Anda di halaman 1dari 177

ANALISIS KETERAMPILAN BERBICARA SISWA

KELAS IV SDN 1 SRIPENDOWO KETAPANG


LAMPUNG SELATAN DALAM PEMBELAJARAN
TEMATIK

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
Anis Rosidatul Husna
NIM: 11160183000032

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN
KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2020 M/1442 H
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul “Analisis Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IV SDN 1


Sripendowo Ketapang Lampung Selatan dalam Pembelajaran Tematik”.
Disusun oleh Anis Rosidatul Husna, Nomor Induk Mahasiswa 11160183000032,
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah melalui
bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah dan berhak untuk diujikan
pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 30 November 2020

Yang mengesahkan,

Dosen Pembimbing

Anis Fuadah Z, M. Pd. I

NIP. 198806062015032006

i
LEMBAR PENGESAHAN ILMIAH

ANALISIS KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV


SDN 1 SRIPENDOWO KETAPANG LAMPUNG SELATAN
DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
Anis Rosidatul Husna
NIM: 11160183000032

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Anis Fuadah Z, M. Pd. I


NIP. 198806062015032006

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020 M/1442 H

ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

iii
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

iv
ABSTRAK
Anis Rosidatul Husna (11160183000032). Analisis Keterampilan Berbicara
Siswa Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan dalam
Pembelajaran Tematik.
Penelitian ini ditujukan untuk menjawab hasil analisa dan
mendeskripsikan keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN 1 Sripendowo
Ketapang Lampung Selatan dalam pembelajaran tematik. Metode pendekatan
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Dalam pelaksanaan
penelitian, peneliti menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif dan data
kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan data angket dan
wawancara.
Data yang diambil dan dikumpulkan bersumber dari guru kelas dan
siswa kelas IV. Analisis data dilakukan melalui tiga tahap pelaksanaan, yakni
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan
data yang digunakan meliputi, perpanjangan waktu keterlibatan peneliti dalam
proses penelitian, peningkatan ketekunan, triangulasi dan analisis kasus negatif.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa keterampilan
berbicara siswa kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan dalam
pembelajaran tematik memperoleh persentase sebesar 74% dan termasuk ke dalam
kategori baik. Keterampilan berbicara siswa tersebut mencakup aspek pelafalan
yang memperoleh persentase sebesar 73%, aspek parabahasa memperoleh
persentase sebesar 74%, aspek kebahasaan memperoleh persentase sebesar 73%,
aspek isi pebicaraan memperoleh persentase sebesar 75% dan aspek bahasa tubuh
memperoleh persentase sebesar 73%. Faktor yang mempengaruhi keterampilan
berbicara siswa, meliputi faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor
pendukung yakni, kepercayaan diri, lingkungan rumah dan pergaulan sehari-hari
siswa dengan teman sebayanya. Sedangkan, faktor penghambat yakni, sikap
individual siswa, kebiasaan belajar dan lingkungan tempat tinggal siswa.

Kata kunci: Keterampilan Berbicara, Siswa Sekolah Dasar, Pembelajaran


Tematik.

v
ABSTRACK
Anis Rosidatul Husna (11160183000032). Analysis the Speaking Skills of
Class IV Student of SDN 1 Sri Pendowo Ketapang South Lampung in
Thematic Learning.
This research is aimed at answering the analysis results and describing
the speaking skills of the fourth grade students of SDN 1 Sripendowo Ketapang
South Lampung in thematic learning. The approach method used in this research
is qualitative. In conducting the research, researchers used descriptive qualitative
data analysis techniques and quantitative data. Data collection was carried out
using questionnaire data and interviews.
The data taken and collected came from class teachers and grade IV
students. Data analysis was carried out through three stages of implementation,
namely, data reduction, data display and drawing conclusions. Examination of the
validity of the data used includes, extending the time involved in the research
process, increasing persistence, triangulation and analysis of negative cases.
The results obtained showed that the speaking skills of fourth grade
students of SDN 1 Sripendowo Ketapang South Lampung in thematic learning
obtained a percentage of 74% and were included in the good category. The
students speaking skills included the pronunciation aspect which got a percentage
of 73%, the language aspect got a percentage of 74%, the linguistic aspect got a
percentage of 73%, the content aspect of the talk got a percentage of 75% and the
body language aspect got a percentage of 73%. Factors that affect students
speaking skills include supporting factors and inhibiting factors. The supporting
factors are self-confidence, home environment and students daily interactions with
their peers. Meanwhile, the inhibiting factors are students individual attitudes,
study habits and the environment where students live.

Keywords: Speaking Skills, Elementary School Students, Thematic Learning

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan serta


melimpahkan rahmat dan karuni-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Analisis
Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung
Selatan dalam Pembelajaran Tematik” telah penulis selesaikan. Sholawat serta
salam penulis junjungkan serta haturkan kepada Nabi akhir zaman, pemberi
syafa’at di yaumil akhir yakni Nabi Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa kelancaran serta kemudahan dalam


penyusunan skripsi ini, tidak lepas dari doa, dukungan, bimbingan, arahan serta
motivasi dari berbagai pihak yang memiliki peran penting bagi penulis dalam
proses penyusunan skripsi. Maka daripada itu, izinkan penulis menyampaikan rasa
syukur dan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu serta berperan
dalam penyusunan skripsi ini. Rasa syukur dan terimakasih, penulis haturkan
kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku
Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah yang telah memberikan arahan serta bimbingan
yang positif dalam penyusunan skripsi ini.
4. Rohmat Widyanto, M.Pd., selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah yang telah memberikan arahan dan masukan
yang membangun selama proses penulisan skripsi.
5. Anis Fuadah Z, M. Pd. I., selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang
tak pernah lelah untuk selalu membimbing, membantu serta
memotivasi penulis dengan senang hati, tulus, sabar dan ikhlas,
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

vii
6. Segenap Dosen serta Staf Prodi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah yang telah memberikan dukungan serta ilmu, wawasan
dan pengetahuan selama penulis menempuh perkuliahan, sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis.
7. Misnawati, S.Pd. I., Selaku Kepala SDN 1 Sripendowo Ketapang
Lampung Selatan yang telah memberikan izin serta dukungan yang
tinggi kepada penulis untuk melaksanakan penelitian/riset di SDN 1
Sripendowo Ketapang Lampung Selatan.
8. Siti Nurhayati, S. Pd., selaku Guru Kelas IV SDN 1 Sripendowo
Ketapang Lampung Selatan yang telah menerima dengan senang hati
dan bersedia membantu serta memotivasi penulis selama proses
penelitian yang dilakukan di SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung
Selatan.
9. Bapak penulis, Sudarno dan Ibu penulis, Eni Sumarni. Kedua
orangtua yang sangat penulis cintai, yang selalu memberi cinta dan
kasih sayangnya berupa doa di setiap waktu, semangat, dukungan
serta motivasi dalam penulisan serta penyusunan skripsi, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
10. Adik penulis, Waliatus Sa’adah, yang telah memberikan dukungan
serta semangat yang membara, agar penulis segera menyelesaikan
skripsi ini.
11. Kakak penulis, Umi Kholifah beserta kakak ipar penulis, M. Syaikhu
Anwari dan dua keponakan penulis, Vita Ayuni N. dan M. Maulana
Arsyad Al-Murtaqi yang selalu memberikan doa dan motivasi,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Asti dan Alfi selaku bagian dari sobat santuy, yang selalu bersedia
membantu dan menyemangati penulis, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
13. Seluruh Teman-teman PGMI 2016 UIN Jakarta, yang selalu menjadi
support system penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.

viii
Atas rasa syukur dan terimakasih yang penulis haturkan, semoga seluruh
pihak yang turut membantu dan berperan penting dalam penyusunan skripsi ini,
mendapat amal dan balasan yang setimpal dari Allah SWT berdasarkan perbuatan
baik dan mulia yang telah dilakukan. Dalam penyusunan dan penulis skripsi ini,
penulis sangat menyadari terdapat banyak kekurangan. Maka daripada itu,
penulis berharap dan bersedia menerima saran, kritik dan masukan yang
membangun, agar skripsi ini dapat menjadi karya ilmiah yang baik guna
meningkatkan mutu pendidikan dan bermanfaat bagi para pembaca dan penulis
khususnya.

Jakarta, 24 November 2020

Penulis

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ...................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ILMIAH .................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................ iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
ABSTRACK ......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 4
D. Perumusan Masalah ................................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ...................................................... 6


A. Deskripsi Teoritik ....................................................................................... 6
1. Keterampilan Berbicara ........................................................................... 6
2. Pembelajaran Tematik ........................................................................... 20
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................. 32
C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 36

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 38


A. Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................................ 38
B. Metode Penelitian ..................................................................................... 39

x
C. Subjek Penelitian ...................................................................................... 40
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data............................................ 40
E. Teknik Analisis Data ................................................................................ 45
F. Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................................. 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 50


A. Deskripsi Lokasi Penelitian ..................................................................... 50
B. Deskripsi Data ........................................................................................... 54
C. Pembahasan .............................................................................................. 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 85


A. Kesimpulan................................................................................................ 85
B. Saran .......................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 88


LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 93
RIWAYAT HIDUP PENULIS ......................................................................... 162

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Materi Pembelajaran yang Mendukung ............................................... 30


Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan Penelitian .................................................................. 38
Tabel 3. 2 Kisi-kisi Angket Keterampilan Berbicara ............................................ 41
Tabel 3. 3 Skor Jawaban pada Setiap Pernyataan ................................................. 42
Tabel 3. 4 Klasifikasi Penafsiran Nilai Persentase................................................ 43
Tabel 3. 5 Kisi-kisi Wawancara Keterampilan Berbicara ..................................... 44
Tabel 4. 1 Daftar Pendidik dan Tenaga Pendidikan .............................................. 53
Tabel 4. 2 Jumlah Peserta Didik ........................................................................... 54
Tabel 4. 3 Aspek pelafalan dalam keterampilan berbicara ................................... 54
Tabel 4. 4 Aspek parabahasa dalam keterampilan berbicara ................................ 56
Tabel 4. 5 Aspek kebahasaan dalam keterampilan berbicara ............................... 59
Tabel 4. 6 Aspek isi pembicaraan dalam keterampilan berbicara ......................... 62
Tabel 4. 7 Aspek bahasa tubuh dalam keterampilan berbicara ............................. 64

xii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 1 Kerangka Berpikir............................................................................... 37

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi .................................................................... 94


Lampiran 2 Surat Izin Penelitian........................................................................... 95
Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Penelitian .................................................. 96
Lampiran 4 Surat Permohonan Expert Judgment ................................................. 97
Lampiran 5 Surat Keterangan Validasi ................................................................. 98
Lampiran 6 Wawancara Prapenelitian .................................................................. 99
Lampiran 7 Pedoman Wawancara Guru ............................................................. 101
Lampiran 8 Hasil Wawancara Guru .................................................................... 103
Lampiran 9 Pedoman Wawancara Siswa ............................................................ 110
Lampiran 10 Hasil Wawancara Siswa ................................................................ 111
Lampiran 11 Lembar Angket Siswa ................................................................... 149
Lampiran 12 Uji Referensi .................................................................................. 153

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara merupakan satu dari beberapa keterampilan berbahasa


yang memiliki ciri sebagai keterampilan yang produktif serta membantu
pendengar mendapatkan gagasan, ide, informasi, pengalaman dan
pengetahuan. Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kata-
kata dalam rangka menyampaikan atau menyatakan maksud, ide, gagasan,
pikiran, serta perasaan yang disusun dan dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan penyimak atau pendengar agar apa yang disampaikan dapat
dipahami oleh penyimak atau pendengar sesuai dengan tujuan-tujuan yang
ingin dicapai.1
Berbicara juga merupakan keterampilan yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari, secara tidak langsung kegiatan berbicara akan
mengasah kemampuan berkomunikasi seseorang menjadi lebih baik terutama
dalam konteks public speaking (berbicara di depan umum atau orang banyak).
Di dalam kehidupan masyarakat, keterampilan berbicara mempunyai
kedudukan yang sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekolah atau
pendidikan, keluarga dan lingkungan umum lainnya. Kedudukan yang
berpengaruh bagi seseorang dalam meyampaikan pesan melalui kegiatan
komunikasi atau berbicara yaitu kegiatan ini berguna untuk meningkatkan
mutu bahasa berdasarkan kata, kalimat dan ucapan yang akan disampaikan
kepada pendengar atau penyimak secara baik, efektif dan bersifat informatif
terutama dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas IV SDN 1
Sripendowo, terdapat 40% dari 20 siswa kelas IV SDN 1 Sripendowo
menunjukkan keterampilan berbicara yang rendah atau kurang baik, hal ini

1
Delia Putri, Elvina, Keterampilan Berbahasa Di Sekolah Dasar Melalui Metode Game’s, (Riau:
Qiara Media, 2019), Hal. 3.

1
2

dibuktikan dengan keadaan siswa yang masih malu-malu dalam


menyampaikan gagasannya sehingga menyebabkan suara siswa menjadi
kurang jelas atau kecil serta siswa masih takut, gugup dan belum percaya diri
ketika diminta untuk berdiskusi, tampil dan menjelaskan atau
mempresentasikan hasil diskusi dan pembelajaran yang lain di depan kelas
atau di hadapan teman-temannya.
Keadaan tersebut disebabkan karena, siswa memiliki motivasi
belajar yang masih rendah, kebiasaan belajar siswa kurang baik, siswa belum
mampu menguasai komponen kebahasaan yang baik dan tepat serta rendahnya
interaksi siswa dengan siswa. Di sisi lain, guru sudah melakukan upaya dan
usaha dalam membantu meningkatkan keterampilan berbicara siswa
menggunakan beberapa media, strategi dan metode. Namun media, strategi
dan metode yang digunakan kurang menarik dan belum variatif guna
membantu meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Terlepas dari itu
semua, guru akan tetap terus berupaya membantu siswa agar keterampilan
berbicara siswa dapat terus meningkat dan menunjukkan hasil yang baik.2
Sedangkan dari hasil observasi langsung di kelas IV peniliti
mendapatkan informasi bahwa, siswa kurang aktif untuk berbicara dalam
proses pembelajaran, siswa harus dipancing atau dibantu dalam memulai
kegiatan berbicara oleh guru agar siswa mau dan berani berbicara atau
menyampaikan ide dan gagasannya. Kemudian, hampir seluruh siswa mampu
berbicara atau menyampaikan ide dan gagasannya, hal ini dilihat dari interaksi
siswa dengan teman sebangkunya, namun karena tidak percaya diri, siswa
lebih cenderung memilih untuk diam dan mau berbicara jika guru meminta
siswa untuk berpendapat, berbicara atau menjelaskan materi yang sedang
diajarkan, dengan diberi bimbingan dan arahan. Serta, kondisi belajar siswa
yang kurang baik, hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa siswa yang
tidak memperhatikan guru saat menjelaskan materi pembelajaran, akibatnya
ketika guru meminta siswa untuk menjelaskan ulang materi pembelajaran,

2
Siti Nurhayati, Wawancara Guru Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang, (Lampung Selatan:
Selasa, 21 Juli 2020), Pukul. 08.44 WIB.
3

siswa tidak mampu menjelaskan serta menyampaikan materi pembelajaran


yang disampaikan oleh guru.3
Berdasarkan uraian serta penjelasan di atas, menunjukkan bahwa
kondisi kurangnya atau rendahnya keterampilan berbicara siswa tidak lepas
dari kurangnya atau tidak maksimalnya proses pembelajaran di sekolah,
namun keadaan ini sudah menjadi tugas semua pihak sekolah, terutama guru
untuk berperan penting serta dominan dalam menentukan, membantu dan
melatih siswa untuk terampil berbicara dengan baik dalam pembelajaran
tematik.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas serta
tindakan wawancara dan pengamatan langsung di lapangan, maka penulis
berupaya untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung
Selatan Dalam Pembelajaran Tematik.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, identifikasi masalah pada


persoalan proses pembelajaran tematik di SDN 1 Sripendowo Ketapang
Lampung Selatan, adalah:
1. Siswa terbiasa menggunakan bahasa ibu atau bahasa daerah masing-
masing dalam kegiatan berbicara sehari-hari di rumah dan lingkungan
sekitar.
2. Kreativitas guru dalam menyajikan media dan metode pembelajaran yang
variatif masih kurang.
3. Siswa kurang aktif dan antusias dalam kegiatan berbicara saat proses
pembelajaran tematik.
4. Siswa kurang percaya diri dalam menyampaikan kata-kata, ide, gagasan
serta perasaannya dalam proses pembelajaran tematik.

3
Observasi Langsung, Di Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang, (Lampung Selatan: Rabu, 22
Juli 2020), Pukul. 07.30 - 09.30 WIB.
4

C. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam tulisan ini terarah maka masalah yang


dibahas dibatasi, yakni sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang
Lampung Selatan.
2. Keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran tematik.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka


rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana keterampilan
berbicara siswa kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan
dalam pembelajaran tematik?”.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini


adalah: untuk menjawab hasil analisa dan mendeskripsikan keterampilan
berbicara siswa kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan
dalam pembelajaran tematik.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi


beberapa pihak:
1. Bagi Guru
a. Bertambahnya kreativitas guru dalam menyajikan pembelajaran
menggunakan media dan metode yang variatif dan efektif.
b. Agar bertambahnya wawasan dan pengetahuan guru dalam membantu
dan melatih siswa untuk terampil berbicara dengan baik dalam
pembelajaran tematik.
c. Menjadi guru yang lebih professional, aktif serta kreatif dalam proses
meningkatkan mutu pembelajaran.
5

2. Bagi Siswa
a. Siswa memiliki keterampilan berbicara yang baik.
b. Membantu dan memotivasi siswa agar lebih percaya diri, berani,
antusiasme dan aktif dalam meningkatkan serta memperbaiki
keterampilan berbicara siswa pada proses pembelajaran tematik.

3. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti, mengenai
keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang
Lampung Selatan dalam pembelajaran tematik.
BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Keterampilan Berbicara

a. Pengertian Keterampilan Berbicara

Bahasa merupakan media komunikasi bagi manusia sosial,


dengan penggunaan bahasa yang baik dan sesuai dengan kaidah
berbahasa Indonesia, manusia akan lebih mudah dalam berbicara dan
menyampaikan pesan atau informasi kepada lawan bicaranya atau
pendengar. Dalam kegiatan berkomunikasi antar individu maupun
kelompok, perlu adanya keterampilan saat berbicara dan
menyampaikan pesan atau informasi sesuai tujuan dan maksud yang
ingin dicapai, agar pendengar mampu menerima dengan baik pesan
atau informasi yang disampaikan penutur atau pembicara dalam
kegiatan komunikasi tersebut.
Keterampilan (skill) menurut Nadler dalam Suprihatiningsih
adalah kegiatan yang memerlukan praktek atau dapat diartikan sebagai
implikasi dari aktivitas.4 Keterampilan juga adalah kecakapan untuk
menyelesaikan tugas.5 Untuk mendapatkan keterampilan atau
kecakapan suatu hal, seseorang memerlukan pembiasaan yang
dilakukan secara terus menerus, agar keterampilan yang diharapkan
dapat lebih terasah dan semakin meningkat. Karena, keterampilan
dihasilkan dari latihan dan refleksi yang dilakukan secara
berkesinambungan.6

4
Suprihatiningsih, Keterampilan Tata Busana di Madrasah Aliyah, (Yogyakarta: Deepublish,
2016), hal. 51.
5
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian Keterampilan, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001) hal.
1180.
6
Tim Budi Pekerti, Pendidikan Budi Pekerti SMA Kls XII, (Jakarta: Grasindo, 2014), hal. ix.

6
7

Jadi, di dalam kehidupan sosial keterampilan amat penting


dimiliki pada setiap individu, agar setiap hal yang dilakukan jadi lebih
mudah dan cepat tertangani dengan baik.

Keterampilan di dalam kehidupan sehari-hari sangat amat


diperlukan, terutama dalam hal komunikasi atau berbicara, karena
komunikasi atau berbicara adalah salah satu kegiatan yang paling
sering dilakukan untuk menyampaikan dan menerima pesan atau
informasi sesuai tujuan atau kebutuhan tertentu di dalam kehidupan
masyarakat sosial. Menurut Tarigan dalam Subhayani, Sa’adiah,
Armia, berbicara merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta
menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.7 Berbicara juga
merupakan komunikasi verbal secara lisan dan langsung antara penutur
dan mitra tutur yang bisa juga dengan menggunakan media
komunikasi audio atau audiovisual agar gagasan itu dapat dipahami.8
Selain itu, berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang
memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, semantik, dan
lingkungan sedemikian ekstensif secara luas sehingga dapat dikatakan
sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial, berbicara
juga merupakan proses berpikir dan bernalar.9
Berbicara dipandang sebagai suatu bentuk komunikasi lisan,
suatu cabang ilmu tentang bahasa lisan, atau suatu aktivitas
kebahasaan dengan menggunakan bahasa lisan.10 Hal ini menjelaskan
bahwa berbicara adalah satu diantara ciri keterampilan berbicara.

7
Subhayani, Sa’adiah, Armia, Keterampilan Berbicara, (Banda Aceh: Syiah Kuala University
Press, 2017), hal. 96.
8
Agus Darmuki, Ahmad Hariyadi, Peningkatan Keterampilan Berbicara Menggunakan Metode
Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mahasiswa PBSI Tingkat I-B PGRI Bojonegoro Tahun Akademik
2018/2019, Jurnal Kredo, Vol. 2 No.2, 2019, hal. 258.
9
Ayu Gustia Ningsih, Atmazaki, Syahrul R, Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode
Bermain Teka-teki Siswa Kelas X MAS-TI Tabek Gadang Kabupaten Lima Puluh Kota, Jurnal
Bahasa, Sastra dan Pembelajaran, Vol. 1 No. 3, 2013, hal. 2.
10
Farida Yufarlina Rosita, Pengembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Berbicara
Bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar, JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), Vol. 1 No. 1, 2015,
hal. 27.
8

Keterampilan berbicara harus dimiliki setiap orang, semakin terampil


berbicara semakin memudahkan setiap orang untuk mendapatkan
tujuan berupa informasi yang dibutuhkan. Selain itu, keterampilan
berbicara yang baik akan memudahkan seseorang dalam bersosialisasi
dengan sesama masyarakat sekitar, seperti lingkungan rumah, sekolah,
dan lain sebagainya. Keterampilan berbicara akan lebih baik dan
sempurna apabila kegiatan berbicara atau komunikasi sering dilatih,
supaya struktur, pilihan kata dan kalimatnya semakin benar dan tepat.
Keterampilan berbicara juga merupakan keterampilan
berikutnya yang kita kuasai setelah kita menjalani proses latihan
belajar menyimak (mendengarkan). Berbicara adalah salah satu alat
komunikasi penting untuk menyatakan diri sebagai anggota
masyarakat. Dengan kata lain, untuk menghubungkan sesama anggota
masyarakat diperlukan komunikasi.11 Mempelajari keterampilan
berbicara merupakan sebuah upaya untuk dapat bertutur dengan baik.
Dimulai dari pengucapan vocal-vocal, meningkat sampai dalam bentuk
tuturan bermakna dilakukan dengan berlatih. Demikian juga, manusia
dapat berkomunikasi dengan orang lain dalam bentuk yang lebih
kompleks dapat ditigkatkan melalui proses dan upaya latihan.12
Berbicara menggunakan keterampilan dapat meningkatkan percaya diri
sehingga ketika berbicara seseorang dapat mengesampingkan rasa
malu, gugup dan takut untuk berbicara.
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa keterampilan berbicara merupakan kecakapan seseorang dalam
berkomunikasi serta menyampaikan pesan secara langsung maupun
tidak langsung sesuai tujuan yang dibutuhkan berupa kata-kata dan
kalimat. Komunikasi atau tutur kata yang disampaikan berdasarkan
ide, gagasan, informasi, wawasan, perasaan dan pengetahuan.

11
Putri, Elvina, Loc. Cit.
12
Agus Setyonegoro, Hakikat, Alasan, dan Tujuan Berbicara (Dasar Pembangunan Kemampuan
Berbicara), Jurnal Pena, Vol. 3 No. 1, 2013, hal. 71.
9

b. Tujuan Keterampilan Berbicara

Berbicara mempunyai banyak tujuan yang sangat penting


untuk mengembangkan potensi serta kreativitas seseorang agar
semakin terampil dan terbiasa dalam berbicara berdasarkan kata dan
kalimat yang benar dan efektif. Salah satu tujuan utamanya adalah
untuk berkomunikasi, berkomunikasi berdasarkan informasi, gagasan,
ide, dan ungkapan perasaan kepada penyimak atau lawan bicara.
Secara umum, berbicara dapat diartikan sebagai suatu penyampaian
maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami
orang lain.13 Selain itu, hal yang pasti tujuan berbicara yakni untuk
menyeberangkan pesan dari kita ke pihak lain dengan lain. Sebagai
pembicara yang baik harus siap berhadapan dengan kondisi multikultur
dan cara menyeberangkan pesan yang beragam. Berbagai macam
pendekatan dapat dilakukan, ada yang melalui pendekatan
penyampaian informasi, menghibur, memengaruhi, atau bahkan
menginspirasi. Semakin sering menjadi penutur atau pembicara
terhadap lawan bicara atau penyimak, maka rasa percaya diri semakin
meningkat.14
Tujuan keterampilan berbicara di sekolah dasar yaitu untuk
melatih siswa agar terampil dalam berbicara. Keterampilan berbicara
siswa dapat dilatih dengan cara memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan pendapat secara lisan. Agar tujuan berbicara
dapat tercapai dengan baik maka ada beberapa aspek yang perlu
diperhatikan, diantaranya aspek kelancaran berbicara, keruntutan
berbicara, dan ketangkasan. Adapun tujuan berbicara menurut Tarigan

13
Zuniar Kamaluddin Mabruri, Ferry Aristya, Peningkatan Keterampilan Berbicara Pembelajaran
Bahasa Indonesia Kelas IV Melalui Penerapan Strategi Role Playing SD Negeri Ploso 1 Pacitan,
Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 1 No. 2, 2017, hal.
113.
14
Charles Bonar Sirait, The Power Of Public Speaking: Kita Cerdas Berbicara di Depan Publik,
(Jakarta: PT Gramedia, 2016), hal.2.
10

adalah 1) menghibur, 2) menginformasikan, 3) menstimulus, 4)


menyakinkan, 5) menggerakkan.15
Keterampilan berbicara perlu dilatihkan kepada anak sejak
dini atau siswa di sekolah dasar, supaya anak atau siswa dapat
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata sehingga mampu
mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan ide, pikiran,
gagasan, atau isi hati kepada orang lain. Belajar berbicara dapat
dilakukan anak dengan bantuan dari orang dewasa melalui percakapan.
Dengan bercakap-cakap, anak akan menemukan pengalaman dan
meningkatkan pengetahuannya dan mengembangkan bahasanya. Anak
membutuhkan reinforcement (penguat), reward (hadiah, pujian),
stimulasi, dan model atau contoh yang baik dari orang dewasa agar
kemampuannya dalam berbahasa dapat berkembang secara maksimal.
Untuk memahami apa yang akan disampaikan atau dikomunikasikan.
Menurut Tarigan (2008) dalam Rita Kurnia mengemukakan bahwa
berbicara mempunyai tiga maksud umum yaitu: 1) Untuk
memberitahukan dan melaporkan (to inform); 2) Menjamu dan
menghibur (to entertain), dan 3) Untuk membujuk, mengajak.
Mendesak, dan meyakinkan (to persuade).16
Tujuan berbicara di atas membuat penutur lebih
mempersiapkan cara penyajian informasi atau pesan yang efektif, baik
dan sesuai, selain itu penutur harus lebih memahami informasi yang
akan disajikan agar lebih mudah diterima dan dipahami oleh
pendengar. Program tujuan pengajaran keterampilan berbicara harus
mampu memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk dapat
mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan tersebut mencakup hal-hal
berikut berikut:
1) Kemudahan Berbicara

15
Erwin Putera Permana, Pengembangan Media Pembelajaran Boneka Kaus Kaki Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas II Sekolah Dasar, Jurnal Profesi Pendidikan
Dasar, Vol. 2 No. 2, 2015. hal. 135.
16
Rita Kurnia, Bahasa Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Deepublish, 2019), hal. 2-3.
11

Peserta didik harus mendapat kesempatan yang besar untuk


berlatih berbicara sampai mereka mengembangkan keterampilan
ini secara wajar, lancar, dan menyenangkan, baik di dalam
kelompok kecil maupun di hadapan pendengar umum yang lebih
besar jumlahnya. Peserta didik perlu mengembangkan
kepercayaan diri yang tumbuh melalui latihan.
2) Kejelasan
Peserta didik berlatih berbicara dengan tepat dan jelas, baik
artikulasi maupun diksi kalimat-kalimatnya. Gagasan yang
diucapkan harus tersusun dengan baik melalui latihan seperti
berdiskusi, seminar, wawancara, memandu acara dalam suatu
gelar wicara, yang semuanya membutuhkan keterampilan
mengatur cara berpikir yang logis dan jelas sehingga kejelasan
berbicara tersebut dapat tercapai.
3) Bertanggung Jawab
Latihan berbicara yang baik menekankan pembicara untuk
bertanggung jawab agar berbicara secara tepat, dan dipikirkan
dengan sungguh-sungguh mengenai apa yang menjadi topik
pembicaraan, tujuan pembicaraan, siapa yang diajak bicara, dan
bagaimana situasi pembicaraan serta momentumnya. Latihan
demikian akan menghindarkan peserta didik dari berbicara yang
tidak bertanggung jawab atau bersilat lidah yang mengelabui
kebenaran.
4) Membentuk Pendengaran yang Kritis
Latihan berbicara yang baik sekaligus mengembangkan
keterampilan menyimak secara tepat dan kritis juga menjadi
tujuan program ini. Di sini peserta didik perlu belajar
mengevaluasi kata-kata, niat, dan tujuan pembicara.
5) Membentuk kebiasaan
Keterampilan berbicara tidak dapat dicapai tanpa kebiasaan
berinteraksi dalam bahasa yang dipelajari atau bahkan dalam
bahasa ibu. Faktor ini demikian penting dalam membentuk
kebiasaan berbicara dalam perilaku seseorang.17

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan


bahwa tujuan berbicara adalah berkomunikasi dengan lawan bicara
atau penyimak. Tujuan yang lain adalah memberi serta menyajikan
informasi, hiburan, membujuk, mempengaruhi orang lain untuk
menambah dan meningkatkan pengetahuan pendengar (penyimak).

