Anda di halaman 1dari 201

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UNSUR PARAGRAF, JENIS PARAGRAF,


DAN POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF
PADA TAJUK RENCANA SURAT KABAR KOMPAS
EDISI 1-15 DESEMBER 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:
Maria Meltiana Suryati
NIM: 131224022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UNSUR PARAGRAF, JENIS PARAGRAF,


DAN POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF
PADA TAJUK RENCANA SURAT KABAR KOMPAS
EDISI 1-15 DESEMBER 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:
Maria Meltiana Suryati
NIM: 131224022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan dengan rasa syukur dan terima kasih kepada:

1. Tritunggal Mahakudus dan Bunda Maria yang telah menyertai dan

membimbing saya menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapa David Mbaling dan Ibu Yustina Dalima Manis yang selalu

memberikan dukungan, doa, dan kasih sayang kepada saya.

3. Keempat adik saya, Elsi, Emiliana, Eka, dan Ivon yang selalu memberikan

kasih sayang dan dukungan kepada saya.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTO

Kemampuan kita bukan orang lain yang tahu, tetapi diri kita sendiri.

(Maria Meltiana Suryati)

Jangan takut membuat kesalahan. Sebuah pemikiran yang baik berasal

dari pengalaman dan pengalaman tercipta dari kesalahan.

(Maria Meltiana Suryati)

Tuhan membiarkan semuanya terjadi dengan satu alasan. Semua itu

adalah sebuah proses belajar dan kamu harus melewati setiap

tingkatannya.

(Mike Tyson)

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Suryati, Maria Meltiana. 2017. Unsur Paragraf, Jenis Paragraf, dan Pola
Pengembangan Paragraf pada Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas
Edisi 1-15 Desember 2016. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas
Sanata Dharma.

Penelitian ini mengkaji unsur paragraf, jenis paragraf, dan pola


pengembangan paragraf pada tajuk rencana surat kabar Kompas edisi 1-15
Desember 2016. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan unsur paragraf,
jenis paragraf, dan pola pengembangan paragraf pada tajuk rencana surat kabar
itu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian ini
adalah 77 paragraf dari 12 tajuk rencana. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
analisis data, yaitu peneliti mencermati unsur, jenis, dan pola pengembangan
paragraf; peneliti mendeskripsikan unsur, jenis, dan pola pengembangan paragraf;
dan peneliti membuat laporan hasil penelitian.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa pada tajuk rencana Kompas
terdapat lima unsur paragraf, yaitu gagasan utama, kalimat utama, kalimat
penjelas, kalimat penegas, dan transisi. Namun, kelima unsur itu tidak selalu ada
dalam setiap paragraf. Unsur yang sering ada pada setiap paragraf adalah gagasan
utama dan kalimat penjelas. Jenis paragraf yang terdapat pada tajuk rencana
Kompas adalah paragraf deduktif (48 paragraf), paragraf induktif (13 paragraf),
paragraf deduktif-induktif (lima paragraf), paragraf ineratif (empat paragraf), dan
paragraf tanpa kalimat utama (tujuh paragraf). Pada tajuk rencana yang diteliti
terdapat 12 pola pengembangan paragraf, yaitu umum-khusus (29 paragraf),
khusus-umum (tujuh paragraf), campuran (lima paragraf), perbandingan (enam
paragraf), sebab-akibat (lima paragraf), contoh (enam paragraf), repetisi (satu
paragraf), definisi (dua paragraf), pemerincian (sembilan paragraf), kronologi
(lima paragraf), klasifikasi (satu paragraf), dan analogi (satu paragraf).
Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti memberi saran kepada editor
surat kabar Kompas dan peneliti lain. Peneliti menyarankan editor surat kabar
Kompas untuk lebih memperhatikan penulisan paragraf, terutama penulisan unsur
paragraf agar paragrafnya tidak hanya terdiri dari dua unsur saja, paragrafnya
tidak hanya terdiri dari satu kalimat, dan pola pengembangan paragrafnya
bervariasi. Peneliti menyarankan peneliti lain untuk meneliti kesalahan penulisan
paragraf.
.

Kata kunci: tajuk rencana, unsur paragraf, jenis paragraf, pola pengembangan
paragraf.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Suryati, Maria Meltiana. 2017. Paragraph Elements, Paragraph Types, and


Paragraph Development Patterns on Kompas Newspaper Editorial
Edition 1-15 December 2016. Thesis. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Sanata
Dharma University.

This research examined the elements of the paragraph, types of paragraph,


and paragraph development patterns in editorials on Kompas newspaper edition 1-
15 December 2016. The purpose of this research was to describe paragraph
elements, paragraph types, and paragraph development patterns in the newspaper
editorials. This research was a descriptive qualitative research. The data in this
research were taken from 77 paragraphs of 12 editorials. Data collection
technique in this research was documentation technique. The steps taken in the
analysis of data, were examine the elements, types, and patterns of paragraph
development; describe elements, types, and patterns of paragraph development;
and created research reports.
The result of data analysis showed that in Kompas editorials there were
five paragraph elements, namely main ideas, main sentences, explanatory
sentences, clarifying sentences, and transitions. However, this elements did not
always appear in every paragraphs. The elements that were often appear in every
paragraphs were main ideas and explanatory sentences. The type of paragraphs
contained in the Compass editorials were deductive paragraphs (48 paragraphs),
inductive paragraphs (13 paragraphs), deductive-inductive paragraphs (five
paragraphs), inerative paragraphs (four paragraphs), and paragraphs without the
main sentence (seven paragraphs). In the editorials, there were 12 patterns of
paragraph developments, namely: general-specific (29 paragraphs), specific-
general (seven paragraphs), mixed (five paragraphs), comparison (six paragraphs),
causation (five paragraphs), example (six paragraphs), repetition (one paragraph),
definition (two paragraphs), detailing (nine paragraphs), chronology (five
paragraphs), classification (one paragraph), and analogy (one paragraph).
Based on the result of the research, researcher had some suggestions for
editors of Kompas newspapers and other researchers. The researcher hope that
editors of Kompas newspapers pay more attention to the writing of paragraphs,
especially paragraph elements so that a paragraph should not only consist of two
elements, one sentence, and have variety of paragraph development patterns. The
researcher suggested for the further researchers would examine paragraph writing
errors.

Keywords: editorial, paragraph elements, paragraph types, paragraph development


patterns.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang
telah memberikan rahmat dan penyertaan-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Unsur Paragraf, Jenis Paragraf, dan Pola
Pengembangan Paragraf pada Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas Edisi 1-15
Desember 2016” ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas
Sanata Dharma.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik,
tanpa adanya bantuan, bimbingan, motivasi, dan doa dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini.
1. Rohandi Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia.
3. Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar
memberikan bimbingan, motivasi, saran, dan kritik kepada peneliti untuk
menyelesaikan skripsi ini.
4. Septina Krismawati, S.S., M.A., selaku triangulator yang dengan sabar dan
teliti membantu peneliti dalam triangulasi hasil analisis data penelitian ini.
5. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang
telah memberikan ilmu, didikan, dan motivasi kepada peneliti selama
perkuliahan.
6. Robertus Marsidiq, selaku karyawan sekretariat PBSI yang selalu
memberikan pelayanan kesekretariatan kepada peneliti.
7. Orang tua peneliti, Bapak David Mbaling dan Ibu Yustina Dalima Manis,
yang selalu dengan tulus memberikan doa, cinta, motivasi, dan materi
kepada peneliti.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. Keempat adik peneliti, yaitu Alfonsia Klovilda, Emiliana Mertista,


Yohanes Eka Putra, dan Ivontius Yulianus, yang selalu memberikan doa,
motivasi, dan cinta kepada peneliti.
9. Sahabat-sahabatku, Margaretha Yoselfa Osewisok Kelen, Jenilda, Priscilla
Hana, Yuliana Verawati Amran, dan Alvina Maria Valentin yang selalu
berbagi, memberikan masukan, mendukung dan menemani dalam berbagai
hal.
10. Teman-teman mahasiswa PBSI kelas A Angkatan 2013 yang telah
membantu peneliti selama perkuliahan.
11. Segenap pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu yang telah
memberikan doa dan dukungan.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam


skripsi ini. Namun, peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 27 Juli 2017


Peneliti,

Maria Meltiana Suryati

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv
MOTO ....................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................ viii
ABSTRACT ............................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .............................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
1.5 Batasan Istilah ................................................................................... 5
1.6 Sistematika Penulisan ........................................................................ 8

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 9


2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan .................................................. 9
2.2 Kajian Teori ...................................................................................... 11
2.2.1 Pengertian Paragraf ................................................................ 11
2.2.2 Unsur-unsur Paragraf ............................................................. 13

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.2.3 Jenis-jenis Paragraf ................................................................ 25


2.2.4 Pola Pengembangan Paragraf ................................................ 31
2.2.5 Tajuk Rencana ...................................................................... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 52


3.1 Jenis Penelitian ................................................................................ 52
3.2 Sumber Data dan Data ...................................................................... 53
3.3 Instrumen Penelitian ......................................................................... 54
3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 54
3.5 Teknik Analisis Data ........................................................................ 55
3.6 Triangulasi Data ............................................................................... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 59


4.1 Deskripsi Data .................................................................................. 59
4.2 Analisis Data ..................................................................................... 59
4.2.1 Analisis Unsur Paragraf ........................................................ 60
4.2.2 Analisis Jenis Paragraf .......................................................... 67
4.2.3 Analisis Pola Pengembangan Paragraf ................................. 73
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 81
4.3.1 Pembahasan Unsur Paragraf ................................................. 82
4.3.2 Pembahasan Jenis Paragraf ................................................... 84
4.3.3 Pembahasan Pola Pengembangan Paragraf .......................... 85

BAB V PENUTUP .................................................................................... 87


5.1 Simpulan ........................................................................................... 87
5.2 Implikasi ........................................................................................... 88
5.3 Saran ................................................................................................. 89

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 91


LAMPIRAN .............................................................................................. 93
BIOGRAFI PENULIS ............................................................................. 185

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pola Pengembangan Paragraf menurut Tarigan (1987)

dan Pola Pengembangan Paragraf menurut Chaer (2011) ......................... 44

Tabel 2. Sumber Data Penelitian ................................................................ 53

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Triangulasi .............................................. 94

Lampiran 2. Triangulasi Data .................................................................... 95

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemampuan berbahasa meliputi empat keterampilan, yaitu keterampilan

menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan

menulis. Keempat keterampilan berbahasa ini erat kaitannya. Namun,

keterampilan bahasa yang diteliti oleh peneliti adalah keterampilan menulis.

Tarigan (2013: 3) mengungkapkan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan

berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan

tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan

yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis memanfaatkan

grafolegi (ilmu tentang tulisan), struktur bahasa, dan kosakata.

Dalam menulis, orang perlu memperhatikan kaidah penulisan yang

berlaku, termasuk kaidah penulisan paragraf. Kalimat-kalimat di dalam paragraf

itu harus disusun secara runtut dan sistematis sehingga hubungan antara kalimat

satu dengan kalimat lainnya dalam paragraf itu dapat dijelaskan. Selain itu,

paragraf itu harus merupakan satu kesatuan yang padu dan utuh. Artinya, paragraf

itu harus mengandung pertalian yang logis antarkalimatnya (Rahardi, 2009: 101-

102).

Abdul Chaer (2011: 27-28) mengemukakan bahwa paragraf adalah satuan

bahasa yang dibangun oleh dua buah kalimat atau lebih yang secara semantis dan

sintaksis merupakan satu kesatuan yang utuh. Secara semantis, artinya dalam

paragraf itu terdapat satu ide, satu gagasan pokok atau utama yang dilengkapi

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan keterangan tambahan mengenai ide atau gagasan pokok itu. Secara

sintaksis berarti di dalam paragraf itu terdapat sebuah kalimat utama yang berisi

gagasan pokok atau utama dan ditambah dengan sejumlah kalimat lain yang berisi

keterangan tambahan tentang gagasan utama pada kalimat itu.

Dalam menulis paragraf, penulis menuangkan gagasan secara runtut.

Artinya, ide-ide yang dituliskan haruslah berkaitan. Menulis paragraf juga harus

memperhatikan syarat penulisannya. Paragraf dinilai berkualitas berdasarkan

kesatuan paragraf (kesatuan pikiran), kepaduan, ketuntasan, konsistensi sudut

pandang, dan keruntutan gagasan (Widjono, 2007: 180). Selain itu, unsur-unsur

paragraf yang meliputi gagasan utama, kalimat utama, kalimat penjelas, kalimat

penegas, dan transisi juga harus diperhatikan. Namun, kelima unsur paragraf ini

tidak menjadi tolok ukur yang mutlak bagi sebuah paragraf. Paragraf yang terdiri

kurang dari lima unsur ini juga dapat dikatakan sebagai paragraf. Akan tetapi,

idealnya sebuah paragraf itu mengandung kelima unsur paragraf ini.

Surat kabar merupakan salah satu media massa yang menyediakan

informasi bagi masyarakat. Dalam surat kabar terdapat berbagai tulisan, di

antaranya tajuk rencana. Tajuk rencana biasanya ditulis oleh redaksi surat kabar

yang mengangkat isu-isu mutakhir yang terjadi di masyarakat. Dalam

penulisannya, redaksi tentu memperhatikan penulisan paragraf yang baik. Oleh

karena itu, peneliti tertarik meneliti paragraf pada tajuk rencana untuk mencermati

penulisan paragrafnya.

Peneliti membatasi objek yang diteliti pada tajuk rencana surat kabar

Kompas edisi 1-15 Desember 2016. Hal ini dilakukan mengingat keterbatasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

biaya, tenaga, dan waktu yang dimiliki peneliti. Dalam surat kabar Kompas

terdapat dua tajuk rencana, yaitu tajuk rencana yang memuat masalah di Indonesia

dan yang memuat masalah di luar Indonesia. Namun, tajuk rencana yang

dianalisis oleh peneliti adalah tajuk rencana yang memuat masalah di Indonesia.

Peneliti memilih surat kabar Kompas karena Kompas merupakan surat

kabar nasional yang dikenal oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. Selain itu,

Kompas merupakan surat kabar yang memuat tajuk rencana setiap harinya,

kecuali hari Minggu. Tajuk rencana juga dipilih oleh peneliti karena tajuk rencana

merupakan rubrik yang ditulis oleh redaksi surat kabar itu sendiri. Tajuk rencana

yang dimuat tentu sudah disunting dengan baik oleh pihak penyunting surat kabar.

Selain itu, bahasa yang digunakan tentu sudah baku dan sesuai dengan ketentuan

penulisan yang benar. Tajuk rencana juga merupakan rubrik yang dapat

mencerminkan penggunaan bahasa dari suatu media.

Peneliti tidak menganalisis kesalahan penulisan paragrafnya. Masalah

yang dianalisis adalah unsur paragraf, jenis paragraf, dan pola pengembangan

paragrafnya. Unsur paragraf yang diteliti, yaitu unsur-unsur yang terdapat dalam

setiap paragraf. Jenis paragraf dapat dibedakan dari berbagai aspek, yaitu letak

kalimat utama, sifat, pengembangan, dan fungsi. Namun, jenis paragraf yang

dianalisis peneliti hanyalah jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya.

Hal ini dilakukan mengingat keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu yang dimiliki

peneliti. Selain itu, paragraf juga lazim dibedakan berdasarkan letak kalimat

utamanya. Peneliti juga meneliti pola pengembangan paragraf karena dalam

menyampaikan gagasan dalam bentuk paragraf, penulis juga harus memikirkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pola pengembangan paragrafnya. Peneliti memilih untuk meneliti tentang paragraf

karena peneliti ingin mendeskripsikan unsur, jenis, dan pola pengembangan

paragraf yang terdapat pada surat kabar nasional, yaitu Kompas. Oleh karena itu,

peneliti berharap tajuk rencana yang ditulis oleh redaksi surat kabar Kompas dapat

mencerminkan penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah penulisan bahasa

jurnalistik yang baik dan benar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, rumusan

masalah yang dibuat adalah sebagai berikut.

a. Unsur-unsur paragraf apa sajakah yang terdapat pada tajuk rencana surat

kabar Kompas edisi 1-15 Desember 2016?

b. Jenis-jenis paragraf apa sajakah berdasarkan letak kalimat utamanya yang

terdapat pada tajuk rencana surat kabar Kompas edisi 1-15 Desember

2016?

c. Pola pengembangan paragraf apa sajakah yang terdapat pada tajuk rencana

surat kabar Kompas edisi 1-15 Desember 2016?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dibuat, ada tiga tujuan penelitian yang

dibuat, yaitu sebagai berikut.

a. Mendeskripsikan unsur-unsur paragraf yang terdapat pada tajuk rencana

surat kabar Kompas edisi 1-15 Desember 2016.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Mendeskripsikan jenis-jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama

yang terdapat pada tajuk rencana surat kabar Kompas edisi 1-15 Desember

2016.

c. Mendeskripsikan pola pengembangan paragraf yang terdapat pada tajuk

rencana surat kabar Kompas edisi 1-15 Desember 2016.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini ada dua, yaitu manfaat secara teoretis dan

praktis. Secara teoretis, penelitian ini dapat memperkaya teori-teori tentang unsur,

jenis, dan pola pengembangan paragraf. Secara praktis, penelitian ini memiliki

empat manfaat. Pertama, bagi pembelajar bahasa Indonesia penelitian ini

diharapkan dapat memberikan contoh kontekstual mengenai unsur, jenis, dan pola

pengembangan paragraf. Kedua, bagi guru bahasa Indonesia penelitian ini

diharapkan dapat memberikan contoh kontekstual tentang penulisan paragraf.

Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan bahan ajar. Ketiga, bagi editor surat kabar

Kompas penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh editor surat kabar Kompas

untuk meninjau lagi penulisan paragraf yang baik dan benar. Keempat, bagi

peneliti lain penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain

tentang unsur paragraf, jenis paragraf, dan pola pengembangan paragraf.

1.5 Batasan Istilah

Dalam skripsi ini, peneliti memberikan beberapa batasan istilah yang dapat

memudahkan pembaca memahami keseluruhan skripsi. Batasan-batasan istilahnya

sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Paragraf

Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat

yang memiliki kesatuan dan menjelaskan satu ide pokok/gagasan utama.

b. Unsur paragraf

Unsur paragraf yang digunakan sebagai acuan analisis pada penelitian ini

adalah gagasan pokok/gagasan utama, kalimat utama, kalimat penjelas,

kalimat penegas, dan transisi.

c. Gagasan utama merupakan pernyataan umum tentang isi keseluruhan

paragraf (Wijayanti, dkk., 2013: 101).

d. Kalimat utama

Kalimat utama atau kalimat topik adalah kalimat yang mengandung

pokok pikiran paragraf (Wiyanto, 2004: 25).

e. Kalimat penjelas

Kalimat penjelas adalah kalimat yang bertugas menjelaskan pokok

pikiran yang terdapat dalam kalimat utama secara rinci.

f. Kalimat penegas

Kalimat penegas adalah kalimat yang digunakan untuk memperjelas

informasi atau menyimpulkan kalimat-kalimat yang mendahuluinya

(Wiyanto, 2004: 28).

g. Transisi

Transisi adalah perekat yang digunakan di dalam paragraf untuk

menunjang koherensi dan kohesif dari sebuah paragraf dan kehadirannya

tidak mutlak ada dalam suatu paragraf.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

h. Paragraf deduktif

Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak pada

awal paragraf (Wiyanto, 2004: 59).

i. Paragraf induktif

Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada di

bagian akhir paragraf (Wiyanto, 2004: 61).

j. Paragraf deduktif-induktif

Paragraf deduktif-induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada

di awal dan sekaligus di akhir paragraf. Namun, kalimat utama yang

berada di akhir paragraf itu merupakan pengulangan atau penegasan

kalimat utama pada kalimat awal paragraf (Wiyanto, 2004: 61).

k. Paragraf ineratif

Paragraf ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada di tengah

paragraf (Wiyanto, 2004: 62).

l. Pengembangan paragraf

Pengembangan paragraf adalah cara yang digunakan penulis dalam

menyampaikan ide/ gagasannya dalam membuat paragraf.

m. Pola pengembangan paragraf

Pola pengembangan paragraf yang digunakan sebagai acuan analisis

dalam penelitian ini ada empat belas, yaitu: 1) pola pengembangan

umum-khusus, 2) pola pengembangan khusus-umum, 3) pola

pengembangan campuran, 4) pola pengembangan perbandingan atau

pengontrasan, 5) pola pengembangan pertanyaan, 6) pola pengembangan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sebab-akibat, 7) pola pengembangan dengan contoh, 8) pola

pengembangan repetisi atau perulangan, 9) pola pengembangan definisi,

10) pola pengembangan pemerincian, 11) pola pengembangan ilustrasi,

12) pola pengembangan kronologi, 13) pola pengembangan klasifikasi,

dan 14) pola pengembangan analogi.

n. Tajuk rencana

Tajuk rencana adalah suatu bentuk opini yang ditulis oleh redaksi surat

kabar yang berisi pendapat dan sikap suatu media terhadap suatu masalah

aktual yang sedang terjadi di dalam masyarakat.

1.6 Sistematika Penulisan

Laporan penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I merupakan pendahuluan

yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, batasan istilah, dan sistematika penulisan. Bab II merupakan landasan

teori yang terdiri dari penelitian yang relevan dan kajian teori. Bab III merupakan

metodologi penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, sumber data dan data,

teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan

triangulasi data. Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri

dari deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil analisis. Bab V merupakan

penutup yang terdiri dari simpulan, implikasi, dan saran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Peneliti menemukan tiga penelitian yang relevan dengan penelitian ini.

Penelitian itu dilakukan oleh Caecilia Nurista Syahdu Hening (2015), Lukita

Purnamasari (2014), dan Ni Wayan Resmayani, I Made Sutama, Ida Ayu Made

Darmayanti (2015). Penelitian Hening (2015) terdapat dalam skripsi berjudul

“Pola Pengembangan Paragraf dan Unsur-unsur Paragraf pada Karangan Narasi

Karya Guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari,

Papua Barat, pada Tahun 2014”. Data penelitian ini adalah 43 paragraf dari 19

karangan narasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola pengembangan paragraf

yang dominan digunakan adalah pola pengembangan kronologi. Dari 43 paragraf

yang dianalisis terdapat 28 paragraf berpola kronologi. Ada 15 paragraf yang

tidak memiliki pola pengembangan. Selain itu, unsur paragraf yang dominan

terdapat dalam paragraf adalah transisi dan kalimat pengembang. Dari 43 paragraf

yang dianalisis terdapat tujuh paragraf yang terdiri dari dua unsur, yaitu transisi

dan kalimat pengembang; dan 36 paragraf dengan satu unsur, yaitu kalimat

pengembang.

Penelitian Purnamasari (2014) terdapat dalam skripsi berjudul “Pola

Pengembangan Paragraf dalam Resensi Surat Kabar Harian Kompas Edisi

Agustus-Oktober 2013”. Data penelitian ini adalah 130 paragraf yang terdapat

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

dalam 13 tulisan resensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 14 pola

pengembangan paragraf yang terdapat dalam resensi surat kabar Kompas edisi

Agustus-Oktober 2013, yaitu pola pengembangan umum-khusus, khusus-umum,

definisi, perbandingan, pembuktian, pertentangan, campuran, sebab-akibat,

akibat-sebab, pertanyaan, contoh, perulangan, perincian, dan pola pengembangan

analogi.

Penelitian Resmayani, dkk. (2015) terdapat dalam jurnal berjudul

“Analisis Pola Pengembangan Paragraf pada Karangan Siswa Kelas XI Bahasa 1

di SMA N 1 Seririt”. Data penelitian ini adalah 78 paragraf dalam 29 karangan

siswa. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari 78 paragraf yang diteliti

terdapat 53 paragraf yang mengandung pola pengembangan paragraf dan ada 25

paragraf yang tidak memiliki pola pengembangan. Dari 78 paragraf dari 29

karangan siswa terdapat 44 paragraf yang termasuk pola pengembangan sebab-

akibat, delapan paragraf yang termasuk pola pengembangan pertentangan, satu

paragraf yang termasuk pola pengembangan klasifikasi, dan 25 paragraf yang

tidak memiliki pola pengembangan paragraf.

Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan ketiga penelitian

terdahulu di atas. Persamaannya adalah ketiga penelitian terdahulu dan penelitian

ini sama-sama meneliti paragraf. Perbedaannya dapat dilihat dari beberapa aspek.

Pertama, penelitian Hening (2015) hanya mengkaji unsur-unsur dan pola

pengembangan dari satu jenis paragraf saja, yaitu paragraf narasi. Penelitian

Purnamasari (2014) meneliti paragraf secara umum, hanya saja yang diteliti hanya

pola pengembangan paragrafnya. Sama halnya dengan penelitian Purnamasari


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

(2014), penelitian Resmayani, dkk. (2015) hanya meneliti pola pengembangan

paragraf. Dalam penelitian ini, peneliti tidak hanya meneliti satu jenis paragraf,

tetapi berbagai jenis paragraf dari tajuk rencana. Selain itu, penelitian ini tidak

hanya meneliti pola pengembangan paragraf, tetapi juga unsur dan jenis

paragrafnya.

Kedua, dilihat dari subjek yang diteliti. Pada penelitian Hening (2015),

subjek yang diteliti adalah karangan narasi karya guru-guru SD. Pada penelitian

Purnamasari (2014), subjek yang diteliti adalah resensi surat kabar Kompas. Pada

penelitian Resmayani, dkk. (2015), subjek yang diteliti adalah karangan siswa

kelas XI Bahasa. Subjek yang diteliti oleh peneliti adalah tajuk rencana dalam

surat kabar Kompas.

2.2 Kajian Teori

Teori yang digunakan adalah teori tentang paragraf yang meliputi

pengertian paragraf, unsur-unsur paragraf, jenis-jenis paragraf, dan pola

pengembangan paragraf. Selain itu, pada landasan teori ini juga dijelaskan tentang

tajuk rencana.

2.2.1 Pengertian Paragraf

Ramlan (1993:1) mengungkapkan bahwa paragraf adalah bagian dari

suatu karangan atau tuturan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang

mengungkapkan satuan informasi dengan gagasan utama sebagai pengendalinya.

Wiyanto (2004: 15) mengatakan bahwa paragraf adalah sekelompok kalimat yang

saling berhubungan dan bersama-sama menjelaskan satu unit buah pikiran untuk

mendukung buah pikiran yang lebih besar, yaitu buah pikiran yang diungkapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

dalam seluruh tulisan. Tarigan (1987: 10-11) mengatakan bahwa paragraf

merupakan seperangkat kalimat yang berkaitan erat satu sama lainnya. Kalimat-

kalimat tersebut disusun menurut aturan tertentu sehingga makna yang

dikandungnya dapat dibatasi, dikembangkan dan diperjelas.

Selain pendapat yang dikemukakan ketiga ahli di atas, ada juga pendapat

lain tentang paragraf. Chaer (2011: 27-28) mengemukakan bahwa paragraf adalah

satuan bahasa yang dibangun oleh dua buah kalimat atau lebih yang secara

semantis dan sintaksis merupakan satu kesatuan yang utuh. Secara semantis

artinya di dalam paragraf itu terdapat satu ide, satu gagasan pokok atau utama

yang dilengkapi dengan keterangan tambahan mengenai ide atau gagasan pokok

itu. Secara sintaksis berarti di dalam paragraf itu terdapat sebuah kalimat utama

yang berisi gagasan pokok atau utama; ditambah dengan sejumlah kalimat lain

yang berisi keterangan tambahan tentang gagasan utama pada kalimat itu.

Rahardi (2009: 101-102) mengemukakan bahwa paragraf adalah satuan

bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat. Kalimat-kalimat di dalam paragraf

itu disusun secara runtut dan sistematis sehingga dapat dijelaskan hubungan antara

kalimat yang satu dengan kalimat yang lain dalam paragraf itu. Satu hal lagi yang

harus dicatat di dalam sebuah paragraf, yakni bahwa paragraf itu harus merupakan

satu kesatuan yang padu dan utuh.

Menurut peneliti, pendapat yang dikemukakan kelima ahli di atas pada

dasarnya sama-sama mengungkapkan bahwa paragraf merupakan sekelompok

kalimat. Rahardi (2009) dan Chaer (2011) sama-sama mengungkapkan bahwa

paragraf merupakan satuan bahasa. Chaer (2011) hanya mengungkapkan bahwa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

paragraf merupakan satuan bahasa tanpa menjelaskan satuan bahasa yang

dimaksud. Berbeda halnya dengan Chaer (2011), Rahardi (2009) sudah jelas

mengungkapkan bahwa paragraf adalah satuan bahasa tulis. Peneliti lebih memilih

pendapat yang dikemukakan Rahardi (2009) karena sudah jelas mengungkapkan

bahwa satuan bahasa yang dimaksud adalah satuan bahasa tulis bukan bahasa

lisan.

Dari persamaaan dan perbedaan pendapat yang dikemukakan beberapa

ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa paragraf adalah satuan bahasa tulis

yang terdiri dari beberapa kalimat yang memiliki kesatuan dan menjelaskan satu

ide pokok/gagasan utama. Beberapa kalimat yang dimaksud adalah paragraf

terdiri dari beberapa kalimat yang dapat berupa kalimat utama, kalimat penjelas,

dan kalimat penegas. Namun, tidak berarti kalimat-kalimat pada paragraf itu harus

terdiri dari kalimat-kalimat tersebut. Ada paragraf yang hanya terdiri dari kalimat-

kalimat penjelas, misalnya paragraf deskripsi. Namun, idealnya suatu paragraf

memiliki kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas. Oleh karena itu, paragraf

yang terdiri dari kalimat penjelas saja dapat dikatakan paragraf asalkan paragraf

itu memiliki gagasan utama.

2.2.2 Unsur-unsur Paragraf

Wijayanti, dkk. (2013) mengungkapkan bahwa unsur pembentuk

paragraf terdiri dari empat, yaitu gagasan pokok (utama), kalimat topik, kalimat

pendukung/penjelas/pengembang, dan kalimat simpulan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

a. Gagasan pokok (utama)

Menurut Wijayanti, dkk. (2013: 101), gagasan pokok/utama merupakan

jiwa dari paragraf yang berisi dasar masalah yang akan dibicarakan. Gagasan

utama berisi pernyataan umum tentang isi keseluruhan paragraf. Gagasan utama

biasanya terdapat di dalam kalimat topik atau kalimat utama. Akan tetapi, gagasan

utama tidak selalu berada di dalam kalimat utama. Apabila paragraf tersebut

hanya terdiri dari kalimat-kalimat penjelas, maka gagasan utama tersirat di dalam

seluruh kalimat pada paragraf itu. Apabila pembaca ingin mengetahui gagasan

utama paragraf itu, maka pembaca harus membaca keseluruhan paragraf itu.

Contoh:

(1) Pukul 07.00 Rudi sudah berada di kampus. Ia duduk sejenak di taman
kampus sambil menggendong tas kuliahnya. Tidak terdengar suaranya.
Lima menit kemudian, tiga temannya telah datang di tempat yang
sama. Masing-masing membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa
buku dan alat tulisnya. Suasana sunyi. Lima menit kemudian mereka
bersuara amat gaduh. Mereka berdebat amat serius. Entah apa yang
mereka perdebatkan. Sepuluh menit kemudian suasana kembali sunyi.
Mereka semuanya membaca dan menulis. Tiga puluh menit kemudian
salah seorang membacakan hasil akhir mereka. Setelah itu, mereka
membacakan kembali hasil diskusinya. Terdengar sayup-sayup mereka
berucap alhamdulillah tugas kelompok selesai. (Widjono, 2007: 176)

Paragraf (1) tidak memiliki kalimat topik. Namun, pada paragraf itu

terdapat gagasan utama, yaitu diskusi tugas kelompok mahasiswa.

b. Kalimat topik

Kalimat topik adalah kalimat yang mengandung gagasan pokok di dalam

sebuah paragraf (Wijayanti, dkk., 2013: 101). Kehadiran kalimat topik penting

bagi penulis dan pembaca. Bagi penulis, kalimat topik berfungsi sebagai

pengendali pikiran penulis dalam menyampaikan gagasannya di dalam paragraf.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Bagi pembaca, kalimat topik membantu memahami isi paragraf itu dengan

mudah. Kalimat topik berisi pernyataan umum yang memerlukan kalimat

penjelasnya. Kalimat topik dapat berada di awal, di akhir, di tengah, di awal dan

akhir, dan di seluruh paragraf. Namun, kalimat topik yang berada di seluruh

paragraf biasanya ditemukan pada cerita fiksi. Berikut ini contoh paragraf yang

kalimat topiknya berada di akhir paragraf.

(2) Perang saudara di Vietnam dalam konflik Kamboja jelas membuat


perekonomian Vietnam sempoyongan. Reformasi adalah kunci untuk
bangkit. Karena itu, sidang pendahuluan partai yang berkuasa di
negeri itu membahas soal mendasar tersebut. Akan tetapi, sidang belum
menghasilkan tentang arah kesepakatan reformasi menyeluruh di
bidang ekonomi yang ingin dijalankan di Vietnam. Mereka bahkan
menolak dengan tegas setiap usaha bagi terjadinya keterbukaan politik
yang dicoba jalankan. Dengan demikian, Vietnam terpaksa harus
realistis melihat dirinya. (Wijayanti, dkk., 2013: 102)

c. Kalimat penjelas (pendukung/pengembang)

Menurut Wijayanti, dkk. (2013: 107), kalimat penjelas atau pendukung

adalah kalimat yang memperjelas atau menjabarkan kalimat topik. Kalimat

penjelas diperlukan untuk memperjelas atau mengembangkan kalimat topik.

Contoh:

(3) Citra bisnis retail dipengaruhi dua faktor. Faktor pertama yang
membentuk dan memengaruhi citra adalah komunikasi melalui media.
Komunikasi tersebut membentuk citra karena kemampuannya dalam
memengaruhi persepsi konsumen tentang bauran pemasaran suatu
perusahaan. Faktor berikutnya adalah pengalaman konsumen, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dalam berhubungan dengan
penyedia produk atau jasa. Apabila konsumen mendapatkan produk
atau jasa, harga, dan kualitas yang memuaskan, konsumen cenderung
mempunyai persepsi yang positif terhadap organisasi tersebut.
(Wijayanti, dkk., 2013: 108)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Gagasan utama paragraf (3) terdapat pada kalimat pertama, yaitu dua

faktor yang memengaruhi citra bisnis retail. Gagasan utama ini dikembangkan

oleh kalimat-kalimat selanjutnya yang merupakan kalimat-kalimat penjelas.

d. Kalimat simpulan

Kalimat simpulan tidak selalu hadir di setiap paragraf. Kalimat simpulan

ini sebenarnya merupakan kalimat penegas. Kalimat ini bertugas menegaskan

kembali pernyataan yang terdapat pada kalimat topik. Oleh karena itu, dalam

kalimat simpulan tidak boleh ada topik baru yang dikemukakan.

Contoh:

(4) Keluarga kami selalu tampak sibuk pada pagi hari. Ayah selalu
mencuri waktu untuk berlari pagi atau bersepeda di sekeliling rumah.
Ibu pagi-pagi sekali menyiapkan sarapan dan bekal untuk dibawa saya
dan adik ke sekolah. Kami pun bersiap-siap berangkat ke sekolah.
Tepat pukul 06.00 semua anggota keluarga, kecuali ibu, sudah
meninggalkan rumah. (Wijayanti, dkk., 2013: 111)

Selain Wijayanti, dkk. (2013), Wiyanto (2004) mengemukakan bahwa

untuk membuat paragraf yang sistematis dan logis ada empat unsur yang

mendukung, yaitu transisi, kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas.

a. Transisi

Menurut Tarigan (1987: 15), transisi adalah mata rantai penghubung

antarparagraf. Transisi berfungsi sebagai penghubung jalan pikiran dua paragraf

yang berdekatan. Kata-kata transisional merupakan petunjuk bagi pembaca ke

arah mana ia bergerak dan juga mengingatkan pembaca bahwa suatu paragraf baru

bergerak searah dengan gagasan utama sebelumnya. Oleh karena itu, transisi

dapat dikatakan sebagai penunjang koherensi dan kesatuan antarbab, antarsubbab,

dan antarparagraf dalam suatu karangan. Transisi tidak selalu harus ada dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

setiap paragraf. Kehadiran transisi dalam paragraf bergantung pada pertimbangan

pengarang.

Wiyanto (2004: 22) mengungkapkan bahwa sebuah tulisan/karangan tidak

hanya terdiri dari satu paragraf, tetapi dari beberapa paragraf. Paragraf-paragraf

itu tidak berdiri sendiri, tetapi harus berhubungan satu dengan yang lain. Untuk

menghubungkan paragraf satu dengan paragraf lain dibutuhkan „perekat‟ yang

disebut transisi. Transisi digunakan untuk menghubungkan paragraf satu dengan

paragraf lain sehingga paragraf-paragraf itu memiliki hubungan logis.

Walaupun demikian, tidak semua paragraf mengandung transisi. Ada

paragraf yang tidak perlu menggunakan transisi karena tanpa transisi pun

hubungannya terasa logis. Transisi digunakan apabila diperlukan penulis. Transisi

tidak hanya menghubungkan antarparagraf. Transisi juga dapat digunakan untuk

menghubungkan kalimat, antarsubbab, dan antarbab.

Pendapat yang dikemukakan dua ahli di atas sebenarnya hampir sama.

Keduanya sama-sama mengungkapkan bahwa transisi merupakan perekat antara

paragraf yang satu dengan paragraf lainnya. Tarigan (1987) dan Wiyanto (2004)

juga sama-sama mengungkapkan bahwa transisi tidak hanya menghubungkan

paragraf satu dengan paragraf lainnya, melainkan juga dapat menghubungkan

antarkalimat, subbab, dan antarbab. Kehadiran transisi bukan hanya

menghubungkan paragraf satu dengan paragraf yang lain. Transisi dapat

digunakan untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya dalam

paragraf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Tarigan (1987) dan Wiyanto (2004) juga mengungkapkan bahwa transisi

hanya ada dalam paragraf apabila diperlukan. Dari kedua pendapat ahli ini peneliti

menyimpulkan bahwa transisi merupakan perekat yang digunakan di dalam

paragraf untuk menunjang koherensi dan kohesif paragraf dan kehadirannya tidak

mutlak ada dalam suatu paragraf.

Wiyanto (2004: 23) mengungkapkan bahwa wujud transisi dapat berupa

kata, kelompok kata, kalimat, atau paragraf pendek. Transisi yang berupa paragraf

pendek biasanya terdapat antarsubbab atau antarbab.

1. Transisi berupa kata (kelompok kata)

Transisi berupa kata dan kelompok kata amat banyak. Pengelompokan

berdasarkan penanda hubungannya seperti berikut ini.

a. Penanda hubungan kelanjutan, antara lain lagi pula, tambahan lagi,

bahkan, kedua, ketiga, selanjutnya, akhirnya, dan terakhir.

b. Hubungan waktu, antara lain dahulu, sekarang, kini, kelak, sebelum,

setelah, sesudah, sementara itu, sehari kemudian, dan tahun depan.

c. Penanda klimaks, antara lain paling ..., se...nya, dan ter ... .

d. Penanda perbandingan, antara lain seperti, ibarat, sama, dan bak.

e. Penanda kontras, antara lain biarpun, walaupun, dan sebaliknya.

f. Penanda urutan jarak, antara lain di sana, di sini, di situ, sebelah,

dekat, dan jauh.

g. Penanda ilustrasi, antara lain umpama, contoh, dan misalnya.

h. Penanda sebab-akibat, antara lain sebab, oleh sebab itu, oleh karena,

dan akibatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

i. Penanda syarat (pengandaian), antara lain jika, kalau, jikalau,

andaikata, dan seandainya.

j. Penanda kesimpulan, antara lain ringkasnya, kesimpulannya, garis

besarnya, dan rangkuman.

2. Transisi berupa kalimat

Kalimat yang digunakan sebagai transisi dikenal pula dengan istilah

kalimat penuntun. Kalimat penuntun mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai

transisi dan sebagai pengantar topik yang akan dijelaskan.

Contoh:

(5) Ringkasnya, morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang


membicarakan seluk beluk kata. Yang dibicarakan dalam morfologi
adalah perubahan-perubahan bentuk kata, baik dengan afiksasi,
reduplikasi, maupun komposisi. Perubahan bentuk kata membawa
akibat adanya perubahan arti kata. Pembicaraan mengenai perubahan
arti kata sebagai akibat perubahan bentuk kata ini juga masuk wilayah
morfologi. Bahkan morfologi juga membicarakan perubahan jenis kata
sebagai akibat dari perubahan bentuk kata. (Wiyanto, 2004: 24)

3. Transisi berupa paragraf

Adakalanya transisi berupa paragraf pendek. Transisi ini digunakan untuk

“membelokkan” pembahasan dari suatu pokok pikiran ke pokok pikiran yang lain.

Namun, transisi ini agak jarang digunakan karena transisi ini biasanya

menghubungkan subbab dalam suatu tulisan.

Contoh:

(6) Demikian penjelasan ringkas mengenai pentingnya pembuka pidato.


Sebelum kita lanjutkan pembicaraan mengenai berbagai cara membuka
pidato yang menarik, memikat, dan memesona, terlebih dahulu kita
bicarakan intonasi. Pembicaraan tentang intonasi perlu kita dahulukan
karena berbagai cara membuka pidato itu hampir tidak ada
manfaatnya kalau tidak disertai intonasi yang baik.
Intonasi adalah ... (Wiyanto, 2004: 24)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Paragraf di atas berfungsi menjembati paragraf sebelumnya yang berisi

penjelasan mengenai pentingnya pembuka pidato dan paragraf selanjutnya yang

berisi penjelasan mengenai pentingnya intonasi yang baik. Karena gagasan utama

kedua paragraf yang dihubungkan berlainan, dapat dikatakan bahwa transisi yang

berupa paragraf itu “membelokkan” jalan pikiran pembaca dari suatu ide ke ide

yang lain.

b. Kalimat utama

Kalimat utama atau kalimat topik adalah kalimat yang mengandung pokok

pikiran paragraf (Wiyanto, 2004: 25). Pokok pikiran itu dituangkan dalam satu

kalimat di antara kalimat-kalimat lain yang terdapat dalam sebuah paragraf.

Kalimat yang mengandung pokok pikiran itu boleh bervariasi, tetapi pokok

pikirannya tetap sama. Misalnya, pokok pikiran yang akan disampaikan penulis

adalah “taman itu bagus”. Pokok pikiran itu dituangkan dalam sebuah kalimat.

Contoh kemungkinan kalimat yang akan muncul sebagai berikut.

(7) Banyak orang mengakui bahwa taman itu termasuk taman yang bagus.
(8) Taman kecil di depan rumahnya amat bagus.
(9) Sejak dulu sampai sekarang taman itu tetap bagus.
(10) Bila dibandingkan dengan taman-taman yang ada di sekitarnya, taman
itu tetap yang paling bagus.
(11) “Itu taman yang amat bagus,” kata salah seorang tamu yaang sempat
memperhatikannya.
(12) Memang, taman seperti itulah yang dapat dikatakan sebagai taman
yang bagus. (Wiyanto, 2004: 25)

Meskipun kalimat-kalimat dalam contoh di atas bervariasi, pokok

pikirannya sama, yaitu “taman yang bagus”. Karena itu, semua variasi kalimat itu

dapat dikatakan sebagai kalimat utama. Isi kalimat utama masih bersifat umum

karena belum mengungkapkan pokok pikiran penulis secara rinci. Bagi pembaca,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

kalimat utama belum memberi informasi yang lengkap. Karena itu, dalam sebuah

paragraf, selain terdapat kalimat utama, juga terdapat kalimat-kalimat penjelas.

Kalimat-kalimat penjelas itu merinci atau memberi alasan pernyataan umum

dalam kalimat utama. Dengan demikian, informasi yang diterima pembaca

menjadi lengkap karena secara nalar dapat diterima.

c. Kalimat penjelas

Pembicaraan tentang kalimat penjelas tidak dapat dipisahkan dengan

kalimat utama. Dinamakan kalimat penjelas karena ada kalimat utama.

