Anda di halaman 1dari 101

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM GERAKAN LITERASI

SEKOLAH PADA KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS IV


DI MI RAUDLATUL JANNAH AL MA’ARIF

SKRIPSI

Oleh :

DINDA AYU LESTARI

NIM. E1E018039

Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam melakukan penelitian

Program Sarjana (S-1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2022
MOTTO

“Ketakutan membunuh lebih banyak impian daripada kegagalan”

(Dinda Ayu Lestari)

“Kelemahan terbesar kita adalah bersandar pada kepasrahan. Jalan yang paling
jelas menuju kesuksesan adalah selalu mencoba, setidaknya satu kali lagi”

(Thomas A Ed)

i
ii

PENGESAHAN SKRIPSI
iii

PERSETUJUAN SKRIPSI
iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN


v

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya bagi Allah, Rabb alam semesta yang telah mencurahkan seluruh

rahmat, taufik dan hidayah-Nya serta kemudahan dalam setiap langkah sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

Persembahan tugas akhir ini dan rasa terimaksih saya ucapkan untuk:

1. Kedua orang tua tersayang saya yaitu bapak (Jasman) besar terimakasih saya

ucapkan untuk segala kasih sayang serta dukungan lebihnya sampai sejauh ini.

Saya sangat bangga memiliki bapak sepertimu. Tidak lupa juga ucapan

terimakasih kepada ibunda tercinta (Reni Kusmariani) yang menjadi motivasi dan

semangat untuk terus berusaha dan tidak gampang menyerah.

2. Kakak-kakakku Muhammad Reja Hendrawan, Lili Diana Ahmad Fajri Kashashi,

Karunia Perdani, dan Fera Sonia Fidya terimakasih sudah membantu dan

memberikan dukungan serta do’a untuk kelancaran proses penyusunan tugas akhir

ini.

3. Terimakasih untuk sahabatku Ari Nashiruddin Zaini, Putri Aulia, Nia Mau’izah,

Dian Ayu, Nisak, Faras, Aisyah, Elin, Cici, dan Itak yang telah menjadi bagian

penyemangat dan tempat berkeluh kesah selama menyelesaikan tugas akhir ini

kehadiran kalian sangat berarti.

4. Teruntuk diriku terimakasih sudah sabar serta tetap kuat ketika lelah dan

menghadapi segala cobaan yang datang selama menyelesaikan tugas akhir ini.
vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan


Yang Maha Esa karena rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Pelaksanaan Program
Gerakan Literasi Sekolah Pada Kemampuan Membaca Siswa Kelas IV Di MI
Raudlatul Jannah Al Ma’arif”.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan
kelulusan pada Program Studi Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram. Skripsi ini terdiri dari enam
Bab yaitu, Bab 1 berisi latar belakanh, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan definisi operasional. Bab II berisi kajian teori dan penelitian yang
relevan. Bab III berisi pendekatan dan jenis penelitian, waktu dan lokasi penelitian,
jenis data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan pengecekan keabsahan
data. Bab IV berisi hasil penelitian dengan pemaparan data hasil penelitian. Baba V
berisi pembahasan dari hasil penelitian. Bab VI berisi kesimpulan dan saran.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari


kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan penyusunan tulisan selanjutnya. Semoga
skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.

Matarm, April 2022

Penulis
vii

UCAPAN TERIMAKASIH

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari arahan, bimbingan serta dukungan dari

beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada yang

terhormat :

1. Prof. Ir. Bambang Hari Kusumo, M.Agr.St., Ph.D. Rektor Universitas Mataram

2. Prof. Dr. H. A Wahab Jufri, M.Sc. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan,

3. Muhammad Tahir, M.Sn. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

4. Dr. Siti Istiningsih, M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

5. Khairun Nisa, S.Pd., M.Pd. Dosen Pembimbing I, yang telah memberi arahan dan

bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Baiq Niswatul Khair, S.Pd., M.Pd. Dosen Pembimbing II, yang telah memberi

arahan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan,

7. Dr. H. A. Hari Witono, M.Pd. Dosen Pembimbing Akademik,

8. Teruntuk yang terkasih dan pahlawan tanpa tanda jasa yaitu kedua orang tua yang

tiada henti berdo’a, memberikan semangat, motivasi, serta dukungan.

9. Khairur raziqin, S.Pd. Kepala Sekolah MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif Darek

yang telah memberikan izin dan kemudahan dalam melakukan penelitian

10. Kepada bapak dan ibu guru MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif Darek yang telah

membantu selama proses penelitian.

11. Keluarga besar Kelas A Reguler Pagi 2018 yang telah berjuang bersama-sama.
viii

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH


PADA KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS IV DI MI RAUDLATUL
JANNAH AL MA’ARIF

Oleh :

Dinda Ayu Lestari

E1E018039

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan gerakan literasi sekolah


pada kemampuan membaca siswa kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif,
mendeskripsikan faktor pendukung pelaksanaan gerakan literasi sekolah pada
kemampuan membaca siswa kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif,
mendeskripsikan faktor penghambat pelaksanaan gerakan literasi sekolah pada
keemampuan membaca siswa kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi
dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif
(interactive model analysis). Analisis ini terdiri dari tiga komponen utama yaitu
reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian pelaksanaan
program gerakan literasi sekolah di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif masih pada
tahapan pengembangan. Faktor pendukung gerakan literasi sekolah pada kemampuan
membaca yaitu sudut baca, buku bacaan yang memadai dan akses internet. Faktor
penghambat yaitu guru mengalami kesulitan dalam pengadaa buku, perpustakaan
yang rusak, dan siswa yang susah diatur.

Kata Kunci : Analisis, Gerakan Literasi Sekolah, Kemampuan Membaca


ix

ANALYSIS OF IMPLEMENTATION OF THE SCHOOL LITERATURE


MOVEMENT PROGRAM ON READING ABILITY OF CLASS IV
STUDENTS AT MI RAUDLATUL JANNAH AL MA’ARIF

ABSTRACT

This study aims to describe the implementation of the school literacy movement on
the reading ability of fourth grade students at MI Raudlatul Jannah Al Ma'arif,
describe the factors supporting the implementation of the school literacy movement
on the reading ability of fourth grade students at MI Raudlatul Jannah Al Ma'arif,
describe the inhibiting factors for implementing the school literacy movement. school
literacy movement on the reading ability of fourth grade students at MI Raudlatul
Jannah Al Ma'arif. The approach used is a qualitative approach with the type of
qualitative descriptive research. Data collection techniques using interviews,
observation and documentation. Analysis of the data used is an interactive model
analysis (interactive model analysis). This analysis consists of three main
components, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The
results of the research on the implementation of the school literacy movement
program at MI Raudlatul Jannah Al Ma'arif are still at the development stage. Factors
supporting the school literacy movement on reading skills are reading angles,
adequate reading books and internet access. Inhibiting factors are teachers
experiencing difficulties in procuring books, damaged libraries, and unruly students.

Keywords: Analysis, School Literacy Movement, Reading Ability


x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................

MOTTO .............................................................................................................. i

PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................. ii

PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................................... iv

PERSEMBAHAN .............................................................................................. v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

UCAPAN TERIMAKASIH ............................................................................. vii

ABSTRAK....................................................................................................... viii

ABSTRACT ...................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6

1.5 Lingkup Peneleitian ....................................................................................... 7


xi

1.6 Definisi Operasional....................................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 9

2.1 Kajian Teori Literasi...................................................................................... 9

2.1.1 Pengertian Literasi................................................................................. 9

2.1.2 Tujuan Gerakan Literasi ...................................................................... 10

2.1.3 Prinsip-prinsip Gerakan Literasi Sekolah ............................................. 11

2.1.4 Ruang Lingkup Literasi Sekolah .......................................................... 13

2.1.5 Tahapan Gerakan Literasi .................................................................... 14

2.1.6 Langkah Kegiatan dalam Tahapan Literasi .......................................... 16

2.2 Kajian Teori Membaca ............................................................................... 18

2.2.1 Pengertian Membaca ........................................................................... 18

2.2.2 Tujuan Membaca ................................................................................. 20

2.2.3 Pengertian Kemampuan Membaca ....................................................... 21

2.3 Kajian Penelitian Yang Relevan.................................................................. 21

2.4 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 24

3.1 Pendekatan Penelitian................................................................................. 24

3.2 Setting Penelitian ....................................................................................... 24

3.3 Metode Pengumpulan Data......................................................................... 26

3.4 Instrumen Penelitian ................................................................................... 27

3.5 Teknik Analisis Data .................................................................................. 30

3.6 Uji Keabsahan Data.................................................................................... 32


xii

BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................... 33

4.1 Deskripsi Setting Penelitian ........................................................................ 33

4.2 Paparan Data .............................................................................................. 33

4.2.1 Hasil Wawancara................................................................................. 34

4.2.2 Hasil Observasi Siswa ......................................................................... 42

BAB V PEMBAHASAN .................................................................................. 47

5.1 Proses Pelaksanaan Program Gerakan Literasi Sekolah Pada Kemampuan

Membaca Siswa Kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif .................... 47

