasi pada teks eksposisi berjudul “Manfaat
Lidah Buaya” terdapat pada paragraf 2,
Walaupun sejak dahulu dikenal memiliki banyak manfaat, namun
belum banyak orang yang mengetahui bahwa tanaman ini bisa menjadi
komoditas yang menguntungkan. Para peneliti mengungkapkan banyak
manfaat dari tanaman serbaguna ini. Di bawah ini akan dijelaskan
mengenai manfaat tersebut.
1. Bagian tertentu dari tanaman lidah buaya dapat menjadi obat yang
sangat baik untuk mempercepat proses penyembuhan. Lidah
buaya dinilai sangat baik untuk mengobati bekas luka, luka bakar
dan luka karena cedera.
2. Lidah buaya juga dikenal karena sifat anti-inflamasinya. Dengan
kata lain, tanaman ini mempunyai kemampuan untuk
memperlambat peradangan karena adanya asam lemak.
Mengoleskan gel lidah buaya dapat mencegah
atau menghentikan peradangan yang disebabkan oleh cedera,
disfungsi kekebalan tubuh, dan lain sebagainya.
3. Meningkatkan pencernaan dan membantu detoksifikasi tubuh.
Tidak hanya itu, lidah buaya merupakan pencahar yang baik dan
sangat membantu dalam berurusan dengan sembelit.
4. Lidah buaya mempunyai efek anti bakteri dan anti jamur, sifat ini
membuat lidah buaya menjadi salah satu produk alami yang sehat,
antioksidan yang kuat, menangkal radikal bebas dan melindungi
tubuh.
5. Gel atau jus dari tanaman lidah buaya secara tradisional
digunakan sebagai obat untuk diabetes karena sifatnya yang dapat
menurunkan kadar gula dalam darah.

Bagian tersebut merupakan rangkaian argumentasi. Argumentasi atau


pendapat yang terdapat pada bagian teks tersebut adalah sebagai berikut:
1) laupun sejak dahulu dikenal memiliki banyak manfaat, namun belum banyak
orang yang mengetahui bahwa tanaman ini bisa menjadi komoditas yang
menguntungkan.
2) Para peneliti mengungkapkan banyak manfaat dari tanaman serbaguna ini.

3. Kesimpulan atau Penegasan Ulang


Penegasan ulang yaitu perumusan kembali secara ringkas. Bagian ini sering
pula disebut penutup atau simpulan. Penegasan ulang pada teks eksposisi berjudul
“Manfaat Lidah Buaya” terdapat pada paragraf 3.

Sudah jelas, lidah buaya tidak hanya bermanfaat sebagai ramuan


penyubur rambut, tetapi justru sebagai makanan alami yang menyehatkan. Oleh
karena itu, hendaklah kita mengguanakan tanaman lidah buaya karena banyak
sekali manfaatnya.

Bagian tersebut merupakan suatu simpulan dari paparan sebelumnya. Hal ini
ditandai dengan kata-kata lidah buaya tidak hanya bermanfaat sebagai ramuan
penyubur rambut
c. Kaidah Kebahasaan Teks Eksposisi
Suatu teks eksposisi tidak hanya dibangun oleh struktur, namun didalamnya
terdapat kaidah yang berfungsi sebagai pedoman penulisan teks eksposisi.
Kosasih (2014: 25) menyatakan, kaidah kebahasaan teks eksposisi adalah
sebagai berikut.
1) Karena teks eksposisi berupa pandangan-pandangan penulisnya, maka
sering dijumpai ungkapan subjektif penulisnya, seperti sepertinya, saya
anggap, saya duga, dimungkinkan, dan sebagainya. Namun, mungkin pula
subjek penulis termasuk kata ganti persona lainnya disampaikan secara
tersirat, yakni dengan mengubahnya ke dalam bentuk pasif.
2) Banyak menggunakan pernyataan-pernyataan persuasif.
3) Banyak menggunakan pernyataan yang menyatakan fakta untuk
mendukung atau membuktikan kebenaran argumentasi penulis/penuturnya.
Mungkin pula diperkuat oleh pendapat ahli yang dikutipnya ataupun
pernyataan-pernyataan pendukung lainnya yang bersifat menguatkan.
4) Banyak menggunakan pernyataan atau ungkapan yang bersifat menilai
atau mengomentari.
5) Banyak menggunakan istilah teknis berkaitan dengan topik yang
dibahasnya. Istilah-istilah teknis yang terkait dengan topik generasi muda
dan kebangsaan antara lain, Sumpah Pemuda, heroic, peradaban,
proklamasi, tradisional, mentalitas, nasionalisme.
6) Banyak menggunakan konjungsi yang berkaitan dengan sifat dari isi teks
itu sendiri. Konjungsi-konjungsi yang digunakan adalah akan tetapi,
namun, walaupun, padahal.
7) Banyak menggunakan kata kerja mental. Hal ini terkait dengan
karakteristik teks eksposisi yang bersifat argumentatif dan bertujuan
mengemukakan sejumlah pendapat. Kata kerja yang dimaksud antara lain,
menyatakan, mengetahui, memuja, merasa, berbahagia, bersikap,
membayangkan, dipandang, dianggap, menduga, diperkirakan.
Kaidah kebahasaan teks eksposisi dalam Kemendikbud (2017: 81) adalah
sebagai berikut.
1) Menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan
topik yang dibahas. Dengan topik kehutanan istilah-istilah yang muncul
2) adalah penebangan liar, hutan lindung, hutan alam, hutan rawa gambut,
dan sektor kehutanan.
3) Menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi
(kausalitas). Misalnya, jika, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya,
oleh karena itu. Selain itu, dapat pula digunakan kata-kata yang
menyatakan hubungan kronologis (keterangan waktu) ataupun kata-kata
yang menyatakan perbandingan/pertentangan, seperti sebelum itu,
kemudian, pada akhirnya, sebaliknya, berbeda halnya, namun.
4) Menggunakan kata-kata kerja mental (mental verba), seperti diharapkan,
memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat,
berasumsi, dan menyimpulkan.
5) Menggunakan kata-kata perujukan, seperti berdasarkan data, merujuk
pada pendapat.
6) Menggunakan kata-kata persuasif, seperti hendaklah, sebaiknya,
diharapkan, perlu, harus.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kaidah


kebahasaan teks eksposisi terdiri dari kata teknis atau kata peristilahan kata
konjungsi kausalitas atau hubungan sebab akibat, kata kerja mental yaitu respon atau
sikap seseorang terhadap suatu tindakan, kata perujukan, dan kata persuasif atau kata
ajakan.
Contoh Menelaah Kaidah Kebahasaan Teks Eksposisi “Manfaat Lidah Buaya”
1. Menggunakan kata teknis (peristilahan)
Istilah-istilah yang muncul dalam teks tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tanaman
Tanaman istilah dari tumbuhan yang biasa di tanam orangg.
b. Obat
Obat istilah dari bahan untuk mengurangi, menghilangkan penyakit, atau
menyembuhkan seseorang dari penyakit.
c. Tubuh
Tubuh istilah dari keseluruhan jasad manusia atau binatang yang
kelihatan dari bagian ujung kaki sampai ujung rambut.
d. Bakteri
Bakteri istilah dari makhluk hidup terkecil bersel tunggal, terdapat
dimana-mana, dapat berkembang biak dengan kecepatan luar biasa
dengan jalan membelah diri, ada yang berbahaya dan ada yang tidak,
dapat menyebabkan peragian, pembusukan dan penyakit.
2. Menggunakan kata konjungsi kausalitas (Hubungan Sebab Akibat)
a. Walaupun sejak dahulu dikenal memiliki banyak manfaat, namun belum
banyak orang yang mengetahui bahwa tanaman ini bisa menjadi
komoditas yang menguntungkan.
b. Lidah buaya mempunyai efek anti bakteri dan anti jamur, sifat ini
membuat lidah buaya menjadi salah satu produk alami yang sehat,
antioksidan yang kuat, menangkal radikal bebas dan melindungi tubuh.
3. Menggunakan kata kerja mental (respon terhadap suatu hal)
a. Bagian tertentu dari tanaman lidah buaya dapat menjadi obat yang sangat
baik untuk mempercepat proses penyembuhan. Lidah buaya dinilai sangat
baik untuk mengobati bekas luka, luka bakar dan luka karena cedera.
b. Lidah buaya juga dikenal karena sifat anti-inflamasinya. Dengan kata
lain, tanaman ini mempunyai kemampuan untuk memperlambat
peradangan karena adanya asam lemak.
c. Meningkatkan pencernaan dan membantu detoksifikasi tubuh. Tidak
hanya itu, lidah buaya merupakan pencahar yang baik dan sangat
membantu dalam berurusan dengan sembelit.
d. Lidah buaya mempunyai efek anti bakteri dan anti jamur, sifat ini
membuat lidah buaya menjadi salah satu produk alami yang sehat,
antioksidan yang kuat, menangkal radikal bebas dan melindungi tubuh.
e. Gel atau jus dari tanaman lidah buaya secara tradisional digunakan
sebagai obat untuk diabetes karena sifatnya yang dapat menurunkan kadar
gula dalam darah.
4. Menggunakan kata perujukan
Teks tersebut terdapat kata perujukan yaitu para peneliti mengungkapkan
banyak manfaat dari tanaman serbaguna ini.
5. Menggunakan kata persuasif (ajakan)
Oleh karena itu, hendaklah kita mengguanakan tanaman lidah buaya karena
banyak sekali manfaatnya.
3. Hakikat Menelaah
Kompetensi dasar pada ranah pengetahuan untuk peserta didik kelas VIII
yaitu menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks eksposisi. Menurut
Depdiknas (2008: 1424) menelaah adalah mempelajari, menyelidik, mengkaji,
memeriksa, menilik.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa menelaah teks
eksposisi adalah mengkaji struktur dan kaidah kebahasaan teks eksposisi yang
dibaca. Artinya, dalam pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu
menjelaskan struktur teks eksposisi yang memuat bagian tesis, bagian rangkaian
argumentasi, dan bagian penegasan ulang, serta dapat menjelaskan kaidah
kebahasaan teks eksposisi yang memuat kata teknis, kata konjungsi kausalitas,
kata kerja mental, kata perujukan, dan kata persuasif pada teks eksposisi yang
dibaca.

4. Hakikat Model Kooperatif tipe Jigsaw


a. Teori Model Kooperatif tipe jigsaw
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menitik beratkan kepada kerja
kelompok dalam bentuk kelompok kecil, Menurut Shoimin (2014: 90)
Model jigsaw merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa
belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam
orang secara heterogen. Siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan
bertanggung jawab secara mandiri. Dalam model pembelajaran jigsaw, siswa
memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah
informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Sama hal nya dengan pendapat Jhonson (1991: 27) yang mengemukakan bahwa,
“Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ialah kegiatan belajar secara kelompok
kecil, siswa belajar dan bekerja sama sampai kepada pengalaman belajar yang
maksimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok.” Dalam
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terdapat tiga karakteristik yaitu, kelompok kecil,
belajar bersama, dan pengalaman belajar. Esensi pada model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah tanggung jawab individu sekaligus
tanggung jawab kelompok, sehingga dalam diri peserta didik terbentuk sikap
ketergantungan positif yang menjadikan kerja kelompok optimal. Keadaan ini
mendukung peserta didik dalam kelompok belajar bekerja sama dan tanggung
jawabdengan sungguh-sungguh sampai suksesnya tugas-tugas dalam kelompok.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw peserta didik dibagi menjadi dua anggota
kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli, dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Kelompok Kooperatif Awal (Kelompok Asal)
Peserta didik dibagi atas beberapa kelompok yang terdiri dari 5-6 anggota. Setiap
anggota diberi materi yang berbeda.
2) Kelompok Ahli
Peserta didik membentuk kelompok baru yaitu kelompok ahli. Masing-masing
anggota kelompok mendiskusikan materi yang sama.

Tujuan model pembelajaraan kooperatif tipe jigsaw adalah untuk


mempermudah pekerjaan pendidik dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli
yang bertugas menjelaskan materi kepada anggota kelompok. Selain itu, model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat melatih peserta didik untuk lebih aktif
dalam berbicara dan berpendapat.

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw


Tahapan pembelajaran model Kooperatif Tipe Jigsaw menurut
Rusman (2008: 205) adalah sebagai berikut.
1) Melakukan membaca untuk menggali informasi. Siswa memperoleh topik-
topik permasalahan untuk dibaca sehingga mendapatkan informasi dari
permasalahan tersebut.
Diskusi kelompok ahli. Siswa yang telah mendapatkan topik permasalahan
yang sama bertemu dalam satu kelompok yang disebut dengan kelompok
ahli untuk mendiskusikan topik permasalahan tersebut.
Tahapan pembelajaran model jigsaw menurut Stepen (1978) adalah sebagai
berikut,
a) Siswa dikelompokan sebanyak lima sampai dengan enam orang siswa.
b) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi berbeda.
c) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
d) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian sub bagian
yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusiksn sub bab mereka.
e) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali kedalam
kelompok asli dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang
subbab yang mereka kusai dan tiap anggota lainnya mendengarkan
dengan seksama.
f) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
g) Guru memberi evaluasi.
h) Penutup.

Kelebihan dan Kekurangan Model Kooperatif tipe Jigsaw


Keunggulan pembelajaran model Jigsaw menurut Shoimin (2014: 93)
adalah sebagai berikut.
1. Memungkinkan murid dapat mengembangkan kreativitas, kemampuan, dan
daya pemecahan masalah menurut kehendaknya sendiri.
2. Hubungan antara guru dan murid berjalan secara seimbang dan
memungkinkan suasana belajar menjadi sangat akrab sehingga
memungkinkan harmonis.
3. Memotivasi guru untuk bekerja lebih aktif dan kreatif.
4. Mampu memadukan berbagai pendekatan belajar, yaitu pendekatan kelas,
kelompok, dan individual.
Shoimin (2014: 93) mengungkapkan ada kekurangan model Jigsaw adalah
sebagai berikut.
1) Jika guru tidak mengingatkan agar siswa selalu menggunakan keterampilan-
keterampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing, dikhawatirkan
kelompok akan macet dalam pelaksanaan diskusi.
2) Jika anggota kelompoknya kurang akan menimbulkan masalah.
3) Membutuhkan waktu yang lebih lama, apalagi bila penataan ruang belum
terkondisi dengan baik sehingga perlu waktu untuk mengubah posisi yang
dapat menimbulkan kegaduhan.

D. Belajar dan Hasil Belajar


1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan komponen paling vital dalam setiap usaha penyelenggaraan
jenis dan jenjang pendidikan, sehingga tanpa proses belajar sesungguhnya tidak akan
pernah ada pendidikan.Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks,
sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri. Dimyati dan Mudijono
(2009:7) mengemukakan bahwa siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya
proses belajar. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan amat tergantung
pada proses belajar dan mengajar yang dialami siswa dan pendidik baik ketika para
siswa itu di sekolah maupun di lingkungan keluarganya sendiri. (Prof. Syaiful Sagala,
M.Pd, 2010:13)

Selanjutnya, belajar menurut Robert M. Gagne merupakan perubahan yang terjadi


dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus-menerus, bukan
hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Belajar terjadi apabila ada situasi
stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhisiswa sedemikian rupa sehingga
perbuatannya (performance-nya) berubah dariwaktu sebelum ia mengalami situasi itu ke
waktu setelah ia mengalami situasi tadi. Gagne juga berkeyakinan bahwa belajar
dipengaruhi oleh faktor dalam diri dan faktor luar diri di mana keduanya saling
berinteraksi. (Prof. Syaiful Sagala, M.Pd, 2010:17)
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti,
bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada
proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun lingkungan
rumah atau keluarganya sendiri.
Jadi berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan peristiwa sehari-hari di mana belajar merupakan hal yang kompleks, yang
dipandang dari dua subjek yaitu siswa dan guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai
suatu proses. Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar yang
dipelajarinya. Dan dari segi guru itu sendiri, proses belajar tersebut tampak sebagai
perilaku belajar tentang sesuatu.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar.
Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan
pengajaran. (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 3-4)
Hasil belajar menurut Gagne berupa kapabilitas yaitu setelah belajar orang
akan memiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas
tersebut adalah dari stimulus yang berasal dari lingkungan,dan proses kognitif yang
dilakukan oleh pembelajar. (Dimyati dan Mudjiono, 2009:10)
Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut
terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan
dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa. (Dimyati
dan Mudjiono, 2009:20)
Jadi berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah hasil atau perubahan tingkah laku yang terjadi karena adanya interaksi
antara siswa dengan guru yang diharapkan perubahan itu ke arah yang lebih positif yang
dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Subjek Penelitian:
Subjek yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B di SMP Negeri 3
Bakam dengan jumlah siswa 20 orang.