Sebaliknya, dinamakan kalimat utama karena ada kalimat penjelas. Meskipun

demikian, keduanya mempunyai perbedaan yang nyata.

Kalimat utama berisi pokok pikiran. Pokok pikiran itu dituangkan dalam

pernyataan umum. Sebaliknya, kalimat penjelas berisi pikiran penjelas yang

diwujudkan dalam kalimat-kalimat yang isinya menjelaskan, merinci,

membandingkan, atau memberi contoh secara khusus. Oleh karena itu, dapat

dikatakan bahwa kalimat penjelas adalah kalimat yang bertugas menjelaskan

pokok pikiran yang terdapat dalam kalimat utama secara rinci.

Misalnya, gagasan utama berbunyi “makhluk hidup memerlukan air”. Gagasan

utama itu dituangkan dalam sebuah kalimat utama, misalnya “Agaknya kita tidak

akan ragu-ragu mengatakan bahwa setiap makhluk hidup memerlukan air”.

Kemudian, agar lebih jelas bagi pembaca, kalimat utama itu ditambahi kalimat-

kalimat penjelas yang berupa contoh.

Contoh:

(13) Agaknya kita tidak akan ragu-ragu mengatakan bahwa setiap makhluk
hidup memerlukan air. Misalnya, tumbuh-tumbuhan di sekitar rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

kita. Pada musim kemarau panjang, tumbuh-tumbuhan, terutama yang


kecil, mati kekeringan. Tumbuh-tumbuhan besar pun akan mati kalau
tidak mendapatkan air dalam waktu yang amat lama. Demikian pula
binatang piaraan kita, selain memerlukan makanan juga memerlukan
air minum. Kebutuhan air itu lebih banyak lagi bagi manusia. Selain
membutuhkan air untuk mandi, mencuci pakaian, dan memasak
makanan, kita membutuhkan air untuk minum. Kita akan merasa sangat
haus bila sehari saja tidak minum. Yang pasti, kita tentu tidak akan
tahan bila beberapa hari tidak minum. (Wiyanto, 2004: 27)

d. Kalimat penegas

Kehadiran kalimat penegas dalam suatu paragraf tidak mutlak. Artinya,

boleh ada boleh tidak. Kalimat penegas adalah kalimat yang digunakan untuk

memperjelas informasi atau menyimpulkan kalimat-kalimat yang mendahuluinya

(Wiyanto, 2004: 28). Bila informasi yang disampaikan itu sudah cukup jelas atau

tanpa kalimat penegas, tetapi kejelasan informasi itu tidak terganggu, kalimat

penjelas tidak diperlukan. Namun, kadang-kadang kalimat penegas ditulis bukan

untuk memperjelas informasi atau untuk menyimpulkan, melainkan hanya untuk

variasi paragraf. Kalimat penegas diperlukan apabila penjelasan yang disampaikan

pada kalimat penjelas berpotensi melenceng dari gagasan utama yang terdapat

pada kalimat utama.

Contoh:

(14) Gedung yang dibangun delapan belas tahun yang lalu itu kini
keadaannya rusak berat. Tembok bagian depan mengelupas di
beberapa tempat dan bagian belakang retak-retak. Gentingnya banyak
yang pecah dan tentu saja bocor kalau hujan turun. Kayu penyangga
genting banyak yang patah sehingga atap bangunan tampak
bergelombang. Plafon sudah tidak utuh, lantai hancur, dan beberapa
jendela kaca pecah. Bahkan sejumlah pintunya keropos dimakan rayap.
Gedung itu memang sudah tidak layak dihuni. (Wiyanto, 2004: 28)

Menurut Wiyanto (2004: 28), unsur-unsur paragraf yang meliputi transisi,

kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas, tidak selalu ada dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

sebuah paragraf. Sebuah paragraf sering memiliki empat unsur, tiga unsur, dua

unsur, atau hanya satu unsur. Contoh-contohnya seperti di bawah ini.

1. Paragraf yang mengandung empat unsur, yaitu transisi, kalimat utama,

kalimat penjelas, dan kalimat penegas.

Contoh:

(15) Lagi pula, di asrama ini kita harus menjaga kebersihan. Kamar mandi
kita bersihkan sedikitnya dua hari sekali. Halaman kita sapu bergiliran
setiap pagi dan sore. Saluran air pembuangan kita kontrol setiap
minggu. Demikian pula sampah harus kita perhatikan. Jangan sampai
kita membuang sampah sembarangan. Semua sampah, baik sampah
besar maupun kecil, kita buang di tempat sampah. Bila sudah
terkumpul, kita bakar di tempat pembakaran sampah atau kita buang ke
tempat pembuangan akhir. Bila perilaku hidup bersih itu kita lakukan,
hidup kita di asrama menjadi nyaman dan sehat. (Wiyanto, 2004: 28-
29)

2. Paragraf yang mengandung tiga unsur, yaitu transisi, kalimat utama, dan

kalimat penegas.

Contoh:

(16) Semua kendaraan bermotor memerlukan bahan bakar. Lokomotif


kereta api memerlukan solar agar kuat menarik rangkaian gerbong.
Mobil dan sepeda motor “minum” bensin untuk melaju di jalan raya.
Agar dapat menyebrangi lautan, kapal api harus diberi solar yang
amat banyak. Demikian pula kapal terbang. Agar dapat mengudara ia
harus dibekali bensol. (Wiyanto, 2004: 29)

3. Paragraf yang mengandung tiga unsur, yaitu kalimat utama, kalimat penjelas,

dan kalimat penegas.

Contoh:

(17) Pak Wira makin sibuk. Kambing-kambingnya yang harus dicarikan


rumput kini bertambah menjadi sepuluh ekor. Ayam dan itiknya tetap
minta jatah makanan dan minuman. Sementara itu, tanaman palawija
di sawahnya tak mau ditelantarkannya. Apalagi dalam musim kemarau
seperti sekarang ini, pak Wira harus sering ke sawah. Pekerjaan pak
Wira memang semakin berat. (Wiyanto, 2004: 29)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

4. Paragraf yang mengandung dua unsur, yaitu kalimat utama dan kalimat

penjelas.

Contoh:

(18) Dia cukup pandai di sekolahnya. Dalam ulangan umum akhir semester
ini, dia dapat menjawab betul empat puluh soal dari lima puluh soal
Matematika yang diujikan. Hasil ulangan Kimia tidak mengecewakan
karena dia menempati urutan ketiga terbaik di kelasnya. Yang agak
mengecewakan adalah hasil ulangan Geografi. Dia hanya memperoleh
nilai enam. Tetapi, rasa kecewa itu segera terobati karena dalam
ulangan mata pelajaran Fisika dia mendapat nilai sembilan. (Wiyanto,
2004: 30)

5. Paragraf yang hanya mengandung satu unsur, yaitu kalimat-kalimat penjelas.

Contoh:

(19) Mendung bergayut, makin lama makin tebal. Warna kulitnya hitam
pekat. Angin berembus kencang menggoyang pepohonan dan
merontokkan dedaunan. Sementara itu, petir menyambar memenuhi
angkasa. Geledek pun bergemuruh memekakkan telinga. Tak lama
kemudian, hujan turun bagai dicurahkan dari langit bersamaan dengan
tiupan angin kencang. (Wiyanto, 2004: 30)

Dalam menganalisis unsur paragraf pada tajuk rencana Kompas, peneliti

menggabungkan unsur-unsur paragraf yang dikemukakan Wijayanti, dkk. (2013)

dan Wiyanto (2004). Wijayanti, dkk. (2013) mengatakan bahwa unsur pembentuk

paragraf terdiri dari empat, yaitu gagasan pokok (utama), kalimat topik, kalimat

pendukung/penjelas/pengembang, dan kalimat simpulan/kalimat penegas.

Wiyanto (2004) mengungkapkan bahwa unsur pembentuk paragraf terdiri dari

empat, yaitu transisi, kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas.

Dari empat unsur pembentuk paragraf yang dikemukakan Wijayanti, dkk.

(2013) terdapat tiga unsur paragraf yang memiliki kedudukan sama dengan unsur

pembentuk paragraf yang dikemukakan Wiyanto (2004). Ketiga unsur paragraf


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

tersebut adalah kalimat topik/kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat

penegas/kalimat simpulan. Oleh karena itu, ada lima unsur paragraf yang

digunakan sebagai acuan analisis pada penelitian ini adalah gagasan

pokok/gagasan utama, kalimat utama, kalimat penjelas, kalimat penegas, dan

transisi.

2.2.3 Jenis-jenis Paragraf

Menurut Wiyanto (2004: 9), paragraf dapat digolongkan menjadi

beberapa jenis. Penggolongan itu dapat dilakukan dengan menggunakan dasar

tertentu. Sedikitnya, ada empat dasar untuk membuat penggolongan paragraf,

yaitu berdasarkan letak kalimat utama, sifat, pengembangan, dan fungsi. Jenis

paragraf yang diteliti oleh peneliti, yaitu berdasarkan letak kalimat utamanya.

Wiyanto mengungkapkan bahwa berdasarkan letak kalimat utamanya paragraf

dapat digolongkan menjadi lima, yaitu paragraf deduktif, paragraf induktif,

paragraf deduktif-induktif, paragraf ineratif, dan paragraf tanpa kalimat utama.

Menurut Wijayanti, dkk. (2013: 117), paragraf dapat diklasifikasi

berdasarkan posisi kalimat topik di dalam paragraf, urutan kemunculan paragraf

di dalam karangan, dan tujuan penulisannya di dalam paragraf atau karangan.

Karena jenis paragraf yang diteliti peneliti hanya jenis paragraf berdasarkan posisi

kalimat utama atau kalimat topik, maka peneliti hanya menjelaskan jenis paragraf

berdasarkan posisi kalimat topik saja. Wijayanti, dkk. (2013: 118)

mengungkapkan bahwa paragraf dapat dibedakan menjadi empat, yaitu paragraf

deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif, dan paragraf dengan

kalimat topik di seluruh paragraf.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Dari pendapat yang dikemukakan kedua ahli dapat dilihat persamaan dan

perbedaannya. Dari beberapa jenis paragraf yang dikemukakan kedua ahli di atas

terdapat tiga jenis paragraf yang memiliki kedudukan sama, yaitu paragraf

deduktif, paragraf induktif, dan paragraf deduktif-induktif. Selain ketiga jenis

paragraf tersebut, ada satu lagi jenis paragraf yang memiliki kedudukan sama,

yaitu paragraf tanpa kalimat utama (2004: 9) dan paragraf dengan kalimat topik di

seluruh paragraf (2013: 117). Kedua istilah jenis paragraf yang digunakan ini

sebenarnya memiliki kesamaan makna, yaitu pokok pikiran pada paragraf itu

terdapat di dalam seluruh kalimatnya.

Namun, penggolongan jenis paragraf yang dilakukan Wiyanto lebih

lengkap karena Wiyanto mengemukakan ada lima jenis paragraf apabila dilihat

dari letak kalimat utamanya. Menurut peneliti, pendapat yang dikemukakan

Wiyanto lebih sesuai dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Oleh karena itu,

teori yang digunakan oleh peneliti sebagai acuan analisis dalam penelitian ini

adalah teori yang dikemukakan Wiyanto.

Wiyanto (2004: 59-64) mengungkapkan bahwa berdasarkan letak kalimat utama,

paragraf dapat digolongkan sebagai berikut.

1. Paragraf deduktif

Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak pada

awal paragraf (Wiyanto, 2004: 59). Namun, kalimat utamanya tidak harus pada

kalimat pertama. Banyak paragraf yang kalimat pertamanya berupa kalimat

transisi. Paragraf yang mengandung kalimat transisi, kalimat utamanya berada

dalam posisi kalimat kedua. Namun, paragraf ini tetap dinamakan paragraf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

deduktif karena kalimat pertamanya hanya merupakan transisi bukan kalimat

penjelas.

Contoh:

(20) Kegiatan seorang penulis dapat disamakan dengan seorang petani


yang mencangkul sawah ladangnya. Pak tani akan bertenaga kalau
cukup makan dan minum. Bila kurang makan dan minum, ia akan cepat
merasa lelah, letih, dan loyo. Demikian pula seorang penulis. Bila
penulis sedikit membaca, kurang melakukan riset untuk bahan
tulisannya, dan tidak sensitif terhadap lingkungannya, tentu saja ia
akan kehabisan ide. (Wiyanto, 2004: 60)

2. Paragraf induktif

Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada di bagian

akhir paragraf (Wiyanto, 2004: 61). Biasanya kalimat utama paragraf induktif

menggunakan konjungsi penyimpul antarkalimat, seperti jadi, maka, dengan,

demikian, akhirnya, dan karena itu. Namun, kebiasaan ini bukan sesuatu yang

mutlak. Sebab, banyak pula kalimat utama yang tidak perlu didahului konjungsi

tersebut.

Contoh:

(21) Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya 6,7% dari luas Indonesia
saat ini dihuni oleh 60% penduduk Indonesia. Kepadatan penduduk di
Jawa kurang lebih 900 orang per kilometer persegi. Di wilayah
Semarang mencapai 1.832 orang per kilometer persegi. Kepadatan
penduduk saat ini sangat luar biasa bedanya dengan wilayah Indonesia
lainnya. Di Papua Barat kepadatannya hanya 4 orang per kilometer
persegi. Bahkan, di Kabupaten Merauke yang luasnya hampir sama
dengan Pulau Jawa dan penduduknya hanya 270.000 orang itu,
kepadatannya hanya 2 orang per kilometer persegi. Karena itu, siapa
pun tidak akan ragu-ragu mengatakan bahwa penyebaran penduduk
Indonesia tidak merata. (Wiyanto, 2004: 61)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

3. Paragraf deduktif-induktif

Menurut Wiyanto (2004: 61), paragraf deduktif-induktif adalah paragraf

yang kalimat utamanya berada di awal dan sekaligus di akhir paragraf. Kalimat

utama yang berada di akhir paragraf itu merupakan pengulangan atau penegasan

kalimat utama pada awal paragraf. Sebagai pengulangan atau penegas, wujud

kalimat utama yang berada di akhir paragraf itu tidak selalu sama dengan kalimat

utama yang berada di awal paragraf. Akan tetapi, kedua kalimat itu tetap

menunjukkan pokok pikiran yang sama meskipun wujudnya bervariasi.

Menurut peneliti, paragraf deduktif-induktif dapat dikatakan sebagai

paragraf deduktif. Peneliti mengatakan demikian karena pada paragraf deduktif-

induktif kalimat utamanya hanya terdapat di awal paragraf, sedangkan kalimat

pada akhir paragraf hanya kalimat penegas. Yang membedakan paragraf deduktif

jenis ini adalah paragraf deduktifnya memiliki kalimat penegas. Namun, karena

pada akhir paragraf yang berupa penegas itu tetap mengungkapkan pokok pikiran

yang terdapat pada kalimat utama maka paragraf itu tetap dinamakan paragraf

deduktif-induktif.

Contoh:

(22) Mulai sekarang kita harus membiasakan hidup bersih. Kita buang
sampah di tempatnya. Jangan sampai ada sampah tercecer di
sembarang tempat. Sebab, selain mengesankan jorok dan menimbulkan
bau busuk, sampah juga menjadi sarang penyakit. Berbagai bibit
penyakit yang berkembang biak di dalam sampah itu mengancam
kesehatan kita. Semakin banyak sampah di sekitar kita, semakin besar
pula ancaman itu. Sebaliknya, semakin bersih lingkungan kita, semakin
besar pula harapan kita untuk hidup sehat. Karena itu, kita harus
menjaga kebersihan lingkungan. (Wiyanto, 2004: 62)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

4. Paragraf ineratif

Paragraf ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada di tengah

paragraf (Wiyanto, 2004: 62). Kalimat-kalimat yang berada di awal paragraf

seolah-olah merupakan pengantar untuk menuju pada puncak. Yang dianggap

puncak di sini adalah kalimat utamanya. Sesudah sampai bagian puncak, penulis

masih menambahkan kalimat-kalimat penjelas lagi. Itulah keunikan paragraf

ineratif. Karena keunikannya itu, paragraf ineratif jarang ada.

Contoh:

(23) Etos kerja masyarakat Jepang sangat tinggi. Mereka juga sangat
berdisiplin. Masalah disiplin ini sudah mendarah daging bagi mereka.
Di mana-mana, baik di rumah, di jalan, di tempat umum, maupun di
kantor, semuanya sangat disiplin. Masyarakat Jepang memang layak
diteladani. Mereka rajin membaca untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan. Di mana saja, asal ada kesempatan, mereka
membaca. Bagi mereka, membaca tidak harus di ruang baca. Mereka
melakukannya di dalam gerbong kereta yang melaju, di stasiun, dan
bahkan sambil berdiri antre beli tiket. (Wiyanto, 2004: 62)

5. Paragraf tanpa kalimat utama

Tidak semua paragraf memiliki kalimat utama. Namun, tidak berarti

bahwa paragraf ini tidak mempunyai pokok pikiran. Penulis menempatkan pokok

pikiran dalam seluruh kalimat. Untuk menemukan gagasan utamanya, pembaca

harus mengambil kesimpulan dari seluruh kalimat yang ada. Paragraf tanpa

kalimat utama ini biasanya digunakan dalam cerita (narasi) atau lukisan

(deskripsi).

Dari pernyataan yang dikemukakan Wiyanto, peneliti menyimpulkan

bahwa paragraf tanpa kalimat utama bukan berarti paragraf tersebut tidak

memiliki gagasan utama. Paragraf jenis ini dinamakan paragraf tanpa kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

utama karena kalimat utamanya tidak terdapat pada paragraf itu. Walaupun

demikian, tidak adanya kalimat utama bukan berarti paragraf itu tidak memiliki

gagasan utama. Gagasan utamanya tersirat dalam kalimat-kalimat pada paragraf.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti tetap menggunakan istilah tanpa

kalimat utama karena yang diteliti adalah jenis paragraf berdasarkan letak kalimat

utamanya.

Contoh paragraf dalam cerita:

(24) Begitu upacara pengibaran bendera selesai, rakyat dan pemuda


Magelang berduyun-duyun meninggalkan puncak Gunung Tidar.
Mereka menuruni lereng gunung bagian barat dengan rasa bangga
sebagai bangsa merdeka. Namun, tiba-tiba terdengar letusan senjata
api dari balik gunung sebelah utara. Bukan satu dua letusan,
melainkan berondongan peluru tajam yang mengancam jiwa mereka.

(25) Rupanya pengibaran bendera merah putih di puncak Gunung Tidar


terlihat jelas dari markas tentara Jepang yang berada tidak jauh dari
kaki gunung. Tentara Jepang ingin menurunkan bendera merah putih
dan mengibarkan benderanya di puncak Gunung Tidar. Dalam
keadaan kacau, tiba-tiba datang dua orang tentara Jepang, ngotot
ingin mengibarkan benderanya. Para pemuda menghadapi dengan
tegas sehingga kedua tentara itu lari terbirit-birit kembali menuju
markasnya. (Wiyanto, 2004: 63)

Contoh paragraf dalam deskripsi:

(26) Gunung Tidar berada di tengah-tengah kota Magelang. Meskipun


disebut gunung, sebenarnya hanya berupa bukit kecil yang dapat didaki
sampai puncaknya dengan berjalan kaki selama lima belas menit. Ada
tiga jalan yang biasa dilalui menuju puncak, yaitu dari arah barat,
utara, dan selatan. Semuanya jalan setapak yang mudah dilalui.
Bahkan jalan dari arah barat lebih mudah lagi dilewati karena dibuat
mirip tangga rumah yang bertingkat.

(27) Semua jalan setapak menuju puncak dipayungi pepohonan besar dan
rindang. Perjalanan ke puncak seakan menerobos belantara dengan
aneka pohon dan semak. Beberapa pohon besar menjulurkan akar-akar
gantungnya. Kicauan aneka burung melengkapi keindahan hutan.
Embusan angin sejuk memperkuat suasana alam pegunungan.
(Wiyanto, 2004: 64)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

2.2.4 Pola Pengembangan Paragraf

Abdul Chaer (2011: 88) mengungkapkan bahwa pengembangan paragraf

adalah pemberian keterangan-keterangan tambahan dalam bentuk kalimat-kalimat

penjelas atau kalimat pengembang terhadap ide pokok yang terdapat pada kalimat

pokok. Atau dengan kata lain, pengembangan paragraf adalah cara yang

digunakan penulis dalam menyampaikan ide/gagasannya dalam membuat

paragraf. Menurut Chaer (2011: 88-97), paragraf dapat dikembangkan menjadi

sepuluh model. Kesepuluh cara atau model pengembangan paragraf yang

dikemukakan Chaer (2011: 88-97) adalah sebagai berikut.

1. Pengembangan paragraf dengan contoh

Pengembangan paragraf dengan memberi contoh atau contoh-contoh dapat

dilakukan kalau kalimat utamanya berisi pernyataan yang bersifat umum. Dalam

hal ini kata contohnya, misalnya, atau seperti dapat digunakan secara eksplisit,

tetapi dapat pula secara implisit.

Contoh:

(28) Di Indonesia terjadi banyak sekali pelanggaran norma. Dalam norma


hukum, masih banyak warga yang tidak taat membayar pajak sehingga
mempersulit proses pembangunan. Dalam norma agama, seseorang
terpaksa mencuri demi memenuhi kebutuhannya. Dalam norma etika,
banyak pemudi berpakaian tidak sepantasnya dan kebarat-baratan,
padahal di negara kita pakaian tersebut dianggap tidak sopan.
Terakhir, dalam norma susila juga terlihat pasangan pemuda-pemudi
berciuman di muka umum. Jelas sekali hal itu bukan hal yang lazim
dilakukan di negara kita. (Wijayanti, dkk., 2013: 116)

Kalimat utama pada paragraf di atas adalah kalimat pertama. Kemudian,

kalimat utama tersebut dikembangkan dengan contoh-contoh secara eksplisit yang

terdapat pada kalimat kedua sampai kelima.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

2. Pengembangan paragraf dengan definisi

Pengembangan paragraf dengan definisi biasanya dibuat apabila kita ingin

mengenalkan sebuah istilah yang dianggap baru dan belum dikenal. Kalimat

utamanya berupa definisi formal. Lalu, dilanjutkan dengan kalimat-kalimat

penjelas yang berupa penjelasan lebih lanjut mengenai istilah yang didefinisikan

itu.

Contoh:

(29) Sekretaris adalah pembantu terdekat pimpinan. Ia akan membantu


pimpinan mengarahkan tugas dengan meringankan dan menyelesaikan
semua tugas rutinnya. Ia memiliki keterampilan yang memadai
sehingga selain andal dalam menangani tugas rutin, ia juga dapat
menjadi orang kepercayaan. Ia akan menjadi tempat pimpinan untuk
mencurahkan persoalan perusahaan, bertukar pikiran, dan sebagai
fitur bagi kebijakan-kebijakan yang akan disampaikan pimpinan
kepada bawahannya. (Wijayanti, dkk., 2013: 115)

Gagasan utama paragraf di atas terdapat pada kalimat pertama yang berisi

definisi secara luas. Kalimat kedua sampai kalimat keempat merupakan

penjelasan terperinci dari definisi yang terdapat pada kalimat pertama.

3. Pengembangan paragraf dengan pemerincian

Pengembangan paragraf dengan pemerincian lazim dilakukan untuk

menunjang pikiran pokok yang berupa fakta, bisa juga pendapat. Jadi, pikiran

pokok itu dirinci dengan sejumlah fakta lain.

Contoh:

(30) Di kota kami yang tidak terlalu besar jumlah kendaraan cukup banyak,
sehingga kemacetan lalu lintas sering terjadi. Menurut catatan dinas
lalu lintas jalan raya terdapat 2615 buah mobil. Dari jumlah itu dapat
diperinci jumlah mobil dinas pemerintahan ada 325 buah, mobil
kendaraan umum ada 525 buah, mobil milik perusahaan swasta ada
100 buah, dan sisanya adalah mobil pribadi. Sepeda motor tercatat ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

1850 buah. 320 di antaranya adalah sepeda motor berplat merah.


(Chaer, 2011: 91)

Pikiran pokok pada paragraf di atas adalah jumlah kendaraan di sebuah

kota. Lalu, diperinci dengan banyaknya mobil dinas, mobil pribadi, dan mobil

kendaraan umum. Selain itu, diperinci juga banyaknya sepeda motor yang

diperinci menjadi milik umum dan milik instansi pemerintah. Istilah berplat

merah adalah kendaraan dinas pemerintahan.

4. Pengembangan paragraf dengan ilustrasi

Pengembangan paragraf dengan ilustrasi digunakan dalam paragraf

paparan (ekspositori) untuk menyajikan suatu gambaran atau melukiskan suatu

objek. Jadi, sebuah kalimat utama yang berisi gagasan utama dijelaskan dengan

kalimat-kalimat penjelas mengenai gagasan utama tersebut.

Contoh:

(31) Waktu pertama kali bertemu dengan Chairil Anwar, orang akan
menyangka dia orang Indo. Rambutnya yang kepirang-pirangan selalu
jatuh membuyar ke pelipis kanan dan selalu dibenahinya cepat ke
belakang dengan gerak yang cepat dan gesit. Putih matanya selalu
kemerah-merahan, dihidupi oleh biji mata coklat muda bening, selalu
sayup melihat arah kejauhan, tetapi juga selalu gesit dan cemerlang,
disertai gerak-gerik kenakalan. Tidak sejenak pun dia dapat diam,
semua pada dirinya bergerak: kata-katanya, matanya, jarinya, selalu
menyertai kehadirannya. Kehadirannya membawa suasana dinamis
gesit dan gerak. (Alwi (dalam Chaer, 2011: 92))

Gagasan utama pada paragraf di atas adalah sikap, fisik, dan sifat Chairil

Anwar yang pertama kali dilihat sebagian orang. Kemudian, gagasan utama itu

dipaparkan dalam kalimat-kalimat penjelas tentang sikap, sifat, dan keadaan fisik

Chairil Anwar itu.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

5. Pengembangan paragraf dengan kronologi

Pengembangan paragraf dengan kronologi atau urutan-urutan dari suatu

peristiwa atau kejadian, lazim digunakan dalam wacana kisahan. Kejadian-

kejadian dipaparkan selangkah demi selangkah secara kronologis.

Contoh:

(32) Sekitar sepuluh tahun yang lalu Bagas mulai terjun dalam dunia
kehumasan. Ia, saat itu, telah menyelesaikan sarjana dalam bidang
manajemen dari Universitas Indonesia di Jakarta. Setelah bekerja
selama dua tahun di Hotel Sahid Jaya di Jakarta, dia melanjutkan
sekolahnya di Australia National University di Melbourne, Australia,
sambil menjadi karyawan di kantor perwakilan agen perjalanan milik
Hotel Sahid di sana. Dalam waktu yang relatif singkat, dua tahun, ia
mampu menyelesaikan studinya dan meraih gelar Master of Science
dalam bidang pemasaran. Kemudian, ia kembali ke Jakarta dan
mendapat kesempatan menduduki posisi manajer hubungan masyarakat
di Hotel Sahid Jaya. Kini, seiring dengan pengalaman yang
dimilikinya, Bagas telah menduduki jabatan sebagai direktur hubungan
masyarakat sebuah hotel berbintang lima, Sangri-La yang terletak di
Jakarta Pusat. (Alwi (dalam Chaer, 2011: 93))

Gagasan utama paragraf di atas mengenai Bagas yang sejak sepuluh tahun

lalu mulai bekerja di bidang kehumasan. Kemudian, secara kronologis dengan

kalimat penjelas dipaparkan kisah Bagas yang melanjutkan pendidikan di

Australia. Lalu, kembali ke Jakarta bekerja kembali di bidang kehumasan sampai

menduduki jabatan sebagai direktur hubungan masyarakat di hotel Sangri-La,

Jakarta.

6. Pengembangan paragraf dengan sebab-akibat

Pengembangan paragraf dengan sebab-akibat lazim digunakan dalam

karangan ilmiah, antara lain untuk (1) mengemukakan alasan yang logis, (2)

mendeskripsikan suatu proses, (3) menerangkan mengapa sesuatu itu terjadi

demikian, dan (4) memprediksi runtutan peristiwa yang akan terjadi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

Contoh:

(33) Keberadaan industri komponen di dalam negeri masih berada dalam


kondisi rapuh, sehingga sulit diharapkan untuk dapat mendukung
keberadaan industri otomotif. Akibatnya, industri otomotif nasional
hingga kini masih tinggi tingkat ketergantungannya kepada komponen
impor. Tingkat ketergantungan yang masih tinggi ini berakibat pada
masih tingginya harga otomotif di tanah air. (Chaer, 2011: 94)

Pikiran pokok atau gagasan pokok pada paragraf di atas adalah

keberadaan industri komponen di dalam negeri masih dalam kondisi rapuh.

Pikiran pokok atau gagasan pokok ini merupakan sebab, sedangkan yang menjadi

akibatnya ada dua. Pertama, sulit diharapkan untuk dapat mendukung keberadaan

industri otomatif. Kedua, industri otomotif nasional hingga kini masih tinggi

tingkat ketergantungannya kepada komponen impor.

7. Pengembangan paragraf dengan perbandingan atau pengontrasan

Pengembangan paragraf dengan perbandingan atau pengontrasan

dilakukan untuk menyatakan persamaan dan perbedaan dua hal yang disebutkan

sebagai gagasan utama dalam kalimat utama.

Contoh:

(34) Kejahatan di dunia maya (cybercrime) berbanding terbalik dengan


kejahatan konvensional. Jika kejahatan konvensional harus
menggunakan senjata dan meninggalkan bekas kejahatan, kejahatan
dunia maya tidak menggunakan senjata, hanya membutuhkan waktu
sesaat dan tidak meninggalkan bekas. Kejahatan dunia maya dapat
terjadi di mana saja dan kapan saja karena kejahatan ini dapat
dilakukan hanya dengan mengakses internet lalu korban langsung
terhubung dengan jaringan internet. Jika kejahatan konvensional dapat
membunuh orang, kejahatan dunia maya membunuh karakter
seseorang. Artinya, kita mudah mendapatkan data rahasia seseorang
dan menyebarluaskannya ke publik. Contohnya, jika foto rahasia
seseorang berhasil diambil orang lain dan dipublikasikan orang
tersebut, korban akan dipermalukan, dicemoohkan, bahkan dikucilkan
masyarakat. Menangkap pelaku kejahatan di dunia maya juga tidak
semudah menangkap pelaku kejahatan konvensional. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

disebabkan keberadaanya sulit dilacak seperti mencari sebatang jarum


di tumpukan jerami. Baik kejahatan di dunia maya maupun kejahatan
konvensional akhir-akhir ini makin canggih modus operasinya dan
sama-sama membunuh dan menyakiti orang lain. (Wijayanti, dkk.,
2013: 115)

Gagasan utama paragraf di atas terdapat pada kalimat pertama yang

membandingkan dua hal, yaitu kejahatan di dunia maya dan kejahatan

konvensional. Kemudian, kalimat-kalimat selanjutnya digunakan untuk

menjelaskan gagasan utama yang terdapat pada kalimat utama.

8. Pengembangan paragraf dengan repetisi

Pengembangan paragraf menggunakan repetisi maksudnya gagasan utama

diulang-ulang pada kalimat-kalimat penjelas. Hal ini dilakukan untuk

mengingatkan kembali pada gagasan utama itu.

Contoh:

(35) Masalah dampak sulih suara film pada dasarnya serupa dengan
masalah dampak terjemahan pada umumnya. Dampak terjemahan
karya-karya tertulis dari zaman ke zaman sudah kita lihat. Kita pun
dapat merasakan dampak itu, baik dalam kehidupan sehari-hari, dalam
kehidupan kesenian, maupun dalam kehidupan intelektual. Akan tetapi
memang diperlukan waktu yang lama sampai timbulnya atau terjadinya
dampak itu. Kemajuan di bidang percetakan, informasi, komunikasi,
dan transportasi telah menyebabkan penyebaran hasil penerjemahan
terjadi dalam waktu yang cepat. Pengaruh buku terjemahan pada
masyarakat kita tentunya makin cepat terjadi. (Alwi (dalam Chaer,
2011: 96))

Gagasan utama paragraf di atas adalah dampak. Lalu, gagasan utama ini

dikembangkan dalam beberapa kalimat penjelas dengan mengulang-ulang dampak

itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

9. Pengembangan paragraf dengan klasifikasi

Pengembangan paragraf dengan klasifikasi dimaksudkan untuk

mengelompokkan sesuatu dalam kelompok-kelompok tertentu berdasarkan satu

kriteria tertentu.

Contoh:

(36) Sistem penamaan jenis-jenis kritik sastra bervariasi, yang


memungkinkan seorang kritikus untuk menggunakan beberapa jenis
kritik atau untuk membuat suatu sintese umum dari beberapa jenis
kritik itu, bergantung pada pilihan pendekatan yang digunakannya.
Pendekatan moral menekankan pertalian karya sastranya sebagai
karya seni dengan wawasan moral dan agama, memperjelas penilaian
perilaku sosial dan patokan-patokan moral yang tersirat di dalam
karya sastra. Pendekatan historis, yang bekerja atas dasar lingkungan
karya sastra itu sendiri berkaitan dengan fakta-fakta dari zaman dan
hidup pengarang. Pendekatan formal, yang terutama sangat ditekankan
oleh kritik baru, menekankan nilai karya sastra dalam lingkup
pertimbangan struktur dan unsur-unsur estetik, yang biasanya tanpa
pertimbangan lainnya. Pendekatan impresionistik, yang menjadi ciri
khas aliran romantik menekankan efek personal karya sastra pada
kritikusnya. (Chaer, 2011: 97)

Gagasan utama paragraf di atas terdapat pada kalimat pertama yang

merupakan kalimat utama. Selanjutnya, dijelaskan oleh kalimat-penjelas penjelas

yang merupakan klasifikasi dari gagasan utama pada kalimat utama.

10. Pengembangan paragraf dengan analogi

Pengembangan paragraf dengan analogi adalah mengembangkan gagasan

utama atau gagasan pokok yang belum dikenal dengan membandingkannya pada

sesuatu yang sudah dikenal. Tujuannya adalah menjelaskan sesuatu yang kurang

dikenal atau belum dikenal.

Contoh:

(37) Di usianya yang ke-32, karier pemain sepakbola Juergen Klinsmann


malah semakin bersinar. Banyak klub ternama dunia yang berebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

untuk mendapatkan pemain berambut pirang itu. Hal itu tidak


mengherankan mengingat ia adalah pemain yang keterampilannya di
atas rata-rata. Seperti layaknya seekor kijang atau kancil, yang
mempunyai bentuk tubuh ramping, cekatan untuk berkelit, lincah
gerakannya, larinya kencang sehingga sulit untuk ditangkap, cerdik
sekaligus licik, demikianlah sosok Klinsmann. Klinsi, demikian ia
dijuluki, memang dikenal sebagai pemain yang sering berpura-pura
terjatuh dan kesakitan di daerah kotak pinalti lawan untuk mengetahui
wasit sehingga dengan itu wasit akan menghadiahi tendangan penalti
baginya. Tahun depan, kapten kesebelasan tim nasional Jerman ini
akan meninggalkan klub Bayern Munchen dan akan bergabung dengan
klub Sampdoria, Italia. (Alwi (dalam Chaer, 2011: 97-98))

Selain pendapat yang dikemukakan Chaer (2011), Tarigan (1987) juga

mengungkapkan bahwa paragraf dapat dikembangkan dengan sembilan pola.

Kesembilan pola tersebut adalah sebagai berikut.

1. Paragraf deduksi (umum-khusus)

Paragraf deduksi adalah paragraf yang kalimat topik dikembangkan

dengan pemaparan ataupun deskripsi sampai bagian-bagian kecil sehingga

pengertian kalimat topik yang bersifat umum menjadi jelas (Tarigan, 1987: 30).

Paragrafnya dikembangkan dengan mengemukakan kalimat pokok atau kalimat

topik yang bersifat umum terlebih dahulu. Selanjutnya, diikuti dengan kalimat-

kalimat penjelas bersifat khusus yang menjelaskan kalimat topik yang sudah

dipaparkan di awal paragraf. Oleh karena itu, paragraf deduksi ini dapat disebut

juga paragraf umum-khusus.

Contoh:

(38) Menjelang hari raya Idul Fitri, harga sebagian barang pokok bergerak
naik. Beras seminggu lalu berharga Rp9.000,00/kg kini berubah jadi
Rp10.000,00/kg. Gula pasir melonjak dari Rp7.500,00/kg menjadi
Rp9.000,00/kg. Cabai mengalami kenaikan yang sangat tinggi
mencapai Rp65.000,00/kg dari sebelumnya Rp30.000,00/kg. Terigu
kini mencapai Rp11.500,00/kg, sedangkan minggu lalu masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

Rp11.000,00/kg. Daging sapi yang sebelumnya berharga


Rp65.000,00/kg kini berubah menjadi Rp80.000,00/kg.

Kalimat topik pada paragraf di atas adalah kalimat pertama yang

mengungkapkan harga barang pokok naik. Kemudian, diikuti dengan kalimat

penjelas yang bersifat khusus yang menjelaskan rincian harga barang pokok yang

naik. Kalimat penjelasnya adalah kalimat kedua sampai keenam.

2. Paragraf induksi (khusus-umum)

Paragraf induksi adalah paragraf yang dimulai dengan penjelasan bagian-

bagian konkret atau khusus yang dituangkan dalam beberapa kalimat pengembang

(Tarigan, 1987: 30). Paragraf induksi ini dimulai dengan kalimat-kalimat penjelas

dan dilanjutkan dengan kalimat utama atau kalimat topik. Atau dengan kata lain,

paragraf ini dimulai dengan memaparkan hal-hal yang bersifat khusus dan diikuti

dengan hal yang bersifat umum. Oleh karena itu, pola pengembangan paragraf

induksi ini dapat disebut pola pengembangan khusus-umum.

Contoh:

(39) Jam meja yang biasanya berdering jam 8.00 untuk membangunkanku
sekali ini membisu karena lupa diputar. Akibatnya saya terlambat
bangun. Cepat-cepat saya pergi ke kamar mandi. Ternyata sabun
mandi pun sudah habis lupa membelinya kemarin sore. Mau sarapan
nasi hangus. Mau berpakaian semua baju kotor sehingga terpaksa
memakai baju bekas kemarin. Tambahan lagi sewaktu menunggu
kendaraan umum untuk pergi ke kantor kendaraan selalu penuh.
Akhirnya dapat yang kosong, malangnya mogok pula di tengah jalan.
Turun dari kendaraan baru melangkah dua-tiga langkah disambut
hujan lebat bagai dicurahkan dari langit. Amboi, tidak hanya
terlambat dan badan basah kuyup tetapi dapat omelan dari “boss”.
Sungguh sial benar nasibku hari ini. (Tarigan, 1987: 30-31)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Kalimat utama atau hal yang bersifat umum pada paragraf ini terdapat di

akhir paragraf, yaitu kalimat kesebelas. Kalimat pertama sampai sepuluh

merupakan kalimat pengembang yang mendukung kalimat utama.

3. Paragraf campuran

Paragraf campuran adalah paragraf yang dimulai dengan kalimat topik

disusul kalimat pengembang dan diakhiri kalimat penegas. Sebaliknya, kalimat

pengembang dapat terbagi dua, yaitu sebagian di awal, sebagian di akhir paragraf,

dan kalimat topiknya berada di tengah paragraf (Tarigan, 1987: 31).

Contoh:

(40) Gengsi irama dangdut semakin meningkat. Bila dahulu irama ini
dianggap kampungan, peralatan asal ada dan tempat pertunjukkannya
pun di daerah pinggiran, kini suasana berubah. Irama dangdut tidak lagi
dianggap kampungan. Peralatannya lengkap, megah, dan modern tidak
kalah dengan peralatan grup musik pop. Artis-artisnya tidak kalah hebat
dari artis grup musik terkenal, baik dalam cara berpakaian, bergaya
maupun suara. Irama dangdut sudah biasa muncul di pesta-pesta besar,
di gedung-gedung megah. Bahkan, irama dangdut muncul dari tempat-
tempat mewah, seperti hotel, klub malam, dan mobil-mobil mewah.
Jelaslah bahwa irama ini sudah menembus kaum “gedongan” dan
kampus.

Kalimat utama pada paragraf di atas terdapat pada kalimat pertama.

Kalimat kedua sampai kalimat ketujuh merupakan kalimat pengembang yang

menjelaskan pokok pikiran dalam kalimat utama. Kalimat utama tersebut

ditegaskan kembali di akhir paragraf.

4. Paragraf perbandingan

Paragraf perbandingan adalah paragraf yang dimulai dengan kalimat topik

yang berisi perbandingan dua hal, misalnya yang bersifat abstrak dengan yang

bersifat konkret (Tarigan, 1987: 31-32). Kalimat utama atau kalimat topik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

dikembangkan dengan menjelaskan perbandingan dua hal tersebut dalam bentuk

yang konkret.

Contoh:

(41) Struktur suatu karangan atau buku pada hakikatnya mirip atau sama
dengan struktur suatu pohon. Bila pohon dapat diuraikan menjadi
pokok (batang), dahan, ranting, dan daun maka karangan pun dapat
diuraikan menjadi tubuh (body), bab, subbab, dan paragraf. Batang
sebanding dengan tubuh (body) karangan, cabang sebanding dengan
bab, ranting dengan subbab dan daun sebanding dengan paragraf.
(Tarigan, 1987: 32)

Paragraf di atas membandingkan dua hal, yaitu struktur suatu karangan

atau buku dengan struktur pohon. Kalimat utamanya adalah kalimat pertama.

Lalu, diikuti dengan kalimat kedua dan ketiga yang merupakan kalimat

pengembang yang menjelaskan perbandingan antara struktur suatu karangan atau

buku dengan struktur pohon.

5. Paragraf pertanyaan

Paragraf pertanyaan adalah kalimat topik yang dijelaskan dengan kalimat

pengembang berupa kalimat tanya dan kalimat berita (Tarigan, 1987: 32).

Contoh:

(42) Kepala kantor kami, Pak Akhmadi, gelisah. Mengapa beliau gelisah?
Tidak puas dengan kedudukannya sekarang? Bukan, bukan itu
sebabnya. Ia sangat puas bahkan ingin mempertahankan kedudukannya
sekarang. Ia resah karena pimpinan pusat telah mencium
ketidakberesan pertanggungjawaban keuangan di kantornya. Banyak
pengeluaran yang menyalahi anggaran. Tidak sedikit kwitansi
pembelian barang yang meragukan. Pembangunan kantor baru yang
dipercayakan pimpinan pusat padanya tidak selesai menurut jadwal
yang telah ditetapkan. Dana sudah hampir habis, gaji mingguan para
pekerja bangunan sudah empat minggu belum dibayar. (Tarigan, 1987:
32)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Kalimat utama pada paragraf di atas adalah kalimat pertama. Kalimat

utama tersebut dijelaskan oleh kalimat pengembang yang berupa pertanyaan, yaitu

kalimat kedua dan ketiga. Kemudian, jawaban dari pertanyaan itu dijelaskan pada

kalimat-kalimat selanjutnya yang juga merupakan kalimat-kalimat penjelas.

6. Paragraf sebab-akibat

Pola pengembangan paragraf sebab-akibat adalah paragraf yang kalimat

topik dikembangkan dengan memberikan sebab atau akibat dari pernyataan pada

kalimat topik.

Contoh:

(43) Nilai ujian akhir Cecep pada semester pertama ini rata-rata baik. Dia
pantas mendapat nilai tersebut karena ia telah bekerja keras dan tekun.
Cecep rajin mengikuti setiap perkuliahan. Ia tidak lupa membaca dua
sampai tiga buku tambahan untuk melengkapi setiap mata kuliah.
Setiap seminar atau diskusi yang diadakan oleh teman sekelasnya ia
selalu tampil sebagai pembicara. Rata-rata 4 jam sehari ia belajar
sendiri di rumah. Bahkan ia tidak segan-segan bertanya kepada dosen
bila ada hal-hal yang belum dimengerti atau belum jelas baginya.
(Tarigan, 1987: 33)

Kalimat utama pada paragraf di atas adalah kalimat pertama. Kalimat

utama tersebut dijelaskan oleh kalimat pengembang yang berisi sebab-akibat.