5.2 Faktor Penghambat Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah Pada Kemampuan

Membaca Siswa Kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif .................... 50

5.3 Faktor Pendukung Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah Pada Kemampuan

Membaca Siswa Kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif .................... 53

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN............................................................... 55

6.1 Simpulan .................................................................................................... 55

6.2 Saran .......................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 58
xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah Kegiatan pada Tahapan Literasi .......................................... 16

Tabel 3.1 Lembar Pedoman Observasi .............................................................. 28

Tabel 3.2 Lembar Kisi-kisi Wawancara ............................................................ 29

Tabel 3.3 Pedoman Dokumentasi ...................................................................... 30

Tabel 4.1 Transkip hasil observasi siswa kelas IV MI Raudlatul Jannah Al

Ma’arif ............................................................................................................. 43
xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ......................................................................... 23

Gambar 4.1 Hasil wawancara guru kelas IV, Senin 14 Februari 2022 pukul

08.32 WITA ..................................................................................................... 36

Gambar 4.2 Wawancara kepala sekolah, Senin 14 Februari 2022 pukul 09.25

WITA .............................................................................................................. 37

Gambar 4.3 dokumentasi kegiatan literasi “minggu literasi” ............................. 38

Gambar 4.4 Wawancara kepala sekolah, Senin 14 Februari 2022 pukul 10.00

WITA ............................................................................................................... 39

Gambar 4.5 Wawancara guru kelas IV, Selasa 15 Februari 2022 pukul 09.00

WITA .............................................................................................................. 41

Gambar 4.6 Wawancara kepala sekolah MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif, Selasa

15 Februari 2022 pukul 09.20 WITA ................................................................ 41


xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian .................................................... 62

LAMPIRAN 2 Pedoman Wawancara Guru ........................................................ 64

LAMPIRAN 3 Pedoman Observasi Siswa Kelas IV ........................................... 66

LAMPIRAN 4 Hasil Wawancara ....................................................................... 67

LAMPIRAN 5 Hasil Observasi Siswa Kelas IV ................................................. 70

LAMPIRAN 6 Pedoman Dokumentasi............................................................... 78

LAMPIRAN 7 Dokumentasi Wawancara Dan Observasi ................................... 79

LAMPIRAN 8 Dokumentasi Pelkasaan Kegiatan Literasi Pada Kemampuan

Membaca Siswa Kelas IV .................................................................................. 80

LAMPIRAN 9 Surat Izin Penelitian ................................................................... 82

LAMPIRAN 10 Surat Telah Melaksanakan Ujian .............................................. 83

LAMPIRAN 11 Kartu Bimbingan Konsul ......................................................... 84


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, hal ini

berdampak pada kehidupan sehari-hari, di mana setiap aspek kehidupan melibatkan

kegiatan membaca. Kemampuan membaca merupakan skala prioritas yang harus

dikuasai siswa, dalam semua jenjang pendidikan melalui kegiatan membaca, siswa

akan memperoleh berbagai informasi yang sebelumnya belum pernah didapatkan.

Semakin banyak membaca semakin banyak pula informasi yang diperoleh. Walaupun

informasi dapat ditemukan melalui media lain seperti media audio visual, tetapi peran

membaca tidak dapat digantikan sepenuhnya. Oleh karena itu kemampuan membaca

harus mendapat perhatian lebih, terutama pada saat siswa berada di bangku sekolah

dasar agar kemampuan membaca siswa dapat berkembang dengan baik di masa

depan.

Menurut Muhsyanur (2014:10) membaca merupakan suatu keterampilan

berbahasa yang bersifat reseptif. Membaca bahkan merupakan sumber pengetahuan

dan bagian yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia. Kemudian menurut Nurhadi

(2010:13) membaca merupakan suatu proses yang kompleks dan rumit. Kompleks

berarti dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan faktor eksternal

pembaca. Faktor internal yaitu meliputi intelegensi, minat, sikap, bakat, motivasi,

tujuan membaca dan lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal berupa sarana

1
2

membaca, latar belakang sosial-ekonomi, dan tradisi membaca. Sedangkan proses

rumit artinya proses eksternal dan internal yang saling berhubungan membentuk

koordinasi yang rumit untuk menunjang pemahaman.

Peranan pendidikan guru terhadap membaca tentu sangatlah penting, dalam

prores pembelajaran membaca di sekolah, guru dituntut untuk dapat melaksanakan

pembelajaran yang berkualitas agar proses transfer ilmu kepada siswa berlangsung

secara optimal. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 19 yang bunyinya :

“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif,

serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa”. Dilihat

dari indikator kemampuan membaca yaitu, (1) kemampuan menangkap arti kata dan

ungkapan yang digunakan penulis; (2) kemampuan menangkap makna tersurat dan

makna tersirat; dan (3) kemampuan membuat kesimpulan. Maka sangat penting untuk

memprioritaskan kemampuan membaca.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca dapat melalui

pengembangan sekolah sebagai organisasi pembelajaran. Upaya mengembangkan

sekolah sebagai organisasi pembelajaran, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

mengembangkan gerakan literasi sekolah. Gerakan literasi sekolah adalah upaya

menyeluruh yang melibatkan semua warga sekolah (guru, peserta didik, orang

tua/wali murid) dan masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan.


3

Gerakan literasi sekolah merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara

menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi

pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.

Gerakan literasi sekolah merupakan salah satu hal yang dimuat dalam Peraturan

Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan

Budi Pekerti. Gerakan literasi sekolah merupakan salah satu program yang sangat

penting di terapkan pada bidang pendidikan, karena program tersebut mampu untuk

mengembangkan kemampuan siswa terutama dalam membaca.

Menurut Hidayat (2018:810-817) gerakan literasi sekolah yaitu program yang

berusaha untuk membiasakan warga sekolah untuk memiliki wawasan yang luas.

Pemahaman yang menyatakan wawasan yang luas tersebut bersinggungan dengan

kata “literat” yang tersurat dalam pengertian yang menyatakan bahwa gerakan literasi

sekolah menyangkut pembiasaan ekosistem sekolah menjadi warga yang literat

sepanjang hayat. “Literat” yang dimaksud dalam pengertian tersebut terpaparkan

pada pengertian literasi dalam konteks gerakan literasi sekolah yaitu mampu

menggunakan, memahami dan menjalankan sesuatu dengan cerdas.

Salah satu sekolah yang melaksanakan gerakan literasi sekolah adalah MI

Raudlatul Jannah Al Ma’arif berlokasi di Desa Darek, Kecamatan Praya Barat Daya,

Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Berdasarkan observasi

peneliti, sekolah ini merupakan salah satu madrasah di Darek yang menjadi pilihan

favorit para orang tua untuk menyekolahkan anaknya, hal tersebut dilihat dari

banyaknya siswa yang ada di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif yaitu merupakan


4

sekolah yang memiliki siswa terbanyak kedua di desa Darek. Selain itu MI Raudlatul

Jannah Al Ma’arif juga merupakan salah satu yayasan pondok pesantren di Darek

yang melaksanakan gerakan literasi sekolah dengan berstatus swasta. Hal tersebut

menjadi keistimewaan tersendiri bagi MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif yaitu dengan

keadaan lingkungan sekolahnya yang sempit namun melaksanakan gerakan literasi

sekolah dengan siswa terbanyak.

Berdasarkan hasil wawancara awal pada tanggal 7 september 2021 dengan

kepala sekolah MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif, gerakan literasi sekolah mulai

dilaksanakan pada bulan agustus lalu yang artinya pelaksanaan gerakan literasi pada

sekolah ini masih sangat awal. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian

guna mengungkap seperti apa kegiatan dalam pelaksanaan gerakan literasi sekolah

pada kemampuan membaca siswa kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif dilihat

dari pelaksanaan gerakan literasi pada madrasah tersebut masih dengan kurun waktu

tertentu. Sedangkan jika dilihat dari kondisi yang seharusnya, pelaksanaan gerakan

literasi khususnya pada kemampuan membaca memerlukan kurun waktu yang cukup

lama dengan pelaksanaan yang rutin, serta dilengkapi faktor pendukung seperti sarana

prasarana yang memadai. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti memilih

untuk mengangkat judul “Analisis Pelaksanaan Program Gerakan Literasi Sekolah

Pada Kemampuan Membaca Siswa kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif”.


5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini antara lain :

1.2.1 Bagaimana proses pelaksanaan Program Gerakan Literasi Sekolah pada

kemampuan membaca siswa kelas IV di Mi Raudlatul Jannah Al Ma’arif ?

1.2.2 Bagaimana faktor penghambat pelaksanaan gerakan literasi sekolah pada

kemampuan membaca siswa kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif

1.2.3 Bagaimana faktor pendukung pelaksanaan gerakan literasi sekolah pada

kemampuan membaca siswa kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1.3.1 Mendeskripsikan proses pelaksanaan Program Gerakan Literasi Sekolah pada

kemampuan membaca siswa di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif

1.3.2 Mendeskripsikan faktor penghambat pelaksanaan gerakan literasi sekolah pada

kemampuan membaca siswa kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif

1.3.3 Mendeskripsikan faktor pendukung pelaksanaan gerakan literasi sekolah pada

kemampuan membaca siswa kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif


6

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat teoritis

Secara teoritis, penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan kajian dalam

menambah pengetahuan lebih lanjut tentang pelaksanaan gerakan literasi

sekolah. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti

lainnya.