2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan:


Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 3 Bakam yang beralamat di Jalan Raya
Pangkal Pinang, Desa Neknang, Kecamatan Bakam, Kab. Bangka, Prov. Kep. Bangka
Belitung.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2020, semester ganjil tahun
pelajaran 2020/2021. Pelaksanaan PTK sesuai dengan jadwal pelajaran dan penelitian
akan berlangsung sampai mencapai indikator yang telah ditentukan.

3. Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data


Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah,

A. Tes

1) Tes Evaluasi Akhir


Tes evaluasi akhir diberikan untuk mengetahui pemahaman peserta didik tentang
materi yang telah diberikan berupa soal esai sebanyak dua soal. Satu soal benar
bernilai 50. Sesuai rentang nilai. Jumlah nilai maksimal yang diperoleh oleh siswa
adalah 100.
Tabel 1
Rubrik Penilaian Menelaah Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Ekspsosisi
No Aspek yang Deskripsi Skor
dinilai
1. Menemukan menemukan struktur teks eksposisi dengan tepat 36-50
struktur teks menemukan struktur teks eksposisi kurang tepat 21-35
eksposisi menemukan struktur teks eksposisi tidak tepat 1-20
2. Menganalisis unsur kebahasaan (kata-kata 36-50
teknis/istilah, konjungsi kausalitas, kata yang
menunjukkan hubungan perbandingan, kata-kata
persuasif) dengan tepat
Menganalisis unsur kebahasaan (kata-kata 21-35
Menganalisis teknis/istilah, konjungsi kausalitas, kata yang
unsur menunjukkan hubungan perbandingan, kata-kata
kebahasaan persuasif) kurang tepat
Menganalisis unsur kebahasaan (kata-kata 1-20
teknis/istilah, konjungsi kausalitas, kata yang
menunjukkan hubungan perbandingan, kata-kata
persuasif) tidak tepat
3. Skor 50+50 100
maksimum
100

Tabel 2
Kategori Nilai
No. Kategori Nilai

1. Sangat baik 86—100

2. Baik 66—85

3. Cukup 50—65

X = x 100 %

Keterangan :
X = Persentase ketuntasan belajar
T = Jumlah siswa yang tuntas belajar
M = Jumlah seluruh siswa dalam kelas
(Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006)
B. Nontes

Instrumen non tes berupa lembar observasi dan wawancara.

1) Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati perilaku guru dan peserta didik
pada saat pembelajaran berlangsung. Tujuan observasi ini untuk memperoleh data
tentang perilaku peserta didik pada siklus I dan siklus II. Hal-hal yang diamati
yaitu sikap dan aktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, keaktifan
peserta didik dalam memberikan pertanyaan dan tanggapan yang berkaitan dengan
materi pembelajaran, serta santun ketika berkomunikasi dengan teman dan guru.
Ketika peserta didik berdiskusi peneliti juga mengamati bagaimana sikap dan
perilaku peserta didik, apakah mereka bekerja sama dan disiplin dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan.
Tabel 3
Pedoman Obsevasi Siklus I dan Siklus II
Aspek Perilaku yang Dinilai Tuntas/Ti
Jumlah Skor
No Nama Siswa dak
BS Ds Ak Sn Skor Sikap
Tuntas

1.

2.

3.

4.

5.

Keterangan :

• BS : Bekerja Sama
• Ds : Disiplin
• Ak: Aktif
• Sn : Santun
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
86-100 = Sangat Baik (SB)
66-85 = Baik(B)
50-65 = Cukup(C)
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 =
400
3.Skor sikap = Skor yang diperoleh X 100
Skor maksimal
Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai

2) Wawancara

Wawancara dilakukan guru terhadap siswa. Hal ini dilakukan untuk


memperoleh data kemampuan menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks
ekposisi siswa dan seluruh hal yang berkaitan. Wawancara dapat dilakukan secara
insidental tergantung

kondisi di lapangan. Wawancara dilakukan sebelum dan sesudah penelitian


dilakukan. Wawancara berguna untuk mengetahui keadaan siswa selaku subjek
penelitian dan mengetahui kendala-kendala mereka dalam menelaah struktur dan
kaidah kebahasaan teks eksposisi. Wawancara yang saya lakukan menggunakan
video conference.
Pertanyaan wawancara:
1. Kesulitan apa yang Ananda alami dalam pembelajaran menemukan struktur dan
kaidah kebahasaan teks eksposisi?
2. Menurut Ananda, apakah strategi pembelajaran yang dilakukan guru sudah tepat?
3. Apakah media pembelajaran yang digunakan guru sudah menarik?
4. Apakah metode pembelajaran yang digunakan guru membantu Ananda memahami
materi pelajaran?
5. Apakah harapan Ananda dalam meningkatkan pembelajaran menemukan struktur
dan kaidah kebahasaan teks eksposisi?
6. Apakah Ananda sudah terampil dalam mempresentasikan hasil diskusi perwakilan
kelompok sendiri?

4. Kriteria Keberhasilan Tindakan


Untuk menentukan berakhirnya siklus ke-n, ditetapkan kriteria keberhasilan tindakan.
Tindakan dinyatakan berhasil apabila 70% siswa memperoleh rerata nilai minimal 68
untuk tes awal, proses, dan akhir. Rumus rerata= Jumlah seluruh skor siswa/jumlah
siswa. Dan memperoleh nilai sikap minimal Baik (B) atau tuntas.

5. Deskripsi per siklus


a. Siklus I
1) Perencanaan Tindakan

Dari permasalahan yang dihadapai peserta didik dalam pembelajaran


menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks eksposisi, maka peneliti
membuat alternatif pemecahan masalah dengan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru
action.

Adapun langkah- langkah dalam perencanaan tindakan ini adalah sebagai


berikut :
a) Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan tindakan yang akan
dilakukan
b) mempersiapkan media pembelajaran.
c) mempersiapkan instrumen untuk pengumpulan dan menganalisis data
mengenai proses pembelajaran berlangsung dan hasil tindakan yaitu:
Lembar kerja yang berupa pertanyaan-pertanyaan untuk wawancara, lembar
observasi guru, tes, dan intsrumen penilaian.
2) Pelaksanaan Tindakan
Tindakan merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah disiapkan. Penelitian
tindakan kelas ini berlangsung selama pembelajaran menelaah struktur dan
kaidah kebahasan teks eksposisi dengan model pembelajaran kooperatif jigsaw.
Pada pembelajaran ini dilakukan pengambilan data tes. Tindakan ini bertujuan
untuk melatih siswa dalam menelaah struktur dan kaidah kebahasan teks
eksposisi. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan secara bertahap dengan langkah
kegiatan sebagai berikut:

PENDAHULUAN 1. Pendidik dan peserta didik berdoa untuk memulai pembelajaran.


(10 Menit) (Religius)
2. Peserta didik mengisi absensi kehadiran melalui tautan
WAG (Mandiri)
3. Pendidik memberikan motivasi dan mengingatkan protokol
kesehatan selama pandemi, antara lain rutin cuci tangan, tidak
menyentuh mata, mulut dan hidung jika tangan belum bersih,
memakai masker jika keluar rumah, dan jaga jarak minimal 1
meter dengan orang lain.
4. Peserta didik diberi motivasi oleh pendidik agar semangat
dan fokus dalam melaksanakan pembelajaran.
5. Peserta didik menyimak apersepsi dari pendidik tentang
pelajaran sebelumnya dan mengaitkan dengan
pengalamannya sebagai bekal pelajaran berikutnya.
(Apersepsi)
6. Peserta didik menyimak apersepsi dengan mengingat kembali
tentang teks eksposisi.
7. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar, tujuan dan garis besar
kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw.
Kegiatan Literasi 1. Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk
mengamati, dan membaca, materi teks eksposisi yang
diinstruksi melalui WA grup dengan tautan
https://docs.google.com/presentation/d/1ApMzYQ0I7m8
W--h5BMG86CCQN1d8wNb6r9B58O-
YHMM/edit?usp=sharing (Literasi)

Identifikasi Masalah
1. Peserta didik mengajukan pertanyaan ataupun tanggapan
informasi struktur dan kaidah kebahasaan teks eksposisi
dari materi dengan menuliskannya melalui WAG
2. peserta didik yang lain merespon dengan pemahaman
masing-masing.
KEGIATAN INTI 60 menit

Critical (Critical thingking)


thingking 3. Peserta didik dibagi dalam 5 kelompok beranggota 5
orang
4. Peserta didik menerima LKPD dan teks eksposisi yang
berjudul “Manfaat Lidah Buaya” yang sudah
diintruksikan lewat WAG
5. Pendidik membagi pelajaran menjadi 5 bagian mengenai
struktur dan kaidah kebahasaan teks eksposisi
6. Setiap anggota kelompok diberi tugas untuk mempelajari
Colaboration satu bagian pelajaran, anggota satu menjelaskan bagian
tesis, anggota dua menjelaskan rangkaian argumentasi,
anggota tiga menjelaskan penegasan ulang, anggota
empat menjelaskan kata teknis dan kata konjungsi
kausalitas (sebab-akibat), anggota lima menjelaskan kata
perbandingan dan kata persuasif.
7. Pendidik membentuk kelompok baru yang disebut
kelompok ahli, masing-masing anggota kelompok ahli
mendiskusikan materi yang sama.
Creativity 8. Setelah anggota kelompok ahli selesai berdiskusi, setiap
anggota kelompok ahli ditugaskan oleh pendidik untuk
kembali ke kelompok asal.
9. Setelah bergabung kembali dengan kelompok asal,
masing-masing anggota kelompok ahli melaporkan hasil
diskusi kepada anggota kelompok asal.
10. Masing-masing kelompok asal mengerjakan tugas yang
telah diberikan oleh pendidik mengenai menelaah
struktur dan kaidah kebahasaan teks eksposisi yang
dibaca.
11. Setelah diskusi selesai, masing-masing ketua kelompok
ditugaskan oleh pendidik untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas.
12. Kelompok lain menanggapi dan memberi sanggahan
kepada kelompok yang presentasi.

Menarik Kesimpulan
Di bawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan
isi, struktur, dan kaidah kebahasaan teks eksposisi.
4.
Penutup
Melalui WAG:
PENUTUP 1. guru memberi link tes akhir
10 menit https://docs.google.com/document/d/14tCimAxLJGziKmn-
KSFXuWhvmhECzbv8KYAuMLVuC-4/edit?usp=sharing
melalui google form untuk mengukur pemahaman siswa
setelah melakukan pembelajaran

2. Peserta didik dipandu oleh guru melakukan refleksi terhadap


kegiatan yang sudah dilakukan

3. Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi


pembelajaran struktur dan kebahasaan teks eksposisi yang
telah dipelajari.

4. Peserta didik mencermati penjelasan guru terkait rencana


tindak lanjut pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.

5. Peserta didik dan guru berdoa mengakhiri kegiatan belajar-


mengajar

3) Observasi atau pengamatan

Pada tahap pengamatan ini, peneliti melakukan pengamatan mengenai semua proses
pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung untuk melakukan perbaikan
pembelajaran dengan Model kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 3 Bakam. Pengamatan yang dilakukan diantaranya, sebagai berikut:
a. Mengamati semua proses pembelajaran dan mencatat semua masalah atau
kekurangan pada pembelajaran menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks
eksposisi.
b. Melakukan pengamatan siswa dalam kegiatan belajar melalui zoom meeting dan
diskusi kelompok melalui whasapp grup.
4) Refleksi

Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil observasi pada siklus I. Peneliti
melakukan evaluasi untuk mengetahui kekurangan dalam siklus I. Analisis
dilakukan untuk mengukur kekurangan dan kelebihan yang terdapat saat proses
pembelajaran. Apabila hasil penelitian belum sesuai harapan maka akan
dilaksanakan siklus selanjutnya. Kelebihan yang ada pada siklus pertama
dipertahankan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada, sehingga hasil
analisis refleksi ini sebagai penentu keberhasilan dari proses pembelajaran yang
menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi teks
eksposisi.

Siklus II

1. Perencanaan Tindakan

Dari permasalahan yang dihadapai peserta didik dalam pembelajaran


menelaah kaidah kebahasaan teks eksposisi, maka langkah- langkah perencanaan
tindakan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan,
b. Mempersiapkan media pembelajaran yang menitikberatkan pada pemahaman
peserta didik dalam menelaah aspek-aspek kaidah kebahasaan teks eksposisi.
c. Mempersiapkan instrumen pengumpulan dan menganalisis data mengenai
proses pembelajaran berlangsung dan hasil tindakan yaitu: Lembar kerja yang
berupa pertanyaan-pertanyaan untuk wawancara, lembar observasi guru, tes, dan
intsrumen penilaian.

2. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah disiapkan.
Penelitian tindakan kelas ini berlangsung selama pembelajaran menelaah kaidah
kebahasaan teks eksposisi dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Pada pembelajaran ini dilakukan pengambilan data tes. Tindakan ini bertujuan
untuk melatih pemahaman siswa dalam menelaah kaidah kebahasaan teks
eksposisi. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan secara bertahap dengan langkah
kegiatan sebagai berikut:
PENDAHUL 1. Pendidik dan peserta didik berdoa untuk memulai pembelajaran.
UAN (Religius)
(10 Menit)
2. Peserta didik mengisi absensi kehadiran melalui tautan WAG
(Mandiri)

3. Pendidik memberikan motivasi dan mengingatkan protokol kesehatan


selama pandemi, antara lain rutin cuci tangan, tidak menyentuh mata,
mulut dan hidung jika tangan belum bersih, memakai masker jika
keluar rumah, dan jaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain.

4. Peserta didik diberi motivasi oleh pendidik agar semangat dan fokus
dalam melaksanakan pembelajaran.

5. Peserta didik menyimak apersepsi dari pendidik tentang pelajaran


sebelumnya dan mengaitkan dengan pengalamannya sebagai bekal
pelajaran berikutnya. (Apersepsi)

6. Peserta didik menyimak apersepsi dengan mengingat kembali tentang


teks eksposisi.

7. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar, tujuan dan garis besar


kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw.

Kegiatan 1. Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk mengamati,


Literasi dan membaca, media teks eksposisi yang diinstruksi melalui
WA grup dengan tautan
KEGIATAN INTI 60 menit

https://docs.google.com/presentation/d/1ApMzYQ0I7m8W--
h5BMG86CCQN1d8wNb6r9B58O-
YHMM/edit?usp=sharing (Literasi)

Identifikasi Masalah

2. Peserta didik mengajukan pertanyaan ataupun tanggapan


informasi kaidah kebahasaan teks eksposisi dari materi
dengan menuliskannya melalui WAG

3. peserta didik yang lain merespon dengan pemahaman


masing-masing.