7. Paragraf contoh

Paragraf contoh adalah paragraf yang kalimat topik dikembangkan dengan

memberikan contoh-contoh sehingga kalimat topik jelas pengertiannya (Tarigan,

1987: 33).

Contoh:

(44) Tes biasanya menilai keterampilan seseorang. Bila kita ingin menilai
keterampilan seseorang dalam mengemudikan mobil, misalnya, maka
orang tersebut disuruh menjalankan mobil: mundur, maju, belok,
kencang, lambat dan seterusnya. Contoh lain, menilai kecakapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

memotong rambut, maka orang tersebut disuruh memotong rambut


seseorang. Lalu diamati bagaimana caranya memegang gunting, sisir,
caranya memotong rambut, menyisirnya dan lain-lain. Contoh ketiga:
bila ingin mengukur kemampuan menembak bola dari seorang pemain,
maka orang tersebut diberikan kesempatan untuk menembakkan bola
ke gawang dari berbagai posisi. (Tarigan, 1987: 33)

Kalimat utama pada paragraf di atas adalah kalimat pertama. Kalimat

utama tersebut dijelaskan oleh kalimat penjelas yang berupa contoh-contoh, yaitu

kalimat kedua sampai kalimat kelima.

8. Paragraf perulangan

Paragraf perulangan adalah paragraf yang kalimat topik dikembangkan

dengan pengulangan kata/kelompok kata atau bagian-bagian kalimat yang penting

(Tarigan, 1987: 33).

Contoh:

(45) Ada kaitan yang erat antara makan, hidup, dan berpikir pada manusia.
Setiap manusia perlu makan, makan untuk hidup. Namun, hidup tidak
hanya untuk makan. Hidup manusia mempunyai tujuan tertentu. Tujuan
hidup dapat berbeda antara satu dengan lainnya, tetapi ada
persamaannya, salah satu diantaranya melangsungkan keturunan.
Keturunan sebagai penerus generasi bangsa. Generasi yang lebih baik
dan tangguh. Tangguh menghadapi segala rintangan dan tantangan.
Rintangan dan tantangan membuat manusia berpikir. Berpikir bukan
sembarang berpikir tetapi berpikir jernih untuk memecahkan berbagai
persoalan hidup dan kehidupan. (Tarigan, 1987: 34)

Kalimat utama paragraf di atas adalah kalimat pertama. Kalimat utama

tersebut dijelaskan oleh kalimat-kalimat penjelas yang berupa perulangan.

9. Paragraf definisi

Paragraf definisi adalah paragraf yang kalimat topiknya mengandung suatu

pengertian atau istilah yang memerlukan kalimat penjelas untuk menjelaskan

maknanya agar tepat ditangkap oleh pembaca (Tarigan, 1987: 34).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Contoh:

(46) Manusia adalah makhluk yang berakal budi. Makhluk artinya ciptaan.
Tuhanlah yang menciptakan manusia. Mereka diciptakan oleh Tuhan
sebagai khalifah di bumi, yaitu sebagai penguasa dan pengelola segala
sesuatu di bumi. Tugasnya, yaitu memelihara bumi agar tidak terjadi
kerusakan. Manusia boleh menikmati apa saja yang ada di bumi agar
tidak terjadi kerusakan. Manusia boleh menikmati apa saja yang ada di
bumi sejauh tidak melanggar ketentuan-Nya. Sebagai makhluk yang
berakal budi, manusia dapat memahami dan melaksanakan batas-batas
yang dibolehkan dan yang dilarang oleh Tuhan. (Widjono, 2007: 206)

Gagasan utama paragraf di atas terdapat pada kalimat pertama yang berisi

definisi secara luas. Kalimat kedua sampai kalimat kedelapan merupakan

penjelasan terperinci dari definisi yang terdapat pada kalimat pertama.

Dalam menganalisis pola pengembangan paragraf yang terdapat pada tajuk

rencana surat kabar Kompas, peneliti menggabungkan pola pengembangan yang

dikemukakan Chaer (2011) dan Tarigan (1987). Namun, teori yang menjadi dasar

analisis data dalam penelitian ini adalah teori yang dikemukakan Tarigan (1987).

Tarigan (1987) mengemukakan bahwa dalam menulis paragraf terdapat sembilan

pola pengembangan, sedangkan Chaer (2011) mengemukakan bahwa dalam

menulis paragraf terdapat sepuluh pola pengembangan. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1. Pola Pengembangan Paragraf menurut Tarigan (1987) dan Pola

Pengembangan Paragraf menurut Chaer (2011)

No. Pola Pengembangan Paragraf


Tarigan (1987) Chaer (2011) Campuran pendapat
Tarigan (1987) dan Chaer
(2011)
1. Perbandingan Perbandingan atau Perbandingan atau
pengontrasan pengontrasan
2. Sebab-akibat Sebab-akibat Sebab-akibat
3. Contoh Contoh Contoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

4. Perulangan Repetisi Repetisi (perulangan)


(perulangan)
5. Definisi Definisi Definisi
6. Deduksi Pemerincian Deduksi (umum-khusus)
(umum-khusus)
7. Induksi (khusus- Ilustrasi Induksi (khusus-umum)
umum)
8. Campuran Kronologi Campuran
9. Pertanyaan Klasifikasi Pertanyaan
10. - Analogi Pemerincian
11. - - Ilustrasi
12. - - Kronologi
13. - - Klasifikasi
14. - - Analogi

Dari tabel 1 di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa pola

pengembangan yang dikemukakan Tarigan (1987) dan Chaer (2011) memiliki

persamaan dan perbedaan. Dari sembilan pola pengembangan paragraf yang

dikemukakan Tarigan (1987) terdapat lima pola pengembangan yang memiliki

kedudukan yang sama dengan pola pengembangan yang dikemukakan Chaer

(2011). Kelima pola pengembangan itu antara lain: 1) pola pengembangan

perbandingan atau pengontrasan, 2) pola pengembangan sebab-akibat, 3) pola

pengembangan dengan contoh, 4) pola pengembangan perulangan (repetisi), dan

5) pola pengembangan definisi.

Dari penggabungan pola pengembangan yang dikemukakan Tarigan

(1987) dan Chaer (2011), peneliti menggunakan 14 pola pengembangan sebagai

acuan analisis pada penelitian ini. Keempat belas pola pengembangan paragraf

tersebut, yaitu: 1) pola pengembangan deduksi (umum-khusus), 2) pola

pengembangan induksi (khusus-umum), 3) pola pengembangan campuran, 4) pola

pengembangan perbandingan atau pengontrasan, 5) pola pengembangan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

pertanyaan, 6) pola pengembangan sebab-akibat, 7) pola pengembangan dengan

contoh, 8) pola pengembangan repetisi atau perulangan, 9) pola pengembangan

definisi, 10) pola pengembangan pemerincian, 11) pola pengembangan ilustrasi,

12) pola pengembangan kronologi, 13) pola pengembangan klasifikasi, dan

14) pola pengembangan analogi.

2.2.5 Tajuk Rencana

Sumadiria (2004: 81) mengemukakan bahwa tajuk rencana adalah suatu

bentuk opini yang lazim ditemukan dalam surat kabar, tabloid, atau majalah.

Opini pada tajuk rencana mencerminkan aspirasi, pendapat, dan sikap resmi suatu

media pers terhadap persoalan potensial, fenomenal, dan aktual yang terjadi dalam

masyarakat. Secara teknis jurnalistik, tajuk rencana diartikan sebagai opini redaksi

berisi aspirasi, pendapat, dan sikap resmi media pers terhadap persoalan potensial,

fenomenal, aktual dan atau kontroversial yang terdapat dalam masyarakat.

Barus (2010: 142) mengungkapkan bahwa tajuk rencana merupakan sikap

atau pandangan surat kabar dan majalah terhadap suatu berita atau peristiwa,

kejadian, fakta, gagasan, dan opini yang berkembang di tengah masyarakat. Dari

pendapat yang disampaikan Sumadiria (2004) dan Barus (2010) peneliti dapat

menyimpulkan bahwa tajuk rencana adalah suatu bentuk opini yang ditulis oleh

redaksi surat kabar yang berisi pendapat dan sikap suatu media terhadap suatu

masalah aktual yang sedang terjadi di dalam masyarakat.

Tajuk rencana merupakan bagian yang penting yang harus ada dalam

setiap media cetak, khususnya surat kabar. Tajuk rencana merupakan media yang

dapat digunakan untuk menyampaikan pandangan dari redaksi surat kabar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

terhadap suatu masalah yang sedang hangat diperbincangkan. Tajuk rencana berisi

tanggapan redaksi media cetak terhadap suatu peristiwa.

Menurut Pinkerton (dalam Sumadiria, 2004: 81), fungsi tajuk rencana

mencakup empat hal, yaitu sebagai berikut.

1. Menjelaskan berita (explaining the news)

Tajuk rencana menjelaskan kejadian-kejadian penting kepada para

pembaca. Tajuk rencana berfungsi menerangkan terjadinya suatu kejadian

tertentu, faktor-faktor yang diperhitungkan untuk menghasilkan perubahan dalam

kebijakan pemerintah, dengan cara bagaimana kebijakan baru akan memengaruhi

kehidupan sosial dan ekonomi suatu masyarakat.

2. Menjelaskan latar belakang (filling in backround)

Untuk memperlihatkan kelanjutan suatu peristiwa penting, tajuk rencana

dapat menggambarkan kejadian tersebut dengan latar belakang sejarah, yaitu

menghubungkannya dengan sesuatu yang telah terjadi. Dengan menganalisis

sekarang, tajuk rencana dapat memperlihatkan keterkaitannya dengan masalah-

masalah yang terjadi sekarang. Tajuk rencana dapat menunjukkan hubungan

antara berbagai peristiwa yang terpisah, baik peristiwa politik, ekonomi, maupun

sosial. Kadang-kadang tajuk rencana memuat suatu pandangan dan menunjukkan

kesamaan dengan sejarah, yaitu kesamaan yang bertujuan untuk mendidik

masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

3. Meramalkan masa depan (forecasting the future)

Suatu tajuk rencana kadang-kadang menyajikan analisis yang melewati

batas berbagai peristiwa sekarang. Tajuk rencana ini bertujuan meramalkan

sesuatu yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

4. Menyampaikan pertimbangan moral (passing moral judgement)

Menurut tradisi lama, para penulis tajuk rencana bertugas

mempertahankan kata hati masyarakat. Mereka diharapkan mempertahankan isu-

isu moral dan mempertahankan posisi mereka. Jadi, penulis tajuk rencana akan

berurusan dengan pertimbangan moral yang biasa disebut dengan “pertimbangan

nilai”. Mereka menyampaikan tentang sesuatu yang benar dan salah kepada

pembacanya.

Menurut Assegaff (dalam Sumadiria, 2004: 84-85), tajuk rencana dapat

dikenali berdasarkan jenis dan sifat yang dimiliki, yaitu sebagai berikut.

1. Tajuk rencana yang bersifat memberikan informasi semata

Tajuk semacam ini agak jarang dijumpai. Pada umumnya tajuk rencana ini

ada karena si penulis tajuk masih belum mengetahui kebijakan apa yang diambil

oleh surat kabarnya. Contoh tajuk rencana jenis ini adalah tajuk rencana yang

berjudul “Cegah Krisis Kemanusiaan di Yaman” yang dimuat dalam surat kabar

Kompas, edisi 20 Desember 2016. Berikut ini diberikan penggalan tajuk

rencananya.

Contoh:

(47) Aden adalah kota di bagian selatan Yaman yang dikontrol beberapa
faksi yang loyal kepada Presiden Abdurabbuh Mansour Hadi. Mereka
berperang melawan kelompok Houthi yang beraliran Syiah, yang sejak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

2014 menguasai ibu kota Sana’a dan sebagian besar Yaman bagian
utara. ... (Kompas, 20 Desember 2016, halaman 6)

2. Tajuk rencana yang bersifat menjelaskan

Jenis tajuk ini hampir serupa dengan interpretasi yang memberikan

penjelasan kepada suatu peristiwa atau berita. Contoh tajuk rencana jenis ini

adalah tajuk rencana yang berjudul “Skema Baru Industri Migas” yang dimuat

dalam surat kabar Kompas, edisi 21 Desember 2016. Berikut ini diberikan

penggalan tajuk rencananya.

(48) Pemerintah sedang menyiapkan peraturan untuk berlakunya skema


kontrak bagi hasil kotor (gross split). Perubahan penting ini akan
menggantikan model yang digunakan selama ini, yaitu kontraktor
mendapatkan pengembalian biaya yang dikeluarkan dalam pencarian
dan produksi migas (cost recovery). Skema kontrak bagi hasil kotor ini
akan diberlakukan pada kontrak baru dan akan berlaku mulai tahun
depan. ... (Kompas, 21 Desember 2016, halaman 6)

3. Tajuk rencana yang bersifat memberikan argumentasi

Tajuk rencana ini bersifat analitis dan memberikan argumentasi penyebab

terjadinya suatu hal dan akibatnya. Contoh tajuk rencana jenis ini adalah tajuk

rencana yang berjudul “Optimisme yang Berpengharapan” yang dimuat dalam

surat kabar Kompas, edisi 24 Desember 2016. Berikut ini diberikan penggalan

tajuk rencananya.

(49) ....
Ketika optimisme dibangun sebagai jawaban atas kondisi kemerosotan
moral dan keterpecahan bangsa tidak terpenuhi, terbentang harapan.
Kita hidup dalam sebuah komunitas bangsa yang berpengharapan. Kita
hidup dalam sebuah komunitas bangsa yang berpengharapan. Harapan
yang dibangun atas sikap optimisme eksistensial dalam dunia riil
sebagai dinamika kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat. ... (Kompas, 24 Desember 2016, halaman 6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

4. Tajuk rencana yang bersifat menjuruskan timbulnya aksi

Tajuk semacam ini adalah tajuk yang mendorong timbulnya aksi dari

masyarakat. Tajuk rencana ini juga dapat bertujuan mendorong aksi dari pihak

tertentu saja. Si penulis tajuk ingin menjuruskan timbulnya tindakan secara cepat.

Contoh tajuk rencana jenis ini adalah tajuk rencana yang berjudul “ASEAN Perlu

Dampingi Myanmar” yang dimuat dalam surat kabar Kompas, edisi 21 Desember

2016. Berikut ini diberikan penggalan tajuk rencananya.

(50) ...
Akan tetapi, kini semua sudah selesai, meskipun penyelesaian masalah
Rakhine dan Rohingnya belum tuntas. Karena itu, sudah selayaknya
ASEAN turun tangan, untuk membantu menyelesaikan persoalan di
salah satu anggotanya, tidak dimaksud untuk campur tangan, tetapi
sebagai bentuk solidaritas sesama anggota ASEAN. Oleh karena, jika
kedua persoalan itu tidak segera bisa diselesaikan, tentu akan sangat
mengganggu ASEAN. (Kompas, 21 Desember 2016, halaman 6)

5. Tajuk rencana yang bersifat jihad

Tajuk semacam ini umumnya datang berturut-turut dan dengan sikap yang

jelas terhadap suatu masalah. Tujuannya juga jelas untuk mengadakan perubahan.

Contohnya tajuk-tajuk rencana yang terus-menerus tentang antijudi dan kemudian

menghapuskan judi.

6. Tajuk rencana yang bersifat membujuk

Jenis tajuk rencana yang bersifat membujuk ditujukan secara halus kepada

pembaca untuk mengambil tindakan atau membentuk pendapat umum. Contoh

tajuk rencana jenis ini adalah tajuk rencana yang berjudul “Suburkan Kasih,

Lawan Teror” yang dimuat dalam surat kabar Kompas, edisi 26 Desember 2016.

Berikut ini diberikan penggalan tajuk rencananya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

(51) ...
Dengan semangat Natal, kita tularkan perasaan kasih di lingkungan,
menggantikan ankara. Kita viralkan ungkapan kasih di media sosial,
bukan ujaran kebencian. Kita bangun kehidupan, bukan
menghancurkannya. (Kompas, 26 Desember 2016, halaman 6)

7. Tajuk rencana yang bersifat memuji

Jika ada tajuk yang mendorong aksi maka sudah wajar juga jika ada tajuk

yang ditujukan untuk memuji atau memberikan pujian atas suatu prestasi yang

terjadi. Contoh tajuk rencana jenis ini adalah tajuk rencana yang berjudul

“Apresiasi untuk Tim Garuda” yang dimuat dalam surat kabar Kompas, edisi 19

Desember 2016. Berikut ini diberikan penggalan tajuk rencananya.

(52) ...
Kegigihan pemain nasional yang diambil dari sejumlah tempat di
Tanah Air menunjukkan bagaimana olahraga, khususnya sepak bola,
telah menyatukan energi positif bangsa Indonesia. Kita menyaksikan
bagaimana antusiasme penonton Indonesia mendukung tim nasional,
baik pada laga pertama di Stadion Pakansari, Bogor, maupun di
Stadion Rajamangala, Bangkok. Sejumlah warga negara Indonesia
terbang ke Bangkok untuk menjadi "pemain ke-12" mendukung tim
nasional. ... (Kompas, 19 Desember 2016, halaman 6)

8. Tajuk rencana yang bersifat menghibur

Tajuk jenis ini sering terdapat dalam surat kabar yang isinya semata-mata

sebagai hiburan dan sering dikaitkan dengan human interest story. Contoh tajuk

rencana jenis ini adalah tajuk duka karena matinya gajah tertua di Kebun Binatang

Ragunan, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian

deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan

fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang

lampau (Sukmadinata, 2013: 54). Fenomena-fenomena yang dimaksud peneliti

dalam penelitian ini adalah penulisan paragraf pada tajuk rencana dalam surat

kabar Kompas edisi 1-15 Desember 2016. Penelitian ini tidak mengadakan

manipulasi atau pengubahan pada data, tetapi menggambarkan kondisi pada data

apa adanya. Peneliti memilih metode penelitian deskriptif karena peneliti ingin

mendeskripsikan paragraf pada tajuk rencana dalam surat kabar Kompas

berdasarkan unsur, jenis, dan pola pengembangannya.

Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang

ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas

sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun

kelompok (Sukmadinata, 2013: 60). Deskripsi dilakukan untuk menemukan

prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada penyimpulan. Penelitian

kualitatif bersifat induktif, artinya peneliti membiarkan permasalahan-

permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk diinterpretasi. Data

penelitian dapat dihimpun dengan pengamatan yang teliti dari berbagai sumber,

misalnya analisis dokumen dan wawancara. Penelitian ini termasuk penelitian

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

kualitatif karena peneliti menggambarkan atau mendeskripsikan data yang diteliti

dalam bentuk kata-kata tertulis secara apa adanya.

3.2 Sumber Data dan Data

Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh (Arikunto, 2010:172).

Sumber data yang ditentukan harus dipertimbangkan sebaik mungkin oleh

peneliti. Sumber data juga dapat menentukan keakuratan data yang diteliti.

Sumber data penelitian ini adalah tajuk rencana dalam surat kabar Kompas edisi

1-15 Desember 2016. Karena pada hari Minggu dan pada hari libur surat kabar

Kompas tidak memuat tajuk rencana, maka jumlah tajuk rencana yang dianalisis

ada 12 dengan jumlah keseluruhan paragrafnya adalah 86 buah. Data dalam

penelitian ini adalah paragraf yang terdapat pada tajuk rencana dalam surat kabar

Kompas edisi 1-15 Desember 2016.

Tabel 2. Sumber Data Penelitian

No. Hari, Tanggal Judul Tajuk Rencana Jumlah


Paragraf
1 Kamis, 1 Desember Tetap Menjaga Kebersamaan 6
2016
2 Jumat, 2 Desember Sumpah Setia di Era Novanto 8
2016
3 Sabtu, 3 Desember Apresiasi dan Terima Kasih 6
2016
4 Senin, 5 Desember Korupsi dan Politik Dinasti 7
2016
5 Selasa, 6 Desember Menguji Kemandirian Hakim 6
2016
6 Rabu, 7 Desember Bencana dan Peran Kita 9
2016
7 Kamis, 8 Desember Gempa dan Mutu Bangunan 10
2016
8 Jumat, 9 Desember Kebersamaan untuk Aceh 5
2016
9 Sabtu, 10 Desember UN dan Evaluasi Pendidikan 7
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

10 Selasa, 13 Desember Ujian Kemandirian Hakim 6


2016
11 Rabu, 14 Desember Langkah Pencegahan Polri 7
2016
12 Kamis, 15 Desember Hentikan Segera Kekerasan 9
2016
Jumlah 12 Tajuk Rencana 86 Paragraf

3.3 Instrumen Penelitian

Menurut Zuriah (2006: 168), instrumen penelitian merupakan alat bantu

bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti

merupakan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, penelitilah yang

menentukan kualitas penelitiannya. Menurut Moleong (2007: 168), peneliti

merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir data, dan

pelapor hasil penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai instrumen

penelitian karena peneliti yang merencanakan penelitian, mengumpulkan data

penelitian, menganalisis data, dan melaporkan hasil penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik dokumentasi. Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya

barang-barang tertulis. Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto,

2010: 201). Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah surat kabar.

Dokumen dibagi menjadi dua, yaitu dokumen internal dan dokumen

eksternal. Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, dan aturan

suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu

lembaga sosial, misalnya majalah, buletin, pernyataan, dan berita yang disiarkan

kepada media massa (Moleong, 2007: 219). Dokumen yang digunakan peneliti

termasuk dokumen eksternal karena dokumen yang digunakan adalah surat kabar.

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data

adalah sebagai berikut.

1. Peneliti mengumpulkan surat kabar Kompas edisi 1-15 Desember 2016.

2. Peneliti mencari rubrik tajuk rencana yang terdapat dalam surat kabar itu.

3. Peneliti menggunting rubrik tajuk rencana yang terdapat dalam surat kabar

Kompas edisi 1-15 Desember 2016 yang memuat masalah yang terjadi

dalam negeri.

4. Peneliti mengurutkan tajuk rencana yang sudah digunting sesuai dengan

edisinya.

5. Peneliti membaca tajuk rencana dalam surat kabar Kompas edisi 1- 15

Desember 2016. Semua paragraf pada tajuk rencana dijadikan sebagai data

meskipun paragraf tersebut hanya terdiri dari satu kalimat.

3.5 Teknik Analisis Data

Menurut Zuriah (2006: 198), analisis data dalam penelitian merupakan

suatu kegiatan yang sangat penting dan memerlukan ketelitian serta kekritisan dari

peneliti. Penelitian kualitatif mengajak seseorang untuk mempelajari sesuatu

masalah yang ingin diteliti secara mendasar dan mendalam sampai ke akar-

akarnya. Teknik analisis data merupakan tahap sang peneliti menangani langsung

masalah yang terkandung dalam data (Sudaryanto, 2015: 7). Dalam penelitian ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

peneliti menganalisis unsur paragraf, jenis paragraf, dan pola pengembangan

paragraf.

Teknik analisis data yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut.

1. Peneliti memberikan nomor data dilihat dari edisi tajuk rencana Kompas

dan juga jumlah paragraf dari setiap edisinya.

2. Peneliti memberi kode pada setiap data. Kode yang diberikan adalah TR

(Tajuk Rencana) ke-..., Paragraf ke-, dan Data ke-... Misalnya tajuk

rencana ke-1, paragraf ke-1, dan data ke-1, kode datanya adalah

TR1.P1.DI.

3. Peneliti mengidentifikasi unsur paragraf, jenis paragraf, dan pola

pengembangan paragraf.

4. Peneliti memberikan hasil analisis data yang telah dibuat dalam bentuk

tabel kepada triangulator untuk diperiksa kebenarannya.

5. Setelah mendapatkan data yang valid dari triangulator, peneliti

mengelompokkan hasil analisis data berdasarkan jumlah unsur, jenis, dan

pola pengembangan yang terdapat pada data. Selanjutnya, peneliti

menyajikan analisis data yang telah dikelompokkan dalam bentuk

deskripsi.

6. Peneliti membahas hasil analisis data yang dihubungkan dengan tujuan

penelitian, penelitian terdahulu yang relevan, dan teori yang digunakan.

7. Peneliti membuat laporan hasil penelitian.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

3.6 Triangulasi Data

Moleong (2007: 330) mengungkapkan bahwa triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Triangulasi dibutuhkan agar analisis unsur paragraf, jenis paragraf, dan pola

pengembangan paragraf yang terdapat pada tajuk rencana dalam surat kabar

Kompas edisi 1-15 Desember 2016 yang dilakukan peneliti itu valid dan benar.

Triangulasi dibutuhkan untuk mengukuhkan dan mengecek analisis data yang

dilakukan peneliti.

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi penyidik.

Dalam penelitian ini, triangulasi penyidik dilakukan dengan memanfaatkan

pengamat lainnya untuk mengecek hasil analisis data yang dilakukan peneliti.

Dalam triangulasi penyidik, peneliti memilih Septina Krismawati, S.S.,M.A.

sebagai triangulator. Beliau merupakan salah satu dosen Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.

Peneliti memberikan analisis data kepada triangulator untuk dicek kebenaran

analisisnya. Analisis datanya disajikan dalam bentuk tabel. Pada proses triangulasi

ada sembilan data yang tidak disetujui oleh triangulator. Triangulator tidak

menyetujui data-data itu karena data tersebut hanya terdiri dari satu kalimat dan

ada satu data yang memiliki dua gagasan utama. Namun, kesembilan data itu tetap

dicantumkan pada lampiran triangulasi.

Sembilan data yang tidak disetujui adalah data ke-8, data ke-13, data ke-14,

data ke-42, data ke-48, data ke-52, data ke-57, data ke-70, dan data ke-79. Data-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

data ini hanya terdiri dari satu kalimat saja, kecuali data ke-57 yang memiliki dua

ide pokok/gagasan utama. Menurut triangulator, kesembilan data ini tidak

memenuhi syarat paragraf.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Data penelitian ini berupa paragraf dari 12 tajuk rencana yang terdapat

dalam surat kabar Kompas. Kedua belas tajuk rencana tersebut, yaitu: (1) Tetap

Menjaga Kebersamaan (enam paragraf); (2) Sumpah Setia di Era Novanto

(delapan paragraf); (3) Apresiasi dan Terima Kasih (enam paragraf); (4) Korupsi

dan Politik Dinasti (tujuh paragraf); (5) Menguji Kemandirian Hakim (enam

paragraf); (6) Bencana dan Peran Kita (sembilan paragraf); (7) Gempa dan Mutu

Bangunan (10 paragraf); (8) Kebersamaan untuk Aceh (lima paragraf); (9) UN

dan Evaluasi Pendidikan (tujuh paragraf); (10) Ujian Kemandirian Hakim (enam

paragraf); (11) Langkah Pencegahan Polri (tujuh paragraf); dan (12) Hentikan

Segera Kekerasan (sembilan paragraf).

Jumlah keseluruhan paragraf yang diteliti adalah 86 paragraf. Karena ada

sembilan data yang tidak disetujui triangulator, maka data penelitian ini berjumlah

77 paragraf. Objek penelitian ini adalah unsur paragraf, jenis paragraf, dan pola

pengembangan paragraf.

4.2 Analisis Data

Analisis data dilakukan oleh peneliti dengan mengidentifikasi unsur

paragraf, jenis paragraf, dan pola pengembangan paragraf. Kemudian, analisis

data yang telah dibuat dalam bentuk tabel diberikan kepada triangulator untuk

diperiksa kebenaran analisisnya. Analisis keseluruhan datanya terlampir pada

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

bagian triangulasi data. Pada bagian ini peneliti hanya menyajikan contoh analisis

unsur paragraf, jenis paragraf, dan pola pengembangan paragraf yang terdapat

pada tajuk rencana surat kabar Kompas edisi 1-15 Desember 2016. Contoh

analisis data yang diberikan pada bagian ini adalah analisis data yang telah

disetujui kebenarannya oleh triangulator atau penyidik.

4.2.1 Analisis Unsur Paragraf

Pada tajuk rencana surat kabar Kompas terdapat paragraf yang memiliki

lima unsur, empat unsur, tiga unsur, dan dua unsur. Uraian analisisnya dimulai

dengan paragraf yang memiliki lima unsur, empat unsur, tiga unsur, dan dua

unsur.

a. Paragraf yang memiliki lima unsur

Pada tajuk rencana Kompas hanya terdapat satu paragraf yang memiliki

lima unsur. Berikut ini diberikan analisis paragraf yang terdiri dari lima unsur.

(61) Paradigma kebijakan UN yang pragmatis di lapangan tercampur aduk


dengan evaluasi proses pendidikan. Ahli pendidikan benar. Evaluasi
pendidikan harus dilakukan, dan sudah ditabalkan dengan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
tetapi bukan dengan standardisasi sejumlah mata pelajaran secara
nasional. Merujuk pada cara berpikir pragmatis kita, UN dalam
konteks minimum standardisasi kurikulum bisa dijadikan salah satu
parameter evaluasi pendidikan. (TR9.P4.D61)

Paragraf (61) terdiri dari gagasan utama, kalimat utama, kalimat penjelas,

kalimat penegas, dan transisi. Gagasan utama paragraf ini adalah paradigma

kebijakan UN. Kalimat utama paragraf ini adalah kalimat pertama yang

mengandung gagasan utama. Kalimat penjelasnya adalah kalimat ketiga karena

berisi penjelasan dari pernyataan umum pada kalimat utama. Kalimat ketiga

menjelaskan bahwa evaluasi pendidikan harus dilakukan. Kalimat penegas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

paragraf ini adalah kalimat keempat karena berisi penegasan dari pernyataan pada

kalimat utama. Kalimat keempat menegaskan bahwa UN dapat dijadikan

parameter evaluasi pendidikan. Transisi pada paragraf ini berupa kalimat, yaitu

kalimat kedua.

b. Paragraf yang memiliki empat unsur

Pada tajuk rencana Kompas terdapat 34 paragraf yang memiliki empat

unsur. Ada 31 paragraf yang terdiri dari gagasan utama, kalimat utama, kalimat

penjelas, dan transisi. Ada tiga paragraf yang terdiri dari gagasan utama, kalimat

utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Berikut ini diberikan lima contoh

analisis paragraf yang terdiri dari empat unsur.

(18) Pengerahan massa dalam jumlah besar selalu mengundang risiko.


Beruntung protes menuntut proses hukum terhadap Gubernur DKI
Jakarta (nonaktif) Basuki Tjahaja Purnama atas tuduhan penistaan
agama sejauh ini berlangsung damai. Kita berharap partai politik bisa
segera memainkan peran untuk menangkap aspirasi masyarakat
sehingga rakyat tidak perlu turun sendiri ke jalan untuk menyampaikan
pandangannya. Aspirasi rakyat seyogianya ditangkap anggota parpol
dan memperjuangkannya dalam panggung parlemen. Keinginan
membuat aksi dengan mobilisasi massa sebaiknya dipertimbangkan
kembali. (TR3.P4.D18)

(23) Budaya korupsi masih belum bisa dienyahkan. Penangkapan keluarga,


suami dan istri, atau anak pejabat dalam kasus korupsi bukan kali ini
saja. Sebelumnya, KPK menangkap Yan Antonio Ferdian, putra Bupati
Banyuasin 2003-2013. (TR4.P3.D23)

(30) Kita dorong penyelesaian hukum melalui persidangan sebagai


instrumen demokrasi. Kepentingan masyarakat diwakili jaksa yang atas
nama negara akan bertindak sebagai penuntut hukum. Persidangan atas
diri Basuki adalah ujian terhadap kemandirian kekuasaan kehakiman
dan demokrasi itu sendiri. (TR5.P3.D30)

(73) Namun, di sejumlah media sosial, penangkapan terduga teroris


ditanggapi secara berbeda. Di berbagai media, khususnya media
sosial, ada netizen menulis penangkapan ketiga terduga teroris itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

hanyalah pengalihan isu. Ada pula yang menyebutkan penangkapan


itu merupakan kerja kontraintelijen. (TR11.P3.D73)

(75) Alam pikir pelaku teror dan alam pikir aparat intelijen tentunya
berbeda. Dalam pikiran pelaku teror, mereka boleh saja
merencanakan 1.000 serangan teror, tetapi cukup satu saja teror
berhasil mereka lakukan, itu sudah keberhasilan. Sebaliknya, bagi
aparat intelijen, intelijen harus bisa menggagalkan 1.000 serangan
teror yang direncanakan pelaku teror. Satu saja aksi teror gagal di-
deteksi, dan terjadilah serangan teror, maka aparat intelijen
kecolongan. (TR11.P5.D75)

Paragraf (18) terdiri dari gagasan utama, kalimat utama, kalimat penjelas,

dan kalimat penegas. Gagasan utama paragraf ini adalah risiko pengerahan massa.

Kalimat utama pada paragraf ini adalah kalimat pertama yang mengandung

gagasan utama. Kalimat penjelasnya adalah kalimat kedua, ketiga, dan keempat.

Kalimat kedua menjelaskan bahwa protes terhadap Basuki Tjahaja Purnama

berlangsung damai. Kalimat ketiga dan keempat berisi alasan dari pernyataan

umum pada kalimat utama. Kalimat ketiga menjelaskan bahwa partai politik

segera menangkap aspirasi rakyat agar rakyat tidak melakukan pengerahan massa.

Kalimat keempat menjelaskan bahwa aspirasi rakyat seharusnya diterima dan

diperjuangkan oleh partai politik. Kalimat penegas pada paragraf ini adalah

kalimat kelima karena menegaskan pernyataan umum pada kalimat utama.

Kalimat kelima menegaskan bahwa aksi pengerahan massa sebaiknya

dipertimbangkan untuk dilakukan.

Paragraf (23) terdiri dari gagasan utama, kalimat utama, kalimat penjelas,

dan transisi. Gagasan utama pada paragraf ini adalah budaya korupsi. Kalimat

utama pada paragraf ini adalah kalimat pertama yang mengandung gagasan utama.

Kalimat penjelas pada paragraf ini adalah kalimat kedua dan ketiga karena berisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

penjelasan dari pernyataan umum pada kalimat utama. Kalimat kedua

menjelaskan bahwa penangkapan keluarga dalam kasus korupsi selalu terjadi.

Kalimat ketiga menjelaskan anak pejabat yang sudah ditangkap karena kasus

korupsi, yaitu putra Bupati Banyuasin 2003-2013. Transisi yang terdapat pada

paragraf ini adalah transisi hubungan waktu, yaitu transisi sebelumnya yang

terdapat di awal kalimat ketiga.

Paragraf (30) terdiri dari gagasan utama, kalimat utama, kalimat penjelas,

dan kalimat penegas. Gagasan utama paragraf ini adalah persidangan sebagai

instrumen demokrasi. Kalimat utama paragraf ini adalah kalimat pertama yang

mengandung gagasan utama. Kalimat penjelas pada paragraf ini adalah kalimat

kedua karena berisi penjelasan pernyataan umum pada kalimat utama. Kalimat

kedua menjelaskan bahwa jaksa sebagai penuntut umum mewakili kepentingan

rakyat. Kalimat penegasnya adalah kalimat ketiga karena menegaskan pernyataan

umum pada kalimat utama. Kalimat ketiga menegaskan bahwa persidangan

Basuki merupakan ujian kemandirian kehakiman dan demokrasi.

Paragraf (73) terdiri dari gagasan utama, kalimat utama, kalimat penjelas,

dan transisi. Gagasan utama paragraf ini adalah tangggapan terhadap penangkapan

terduga teroris di media sosial. Kalimat utama paragraf ini adalah kalimat pertama

yang mengandung gagasan utama. Kalimat penjelas paragraf ini adalah kalimat

kedua dan ketiga karena berisi penjelasan dari pernyataan umum pada kalimat

utama. Kalimat kedua menjelaskan tanggapan negatif netizen terhadap

penangkapan terduga teroris. Kalimat ketiga menjelaskan tanggapan positif

netizen terhadap penangkapan terduga teroris. Pada paragraf ini terdapat transisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

penanda kontras, yaitu transisi namun yang terdapat di awal paragraf. Selain itu,

pada paragraf ini juga terdapat transisi penanda hubungan kelanjutan, yaitu

transisi ada pula yang terdapat di awal kalimat ketiga.

Paragraf (75) terdiri dari gagasan utama, kalimat utama, kalimat penjelas,

dan transisi. Gagasan utama paragraf ini adalah perbandingan alam pikir pelaku

teror dengan alam pikir aparat intelijen. Kalimat utama paragraf ini adalah kalimat

pertama yang mengandung gagasan utama. Kalimat penjelas paragraf ini adalah

kalimat kedua, ketiga, dan keempat karena berisi penjelasan terperinci tentang

perbandingan alam pikir pelaku teror dengan alam pikir aparat intelijen. Kalimat

kedua menjelaskan pola pikir pelaku teror. Kalimat ketiga dan keempat

menjelaskan pola pikir aparat intelijen. Pada paragraf ini terdapat transisi penanda

kontras, yaitu transisi sebaliknya yang terdapat di awal kalimat ketiga.

c. Paragraf yang memiliki tiga unsur

Pada tajuk rencana Kompas terdapat 37 paragraf yang memiliki tiga unsur.

Ada 35 paragraf yang terdiri dari gagasan utama, kalimat utama, dan kalimat

penjelas. Ada dua paragraf yang terdiri dari gagasan utama, kalimat penjelas, dan

transisi. Berikut ini diberikan tiga contoh analisis paragraf yang terdiri dari tiga

unsur.

(1) Diawali dengan dugaan kasus penistaan agama oleh Gubernur petahana
(nonaktif) Basuki Tjahaja Purnama, yang terlambat diantisipasi, energi
bangsa tersedot untuk itu. Berbagai kalangan masyarakat di dalam dan
di luar negeri mulai bertanya apa yang akan terjadi dengan bangsa
Indonesia. Investor mengambil sikap menahan diri: wait and see.
Situasi ini tidak menguntungkan bangsa ini. (TR1.P1.D1)

(2) Kita bersyukur kepolisian telah mencapai kesepakatan dengan Gerakan


Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI untuk menggelar doa bersama
untuk bangsa di kawasan Silang Monas pada 2 Desember 2016. GNPF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

juga tetap berkomitmen mengawal proses hukum atas diri Basuki. Pada
Rabu kemarin, masyarakat menyaksikan Apel Nusantara Bersatu
menyampaikan pesan agar seluruh komponen bangsa merajut
kebersamaan serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
(TR1.P2.D2)

(15) Apresiasi dan terima kasih patut disampaikan kepada pemimpin dan
peserta doa yang mampu menjaga suasana damai. Damainya doa
bersama tak bisa dilepaskan dari peran aparat TNI yang dipimpin
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan kepolisian yang dipimpin
Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian. Tito aktif menjalin
komunikasi dan bernegosiasi dengan elemen masyarakat, termasuk
pemimpin pengunjuk rasa dan mengubah permintaan unjuk rasa
menjadi doa bersama di Monas. Polri juga mengambil langkah
penegakan hukum dan langkah taktis terhadap sejumlah orang yang
diduga akan melakukan makar. (TR3.P1.D15)

Paragraf (1) terdiri dari gagasan utama, kalimat utama, dan kalimat

penjelas. Gagasan utama paragraf ini adalah situasi tidak menguntungkan bangsa

Indonesia. Kalimat utamanya adalah kalimat keempat yang mengandung gagasan

utama. Kalimat penjelas pada paragraf ini adalah kalimat pertama, kedua, dan

ketiga. Ketiga kalimat ini menjelaskan pernyataan umum yang terdapat pada

kalimat utama, yaitu penjelasan situasi yang tidak menguntungkan bangsa

Indonesia karena dugaan kasus penistaan agama.

Paragraf (2) terdiri dari gagasan utama, kalimat penjelas dan transisi.

Gagasan utama paragraf ini terkandung di dalam seluruh kalimatnya, yaitu

pelaksanaan doa bersama dan apel Nusantara Bersatu. Semua kalimat pada

paragraf ini merupakan kalimat penjelas. Ketiga kalimatnya berisi penjelasan

secara khusus mulai dari kepolisian yang mencapai kesepakatan dengan GNPF

untuk doa bersama di kawasan Silang Monas sampai pada pelaksanaan apel

Nusantara Bersatu. Transisi yang terdapat pada paragraf ini adalah transisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

penanda hubungan waktu, yaitu transisi berupa kelompok kata pada Rabu

kemarin.

Paragraf (15) terdiri dari gagasan utama, kalimat utama, dan kalimat

penjelas. Gagasan utama paragraf ini adalah apresiasi dan terima kasih. Kalimat

utama pada paragraf ini adalah kalimat pertama yang mengandung gagasan utama.

Kalimat penjelasnya adalah kalimat kedua, ketiga, dan keempat karena ketiga

kalimat ini memberikan alasan dari pernyataan umum pada kalimat utama.

Kalimat kedua menjelaskan doa bersama berlangsung damai karena peran aparat

TNI dan kepolisian. Kalimat ketiga menjelaskan Tito (Kepala Polri Jenderal) yang

aktif berkomunikasi dan bernegosiasi dengan pengunjuk rasa. Kalimat keempat

menjelaskan langkah hukum dan taktis yang diambil Polri terhadap orang yang

diduga makar.

d. Paragraf yang memiliki dua unsur

Pada tajuk rencana Kompas terdapat lima paragraf yang memiliki dua

unsur, yaitu gagasan utama dan kalimat penjelas. Berikut ini diberikan dua contoh

analisis paragraf yang terdiri dari dua unsur.

(78) Pelaku di Kabupaten Sabu Raijua melukai tujuh siswa di SD Negeri 1


Sabu Barat, Nusa Tenggara Timur, yang tengah belajar di kelas.
Pelaku yang diduga mengalami masalah kejiwaan akhirnya tewas
dihakimi massa. (TR12.P1.D78)

(80) Di Lamongan, Jawa Timur, 16 santri pondok pesantren di Kranji,


Kecamatan Paciran, disangka menyebabkan tewasnya seorang santri.
Para pelaku menganiaya korban karena menduga korban mencuri uang
dan hard disk milik santri lain. Sementara di Kabupaten Barito
Selatan, Kalimantan Tengah, gadis berusia 10 tahun ditemukan tewas
di dekat rumahnya. Pelaku kekerasan belum diketahui. (TR12.P3.D80)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Paragraf (78) terdiri dari gagasan utama dan kalimat penjelas. Gagasan

utama paragraf ini terkandung di dalam seluruh kalimatnya. Gagasan utama

paragraf ini adalah aksi kejahatan. Kedua kalimat pada paragraf ini merupakan

kalimat penjelas yang menjelaskan tentang aksi kejahatan di Kabupaten Sabu

Raijua.

Paragraf (80) terdiri dari gagasan utama dan kalimat penjelas. Gagasan

utama paragraf ini terkandung di dalam seluruh kalimatnya. Gagasan utamanya

adalah peristiwa pembunuhan. Semua kalimat pada paragraf ini merupakan

kalimat penjelas yang menjelaskan tentang pembunuhan yang terjadi di

Lamongan, Jawa Timur dan di Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah.

4.2.2 Analisis Jenis Paragraf

Berdasarkan letak kalimat utamanya, pada tajuk rencana Kompas

terdapat lima jenis paragraf. Kelima jenis paragraf itu adalah deduktif, induktif,

deduktif-induktif, ineratif, dan tanpa kalimat utama.

a. Paragraf deduktif

Pada tajuk rencana Kompas terdapat 48 paragraf deduktif. Berikut ini

diberikan tiga contoh analisis paragraf deduktif.