1.4.2 Manfaat praktis

1.4.2.1 Bagi sekolah

Dapat menjadikan masukan atau rekomendasi bagi warga sekolah dalam

meningkatkan kemampuan membaca siswa melalui program gerakan literasi

yang telah diterapkan di sekolah.

1.4.2.2 Bagi guru

Dari penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi untuk meningkatkan

pemahaman guru dalam melaksanakan gerakan literasi pada kemampuan

membaca siswa.

1.4.2.3 Bagi siswa

Dapat pengetahuan mengetahui diri sendiri sehingga dapat lebih mengontrol

perilaku saat pembelajaran melalui kegiatan literasi ini


7

1.4.2.4 Bagi peneliti

Penelitian ini memberikan pengalaman dan pengetahuan yang baru bagi

peneliti tentang gerakan literasi. Dan dapat menjadikan kajian relevan bagi

peneliti untuk melakukan penelitian ke tahap literasi selanjutnya.

1.5 Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini lebih fokus dan terarah perlu diberikan lingkup penelitian.

Adapun lingkup penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut :

1.5.1 Subjek penelitian adalah siswa kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif.

1.5.2 Pelaksanaan gerakan literasi sekolah yang dianalisis adalah kegiatan yang

dilakukan guru kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif, serta sarana dan

prasarana yang disediakan sekolah untuk menunjang kegiatan gerakan literasi

sekolah pada kemampuan membaca siswa.

1.6 Definisi Operasional

Untuk lebih menjelaskan variabel dalam pelaksanaan penelitian ini maka

diberikan penjelasan sebagai berikut :

1.6.1 Gerakan literasi sekolah adalah program dari pemerintah yang bertujuan untuk

meningkatkan siswa pada aktivitas membaca, menulis dan meningkatkan budi

pekerti sebagai pembelajaran sepanjang hayat. Adapun pada penelitian kali ini

lebih berfokus pada aktivitas membaca.


8

1.6.2 Kemampuan membaca adalah kemampuan siswa untuk memahami suatu

kalimat, membuat kesimpulan berdasarkan isi bacaan, dan menceritakan

kembali isi bacaan. Kemampuan membaca siswa diamati berdasarkan buku

portofolio siswa yang telah dikumpulkan guru selama gerakan literas sekolah

dilaksanakan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori Literasi

2.1.1 Pengertian Literasi

Menurut Naibaho (2007:3-4) memandang bahwa literasi dapat diartikan

sebagai sebuah kemampuan membaca dan menulis. Literasi disebut juga dengan

melek huruf atau keaksaraan. Abidin (2017:04) mengatakan bahwa “multiliterasi

atau literasi di era digital saat ini merupakan kemampuan membaca, menulis,

melukis, menari ataupun kemampuan melakukan kontak dengan berbagai media yang

memerlukan literasi. Abidin (2017:04) juga berpendapat bahwa “multiliterasi atau

literasi di era digital saat ini merupakan kemampuan memandang pengetahuan secara

integratif, tematik, multimodal, dan interdisipliner ”. Berdasarkan paparan di atas

tentang pengertian literasi yang telah di ungkapkan oleh para ahli maka peneliti

menyimpulkan bahwa literasi merupakan kemampuan yang kompleks, maksudnya

disini bukan hanya kemampuan membaca dan menulis yang terdapat didalamnya

melainkan terdapat kemampuan untuk memaknai jenis-jenis teks dan juga

kemampuan siswa untuk berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan yang

ada. Kemampuan literasi dasar dapat diperoleh dengan cara membaca, menulis,

menyimak, berhitung dan berbicara.

9
10

2.1.2 Tujuan Gerakan Literasi

Menurut Ahmadi (2018:96). tujuan gerakan literasi sekolah dibedakan menjadi

dua macam, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum gerakan literasi

sekolah adalah untuk menumbuhkembangkan budi pekerti siswa melalui

pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam gerakan literasi

sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Tujuan khusus gerakan

literasi sekolah antara lain :

1) Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah

2) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat

3) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak

agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan

4) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan

dan mewadahi berbagai strategi membaca.

Menurut Mulyo (2017:20-21) tujuan gerakan literasi sekolah adalah untuk

menjadi sekolah sebagai komunitas yang memiliki komitmen dan budaya membaca

yang tinggi serta memiliki kemampuan menulis komprehensif. Ditinjau dari segi

tujuan umum dan tujuan khusus dari gerakan literasi sekolah yaitu dapat disimpulkan

bahwa gerakan literasi sekolah bertujuan untuk menumbuhkembangkan budi pekerti

siswa melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah dengan menghadirkan

beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca. Hal ini di tujukan
11

agar siswa meningkatkan minat membaca buku dari gerakan literasi sekolah. Dari

beberapa tujuan gerakan literasi menurut para ahli, maka peneliti menyimpulkan

bahwa tujuan dari gerakan literasi adalah untuk menciptakan lingkungan sekolah

menjadi lingkungan pembelajar sepanjang hayat dengan membudayakan aktifitas

membaca dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai

strategi membaca.

2.1.3 Prinsip-prinsip Gerakan Literasi Sekolah

Menurut Ahmadi (2018:65). prinsip- prinsip Gerakan Literasi Sekolah

ada enam yaitu :

2.1.3.1 Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan yang dapat

diprediksi

Memahami tahap perkembangan literasi siswa dapat membantu sekolah untuk

memilih strategi pembiasaan dan pembelajaran literasi yang tepat sesuai

kebutuhan perkembangan mereka.

2.1.3.2 Program literasi yang baik bersifat berimbang

Sekolah yang menerapkan program literasi berimbang menyadari bahwa tiap

peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu, strategi

membaca dan jenis teks yang dibaca perlu divariasikan dan disesuaikan

dengan jenjang pendidikan.Program literasi yang bermakna dapat dilakukan

dengan memanfaatkan bahan bacaan kaya ragam teks, seperti karya sastra

untuk anak dan remaja.


12

2.1.3.3 Program literasi terintegrasi dengan kurikulum

Pembiasaan dan pembelajaran literasi disekolah adalah tanggung jawab semua

guru di semua mata pelajaran sebab pembelajaran mata pelajaran apapun

membutuhkan bahasa, terutama membaca dan menulis. Dengan demikian,

pengembangan profesional guru dalam hal literasi perlu diberikan kepada guru

semua mata pelajaran.

2.1.3.4 Kegiatan membaca dilakukan kapanpun

Misalnya membaca untuk ibu merupakan contoh-contoh kegiatan literasi yang

bermakna.

2.1.3.5 Kegiatan literasi mengembangkan budaya lisan

Kelas berbasis literasi yang kuat diharapkan memunculkan berbagai kegiatan

lisan berupa diskusi tentang buku selama pembelajaran dikelas. Kegiatan

diskusi ini juga perlu membuka kemungkinan untuk perbedaan pendapat untuk

menyampaikan perasaan dan pendapatnya, saling mendengarkan, dan

menghormati perbedaan pandangan.

2.1.3.6 Kegiatan literasi perlu mengembangkan kesadaran terhadap keberagaman

Warga sekolah perlu menghargai perbedaan melalui kegiatan literasi di

sekolah. Bahan bacaan untuk peserta didik perlu merefleksikan kekayaan

budaya Indonesia agar mereka dapat terpajan pada pengalaman multikultural.


13

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip gerakan

literasi sekolah adalah dalam memilih strategi pembiasaan dan pembelajaran yang

tepat sesuai kebutuhan perkembangannya, warga sekolah harus mampu memahami

tahap perkembangan siswa. Warga sekolah perlu menghargai perbedaan melalui

kegiatan literasi di sekolah. Bahan bacaan untuk siswa perlu merefleksikan kekayaan

budaya Indonesia agar mereka dapat mengembangkan kesadaran terhadap

keberagamaan

2.1.4 Ruang Lingkup Literasi Sekolah

Menurut Pohan (2020:03) pada dasarnya ruang lingkup literasi adalah

masyarakat luas. Pelaksanaan literasi tidak dibatasi oleh komunitas tertentu dan

instansi tertentu. Program literasi bisa dilaksanakan oleh siapa saja dan di mana saja.

Namun dalam ruang lingkup yang lebih kecil, yaitu di sekolah memiliki ruang

lingkup yang lebih jelas. Adapun ruang lingkup gerakan literasi Sekolah di sekolah

adalah sebagai berikut:

2.1.4.1 Lingkungan fisik sekolah (ketersediaan fasilitas, sarana prasarana literasi).

2.1.4.2 Lingkungan sosial dan afektif (dukungan dan partisipasi aktif semua warga

sekolah) dalam melaksanakan kegiatan literasi sekolah.

2.1.4.3 Lingkungan akademik (adanya program literasi yang nyata dan bisa

dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah).