Critical (Critical thingking)


thingkin
4. Peserta didik berkelompok beranggota 4 orang
g
5. Peserta didik menerima LKPD dan teks eksposisi yang
berjudul “Lingkungan Hidup” yang sudah diintruksikan
lewat WAG

6. Pendidik membagi pelajaran menjadi 4 bagian mengenai


kaidah kebahasaan (aspek istilah) (aspek konjungsi
Colaboration
kausalitas)teks eksposisi

7. Setiap anggota kelompok diberi tugas untuk mempelajari


satu bagian pelajaran, anggota satu menjelaskan kaidah
kebahasaan dari kata istilah, anggota dua menjelaskan
kaidah kebahasaan dari kata konjungsi kausalitas, anggota
tiga menjelaskan kaidah kebahasaan dari kata hubungan
perbandingan, anggota empat menjelaskan kaidah
kebahasaan dari kata persuasif.

8. Pendidik membentuk kelompok baru yang disebut


Creativity kelompok ahli, masing-masing anggota kelompok ahli
mendiskusikan materi yang sama.

9. Setelah anggota kelompok ahli selesai berdiskusi,


ditugaskan oleh pendidik untuk kembali ke kelompok asal.

10. Setelah bergabung kembali dengan kelompok asal,


masing-masing anggota kelompok ahli melaporkan hasil
diskusi kepada anggota kelompok asal.

11. Masing-masing kelompok asal mengerjakan tugas yang


telah diberikan oleh pendidik mengenai menelaah atau
menganalisis kaidah kebahasaan teks eksposisi yang dibaca.

12. Setelah diskusi selesai, masing-masing ketua kelompok


ditugaskan oleh pendidik untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas.

13. Kelompok lain menanggapi dan memberi sanggahan


kepada kelompok yang presentasi.

Menarik Kesimpulan

Di bawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan


kaidah kebahasaan teks eksposisi.

Setelah melakukan refleksi dan kesimpulan guru memberi link tes


evaluasi akhir
https://docs.google.com/document/d/1VHmtwXIOypBDmpnyxJZ1wM
5s-uJXXDbz_eAMWTpDL6Q/edit?usp=sharing melalui google form
untuk mengukur pemahaman siswa setelah melakukan pembelajaran

Penutup

Melalui zoom dan WAG:


PENUTUP
10 menit 1. Pendidik memberi apresiasi dan tepuk tangan kepada peserra
didik.

2. Peserta didik dipandu oleh guru melakukan refleksi terhadap


kegiatan yang sudah dilakukan

3. Peserta didik mencermati penjelasan guru terkait rencana


tindak lanjut pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.

4. Peserta didik dan guru berdoa mengakhiri kegiatan belajar-


mengajar
D. PENILAIAN
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Unjuk kerja
Mengukur
Bentuk Instrumen:
keterampilan
Lembar Pengamatan Perkembangan Sikap
Tes tertulis : Tes proses peserta didik dalam
(disiplin waktu dalam
(LKPD), tes evaluasi mempresentasikan
melakukan kegiatan, bertanggung jawab
akhir yang dikirim hasil diskusi
dalam menyampaikan
lewat WAG menelaah atau
hasil pekerjaan, dan santun dalam
menganalisis
menyampaikan hasil
kaidah
pekerjaaan
kebahasaan teks
eksposisi

3. Observasi atau pengamatan

Pada tahap pengamatan ini, peneliti melakukan pengamatan mengenai semua proses
pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung untuk melakukan perbaikan pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3
Bakam. Pengamatan yang dilakukan diantaranya, sebagai berikut:
a. Mengamati semua proses pembelajaran dan mencatat semua masalah atau kekurangan
pada pembelajaran menelaah kaidah kebahasaan teks eksposisi
b. Melakukan pengamatan siswa dalam kegiatan belajar melalui zoom meeting dan
diskusi kelompok melalui whasapp grup.
4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil observasi pada siklus 2. Peneliti melakukan
evaluasi untuk mengetahui kekurangan dalam siklus 2. Analisis dilakukan untuk
mengukur kekurangan dan kelebihan yang terdapat saat proses pembelajaran. Apabila
hasil penelitian belum sesuai harapan maka akan dilaksanakan siklus selanjutnya.
Kelebihan yang ada pada siklus pertama dipertahankan dan memperbaiki kekurangan-
kekurangan yang ada, sehingga hasil analisis refleksi ini sebagai penentu keberhasilan dari
proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw SMP
Negeri 3 Bakam.
SIKLUS III

1. Perencanaan Tindakan

Dari permasalahan yang dihadapai peserta didik dalam pembelajaran menelaah


kaidah kebahasaan teks eksposisi, maka langkah- langkah perencanaan tindakan yang
akan dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan,
b. Mempersiapkan media pembelajaran yang menitikberatkan pada pemahaman peserta
didik dalam menelaah aspek-aspek kaidah kebahasaan teks eksposisi.
c. Mempersiapkan instrumen pengumpulan dan menganalisis data mengenai proses
pembelajaran berlangsung dan hasil tindakan yaitu: Lembar kerja yang berupa
pertanyaan-pertanyaan untuk wawancara, lembar observasi guru, tes, dan intsrumen
penilaian.

2. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah disiapkan. Penelitian
tindakan kelas ini berlangsung selama pembelajaran menelaah kaidah kebahasaan teks
eksposisi dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pada pembelajaran ini
dilakukan pengambilan data tes. Tindakan ini bertujuan untuk melatih dan menambah
pemahaman siswa dalam menelaah kaidah kebahasaan teks eksposisi. Pelaksanaan tindakan
ini dilakukan secara bertahap dengan langkah kegiatan sebagai berikut:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SECARA DARING

Sekolah : SMP Negeri 3 Kelas/Semester : VIII / 1 KD : 3.6


Bakam Alokasi Waktu : 2 x 40Pertemuan ke : 1
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia menit
Materi : Teks Eksposisi

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran secara daring dengan menggunakan pendekatan
saintifik, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw peserta didik diharapkan dapat
1. menganalisis unsur kebahasaan teks eksposisi yang di baca

B. Media, Alat/Bahan dan Sumber Belajar


Media : Alat/Bahan : Software Sumber Belajar
1. LKPD 1. Laptop 1. WhatsApp 1. Buku Siswa: Kemdikbud.
2. Lembar 2. Handphon Grup 2017. Bahasa Indonesia
Penilaian e 2. Google SMP/MTs Kelas VIII,
3. Bahan Ajar Form Jakarta: Kemendikbud.
2. Internet

C. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN 1. Pendidik dan peserta didik berdoa untuk memulai
(10 Menit) pembelajaran. (Religius)
2. Peserta didik mengisi absensi kehadiran melalui tautan
WAG (Mandiri)
3. Pendidik memberikan motivasi dan mengingatkan
protokol kesehatan selama pandemi, antara lain rutin
cuci tangan, tidak menyentuh mata, mulut dan hidung
jika tangan belum bersih, memakai masker jika keluar
rumah, dan jaga jarak minimal 1 meter dengan orang
lain.
4. Peserta didik diberi motivasi oleh pendidik agar
semangat dan fokus dalam melaksanakan pembelajaran.
5. Peserta didik menyimak apersepsi dari pendidik tentang
pelajaran sebelumnya dan mengaitkan dengan
pengalamannya sebagai bekal pelajaran berikutnya.
(Apersepsi)
6. Peserta didik menyimak apersepsi dengan mengingat
kembali tentang teks eksposisi.
7. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar, tujuan dan
garis besar kegiatan pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Kegiatan 1. Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk
Literasi mengamati, dan membaca materi kaidah kebahasaan teks
eksposisi, berupa media pembelajaran yang diinstruksi
melalui WA grup untuk membuka tautan
https://docs.google.com/presentation/d/1ApMzYQ0I7m8W--
h5BMG86CCQN1d8wNb6r9B58O-YHMM/edit?usp=sharing
(Literasi)
KEGIATAN INTI 60 menit

Thinking
1. Peserta didik mengajukan pertanyaan ataupun tanggapan
tentang aspek kaidah kebahasaan teks eksposisi yang belum
dipahami dari materi sebelumnya.
2. peserta didik yang lain merespon dengan pemahaman
masing-masing.
Pairing
Critical 1. Peserta didik berkelompok beranggota 4 orang sama
thingking seperti kelompok pembelajaran sebelumnya.
2. Peserta didik menerima LKPD dan teks eksposisi yang
berjudul “Lingkungan Hidup” dengan tautan
https://docs.google.com/document/d/15i17QfwJ2EHvbLLApbSyJZ
WyjaRJmMmqmZs7USPW1eE/edit?usp=sharing yang sudah
Colaboration diintruksikan lewat WAG
3. Pendidik membagi pelajaran menjadi 4 bagian
mengenai kaidah kebahasaan teks eksposisi
Creativity 4. Setiap anggota kelompok diberi tugas untuk
menganalisis satu materi yang berbeda-beda setiap
siswa. Anggota satu menganalisis tentang aspek kaidah
kebahasaan dari kata istilah, anggota dua kata
konjungsi kausalitas, anggota tiga menjelaskan kaidah
kebahasaan dari kata hubungan perbandingan, anggota
empat menjelaskan kaidah kebahasaan dari kata
persuasif.
5. Pendidik membentuk kelompok baru yang disebut
kelompok ahli, masing-masing anggota kelompok ahli
yang mempunyai materi sama berdiskusi menganalisis
materi dan memecahkan masalah yang dihadapi.
6. Pendidik memotivasi peserta didik untuk selalu aktif
dalam berdiskusi.

Share
1. Setelah anggota kelompok ahli selesai berdiskusi
menganalisis aspek kebahasaan, ditugaskan oleh
pendidik untuk kembali ke kelompok asal.
2. Setelah bergabung kembali dengan kelompok asal,
masing-masing anggota kelompok ahli melaporkan hasil
diskusi analisis aspek kebahasaan kepada anggota
kelompok asal.
3. Setelah diskusi selesai, masing-masing ketua kelompok
ditugaskan oleh pendidik untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas.
4. Kelompok lain menanggapi dan memberi sanggahan
kepada kelompok yang presentasi.
Dengan
5. Di bawah bimbingan guru, peserta didik
menyimpulkan kaidah kebahasaan teks eksposisi dan
merefleksi hasil pembelajaran.
6. Setelah melakukan refleksi dan kesimpulan guru memberi link
tes evaluasi akhir
https://docs.google.com/document/d/1VHmtwXIOypBDmpnyxJZ1wM5s-
uJXXDbz_eAMWTpDL6Q/edit?usp=sharing melalui google form
untuk mengukur pemahaman siswa setelah melakukan
pembelajaran.
Penutup
Melalui zoom/WAG:
PENUTUP 1. Pendidik memberi apresiasi dan tepuk tangan kepada peserra
10 menit didik.
2. Peserta didik mencermati penjelasan guru terkait rencana tindak
lanjut pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
3. Peserta didik dan guru berdoa mengakhiri kegiatan belajar-
mengajar

D. PENILAIAN
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Bentuk Instrumen:
Lembar Pengamatan Perkembangan Sikap Unjuk kerja
Tes tertulis : Tes
(disiplin waktu dalam Mengukur keterampilan
proses (LKPD), tes
melakukan kegiatan, bertanggung jawab peserta didik dalam
evaluasi akhir yang
dalam menyampaikan berdiskusi menelaah atau
dikirim lewat WAG
hasil pekerjaan, dan santun dalam menganalisis kaidah
menyampaikan hasil kebahasaan teks eksposisi
pekerjaaan

Mengetahui, Bakam, 9 November 2020


Kepala SMP Negeri 3 Bakam Guru Mata Pelajaran

MARZANI, M.Pd NURFATIAH AZIZAH, S.Pd


NIP 19730828 199903 1 005

3. Observasi atau pengamatan

Pada tahap pengamatan ini, peneliti melakukan pengamatan mengenai semua proses
pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung untuk melakukan perbaikan dengan
menuntaskan KKM hasil evaluasi siswa, menaikkan rata-rata nilai kelas, dan meningkatkan
diproses pembelajaran masih ada beberapa siswa yang belum begitu aktif dalam diskusi
dan belum disiplin dalam pengumpulan tugas dalam pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bakam.
Pengamatan yang dilakukan diantaranya, sebagai berikut:
a. Mengamati semua proses pembelajaran dan mencatat semua masalah atau kekurangan
pada pembelajaran menelaah kaidah kebahasaan teks eksposisi
b. Melakukan pengamatan siswa dalam kegiatan belajar melalui zoom meeting dan
diskusi kelompok melalui whasapp grup.
4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil observasi pada siklus 3. Peneliti melakukan
evaluasi untuk mengetahui kekurangan dalam siklus 3. Analisis dilakukan untuk
mengukur kekurangan dan kelebihan yang terdapat saat proses pembelajaran. Penelitian
dalam siklus 3 ini merupakan penyempurnaan dari semua masalah yang terdapat dalam
siklus-siklus sebelumnya. Kelebihan yang ada pada siklus pertama dan kedua
dipertahankan dan memperbaiki kekurangan- kekurangan yang ada, sehingga hasil analisis
refleksi ini sebagai penentu keberhasilan dari proses pembelajaran yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif jigsaw SMP Negeri 3 Bakam.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Kondisi Awal Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP Negeri 3 Bakam untuk mata
pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII B dengan jumlah siswa yang mengikuti
pembelajaran daring PPL adalah 14 orang yaitu 2 orang siswa laki-laki dan 12 orang
siswa perempuan dengan kompetensi dasar menelaah kaidah kebahasaan teks
eksposisi.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari tahap
perencanaan, pelaksanaaan tindakan, observasi dan refleksi. Sehingga peneliti dapat
melaksanakan penelitian sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
2. Deskripsi Hasil Tes Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah tersusunnya perangkat
pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang menelaah
kaidah kebahasaan teks eksposisi. Perangkat evaluasi yang meliputi rubrik penilaian
dan butir-butir soal. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat
untuk satu kali pertemuan
b. Pelaksanaan Tinadakan
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe jigsaw. Siklus I
dilaksanakan satu kali pertemuan, 2 jam pelajaran yaitu pada hari Sabtu tanggal 17
Oktober 2020.
Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan
salam, mengkondisikan siswa, mengabsen kelas dan melakukan apersepsi dengan
bertanya jawab tentang teks eksposisi. Berdasarkan jawaban dari siswa guru menegaskan
tujuan pembelajaran yang akan diajarkan.
Memasuki kegiatan inti, siswa diberi rangsangan dengan melihat link
media(materi) tentang struktur dan kebahasaan teks eksposisi menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Peserta didik mengajukan pertanyaan dan peserta
didik yang lain merespon dengan jawaban sendiri. Kemudian guru membagikan LKPD
kepada peserta didik. Peserta didik dibagi 5 orang tiap kelompok, yang disebut dengan
kelompok asal, dan setiap anggota mendapatkan materi yang berbeda-beda . setiap
anggota yang mendapat materi yang sama langsung bersatu untuk berkolaborasi dan
mendiskusikan permasalahan yang mereka miliki, yang disebut kelompok ahli. Setelah
selesai berdiskusi kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk mengumpulkan
informasi yang didapat. Perwakilan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
diskusi ke depan. Kelompok yang lain menanggapi.
Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari, kemudian
siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
Selanjutnya siswa mengerjakan tes evaluasi akhir untuk mengukur pemahaman siswa
terhadap materi yang telah dipelajari.

c. Hasil Pengamatan/ Observasi


1. Aktivitas siswa
Berdasarkan pengamatan selama pembelajaran dapat dilihat bahwa siswa sudah
memperhatikan saat guru menjelaskan materi, namun siswa belum maksimal
dalam mendiskusikan materi tugas bersama kelompoknya. Masih ada siswa yang
kurang aktif bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan. Hal ini terjadi karena
siswa masih malu-malu dalam bertanya dan takut jika salah akan di tertawakan
teman-temannya. Selain itu baru sebagian siswa yang terlihat aktif bekerjasama
dalam menyelesaikan tugas kelompok.
2. Hasil belajar
Pada akhir siklus 1 dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui batas
ketuntasan yang dicapai oleh siswa, dan sejauh mana keberhasilan dari model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hasil evaluasi pada siklus 1 dapat dilihat dari
tabel berikut.
Tabel 4.1
Hasil Tes Akhir Penilaian Menelaah Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks
Ekspsosisi Siklus 1
No Nama Aspek yang di Nilai Skor
Menemukan Menganalisi unsur
struktur teks kebahasaan
eksposisi
1. Aisyah Pitri 50 18 68
2. Aulia 50 25 75
3. Ayu Utari 50 15 65
4. Bahari 40 5 45
5. Citra Bilqisti 50 30 80
6. Gea Dwi Putri 50 25 75
7. Jumilah 50 18 68
8. Lilis Triwinda 50 15 65
9. Maya Agereliyani 50 30 80
10. Mosza Amelia 50 25 75
11. Mupida 50 25 75
12. Nilam Cahyu 50 25 75
13. Nur Padiah 50 18 68
14. Riko 50 15 65

Tabel 4.2
No Pelaksanaan Jmlh Tuntas Belum Tuntas Nilai
Tindakan Siswa Perse Jmlh Perse Jmlh rata-
Tes ntase Siswa Ntase siswa rata
1. Tes Siklus I 14 50 % 7 50% 7 62
Siswa

Pada tabel 1 dan table 2 dapat dilihat, bahwa siswa kelas VIIIB di SMPN 3
Bakam masih banyak yang tidak tuntas dalam pembelajaran. Siswa yang tuntas 7 orang
dari 14 orang siswa. Jumlah tersebut, menunjukkan baru 50% siswa yang tuntas dalam
pembelajaran. Di sisi lain, standar ketuntasan kelas adalah 75%. Oleh karena itu, perlu
dilakukan usaha meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis kaidah kebahasaan
teks eksposisi. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 80 dan nilai terendah adalah 45
dan nilai rata-rata kelas sebesar 65.