17
Mochammad Bayu Firmansyah, Model Pembelajaran Diskusi Berbasis Perilaku Berliterasi
Untuk Keterampilan Berbicara, Jurnal Ilmiah Edukasi & Sosial, Vol. 8 No. 2, 2017, hal. 121.
12

c. Faktor Penunjang Keefektifan Keterampilan Berbicara

Berbicara merupakan proses yang produktif karena berbicara


dapat menghasilkan pesan-pesan yang informatif yang akan menambah
pengetahuan bagi pendengar atau penyimak, untuk menunjang
keefektifan dalam berbicara atau berkomunikasi serta penyajian
informasi, ada beberapa faktor yang dapat menunjang keefektifan
dalam keterampilan berbicara, diantaranya adalah faktor-faktor
kebahasaan dan faktor-faktor nonkebahasaan. Berikut ini penjelasan
mengenai faktor penunjang keefektifan keterampilan berbicara:
1) Faktor-faktor Kebahasaan yang mencakup beberapa aspek,
yakni:
a) Ketepatan ucapan;
b) Penempatan tekanan, nada, sandi, dan durasi yang sesuai;
c) Pilihan kata (diksi);
d) Ketepatan sasaran pembicaraan.
2) Faktor-faktor Nonkebahasaan yang mencakup beberapa
aspek, yakni:
a) Sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku;
b) Pandangan yang harus diarahkan kepada lawan bicara;
c) Kesediaan menghargai pendapat orang lain;
d) Gerak-gerik dan mimik yang tepat;
e) Kenyaringan suara;
f) Kelancaran;
g) Relevansi/penalaran;
h) Penguasaan topik.18

Setiap individu memiliki kapasitas dan keahlian yang tidak


sama dalam keterampilan berbicara. Maka dari itu, dibutuhkan faktor
penunjang keefektifan dalam bicara, agar kegiatan komunikasi dapat
dilakukan secara optimal. Selain pendapat di atas, terdapat faktor
penunjang keefektifan keterampilan berbicara yang terdiri dari faktor
kebahasaan dan faktor nonkebahasaan menurut Sabarti khadiah, dkk
dalam Hidayat, Syaodih, Zahara, sebagai berikut. Faktor kebahasaan
sebagai penunjang keefektifan berbicara, mencakup: 1) Penempatan
tekanan, 2) Nada, 3) Jangka, 4) Intonasi, 5) Ritme, 6) Penggunaan kata

18
Sujinah, Menjadi Pembicara Terampil, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), hal 57-58.
13

dan kalimat. Sedangkan, faktor nonkebahasaan sebagai penunjang


keefektifan berbicara, mencakup: 1) Sikap berbicara, 2) Pandangan
mata kepada lawan bicara, 3) Kesediaan menghargai pendapat orang
lain, 4) Keberanian, 5) Mimik dan pantomimik, 6) Kenyaringan suara,
7) Kelancaran dan, 8) Santun berbicara.19
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa faktor penunjang keefektifan keterampilan berbicara yakni
kecakapan individu dalam kegiatan berbicara atau komunikasi yang
mencakup faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan dalam
keterampilan berbicara yang harus dilakukan agar kegiatan berbicara
dapat terlaksana secara efektif dan optimal.

d. Aspek-aspek Keterampilan Berbicara


Di dalam aktivitas berbicara terdapat aspek-aspek yang harus
dikuasai oleh setiap individu agar aktivitas berbicara dalam kehidupan
sehari-hari dapat meningkat dan semakin terampil. Selain itu, jika
penutur paham apa yang akan dibicarakan berdasarkam aspek-aspek
dalam keterampilan berbicara maka secara tidak langsung penutur
akan memudahkan pendengar atau penyimak dalam memahami makna
atau isi pembicaraan yang disampaikan. Adapun aspek-aspek
keterampilan berbicara, meliputi:

1) Lafal
Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
masyarakat mengucapkan bunyi bahasa. Melafalkan berati
mengucapkan.
2) Kosakata
Kosakata berati perbendaharaan kata. Kosakata dimiliki
seseorang dan kemampuan memilih kata yang tepat dan sesuai
(diksi) dapat dijadikan tolak ukur dalam menilai keterampilan
berbicara. Untuk menambah perbendaharaan, mampu memilih
karya yang tepat dan sesuai, kita harus menggunakan kamus,
sering memperhatikan orang yang terampil berbicara, sering

19
Luthfi Muhammad Hidayat, Erliany Syaodih, Rita Zahara, Efektivitas Metode Role Playing
untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiah 2 Sumbersari, Jurnal Educare, Vol. 14 No. 2, 2016, hal. 26.
14

berlatih, banyak membaca, dan mengikuti perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi.
3) Struktur kalimat;
4) Kefasihan;
5) Isi pembicaraan;
6) Bahasa tubuh;
7) Pemahaman.20
Selain itu, menurut Hughes dalam Usman bahwa aspek-aspek
keterampilan berbicara yang harus dikuasai serta dipahami oleh
penutur atau pembicara, diantaranya adalah: 1) Accent, 2) Grammar,
3) Vocabulary, 4) Fluency, dan 5) Comprehension.” Terjemahan dari
pendapat tersebut, bahwa aspek-aspek keterampilan berbicara yang
harus dikuasai serta dipahami oleh penutur atau pembicara,
diantaranya adalah: 1) Aksen atau tekanan kata, 2) Tatabahasa, 3)
Kosakata, 4) Kelancaran atau kefasihan berbicara, dan 5)
Pemahaman.21
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa setiap pembicara yang ingin isi dan makna pembicaraannya
sampai kepada pendengar atau penyimak atau dengan kata lain
penyampaian informasinya sampai dan berhasil kepada lawan bicara,
maka aspek-aspek dalam berbicara harus dimiliki dan dikuasai dengan
baik. Aspek-aspek keterampilan berbicara mencakup, pelafalan,
kosakata, tatabahasa, pemahaman, isi pembicaraan, kefasihan, struktur
kalimat dan tekanan pada kata.

e. Jenis-jenis Keterampilan Berbicara


Keterampilan berbicara mempunyai beberapa jenis di
dalamnya, jenis-jenis keterampilan berbicara ini diklasifikasikan sesuai
dengan keinginan, waktu, tempat dan keadaan, agar pembicara atau
penutur dapat dengan mudah memahami dan menyesuaikan isi

20
Sinta Diana Martaulina, Bahasa Indonesia Terapan, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hal. 4-5.
21
Muhammad Usman, Perkembangan Bahasa dalam Bermain dan Permainan: Untuk Pendidikan
Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Deepublish, 2015), hal. 40
15

pembicaraannya berdasarkan jenis-jenis keterampilan berbicara.


Berikut ini beberapa jenis-jenis keterampilan berbicara.

1) Berdasarkan tujuan
a) Berbicara memberitahukan, melaporkan, dan
menginformasikan.
Berbicara untuk tujuan memberitahukan, melaporkan atau
menginformasikan dilakukan jika seseorang ingin
menjelaskan suatu proses.
b) Berbicara menghibur
Berbicara menghibur memerlukan keterampilan menarik
perhatian pendengar. Suasana pembicaraannya bersifat
santai, penuh canda.
c) Berbicara mengajak, membujuk, meyakinkan, dan
menggerakkan
Misalnya, guru membangkitkan semangat dan gairah
belajar siswa melalui nasihat-nasihat.
2) Berdasarkan situasi
a) Berbicara formal
Contohnya ceramah dan wawancara.
b) Berbicara informal
Contohnya bertelepon
3) Berdasarkan cara penyampaian
a) Berbicara mendadak. Tanpa direncanakan berbicara di
depan umum.
b) Berbicara berdasarkan catatan. Pembicara menggunakan
catatan kecil yang disiapkan sebelumnya serta telah
menguasai materi.
c) Berbicara berdasarkan hafalan. Pembicara menyiapkan
dengan cermat dan menulis dengan lengkap. Kemudian,
dihafalkannya kata demi kata kalimat demi kalimat
sebelum berbicara.
d) Berbicara berdasarkan naskah. Pembicara telah menyusun
naskah pembicaraan secara tertulis dan membacakannya
pada saat berbicara.
4) Berdasarkan jumlah pendengar
a) Berbicara antar pribadi
b) Berbicara dalam kelompok kecil
c) Berbicara dalam kelompok besar
Terjadi apabila pembicara menghadapi pendengar yang
jumlahnya besar. Perpindahan peran dari pembicara
menjadi pendengar atau sebaliknya sangat kecil
kemungkinan, bahkan tidak terjadi.22

22
Andri Wicaksono, Ahmad Subhan Roza, Teori Pembelajaran Bahasa: Suatu Catatan Singkat,
(Yogyakarta: Garudhawaca, 2016), hal. 82-83.
16

Di sisi lain, jenis-jenis keterampilan berbicara terdiri dari 4


jenis menurut Tarigan (1990) dalam Melasarianti, berikut ini
penjelasannya:
1) Berbicara untuk Melaporkan
Laporan adalah segala sesuatu yang dilaporkan dalam suatu
pertemuan tertentu, biasanya berkaitan dengan suatu hal atau
peristiwa yang penting dan menjadi sorotan masyarakat atau
menyangkut pelaksanaan kebijakan atau program dan proyek
suatu organisasi. Isi dalam suatu laporan tersebut haruslah
memuat keterangan-keterangan yang objektif dan harus sesuai
dengan fakta yang akurat hasil dari survei dan analisis, selain itu
juga penyampaian laporan harus disertai dengan rasa tanggung
jawab.
2) Berbicara Secara Kekeluargaan
Cara yang paling umum menjamin serta memadukan suatu
perasaan persahabatan adalah melalui pembicaraan-pembicaraan
yang dapat menyenangkan hati. Menciptakan suasana keriangan
dengan cara menggembirakan yang membuat kebanggaan
menjadi anggota kelompok. Sasaran diarahkan kepada peristiwa-
peristiwa kemanusiaan yang penuh kelucuan dan kegelian yang
sederhana.
3) Berbicara Meyakinkan
Pembicaraan yang bersifat persuasif atau mengajak disampaikan
kepada para pendengar bila kita menginginkan penampilan suatu
tindakan atau pengerjaan suatu bagian tertentu dari suatu
tindakan. Tindakan-tindakan serupa itu mungkin merupakan
penerimaan suatu pendirian; pemungutan atau pengadopsian
seperangkat prinsip, atau tindakan pelaksanaan tugas-tugas
serupa itu.
4) Berbicara Merundingkan
Berbicara untuk merundingkan atau deliberative speaking pada
dasarnya bertujuan untuk membuat sebuah keputusan dan
rencana. Dalam berunding keputusan diambil dengan cara hati-
hati, sambil meminta nasihat dan penuh pertimbangan dari fakta-
fakta yang dijelaskan. Penyampaian argumen untuk menguatkan
pendapat lebih tertuju pada intelektual daripada emosi. Tidak
memaksakan pendapat tetapi membuat penjelasan untuk
meyakinkan atau membuat sadar akan suatu kebenaran.23

23
Tarigan (1990) dalam Lalita Melasarianti, Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode
Debat Plus Pada Mata Kuliah Berbicara, Jurnal Ilmiah Lingua Idea, Vol. 9 No. 1, 2018, hal. 25-
26.
17

Sementara itu, jenis-jenis keterampilan berbicara dapat


ditinjau berdasarkan situasi atau keadaan, seperti berbicara formal dan
berbicara informal. Berbicara informal mencakup: 1) Bertukar pikiran;
2) Percakapan; 3) Penyampaian berita; 4) Bertelepon dan; 5) Memberi
Petunjuk. Sedangkan berbicara formal, yakni: 1) Diskusi; 2) Ceramah;
3) Pidato; 4) Wawancara dan; 5) Bercerita (dalam situasi formal).
Pembagian atau klasifikasi seperti ini bersifat luwes. Artinya, situasi
pembicaraan yang akan menentukan momentum keformal dan
keinformalannya. Misalnya: penyampaian berita atau memberi
petunjuk dapat juga bersifat formal, jika berita itu atau pemberian
petunjuk itu berkaitan dengan situasi formal, bukan penyampaian
berita antarteman atau bukan pemberian petunjuk kepada orang yang
tersesat di jalan.24
Kemudian, jenis-jenis berbicara dikategorikankan menjadi
beberapa aktivitas berbicara ke dalam klasifikasi sebagai berikut:
1) Berbicara di muka umum pada masyarakat (public speaking)
yang mencakup empat jenis, yaitu:
a) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat
memberitahukan atau melaporkan, bersifat informatif
(informative speaking);
b) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat
kekeluargaan, persahabatan (fellowship speaking);
c) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat membujuk,
mengajak, mendesak, dan meyakinkan (persuasive
speaking);
d) Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat
merundingkan dengan tenang dan hati-hati (deliberate
speaking).
2) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang
meliputi:
a) Diskusi kelompok (group discussion), yang dapat
dibedakan atas:
(1) Kelompok resmi (formal)
(2) Kelompok tidak resmi (informal)
b) Prosedur parlementer (parliamentary procedure)

24
Departemen Pendidikan Nasional: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, Pembelajaran Berbicara, (Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, 2009), hal. 5.
18

c) Debat.25

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan


bahwa jenis-jenis keterampilan berbicara terdapat banyak ragamnya,
ada yang berbicara formal, berbicara informal, berbicara di muka
umum, berbicara pada konferensi, berbicara berdasarkan tujuan, situasi
dan lain sebagainya. Artinya, seorang pembicara atau penutur harus
menyesuaikan, mengetahui serta paham bagaimana ia harus berbicara
sesuai dengan keadaan, ruang lingkup dan pendengar atau penyimak
yang dihadapi serta menjadi lawan atau pemerhati disaat pembicara
atau penutur berbicara.

f. Aspek Penilaian Keterampilan Berbicara

Penilaian dalam kegiatan berbicara atau keterampilan


berbicara sangat diperlukan untuk mengetahui perkembangan,
peningkatan dan ketercapaian individu dalam aktivitas berbicara sesuai
aspek-aspek dalam keterampilan berbicara. Dengan membuat dan
melaksanakan penilaian keterampilan berbicara maka kesulitan serta
hambatan dalam berbicara akan diketahui dan ditemui lebih cepat dan
dapat segera diatasi. Dalam hal ini, peserta didik akan lebih senang dan
bersemangat dalam pembelajaran keterampilan bericara dikarenakan
peserta didik mendapat bimbingan secara langsung dan berkelanjutan
dari tenaga pendidik untuk dapat mengembangkan serta meningkatkan
mutu keterampilan berbicaranya.
Dalam proses pembelajaran, untuk menciptakan peserta didik
yang dapat berpikir kritis, terdapat tiga komponen bertanya,
menemukan, dan refleksi yang dapat dimanfaatkan dengan model
(pemodelan) yang ada, kemudian mengkonstruksi pemahaman sendiri
(konstruktivis) terhadap apa yang dipelajarinya. Tentunya penilaian
yang dilakukan khususnya penilaian keterampilan berbahasa tidak

25
Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
2013), hal. 24-25.
19

terpaku pada hasil akhir saja, namun mempertimbangkan juga proses


selama pembelajaran berlangsung demi mewujudkan penilaian yang
menyuluh dan sebenar-benarnya.26 Alat penilaian berbicara berwujud
penilaian yang terdiri atas komponen-komponen tekanan, tata bahasa,
kosakata, kelancaran, dan pemahaman.27
Penilaian yang dilakukan dalam menilai keterampilan
berbicara dilakukan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu: 1) Bahasa lisan
yang digunakan, mencakup; a) Lafal; b) Intonasi; c) Pilihan kata
(diksi); d) Struktur bahasa serta; e) Gaya dan pragmatik, 2) Isi
pembicaraan, mencakup; a) Hubungan isi topik; b) Struktur isi; c)
Kuantitas isi, dan 3) Teknik dan penampilan, mencakup; a) Gerak
gerik dan mimik; b) Hubungan dengan pendengar; c) Volume serta; d)
Jalannya pembicaraan.28
Selain itu, untuk meningkatkan keterampilan berbicara yang
baik dan efektif pada setiap individu, maka harus ada ketercapaian atau
perolehan nilai keterampilan berbicara yang harus dilakukan atau
dicapai oleh individu itu sendiri, supaya kegiatan atau aktivitas
berbicara semakin cakap dan optimal. Berikut indikator yang akan
dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan atau alat penilaian siswa
dalam berbicara:

1) Pelafalan: kemampuan mengucapkan konsonan dan vokal


secara benar.
2) Parabahasa, mencakup nada dan jeda. Nada adalah irama
dalam berbicara. Dalam berbicara terdapat empat irama
yakni rendah, sedang, tinggi, dan tinggi sekali.
Sedangkan, jeda adalah penghentian pembicaraan.
Tingkatan jeda mencakup rendah, sedang, dan tinggi.

26
Elaine B Johnson, Contextual Teaching and Learning Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar
Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandung: Mizan Learning Center, 2010), hal. 6.
27
Burhan Nurgiyanto, Penilaian Pembelajaran Bahasa, (Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogtakarta, 2010), hal. 325.
28
Usman, Op. Cit., hal. 40-41.
20

3) Kebahasaan. Aspek kebahasaan mencakup dua aspek,


yakni pemilihan diksi (kata) dan penggunaan kalimat.
4) Isi pembicaraan. Kemampuan siswa mengeksplorasi
rangsangan gambar untuk dituturkan menjadi sebuah
cerita bermakna.
5) Kelancaran. Kelancaran meliputi dua aspek yaitu,
penundaan dan pengulangan.
6) Bahasa tubuh.29

2. Pembelajaran Tematik
a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang


digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah dasar/madrasah
ibtidaiyah, pembelajaran tematik ini merupakan pembelajaran yang
memadukan beberapa mata pelajaran yang digabungkan atau disusun
dalam satu tema. Selain itu, pembelajaran tematik merupakan bentuk
pembelajaran yang bermakna serta berpengetahuan multikurikulum.
Yakni, pembelajaran yang menguasai dua hal fokus utama dalam
pengetahuan yang meliputi, penguasaan materi atau bahan ajar yang
bermakna dan berkaitan pada kehidupan siswa serta penunjang
berkembangnya kemampuan siswa dalam berpikir dan bersikap kritis,
dalam menghadapi masalah yang dihadapinya, sehingga siswa mampu
memecahkan dan menyelesaikan masalahnya dengan baik dan efisien
secara mandiri.30
Pembelajaran tematik juga merupakan satu usaha untuk
mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap
pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan

29
Marlina Eliyanti Simbolon, Tuturan dalam Pembelajaran Berbicara dengan Metode Reciprocal
Teaching, (Surabaya: Media Sahabat Cendikia, 2019), hal. 35.
30
Andi Prastowo, Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu, (Jakarta: Kencana, 2019), hal. 3.
21

tema.31 Pembelajaran ini memiliki ciri sebagai pembelajaran yang


memprioritaskan dan mendominasi agar siswa aktif, kreatif dan
terampil dalam proses pembelajaran. Selama pembelajaran
berlangsung guru akan terus menstimulus agar siswa ikut serta aktif
dalam aktivitas pembelajaran, agar siswa tidak pasif, jenuh dan siswa
dapat dengan mudah memahami pembelajaran atau materi yang
diberikan oleh guru. Agar pembelajaran tematik terasa lebih
menyenangkan, materi atau pembelajaran tematik, diberikan kepada
siswa dengan melakukan upaya atau usaha tertentu oleh guru. Seperti
pemberian strategi, model, metode atau media pembelajaran.
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang
melintasi batas-batas mata pelajaran untuk berfokus pada
permasalahan kehidupan yang komperhensif atau dapat pula disebut
dengan studi luas yang menggabungkan berbagai bagian kurikulum ke
dalam hubungan yang bermakna.32 Selain itu, pembelajaran tematik
juga merupakan strategi pembelajaran yang diterapkan bagi anak
sekolah dasar. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang
dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya
tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran, pembelajaran tematik
menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum,
menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk
memunculkan dinamika dalam pendidikan.33
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran tematik merupakan jenis pembelajaran terpadu,
yang memadukan atau menyatukan beberapa mata pelajaran di dalam
satu tema. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang
berpusat pada siswa, pembelajaran tematik ini mendorong serta

31
Sungkono, Pembelajaran Tematik Dan Implementasinya Di Sekolah Dasar, Jurnal Ilmiah
Pembelajaran, Vol. 2 No. 1, 2006, hal. 52.
32
Indriwati dalam Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 149.
33
Nurul Hidayah, Pembelajaran Tematik Integratif Di Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Dasar, Vol. 2 No. 1, 2015, hal. 36.
22

memotivasi siswa agar aktif, kreatif dan terampil selama proses


pembelajaran berlangsung. Serta, membantu siswa belajar dalam
membangun kemampuan memecahkan masalah pembelajaran sesuai
dengan keadaan yang dihadapi.

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki ciri atau karakteristik umum


yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa, siswa diminta untuk
selalu aktif dalam proses pembelajaran, agar siswa dapat memiliki
pribadi yang terampil dan kreatif. Adapun, macam-macam
karakteristik pembelajaran tematik menurut Tim Pakar (2006) dalam
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, sebagai berikut:
1) Pembelajaran berpusat pada siswa.
Pembelajaran berpusat pada siswa, dikarenakan
pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang memberikan keleluasaan pada peserta didik, baik secara
individu maupun kelompok. Peserta didik diharapkan dapat aktif
mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip
dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan
perkembangannya.
2) Memberikan pengalaman langsung kepada anak.
Pembelajaran tematik dibuat untuk melibatkan peserta didik
secara langsung dalam pembelajaran yang mengaitkan antar
konsep dan prinsip yang dipelajari dari beberapa mata pelajaran.
Sehingga mereka akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan
fakta dan peristiwa yang dialami, bukan sekedar informasi dari
gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan
katalisator yang membimbing ke arah tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Sedangkan peserta didik sebagai aktor pencari fakta
dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.
23

3) Pemisahan mata pelajaran tidak kelihatan atau antar mata pelajaran


menyatu.
Pembelajaran tematik memusatkan perhatian pada
pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari
beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang
terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan peserta didik untuk
memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi yang
utuh.
4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu
proses pembelajaran sehingga bermakna.
Pembelajaran tematik mengkaji suatu fenomena dari
berbagai macam aspek yang membentuk semacam jalinan antar
pengetahuan yang dimiliki peserta didik, sehingga berdampak
kebermaknaan dari materi yang dipelajari peserta didik. Hasil nyata
akan didapat dari segala konsep yang diperoleh dari keterkaitannya
dengan konsep-konsep lain yang dipelajari. Hal ini diharapkan
akan berdampak pada kemampuan anak untuk memecahkan
masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya.
5) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhan anak.
Pada pembelajaran tematik dikembangkan pendekatan
Pembelajaran yang Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan
(PAKEM) yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses
pembelajaran dengan melihat bakat, minat, dan kemampuan
sehingga memungkinkan peserta didik termotivasi untuk belajar
terus menerus.34

34
Tim Pakar (2006) dalam Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Pembelajaran Tematik di SD, (Yogyakarta: PPPPTK
Matematika, 2009), hal. 14-15.
24

Selain itu, pendapat lain juga menyatakan bahwa terdapat


beberapa karakteristik di dalam pembelajaran tematik, diantaranya
sebagai berikut:

1) Berpusat pada siswa


Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal
ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak
menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih
banyak berperan sebagai fasilitator yang memberikan
kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas
belajar.
2) Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung
kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung
ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai
dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran
menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada
pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan
kehidupan siswa.
4) Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai
mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan
demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut
secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari.
5) Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru
dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan
mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan
kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan
siswa berada.
6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang
dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.35

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan


bahwa karakteristik pembelajaran tematik yakni, pembelajaran
berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung kepada siswa,
pemisahan mata pelajaran tidak kelihatan atau antar mata pelajaran
35
Mohamad Muklis, Pembelajaran Tematik, Jurnal Fenomena, Vol. IV No. 1, 2012, hal. 68.
25

menyatu, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat


fleksibel atau luwes dan hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai
dengan minat dan kebutuhan siswa.

c. Tujuan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik yang diterapkan di SD/MI merupakan


salah satu usaha dalam meningkatkan mutu pendidikan, seperti siswa
dilibatkan dan diminta aktif dalam proses pembelajaran, agar siswa
dapat memecahkan masalah di dalam pembelajaran berdasarkan
konsep-konsep yang diperoleh dari pemahaman materi yang dipelajari.
Hal tersebut merupakan salah satu tujuan pembelajaran tematik, ada
beberapa tujuan pembelajaran tematik menurut Hosnan (2014) dalam
Resnani yakni, meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajari
siswa secara lebih bermakna, pembelajaran tematik dapat
mengembangkan keterampilan mengolah dan memanfaatkan
informasi, menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti,
menghargai pendapat orang lain, bekerja sama dalam memecahkan
masalah, memilih aktivitas yang sesuai dengan minat dan kebutuhan
para siswa, serta meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.36
Selain itu, terdapat beberapa tujuan pembelajaran tematik
menurut pendapat lain yang meliputi;
1) Meningkatkan pemahaman konsep sesuai yang dipelajarinya
secara lebih bermakna.
2) Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah dan
memanfaatkan informasi.
3) Menumbuh kembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan
nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan.

36
Hosnan (2014) dalam Resnani, Penerapan Model Discovery Learning untuk Peningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik Kelas VC SDIT Generasi Rabbani
Kota Bengkulu, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. 12 No. 1, 2015, hal. 10.
26

4) Menumbuh kembangkan keterampilan sosial seperti kerja


sama, toleransi, komunikasi, serta menghargai pendapat
orang lain.
5) Meningkatkan gairah dalam belajar.
6) Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan
kebutuhannya.37

d. Manfaat Pembelajaran Tematik

Ada banyak manfaat yang didapat dari pembelajaran tematik,


salah satunya adalah pembelajaran tematik dapat menghemat waktu
belajar, dikarenakan keterpaduan beberapa matapelajaran yang
dikemas dalam satu tema, hal tersebut memudahkan guru dan siswa
dalam proses pembelajaran, karena akan ada banyak waktu yang bisa
dimanfaatkan dalam memahami konsep-konsep materi yang saling
berkaitan di dalam tema pembelajaran tematik. Selain itu, di dalam
pembelajaran tematik terdapat beberapa manfaat yang dapat
menguntungkan peran guru dan peserta didik, diantaranya yakni:
1) Pembelajaran mampu meningkatkan pemahaman konseptual
peserta didik terhadap realitas sesuai dengan tingkat
perkembangan intelektualitasnya.
2) Pembelajaran tematik memungkinkan peserta didik mampu
mengeksplorasi pengetahuan melalui serangkaian proses
kegiatan pembelajaran.
3) Pembelajaran tematik dapat membantu peserta didik
meningkatkan interaksi serta keakraban dengan peserta didik
lainnya.
4) Profesionalitas guru dapat meningkat dalam pembelajaran
tematik.38

37
Depdiknas, Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar, (Jakarta: Depsiknas,
2006), hal. 4.
38
Ibid., 15.
27

5) Menyajikan kurikulum yang berpusat dan tertuju pada siswa


yang berhubungan dengan ketertarikan, kepentingan dan
kecerdasan siswa.
6) Mendukung siswa dalam membangun dan mengembangkan
keterkaitan antara gagasan dan ide, sehingga pemahaman
siswa dapat tumbuh dan meningkat.
7) Siswa dapat lebih mudah memfokuskan perhatian
berdasarkan tema atau topik pembelajaran.
8) Siswa mampu mengkaji, mempelajari dan meningkatkan
wawasan serta pengetahuan berdasarkan kompetensi pada
materi pembelajaran dalam tema atau topik yang sama.39

Kemudian, terdapat masing-masing manfaat bagi guru dan


siswa di dalam pembelajaran tematik. Keuntungan atau manfaat
pembelajaran tematik bagi guru meliputi:
1) Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran. Materi
pelajaran tidak dibatasi oleh jam pelajaran, melainkan dapat
dilanjutkan sepanjang hari yang meliputi berbagai macam
atau beberapa mata pelajaran.
2) Hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat diajarkan
secara logis dan alami.
3) Pembelajaran tematik bersifat pembelajaran yang
berkelanjutan, tidak terbatas pada buku paket dan jam
pembelajaran. Serta, guru dapat membantu siswa memperluas
kesempatan belajar ke berbagai aspek kehidupan.
4) Guru bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau
topik dari berbagai sudut pandang.
5) Pemberian fasilitas terhadap pengembangan masyarakat
dapat dilakukan secara optimal.

39
Nurkhayati, Apri Utami Parta Santi, Pengaruh Model Tematik Terhadap Kreativitas Guru
Dalam Mengajar Di Sekolah Dasar Negeri Jagakarsa 09 Pagi, Holistika: Jurnal Ilmiah PGSD,
Vol. 1 No. 2, 2017, hal. 89.
28

Sedangkan keuntungan atau manfaat pembelajaran tematik


bagi siswa, meliputi beberapa manfaat sebagai berikut:
1) Siswa dapat lebih fokus pada proses belajar dibandingkan
hasil belajar.
2) Meniadakan batasan-batasan antar bagian kurikulum dan
menyajikan pendekatan pembelajaran yang integratif.
3) Menyajikan pembelajaran yang berpusat pada siswa
berdasarkan minat, kebutuhan dan inlegensi siswa.
4) Menstimulus kemampuan eksplorasi siswa di dalam maupun
di luar kelas.
5) Meningkatkan pemahaman dan apresiasi siswa melalui
terbangunnya konsep dan ide yang saling berkaitan.40

e. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik

Dalam penerapan pembelajaran tematik di sekolah terdapat


beberapa kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan-kelebihan
dalam pembelajaran tematik yakni:
1) Pembelajaran yang menyenangkan karena pembelajaran ini
disesuaikan dengan kebutuhan dan minat siswa.
2) Memberikan pengalaman belajar yang relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa.
3) Karaketeristik pembelajaran berkesan dan bermakna sehingga
mengoptimalkan hasil belajar siswa.
4) Keterampilan berpikir anak dapat meningkat dan berkembang
berdasarkan masalah yang dihadapi.
5) Keterampilan sosial siswa dapat berkembang melalui kerja
sama antar siswa dalam kegiatan pembelajaran.

40
Sun Haji, Pembelajaran Tematik yang Ideal di MI/SD, Jurnal Pendidikan, Vol. III No. 1, 2015,
hal. 60-61.
29

6) Meningkatkan rasa empati dan sikap saling menghargai


terhadap ide, pendapat dan gagasan yang dikemukan oleh
siswa lainnya.
7) Kegiatan belajar yang diberikan bersifat realistis berdasarkan
masalah yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Selain kelebihan-kelebihan yang telah disebutkan,
pembelajaran tematik mempunyai beberapa kekurangan, antara lain:
1) Guru dituntut untuk selalu meningkatkan kreativitas, rasa
percaya diri, mengembangkan pengetahuan dan wawasan
serta harus cakap dalam mengembangkan indikator serta
materi pembelajaran.
2) Aspek intelegensi siswa dalam kegiatan pembelajaran
dituntut untuk terus meningkat dan mengdapatkan hasil yang
baik. Hal ini dilakukan agar kreativitas siswa dalam belajar
dapat terus berkembang.
3) Sarana, media dan sumber belajar harus terus terpenuhi, guna
membantu mengembangkan wawasan dan pengetahuan
siswa.
4) Sistem pengukuran dan penilaian berupa objek, indikator dan
langkah-langkah pembelajaran sangat diperlukan dalam
proses pembelajaran tematik.
5) Di dalam pembelajaran tematik semua mata pelajaran
disamaratakan atau bersifat terpadu, tidak ada pengkhususan
mata pelajaran atau mata pelajaran yang lebih ditonjolkan
untuk disajikan kepada peserta didik.41

41
Kunandar dalam Rendy Nugraha Frasandy, Pembelajaran Tematik Integratif (Model Integrasi
Mata Pelajaran Umum SD/MI Dengan Nilai Agama, Jurnal Elementary, Vol. 5 No. 2, 2017, hal.
312-313.
30

f. Materi Pembelajaran yang Mendukung Keterampilan Berbicara


dalam Pembelajaran Tematik

Menumbuh kembangkan keterampilan sosial merupakan


salah satu tujuan dalam pembelajaran tematik. Keterampilan sosial
yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran tematik yakni
keterampilan berkomunikasi. Keterampilan komunikasi dalam
pembelajaran tematik ditujukan dan dilaksanakan untuk melatih siswa
agar mampu, berani dan aktif ikut serta dalam kegiatan berbicara
dikelas. Seperti presentasi, menyampaikan ide/gagasan, pendapat,
pertanyaan dan tanggapan. Kegiatan-kegiatan berbicara yang
dilakukan di dalam kelas pada proses pembelajaran tematik,
merupakan upaya serta pelatihan yang bertujuan agar siswa semangat,
antusias dan aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa
mampu dan terampil berbicara dan komunikasi secara tepat dan
optimal.