(11) Dinamika politik yang berkembang saat ini jelas menunjukkan bahwa
selama ini DPR belum melakukan tugasnya dengan baik. Dalam
undang-undang ditegaskan DPR bertugas: menyerap, menghimpun,
menampung, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat. Banyaknya aksi
parlemen jalanan jelas menunjukkan bahwa aspirasi rakyat belum
tersalurkan dengan baik di parlemen. (TR2.P5.D11)

(34) Cuaca memang sedang tak menentu. Badai tropis yang biasanya
muncul di utara dan selatan tidak kelihatan. Mengutip Paulus Agus
Winarso, pakar meteorologi dan geofisika, pemicu penyimpangan cuaca
yang belum banyak disoroti adalah gelombang udara yang bergolak.
(TR6.P1.D34)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

(60) UN telanjur salah kaprah, yang salah dianggap benar. Padahal, dengan
kondisi kemajemukan, apalagi dengan satuan pendidikan (sekolah)
yang beragam, UN tidak layak secara konseptual sebagai alat ukur
yang memvonis keberhasilan dan kegagalan proses pendidikan.
Sebagai pemetaan oke, tetapi begitu dikaitkan dengan nasib peserta
didik, maksud baik serba nasional, termasuk menjadi pemersatu
keindonesiaan, pun gagal. (TR9.P3.D60)

Kalimat utama pada paragraf (11) berisi pernyataan umum bahwa DPR

belum melakukan tugas dengan baik. Pernyataan umum itu dijelaskan oleh

kalimat kedua dan ketiga. Kalimat kedua menjelaskan tugas-tugas DPR,

sedangkan kalimat ketiga berisi alasan dari pernyataan umum pada kalimat utama.

Kalimat utama paragraf (34) berisi pernyataan umum tentang cuaca yang tak

menentu. Kalimat penjelasnya adalah kalimat kedua dan ketiga karena berisi

alasan dari pernyataan umum pada kalimat utama.

Kalimat utama paragraf (60) berisi pernyataan umum tentang salah kaprah

UN. Kalimat utama itu diikuti oleh dua kalimat penjelas. Kalimat penjelasnya

adalah kalimat kedua dan ketiga karena berisi penjelasan dari pernyataan umum

pada kalimat utama.

b. Paragraf induktif

Pada tajuk rencana Kompas terdapat 13 paragraf induktif. Berikut ini

diberikan tiga contoh analisis paragraf induktif.

(16) Langkah tidak biasa dan mengandung risiko keamanan diambil


Presiden Joko Widodo yang mengambil keputusan ikut shalat Jumat
bersama peserta doa. Langkah Presiden Jokowi sebagai kepala
pemerintahan dan kepala negara akan tercatat dalam sejarah. Sama
halnya juga dengan aksi doa bersama dalam jumlah besar 2 Desember
2016 yang damai. Kita berharap situasi ini bisa menjadi modal kian
matangnya demokrasi Indonesia. (TR3.P2.D16)

(37) Pulau Jawa adalah yang paling rentan bencana karena luas hutannya
tinggal 11 persen dari total luas Pulau Jawa. Itu pun masih terus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

dikonversi. Menurut BNBP, dari 118 kabupaten atau kota di Jawa, 94


rawan banjir. Kondisi Indonesia secara keseluruhan juga tak jauh beda.
Dalam 25 tahun terakhir, hutan Indonesia berkurang 42,35 juta hektar
dan masih terus menurun. Rendahnya daya dukung lingkungan selaras
dengan naiknya frekuensi bencana. (TR6.P4.D37)

(77) Melihat tren global seperti serangan teror di Kairo (Mesir), Istanbul
('I'urki), dan Aden (Yaman), pada saat bersamaan, terorisme tetaplah
menjadi ancaman nyata, termasuk di Indonesia. Karena itulah, upaya
pencegahan teror perlu dilakukan, tanpa harus menunggu bom mele-
dak terlebih dahulu. Revisi UU Terorisme yang lebih mengedepankan
pendekatan hukum jadi sebuah keniscayaan. DPR perlu
mempertimbangkan serius masalah ini. (TR11.P7.D77)

Kalimat utama paragraf (16) berisi pernyataan umum mengenai modal

matangnya demokrasi Indonesia. Kalimat penjelas pada paragraf ini adalah

kalimat pertama, kedua, dan ketiga karena ketiga kalimat ini berisi alasan dari

pernyataan umum pada kalimat utama. Ketiga kalimat ini menjelaskan modal

matangnya demokrasi, yaitu keputusan Presiden mengikuti aksi doa bersama dan

doa bersama yang berjalan damai.

Kalimat utama paragraf (37) berisi pernyataan umum tentang naiknya

frekuensi bencana karena rendahnya daya dukung lingkungan. Kalimat penjelas

pada paragraf ini adalah kalimat pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima

karena berisi penjelasan dari pernyataan umum pada kalimat utama. Kalimat

utama paragraf (77) berisi pernyataan umum, yaitu masalah yang

dipertimbangkan DPR. Pernyataan umum ini dijelaskan oleh kalimat pertama,

kedua, dan ketiga karena berisi penjelasan tentang masalah yang dipertimbangkan

DPR, yaitu masalah teror.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

c. Paragraf deduktif-induktif

Pada tajuk rencana Kompas terdapat lima paragraf deduktif-induktif.

Berikut ini diberikan tiga contoh analisis paragraf deduktif-induktif.

(18) Pengerahan massa dalam jumlah besar selalu mengundang risiko.


Beruntung protes menuntut proses hukum terhadap Gubernur DKI
Jakarta (nonaktif) Basuki Tjahaja Purnama atas tuduhan penistaan
agama sejauh ini berlangsung damai. Kita berharap partai politik bisa
segera memainkan peran untuk menangkap aspirasi masyarakat
sehingga rakyat tidak perlu turun sendiri ke jalan untuk menyampaikan
pandangannya. Aspirasi rakyat seyogianya ditangkap anggota parpol
dan memperjuangkannya dalam panggung parlemen. Keinginan
membuat aksi dengan mobilisasi massa sebaiknya dipertimbangkan
kembali. (TR3.P4.D18)

(30) Kita dorong penyelesaian hukum melalui persidangan sebagai


instrumen demokrasi. Kepentingan masyarakat diwakili jaksa yang atas
nama negara akan bertindak sebagai penuntut hukum. Persidangan atas
diri Basuki adalah ujian terhadap kemandirian kekuasaan kehakiman
dan demokrasi itu sendiri. (TR5.P3.D30)

(61) Paradigma kebijakan UN yang pragmatis di lapangan tercampur aduk


dengan evaluasi proses pendidikan. Ahli pendidikan benar. Evaluasi
pendidikan harus dilakukan, dan sudah ditabalkan dengan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
tetapi bukan dengan standardisasi sejumlah mata pelajaran secara
nasional. Merujuk pada cara berpikir pragmatis kita, UN dalam
konteks minimum standardisasi kurikulum bisa dijadikan salah satu
parameter evaluasi pendidikan. (TR9.P4.D61)

Kalimat utama paragraf (18) terletak di awal dan di akhir paragraf.

Namun, kalimat pada akhir paragrafnya merupakan kalimat penegas. Kalimat

pertama berisi pernyataan umum tentang risiko pengerahan massa. Kalimat

kelima berisi penegasan terhadap pernyataan umum pada kalimat utama. Kalimat

penjelasnya adalah kalimat kedua, ketiga, dan keempat. Kalimat kedua berisi

pernyataan khusus dari pernyataan umum pada kalimat utama. Kalimat ketiga dan

keempat berisi alasan dari pernyataan umum pada kalimat utama. Kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

penegas pada paragraf ini adalah kalimat kelima karena menegaskan pernyataan

umum pada kalimat utama.

Kalimat utama paragraf (30) terletak di awal dan di akhir paragraf.

Namun, kalimat pada akhir paragrafnya merupakan kalimat penegas. Kalimat

pertama berisi pernyataan umum tentang penyelesaian hukum melalui

persidangan sebagai instrumen demokrasi. Kalimat ketiga berisi penegasan dari

pernyataan umum pada kalimat utama. Kalimat penjelas pada paragraf ini adalah

kalimat kedua karena berisi penjelasan pernyataan umum pada kalimat utama.

Kalimat utama paragraf (61) terletak di awal dan di akhir paragraf.

Namun, kalimat pada akhir paragrafnya merupakan kalimat penegas. Kalimat

pertama berisi pernyataan umum tentang paradigma kebijakan UN dalam

praktiknya. Kalimat keempat berisi penegasan dari pernyataan pada kalimat

utama. Kalimat penjelasnya adalah kalimat kedua dan ketiga karena berisi

penjelasan dari pernyataan umum pada kalimat utama.

d. Paragraf ineratif

Pada tajuk rencana Kompas terdapat empat paragraf ineratif. Berikut ini

diberikan dua contoh analisis paragraf ineratif.

(6) Biarlah proses hukum berjalan terbuka sesuai dengan prinsip


kemandirian kekuasaan kehakiman. Menentukan bersalah tidaknya
seseorang adalah otoritas hakim yang memang punya kewenangan
untuk menyatakan bersalah tidaknya seseorang. Kita mendorong proses
hukum dijaga bersama agar supremasi hukum tegak, demokrasi kian
matang, kebersamaan kita sebagai bangsa terjaga. (TR1.P6.D6)

(71) Mabes Polri menjelaskan tiga terduga teroris, yaitu Dian Novia Yuli,
Nur Solihin, dan Agus Supriyadi, ditangkap karena diduga berniat
meledakkan bom bunuh diri di Istana Negara. Penangkapan terhadap
sejumlah orang terkait dengan aksi teror terus dilakukan di sejumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

tempat. Mabes Polri menuduh ketiga orang itu masuk dalam jaringan
Bahrun Naim. (TR11.P1.D71)

Kalimat utama paragraf (6) adalah kalimat kedua. Kalimat kedua ini berisi

pernyataan umum tentang otoritas hakim dalam proses hukum. Kalimat penjelas

pada paragraf ini adalah kalimat pertama dan ketiga karena berisi penjelasan

secara terperinci tentang otoritas hakim dalam proses hukum. Kalimat utama

paragraf (71) adalah kalimat kedua. Kalimat kedua ini berisi pernyataan umum

tentang penangkapan orang yang terkait aksi teror. Kalimat penjelas paragraf ini

adalah kalimat pertama dan ketiga karena berisi penjelasan penangkapan terduga

teroris seperti yang terdapat pada kalimat utama.

e. Paragraf tanpa kalimat utama

Pada tajuk rencana Kompas terdapat tujuh paragraf tanpa kalimat utama.

Berikut ini diberikan dua contoh analisis paragraf tanpa kalimat utama.

(2) Kita bersyukur kepolisian telah mencapai kesepakatan dengan Gerakan


Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI untuk menggelar doa bersama
untuk bangsa di kawasan Silang Monas pada 2 Desember 2016. GNPF
juga tetap berkomitmen mengawal proses hukum atas diri Basuki. Pada
Rabu kemarin, masyarakat menyaksikan Apel Nusantara Bersatu
menyampaikan pesan agar seluruh komponen bangsa merajut
kebersamaan serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
(TR1.P2.D2)

(53) Melalui laporan media, dan tayangan televisi, kita menyaksikan


bagaimana petugas penolong, petugas SAR, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), pemerintah provinsi, dan
pemerintah pusat turun langsung membantu korban dan keluarga
korban gempa. Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri turun
langsung pada hari kedua setelah gempa. (TR8.P1.D53)

Semua kalimat pada paragraf (2) merupakan kalimat penjelas karena

ketiga kalimat ini berisi penjelasan mulai dari kepolisian yang mencapai

kesepakatan dengan GNPF untuk doa bersama di kawasan Silang Monas sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

pada pelaksanaan apel Nusantara Bersatu. Semua kalimat pada paragraf (53) juga

merupakan kalimat penjelas yang menjelaskan berbagai pihak yang membantu

korban gempa.

4.2.3 Analisis Pola Pengembangan Paragraf

Pada tajuk rencana Kompas terdapat 12 pola pengembangan paragraf.

Kedua belas pola pengembangan itu adalah pola pengembangan umum-khusus,

khusus-umum, campuran, perbandingan, sebab-akibat, contoh, repetisi, definisi,

pemerincian, kronologi, klasifikasi, dan analogi.

a. Pola pengembangan umum-khusus

Pada tajuk rencana Kompas terdapat 29 paragraf dengan pola

pengembangan umum-khusus. Berikut ini diberikan dua contoh analisis pola

pengembangan paragraf umum-khusus.

(15) Apresiasi dan terima kasih patut disampaikan kepada pemimpin dan
peserta doa yang mampu menjaga suasana damai. Damainya doa
bersama tak bisa dilepaskan dari peran aparat TNI yang dipimpin
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan kepolisian yang dipimpin
Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian. Tito aktif menjalin
komunikasi dan bernegosiasi dengan elemen masyarakat, termasuk
pemimpin pengunjuk rasa dan mengubah permintaan unjuk rasa
menjadi doa bersama di Monas. Polri juga mengambil langkah
penegakan hukum dan langkah taktis terhadap sejumlah orang yang
diduga akan melakukan makar. (TR3.P1.D15)

(65) Kasus dugaan penistaan agama telah memancing reaksi keras. Unjuk
rasa besar menuntut proses hukum terhadap Basuki beberapa kali
terjadi. Kita bersyukur unjuk rasa yang melibatkan massa besar itu
berlangsung damai. (TR10.P1.D65)

Paragraf (15) dimulai dengan pernyataan umum tentang apresiasi dan

terima kasih terhadap pemimpin dan peserta doa. Lalu, diikuti oleh kalimat kedua,

ketiga, dan keempat yang memberikan alasan yang mendukung pernyataan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

umum. Paragraf (65) dimulai dengan pernyataan umum tentang dampak kasus

dugaan penistaan agama. Kemudian, diikuti oleh kalimat kedua dan ketiga yang

berisi penjelasan dari pernyataan umum di awal paragraf itu.

b. Pola pengembangan khusus-umum

Pada tajuk rencana Kompas terdapat tujuh paragraf dengan pola

pengembangan khusus-umum. Berikut ini diberikan dua contoh analisis pola

pengembangan paragraf khusus-umum.

(20) Biarlah Polri memeriksa orang yang dituduh makar. Menjadi tugas
polisi menentukan status hukum mereka dalam waktu 1 x 24 jam. Jika
bukti tak cukup, mereka harus dilepaskan. Kepercayaan pada sistem
hukum dibutuhkan dalam sistem demokrasi, tanpa harus menjadi
represif. (TR3.P6.D20)

(54) Hingga Kamis kemarin, menurut Kepala BNPB Willem Rampangilei,


99 orang meninggal serta sejumlah orang luka berat dan ringan.
Beberapa rumah tinggal dan tempat ibadah hancur berantakan.
Solidaritas untuk Aceh juga digemakan melalui media sosial. Inilah
pemanfaatan media sosial yang lebih produktif. (TR8.P2.D54)

Paragraf (20) dimulai dengan menjelaskan hal-hal yang bersifat khusus

pada kalimat pertama sampai ketiga. Setelah itu, di akhir paragraf diungkapkan

hal yang bersifat umum tentang kepercayaan pada sistem hukum. Paragraf (54)

dimulai dengan menjelaskan hal-hal yang bersifat khusus pada kalimat pertama

sampai ketiga. Setelah itu, diungkapkan hal yang bersifat umum pada kalimat

keempat tentang pemanfaatan media produktif.

c. Pola pengembangan campuran

Pada tajuk rencana Kompas terdapat lima paragraf dengan pola

pengembangan campuran. Berikut ini diberikan dua contoh analisis pola

pengembangan paragraf campuran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

(6) Biarlah proses hukum berjalan terbuka sesuai dengan prinsip


kemandirian kekuasaan kehakiman. Menentukan bersalah tidaknya
seseorang adalah otoritas hakim yang memang punya kewenangan
untuk menyatakan bersalah tidaknya seseorang. Kita mendorong proses
hukum dijaga bersama agar supremasi hukum tegak, demokrasi kian
matang, kebersamaan kita sebagai bangsa terjaga. (TR1.P6.D6)

(56) Aceh memang akrab dengan bencana. Pada 24 Desember 2004 kita
dikejutkan dengan gempa dan tsunami yang menyapu Aceh dan
menyebabkan 166.541 orang tewas. Bencana di Aceh, termasuk di
daerah lain, selalu menjadi in between. Pernah terjadi di masa lalu,
sekarang sedang terjadi, dan bisa saja terjadi di masa depan. Kita
harus menyadari, wilayah Indonesia berada di lingkaran cincin api
dengan gunung api yang bisa meletus setiap saat, lempeng bumi yang
bisa bergesekan dan memicu gempa. Realitas itu harus disadari
bersama dan disikapi secara cerdas oleh rakyat dan pemerintah.
(TR8.P4.D56)

Paragraf (6) dikembangkan dengan kalimat penjelas terdapat di awal dan

akhir paragraf, sedangkan kalimat utamanya terletak di tengah paragraf. Paragraf

(56) dikembangkan dengan kalimat penjelas terdapat di awal dan akhir paragraf,

sedangkan kalimat utamanya terletak di tengah paragraf.

d. Pola pengembangan perbandingan

Pada tajuk rencana Kompas terdapat enam paragraf dengan pola

pengembangan perbandingan. Berikut ini diberikan dua contoh analisis pola

pengembangan paragraf perbandingan.

(75) Alam pikir pelaku teror dan alam pikir aparat intelijen tentunya
berbeda. Dalam pikiran pelaku teror, mereka boleh saja merencanakan
1.000 serangan teror, tetapi cukup satu saja teror berhasil mereka
lakukan, itu sudah keberhasilan. Sebaliknya, bagi aparat intelijen,
intelijen harus bisa menggagalkan 1.000 serangan teror yang di-
rencanakan pelaku teror. Satu saja aksi teror gagal dideteksi, dan
terjadilah serangan teror, maka aparat intelijen kecolongan.
(TR11.P5.D75)

(80) Di Lamongan, Jawa Timur, 16 santri pondok pesantren di Kranji,


Kecamatan Paciran, disangka menyebabkan tewasnya seorang santri.
Para pelaku menganiaya korban karena menduga korban mencuri uang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

dan hard disk milik santri lain. Sementara di Kabupaten Barito


Selatan, Kalimantan Tengah, gadis berusia 10 tahun ditemukan tewas
di dekat rumahnya. Pelaku kekerasan belum diketahui. (TR12.P3.D80)

Paragraf (75) membandingkan antara dua hal, yaitu alam pikir pelaku teror

dengan alam pikir aparat intelijen. Gagasan utama paragraf ini terdapat pada

kalimat pertama. Selanjutnya, pada kalimat kedua sampai keempat dijelaskan

lebih rinci gagasan utama yang menjadi perbandingan pada kalimat pertama.

Paragraf (80) dikembangkan dengan pola perbandingan karena membandingkan

dua kasus kekerasan, yaitu kasus kekerasan di Lamongan dengan kasus kekerasan

di Kabupaten Barito Selatan.

e. Pola pengembangan sebab-akibat

Pada tajuk rencana Kompas terdapat lima paragraf dengan pola

pengembangan sebab-akibat. Ada paragraf yang dimulai dengan mengungkapkan

sebabnya dan diakhiri dengan akibatnya. Namun, ada juga paragraf yang dimulai

dengan mengungkapkan akibatnya dan sebabnya dikemukakan di akhir paragraf.

Berikut ini diberikan tiga contoh analisis pola pengembangan paragraf sebab-

akibat.

(9) Namun, fraksi-fraksi di DPR yang menyetujui pengajuan Setya


Novanto ini juga mempunyai dasar. Mengingat, pada 7 Desember 2016,
Mahkamah Konstitusi sudah mengeluarkan putusan yang menyatakan
alat bukti rekaman elektronik sebagai alat bukti utama di persidangan
MKD terhadap Setya Novanto adalah tidak sah. MKD pun telah
memulihkan harkat serta nama baik Setya Novanto. (TR2.P3.D9)

(25) Dalam konteks Pilkada, masuk akal peringatan Ketua KPK agar
masyarakat hati-hati memilih pemimpin daerah, apalagi terkait dengan
politik dinasti. Politik dinasti, istri menggantikan suami, anak
menggantikan ayah, atau famili menggantikan famili lain untuk tetap
menjabat, berpotensi melanggengkan budaya atau kebiasaan korupsi.
Ini sejalan dengan pepatah Tiongkok kuno, "Segala kebaikan dan
keburukan berasal dari rumah". (TR4.P5.D25)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

(83) Yang lebih memprihatinkan, kekerasan dilakukan sesama anak atau


remaja. Kekerasan seksual yang menewaskan Yy di Bengkulu dan
melahirkan Perppu Nomor 1 Tahun 2016 dilakukan sekelompok
remaja. Kekerasan di Bantul dan Lamongan juga dilakukan remaja.
(TR12.P6.D83)

Sebab pada paragraf (9) ditunjukkan oleh kalimat kedua dan akibatnya

ditunjukkan oleh kalimat ketiga. Paragraf (25) dimulai dengan menjelaskan

akibatnya di awal paragraf, sedangkan sebabnya dijelaskan di akhir paragraf.

Sebab pada paragraf (83) dijelaskan oleh kalimat pertama dan akibatnya

dijelaskan oleh kalimat kedua.

f. Pola pengembangan dengan contoh

Pada tajuk rencana Kompas terdapat enam paragraf dengan pola

pengembangan contoh. Berikut ini diberikan dua contoh analisis pola

pengembangan paragraf dengan contoh.

(24) Korupsi sudah menjadi hal biasa dan menjadi bagian dari praktik
keseharian. Jika kondisi itu benar, Indonesia akan berada di ambang
kehancuran. Sejarah Indonesia kontemporer menunjukkan suami-istri
dan anak ikut terlibat untuk menyerahkan uang suap, menerima transfer
dana ilegal sebagai praktik korupsi. Ada cerita soal Wali Kota
Palembang Romi Herton dan istrinya, Bupati Karawang Ade Swara
dan istrinya, dan Muhammad Nazaruddin dan istrinya. (TR4.P4.D24)

(38) Kondisi ini semakin diperburuk dengan tidak ditaatinya penataan ruang.
Kawasan Bandung Utara sebagai contoh dikuasai 250 pengembang.
Padahal, keputusan Presiden dan surat keputusan Gubernur Jawa Barat
sudah menetapkan kawasan ini sebagai area konservasi. (TR6.P5.D38)

Paragraf (24) dikembangkan dengan diberikan contoh pihak-pihak

keluarga yang melakukan praktik korupsi. Paragraf (38) dikembangkan dengan

pola pengembangan dengan contoh yang dapat dilihat pada kalimat kedua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

g. Pola pengembangan repetisi

Pada tajuk rencana Kompas hanya terdapat satu paragraf dengan pola

pengembangan repetisi. Berikut ini diberikan analisis pola pengembangan

paragraf repetisi.

(27) Berbarengan dengan momentum 101 pilkada pada 15 Februari 2017,


kita mendorong kandidat pemimpin daerah mencari terobosan untuk
mengurangi korupsi dari negeri ini. Gagasan segar sekaligus radikal
dari calon pemimpin daerah diperlukan ketika korupsi justru telah
memasuki masa berbahaya, yakni melibatkan keluarga dan famili.
(TR4.P7.D27)

Paragraf (27) dikembangkan dengan pola pengembangan repetisi karena

adanya pengulangan gagasan utama pada kedua kalimat dalam paragraf ini, yaitu

calon pemimpin daerah dan korupsi.

h. Pola pengembangan definisi

Pada tajuk rencana Kompas terdapat dua paragraf dengan pola

pengembangan definisi. Berikut ini diberikan dua contoh analisis pola

pengembangan paragraf definisi.

(28) Aspirasi pengunjuk rasa telah didengar. Saatnya kita semua mengawal
proses persidangan terbuka itu. Kekuasaan kehakiman adalah
kekuasaan mandiri yang tidak boleh diintervensi kekuasaan mana pun,
termasuk juga Presiden Joko Widodo dalam posisinya sebagai kepala
negara ataupun kepala pemerintahan, serta oleh tekanan massa. Melalui
sidang terbuka, masyarakat akan mendapatkan gambaran bagaimana
duduk soal kasus penistaan agama dengan terdakwa Basuki.
(TR5.P1.D29)

(40) Merebaknya hutan beton juga memicu fenomena heat island, yaitu efek
pemanasan daerah perkotaan. Panas ini memengaruhi gelombang udara
dan berkontribusi pada cuaca ekstrem di kawasan Bandung.
(TR6.P7.D40)

Paragraf (29) dikembangkan dengan pola pengembangan definisi karena

pada paragraf ini terdapat definisi, yaitu pada kalimat ketiga yang menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

definisi kekuasaan kehakiman. Paragraf (40) dikembangkan dengan pola

pengembangan definisi. Kalimat utamanya mengandung definisi, yaitu definisi

heat island. Kalimat kedua berisi penjelasan lebih lanjut mengenai definisi pada

kalimat utama.

i. Pola pengembangan pemerincian

Pada tajuk rencana Kompas terdapat sembilan paragraf dengan pola

pengembangan pemerincian. Berikut ini diberikan dua contoh analisis pola

pengembangan paragraf pemerincian.

(35) Dampaknya sudah dirasakan bersama: bencana banjir dan longsor yang
berlangsung sepanjang tahun 2016. Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) memprakirakan, kerugian akibat bencana yang 80
persen didominasi banjir dan longsor itu setara Rp 30 triliun-Rp 40
triliun, tertinggi di ASEAN. Sebagian bahkan terjadi pada periode yang
biasanya masuk kategori musim kemarau. (TR6.P2.D35)

(37) Pulau Jawa adalah yang paling rentan bencana karena luas hutannya
tinggal 11 persen dari total luas Pulau Jawa. Itu pun masih terus
dikonversi. Menurut BNBP, dari 118 kabupaten atau kota di Jawa, 94
rawan banjir. Kondisi Indonesia secara keseluruhan juga tak jauh beda.
Dalam 25 tahun terakhir, hutan Indonesia berkurang 42,35 juta hektar
dan masih terus menurun. Rendahnya daya dukung lingkungan selaras
dengan naiknya frekuensi bencana. (TR6.P4.D37)

Paragraf (35) dikembangkan dengan pola pengembangan pemerincian.

Gagasan utama paragraf ini terdapat pada kalimat pertama. Lalu, pada kalimat

selanjutnya berisi rincian-rincian untuk mendukung kalimat utama. Paragraf (37)

dikembangkan dengan pola pengembangan pemerincian, yaitu perincian luas

hutan dan jumlah kota atau kabupaten yang rawan banjir di Pulau Jawa. Selain

itu, pada paragraf ini terdapat rincian luas hutan yang berkurang di Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Paragraf ini dimulai dengan perincian-perincian. Lalu, pada akhir paragraf

dijelaskan gagasan utamanya.

j. Pola pengembangan kronologi

Pada tajuk rencana Kompas terdapat lima paragraf dengan pola

pengembangan kronologi. Berikut ini diberikan dua contoh analisis pola

pengembangan paragraf kronologi.

(5) Proses hukum terhadap Basuki bisa diproses cepat, sesuai dengan
KUHAP. Setelah Kejaksaan Agung menyatakan berkas pemeriksaan
Basuki lengkap (P-21), kita menunggu proses hukum selanjutnya,
penyerahan barang bukti dan tersangka, sebelum dilimpahkan ke
pengadilan. (TR1.P5.D5)

(22) Ironis memang! Atty yang sedang cuti kampanye dalam pemilihan wali
kota Cimahi tahun 2017 ditangkap KPK. Atty ditangkap bersama
suaminya dan dua pengusaha pemberi suap. Mereka ditangkap setelah
diketahui ada transfer dana Rp 500 juta ke rekening Itoch, suami Atty.
(TR4.P2.D22)

Paragraf (5) dikembangkan dengan pola pengembangan kronologi karena

menjelaskan proses hukum Basuki dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari kalimat

kedua. Paragraf (22) dikembangkan dengan pola pengembangan kronologi karena

menjelaskan secara kronologis penangkapan Wali Kota (non-aktif) Cimahi Atty

Suharti. Hal ini dapat dibuktikan dari kalimat kedua, ketiga, dan keempat.

k. Pola pengembangan klasifikasi

Pada tajuk rencana Kompas hanya terdapat satu paragraf dengan pola

pengembangan klasifikasi. Berikut ini diberikan analisis pola pengembangan

paragraf klasifikasi.

(28) Majelis hakim yang bertugas mengadili telah dibentuk. Majelis terdiri
atas lima orang, yakni H Dwiarso Budi Santiarto (ketua) dengan
anggota Jupriyadi, Abdul Rosyad, Joseph V Rahantoknam, dan I
Wayan Wirjana. Jaksa yang punya tugas menuntut telah ditunjuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Pembela yang punya fungsi membela kepentingan terdakwa telah


bersiap membela. Persidangan terbuka itu sejalan dengan tuntutan
pengunjuk rasa yang menuntut agar dugaan penistaan agama yang
dilakukan Basuki diproses secara hukum. (TR5.P1.D28)

Paragraf (28) dikembangkan dengan pola pengembangan klasifikasi

karena mengklasifikasi pihak-pihak yang bertugas dalam putusan terhadap

Basuki. Hal ini dapat dibuktikan dari kalimat pertama sampai kalimat keempat

paragraf ini.

l. Pola pengembangan analogi

Pada tajuk rencana Kompas hanya terdapat satu paragraf dengan pola

pengembangan analogi. Berikut ini diberikan analisis pola pengembangan

paragraf analogi.

(58) Tiada kebijakan pemerintah yang tak melibatkan perhatian, kesibukan,


dan emosi banyak pihak, seperti kebijakan pendidikan nasional.
Kebijakan ujian nasional , (UN) ibarat "menu penutup" tahun ajaran
dan kerepotan penerimaan murid baru sebagai "menu pembuka".
(TR9.P1.D58)
Paragraf (58) dikembangkan dengan pola pengembangan analogi. Gagasan

utama paragraf ini terdapat pada kalimat pertama. Kalimat kedua paragraf ini

berisi analogi terhadap gagasan utama pada kalimat pertama.

4.3 Pembahasan Hasil Analisis

Penelitian yang berjudul Unsur Paragraf, Jenis Paragraf, dan Pola

Pengembangan Paragraf pada Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas Edisi 1-15

Desember 2016 bertujuan mendeskripsikan unsur paragraf, jenis paragraf, dan

pola pengembangan paragraf. Berikut ini akan dibahas hasil analisis unsur

paragraf, jenis paragraf, dan pola pengembangan paragraf pada tajuk rencana surat

kabar Kompas edisi 1-15 Desember 2016.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

4.3.1 Pembahasan Unsur Paragraf

Berdasarkan hasil analisis data, ada lima unsur paragraf pada tajuk

rencana Kompas, yaitu gagasan utama, kalimat utama, kalimat penjelas, kalimat

penegas, dan transisi. Kelima unsur itu tidak selalu ada dalam setiap paragraf.

Ada paragraf yang hanya terdiri dari gagasan utama, kalimat penjelas, dan

transisi. Ada juga paragraf yang hanya terdiri dari gagasan utama, kalimat

penjelas, dan transisi. Namun, unsur yang sering ada pada setiap paragraf adalah

gagasan utama dan kalimat penjelas.

Berdasarkan jumlah unsurnya, paragraf dalam tajuk rencana Kompas

dapat diklasifikasikan menjadi paragraf lima unsur, paragraf empat unsur,

paragraf tiga unsur, dan paragraf dua unsur. Paragraf lima unsur (gagasan utama,

kalimat utama, kalimat penjelas, kalimat penegas, dan transisi) hanya terdiri dari

satu paragraf. Paragraf yang terdiri dari empat unsur berjumlah 34 paragraf.

Paragraf empat unsur pada tajuk rencana Kompas memiliki dua tipe. Ada 31

paragraf empat unsur yang terdiri dari gagasan utama, kalimat utama, kalimat

penjelas, dan transisi. Ada tiga paragraf empat unsur yang terdiri dari gagasan

utama, kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Pada tajuk rencana

Kompas terdapat 37 paragraf yang memiliki tiga unsur. Paragraf tiga unsur ini

memiliki dua tipe. Ada 35 paragraf yang terdiri dari gagasan utama, kalimat

utama, dan kalimat penjelas. Ada dua paragraf yang terdiri dari gagasan utama,

kalimat penjelas, dan transisi. Pada tajuk rencana Kompas terdapat lima paragraf

yang memiliki dua unsur, yaitu gagasan utama dan kalimat penjelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu, terutama penelitian

Hening (2015) yang juga meneliti unsur paragraf. Pada penelitian terdahulu hanya

terdapat dua tipe paragraf berdasarkan jumlah unsurnya, yaitu paragraf dua unsur

(transisi dan kalimat pengembang) dan paragraf satu unsur (kalimat pengembang).

Pada penelitian ini terdapat empat tipe paragraf berdasarkan jumlah unsurnya,

yaitu paragraf lima unsur, paragraf empat unsur, paragraf tiga unsur, dan paragraf

dua unsur. Paragraf empat unsur memiliki dua tipe, yaitu paragraf yang terdiri

gagasan utama, kalimat utama, kalimat penegas, dan transisi; dan paragraf empat

unsur yang terdiri dari gagasan utama, kalimat utama, kalimat penjelas, dan

kalimat penegas. Paragraf tiga unsur juga memiliki dua tipe, yaitu paragraf yang

terdiri dari gagasan utama, kalimat utama, dan kalimat penjelas; dan paragraf yang

terdiri dari gagasan utama, kalimat penjelas, dan transisi. Paragraf dua unsur

hanya memiliki satu tipe. Paragraf dua unsur ini hanya terdiri dari gagasan utama

dan kalimat penjelas.

Setelah melakukan analisis, peneliti menemukan bahwa unsur paragraf

pada penelitian ini relevan dengan pendapat yang dikemukakan Wiyanto (2004)

dan Wijayanti, dkk. (2013). Kelima unsur paragraf yang dikemukakan Wiyanto

(2004) dan Wijayanti, dkk. (2013) terdapat pada paragraf dalam tajuk rencana

Kompas yang diteliti. Selain itu, peneliti juga menemukan empat tipe paragraf

berdasarkan jumlah unsurnya, yaitu paragraf lima unsur, paragraf empat unsur,

paragraf tiga unsur, dan paragraf dua unsur.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

4.3.2 Pembahasan Jenis Paragraf

Pada penelitian ini terdapat lima jenis paragraf berdasarkan letak kalimat

utamanya, yaitu paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif,

paragraf ineratif, dan paragraf tanpa kalimat utama. Paragraf deduktif pada

paragraf ini berjumlah 48 paragraf. Selanjutnya, paragraf induktif berjumlah 13

paragraf. Paragraf tanpa kalimat utama berjumlah tujuh paragraf, sedangkan

paragraf deduktif-induktif berjumlah lima paragraf. Paragraf ineratif berjumlah

empat paragraf.

Apabila dikaitkan dengan teori yang dikemukakan Wiyanto (2004),

kelima jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya sudah terdapat pada

tajuk rencana Kompas. Kelima jenis paragraf itu adalah paragraf deduktif,

paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif, paragraf ineratif, dan paragraf

tanpa kalimat utama. Paragraf deduktif-induktif pada penelitian ini umumnya

digolongkan karena kalimat utamanya terletak di awal dan di akhir paragraf.

Namun, kalimat di akhir paragrafnya merupakan kalimat penegas. Paragraf pada

penelitian ini digolongkan sebagai paragraf tanpa kalimat utama karena paragraf

tersebut tidak memiliki kalimat utama. Namun, paragraf jenis ini memiliki

gagasan utama yang tersirat di dalam seluruh kalimatnya. Paragraf jenis ini

umumnya terdiri dari gagasan utama dan kalimat penjelas.

Hasil analisis data penelitian ini tidak dapat dikaitkan dengan penelitian

relevan karena ketiga penelitian relevan tidak ada yang meneliti jenis paragraf.

Hal ini dapat dikatakan sebagai kelebihan penelitian ini.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

4.3.3 Pembahasan Pola Pengembangan Paragraf

Pada tajuk rencana Kompas edisi 1-15 Desember 2016 terdapat 12 pola

pengembangan paragraf. Kedua belas pola pengembangan paragraf tersebut, yaitu

pola pengembangan umum-khusus berjumlah 29 paragraf, khusus-umum terdiri

dari tujuh paragraf, campuran sebanyak lima paragraf, perbandingan berjumlah

enam paragraf, sebab-akibat sebanyak lima paragraf, contoh berjumlah enam

paragraf, repetisi hanya satu paragraf, definisi berjumlah dua paragraf,

pemerincian terdiri dari sembilan paragraf, kronologi berjumlah lima paragraf,

klasifikasi hanya satu paragraf, dan analogi juga hanya satu paragraf.

Pola pengembangan paragraf pada tajuk rencana Kompas belum

bervariasi. Pada tajuk rencana Kompas terdapat paragraf yang hanya dominan

menggunakan satu pola pengembangan saja. Sebagai contohnya adalah tajuk

rencana ke-3. Paragraf pada tajuk rencana ini hanya dominan dikembangkan

dengan pola pengembangan umum-khusus.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu yang digunakan sebagai

acuan pada penelitian ini. Penelitian Hening (2015) menunjukkan bahwa pada

karangan guru hanya terdapat pola pengembangan paragraf kronologi dan

paragraf yang tidak memiliki pola pengembangan. Penelitian Purnamasari (2014)

menunjukkan bahwa ada 14 pola pengembangan paragraf yang terdapat dalam

resensi surat kabar Kompas edisi Agustus-Oktober 2013, yaitu pola

pengembangan umum-khusus, khusus-umum, definisi, perbandingan, pembuktian,

pertentangan, campuran, sebab-akibat, akibat-sebab, pertanyaan, contoh,

perulangan, perincian, dan analogi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Penelitian Resmayani, dkk. (2015) menunjukkan bahwa pada karangan

siswa terdapat paragraf yang mengandung pola pengembangan paragraf (sebab-

akibat, pertentangan, dan klasifikasi) dan ada paragraf yang tidak memiliki pola

pengembangan. Penelitian ini terdiri dari 12 pola pengembangan, yaitu pola

pengembangan paragraf umum-khusus, khusus-umum, campuran, perbandingan,

sebab-akibat, contoh, repetisi, definisi, pemerincian, kronologi, klasifikasi, dan

analogi.

Pola pengembangan paragraf yang dikemukakan Tarigan (1987) dan Chaer

(2011) tidak semuanya terdapat pada tajuk rencana Kompas. Ada dua paragraf

yang tidak terdapat pada tajuk rencana Kompas, yaitu pola pengembangan

pertanyaan dan ilustrasi. Namun, kedua belas pola pengembangan paragraf

lainnya terdapat pada tajuk rencana Kompas.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab

IV, peneliti dapat menarik kesimpulan yang meliputi unsur paragraf, jenis

paragraf, dan pola pengembangan paragraf yang terdapat pada tajuk rencana surat

kabar Kompas edisi 1-15 Desember 2016. Pertama, unsur paragraf yang terdapat

pada tajuk rencana yang diteliti adalah gagasan utama, kalimat utama, kalimat

penjelas, kalimat penegas, dan transisi. Namun, kelima unsur tersebut tidak

muncul dalam setiap paragraf. Unsur yang sering ada pada setiap paragraf adalah

gagasan utama dan kalimat penjelas. Berdasarkan jumlah unsurnya, pada tajuk

rencana Kompas terdapat paragraf yang memiliki lima unsur, empat unsur, tiga

unsur, dan dua unsur. Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa paragraf

dalam tajuk rencana Kompas belum semuanya memiliki unsur yang lengkap

karena masih ada paragraf yang hanya terdiri dari gagasan utama dan kalimat

penjelas.

Kedua, pada tajuk rencana Kompas yang diteliti terdapat lima jenis paragraf.

Kelima jenis paragraf tersebut adalah paragraf deduktif, paragraf induktif,

paragraf deduktif-induktif, paragraf ineratif, dan paragraf tanpa kalimat utama.

Paragraf yang paling dominan pada tajuk rencana Kompas edisi 1-15 Desember

2016 adalah paragraf deduktif.

87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Ketiga, pada tajuk rencana Kompas yang diteliti terdapat 12 pola

pengembangan paragraf. Kedua belas pola pengembangan paragraf tersebut, yaitu

pola pengembangan umum-khusus, khusus-umum, campuran, perbandingan,

sebab-akibat, contoh, repetisi, definisi, pemerincian, kronologi, klasifikasi, dan

analogi. Pola pengembangan yang dominan terdapat pada tajuk rencana Kompas

edisi 1-15 Desember 2016 adalah pola pengembangan umum-khusus.

5.2 Implikasi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penulisan paragraf yang terdapat

pada tajuk rencana dalam surat kabar Kompas belum semuanya memiliki unsur

yang lengkap dan pola pengembangan yang digunakan belum bervariasi. Namun,

penulisan paragrafnya dapat dijadikan acuan menulis paragraf. Oleh karena itu,

peneliti berharap penelitian ini dapat berguna untuk berbagai pihak.

Bagi pembelajar bahasa Indonesia, peneliti berharap penelitian ini dapat

digunakan sebagai referensi dalam mempelajari dan mengerjakan tugas tentang

paragraf, terutama tentang unsur, jenis, dan pola pengembangannya. Peneliti

berharap penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi mahasiswa untuk meningkatkan

keterampilan menulis pararaf. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

referensi bagi pembelajar bahasa Indonesia untuk mempelajari paragraf, terutama

tentang unsur, jenis, dan pola pengembangannya.

Bagi guru bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat memberikan contoh

kontekstual tentang penulisan paragraf. Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat

dijadikan referensi bagi guru bahasa Indonesia dalam mengajar. Penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

diharapkan dapat dijadikan bahan ajar terutama tentang penulisan paragraf yang

baik dan benar.

Bagi editor surat kabar Kompas, peneliti berharap penelitian ini dapat

dijadikan acuan bagi penulis tajuk rencana Kompas untuk meningkatkan

penulisan paragrafnya. Penulis tidak hanya mementingkan gagasan yang ditulis,

tetapi juga memperhatikan penulisan paragrafnya. Peneliti berharap penelitian ini

dapat menjadi bahan refleksi bagi redaksi surat kabar Kompas agar lebih teliti

dalam menulis, terutama menulis paragraf. Peneliti juga berharap penelitian dapat

dijadikan referensi penulisan paragraf pada tajuk rencana surat kabar Kompas

sehingga penulisannya dapat dijadikan acuan bagi masyarakat. Surat kabar

Kompas merupakan surat kabar nasional. Oleh karena itu, peneliti berharap surat

kabar Kompas dapat menunjukkan pada masyarakat contoh penulisan paragraf

yang benar melalui penulisan tajuk rencana. Penelitian ini dapat digunakan oleh

editor surat kabar Kompas untuk meninjau lagi penulisan paragraf.

Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti

lain yang meneliti tentang paragraf, khususnya unsur paragraf, jenis paragraf, dan

pola pengembangan. Penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain yang

meneliti paragraf untuk dapat menentukan bagian paragraf yang akan diteliti.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyampaikan saran yang diharapkan

dapat berguna dan membantu pembaca dan beberapa pihak yang terkait dengan

penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Bagi pembelajar bahasa Indonesia, peneliti menyarankan pembelajar

bahasa Indonesia untuk lebih meningkatkan keterampilan menulisnya, terutama

dalam menulis paragraf. Oleh karena itu, pembelajar bahasa Indonesia dapat

menulis paragraf sesuai dengan kaidah penulisannya.

Bagi guru bahasa Indonesia, peneliti menyarankan kepada guru bahasa

Indonesia untuk lebih memperhatikan pengajarannya di kelas, terutama

pengajaran tentang paragraf. Guru bahasa Indonesia diharapkan dapat

mengajarkan penulisan paragraf yang baik dan benar kepada siswa yang dapat

dijadikan bekal bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan menulisnya.

Bagi editor surat kabar Kompas, peneliti menyarankan untuk lebih

memperhatikan penulisan paragraf, terutama penulisan unsur dan pola

pengembangan paragraf. Peneliti menyarankan pada penulis tajuk rencana untuk

menulis paragraf tidak hanya terdiri dari dua unsur saja, tetapi dapat menulis

paragraf dengan unsur yang lengkap. Selain itu, peneliti juga menyarankan untuk

menggunakan pola pengembangan yang bervariatif agar pembaca tidak bosan.

Bagi peneliti lain, peneliti menyarankan peneliti lain untuk meneliti

paragraf bukan hanya dari tajuk rencana Kompas, tetapi juga dari media lain.