3. Deskripsi Hasil Non Tes Observasi Siklus I


Kegiatan observasi dalam penelitian ini dilakukan selama proses
pembelajaran menemukan struktur dan menganalisis kaidah kebahasaan teks
eksposisi menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa
kelas VIIIB SMP Negeri 3 Bakam. Pengambilan data observasi bertujuan untuk
mengetahui respon tingkah laku siswa selama mengikuti proses pembelajaran
menemukan struktur dan menganalisis kaidah kebahasaan teks eksposisi.
Aspek yang dinilai adalah (1) siswa dapat bekerja sama dalam menyelesaikan
masalah, (2) siswa disiplin dalam pembelajaran dan pengumpulan tugas, (3) siswa
ikut serta aktif dalam pembelajaran dan diskusi, (4) siswa bersikap santun dalam
berkomunikasi terhadap teman dan guru.
Pada siklus I ini, terdapat beberapa perilaku siswa yang terdeskripsi
melalui kegiatan observasi. Selama proses kegiatan pembelajaran menelaah
struktur dan kaidah kebahasaan teks eksposisi dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tidak semua siswa mengikuti proses
pembelajaran dengan baik. Siswa belum maksimal dalam berdiskusi, kurang aktif
bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan, baru sebagian siswa yang bekerja
sama menyelesaikan tugas kelopok. Sebenarnya peneliti dapat memaklumi
keadaan tersebut karena proses pembelajaran yang dilakukan peneliti juga
menggunakan sistem daring yang mana tidak semaksimal ketika pembelajaran
tatap muka sebelum-sebelumnya, sehingga dibutuhkan proses untuk
menyesuaikannya. Berikut adalah tabel data hasil observasi yang diperoleh
peneliti.
Tabel 4.3
Hasil Obsevasi Siklus I
Aspek Perilaku yang Dinilai Tuntas
Jumlah Skor
No Nama Siswa /Tidak
BS Ds Ak Sn Skor Sikap
Tuntas

1. Aisyah Pitri 75 70 70 75 290 72,5 Tuntas

2. Aulia 75 70 70 75 290 72,5 Tuntas

3. Ayu Utari 68 65 65 68 266 66,5 Tidak

4. Bahari 60 60 60 68 248 62 Tidak

5. Citra Bilqisti 75 70 70 75 290 72,5 Tuntas

6. Gea Dwi Putri 75 75 75 75 300 75 Tuntas


7. Jumilah 65 70 70 70 275 69 Tidak

8. Lilis Triwinda 65 70 70 70 275 69 Tidak

9. Maya Agereliyani 75 75 75 75 300 75 Tuntas

10. Mosza Amelia 75 70 70 75 290 72,5 Tuntas

11. Mupida 75 70 70 75 290 72,5 Tuntas

12. Nilam Cahyu 75 70 70 75 290 72,5 Tuntas

13. Nur Padiah 65 70 70 70 275 69 Tidak

14. Riko 60 60 60 60 240 60 Tidak

Tabel 4.4
No Pelaksanaan Jmlh Tuntas Belum Tuntas Nilai
Tindakan Siswa Perse Jmlh Perse Jmlh rata-
Tes Ntase Siswa ntase siswa Rata
1. Non Tes Siklus I 14 57 % 8 43 % 6 70
siswa

Berdasarkan tabel 4.3 dan 4.4 tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang
semangat dan antusias saat mengikuti pembelajaran kemampuan menelaah kaidah
kebahasaan teks eksposisi sebanyak 8 siswa atau 57% , sedangkan sisanya sebanyak 6
siswa atau 43% dari jumlah seluruh siswa kurang merespon pembelajaran yang
berlangsung.
Berdasarkan hasil dari observasi siklus I tersebut, dapat disimpulkan bahwa
masih ada siswa kurang antusias dan kurang merespon pada saat pembelajaran
berlangsung. Untuk itu, dibutuhkan solusi pemecahan masalah pada pertemuan atau
siklus selanjutnya dalam mengatasi dan memperbaiki tingkah laku siswa yang
cenderung kurang aktif dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan pada siklus II
akan lebih baik daripada siklus I.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan pada proses pembelajaran ternyata penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw belum maksimal dalam pelaksanaannya. Ini terlihat
masih ada siswa yang belum terlihat aktif dalam diskusi baik saat diskusi kelompok dalam
grup wa maupun saat presentasi. Kemudian baru 57% siswa yang terlihat bekerjasama dalam
menyelesaikan tugas kelompok. Berdasarkan kelemahan tersebut maka tindak lanjutnya
akan diterapkan pada pelaksanaan siklus 2.

4. Deskripsi Hasil Tes Siklus II


a. Perencanaan Tindakan
Persiapan-persiapan yang dilakukan dalam pelaksanaan siklus II pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Menganalisis materi pembelajaran.
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
3) Menyiapkan LKPD, media pembelajaran, bahan ajar dan instrument penilaian.
4) Mengatur pembentukan kelompok diskusi
5) Memberikan reward/pujian pada siswa yang aktif.

b. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siklus II dilaksanakan 24 Oktober 2020 di kelas VIIIB
SMP Negeri 3 Bakam. Dalam melaksanakan tindakan peneliti menempuh langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Mengatur pembentukan kelompok sesuai model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
2) Membimbing siswa mengamati contoh kaidah kebahasaan teks eksposisi yang telah
diidentifikasi aspek-aspek kebahasaannya yang disajikan melalui powerpoint
3) Pembagian LKPD pada masing-masing kelompok.
4) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan cara belajar menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw yang tepat.
5) Membimbing siswa mengamati contoh kaidah kebahasaan teks eksposisi yang telah
diidentifikasi aspek-aspek kebahasaannya yang disajikan melalui powerpoint
6) Membimbing diskusi dan tanya jawab antar siswa, dan memberikan balikan.
7) Membimbing kelompok siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi
8) Membimbing kelompok siswa mendata dan menyimpulkan hasil presentasi
9) Memberikan reward atau pujian kepada siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan
dengan baik.
Pada pelaksanaan tindakan siklus II proses belajar mengajar sudah mengarah pada
model pembelajaran yang telah direncanakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw. Siswa telah menunjukkan adanya peningkatan dalam memahami materi menelaah
kaidah kebahasaan teks eksposisi.

c.Hasil Pengamatan/Observasi
1. Aktifitas belajar siswa
Hasil pengamatan aktifitas belajar siswa dalam proses pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw pada siklus II, 90% siswa sudah memperhatikan saat guru menjelaskan materi dan
uraian kegiatan, melaksanakan diskusi dengan sungguh-sungguh sesuai dengan LKPD ,
aktif dalam berdiskusi, terlibat aktif dalam menyampaikan pendapat dalam kelompok ahli
maupun kelompok asal dan mampu bekerja sama dengan anggota kelompok.

2. Hasil Belajar siswa


Pada akhir siklus II peneliti memberikan tes akhir berbentuk soal uraian melalui google
formulir. Pada siklus II kemampuan siswa dalam menjawab soal-soal mengalami
peningkatan dapat dilihat tabel berikut:
Tabel. 4.5
Hasil Tes Akhir Penilaian Kaidah Kebahasaan Teks Ekspsosisi siklus 2
No Nama
Menganalisi unsur Tuntas/ Tidak
kebahasaan Tuntas
1. Aisyah Pitri 78 Tuntas
2. Aulia 82 Tuntas
3. Ayu Utari 75 Tuntas
4. Bahari 65 Tidak Tuntas
5. Citra Bilqisti 90 Tuntas
6. Gea Dwi Putri 75 Tuntas
7. Jumilah 75 Tuntas
8. Lilis Triwinda 75 Tuntas
9. Maya Agereliyani 79 Tuntas
10. Mosza Amelia 76 Tuntas
11. Mupida 75 Tuntas
12. Nilam Cahyu 85 Tuntas
13. Nur Padiah 75 Tuntas
14. Riko 60 Tidak Tuntas

Tabel 4.6
No Pelaksanaan Jmlh Tuntas Belum Tuntas Nilai
Tindakan Siswa Perse Jmlh Perse Jmlh rata-
Tes Ntase Siswa ntase siswa Rata
1. Tes Siklus II 14 85,72 % 12 14,28% 2 76
Siswa

Dari tabel tersebut diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas atau tuntas
secara individu berjumlah 12 orang atau 85,72% dan siswa yang memperoleh nilai kurang
dari 70 berjumlah 2 orang atau 14,28%. Dengan demikian, hasil belajar yang diperoleh
siswa telah memenuhi kriteria belajar tuntas klasikal karena telah mencapai nilai di atas
70%, dengan nilai rata-rata kelas 76 dengan kriteria baik.

5. Deskripsi Hasil Non Tes Observasi Siklus II


Kegiatan observasi dalam penelitian ini dilakukan selama proses
pembelajaran menganalisis kaidah kebahasaan teks eksposisi menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 3
Bakam. Pengambilan data observasi bertujuan untuk mengetahui respon tingkah
laku siswa selama mengikuti proses pembelajaran menganalisis kaidah
kebahasaan teks eksposisi.
Aspek yang dinilai adalah (1) siswa dapat bekerja sama dalam menyelesaikan
masalah, (2) siswa disiplin dalam pembelajaran dan pengumpulan tugas, (3) siswa
ikut serta aktif dalam pembelajaran dan diskusi, (4) siswa bersikap santun dalam
berkomunikasi terhadap teman dan guru.
Pada siklus II ini, terdapat peningkatan sikap dan perilaku siswa yang
terdeskripsi melalui kegiatan observasi. Selama proses kegiatan pembelajaran
menelaah kaidah kebahasaan teks eksposisi dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw hampir semua siswa mengikuti proses
pembelajaran dengan baik. Siswa sudah maksimal dalam berdiskusi, aktif
bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan, mereka sudah bekerja sama dan
berkolaborasi dengan baik dalam menyelesaikan tugas kelompok. Jadi dapat
dipastikan bahwa hasil observasi siswa dalam proses belajar telah memenuhi
kriteria ketuntasan secara klasikal dapat dilihat table berikut.
Tabel 4.7
Hasil Obsevasi Siklus II
Aspek Perilaku yang Dinilai Tuntas
Jumlah Skor
No Nama Siswa /Tidak
BS Ds Ak Sn Skor Sikap
Tuntas

1. Aisyah Pitri 90 85 88 90 353 88 Tuntas

2. Aulia 95 95 95 90 375 94 Tuntas

3. Ayu Utari 90 85 85 90 350 87 Tuntas

4. Bahari 85 78 78 78 319 79 Tuntas

5. Citra Bilqisti 90 85 85 85 345 86 Tuntas

6. Gea Dwi Putri 90 85 88 88 351 87 Tuntas

7. Jumilah 88 85 85 85 343 85 Tuntas

8. Lilis Triwinda 85 85 85 85 340 85 Tuntas

9. Maya Agereliyani 88 88 85 85 346 86 Tuntas

10. Mosza Amelia 85 85 85 85 340 85 Tuntas

11. Mupida 90 88 88 88 354 88 Tuntas

12. Nilam Cahyu 90 90 88 88 356 89 Tuntas

13. Nur Padiah 88 85 85 85 343 85 Tuntas

14. Riko 85 78 78 78 319 79 Tuntas


Tabel 4.8
No Pelaksanaan Jmlh Tuntas Belum Tuntas Nilai
Tindakan Siswa Perse Jmlh Perse Jmlh rata-
Tes Ntase Siswa ntase siswa Rata
1. Non Tes Siklus II 14 100 % 14 0% 0 85
Siswa

Berdasarkan tabel 4.7 dan 4.8 tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang
semangat dan antusias saat mengikuti pembelajaran kemampuan menelaah kaidah
kebahasaan teks eksposisi meningkat, dari jumlah keseluruhan 14 siswa sudah merespon
dengan baik saat proses pembelajaran berlangsung, baik dari segi bekerja sama dalam
menyelesaikan masalah, disiplin dalam pembelajaran dan pengumpulan tugas, ikut serta
aktif dalam pembelajaran dan diskusi, dan bersikap santun dalam berkomunikasi terhadap
teman dan guru.
Berdasarkan hasil dari observasi siklus II tersebut, dapat disimpulkan bahwa
semua siswa sangat antusias dan merespon baik pada saat pembelajaran berlangsung.
Untuk itu, hasil observasi yang diperoleh siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan nilai
sikap secara klasikal karena telah mencapai nilai di atas 70%, yaitu sebanyak 14 siswa dari
jumlah keseluruhan 14 siswa sudah merespon dengan baik saat pembelajaran berlangsung
dengan nilai rata-rata kelas 86 dengan kriteria sangat baik.
d. Refleksi
1) Hasil Tes
Pelaksanaan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan, antara lain
tercapainya tujuan pembelajaran menelaah kaidah kebahasaan teks eksposisi melalui
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dibandingkan dengan siklus I. Ini terlihat
dari jumlah siswa yang mampu memahami materi kaidah kebahasaan meliputi aspek
kata istilah, aspek konjungsi kausalitas (sebab-akibat), aspek hubungan perbandingan,
dan aspek kata persusif melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Pada akhir siklus II peneliti memberikan tes tertulis soal dengan media google
formulir kepada siswa sebanyak 1 soal dalam uraian menganalisis kaidah kebahasaan
dari aspek kata istilah, aspek konjungsi kausalitas (sebab-akibat), aspek hubungan
perbandingan, dan aspek kata persusif dalam setiap paragraf yang ada dalam teks
eksposisi. Adapun hasil analisis peningkatan persentase siswa yang tuntas pada akhir
siklus II terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9
Perbandingan ketuntasan belajar siswa pada siklus II
No Siklus I Siklus II

1. 50% 85,72%

Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa hasil analisis tes tertulis Siklus I dalam
materi menelaah kaidah kebahasaan teks eksposisi, siswa yang mampu atau tuntas
sebesar 50% dan siswa yang belum mampu atau belum tuntas 50 % dari 14 siswa.
Selanjutnya pada siklus II berdasar table 4.5 siswa yang mampu menelaah kaidah
kebahasaan teks eksposisi melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebesar
85,72 %, berarti siswa yang belum tuntas pada materi menelaah kaidah kebahasaan
teks eksposisi di siklus II ini hanya 14,28%. Ini berarti terjadi peningkatan hasil
belajar siswa pada materi menelaah kaidah kebahasaan teks eksposisi melalui model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus II. Secara kuantitatif hasil rata-rata
akhir siklus II meningkat dari 50% ke 85,72% yaitu 35,72%.