Di dalam pembelajaran tematik, terdapat materi-materi


pembelajaran yang mendukung siswa dalam menumbuh kembangkan
keterampilan berbicara atau komunikasi. Adapun materi pembelajaran
dalam pembelajaran tematik yang mendukung keterampilan berbicara,
berdasarkan fokus penelitian yang dilakukan di kelas IV yakni sebagai
berikut:

Tabel 2. 1 Materi Pembelajaran yang Mendukung


Keterampilan Berbicara Siswa dalam Pembelajaran Tematik42

Tema Kompetensi Dasar Subtema Materi Pembelajaran


Tema 4 3.5 Menguraikan Subtema  Mengomunikasikan
“Berbagai pendapat pribadi 1: Jenis- dan menyampaikan
Pekerjaan” tentang isi buku sastra jenis contoh dari

42
Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Untuk SD/MI Kelas IV, Tema 4/Berbagai Pekerjaan: Buku
Guru, Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016.
31

(cerita, dongeng, dan pekerjaan kegiatan untuk


sebagainya). menjaga
keseimbangan dan
4.5 Mengomunikasikan kelestarian sumber
pendapat pribadi daya alam.
tentang isi buku sastra  Menyampaikan
yang dipilih dan dibaca hasil tulisan tentang
sendiri secara lisan dan sikap-sikap tokoh
tulis yang didukung kepada teman
oleh alasan. sekelompok dan
guru.
 Memberikan dan
menyampaikan
pendapat tentang
sikap tokoh.
Subtema  Berdiskusi dan
2: menilai cerita
Pekerjaan “Bapak Welly”
di bersama sesuai
sekitarku kelompok.
 Mempresentasikan
hasil diagram
mengenai sikap
yang baik dan tidak
baik di lingkungan
sekitar dalam
kelompok.
Subtema  Mengomunikasikan
3: dan menyampaikan
Pekerjaan hasil tulisan
32

orang mengenai cerita


tuaku “Tupai dan Ikan
Gabus” di depan
kelas.
 Mempresentasikan
hasil diagram
mengenai sikap
yang baik dan tidak
baik di lingkungan
sekolah dalam
kelompok.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang peneliti anggap relevan dengan


penelitian yang telah dilakukan di antaranya:
1. Penelitian yang berjudul “Analisis Keterampilan Berbicara Siswa Kelas
Tinggi Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar” yang
disusun oleh Monica Theresia, Nurbaiti, dalam jurnal MISI Institut
Pendidikan Tapanuli Selatan, Vol. 1 No. 1, 2018. Menyimpulkan bahwa
hasil tes pada analisis keterampilan berbicara siswa kelas tinggi SDN
200111 Padang Sidimpun menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang
masuk kategori sangat baik atau sebesar 0%. Kategori baik sebanyak 16
siswa atau sebesar 25,80 %, kategori cukup baik sebanyak 26 siswa atau
sebesar 41,93%, kategori kurang sebanyak 20 siswa atau sebesar 32,25%.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka tingkat keterampilan berbicara
siswa kelas tinggi termasuk ke dalam kategori cukup baik yaitu sebanyak
26 siswa dari 62 siswa kelas tinggi atau dengan presentase sebesar
41,93%.
33

Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti yakni, mengenai “Analisis


Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang
Lampung Selatan dalam Pembelajaran Tematik, Hasil analisis data
keseluruhan keterampilan berbicara siswa kelas IV memperoleh persentase
sebesar 72% dan termasuk ke dalam kategori baik. Analisis data tersebut
mencakup aspek pelafalan yang memperoleh persentase sebesar 73%,
aspek parabahasa yang memperoleh persentase sebesar 74%, aspek
kebahasaan yang memperoleh persentase sebesar 73%, aspek isi
pembicaraan yang memperoleh persentase sebesar 65% dan aspek bahasa
tubuh yang memperoleh persentase sebesar 73%.
2. Penelitian yang berjudul “ Analisis Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V
pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia” yang disusun oleh Kadek Dwi
Padmawati, Ni Wayan Arini, Kadek Yudiani, dalam Journal For Lesson
and Learning Studies, Vol. 2 No. 2, 2019. Menyimpulkan bahwa
keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas
V di SD Negeri 4 Temukus, mendapatkan hasil analisis data dengan
observasi keterampilan berbicara siswa diperoleh data dengan rata-rata
skor observasi keterampilan berbicara yaitu sebesar 16. Berdasarkan data
tersebut diketahui presentase hasil observasi keterampilan berbicara pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V di SD Negeri 4 Temukus
adalah 64%. Berdasarkan standar penilaian acuan skala lima termasuk ke
dalam kategori rendah. Adapun hasil analisis data berupa faktor-faktor
yang mempengaruhi keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia siswa kelas V di SD Negeri 4 Temukus. Faktor pertama adalah
faktor fisik berupa alat ucap untuk menghasilkan bunyi bahasa, yang
meliputi kepala, tangan, dan mimik wajah sebagai media ekspresi dalam
kegiatan berbicara. Faktor kedua yaitu faktor psikologis, faktor ini
berpengaruh terhadap kelancaran seseorang dalam kegiatan berbicara.
Faktor ketiga adalah faktor neurologis yakni media penghubung antara
otak kecil dengan mulut, telinga dan beberapa organ tubuh yang lain
melalui jaringan saraf yang berkontribusi saat seseorang sedang dalam
34

kegiatan berbicara. Faktor keempat adalah faktor semantik adalah faktor


yang berkaitan dengan makna yang terkandung dalam pesan yang
disampaikan melalui kegiatan berbicara. Faktor kelima adalah faktor
linguistik, faktor linguistik berhubungan dengan struktur atau tatanan
bahasa.

Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti yakni, peneliti melakukan


penelitian mengenai “Analisis Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IV
SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan dalam Pembelajaran
Tematik, Hasil analisis data keseluruhan keterampilan berbicara siswa
kelas IV memperoleh persentase sebesar 72% dan termasuk ke dalam
kategori baik. Analisis data tersebut mencakup aspek pelafalan yang
memperoleh persentase sebesar 73%, aspek parabahasa yang memperoleh
persentase sebesar 74%, aspek kebahasaan yang memperoleh persentase
sebesar 73%, aspek isi pembicaraan yang memperoleh persentase sebesar
65% dan aspek bahasa tubuh yang memperoleh persentase sebesar 73%.
Adapun, faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan berbicara siswa
dalam penelitian ini, meliputi faktor pendukung dan faktor penghambat.
Faktor pendukung yakni, kepercayaan diri, lingkungan rumah dan
pergaulan sehari-hari siswa dengan teman sebayanya. Sedangkan faktor
penghambat yakni, sikap individual siswa, kebiasaan belajar dan
lingkungan tempat tinggal siswa.
3. Penelitian yang berjudul “Penggunaan Metode Show and Tell Dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Meningkatkan Keterampilan
Berbicara Siswa Kelas VII.C Di SMP Negeri 1 Seririt Tahun Ajaran
2014/2015” yang disusun oleh Luh Eka Trislijayanti, Sang Ayu Putu
Sriasih, Ida Bagus Sutresna, dalam e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Undiksha, Vol. 3 No. 1, 2015. Penelitian yang
dilakukan menunjukkan bahwa metode show and tell dengan media
gambar dapat membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan
berbicara. Peningkatan keterampilan berbicara berdasarkan penerapan
35

metode show and tell dengan media gambar dibuktikan dengan hasil
pembelajaran dari siklus I, secara klsikal skor rata-rata siswa adalah 75 %.
Pada siklus II, secara klasikal, skor rata-rata siswa adalah 96,43%. Dari
kedua siklus terjadi peningkatan keterampilan berbicara sebesar 21,43%.

Sedangkan, fokus penelitian yang dilakukan peneliti yakni, peneliti


menganalisa keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN 1 Sripendowo
Ketapang Lampung Selatan dalam pembelajaran tematik, yang dilakukan
menggunakan analisis data kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui
data angket dan wawancara kepada subjek penelitian. Hasil analisis data
keterampilan berbicara siswa pada penelitian ini memperoleh persentase
sebesar 72%, yang termasuk ke dalam kategori baik.
4. Penelitian yang berjudul “Analisis Keterampilan Berbicara Berbasis
Paired Storytelling (bercerita berpasangan) pada Tema Lingkungan
Sahabat Kita Siswa Kelas V SD Negeri 2 Mojoarum Tahun Ajaran
2018/2019”, yang disusun oleh Rosa Ilma Sylvia, dalam jurnal PENA SD,
Vol. 05 No. 01, 2020. Menyimpulkan bahwa keterampilan berbicara
dengan menerapkan model pembelajaran Paired Storytelling siswa kelas V
SD Negeri 2 Mojoarum memiliki kemampuan berbicara yang masuk ke
dalam kategori baik, hal tersebut terlihat dari hasil observasi keterampilan
berbicara siswa dengan jumlah skor yang diperoleh dari keseluruhan
keterampilan berbicara masing-masing siswa sebesar 287 dengan skor
presentase 71% dari 10 siswa yang termasuk ke dalam kategori baik.
Kecakapan siswa dalam berbicara mencakup tekanan, kosakata/diksi,
struktur kalimat, ucapan, keberanian, kelancaran, pengungkapan materi
wacana dan sikap.

Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti yakni, peneliti hanya


menganalisa keterampilan berbicara siswa kelas IV dalam pembelajaran
tematik, melalui hasil data angket dan wawancara yang bersumber dari
sumber data yakni guru kelas dan siswa kelas IV, dengan perolehan
persentase hasil analisis keterampilan berbicara siswa sebesar 72% dan
36

termasuk ke dalam kategori baik. Keterampilan berbicara siswa meliputi


aspek pelafalan yang mencakup kemampuan mengucapkan konsonan dan
vokal secara benar, ucapan dan aksen dalam berbicara, aspek parabahasa
yang mencakup nada, tingkatan jeda, kecepatan dan kelancaran dalam
berbicara, aspek kebahasaan yang mencakup pemilihan diksi/kata dan
penggunaan kalimat, aspek isi pembicaraan yang mencakup keterampilan
mengembangkan ide cerita dan sikap penghayatan cerita serta aspek
bahasa tubuh yang mencakup ekspresi wajah, ekpresi tubuh, ekspresi
tangan dan ekspresi kaki.

C. Kerangka Berpikir

Keterampilan berbicara di MI/SD merupakan salah satu keterampilan


berbahasa yang harus dikuasai oleh masing-masing individu atau siswa.
Keterampilan berbicara ini memudahkan keinginan siswa dalam kegiatan atau
aktivitas berbicara di lingkungan sekolah atau lingkungan sosial yang lebih
luas ranah komunikasinya, karena akan lebih banyak bertemu atau dihadapkan
dengan khalayak, jika siswa sudah mampu dan cakap dalam berbicara, maka
siswa akan percaya diri, tidak gugup, malu ataupun cemas dalam
menyampaikan ide, gagasan, informasi, curahan hati dan lainnya terhadap
lawan bicaranya.
Namun, keterampilan berbicara pada kenyataannya adalah hal yang
masih terbilang sukar atau tidak mudah dilakukan. Ketika siswa ingin
menyampaikan atau mengutarakan ide, gagasan maupun perasaannya dalam
suasana yang formal atau resmi dan berbicara di depan umum atau khalayak,
contoh sederhananya adalah ketika siswa diminta berbicara atau bercerita
dalam proses pembelajaran tematik di dalam kelas, siswa belum mampu dan
cakap untuk melakukannya, dikarenakan siswa masih merasa cemas, gugup,
ragu dan malu ketika harus menyampaikan pendapat serta belum mampu
mengutarakan ide atau perasaannya melalui kata-kata, kalimat serta bahasa
yang efektif secara baik dan tepat. Hal ini menjadi pemicu rendahnya nilai
keterampilan berbicara siswa dan menjadi penyebab siswa pasif dalam proses
37

pembelajaran, khususnya di dalam pembelajaran tematik. Kondisi kurangnya


keterampilan serta kemampuan siswa dalam berbicara tidak lepas dari kurang
maksimalnya atau kurang optimalnya proses pembelajaran di sekolah.
Keadaan ini memicu guru untuk dapat lebih berupaya meningkatkan
keterampilan berbicara dan rasa percaya diri siswa dalam menyampaikan serta
mengutarakan kata-kata, ide, gagasan, atau perasaan menggunakan kalimat
dan bahasa yang efektif secara baik dan tepat serta menumbuhkan rasa
antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, khususnya
pembelajaran tematik.

Agar keterampilan berbicara siswa meningkat secara baik, guru


harus mampu melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran tematik,
supaya siswa dapat percaya diri dan mampu mengutarakan ide, informasi,
gagasan atau perasaannya melalui kata-kata, kalimat serta bahasa yang efektif
secara baik dan tepat di depan teman-temannya atau khalayak. Di dalam
proses pembelajaran siswa diminta untuk turut aktif dalam aktivitas berbicara
dan menjabarkan atau memaparkan ide, gagasan serta materi pembelajaran
melalui diskusi atau presentasi di depan kelas atau teman-temannya, hal ini
membutuhkan peran penting dan khusus dari guru dan pihak sekolah agar
dapat membantu serta melatih siswa untuk lebih mampu dan terampil
berbicara dengan baik dalam proses pembelajaran, terutama pembelajaran
tematik.

Keterampilan Berbicara

Pembelajaran Tematik

Aktivitas Siswa Peran Guru

Bagan 2. 1 Kerangka Berpikir


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN 1 Sripendowo


Ketapang Lampung Selatan tahun ajaran 2020/2021. Jadwal kegiatan
penelitian tersebut dinyatakan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan Penelitian

2019 2020
Kegiatan
Okt Des Jan Mar Ags Sep Okt Nov Des
Pengajuan
Judul
Penyusunan
Proposal
Penelitian
Seminar
Proposal
Penyusunan
Instrumen
Proses
penelitian
Pengolahan,
Analisis Data
dan
Penyusunan
BAB 4-5
Sidang
Skripsi dan
revisi

38
39

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif.


Penelitian ini menggunakan latar yang bersifat alami dengan tujuan
menguraikan gejala yang terjadi, dengan melakukan tindakan-tindakan
menggunakan metode atau teknik penelitian yang sesuai.43 Kualitatif berarti
sesuatu yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang terdapat
dibalik fakta. Kualitas, nilai atau makna hanya dapat disajikan atau
dideskripsikan melalui bahasa, kata-kata atau kalimat.44 Metode penelitian ini
dimaksudkan untuk mengungkapkan kejadian yang bersifat nyata dalam
kehidupan sosial yang dituangkan dengan kata-kata atau kalimat yang
berkaitan dengan fenomena atau keadaan yang terjadi dalam proses penelitian
di lapangan.

Penelitian kualitatif menghasilkan analisis yang lebih deskriptif


daripada prediktif. Tujuannya adalah untuk memahami secara mendalam sudut
pandang subjek penelitian atau membuat fakta yang diteliti lebih mudah
dipahami. Penelitian kualitatif menempatkan setiap kasus secara sah atau
otentik dan berpotensi layak dipelajari. Setiap kasus mewakili spesifikasi dan
interpretasi pengalaman orang. Karena itu, penelitian kualitatif mewakili
kebenaran dan kenyataan bagi subjek dan peneliti.45 Penelitian ini ditujukan
untuk menganalisis, mendeskripsikan atau menyajikan data dan fakta tentang
keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung
Selatan dalam pembelajaran tematik.

43
Albi Anggito, Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Sukabumi: CV Jejak, 2018),
hal. 7.
44
Muh. Fitrah, Luthfiyah, Metode Penelitian; Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi Kasus
(Sukabumi: CV Jejak, 2017), hal. 44.
45
S. Aminah, Roikan, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif Ilmu Politik, (Jakarta: Prenada
Media Group, 2019), hal. 55.
40

C. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 1 Sripendowo


Ketapang Lampung Selatan tahun ajaran 2020/2021. Dalam penelitian ini
peneliti akan meneliti dan mengumpulkan informasi serta data dari 20 siswa
dan juga guru kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan tahun
ajaran 2020/2021.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data, antara lain sebagai


berikut:
1. Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan salah satu teknik pengumpulan
data yang berisi sejumlah atau beberapa pertanyaan yang dibutuhkan
sesuai tujuan peneliti secara tertulis yang digunakan untuk mendapatkan
informasi serta data dari informan atau responden, agar peneliti dapat
mengetahui hal-hal secara pribadi dari informan melalui pertanyaan-
pertanyaan yang tertera sesuai tujuan yang akan diteliti.46 Angket
digunakan untuk kebutuhan dalam mengumpulkan data yang sifatnya
penting saat proses penelitian.47 Dalam penelitian ini angket digunakan
untuk menganalisis, mengetahui informasi dan mendapatkan data
mengenai keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN 1 Sripendowo
Ketapang Lampung Selatan dalam pembelajaran tematik.
Angket yang digunakan disusun berdasarkan skala Likert, angket
ini terdiri dari 45 daftar pertanyaan yang akan dijawab oleh para responden
yakni siswa kelas IV secara tertulis, angket yang akan diberikan kepada
responden sesuai dengan jumlah siswa kelas IV yakni 20 buah angket
penelitian. Responden dapat menjawab daftar pertanyaan pada angket

46
Iwan Hermawan, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif Dan Mixed Methode,
(Kuningan: Hidayatul Qur’an Kuningan, 2019), hal. 75.
47
Bagja Waluya, Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas XII Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program llmu Pengetahuan Sosial, (Bandung: PT Setia Purna
Inves, 2007), hal. 95.
41

dengan memilih salah satu kriteria pilihan jawaban yang sesuai dengan
keadaan atau pribadi responden. Kriteria atau opsi jawaban meliputi 5
pilihan, yakni: SL (Selalu), SR (Sering), KD (Kadang-kadang), P (Pernah)
dan TP (Tidak Pernah).

Tabel 3. 2 Kisi-kisi Angket Keterampilan Berbicara

Jumlah
Aspek Indikator No. Soal
Item
Pelafalan Kemampuan 2 1, 2
mengucapkan konsonan
dan vokal secara benar.
Ucapan dalam berbicara. 2 3, 4
Aksen dalam berbicara. 2 5, 6
Parabahasa Nada dalam berbicara. 2 7, 8
Tingkatan jeda dalam 2 9, 10
berbicara.
Kecepatan. 2 11, 12
Kelancaran. 4 13, 14, 15,
16
Kebahasaan Pemilihan diksi 4 17, 18, 19,
20
Penggunaan kalimat 4 21, 22, 23,
24
Isi Pembicaraan Keterampilan 4 25, 26, 27,
mengembangkan ide 28
cerita.
Sikap penghayatan 3 29, 30, 31
cerita.
Bahasa Tubuh Ekspresi wajah. 4 32, 33, 34,
35
Ekspresi tubuh. 3 36, 37, 38
42

Ekspresi tangan. 4 39, 40, 41,


42
Ekspresi kaki. 3 43, 44, 45
Total 45 Butir Soal

Alternatif jawaban yang dicantumkan pada angket memiliki skor


yang berbeda-beda pada masing-masing kriteria jawabannnya, skor pada
pertanyaan dan pernyataan positif atau negatif diberikan skor yang berbeda
pula. Berikut pemberian skor pada alternatif jawaban pada pernyataan
angket.

Tabel 3. 3 Skor Jawaban pada Setiap Pernyataan48

Pernyataan
No. Kriteria Jawaban
Positif Negatif
1. Selalu (SL) 5 1
2. Sering (SR) 4 2
3. Kadang-kadang (KD) 3 3
4. Pernah (P) 2 4
5. Tidak Pernah (TP) 1 5

Adapun langkah-langkah dalam menghitung presentase jawaban


angket berdasarkan pernyataan yang telah dijawab oleh responden, yakni
sebagai berikut:

a. Jawaban responden pada setiap pernyataan diberi skor yang sesuai.


b. Menghitung frekuensi atau responden yang menjawab setiap
pernyataan berdasarkan alternatif/kriteria jawaban.
c. Mencari persentase jawaban responden pada setiap pernyataan, dengan
menghitung persentase menggunakan rumus sebagai berikut:

48
Nizamuddin, Penelitian Berbasis Tesis dan Skripsi: Disertai Aplikasi dan Pendekatan Analisis
Jalur, (Medan: Pantera Publishing, 2020), hal. 192.
43

𝑓
P= × 100 %
𝑛
Keterangan :
P = Persentase setiap pernyataan.
F = Frekuensi setiap alternatif/kriteria jawaban.
N = Jumlah responden.
100 % = Bilangan tetap.49

Pada tahap selanjutnya, hasil persentase jawaban responden yang


telah diketahui, ditafsirkan ke dalam kategori atau klasifikasi penilaian
pada tabel berikut:

Tabel 3. 4 Klasifikasi Penafsiran Nilai Persentase50

Persentase Klasifikasi Penafsiran Nilai


80 – 100 % Sangat Baik
60 – 80 % Baik
40 – 60 % Cukup
˂ 40 % Kurang

2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data
untuk tujuan penelitian, agar peneliti mendapatkan informasi dan data
yang dibutuhkan. Wawancara dilakukan melalui proses atau teknik
percakapan atau perbincangan antara peneliti dan responden berdasarkan
tujuan penelitian, wawancara ini dilakukan menggunakan panduan
wawancara berupa daftar pertanyaan tertulis maupun pertanyaan tanpa
panduan wawancara yang dibutuhkan, namun tetap sesuai tujuan dan
memenuhi syarat dan kebutuhan penelitian, serta dalam pelaksanaan

49
Ajat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kuantitatif: Quantitative Research Approach, (Yogyakarta:
Deepublish, 2018), hal. 75.
50
Kadir, dkk, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika II (SNPMAT II): Pembelajaran
Matematika dalam Era Revolusi Industri 4.0, (Kendari: Universitas Halu Oleo Press, 2019), hal.
65.
44

wawancara dapat dilakukan secara tatap muka secara langsung maupun


menggunakan media komunikasi, seperti wawancara melalui handphone
atau video call (panggilan video).51
Metode wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah
wawancara semi terstruktur. Wawancara ini dilakukan berdasarkan
panduan atau daftar pertanyaan wawancara yang telah disiapkan oleh
peneliti, namun pada saat berjalannya wawancara, peneliti dapat bertanya
di luar panduan atau daftar pertanyaan, hal ini ditujukan supaya peneliti
dapat memperoleh data serta informasi lebih dalam, rinci dan lengkap dari
responden.52
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan atau ditujukan
kepada guru kelas dan siswa kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang
Lampung Selatan, wawancara ini dilaksanakan untuk mendapatkan data
dan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti terkait keterampilan berbicara
siswa kelas IV dalam pembelajaran tematik yang bersumber dari
responden atau informan dalam proses penelitian.

Tabel 3. 5 Kisi-kisi Wawancara Keterampilan Berbicara

No. Indikator
1 Definisi keterampilan berbicara siswa
2 Aspek penilaian keterampilan berbicara siswa kelas IV
3 Aspek keterampilan berbicara siswa yang ditingkatkan di kelas IV
4 Faktor pendukung atau penghambat keterampilan berbicara siswa
kelas IV
5 Pemberian apresiasi dan motivasi terhadap keterampilan berbicara
siswa kelas IV dalam pembelajaran tematik

51
Fandi Rosi Sarwo Edi, Teori Wawancara Psikodiagnostik, (Yogyakarta: Leutika Nouvallitera,
2016), hal. 3.
52
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitugan
Manual & SPSS, (Jakarta: Prenada Media, 2017), hal. 18.
45

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif mencakup hasil


perolehan dan pengumpulan data dan informasi dari informan atau sumber
yang terpercaya. Pengumpulan data tersebut dilakukan melalui berbagai
macam teknik atau cara. Kegiatan pengamatan atau penelitian ini akan terus
dilakukan sampai data yang dibutuhkan oleh peneliti rampung atau diperoleh
sesuai tujuan penelitian, kemudian data-data yang diperoleh dan terkumpul
akan ditelaah atau dianalisis dengan cermat dan tepat.

Analisis data dalam penelitian merupakan proses atau aktivitas


mengumpulkan dan menelaah serta meninjau data dan informasi dari sumber
atau informan yang valid, yang kemudian disusun secara sistematis sebagai
bahan laporan hasil penelitian. Data-data yang diperoleh merupakan data yang
dihasilkan dari proses dan tahap wawancara, observasi lapangan berupa
catatan lapangan dan dokumentasi. Data-data tersebut dikelola dengan cara
menyusun dan memasukkan data ke dalam kategori tertentu, menguraikan
menjadi beberapa elemen atau bagian, melakukan tindakan dengan
menggabungkan atau pecobaan terhadap beberapa elemen (sintesa), setelah
mendapatkan hasil, peneliti dapat mengorganisasikan atau mengarahkan ke
dalam format atau aspek penelitian yang sesuai dengan tujuan pokok
penelitian, dengan pengelolaan data secara sistematis dan tepat, peneliti dapat
membuat keputusan atau menarik kesimpulan dari hasil penelitian, yang
bertujuan agar orang lain atau pembaca dapat dengan mudah memahami data
dan informasi dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti.53

Analisis data dalam penelitian yang dilakukan mengacu pada analisis


model Miles and Huberman. Kegiatan dalam proses telaah atau analisis data
secara kualitatif dilaksanakan dengan cara menghubungkan data yang satu
dengan data penelitian lainnya atau menganalisis secara interaktif serta
pengamatan atau penelitian ini akan dilakukan secara berkesinambungan atau

53
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hal. 210.
46

terus menerus sampai data dan informasi yang dibutuhkan rampung, sehingga
data yang diperoleh dapat terkumpul dengan valid dan sempurna. Aktivitas
yang dilakukan dalam analisis data mencakup tiga tahap pelaksanaan, yakni:
Data Reduction (reduksi data), Data Display (penyajian data) dan conclusion
drawing/verification (penarikan kesimpulan/verifikasi).54

1. Data Reduction (Reduksi Data)


Reduksi data merupakan prosedur penentuan atau penyaringan
dan pengkoordinasian data yang dianggap penting dalam proses penelitian
yang difokuskan sesuai tujuan penelitian yang akan dicapai.55
Dalam penelitian yang dilakukan, reduksi data akan fokus
diarahkan pada keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN 1 Sripendowo
Ketapang Lampung Selatan dalam pembelajaran tematik. Data serta
informasi yang diperoleh akan dikumpulkan dan ditulis secara rinci berupa
catatan uraian data dan informasi hasil penelitian, agar permasalahan atau
fokus pokok penelitian bisa ditangani atau dikendalikan dengan baik.

2. Data Display (Penyajian Data)


Data Display (Penyajian Data) merupakan kegiatan penyajian
data berdasarkan data dan informasi yang telah diperoleh dan terkumpul
dari proses penelitian. Pada tahap ini, penyajian data berdasarkan
penelitian kualitatif adalah dengan menyajikan serta membuat tulisan
berupa catatan atau laporan deskriptif secara rinci dan terurai berdasarkan
data dan informasi yang diperoleh dan telah disusun secara runtut dan
tersusun. Pada kegiatan penyajian data, peneliti harus mengamati serta
meninjau kembali data-data yang telah diperoleh dan terkumpul. Hal ini
bertujuan untuk menelaah dan mengamati secara cermat dan teliti apabila
terdapat data atau informasi yang belum valid atau masih kurang. Maka,
peneliti harus melakukan tindakan pengamatan ulang dengan mencari dan

54
Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi, (Makassar: Sekolah Tinggi
Theologia Jaffray, 2018), hal. 54.
55
Ali Nurdin, Komunikasi Magis; Fenomena Dukun di Pedesaan, (Yogyakarta: LKiS Pelangi
Aksara, 2015), hal. 16.
47

mengumpulkan data serta informasi yang berkaitan dan sesuai dengan


tujuan penelitian.56
Dalam penelitian ini, penyajian data yang dilakukan oleh peneliti
adalah keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN 1 Sripendowo
Ketapang Lampung Selatan dalam pembelajaran tematik. Data dan
informasi yang peneliti sajikan adalah hasil pengumpulan dan reduksi data
berupa kuesioner (angket) siswa dan wawancara terhadap guru kelas dan
siswa kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan.

3. Conclusion Drawing/Verification (penarikan kesimpulan/verifikasi)


Penarikan kesimpulan atau verifikasi data merupakan data dan
informasi yang telah diperoleh dari proses penelitian berupa hasil
penelitian yang telah tercapai sesuai dengan tujuan dan fokus pokok
penelitian, yang sebelumnya data penelitian telah direduksi dan dianalisis
dengan cermat dan teliti oleh peneliti.57
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penarikan kesimpulan
penelitian berdasarkan hasil reduksi dan analisis data yang diperoleh
terkait keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN 1 Sripendowo
Ketapang Lampung Selatan dalam pembelajaran tematik.

F. Pemeriksaan Keabsahan Data

Aktivitas pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif


mencakup tahap-tahap berikut ini.
1. Uji Kredibilitas
Pada proses penelitian yang dilakukan, peneliti menelaah dan
menganalisis keabsahan data menggunakan uji kredibilitas. Uji kredibilitas
data merupakan tindakan uji kepercayaan berdasarkan data penelitian
kualitatif yang telah diperoleh sesuai tujuan dan fokus pokok penelitian.

56
Choirul Saleh. M. Irfan Islamy, Soesilo Zauhar, Bambang Supriyono, Pengembangan
Kompetensi Sumber Daya Aparatur, (Malang: UB Press, 2013), hal. 146.
57
Asrori, Rusman, Classroom Action Research Pengembangan Kompetensi Guru, (Banyumas:
Pena Persada, 2020), hal. 88.
48

Kegiatan atau aktivitas uji kredibilitas meliputi beberapa langkah, yakni:


perpanjangan waktu keterlibatan peneliti dalam proses penelitian,
peningkatan ketekunan, tindakan atau aktivitas triangulasi, diskusi dengan
partner atau teman sejawat, analisis kasus negative dan membercheck.58

a. Perpanjangan Waktu Keterlibatan Peneliti dalam Proses Penelitian

Kegiatan perpanjangan waktu keterlibatan peneliti dalam


proses penelitian diperlukan jika data atau informasi yang berasal dari
narasumber atau sumber data belum valid, sehingga peneliti
melakukan penelitian atau pengamatan kembali.59 Selain itu,
kebenaran dan keabsahan data didasari dan ditentukan berdasarkan
sikap tanggung jawab dan keterlibatan peneliti dalam dan atau selama
proses penelitian yang dilakukan.60
Keterlibatan peneliti dalam proses penelitian didasari pada
pengamatan keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN 1 Sripendowo
Ketapang Lampung Selatan dalam pembelajaran tematik.

b. Peningkatan Ketekunan

Ketekunan yang dilakukan peneliti dalam proses pengamatan


atau penelitian berdasarkan teknik atau cara pencarian dan
pengumpulan data dengan cermat dan tepat, akan menentukan
kebenaran dan keabsahan data sesuai tujuan penelitian.61 Peningkatan
ketekunan dimaksud agar peneliti lebih cermat dan teliti dalam
melakukan pengamatan atau penelitian berdasarkan data dan informasi
penting yang menjadi fokus utama dalam tujuan penelitian. Dengan
melakukan pengamatan secara cermat dan teliti, maka data yang

58
Salim, Haidir, Penelitian Pendidikan: Metode, Pendekatan Dan Jenis, (Jakarta: Kencana, 2019),
hal. 119.
59
Tarjo, Metode Penelitian Sistem 3x Baca, (Yogyakarta: Deepublish, 2019), hal. 69.
60
Nusa Putra, Ninin Dwi Lestari, Penelitian Kualitatif PAUD, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2013),
hal. 87.
61
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan, (Jakarta: Prenada
Media, 2017), hal. 394.
49

diperoleh dapat ditentukan dan dipastikan kebenaran dan


keabsahannya.
Dalam penelitian ini, peneliti dapat meningkatkan ketekunan
melalui pengamatan terhadap keterampilan berbicara siswa kelas IV
SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan dalam pembelajaran
tematik.

c. Triangulasi

Triangulasi merupakan kegiatan pengumpulan data dan


informasi yang akurat dan sesuai tujuan serta fokus penelitian.
Triangulasi data bertujuan untuk menunjang dan mendapatkan data
secara valid serta memeriksa atau meninjau data yang diperoleh dari
proses penelitian. Aktivitas ini dilakukan berdasarkan tiga tahap atau
cara yakni, triangulasi sumber, triangulasi metode dan triangulasi
waktu.62
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan teknik wawancara
dan pemberian angket dalam proses pengumpulan dan penyajian data
penelitian, hal ini ditujukan untuk memperoleh data dan informasi
yang valid dan akurat. Tahap wawancara bersumber dan dilakukan
dengan guru kelas dan siswa kelas IV, sedangkan tahap pemberian
angket (kuesioner) ditujukan hanya kepada siswa kelas IV SDN 1
Sripendowo Ketapang Lampung Selatan.

d. Analisis Kasus Negatif

Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis atau mengamati


kasus negatif atau permasalahan terkait keterampilan berbicara siswa
kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan dalam
pembelajaran tematik.