Peneliti menyarankan peneliti lain meneliti jenis paragraf bukan hanya

berdasarkan letak kalimat utamanya, tetapi juga dapat berdasarkan fungsi dan

sifatnya. Peneliti lain juga dapat meneliti paragraf dari hal yang lain bukan hanya

unsur, jenis, dan pola pengembangannya. Peneliti lain dapat meneliti pola kalimat

utama paragraf. Selain itu, peneliti lain juga dapat meneliti kesalahan penulisan

paragraf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Barus, Sedia Willing. 2010. Jurnalistik: Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta:
Erlangga.
Chaer, Abdul. 2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.

Hening, Caecilia Nurista Syahdu. 2015. “Pola Pengembangan Paragraf dan


Unsur-unsur Paragraf pada Karangan Narasi Karya Guru-guru SD di
Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada
Tahun 2014”. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Purnamasari, Lukita. 2014. “Pola Pengembangan Paragraf dalam Resensi Surat
Kabar Harian Kompas Edisi Agustus-Oktober 2013”. Skripsi.
Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD.
Rahardi, Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Erlangga.
Ramlan, M. 1993. Paragraf: Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset.
Resmayani, Ni Wayan, dkk. 2015. Analisis Pola Pengembangan pada Karangan
Siswa Kelas XI Bahasa I di SMA N 1 Seririt. Tersedia
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPBS/article/viewFile/6790/463
6 [9 Februari 2017].
Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Sanata
Dharma University Press.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sumadiria, Haris As. 2004. Menulis Artikel dan Tajuk Rencana. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Tarigan, Djago. 2008. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan
Pengembangannya. Bandung: Angkasa.

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Tarigan, Henry Guntur. 2013. Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.
Widjono, Hs. 2007. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo.
Wijayanti, Sri Hapsari, dkk. 2013. Bahasa Indonesia: Penulisan dan Penyajian
Karya Tulis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grassindo.

Zuriah, Nurul. 2006. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

TRIANGULASI DATA

Berikut ini adalah hasil analisis data penelitian yang terdapat pada tajuk rencana surat kabar Kompas edisi 1-15 Desember 2016

yang perlu ditriangulasi oleh pakar atau ahli. Berilah tanda centang () pada kolom “setuju” atau “tidak setuju” yang

menggambarkan penilaian Anda terhadap hasil analisis unsur paragraf, jenis paragraf, dan pola pengembangan paragrafnya.

Kemudian, berilah catatan pada kolom keterangan yang dapat membantu kebenaran hasil analisis unsur paragraf, jenis paragraf, dan

pola pengembangan paragrafnya.

1. Analisis Unsur Paragraf

No. Data Analisis Triangulator Keterangan


Data Setuju Tidak
Setuju
1 Diawali dengan dugaan kasus penistaan Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
agama oleh Gubernur petahana (nonaktif) gagasan utama, kalimat utama, dan
Basuki Tjahaja Purnama, yang terlambat kalimat penjelas. Gagasan utama
diantisipasi, energi bangsa tersedot untuk paragraf ini adalah situasi tidak 
itu. Berbagai kalangan masyarakat di menguntungkan bangsa Indonesia.
dalam dan di luar negeri mulai bertanya Kalimat utama paragraf ini adalah
apa yang akan terjadi dengan bangsa kalimat keempat. Kalimat penjelasnya
Indonesia. Investor mengambil sikap adalah kalimat pertama, kedua, dan

95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menahan diri: wait and see. Situasi ini ketiga.


tidak menguntungkan bangsa ini.
(TR1.P1.D1)
2 Kita bersyukur kepolisian telah mencapai Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
kesepakatan dengan Gerakan Nasional gagasan utama, kalimat penjelas, dan
Pengawal Fatwa (GNPF) MUI untuk transisi. Gagasan utama paragraf ini
menggelar doa bersama untuk bangsa di adalah pelaksanaan doa bersama dan 
kawasan Silang Monas pada 2 Desember apel Nusantara Bersatu. Semua kalimat
2016. GNPF juga tetap berkomitmen pada paragraf ini merupakan kalimat
mengawal proses hukum atas diri Basuki. penjelas yang berisi penjelasan secara
Pada Rabu kemarin, masyarakat khusus mulai dari kepolisian yang
menyaksikan Apel Nusantara Bersatu mencapai kesepakatan dengan GNPF
menyampaikan pesan agar seluruh untuk doa bersama di kawasan Silang
komponen bangsa merajut kebersamaan Monas sampai pada pelaksanaan apel
serta menjaga persatuan dan kesatuan Nusantara Bersatu. Transisi pada
bangsa. (TR1.P2.D2) paragraf ini adalah transisi pada Rabu
kemarin.
3 Fenomena pengerahan dan pengumpulan Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
kekuatan massa sah dalam negara yaitu gagasan utama, kalimat utama,
demokrasi. Itu merupakan bentuk kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
partisipasi politik warga negara. Meski utama paragraf ini adalah fenomena 
pada sisi lain tren pengerahan massa pengerahan massa dan panggung partai
memunculkan tanya di mana peran partai politik. Kalimat utama paragraf ini
politik yang merupakan pilar demokrasi. adalah kalimat pertama. Kalimat
Bukankah partai politik punya peran dan penjelasnya adalah kalimat kedua,
fungsi mengartikulasikan kepentingan ketiga, dan keempat. Kalimat kelima
dan mengagregasikan kepentingan merupakan kalimat penegas. Transisi
rakyat. Panggung partai politik adalah pada paragraf ini adalah transisi meski

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

panggung parlemen. (TR1.P3.D3) yang terdapat di awal kalimat ketiga.


4 Terlepas dari gugatan terhadap peran Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
partai politik, semua pihak menangkap yaitu gagasan utama, kalimat utama,
aspirasi perlunya penegakan hukum cepat kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
terhadap Basuki. Proses hukum terhadap utama paragraf ini adalah aspirasi 
Basuki juga merupakan ujian terhadap penegakan hukum terhadap Basuki.
kemandirian kekuasaan kehakiman. Dan Kalimat utama paragraf ini adalah
pada tempat lain, tertangkap pesan kalimat pertama. Kalimat penjelasnya
keinginan kita tetap menjaga persatuan adalah kalimat kedua, ketiga, keempat,
dan kesatuan bangsa dan dasar negara dan kelima. Transisi pada paragraf ini
Pancasila. Tidak ada aspirasi berbeda. adalah transisi dan pada tempat lain
Kebersamaan kita sebagai bangsa perlu yang terdapat di awal kalimat ketiga.
diperkokoh untuk menghadapi
perkembangan global yang juga tidak
menentu. (TR1.P4.D4)
5 Proses hukum terhadap Basuki bisa Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
diproses cepat, sesuai dengan KUHAP. yaitu gagasan utama, kalimat utama,
Setelah Kejaksaan Agung menyatakan kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
berkas pemeriksaan Basuki lengkap (P- utama paragraf ini adalah proses hukum 
21), kita menunggu proses hukum terhadap Basuki. Kalimat utama pada
selanjutnya, penyerahan barang bukti dan paragraf ini adalah kalimat pertama.
tersangka, sebelum dilimpahkan ke Kalimat penjelas pada paragraf ini
pengadilan. (TR1.P5.D5) hanya satu, yaitu kalimat kedua yang
menjelaskan secara rinci proses hukum
terhadap Basuki. Transisinya adalah
transisi setelah yang terdapat pada awal
kalimat kedua.

97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6 Biarlah proses hukum berjalan terbuka Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
sesuai dengan prinsip kemandirian gagasan utama, kalimat utama, dan
kekuasaan kehakiman. Menentukan kalimat penjelas. Gagasan utama
bersalah tidaknya seseorang adalah paragraf ini adalah otoritas hakim dalam 
otoritas hakim yang memang punya proses hukum. Kalimat utama paragraf
kewenangan untuk menyatakan bersalah ini adalah kalimat kedua. Kalimat
tidaknya seseorang. Kita mendorong penjelasnya adalah kalimat pertama dan
proses hukum dijaga bersama agar ketiga.
supremasi hukum tegak, demokrasi kian
matang, kebersamaan kita sebagai bangsa
terjaga. (TR1.P6.D6)
7 Penggantian Ketua DPR ini tentunya Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
menjadi catatan tersendiri bagi sejarah gagasan utama, kalimat utama, dan
parlemen di negeri ini. Dari 16 ketua kalimat penjelas. Gagasan utama 
DPR yang pernah menjabat, hanya Setya paragraf ini adalah penggantian ketua
Novanto yang pernah mengundurkan diri DPR. Kalimat utama paragraf ini adalah
dari jabatannya, kemudian menduduki kalimat pertama. Kalimat penjelasnya
kembali jabatan yang pernah adalah kalimat kedua.
ditinggalkannya itu. (TR2.P1.D7)
8 Kita ingat, pada 16 Desember 2015, Paragraf ini terdiri dari dua unsur, yaitu Tidak
Novanto mengundurkan diri dari jabatan gagasan utama dan kalimat penjelas. memenuhi
Ketua DPR setelah semua fraksi di Gagasan utama paragraf ini terkandung  syarat
Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) di dalam seluruh kalimatnya, yaitu paragraf
menilainya melanggar etika dan pengunduran diri Novanto. Semua karena hanya
menjatuhkan sanksi sedang dalam kasus kalimatnya merupakan kalimat penjelas terdiri dari
dugaan permintaan saham PT Freeport yang menjelaskan secara rinci satu kalimat.
Indonesia. (TR2.P2.D8) pengunduran diri Novanto.

98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9 Namun, fraksi-fraksi di DPR yang Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
menyetujui pengajuan Setya Novanto ini yaitu gagasan utama, kalimat utama,
juga mempunyai dasar. Mengingat, pada kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
7 Desember 2016, Mahkamah Konstitusi utama paragraf ini adalah pemulihan 
sudah mengeluarkan putusan yang harkat dan nama baik Novanto. Kalimat
menyatakan alat bukti rekaman utama paragraf ini adalah kalimat
elektronik sebagai alat bukti utama di ketiga. Kalimat penjelasnya adalah
persidangan MKD terhadap Setya kalimat kedua. Transisinya adalah
Novanto adalah tidak sah. MKD pun transisi berupa kalimat, yaitu kalimat
telah memulihkan harkat serta nama baik pertama. Selain itu, pada paragraf ini
Setya Novanto. (TR2.P3.D9) terdapat transisi berupa kelompok kata,
yaitu transisi mengingat, pada 7
Desember 2016 di awal kalimat kedua.
10 Publik sendiri masih beragam menyikapi Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
keputusan DPR ini karena dirasakan gagasan utama, kalimat utama, dan
bertentangan dengan standar moralitas. kalimat penjelas. Gagasan utama
Ini tentunya menjadi tugas berat Novanto paragraf ini adalah tanggapan publik 
dan 560 anggota DPR untuk menjawab terhadap putusan DPR. Kalimat utama
masih adanya keraguan itu dan paragraf ini adalah kalimat pertama.
diwujudkan dalam kerja DPR di fase baru Kalimat penjelasnya adalah kalimat
ini. (TR2.P4.D10) kedua.

11 Dinamika politik yang berkembang saat Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
ini jelas menunjukkan bahwa selama ini gagasan utama, kalimat utama, dan
DPR belum melakukan tugasnya dengan kalimat penjelas. Gagasan utama
baik. Dalam undang-undang ditegaskan paragraf ini adalah pelaksanaan tugas 
DPR bertugas: menyerap, menghimpun, DPR. Kalimat utama paragraf ini adalah
menampung, dan menindaklanjuti kalimat pertama. Kalimat penjelasnya

99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

aspirasi masyarakat. Banyaknya aksi adalah kalimat kedua dan ketiga.


parlemen jalanan jelas menunjukkan
bahwa aspirasi rakyat belum tersalurkan
dengan baik di parlemen. (TR2.P5.D11)
12 Belum terepresentasikannya suara rakyat Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
dalam Pemilu 2014 pada kursi pimpinan yaitu gagasan utama, kalimat utama,
DPR juga menunjukkan adanya kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
kesenjangan itu. Saat ini, kursi pimpinan utama paragraf ini adalah kesenjangan 
DPR diisi oleh Partai Golkar, Partai kursi pimpinan DPR. Kalimat utamanya
Gerindra, Partai Demokrat, Partai adalah kalimat pertama. Kalimat
Amanat Nasional, dan Partai Keadilan penjelasnya adalah kalimat kedua dan
Sejahtera. Sementara Partai Demokrasi ketiga. Transisi pada paragraf ini adalah
Indonesia Perjuangan yang memperoleh transisi saat ini yang terdapat pada awal
suara terbesar dan Partai Kebangkitan kalimat kedua.
Bangsa yang berada di urutan keenam
justru tidak terepresentasikan di pimpinan
DPR. (TR2.P6.D12)
13 Kini saatnya bagi Setya Novanto Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu Tidak
mengingatkan lagi anggota, wakil ketua,gagasan utama, kalimat penjelas, dan memenuhi
termasuk dirinya, untuk setia pada transisi. Gagasan utama paragraf ini syarat
sumpah DPR yang pernah diucapkan. adalah mengingatkan sumpah DPR.  paragraf
(TR2.P7.D13) Kalimat pada paragraf ini merupakan karena hanya
kalimat penjelas. Pada paragraf ini terdiri dari
terdapat transisi kini yang terdapat pada satu kalimat.
awal kalimat pertama.
14 Bekerja sungguh-sungguh demi tegaknya Paragraf ini terdiri dari dua unsur, yaitu Tidak
kehidupan demokrasi, mengutamakan gagasan utama dan kalimat penjelas.  memenuhi
kepentingan bangsa dan negara daripada Gagasan utamanya adalah isi sumpah syarat

100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kepentingan pribadi, seseorang, dan anggota DPR. Pada paragraf ini hanya paragraf
golongan, serta memperjuangkan aspirasi terdapat satu kalimat dan kalimat itu karena hanya
rakyat demi kepentingan bangsa dan merupakan kalimat penjelas. terdiri dari
NKRI adalah isi sumpah anggota DPR. satu kalimat.
(TR2.P8.D14)
15 Apresiasi dan terima kasih patut Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
disampaikan kepada pemimpin dan gagasan utama, kalimat utama, dan 
peserta doa yang mampu menjaga kalimat penjelas. Gagasan utama
suasana damai. Damainya doa bersama paragraf ini adalah apresiasi dan terima
tak bisa dilepaskan dari peran aparat TNI kasih. Kalimat utama paragraf ini
yang dipimpin Panglima TNI Jenderal adalah kalimat pertama. Kalimat
Gatot Nurmantyo dan kepolisian yang penjelasnya adalah kalimat kedua,
dipimpin Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito ketiga, dan keempat.
Karnavian. Tito aktif menjalin
komunikasi dan bernegosiasi dengan
elemen masyarakat, termasuk pemimpin
pengunjuk rasa dan mengubah
permintaan unjuk rasa menjadi doa
bersama di Monas. Polri juga mengambil
langkah penegakan hukum dan langkah
taktis terhadap sejumlah orang yang
diduga akan melakukan makar.
(TR3.P1.D15)
16 Langkah tidak biasa dan mengandung Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
risiko keamanan diambil Presiden Joko gagasan utama, kalimat utama, dan
Widodo yang mengambil keputusan ikut kalimat penjelas. Gagasan utama
shalat Jumat bersama peserta doa. paragraf ini adalah modal demokrasi 
Langkah Presiden Jokowi sebagai kepala Indonesia. Kalimat utamanya adalah

101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pemerintahan dan kepala negara akan kalimat keempat. Kalimat penjelas pada
tercatat dalam sejarah. Sama halnya juga paragraf ini adalah kalimat pertama,
dengan aksi doa bersama dalam jumlah kedua, dan ketiga.
besar 2 Desember 2016 yang damai. Kita
berharap situasi ini bisa menjadi modal
kian matangnya demokrasi Indonesia.
(TR3.P2.D16)
17 Doa bersama sempat dikhawatirkan Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
sejumlah kalangan, termasuk dunia yaitu gagasan utama, kalimat utama,
usaha. Sejumlah perwakilan kedutaan kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
besar asing mengeluarkan semacam utama paragraf ini adalah dampak doa
peringatan perjalanan kepada warga bersama. Kalimat utamanya adalah 
negara asing. Setelah doa bersama kalimat pertama. Kalimat penjelas pada
berakhir damai, Indeks Harga Saham paragraf ini adalah kalimat kedua dan
Gabungan (IHSG) menguat dan ditutup ketiga. Transisi pada paragraf ini adalah
naik 0,81 persen. (TR3.P3.D17) transisi yang berupa kelompok kata,
yaitu transisi setelah doa bersama
berakhir damai yang terdapat di awal
kalimat ketiga.
18 Pengerahan massa dalam jumlah besar Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
selalu mengundang risiko. Beruntung yaitu gagasan utama, kalimat utama,
protes menuntut proses hukum terhadap kalimat penjelas, dan kalimat penegas.
Gubernur DKI Jakarta (nonaktif) Basuki Gagasan utama paragraf ini adalah 
Tjahaja Purnama atas tuduhan penistaan risiko pengerahan massa. Kalimat
agama sejauh ini berlangsung damai. Kita utama pada paragraf ini adalah kalimat
berharap partai politik bisa segera pertama. Kalimat penjelasnya adalah
memainkan peran untuk menangkap kalimat kedua, ketiga, dan keempat.
aspirasi masyarakat sehingga rakyat tidak Kalimat penegas pada paragraf ini

102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perlu turun sendiri ke jalan untuk adalah kalimat kelima yang menegaskan
menyampaikan pandangannya. Aspirasi pernyataan umum pada kalimat utama.
rakyat seyogianya ditangkap anggota
parpol dan memperjuangkannya dalam
panggung parlemen. Keinginan membuat
aksi dengan mobilisasi massa sebaiknya
dipertimbangkan kembali. (TR3.P4.D18)
19 Energi bangsa sudah banyak terkuras. Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
Kita mendorong proses hukum atas diri gagasan utama, kalimat utama, dan
Basuki berlangsung cepat, tetapi tetap kalimat penjelas. Gagasan utama
sesuai dengan mekanisme hukum. paragraf ini adalah energi bangsa 
Kawalan terhadap proses hukum bisa terkuras. Kalimat utama pada paragraf
dilakukan parlemen tanpa harus ini adalah kalimat pertama. Pernyataan
mencampuri kemandirian kekuasaan umum ini dijelaskan oleh kalimat
kehakiman. Makin cepat kasus Basuki penjelas, yaitu kalimat kedua, ketiga,
diselesaikan, makin baik bagi bangsa ini. dan keempat.
(TR3.P5.D19)
20 Biarlah Polri memeriksa orang yang Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
dituduh makar. Menjadi tugas polisi yaitu gagasan utama, kalimat utama,
menentukan status hukum mereka dalam kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
waktu 1 x 24 jam. Jika bukti tak cukup, utama paragraf ini adalah kepercayaan 
mereka harus dilepaskan. Kepercayaan pada sistem hukum. Kalimat utamanya
pada sistem hukum dibutuhkan dalam adalah kalimat keempat. Kalimat
sistem demokrasi, tanpa harus menjadi penjelas pada paragraf ini adalah
represif. (TR3.P6.D20) kalimat pertama, kedua, dan ketiga.
Transisi pada paragraf ini adalah
transisi jika yang terdapat di awal
kalimat ketiga.

103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21 Korupsi, suap, masih saja terjadi! Seperti Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
diberitakan harian ini, Komisi yaitu gagasan utama, kalimat utama,
Pemberantasan Korupsi (KPK) kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
menangkap Wali Kota (non-aktif) Cimahi utama paragraf ini adalah korupsi dan 
Atty Suharti sebagai tersangka kasus suap yang terjadi. Kalimat utama
korupsi proyek Pasar Atas Baru senilai paragraf ini adalah kalimat pertama.
Rp 57 miliar. Yang memprihatinkan, Kalimat penjelasnya adalah kalimat
mengutip pernyataan Ketua KPK Agus kedua dan ketiga. Transisi pada paragraf
Rahardjo, Atty dikendalikan suaminya, ini adalah transisi berupa kelompok
M Itoch Tochija, Wali Kota Cimahi kata, yaitu transisi seperti diberitakan
2002-2012. (TR4.P1.D21) harian ini yang terdapat di awal kalimat
kedua.
22 Ironis memang! Atty yang sedang cuti Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
kampanye dalam pemilihan wali kota gagasan utama, kalimat utama, dan
Cimahi tahun 2017 ditangkap KPK. Atty kalimat penjelas. Gagasan utama
ditangkap bersama suaminya dan dua paragraf ini adalah penangkapan Atty 
pengusaha pemberi suap. Mereka yang ironis. Kalimat utamanya adalah
ditangkap setelah diketahui ada transfer kalimat pertama. Pernyataan umum ini
dana Rp 500 juta ke rekening Itoch, dijelaskan oleh kalimat penjelas, yaitu
suami Atty. (TR4.P2.D22) kalimat kedua, ketiga, dan keempat.

23 Budaya korupsi masih belum bisa Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
dienyahkan. Penangkapan keluarga, yaitu gagasan utama, kalimat utama,
suami dan istri, atau anak pejabat dalam kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
kasus korupsi bukan kali ini saja. utama paragraf ini adalah budaya 
Sebelumnya, KPK menangkap Yan korupsi. Kalimat utama paragraf ini
Antonio Ferdian, putra Bupati Banyuasin adalah kalimat pertama. Kalimat
2003-2013. (TR4.P3.D23) penjelasnya adalah kalimat kedua dan

104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ketiga. Transisi pada paragraf ini adalah


transisi sebelumnya yang terdapat di
awal kalimat ketiga.
24 Korupsi sudah menjadi hal biasa dan Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
menjadi bagian dari praktik keseharian. yaitu gagasan utama, kalimat utama,
Jika kondisi itu benar, Indonesia akan kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
berada di ambang kehancuran. Sejarah utama paragraf ini adalah praktik 
Indonesia kontemporer menunjukkan korupsi. Kalimat utama paragraf ini
suami-istri dan anak ikut terlibat untuk adalah kalimat pertama. Kalimat
menyerahkan uang suap, menerima penjelasnya adalah kalimat kedua,
transfer dana ilegal sebagai praktik ketiga, dan keempat. Transisi pada
korupsi. Ada cerita soal Wali Kota paragraf ini adalah transisi jika yang
Palembang Romi Herton dan istrinya, terdapat di awal kalimat kedua.
Bupati Karawang Ade Swara dan
istrinya, dan Muhammad Nazaruddin dan
istrinya. (TR4.P4.D24)
25 Dalam konteks Pilkada, masuk akal Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
peringatan Ketua KPK agar masyarakat yaitu gagasan utama, kalimat utama,
hati-hati memilih pemimpin daerah, kalimat penjelas, dan kalimat penegas.
apalagi terkait dengan politik dinasti. Gagasan utama paragraf ini adalah 
Politik dinasti, istri menggantikan suami, peringatan politik dinasti. Kalimat
anak menggantikan ayah, atau famili utama paragraf ini adalah kalimat
menggantikan famili lain untuk tetap pertama. Kalimat penjelasnya adalah
menjabat, berpotensi melanggengkan kalimat kedua. Kalimat penegas pada
budaya atau kebiasaan korupsi. Ini paragraf ini adalah kalimat ketiga yang
sejalan dengan pepatah Tiongkok kuno, menegaskan pernyataan umum pada
"Segala kebaikan dan keburukan berasal kalimat utama.
dari rumah".(TR4.P5.D25)

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26 Pelaku politik dinasti sepertinya Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
menjadikan pengelolaan keuangan daerah yaitu gagasan utama, kalimat utama,
seperti keuangan keluarga. Pemerintah kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
dan DPR sebenarnya sudah memotong 
utama paragraf ini adalah politik dinasti.
politik dinasti dalam UU Pemilihan
Kepala Daerah. Namun, Mahkamah Kalimat utama paragraf ini adalah
Konstitusi, dengan semata-mata kalimat pertama. Kalimat penjelasnya
mempertimbangkan hak asasi orang adalah kalimat kedua dan ketiga.
untuk ikut dalam pemilihan, Transisi pada paragraf ini adalah
membatalkan aturan soal politik dinasti. transisi namun yang terdapat di awal
(TR4.P6.D26) kalimat ketiga.

27 Berbarengan dengan momentum 101 Paragraf ini terdiri dari dua unsur, yaitu
pilkada pada 15 Februari 2017, kita gagasan utama dan kalimat penjelas.
mendorong kandidat pemimpin daerah Gagasan utama paragraf ini adalah cara
mencari terobosan untuk mengurangi pemimpin daerah mengurangi korupsi. 
korupsi dari negeri ini. Gagasan segar Kalimat penjelas pada paragraf ini
sekaligus radikal dari calon pemimpin adalah kalimat pertama dan kedua.
daerah diperlukan ketika korupsi justru
telah memasuki masa berbahaya, yakni
melibatkan keluarga dan famili.
(TR4.P7.D27)
28 Majelis hakim yang bertugas mengadili Paragraf ini terdiri dari dua unsur, yaitu
telah dibentuk. Majelis terdiri atas lima gagasan utama dan kalimat penjelas.
orang, yakni H Dwiarso Budi Santiarto Gagasan utama paragraf ini adalah
(ketua) dengan anggota Jupriyadi, Abdul aparat-aparat yang bertugas dalam 
Rosyad, Joseph V Rahantoknam, dan I putusan kasus Basuki. Kelima kalimat
Wayan Wirjana. Jaksa yang punya tugas yang terdapat pada paragraf ini

106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menuntut telah ditunjuk. Pembela yang merupakan kalimat penjelas.


punya fungsi membela kepentingan
terdakwa telah bersiap membela.
Persidangan terbuka itu sejalan dengan
tuntutan pengunjuk rasa yang menuntut
agar dugaan penistaan agama yang
dilakukan Basuki diproses secara hukum.
(TR5.P1.D28)
29 Aspirasi pengunjuk rasa telah didengar. Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
Saatnya kita semua mengawal proses gagasan utama, kalimat utama, dan 
persidangan terbuka itu. Kekuasaan kalimat penjelas. Gagasan utama
kehakiman adalah kekuasaan mandiri paragraf ini adalah aspirasi pengunjuk
yang tidak boleh diintervensi kekuasaan rasa telah didengar. Kalimat utama
mana pun, termasuk juga Presiden Joko paragraf ini adalah kalimat pertama.
Widodo dalam posisinya sebagai kepala Kalimat penjelasnya adalah kalimat
negara ataupun kepala pemerintahan, kedua, ketiga, dan keempat.
serta oleh tekanan massa. Melalui sidang
terbuka, masyarakat akan mendapatkan
gambaran bagaimana duduk soal kasus
penistaan agama dengan terdakwa
Basuki. (TR5.P1.D29)
30 Kita dorong penyelesaian hukum melalui Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
persidangan sebagai instrumen yaitu gagasan utama, kalimat utama,
demokrasi. Kepentingan masyarakat kalimat penjelas, dan kalimat penegas.
diwakili jaksa yang atas nama negara Gagasan utama paragraf ini adalah 
akan bertindak sebagai penuntut hukum. persidangan sebagai instrumen
Persidangan atas diri Basuki adalah ujian demokrasi. Kalimat utama pada
terhadap kemandirian kekuasaan paragraf ini adalah kalimat pertama.

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kehakiman dan demokrasi itu sendiri. Kalimat penjelasnya adalah kalimat


(TR5.P3.D30) kedua. Kalimat penegasnya adalah
kalimat ketiga yang menegaskan
pernyataan umum pada kalimat utama.
31 Setelah aspirasi diakomodasi, saatnya Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
kita duduk bersama mengawal proses yaitu gagasan utama, kalimat utama,
hukum itu sendiri. Partai politik dan DPR kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
bisa menjalankan peran untuk terus utama paragraf ini adalah pengawalan 
mengawal proses hukum tetap berjalan proses hukum. Kalimat utamanya
sesuai dengan relnya. Namun, adalah kalimat pertama. Kalimat
pengawalan itu harus tetap menghormati penjelasnya adalah kalimat kedua dan
prinsip kemandirian kekuasaan ketiga. Pada paragraf ini terdapat
kehakiman. (TR5.P4.D31) transisi setelah yang terdapat di awal
kalimat pertama dan transisi namun
yang terdapat di awal kalimat ketiga.
32 Kita tak ingin bangsa ini terus terjebak Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
pada polarisasi pendapat. Padahal, yaitu gagasan utama, kalimat utama,
aspirasi dari pengunjuk rasa, seperti kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
penegakan supremasi hukum, perlunya utama paragraf ini adalah silaturahim 
kesamaan di muka hukum, kemajemukan antar-elite dan pemerintah. Kalimat
bangsa, dan persatuan bangsa, adalah utama paragraf ini adalah kalimat
aspirasi kita semua sebagai bangsa keempat. Kalimat penjelasnya adalah
Indonesia. Kita berharap situasi sosial kalimat pertama, kedua, dan ketiga.
politik bangsa ini tetap sejuk. Transisi pada paragraf ini adalah
Silaturahim antar-elite dan pemerintah transisi padahal yang terdapat di awal
tetap perlu dijaga agar tantangan ke kalimat kedua.
depan bangsa bisa segera diatasi.
(TR5.P5.D32)

108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33 Saatnya kita bijak dalam perkataan lisan Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
ataupun tulisan, merawat kemajemukan gagasan utama, kalimat utama, dan
untuk memperkuat persatuan dan kalimat penjelas. Gagasan utama
kesatuan bangsa. Makin cepat kasus paragraf ini adalah ajakan untuk bijak 
Basuki selesai, akan makin baik. Sesuai dan merawat kemajemukan. Kalimat
dengan UU Pilkada, Basuki akan tetap utama paragraf ini adalah kalimat
menjadi calon dalam Pilkada Jakarta. pertama. Kalimat penjelasnya adalah
Peraturan KPU hanya memberikan ruang kalimat kedua, ketiga, keempat, dan
kepada partai politik untuk mengganti kelima.
calon apabila calon dinyatakan bersalah
dan putusannya punya kekuatan hukum
tetap 30 hari sebelum pilkada. Opsi itu
terbuka. (TR5.P6.D33)
34 Cuaca memang sedang tak menentu. Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
Badai tropis yang biasanya muncul di gagasan utama, kalimat utama, dan
utara dan selatan tidak kelihatan. kalimat penjelas. Gagasan utama
Mengutip Paulus Agus Winarso, pakar paragraf ini adalah cuaca yang tak 
meteorologi dan geofisika, pemicu menentu. Kalimat utama paragraf ini
penyimpangan cuaca yang belum banyak adalah kalimat pertama. Kalimat
disoroti adalah gelombang udara yang penjelasnya adalah kalimat kedua dan
bergolak. (TR6.P1.D34) ketiga.
35 Dampaknya sudah dirasakan bersama: Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
bencana banjir dan longsor yang gagasan utama, kalimat utama, dan
berlangsung sepanjang tahun 2016. kalimat penjelas. Gagasan utama
Badan Nasional Penanggulangan paragraf ini adalah bencana banjir dan 
Bencana (BNPB) memprakirakan, longsor tahun 2016. Kalimat utama
kerugian akibat bencana yang 80 persen paragraf ini adalah kalimat pertama.
didominasi banjir dan longsor itu setara Kalimat penjelasnya adalah kalimat

109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Rp 30 triliun-Rp 40 triliun, tertinggi di kedua dan ketiga.


ASEAN. Sebagian bahkan terjadi pada
periode yang biasanya masuk kategori
musim kemarau. (TR6.P2.D35)
36 Meningkatnya suhu bumi adalah faktor Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
lain perubahan iklim ini. Suhu di Laut gagasan utama, kalimat utama, dan
Jawa, Selat Karimata, dan Laut Maluku kalimat penjelas. Gagasan utama
yang naik 0,6-0,8 derajat celsius dalam paragraf ini adalah meningkatnya suhu 
kurun 1954-2007 membuat uap air tinggi bumi. Kalimat utama paragraf ini adalah
sehingga hujan turun sepanjang kemarau kalimat pertama. Kalimat penjelas pada
(Kompas, 21/10/16). (TR6.P3.D36) paragraf ini adalah kalimat kedua.
37 Pulau Jawa adalah yang paling rentan Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
bencana karena luas hutannya tinggal 11 yaitu gagasan utama, kalimat utama,
persen dari total luas Pulau Jawa. Itu pun kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
masih terus dikonversi. Menurut BNBP, utama paragraf ini adalah rendahnya 
dari 118 kabupaten atau kota di Jawa, 94 daya dukung lingkungan. Kalimat
rawan banjir. Kondisi Indonesia secara utama paragraf ini adalah kalimat
keseluruhan juga tak jauh beda. Dalam 25 keenam. Kalimat penjelas pada paragraf
tahun terakhir, hutan Indonesia berkurang ini adalah kalimat pertama, kedua,
42,35 juta hektar dan masih terus ketiga, keempat, dan kelima. Pada
menurun. Rendahnya daya dukung paragraf ini terdapat transisi hubungan
lingkungan selaras dengan naiknya waktu, yaitu transisi dalam 25 tahun
frekuensi bencana. (TR6.P4.D37) terakhir yang terdapat di awal kalimat
kelima.
38 Kondisi ini semakin diperburuk dengan Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
tidak ditaatinya penataan ruang. Kawasan yaitu gagasan utama, kalimat utama,
Bandung Utara sebagai contoh dikuasai kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan 
250 pengembang. Padahal, keputusan utama paragraf ini adalah penataan

110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Presiden dan surat keputusan Gubernur ruang yang tidak ditaati. Kalimat utama
Jawa Barat sudah menetapkan kawasan pada paragraf ini adalah kalimat
ini sebagai area konservasi. pertama. Kalimat penjelas pada paragraf
(TR6.P5.D38) ini adalah kalimat kedua dan ketiga.
Pada paragraf ini terdapat transisi
penanda kontras, yaitu transisi padahal
yang terdapat di awal kalimat ketiga.
39 Bandung Utara adalah wilayah tangkapan Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
air yang menyediakan 70 persen gagasan utama, kalimat utama, dan
cadangan air tanah. Ketika berubah kalimat penjelas. Gagasan utama
menjadi hutan beton, air yang harusnya paragraf ini adalah tangkapan air di 
terserap melimpas membanjiri Bandung Bandung Utara. Kalimat utama pada
dan sekitarnya. (TR6.P6.D39) paragraf ini adalah kalimat pertama.
Kalimat penjelas pada paragraf ini
adalah kalimat kedua.
40 Merebaknya hutan beton juga memicu Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
fenomena heat island, yaitu efek gagasan utama, kalimat utama, dan
pemanasan daerah perkotaan. Panas ini kalimat penjelas. Gagasan utama
memengaruhi gelombang udara dan paragraf ini adalah fenomena heat 
berkontribusi pada cuaca ekstrem di island. Kalimat utama pada paragraf ini
kawasan Bandung. (TR6.P7.D40) adalah kalimat pertama. Kalimat
penjelas pada paragraf ini adalah
kalimat kedua.
41 Dengan demikian, bencana datang bukan Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
karena faktor iklim semata. Ada faktor yaitu gagasan utama, kalimat utama,
antropogenik, dalam hal ini ulah manusia, kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
sebagai pemicu bencana di Tanah Air. utama paragraf ini adalah faktor 
Oleh karena itu, upaya pengurangan terjadinya bencana. Kalimat utama pada

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

risiko juga kembali bergantung kepada paragraf ini adalah kalimat pertama.
manusia. (TR6.P8.D41) Kalimat penjelas pada paragraf ini
adalah kalimat kedua. Transisi pada
paragraf ini adalah transisi dengan
demikian di awal kalimat pertama dan
transisi oleh karena itu di awal kalimat
ketiga.
42 Mengembalikan daerah tangkapan air Paragraf ini terdiri dari dua unsur Tidak
pada fungsinya harus diikuti dengan paragraf, yaitu gagasan utama dan memenuhi
penerapan pembangunan berkelanjutan kalimat penjelas. Gagasan utama  syarat
yang konsisten dan tanpa kompromi. paragraf ini adalah pengembalian paragraf
(TR6.P9.D42) daerah tangkapan air. Kalimat pada karena hanya
paragraf ini merupakan kalimat terdiri dari
penjelas. satu kalimat.
43 Dengan keprihatinan mendalam, kita Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
menyaksikan rumah dan gedung roboh. yaitu gagasan utama, kalimat utama,
Meski tak terlalu besar, 6,5 M (moment kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
magnitude), dampak gempa kuat karena utama paragraf ini adalah dampak 
dangkal -di kedalaman 10 kilometer-dan gempa. Kalimat utama pada paragraf ini
berlangsung di darat. (TR7.P1.D43) adalah kalimat pertama. Kalimat
penjelas pada paragraf ini adalah
kalimat kedua. Pada paragraf ini
terdapat transisi meski pada awal
kalimat kedua. Selain itu, juga terdapat
transisi dengan keprihatinan mendalam
yang terdapat di awal paragraf.
44 Hingga Rabu pukul 20.00, Badan Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
Nasional Penanggulangan Bencana gagasan utama, kalimat penjelas, dan 

112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menyatakan, tim SAR telah menemukan transisi. Gagasan utama paragraf ini
97 korban tewas, 411 luka berat dan 125 adalah dampak gempa. Semua kalimat
luka ringan. Sejumlah ruko roboh, pada paragraf ini merupakan kalimat
demikian juga rumah tinggal, rumah penjelas. Pada paragraf ini terdapat
ibadah, tiang listrik, jalan, dan sekolah. transisi hingga Rabu pukul 20.00 yang
Di Kabupaten Bireuen, 2 rumah dan 1 terdapat di awal kalimat pertama.
rumah ibadah roboh. (TR7.P2.D44)
45 Kondisi itu serupa dengan gempa tahun Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
2006 di Daerah Istimewa Yogyakarta. gagasan utama, kalimat utama, dan
Pusat gempa di darat, ditambah jenis kalimat penjelas. Gagasan utama
tanah Yogyakarta yang dilapisi endapan paragraf ini adalah kondisi gempa di 
aluvial, sehingga menguatkan daya DIY. Kalimat utama pada paragraf ini
guncangan. Sejumlah bangunan ambruk, adalah kalimat pertama. Kalimat
termasuk bangsal keraton dan Candi penjelas paragraf ini adalah kalimat
Prambanan. (TR7.P3.D45) kedua dan ketiga.
46 Besar kecilnya dampak gempa tak hanya Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
ditentukan oleh magnitude, lokasi, tetapi gagasan utama, kalimat utama, dan
juga kedalaman gempa. Beberapa faktor kalimat penjelas. Gagasan utama
lain berperan, seperti kondisi tanah, paragraf ini adalah faktor penyebab 
topografi, dan kualitas bangunan. gempa. Kalimat utamanya adalah
Banyak gedung dan rumah di Indonesia kalimat keempat. Kalimat pertama,
dibangun dengan material dan kedua, dan ketiga merupakan kalimat
konstruksi tak sesuai standar. Selain penjelas.
alam, manusia berperan besar.
(TR7.P4.D46)
47 Beberapa peristiwa gempa sepanjang Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
tahun 2016 memperkuat premis di atas. gagasan utama, kalimat utama, dan 
Salah satunya gempa 5,1 M di kalimat penjelas. Gagasan utama

113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Halmahera Barat, Maluku Utara. Lebih paragraf ini adalah peristiwa gempa
dari 117 bangunan rusak: sebagian besar tahun 2016. Kalimat utamanya adalah
rumah penduduk, sisanya sekolah, kalimat pertama. Pernyataan umum ini
tempat ibadah, dan puskesmas (Kompas, dijelaskan oleh kalimat kedua dan
25/2/2016). (TR7.P5.D47) ketiga yang menjelaskan salah satu
peristiwa gempa 2016, yaitu gempa di
Halmahera Barat, Maluku Utara.
48 Padahal, bangunan tahan gempa diatur Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu Tidak
dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun gagasan utama, kalimat penjelas, dan memenuhi
1999 tentang Jasa Konstruksi, UU No transisi. Gagasan utama paragraf ini  syarat
28/2002 tentang Bangunan Gedung, adalah UU bangunan tahan gempa. paragraf
Standar Nasional Indonesia, dan Paragraf ini hanya memiliki satu karena hanya
sejumlah surat keputusan dari menteri kalimat yang merupakan kalimat terdiri dari
terkait. (TR7.P6.D48) penjelas. Pada paragraf ini terdapat satu kalimat.
transisi padahal yang terdapat di awal
kalimat pertama.
49 Menanggapi gempa di Pidie Jaya, kita Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
bersyukur masyarakat segera bergerak yaitu gagasan utama, kalimat utama,
menolong korban. Inilah saatnya sebagai kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
bangsa kita menunjukkan solidaritas utama paragraf ini adalah pertolongan 
setelah sekian lama tersandera peristiwa terhadap korban gempa. Kalimat utama
politik yang menguras energi. Namun, paragraf ini adalah kalimat pertama.
kita tidak boleh berhenti di sini. Sarana Kalimat penjelas pada paragraf ini
hidup paling dasar juga harus adalah kalimat kedua, ketiga, dan
dipulihkan. (TR7.P7.D49) keempat. Pada paragraf ini terdapat
transisi namun yang terdapat di awal
kalimat ketiga.

114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50 Setelah itu semua, perlu tindak lanjut Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
berupa sosialisasi peraturan, yaitu gagasan utama, kalimat utama,
pengawasan, dan menindak tegas kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
pelanggar. Kita bisa mencontoh Taiwan, utama paragraf ini adalah tindak lanjut 
menghukum pengembang yang pasca gempa. Kalimat utama pada
apartemennya hancur saat gempa 6 paragraf ini adalah kalimat pertama.
Februari 2016. (TR7.P8.D50) Kalimat penjelas pada paragraf ini
adalah kalimat kedua. Pada paragraf ini
terdapat transisi setelah itu semua yang
terdapat di awal kalimat pertama.
51 Menurut standar, bangunan seharusnya Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
tahan gempa hingga 8 M. Sejalan yaitu gagasan utama, kalimat utama,
dengan evaluasi bangunan publik, kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
pemerintah juga perlu memeriksa mutu utama paragraf ini adalah standar 
bangunan masyarakat dan menanggung bangunan tahan gempa. Kalimat utama
bersama upaya perbaikan. (TR7.P9.D51) paragraf ini adalah kalimat pertama.
Kalimat penjelasnya adalah kalimat
kedua. Transisinya berupa kelompok
kata, yaitu menurut standar yang
terdapat di awal paragraf.
52 Jika tidak segera dikerjakan, semua akan Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu Tidak
menjadi bom waktu karena Indonesia gagasan utama, kalimat utama, dan  memenuhi
adalah kawasan rawan gempa. transisi. Gagasan utama paragraf ini syarat
(TR7.P10.D52) adalah kawasan rawan gempa. Pada paragraf
paragraf ini hanya terdapat satu kalimat, karena hanya
yaitu kalimat utama. Transisi pada terdiri dari
paragraf ini adalah transisi jika yang satu kalimat.
terdapat di awal kalimat.