2) Non Tes
Kegiatan observasi selama proses pembelajaran menganalisis kaidah
kebahasaan teks eksposisi menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 3 Bakam menunjukkan peningkatan antara lain
tercapainya tujuan pembelajaran menelaah kaidah kebahasaan teks eksposisi melalui
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dibandingkan dengan siklus I. Ini terlihat
dari jumlah siswa yang antusias dan merespon dengan baik pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
Pada siklus II ini, terdapat peningkatan sikap dan perilaku siswa yang terdeskripsi
melalui kegiatan observasi. Selama proses kegiatan pembelajaran menelaah kaidah
kebahasaan teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw hampir semua siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Siswa sudah
maksimal dalam berdiskusi, aktif bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan,
mereka sudah bekerja sama dan berkolaborasi dengan baik dalam menyelesaikan
tugas kelompok. Jadi dapat dipastikan bahwa hasil observasi siswa dalam proses
belajar telah memenuhi kriteria ketuntasan penilain sikap secara klasikal. Adapun
hasil analisis peningkatan persentase non tes siswa yang tuntas pada akhir siklus II
terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10
Perbandingan ketuntasan non tes siswa pada siklus II
No Siklus I Siklus II

1. 57% 100 %

Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa hasil analisis non tes siklus I dalam
materi menelaah kaidah kebahasaan teks eksposisi, siswa yang mampu atau tuntas
sebesar 57% dan siswa yang belum mampu atau belum tuntas 43 % dari 14 siswa.
Selanjutnya pada siklus II berdasar table 4.8 hasil analisis non tes, siswa yang mampu
sebesar 100%, berarti siswa yang belum tuntas di siklus II ini 0 %. Ini berarti terjadi
peningkatan hasil non tes siswa pada materi menelaah kaidah kebahasaan teks
eksposisi melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus II. Secara
kuantitatif hasil rata-rata akhir siklus II meningkat dari 57% ke 100% yaitu 43%.

6. Deskripsi Hasil Tes Siklus III


a. Perencanaan Tindakan
Persiapan-persiapan yang dilakukan dalam pelaksanaan siklus III pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Menganalisis materi pembelajaran.
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
3) Menyiapkan LKPD, media pembelajaran, bahan ajar dan instrument penilaian.
4) Mengatur pembentukan kelompok diskusi
5) Memberikan reward/pujian pada siswa yang aktif.
b. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siklus III dilaksanakan 9 November 2020 di kelas
VIIIB SMP Negeri 3 Bakam. Dalam melaksanakan tindakan peneliti menempuh langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Mengatur pembentukan kelompok sesuai model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
2) Pembagian LKPD pada masing-masing kelompok.
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan cara belajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang tepat.
4) Membimbing siswa mengamati contoh kaidah kebahasaan teks eksposisi yang telah
diidentifikasi aspek-aspek kebahasaannya yang disajikan melalui powerpoint
5) Membimbing diskusi dan tanya jawab antar siswa, dan memberikan balikan.
6) Membimbing kelompok siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi
7) Membimbing kelompok siswa mendata dan menyimpulkan hasil presentasi
8) Memberikan reward atau pujian kepada siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan
dengan baik.
Pada pelaksanaan tindakan siklus III proses belajar mengajar sudah mengarah
pada model pembelajaran yang telah direncanakan yaitu model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw. Siswa telah menunjukkan adanya peningkatan dalam memahami materi
menelaah kaidah kebahasaan teks eksposisi dan turut aktif dalam diskusi kelompok

c.Hasil Pengamatan/Observasi
1. Aktifitas belajar siswa
Hasil pengamatan aktifitas belajar siswa dalam proses pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw pada siklus III, 98% siswa sudah memperhatikan saat guru menjelaskan materi dan
uraian kegiatan, melaksanakan diskusi dengan sungguh-sungguh sesuai dengan LKPD ,
aktif dalam berdiskusi, terlibat aktif dalam menyampaikan pendapat dalam kelompok ahli
maupun kelompok asal dan mampu bekerja sama dengan anggota kelompok.
2. Hasil Belajar siswa
Pada akhir siklus III peneliti memberikan tes akhir berbentuk soal uraian melalui google
formulir. Pada siklus III kemampuan siswa dalam menjawab soal-soal mengalami
peningkatan dapat dilihat tabel berikut:
Tabel. 4.11
Hasil Tes Akhir Penilaian Kaidah Kebahasaan Teks Ekspsosisi siklus III
No Nama
Menganalisi unsur Tuntas/ Tidak Tuntas
kebahasaan
1. Aisyah Pitri 100 Tuntas
2. Aulia 100 Tuntas
3. Ayu Utari 100 Tuntas
4. Bahari 100 Tuntas
5. Citra Bilqisti 100 Tuntas
6. Gea Dwi Putri 100 Tuntas
7. Jumilah 100 Tuntas
8. Lilis Triwinda 100 Tuntas
9. Maya Agereliyani 100 Tuntas
10. Mosza Amelia 100 Tuntas
11. Mupida 100 Tuntas
12. Nilam Cahyu 100 Tuntas
13. Nur Padiah 100 Tuntas
14. Riko 100 Tuntas

Tabel 4.12
No Pelaksanaan Jmlh Tuntas Belum Tuntas Nilai
Tindakan Siswa Perse Jmlh Perse Jmlh rata-
Tes Ntase Siswa ntase siswa Rata
1. Tes Siklus III 14 100 % 14 0% 0 100
Siswa

Dari tabel tersebut diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas atau tuntas
secara individu berjumlah 14 orang atau 100%. Dengan demikian, hasil belajar yang
diperoleh siswa telah memenuhi kriteria belajar tuntas klasikal karena telah mencapai
nilai di atas 70%, dengan nilai rata-rata kelas 100 dengan kriteria sangat baik.
7. Deskripsi Hasil Non Tes Observasi Siklus III
Kegiatan observasi dalam penelitian ini dilakukan selama proses pembelajaran
menganalisis kaidah kebahasaan teks eksposisi menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 3 Bakam. Pengambilan data
observasi bertujuan untuk mengetahui respon tingkah laku siswa selama mengikuti
proses pembelajaran menganalisis kaidah kebahasaan teks eksposisi.
Aspek yang dinilai adalah (1) semua siswa dapat bekerja sama dalam
menyelesaikan masalah, (2) siswa disiplin dalam pembelajaran dan pengumpulan tugas,
(3) semua siswa ikut serta aktif dalam pembelajaran dan diskusi, (4) siswa bersikap
santun dalam berkomunikasi terhadap teman dan guru.
Pada siklus III ini, terdapat peningkatan sikap dan perilaku siswa yang
terdeskripsi melalui kegiatan observasi. Selama proses kegiatan pembelajaran
menelaah kaidah kebahasaan teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw semua siswa telah mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Siswa sudah maksimal dalam berdiskusi, aktif bertanya kepada guru jika mengalami
kesulitan, mereka sudah bekerja sama dan berkolaborasi dengan baik dalam
menyelesaikan tugas kelompok. Jadi dapat dipastikan bahwa hasil observasi siswa
dalam proses belajar telah memenuhi kriteria ketuntasan secara klasikal dapat dilihat
tabel berikut.
Tabel 4.13
Hasil Obsevasi Siklus III
Aspek Perilaku yang Dinilai Tuntas
Jumlah Skor
No Nama Siswa /Tidak
BS Ds Ak Sn Skor Sikap
Tuntas

1. Aisyah Pitri 100 100 100 100 400 100 Tuntas

2. Aulia 100 100 100 100 400 100 Tuntas

3. Ayu Utari 100 100 100 100 400 100 Tuntas

4. Bahari 100 100 100 100 400 100 Tuntas

5. Citra Bilqisti 100 100 100 100 400 100 Tuntas

6. Gea Dwi Putri 100 100 100 100 400 100 Tuntas
7. Jumilah 100 100 100 100 400 100 Tuntas

8. Lilis Triwinda 100 100 100 100 400 100 Tuntas

9. Maya Agereliyani 100 100 100 100 400 100 Tuntas

10. Mosza Amelia 100 100 100 100 400 100 Tuntas

11. Mupida 100 100 100 100 400 100 Tuntas

12. Nilam Cahyu 100 100 100 100 400 100 Tuntas

13. Nur Padiah 100 100 100 100 400 100 Tuntas

14. Riko 100 100 100 100 400 100 Tuntas

Tabel 4.14
No Pelaksanaan Jmlh Tuntas Belum Tuntas Nilai
Tindakan Siswa Perse Jmlh Perse Jmlh rata-
Tes Ntase Siswa ntase Siswa Rata
1. Non Tes Siklus III 14 100 % 14 0% 0 100
Siswa

Berdasarkan tabel 4.13 dan 4.14 tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang
semangat dan antusias saat mengikuti pembelajaran kemampuan menelaah kaidah
kebahasaan teks eksposisi meningkat, dari jumlah keseluruhan 14 siswa sudah merespon
dengan baik saat proses pembelajaran berlangsung, baik dari segi bekerja sama dalam
menyelesaikan masalah, disiplin dalam pembelajaran dan pengumpulan tugas, ikut serta
aktif dalam pembelajaran dan diskusi, dan bersikap santun dalam berkomunikasi terhadap
teman dan guru.
Berdasarkan hasil dari observasi siklus III tersebut, dapat disimpulkan bahwa
semua siswa sangat antusias dan merespon baik pada saat pembelajaran berlangsung.
Untuk itu, hasil observasi yang diperoleh siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan nilai
sikap secara klasikal karena telah mencapai nilai 100%, yaitu sebanyak 14 siswa dari
jumlah keseluruhan 14 siswa sudah merespon dengan sangat baik saat pembelajaran
berlangsung dengan nilai rata-rata kelas 100 dengan kriteria sangat baik.
d. Refleksi
1) Hasil Tes
Pelaksanaan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw pada siklus III menunjukkan adanya peningkatan, antara lain
tercapainya tujuan pembelajaran menelaah kaidah kebahasaan teks eksposisi melalui
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dibandingkan dengan siklus I dan II. Ini
terlihat dari jumlah siswa yang mampu memahami materi kaidah kebahasaan meliputi
aspek kata istilah, aspek konjungsi kausalitas (sebab-akibat), aspek hubungan
perbandingan, dan aspek kata persusif melalui model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw.
Pada akhir siklus III peneliti memberikan tes tertulis soal dengan media
google formulir kepada siswa sebanyak 1 soal dalam uraian menganalisis kaidah
kebahasaan dari aspek kata istilah, aspek konjungsi kausalitas (sebab-akibat), aspek
hubungan perbandingan, dan aspek kata persuasif dalam setiap paragraf yang ada
dalam teks eksposisi. Adapun hasil analisis peningkatan persentase siswa yang tuntas
pada akhir siklus III terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.15
Perbandingan ketuntasan belajar siswa pada siklus III
No Siklus I Siklus II Siklus III

1. 50% 85,72% 100%

100

80

60

40

20

0
SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III GRAFIK 1

Berdasarkan tabel 4.15 terlihat bahwa hasil analisis tes tertulis Siklus I dalam
materi menelaah kaidah kebahasaan teks eksposisi, siswa yang mampu atau tuntas
sebesar 50% dan siswa yang belum mampu atau belum tuntas 50 % dari 14 siswa.
Selanjutnya pada siklus II berdasar tabel 4.5 siswa yang mampu menelaah kaidah
kebahasaan teks eksposisi melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebesar
85,72 %, berarti siswa yang belum tuntas pada materi menelaah kaidah kebahasaan
teks eksposisi di siklus II ini hanya 14,28%. Hasil analisis tes tertulis pada siklus III
berdasarkan tabel 4.15 siswa yang tuntas dalam pembelajaran menelaah kaidah
kebahasaan teks eksposisi melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebesar
100 %. Ini berarti terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada materi menelaah kaidah
kebahasaan teks eksposisi melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada
siklus III. Secara kuantitatif hasil rata-rata akhir siklus III meningkat dari 85,72% ke
100 % yaitu 14,28%.
Pada grafik 1 terlihat jelas, bahwa hasil analisis tes tertulis Siklus I, siklus
II, dan siklus III dalam materi menelaah kaidah kebahasaan teks eksposisi
mengalami peningkatan setiap siklusnya. Itu berarti Penelitian Tindakan Kelas pada
Peserta Didik Kelas VIIIB UPTD SMP Negeri 3 Bakam Tahun Ajaran 2020/2021
dalam meningkatkan kemampuan menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks
eksposisi dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw berhasil.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka simpulan umum
penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks
eksposisi di kelas VIII SMP Negeri 3 Bakam. Sedangkan simpulan khusus dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
meningkat hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa pada siklus I nilai rata-rata
siswa 62, pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 76 dan persentase
peningkatan dari tindakan siklus 1 sampai akhir penelitian sebesar 35 %.
2. Aktifitas siswa selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw juga meningkat.

B. Saran
1. Sebaiknya guru mata pelajaran di sekolah dapat menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dalam rangka menciptakan sistem pembelajaran yang
menyenangkan dan siswa dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar serta
hasil belajar siswa dapat meningkat.
Guru hendaknya dapat membiasakan siswa untuk mengembangkan
pengetahuannya sendiri, lebih teliti dan cermat terutama dalam menyelesaikan
tugas-tugas atau latihan.
DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Depdiknas. 2005. Prinsip dan Pendekatan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta:
Depdiknas.
Adipura, Pamungkas. (2015). Contoh Teks Eksposisi. [daring].
Tersedia: https://www.google.com/amp/s/notepam.com/teks-eksposisi. [13 Januari 2019].
Arikunto, Suharsimi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Bumi Aksara.
Bahri, Aliem. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Makassar: Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat.
Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
Huda (2014). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Jhonson, (1991) Model Kooperatif Tipe Jigsaw. [daring].
Tersedia: https:// belajarpsikologi.com/model-pembelajaran-kooperatif-jigsaw [14 Januari
2019]
Kemendikbud. (2017) Buku Peserta Didik Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP/MTs.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
Keraf, Gorys. (1999). Eksposisi Komposisi Lanjutan II. Jakarta: PT Grasindo.
Kosasih, E. (2014). Jenis-jenis Teks Analisis Fungsi, Struktur, Kaidah, serta Langkah-
langkah Penulisannya. Bandung: Yrama Widya.
Kosasih, E. (2016). Jenis-jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs:
fungsi, struktur, dan kaidah kebahasaan. Bandung: Yrama Widya.
Rusman (2008). Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperaatif Jigsaw. [daring]
Tersedia: http://belajarpsikologi.com/model-pembelajaran-kooperatif-jigsaw [16
Januari 2019].
Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Stepen (1978). Langkah-langkah Model Pembelajaraan Kooperatif Tipe Jigsaw.
[daring] Tersedia: http://belajarpsikologi.com/model-pembelajaran-kooperatif-jigsaw [16
Januari 2019].
LAMPIRAN 1
RPP SIKLUS 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SECARA DARING

Sekolah : SMP Negeri 3 Bakam Kelas/Semester : VIII / 1 KD : 3.6


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Pertemuan ke : 1
Materi : Teks Eksposisi

E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran secara daring dengan menggunakan pendekatan
saintifik, model kooperatif tipe jigsaw peserta didik diharapkan dapat
2. Menemukan struktur teks eksposisi yang dibaca dengan tepat

3. menganalisis unsur kebahasaan teks eksposisi yang di baca

F. Media, Alat/Bahan dan Sumber Belajar

Media : Alat/Bahan : Software Sumber Belajar


4. LKPD 1. Laptop 1. WhatsApp (11 Buku Siswa: Kemdikbud.
Grup 2017. Bahasa Indonesia
5. Lembar 2. Handphone SMP/MTs Kelas VIII,
Penilaian 2. Google Form Jakarta: Kemendikbud.
6. Bahan Ajar (12 Internet

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

PENDAH 1. Pendidik dan peserta didik berdoa untuk memulai pembelajaran. (Religius)
ULUAN
2. Peserta didik mengisi absensi kehadiran melalui tautan WAG (Mandiri)
(10 M
eni 3. Pendidik memberikan motivasi dan mengingatkan protokol kesehatan selama
t) pandemi, antara lain rutin cuci tangan, tidak menyentuh mata, mulut dan hidung
jika tangan belum bersih, memakai masker jika keluar rumah, dan jaga jarak
minimal 1 meter dengan orang lain.
4. Peserta didik diberi motivasi oleh pendidik agar semangat dan fokus dalam
melaksanakan pembelajaran.