62
Helaluddin, Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif: Sebuah Tinjauan Teori & Praktik,
(Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2019), hal. 22.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian


1. Sejarah Singkat SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan

SDN 1 Sripendowo didirikan pada tanggal 1 Januari 1975.


Sekolah ini telah meluluskan 41 angkatan sampai tahun 2020. Pada awal
tahun (1975) berdirinya sekolah ini, sekolah hanya menerima 15 orang
siswa baru untuk 1 (satu) lokal kelas, lokal yang digunakan adalah hunian
atau rumah yang sudah tidak terpakai di lingkungan sekolah. Jumlah guru
yang menjadi pendidik pun hanya 3 orang, selang beberapa bulan masih di
tahun ajaran yang sama, guru yang menjadi pendidik di sekolah ini
bertambah 2 orang, maka jumlah guru yang menjadi pendidik pada awal
tahun berdirinya SDN 1 Sripendowo menjadi 5 orang.

Tahun pelajaran 1976, jumlah siswa baru bertambah menjadi 45


orang, jika dibandingkan pada tahun sebelumnya, siswa baru pada tahun
1976 lebih banyak atau selisih 30 orang siswa. Pada tahun 1977 gedung A
mulai dibangun yang terdiri dari 3 lokal, gedung ini dibangun berdasarkan
bantuan dana dari masyarakat desa Sripendowo, dikarenakan banyaknya
orangtua yang berminat menyekolahkan anaknya di sekolah ini. Tahun
1982 sekolah membangun perumahan guru, sumber dana pembangunan
gedung ini berasal dari Inpres. Tahun 1983-1985 gedung B mulai
dibangun yang terdiri dari 4 lokal, tahun 1990 gedung C dibangun yang
terdiri dari 3 lokal dan pada tahun 2015 perpustakaan dibangun yang
terdiri hanya 1 lokal. Gedung B, C dan perpustakan dibangun berdasarkan
sumber dana yang berasal dari DAK.

50
51

Sejak didirikan sekolah ini sampai sekarang, sudah banyak


prestasi yang diperoleh dari para siswa yang mengikuti kompetisi
akademik atau non akademik yang diselenggarakan oleh sekolah-sekolah
atau lembaga tingkat desa, tingkat kecamatan maupun tingkat
kabupaten/kota, itu semua didapatkan berdasarkan kegigihan dan
ketekunan siswa dalam belajar dan meraih cita-cita serta peran guru dan
sekolah yang selalu mendukung, melatih dan membimbing para siswa
dalam meningkatkan keterampilan dan kualitas pembelajaran sesuai tujuan
dan mutu pendidikan sekolah. Sampai saat ini, jumlah siswa seluruhnya
sebanyak 250 siswa pada tahun pelajaran 2020/2021 di SDN 1
Sripendowo Ketapang Lampung Selatan.

2. Identitas SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan

a. Nama sekolah : SD N 1 Sripendowo


b. NPSN : 10801128
c. Jenjang Pendidikan : SD
d. Status Sekolah : Negeri
e. Alamat Sekolah : Sripendowo RT. 05 RW 02
f. Kelurahan : Sripendowo
g. Kecamatan : Ketapang
h. Kabupaten/Kota : Lampung Selatan
i. Provinsi : Lampung
j. Negara : Indonesia
k. Kode Pos : 35596
l. Nomor Telepon : 0857 8833 3254
m. Email : sdn_1sripendowo@yahoo.co.id
n. Tahun didirikan : 1975
o. Letak geografis : Lintang : -5.7318
: Bujur : 105. 7493
52

3. Visi, Misi dam Tujuan SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung


Selatan

a. Visi SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan


Mewujudkan sekolah yang berkualitas berdasarkan iman,
taqwa, disiplin dan santun dalam bersikap.
b. Misi SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan
1) Melaksanakan progress belajar yang aktif, kreatif, efisien dan
menyenangkan.
2) Meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru.
3) Menciptakan lingkungan bersih dan nyaman.
4) Meningkatkan efektivitas keagamaan dan bimbingan kerohanian.
5) Meningkatkan efektivitas ekskul, olahraga dan seni.
c. Tujuan SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan
1) Menjadikan SDN 1 Sripendowo sekolah yang siswa dan outputnya
memiliki pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang
Maha Esa.
2) Memiliki sarana dan prasarana yang lengkap, memadai, siap pakai
dalam mendukung peningkatan mutu pendidikan dan prestasi
siswa.
3) Memiliki guru terampil mengajar secara profesional sesuai dengan
tuntutan kurikulum.
4) Berprestasi dalam kegiatan akademik dan non akademik.
5) Memiliki lingkungan sekolah yang bersih, sejuk dan asri juga
menyenangkan sehingga seluruh warga sekolah nyaman berada di
sekolah.

4. Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan SDN 1 Sripendowo


Ketapang Lampung Selatan
Pendidik dan tenaga kependidikan SDN 1 Sripendowo Ketapang
Lampung Selatan memiliki jumlah sebanyak 16 orang. Kepala sekolah
yang bertanggung jawab di sekolah ini adalah ibu Misnawati, S. Pd. I.
53

Adapun penjelasan secara rinci mengenai pendidik dan tenaga


kependidikan sekolah ini sebagai berikut.

Tabel 4. 1 Daftar Pendidik dan Tenaga Pendidikan

Status
No Nama NIP Tugas
Kepegawaian
Misnawati, S. Kepala
1 196610141986032002 Guru - PNS
Pd. I Sekolah
Siti Nurhayati, Guru
2 196904281993082001 Guru – PNS
S. Pd. Kelas
Guru
3 Tursiman, S. Pd. 197602272014071002 Guru – PNS
Kelas
Guru
4 Sutari, S. Pd. 197608181999032002 Guru – PNS
Kelas
Guru
5 Musini, S. Pd. 196904102000072001 Guru – PNS
Kelas
Guru
Ni Ketut Pendidikan
6 196805172000032001 Guru – PNS
Suastiari, S. Ag. Agama
Hindu
Teti Susmiati, S. Guru
7 197709222009022001 Guru – PNS
Pd. Kelas
Erlita
Guru
8 Marziawati, S. 199305012019022005 Guru – PNS
Kelas
Pd.
Eni Triyana, S. Guru – Non Guru
9 -
Pd. PNS Kelas
Ganis Sugiati, S. Guru – Non Guru
10 -
Pd. PNS Kelas
Guru – Non Guru
11 Fitriyanti, S. Pd. -
PNS Kelas
Guru
Eka Adi
Guru – Non Pendidikan
12 Purwanti, S. Pd. -
PNS Agama
I
Islam
Guru – Non Guru
13 Geta Oktavia -
PNS Kelas
Anis Rosidatul Guru – Non Guru
14 -
Husna PNS Kelas
Marthen Luther Guru – Non Guru
15 -
Boling, S. Ag. PNS Penjaskes
Guru – Non Guru
16 Yuniati -
PNS Kelas
17 Eka Hidayati - Operator – Operator
54

Non PNS

5. Peserta Didik SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan


Rekapitulasi jumlah siswa SDN 1 Sripendowo Ketapang
Lampung Selatan tahun ajaran 2020/2021 memiliki jumlah siswa sebanyak
250 orang, jumlah tersebut terdiri dari kelas I – VI, berikut ini rincian
jumlah siswa perkelas:

Tabel 4. 2 Jumlah Peserta Didik

Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah
L P
1 I 21 18 39
2 II 23 21 44
3 III 21 21 42
4 IV 23 17 40
5 V 25 17 42
6 VI 26 17 43
Jumlah Keseluruhan 139 111 250

B. Deskripsi Data

1. Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang


Lampung Selatan dalam Pembelajaran Tematik
Peneliti memperoleh informasi serta data hasil penelitian
berdasarkan rangkaian proses penelitian yang bersumber dari informan
atau responden mengenai keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN 1
Sripendowo Ketapang Lampung Selatan dalam pembelajaran tematik,
data-data hasil penelitian akan disajikan dan dideskripsikan sebagai
berikut:
a. Aspek pelafalan dalam keterampilan berbicara

Tabel 4. 3 Aspek pelafalan dalam keterampilan berbicara


55

Aspek Indikator Persentase


Kemampuan mengucapkan
85%
konsonan dan vokal secara benar
Pelafalan 73%
Ucapan dalam berbicara 67%
Aksen dalam berbicara 66%

Menurut informasi data angket yang telah diperoleh peneliti,


berdasarkan hasil penelitian yang dicantumkan dalam tabel persentase
di atas, aspek pelafalan dalam keterampilan berbicara siswa kelas IV
secara keseluruhan mendapat persentase 73%. Keterampilan berbicara
siswa dalam aspek pelafalan yang diperoleh dari proses dan
pengambilan data penelitian di kelas IV mencakup: kemampuan
mengucapkan konsonan dan vokal secara benar menperoleh persentase
85%, ucapan dalam berbicara memperoleh persentase 67% dan aksen
dalam berbicara memperoleh persentase 66%.
Adanya kesesuaian hasil data angket dengan hasil wawancara
yang peneliti peroleh dalam proses pengambilan data penelitian
mengenai aspek pelafalan dalam keterampilan berbicara siswa kelas
IV, dapat dibuktikan melalui wawancara dengan guru kelas IV dan
siswa kelas IV. Berikut pemaparan hasil wawancara dengan Siti
Nurhayati selaku guru kelas IV, mengenai aspek pelafalan dalam
keterampilan berbicara:
“Agar pelafalan berbicara siswa dalam proses
pembelajaran baik, seperti, mengucapkan konsonan dan vokal
dan kejelasan ucapan saat berbicara. Saya melakukan dan
mengajak siswa berbicara dalam proses pembelajaran, seperti
diskusi, meminta siswa menyampaikan pendapat,
mempersilahkan siswa memberi tanggapan, pertanyaan dan
jawaban. Walaupun sudah ada siswa yang pelafalannya sudah
baik, siswa tetap harus diberikan latihan atau bimbingan agar
menjadi lebih baik lagi”
56

Adapun pemaparan hasil wawancara siswa bernama Firifki


Firlando Firmansyah mengenai upaya yang dilakukan agar pelafalan
dalam berbicara benar dan tepat, sebagai berikut:
“Bu guru, sering ngajak kita diskusi, seperti tanya
jawab kalo gak ngejelasin ulang materi yang lagi dipelajari.
Kalau, ada kesalahan ketika kita bicara atau ngomong, bu
guru pasti negur dan langsung membenarkan hal-hal yang
salah.”

Kemudian, pemaparan hasil wawancara siswa bernama Ketut


Pande Agustian mengenai kegiatan berbicara yang bercampur logat
daerah, yakni sebagai berikut:
“Saya berbicara campur pake logat (daerah) Bali, kalo
bu guru minta saya menjelaskan pelajaran dan ada bahasa
yang gak jelas, bu guru selalu menegur langsung dan
meminta saya memperjelas apa yang saya omongin
(bicarakan).”

Berdasarkan hasil data angket serta wawancara dengan guru


kelas IV dan siswa kelas IV, dapat disimpulkan bahwa aspek pelafalan
dalam keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN 1 Sripendowo
Ketapang Lampung Selatan dalam pembelajaran tematik termasuk ke
dalam kategori baik, kategori tersebut diperoleh berdasarkan
kesesuaian data angket dan hasil wawancara yang menerangkan bahwa
aspek pelafalan dalam keterampilan berbicara siswa memperoleh
persentase atau hasil yang baik disebabkan karena guru selalu
mengajak siswa melakukan kegiatan berbicara dalam proses
pembelajaran, seperti, menyampaikan pendapat, diskusi, tanya jawab
tentang materi pembelajaran, menjelaskan ulang materi pembelajaran
yang telah dipelajari serta menegur dan membimbing secara langsung
kepada siswa yang kurang tepat dalam pelafalan saat kegiatan
berbicara.

b. Aspek parabahasa dalam keterampilan berbicara

Tabel 4. 4 Aspek parabahasa dalam keterampilan berbicara


57

Aspek Indikator Persentase


Nada dalam bicara 69%
Tingkatan jeda dalam bicara 73%
Parabahasa 74%
Kecepatan 77%
Kelancaran 75%

Menurut informasi data angket yang telah diperoleh peneliti,


dari hasil penelitian yang dicantumkan dalam tabel persentase di atas,
aspek parabahasa dalam keterampilan berbicara siswa kelas IV secara
keseluruhan mendapat persentase 74%. Keterampilan berbicara siswa
dalam aspek parabahasa yang diperoleh dari proses dan pengambilan
data penelitian di kelas IV mencakup: nada dalam bicara memperoleh
persentase 69%, tingkatan jeda dalam bicara memperoleh persentase
73%, kecepatan dalam bicara memperoleh persentase 77% dan
kelancaran dalam berbicara memperoleh persentase 75%.

Adanya kesesuaian hasil data angket dengan hasil wawancara


yang peneliti peroleh dalam proses pengambilan data penelitian
mengenai aspek parabahasa dalam keterampilan berbicara siswa kelas
IV, dapat dibuktikan melalui wawancara dengan guru kelas IV dan
siswa kelas IV. Berikut pemaparan hasil wawancara Siti Nurhayati
selaku guru kelas IV:

“Aspek parabahasa yang mencakup nada, jeda,


kecepatan dan kelancaran berbicara siswa sudah terlihat baik,
Hal itu terlihat, ketika siswa saya minta untuk diskusi
bersama teman sebangkunya atau presentasi di depan kelas,
mereka sudah paham mengatur nada dan kecepatan
bicaranya, mereka mampu melantangkan suaranya dan
menerangkan materi dengan tidak terburu-buru, hal itu
dilakukan, agar teman-temannya bisa mendengar dengan baik
serta paham, mengenai presentasi yang sedang dijelaskan.
Kemudian, siswa juga sudah mampu untuk menentukan jeda,
dengan menggunakan fungsi tanda baca, seperti, titik dan
koma saat berbicara, kalaupun ada yang berhenti lama dan
mengulang-ngulang kalimat ketika berbicara, itu karena
58

mereka gugup. Jadi, kalau mereka gugup, akan sedikit


mengganggu kelancaran berbicaranya.”

Adapun pemaparan hasil wawancara siswa bernama Farel


Feta Azani mengenai nada dan kecepatan yang digunakan dalam
berbicara, yakni sebagai berikut:
“Kalau bu guru nyuruh (meminta) maju, untuk
ngejelasin materi pelajaran ke depan kelas, suaraku aku
kerasin (melantangkan), supaya teman-teman denger suaraku,
terus pelan-pelan biar temen-temen cepet paham apa yang
aku jelasin.”

Kemudian, pemaparan hasil wawancara siswa bernama


Wayan Gita Dealova mengenai pemahaman dan penggunaan tingkatan
jeda serta kelancaran dalam berbicara, yakni sebagai berikut:
“Kalau menjelaskan ulang pelajaran di depan kelas,
pake buku (teks hasil diskusi) dan dibacakan di depan teman-
teman, saya udah paham tanda bacanya, kalo ada tanda titik
(.) berarti harus berhenti, kalo ada tanda koma (,) berarti
berentinya bentar aja. kadang suka ngulang kalimat kalau
suruh ngejelasin pelajaran di depan kelas, itu karena saya
gugup, jadi, agak lupa. Tapi, saya tetap terus dan mampu
menjelaskan materi pelajaran di depan teman-teman.
Pemaparan hasil wawancara berikutnya dengan siswa
bernama Wahyu Diyanto mengenai pemahaman dan penggunaan
tingkatan jeda dalam berbicara, yakni sebagai berikut:
“Waktu saya bicara dan presentasi suka berhenti
(jeda) tapi gak lama, buat ngelihat dan memahami teks
bacaan hasil tugas atau kerja kelompok (diskusi kelompok).”
Berdasarkan hasil data angket serta wawancara dengan guru
kelas IV dan siswa kelas IV, dapat disimpulkan bahwa aspek
parabahasa dalam keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN 1
Sripendowo Ketapang Lampung Selatan dalam pembelajaran tematik
termasuk ke dalam kategori baik, kategori tersebut diperoleh
berdasarkan kesesuaian data angket dan hasil wawancara yang
menerangkan bahwa aspek parabahasa dalam keterampilan berbicara
siswa memperoleh persentase dan hasil yang baik dibuktikan dengan
59

kemampuan siswa kelas IV dalam mengatur nada dan kecepatan saat


berbicara, siswa mampu melantangkan suara dan tidak tergesa-gesa
atau menggunakan kecepatan yang sedang ketika presentasi hasil
diskusi kelompok atau tugas individu di depan kelas.
Kemudian, siswa sudah mampu mengatur serta menentukan
jeda dalam berbicara menggunakan fungsi tanda baca ketika berbicara
atau menjelaskan hasil diskusi berdasarkan teks hasil diskusi sebagai
pedoman berbicara untuk dijelaskan di depan kelas, untuk kelancaran
berbicara siswa ditentukan dari tingkat percaya diri, jika siswa percaya
diri atau tidak gugup dalam kegiatan berbicara seperti presentasi,
menyampaikan pendapat, tanggapan dan pertanyaan, maka kelancaran
siswa saat berbicara tidak terganggu.

c. Aspek kebahasaan dalam keterampilan berbicara

Tabel 4. 5 Aspek kebahasaan dalam keterampilan berbicara

Aspek Indikator Persentase


Pemilihan diksi 70%
Kebahasaan 73%
Penggunaan kalimat 75%

Menurut informasi data angket yang telah diperoleh peneliti,


dari hasil penelitian yang dicantumkan dalam tabel persentase di atas,
aspek kebahasaan dalam keterampilan berbicara siswa kelas IV secara
keseluruhan mendapat persentase 73%. Keterampilan berbicara siswa
dalam aspek kebahasaan yang diperoleh dari proses dan pengambilan
data penelitian di kelas IV mencakup: Pemilihan diksi memperoleh
persentase 70% dan penggunaan kalimat memperoleh persentase 75%.
Adanya kesesuaian hasil data angket dengan hasil wawancara
yang peneliti peroleh dalam proses pengambilan data penelitian
mengenai aspek kebahasaan dalam keterampilan berbicara siswa kelas
IV, dapat dibuktikan melalui wawancara dengan guru kelas IV dan
siswa kelas IV. Berikut pemaparan hasil wawancara siswa bernama
60

Yesika Melviyani mengenai cara memilih diksi dan menggunakan


kalimat yang tepat saat berbicara atau berkomunikasi:

“Saya sering membaca buku pelajaran sama tulisan-


tulisan yang ada disekeliling (sekitar) saya, supaya saya bisa
tau banyak, kata-kata dan kalimat yang baik buat dipake
(digunakan) waktu ngomong (berkomunikasi) sama temen-
temen, bu guru atau orang lain”

Adapun pemaparan hasil wawancara siswa bernama Damar


Prayoga mengenai cara memilih diksi dan menggunakan kalimat yang
tepat saat berbicara atau berkomunikasi, yakni sebagai berikut:
“Bu guru sering nyuruh (meminta) kerja kelompok
(diskusi) sesama teman sekelompok atau teman sebangku,
terus bu guru suruh nyatet (mencatat) hasil kerja kelompok
(diskusi) di buku catatan, pake kata-kata dan kalimat yang
bener, abis itu bu guru minta salah satu dari kita ngejelasin
hasil kerja kelompok (diskusi) ke depan kelas, kalau ada kata-
kata dan kalimat hasil diskusi yang kurang bener, bu guru
pasti ngasih tau langsung yang benernya (pilihan kata dan
kalimat yang tepat). Jadi, kita jadi tau, kata-kata dan kalimat
yang baik kalo lagi ngejelasin pelajaran atau ngomong
(komunikasi) sama orang lain.”

Pemaparan hasil wawancara berikutnya dengan Siti


Nurhayati, selaku guru kelas IV, yang memperkuat hasil data
wawancara mengenai aspek kebahasaan siswa, yakni:
“Siswa sudah mampu memilih kata/diksi saat
berbicara atau komunikasi, namun sebagian siswa ada yang
belum tepat dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Kemudian, untuk penggunaan kalimat, siswa
sudah runtut atau teratur dalam penggunaannya, namun
masih ada siswa yang penggunaan kalimatnya kurang tepat.
Tetapi, kata dan kalimat siswa tetap dapat dimengerti, Jika,
terjadi hal seperti itu dalam kegiatan berbicara di kelas, saya
langsung membimbing dan mengarahkan serta memberitahu
kata dan kalimat yang benar, yang baik untuk dipilih dan
digunakan dalam kegiatan berbicara. Siswa juga mendapat
kesulitan dalam memilih kata dan menggunakan kalimat yang
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, karena siswa terbiasa
dengan bahasa rumahan atau sehari-hari (umum) dan bahasa
daerahnya masing-masing. Jadi, perlu adanya bimbingan
61

secara terus menerus dalam kegiatan berbicara di kelas, agar


siswa dapat memilih kata dan menggunakan kalimat yang
baik, tepat dan efektif.”

Berdasarkan hasil data angket serta wawancara dengan guru


kelas IV dan siswa kelas IV, dapat disimpulkan bahwa aspek
kebahasaan dalam keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN 1
Sripendowo Ketapang Lampung Selatan dalam pembelajaran tematik
termasuk ke dalam kategori baik, kategori tersebut diperoleh
berdasarkan kesesuaian data angket dan hasil wawancara yang
menerangkan bahwa aspek kebahasaan dalam keterampilan berbicara
siswa memperoleh persentase atau hasil yang baik dibuktikan melalui
kemampuan siswa kelas IV dalam memilih kata/diksi dan penggunaan
kalimat secara runtut yang dapat dimengerti oleh pendengarnya. Siswa
mampu memilih kata/diksi dan menggunakan kalimat disebabkan
siswa sering membaca buku atau tulisan yang ada disekitarnya, hal ini
ditujukan untuk menambah pembendaharaan kata yang baik yang akan
digunakan siswa dalam kegiatan berbicara atau komunikasi.
Namun, pemilihan kata dan penggunaan kalimat sebagian
siswa kelas IV dalam berbicara ada yang belum sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia yang baik, tepat dan efektif. Dikarenakan, siswa
masih terbiasa dengan bahasa sehari-hari (umum) dan bahasa
daerahnya masing-masing. Hal ini, tidak dibiarkan begitu saja oleh
guru, guru akan langsung membimbing, mengarahkan dan
memberitahu kata dan kalimat yang baik, tepat dan efektif digunakan
dalam kegiatan berbicara dan komunikasi. Meskipun sebagian siswa
mendapat kesulitan dalam memilih kata dan menggunakan kalimat
yang tepat, informasi serta penjelasan yang disampaikan oleh siswa
dapat dimengerti oleh teman-temannya yang menjadi pendengar dan
hal ini tidak mengganggu kegiatan berbicara dalam proses
pembelajaran.
62

d. Aspek isi pembicaraan dalam keterampilan berbicara

Tabel 4. 6 Aspek isi pembicaraan dalam keterampilan berbicara

Aspek Indikator Persentase


Keterampilan mengembangkan ide
Isi 70%
cerita 75%
Pembicaraan
Sikap penghayatan cerita 79%

Menurut informasi data angket yang telah diperoleh peneliti,


dari hasil penelitian yang dicantumkan dalam tabel persentase di atas,
aspek isi pembicaraan dalam keterampilan berbicara siswa kelas IV
secara keseluruhan mendapat persentase 75%. Keterampilan berbicara
siswa dalam aspek isi pembicaraan yang diperoleh dari proses dan
pengambilan data penelitian di kelas IV mencakup: Keterampilan
mengembangkan ide cerita memperoleh persentase 70% dan sikap
penghayatan cerita memperoleh persentase 79%.

Adanya kesesuaian hasil data angket dengan hasil wawancara


yang peneliti peroleh dalam proses pengambilan data penelitian
mengenai aspek isi pembicaraan dalam keterampilan berbicara siswa
kelas IV, dapat dibuktikan melalui wawancara dengan guru kelas IV
dan siswa kelas IV. Berikut pemaparan hasil wawancara dengan siswa
bernama Dewa Komang Wijaya S. A mengenai kemampuan
mengembangkan ide cerita (berdasarkan gambar yang dilihat atau
judul/tema yang ditentukan guru) dan kemampuan sikap menghayati
cerita yang disampaikan oleh siswa:

“Saya kadang-kadang bisa bikin cerita dari gambar


yang saya lihat, kalo gambarnya enak dimengerti saya bisa,
kalo engga saya bingung dan saya bisa ceritain pengalaman-
pengalaman saya, ditulis di buku, kaya (seperti) pengalaman
libur sekolah, lebaran dan jalan-jalan sama keluarga. Tapi,
sedikit yang saya tulis (ceritakan), kalau saya bingung bikin
kalimatnya, saya minta tolong bu guru buat bantuin saya.”
63

Adapun hasil wawancara siswa bernama Riska Rahmawati


mengenai kemampuan mengembangkan ide cerita (berdasarkan
gambar yang dilihat atau judul/tema yang ditentukan guru) dan
kemampuan sikap menghayati cerita yang disampaikan oleh siswa,
yakni sebagai berikut:
“Waktu bu guru nyuruh (meminta) saya dan temen-
temen untuk memperagakan teks cerita yang ada di buku
pelajaran, saya dan temen-temen bisa mengikuti gaya bicara
tokoh ceritanya, terus kalo disuruh myontohin gerak tubuh
juga bisa, karena ceritanya enak (mudah) diikuti, ga susah.”

Kemudian, pemaparan hasil wawancara siswa bernama


Khoerun Nisa mengenai kemampuan mengembangkan ide cerita
(berdasarkan gambar yang dilihat atau judul/tema yang ditentukan
guru) dan kemampuan sikap menghayati cerita yang disampaikan oleh
siswa, yakni sebagai berikut:
“Kalo bu guru ngasih (memberi) tugas buat cerita atau
ngarang cerita, tapi judulnya disesuaiin sama bu guru apa
(atau) yang udah ada di buku pelajaran, saya bisa, tapi belum
bisa banyak-banyak buat kalimatnya, suka bingung nyari
katanya, kalo kalimat ceritanya suruh bikin banyak. Bu guru
kalo ngasih tugas mengarang, suka bilang “semampu kalian
saja”, gitu. Terus kalo denger temen cerita, kadang suka
kebawa perasaan sama ngebayangin (berimajinasi) ceritanya”

Pemaparan hasil wawancara berikutnya dengan Siti


Nurhayati, selaku guru kelas IV, yang memperkuat hasil data
wawancara mengenai aspek isi pembicaraan siswa, yakni:
“Siswa belum dapat secara mandiri mengembangkan
ide dalam memberikan argumentasi, seperti cerita dan
jawaban atas pertanyaan uraian yang bersifat meminta.
Contoh: alasan maupun penjelasan singkat. Saya meminta
siswa untuk mengembangkan ide cerita semampu mereka,
asalkan mereka sudah mau dan mampu walaupun hanya
sedikit, hal itu sudah menunjukkan progress yang baik. Untuk
sikap penghayatan cerita, siswa sudah mampu menunjukkan
di depan saya dan teman-temannya, kalau saya minta
memperagakan tokoh yang ada pada teks cerita, meskipun
masih ada rasa gugup dan grogi. Tapi, hal itu bukan suatu
64

masalah karena siswa sudah mampu dan berani berekspresi di


depan khalayak, maka tetap saya beri apresiasi.”

Berdasarkan hasil data angket serta wawancara dengan guru


kelas IV dan siswa kelas IV, dapat disimpulkan bahwa aspek isi
pembicaraan dalam keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN 1
Sripendowo Ketapang Lampung Selatan dalam pembelajaran tematik
termasuk ke dalam kategori baik, kategori tersebut diperoleh
berdasarkan kesesuaian data angket dan hasil wawancara yang
menerangkan bahwa aspek isi pembicaraan dalam keterampilan
berbicara siswa memperoleh persentase atau hasil yang baik
dibuktikan melalui kemampuan siswa kelas IV membuat dan
mengembangkan cerita berdasarkan gambar yang dilihat dan judul
cerita yang telah ditentukan dalam proses pembelajaran. Kemudian,
siswa sudah memiliki sikap penghayatan ketika siswa sedang
melakukan kegiatan bercerita, mendengar dan membaca sebuah cerita
atau informasi. Namun, siswa belum dapat secara mandiri
mengembangkan ide cerita/informasi, perlu adanya bimbingan dan
arahan dari guru, agar siswa dapat mengoptimalkan ide
cerita/informasi yang dikembangkan.

e. Aspek bahasa tubuh dalam keterampilan berbicara

Tabel 4. 7 Aspek bahasa tubuh dalam keterampilan berbicara

Aspek Indikator Persentase


Ekspresi wajah 70%
Ekspresi tubuh 57%
Bahasa Tubuh 73%
Ekspresi tangan 84%
Ekspresi kaki 79%

Menurut informasi data angket yang telah diperoleh peneliti,


dari hasil penelitian yang dicantumkan dalam tabel persentase di atas,
aspek bahasa tubuh dalam keterampilan berbicara siswa kelas IV
65

secara keseluruhan mendapat persentase 73%. Keterampilan berbicara


siswa dalam aspek bahasa tubuh yang diperoleh dari proses dan
pengambilan data penelitian di kelas IV mencakup: Ekspresi wajah
memperoleh persentase 70%, ekspresi tubuh memperoleh persentase
57%, ekspresi tangan memperoleh persentase 84% dan ekspresi kaki
memperoleh persentase 79%.
Adanya kesesuaian hasil data angket dengan hasil wawancara
yang peneliti peroleh dalam proses pengambilan data penelitian
mengenai aspek bahasa tubuh dalam keterampilan berbicara siswa
kelas IV, dapat dibuktikan melalui wawancara dengan guru kelas IV
dan siswa kelas IV. Berikut pemaparan hasil wawancara dengan siswa
bernama Izzan Fareyza Azhari mengenai perasaan siswa jika diminta
berbicara atau menjelaskan pembelajaran di depan kelas dan ekspresi
atau gaya yang ditunjukkan atau dikeluarkan ketika berbicara:
“Kalau bu guru minta aku untuk ngejelasain di depan
kelas, aku kadang-kadang mainan tangan (jari), buat
ngilangin rasa takut, biar ngejelasinnya bisa santai. Terus,
kalo salah ngejelasin materi apa hasil belajar di depan kelas,
suka diketawain temen-temen, ya aku ikutan ketawa, kalo
udah pada kelar ketawanya, aku lanjut ngejelasin, biar enjoy
dan gak makin gugup.”

Adapun pemaparan hasil wawancara siswa bernama Farhan


Khudori Muafiq mengenai perasaan siswa jika diminta berbicara atau
menjelaskan pembelajaran di depan kelas dan ekspresi atau gaya yang
ditunjukkan atau dikeluarkan ketika berbicara, yakni sebagai berikut:
“Waktu aku ngejelasin pelajaran, terus suruh berdiri
di tempat atau di depan kelas, aku kalo deg-deg an, kadang-
kadang goyang-goyangin badan aku, biar bisa enak ngomong
(menjelaskan) tentang pelajaran ke temen-temen. Kalo deg-
deg an apa (atau) gerogi suka lupa nanti mau ngomong apa.”