Berdasarkan paparan di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa ruang

lingkup literasi ada tiga yaitu lingkungan fisik sekolah, lingkungan sosial dan afektif,
14

dan lingkungan akademik. Ketiga ruang lingkup literasi tersebut mencakup semua hal

yang mendukung keberlangsungan gerakan literasi di sekolah. Yang di mana literasi

bisa dilaksanakan oleh siapa saja tanpa dibatasi oleh komunitas atau instansi tertentu.

2.1.5 Tahapan Gerakan Literasi

Penerapan literasi di sekolah merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara

menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang

warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Gerakan literasi sekolah

dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan sekolah di seluruh

Indonesia. Kementerian pendidikan dan kebudayaan (2016) menjelaskan bahwa

secara umum tahapan gerakan literasi sekolah dilakukan dalam tiga tahap sebagai

berikut.

2.1.5.1 Tahap pembiasaan : pembiasaan kegiatan membaca yang menyenangkan di

ekosistem sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat

terhadap bacaan dan kegiatan membaca dalam diri warga sekolah.

Penumbuhan minat baca merupakan hal yang mendasar bagi pengembangan

literasi siswa.

2.1.5.2 Tahap pengembangan : kegiatan literasi pada tahap pengembangan bertujuan

untuk mengembangkan kemampuan memahami bacaan dan mengaitkan

dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan

komunikasi secara kreatif melalui kegiatan membaca pengayaan.


15

2.1.5.3 Tahap pembelajaran : kegiatan literasi pada tahap ini bertujuan untuk

mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan

pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi

secara kreatif. Kegiatan ini dilakukan melalui kegiatan menanggapi teks buku

bacaan pengayaan dan buku pelajaran, dalam tahap ini ada tagihan yang

sifatnya akademis (terkait dengan mata pelajaran). Kegiatan membaca

dilakukan untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 2013, yang mensyaratkan

siswa membaca buku nonteks pelajaran.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat tiga

tahapan dalam gerakan literasi sekolah yaitu tahap pembiasaan, tahap pengembangan,

dan tahap pembelajaran. Tujuan dari tahapan pembiasaan yaitu untuk meningkatkan

minat dan daya baca siswa. Pada tahap pengembangan bertujuan untuk

mengembangkan minat baca siswa untuk meningkatkan kemampuan literasi,

sedangkan pada tahap pembelajaran mempunyai tujuan untuk mengembangkan

kemampuan memahami teks dengan berpikir kritis dan kreatif. Dalam tahap ini ada

tagihan yang sifatnya akademis (terkait dengan mata pelajaran). Kegiatan membaca

dilakukan untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 2013, yang mensyaratkan siswa

membaca buku nonteks pelajaran.


16

2.1.6 Langkah Kegiatan dalam Tahapan Literasi Sekolah

Pelaksanaan gerakan literasi sekolah mempunyai tiga tahapan yaitu, tahapan

pembiasaan, tahapan pengembangan dan tahapan pembelajaran Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (2016). Langkah-langkah kegiatan pada tahapan literasi

adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1 Langkah Kegiatan pada Tahapan Literasi

No Tahapan Kegiatan
1. Pembiasaan (belum ada
1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam
tagihan) pelajaran, melalui kegiatan membaca buku dengan nyaring
atau seluruh warga sekolah membaca dalam hati.
2. Penggunaan lingkungan fisik sekolah yang kaya literasi
antara lain, a) penyediaan perpustakaan sekolah, sudut
baca, dan area baca yang nyaman; b) pengembangan
sarana lain (UKS, kantin, kebun sekolah); dan c)
penyediaan koleksi teks cetak, visual dan digital maupun
multimodal yang mudah diakses oleh seluruh warga
sekolah; d) pembuatan bahan karya teks (print-rearch
materials).
2. Pengembangan 1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam
pelajaran, melalui kegiatan membacakan buku dengan
nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, atau
membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan
non akademik. Contoh membuat peta cerita (story map)
dan bincang buku.
Pengembangan lingkungan fisik, sosial, dan afektif,
sekolah yang kaya literasi, serta menciptakan ekosistem
sekolah yang menghargai keterbukaan dan kegemaran
terhadap pengetahuan dengan berbagai kegiatan antara lain
(a) memberikan penghargaan terhadap capaian positif,
kepedulian sosial, dan semangat belajar siswa.
Penghargaan ini dapat dilakukan pada setiap upacara
bendera hari senin atau peringatan lain; (b) kegiatan
akademik lain yang meendukung terciptanya budaya
literasi di sekolah (belajar di kebun sekolah, belajar di
lingkungan luar sekolah, wisata perpustakaan kota / daerah
dan taman bacaan masyarakat, dll)
pengembangan kemampuan literasi melalui kegiatan di
perpustakaan sekolah, perpustakaan kota / daerah, taman
17

No Tahapan Kegiatan
bacaan masyarakat, atau sudut baca kelas dengan berbagai
kegiatan antara lain; (a) membacakan buku dengan
nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama,
membaca terpadu, menonton film pendek dan membaca
teks visual / digital (materi dari internet); (b) siswa
merespon teks (cetak/visual/digital), fiksi dan nonfiksi,
melalui sekolah, wisata perpustakaan kota / daerah dan
taman bacaan masyarakat.
2. pengembangan kemampuan literasi melalui kegiatan di
perpustakaan sekolah, perpustakaaan kotaa / daeerah,
taman bacaan masyarakat, atau sudut baca kelas dengan
berbagai kegiatan antara lain; (a) membacakan buku
dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama,
membaca terpadu, menonton film pendek dan membaca
teks visual/digital (materi dari internet); (b) siswa
merespon teks (cetak/visual/digital), fiksi dan nonfiksi,
melalui beberapa kegiatan sederhana, seperti menggambar,
membuat peta konsep, berdiskusi dan berbincang tentang
buku.
3. Pembelajaran (ada
1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam
tagihan akademik) pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan
nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, daan
membaaca terpadu diikuti kegiatan dengan tagihan non-
akademik dan akademik.
2. Kegiatan literasi dalam pembelajaran, disesuaikan dengan
tagihann akademik di kurikulum 2013.
3. Pelaksanaan berbagai strategi untuk memahami teks dalam
semua mata pelajaran.
penggunaan lingkungan fisik, sosial afektif, dan akademik
disertai beragaam bacaan (cetak, visual, auditori, digital),
yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran untuk dapat
memperkaya peengetahuan dalam mata pelajaran.
Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016)

Kesimpulan dari pernyataan yang dikemukakan adalah kegiatan literasi

mempunyai tiga tahapan yaitu, tahap pembiasan, tahap pengembangan dan tahap

pembelajaran. Dari setiap tahapan tersebut masing-masing memiliki langkah kegiatan

yang berbeda-beda. Pada tahap pembiasaan, siswa membaca selama 15 menit baik

diruangan maupun dilapangan sekolah secara bersama. Pembangunan lingkungan


18

fisik sekolah yang kaya literasi seperti penyediaan perpustakaan. Pada tahap

pengembangan langkah kegiatannya adalah pengembangan kemampuan literasi

melalui kegiatan di perpustakaan sekolah, perpustakaan kota/daerah, taman bacaan

masyarakat, atau sudut baca kelas dengan berbagai kegiatan seperti membacakan

buku dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, membaca terpadu,

menonton film pendek dan membaca teks visual/digital. Pada tahap terakhir yaitu

pembelajaran langkah kegiatannya adalah lima belas menit membaca setiap hari

sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membaca buku dengan nyaring, membaca

dalam hati, membaca bersama, membaca terpadu diikuti dengan kegiatan lain dengan

tagihan non-akademik dan akademik.

2.2 Kajian Teori Membaca

2.2.1 Pengertian Membaca

Membaca merupakan suatu istilah yang mengandung pengertian yang berbeda-

beda bagi setiap orang. Ada yang mengira bahwa membaca adalah sekedar

menyuarakan lambang-lambang tertulis tanpa mempersoalkan apakah kalimat atau

kata-kata yang dilisankan itu dapat dipahami atau tidak Mujiyanto (2000:46)

membaca seperti ini tergolong jenis membaca permulaan. Jika diperhatikan secara

cermat, membaca tidak hanya sekedar menyuarakan lambang-lambang saja akan

tetapi lebih dari itu. Zuchdi (2007:19) mendefinisikan membaca sebagai penafsiran

yang bermakna terhadap bahasa tulis. Hal ini berarti membaca bukan hanya

menyuarakan simbol-simbol tetapi juga mengambil makna atau berusaha memahami


19

simbol tersebut. Definisi membaca ini sejalan dengan pendapat Runikasari (2008:01)

bahwa membaca merupakan suatu proses pemberian makna pada materi yang

tercetak dengan menggunakan pengetahuan tentang huruh-huruf tertulis dan susunan

suara dari bahasa oral untuk mendapatkan pengertian. Pada saat proses pemberian

makna tersebut pembaca tidak begitu saja menerima secara mentah-mentah atau

sederhana apa yang dibacanya namun pembaca berusaha untuk menafsirkan makna

yang terkandung didalamnya.