5. Peserta didik menyimak apersepsi dari pendidik tentang pelajaran sebelumnya dan
mengaitkan dengan pengalamannya sebagai bekal pelajaran berikutnya.
(Apersepsi)
6. Peserta didik menyimak apersepsi dengan mengingat kembali tentang teks
eksposisi.
7. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar, tujuan dan garis besar kegiatan
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Kegiatan Literasi 8. Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk mengamati, dan
membaca, materi teks eksposisi yang diinstruksi melalui WA grup
dengan tautan
https://docs.google.com/presentation/d/1ApMzYQ0I7m8W--
h5BMG86CCQN1d8wNb6r9B58O-YHMM/edit?usp=sharing
(Literasi)

Identifikasi Masalah
9. Peserta didik mengajukan pertanyaan ataupun tanggapan
informasi struktur dan kaidah kebahasaan teks eksposisi dari
materi dengan menuliskannya melalui WAG
10. peserta didik yang lain merespon dengan pemahaman masing-
masing.
KEGIATAN INTI 60 menit
(Critical thingking)

Critical 11. Peserta didik dibagi dalam 5 kelompok beranggota 5 orang


thingking
12. Peserta didik menerima LKPD dan teks eksposisi yang berjudul
“Manfaat Lidah Buaya” yang sudah diintruksikan lewat WAG
13. Pendidik membagi pelajaran menjadi 5 bagian mengenai struktur
dan kaidah kebahasaan teks eksposisi
14. Setiap anggota kelompok diberi tugas untuk mempelajari satu
bagian pelajaran, anggota satu menjelaskan bagian tesis, anggota dua
Colaboration menjelaskan rangkaian argumentasi, anggota tiga menjelaskan
penegasan ulang, anggota empat menjelaskan kata teknis dan kata
konjungsi kausalitas (sebab-akibat), anggota lima menjelaskan kata
perbandingan dan kata persuasif.
15. Pendidik membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli,
masing-masing anggota kelompok ahli mendiskusikan materi yang
Creativity sama.
16. Setelah anggota kelompok ahli selesai berdiskusi, setiap anggota
kelompok ahli ditugaskan oleh pendidik untuk kembali ke kelompok
asal.
17. Setelah bergabung kembali dengan kelompok asal, masing-masing
anggota kelompok ahli melaporkan hasil diskusi kepada anggota
kelompok asal.
18. Masing-masing kelompok asal mengerjakan tugas yang telah
diberikan oleh pendidik mengenai menelaah struktur dan kaidah
kebahasaan teks eksposisi yang dibaca.
19. Setelah diskusi selesai, masing-masing ketua kelompok ditugaskan
oleh pendidik untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok
20. Kelompok lain menanggapi dan memberi sanggahan kepada
kelompok yang presentasi.

Menarik Kesimpulan
Di bawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan isi, struktur,
dan kaidah kebahasaan teks eksposisi.
Penutup
Melalui zoom dan WAG:
PENUTUP
10 menit 1. guru memberi link tes evaluasi akhir
https://docs.google.com/document/d/14tCimAxLJGziKmn-
KSFXuWhvmhECzbv8KYAuMLVuC-4/edit?usp=sharing melalui WAG
untuk mengukur pemahaman siswa setelah melakukan
pembelajaran
2. Peserta didik dipandu oleh guru melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilakukan
(13 Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran
struktur dan kebahasaan teks eksposisi yang telah dipelajari.
(14 Peserta didik mencermati penjelasan guru terkait rencana
tindak lanjut pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
(15 Peserta didik dan guru berdoa mengakhiri kegiatan belajar-
mengajar
PENILAIAN
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Bentuk Instrumen: Unjuk kerja
Lembar Pengamatan Perkembangan Sikap Mengukur
(disiplin waktu dalam Tes tertulis : tes awal, kemampuan peserta
melakukan kegiatan, bertanggung jawab LKPD, tes akhir yang didik dalam
dalam menyampaikan dikirim lewat WAG mempresentasikan
hasil pekerjaan, dan santun dalam hasil diskusi struktur
menyampaikan hasil dan kebahasaan teks
pekerjaaan eksposisi

Mengetahui, Bakam, 17 Oktober 2020


Kepala SMP Negeri 3 Bakam Guru Mata Pelajaran

MARZANI, M.Pd NURFATIAH AZIZAH, S.Pd


NIP 19730828 199903 1 005
LAMPIRAN 2
Rubrik Penilaian dan Soal Evaluasi Akhir (Siklus 1)
A. Penilaian Sikap

Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik
terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh
guru.
Berikut instrumen penilaian sikap:

Aspek Perilaku yang Dinilai


No Nama Siswa Jumlah Skor Skor Sikap Kode Nilai
BS Ds Ak Sn

1.

2.

3.

dst

Keterangan :
• BS : Bekerja Sama

• Ds : Disiplin

• Ak: Aktif

• Sn : Santun

Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:

100 = Sangat Baik

75 = Baik

50 = Cukup

25 = Kurang

2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400

3.Skor sikap = Skor yang diperoleh X 100

Skor maksimal
4.predikat :

86 – 100 = Sangat Baik (SB)

71 – 85 = Baik (B)

51 – 70 = Cukup (C)

00,00 – <50 = Kurang (K)

Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai

B. Penilaian Pengetahun

Tes Evaluasi Akhir


a. Teknik Penilaian : Tes
b. Bentuk Instrumen : Soal Uraian
c. Instrumen

1. Bacalah dan analisislah struktur dan kaidah kebahasaan teks eksposisi berikut bersama
kelompokmu, lalu tuliskanlah jawabanmu di kolom kosong berikut!

Aspek Kebahasaan
(kata-kata
teknis/istilah,
konjungsi
Struktur Teks
No. Teks Eksposisi kausalitas,kata yang
Eksposisi
menunjukkan
hubungan
perbandingan, kata-
kata persuasif
Manfaat Lidah Buaya 1. Tesis Paragraf 1 :
(terdapat 1. kata istilah :
pada - Tanaman :
Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita telah paragraf 1) Tanaman istilah
2. Argumentasi dari tumbuhan
mengenal tanaman lidah buaya lengkap dengan
(terdapat yang biasa di
manfaatnya. Manfaat tumbuhan yang bernama latin pada tanam orang.
paragraf 2) - Lidah buaya (aloe
Aloe Vera ini tidak hanya sebagai penyubur rambut,
3. Penegasan vira) : daun
namun juga bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Lidah ulang berbentuk
(terdapat panjang, tebal,
buaya memiliki ciri-ciri yaitu daun berbentuk
pada dan berwarna
panjang, tebal, dan berwarna hijau. Daunnya paragraf 3) hijau
2. konjungsi
mengandung serat bening sebagai daging.
kausalitas : -
Walaupun sejak dahulu dikenal memiliki 3. kata menunjukkan
hubungan
banyak manfaat, namun belum banyak orang yang
perbandingan :
mengetahui bahwa tanaman ini bisa menjadi - namun
komoditas yang menguntungkan. Para peneliti 4. kata persuasif : -
mengungkapkan banyak manfaat dari tanaman
serbaguna ini. Di bawah ini akan dijelaskan Paragraf 2 :
mengenai manfaat tersebut.
1. kata istilah :
1. Bagian tertentu dari tanaman lidah buaya
- Komoditas :
dapat menjadi obat yang sangat baik untuk barang dagangan
- Obat : bahan
mempercepat proses penyembuhan. Lidah
untuk mengurangi
buaya dinilai sangat baik untuk mengobati atau
menghilangkan
bekas luka, luka bakar dan luka karena
penyakit
cedera. - Peradangan :
kerusakan
2. Lidah buaya juga dikenal karena sifat anti-
jaringan tubuh
inflamasinya. Dengan kata lain, tanaman yang ditandai oleh
demam
ini mempunyai kemampuan untuk
- Anti inflamasi :
memperlambat peradangan karena adanya menghilangkan
rasa nyeri
asam lemak. Mengoleskan gel lidah buaya
- Cedera : cacat,
dapat mencegah atau menghentikan rusak
- Disfungsi : tidak
peradangan yang disebabkan oleh cedera,
berfungsi secara
disfungsi kekebalan tubuh, dan lain normal
- Antioksidan : zat
sebagainya.
yang dapat
3. Meningkatkan pencernaan dan membantu mencegah atau
memperlambat
detoksifikasi tubuh. Tidak hanya itu, lidah
kerusakan sel
buaya merupakan pencahar yang baik dan akibat radikal
bebas
sangat membantu dalam berurusan dengan
- Radikal bebas :
sembelit. sebutan untuk sel-
sel rusak yang
4. Lidah buaya mempunyai efek anti bakteri
dapat
dan anti jamur, sifat ini membuat lidah menyebabkan
kondisi negatif
buaya menjadi salah satu produk alami
tertentu.
yang sehat, antioksidan yang kuat, 2. konjungsi
kausalitas :
menangkal radikal bebas dan melindungi
-karena,
tubuh. disebabkan
5. Gel atau jus dari tanaman lidah buaya 3. kata menunjukkan
secara tradisional digunakan sebagai obat hubungan
perbandingan :
untuk diabetes karena sifatnya yang dapat -namun,
menurunkan kadar gula dalam darah.
4. kata persuasif : -
Sudah jelas, lidah buaya tidak hanya
bermanfaat sebagai ramuan penyubur rambut, tetapi
Paragraf 3 :
justru sebagai makanan alami yang menyehatkan.
Oleh karena itu, hendaklah kita menggunakan 1. kata istilah :
tanaman lidah buaya karena banyak sekali - Ramuan :
rempah-rempah
manfaatnya.
Sumber:https://www.google.com/amp/s/notepam.com/teks- 2. konjungsi
eksposisi/ kausalitas :
- oleh karena
itu
3. kata menunjukkan
hubungan
perbandingan :
- tetapi
4. kata persuasif :
- hendaklah

a. Lampirkan hasil kerja kelompokmu ke dalam WA grup utama.

b. Berikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan komentar atau masukan terhadap hasil kerja
kelompokmu.

c. Berdasarkan komentar dan masukan dari kelompok lain, perbaikilah segera hasil kerja kelompokmu.

d. Rubrik penilaian menelaah struktur dan kaidah kebahasaan teks eksposisi


No Aspek yang dinilai Deskripsi Skor
1. Menemukan struktur menemukan struktur teks eksposisi dengan tepat 36-50
teks eksposisi menemukan struktur teks eksposisi kurang tepat 21-35
menemukan struktur teks eksposisi tidak tepat 5-20
2. Menganalisis unsur kebahasaan (kata-kata teknis/istilah, 36-50
konjungsi kausalitas, kata yang menunjukkan hubungan
perbandingan, kata-kata persuasif) dengan tepat
Menganalisis unsur kebahasaan (kata-kata teknis/istilah, 21-35
konjungsi kausalitas, kata yang menunjukkan hubungan
Menganalisis unsur perbandingan, kata-kata persuasif) kurang tepat
kebahasaan Menganalisis unsur kebahasaan (kata-kata teknis/istilah, 5-20
konjungsi kausalitas, kata yang menunjukkan hubungan
perbandingan, kata-kata persuasif) tidak tepat
3. Skor maksimum 100 50+50 100

C. Penilaian Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Tes
b. Bentuk Instrumen: unjuk kerja
c. Instrumen:
d. Kegiatan diskusi dan Tanya jawab
Kunci jawaban :
Jawaban disesuaikan dengan kegiatan saat diskusi dan tanya jawab peserta didik

Rubrik Penilaian Keterampilan Diskusi (Individu Peserta Didik)


No. Nama Aspek Penilaian Skor
Berani mengemukakan pendapat 1-25
Berani menjawab pertanyaan 1-25
Ketelitian 1-25
Jiwa kepemimpinan 1-25
Skor maksimum 100

Kategori Nilai
No. Kategori Nilai
1. Sangat baik 81--100

2. Baik 66—80

3. Cukup 51—65

4. Kurang 36—50

5. Sangat Kurang 1—35

LAMPIRAN 3

RPP SIKLUS 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SECARA DARING

Sekolah : SMP Negeri 3 Kelas/Semester : VIII / 1 KD : 3.6


Bakam Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Pertemuan ke : 1
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi : Teks Eksposisi

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran secara daring dengan menggunakan pendekatan
saintifik, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw peserta didik diharapkan dapat
1. menganalisis unsur kebahasaan teks eksposisi yang di baca

B. Media, Alat/Bahan dan Sumber Belajar


Media : Alat/Bahan : Software Sumber Belajar
1. LKPD 1. Laptop 1. WhatsApp Grup 1. Buku Siswa:
2. LembarPenilaian 2. Handphone 2. Google Form Kemdikbud. 2017.
3. Bahan Ajar Bahasa Indonesia
SMP/MTs Kelas VIII,
Jakarta: Kemendikbud.
2. Internet

C. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
PENDAHULUA 1. Pendidik dan peserta didik berdoa untuk memulai pembelajaran.
N (Religius)
(10 Menit) 2. Peserta didik mengisi absensi kehadiran melalui tautan WAG (Mandiri)
3. Pendidik memberikan motivasi dan mengingatkan protokol kesehatan
selama pandemi, antara lain rutin cuci tangan, tidak menyentuh mata,
mulut dan hidung jika tangan belum bersih, memakai masker jika keluar
rumah, dan jaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain.
4. Peserta didik diberi motivasi oleh pendidik agar semangat dan fokus
dalam melaksanakan pembelajaran.
5. Peserta didik menyimak apersepsi dari pendidik tentang pelajaran
sebelumnya dan mengaitkan dengan pengalamannya sebagai bekal
pelajaran berikutnya. (Apersepsi)
6. Peserta didik menyimak apersepsi dengan mengingat kembali tentang
teks eksposisi.
7. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar, tujuan dan garis besar
kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw.
Kegiatan 8. Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk mengamati, dan
Literasi membaca materi teks eksposisi, berupa media pembelajaran yang
diinstruksi melalui WA grup untuk membuka tautan
https://docs.google.com/presentation/d/1ApMzYQ0I7m8W--
h5BMG86CCQN1d8wNb6r9B58O-YHMM/edit?usp=sharing (Literasi)