Kemudian, pemaparan hasil wawancara siswa bernama


Yohanes Alfin Filandero mengenai perasaan siswa jika diminta
berbicara atau menjelaskan pembelajaran di depan kelas dan ekspresi
66

atau gaya yang ditunjukkan atau dikeluarkan ketika berbicara, yakni


sebagai berikut:
“Saya kalo ngejelasin ngadep (menghadap) ke temen-
temen, kalo agak lupa baru liat (lihat) buku (hasil diskusi).
Saya juga suka gemeteran kalo tiba-tiba suruh maju buat
jelasin pelajaran ke depan kelas, tapi saya tetap berani maju,
tapi yaa gugup sama diem di tempat aja kalo lagi ngejelasin
(hasil pembelajaran), takut lupa kalo pindah-pindah tempat,
gak bisa kaya bu guru, ngejelasinnya sambil jalan kesana-
kesini.”

Pemaparan hasil wawancara berikutnya dengan Siti


Nurhayati, selaku guru kelas IV, yang memperkuat hasil data
wawancara mengenai aspek bahasa tubuh siswa, yakni:
“Saat siswa berbicara di depan kelas, untuk
mempresentasikan hasil diskusi atau hasil tugas individu, ada
beberapa siswa yang mengeluarkan ekspresi atau bahasa
tubuh positif dan negatif, kalau yang negatif seperti mainin
tangan, wajahnya datar gak tenang gitu, menggoyang-
goyangkan badan dll. Ada pula yang menggunakan bahasa
tubuh positif, mereka tenang saat menjelaskan hasil diskusi di
depan kelas, selalu melihat ke teman-temannya saat
menjelaskan, tidak kaku dan badannya dalam keadaan tegap,
kemudian tangannya dipakai atau digerakkan untuk
membantu mereka, ketika mereka menjelaskan. Untuk bahasa
tubuh yang negatif, biasanya siswa mengeluarkan ekspresi
seperti itu, untuk menghilangkan rasa gugup, takut, dan
cemas saat berbicara, semua siswa Alhamdulillah tetap berani
maju, tapi yaa belum semua percaya diri, makanya siswa
terkadang suka bingung, lupa dan bicaranya jadi putus-putus
saat sedang menjelaskan hasil diskusi di depan kelas,
meskipun begitu, siswa selalu berusaha dan menuntaskankan
hal yang dijelaskan kepada teman-temannya. Jika, bahasa
tubuh siswa kurang baik, tidak tenang dan tegap, saya pasti
akan arahkan dan membimbing mereka untuk bersikap dan
mengeluarkan ekspresi yang baik saat sedang berbicara atau
menjelaskan hasil diskusi di depan teman-temannya.”

Berdasarkan hasil data angket serta wawancara dengan guru


kelas IV dan siswa kelas IV, dapat disimpulkan bahwa aspek bahasa
tubuh dalam keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN 1
Sripendowo Ketapang Lampung Selatan dalam pembelajaran tematik
67

termasuk ke dalam kategori baik, kategori tersebut diperoleh


berdasarkan kesesuaian data angket dan hasil wawancara yang
menerangkan bahwa aspek bahasa tubuh dalam keterampilan berbicara
siswa memperoleh persentase atau hasil yang baik dibuktikan melalui
kemampuan sebagian besar siswa kelas IV yang sudah berani berbicara
di depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi atau hasil tugas
individu. Adapun siswa yang menggunakan bahasa tubuh saat
berbicara, bahasa tubuh yang digunakan atau dikeluarkan siswa terdiri
2 macam, bahasa tubuh yang positif dan bahasa tubuh yang negatif.
Bahasa tubuh yang positif, yakni siswa bersikap tegap, tidak
kaku dan percaya diri saat berbicara atau presentasi di depan kelas,
menyampaikan penjelasan-penjelasan dengan tenang dan selalu
menghadap ke pendengar atau penonton, serta tangannya digunakan
untuk membantu menjelaskan materi atau argumentasi yang sedang
dijelaskan. Sedangkan bahasa tubuh yang negatif, ada sebagian siswa
yang memainkan tangan dan menggoyangkan badan, hal ini terjadi
dikarenakan siswa merasa gugup, takut dan tidak percara diri saat
berbicara di depan pendengar. Namun, hal tersebut dilakukan agar
siswa bisa mengembalikan kepercayaan diri dan lebih tenang atau
rileks saat berbicara, menyampaikan hasil diskusi atau argumentasi di
hadapan pendengar atau khalayak. Apabila siswa menggunakan bahasa
tubuh yang negatif, guru selalu mengarahkan serta memberitahu
bagaimana sikap atau ekspresi tubuh yang baik saat berbicara,
menyampaikan pendapat atau argumentasi dan presentasi di depan
pendengar atau khalayak.

2. Aspek Keterampilan Berbicara Siswa yang ditingkatkan di Kelas IV SDN


1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan dalam Pembelajaran Tematik

Kegiatan berbicara siswa bisa lebih baik, aktif dan terampil,


apabila siswa selalu diikutsertakan dalam kegiatan-kegiatan berbicara
dalam proses pembelajaran, seperti diskusi, menyampaikan pendapat,
68

tanggapan, pertanyaan, jawaban dan mempresentasikan hasil diskusi di


depan kelas. Agar kemampuan berbicara siswa semakin baik dan terampil,
perlu adanya aspek-aspek yang ditingkatkan dalam kegiatan berbicara
pada proses pembelajaran di kelas.

Aspek keterampilan berbicara yang ditingkatkan di kelas IV


SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan dalam pembelajaran
tematik, telah disampaikan dan dijelaskan oleh Siti Nurhayati, selaku guru
kelas IV, dari hasil wawancara berikut ini:

“Aspek keterampilan berbicara siswa yang ditingkatkan


itu, nada bicara siswa, pelafalan yang jelas saat komunikasi dan
menjawab pertanyaan serta rasa percaya diri saat siswa diminta
berbicara mengenai materi atau hasil diskusi di depan teman-
temannya atau di depan kelas. Hal ini saya lakukan karena
keterampilan berbicara merupakan salah satu faktor pendukung
untuk berhasilnya proses pembelajaran. Supaya keterampilan
berbicara siswa meningkat, saya mengajak siswa tersebut
berkomunikasi secara intens selama pembelajaran di kelas.”
Menurut Siti Nurhayati selaku guru kelas IV, aspek keterampilan
berbicara yang paling utama yang harus ditingkatkan adalah rasa percaya
diri siswa. Jika siswa sudah mampu meningkatkan percaya diri dalam
kegiatan berbicara di kelas maupun di depan khalayak, kegiatan berbicara
siswa akan terlihat dan terdengar baik. Walaupun nada dan pelafalan siswa
sudah baik, jika saat siswa diminta menjelaskan atau mempresentasikan
materi dan hasil diskusi siswa merasa gugup, takut dan tidak percaya diri,
maka penjelasan-penjelasan yang disampaikan oleh siswa akan sukar
dimengerti dan dipahami oleh pendengar atau khalayak.

Jika tingkat kepercayaan diri siswa sudah baik dalam kegiatan


berbicara, maka aspek keterampilan berbicara yang perlu ditingkatkan
selanjutnya yakni, nada dan pelafalan siswa dalam berbicara. Nada
berbicara siswa perlu ditingkatkan, karena ada beberapa siswa terkadang
belum mampu menyesuaikan nada bicaranya saat menjelaskan, khususnya
saat menjelaskan hasil diskusi atau hasil tugas individu di depan kelas,
69

seperti kurang melantangkan suaranya saat menjelaskan atau presentasi.


Hal ini menjadi tugas guru untuk terus membimbing serta mengarahkan
agar siswa dapat berbicara dan berkomunikasi dengan baik dan terampil
dalam kegiatan berbicara di kelas.

Kemudian, pelafalan siswa dalam berbicara menjadi salah satu


aspek keterampilan berbicara yang perlu ditingkatkan di kelas IV. Dari
hasil wawancara dengan guru kelas IV, aspek pelafalan siswa sudah baik,
namun terkadang siswa kurang percaya diri dalam kegiatan berbicara di
hadapan teman-teman kelasnya atau khalayak serta ada beberapa siswa
berkomunikasi atau berbicara campur dengan logat daerah, karena siswa
lahir dan tinggal di desa, maka bahasa keseharian yang digunakan
sebagian siswa didominasi oleh bahasa daerah mereka masing-masing,
seperti bahasa Jawa, Bali dan Minangkabau. Hal tersebut membuat
pelafalan berbicara siswa masih terus dan perlu adanya bimbingan serta
arahan agar keterampilan berbicara siswa dapat meningkat dengan baik,
tepat dan efektif.

Aspek tersebut di atas perlu ditingkatkan karena keterampilan


berbicara merupakan salah satu faktor pendukung dan penunjang
keberhasilan proses pembelajaran di kelas. Agar peningkatan aspek
keterampilan berbicara yang dilakukan menjadi efektif dan efisien, guru
selalu mengajak siswa berbicara dan berkomunikasi secara intens selama
proses pembelajaran. Siswa merespon dengan baik dalam penerapan aspek
keterampilan berbicara yang dilakukan oleh guru, hal ini dibuktikan bahwa
siswa lebih berani, siap dan percaya diri saat mengemukakan ide, gagasan
atau pendapatnya pada saat proses pembelajaran, hal tersebut diperoleh
berdasarkan bimbingan serta latihan yang diberikan guru kepada siswa,
agar siswa dapat lebih aktif dan antusias dalam kegiatan berbicara.
70

3. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Keterampilan Berbicara Siswa


Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan dalam
Pembelajaran Tematik
Aktivitas berbicara dan komunikasi siswa yang baik, efektif dan
terampil dalam proses pembelajaran, disebabkan karena adanya usaha
serta upaya yang baik dan optimal yang dilakukan guru dan siswa agar
kegiatan berbicara siswa di kelas dapat meningkat dan semakin terampil.
Keterampilan berbicara siswa yang baik dan efektif dalam proses
pembelajaran, diperoleh berdasarkan faktor pendukung dan faktor
penghambat yang mempengaruhi keterampilan berbicara siswa kelas IV
SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan dalam pembelajaran
tematik.
a. Faktor Pendukung
Faktor pendukung merupakan faktor yang sangat penting dan
diperlukan guna menghasilkan keterampilan berbicara siswa kelas IV
SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan yang baik dan efektif
dalam pembelajaran tematik. Hal ini dijelaskan oleh Siti Nurhayati
selaku guru kelas IV, sebagai berikut:

“Faktor pendukung keterampilan berbicara siswa


yakni, kepercayaan diri, lingkungan rumah, seperti perhatian
dan bimbingan belajar dari orangtuanya dan pergaulan sehari-
hari dengan teman sebayanya.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV,
kepercayaan diri menjadi faktor utama dalam mendukung atau
menunjang keterampilan berbicara siswa, siswa yang memiliki
kepercayaan diri dalam kegiatan berbicara tidak akan merasa takut,
cemas dan ragu saat guru meminta siswa untuk berbicara,
menyampaikan ide, gagasan dan pendapatnya serta meminta siswa
untuk menjelaskan mengenai materi pembelajaran di depan kelas atau
khalayak.
71

Kemudian, faktor yang kedua lingkungan rumah, lingkungan


rumah yang dimaksud adalah adanya perhatian yang diberikan dari
orangtuanya, siswa selalu diajak berbincang dengan topik yang baik
dan menarik, seperti menanyakan kegiatan siswa di sekolah dan lain
sebagainya, agar siswa senang dan aktif berbicara dan berkomunikasi
bersama orangtua, keluarga atau tetangganya. Hal tersebut mampu
mendukung keterampilan berbicara siswa semakin baik dan efektif.
Selanjutnya, faktor yang ketiga adalah pergaulan sehari-hari
dengan teman sebayanya. Teman sebaya mampu mempengaruhi siswa
agar terampil dalam berbicara, karena dalam kehidupan sehari-hari,
siswa selalu bertemu dengan teman sebayanya, siswa selalu melakukan
percakapan saat bermain, belajar di rumah atau di sekolah dan lain
sebagainya. Hal ini tentu membantu siswa, agar keterampilan berbicara
siswa semakin baik dan optimal.

b. Faktor Penghambat
Keterampilan berbicara siswa dapat dimiliki, jika ada
kemauan serta motivasi yang dibangkitkan dari dalam diri siswa itu
sendiri. Adapun, siswa yang mampu berbicara namun siswa belum
berani melakukan kegiatan berbicara di depan umum, seperti di kelas.
Hal tersebut menjadi faktor penghambat dalam keterampilan berbicara
siswa. Berikut penjelasan dari Siti Nurhayati selaku guru kelas IV,
mengenai faktor penghambat dalam keterampilan berbicara siswa:

“Faktor penghambat keterampilan berbicara siswa


yakni, sikap individual siswa, kebiasaan belajar dan
lingkungan tempat tinggal siswa.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV. Sikap
individual siswa menjadi faktor utama yang menghambat siswa dalam
keterampilan berbicara, jika guru meminta siswa berbicara, seperti
menyampaikan ide, gagasan, pendapat atau mempresentasikan
pembelajaran di depan kelas, ada beberapa siswa yang masih takut,
72

gugup dan cemas. Rasa percaya diri yang rendah disebabkan oleh
kebiasaan belajar siswa yang kurang baik, kebiasaan belajar siswa ini
menjadi faktor kedua penghambat keterampilan berbicara siswa.

Saat proses pembelajaran berlangsung terdapat siswa yang


tidak memperhatikan guru saat menjelaskan pembelajaran, seperti
mengobrol dengan teman sebangkunya, asik bermain dan sibuk
sendiri, akibatnya ketika siswa tersebut diminta untuk menjelaskan
ulang, siswa tidak mampu untuk menyampaikan materi pembelajaran
yang telah dijelaskan guru, karena siswa tidak memahami isi materi
yang dijelaskan, maka siswa akan terlihat bingung dan gugup saat
diminta berbicara atau menyampaikan materi di depan kelas atau
teman-temannya.

Kemudian, faktor yang ketiga adalah lingkungan tempat


tinggal siswa. Guru kelas IV mengemukakan bahwa lingkungan
tempat tinggal siswa berpengaruh dalam keterampilan berbicara siswa.
Di sekolah siswa sudah diajarkan, dibimbing serta diarahkan
menggunakan komponen kebahasaan dan kaidah bahasa Indonesia
yang benar dan tepat dalam berbicara. Namun, terkadang sesampainya
di rumah hal tersebut mudah terlupakan karena ada beberapa siswa
yang di rumahnya menggunakan bahasa yang kurang baik dan kurang
sopan saat melakukan komunikasi atau berbicara dan ada sebagian
siswa yang kesehariannya saat sedang di rumah terbiasa menggunakan
bahasa daerahnya, hal ini menyebabkan siswa merasa kaku dan
bingung, ketika diminta berbicara dan berkomunikasi menggunakan
bahasa baku yang sesuai dengan komponen kebahasaan dan kaidah
bahasa Indonesia yang benar dan tepat. Khususnya, ketika guru
meminta siswa menyampaikan, pendapat, ide, gagasan serta
menjelaskan atau mempresentasikan materi pembelajaran di depan
kelas atau khalayak.
73

4. Pemberian Apresiasi dan Motivasi Terhadap Keterampilan Berbicara


Siswa Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan dalam
Pembelajaran Tematik

Pemberian apresiasi dan motivasi terhadap hasil belajar siswa


sangat penting, hal tersebut ditujukan untuk membangkitkan semangat
belajar siswa, agar siswa selalu memiliki kemauan dan kegigihan untuk
terus mengikuti pembelajaran di kelas. Sama halnya dengan kegiatan
berbicara siswa dalam proses pembelajaran di kelas, guru perlu
memberikan apresiasi serta motivasi kepada siswa setelah siswa selesai
melakukan presentasi di depan kelas, menyampaikan ide, gagasan dan
pendapatnya mengenai materi pembelajaran yang sedang dipelajari. Hal
tersebut telah disampaikan dan dijelaskan, melalui wawancara dengan
guru kelas IV, yakni Siti Nurhayati, sebagai berikut:

“Saya memberikan reward kepada siswa yang sudah


berani maju ke depan kelas, untuk mempresentasikan hasil
belajarnya berupa kata-kata, motivasi dan pujian. Hal ini saya
lakukan, agar siswa tersebut kepercayaan dirinya terus tumbuh
dengan baik.”
Siswa diberikan apresiasi guna meningkatkan kepercayaan
dirinya saat berbicara, karena kepercayaan diri adalah faktor utama yang
menjadi pendukung dalam keterampilan berbicara. Jika, kepercayaan diri
siswa tumbuh dengan baik melalui apresiasi atau reward yang diberikan,
maka kemampuan berbicara siswa akan lebih baik dan semakin terampil.
Adapun upaya serta motivasi yang diberikan guru agar siswa mau
berusaha dan terus semangat untuk lebih baik dalam kegiatan
pembelajaran sehingga siswa dapat memiliki keterampilan dalam
berbicara. Berikut penjelasan yang disampaikan melalui wawancara
dengan Siti Nurhayati, selaku guru kelas IV:

“Upaya yang saya lakukan agar siswa terampil dalam


berbicara, dengan mengajak siswa aktif berkomunikasi saat
kegiatan belajar mengajar (KBM). Kemudian, motivasi yang
74

saya berikan berupa kata-kata yang membangkitkan semangat


belajar serta membuat kompetisi antarsiswa, seperti kuis dan
tanya jawab setelah diberikan materi pembelajaran, ini saya
tujukan supaya siswa aktif menyampaikan gagasan serta idenya
dalam kegiatan pembelajaran.”
Guru mempunyai upaya-upaya serta pemberian motivasi, yang
ditujukan agar kemampuan berbicara siswa bisa terus memperlihatkan
hasil yang baik, dengan mengajak siswa aktif berkomunikasi dan membuat
kompetisi antarsiswa, seperti mengadakan kuis dan tanya jawab mengenai
materi pembelajaran yang telah dipelajari, hal ini akan menciptakan rasa
antusias siswa dalam kegiatan pembelajaran, karena siswa akan lebih aktif
dan berani dalam menyampaikan pendapat, ide serta gagasannya saat
proses pembelajaran.

Ketika siswa sudah mampu dan berani menjawab kuis atau


pertanyaan yang diberikan guru, siswa diberi motivasi berupa kata-kata
yang mampu membangkitkan semangat belajar siswa, agar siswa selalu
antusias, senang dan lebih percaya diri dalam kegiatan berbicara pada
proses pembelajaran di kelas.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara yang didukung dan dilengkapi dengan


hasil angket yang bersumber dari informan atau responden, maka peneliti
memperoleh hasil penelitian serta pembahasan mengenai keterampilan
berbicara siswa kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan
dalam pembelajaran tematik, menunjukkan aspek penilaian keterampilan
berbicara sebagai berikut:

1. Aspek pelafalan dalam keterampilan berbicara


Saat pembelajaran berlangsung guru selalu mengajak siswa
melakukan kegiatan berbicara, agar siswa turut aktif dan antusias dalam
proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan seperti meminta siswa
menyampaikan pendapat, ide atau gagasan, melakukan kegiatan diskusi,
75

tanya jawab tentang materi pembelajaran, meminta siswa menjelaskan


ulang atau menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari. Hal
ini dilakukan, guna membiasakan siswa ikutserta dalam kegiatan berbicara
yang aktif dalam proses pembelajaran tematik dan terbiasa dengan
aktivitas komunikasi di dalam atau di luar kelas, hal tersebut ditujukan
untuk melatih aspek pelafalan siswa agar semakin baik dan efektif.
Apabila saat melakukan kegiatan berbicara dalam proses pembelajaran
terdapat pelafalan atau ucapan siswa yang kurang tepat, maka guru akan
segera menegur, membimbing serta memberitahu pelafalan yang baik dan
tepat ketika berbicara atau komunikasi. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Nurhasanah yang mengemukakan bahwa pelafalan
dan kejelasan dapat diperoleh melalui pemberian perhatian dan motivasi
yang dilakukan oleh guru, yang ditujukan agar siswa dapat berbicara,
mengucapkan serta menyampaikan penjelasan secara benar.63

2. Aspek parabahasa dalam keterampilan berbicara


Berdasarkan aspek parabahasa, yang mencakup nada dalam
berbicara, tingkatan jeda dalam berbicara, kecepatan dan kelancaran dalam
berbicara. Pada aspek tersebut siswa sudah mampu mengatur nada dan
kecepatan saat berbicara, hal ini ditunjukkan dengan kemampuan siswa
melantangkan suaranya dan tidak tergesa-gesa atau menggunakan
kecepatan yang sedang ketika presentasi hasil diskusi bersama teman
sekelas atau menjelaskan hasil tugas individu di depan kelas.

Kemudian, siswa sudah mampu menentukan dan mengatur


tingkatan jeda dalam berbicara menggunakan fungsi tanda baca, seperti
titik (.) dan koma (,) ketika berbicara atau menjelaskan pembelajaran di
depan kelas, untuk kelancaran berbicara siswa ditentukan dari tingkat
percaya diri, apabila siswa percaya diri, tidak gugup, dan takut dalam
kegiatan berbicara, seperti presentasi, menyampaikan pendapat,

63
Nurhasanah, Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Pembelajaran
Lihat Ucap Di Kelas 1 SDN 005 Koto Sentajo Kecamatan Sentajo Raya, hal. 353.
76

ide/gagasan, tanggapan dan pertanyaan, maka kelancaran siswa dalam


berbicara tidak akan terganggu.

3. Aspek kebahasaan dalam keterampilan berbicara


Pada aspek kebahasaan yang mencakup pemilihan diksi dan
penggunaan kalimat, siswa sudah mampu memilih kata/diksi dan
menggunakan kalimat secara runtut yang dapat dimengerti oleh pendengar
saat berbicara atau berkomunikasi dengan lawan berbicaranya, hal tersebut
dikarenakan siswa sering membaca buku atau tulisan yang ada
disekitarnya, hal ini ditujukan untuk menambah kosakata dan
pembendaharaan kata yang baik, tepat dan efektif yang akan digunakan
siswa dalam kegiatan berbicara dan komunikasi. Ada sebagian siswa yang
belum mampu memilih kata/diksi serta menggunakan kalimat sesuai
kaidah bahasa Indonesia dan komponen kebahasaan yang tepat, hal ini
terjadi karena siswa masih terbiasa dengan bahasa sehari-hari di rumah
(umum) dan bahasa daerahnya masing-masing.

Jika siswa mendapat masalah seperti itu, guru akan segera


membimbing, mengarahkan dan memberitahu kata dan kalimat yang baik,
tepat dan efektif secara terus menerus untuk digunakan dalam kegiatan
berbicara atau komunikasi serta selalu mengajak siswa berlatih melalui
kegiatan-kegiatan berbicara di kelas, agar siswa semakin tahu cara
memilih dan menggunakan kata dan kalimat yang baik dan tepat. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Erwin Putera Permana yang
mengemukakan bahwa keterampilan berbicara yang selalu dilatih akan
memperoleh hasil yang optimal, sehingga struktur kebahasaan akan
semakin baik, pemilihan kata/diksi akan semakin tepat dan penggunaan
kalimat akan semakin efektif dan bervariasi.64 Meskipun terdapat sebagian
siswa yang belum mampu dalam memilih kata dan menggunakan kalimat
yang tepat, informasi serta penjelasan yang disampaikan oleh siswa dapat

64
Erwin Putera Permana, Pengembangan Media Pembelajaran Boneka Kaus Kaki Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas II Sekolah Dasar, hal. 135.
77

dimengerti oleh teman-temannya yang menjadi pendengar dan hal ini tidak
mengganggu jalannya proses pembelajaran.

4. Aspek isi pembicaraan dalam keterampilan berbicara


Pada aspek isi pembicaraan yang mencakup keterampilan
mengembangkan ide cerita dan sikap penghayatan cerita, siswa sudah
mampu membuat dan mengembangkan cerita berdasarkan gambar yang
dilihat dan judul cerita yang telah ditentukan dalam proses pembelajaran.
Setelah cerita yang dibuat siswa selesai, guru akan meminta siswa
menjelaskan cerita tersebut di depan teman-temannya, hal ini ditujukan
untuk melatih dan membuat siswa aktif dalam menyampaikan atau
mengemukakan ide dan gagasannya. Kemudian, siswa sudah memiliki
sikap penghayatan yang baik ketika siswa sedang melakukan kegiatan
bercerita, mendengar dan membaca sebuah cerita atau informasi. Namun,
siswa belum dapat secara mandiri mengembangkan ide cerita/informasi,
perlu adanya bimbingan dan arahan dari guru, agar siswa dapat
mengoptimalkan ide cerita/informasi yang dikembangkan.

5. Aspek bahasa tubuh keterampilan berbicara


Siswa menggunakan bahasa tubuh yang mencakup ekspresi
wajah, ekspresi tubuh, ekspresi tangan dan ekspresi kaki dalam kegiatan
berbicara, pada proses pembelajaran tematik. Bahasa tubuh yang
diekspresikan meliputi 2 macam, yakni bahasa tubuh positif dan bahasa
tubuh negatif. Bahasa tubuh positif, yang diekspresikan oleh siswa yakni,
siswa bersikap tegap, siap, tidak kaku, dan percaya diri saat berbicara
menyampaikan pendapat, ide, gagasan atau presentasi di depan kelas. Hal
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yudi Budianti dan Tia
Permata yang mengemukan bahwa percaya diri merupakan sikap yakin
yang diekspresikan berdasarkan kemampuan dan keterampilan yang
78

dimiliki pada setiap individu.65 Kemudian, siswa mampu menyampaikan


penjelasan-penjelasan dengan tenang dan pandangannya selalu mengarah
ke teman-temannya atau pendengar, serta tangannya ikut digerakkan dan
digunakan untuk menjelaskan materi yang sedang disampaikan.

Sedangkan bahasa tubuh yang negatif, yang diekspresikan oleh


siswa yakni, saat siswa diminta berbicara atau mempresentasikan
mengenai materi pembelajaran di depan teman-temannya, siswa
menjelaskan dengan memainkan tangan atau mentautkan jari jemarinya
dan menggoyang-goyangkan badannya atau keadaan badannya saat
menjelaskan tidak tegap dan siap. Hal ini terjadi, karena siswa belum
percaya diri dalam kegiatan berbicara di depan khalayak.

Namun, bahasa tubuh negatif yang diekspresikan oleh siswa,


ditujukan agar siswa bisa rileks dan tidak terlalu gugup saat berbicara,
menyampaikan argumentasi atau presentasi di depan teman dan gurunya.
Apabila saat berbicara siswa mengekspresikan bahasa tubuh yang negatif,
guru akan segera mengarahkan dan memberitahu saat itu juga bagaimana
sikap yang baik saat berbicara di depan pendengar atau khalayak. Dengan
demikian, secara tidak langsung, siswa selalu dibimbing dan dilatih oleh
guru, agar siswa mampu mengekspresikan sikap yang baik, positif, tepat
dan sesuai saat melakukan kegiatan berbicara di depan orang banyak atau
khalayak.

Aspek penilaian keterampilan berbicara di atas menunjukkan bahwa


kegiatan berbicara siswa yang dijelaskan pada masing-masing aspek
memperoleh hasil yang baik. Maka, hasil tersebut menyatakan, keterampilan
berbicara siswa kelas IV secara keseluruhan memperoleh persentase sebesar
74% dengan kategori baik. Kemampuan siswa dalam kegiatan berbicara
mencakup, kemampuan mengucapkan konsonan dan vokal secara benar,

65
Yudi Budianti,Tia Permata, Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Percaya Diri
Siswa Melalui Metode Bermain Peran (Role Playing) pada Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa
Kelas V SDN Buni Bakti 03 Babelan Bekasi, hal. 45.
79

ucapan, aksen, nada, tingkatan jeda, kecepatan, kelancaran, pemilihan


diksi/kata, penggunaan kalimat, keterampilan mengembangkan ide cerita,
sikap penghayatan cerita, serta ekspresi wajah, tubuh, tangan dan kaki dalam
kegiatan berbicara.

Pada dasarnya, kemampuan berbicara siswa kelas IV sudah


mumpuni berdasarkan indikator dari aspek penilaian keterampilan berbicara,
hal ini dikarenakan terdapat faktor pendukung dalam keterampilan berbicara
siswa. Faktor pendukung keterampilan berbicara siswa meliputi tiga faktor,
yakni kepercayaan diri, lingkungan rumah dan pergaulan sehari-hari siswa
dengan teman sebayanya.

Siswa yang memiliki kepercayaan diri dalam kegiatan berbicara


tidak akan merasa takut, cemas dan ragu saat siswa diminta berbicara untuk
menyampaikan ide, gagasan, pendapat dan melakukan presentasi di depan
kelas atau khalayak. Kemudian, siswa akan bersikap siap dan tenang saat
siswa diminta berbicara atau melakukan kegiatan berbicara dan komunikasi di
dalam kelas. Selanjutnya, faktor lingkungan rumah, yakni siswa selalu diberi
perhatian dari orangtua dan keluarganya dengan mengajak siswa
berkomunikasi atau berbincang dengan topik yang baik dan menarik, seperti
menanyakan bagaimana kegiatan siswa di sekolah, bagaimana siswa
berinteraksi dengan guru dan temannya di sekolah dan lain sebagainya. Hal ini
dapat membuat siswa merasa senang karena siswa mendapat perhatian dan
siswa akan semakin aktif berbicara ketika orangtua, keluarga atau tetangga di
lingkungan rumah selalu mengajak siswa berbicara dan berkomunikasi
mengenai aktivitas kesehariannya berdasarkan pilihan topik pembicaraan yang
baik dan menarik.

Kemudian, pergaulan sehari-hari siswa dengan teman sebayanya,


mampu mempengaruhi siswa agar aktif dan tanggap dalam melakukan
kegiatan berbicara dan berkomunikasi, hal ini disebabkan karena siswa dan
teman sebayanya selalu melakukan aktivitas bersama di sekolah maupun di
80

lingkungan rumah, seperti bermain, belajar, dan lain sebagainya. Siswa dan
teman sebayanya akan selalu melakukan kegiatan komunikasi berdasarkan
keadaan yang mereka lakukan. Hal ini dapat membantu siswa, agar
kemampuan siswa dalam berbicara dan berkomunikasi dapat menunjukkan
hasil yang semakin baik.

Pada masing-masing aspek penilaian keterampilan berbicara, siswa


kelas IV memperoleh hasil yang baik. Namun, aspek-aspek tersebut tidak
efektif dan optimal apabila siswa mendapat hambatan serta kesulitan dalam
kegiatan berbicara. Adapun, faktor penghambat yang mempengaruhi
kemampuan berbicara siswa yakni, sikap individual siswa, kebiasaan belajar
dan lingkungan tempat tinggal siswa. Sikap yang kurang siap dan tidak tenang
saat siswa melakukan kegiatan berbicara, akan membuat siswa merasa gugup,
takut dan ragu saat diminta menyampaikan pendapat, ide, gagasan dan
presentasi hasil diskusi atau tugas mandiri di depan teman dan gurunya, hal ini
dipicu karena rendahnya rasa percaya diri siswa dan kebiasaan belajar siswa
yang kurang baik.

Kebiasaan belajar siswa yang kurang baik akan mempengaruhi


kemampuan berbicara siswa, kebiasaan belajar ini timbul karena siswa kurang
memperhatikan saat guru sedang menjelaskan pembelajaran, siswa asik
bermain dan sibuk dengan kegiatannya sendiri. Saat siswa diminta
menjelaskan ulang serta menyampaikan materi pembelajaran yang telah
dikemukakan oleh guru, siswa tidak mampu menyampaikan dengan baik,
karena siswa tidak memahami isi materi yang dijelaskan, maka siswa akan
mengekspresikan sikap yang tidak siap, bingung dan gugup saat diminta
menyampaikan ulang materi pembelajaran yang telah dijelaskan oleh guru.