Menurut Rahim (2007:02) aktivitas membaca ini melibatkan banyak hal, tidak

hanya melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir,

psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual, membaca merupakan proses

menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Selanjutnya sebagai

suatu proses berpikir, proses membaca mencakup aktivitas pengenalan kata,

pemahaman liteal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Membaca

sebagai proses psikolinguistik, pembaca secara simultan atau terus menerus menguji

dan menerima atau menolak hipotesis yang ia buat sendiri pada saat proses membaca

berlangsung. Membaca sebagai proses metakognitif, ialah pembaca mencoba

mengaitkan berbagai hal yang dimiliki untuk memahami pesan yang disampaikan

penulis. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa membaca adalah

kegiatan atau proses pemberian makna pada bahasa tulis dengan menggunakan

pengetahuan tentang huruf-huruf tertulis yang dimiliki dan juga melibatkan aktivitas

visual, berpikir, psikolinguistik dan metakognitif untuk mendapatkan penafsiran. Jadi,


20

membaca sangat penting untuk menambah pengetahuan dari informasi-informasi

yang diperoleh dan mengasah pembaca untuk berpikir dalam memahami suatu

bacaan/informasi.

2.2.2 Tujuan membaca

Tujuan membaca yaitu untuk kesenangan, menyempurnakan membaca

nyaring, menggunakan strategi tertentu, memperbarui pengetahuannya tentang suatu

topik lalu mengaitkan informasi yang baru dengan informasi yang telah diketahuinya,

memperoleh informasi untuk laporan lisan dan tertulis, mengonfirmasikan atau

menolak prediksi, mempelajari tentang struktur teks dan menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang spesifik. Menurut Rahim (2007:11) tujuan membaca mencakup : (1)

kesenangan, (2) menyempurnakan membaca nyaring, (3) menggunakan strategi

tertentu, (4) memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik, (5) mengaitkan

informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya, (6) memperoleh informasi

untuk laporan lisan atau tertulis, (7) mengonfirmasikan atau menolak prediksi, dan (8)

menjawab pertanyaan-pertanyaan spesifik. Dari beberapa uraian tentang tujuan

membaca di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa tujuan membaca berbeda

antar individu karena disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Seseorang

membaca ada yang membutuhkan untuk kesenangan dan lain-lain.


21

2.2.3 Pengertian kemampuan membaca

Kemampuan membaca merupakan kecakapan yang harus dikuasi seseorang

anak, karena kemampuan ini adalah syarat utama memasuki jenjang pendidikan

formal. Kemampuan membaca yang sejalan dengan pelaksanaan gerakan literasi

sekolah adalah kemampuan membaca cermat. Pembaca diharapkan mampu

mengembangkan kemampuannya untuk memahami isi teks secara luas, mengambil

informasi, mengembangkan kosakata dan struktur teks, mengevaluasi isi teks,

mengembangkan opini, argumen dan menghubungkan berbagai teks Abidin

(2017:257).

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti dapat meyimpulkan bahwa ada

beberapa aspek yang harus dinilai dalam mengukur kemampuan membaca yang

dimiliki siswa. Aspek tersebut yaitu : kemampuan mengembangkan kosakata,

kemampuan memahami tujuan penulis, dan kemampuan memberikan pendapat.

Apabila semua aspek tersebut terpenuhi maka kemampuan membaca siswa dapat

dikatakan sudah baik.

2.2.4 Kajian Penelitian yang Relevan

Dalam penyusunan sebuah karya ilmiah, penelitian yang relevan atau

penelitian yang terdahulu yang sesuai atau yang memiliki kesamaan dengan

penelitian yang kita lakukan harus memiliki tolak ukur yang dijadikan sebagai acuan

untuk penyusunan penelitian. Pada kajian penelitian yang relevan ini, peneliti
22

menggunakan 2 judul dari penelitian terdahulu. Peneliti akan menjelaskan persamaan

dan perbedaan dari penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian terdahulu.

2.2.4.1 Penelitian yang dilakukan oleh Niwati T.A 2019/2020. Skripsi Institut Agama

Islam Negeri Jember: “Impelementasi Gerakan Literasi Sekolah dalam

Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis di MI Nurul Huda

Bondowoso Tahun Pelajaran 2019/2020”. Penelitian ini merupakan jenis

penelitian kualitatif. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan

dilakukan adalah membahas tentang pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah.

Perbedaan dari penelitian ini adalah fokus penelitian yang dibahas adalah

bagaimana perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi gerakan literasi sekolah

dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis. Sedangkan untuk

penelitian kali ini lebih berfokus pada bagaimana pelaksanaan gerakan literasi

yang dilakukan terhadap kemampuan membaca

2.2.4.2 Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati 2019. Skripsi Universitas

Muhammadiyah Malang: “Analisis Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah

dalam Kegiatan Literasi Membaca pada Peserta Didik Kelas II SD

Muhammadiyah 9 Malang”. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang

akan dilakukan adalah berfokus pada tahapan pelaksanaan Gerakan Literasi

Sekolah. Perbedaan dari penelitian ini adalah berfokus pada sumber data

untuk siswa yang digunakan yaitu penelitian terdahulu menggunakan kelas II,

sedangkan peneltian kali ini menggunakan kelas IV sebagai sumber data.


23

2.2.5 Kerangka Berpikir

Penelitian ini berangkat dari suatu masalah yang sering terjadi atau terlihat

pada kemampuan membaca siswa di sekolah dasar. Membaca adalah jembatan

menuju pintu pengetahuan, dengan membaca dapat memperoleh pengetahuan dan

sebagai sarana dalam menumbuhkan kemampuan membaca. Oleh karena itu, melalui

program gerakan literasi diharapkan dapat menciptakan generasi yang gemar

membaca. Berikut adalah sebuah kerangka berpikir dari penelitian ini :

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Kondisi Ideal Kondisi Lapangan

Gerakan Literasi Sekolah merupakan Gerakan Literasi Sekolah di MI Raudlatul


program dari pemerintah yang melibatkan Jannah Al Ma’arif sudah berjalan dalam kurun
banyak pihak dalam pelaksanaannya dan waktu tertentu. Pelaksanaan gerakan literasi di
dilaksanakan secara rutin. MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif kurang rutin.

Permasalahan

Jika siswa tidak melaksanakan gerakan literasi secara rutin, dan pelaksanaannya tidak dilaksanakan
dalam jangka waktu lama, maka pelaksanaan gerakan literasi pada kemampuan membaca akan sulit
terlihat

Kepala Sekolah Wali Kelas Siswa

1. Wawancara
2. Observasi
3. Dokumentasi

Mendeskripsikan tentang bagaimana proses pelaksanaan gerakan literasi sekolah, faktor penghambat
gerakan literasi sekolah, dan faktor pendukung gerakan literasi sekolah pada kemampuan membaca
siswa kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan pendekatan penelitian kualitatif

deskriptif dengan didasarkan pada data-data yang diperoleh di lapangan untuk

kemudian dianalisis. Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif agar lebih memudahkan peneliti dalam menganalisis data dalam

berbagai nuansa sesuai bentuk aslinya seperti pada waktu dicatat atau

dikumpulkan. Moleong (2007:04) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif

adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan

lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode alamiah. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan

fenomena yang terjadi di lapangan. Penelitian ini akan mendeskripsikan tentang

pelaksanaan gerakan literasi sekolah pada kemampuan membaca siswa kelas IV di

MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif.

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Tempat atau lokasi merupakan sumber data yang dapat digunakan dalam

penelitian. Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas dapat

digali melalui tempat maupun lingkungannya. Dari lokasi atau tempat terjadinya

24
25

suatu peristiwa, secara kritis dapat ditarik simpulan yang berkaitan dengan

permasalahan penelitian. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di MI Raudlatul

Jannah Al Ma’arif, berlokasi di Desa Darek, Kecamatan Praya Barat Daya,

Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Alasan peneliti

memilih MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif karena madrasah tersebut merupakan

salah satu madrasah di Darek yang menjadi pilihan favorit para orang tua untuk

menyekolahkan anaknya terlihat dari banyaknya jumlah siswa pada sekolah

tersebut dibandingkan dengan sekolah lainnya yang ada di Darek dan pada

madrasah tersebut juga sudah melaksanakan program gerakan literasi sekolah

pada bulan Agustus lalu.

3.2.2 Sumber Data

Sebuah data tidak akan mungkin dapat diperoleh tanpa sumber data. Pada

penelitian yang dilakukan membutuhkan sumber data yang dapat memberikan

informasi untuk memudahkan pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini

adapun sumber data yang dapat digali untuk mendapatkan berbagai informasi

guna memperlancar penelitian, yaitu : pertama informan yakni kepala sekolah MI

Raudlatul Jannah Al Ma’arif, guru kelas IV di MI Raudlatu Jannah Al Ma’arif,

sumber data yang dapat diperoleh dari guru kelas IV adalah karakteristik siswa,

kondisi siswa dan juga evaluasi dalam pelaksanaan gerakan literasi sekolah, serta

bagaimana kendala yang dirasakan ketika pelaksanaan gerakan literasi sekolah

berlangsung, dan siswa dari kelas IV yang mudah diajak berkomunikasi. Siswa

memiliki peran penting dalam menjalankan serta menjaga semua hal terkait

gerakan literasi sekolah agar dapat terlaksana dengan baik.