Identifikasi Masalah
9. Peserta didik mengajukan pertanyaan ataupun tanggapan
informasi kaidah kebahasaan teks eksposisi dari materi dengan
menuliskannya melalui WAG
10. peserta didik yang lain merespon dengan pemahaman masing-
masing.
KEGIATAN INTI 60 menit
(Critical thingking)
Critical 11. Peserta didik berkelompok beranggota 4 orang
thingking 12. Peserta didik menerima LKPD dan teks eksposisi yang berjudul
“Lingkungan Hidup” dengan tautan
https://docs.google.com/document/d/15i17QfwJ2EHvbLLApbSyJZWyjaRJm
MmqmZs7USPW1eE/edit?usp=sharing yang sudah diintruksikan lewat
WAG
Colaboration 13. Pendidik membagi pelajaran menjadi 4 bagian mengenai kaidah
kebahasaan teks eksposisi
14. Setiap anggota kelompok diberi tugas untuk menganalisis satu
Creativity materi yang berbeda-beda setiap siswa. Anggota satu
menganalisis tentang aspek kaidah kebahasaan dari kata istilah,
anggota dua kata konjungsi kausalitas, anggota tiga menjelaskan
kaidah kebahasaan dari kata hubungan perbandingan, anggota
empat menjelaskan kaidah kebahasaan dari kata persuasif.
15. Pendidik membentuk kelompok baru yang disebut kelompok
ahli, masing-masing anggota kelompok ahli yang mempunyai
materi sama berdiskusi menganalisis materi dan memecahkan
masalah yang dihadapi.
16. Setelah anggota kelompok ahli selesai berdiskusi menganalisis
aspek kebahasaan, ditugaskan oleh pendidik untuk kembali ke
kelompok asal.
17. Setelah bergabung kembali dengan kelompok asal, masing-
masing anggota kelompok ahli melaporkan hasil diskusi analisis
aspek kebahasaan kepada anggota kelompok asal.
18. Setelah diskusi selesai, masing-masing ketua kelompok
ditugaskan oleh pendidik untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompok di depan kelas.
19. Kelompok lain menanggapi dan memberi sanggahan kepada
kelompok yang presentasi.
Dengan
Menarik Kesimpulan
Di bawah bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan kaidah
kebahasaan teks eksposisi.
Setelah melakukan refleksi dan kesimpulan guru memberi link tes evaluasi
akhir https://docs.google.com/document/d/1VHmtwXIOypBDmpnyxJZ1wM5s-
uJXXDbz_eAMWTpDL6Q/edit?usp=sharing melalui google form untuk mengukur
pemahaman siswa setelah melakukan pembelajaran.
Penutup
Melalui zoom/WAG:
PENUTUP 1.Pendidik memberi apresiasi dan tepuk tangan kepada peserra didik.
10 menit 2.Peserta didik dipandu oleh guru melakukan refleksi (manfaat, hambatan,
solusi) terhadap kegiatan yang sudah dilakukan
3.Peserta didik mencermati penjelasan guru terkait rencana tindak lanjut
pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
4.Peserta didik dan guru berdoa mengakhiri kegiatan belajar-mengajar
D. PENILAIAN

Sikap Pengetahuan Keterampilan


Bentuk Instrumen:
Lembar Pengamatan Perkembangan Sikap Unjuk kerja
Tes tertulis : Tes
(disiplin waktu dalam Mengukur keterampilan
proses (LKPD), tes
melakukan kegiatan, bertanggung jawab peserta didik dalam
evaluasi akhir yang
dalam menyampaikan berdiskusi menelaah atau
dikirim lewat WAG
hasil pekerjaan, dan santun dalam menganalisis kaidah
menyampaikan hasil kebahasaan teks eksposisi
pekerjaaan

Mengetahui, Bakam, 24 Oktober 2020


Kepala SMP Negeri 3 Bakam Guru Mata Pelajaran

MARZANI, M.Pd NURFATIAH AZIZAH, S.Pd


NIP 19730828 199903 1 005

LAMPIRAN 4
Rubrik Penilaian dan Tes Evaluasi Akhir (Siklus2)
A. Penilaian Sikap

Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik
terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung dilakukan
oleh guru.
Berikut instrumen penilaian sikap:

Aspek Perilaku yang Dinilai


No Nama Siswa Jumlah Skor Skor Sikap Kode Nilai
BS Ds Ak Sn

1.

2.
3.

4.

dst

Keterangan :
• BS : Bekerja Sama

• Ds : Disiplin

• Ak: Aktif

• Sn : Santun

Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:

100 = Sangat Baik

75 = Baik

50 = Cukup

25 = Kurang

2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400

3.Skor sikap = Skor yang diperoleh X 100

Skor maksimal

4.predikat :

86 – 100 = Sangat Baik (SB)

71 – 85 = Baik (B)

51 – 70 = Cukup (C)

00,00 – <50 = Kurang (K)

Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
B. Penilaian Pengetahun

Tes Evaluasi Akhir


a. Teknik Penilaian : Tes
b. Bentuk Instrumen : Soal Uraian
c. Instrumen

1. Bacalah dan analisislah kaidah kebahasaan teks eksposisi berikut, lalu tuliskanlah
jawabanmu di kolom kosong berikut!

Aspek Kebahasaan
(kata-kata teknis/istilah, konjungsi
No. Teks Eksposisi
kausalitas,kata yang menunjukkan hubungan
perbandingan, kata-kata persuasif
Covid 19 Paragraf 1 :

1. kata istilah :
Covid 19 adalah sebuah penyakit/virus yang
melanda dunia saat ini. Dengan jumlah - covid 19 : COVID-19 adalah penyakit yang
korban jiwa yang tidak sedikit malainkan disebabkan oleh virus severe acute
mencapai ribuan orang, penyakit ini dengan respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-
cepat dinyatakan sebagai sebuah pandemic. CoV-2).
Pemberian status pandemi bukan tanpa - Pandemic : wabah penyakit global
alasan karena penyebaran virus ini sangat - Virus : organisme yang sangat kecil dan
cepat. Bukan hanya menyerang di negara menginfeksi mahluk hidup
asal nya yaitu China, tetapi virus ini dengan
cepat menyebar keseluruh dunia. 4. konjungsi kausalitas(sebab-akibat) :

- karena
Banyak negara telah mencatat
5. kata menunjukkan hubungan perbandingan :
adanya korban di tempat mereka, - melainkan
contoh nya Indonesia sendiri sudah - tetapi
mencapai 117 ribu terkonfirmasi, dan 6. kata persuasif : -
yang meninggal dunia mencapai
±5.425 jiwa. Dan bukan hanya di
Indonesia saja di negara lain pun Paragraf 2 :
banyak korban yang berujung pada 1. kata istilah :
kematian dari pada sembuh dari
- terkonfirmasi :
virus itu sendiri. Hal ini lah yang - virus : organisme yang sangat kecil dan
menjadikan Virus ini begitu di takuti. menginfeksi mahluk hidup
2. konjungsi kausalitas : -
Salah satu hal yang turut berperan 3. kata menunjukkan hubungan perbandingan:
besar adalah gaya hidup masyarakat nya - dari pada
sendiri. Gaya hidup yang kurang sehat dan
4. kata persuasif : -
tidak mengikuti
anjuran kesehatan menjadikan virus ini
menyebar dengan cepat. Oleh karena itu,
Paragraf 3 :
penanganan virus ini harus dilakukan
dengan cepat. Untuk menghadapinya
1. kata istilah :
- virus : organisme yang sangat kecil dan
diperlukan kerja keras seluruh negara. menginfeksi mahluk hidup

2. konjungsi kausalitas :

- oleh karena itu


3. kata menunjukkan hubungan perbandingan:-
4. kata persuasif :
- harus

a. Lampirkan hasil kerja kelompokmu ke dalam WA grup utama.

b. Berikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan komentar atau masukan terhadap hasil
kerja kelompokmu.

c. Berdasarkan komentar dan masukan dari kelompok lain, perbaikilah segera hasil kerja kelompokmu.

d. Rubrik penilaian menelaah kaidah kebahasaan teks eksposisi


No Aspek yang dinilai Deskripsi Skor
1. Menganalisis unsur kebahasaan (kata-kata teknis/istilah, 71-100
konjungsi kausalitas, kata yang menunjukkan hubungan
perbandingan, kata-kata persuasif) dengan tepat
Menganalisis unsur kebahasaan (kata-kata teknis/istilah, 36-70
konjungsi kausalitas, kata yang menunjukkan hubungan
Menganalisis unsur perbandingan, kata-kata persuasif) kurang tepat
kebahasaan Menganalisis unsur kebahasaan (kata-kata teknis/istilah, 5-35
konjungsi kausalitas, kata yang menunjukkan hubungan
perbandingan, kata-kata persuasif) tidak tepat
Skor maksimum 100

C. Penilaian Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Tes
b. Bentuk Instrumen: unjuk kerja
c. Instrumen:
d. Kegiatan diskusi dan Tanya jawab
Kunci jawaban :
Jawaban disesuaikan dengan kegiatan saat diskusi dan tanya jawab peserta didik

Rubrik Penilaian Keterampilan Diskusi (Individu Peserta Didik)


No. Nama Aspek Penilaian Skor
Berani mengemukakan pendapat 1-25
Berani menjawab pertanyaan 1-25
Ketelitian 1-25
Jiwa kepemimpinan 1-25
Skor maksimum 100
Kategori Nilai
No. Kategori Nilai

1. Sangat baik 81--100

2. Baik 66—80

3. Cukup 51—65

4. Kurang 36—50

5. Sangat Kurang 1—35

2. Instrumen Pengumpul Data


Instrumen yang dipakai untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
soal berbentuk uraian yang dikemas dengan media google formulir dengan link soal
pada siklus I https://docs.google.com/document/d/14tCimAxLJGziKmn-
KSFXuWhvmhECzbv8KYAuMLVuC-4/edit?usp=sharing dan link soal pada siklus II
https://docs.google.com/document/d/1VHmtwXIOypBDmpnyxJZ1wM5s-
uJXXDbz_eAMWTpDL6Q/edit?usp=sharing

LAMPIRAN 5
LKPD SIKLUS 1

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


Nama Peserta Didik : ..................... Guru Mata Pelajaran : Nurfatiah Azizah, S.Pd.

Kelas : ...................... Tahun Ajaran : 2020—2021

Materi : Teks Eksposisi Tanggal : ............................

Kompetensi Dasar
KD 3.6 Menelaah isi dan struktur teks eksposisi (berupa artikel ilmiah populer dari koran/
majalah) yang diperdengarkan atau dibaca

Indikator Pencapaian Kompetensi


3.6.1 Menemukan struktur teks eksposisi
3.6.2 Menganalisis penggunaan kaidah kebahasaan teks eksposisi yang dibaca
Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran secara daring dengan menggunakan pendekatan saintifik,
model kooperatif tipe jigsaw, peserta didik diharapkan dapat

1. menentukan struktur teks eksposisi

2. menganalisis penggunaan kaidah kebahasaan teks eksposisi yang dibaca

Tugas Kelompok

Bacalah petunjuk proses kegiatan berikut ini dengan saksama dan berurutan, kemudian
kerjakanlah di kolom-kolom jawaban yang disediakan terkait tugas yang harus dilakukan
dan dikerjakan!

https://docs.google.com/presentation/d/1ApMzYQ0I7m8W--
h5BMG86CCQN1d8wNb6r9B58O-YHMM/edit?usp=sharing (LINK MATERI)

1. Bacalah dan analisislah struktur dan kaidah kebahasaan teks eksposisi berikut
dengan saksama, lalu tuliskanlah jawabanmu di kolom kosong berikut!

Aspek
Kebahasaan
(kata-kata
teknis/istilah,
konjungsi
No Struktur Teks kausalitas,kata
Teks Eksposisi
. Eksposisi yang
menunjukkan
hubungan
perbandingan,
kata-kata
persuasif
Manfaat Lidah Buaya 1. Tesis terdapat Paragraf 1 :
pada paragraf 1 1. kata istilah :
2. Argumentasi - Tanaman :
Sejak zaman dahulu, nenek ….. Tanaman istilah
3. Penegasan dari tumbuhan
moyang kita telah mengenal tanaman
ulang …… yang biasa di
lidah buaya lengkap dengan manfaatnya. tanam orang.
- Lidah buaya
Manfaat tumbuhan yang bernama latin
(aloe vira) :
Aloe Vera ini tidak hanya sebagai daun berbentuk
panjang, tebal,
penyubur rambut, namun juga
dan berwarna
bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Lidah hijau
2. konjungsi
buaya memiliki ciri-ciri yaitu daun
kausalitas : -
3. kata
berbentuk panjang, tebal, dan berwarna menunjukkan
hubungan
hijau. Daunnya mengandung serat
perbandingan :
bening sebagai daging. -
4. kata persuasif :
Walaupun sejak dahulu dikenal
-
memiliki banyak manfaat, namun belum
banyak orang yang mengetahui bahwa
Paragraf 2 :
tanaman ini bisa menjadi komoditas 1. kata istilah
:…………
yang menguntungkan. Para peneliti
……………
mengungkapkan banyak manfaat dari ……………
……………
tanaman serbaguna ini. Di bawah ini
…………
akan dijelaskan mengenai manfaat 2. konjungsi…
……………
tersebut.
……………
6. Bagian tertentu dari tanaman ……………
…………
lidah buaya dapat menjadi obat
3. kata
yang sangat baik untuk menunjukka
n hubungan
mempercepat proses
perbandinga
penyembuhan. Lidah buaya n…………
……………
dinilai sangat baik untuk
……………
mengobati bekas luka, luka bakar …………
4. kata
dan luka karena cedera.
persuasif…
7. Lidah buaya juga dikenal karena ……………
……………
sifat anti-inflamasinya. Dengan
………
kata lain, tanaman ini mempunyai
kemampuan untuk
memperlambat peradangan
Paragraf 3 :
karena adanya asam lemak.
Mengoleskan gel lidah buaya 1. kata istilah
:…………
dapat mencegah atau
……………
menghentikan peradangan yang ……………
……………
disebabkan oleh cedera, disfungsi
…………
kekebalan tubuh, dan lain 2. konjungsi…
……………
sebagainya.
……………
8. Meningkatkan pencernaan dan ……………
…………
membantu detoksifikasi tubuh. 3. kata
menunjukka
Tidak hanya itu, lidah buaya
n hubungan
merupakan pencahar yang baik perbandinga
n…………
dan sangat membantu dalam
……………
berurusan dengan sembelit. ……………
…………
9. Lidah buaya mempunyai efek
4. kata
anti bakteri dan anti jamur, sifat persuasif…
……………
ini membuat lidah buaya menjadi
……………
salah satu produk alami yang ………
sehat, antioksidan yang kuat,
menangkal radikal bebas dan
melindungi tubuh.
10. Gel atau jus dari tanaman lidah
buaya secara tradisional
digunakan sebagai obat untuk
diabetes karena sifatnya yang
dapat menurunkan kadar gula
dalam darah.
Sudah jelas, lidah buaya tidak
hanya bermanfaat sebagai ramuan
penyubur rambut, tetapi justru sebagai
makanan alami yang menyehatkan. Oleh
karena itu, hendaklah kita
mengguanakan tanaman lidah buaya
karena banyak sekali manfaatnya.
Sumber:https://www.google.com/amp/s/notepam.com/teks
-eksposisi/
LKPD SIKLUS 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)

Sekolah : SMP Negeri 3 Bakam


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : VIII/ Ganjil
Materi Pokok : Teks Eksposisi
Waktu : 2X40 menit

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran secara daring dengan menggunakan pendekatan saintifik,
model kooperatif tipe jigsaw, peserta didik diharapkan dapat

1. menganalisis penggunaan kaidah kebahasaan teks eksposisi yang dibaca

B. Petunjuk Kerja

Tugas Kelompok

1. Persiapkanlah semua alat yang dibutuhkan.

2. Baca, cermati, dan ikutilah semua langkah di LKPD dan jawablah pertanyaan dengan baik dan benar.

3. Diskusikan permasalahan/pertanyaan di LKPD dengan anggota kelompok yang terdiri dari 4—5 orang
perkelompok.

4. Jika terdapat kesulitan, tanyakanlah kepada guru melalui WAG/ zoom.

5. Kerjakan jawaban dikolom-kolom yang disediakan

6. Periksa kembali jawaban yang telah dibuat.

7. Gunakan waktu seefektif mungkin.

Kelas :
Kelompok :
Anggota :
1. ……………………………………

2. ……………………………………

3. ……………………………………

4. ……………………………………

5. …………………………………..
https://docs.google.com/presentation/d/1ApMzYQ0I7m8W--
h5BMG86CCQN1d8wNb6r9B58O-YHMM/edit?usp=sharing (LINK MATERI)

1. Bacalah dan analisislah struktur dan kaidah kebahasaan teks eksposisi berikut
dengan saksama, lalu tuliskanlah jawabanmu di kolom kosong berikut!