115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53 Melalui laporan media, dan tayangan Paragraf ini terdiri dari dua unsur, yaitu
televisi, kita menyaksikan bagaimana gagasan utama dan kalimat penjelas.
petugas penolong, petugas SAR, Badan Gagasan utama paragraf ini adalah
Nasional Penanggulangan Bencana berbagai pihak membantu korban 
(BNPB), pemerintah provinsi, dan gempa. Kalimat penjelasnya adalah
pemerintah pusat turun langsung kedua kalimat pada paragraf ini.
membantu korban dan keluarga korban
gempa. Presiden Joko Widodo dan
sejumlah menteri turun langsung pada
hari kedua setelah gempa. (TR8.P1.D53)
54 Hingga Kamis kemarin, menurut Kepala Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
BNPB Willem Rampangilei, 99 orang yaitu gagasan utama, kalimat utama,
meninggal serta sejumlah orang luka kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
berat dan ringan. Beberapa rumah utama paragraf ini adalah pemanfaatan
tinggal dan tempat ibadah hancur media produktif. Kalimat utamanya 
berantakan. Solidaritas untuk Aceh juga adalah kalimat keempat. Kalimat
digemakan melalui media sosial. Inilah penjelas paragraf ini adalah kalimat
pemanfaatan media sosial yang lebih pertama, kedua, dan ketiga. Pada
produktif. (TR8.P2.D54) paragraf ini terdapat transisi hingga
Kamis kemarin yang terdapat di awal
kalimat pertama.
55 Kepada keluarga korban meninggal, kita Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
berbela sungkawa. Kepada tim penolong gagasan utama, kalimat utama, dan
dan sukarelawan, kita mengapresiasi kalimat penjelas. Gagasan utama
kerja mereka. Inilah kerja kemanusiaan. paragraf ini adalah kesedihan Aceh. 
Kerja kemanusiaan melintas sekat Kalimat utama paragraf ini adalah
perbedaan. Setiap bencana -di mana kalimat kedelapan karena berisi
manusia menjadi korban-merupakan pernyataan umum, yaitu kesedihan

116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

momentum untuk menggerakkan Aceh adalah kesedihan bangsa


solidaritas nasional kita untuk membantu Indonesia. Kalimat penjelas paragraf ini
sesama. Saatnya pemerintah pusat dan adalah kalimat pertama sampai ketujuh.
daerah serta sukarelawan memastikan
saudara kita di Pidie Jaya bisa segera
mengakhiri masa tanggap darurat dan
kemudian memikirkan tahap rehabilitasi.
Aceh adalah Indonesia. Kesedihan
rakyat Aceh adalah kesedihan kita se-
mua. (TR8.P3.D55)
56 Aceh memang akrab dengan bencana. Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
Pada 24 Desember 2004 kita dikejutkan yaitu gagasan utama, kalimat utama,
dengan gempa dan tsunami yang kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan 
menyapu Aceh dan menyebabkan utama paragraf ini adalah in between
166.541 orang tewas. Bencana di Aceh, gempa. Kalimat utama paragraf ini
termasuk di daerah lain, selalu menjadi adalah kalimat ketiga. Kalimat penjelas
in between. Pernah terjadi di masa lalu, pada paragraf ini adalah kalimat kedua,
sekarang sedang terjadi, dan bisa saja keempat, kelima, dan keenam. Transisi
terjadi di masa depan. Kita harus pada paragraf ini adalah transisi berupa
menyadari, wilayah Indonesia berada di kalimat, yaitu kalimat pertama.
lingkaran cincin api dengan gunung api
yang bisa meletus setiap saat, lempeng
bumi yang bisa bergesekan dan memicu
gempa. Realitas itu harus disadari
bersama dan disikapi secara cerdas oleh
rakyat dan pemerintah. (TR8.P4.D56)
57 Karena itulah, mitigasi bencana menjadi Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu Paragraf ini
penting. Setelah tanggap darurat selesai gagasan utama, kalimat utama, dan  tidak

117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dan memasuki tahap rehabilitasi, saatnya kalimat penjelas. Gagasan utama memenuhi
para ahli memikirkan bagaimana desain paragraf ini adalah mitigasi gempa dan syarat
bangunan tahan gempa, sebagaimana solidaritas sosial. Kalimat utama paragraf
ditulis dalam ulasan ini kemarin, paragraf ini adalah kalimat pertama dan karena
menjadi penting. Kita apresiasi ketiga. Kalimat pertama berisi memiliki dua
bangkitnya solidaritas sosial saat penjelasan umum tentang mitigasi ide pokok.
bencana terjadi, tetapi kita juga harus gempa. Pernyataan umum ini dijelaskan
memikirkan bagaimana mendampingi oleh kalimat kedua. Kalimat ketiga
Aceh untuk bangkit kembali. Solidaritas berisi penyataan umum tentang
sosial dibutuhkan saat ini di tengah apresiasi bangkitnya solidaritas sosial.
polarisasi bangsa yang terasa tajam. Pernyataan umum ini dijelaskan oleh
Saatnya kita berbagi untuk meringankan kalimat keempat, kelima, dan keenam.
penderitaan. Solidaritas kita menyatu
dengan eksistensi kita sebagai manusia,
dan jauh dari keinginan untuk sekadar
pencitraan. (TR8.P5.D57)
58 Tiada kebijakan pemerintah yang tak Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
melibatkan perhatian, kesibukan, dan gagasan utama, kalimat utama, dan 
emosi banyak pihak, seperti kebijakan kalimat penjelas. Gagasan utama
pendidikan nasional. Kebijakan ujian paragraf ini adalah dampak kebijakan
nasional , (UN) ibarat "menu penutup" UN. Kalimat utama paragraf ini adalah
tahun ajaran dan kerepotan penerimaan kalimat pertama. Kalimat penjelasnya
murid baru sebagai "menu adalah kalimat kedua.
pembuka".(TR9.P1.D58)
59 Dengan keputusan Presiden Joko Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
Widodo itu, orangtua, sekolah, guru, dan yaitu gagasan utama, kalimat utama,
peserta didik yang tahun ini jumlahnya kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan 
sekitar 8,5 juta terbebas dari utama paragraf ini adalah dampak

118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kebingungan. Bagi mereka, keputusan Presiden Jokowi. Kalimat


membalikkan perhatian dan emosi dari utama pada paragraf ini adalah kalimat
UN jalan terus ke moratorium UN secara pertama. Kalimat penjelasnya adalah
mendadak, tinggal empat bulan, tak kalimat kedua. Transisi pada paragraf
semudah yang dialami birokrat ini adalah transisi bagi mereka yang
kementerian atau ahli pendidikan. terdapat di awal kalimat kedua.
(TR9.P2.D59)
60 UN telanjur salah kaprah, yang salah Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
dianggap benar. Padahal, dengan kondisi yaitu gagasan utama, kalimat utama,
kemajemukan, apalagi dengan satuan kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
pendidikan (sekolah) yang beragam, UN utama paragraf ini adalah salah kaprah 
tidak layak secara konseptual sebagai UN. Kalimat utama paragraf ini adalah
alat ukur yang memvonis keberhasilan kalimat pertama. Kalimat penjelas pada
dan kegagalan proses pendidikan. paragraf ini adalah kalimat kedua dan
Sebagai pemetaan oke, tetapi begitu ketiga. Transisi pada paragraf ini adalah
dikaitkan dengan nasib peserta didik, transisi padahal yang terdapat di awal
maksud baik serba nasional, termasuk kalimat kedua.
menjadi pemersatu keindonesiaan, pun
gagal. (TR9.P3.D60)
61 Paradigma kebijakan UN yang pragmatis Paragraf ini terdiri dari lima unsur, yaitu
di lapangan tercampur aduk dengan gagasan utama, kalimat utama, kalimat
evaluasi proses pendidikan. Ahli penjelas, kalimat penegas, dan transisi.
pendidikan benar. Evaluasi pendidikan Gagasan utama paragraf ini adalah 
harus dilakukan, dan sudah ditabalkan paradigma kebijakan UN. Kalimat
dengan Undang-Undang Nomor 20 utama paragraf ini adalah kalimat
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan pertama. Kalimat penjelasnya adalah
Nasional, tetapi bukan dengan kalimat ketiga. Kalimat penegas
standardisasi sejumlah mata pelajaran paragraf ini adalah kalimat keempat

119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

secara nasional. Merujuk pada cara yang berisi penegasan dari pernyataan
berpikir pragmatis kita, UN dalam pada kalimat utama. Transisi pada
konteks minimum standardisasi paragraf ini berupa kalimat, yaitu
kurikulum bisa dijadikan salah satu kalimat kedua.
parameter evaluasi pendidikan.
(TR9.P4.D61)
62 Hasil UN bisa dijadikan pelengkap hasil Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
evaluasi terstruktur guru dan sekolah. gagasan utama, kalimat utama, dan
UN tak digelar di setiap akhir tahun kalimat penjelas. Gagasan utama
ajaran, tetapi in between, tak berdampak paragraf ini adalah fungsi hasil UN. 
ke individu peserta didik, tetapi pada Kalimat utama paragraf ini adalah
perbaikan mutu praksis pendidikan. kalimat pertama. Kalimat penjelasnya
Hasil UN dan evaluasi rutin yang adalah kalimat kedua dan ketiga yang
dilakukan sekolah dan guru jadi berisi penjelasan dari pernyataan umum
kesatuan evaluasi Badan Standar pada kalimat utama.
Nasional Pendidikan, selain untuk
pemetaan juga perbaikan mutu.
(TR9.P5.D62)
63 UN sebagai salah satu parameter Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
evaluasi, dengan berbagai gagasan utama, kalimat utama, dan
kekurangannya dari sisi logika praksis kalimat penjelas. Gagasan utama
pendidikan, tentu menjadi bagian dari paragraf ini adalah kekurangan UN. 
pengkajian eksistensi Kementerian Kalimat utama paragraf ini adalah
Pendidikan dan Kebudayaan. Tempatkan kalimat pertama. Kalimat penjelasnya
kepentingan orangtua, sekolah, guru, dan adalah kalimat kedua.
peserta didik sebagai rujukan serta
pertimbangkan kemajemukan di negeri
ini. (TR9.P6.D63)

120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64 Selain membenahi UN sebagai pekerjaan Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
rumah dalam tahun ajaran sesudah gagasan utama, kalimat utama, dan
2016/2017, perlu dibenahi pula kalimat penjelas. Gagasan utama
permasalahan strategis lain, seperti paragraf ini adalah praksis pendidikan. 
masalah guru, sarana, dan upaya Kalimat utama paragraf ini adalah
pengembangan karakter peserta didik. kalimat kedua. Kalimat penjelasnya
Praksis pendidikan adalah humanisasi, adalah kalimat pertama. Penjelasannya
bukan dehumanisasi. (TR9.P7.D64) berupa pembenahan permasalahan UN.
65 Kasus dugaan penistaan agama telah Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
memancing reaksi keras. Unjuk rasa gagasan utama, kalimat utama, dan
besar menuntut proses hukum terhadap kalimat penjelas. Gagasan utama 
Basuki beberapa kali terjadi. Kita paragraf ini adalah dampak kasus
bersyukur unjuk rasa yang melibatkan dugaan penistaan agama. Kalimat utama
massa besar itu berlangsung damai. paragraf ini adalah kalimat pertama.
(TR10.P1.D65) Kalimat penjelas paragraf ini adalah
kalimat kedua dan ketiga.
66 Aspirasi pengunjuk rasa telah didengar Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
pemerintah. Kini, kasus dugaan yaitu gagasan utama, kalimat utama,
penistaan agama berada dalam wilayah kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
kekuasaan yudikatif, bukan lagi utama paragraf ini adalah pemegang 
eksekutif. Lima hakim, yakni Dwiarso kekuasaan kasus dugaan agama.
Budi Santiarto, Jupriyadi, Abdul Kalimat utama paragraf ini adalah
Rosyad, Joseph Rahantoknam, dan I kalimat kedua. Kalimat penjelasnya
Wayan Wirjana, akan menjadi hakim adalah kalimat ketiga dan keempat.
untuk memutuskan kasus tersebut. Pada paragraf ini terdapat transisi
Sidang perdana akan dilangsungkan berupa kalimat, yaitu kalimat pertama.
Selasa, 13 Desember 2016. Selain itu, juga terdapat transisi berupa
(TR10.P2.D66) kata, yaitu transisi kini yang terdapat di

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

awal kalimat kedua.


67 Biarlah proses hukum berjalan. Kita Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
hormati kewenangan majelis hakim yaitu gagasan utama, kalimat utama,
memimpin persidangan yang terbuka kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
untuk umum. Kita harus menghormati utama paragraf ini adalah ajakan 
penetapan majelis hakim persidangan membiarkan jalannya proses hukum.
terbuka dapat diliput televisi secara Kalimat utama paragraf ini adalah
langsung sehingga masyarakat akan kalimat pertama. Kalimat penjelas
mengetahui jalannya persidangan. Ini paragraf ini adalah kalimat kedua
adalah bagian hak rakyat untuk sampai kedelapan. Pada paragraf ini
mendapat informasi. Izin prinsip soal itu terdapat transisi namun yang terdapat di
ada pada ketua majelis. Namun, pada awal kalimat keenam.
sisi lain menjadi kewenangan pengelola
televisi bagaimana menyiarkan sebuah
persidangan. Sikap profesional dan taat
pada kode etik jurnalistik serta
berpegang pada pedoman penyiaran
dituntut dalam proses sidang yang
berpotensi memancing sensitivitas dan
emosi publik. Itu adalah wilayah
kebebasan pers. (TR10.P3.D67)
68 Persidangan akan menghadirkan jaksa Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
penuntut umum yang mewakili gagasan utama, kalimat utama, dan
kepentingan publik dan negara. Tugas kalimat penjelas. Gagasan utama
jaksa adalah membuktikan dakwaan dan paragraf ini adalah persidangan tidak 
menuntut terdakwa. Dalam persidangan memaksakan kehendak. Kalimat utama
akan hadir pembela yang punya fungsi paragraf ini adalah kalimat keenam.
membela kepentingan terdakwa. Saksi Kalimat penjelasnya adalah kalimat

122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang memberatkan atau meringankan pertama, kedua, ketiga, keempat,


akan hadir di persidangan untuk mem- kelima, dan ketujuh.
berikan kesaksian, keterangan sesuai
dengan kompetensinya. Kesaksian,
pendapat saksi, bisa saja sama dengan
pandangan masyarakat, tetapi bisa juga
pendapatnya berbeda dengan
masyarakat. Tidak boleh ada yang me-
maksakan kehendak dalam persidangan.
Kita berharap hakim bisa memastikan
saksi bisa memberikan keterangan
tentang kasus itu dengan bebas, tanpa
rasa takut. (TR10.P4.D68)
69 Pada proses inilah kemandirian Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
kekuasaan kehakiman diuji. Hanya gagasan utama, kalimat utama, dan
hakimlah yang diberi kewenangan kalimat penjelas. Gagasan utama
undang-undang untuk menyatakan paragraf ini adalah ujian kemandirian 
seorang bersalah atau tidak bersalah. kekuasaan hakim. Kalimat utama
Kita berharap persidangan kasus Basuki paragraf ini adalah kalimat pertama.
yang menguras banyak energi publik dan Kalimat penjelas paragraf ini adalah
melibatkan emosi masyarakat bisa kalimat kedua dan ketiga.
diselesaikan dengan cepat.
(TR10.P5.D69)
70 Jika semua proses hukum itu berjalan Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu Tidak
sebagaimana mestinya dan hasilnya bisa gagasan utama, kalimat penjelas, dan memenuhi
diterima semua pihak dan prosesnya transisi. Gagasan utama paragraf ini  syarat
berjalan damai, itu akan menjadi modal adalah modal penguatan demokrasi. paragraf
untuk penguatan demokrasi Indonesia. Pada paragraf ini hanya terdapat satu karena hanya

123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(T10.P6.D70) kalimat yang merupakan kalimat terdiri dari


penjelas. Transisinya adalah transisi jika satu kalimat.
yang terdapat di awal paragraf.
71 Mabes Polri menjelaskan tiga terduga Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
teroris, yaitu Dian Novia Yuli, Nur gagasan utama, kalimat utama, dan
Solihin, dan Agus Supriyadi, ditangkap kalimat penjelas. Gagasan utama
karena diduga berniat meledakkan bom paragraf ini adalah penangkapan 
bunuh diri di Istana Negara. terduga teror. Kalimat utama paragraf
Penangkapan terhadap sejumlah orang ini adalah kalimat kedua. Kalimat
terkait dengan aksi teror terus dilakukan penjelasnya adalah kalimat pertama dan
di sejumlah tempat. Mabes Polri ketiga.
menuduh ketiga orang itu masuk dalam
jaringan Bahrun Naim. (TR11.P1.D71)
72 Presiden Joko Widodo mengapresiasi Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
langkah Densus 88. Presiden pun gagasan utama, kalimat utama, dan
menegaskan tidak boleh ada ruang kalimat penjelas. Gagasan utama
sekecil apa pun di Indonesia bagi paragraf ini adalah apresiasi Presiden 
terorisme dan Presiden mengajak Jokowi. Kalimat utama paragraf ini
masyarakat untuk bersatu memerangi adalah kalimat pertama. Kalimat
terorisme (Kompas, 13 Desember penjelas paragraf atas adalah kalimat
2016). (TR11.P2.D72) kedua.
73 Namun, di sejumlah media sosial, Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
penangkapan terduga teroris ditanggapi yaitu gagasan utama, kalimat utama, 
secara berbeda. Di berbagai media, kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
khususnya media sosial, ada netizen utama paragraf ini adalah tangggapan
menulis penangkapan ketiga terduga terhadap penangkapan terduga teroris di
teroris itu hanyalah pengalihan isu. Ada media sosial. Kalimat utama paragraf
pula yang menyebutkan penangkapan itu ini adalah kalimat pertama. Kalimat

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

merupakan kerja kontraintelijen. penjelasnya adalah kalimat kedua dan


(TR11.P3.D73) ketiga. Pada paragraf ini terdapat
transisi namun yang terdapat di awal
paragraf. Selain itu, juga terdapat
transisi ada pula yang terdapat di awal
kalimat ketiga.
74 Dalam era demokrasi bicara (talking Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
democracy) sah-sah saja analisis itu gagasan utama, kalimat utama, dan
diungkapkan. Perang di media sosial pun kalimat penjelas. Gagasan utama
terjadi. Kita memandang berilah paragraf ini adalah era demokrasi 
kesempatan kepada Polri membuktikan bicara. Kalimat utama paragraf ini
keterlibatan mereka secara hukum adalah kalimat pertama. Kalimat
dengan tetap memperhatikan hak asasi penjelasnya adalah kalimat kedua dan
manusia. (TR11.P4.D74) ketiga.
75 Alam pikir pelaku teror dan alam pikir Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
aparat intelijen tentunya berbeda. Dalam yaitu gagasan utama, kalimat utama,
pikiran pelaku teror, mereka boleh saja kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
merencanakan 1.000 serangan teror, utama paragraf ini adalah perbandingan 
tetapi cukup satu saja teror berhasil alam pikir pelaku teror dan aparat
mereka lakukan, itu sudah keberhasilan. intelijen. Kalimat utama paragraf ini
Sebaliknya, bagi aparat intelijen, adalah kalimat pertama. Kalimat
intelijen harus bisa menggagalkan 1.000 penjelasnya adalah kalimat kedua,
serangan teror yang direncanakan pelaku ketiga, dan keempat. Pada paragraf ini
teror. Satu saja aksi teror gagal di- terdapat transisi sebaliknya yang
deteksi, dan terjadilah serangan teror, terdapat di awal kalimat ketiga.
maka aparat intelijen kecolongan.
(TR11.P5.D75)

125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76 Dalam konteks itulah kita mengapresiasi Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
langkah Densus menangkap terduga yaitu gagasan utama, kalimat utama,
pelaku teror sebelum mereka kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
merealisasikan niatnya. Namun, seiring utama paragraf ini adalah apresiasi
dengan munculnya skeptisisme terhadap Densus. Kalimat utama 
sementara pengguna media sosial, paragraf ini adalah kalimat pertama.
menjadi tugas Mabes Polri untuk Kalimat penjelas paragraf ini adalah
membuktikan mereka melalui jalur kalimat kedua. Pada paragraf ini
hukum, melalui instrumen hukum, dan terdapat transisi namun yang terdapat di
pengadilan terbuka. (TR11.P6.D76) awal kalimat kedua.
77 Melihat tren global seperti serangan Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
teror di Kairo (Mesir), Istanbul ('I'urki), yaitu gagasan utama, kalimat utama,
dan Aden (Yaman), pada saat kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan
bersamaan, terorisme tetaplah menjadi utama paragraf ini adalah masalah yang
ancaman nyata, termasuk di Indonesia. dipertimbangkan DPR. Kalimat utama 
Karena itulah, upaya pencegahan teror paragraf ini adalah kalimat keempat.
perlu dilakukan, tanpa harus menunggu Kalimat penjelasnya adalah kalimat
bom meledak terlebih dahulu. Revisi UU pertama, kedua, dan ketiga yang berisi
Terorisme yang lebih mengedepankan penjelasan tentang masalah yang
pendekatan hukum jadi sebuah kenisca- dipertimbangkan DPR, yaitu masalah
yaan. DPR perlu mempertimbangkan teror. Transisi pada paragraf ini berupa
serius masalah ini. (TR11.P7.D77) transisi kelompok kata, yaitu karena
itulah yang terdapat di awal kalimat
kedua.
78 Pelaku di Kabupaten Sabu Raijua Paragraf ini terdiri dari dua unsur, yaitu
melukai tujuh siswa di SD Negeri 1 gagasan utama dan kalimat penjelas.
Sabu Barat, Nusa Tenggara Timur, yang Gagasan utama paragraf ini adalah aksi 
tengah belajar di kelas. Pelaku yang kejahatan. Kedua kalimat pada paragraf

126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

diduga mengalami masalah kejiwaan ini merupakan kalimat penjelas yang


akhirnya tewas dihakimi massa. menjelaskan tentang aksi kejahatan di
(TR12.P1.D78) Kabupaten Sabu Raijua.
79 Di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Paragraf ini terdiri dari dua unsur, yaitu Tidak
seorang pelajar SMA 1 Muhammadiyah gagasan utama dan kalimat penjelas. memenuhi
Yogyakarta tewas ditikam oleh pelajar Gagasan utama paragraf ini adalah  syarat
SMA di daerah Bantul saat bersama peristiwa kejahatan. Pada paragraf ini paragraf
teman-temannya pulang dari berwisata hanya terdapat satu kalimat yang karena hanya
di Gunung Kidul. (TR12.P2.D79) merupakan kalimat penjelas karena terdiri dari
berisi penjelasan mengenai peristiwa satu kalimat.
kejahatan di Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta.
80 Di Lamongan, Jawa Timur, 16 santri Paragraf ini hanya terdiri dari dua
pondok pesantren di Kranji, Kecamatan unsur, yaitu gagasan utama dan kalimat
Paciran, disangka menyebabkan penjelas. Gagasan utama paragraf ini
tewasnya seorang santri. Para pelaku adalah peristiwa pembunuhan. Semua 
menganiaya korban karena menduga kalimat pada paragraf ini merupakan
korban mencuri uang dan hard disk kalimat penjelas karena berisi
milik santri lain. Sementara di penjelasan mengenai pembunuhan yang
Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan terjadi di Lamongan, Jawa Timur dan di
Tengah, gadis berusia 10 tahun Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan
ditemukan tewas di dekat rumahnya. Tengah.
Pelaku kekerasan belum diketahui.
(TR12.P3.D80)
81 Kekerasan terhadap anak, apalagi Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
sampai menyebabkan kematian, gagasan utama, kalimat utama, dan
seharusnya tidak terjadi lagi, di tengah kalimat penjelas. Gagasan utama 
upaya pemerintah meningkatkan paragraf ini adalah kekerasan anak.

127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perlindungan pada anak. Kita masih Kalimat utama paragraf ini adalah
ingat Presiden Joko Widodo sampai kalimat pertama. Kalimat penjelasnya
perlu mengeluarkan Peraturan adalah kalimat kedua.
Pemerintah Pengganti Undang-Undang
(Perppu) Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Perlindungan Anak ketika kekerasan
seksual terhadap anak semakin keji.
(TR12.P4.D81)
82 Yang lebih memprihatinkan, kekerasan Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
dilakukan sesama anak atau remaja. gagasan utama, kalimat utama, dan
Kekerasan seksual yang menewaskan Yy kalimat penjelas. Gagasan utama
di Bengkulu dan melahirkan Perppu paragraf ini adalah kekerasan terhadap 
Nomor 1 Tahun 2016 dilakukan anak atau remaja. Kalimat utama pada
sekelompok remaja. Kekerasan di Bantul paragraf ini adalah kalimat pertama.
dan Lamongan juga dilakukan remaja. Kalimat penjelas pada paragraf ini
(TR12.P5.D82) adalah kalimat kedua dan ketiga.
83 Yang lebih memprihatinkan, kekerasan Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
dilakukan sesama anak atau remaja. gagasan utama, kalimat utama, dan
Kekerasan seksual yang menewaskan Yy kalimat penjelas. Gagasan utama
di Bengkulu dan melahirkan Perppu paragraf ini adalah pelaku kekerasan 
Nomor 1 Tahun 2016 dilakukan anak atau remaja. Kalimat utama pada
sekelompok remaja. Kekerasan di Bantul paragraf ini adalah kalimat pertama.
dan Lamongan juga dilakukan remaja. Kalimat penjelasnya adalah kalimat
(TR12.P6.D83) kedua.
84 Kita tidak tahu dengan tepat jumlah Paragraf ini terdiri dari empat unsur,
kekerasan yang dilakukan remaja dari yaitu gagasan utama, kalimat utama,
waktu ke waktu. Akan tetapi, kita kalimat penjelas, dan transisi. Gagasan 
mengetahui melalui berita media, utama paragraf ini adalah kekerasan

128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kekerasan tersebut biasanya dilakukan remaja. Kalimat utama paragraf ini


berkelompok oleh remaja pria, alasan adalah kalimat pertama. Kalimat
melakukan kekerasan sering kali karena penjelasnya adalah kalimat kedua. Pada
hal sepele, dan pelaku tidak segan paragraf ini terdapat transisi akan tetapi
menggunakan senjata mematikan. yang terdapat di awal kalimat kedua.
(TR12.P7.D84)
85 Kalau kita meyakini usia remaja adalah Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
masa mencari jati diri dan remaja gagasan utama, kalimat utama, dan
memerlukan model peran, kita mendesak kalimat penjelas. Gagasan utama 
pemerintah mencari solusi segera. Kita paragraf ini adalah pencarian jati diri
tidak ingin remaja kita kelak menjadi remaja. Kalimat utama paragraf ini
warga negara yang menghalalkan adalah kalimat kedua. Kalimat
kekerasan dalam menunjukkan jati diri. penjelasnya adalah kalimat pertama.
(TR12.P8.D85)
86 Banyak saran sudah diberikan untuk Paragraf ini terdiri dari tiga unsur, yaitu
mencegah kekerasan pada dan oleh gagasan utama, kalimat utama, dan
remaja, salah satunya melalui proses kalimat penjelas. Gagasan utama
pembelajaran perilaku damai dan toleran paragraf ini adalah perwujudan jargon 
terhadap perbedaan sejak usia dini. Kini Revolusi Mental. Kalimat utama
kita ingin penanganan menyeluruh paragraf ini adalah kalimat kedua.
segera dilaksanakan sebagai perwujudan Kalimat penjelas pada paragraf ini
jargon Revolusi Mental. (TR12.P9.D86) adalah kalimat pertama.

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Analisis Jenis Paragraf

No. Data Analisis Triangulator Keterangan


Data Setuju Tidak
Setuju
1 Diawali dengan dugaan kasus penistaan agama oleh Paragraf ini merupakan
Gubernur petahana (nonaktif) Basuki Tjahaja paragraf induktif karena
Purnama, yang terlambat diantisipasi, energi bangsa kalimat utamanya terletak di
tersedot untuk itu. Berbagai kalangan masyarakat di akhir paragraf. 
dalam dan di luar negeri mulai bertanya apa yang
akan terjadi dengan bangsa Indonesia. Investor
mengambil sikap menahan diri: wait and see. Situasi
ini tidak menguntungkan bangsa ini. (TR1.P1.D1)
2 Kita bersyukur kepolisian telah mencapai Paragraf ini merupakan
kesepakatan dengan Gerakan Nasional Pengawal paragraf tanpa kalimat
Fatwa (GNPF) MUI untuk menggelar doa bersama utama karena kalimat 
untuk bangsa di kawasan Silang Monas pada 2 utamanya tidak terdapat
Desember 2016. GNPF juga tetap berkomitmen pada paragraf.
mengawal proses hukum atas diri Basuki. Pada Rabu
kemarin, masyarakat menyaksikan Apel Nusantara
Bersatu menyampaikan pesan agar seluruh
komponen bangsa merajut kebersamaan serta
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
(TR1.P2.D2)
3 Fenomena pengerahan dan pengumpulan kekuatan Paragraf ini merupakan
massa sah dalam negara demokrasi. Itu merupakan paragraf deduktif-induktif 
bentuk partisipasi politik warga negara. Meski pada karena kalimat utamanya

130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sisi lain tren pengerahan massa memunculkan tanya terletak di awal paragraf dan
di mana peran partai politik yang merupakan pilar di akhir paragraf terdapat
demokrasi. Bukankah partai politik punya peran dan kalimat penegas.
fungsi mengartikulasikan kepentingan dan
mengagregasikan kepentingan rakyat. Panggung
partai politik adalah panggung parlemen.
(TR1.P3.D3)
4 Terlepas dari gugatan terhadap peran partai politik, Paragraf ini merupakan
semua pihak menangkap aspirasi perlunya penegakan paragraf deduktif karena
hukum cepat terhadap Basuki. Proses hukum kalimat utamanya terdapat 
terhadap Basuki juga merupakan ujian terhadap di awal paragraf.
kemandirian kekuasaan kehakiman. Dan pada
tempat lain, tertangkap pesan keinginan kita tetap
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan dasar
negara Pancasila. Tidak ada aspirasi berbeda.
Kebersamaan kita sebagai bangsa perlu diperkokoh
untuk menghadapi perkembangan global yang juga
tidak menentu. (TR1.P4.D4)
5 Proses hukum terhadap Basuki bisa diproses cepat, Paragraf ini merupakan
sesuai dengan KUHAP. Setelah Kejaksaan Agung paragraf deduktif karena
menyatakan berkas pemeriksaan Basuki lengkap (P- kalimat utamanya terletak di 
21), kita menunggu proses hukum selanjutnya, awal paragraf.
penyerahan barang bukti dan tersangka, sebelum
dilimpahkan ke pengadilan. (TR1.P5.D5)
6 Biarlah proses hukum berjalan terbuka sesuai dengan Paragraf ini merupakan
prinsip kemandirian kekuasaan kehakiman. paragraf ineratif karena
Menentukan bersalah tidaknya seseorang adalah kalimat utamanya terletak di 
otoritas hakim yang memang punya kewenangan tengah paragraf.

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

untuk menyatakan bersalah tidaknya seseorang. Kita


mendorong proses hukum dijaga bersama agar
supremasi hukum tegak, demokrasi kian matang,
kebersamaan kita sebagai bangsa terjaga.
(TR1.P6.D6)
7 Penggantian Ketua DPR ini tentunya menjadi catatan Paragraf ini merupakan
tersendiri bagi sejarah parlemen di negeri ini. Dari 16 paragraf deduktif karena
ketua DPR yang pernah menjabat, hanya Setya kalimat utamanya terletak di 
Novanto yang pernah mengundurkan diri dari awal paragraf.
jabatannya, kemudian menduduki kembali jabatan
yang pernah ditinggalkannya itu. (TR2.P1.D7)
8 Kita ingat, pada 16 Desember 2015, Novanto Paragraf ini merupakan Tidak
mengundurkan diri dari jabatan Ketua DPR setelah paragraf tanpa kalimat memenuhi
semua fraksi di Mahkamah Kehormatan Dewan utama karena kalimat  syarat
(MKD) menilainya melanggar etika dan menjatuhkan utamanya tidak terdapat paragraf
sanksi sedang dalam kasus dugaan permintaan saham pada paragraf. karena hanya
PT Freeport Indonesia. (TR2.P2.D8) terdiri dari
satu kalimat.
9 Namun, fraksi-fraksi di DPR yang menyetujui Paragraf ini merupakan
pengajuan Setya Novanto ini juga mempunyai dasar. paragraf induktif karena
Mengingat, pada 7 Desember 2016, Mahkamah kalimat utamanya terdapat 
Konstitusi sudah mengeluarkan putusan yang di akhir paragraf.
menyatakan alat bukti rekaman elektronik sebagai
alat bukti utama di persidangan MKD terhadap Setya
Novanto adalah tidak sah. MKD pun telah
memulihkan harkat serta nama baik Setya Novanto.
(TR2.P3.D9)

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10 Publik sendiri masih beragam menyikapi keputusan Paragraf ini merupakan


DPR ini karena dirasakan bertentangan dengan paragraf deduktif karena
standar moralitas. Ini tentunya menjadi tugas berat kalimat utamanya terletak di 
Novanto dan 560 anggota DPR untuk menjawab awal paragraf.
masih adanya keraguan itu dan diwujudkan dalam
kerja DPR di fase baru ini. (TR2.P4.D10)
11 Dinamika politik yang berkembang saat ini jelas Paragraf ini merupakan
menunjukkan bahwa selama ini DPR belum paragraf deduktif karena
melakukan tugasnya dengan baik. Dalam undang- kalimat utamanya terletak di 
undang ditegaskan DPR bertugas: menyerap, awal paragraf.
menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti
aspirasi masyarakat. Banyaknya aksi parlemen
jalanan jelas menunjukkan bahwa aspirasi rakyat
belum tersalurkan dengan baik di parlemen.
(TR2.P5.D11)
12 Belum terepresentasikannya suara rakyat dalam Paragraf ini merupakan
Pemilu 2014 pada kursi pimpinan DPR juga paragraf deduktif karena
menunjukkan adanya kesenjangan itu. Saat ini, kursi kalimat utamanya terletak di 
pimpinan DPR diisi oleh Partai Golkar, Partai awal paragraf.
Gerindra, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional,
dan Partai Keadilan Sejahtera. Sementara Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan yang memperoleh
suara terbesar dan Partai Kebangkitan Bangsa yang
berada di urutan keenam justru tidak
terepresentasikan di pimpinan DPR. (TR2.P6.D12)
13 Kini saatnya bagi Setya Novanto mengingatkan lagi Paragraf ini merupakan Tidak
anggota, wakil ketua, termasuk dirinya, untuk setia paragraf tanpa kalimat  memenuhi
pada sumpah DPR yang pernah diucapkan. utama karena kalimat syarat

133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(TR2.P7.D13) utamanya tidak terdapat paragraf


pada paragraf. karena hanya
terdiri dari
satu kalimat.
14 Bekerja sungguh-sungguh demi tegaknya kehidupan Paragraf ini merupakan Tidak
demokrasi, mengutamakan kepentingan bangsa dan paragraf tanpa kalimat memenuhi
negara daripada kepentingan pribadi, seseorang, dan utama karena kalimat  syarat
golongan, serta memperjuangkan aspirasi rakyat utamanya tidak terdapat paragraf
demi kepentingan bangsa dan NKRI adalah isi pada paragraf. karena hanya
sumpah anggota DPR. (TR2.P8.D14) terdiri dari
satu kalimat.
15 Apresiasi dan terima kasih patut disampaikan kepada Paragraf ini merupakan
pemimpin dan peserta doa yang mampu menjaga paragraf deduktif karena
suasana damai. Damainya doa bersama tak bisa kalimat utamanya terletak di 
dilepaskan dari peran aparat TNI yang dipimpin awal paragraf.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan
kepolisian yang dipimpin Kepala Polri Jenderal (Pol)
Tito Karnavian. Tito aktif menjalin komunikasi dan
bernegosiasi dengan elemen masyarakat, termasuk
pemimpin pengunjuk rasa dan mengubah permintaan
unjuk rasa menjadi doa bersama di Monas. Polri juga
mengambil langkah penegakan hukum dan langkah
taktis terhadap sejumlah orang yang diduga akan
melakukan makar. (TR3.P1.D15)
16 Langkah tidak biasa dan mengandung risiko Paragraf ini merupakan
keamanan diambil Presiden Joko Widodo yang paragraf induktif karena
mengambil keputusan ikut shalat Jumat bersama kalimat utamanya terdapat 
peserta doa. Langkah Presiden Jokowi sebagai kepala di akhir paragraf.

134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pemerintahan dan kepala negara akan tercatat dalam


sejarah. Sama halnya juga dengan aksi doa bersama
dalam jumlah besar 2 Desember 2016 yang damai.
Kita berharap situasi ini bisa menjadi modal kian
matangnya demokrasi Indonesia. (TR3.P2.D16)
17 Doa bersama sempat dikhawatirkan sejumlah Paragraf ini merupakan
kalangan, termasuk dunia usaha. Sejumlah paragraf deduktif karena
perwakilan kedutaan besar asing mengeluarkan kalimat utamanya terletak di 
semacam peringatan perjalanan kepada warga negara awal paragraf.
asing. Setelah doa bersama berakhir damai, Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat dan ditutup
naik 0,81 persen. (TR3.P3.D17)
18 Pengerahan massa dalam jumlah besar selalu Paragraf ini merupakan
mengundang risiko. Beruntung protes menuntut paragraf deduktif-induktif
proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta karena kalimat utamanya 
(nonaktif) Basuki Tjahaja Purnama atas tuduhan terletak di awal paragraf dan
penistaan agama sejauh ini berlangsung damai. Kita di akhir paragraf terdapat
berharap partai politik bisa segera memainkan peran kalimat penegas.
untuk menangkap aspirasi masyarakat sehingga
rakyat tidak perlu turun sendiri ke jalan untuk
menyampaikan pandangannya. Aspirasi rakyat
seyogianya ditangkap anggota parpol dan
memperjuangkannya dalam panggung parlemen.
Keinginan membuat aksi dengan mobilisasi massa
sebaiknya dipertimbangkan kembali. (TR3.P4.D18)
19 Energi bangsa sudah banyak terkuras. Kita Paragraf ini merupakan
mendorong proses hukum atas diri Basuki paragraf deduktif karena 
berlangsung cepat, tetapi tetap sesuai dengan kalimat utamanya terletak di

135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mekanisme hukum. Kawalan terhadap proses hukum awal paragraf.


bisa dilakukan parlemen tanpa harus mencampuri
kemandirian kekuasaan kehakiman. Makin cepat
kasus Basuki diselesaikan, makin baik bagi bangsa
ini. (TR3.P5.D19)
20 Biarlah Polri memeriksa orang yang dituduh makar. Paragraf ini merupakan
Menjadi tugas polisi menentukan status hukum paragraf induktif karena
mereka dalam waktu 1 x 24 jam. Jika bukti tak kalimat utamanya terletak di 
cukup, mereka harus dilepaskan. Kepercayaan pada akhir paragraf.
sistem hukum dibutuhkan dalam sistem demokrasi,
tanpa harus menjadi represif. (TR3.P6.D20)
21 Korupsi, suap, masih saja terjadi! Seperti diberitakan Paragraf ini merupakan
harian ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) paragraf deduktif karena
menangkap Wali Kota (non-aktif) Cimahi Atty kalimat utamanya terletak di 
Suharti sebagai tersangka kasus korupsi proyek Pasar awal paragraf.
Atas Baru senilai Rp 57 miliar. Yang
memprihatinkan, mengutip pernyataan Ketua KPK
Agus Rahardjo, Atty dikendalikan suaminya, M Itoch
Tochija, Wali Kota Cimahi 2002-2012.
(TR4.P1.D21)
22 Ironis memang! Atty yang sedang cuti kampanye Paragraf ini merupakan
dalam pemilihan wali kota Cimahi tahun 2017 paragraf deduktif karena
ditangkap KPK. Atty ditangkap bersama suaminya kalimat utamanya terletak di 
dan dua pengusaha pemberi suap. Mereka ditangkap awal paragraf.
setelah diketahui ada transfer dana Rp 500 juta ke
rekening Itoch, suami Atty. (TR4.P2.D22)
23 Budaya korupsi masih belum bisa dienyahkan. Paragraf ini merupakan
Penangkapan keluarga, suami dan istri, atau anak paragraf deduktif karena 

136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pejabat dalam kasus korupsi bukan kali ini saja. kalimat utamanya terletak di
Sebelumnya, KPK menangkap Yan Antonio Ferdian, awal paragraf.
putra Bupati Banyuasin 2003-2013. (TR4.P3.D23)
24 Korupsi sudah menjadi hal biasa dan menjadi bagian Paragraf ini merupakan
dari praktik keseharian. Jika kondisi itu benar, paragraf deduktif karena 
Indonesia akan berada di ambang kehancuran. kalimat utamanya terletak di
Sejarah Indonesia kontemporer menunjukkan suami- awal paragraf.
istri dan anak ikut terlibat untuk menyerahkan uang
suap, menerima transfer dana ilegal sebagai praktik
korupsi. Ada cerita soal Wali Kota Palembang Romi
Herton dan istrinya, Bupati Karawang Ade Swara
dan istrinya, dan Muhammad Nazaruddin dan
istrinya. (TR4.P4.D24)
25 Dalam konteks Pilkada, masuk akal peringatan Ketua Paragraf ini merupakan
KPK agar masyarakat hati-hati memilih pemimpin paragraf deduktif-induktif
daerah, apalagi terkait dengan politik dinasti. Politik karena kalimat utamanya 
dinasti, istri menggantikan suami, anak terletak di awal paragraf dan
menggantikan ayah, atau famili menggantikan famili di akhir paragraf terdapat
lain untuk tetap menjabat, berpotensi melanggengkan kalimat penegas.
budaya atau kebiasaan korupsi. Ini sejalan dengan
pepatah Tiongkok kuno, "Segala kebaikan dan
keburukan berasal dari rumah". (TR4.P5.D25)
26 Pelaku politik dinasti sepertinya menjadikan Paragraf ini merupakan
pengelolaan keuangan daerah seperti keuangan paragraf deduktif karena
keluarga. Pemerintah dan DPR sebenarnya sudah kalimat utamanya terletak di 
memotong politik dinasti dalam UU Pemilihan awal paragraf.
Kepala Daerah. Namun, Mahkamah Konstitusi,
dengan semata-mata mempertimbangkan hak asasi

137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

orang untuk ikut dalam pemilihan, membatalkan


aturan soal politik dinasti. (TR4.P6.D26)
27 Berbarengan dengan momentum 101 pilkada pada 15 Paragraf ini merupakan
Februari 2017, kita mendorong kandidat pemimpin paragraf tanpa kalimat
daerah mencari terobosan untuk mengurangi korupsi utama karena kalimat 
dari negeri ini. Gagasan segar sekaligus radikal dari utamanya tidak terdapat
calon pemimpin daerah diperlukan ketika korupsi pada paragraf.
justru telah memasuki masa berbahaya, yakni
melibatkan keluarga dan famili. (TR4.P7.D27)
28 Majelis hakim yang bertugas mengadili telah Paragraf ini merupakan
dibentuk. Majelis terdiri atas lima orang, yakni H paragraf tanpa kalimat
Dwiarso Budi Santiarto (ketua) dengan anggota utama karena kalimat 
Jupriyadi, Abdul Rosyad, Joseph V Rahantoknam, utamanya tidak terdapat
dan I Wayan Wirjana. Jaksa yang punya tugas pada paragraf.
menuntut telah ditunjuk. Pembela yang punya fungsi
membela kepentingan terdakwa telah bersiap
membela. Persidangan terbuka itu sejalan dengan
tuntutan pengunjuk rasa yang menuntut agar dugaan
penistaan agama yang dilakukan Basuki diproses
secara hukum. (TR5.P1.D28)
29 Aspirasi pengunjuk rasa telah didengar. Saatnya kita Paragraf ini merupakan
semua mengawal proses persidangan terbuka itu. paragraf deduktif karena
Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan mandiri kalimat utamanya terletak di 
yang tidak boleh diintervensi kekuasaan mana pun, awal paragraf.
termasuk juga Presiden Joko Widodo dalam
posisinya sebagai kepala negara ataupun kepala
pemerintahan, serta oleh tekanan massa. Melalui
sidang terbuka, masyarakat akan mendapatkan

138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

gambaran bagaimana duduk soal kasus penistaan


agama dengan terdakwa Basuki. (TR5.P1.D29)
30 Kita dorong penyelesaian hukum melalui Paragraf ini merupakan
persidangan sebagai instrumen demokrasi. paragraf deduktif-induktif
Kepentingan masyarakat diwakili jaksa yang atas karena kalimat utamanya 
nama negara akan bertindak sebagai penuntut hukum. terletak di awal paragraf dan
Persidangan atas diri Basuki adalah ujian terhadap di akhir paragraf terdapat
kemandirian kekuasaan kehakiman dan demokrasi itu kalimat penegas.
sendiri. (TR5.P3.D30)
31 Setelah aspirasi diakomodasi, saatnya kita duduk Paragraf ini merupakan
bersama mengawal proses hukum itu sendiri. Partai paragraf deduktif karena 
politik dan DPR bisa menjalankan peran untuk terus kalimat utamanya terletak di
mengawal proses hukum tetap berjalan sesuai dengan awal paragraf.
relnya. Namun, pengawalan itu harus tetap
menghormati prinsip kemandirian kekuasaan
kehakiman. (TR5.P4.D31)
32 Kita tak ingin bangsa ini terus terjebak pada Paragraf ini merupakan
polarisasi pendapat. Padahal, aspirasi dari pengunjuk paragraf induktif karena
rasa, seperti penegakan supremasi hukum, perlunya kalimat utamanya terletak di 
kesamaan di muka hukum, kemajemukan bangsa, akhir paragraf.
dan persatuan bangsa, adalah aspirasi kita semua
sebagai bangsa Indonesia. Kita berharap situasi sosial
politik bangsa ini tetap sejuk. Silaturahim antar-elite
dan pemerintah tetap perlu dijaga agar tantangan ke
depan bangsa bisa segera diatasi. (TR5.P5.D32)
33 Saatnya kita bijak dalam perkataan lisan ataupun Paragraf ini merupakan
tulisan, merawat kemajemukan untuk memperkuat paragraf deduktif karena 
persatuan dan kesatuan bangsa. Makin cepat kasus kalimat utamanya terletak di

139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Basuki selesai, akan makin baik. Sesuai dengan UU awal paragraf.