26

3.3 Metode Pengumpulan Data

Berdasarkan berbagai jenis data yang dibutuhkan , dan ketersediaan

sumber data yang memungkinkan penggalian informasi di lapangan, maka peneliti

dapat menentukan teknik pengumpulan data yang tepat, sesuai dengan kondisi,

dan waktu yang tersedia serta pertimbangan lain demi efektifnya penelitian.

Sesuai dengan jenis pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif

deskriptif, maka metode pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai

berikut :

3.3.1 Observasi (Pengamatan)

Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian

kualitatif. Melalui observasi peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksikan

secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi subjek penelitian. Pada saat

melakukan penelitian, peneliti mengamati semua yang dilihat dan didengar pada

pelaksanaan gerakan literasi sekolah di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif. Semua

yang dilihat dan didengar selama observasi akan dicatat dan direkam dengan teliti

oleh peneliti, hal ini dapat memudahkan peneliti untuk menganalisis dan

melakukan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku individu atau

kelompok secara langsung, sehingga memperoleh gambaran yang luas tentang

masalah yang diteliti. Observasi ini dilakukan kepada guru kelas IV dan juga

siswa dari kelas IV. Data yang diperlukan yaitu tentang proses pelaksanaan

gerakan literasi sekolah, faktor penghambat serta faktor pendukung yang dihadapi
27

pada pelaksanaan gerakan literasi sekolah pada kemampuan membaca siswa kelas

IV di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif.

3.3.2 Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data tentang proses pelaksanaan

program gerakan literasi sekolah, faktor penghambat dalam melaksanakan

program gerakan literasi sekolah, dan faktor pendukung pelaksanaan program

gerakan literasi sekolah pada kemampuan membaca siswa kelas IV di MI

Raudlatul Jannah Al Ma’arif. Wawancara dilakukan dengan bantuan alat perekam

agar tidak ada jawaban yang terlewati dari sumber data.

3.3.3 Dokumentasi

Pada penelitian ini dokumentasi sangat diperlukan sebagai bukti nyata

dilakukannya penelitian. Dokumen-dokumen yang dikumpulkan guna

memperoleh data antara lain : dokumentasi proses kegiatan literasi, media-media

yang digunakan dalam pelaksanaan gerakan literasi sekolah, serta portofolio siswa

yang berasal dari kumpulan lembar kerja siswa selama pelaksanaan literasi.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian pada penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri,

namun untuk lebih memperjelas peneliti membutuhkan pedoman dalam

mengumpulkan sebuah data. Pedoman yang digunakan pada penelitian ini adalah

pedoman observasi dan pedoman wawancara.


28

3.4.1 Lembar pedoman observasi

Lembar pedoman observasi pada penelitian ini digunakan untuk

mengetahui proses pelaksanaan program gerakan literasi sekolah di MI Raudlatul

Jannah Al Ma’arif adapun kegiatan yang diamati merupakan kegiatan di dalam

kelas maupun di luar kelas. Berikut adalah lembar pedoman observasi yang akan

peneliti gunakan :

Tabel 3.1 Lembar Pedoman Observasi


No Komponen Observasi Keterangan
Ya Tidak
1. Diskusi untuk membahas buku yang dibaca

2. Siswa membaca dengan nyaring

3. Siswa memahami apa yang di baca

4. Ada siswa yang kesulitan membaca

5. Kegiatan literasi berjalan dengan kondusif

6. Siswa membawa buku untuk kegiatan literasi dari rumah

7. Tersedia media yang memadai untuk kegiatan literasi dari sekolah

8. Perpustakaan yang memadai untuk mendukung kegiatan literasi

3.4.2 Lembar kisi-kisi wawancara

Wawancara dilakukan secara bebas artinya peneliti dapat menanyakan apa

saja terhadap objek penelitian tetapi peneliti tetap mengingat data yang diperlukan

untuk penelitian. Adapun tabel kisi-kisi wawancara yang akan digunakan oleh

peneliti adalah sebagai berikut :


29

Tabel 3.2 Lembar Kisi-kisi Wawancara

No Aspek Indikator No butir Soal Jumlah Sasaran


1. Pelaksanaan 1. Gerakan literasi 1,2,3,4,5,6,7 7 Kepala
gerakan sekolah di MI sekolah
literasi Raudlatul
sekolah Jannah Al
Ma’arif

2. Suasana gerakan 1,2,3,4,5,6,7,8,9 9 Guru Kelas


literasi sekolah IV
di kelas IV

2. Faktor 1. fasilitas sekolah 8 1 Kepala


Pendukung dalam sekolah
gerakan mendukung
literasi pelaksanaan
sekolah di gerakan literasi
MI Raudlatul
Jannah Al
Ma’arif
3. Faktor 1. Masalah 9 1 Kepala
Penghambat pelaksanaan sekolah
gerakan gerakan literasi
literasi sekolah
sekolah di
MI Raudlatul 2. kesulitan guru 10 1 Guru Kelas
Jannah Al melaksanakan IV
Ma’arif gerakan literasi
sekolah
3. kesulitan siswa Guru Kelas
ketika 11 1 IV
melaksanakan
kegiatan literasi
membaca
30

3.4.3 Pedoman Dokumentasi

Pedoman dokumentasi digunakan peneliti untuk mempermudah peneliti

dan untuk dijadikan acuan dalam mengumpulkan data ataupun informasi terkait

dengan permasalahan dalam penelitian.

Tabel 3.3 Pedoman Dokumentasi


Aspek Deskriptor Item

1) Pelaksanaan gerakan Foto berbagai macam kegiatan yang 1

literasi sekolah pada ada selama pelaksanaan gerakan

kemampuan membaca literasi sekolah

siswa Foto media-media yang digunakan 1

dalam pelaksanaan gerakan literasi

sekolah

Foto portofolio siswa yang berasal 1

dari kumpulan lembar kerja siswa

selama pelaksanaan literasi.

jumlah yang diamati 3

3.5 Teknik Analisis Data

Data penelitian dikumpulkan dan dianalisis secara deskriptif kualitatif

untuk mencari dan menyusun data secara sistematis. Teknik analisis data yang
31

digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif (interactive model

analysis). Analisis ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu :

3.5.1 Reduksi data

Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan

abstraksi data dari fieldnote, Sutopo (2002:91). Pada tahap ini peneliti memilih

data, menggolongkan, dan membuang data yang tidak diperlukan. Kemudian men

gorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhirnya

dapat ditarik. Peneliti dalam hal ini mencatat dan merekam ujaran, sikap serta

pembicaraan antara guru dan siswa yang terjadi selama proses pelaksanaan

literasi.

3.5.2 Sajian data (display data)

Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam

bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan peneliti dapat dilakukan. Sajian ini

merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis. Sajian data

ini harus mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai

pertanyaan penelitian, sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai

kondisi yang rinci untuk menceritakan dan menjawab setiap permasalahan yang

ada.

3.5.3 Penarikan simpulan (verifikasi)

Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

memantapkan simpulan dari tampilan data agar benar-benar dapat


32

dipertanggungjawabkan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat. Kesimpulan

yang dikemukakan akan valid apabila didukung dengan bukti yang valid juga.

3.6 Uji Keabsahan Data

Menurut Subroto (1992:34), secara umum data harus memenuhi syarat

kesahihan (validitas) dan keajegan (reliabilitas). Data penelitian harus memiliki

tingkat kebenaran dan derajat kepercayaan. Pada bagian ini peneliti perlu

menguraikan tentang usahanya yang akan ditempuh untuk mendapatkan data yang

kredibilitas. Sebelum informasi yang dikumpulkan dapat digunakan sebagai data

penelitian, perlu diperiksa terlebih dahulu kredibilitasnya, agar dapat

dipertanggungjawabkan dan digunakan sebagai titik tolak dalam penarikan

kesimpulan.

Pada penelitian ini, peneliti menguji keabsahan data menggunakan

triangulasi. Triangulasi yang digunakan yaitu triangulasi teknik dan triangulasi

sumber. Pada pelaksanaannya peneliti menggunakan data yang berasal dari

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian peneliti cocokkan dengan

pengamatan yang peneliti lakukan selama penelitian untuk mengetahui bagaimana

pelaksanaan gerakan literasi sekolah pada kemampuan membaca di MI Raudlatul

Jannah Al Ma’arif, faktor penghambat dalam melaksanakan program gerakan

literasi sekolah di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif, faktor pendukung dalam

pelaksanaan program gerakan literasi sekolah di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang

telah disusun. Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian berdasarkan hasil

wawancara bersama guru kelas IV, kepala sekolah, observasi siswa, dan

dokumentasi dalam proses pelaksanaan program gerakan literasi sekolah pada

kemampuan membaca siswa kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif. Hasil

penelitian yang telah diteliti dengan menggunakan 3 instrumen, yakni instrumen

observasi, wawancara, dan dokumentasi.