Selain menjadi faktor pendukung, ternyata lingkungan tempat tinggal


siswa atau lingkungan rumah menjadi faktor penghambat yang dapat
mempengaruhi kemampuan serta keterampilan berbicara siswa. Pada saat
siswa belajar di sekolah, siswa telah diajarkan, dibimbing serta diarahkan
81

menggunakan komponen kebahasaan dan kaidah bahasa Indonesia yang benar


dan tepat dalam berbicara. Namun, terkadang sesampainya di rumah hal
tersebut mudah terlupakan, karena saat di rumah terdapat sebagian siswa yang
menggunakan bahasa yang kurang baik dan kurang sopan dalam kegiatan
berbicara dan komunikasi serta ada sebagian siswa yang menggunakan bahasa
daerah dalam percakapan sehari-hari di rumah dengan orangtua dan
keluarganya, hal ini menyebabkan siswa merasa kaku dan bingung, ketika
diminta berbicara dan berkomunikasi menggunakan bahasa baku yang sesuai
dengan komponen kebahasaan dan kaidah bahasa Indonesia yang benar dan
tepat. Khususnya, ketika guru meminta siswa menyampaikan, pendapat, ide,
gagasan serta menjelaskan atau mempresentasikan materi pembelajaran di
depan kelas atau khalayak.

Guru akan selalu melatih dan membimbing agar siswa dapat terampil
dalam kegiatan berbicara di kelas maupun di luar kelas, seperti di rumah atau
di tempat umum lainnya. Jika, terdapat siswa yang menggunakan komponen
kebahasaan dan kaidah bahasa Indonesia yang kurang tepat dalam berbicara
dan berkomunikasi, maka guru akan selalu mengingatkan, memberitahu dan
mencontohkan bagaimana melakukan kegiatan berbicara yang baik dan
efektif. Guru akan melakukan upaya-upaya peningkatan dalam proses
pembelajaran berdasarkan aspek penilaian keterampilan berbicara guna
mengembangkan serta meningkatkan keterampilan berbicara siswa yang
semakin baik.

Tercapainya tujuan dalam proses pembelajaran di dalam kelas akan


terbantu dengan kegiatan berbicara yang baik, tepat dan efektif. Maka dari itu,
keberhasilan pembelajaran ditentukan dari kegiatan berbicara dan komunikasi
yang aktif dan optimal. Kegiatan pembelajaran berbicara di dalam kelas akan
membantu siswa dalam memahami tujuan pembelajaran. Dalam hal ini, guru
melakukan tindakan peningkatan dalam aspek keterampilan berbicara siswa.
82

Adapun aspek keterampilan berbicara yang ditingkatkan dalam


proses pembelajaran yakni, rasa percaya diri siswa dalam kegiatan berbicara di
kelas, nada bicara siswa dan pelafalan yang jelas saat komunikasi dan
menjawab pertanyaan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Alex Y. Pandaleke, Syamsuddin dan Yunidar, yang mengemukakan bahwa
rasa percaya diri yang mencakup sikap berbicara dan keberanian, nada serta
pelafalan berbicara merupakan faktor penunjang keefektifan berbicara
seseorang.66 Oleh karena itu, aspek keterampilan tersebut layak dan baik untuk
terus ditingkatkan.

Jika, siswa sudah mampu meningkatkan kepercayaan dirinya dalam


kegiatan berbicara, maka sikap siswa dan penjelasan yang dikemukan oleh
siswa akan terlihat dan disampaikan dengan baik. Kemudian, nada berbicara
siswa harus terus dilatih dan dibimbing secara baik, karena terkadang siswa
masih belum mampu menyesuaikan nada bicaranya saat menjelaskan atau
presentasi di depan kelas, seperti kurang melantangkan suara saat berbicara
dan menyampaikan pendapat dan presentasi di depan kelas. Pada aspek
pelafalan, siswa juga masih harus terus dibimbing dan diarahkan, karena
pelafalan berbicara sebagian siswa dalam kegiatan berbicara dan komunikasi
bercampur dengan logat daerah, hal ini disebabkan karena siswa lahir dan
tinggal di desa, maka bahasa keseharian yang digunakan siswa didominasi
dengan bahasa daerah mereka masing-masing. Ketiga aspek tersebut perlu
ditingkatkan karena keterampilan berbicara merupakan salah satu faktor
penunjang dan pendukung dalam keberhasilan proses pembelajaran di kelas.
Kemudian, strategi guru agar keterampilan berbicara siswa dapat berkembang
dan meningkat dengan baik dan efektif, guru selalu mengajak siswa
berkomunikasi secara intens selama proses pembelajaran di kelas.

Keberhasilan pembelajaran berbicara siswa, tidak luput dari peran


guru yang selalu melatih dan membimbing siswa dalam menciptakan dan

66
Alex Y. Pandaleke, Syamsuddin dan Yunidar, Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara
Melalui Metode Bermain Peran pada Siswa Kelas V SDN Bala keselamatan Palu. hal. 38.
83

mengoptimalkan pembelajaran berbicara yang efektif dan efisien.


Keterampilan berbicara dapat diperoleh, apabila siswa mempunyai kemauan
untuk sering melakukan latihan dan praktik berbicara. Dengan melakukan
latihan siswa akan mampu berbicara dan berkomunikasi dengan baik, selain
berlatih siswa juga harus sering melakukan praktik berbicara, seperti
menyampaikan pertanyaan, ide atau pendapatnya saat proses pembelajaran,
berbincang dengan temannya, orangtua dan lainnya. Hal ini dapat membantu
siswa dalam meningkatkan kemampuan berbicaranya, sehingga kegiatan
berbicara siswa semakin terampil dan efektif.

Selain melakukan latihan dan praktik langsung, yang ditujukan untuk


membantu kemampuan berbicara siswa semakin baik. Suasana belajar yang
menarik dan menyenangkan, dapat meningkatkan semangat belajar siswa
dalam pembelajaran berbicara, sehingga keterampilan berbicara siswa dapat
lebih terasah dan meningkat dengan baik dan efektif sesuai tujuan
pembelajaran. Agar siswa merasa senang dan terus semangat melakukan
kegiatan berbicara dan komunikasi, guru selalu memberikan apresiasi dan
motivasi pada kegiatan atau pembelajaran berbicara yang telah dilakukan
siswa. Seperti memberikan apresiasi kepada siswa yang sudah mau
menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberikan tanggapan dan
menjelaskan hasil diskusi di depan teman-temannya.

Apresiasi atau reward yang diberikan berupa kata-kata, motivasi dan


pujian. Pemberian apresiasi tersebut ditujukan agar kepercayaan diri siswa
dalam pembelajaran atau kegiatan berbicara siswa semakin baik dan
meningkat. Pada kegiatan berbicara, guru mempunyai upaya serta motivasi
yang selalu diberikan kepada siswa, hal ini ditujukan agar kemampuan
berbicara siswa bisa terus memperlihatkan hasil yang baik, dengan mengajak
siswa aktif berkomunikasi dan membuat kompetisi antarsiswa, seperti
mengadakan kuis dan tanya jawab mengenai materi pembelajaran yang telah
dipelajari, hal ini dapat memicu rasa antusias siswa dalam kegiatan
84

pembelajaran, karena siswa akan lebih aktif dan berani dalam menyampaikan
pendapat, ide serta gagasannya saat proses pembelajaran.

Ketika siswa sudah mampu dan berani menjawab kuis atau


pertanyaan yang diberikan guru, siswa diberi motivasi berupa kata-kata dan
pujian yang mampu membangkitkan semangat belajar siswa, agar siswa selalu
antusias, senang, mau terus berlatiih, lebih berani melakukan kegiatan-
kegiatan berbicara dan komunikasi di dalam atau diluar kelas dan lebih
percaya diri dalam kegiatan berbicara pada proses pembelajaran di kelas,
khususnya di dalam pembelajaran tematik. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Noni Risnawelli yang mengemukakan bahwa pemberian
motivasi kepada siswa dengan mengajukan pertanyaan dapat membuat siswa
tertarik dan berani untuk ikutserta dan aktif dalam kegiatan berbicara,
sehingga keterampilan berbicara dapat berkembang dan meningkat dengan
baik dan optimal.67 bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb

67
Noni Risnawelli, Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa dengan Media Gambar Seri,
hal. 31-32.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan pembahasan hasil analisis, keterampilan
berbicara siswa kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan
dalam pembelajaran tematik, memperoleh persentase sebesar 74% dan
termasuk ke dalam kategori baik. Hasil analisis data keterampilan berbicara
siswa menunjukkan bahwa aspek pelafalan yang mencakup kemampuan
mengucapkan konsonan dan vokal secara benar, ucapan dan aksen dalam
berbicara memperoleh persentase sebesar 73%, aspek parabahasa yang
mencakup nada, tingkatan jeda, kecepatan dan kelancaran dalam berbicara
memperoleh persentase sebesar 74%, aspek kebahasaan yang mencakup
pemilihan diksi/kata dan penggunaan kalimat memperoleh persentase sebesar
73%, aspek isi pembicaraan yang mencakup keterampilan mengembangkan
ide cerita dan sikap penghayatan cerita memperoleh persentase sebesar 75%
dan aspek bahasa tubuh yang mencakup ekspresi wajah, ekpresi tubuh,
ekspresi tangan dan ekspresi kaki memperoleh persentase sebesar 73%.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan berbicara siswa


meliputi faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukung yakni,
kepercayaan diri, lingkungan rumah dan pergaulan sehari-hari siswa dengan
teman sebayanya. Sedangkan faktor penghambat yakni, sikap individual
siswa, kebiasaan belajar dan lingkungan tempat tinggal siswa. Adapun, aspek
keterampilan berbicara siswa yang ditingkatkan dan dilakukan oleh guru
kepada siswa kelas IV yakni, rasa percaya diri siswa, nada bicara dan
pelafalan yang tepat dan jelas dalam kegiatan berbicara dan komunikasi.

85
86

Pemberian apresiasi dan motivasi oleh guru terhadap kemampuan


dan keterampilan berbicara siswa antara lain; guru memberikan apresiasi
berupa kata-kata, motivasi dan pujian yang ditujukan guna menumbuhkan dan
meningkatkan kepercayaan diri siswa yang semakin baik dalam kegiatan
berbicara dan komunikasi di dalam kelas. Kemudian, motivasi yang diberikan
berupa kata-kata yang membangkitkan semangat belajar siswa, mengajak
siswa aktif berbicara dan komunikasi dalam proses pembelajaran dan
membuat kompetisi antarsiswa, seperti mengadakan kuis dan tanya jawab
mengenai materi pembelajaran yang telah dipelajari.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti mengajukan saran yang
dapat dilakukan dalam keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN 1
Sripendowo Ketapang Lampung Selatan dalam pembelajaran tematik.

1. Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya melakukan pengawasan, pelatihan dan
bimbingan yang berkelanjutan kepada siswa yang memiliki keterampilan
berbicara yang kurang baik atau masih rendah melalui kerjasama dengan
guru, guna meningkatkan keterampilan berbicara siswa yang kurang baik
atau masih rendah dengan memfasilitasi pembelajaran berbicara siswa
melalui pembelajaran yang aktif, efektif, efisien dan menyenangkan.

2. Bagi Guru
Guru hendaknya menyajikan pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan, melalui penggunaan media atau metode pembelajaran
yang variatif guna menunjang keefektifan keterampilan berbicara siswa di
kelas maupun di luar kelas. Media pembelajaran yang dapat digunakan
yakni yang bersifat konkret, seperti media gambar, siswa dapat dengan
mudah mengemukakan serta mengeksplorasi ide, gagasan atau
pendapatnya melalui gambar yang dilihat. Kemudian, metode
pembelajaran yang dapat digunakan adalah metode show (menunjukkan)
87

and tell (menceritakan), siswa dapat menggunakan dan menunjukkan


benda atau barang kesukaannya untuk menjelaskan materi pembelajaran,
guna memudahkan dan menunjang ketepatan dan keefektifan siswa dalam
kegiatan berbicara.

3. Bagi Siswa
Siswa yang memiliki keterampilan berbicara yang sudah baik
hendaknya dipertahankan dengan terus berlatih dan tidak merasa cukup
dan siswa yang keterampilan berbicaranya masih kurang atau rendah,
hendaknya segera diperbaiki dengan berusaha dan terus semangat untuk
lebih baik dalam kegiatan pembelajaran sehingga keterampilan berbicara
siswa dapat meningkat.

4. Bagi Peneliti
Peneliti hendaknya dapat lebih memahami aspek penunjang
keefektifan keterampilan berbicara siswa, agar dapat membantu guru dan
siswa dalam meningkatkan mutu pembelajaran di dalam kelas dan mutu
pendidikan di sekolah. Serta, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
pedoman dan perbandingan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian
sejenis.
DAFTAR PUSTAKA

Aminah, S. Roikan. 2019. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif Ilmu Politik.


Jakarta: Prenada Media Group.
Anggito, Albi, Johan Setiawan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Sukabumi: CV Jejak.
Asrori, Rusman. 2020. Classroom Action Research Pengembangan Kompetensi
Guru. Banyumas: Pena Persada.
Budianti, Yudi, Tia Permata. Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan
Percaya Diri Siswa Melalui Metode Bermain Peran (Role Playing) pada
Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN Buni Bakti 03 Babelan
Bekasi. Jurnal Pedagogik. Vol. V, No. 2. 2017.
Darmuki, Agus, Ahmad Hariyadi. Peningkatan Keterampilan Berbicara
Menggunakan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mahasiswa PBSI
Tingkat I-B PGRI Bojonegoro Tahun Akademik 2018/2019. Jurnal Kredo.
Vol. 2 No.2. 2019.
Departemen Pendidikan Nasional: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 2009. Pembelajaran Berbicara.
Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Bahasa.
Edi, Fandi Rosi Sarwo. 2016. Teori Wawancara Psikodiagnostik. Yogyakarta:
Leutika Nouvallitera.
Firmansyah, Mochammad Bayu. Model Pembelajaran Diskusi Berbasis Perilaku
Berliterasi Untuk Keterampilan Berbicara. Jurnal Ilmiah Edukasi &
Sosial. Vol. 8 No. 2. 2017.
Fitrah, Muh, Luthfiyah. 2017. Metode Penelitian; Penelitian Kualitatif, Tindakan
Kelas & Studi Kasus. Sukabumi: CV Jejak.

88
89

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.


Haji, Sun. Pembelajaran Tematik yang Ideal di MI/SD. Jurnal Pendidikan. Vol.
III No. 1. 2015.
Helaluddin, Hengki Wijaya. 2019. Analisis Data Kualitatif: Sebuah Tinjauan
Teori & Praktik. Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.
Hermawan, Iwan. 2019. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif
Dan Mixed Methode. Kuningan: Hidayatul Qur’an Kuningan.
Hidayah, Nurul. Pembelajaran Tematik Integratif Di Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Dasar. Vol. 2 No. 1. 2015.
Hidayat, Luthfi Muhammad, Erliany Syaodih, Rita Zahara. Efektivitas Metode
Role Playing untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiah
2 Sumbersari. Jurnal Educare. Vol. 14 No. 2. 2016.
Hosnan (2014) dalam Resnani. Penerapan Model Discovery Learning untuk
Peningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran
Tematik Kelas VC SDIT Generasi Rabbani Kota Bengkulu. Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Vol. 12 No. 1. 2015.
Indriwati dalam Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi
Aksara,
Johnson, Elaine B. 2010. Contextual Teaching and Learning Menjadikan
Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung:
Mizan Learning Center.
Kadir, dkk. 2019. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika II
(SNPMAT II): Pembelajaran Matematika dalam Era Revolusi Industri 4.0.
Kendari: Universitas Halu Oleo Press.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Pengertian Keterampilan. Jakarta: Balai
Pustaka.
Kunandar dalam Rendy Nugraha Frasandy. Pembelajaran Tematik Integratif
(Model Integrasi Mata Pelajaran Umum SD/MI Dengan Nilai Agama.
Jurnal Elementary. Vol. 5 No. 2. 2017.
Kurnia, Rita. 2019. Bahasa Anak Usia Dini. Yogyakarta: Deepublish.
90

Mabruri, Zuniar Kamaluddin, Ferry Aristya. Peningkatan Keterampilan Berbicara


Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV Melalui Penerapan Strategi Role
Playing SD Negeri Ploso 1 Pacitan. Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitian
Pendidikan dan Pembelajaran. Vol. 1 No. 2. 2017.
Martaulina, Sinta Diana. 2018. Bahasa Indonesia Terapan. Yogyakarta:
Deepublish.
Muklis, Mohamad. Pembelajaran Tematik. Jurnal Fenomena. Vol. IV No. 1.
2012.
Ningsih, Ayu Gustia, Atmazaki, Syahrul R. Peningkatan Keterampilan Berbicara
Melalui Metode Bermain Teka-teki Siswa Kelas X MAS-TI Tabek
Gadang Kabupaten Lima Puluh Kota. Jurnal Bahasa, Sastra dan
Pembelajaran. Vol. 1 No. 3. 2013.
Nizamuddin. 2020. Penelitian Berbasis Tesis dan Skripsi: Disertai Aplikasi dan
Pendekatan Analisis Jalur. Medan: Pantera Publishing.
Nupus, Maya Hayatun, Desak Putu Parmiti. Peningkatan Keterampilan Berbicara
Melalui Penerapan Metode Show and Tell Siswa SD Negeri 3 Banjar
Jawa. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar. Vol. 1, No. 4. 2017.
Nurdin, Ali. 2015. Komunikasi Magis; Fenomena Dukun di Pedesaan.
Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara.
Nurgiyanto, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogtakarta.
Nurhasanah. Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Metode
Pembelajaran Lihat Ucap Di Kelas 1 SDN 005 Koto Sentajo Kecamatan
Sentajo Raya. Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran). Vol. 2 No. 3.
2018.
Nurhayati, Siti. Wawancara Guru Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang,
(Lampung Selatan: Selasa, 21 Juli 2020), Pukul. 08.44 WIB.
Nurkhayati. Apri Utami Parta Santi. Pengaruh Model Tematik Terhadap
Kreativitas Guru Dalam Mengajar Di Sekolah Dasar Negeri Jagakarsa 09
Pagi. Holistika: Jurnal Ilmiah PGSD. Vol. 1 No. 2. 2017.
91

Observasi Langsung. Di Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang. (Lampung


Selatan: Rabu, 22 Juli 2020). Pukul. 07.30 - 09.30 WIB.
Pandaleke, Alex Y, Syamsuddin dan Yunidar. Upaya Meningkatkan Keterampilan
Berbicara Melalui Metode Bermain Peran pada Siswa Kelas V SDN Bala
keselamatan Palu. Jurnal Bahasantodea. Vol. 5 No 2. 2017.
Permana, Erwin Putera. Pengembangan Media Pembelajaran Boneka Kaus Kaki
Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas II Sekolah
Dasar. Jurnal Profesi Pendidikan Dasar. Vol. 2 No. 2. 2015.
Prastowo, Andi. 2019. Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta:
Kencana.
Putra, Nusa, Ninin Dwi Lestari. 2013. Penelitian Kualitatif PAUD. Jakarta: PT
Raja Grafindo.
Putri, Delia, Elvina. 2019. Keterampilan Berbahasa Di Sekolah Dasar Melalui
Metode Game’s. Riau: Qiara Media.
Risnawelli, Noni. Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa dengan Media
Gambar Seri. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia. Vol. 1 No 1. 2015.
Rosita, Farida Yufarlina. Pengembangan Multimedia Interaktif Untuk
Pembelajaran Berbicara Bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. JINoP
(Jurnal Inovasi Pembelajaran). Vol. 1 No. 1. 2015.
Rukajat, Ajat. 2018. Pendekatan Penelitian Kuantitatif: Quantitative Research
Approach. Yogyakarta: Deepublish.
Saleh, Choirul, M. Irfan Islamy, Soesilo Zauhar, Bambang Supriyono, 2013.
Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Aparatur. Malang: UB Press.
Salim, Haidir. 2019. Penelitian Pendidikan: Metode, Pendekatan Dan Jenis.
Jakarta: Kencana.
Sa’adiah, Subhayani, Armia. 2017. Keterampilan Berbicara. Banda Aceh: Syiah
Kuala University Press.
Setyonegoro, Agus Hakikat. Alasan dan Tujuan Berbicara (Dasar Pembangunan
Kemampuan Berbicara). Jurnal Pena. Vol. 3 No. 1. 2013.
Simbolon, Marlina Eliyanti. 2019. Tuturan dalam Pembelajaran Berbicara
dengan Metode Reciprocal Teaching. Surabaya: Media Sahabat Cendikia.
92

Sirait, Charles Bonar. 2016. The Power Of Public Speaking: Kita Cerdas
Berbicara di Depan Publik. Jakarta: PT Gramedia.
Siregar, Syofian. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitugan Manual & SPSS. Jakarta: Prenada Media.
Sujinah. 2017. Menjadi Pembicara Terampil. Yogyakarta: Deepublish.
Sungkono. Pembelajaran Tematik Dan Implementasinya Di Sekolah Dasar. Jurnal
Ilmiah Pembelajaran. Vol. 2 No. 1. 2006.
Suprihatiningsih. 2016. Keterampilan Tata Busana di Madrasah Aliyah.
Yogyakarta: Deepublish.
Tarigan, Henry Guntur. 2013. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tarigan (1990) dalam Lalita Melasarianti. Peningkatan Keterampilan Berbicara
Melalui Metode Debat Plus Pada Mata Kuliah Berbicara. Jurnal Ilmiah
Lingua Idea. Vol. 9 No. 1. 2018.
Tarjo. 2019. Metode Penelitian Sistem 3x Baca. Yogyakarta: Deepublish.
Tim Budi Pekerti. 2014. Pendidikan Budi Pekerti SMA Kls XII. Jakarta: Grasindo.
Tim Pakar (2006) dalam Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. 2009.
Pembelajaran Tematik di SD. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.
Usman, Muhammad. 2015. Perkembangan Bahasa dalam Bermain dan
Permainan: Untuk Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Deepublish.
Waluya, Bagja. 2007. Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas
XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program llmu Pengetahuan Sosial.
Bandung: PT Setia Purna Inves.
Wicaksono, Andri, Ahmad Subhan Roza. 2016. Teori Pembelajaran Bahasa:
Suatu Catatan Singkat. Yogyakarta: Garudhawaca.
Wijaya, Hengki. 2018. Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi.
Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.
Yusuf, Muri. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian
Gabungan. Jakarta: Prenada Media. ............................................................
93

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN
94

Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi


95

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian


96

Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Penelitian


97

Lampiran 4 Surat Permohonan Expert Judgment


98

Lampiran 5 Surat Keterangan Validasi


99

Lampiran 6 Wawancara Prapenelitian

Wawancara Prapenelitian
1. Waktu wawancara : Hari Selasa, 21 Juli 2020. Pukul. 08.44 WIB.
2. Tempat wawancara : Ruang Kepala Sekolah SDN 1 Sripendowo
3. Responden : Siti Nurhayati, S.Pd. Selaku Guru Kelas IV SDN 1
Sripendowo Ketapang Lampung Selatan.
No Pertanyaan Deskripsi Jawaban
1. Bagaimana keadaan Keterampilan berbicara siswa masih
keterampilan berbicara siswa kurang, belum baik lah.
kelas IV?
2. Apakah keterampilan berbicara Untuk keterampilan berbicara siswa
siswa kelas IV sudah kelas IV SDN 1 Sripendowo masih
menunjukkan hasil yang baik kurang dan itu mempengaruhi
atau kurang baik (rendah)? kelancaran siswa dalam proses
pembelajaran.
3. Siswa yang memiliki Siswa yang memiliki keterampilan
keterampilan berbicara yang berbicara yang kurang baik hanya
kurang baik mencapai beberapa saja, 40 % dari 20 siswa.
keseluruhan atau hanya Dalam hal ini tugas kita sebagai
beberapa saja? pendidik untuk dapat membantu siswa
agar dapat meningkatkan keterampilan
berbicara.
4. Apa yang menyebabkan Yang menyebabkan keterampilan siswa
keterampilan berbicara siswa kurang baik atau masih rendah karena
kurang baik (rendah)? kebiasaan belajar siswa kurang baik,
motivasi belajarnya kurang, pada malu-
malu kalo suruh menyampaikan
pendapatnya.
5. Keterampilan berbicara siswa Keterampilan berbicara siswa terlihat
100

terlihat kurang baik (rendah), kurang baik (rendah), dibuktikan dengan


dibuktikan dengan keadaan siswa masih malu-malu dalam
siswa yang seperti apa? menyampaikan gagasannya sehingga
(gugup, ragu, malu dll) volume suaranya jadi lirih, siswa masih
takut dan grogi ketika tampil di depan
teman-temannya dan kurang percaya
diri dalam berbicara.
6. Pada kesempatan apa keterampilan berbicara siswa terlihat
keterampilan berbicara siswa kurang baik (masih rendah) itu pada saat
terlihat kurang baik (masih berdiskusi dan mempresentasikan hasil
rendah)? (ketika presentasi, diskusinya. Siswa juga suka menolak
diskusi bersama teman sejawat kalau diminta bercerita di depan kelas.
dll)
7. Upaya apa yang sudah Upaya yang dilakukan untuk
dilakukan untuk meningkatkan meningkatkan keterampilan berbicara
keterampilan berbicara? siswa dengan menggunakan metode dan
media. Contoh media gambar; siswa
diminta mengungkapkan isi cerita sesuai
daya imajinasinya.
8. Jika menggunakan media, Saya menggunakan metode
metode, strategi dll. pembelajaran ulang ucap dan menjawab
Bagaimana dan seperti apa pertanyaan melalui stimulus pertanyaan
pengaplikasiannya terhadap dari guru.
siswa?

Lampung Selatan, 21 Juli 2020

Siti Nurhayati, S. Pd. .....


101

Lampiran 7 Pedoman Wawancara Guru

PEDOMAN WAWANCARA
Guru Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan

1. Bagaimana pendapat ibu mengenai keterampilan berbicara?


2. Bagaimana keterampilan berbicara siswa kelas IV dalam pembelajaran
tematik?
3. Bagaimana aspek pelafalan berbicara siswa dalam proses pembelajaran
tematik? (kejelasan, aksen, konsonan dan vokal)
4. Bagaimana aspek parabahasa siswa saat berbicara dalam proses
pembelajaran tematik? (nada, jeda, kecepatan dan kelancaran)
5. Bagaimana aspek kebahasaan siswa saat berbicara dalam proses
pembelajaran tematik? (pemilihan diksi & penggunaan kalimat)
6. Bagaimana isi pembicaraan siswa saat berbicara dalam proses pembelajaran
tematik? (keterampilan mengembangkan ide cerita/informasi & sikap
penghayatan cerita)
7. Apakah siswa menggunakan atau menunjukkan bahasa tubuh saat berbicara
dalam proses pembelajaran tematik? (ekspresi wajah, tubuh, tangan dan
kaki)
8. Aspek keterampilan berbicara apa saja yang ibu tingkatkan di kelas IV?
Mengapa aspek tersebut perlu ditingkatkan?
9. Bagaimana cara ibu meningkatkan keterampilan berbicara siswa tersebut?
10. Bagaimana sikap siswa ketika aspek keterampilan berbicara ibu terapkan
saat proses pembelajaran?
11. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat ibu dalam
meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IV?
12. Apakah ada apresiasi atau reward yang ibu berikan ketika keterampilan
berbicara siswa memperlihatkan hasil yang baik? Jika ada, bagaimana
apresiasi atau reward tersebut?
102

13. Upaya apa yang ibu lakukan untuk meningkatkan keterampilan berbicara
siswa kelas IV?
14. Motivasi apa yang ibu berikan agar siswa mau berusaha dan terus semangat
untuk lebih baik dalam kegiatan pembelajaran sehingga keterampilan
berbicara siswa dapat meningkat?
103

Lampiran 8 Hasil Wawancara Guru

HASIL WAWANCARA
Guru Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan

Responden : Siti Nurhayati, S.Pd.