Pilkada, Basuki akan tetap menjadi calon dalam
Pilkada Jakarta. Peraturan KPU hanya memberikan
ruang kepada partai politik untuk mengganti calon
apabila calon dinyatakan bersalah dan putusannya
punya kekuatan hukum tetap 30 hari sebelum
pilkada. Opsi itu terbuka. (TR5.P6.D33)
34 Cuaca memang sedang tak menentu. Badai tropis Paragraf ini merupakan
yang biasanya muncul di utara dan selatan tidak paragraf deduktif karena
kelihatan. Mengutip Paulus Agus Winarso, pakar kalimat utamanya terletak di 
meteorologi dan geofisika, pemicu penyimpangan awal paragraf.
cuaca yang belum banyak disoroti adalah gelombang
udara yang bergolak. (TR6.P1.D34)
35 Dampaknya sudah dirasakan bersama: bencana banjir Paragraf ini merupakan
dan longsor yang berlangsung sepanjang tahun 2016. paragraf deduktif karena
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kalimat utamanya terletak di 
memprakirakan, kerugian akibat bencana yang 80 awal paragraf.
persen didominasi banjir dan longsor itu setara Rp 30
triliun-Rp 40 triliun, tertinggi di ASEAN. Sebagian
bahkan terjadi pada periode yang biasanya masuk
kategori musim kemarau. (TR6.P2.D35)
36 Meningkatnya suhu bumi adalah faktor lain Paragraf ini merupakan
perubahan iklim ini. Suhu di Laut Jawa, Selat paragraf deduktif karena
Karimata, dan Laut Maluku yang naik 0,6-0,8 derajat kalimat utamanya terletak di 
celsius dalam kurun 1954-2007 membuat uap air awal paragraf.
tinggi sehingga hujan turun sepanjang kemarau
(Kompas, 21/10/16). (TR6.P3.D36)

140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37 Pulau Jawa adalah yang paling rentan bencana karena Paragraf ini merupakan
luas hutannya tinggal 11 persen dari total luas Pulau paragraf induktif karena
Jawa. Itu pun masih terus dikonversi. Menurut kalimat utamanya terdapat 
BNBP, dari 118 kabupaten atau kota di Jawa, 94 di akhir paragraf.
rawan banjir. Kondisi Indonesia secara keseluruhan
juga tak jauh beda. Dalam 25 tahun terakhir, hutan
Indonesia berkurang 42,35 juta hektar dan masih
terus menurun. Rendahnya daya dukung lingkungan
selaras dengan naiknya frekuensi bencana.
(TR6.P4.D37)
38 Kondisi ini semakin diperburuk dengan tidak Paragraf ini merupakan
ditaatinya penataan ruang. Kawasan Bandung Utara paragraf deduktif karena
sebagai contoh dikuasai 250 pengembang. Padahal, kalimat utamanya terletak di 
keputusan Presiden dan surat keputusan Gubernur awal paragraf.
Jawa Barat sudah menetapkan kawasan ini sebagai
area konservasi. (TR6.P5.D38)
39 Bandung Utara adalah wilayah tangkapan air yang Paragraf ini merupakan
menyediakan 70 persen cadangan air tanah. Ketika paragraf deduktif karena
berubah menjadi hutan beton, air yang harusnya kalimat utamanya terletak di 
terserap melimpas membanjiri Bandung dan awal paragraf.
sekitarnya. (TR6.P6.D39)
40 Merebaknya hutan beton juga memicu fenomena Paragraf ini merupakan
heat island, yaitu efek pemanasan daerah perkotaan. paragraf deduktif karena
Panas ini memengaruhi gelombang udara dan kalimat utamanya terletak di 
berkontribusi pada cuaca ekstrem di kawasan awal paragraf.
Bandung. (TR6.P7.D40)
41 Dengan demikian, bencana datang bukan karena Paragraf ini merupakan
faktor iklim semata. Ada faktor antropogenik, dalam paragraf deduktif karena 

141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

hal ini ulah manusia, sebagai pemicu bencana di kalimat utamanya terletak di
Tanah Air. (3) Oleh karena itu, upaya pengurangan awal paragraf.
risiko juga kembali bergantung kepada manusia.
(TR6.P8.D41)
42 Mengembalikan daerah tangkapan air pada fungsinya Paragraf ini merupakan Tidak
harus diikuti dengan penerapan pembangunan paragraf tanpa kalimat memenuhi
berkelanjutan yang konsisten dan tanpa kompromi. utama karena kalimat  syarat
(TR6.P9.D42) utamanya tidak terdapat paragraf
pada paragraf. karena hanya
terdiri dari
satu kalimat.
43 Dengan keprihatinan mendalam, kita menyaksikan Paragraf ini merupakan
rumah dan gedung roboh. Meski tak terlalu besar, paragraf deduktif karena
6,5 M (moment magnitude), dampak gempa kuat kalimat utamanya terletak di 
karena dangkal -di kedalaman 10 kilometer-dan awal paragraf.
berlangsung di darat. (TR7.P1.D43)
44 Hingga Rabu pukul 20.00, Badan Nasional Penang- Paragraf ini merupakan
gulangan Bencana menyatakan, tim SAR telah paragraf tanpa kalimat
menemukan 97 korban tewas, 411 luka berat dan utama karena kalimat 
125 luka ringan. Sejumlah ruko roboh, demikian utamanya tidak terdapat
juga rumah tinggal, rumah ibadah, tiang listrik, pada paragraf.
jalan, dan sekolah. Di Kabupaten Bireuen, 2 rumah
dan 1 rumah ibadah roboh. (TR7.P2.D44)
45 Kondisi itu serupa dengan gempa tahun 2006 di Paragraf ini merupakan
Daerah Istimewa Yogyakarta. Pusat gempa di darat, paragraf deduktif karena
ditambah jenis tanah Yogyakarta yang dilapisi kalimat utamanya terletak di 
endapan aluvial, sehingga menguatkan daya awal paragraf.
guncangan. Sejumlah bangunan ambruk, termasuk

142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bangsal keraton dan Candi Prambanan.


(TR7.P3.D45)
46 Besar kecilnya dampak gempa tak hanya ditentukan Paragraf ini merupakan
oleh magnitude, lokasi, tetapi juga kedalaman paragraf induktif karena
gempa. Beberapa faktor lain berperan, seperti kalimat utamanya terletak di 
kondisi tanah, topografi, dan kualitas bangunan. akhir paragraf.
Banyak gedung dan rumah di Indonesia dibangun
dengan material dan konstruksi tak sesuai standar.
Selain alam, manusia berperan besar. (TR7.P4.D46)
47 Beberapa peristiwa gempa sepanjang tahun 2016 Paragraf ini merupakan
memperkuat premis di atas. Salah satunya gempa paragraf deduktif karena 
5,1 M di Halmahera Barat, Maluku Utara. Lebih kalimat utamanya terletak di
dari 117 bangunan rusak: sebagian besar rumah awal paragraf.
penduduk, sisanya sekolah, tempat ibadah, dan
puskesmas (Kompas, 25/2/2016). (TR7.P5.D47)
48 Padahal, bangunan tahan gempa diatur dalam Paragraf ini merupakan Tidak
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa paragraf tanpa kalimat memenuhi
Konstruksi, UU No 28/2002 tentang Bangunan utama karena kalimat  syarat
Gedung, Standar Nasional Indonesia, dan sejumlah utamanya tidak terdapat paragraf
surat keputusan dari menteri terkait. (TR7.P6.D48) pada paragraf. karena hanya
terdiri dari
satu kalimat.
49 Menanggapi gempa di Pidie Jaya, kita bersyukur Paragraf ini merupakan
masyarakat segera bergerak menolong korban. paragraf deduktif karena
Inilah saatnya sebagai bangsa kita menunjukkan kalimat utamanya terletak di 
solidaritas setelah sekian lama tersandera peristiwa awal paragraf.
politik yang menguras energi. Namun, kita tidak
boleh berhenti di sini. Sarana hidup paling dasar

143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

juga harus dipulihkan. (TR7.P7.D49)


50 Setelah itu semua, perlu tindak lanjut berupa Paragraf ini merupakan
sosialisasi peraturan, pengawasan, dan menindak paragraf deduktif karena
tegas pelanggar. Kita bisa mencontoh Taiwan, kalimat utamanya terletak di 
menghukum pengembang yang apartemennya awal paragraf.
hancur saat gempa 6 Februari 2016. (TR7.P8.D50)
51 Menurut standar, bangunan seharusnya tahan gempa Paragraf ini merupakan
hingga 8 M. Sejalan dengan evaluasi bangunan paragraf deduktif karena
publik, pemerintah juga perlu memeriksa mutu kalimat utamanya terletak di 
bangunan masyarakat dan menanggung bersama awal paragraf.
upaya perbaikan. (TR7.P9.D51)
52 Jika tidak segera dikerjakan, semua akan menjadi Paragraf ini merupakan Tidak
bom waktu karena Indonesia adalah kawasan rawan paragraf deduktif karena memenuhi
gempa. (TR7.P10.D52) kalimat utamanya terletak di syarat
awal paragraf.  paragraf
karena hanya
terdiri dari
satu kalimat.
53 Melalui laporan media, dan tayangan televisi, kita Paragraf ini merupakan
menyaksikan bagaimana petugas penolong, petugas paragraf tanpa kalimat
SAR, Badan Nasional Penanggulangan Bencana utama karena kalimat 
(BNPB), pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat utamanya tidak terdapat
turun langsung membantu korban dan keluarga pada paragraf.
korban gempa. Presiden Joko Widodo dan sejumlah
menteri turun langsung pada hari kedua setelah
gempa. (TR8.P1.D53)
54 Hingga Kamis kemarin, menurut Kepala BNPB Paragraf ini merupakan
Willem Rampangilei, 99 orang meninggal serta paragraf induktif karena 

144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sejumlah orang luka berat dan ringan. Beberapa kalimat utamanya terletak di
rumah tinggal dan tempat ibadah hancur berantakan. akhir paragraf.
Solidaritas untuk Aceh juga digemakan melalui
media sosial. Inilah pemanfaatan media sosial yang
lebih produktif. (TR8.P2.D54)
55 Kepada keluarga korban meninggal, kita berbela Paragraf ini merupakan
sungkawa. Kepada tim penolong dan sukarelawan, paragraf induktif karena
kita mengapresiasi kerja mereka. Inilah kerja kalimat utamanya terdapat 
kemanusiaan. Kerja kemanusiaan melintas sekat di akhir paragraf.
perbedaan. Setiap bencana -di mana manusia
menjadi korban-merupakan momentum untuk
menggerakkan solidaritas nasional kita untuk
membantu sesama. Saatnya pemerintah pusat dan
daerah serta sukarelawan memastikan saudara kita
di Pidie Jaya bisa segera mengakhiri masa tanggap
darurat dan kemudian memikirkan tahap
rehabilitasi. Aceh adalah Indonesia. Kesedihan
rakyat Aceh adalah kesedihan kita semua.
(TR8.P3.D55)
56 Aceh memang akrab dengan bencana. Pada 24 De- Paragraf ini merupakan
sember 2004 kita dikejutkan dengan gempa dan paragraf ineratif karena
tsunami yang menyapu Aceh dan menyebabkan kalimat utamanya terletak di 
166.541 orang tewas. Bencana di Aceh, termasuk di tengah paragraf.
daerah lain, selalu menjadi in between. Pernah
terjadi di masa lalu, sekarang sedang terjadi, dan
bisa saja terjadi di masa depan. Kita harus
menyadari, wilayah Indonesia berada di lingkaran
cincin api dengan gunung api yang bisa meletus

145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

setiap saat, lempeng bumi yang bisa bergesekan dan


memicu gempa. Realitas itu harus disadari bersama
dan disikapi secara cerdas oleh rakyat dan
pemerintah. (TR8.P4.D56)
57 Karena itulah, mitigasi bencana menjadi penting. Paragraf ini merupakan Paragraf ini
Setelah tanggap darurat selesai dan memasuki tahap paragraf deduktif dan tidak
rehabilitasi, saatnya para ahli memikirkan ineratif karena kalimat memenuhi
bagaimana desain bangunan tahan gempa, utamanya terletak di awal  syarat
sebagaimana ditulis dalam ulasan ini kemarin, dan di tengah paragraf. paragraf
menjadi penting. Kita apresiasi bangkitnya karena
solidaritas sosial saat bencana terjadi, tetapi kita memiliki dua
juga harus memikirkan bagaimana mendampingi ide pokok.
Aceh untuk bangkit kembali. Solidaritas sosial
dibutuhkan saat ini di tengah polarisasi bangsa yang
terasa tajam. Saatnya kita berbagi untuk
meringankan penderitaan. Solidaritas kita menyatu
dengan eksistensi kita sebagai manusia, dan jauh
dari keinginan untuk sekadar pencitraan.
(TR8.P5.D57)
58 Tiada kebijakan pemerintah yang tak melibatkan Paragraf ini merupakan
perhatian, kesibukan, dan emosi banyak pihak, paragraf deduktif karena
seperti kebijakan pendidikan nasional. Kebijakan kalimat utamanya terletak di 
ujian nasional , (UN) ibarat "menu penutup" tahun awal paragraf.
ajaran dan kerepotan penerimaan murid baru
sebagai "menu pembuka".(TR9.P1.D58)
59 Dengan keputusan Presiden Joko Widodo itu, Paragraf ini merupakan
orangtua, sekolah, guru, dan peserta didik yang paragraf deduktif karena 
tahun ini jumlahnya sekitar 8,5 juta terbebas dari kalimat utamanya terletak di

146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kebingungan. Bagi mereka, membalikkan perhatian awal paragraf.


dan emosi dari UN jalan terus ke moratorium UN
secara mendadak, tinggal empat bulan, tak semudah
yang dialami birokrat kementerian atau ahli
pendidikan. (TR9.P2.D59)
60 UN telanjur salah kaprah, yang salah dianggap Paragraf ini merupakan
benar. Padahal, dengan kondisi kemajemukan, paragraf deduktif karena
apalagi dengan satuan pendidikan (sekolah) yang kalimat utamanya terletak di 
beragam, UN tidak layak secara konseptual sebagai awal paragraf.
alat ukur yang memvonis keberhasilan dan
kegagalan proses pendidikan. Sebagai pemetaan
oke, tetapi begitu dikaitkan dengan nasib peserta
didik, maksud baik serba nasional, termasuk
menjadi pemersatu keindonesiaan, pun gagal.
(TR9.P3.D60)
61 Paradigma kebijakan UN yang pragmatis di Paragraf ini merupakan
lapangan tercampur aduk dengan evaluasi proses paragraf deduktif-induktif
pendidikan. Ahli pendidikan benar. Evaluasi karena kalimat utamanya
pendidikan harus dilakukan, dan sudah ditabalkan terletak di awal paragraf dan 
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 di akhir paragraf terdapat
tentang Sistem Pendidikan Nasional, tetapi bukan kalimat penegas.
dengan standardisasi sejumlah mata pelajaran secara
nasional. Merujuk pada cara berpikir pragmatis kita,
UN dalam konteks minimum standardisasi
kurikulum bisa dijadikan salah satu parameter
evaluasi pendidikan. (TR9.P4.D61)
62 Hasil UN bisa dijadikan pelengkap hasil evaluasi Paragraf ini merupakan
terstruktur guru dan sekolah. UN tak digelar di paragraf deduktif karena 

147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

setiap akhir tahun ajaran, tetapi in between, tak kalimat utamanya terletak di
berdampak ke individu peserta didik, tetapi pada awal paragraf.
perbaikan mutu praksis pendidikan. Hasil UN dan
evaluasi rutin yang dilakukan sekolah dan guru jadi
kesatuan evaluasi Badan Standar Nasional
Pendidikan, selain untuk pemetaan juga perbaikan
mutu. (TR9.P5.D62)
63 UN sebagai salah satu parameter evaluasi, dengan Paragraf ini merupakan
berbagai kekurangannya dari sisi logika praksis paragraf deduktif karena
pendidikan, tentu menjadi bagian dari pengkajian kalimat utamanya terletak di 
eksistensi Kementerian Pendidikan dan awal paragraf.
Kebudayaan. Tempatkan kepentingan orangtua,
sekolah, guru, dan peserta didik sebagai rujukan
serta pertimbangkan kemajemukan di negeri ini.
(TR9.P6.D63)
64 Selain membenahi UN sebagai pekerjaan rumah Paragraf ini merupakan
dalam tahun ajaran sesudah 2016/2017, perlu paragraf induktif karena
dibenahi pula permasalahan strategis lain, seperti kalimat utamanya terletak di 
masalah guru, sarana, dan upaya pengembangan akhir paragraf.
karakter peserta didik. Praksis pendidikan adalah
humanisasi, bukan dehumanisasi. (TR9.P7.D64)
65 Kasus dugaan penistaan agama telah memancing Paragraf ini merupakan
reaksi keras. Unjuk rasa besar menuntut proses paragraf deduktif karena
hukum terhadap Basuki beberapa kali terjadi. Kita kalimat utamanya terletak di 
bersyukur unjuk rasa yang melibatkan massa besar awal paragraf.
itu berlangsung damai. (TR10.P1.D65)
66 Aspirasi pengunjuk rasa telah didengar pemerintah. Paragraf ini merupakan
Kini, kasus dugaan penistaan agama berada dalam paragraf deduktif karena 

148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

wilayah kekuasaan yudikatif, bukan lagi eksekutif. kalimat utamanya terletak di


Lima hakim, yakni Dwiarso Budi Santiarto, awal paragraf. Meskipun
Jupriyadi, Abdul Rosyad, Joseph Rahantoknam, dan kalimat utamanya
I Wayan Wirjana, akan menjadi hakim untuk merupakan kalimat kedua,
memutuskan kasus tersebut. Sidang perdana akan paragraf ini tetap
dilangsungkan Selasa, 13 Desember 2016. digolongkan menjadi
(TR10.P2.D66) paragraf deduktif karena
kalimat pertama merupakan
transisi.
67 Biarlah proses hukum berjalan. Kita hormati kewe- Paragraf ini merupakan
nangan majelis hakim memimpin persidangan yang paragraf deduktif karena
terbuka untuk umum. Kita harus menghormati kalimat utamanya terletak di 
penetapan majelis hakim persidangan terbuka dapat awal paragraf.
diliput televisi secara langsung sehingga masyarakat
akan mengetahui jalannya persidangan. Ini adalah
bagian hak rakyat untuk mendapat informasi. Izin
prinsip soal itu ada pada ketua majelis. Namun, pada
sisi lain menjadi kewenangan pengelola televisi
bagaimana menyiarkan sebuah persidangan. Sikap
profesional dan taat pada kode etik jurnalistik serta
berpegang pada pedoman penyiaran dituntut dalam
proses sidang yang berpotensi memancing
sensitivitas dan emosi publik. Itu adalah wilayah
kebebasan pers. (TR10.P3.D67)
68 Persidangan akan menghadirkan jaksa penuntut Paragraf ini merupakan
umum yang mewakili kepentingan publik dan paragraf ineratif karena
negara. Tugas jaksa adalah membuktikan dakwaan kalimat utamanya terletak di 
dan menuntut terdakwa. Dalam persidangan akan tengah paragraf.

149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

hadir pembela yang punya fungsi membela


kepentingan terdakwa. Saksi yang memberatkan
atau meringankan akan hadir di persidangan untuk
memberikan kesaksian, keterangan sesuai dengan
kompetensinya. Kesaksian, pendapat saksi, bisa saja
sama dengan pandangan masyarakat, tetapi bisa
juga pendapatnya berbeda dengan masyarakat.
Tidak boleh ada yang memaksakan kehendak dalam
persidangan. Kita berharap hakim bisa memastikan
saksi bisa memberikan keterangan tentang kasus itu
dengan bebas, tanpa rasa takut.
69 Pada proses inilah kemandirian kekuasaan Paragraf ini merupakan
kehakiman diuji. Hanya hakimlah yang diberi paragraf deduktif karena 
kewenangan undang-undang untuk menyatakan kalimat utamanya terletak di
seorang bersalah atau tidak bersalah. Kita berharap awal paragraf.
persidangan kasus Basuki yang menguras banyak
energi publik dan melibatkan emosi masyarakat bisa
diselesaikan dengan cepat. (TR10.P5.D69)
70 Jika semua proses hukum itu berjalan sebagaimana Paragraf ini merupakan Tidak
mestinya dan hasilnya bisa diterima semua pihak paragraf tanpa kalimat memenuhi
dan prosesnya berjalan damai, itu akan menjadi utama karena kalimat  syarat
modal untuk penguatan demokrasi Indonesia. utamanya tidak terdapat paragraf
(T10.P6.D70) pada paragraf. karena hanya
terdiri dari
satu kalimat.
71 Mabes Polri menjelaskan tiga terduga teroris, yaitu Paragraf ini merupakan
Dian Novia Yuli, Nur Solihin, dan Agus Supriyadi, paragraf ineratif karena 
ditangkap karena diduga berniat meledakkan bom kalimat utamanya terletak di

150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bunuh diri di Istana Negara. Penangkapan terhadap tengah paragraf.


sejumlah orang terkait dengan aksi teror terus
dilakukan di sejumlah tempat. Mabes Polri
menuduh ketiga orang itu masuk dalam jaringan
Bahrun Naim. (TR11.P1.D71)
72 Presiden Joko Widodo mengapresiasi langkah Paragraf ini merupakan
Densus 88. Presiden pun menegaskan tidak boleh paragraf deduktif karena
ada ruang sekecil apa pun di Indonesia bagi kalimat utamanya terletak di 
terorisme dan Presiden mengajak masyarakat untuk awal paragraf.
bersatu memerangi terorisme (Kompas, 13
Desember 2016). (TR11.P2.D72)
73 Namun, di sejumlah media sosial, penangkapan Paragraf ini merupakan
terduga teroris ditanggapi secara berbeda. Di paragraf deduktif karena
berbagai media, khususnya media sosial, ada kalimat utamanya terletak di 
netizen menulis penangkapan ketiga terduga teroris awal paragraf.
itu hanyalah pengalihan isu. Ada pula yang
menyebutkan penangkapan itu merupakan kerja
kontraintelijen. (TR11.P3.D73)
74 Dalam era demokrasi bicara (talking democracy) Paragraf ini merupakan
sah-sah saja analisis itu diungkapkan. Perang di paragraf deduktif karena
media sosial pun terjadi. Kita memandang berilah kalimat utamanya terletak di 
kesempatan kepada Polri membuktikan keterlibatan awal paragraf.
mereka secara hukum dengan tetap memperhatikan
hak asasi manusia. (TR11.P4.D74)
75 Alam pikir pelaku teror dan alam pikir aparat Paragraf ini merupakan
intelijen tentunya berbeda. Dalam pikiran pelaku paragraf deduktif karena
teror, mereka boleh saja merencanakan 1.000 kalimat utamanya terletak di 
serangan teror, tetapi cukup satu saja teror berhasil awal paragraf.

151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mereka lakukan, itu sudah keberhasilan.


Sebaliknya, bagi aparat intelijen, intelijen harus bisa
menggagalkan 1.000 serangan teror yang di-
rencanakan pelaku teror. Satu saja aksi teror gagal
dideteksi, dan terjadilah serangan teror, maka aparat
intelijen kecolongan. (TR11.P5.D75)
76 Dalam konteks itulah kita mengapresiasi langkah Paragraf ini merupakan
Densus menangkap terduga pelaku teror sebelum paragraf deduktif karena
mereka merealisasikan niatnya. Namun, seiring kalimat utamanya terletak di 
dengan munculnya skeptisisme sementara pengguna awal paragraf.
media sosial, menjadi tugas Mabes Polri untuk
membuktikan mereka melalui jalur hukum, melalui
instrumen hukum, dan pengadilan terbuka.
(TR11.P6.D76)
77 Melihat tren global seperti serangan teror di Kairo Paragraf ini merupakan
(Mesir), Istanbul ('I'urki), dan Aden (Yaman), pada paragraf induktif karena
saat bersamaan, terorisme tetaplah menjadi ancaman kalimat utamanya terletak di 
nyata, termasuk di Indonesia. Karena itulah, upaya akhir paragraf.
pencegahan teror perlu dilakukan, tanpa harus
menunggu bom meledak terlebih dahulu. Revisi UU
Terorisme yang lebih mengedepankan pendekatan
hukum jadi sebuah keniscayaan. DPR perlu
mempertimbangkan serius masalah ini.
(TR11.P7.D77)
78 Pelaku di Kabupaten Sabu Raijua melukai tujuh Paragraf ini merupakan
siswa di SD Negeri 1 Sabu Barat, Nusa Tenggara paragraf tanpa kalimat
Timur, yang tengah belajar di kelas. Pelaku yang utama karena kalimat 
diduga mengalami masalah kejiwaan akhirnya tewas utamanya tidak terdapat

152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dihakimi massa. (TR12.P1.D78) pada paragraf.


79 Di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, seorang Paragraf ini merupakan Tidak
pelajar SMA 1 Muhammadiyah Yogyakarta tewas paragraf tanpa kalimat memenuhi
ditikam oleh pelajar SMA di daerah Bantul saat utama karena kalimat  syarat
bersama teman-temannya pulang dari berwisata di utamanya tidak terdapat paragraf
Gunung Kidul. (TR12.P2.D79) pada paragraf. karena hanya
terdiri dari
satu kalimat.
80 Di Lamongan, Jawa Timur, 16 santri pondok Paragraf ini merupakan
pesantren di Kranji, Kecamatan Paciran, disangka paragraf tanpa kalimat
menyebabkan tewasnya seorang santri. Para pelaku utama karena kalimat 
menganiaya korban karena menduga korban utamanya tidak terdapat
mencuri uang dan hard disk milik santri lain. pada paragraf.
Sementara di Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan
Tengah, gadis berusia 10 tahun ditemukan tewas di
dekat rumahnya. Pelaku kekerasan belum diketahui.
(TR12.P3.D80)
81 Kekerasan terhadap anak, apalagi sampai Paragraf ini merupakan
menyebabkan kematian, seharusnya tidak terjadi paragraf deduktif karena 
lagi, di tengah upaya pemerintah meningkatkan kalimat utamanya terletak di
perlindungan pada anak. Kita masih ingat Presiden awal paragraf.
Joko Widodo sampai perlu mengeluarkan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu)
Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak
ketika kekerasan seksual terhadap anak semakin
keji. (TR12.P4.D81)
82 Yang lebih memprihatinkan, kekerasan dilakukan Paragraf ini merupakan
sesama anak atau remaja. Kekerasan seksual yang paragraf deduktif karena 

153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menewaskan Yy di Bengkulu dan melahirkan kalimat utamanya terletak di


Perppu Nomor 1 Tahun 2016 dilakukan sekelompok awal paragraf.
remaja. Kekerasan di Bantul dan Lamongan juga
dilakukan remaja. (TR12.P5.D82)
83 Yang lebih memprihatinkan, kekerasan dilakukan Paragraf ini merupakan
sesama anak atau remaja. Kekerasan seksual yang paragraf deduktif karena
menewaskan Yy di Bengkulu dan melahirkan kalimat utamanya terletak di 
Perppu Nomor 1 Tahun 2016 dilakukan sekelompok awal paragraf.
remaja. Kekerasan di Bantul dan Lamongan juga
dilakukan remaja.
84 Kita tidak tahu dengan tepat jumlah kekerasan yang Paragraf ini merupakan
dilakukan remaja dari waktu ke waktu. Akan tetapi, paragraf deduktif karena 
kita mengetahui melalui berita media, kekerasan kalimat utamanya terletak di
tersebut biasanya dilakukan berkelompok oleh awal paragraf.
remaja pria, alasan melakukan kekerasan sering kali
karena hal sepele, dan pelaku tidak segan
menggunakan senjata mematikan. (TR12.P7.D84)
85 Kalau kita meyakini usia remaja adalah masa Paragraf ini merupakan
mencari jati diri dan remaja memerlukan model paragraf induktif karena
peran, kita mendesak pemerintah mencari solusi kalimat utamanya terletak di 
segera. Kita tidak ingin remaja kita kelak menjadi akhir paragraf.
warga negara yang menghalalkan kekerasan dalam
menunjukkan jati diri. (TR12.P8.D85)
86 Banyak saran sudah diberikan untuk mencegah Paragraf ini merupakan
kekerasan pada dan oleh remaja, salah satunya paragraf induktif karena
melalui proses pembelajaran perilaku damai dan kalimat utamanya terletak di 
toleran terhadap perbedaan sejak usia dini. Kini kita akhir paragraf.
ingin penanganan menyeluruh segera dilaksanakan

154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sebagai perwujudan jargon Revolusi Mental.


(TR12.P9.D86)

3. Analisis Pola Pengembangan Paragraf

No. Data Analisis Triangulator Keterangan


Data Setuju Tidak
Setuju
1 Diawali dengan dugaan kasus penistaan agama oleh Paragraf ini dikembangkan
Gubernur petahana (nonaktif) Basuki Tjahaja dengan pola pengembangan
Purnama, yang terlambat diantisipasi, energi bangsa sebab-akibat. Sebabnya
tersedot untuk itu. Berbagai kalangan masyarakat di terdapat pada kalimat 
dalam dan di luar negeri mulai bertanya apa yang pertama, kedua, dan ketiga.
akan terjadi dengan bangsa Indonesia. Investor Akibatnya dijelaskan oleh
mengambil sikap menahan diri: wait and see. Situasi kalimat keempat.
ini tidak menguntungkan bangsa ini. (TR1.P1.D1)
2 Kita bersyukur kepolisian telah mencapai Paragraf ini dikembangkan
kesepakatan dengan Gerakan Nasional Pengawal dengan pola pengembangan
Fatwa (GNPF) MUI untuk menggelar doa bersama kronologi. Gagasan utama
untuk bangsa di kawasan Silang Monas pada 2 paragraf ini terdapat pada 
Desember 2016. GNPF juga tetap berkomitmen kalimat pertama peristiwa
mengawal proses hukum atas diri Basuki. Pada Rabu yang ditunjukkan oleh
kemarin, masyarakat menyaksikan Apel Nusantara kalimat pertama dan ketiga.
Bersatu menyampaikan pesan agar seluruh
komponen bangsa merajut kebersamaan serta
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(TR1.P2.D2)
3 Fenomena pengerahan dan pengumpulan kekuatan Paragraf ini dikembangkan
massa sah dalam negara demokrasi. Itu merupakan dengan pola pengembangan
bentuk partisipasi politik warga negara. Meski pada perbandingan/ pengontrasan
sisi lain tren pengerahan massa memunculkan tanya karena mengontraskan 
di mana peran partai politik yang merupakan pilar antara dua hal, yaitu
demokrasi. Bukankah partai politik punya peran dan pengerahan massa dengan
fungsi mengartikulasikan kepentingan dan peran partai politik.
mengagregasikan kepentingan rakyat. Panggung
partai politik adalah panggung parlemen.
(TR1.P3.D3)
4 Terlepas dari gugatan terhadap peran partai politik, Paragraf ini dikembangkan
semua pihak menangkap aspirasi perlunya penegakan dengan pola pengembangan
hukum cepat terhadap Basuki. Proses hukum umum-khusus. Paragraf ini
terhadap Basuki juga merupakan ujian terhadap dimulai dengan 
kemandirian kekuasaan kehakiman. Dan pada mengemukakan hal yang
tempat lain, tertangkap pesan keinginan kita tetap bersifat umum. Lalu, pada
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan dasar kalimat kedua sampai
negara Pancasila. Tidak ada aspirasi berbeda. kelima dijelaskan hal-hal
Kebersamaan kita sebagai bangsa perlu diperkokoh yang bersifat khusus yang
untuk menghadapi perkembangan global yang juga mendukung pernyataan
tidak menentu. (TR1.P4.D4) umum.
5 Proses hukum terhadap Basuki bisa diproses cepat, Paragraf ini dikembangkan
sesuai dengan KUHAP. Setelah Kejaksaan Agung dengan pola pengembangan
menyatakan berkas pemeriksaan Basuki lengkap (P- kronologi karena
21), kita menunggu proses hukum selanjutnya, menjelaskan proses hukum 
penyerahan barang bukti dan tersangka, sebelum Basuki dilaksanakan. Hal ini
dilimpahkan ke pengadilan. (TR1.P5.D5) dapat dilihat dari kalimat

156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kedua.
6 Biarlah proses hukum berjalan terbuka sesuai dengan Paragraf ini dikembangkan
prinsip kemandirian kekuasaan kehakiman. dengan pola pengembangan
Menentukan bersalah tidaknya seseorang adalah campuran. Paragraf ini
otoritas hakim yang memang punya kewenangan dikembangkan dengan 
untuk menyatakan bersalah tidaknya seseorang. Kita kalimat penjelas terdapat di
mendorong proses hukum dijaga bersama agar awal dan akhir paragraf
supremasi hukum tegak, demokrasi kian matang, sedangkan kalimat
kebersamaan kita sebagai bangsa terjaga. utamanya terletak di tengah
(TR1.P6.D6) paragraf.
7 Penggantian Ketua DPR ini tentunya menjadi catatan Paragraf ini dikembangkan
tersendiri bagi sejarah parlemen di negeri ini. Dari 16 dengan pola pengembangan
ketua DPR yang pernah menjabat, hanya Setya umum-khusus. Paragraf ini
Novanto yang pernah mengundurkan diri dari dimulai dengan 
jabatannya, kemudian menduduki kembali jabatan mengemukakan hal yang
yang pernah ditinggalkannya itu. (TR2.P1.D7) bersifat umum. Lalu, di
akhir paragraf diberi
pernyataan khusus yang
mendukung pernyataan
umum di awal paragraf.
8 Kita ingat, pada 16 Desember 2015, Novanto Paragraf ini dikembangkan Tidak
mengundurkan diri dari jabatan Ketua DPR setelah dengan pola pengembangan memenuhi
semua fraksi di Mahkamah Kehormatan Dewan kronologi karena syarat
(MKD) menilainya melanggar etika dan menjatuhkan menjelaskan kronologi  paragraf
sanksi sedang dalam kasus dugaan permintaan saham pengunduran diri Ketua karena hanya
PT Freeport Indonesia. (TR2.P2.D8) DPR, yaitu Setya Novanto. terdiri dari
satu kalimat.

157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9 Namun, fraksi-fraksi di DPR yang menyetujui Paragraf ini dikembangkan


pengajuan Setya Novanto ini juga mempunyai dasar. dengan pola pengembangan
Mengingat, pada 7 Desember 2016, Mahkamah sebab-akibat. Sebabnya
Konstitusi sudah mengeluarkan putusan yang ditunjukkan oleh kalimat 
menyatakan alat bukti rekaman elektronik sebagai kedua dan akibatnya
alat bukti utama di persidangan MKD terhadap Setya ditunjukkan oleh kalimat
Novanto adalah tidak sah. MKD pun telah ketiga.
memulihkan harkat serta nama baik Setya Novanto.
(TR2.P3.D9)
10 Publik sendiri masih beragam menyikapi keputusan Paragraf ini dikembangkan
DPR ini karena dirasakan bertentangan dengan dengan pola pengembangan
standar moralitas. Ini tentunya menjadi tugas berat sebab-akibat. Sebabnya
Novanto dan 560 anggota DPR untuk menjawab ditunjukkan oleh kalimat 
masih adanya keraguan itu dan diwujudkan dalam pertama sedangkan
kerja DPR di fase baru ini. (TR2.P4.D10) akibatnya ditunjukkan oleh
kalimat kedua.
11 Dinamika politik yang berkembang saat ini jelas Paragraf ini dikembangkan
menunjukkan bahwa selama ini DPR belum dengan pola pengembangan
melakukan tugasnya dengan baik. Dalam undang- umum-khusus. Paragraf ini
undang ditegaskan DPR bertugas: menyerap, dimulai dengan 
menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti mengemukakan hal yang
aspirasi masyarakat. Banyaknya aksi parlemen bersifat umum. Lalu, di
jalanan jelas menunjukkan bahwa aspirasi rakyat akhir paragraf diberi
belum tersalurkan dengan baik di parlemen. pernyataan khusus yang
(TR2.P5.D11) mendukung pernyataan
umum di awal paragraf.
12 Belum terepresentasikannya suara rakyat dalam Paragraf ini dikembangkan
Pemilu 2014 pada kursi pimpinan DPR juga dengan pola pengembangan 

158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menunjukkan adanya kesenjangan itu. Saat ini, kursi perbandingan/pengontrasan


pimpinan DPR diisi oleh Partai Golkar, Partai karena mengontraskan
Gerindra, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, antara dua hal, yaitu
dan Partai Keadilan Sejahtera. Sementara Partai pimpinan DPR yang diisi
Demokrasi Indonesia Perjuangan yang memperoleh oleh partai yang
suara terbesar dan Partai Kebangkitan Bangsa yang memperoleh suara banyak
berada di urutan keenam justru tidak dengan partai yang
terepresentasikan di pimpinan DPR. (TR2.P6.D12) memperoleh suara banyak
tetapi tidak menduduki
pimpinan DPR.
13 Kini saatnya bagi Setya Novanto mengingatkan lagi Paragraf ini dikembangkan Tidak
anggota, wakil ketua, termasuk dirinya, untuk setia dengan pola pengembangan memenuhi
pada sumpah DPR yang pernah diucapkan. pemerincian karena merinci syarat
(TR2.P7.D13) elemen yang terdapat dalam  paragraf
DPR. karena hanya
terdiri dari
satu kalimat.
14 Bekerja sungguh-sungguh demi tegaknya kehidupan Paragraf ini dikembangkan Tidak
demokrasi, mengutamakan kepentingan bangsa dan dengan pola pengembangan memenuhi
negara daripada kepentingan pribadi, seseorang, dan pemerincian karena syarat
golongan, serta memperjuangkan aspirasi rakyat menjelaskan secara rinci  paragraf
demi kepentingan bangsa dan NKRI adalah isi tentang sumpah DPR. karena hanya
sumpah anggota DPR. (TR2.P8.D14) terdiri dari
satu kalimat.
15 Apresiasi dan terima kasih patut disampaikan kepada Paragraf ini dikembangkan
pemimpin dan peserta doa yang mampu menjaga dengan pola pengembangan
suasana damai. Damainya doa bersama tak bisa umum-khusus. Hal yang 
dilepaskan dari peran aparat TNI yang dipimpin bersifat umum terdapat pada

159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan kalimat pertama. Pada


kepolisian yang dipimpin Kepala Polri Jenderal (Pol) kalimat-kalimat selanjutnya
Tito Karnavian. Tito aktif menjalin komunikasi dan diungkapkan hal-hal yang
bernegosiasi dengan elemen masyarakat, termasuk bersifat khusus untuk
pemimpin pengunjuk rasa dan mengubah permintaan menjelaskan kalimat
unjuk rasa menjadi doa bersama di Monas. Polri juga utamanya.
mengambil langkah penegakan hukum dan langkah
taktis terhadap sejumlah orang yang diduga akan
melakukan makar. (TR3.P1.D15)
16 Langkah tidak biasa dan mengandung risiko Paragraf ini dikembangkan
keamanan diambil Presiden Joko Widodo yang dengan pola pengembangan
mengambil keputusan ikut shalat Jumat bersama perbandingan karena 
peserta doa. Langkah Presiden Jokowi sebagai kepala membandingkan dua hal,
pemerintahan dan kepala negara akan tercatat dalam yaitu langkah presiden
sejarah. Sama halnya juga dengan aksi doa bersama dengan aksi doa damai.
dalam jumlah besar 2 Desember 2016 yang damai.
Kita berharap situasi ini bisa menjadi modal kian
matangnya demokrasi Indonesia. (TR3.P2.D16)
17 Doa bersama sempat dikhawatirkan sejumlah Paragraf ini dikembangkan
kalangan, termasuk dunia usaha. Sejumlah dengan pola pengembangan
perwakilan kedutaan besar asing mengeluarkan umum-khusus. Hal yang
semacam peringatan perjalanan kepada warga negara bersifat umum terdapat pada 
asing. Setelah doa bersama berakhir damai, Indeks kalimat pertama. Pada
Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat dan ditutup kalimat-kalimat selanjutnya
naik 0,81 persen. (TR3.P3.D17) diungkapkan hal-hal yang
bersifat khusus untuk
menjelaskan kalimat
utamanya.