4.1 Deskripsi Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sekolah MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif yang

beralamat di Desa Darek, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok

Tengah, Nusa Tenggara Barat. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian

ini adalah deskriptif kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah guru kelas IV,

kepala sekolah dan siswa kelas IV.

4.2 Paparan Data

Dalam penelitian ini data yang akan diperoleh adalah data tentang

pelaksanaan gerakan literasi sekolah kaitannya dengan kemampuan membaca di

kelas IV MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif. Adapun pelaksanaan gerakan literasi

sekolah yang dimaksud di sini adalah keterlaksanaan dan hambatannya. Sehingga

peneliti hanya akan mengambil data tentang keterlaksanaan gerakan literasi

sekolah pada kemampuan membaca yang sesuai dengan aturan pelaksanaan

33
34

gerakan literasi sekolah dan hambatan yang dialami selama pelaksanaan gerakan

literasi sekolah. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi selama

penelitian yang dilaksanakan di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif dari tanggal 22

Agustus sampai dengan 20 februari 2022, berikut disajikan paparan data hasil

penelitian. Paparan data ini sesuai dengan tujun penelitian yakni untuk

mendeskripsikan tentang bagaimana proses pelaksanaan gerakan literasi sekolah,

faktor penghambat dari pelaksanaan gerakan literasi sekolah, dan faktor

pendukung gerakan literasi sekolah pada kemampuan membaca siswa kelas IV di

MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif. Berikut adalah paparan hasil penelitian

4.2.1 Hasil Wawancara

4.2.1.1 Pelaksanaan gerakan literasi sekolah pada kemampuan membaca

Informasi terkait dengan pelaksanaan gerakan literasi sekolah terkait

dengan kemampuan membaca siswa kelas IV MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif

diperoleh dari wawancara dengan guru kelas IV dan kepala sekolah MI Raudlatul

Jannah Al Ma’arif, pada wawancara tersebut guru kelas IV mengungkapkan

bahwa pelaksanaan gerakan literasi sekolah di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif

mulai terlaksana secara rutin pada bulan agustus 2021 dan sesuai dengan ketiga

tahapan gerakan literasi sekolah yaitu tahap pembiasaan, tahap pengembangan

dan tahap pembelajaran, di MI Raudlatul Jannah telah melaksanakan tahap

pembiasaan pada bulan agustus sampai awal bulan september. Kegiatan pada

tahap pembiasaan yaitu membaca dalam hati buku non-pelajaran selama 15 menit

sebelum jam pelajaran dimulai, tahap pembiasaan ini bertujuan hanya untuk

kesenangan, melalui kesenangan itulah diharapkan bisa menumbuhkan minat


35

membaca siswa. sedangkan tahap pengembangan di laksanakan pada bulan

september sampai bulan februari. Sehingga pada saat ini gerakan literasi di MI

Raudlatul Jannah Al Ma’arif masih berada pada tahap pengembangan, yang di

mana dalam proses pelaksanaannya yaitu yang pertama membaca satu buku dalam

seminggu, berikut kegiatannya :

1. Siswa dan guru mendiskusikan jenis buku bacaan yang akan dibaca

2. Masing-masing siswa dibagikan 1 buku bacaan

3. Siswa diberi waktu membaca buku yang dibagikan mulai dari hari senin

sampai hari sabtu

Selanjutnya kegiatan kedua diberi nama minggu literasi, berikut kegiatannya:

1. Siswa berkumpul di dalam kelas pada hari minggu

2. Siswa diminta untuk menceritakan kembali isi bacaan terhadap apa yang ia

baca di buku yang telah dibagikan selama satu minggu

3. Siswa diminta untuk menuliskan kembali isi cerita yang telah dibaca

dengan menggunakan bahasanya sendiri, selama kegiatan menulis ulang

isi bacaan, kegiatan tersebut berlangsung dengan diiringi alunan musik

anak yang ceria.

4. Setelah menuliskan cerita, siswa menempelkan hasilnya ke pohon literasi

5. Siswa dan guru berdiskusi terkait buku bacaan


36

Beikut paparan dari informan :

Gambar 4.1 Hasil wawancara guru kelas IV, Senin 14 Februari 2022 pukul 08.32 WITA

Selanjutnya, kepala sekolah MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif yang

mengatakan bahwa gerakan literasi sekolah memang betul dilaksanakan pada

tahun 2021 sejak pertengahann agustus, di mana diciptakan visi/misi sekolah

terkait kegiatan gerakan literasi sekolah yaitu untuk menciptakan generasi gemar

membaca, kegiatannya berupa satu minggu satu buku untuk masing-masing siswa,

kegiatan ini baru terlaksana pada beberapa kelas saja terutama di kelas IV. Hal ini

belum merata terlaksana karena beberapa halangan dari wali kelas masing-masing

dalam mengatur cara atau posisi pembelajaran yang menyenangkan serta sesuai
37

dengan kondisi siswa, sehingga kegiatan tersebut tidak terlaksana secara merata di

setiap kelas. berikut paparan dari informan :

Gambar 4.2 Wawancara kepala sekolah, Senin 14 Februari 2022 pukul 09.25 WITA

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti bersama dengan

guru kelas IV dan kepala sekolah MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif pada hari senin

14 Februari 2022 jam 08.27 sampai selesai, dapat diketahui bahwa dalam

pelaksanaan gerakan literasi sekolah di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif berada

pada tahap pengembangan. Hal ini bisa dilihat dari tujuan dan kegiatan yang

dilaksanakan selama gerakan literasi berlangsung di MI. Adapun kegiatannya

adalah minggu literasi, pada kegiatan ini masing-masing siswa diberikan satu

buku untuk dibaca secara berulang selama satu minggu, baik dibaca di sekolah
38

maupun di rumah. Kemudian setiap hari minggu para siswa diminta untuk

membacakan atau menceritakan kembali isi bacaannya dan disimak oleh guru.

Setelah itu siswa diminta untuk menuliskan rangkuman dari isi bacaan tersebut,

hal ini melatih siswa dalam mengembangkan kemampuanya untuk memahami isi

bacaan. Berikut dokumentasi dari kegiatan minggu literasi :

Gambar 4.3 a) menulis kembali isi bacaan; b) menempelkan hasil dipohon literasi

Berdasarkan hal tersebut sesuai dengan tujuan dari tahap pengembangan

dalam gerakan literasi sekolah yakni untuk mengembangkan kemampuan

memahami isi bacaan dan mengaitkan dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis,

dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan membaca

satu minggu satu buku. Pada tahap pengembangan ada tagiahan non-akademik

yaitu menceritakan kembali isi bacaan yang dilaksanakan setiap hari minggu.

Serta rangkuman isi bacaan yang dibuat sendiri oleh siswa dengan menggunakan

bahasa sendiri dan ditempel di pohon literasi yang berada di kelas IV.
39

4.2.1.2 Faktor pendukung dari pelaksanaan gerakan literasi sekolah pada

kemampuan membaca

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap kepala sekolah di

MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif, mengatakan bahwa fasilitas yang disediakan di

sekolah adalah beragam buku bacaan yang menggunakan gambar, di mana buku

bacaan ini dibagikan kepada para siswa untuk keperluan kegiatan minggu literasi

yaitu satu buku satu minggu. Selain itu buku-buku ini juga dimanfaatkan dalam

sudut baca yang telah dibuat di kelas IV. Selain buku, sekolah juga menyediakan

akses internet untuk membantu para guru dalam mengembangkan media dan

mencari buku bacaan ketika kegiatan literasi berlangsung. berikut paparan dari

informan.

Gambar 4.4 Wawancara kepala sekolah, Senin 14 Februari 2022 pukul 10.00 WITA).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti bersama dengan

kepala sekolah MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif pada hari senin 14 Februari 2022

jam 10.00 sampai selesai, dapat diketahui bahwa fasilitas yang disediakan sekolah

dalam mendukung pelaksanaan gerakan literasi pada kemampuan membaca

berupa buku-buku bacaan keluaran terbaru, sudut baca di kelas IV, dan akses

internet. Terutama dengan adanya sudut baca di kelas sangat membantu mengisi
40

waktu luang siswa dengan membaca buku-buku yang tersedia di sudut baca

tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan gerakan literasi

sekolah tidak hanya kemauan dari guru atau siswa yang dapat menunjang

terlaksananya setiap kegiatan dalam gerakan literasi sekolah, namun diperlukan

juga fasilitas yang mendukung proses pelaksanaan gerakan literasi sekolah agar

program gerakan literasi sekolah terlaksana dengan lancar, selain itu dengan

adanya dukungan fasilitas mampu meminimalisir terjadinya hambatan dalam

proses pelaksanaan gerakan literasi sekolah.