Hari/Tanggal : Jum’at, 16 Oktober 2020

No Pertanyaan Deskripsi Jawaban


1. Bagaimana pendapat ibu Keterampilan berbicara bagi siswa
mengenai keterampilan sangat dibutuhkan, karena cukup
berbicara? mempengaruhi dalam kegiatan belajar
mengajar.
2. Bagaimana keterampilan Untuk keterampilan berbicara siswa
berbicara siswa kelas IV dalam kelas IV sudah cukup baik. Namun,
pembelajaran tematik? siswa perlu terus dibimbing dan dilatih
agar keterampilan berbicaranya semakin
baik.
3. Bagaimana aspek pelafalan Aspek pelafalan berbicara siswa dalam
berbicara siswa dalam proses proses pembelajaran baik, seperti,
pembelajaran tematik? mengucapkan konsonan dan vokal dan
(kejelasan, aksen, konsonan kejelasan ucapan saat berbicara. Saya
dan vokal) melakukan dan mengajak siswa
berbicara dalam proses pembelajaran,
seperti diskusi, meminta siswa
menyampaikan pendapat,
mempersilahkan siswa memberi
tanggapan, pertanyaan dan jawaban.
Walaupun sudah ada siswa yang
pelafalannya sudah baik, siswa tetap
104

harus diberikan latihan atau bimbingan


agar menjadi lebih baik lagi
4. Bagaimana aspek parabahasa Aspek parabahasa yang mencakup nada,
siswa saat berbicara dalam jeda, kecepatan dan kelancaran
proses pembelajaran tematik? berbicara siswa sudah terlihat baik, Hal
(nada, jeda, kecepatan dan itu terlihat, ketika siswa saya minta
kelancaran) untuk diskusi bersama teman
sebangkunya atau presentasi di depan
kelas, mereka sudah paham mengatur
nada dan kecepatan bicaranya, mereka
mampu melantangkan suaranya dan
menerangkan materi dengan tidak
terburu-buru, hal itu dilakukan, agar
teman-temannya bisa mendengar
dengan baik serta paham, mengenai
presentasi yang sedang dijelaskan.
Kemudian, siswa juga sudah mampu
untuk menentukan jeda, dengan
menggunakan fungsi tanda baca, seperti,
titik dan koma saat berbicara, kalaupun
ada yang berhenti lama dan mengulang-
ngulang kalimat ketika berbicara, itu
karena mereka gugup. Jadi, kalau
mereka gugup, akan sedikit
mengganggu kelancaran berbicaranya.
5. Bagaimana aspek kebahasaan Pada aspek ini, siswa sudah mampu
siswa saat berbicara dalam memilih kata/diksi saat berbicara atau
proses pembelajaran tematik? komunikasi, namun sebagian siswa ada
(pemilihan diksi & yang belum tepat dan sesuai dengan
penggunaan kalimat) kaidah bahasa Indonesia yang baik dan
105

benar. Kemudian, untuk penggunaan


kalimat, siswa sudah runtut atau teratur
dalam penggunaannya, namun masih
ada siswa yang penggunaan kalimatnya
kurang tepat. Tetapi, kata dan kalimat
siswa tetap dapat dimengerti, Jika,
terjadi hal seperti itu dalam kegiatan
berbicara di kelas, saya langsung
membimbing dan mengarahkan serta
memberitahu kata dan kalimat yang
benar, yang baik untuk dipilih dan
digunakan dalam kegiatan berbicara.
Siswa juga mendapat kesulitan dalam
memilih kata dan menggunakan kalimat
yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia, karena siswa terbiasa dengan
bahasa rumahan atau sehari-hari
(umum) dan bahasa daerahnya masing-
masing. Jadi, perlu adanya bimbingan
secara terus menerus dalam kegiatan
berbicara di kelas, agar siswa dapat
memilih kata dan menggunakan kalimat
yang baik, tepat dan efektif
6. Bagaimana isi pembicaraan Pada aspek ini, siswa belum dapat
siswa saat berbicara dalam secara mandiri mengembangkan ide
proses pembelajaran tematik? dalam memberikan argumentasi, seperti
(keterampilan cerita dan jawaban atas pertanyaan
mengembangkan ide uraian yang bersifat meminta. Contoh:
cerita/informasi & sikap alasan maupun penjelasan singkat. Saya
penghayatan cerita) meminta siswa untuk mengembangkan
ide cerita semampu mereka, asalkan
106

mereka sudah mau dan mampu


walaupun hanya sedikit, hal itu sudah
menunjukkan progress yang baik. Untuk
sikap penghayatan cerita, siswa sudah
mampu menunjukkan di depan saya dan
teman-temannya, kalau saya minta
memperagakan tokoh yang ada pada
teks cerita, meskipun masih ada rasa
gugup dan grogi. Tapi, hal itu bukan
suatu masalah karena siswa sudah
mampu dan berani berekspresi di depan
khalayak, maka tetap saya beri apresiasi
7. Apakah siswa menggunakan Iya betul, hal ini dapat dilihat ketika
atau menunjukkan bahasa siswa berbicara di depan kelas, untuk
tubuh saat berbicara dalam mempresentasikan hasil diskusi atau
proses pembelajaran tematik? hasil tugas individu, ada beberapa siswa
(ekspresi wajah, tubuh, tangan yang mengeluarkan ekspresi atau bahasa
dan kaki) tubuh positif dan negatif, kalau yang
negatif seperti mainin tangan, wajahnya
datar gak tenang gitu, menggoyang-
goyangkan badan dll. Ada pula yang
menggunakan bahasa tubuh positif,
mereka tenang saat menjelaskan hasil
diskusi di depan kelas, selalu melihat ke
teman-temannya saat menjelaskan, tidak
kaku dan badannya dalam keadaan
tegap, kemudian tangannya dipakai atau
digerakkan untuk membantu mereka,
ketika mereka menjelaskan. Untuk
bahasa tubuh yang negatif, biasanya
siswa mengeluarkan ekspresi seperti itu,
107

untuk menghilangkan rasa gugup, takut,


dan cemas saat berbicara, semua siswa
Alhamdulillah tetap berani maju, tapi
yaa belum semua percaya diri, makanya
siswa terkadang suka bingung, lupa dan
bicaranya jadi putus-putus saat sedang
menjelaskan hasil diskusi di depan
kelas, meskipun begitu, siswa selalu
berusaha dan menuntaskankan hal yang
dijelaskan kepada teman-temannya.
Jika, bahasa tubuh siswa kurang baik,
tidak tenang dan tegap, saya pasti akan
arahkan dan membimbing mereka untuk
bersikap dan mengeluarkan ekspresi
yang baik saat sedang berbicara atau
menjelaskan hasil diskusi di depan
teman-temannya
8. Aspek keterampilan berbicara Aspek keterampilan berbicara siswa
apa saja yang ibu tingkatkan di yang ditingkatkan itu, nada bicara siswa,
kelas IV? Mengapa aspek pelafalan yang jelas saat komunikasi
tersebut perlu ditingkatkan? dan menjawab pertanyaan serta rasa
percaya diri saat siswa diminta berbicara
mengenai materi atau hasil diskusi di
depan teman-temannya atau di depan
kelas.
Aspek tersebut perlu ditingkatkan
karena keterampilan berbicara
merupakan salah satu faktor pendukung
untuk berhasilnya proses pembelajaran
di kelas.
108

9. Bagaimana cara ibu Dengan cara mengajak siswa tersebut


meningkatkan keterampilan berkomunikasi secara intens selama
berbicara siswa tersebut? pembelajaran di kelas.
10. Bagaimana sikap siswa ketika Siswa merespon dengan baik dengan
aspek keterampilan berbicara menerapkan hal tersebut, siswa juga
ibu terapkan saat proses menjadi lebih terbuka dan percaya diri
pembelajaran? saat kegiatan berbicara dalam proses
pembelajaran.
11. Faktor apa saja yang menjadi Faktor pendukung keterampilan
pendukung dan penghambat berbicara siswa yakni, kepercayaan diri,
ibu dalam meningkatkan lingkungan rumah, seperti perhatian dan
keterampilan berbicara siswa bimbingan belajar dari orangtuanya dan
kelas IV? pergaulan sehari-hari dengan teman
sebayanya. Kemudian, faktor
penghambatnya, sikap individual siswa,
kebiasaan belajar dan lingkungan tempat
tinggal siswa.
12. Apakah ada apresiasi atau Tentu ada. Reward yang diberikan
reward yang ibu berikan ketika berupa kata-kata, motivasi dan pujian
keterampilan berbicara siswa yang bertujuan agar siswa tersebut
memperlihatkan hasil yang kepercayaan dirinya tumbuh dengan
baik? Jika ada, bagaimana baik.
apresiasi atau reward tersebut?
13. Upaya apa yang ibu lakukan Dengan mengajak siswa aktif
untuk meningkatkan berkomunikasi saat kegiatan belajar
keterampilan berbicara siswa mengajar (KBM).
kelas IV?
14. Motivasi apa yang ibu berikan Motivasi yang saya berikan berupa kata-
agar siswa mau berusaha dan kata yang membangkitkan semangat
terus semangat untuk lebih belajar serta membuat kompetisi
109

baik dalam kegiatan antarsiswa, seperti kuis dan tanya jawab


pembelajaran sehingga setelah diberikan materi pembelajaran,
keterampilan berbicara siswa ini saya tujukan supaya siswa aktif
dapat meningkat? menyampaikan gagasan serta idenya
dalam kegiatan pembelajaran

Lampung Selatan, 16 Oktober 2020

Siti Nurhayati, S. Pd. ...........


110

Lampiran 9 Pedoman Wawancara Siswa

PEDOMAN WAWANCARA
Siswa Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan

1. Apakah pelafalan atau ucapan bicaramu saat berbicara selalu benar dan
tepat?
2. Apa yang kamu lakukan supaya pelafalan bicaramu benar dan tepat, saat
berbicara di depan teman-teman dan gurumu?
3. Ketika kamu berbicara apakah bercampur dengan logat daerah?
4. Bagaimana nada bicaramu, saat kamu diminta berbicara di depan guru dan
teman-temanmu?
5. Apakah kamu paham tingkatan jeda dalam berbicara? Bagaimana jika
digunakan saat proses berbicara?
6. Saat diminta menjelaskan atau berbicara, apakah kamu berbicara dengan
tempo yang cepat?
7. Apakah kamu lancar dalam berbicara? Jika tidak apa hambatannya?
8. Apakah kamu mampu memilih diksi dan menggunakan kalimat yang tepat
saat berbicara atau berkomunikasi? Bagaimana caranya?
9. Apakah kamu mampu mengembangkan ide cerita (berdasarkan gambar yang
dilihat atau judul/tema yang ditentukan guru) dan menghayati cerita yang
kamu sampaikan?
10. Bagaimana perasaanmu jika kamu berbicara atau diminta menjelaskan
pembelajaran di depan kelas?
11. Adakah ekspresi atau gaya yang kamu tunjukkan atau keluarkan ketika
berbicara? Jika ada, seperti apa?
111

Lampiran 10 Hasil Wawancara Siswa

HASIL WAWANCARA
Siswa Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan

Responden : Firifki Firlando Firmansyah


Kelas : IV A

Hari/tanggal : Senin, 19 Oktober 2020

No Pertanyaan Deskripsi Jawaban


1. Apakah pelafalan atau ucapan Kadang-kadang.
bicaramu saat berbicara selalu
benar dan tepat?
2. Apa yang kamu lakukan Sering-sering diskusi. Kalo di kelas Bu
supaya pelafalan bicaramu guru, sering ngajak diskusi, seperti
benar dan tepat, saat berbicara tanya jawab kalo gak ngejelasin ulang
di depan teman-teman dan materi yang lagi dipelajari. Kalau, ada
gurumu? kesalahan ketika bicara atau ngomong,
bu guru pasti negur dan langsung
membenarkan hal-hal yang salah
3. Ketika kamu berbicara apakah Kadang-kadang iya, soalnya saya di
bercampur dengan logat rumah apa di sekolah kadang-kadang
daerah? ngomong pake bahasa jawa, jadi
logatnya kebawa.
4. Bagaimana nada bicaramu, Aku kerasin, biar temen-temen denger.
saat kamu diminta berbicara di
depan guru dan teman-
temanmu?

5. Apakah kamu paham tingkatan Paham. Kalo lagi ngomong apa


112

jeda dalam berbicara? ngejelasin, berenti bentar terus lanjut


Bagaimana jika digunakan saat ngomong lagi.
proses berbicara?

6. Saat diminta menjelaskan atau Gak. Santai aja, kalo cepet-cepet gak
berbicara, apakah kamu boleh sama bu guru, entar temen-temen
berbicara dengan tempo yang yang denger aku ngomong, susah
cepat? ngertinya.

7. Apakah kamu lancar dalam Iya, lancar. Ya kalo gugup, suka pelan-
berbicara? Jika tidak apa pelan, lambat gitu. Tapi kalo inget,
hambatannya? lancar lagi.

8. Apakah kamu mampu memilih Kadang-kadang sih. Kalo gak bisa, pasti
diksi dan menggunakan dikasih bu guru.
kalimat yang tepat saat
berbicara atau berkomunikasi?
Bagaimana caranya?
9. Apakah kamu mampu Iya. Kadang-kadang bisa, kadang-
mengembangkan ide cerita kadang kurang bisa. Tapi sering
(berdasarkan gambar yang bisanya. Kaya bikin cerita dari gambar,
dilihat atau judul/tema yang kalo gak judul dari bu guru.
ditentukan guru) dan
menghayati cerita yang kamu
sampaikan?
10. Bagaimana perasaanmu jika Biasa aja. Pernah gugup, tapi jarang.
kamu berbicara atau diminta
menjelaskan pembelajaran di
depan kelas?
11. Adakah ekspresi atau gaya Gak ada, diem aja di tempat, ngeliatin
113

yang kamu tunjukkan atau temen-temen yang ngedengerin.


keluarkan ketika berbicara?
Jika ada, seperti apa?

Lampung Selatan. 19 Oktober 2020

Firifki Firlando Firmansyah


114

HASIL WAWANCARA
Siswa Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan

Responden : Ketut Pande Agustian


Kelas : IV A

Hari/tanggal : Senin, 19 Oktober 2020

No Pertanyaan Deskripsi Jawaban


1. Apakah pelafalan atau ucapan Gak selalu, pernah salah juga.
bicaramu saat berbicara selalu
benar dan tepat?
2. Apa yang kamu lakukan Saya suruh sering ngomong, diskusi
supaya pelafalan bicaramu pake bahasa Indonesia yang bener sama
benar dan tepat, saat berbicara temen-temen, baca buku pelajaran. Kalo
di depan teman-teman dan belum bener, bu guru selalu ngasih tau,
gurumu? biar saya kalo ngomong bener.
3. Ketika kamu berbicara apakah Iya, saya berbicara campur pake logat
bercampur dengan logat (daerah) bali, kalo bu guru minta saya
daerah? menjelaskan pelajaran dan ada bahasa
yang gak jelas, bu guru selalu menegur
langsung dan minta saya memperjelas
apa yang saya omongin.
4. Bagaimana nada bicaramu, Saya kerasin, biar temen-temen
saat kamu diminta berbicara di dengernya jelas. Soalnya temen-temen
depan guru dan teman- kadang suka ngobrol sendiri.
temanmu?
5. Apakah kamu paham tingkatan Iya, paham. Kalo lagi ngejelasin berenti,
jeda dalam berbicara? jeda dulu, napas dulu, biar gak capek
Bagaimana jika digunakan saat ngejelasinnya.
proses berbicara?
115

6. Saat diminta menjelaskan atau Pelan-pelan aja, kalo cepet-cepet,


berbicara, apakah kamu capek.
berbicara dengan tempo yang
cepat?

7. Apakah kamu lancar dalam Iya, lancar.


berbicara? Jika tidak apa
hambatannya?

8. Apakah kamu mampu memilih Iya, kadang-kadang. Suka baca sama


diksi dan menggunakan dibimbing bu guru, biar kata sama
kalimat yang tepat saat kalimat pas lagi ngomong bener.
berbicara atau berkomunikasi?
Bagaimana caranya?
9. Apakah kamu mampu Iya, mampu.
mengembangkan ide cerita
(berdasarkan gambar yang
dilihat atau judul/tema yang
ditentukan guru) dan
menghayati cerita yang kamu
sampaikan?
10. Bagaimana perasaanmu jika Kadang biasa aja, santai gitu. Kadang
kamu berbicara atau diminta gugup sama gemetaran gitu.
menjelaskan pembelajaran di
depan kelas?
11. Adakah ekspresi atau gaya Ada, mainin tangan biasanya, biar bisa
yang kamu tunjukkan atau santai kalo mainin tangan. Kalo gak, liat
keluarkan ketika berbicara? kanan kiri gitu.
Jika ada, seperti apa?
116

Lampung Selatan, 19 Oktober 2020

Ketut Pande Agustian ............


117

HASIL WAWANCARA
Siswa Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan

Responden : Farel Feta Azani


Kelas : IV A

Hari/tanggal : Senin, 19 Oktober 2020

No Pertanyaan Deskripsi Jawaban


1. Apakah pelafalan atau ucapan Gak selalu, pernah salah juga, karena
bicaramu saat berbicara selalu lupa.
benar dan tepat?
2. Apa yang kamu lakukan Sering belajar ngomong, kalo di suruh
supaya pelafalan bicaramu bu guru ngasih pertanyaan apa pendapat
benar dan tepat, saat berbicara harus mau, biar terbiasa ngomong, biar
di depan teman-teman dan gak sering salah.
gurumu?
3. Ketika kamu berbicara apakah Gak, aku kalo ngomong pake bahasa
bercampur dengan logat Indonesia mulu.
daerah?

4. Bagaimana nada bicaramu, Kalau bu guru nyuruh maju, untuk


saat kamu diminta berbicara di ngejelasin materi pelajaran ke depan
depan guru dan teman- kelas, suaraku aku kerasin, supaya
temanmu? teman-teman denger suaraku, terus
pelan-pelan biar temen-temen cepet
paham apa yang aku jelasin.
5. Apakah kamu paham tingkatan Iya, paham. Kalo ngomong pake jeda,
jeda dalam berbicara? kalo waktunya berenti aku berenti. Kalo
Bagaimana jika digunakan saat misalnya, ngomong apa ngejelasin
proses berbicara? pelajaran pake buku, pas ada tanda titik
118

(.) apa koma (,), ya aku berenti.


6. Saat diminta menjelaskan atau Pelan-pelan, kalo aku ngejelasin mah,
berbicara, apakah kamu biar temen-temen cepet paham apa yang
berbicara dengan tempo yang aku jelasin.
cepat?

7. Apakah kamu lancar dalam Kadang-kadang, lancar. Suka gugup,


berbicara? Jika tidak apa kadang juga malu, itu yang buat aku
hambatannya? kadang gak lancar kalo bicara. Tapi,
kalo biasa aja, aku lancar-lancara aja.
8. Apakah kamu mampu memilih Iya, mampu. Caranya nanya ke bu guru
diksi dan menggunakan apa ke temen biar tau dan bisa.
kalimat yang tepat saat
berbicara atau berkomunikasi?
Bagaimana caranya?
9. Apakah kamu mampu Iya, mampu. Kalo buat ceritanya kurang
mengembangkan ide cerita pas atau kurang bener, bu guru yang
(berdasarkan gambar yang ngasih tau buat benerin.
dilihat atau judul/tema yang
ditentukan guru) dan
menghayati cerita yang kamu
sampaikan?

10. Bagaimana perasaanmu jika Biasa aja.


kamu berbicara atau diminta
menjelaskan pembelajaran di
depan kelas?
11. Adakah ekspresi atau gaya Ada, goyang-goyangin badan ke kanan
yang kamu tunjukkan atau kiri, biar waktu ngomong apa ngejelasin
keluarkan ketika berbicara? aku bisa santai, enjoy gitu.
119

Jika ada, seperti apa?

Lampung Selatan, 19 Oktober 2020

Farel Feta Azani ...................


120

HASIL WAWANCARA
Siswa Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan

Responden : Damar Prayoga


Kelas : IV A

Hari/tanggal : Selasa, 20 Oktober 2020

No Pertanyaan Deskripsi Jawaban


1. Apakah pelafalan atau ucapan Kadang-kadang bener, kadang-kadang
bicaramu saat berbicara selalu engga.
benar dan tepat?
2. Apa yang kamu lakukan Harus sering berlatih bicara, kaya
supaya pelafalan bicaramu diskusi dan lainnya.
benar dan tepat, saat berbicara
di depan teman-teman dan
gurumu?
3. Ketika kamu berbicara apakah Iya, saya kalo ngomong campur logat
bercampur dengan logat daerah jawa.
daerah?

4. Bagaimana nada bicaramu, Lantang, kaya dikerasin gitu. Biar apa


saat kamu diminta berbicara di yang aku omongin jelas.
depan guru dan teman-
temanmu?
5. Apakah kamu paham tingkatan Paham. Kalo lagi ngomong apa
jeda dalam berbicara? ngejelasin pelajaran harus pake jeda,
Bagaimana jika digunakan saat berenti bentar, terus ngomong lagi.
proses berbicara?
6. Saat diminta menjelaskan atau Kadang cepet, kadang pelan.
berbicara, apakah kamu Tergantung keadaan aku.
121

berbicara dengan tempo yang


cepat?

7. Apakah kamu lancar dalam Lancar, tapi suka gak lancar juga.
berbicara? Jika tidak apa Karena gugup kalo gak pas lagi bicara
hambatannya? lupa apa yang mau diomongin.

8. Apakah kamu mampu memilih Iya, mampu. Bu guru sering nyuruh


diksi dan menggunakan kerja kelompok sesama teman
kalimat yang tepat saat sekelompok atau teman sebangku, terus
berbicara atau berkomunikasi? bu guru suruh nyatet hasil kerja
Bagaimana caranya? kelompok di buku catatan, pake kata-
kata dan kalimat yang bener, abis itu bu
guru minta salah satu dari kita
ngejelasin hasil kerja kelompok ke
depan kelas, kalau ada kata-kata dan
kalimat hasil kerja kelompok yang
kurang bener, bu guru pasti ngasih tau
langsung yang benernya.
9. Apakah kamu mampu Iya, mampu. Kalo disuruh buat cerita
mengembangkan ide cerita dari pengalaman pribadi, kaya cerita
(berdasarkan gambar yang liburan gitu. Terus kalo disuruh ceritain
dilihat atau judul/tema yang di depan teman-teman, aku bisa
ditentukan guru) dan menghayati juga tuh cerita aku, karena
menghayati cerita yang kamu emang aku yang buat.
sampaikan?

10. Bagaimana perasaanmu jika Biasa aja. Pede aja.


kamu berbicara atau diminta
menjelaskan pembelajaran di
122

depan kelas?
11. Adakah ekspresi atau gaya Gak ada, aku diem aja, biasa aja.
yang kamu tunjukkan atau
keluarkan ketika berbicara?
Jika ada, seperti apa?

Lampung Selatan. 20 Oktober 2020

Damar Prayoga ................


123

HASIL WAWANCARA
Siswa Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan

Responden : Wahyu Diyanto


Kelas : IV A

Hari/tanggal : Selasa, 20 Oktober 2020

No Pertanyaan Deskripsi Jawaban


1. Apakah pelafalan atau ucapan Gak selalu, pernah salah sama gak tepat.
bicaramu saat berbicara selalu
benar dan tepat?
2. Apa yang kamu lakukan Terus belajar, kalau diminta buat
supaya pelafalan bicaramu ngomong di depan kelas harus mau, biar
benar dan tepat, saat berbicara terbiasa ngomong, biar yang diomongin
di depan teman-teman dan bisa bener dan tepat.
gurumu?
3. Ketika kamu berbicara apakah Iya, saya kalo ngomong campur logat
bercampur dengan logat daerah jawa.
daerah?

4. Bagaimana nada bicaramu, Keras, kalo pelan-pelan nanti yang


saat kamu diminta berbicara di bicarain gak jelas.
depan guru dan teman-
temanmu?
5. Apakah kamu paham tingkatan Iya, paham. Waktu saya bicara dan
jeda dalam berbicara? presentasi suka berhenti tapi gak lama,
Bagaimana jika digunakan saat buat ngelihat dan memahami teks
proses berbicara? bacaan hasil kerja kelompok. Biar gak
capek juga.
6. Saat diminta menjelaskan atau Engga. Saya pelan-pelan aja.
124

berbicara, apakah kamu


berbicara dengan tempo yang
cepat?

7. Apakah kamu lancar dalam Kadang-kadang. Hambatannya suka


berbicara? Jika tidak apa gerogi, jadi bingung kalo suruh
hambatannya? ngomong, makanya bicaranya jadi gak
lancar.
8. Apakah kamu mampu memilih Iya, mampu. Sering buat kalimat atau
diksi dan menggunakan cerita gitu, disuruh bu guru. Terus
kalimat yang tepat saat dijelasin di depan kelas, kalo ada kata
berbicara atau berkomunikasi? apa kalimat yang gak pas, bu guru
Bagaimana caranya? langsung ngasih tau kata dan kalimat
yang bener.
9. Apakah kamu mampu Kadang-kadang mampu, kalo ceritanya
mengembangkan ide cerita susah saya kadang gak bisa, tapi pasti
(berdasarkan gambar yang nanti bu guru dan teman-teman bantuin
dilihat atau judul/tema yang saya, biar saya bisa selalu ngembangin
ditentukan guru) dan ide cerita. Kalo buat penghayatan, bisa
menghayati cerita yang kamu juga, tapi karena masih suka malu-malu,
sampaikan? jadi kadang penghayatannya suka gagal.
10. Bagaimana perasaanmu jika Kadang gerogi, kadang biasa aja.
kamu berbicara atau diminta
menjelaskan pembelajaran di
depan kelas?
11. Adakah ekspresi atau gaya Ada, suka tengok kanan atau kiri gitu,
yang kamu tunjukkan atau buat ngilangin kalo bingung atau gugup.
keluarkan ketika berbicara?
Jika ada, seperti apa?
125

Lampung Selatan, 20 Oktober 2020

Wahyu Diyanto .............


126

HASIL WAWANCARA
Siswa Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan

Responden : Wayan Gita Dealova


Kelas : IV A

Hari/tanggal : Selasa, 20 Oktober 2020

No Pertanyaan Deskripsi Jawaban


1. Apakah pelafalan atau ucapan Kadang benar dan tepat, kadang juga
bicaramu saat berbicara selalu gak.
benar dan tepat?
2. Apa yang kamu lakukan Selalu belajar berbicara, sering latihan
supaya pelafalan bicaramu ngomong, kalo diminta bu guru buat
benar dan tepat, saat berbicara nanya atau nyampein pendapat harus
di depan teman-teman dan mau, biar terbiasa berbicara yang benar.
gurumu?
3. Ketika kamu berbicara apakah Gak terlalu bu, saya orang bali tapi
bercampur dengan logat logatnya gak terlalu keliatan.
daerah?

4. Bagaimana nada bicaramu, Nada bicara saya tinggi, kalo bu guru


saat kamu diminta berbicara di minta saya berbicara di depan kelas, biar
depan guru dan teman- temen-temen bisa dengar apa yang saya
temanmu? bicarain.
5. Apakah kamu paham tingkatan Iya, paham. Kalau menjelaskan ulang
jeda dalam berbicara? pelajaran di depan kelas, pake buku dan
Bagaimana jika digunakan saat dibacakan di depan teman-teman, saya
proses berbicara? udah paham tanda bacanya, kalo ada
tanda titik (.) berarti harus berhenti, kalo
ada tanda koma (,) berarti berentinya
127

bentar aja.
6. Saat diminta menjelaskan atau Saya pelan-pelan kalo ngejelasin atau
berbicara, apakah kamu bicara, biar temen-temen enak
berbicara dengan tempo yang ngedenger dan cepet paham. Kalo cepet-
cepat? cepet takutnya temen-temen gak paham
apa yang saya jelasin.
7. Apakah kamu lancar dalam Kadang-kadang. kadang suka ngulang
berbicara? Jika tidak apa kalimat kalau suruh ngejelasin pelajaran
hambatannya? di depan kelas, itu karena saya gugup,
jadi, agak lupa.
8. Apakah kamu mampu memilih Iya, mampu. Dengan cara sering
diksi dan menggunakan membaca buku dan bertanya sama bu
kalimat yang tepat saat guru, supaya kata dan kalimat kita bisa
berbicara atau berkomunikasi? tepat.
Bagaimana caranya?
9. Apakah kamu mampu Iya, mampu. Kalo misalkan saya
mengembangkan ide cerita bingung buat nemuin ide, saya minta
(berdasarkan gambar yang bantuan ke temen saya atau bu guru,
dilihat atau judul/tema yang kalo udah ngerti, saya lanjut ngerjain
ditentukan guru) dan sendiri.
menghayati cerita yang kamu
sampaikan?
10. Bagaimana perasaanmu jika Biasa aja, percaya diri gitu.
kamu berbicara atau diminta
menjelaskan pembelajaran di
depan kelas?
11. Adakah ekspresi atau gaya Tidak ada, kalo lupa, yaa diem dulu,
yang kamu tunjukkan atau kalo udah inget apa yang mau
keluarkan ketika berbicara? disampein, lanjut ngomong lagi.
Jika ada, seperti apa?
128

Lampung Selatan, 20 Oktober 2020

Wayan Gita Dealova .............


129

HASIL WAWANCARA
Siswa Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan

Responden : Yesika Melviyani


Kelas : IV A
Hari/tanggal : Selasa, 20 Oktober 2020

No Pertanyaan Deskripsi Jawaban


1. Apakah pelafalan atau ucapan Kadang tepat, kadang juga gak.
bicaramu saat berbicara selalu
benar dan tepat?
2. Apa yang kamu lakukan Sering latihan bicara, harus berani
supaya pelafalan bicaramu bicara di depan kelas, walaupun salah
benar dan tepat, saat berbicara kata bu guru gak papa, yang penting kita
di depan teman-teman dan udah berani bicara. kalo salah, bu guru
gurumu? pasti ngasih tau cara ngomongnya yang
bener.
3. Ketika kamu berbicara apakah Tidak.
bercampur dengan logat
daerah?
4. Bagaimana nada bicaramu, Kadang keras, kadang pelan.
saat kamu diminta berbicara di
depan guru dan teman-
temanmu?
5. Apakah kamu paham tingkatan Iya, paham. Kalau kita bicara tuh harus
jeda dalam berbicara? pake jeda, kalo bicara gak pake jeda,
Bagaimana jika digunakan saat kita ngomong lanjut terus, nanti bisa
proses berbicara? capek.
6. Saat diminta menjelaskan atau Saya berbicara pelan-pelan aja, biar
berbicara, apakah kamu yang saya jelasin bisa mudah dimengerti
130

berbicara dengan tempo yang sama temen-temen.


cepat?
7. Apakah kamu lancar dalam Kurang lancar. Suka gugup dan gerogi.
berbicara? Jika tidak apa
hambatannya?
8. Apakah kamu mampu memilih Iya, mampu. Saya sering membaca buku
diksi dan menggunakan pelajaran sama tulisan-tulisan yang ada
kalimat yang tepat saat disekeliling saya, supaya saya bisa tau
berbicara atau berkomunikasi? banyak, kata-kata dan kalimat yang baik
Bagaimana caranya? buat dipake waktu ngomong sama
temen-temen, bu guru atau orang lain.
9. Apakah kamu mampu Iya, mampu.
mengembangkan ide cerita
(berdasarkan gambar yang
dilihat atau judul/tema yang
ditentukan guru) dan
menghayati cerita yang kamu
sampaikan?
10. Bagaimana perasaanmu jika Suka gugup dan gerogi.
kamu berbicara atau diminta
menjelaskan pembelajaran di
depan kelas?
11. Adakah ekspresi atau gaya Tidak ada, diem aja. Palingan nunduk.
yang kamu tunjukkan atau
keluarkan ketika berbicara?
Jika ada, seperti apa?
131

Lampung Selatan, 20 Oktober 2020

Yesika Melviyani ..................


132

HASIL WAWANCARA
Siswa Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan

Responden : Yohanes Alfin Filandero


Kelas : IV A
Hari/tanggal : Rabu, 21 Oktober 2020

No Pertanyaan Deskripsi Jawaban


1. Apakah pelafalan atau ucapan Gak selalu benar dan tepat, pernah juga
bicaramu saat berbicara selalu salah.
benar dan tepat?
2. Apa yang kamu lakukan Bu guru sering minta aku buat
supaya pelafalan bicaramu nyampaikan pertanyaan tentang
benar dan tepat, saat berbicara pelajaran, terus kalo bu guru nanya, aku
di depan teman-teman dan harus jawab, katanya kalo sering kaya
gurumu? gitu, kita jadi terbiasa ngomong. Nanti
kalo ngomong bisa bener deh, gak
terlalu banyak salahnya.
3. Ketika kamu berbicara apakah Campur, pake logat bahasa jawa.
bercampur dengan logat
daerah?
4. Bagaimana nada bicaramu, Saya selalu kerasin, biar temen-temen
saat kamu diminta berbicara di jelas dan denger kalo saya lagi bicara.
depan guru dan teman-
temanmu?
5. Apakah kamu paham tingkatan Iya, paham. Kita harus pake jeda kalo
jeda dalam berbicara? bicara, kalo misalkan ada titik (.) dan
Bagaimana jika digunakan saat koma (,) berenti dulu, gak boleh terus
proses berbicara? aja. Kalo udah berenti bentar, baru boleh
lanjut bicara lagi.
133

6. Saat diminta menjelaskan atau Sedeng, gak terlalu cepet dan gak terlalu
berbicara, apakah kamu pelan.
berbicara dengan tempo yang
cepat?
7. Apakah kamu lancar dalam Kadang lancar, kadang gak lancar. Kalo
berbicara? Jika tidak apa gerogi, kan suka bikin blank, nah itu
hambatannya? yang buat bicara jadi gak lancar.
8. Apakah kamu mampu memilih Iya, mampu. Sering merhatiin orang
diksi dan menggunakan ngomong dan liat orang nyiarin berita,
kalimat yang tepat saat jadi saya bisa tau cara milih kata dan
berbicara atau berkomunikasi? kalimat yang tepat. Kalo di kelas, bu
Bagaimana caranya? guru yang suka ngasih tau sama benerin,
kalo kata sama kalimat saya gak tepat
waktu lagi ngomong.
9. Apakah kamu mampu Iya, mampu. Saya mampu buat cerita
mengembangkan ide cerita dari gambar yang saya lihat, terus juga
(berdasarkan gambar yang bisa menghayati cerita, tapi ga sering,
dilihat atau judul/tema yang kadang-kadang aja.
ditentukan guru) dan
menghayati cerita yang kamu
sampaikan?
10. Bagaimana perasaanmu jika Suka gugup sama diem di tempat aja
kamu berbicara atau diminta kalo lagi ngejelasin, takut lupa kalo
menjelaskan pembelajaran di pindah-pindah tempat, gak bisa kaya bu
depan kelas? guru, ngejelasinnya sambil jalan kesana-
kesini.
11. Adakah ekspresi atau gaya Iya, ada. Saya kalo ngejelasin ngadep ke
yang kamu tunjukkan atau temen-temen, kalo agak lupa baru liat
keluarkan ketika berbicara? buku. Saya juga suka gemeteran kalo
Jika ada, seperti apa? tiba-tiba suruh maju buat jelasin
134

pelajaran ke depan kelas, tapi saya tetap


berani maju.

Lampung Selatan, 21 Oktober 2020

Yohanes Alfin Filandero ......