Aspek Kebahasaan
(kata-kata teknis/istilah,
konjungsi kausalitas,kata yang
No Teks Eksposisi
menunjukkan hubungan
perbandingan, kata-kata
persuasive

Paragraf 1 :
5. kata-kata
teknis/istilah……………………
…………………………………
…………………………………
…………………………………
Lingkungan Hidup …………………………………
Pada jaman milenial seperti sekarang ini, …………………………………
…………………………………
membuang sampah sembarangan (khususnya ke …………………………………
sungai) seolah-olah telah menjadi suatu hal yang …………………………………
…………………………………
lumrah. Ditambah lagi banyak orang di kota- …………………………………
kota yang membuang sampah kemanapun ……………………………
6. konjungsi kausalitas
mereka suka. Ini dapat terlihat dari banyaknya …………………………………
jumlah saluran sungai yang terhalang oleh …………………………………
…………………………………
banyak sampah dan setiap saat hal ini dapat ………
mengakibatkan bencana banjir. 7. kata yang menunjukkan
hubungan perbandingan
Sebagian pengamat lingkungan membuat …………………………………
kesimpulan bahwa setiap tahunnya jumlah …………………………………
…………………………………
manusia yang membuang sampah di sungai terus …………………………………
bertambah. Manusia juga kurang menyadari …………
8. kata-kata persuasif
bahwa bencana banjir yang menimpa mereka …………………………………
diakibatkan oleh tingkah laku mereka sendiri. …………………………………
…………………………………
Terkadang, bencana banjir juga banyak menelan …………………………………
korban, tidak hanya korban luka-luka tapi juga …………………………………
…………………………………
korban meninggal dunia. Namun hal ini tidak …………………………………
…………………………………
juga membuat mereka sadar untuk membuang
……………………
sampah pada tempatnya.
Paragraf 2 :
Manusia harus menyadari bahwa bencana
1. kata-kata
banjir yang terjadi akibat ulah mereka sendiri. teknis/istilah……………………
…………………………………
Dan mereka harus mempunyai kesadaran dan
…………………………………
kedisiplinan untuk membuang sampah pada …………………………………
…………………………………
tempatnya serta tidak akan membuang sampah
…………………………………
ke sungai agar tidak merugikan lingkungan dan …………………………………
…………………………………
orang lain. Membuang sampah pada tempatnya
…………………………………
akan membuat saluran air sungai lancar serta …………………………………
…………………………………
tidak menimbulkan banjir
…………………………………
…………………………………
…………………………………
…………………………………

2. konjungsi kausalitas
…………………………………
…………………………………
…………………………………
…………………………………
…………
3. kata yang menunjukkan
hubungan perbandingan
…………………………………
…………………………………
…………………………………
…………………………………
…………
4. kata-kata persuasif
…………………………………
…………………………………
…………………………………
…………………………………
…………

Paragraf 3 :
1. kata-kata teknis/istilah
…………………………………
…………………………………
…………………………………
…………………………………
…………………………………
…………………………………
…………………………………
…………………………………
…………………………………
…………………………………
…………………………………
……………………………
2. konjungsi kausalitas
.…………………………………
…………………………………
…………………………………
…………………………………
…………
3. kata yang menunjukkan
hubungan perbandingan
…………………………………
…………………………………
…………………………………
…………………………………
…………
4. kata-kata persuasif
…………………………………
…………………………………
…………………………………
…………………………………
………....

LAMPIRAN 6

TABEL DAFTAR NILAI SIKLUS I DAN II


DAFTAR HASIL EVALUASI SISWA SIKLUS 1
MATERI STRUKTUR DAN KAIDAH KEBAHASAAN TEKS EKSPOSISI
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

No Nama Aspek yang di Nilai Skor


Menemukan Menganalisi unsur
struktur teks kebahasaan
eksposisi
1. Aisyah Pitri 50 18 68
2. Aulia 50 25 75
3. Ayu Utari 50 15 65
4. Bahari 40 5 45
5. Citra Bilqisti 50 30 80
6. Gea Dwi Putri 50 25 75
7. Jumilah 50 18 68
8. Lilis Triwinda 50 15 65
9. Maya Agereliyani 50 30 80
10. Mosza Amelia 50 25 75
11. Mupida 50 25 75
12. Nilam Cahyu 50 25 75
13. Nur Padiah 50 18 68
14. Riko 50 15 65

DAFTAR HASIL EVALUASI SISWA SIKLUS 1I


MATERI KAIDAH KEBAHASAAN TEKS EKSPOSISI TAHUN PELAJARAN
2020/2021

No Nama
Menganalisi unsur Tuntas/ Tidak
kebahasaan Tuntas
1. Aisyah Pitri 78 Tuntas
2. Aulia 82 Tuntas
3. Ayu Utari 75 Tuntas
4. Bahari 65 Tidak Tuntas
5. Citra Bilqisti 90 Tuntas
6. Gea Dwi Putri 75 Tuntas
7. Jumilah 75 Tuntas
8. Lilis Triwinda 75 Tuntas
9. Maya Agereliyani 79 Tuntas
10. Mosza Amelia 76 Tuntas
11. Mupida 75 Tuntas
12. Nilam Cahyu 85 Tuntas
13. Nur Padiah 75 Tuntas
14. Riko 60 Tidak Tuntas
DAFTAR HASIL EVALUASI SISWA SIKLUS 1II
MATERI KAIDAH KEBAHASAAN TEKS EKSPOSISI TAHUN PELAJARAN
2020/2021
No Nama
Menganalisi unsur Tuntas/ Tidak Tuntas
kebahasaan
1. Aisyah Pitri 100 Tuntas
2. Aulia 100 Tuntas
3. Ayu Utari 100 Tuntas
4. Bahari 100 Tuntas
5. Citra Bilqisti 100 Tuntas
6. Gea Dwi Putri 100 Tuntas
7. Jumilah 100 Tuntas
8. Lilis Triwinda 100 Tuntas
9. Maya Agereliyani 100 Tuntas
10. Mosza Amelia 100 Tuntas
11. Mupida 100 Tuntas
12. Nilam Cahyu 100 Tuntas
13. Nur Padiah 100 Tuntas
14. Riko 100 Tuntas

LAMPIRAN 7

WAWANCARA SISWA SELAMA PEMBELAJARAN SIKLUS 1

N Aspek Penilaian Alternatif Jawaban Jumlah Persenta


o Siswa se
1. Apa kesulitan yang Ananda alami - Sulit mengelompokkan 9 siswa 64,28%
kata/kalimat ke dalam
dalam pembelajaran menemukan
aspek kebahasaannya
struktur dan kaidah kebahasaan - Sudah mampu
mengelompokkan
teks eksposisi
kata/kalimat ke dalam 5 siswa 35,72%
aspek kebahasaannya
2. Menurut Ananda, apakah strategi - Sudah 8 siswa 57,14%
pembelajaran yang dilakukan
- Belum 6 siswa 42,86%
guru sudah tepat?

Apakah media pembelajaran yang - Sudah 8 siswa 57,14%


digunakan guru sudah menarik?
- Belum 6 siswa 42,86%

Apakah metode pembelajaran - Sudah 8 siswa 57,14%


yang digunakan guru membantu
- Belum 6 siswa 42,86%
Ananda memahami materi
pelajaran?

Apakah harapan Ananda dalam - Mampu menemukan 5 siswa 35,72%


struktur dan kaidah
meningkatkan pembelajaran
kebahasaan teks eksposisi
menemukan struktur dan kaidah dengan tepat
- Belum mampu
kebahasaan teks eksposisi?
menemukan struktur dan
kaidah kebahasaan teks 9 siswa 64,28%
eksposisi dengan tepat
Apakah Ananda sudah terampil - Sudah 4 siswa 28,57%
dalam mempresentasikan hasil
- Belum 10 siswa 71,43%
diskusi perwakilan kelompok
sendiri?

WAWANCARA SISWA SELAMA PEMBELAJARAN SIKLUS 1I

N Aspek Penilaian Alternatif Jawaban Jumlah Persenta


o Siswa se
1. Apa kesulitan yang Ananda alami - Sulit mengelompokkan 2 siswa 14,29%
kata/kalimat ke dalam
dalam pembelajaran menemukan
aspek kebahasaannya
kaidah kebahasaan teks eksposisi - Sudah mampu
mengelompokkan
kata/kalimat ke dalam 12 siswa 85,71%
aspek kebahasaannya
2. Menurut Ananda, apakah strategi - Sudah 12 siswa 85,71%
pembelajaran yang dilakukan
- Belum 2 siswa 14,29%
guru sudah tepat?
3. Apakah media pembelajaran yang - Sudah 13 siswa 92,85%
digunakan guru sudah menarik?
- Belum 1 siswa 7, 15%
4. Apakah metode pembelajaran - Sudah 13 siswa 92,85%
yang digunakan guru membantu
- Belum 1 siswa 7, 15%
Ananda memahami materi
pelajaran?

5. Apakah harapan Ananda dalam - Mampu menemukan 12 siswa 85,71%


struktur dan kaidah
meningkatkan pembelajaran
kebahasaan teks eksposisi
menemukan struktur dan kaidah dengan tepat
- Belum mampu
kebahasaan teks eksposisi?
menemukan struktur dan
kaidah kebahasaan teks 2 siswa 14,29%
eksposisi dengan tepat
6. Apakah Ananda sudah terampil - Sudah 12 siswa 85,71%
dalam mempresentasikan hasil
- Belum 2 siswa 14,29%
diskusi perwakilan kelompok
sendiri?

LAMPIRAN SIKLUS III

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SECARA DARING

Sekolah : SMP Negeri 3 Kelas/Semester : VIII / 1 KD : 3.6


Bakam Alokasi Waktu : 2 x 40Pertemuan ke : 1
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia menit
Materi : Teks Eksposisi

H. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran secara daring dengan menggunakan pendekatan
saintifik, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw peserta didik diharapkan dapat
4. menganalisis unsur kebahasaan teks eksposisi yang di baca

I. Media, Alat/Bahan dan Sumber Belajar


Media : Alat/Bahan : Software Sumber Belajar
7. LKPD 1. Laptop 1. WhatsApp 5. Buku Siswa: Kemdikbud.
8. Lembar 2. Handphon Grup 2017. Bahasa Indonesia
Penilaian e 2. Google SMP/MTs Kelas VIII,
9. Bahan Ajar Form Jakarta: Kemendikbud.
6. Internet

J. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN 1. Pendidik dan peserta didik berdoa untuk memulai
(16 Menit) pembelajaran. (Religius)
2. Peserta didik mengisi absensi kehadiran melalui tautan
WAG (Mandiri)
3. Pendidik memberikan motivasi dan mengingatkan
protokol kesehatan selama pandemi, antara lain rutin
cuci tangan, tidak menyentuh mata, mulut dan hidung
jika tangan belum bersih, memakai masker jika keluar
rumah, dan jaga jarak minimal 1 meter dengan orang
lain.
4. Peserta didik diberi motivasi oleh pendidik agar
semangat dan fokus dalam melaksanakan pembelajaran.
5. Peserta didik menyimak apersepsi dari pendidik tentang
pelajaran sebelumnya dan mengaitkan dengan
pengalamannya sebagai bekal pelajaran berikutnya.
(Apersepsi)
6. Peserta didik menyimak apersepsi dengan mengingat
kembali tentang teks eksposisi.
7. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar, tujuan dan
garis besar kegiatan pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Kegiatan 2. Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk
Literasi mengamati, dan membaca materi kaidah kebahasaan teks
eksposisi, berupa media pembelajaran yang diinstruksi
melalui WA grup untuk membuka tautan
https://docs.google.com/presentation/d/1ApMzYQ0I7m8W--
h5BMG86CCQN1d8wNb6r9B58O-YHMM/edit?usp=sharing
(Literasi)
KEGIATAN INTI 60 menit

Thinking
1. Peserta didik mengajukan pertanyaan ataupun tanggapan
tentang aspek kaidah kebahasaan teks eksposisi yang belum
dipahami dari materi sebelumnya.
2. peserta didik yang lain merespon dengan pemahaman
masing-masing.
Pairing
Critical 7. Peserta didik berkelompok beranggota 4 orang sama
thingking seperti kelompok pembelajaran sebelumnya.
8. Peserta didik menerima LKPD dan teks eksposisi yang
berjudul “Lingkungan Hidup” dengan tautan
https://docs.google.com/document/d/15i17QfwJ2EHvbLLApbSyJZ
WyjaRJmMmqmZs7USPW1eE/edit?usp=sharing yang sudah
Colaboration diintruksikan lewat WAG
9. Pendidik membagi pelajaran menjadi 4 bagian
mengenai kaidah kebahasaan teks eksposisi
Creativity 10. Setiap anggota kelompok diberi tugas untuk
menganalisis satu materi yang berbeda-beda setiap
siswa. Anggota satu menganalisis tentang aspek kaidah
kebahasaan dari kata istilah, anggota dua kata
konjungsi kausalitas, anggota tiga menjelaskan kaidah
kebahasaan dari kata hubungan perbandingan, anggota
empat menjelaskan kaidah kebahasaan dari kata
persuasif.
11. Pendidik membentuk kelompok baru yang disebut
kelompok ahli, masing-masing anggota kelompok ahli
yang mempunyai materi sama berdiskusi menganalisis
materi dan memecahkan masalah yang dihadapi.
12. Pendidik memotivasi peserta didik untuk selalu aktif
dalam berdiskusi.

Share
7. Setelah anggota kelompok ahli selesai berdiskusi
menganalisis aspek kebahasaan, ditugaskan oleh
pendidik untuk kembali ke kelompok asal.
8. Setelah bergabung kembali dengan kelompok asal,
masing-masing anggota kelompok ahli melaporkan hasil
diskusi analisis aspek kebahasaan kepada anggota
kelompok asal.
9. Setelah diskusi selesai, masing-masing ketua kelompok
ditugaskan oleh pendidik untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas.
10. Kelompok lain menanggapi dan memberi sanggahan
kepada kelompok yang presentasi.
Dengan
11. Di bawah bimbingan guru, peserta didik
menyimpulkan kaidah kebahasaan teks eksposisi dan
merefleksi hasil pembelajaran.
12. Setelah melakukan refleksi dan kesimpulan guru memberi link
tes evaluasi akhir
https://docs.google.com/document/d/1VHmtwXIOypBDmpnyxJZ1wM5s-
uJXXDbz_eAMWTpDL6Q/edit?usp=sharing melalui google form
untuk mengukur pemahaman siswa setelah melakukan
pembelajaran.
Penutup
Melalui zoom/WAG:
PENUTUP 1. Pendidik memberi apresiasi dan tepuk tangan kepada peserra
10 menit didik.
2. Peserta didik mencermati penjelasan guru terkait rencana tindak
lanjut pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
3. Peserta didik dan guru berdoa mengakhiri kegiatan belajar-
mengajar

K. PENILAIAN
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Bentuk Instrumen:
Lembar Pengamatan Perkembangan Sikap Unjuk kerja
Tes tertulis : Tes
(disiplin waktu dalam Mengukur keterampilan
proses (LKPD), tes
melakukan kegiatan, bertanggung jawab peserta didik dalam
evaluasi akhir yang
dalam menyampaikan berdiskusi menelaah atau
dikirim lewat WAG
hasil pekerjaan, dan santun dalam menganalisis kaidah
menyampaikan hasil kebahasaan teks eksposisi
pekerjaaan

Mengetahui, Bakam, 9 November 2020


Kepala SMP Negeri 3 Bakam Guru Mata Pelajaran

MARZANI, M.Pd NURFATIAH AZIZAH, S.Pd


NIP 19730828 199903 1 005

Anda mungkin juga menyukai