160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18 Pengerahan massa dalam jumlah besar selalu Paragraf ini dikembangkan


mengundang risiko. Beruntung protes menuntut dengan pola pengembangan
proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta umum-khusus. Hal yang
(nonaktif) Basuki Tjahaja Purnama atas tuduhan bersifat umum terdapat pada 
penistaan agama sejauh ini berlangsung damai. Kita kalimat pertama. Pada
berharap partai politik bisa segera memainkan peran kalimat-kalimat selanjutnya
untuk menangkap aspirasi masyarakat sehingga diungkapkan hal-hal yang
rakyat tidak perlu turun sendiri ke jalan untuk bersifat khusus untuk
menyampaikan pandangannya. Aspirasi rakyat menjelaskan pernyataan
seyogianya ditangkap anggota parpol dan umumnya.
memperjuangkannya dalam panggung parlemen.
Keinginan membuat aksi dengan mobilisasi massa
sebaiknya dipertimbangkan kembali. (TR3.P4.D18)
19 Energi bangsa sudah banyak terkuras. Kita Paragraf ini dikembangkan
mendorong proses hukum atas diri Basuki dengan pola pengembangan
berlangsung cepat, tetapi tetap sesuai dengan umum-khusus. Hal yang
mekanisme hukum. Kawalan terhadap proses hukum bersifat umum terdapat pada 
bisa dilakukan parlemen tanpa harus mencampuri kalimat pertama. Pada
kemandirian kekuasaan kehakiman. Makin cepat kalimat-kalimat selanjutnya
kasus Basuki diselesaikan, makin baik bagi bangsa diungkapkan hal-hal yang
ini. (TR3.P5.D19) bersifat khusus untuk
menjelaskan pernyataan
umumnya.
20 Biarlah Polri memeriksa orang yang dituduh makar. Paragraf ini dikembangkan
Menjadi tugas polisi menentukan status hukum dengan pola pengembangan
mereka dalam waktu 1 x 24 jam. Jika bukti tak khusus-umum. Paragraf ini
cukup, mereka harus dilepaskan. Kepercayaan pada dimulai dengan menjelaskan 
sistem hukum dibutuhkan dalam sistem demokrasi, hal-hal yang bersifat khusus

161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tanpa harus menjadi represif. (TR3.P6.D20) pada kalimat pertama


sampai ketiga. Setelah itu,
diungkapkan hal yang
bersifat umum pada kalimat
keempat.
21 Korupsi, suap, masih saja terjadi! Seperti diberitakan Paragraf ini dikembangkan
harian ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan pola pengembangan
menangkap Wali Kota (non-aktif) Cimahi Atty umum-khusus. Hal yang
Suharti sebagai tersangka kasus korupsi proyek Pasar bersifat umum terdapat pada 
Atas Baru senilai Rp 57 miliar. Yang kalimat pertama. Pada
memprihatinkan, mengutip pernyataan Ketua KPK kalimat-kalimat selanjutnya
Agus Rahardjo, Atty dikendalikan suaminya, M Itoch diungkapkan hal-hal yang
Tochija, Wali Kota Cimahi 2002-2012. bersifat khusus untuk
(TR4.P1.D21) menjelaskan pernyataan
umumnya.
22 Ironis memang! Atty yang sedang cuti kampanye Paragraf ini dikembangkan
dalam pemilihan wali kota Cimahi tahun 2017 dengan pola pengembangan
ditangkap KPK. Atty ditangkap bersama suaminya kronologi karena
dan dua pengusaha pemberi suap. Mereka ditangkap menjelaskan urutan 
setelah diketahui ada transfer dana Rp 500 juta ke peristiwa penangkapan Wali
rekening Itoch, suami Atty. (TR4.P2.D22) Kota (non-aktif) Cimahi
Atty Suharti. Hal ini dapat
dibuktikan dari kalimat
kedua, ketiga, dan keempat.
23 Budaya korupsi masih belum bisa dienyahkan. Paragraf ini dikembangkan
Penangkapan keluarga, suami dan istri, atau anak dengan pola pengembangan
pejabat dalam kasus korupsi bukan kali ini saja. dengan contoh. Pada 
Sebelumnya, KPK menangkap Yan Antonio Ferdian, kalimat pertama dan kedua

162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

putra Bupati Banyuasin 2003-2013. (TR4.P3.D23) dijelaskan tentang korupsi


dan korupsi yang dilakukan
dalam keluarga. Pada
kalimat ketiga diberikan
contoh korupsi yang
dilakukan putra bupati.
24 Korupsi sudah menjadi hal biasa dan menjadi bagian Paragraf ini dikembangkan
dari praktik keseharian. Jika kondisi itu benar, dengan pola pengembangan
Indonesia akan berada di ambang kehancuran. dengan contoh. Pada
Sejarah Indonesia kontemporer menunjukkan suami- paragraf ini diberikan 
istri dan anak ikut terlibat untuk menyerahkan uang contoh pihak-pihak keluarga
suap, menerima transfer dana ilegal sebagai praktik yang melakukan praktik
korupsi. Ada cerita soal Wali Kota Palembang Romi korupsi.
Herton dan istrinya, Bupati Karawang Ade Swara
dan istrinya, dan Muhammad Nazaruddin dan
istrinya. (TR4.P4.D24)
25 Dalam konteks Pilkada, masuk akal peringatan Ketua Paragraf ini dikembangkan
KPK agar masyarakat hati-hati memilih pemimpin tergolong pola
daerah, apalagi terkait dengan politik dinasti. Politik pengembangan akibat-
dinasti, istri menggantikan suami, anak sebab. Namun, akibatnya 
menggantikan ayah, atau famili menggantikan famili dijelaskan di awal paragraf
lain untuk tetap menjabat, berpotensi melanggengkan sedangkan sebabnya
budaya atau kebiasaan korupsi. Ini sejalan dengan dijelaskan di akhir paragraf.
pepatah Tiongkok kuno, "Segala kebaikan dan
keburukan berasal dari rumah".(TR4.P5.D25)
26 Pelaku politik dinasti sepertinya menjadikan Paragraf ini dikembangkan
pengelolaan keuangan daerah seperti keuangan dengan pola pengembangan 
keluarga. Pemerintah dan DPR sebenarnya sudah perbandingan/pengontrasan

163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memotong politik dinasti dalam UU Pemilihan karena mengontraskan


Kepala Daerah. Namun, Mahkamah Konstitusi, antara dua hal, yaitu DPR
dengan semata-mata mempertimbangkan hak asasi sudah memotong politik
orang untuk ikut dalam pemilihan, membatalkan dinasti dengan MK
aturan soal politik dinasti. (TR4.P6.D26) membatalkan aturan
tersebut.
27 Berbarengan dengan momentum 101 pilkada pada 15 Paragraf ini dikembangkan
Februari 2017, kita mendorong kandidat pemimpin dengan pola pengembangan
daerah mencari terobosan untuk mengurangi korupsi repetisi karena adanya
dari negeri ini. Gagasan segar sekaligus radikal dari pengulangan gagasan utama 
calon pemimpin daerah diperlukan ketika korupsi pada kedua kalimat dalam
justru telah memasuki masa berbahaya, yakni paragraf ini, yaitu calon
melibatkan keluarga dan famili. (TR4.P7.D27) pemimpin daerah dan
korupsi.
28 Majelis hakim yang bertugas mengadili telah Paragraf ini dikembangkan
dibentuk. Majelis terdiri atas lima orang, yakni H dengan pola pengembangan
Dwiarso Budi Santiarto (ketua) dengan anggota klasifikasi karena
Jupriyadi, Abdul Rosyad, Joseph V Rahantoknam, mengklasifikasi pihak-pihak 
dan I Wayan Wirjana. Jaksa yang punya tugas yang bertugas dalam
menuntut telah ditunjuk. Pembela yang punya fungsi putusan terhadap Basuki.
membela kepentingan terdakwa telah bersiap Hal ini dapat dibuktikan dari
membela. Persidangan terbuka itu sejalan dengan kalimat pertama sampai
tuntutan pengunjuk rasa yang menuntut agar dugaan kalimat keempat paragraf
penistaan agama yang dilakukan Basuki diproses ini.
secara hukum. (TR5.P1.D28)
29 Aspirasi pengunjuk rasa telah didengar. Saatnya kita Paragraf ini dikembangkan
semua mengawal proses persidangan terbuka itu. dengan pola pengembangan 
Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan mandiri definisi karena pada

164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang tidak boleh diintervensi kekuasaan mana pun, paragraf ini terdapat
termasuk juga Presiden Joko Widodo dalam definisi, yaitu pada kalimat
posisinya sebagai kepala negara ataupun kepala ketiga.
pemerintahan, serta oleh tekanan massa. Melalui
sidang terbuka, masyarakat akan mendapatkan
gambaran bagaimana duduk soal kasus penistaan
agama dengan terdakwa Basuki. (TR5.P1.D29)
30 Kita dorong penyelesaian hukum melalui Paragraf ini dikembangkan
persidangan sebagai instrumen demokrasi. dengan pola pengembangan
Kepentingan masyarakat diwakili jaksa yang atas campuran. Paragraf ini
nama negara akan bertindak sebagai penuntut hukum. dikembangkan dengan 
Persidangan atas diri Basuki adalah ujian terhadap kalimat utama terdapat di
kemandirian kekuasaan kehakiman dan demokrasi itu awal, kalimat penjelas di
sendiri. (TR5.P3.D30) tengah, dan kalimat penegas
di akhir paragraf.
31 Setelah aspirasi diakomodasi, saatnya kita duduk Paragraf ini dikembangkan
bersama mengawal proses hukum itu sendiri. Partai dengan pola pengembangan
politik dan DPR bisa menjalankan peran untuk terus umum-khusus. Hal yang
mengawal proses hukum tetap berjalan sesuai dengan bersifat umum terdapat pada 
relnya. Namun, pengawalan itu harus tetap kalimat pertama. Pada
menghormati prinsip kemandirian kekuasaan kalimat-kalimat selanjutnya
kehakiman. (TR5.P4.D31) diungkapkan hal-hal yang
bersifat khusus untuk
menjelaskan pernyataan
umumnya.
32 Kita tak ingin bangsa ini terus terjebak pada Paragraf ini dikembangkan
polarisasi pendapat. Padahal, aspirasi dari pengunjuk dengan pola pengembangan
rasa, seperti penegakan supremasi hukum, perlunya khusus-umum. Paragraf ini

165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kesamaan di muka hukum, kemajemukan bangsa, dimulai dengan menjelaskan 


dan persatuan bangsa, adalah aspirasi kita semua hal-hal yang bersifat khusus
sebagai bangsa Indonesia. Kita berharap situasi sosial pada kalimat pertama dan
politik bangsa ini tetap sejuk. Silaturahim antar-elite kedua. Setelah itu,
dan pemerintah tetap perlu dijaga agar tantangan ke diungkapkan hal yang
depan bangsa bisa segera diatasi. (TR5.P5.D32) bersifat umum pada kalimat
keempat.
33 Saatnya kita bijak dalam perkataan lisan ataupun Paragraf ini dikembangkan
tulisan, merawat kemajemukan untuk memperkuat dengan pola pengembangan
persatuan dan kesatuan bangsa. Makin cepat kasus umum-khusus. Hal yang
Basuki selesai, akan makin baik. Sesuai dengan UU bersifat umum terdapat pada 
Pilkada, Basuki akan tetap menjadi calon dalam kalimat pertama. Pada
Pilkada Jakarta. Peraturan KPU hanya memberikan kalimat-kalimat selanjutnya
ruang kepada partai politik untuk mengganti calon diungkapkan hal-hal yang
apabila calon dinyatakan bersalah dan putusannya bersifat khusus untuk
punya kekuatan hukum tetap 30 hari sebelum menjelaskan pernyataan
pilkada. Opsi itu terbuka. (TR5.P6.D33) umumnya.
34 Cuaca memang sedang tak menentu. Badai tropis Paragraf ini dikembangkan
yang biasanya muncul di utara dan selatan tidak dengan pola pengembangan
kelihatan. Mengutip Paulus Agus Winarso, pakar umum-khusus. Hal yang
meteorologi dan geofisika, pemicu penyimpangan bersifat umum terdapat pada 
cuaca yang belum banyak disoroti adalah gelombang kalimat pertama. Pada
udara yang bergolak. (TR6.P1.D34) kalimat-kalimat selanjutnya
diungkapkan hal-hal yang
bersifat khusus untuk
menjelaskan kalimat
utamanya.

166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35 Dampaknya sudah dirasakan bersama: bencana banjir Paragraf ini dikembangkan


dan longsor yang berlangsung sepanjang tahun 2016. dengan pola pengembangan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pemerincian. Gagasan
memprakirakan, kerugian akibat bencana yang 80 utama paragraf ini terdapat 
persen didominasi banjir dan longsor itu setara Rp 30 pada kalimat pertama. Lalu,
triliun-Rp 40 triliun, tertinggi di ASEAN. Sebagian pada kalimat selanjutnya
bahkan terjadi pada periode yang biasanya masuk berisi rincian-rincian untuk
kategori musim kemarau. (TR6.P2.D35) mendukung kalimat utama.
36 Meningkatnya suhu bumi adalah faktor lain Paragraf ini dikembangkan
perubahan iklim ini. Suhu di Laut Jawa, Selat dengan pola pengembangan
Karimata, dan Laut Maluku yang naik 0,6-0,8 derajat pemerincian. Gagasan
celsius dalam kurun 1954-2007 membuat uap air utama paragraf ini terdapat 
tinggi sehingga hujan turun sepanjang kemarau pada kalimat pertama. Lalu,
(Kompas, 21/10/16). (TR6.P3.D36) pada kalimat kedua
dijelaskan rincian yang
mendukung pernyataan
kalimat utama.
37 Pulau Jawa adalah yang paling rentan bencana karena Paragraf ini dikembangkan
luas hutannya tinggal 11 persen dari total luas Pulau dengan pola pengembangan
Jawa. Itu pun masih terus dikonversi. Menurut pemerincian. Paragraf ini
BNBP, dari 118 kabupaten atau kota di Jawa, 94 dimulai dengan perincian- 
rawan banjir. Kondisi Indonesia secara keseluruhan perincian. Lalu, pada akhir
juga tak jauh beda. Dalam 25 tahun terakhir, hutan paragraf dijelaskan gagasan
Indonesia berkurang 42,35 juta hektar dan masih utamanya.
terus menurun. Rendahnya daya dukung lingkungan
selaras dengan naiknya frekuensi bencana.
(TR6.P4.D37)

167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38 Kondisi ini semakin diperburuk dengan tidak Paragraf ini dikembangkan


ditaatinya penataan ruang. Kawasan Bandung Utara dengan pola pengembangan
sebagai contoh dikuasai 250 pengembang. Padahal, dengan contoh yang dapat 
keputusan Presiden dan surat keputusan Gubernur dilihat pada kalimat kedua.
Jawa Barat sudah menetapkan kawasan ini sebagai
area konservasi. (TR6.P5.D38)
39 Bandung Utara adalah wilayah tangkapan air yang Paragraf ini dikembangkan
menyediakan 70 persen cadangan air tanah. Ketika dengan pola pengembangan
berubah menjadi hutan beton, air yang harusnya umum-khusus. Hal yang 
terserap melimpas membanjiri Bandung dan bersifat umum terdapat pada
sekitarnya. (TR6.P6.D39) kalimat pertama. Hal-hal
yang bersifat khusus untuk
menjelaskan kalimat
utamanya terdapat pada
kalimat kedua.
40 Merebaknya hutan beton juga memicu fenomena Paragraf ini dikembangkan
heat island, yaitu efek pemanasan daerah perkotaan. dengan pola pengembangan
Panas ini memengaruhi gelombang udara dan definisi. Kalimat utamanya 
berkontribusi pada cuaca ekstrem di kawasan mengandung definisi dan
Bandung. (TR6.P7.D40) kalimat keduanya berisi
penjelasan lebih lanjut
mengenai definisi pada
kalimat utama.
41 Dengan demikian, bencana datang bukan karena Paragraf ini dikembangkan
faktor iklim semata. Ada faktor antropogenik, dalam dengan pola pengembangan
hal ini ulah manusia, sebagai pemicu bencana di pemerincian. Gagasan
Tanah Air. (3) Oleh karena itu, upaya pengurangan utama paragraf ini terdapat 
risiko juga kembali bergantung kepada manusia. pada kalimat pertama. Lalu,

168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(TR6.P8.D41) pada kalimat kedua


dijelaskan rincian yang
mendukung pernyataan
kalimat utama.
42 Mengembalikan daerah tangkapan air pada fungsinya Paragraf ini dikembangkan Tidak
harus diikuti dengan penerapan pembangunan dengan pola pengembangan memenuhi
berkelanjutan yang konsisten dan tanpa kompromi. pemerincian. syarat
(TR6.P9.D42)  paragraf
karena hanya
terdiri dari
satu kalimat.

43 Dengan keprihatinan mendalam, kita menyaksikan Paragraf ini dikembangkan


rumah dan gedung roboh. Meski tak terlalu besar, dengan pola pengembangan
6,5 M (moment magnitude), dampak gempa kuat pemerincian. Gagasan 
karena dangkal -di kedalaman 10 kilometer-dan utama paragraf ini terdapat
berlangsung di darat. (TR7.P1.D43) pada kalimat pertama. Lalu,
pada kalimat kedua
dijelaskan rincian yang
mendukung pernyataan
kalimat utama.
44 Hingga Rabu pukul 20.00, Badan Nasional Penang- Paragraf ini dikembangkan
gulangan Bencana menyatakan, tim SAR telah dengan pola pengembangan
menemukan 97 korban tewas, 411 luka berat dan pemerincian yang terdapat
125 luka ringan. Sejumlah ruko roboh, demikian pada kedua kalimatnya. 
juga rumah tinggal, rumah ibadah, tiang listrik, Pemerincian pada paragraf
jalan, dan sekolah. Di Kabupaten Bireuen, 2 rumah ini adalah pemerincian
dan 1 rumah ibadah roboh. (TR7.P2.D44) korban gempa dan

169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bangunan yang rusak akibat


gempa.
45 Kondisi itu serupa dengan gempa tahun 2006 di Paragraf ini dikembangkan
Daerah Istimewa Yogyakarta. Pusat gempa di darat, dengan pola pengembangan
ditambah jenis tanah Yogyakarta yang dilapisi perbandingan karena 
endapan aluvial, sehingga menguatkan daya membandingkan antara
guncangan. Sejumlah bangunan ambruk, termasuk gempa di Aceh dengan
bangsal keraton dan Candi Prambanan. gempa di Yogyakarta.
(TR7.P3.D45)
46 Besar kecilnya dampak gempa tak hanya ditentukan Paragraf ini dikembangkan
oleh magnitude, lokasi, tetapi juga kedalaman dengan pola pengembangan
gempa. Beberapa faktor lain berperan, seperti pemerincian. Keempat 
kondisi tanah, topografi, dan kualitas bangunan. kalimat dalam paragraf ini
Banyak gedung dan rumah di Indonesia dibangun memuat rincian faktor
dengan material dan konstruksi tak sesuai standar. gempa.
Selain alam, manusia berperan besar. (TR7.P4.D46)
47 Beberapa peristiwa gempa sepanjang tahun 2016 Paragraf ini dikembangkan
memperkuat premis di atas. Salah satunya gempa dengan pola pengembangan
5,1 M di Halmahera Barat, Maluku Utara. Lebih umum-khusus. Hal yang
dari 117 bangunan rusak: sebagian besar rumah bersifat umum terdapat pada 
penduduk, sisanya sekolah, tempat ibadah, dan kalimat pertama. Pada
puskesmas (Kompas, 25/2/2016). (TR7.P5.D47) kalimat-kalimat selanjutnya
diungkapkan hal-hal yang
bersifat khusus untuk
menjelaskan pernyataan
umumnya.
48 Padahal, bangunan tahan gempa diatur dalam Paragraf ini dikembangkan Tidak
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa dengan pola pengembangan  memenuhi

170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Konstruksi, UU No 28/2002 tentang Bangunan pemerincian karena syarat


Gedung, Standar Nasional Indonesia, dan sejumlah kalimatnya berisi penjelasan paragraf
surat keputusan dari menteri terkait. (TR7.P6.D48) bangunan tahan gempa. karena hanya
terdiri dari
satu kalimat.
49 Menanggapi gempa di Pidie Jaya, kita bersyukur Paragraf ini menggunakan
masyarakat segera bergerak menolong korban. pola pengembangan umum-
Inilah saatnya sebagai bangsa kita menunjukkan khusus. Hal yang bersifat
solidaritas setelah sekian lama tersandera peristiwa umum terdapat pada kalimat 
politik yang menguras energi. Namun, kita tidak pertama. Pada kalimat-
boleh berhenti di sini. Sarana hidup paling dasar kalimat selanjutnya
juga harus dipulihkan. (TR7.P7.D49) diungkapkan hal-hal yang
bersifat khusus untuk
menjelaskan kalimat
utamanya.
50 Setelah itu semua, perlu tindak lanjut berupa Paragraf ini dikembangkan
sosialisasi peraturan, pengawasan, dan menindak dengan pola pengembangan
tegas pelanggar. Kita bisa mencontoh Taiwan, dengan contoh contoh yang 
menghukum pengembang yang apartemennya dapat dilihat pada kalimat
hancur saat gempa 6 Februari 2016. (TR7.P8.D50) kedua.
51 Menurut standar, bangunan seharusnya tahan gempa Paragraf ini dikembangkan
hingga 8 M. Sejalan dengan evaluasi bangunan dengan pola pengembangan
publik, pemerintah juga perlu memeriksa mutu umum-khusus. Hal yang 
bangunan masyarakat dan menanggung bersama bersifat umum terdapat pada
upaya perbaikan. (TR7.P9.D51) kalimat pertama. Kalimat
kedua berisi hal-hal yang
bersifat khusus untuk
menjelaskan kalimat

171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

utamanya.
52 Jika tidak segera dikerjakan, semua akan menjadi Paragraf diatas Tidak
bom waktu karena Indonesia adalah kawasan rawan dikembangkan dengan pola memenuhi
gempa. (TR7.P10.D52 pengembangan analogi bom  syarat
waktu dengan gempa. paragraf
karena hanya
terdiri dari
satu kalimat.
53 Melalui laporan media, dan tayangan televisi, kita Paragraf ini dikembangkan
menyaksikan bagaimana petugas penolong, petugas dengan pola pengembangan
SAR, Badan Nasional Penanggulangan Bencana pemerincian. Kedua kalimat 
(BNPB), pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat dalam paragraf ini berisi
turun langsung membantu korban dan keluarga rincian pihak-pihak yang
korban gempa. Presiden Joko Widodo dan sejumlah membantu menangani
menteri turun langsung pada hari kedua setelah bencana Aceh.
gempa. (TR8.P1.D53)
54 Hingga Kamis kemarin, menurut Kepala BNPB Paragraf ini dikembangkan
Willem Rampangilei, 99 orang meninggal serta dengan pola pengembangan
sejumlah orang luka berat dan ringan. Beberapa khusus-umum. Paragraf ini
rumah tinggal dan tempat ibadah hancur berantakan.
dimulai dengan menjelaskan 
Solidaritas untuk Aceh juga digemakan melalui hal-hal yang bersifat khusus
media sosial. Inilah pemanfaatan media sosial yang
pada kalimat pertama
lebih produktif. (TR8.P2.D54) sampai ketiga. Setelah itu,
diungkapkan hal yang
bersifat umum pada kalimat
keempat.
55 Kepada keluarga korban meninggal, kita berbela Paragraf ini dikembangkan
sungkawa. Kepada tim penolong dan sukarelawan, dengan pola pengembangan 

172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kita mengapresiasi kerja mereka. Inilah kerja khusus-umum. Paragraf ini


kemanusiaan. Kerja kemanusiaan melintas sekat dimulai dengan menjelaskan
perbedaan. Setiap bencana -di mana manusia hal-hal yang bersifat khusus
menjadi korban-merupakan momentum untuk pada kalimat pertama
menggerakkan solidaritas nasional kita untuk sampai ketujuh. Setelah itu,
membantu sesama. Saatnya pemerintah pusat dan diungkapkan hal yang
daerah serta sukarelawan memastikan saudara kita bersifat umum pada kalimat
di Pidie Jaya bisa segera mengakhiri masa tanggap kedelapan.
darurat dan kemudian memikirkan tahap
rehabilitasi. Aceh adalah Indonesia. Kesedihan
rakyat Aceh adalah kesedihan kita semua.
(TR8.P3.D55)
56 Aceh memang akrab dengan bencana. Pada 24 De- Paragraf ini dikembangkan
sember 2004 kita dikejutkan dengan gempa dan dengan pola pengembangan
tsunami yang menyapu Aceh dan menyebabkan campuran. Paragraf ini
166.541 orang tewas. Bencana di Aceh, termasuk di dikembangkan dengan 
daerah lain, selalu menjadi in between. Pernah kalimat penjelas terdapat di
terjadi di masa lalu, sekarang sedang terjadi, dan awal dan akhir paragraf
bisa saja terjadi di masa depan. Kita harus sedangkan kalimat
menyadari, wilayah Indonesia berada di lingkaran utamanya terletak di tengah
cincin api dengan gunung api yang bisa meletus paragraf.
setiap saat, lempeng bumi yang bisa bergesekan dan
memicu gempa. Realitas itu harus disadari bersama
dan disikapi secara cerdas oleh rakyat dan
pemerintah. (TR8.P4.D56)
57 Karena itulah, mitigasi bencana menjadi penting. Paragraf ini dikembangkan Paragraf ini
Setelah tanggap darurat selesai dan memasuki tahap dengan pola pengembangan  tidak
rehabilitasi, saatnya para ahli memikirkan pemerincian. Pada paragraf memenuhi

173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bagaimana desain bangunan tahan gempa, ini dijelaskan tahap-tahap syarat


sebagaimana ditulis dalam ulasan ini kemarin, mitigasi gempa. Selain itu, paragraf
menjadi penting. Kita apresiasi bangkitnya pada paragraf ini juga karena
solidaritas sosial saat bencana terjadi, tetapi kita dijelaskan tentang memiliki dua
juga harus memikirkan bagaimana mendampingi solidaritas sosial untuk ide pokok.
Aceh untuk bangkit kembali. Solidaritas sosial Aceh.
dibutuhkan saat ini di tengah polarisasi bangsa yang
terasa tajam. Saatnya kita berbagi untuk
meringankan penderitaan. Solidaritas kita menyatu
dengan eksistensi kita sebagai manusia, dan jauh
dari keinginan untuk sekadar pencitraan.
(TR8.P5.D57)
58 Tiada kebijakan pemerintah yang tak melibatkan Paragraf ini dikembangkan
perhatian, kesibukan, dan emosi banyak pihak, dengan pola pengembangan
seperti kebijakan pendidikan nasional. Kebijakan analogi. Gagasan utama
ujian nasional , (UN) ibarat "menu penutup" tahun paragrafnya terdapat pada 
ajaran dan kerepotan penerimaan murid baru kalimat pertama. Kalimat
sebagai "menu pembuka".(TR9.P1.D58) kedua paragraf ini berisi
analogi terhadap gagasan
utama kalimat pertama.
59 Dengan keputusan Presiden Joko Widodo itu, Paragraf ini dikembangkan
orangtua, sekolah, guru, dan peserta didik yang dengan pola pengembangan
tahun ini jumlahnya sekitar 8,5 juta terbebas dari umum-khusus. Hal yang
kebingungan. Bagi mereka, membalikkan perhatian bersifat umum terdapat pada 
dan emosi dari UN jalan terus ke moratorium UN kalimat pertama. Pada
secara mendadak, tinggal empat bulan, tak semudah kalimat kedua diungkapkan
yang dialami birokrat kementerian atau ahli hal-hal yang bersifat khusus
pendidikan. (TR9.P2.D59) untuk menjelaskan kalimat

174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

utamanya.
60 UN telanjur salah kaprah, yang salah dianggap Paragraf ini dikembangkan
benar. Padahal, dengan kondisi kemajemukan, dengan pola pengembangan
apalagi dengan satuan pendidikan (sekolah) yang umum-khusus. Hal yang
beragam, UN tidak layak secara konseptual sebagai bersifat umum terdapat pada 
alat ukur yang memvonis keberhasilan dan kalimat pertama. Pada
kegagalan proses pendidikan. Sebagai pemetaan kalimat kedua dan ketiga
oke, tetapi begitu dikaitkan dengan nasib peserta diungkapkan hal-hal yang
didik, maksud baik serba nasional, termasuk bersifat khusus untuk
menjadi pemersatu keindonesiaan, pun gagal. menjelaskan kalimat
(TR9.P3.D60) utamanya.
61 Paradigma kebijakan UN yang pragmatis di Paragraf ini dikembangkan
lapangan tercampur aduk dengan evaluasi proses dengan pola pengembangan
pendidikan. Ahli pendidikan benar. Evaluasi campuran. Paragraf ini
pendidikan harus dilakukan, dan sudah ditabalkan dikembangkan dengan 
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 kalimat utama terdapat di
tentang Sistem Pendidikan Nasional, tetapi bukan awal, kalimat penjelas di
dengan standardisasi sejumlah mata pelajaran secara tengah, dan kalimat penegas
nasional. Merujuk pada cara berpikir pragmatis kita, di akhir paragraf.
UN dalam konteks minimum standardisasi
kurikulum bisa dijadikan salah satu parameter
evaluasi pendidikan. (TR9.P4.D61)
62 Hasil UN bisa dijadikan pelengkap hasil evaluasi Paragraf ini dikembangkan
terstruktur guru dan sekolah. UN tak digelar di dengan pola pengembangan 
setiap akhir tahun ajaran, tetapi in between, tak umum-khusus. Hal yang
berdampak ke individu peserta didik, tetapi pada bersifat umum terdapat pada
perbaikan mutu praksis pendidikan. Hasil UN dan kalimat pertama. Kalimat
evaluasi rutin yang dilakukan sekolah dan guru jadi kedua dan ketiga berisi hal-

175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kesatuan evaluasi Badan Standar Nasional hal yang bersifat khusus


Pendidikan, selain untuk pemetaan juga perbaikan untuk menjelaskan kalimat
mutu. (TR9.P5.D62) utamanya.

63 UN sebagai salah satu parameter evaluasi, dengan Paragraf ini dikembangkan


berbagai kekurangannya dari sisi logika praksis dengan pola pengembangan
pendidikan, tentu menjadi bagian dari pengkajian umum-khusus. Hal yang
eksistensi Kementerian Pendidikan dan bersifat umum terdapat pada 
Kebudayaan. Tempatkan kepentingan orangtua, kalimat pertama. Kalimat
sekolah, guru, dan peserta didik sebagai rujukan kedua berisi hal-hal yang
serta pertimbangkan kemajemukan di negeri ini. bersifat khusus untuk
(TR9.P6.D63) menjelaskan kalimat
utamanya.
64 Selain membenahi UN sebagai pekerjaan rumah Paragraf ini dikembangkan
dalam tahun ajaran sesudah 2016/2017, perlu dengan pola pengembangan
dibenahi pula permasalahan strategis lain, seperti khusus-umum. Paragraf ini
masalah guru, sarana, dan upaya pengembangan dimulai dengan menjelaskan 
karakter peserta didik. Praksis pendidikan adalah hal yang bersifat khusus
humanisasi, bukan dehumanisasi. (TR9.P7.D64) pada kalimat pertama.
Setelah itu, diungkapkan hal
yang bersifat umum pada
kalimat kedua.
65 Kasus dugaan penistaan agama telah memancing Paragraf ini dikembangkan
reaksi keras. Unjuk rasa besar menuntut proses dengan pola pengembangan
hukum terhadap Basuki beberapa kali terjadi. Kita umum-khusus. Hal yang
bersyukur unjuk rasa yang melibatkan massa besar bersifat umum terdapat pada 
itu berlangsung damai. (TR10.P1.D65) kalimat pertama. Pada
kalimat kedua dan ketiga

176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

diungkapkan hal-hal yang


bersifat khusus untuk
menjelaskan kalimat
utamanya.
66 Aspirasi pengunjuk rasa telah didengar pemerintah. Paragraf ini dikembangkan
Kini, kasus dugaan penistaan agama berada dalam dengan pola pengembangan
wilayah kekuasaan yudikatif, bukan lagi eksekutif. pemerincian. Gagasan
Lima hakim, yakni Dwiarso Budi Santiarto, utama paragraf ini terdapat 
Jupriyadi, Abdul Rosyad, Joseph Rahantoknam, dan pada kalimat kedua. Lalu,
I Wayan Wirjana, akan menjadi hakim untuk pada kalimat ketiga dan
memutuskan kasus tersebut. Sidang perdana akan keempat dijelaskan rincian
dilangsungkan Selasa, 13 Desember 2016. yang mendukung
(TR10.P2.D66) pernyataan kalimat utama.
67 Biarlah proses hukum berjalan. Kita hormati kewe- Paragraf ini dikembangkan
nangan majelis hakim memimpin persidangan yang dengan pola pengembangan
terbuka untuk umum. Kita harus menghormati umum-khusus. Hal yang
penetapan majelis hakim persidangan terbuka dapat bersifat umum terdapat pada 
diliput televisi secara langsung sehingga masyarakat kalimat pertama. Pada
akan mengetahui jalannya persidangan. Ini adalah kalimat-kalimat selanjutnya
bagian hak rakyat untuk mendapat informasi. Izin diungkapkan hal-hal yang
prinsip soal itu ada pada ketua majelis. Namun, pada bersifat khusus untuk
sisi lain menjadi kewenangan pengelola televisi menjelaskan kalimat
bagaimana menyiarkan sebuah persidangan. Sikap utamanya.
profesional dan taat pada kode etik jurnalistik serta
berpegang pada pedoman penyiaran dituntut dalam
proses sidang yang berpotensi memancing
sensitivitas dan emosi publik. Itu adalah wilayah
kebebasan pers. (TR10.P3.D67)

177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68 Persidangan akan menghadirkan jaksa penuntut Paragraf ini dikembangkan


umum yang mewakili kepentingan publik dan dengan pola pengembangan
negara. Tugas jaksa adalah membuktikan dakwaan khusus-umum. Paragraf ini
dan menuntut terdakwa. Dalam persidangan akan dimulai dengan menjelaskan 
hadir pembela yang punya fungsi membela hal-hal yang bersifat khusus
kepentingan terdakwa. Saksi yang memberatkan pada kalimat pertama
atau meringankan akan hadir di persidangan untuk sampai keenam. Setelah itu,
memberikan kesaksian, keterangan sesuai dengan diungkapkan hal yang
kompetensinya. Kesaksian, pendapat saksi, bisa saja bersifat umum pada kalimat
sama dengan pandangan masyarakat, tetapi bisa ketujuh.
juga pendapatnya berbeda dengan masyarakat.
Tidak boleh ada yang memaksakan kehendak dalam
persidangan. Kita berharap hakim bisa memastikan
saksi bisa memberikan keterangan tentang kasus itu
dengan bebas, tanpa rasa takut. (TR10.P4.D68)
69 Pada proses inilah kemandirian kekuasaan Paragraf ini dikembangkan
kehakiman diuji. Hanya hakimlah yang diberi dengan pola pengembangan
kewenangan undang-undang untuk menyatakan umum-khusus. Hal yang
seorang bersalah atau tidak bersalah. Kita berharap
bersifat umum terdapat pada 
persidangan kasus Basuki yang menguras banyak kalimat pertama. Pada
energi publik dan melibatkan emosi masyarakat bisa
kalimat kedua dan ketiga
diselesaikan dengan cepat. (TR10.P5.D69) diungkapkan hal-hal yang
bersifat khusus untuk
menjelaskan kalimat
utamanya.
70 Jika semua proses hukum itu berjalan sebagaimana Paragraf ini dikembangkan Tidak
mestinya dan hasilnya bisa diterima semua pihak dengan pola pengembangan  memenuhi
dan prosesnya berjalan damai, itu akan menjadi ilustrasi yang syarat

178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

modal untuk penguatan demokrasi Indonesia. mengilustrasikan proses paragraf


(T10.P6.D70) hukum berjalan baik. karena hanya
terdiri dari
satu kalimat.
71 Mabes Polri menjelaskan tiga terduga teroris, yaitu Paragraf ini dikembangkan
Dian Novia Yuli, Nur Solihin, dan Agus Supriyadi, dengan pola pengembangan
ditangkap karena diduga berniat meledakkan bom campuran. Paragraf ini
bunuh diri di Istana Negara. Penangkapan terhadap dikembangkan dengan 
sejumlah orang terkait dengan aksi teror terus kalimat penjelas terdapat di
dilakukan di sejumlah tempat. Mabes Polri awal dan akhir paragraf
menuduh ketiga orang itu masuk dalam jaringan sedangkan kalimat
Bahrun Naim. (TR11.P1.D71) utamanya terletak di tengah
paragraf.
72 Presiden Joko Widodo mengapresiasi langkah Paragraf ini dikembangkan
Densus 88. Presiden pun menegaskan tidak boleh dengan pola pengembangan
ada ruang sekecil apa pun di Indonesia bagi umum-khusus. Hal yang
terorisme dan Presiden mengajak masyarakat untuk bersifat umum terdapat pada 
bersatu memerangi terorisme (Kompas, 13 kalimat pertama. Pada
Desember 2016). (TR11.P2.D72) kalimat kedua diungkapkan
hal-hal yang bersifat khusus
untuk menjelaskan kalimat
utamanya.
73 Namun, di sejumlah media sosial, penangkapan Paragraf ini dikembangkan
terduga teroris ditanggapi secara berbeda. Di dengan pola pengembangan
berbagai media, khususnya media sosial, ada umum-khusus. Hal yang
netizen menulis penangkapan ketiga terduga teroris bersifat umum terdapat pada 
itu hanyalah pengalihan isu. Ada pula yang kalimat pertama. Pada
menyebutkan penangkapan itu merupakan kerja kalimat kedua dan ketiga

179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kontraintelijen. (TR11.P3.D73) diungkapkan hal-hal yang


bersifat khusus untuk
menjelaskan kalimat
utamanya.
74 Dalam era demokrasi bicara (talking democracy) Paragraf ini dikembangkan
sah-sah saja analisis itu diungkapkan. Perang di dengan pola pengembangan
media sosial pun terjadi. Kita memandang berilah umum-khusus. Hal yang
kesempatan kepada Polri membuktikan keterlibatan bersifat umum terdapat pada 
mereka secara hukum dengan tetap memperhatikan kalimat pertama. Pada
hak asasi manusia. (TR11.P4.D74) kalimat kedua dan ketiga
diungkapkan hal-hal yang
bersifat khusus untuk
menjelaskan kalimat
utamanya.
75 Alam pikir pelaku teror dan alam pikir aparat Paragraf ini dikembangkan
intelijen tentunya berbeda. Dalam pikiran pelaku dengan pola pengembangan
teror, mereka boleh saja merencanakan 1.000 perbandingan. Gagasan
serangan teror, tetapi cukup satu saja teror berhasil utama pada paragraf ini 
mereka lakukan, itu sudah keberhasilan. terdapat pada kalimat
Sebaliknya, bagi aparat intelijen, intelijen harus bisa pertama. Selanjutnya, pada
menggagalkan 1.000 serangan teror yang di- kalimat kedua sampai
rencanakan pelaku teror. Satu saja aksi teror gagal keempat dijelaskan lebih
dideteksi, dan terjadilah serangan teror, maka aparat rinci gagasan utama yang
intelijen kecolongan. (TR11.P5.D75) menjadi perbandingan pada
kalimat pertama.
76 Dalam konteks itulah kita mengapresiasi langkah Paragraf ini dikembangkan
Densus menangkap terduga pelaku teror sebelum dengan pola pengembangan
mereka merealisasikan niatnya. Namun, seiring umum-khusus. Hal yang 

180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan munculnya skeptisisme sementara pengguna bersifat umum terdapat pada


media sosial, menjadi tugas Mabes Polri untuk kalimat pertama. Kalimat
membuktikan mereka melalui jalur hukum, melalui kedua berisi hal yang
instrumen hukum, dan pengadilan terbuka. bersifat khusus untuk
(TR11.P6.D76) menjelaskan kalimat
utamanya.
77 Melihat tren global seperti serangan teror di Kairo Paragraf ini dikembangkan
(Mesir), Istanbul ('I'urki), dan Aden (Yaman), pada dengan pola pengembangan
saat bersamaan, terorisme tetaplah menjadi ancaman dengan contoh yang dapat 
nyata, termasuk di Indonesia. Karena itulah, upaya dilihat pada kalimat
pencegahan teror perlu dilakukan, tanpa harus pertama.
menunggu bom meledak terlebih dahulu. Revisi UU
Terorisme yang lebih mengedepankan pendekatan
hukum jadi sebuah keniscayaan. DPR perlu
mempertimbangkan serius masalah ini.
(TR11.P7.D77)
78 Pelaku di Kabupaten Sabu Raijua melukai tujuh Paragraf ini dikembangkan
siswa di SD Negeri 1 Sabu Barat, Nusa Tenggara dengan pola pengembangan
Timur, yang tengah belajar di kelas. Pelaku yang kronologi karena
diduga mengalami masalah kejiwaan akhirnya tewas menceritakan aksi kejahatan 
dihakimi massa. (TR12.P1.D78) yang melukai siswa SD dan
menewaskan pelakunya di
Sabu Barat.
79 Di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, seorang Paragraf ini dikembangkan Tidak
pelajar SMA 1 Muhammadiyah Yogyakarta tewas dengan pola pengembangan memenuhi
ditikam oleh pelajar SMA di daerah Bantul saat pemerincian peristiwa  syarat
bersama teman-temannya pulang dari berwisata di kejahatan di Bantul, DIY. paragraf
Gunung Kidul. (TR12.P2.D79) karena hanya

181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terdiri dari
satu kalimat.
80 Di Lamongan, Jawa Timur, 16 santri pondok Paragraf ini dikembangkan
pesantren di Kranji, Kecamatan Paciran, disangka dengan pola perbandingan
menyebabkan tewasnya seorang santri. Para pelaku karena membandingkan dua 
menganiaya korban karena menduga korban kasus kekerasan.
mencuri uang dan hard disk milik santri lain.
Sementara di Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan
Tengah, gadis berusia 10 tahun ditemukan tewas di
dekat rumahnya. Pelaku kekerasan belum diketahui.
(TR12.P3.D80)
81 Kekerasan terhadap anak, apalagi sampai Paragraf ini dikembangkan
menyebabkan kematian, seharusnya tidak terjadi dengan pola pengembangan
lagi, di tengah upaya pemerintah meningkatkan umum-khusus. Hal yang
perlindungan pada anak. Kita masih ingat Presiden bersifat umum terdapat pada 
Joko Widodo sampai perlu mengeluarkan Peraturan kalimat pertama. Kalimat
Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) kedua berisi pernyataan
Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak khusus untuk menjelaskan
ketika kekerasan seksual terhadap anak semakin kalimat utamanya.
keji. (TR12.P4.D81)
82 Yang lebih memprihatinkan, kekerasan dilakukan Paragraf ini dikembangkan
sesama anak atau remaja. Kekerasan seksual yang dengan pola pengembangan
menewaskan Yy di Bengkulu dan melahirkan umum-khusus. Hal yang
Perppu Nomor 1 Tahun 2016 dilakukan sekelompok bersifat umum terdapat pada 
remaja. Kekerasan di Bantul dan Lamongan juga kalimat pertama. Kalimat
dilakukan remaja. (TR12.P5.D82) kedua dan ketiga berisi hal
yang bersifat khusus untuk
menjelaskan kalimat

182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

utamanya.
83 Yang lebih memprihatinkan, kekerasan dilakukan Paragraf ini dikembangkan
sesama anak atau remaja. Kekerasan seksual yang dengan pola pengembangan 
menewaskan Yy di Bengkulu dan melahirkan sebab-akibat. Sebabnya
Perppu Nomor 1 Tahun 2016 dilakukan sekelompok dijelaskan oleh kalimat
remaja. Kekerasan di Bantul dan Lamongan juga pertama. Akibatnya
dilakukan remaja. (TR12.P6.D83) dijelaskan oleh kalimat
kedua.
84 Kita tidak tahu dengan tepat jumlah kekerasan yang Paragraf ini dikembangkan
dilakukan remaja dari waktu ke waktu. Akan tetapi, dengan pola pengembangan
kita mengetahui melalui berita media, kekerasan umum-khusus. Hal yang
tersebut biasanya dilakukan berkelompok oleh bersifat umum terdapat pada 
remaja pria, alasan melakukan kekerasan sering kali kalimat pertama. Pada
karena hal sepele, dan pelaku tidak segan kalimat kedua diungkapkan
menggunakan senjata mematikan. (TR12.P7.D84) hal yang bersifat khusus
untuk menjelaskan kalimat
utamanya.
85 Kalau kita meyakini usia remaja adalah masa Paragraf ini dikembangkan
mencari jati diri dan remaja memerlukan model dengan pola pengembangan
peran, kita mendesak pemerintah mencari solusi khusus-umum. Paragraf ini
segera. Kita tidak ingin remaja kita kelak menjadi dimulai dengan menjelaskan 
warga negara yang menghalalkan kekerasan dalam hal-hal yang bersifat khusus
menunjukkan jati diri. (TR12.P8.D85) pada kalimat pertama.
Setelah itu, diungkapkan hal
yang bersifat umum pada
kalimat kedua.
86 Banyak saran sudah diberikan untuk mencegah Paragraf ini dikembangkan
kekerasan pada dan oleh remaja, salah satunya dengan pola pengembangan 

183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

melalui proses pembelajaran perilaku damai dan dengan contoh. Pada


toleran terhadap perbedaan sejak usia dini. Kini kita kalimat pertama paragraf ini
ingin penanganan menyeluruh segera dilaksanakan diberikan contoh mencegah
sebagai perwujudan jargon Revolusi Mental. kekerasan pada dan oleh
(TR12.P9.D86) remaja.

184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIOGRAFI PENULIS

Maria Meltiana Suryati, lahir di Manggarai, 20 Juni

1995. Ia masuk Sekolah Dasar pada tahun 2001 di SDI

Ajang dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, ia

melanjutkan pendidikannya pada jenjang Sekolah

Menengah Pertama di SMPK Wae Mokel dan lulus

tahun 2010. Pada tahun 2010-2013, ia menyelesaikan

pendidikannya pada jenjang Sekolah Menengah Atas di SMAK Fransiskus

Saverius Ruteng. Pada tahun 2013, ia melanjutkan studi ke Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia di Universitas Sanata Dharma. Pada tahun

2017, ia berhasil menyelesaikan studi S1, dengan skripsi yang berjudul “Unsur

Paragraf, Jenis Paragraf, dan Pola Pengembangan Paragraf pada Tajuk Rencana

Surat Kabar Kompas Edisi 1-15 Desember 2016”.

185

Anda mungkin juga menyukai