135

HASIL WAWANCARA
Siswa Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan

Responden : Khoerun Nisa


Kelas : IV A
Hari/tanggal : Rabu, 21 Oktober 2020

No Pertanyaan Deskripsi Jawaban


1. Apakah pelafalan atau ucapan Kadang pernah salah juga. Belibet gitu.
bicaramu saat berbicara selalu
benar dan tepat?
2. Apa yang kamu lakukan Harus sering belajar bicara. Biar
supaya pelafalan bicaramu pelafalannya bener.
benar dan tepat, saat berbicara
di depan teman-teman dan
gurumu?
3. Ketika kamu berbicara apakah Iya, saya kalo bicara campur logat
bercampur dengan logat daerah.
daerah?
4. Bagaimana nada bicaramu, Nada bicara saya tinggi, kalo diminta
saat kamu diminta berbicara di ngomong di depan kelas, biar seisi kelas
depan guru dan teman- pada denger saya ngomong.
temanmu?
5. Apakah kamu paham tingkatan Paham. Kalo kita lagi bicara, kita harus
jeda dalam berbicara? pake jeda, biar orang yang dengerin kita
Bagaimana jika digunakan saat bicara, enak dengernya.
proses berbicara?
6. Saat diminta menjelaskan atau Kadang-kadang cepet, kadang-kadang
berbicara, apakah kamu santai. Kalo deg-degan biasanya saya
berbicara dengan tempo yang ngejelasinnya cepet-cepet biar cepet
136

cepat? selesai.
7. Apakah kamu lancar dalam Iya, lancar. Pernah juga gak lancar,
berbicara? Jika tidak apa karena saya gugup sama bingung apa
hambatannya? yang mau dibicarain.
8. Apakah kamu mampu memilih Iya, mampu. Saya bisa sendiri, kalo
diksi dan menggunakan bingung atau gak tau, aku baru nanya-
kalimat yang tepat saat nanya ke orang yang tau kata sama
berbicara atau berkomunikasi? kalimat yang pantes digunain.
Bagaimana caranya?
9. Apakah kamu mampu Iya, mampu. Kalo bu guru ngasih
mengembangkan ide cerita (memberi) tugas buat cerita atau
(berdasarkan gambar yang ngarang cerita, tapi judulnya disesuaiin
dilihat atau judul/tema yang sama bu guru apa (atau) yang udah ada
ditentukan guru) dan di buku pelajaran, saya bisa, tapi belum
menghayati cerita yang kamu bisa banyak-banyak buat kalimatnya,
sampaikan? suka bingung nyari katanya, kalo
kalimat ceritanya suruh bikin banyak.
Bu guru kalo ngasih tugas mengarang,
suka bilang “semampu kalian saja”,
gitu. Terus kalo denger temen cerita,
kadang suka kebawa perasaan sama
ngebayangin (berimajinasi) ceritanya.
10. Bagaimana perasaanmu jika Kadang suka gugup sama gerogi gitu.
kamu berbicara atau diminta
menjelaskan pembelajaran di
depan kelas?
11. Adakah ekspresi atau gaya Iya, ada. Saya kadang kalo bicara suka
yang kamu tunjukkan atau gerogi, saya suka goyang-goyangin
keluarkan ketika berbicara? badan, kalo gak nunduk, biar ngilangin
Jika ada, seperti apa? geroginya.
137

Lampung Selatan, 21 Oktober 2020

Khoerun Nisa
138

HASIL WAWANCARA
Siswa Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan

Responden : Farhan Khudori Muafiq


Kelas : IV A
Hari/tanggal : Rabu, 21 Oktober 2020

No Pertanyaan Deskripsi Jawaban


1. Apakah pelafalan atau ucapan Gak selalu benar, pernah salah juga.
bicaramu saat berbicara selalu Gara-gara gerogi.
benar dan tepat?
2. Apa yang kamu lakukan Biar pelafalan bicaranya bener, kalo bu
supaya pelafalan bicaramu guru minta ngejelasin pelajaran harus
benar dan tepat, saat berbicara mau, kalo gak, misalkan disuruh nanya,
di depan teman-teman dan harus mau nanya., karena kalo berani
gurumu? ngomong, nanti pelafalannya jarang
salah-salah.
3. Ketika kamu berbicara apakah Gak. Aku kalo ngomong gak ada
bercampur dengan logat campuran logat daerahnya.
daerah?
4. Bagaimana nada bicaramu, Kalo aku bicara di depan guru dan
saat kamu diminta berbicara di teman-teman, nada bicaraku aku kuatin,
depan guru dan teman- biar pada jelas dengernya.
temanmu?
5. Apakah kamu paham tingkatan Iya, paham. Gunain jeda waktu bicara
jeda dalam berbicara? tuh, kita ngomong tapi berenti bentar,
Bagaimana jika digunakan saat terus ngomong lagi gitu, kalo ngomong
proses berbicara? terus entar ngos-ngossan.
6. Saat diminta menjelaskan atau Biasa-biasa aja, gak cepet, gak pelan
berbicara, apakah kamu juga.
139

berbicara dengan tempo yang


cepat?
7. Apakah kamu lancar dalam Kadang gak lancar, hambatannya gerogi
berbicara? Jika tidak apa sama deg-deg an.
hambatannya?
8. Apakah kamu mampu memilih Mampu. Caranya harus sering ngomong.
diksi dan menggunakan
kalimat yang tepat saat
berbicara atau berkomunikasi?
Bagaimana caranya?
9. Apakah kamu mampu Iya, mampu. Kalo dikasih gambar tuh
mengembangkan ide cerita enak, kalo disuuh ngembangin cerita,
(berdasarkan gambar yang lebih banyak ide. Aku juga bisa
dilihat atau judul/tema yang menghayati cerita, yang penting aku
ditentukan guru) dan paham jalan ceritanya, biar bisa
menghayati cerita yang kamu menghayati.
sampaikan?
10. Bagaimana perasaanmu jika Suka deg-deg an sama gerogi.
kamu berbicara atau diminta
menjelaskan pembelajaran di
depan kelas?
11. Adakah ekspresi atau gaya Iya ada. Kadang-kadang goyang-
yang kamu tunjukkan atau goyangin badan aku, Waktu aku
keluarkan ketika berbicara? ngejelasin pelajaran, terus suruh berdiri
Jika ada, seperti apa? di tempat atau di depan kelas, aku kaya
gitu, biar bisa enak ngomong tentang
pelajaran ke temen-temen. Kalo deg-deg
an apa gerogi suka lupa nanti mau
ngomong apa.
140

Lampung Selatan, 21 Oktober 2020

Farhan Khudori Muafiq ........


141

HASIL WAWANCARA
Siswa Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan

Responden : Dewa Komang Wijaya S. A


Kelas : IV A
Hari/tanggal : Kamis, 22 Oktober 2020

No Pertanyaan Deskripsi Jawaban


1. Apakah pelafalan atau ucapan Gak selalu, pernah salah.
bicaramu saat berbicara selalu
benar dan tepat?
2. Apa yang kamu lakukan Dibiasain berani ngomong tentang
supaya pelafalan bicaramu pelajaran sama diskusi sama temen-
benar dan tepat, saat berbicara temen, biar pelafalannya bener.
di depan teman-teman dan
gurumu?
3. Ketika kamu berbicara apakah Gak. Aku kalo ngomong biasa aja, ga
bercampur dengan logat ada campuran logatnya.
daerah?
4. Bagaimana nada bicaramu, Lantang, keras, biar jelas bicaranya.
saat kamu diminta berbicara di
depan guru dan teman-
temanmu?
5. Apakah kamu paham tingkatan Paham. Jeda itu biasanya ada tandanya,
jeda dalam berbicara? kaya titik (.), koma (,), tanda tanya (?).
Bagaimana jika digunakan saat kalo ada tanda-tanda kaya gitu berarti
proses berbicara? bicaranya harus jeda.
6. Saat diminta menjelaskan atau Pelan dan santai aja.
berbicara, apakah kamu
berbicara dengan tempo yang
142

cepat?
7. Apakah kamu lancar dalam Kadang lancar, kadang juga gak. Kalo
berbicara? Jika tidak apa gak lancar, ya gara-gara gugup sama
hambatannya? malu.
8. Apakah kamu mampu memilih Mampu. Caranya sering belajar dan cari
diksi dan menggunakan tau lewat membaca atau bertanya ke bu
kalimat yang tepat saat guru.
berbicara atau berkomunikasi?
Bagaimana caranya?
9. Apakah kamu mampu Iya, mampu. Saya kadang-kadang bisa
mengembangkan ide cerita bikin cerita dari gambar yang saya lihat,
(berdasarkan gambar yang kalo gambarnya enak dimengerti saya
dilihat atau judul/tema yang bisa, kalo engga saya bingung, dan saya
ditentukan guru) dan bisa ceritain pengalaman-pengalaman
menghayati cerita yang kamu saya, ditulis di buku, kaya pengalaman
sampaikan? libur sekolah, lebaran dan jalan-jalan
sama keluarga. Tapi, sedikit yang saya
tulis, kalau saya bingung bikin
kalimatnya, saya minta tolong bu guru
buat bantuin saya.
10. Bagaimana perasaanmu jika Kadang gugup, tapi lebih sering biasa
kamu berbicara atau diminta aja.
menjelaskan pembelajaran di
depan kelas?
11. Adakah ekspresi atau gaya Gak ada, diem aja aku mah.
yang kamu tunjukkan atau
keluarkan ketika berbicara?
Jika ada, seperti apa?
143

Lampung Selatan, 22 Oktober 2020

Dewa Komang Wijaya S. A ......


144

HASIL WAWANCARA
Siswa Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan

Responden : Riska Rahmawati


Kelas : IV A
Hari/tanggal : Kamis, 22 Oktober 2020

No Pertanyaan Deskripsi Jawaban


1. Apakah pelafalan atau ucapan Kadang-kadang bener, kadang-kadang
bicaramu saat berbicara selalu juga bisa salah.
benar dan tepat?
2. Apa yang kamu lakukan Sering belajar bicara, kaya berani
supaya pelafalan bicaramu bertanya sama nyampein pendapat, gitu.
benar dan tepat, saat berbicara
di depan teman-teman dan
gurumu?
3. Ketika kamu berbicara apakah Iya, aku bicara campur pake logat
bercampur dengan logat daerah jawa.
daerah?
4. Bagaimana nada bicaramu, Aku kerasin suaraku, biar pada denger
saat kamu diminta berbicara di dan merhatiin aku bicara.
depan guru dan teman-
temanmu?
5. Apakah kamu paham tingkatan Iya, paham. Jeda kalo digunain saat
jeda dalam berbicara? proses bicara, berarti bicaranya harus
Bagaimana jika digunakan saat ada berentinya bentar, kaya istirahat
proses berbicara? dulu, baru lanjut lagi bicaranya.
6. Saat diminta menjelaskan atau Kadang cepet, kadang pelan, sesuai
berbicara, apakah kamu keadaannya gimana.
berbicara dengan tempo yang
145

cepat?
7. Apakah kamu lancar dalam Lancar sih. Tapi, kadang suka gugup.
berbicara? Jika tidak apa
hambatannya?
8. Apakah kamu mampu memilih Iya, Mampu. Caranya harus sering
diksi dan menggunakan belajar dan cari tau kata dan kalimat
kalimat yang tepat saat yang baik buat digunain waktu bicara.
berbicara atau berkomunikasi?
Bagaimana caranya?
9. Apakah kamu mampu Iya, mampu. Waktu bu guru nyuruh
mengembangkan ide cerita (meminta) saya dan temen-temen untuk
(berdasarkan gambar yang memperagakan teks cerita yang ada di
dilihat atau judul/tema yang buku pelajaran, saya dan temen-temen
ditentukan guru) dan bisa mengikuti gaya bicara tokoh
menghayati cerita yang kamu ceritanya, terus kalo disuruh myontohin
sampaikan? gerak tubuh juga bisa, karena ceritanya
enak (mudah) diikuti, ga susah.
10. Bagaimana perasaanmu jika Malu, gerogi gitu.
kamu berbicara atau diminta
menjelaskan pembelajaran di
depan kelas?
11. Adakah ekspresi atau gaya Ada, mainin tangan biar ilang
yang kamu tunjukkan atau geroginya.
keluarkan ketika berbicara?
Jika ada, seperti apa?

Lampung Selatan, 22 Oktober 2020

Riska Rahmawati ...............


146

HASIL WAWANCARA
Siswa Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang Lampung Selatan

Responden : Izzan Fareyza Azhari


Kelas : IV A
Hari/tanggal : Kamis, 22 Oktober 2020

No Pertanyaan Deskripsi Jawaban


1. Apakah pelafalan atau ucapan Pernah salah, tapi aku langsung benerin
bicaramu saat berbicara selalu gitu, pelafalannya.
benar dan tepat?
2. Apa yang kamu lakukan Kalo bu guru minta aku presentasi
supaya pelafalan bicaramu pelajaran depan kelas, ngasih pendapat,
benar dan tepat, saat berbicara jawab pertanyaan harus mau, biar
di depan teman-teman dan pelafalannya bener, karena dibiasain
gurumu? bicara.
3. Ketika kamu berbicara apakah Tidak.
bercampur dengan logat
daerah?
4. Bagaimana nada bicaramu, Nada bicaraku kalo berbicara di depan
saat kamu diminta berbicara di bu guru dan teman-teman, aku
depan guru dan teman- lantangin, aku kerasin volumenya, biar
temanmu? yang dengerin bisa jelas.
5. Apakah kamu paham tingkatan Iya, paham. Kalo ada tanda baca, kaya
jeda dalam berbicara? titik (.), koma (,), sama tanda baca
Bagaimana jika digunakan saat lainnya harus berenti dulu, kalo udah
proses berbicara? berentu baru boleh lanjut bicara lagi.
6. Saat diminta menjelaskan atau Gak cepet. Pelan-pelan, tapi gak terlalu
berbicara, apakah kamu pelan, santai gitu. Biar yang dengerin
berbicara dengan tempo yang aku ngejelasin, pada enak ngerti sama
147

cepat? dengernya.
7. Apakah kamu lancar dalam Kadang lancar, kadang engga. Kalo gak
berbicara? Jika tidak apa lancar biasanya aku lupa-lupa inget gitu,
hambatannya? sama apa yang mau aku bicarain.
8. Apakah kamu mampu memilih Iya, Mampu. Aku sering baca dan
diksi dan menggunakan belajar sama bunda di rumah, kaya
kalimat yang tepat saat ngerjain tugas sekolah, nanti kalo ada
berbicara atau berkomunikasi? kata atau kalimat yang gak pas, dikasih
Bagaimana caranya? tau sama bunda. Kalo di sekolah, bu
guru yang ngasih tau dan ngajarin.
9. Apakah kamu mampu Mampu. Ngembangin ide cerita pake
mengembangkan ide cerita gambar aku bisa atau nulis cerita tentang
(berdasarkan gambar yang pengalaman aku juga bisa. Kalo
dilihat atau judul/tema yang penghayatan, sesuai keadaan, kalo
ditentukan guru) dan misalkan gerogi, jadi malu mau
menghayati cerita yang kamu menghayati cerita yang lagi dijelasin.
sampaikan?
10. Bagaimana perasaanmu jika Kadang suka takut dan gerogi. Tapi, aku
kamu berbicara atau diminta tetep mau maju ke depan kelas, buat
menjelaskan pembelajaran di ngejelasin pelajaran.
depan kelas?
11. Adakah ekspresi atau gaya Ada, Kalau bu guru minta aku untuk
yang kamu tunjukkan atau ngejelasain di depan kelas, aku kadang-
keluarkan ketika berbicara? kadang mainan tangan, buat ngilangin
Jika ada, seperti apa? rasa takut, biar ngejelasinnya bisa
santai. Terus, kalo salah ngejelasin
materi apa hasil belajar di depan kelas,
suka diketawain temen-temen, ya aku
ikutan ketawa, kalo udah pada kelar
ketawanya, aku lanjut ngejelasin, biar
148

enjoy dan gak makin gugup

Lampung Selatan, 22 Oktober 2020

Izzan Fareyza Azhari ...........


149

Lampiran 11 Lembar Angket Siswa

LEMBAR ANGKET SISWA

KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SDN 1


SRIPENDOWO KETAPANG LAMPUNG SELATAN DALAM
PEMBELAJARAN TEMATIK

Nama :

Kelas :

PETUNJUK:

1. Tulislah identitas terlebih dahulu.


2. Bacalaah pertanyaan pada angket dengan cermat dan teliti dan jawablah
semua pertanyaan dengan benar, tepat dan sesuai.
3. Berilah tanda checklist (√) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan
pendapat dan pilihan anda, bukan orang lain.
4. Silahkan cek kembali sebelum angket ini diserahkan, apabila ada
pertanyaan yang belum dijawab.

CONTOH :

Pertanyaan SL SR KD P TP
Saya suka membaca √

KETERANGAN:

1. SL : Selalu 3. KD : Kadang-kadang 5. TP : Tidak Pernah


2. SR : Sering 4. P : Pernah
Jawaban
No Pertanyaan
SL SR KD P TP
1. Saya mampu membedakan huruf vokal dan
150

konsonan
Saya bisa melafalkan huruf vokal dan
2.
konsonan
Saya tidak pernah salah ucap ketika
3.
berbicara
Saat saya berbicara, teman-teman
4. memperhatikan dan paham dengan isi
pembicaraan saya
Saya berbicara bercampur dengan logat
5.
daerah
Saat berdiskusi dengan teman sebangku,
6. saya lebih senang memakai bahasa daerah
daripada bahasa Indonesia
Saya berbicara dengan nada yang tinggi dan
7.
lantang
8. Saat berbicara, suara saya seperti gemetar
9. Saya suka berhenti lama ketika berbicara
Saya tidak menuntaskan isi pembicaraan
10.
ketika sedang berbicara
11. Saya berbicara dengan cepat
12. Saya fasih dalam berbicara
13. Saya berbicara dengan terbata-bata
Saya suka mengulang kalimat dan kata saat
14.
berbicara
Saya merasa ragu saat berbicara di depan
15.
kelas
Saya berbicara dengan lambat dan selalu
16.
berhenti
17. Saya mampu memilih kata ketika berbicara
18. Saya tidak suka memperhatikan orang yang
151

sedang memberi informasi


19. Saya suka membaca
Saya senang mencari sinonim dan antonim
20. kata untuk menambah kosakata atau
pembendaharaan kata.
Saya berbicara menggunakan kalimat yang
21. sesuai dengan SPO (Subjek, Predikatm
Objek)
Saya berbicara menggunakan kalimat yang
22.
tidak santun
Saya suka menyusun kalimat terlebih
dahulu, sebelum berbicara atau menjelaskan
23.
hasil diskusi di depan kelas atau teman-
teman saya
Saya suka berbicara dengan kalimat yang
24.
runtut atau berurutan
Saya mampu menyimpulkan dan
25.
menjelaskan isi cerita
Saya mampu membuat cerita berdasarkan
26.
gambar yang saya lihat
Saya mampu menceritakan pengalaman saya
27.
yang mengesankan
Saya mampu membuat cerita berdasarkan
28.
tema cerita yang diberikan oleh guru saya
Saya mampu mengikuti gaya bicara tokoh
29.
karakter pada cerita
Saya mampu mencontohkan gerak tubuh
30.
tokoh cerita
Saya mampu mengekspresikan pikiran dan
31.
perasaan saya, saat saya mendengar teman
152

saya bercerita
Saya membaca teks catatan ketika sedang
32. berbicara di depan kelas atau teman-teman
saya
Ketika berbicara kelopak mata saya bergetar
33.
atau kedip-kedip
Saya suka melihat ke langit-langit kelas saat
34.
berbicara di depan kelas
Saya menatap atau melihat ke arah teman-
35.
teman saat berbicara di kelas
Saya menggerakkan bahu ke arah kanan dan
36.
kiri ketika berbicara di depan kelas
Saya meletakkan tangan di pinggang saat
37.
berbicara di depan kelas
Saya diam di tempat dan berdiri hanya di
38.
satu titik saat berbicara
Saya suka menarik-narik dan meremas baju
39.
saat berbicara
Saat berbicara, saya menggosok-gosok
40.
telapak tangan
41. Jari saya bertautan saat berbicara
Telapak tangan saya selalu dingin atau
42.
berkeringat saat berbicara
Kaki saya dalam posisi terkunci saat saya
43.
sedang berbicara
Saya suka menggoyangkan dan menendang
44.
kaki ke depan dan belakang, saat berbicara
Saat berbicara di depan kelas, kaki saya
45.
gemetaran
153

Lampiran 12 Uji Referensi

UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul“Analisis
Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IV SDN 1 Sripendowo Ketapang
Lampung Selatan dalam Pembelajaran Tematik”. Disusun oleh Anis Rosidatul
Husna, Nomor Induk Mahasiswa 11160183000032, Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen
pembimbing skripsi pada tanggal 30 November 2020.

Jakarta, 30 November 2020


Pembimbing,

Anis Fuadah Z, M. Pd. I


NIP. 198806062015032006
154

UJI REFERENSI

Nama : Anis Rosidatul Husna

NIM : 11160183000032

Fakultas/Jurusan : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan/Pendidikan Guru Madrasah


gggg Ibtidaiyah

Judul Skripsi : Analisis Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IV SDN 1


ggggg Sripendowo Ketapang Lampung Selatan dalam
Pembelajaran Tematik

Dosen Pembimbing: Anis Fuadah Z, M. Pd. I

Daftar Referensi
No BAB I Paraf Pembimbing
Delia Putri, Elvina, Keterampilan Berbahasa Di
1 Sekolah Dasar Melalui Metode Game’s, (Riau:
Qiara Media, 2019), Hal. 3.
BAB II
Suprihatiningsih, Keterampilan Tata Busana di
2 Madrasah Aliyah, (Yogyakarta: Deepublish,
2016), hal. 51.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian
3 Keterampilan, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001)
hal. 1180.
Tim Budi Pekerti, Pendidikan Budi Pekerti
4
SMA Kls XII, (Jakarta: Grasindo, 2014), hal. ix.
Subhayani, Sa’adiah, Armia, Keterampilan
5 Berbicara, (Banda Aceh: Syiah Kuala
University Press, 2017), hal. 96.
Agus Darmuki, Ahmad Hariyadi, Peningkatan
6
Keterampilan Berbicara Menggunakan Metode
155

Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mahasiswa PBSI


Tingkat I-B PGRI Bojonegoro Tahun
Akademik 2018/2019, Jurnal Kredo, Vol. 2
No.2, 2019, hal. 258.
Ayu Gustia Ningsih, Atmazaki, Syahrul R,
Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui
Metode Bermain Teka-teki Siswa Kelas X
7
MAS-TI Tabek Gadang Kabupaten Lima Puluh
Kota, Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran,
Vol. 1 No. 3, 2013, hal. 2.
Farida Yufarlina Rosita, Pengembangan
Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran
8 Berbicara Bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar,
JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), Vol. 1
No. 1, 2015, hal. 27.
Agus Setyonegoro, Hakikat, Alasan, dan
Tujuan Berbicara (Dasar Pembangunan
9
Kemampuan Berbicara), Jurnal Pena, Vol. 3
No. 1, 2013, hal. 71.
Zuniar Kamaluddin Mabruri, Ferry Aristya,
Peningkatan Keterampilan Berbicara
Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV
10 Melalui Penerapan Strategi Role Playing SD
Negeri Ploso 1 Pacitan, Naturalistic: Jurnal
Kajian Penelitian Pendidikan dan
Pembelajaran, Vol. 1 No. 2, 2017, hal. 113.
Charles Bonar Sirait, The Power Of Public
11 Speaking: Kita Cerdas Berbicara di Depan
Publik, (Jakarta: PT Gramedia, 2016), hal.2.
Erwin Putera Permana, Pengembangan Media
12
Pembelajaran Boneka Kaus Kaki Untuk
156

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa


Kelas II Sekolah Dasar, Jurnal Profesi
Pendidikan Dasar, Vol. 2 No. 2, 2015. hal. 135.
Rita Kurnia, Bahasa Anak Usia Dini,
13
(Yogyakarta: Deepublish, 2019), hal. 2-3.
Mochammad Bayu Firmansyah, Model
Pembelajaran Diskusi Berbasis Perilaku
14 Berliterasi Untuk Keterampilan Berbicara,
Jurnal Ilmiah Edukasi & Sosial, Vol. 8 No. 2,
2017, hal. 121.
Sujinah, Menjadi Pembicara Terampil,
15
(Yogyakarta: Deepublish, 2017), hal 57-58.
Luthfi Muhammad Hidayat, Erliany Syaodih,
Rita Zahara, Efektivitas Metode Role Playing
untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara
16 pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiah 2
Sumbersari, Jurnal Educare, Vol. 14 No. 2,
2016, hal. 26.
Sinta Diana Martaulina, Bahasa Indonesia
17 Terapan, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hal.
4-5.
Muhammad Usman, Perkembangan Bahasa
dalam Bermain dan Permainan: Untuk
18
Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta:
Deepublish, 2015), hal. 40
Andri Wicaksono, Ahmad Subhan Roza, Teori
19 Pembelajaran Bahasa: Suatu Catatan Singkat,
(Yogyakarta: Garudhawaca, 2016), hal. 82-83.
Tarigan (1990) dalam Lalita Melasarianti,
20
Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui
157

Metode Debat Plus Pada Mata Kuliah


Berbicara, Jurnal Ilmiah Lingua Idea, Vol. 9
No. 1, 2018, hal. 25-26.
Departemen Pendidikan Nasional: Direktorat
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, Pembelajaran
21
Berbicara, (Jakarta: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Bahasa, 2009), hal. 5.
Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai
22 Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2013), hal. 24-25.
Elaine B Johnson, Contextual Teaching and
Learning Menjadikan Kegiatan Belajar
23 Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna,
(Bandung: Mizan Learning Center, 2010), hal.
6.
Burhan Nurgiyanto, Penilaian Pembelajaran
24 Bahasa, (Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogtakarta, 2010), hal. 325.
Marlina Eliyanti Simbolon, Tuturan dalam
Pembelajaran Berbicara dengan Metode
25
Reciprocal Teaching, (Surabaya: Media
Sahabat Cendikia, 2019), hal. 35.
Nurkhayati, Apri Utami Parta Santi, Pengaruh
Model Tematik Terhadap Kreativitas Guru Dalam
26 Mengajar Di Sekolah Dasar Negeri Jagakarsa 09
Pagi, Holistika: Jurnal Ilmiah PGSD, Vol. 1 No. 2,
2017, hal. 89.
Sungkono, Pembelajaran Tematik Dan
27
Implementasinya Di Sekolah Dasar, Jurnal
158

Ilmiah Pembelajaran, Vol. 2 No. 1, 2006, hal.


52.
Indriwati dalam Trianto, Model Pembelajaran
28 Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal.
149.
Nurul Hidayah, Pembelajaran Tematik
Integratif Di Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan
29
dan Pembelajaran Dasar, Vol. 2 No. 1, 2015,
hal. 36.
Tim Pakar (2006) dalam Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga
30
Kependidikan, Pembelajaran Tematik di SD,
(Yogyakarta: PPPPTK Matematika, 2009), hal.
14-15.
Mohamad Muklis, Pembelajaran Tematik,
31
Jurnal Fenomena, Vol. IV No. 1, 2012, hal. 68.
Hosnan (2014) dalam Resnani, Penerapan
Model Discovery Learning untuk Peningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada
32 Pembelajaran Tematik Kelas VC SDIT
Generasi Rabbani Kota Bengkulu, Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. 12 No. 1,
2015, hal. 10.
Depdiknas, Model Pembelajaran Tematik Kelas
33 Awal Sekolah Dasar, (Jakarta: Depdiknas,
2006), hal. 4.
Andi Prastowo, Analisis Pembelajaran Tematik
34
Terpadu, (Jakarta: Kencana, 2019).
Sun Haji, Pembelajaran Tematik yang Ideal di
35
MI/SD, Jurnal Pendidikan, Vol. III No. 1,
159

2015, hal. 60-61.


Kunandar dalam Rendy Nugraha Frasandy,
Pembelajaran Tematik Integratif (Model
36 Integrasi Mata Pelajaran Umum SD/MI Dengan
Nilai Agama, Jurnal Elementary, Vol. 5 No. 2,
2017, hal. 312-313.
BAB III
Albi Anggito, Johan Setiawan, Metodologi
37 Penelitian Kualitatif, (Sukabumi: CV Jejak,
2018), hal. 7.
Muh. Fitrah, Luthfiyah, Metode Penelitian;
38 Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi
Kasus (Sukabumi: CV Jejak, 2017), hal. 44.
S. Aminah, Roikan, Pengantar Metode
39 Penelitian Kualitatif Ilmu Politik, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2019), hal. 55.
Iwan Hermawan, Metodologi Penelitian
Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif Dan Mixed
40
Methode, (Kuningan: Hidayatul Qur’an
Kuningan, 2019), hal. 75.
Bagja Waluya, Sosiologi: Menyelami
Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas
41 XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
Program llmu Pengetahuan Sosial, (Bandung:
PT Setia Purna Inves, 2007), hal. 95.
Nizamuddin, Penelitian Berbasis Tesis dan
Skripsi: Disertai Aplikasi dan Pendekatan
42
Analisis Jalur, (Medan: Pantera Publishing,
2020), hal. 192.
Ajat Rukajat, Pendekatan Penelitian
43
Kuantitatif: Quantitative Research Approach,
160

(Yogyakarta: Deepublish, 2018), hal. 75.


Kadir, dkk, Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Matematika II (SNPMAT II):
44 Pembelajaran Matematika dalam Era Revolusi
Industri 4.0, (Kendari: Universitas Halu Oleo
Press, 2019), hal. 65.
Fandi Rosi Sarwo Edi, Teori Wawancara
45 Psikodiagnostik, (Yogyakarta: Leutika
Nouvallitera, 2016), hal. 3.
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif
Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitugan
46
Manual & SPSS, (Jakarta: Prenada Media,
2017), hal. 18.
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif,
47
(Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hal. 210.
Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Ilmu
48 Pendidikan Teologi, (Makassar: Sekolah Tinggi
Theologia Jaffray, 2018), hal. 54.
Ali Nurdin, Komunikasi Magis; Fenomena
49 Dukun di Pedesaan, (Yogyakarta: LKiS Pelangi
Aksara, 2015), hal. 16.
Choirul Saleh. M. Irfan Islamy, Soesilo Zauhar,
Bambang Supriyono, Pengembangan
50
Kompetensi Sumber Daya Aparatur, (Malang:
UB Press, 2013), hal. 146.
Asrori, Rusman, Classroom Action Research
51 Pengembangan Kompetensi Guru, (Banyumas:
Pena Persada, 2020), hal. 88.
Salim, Haidir, Penelitian Pendidikan: Metode,
52 Pendekatan Dan Jenis, (Jakarta: Kencana,
2019), hal. 119.
161

Tarjo, Metode Penelitian Sistem 3x Baca,


53
(Yogyakarta: Deepublish, 2019), hal. 69.
Nusa Putra, Ninin Dwi Lestari, Penelitian
54 Kualitatif PAUD, (Jakarta: PT Raja Grafindo,
2013), hal. 87.
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif,
55 Kualitatif & Penelitian Gabungan, (Jakarta:
Prenada Media, 2017), hal. 394.
Helaluddin, Hengki Wijaya, Analisis Data
Kualitatif: Sebuah Tinjauan Teori & Praktik,
56
(Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray,
2019), hal. 22.
162

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Anis Rosiatul Husna, lahir di Lampung Selatan pada


tanggal 9 Desember 1997. Alamat Desa Sripendowo
RT.01/RW01, Kelurahan Sripendowo, Kecamatan
Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi
Lampung. Anak kedua dari tiga bersaudara. Orang tua
penulis bernama Sudarno dan Eni Sumarni, kakak penulis
bernama Umi Kholifah dan adik penulis bernama Waliatus
Sa’adah.

Penulis memulai studi dan menempuh pendidikan di TK


Satu Atap Sripendowo pada tahun 2002-2003, studi selanjutnya di SDN 1
Sripendowo pada tahun 2003-2009, lalu studi selanjutnya di MTs Terpadu
Ushuluddin pada tahun 2009-2012, kemudian studi penulis dilanjutkan di MA
Terpadu Ushuluddin pada tahun 2012-2015. Studi selanjutnya, penulis mendaftar
UMPTKIN dan lulus di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta pada program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan.

Anda mungkin juga menyukai