4.2.1.3 Faktor penghambat gerakan literasi sekolah pada kemampuan

membaca

Selain faktor pendukung, dalam pelaksanaan gerakan literasi sekolah pada

kemampuan membaca tentu terdapat beberapa hambatan yang sering terjadi.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap guru kelas IV dan

kepala sekolah MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif ditemukan kendala yang dihadapi

oleh guru dalam melaksanakan gerakan literasi sekolah pada tahap

pengembangan. Guru kelas IV mengaku kadang kesulitan dalam melaksanakan

kegiatan membuat koneksi dengan pengalaman teks lain. Strategi pembalajaran

adalah kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru maupun siswa agar

tercapainya pembelajaran yang efektif dan efisien. Menurut ibu Nuraini guru kelas

IV bahwa tugas dan tanggung jawab guru adalah mengatur cara atau posisi

pembelajaran yang menyenangkan serta sesuai dengan kondisi siswa. Sehingga

dalam melaksanakan kegiatan membuat koneksi dengan pengalaman teks lain

tidak terlaksana. Berikut paparan dari informan.


41

Gambar 4.5 Wawancara guru kelas IV, Selasa 15 Februari 2022 pukul 09.00 WITA

Diperkuat oleh hasil wawancara dengan kepala sekolah di MI Raudlatul

Jannah Al Ma’arif yang mengatakan bahwa perpustakaan sebagai tempat atau

sumber belajar di MI sudah tidak layak untuk digunakan sehingga para guru harus

menyediakan berbagai buku atau karya bergambar secara pribadi.

Gambar 4.6 Wawancara kepala sekolah MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif, Selasa 15


Februari 2022 pukul 09.20 WITA

Berdasarkan data hasil wawancara guru kelas IV dan kepala sekolah dapat

disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan gerakan literasi sekolah guru kesulitan

dalam menyediakan buku karya bergambar dikarenakan dalam pelaksanaan

kegiatan gerakan literasi sekolah memerlukan buku yang cukup banyak, dengan
42

kondisi perpustakaan yang kurang layak dipakai menyebabkan guru harus

melakukan pengadaan buku karya bergambar secara pribadi, dan untuk mencari

dan mengumpulkan buku tersebut harus dengan teliti agar sesuai dengan kondisi

para siswa di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif. Faktor penghambatan lainnya

terdapat pada siswa, di mana siswa yang belum lancar membaca sangat susah

untuk diatur dan guru memerlukan strategi mengajar yang efektif untuk

mendampingi kelompok siswa yang belum lancar membaca, sehingga guru

seringkali merasa kesulitan dalam melakukan pendampingan siswa yang belum

bisa membaca dengan lancar.

4.2.2 Hasil Observasi Siswa

Observasi dilakukan saat pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas

bersama dengan guru. Hal ini dilakukan untuk mengetahui proses pelaksanaan

program gerakan literasi sekolah di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif adapun

kegiatan yang diamati merupakan kegiatan yang berkaitan dengan kemampuan

membaca siswa di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif baik kegiatan di dalam kelas

maupun di luar kelas. Berdasarkan hasil observasi yang didapatkan yaitu tentang

proses pelaksanaan gerakan literasi sekolah pada kemampuan membaca siswa

kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif sudah berjalan dengan lancar dan

kondusif. Agar data di atas dapat dipercaya peneliti telah menyediakan transkip

hasil observasi siswa kelas IV MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif. Berikut

merupakan transkip hasil observasi siswa kelas IV MI Raudlatul Jannah Al

Ma’arif :
43

Tabel 4.1 Transkip hasil observasi siswa kelas IV MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif

No Komponen Observasi Keterangan


Ya Tidak

1. Diskusi untuk membahas buku yang dibaca 10 5

2. Siswa membaca dengan nyaring 12 3

3. Siswa memahami apa yang di baca 13 2

4. Ada siswa yang kesulitan membaca 2 13

5. Kegiatan literasi berjalan dengan kondusif 8 7

6. Siswa membawa buku untuk kegiatan literasi dari rumah 5 10

7. Tersedia media yang memadai untuk kegiatan literasi dari sekolah 15 0

8. Perpustakaan yang memadai untuk mendukung kegiatan literasi 1 14

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti pada siswa kelas

IV di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif dengan beberapa pernyataan yang

digunakan dapat dilihat dari hasil tabel dikatakan bahwa dari 15 orang siswa yang

diobservasi, siswa yang aktif melakukan diskusi untuk membahas buku yang

dibaca terdiri dari 10 orang siswa sedangkan 5 orang siswa lainnya tidak

melakukan diskusi secara aktif untuk membahas buku yang akan dibaca. Peneliti

menanyakan alasan kenapa siswa tidak mau melakukan diskusi, jawabannya pun

berbeda-beda. “saya tidak ikut diskusi ibu guru karena malu” alasan siswa 1.

“saya lebih suka langsung baca buk daripada diskusi dulu kelamaan” Kata siswa

2. “saya malas diskusi ibu guru karena rasanya sama aja lebih baik langsung

baca buku yang saya suka” kata siswa 3. “kalau diskusi terus saya bosan buk”

kata siswa 4. Dari berbagai alasan di atas dapat diketahui bahwa siswa yang tidak

suka membaca memiliki alasan yang berbeda-beda, alasan terbesarnya


44

dikarenakan tidak adanya strategi baru yang menyenangkan dari guru dalam

proses berdiskusi untuk membahas buku yang akan dibaca, sehingga siswa

cenderung merasa bosan ketika melakukan proses diskusi dan memilih untuk

bebas membaca apa saja yang mereka mau. Dari hasil observsi tentang siswa yang

membaca dengan nyaring, terdapat 12 siswa yang membaca dengan nyaring

sedangkan 3 siswa lainnya tidak. Hal ini dapat diketahui saat peneliti melakukan

observasi ada siswa yang ketika membaca bersama siswa tersebut diam karena

belum lancar membaca, masih kesulitan mengenal beberapa huruf, dan ada yang

masih mengeja ketika membaca.

Berdasarkan hasil observasi tentang pemahaman siswa terkait apa yang

dibaca, diketahui bahwa ada 13 siswa yang sudah paham terhadap isi bacaan yang

mereka baca. Hal ini dapat peneliti ketahui pada saat siswa tersebut ditanya

langsung oleh guru tentang buku yang dibaca dan mereka bisa menjelaskannya

menggunakan bahasa mereka sendiri. Sedangkan 2 orang siswa di antaranya tidak

mampu memahami isi bacaan, penyebabnya adalah karena siswa tersebut belum

bisa membaca lancar dan satu siswa masih kesulitan mengenal huruf sehingga

tidak bisa memahami bacaan tersebut tanpa bimbingan khusus dari guru.

Selanjutnya saat peneliti mengobservasi apakah ada siswa yang kesulitan

membaca peneliti menemukan 2 orang siswa yang mengalami kesulitan dalam

membaca, setelah diobservasi dengan cara menanyakan alasan mereka kesulitan

membaca jawaban dari seorang siswa adalah karena mereka tidak mendapatkan

bimbingan dari orang tua ketika mereka berada di rumah, sehingga mereka lebih

memilih untuk bermain daripada belajar membaca. Alasan lainnya siswa kesulitan
45

membaca karena tidak sering dibiasakan untuk berlatih membaca dan hanya

sempat membaca jika berada di sekolah saja. Sedangkan 13 orang siswa lainnya

sudah lancar membaca dan tidak mengalami kesulitan dalam membaca.

Berdasarkan hasil observasi tentang kondusifitas selama kegiatan literasi

berlangsung, terdapat 8 siswa yang mengatakan selama proses literasi selalu

berjalan dengan kondusif, dan ada 7 siswa yang menyatakan kegiatan literasi tidak

berjalan secara kondusif. Selanjutnya observasi tentang banyaknya siswa yang

membawa buku untuk kegiatan literasi dari rumah, di sini peneliti menemukan

ada 5 siswa yang membawa buku dari rumah untuk kegiatan literasi dan 10 siswa

lainnya tidak membawa buku dari rumah untuk kegiatan literasi, adapun jika

kegiatan literasi dimulai mereka menunggu dibagikan buku oleh guru untuk

mereka baca, jika tidak dibagikan maka mereka tidak membaca. Observasi

selanjutnya tentang ketersediaan media yang memadai untuk kegiatan literasi di

sekolah, ditemukan semua siswa menyatakan bahwa mereka merasakan adanya

ketersediaan media yang memadai untuk kegiatan literasi dari sekolah. Terakhir

observasi tentang kondisi perpustakaan yang memadai untuk mendukung kegiatan

literasi di sekolah, di sini peneliti menemukan ada 1 siswa yang menyatakan

bahwa perpustakaan di sekolah itu sudah memadai, setelah peneliti mengobservasi

dengan menanyakan alasan dari siswa tersebut jawabannya “saya sering ke

perpustakaan sendiri buk, pas perpustakaan ditutup saya masuk lewat jendela

yang rusak, disana ada banyak buku bu guru tapi kotor”. Sedangkan 14 siswa

lainnya menyatakan perpustakaan yang tersedia tidak memadai untuk mendukung


46

kegiatan literasi, alasan dari kebanyakan siswa dikarenakan mereka tidak pernah

masuk lagi ke perpustakaan semenjak perpustakaan tersebut rusak dan dikunci.

Berdasarkan hasil observasi siswa di atas peneliti dapat menganalisis

bahwa proses pelaksanaan gerakan literasi sekolah di MI Raudlatul Jannah Al

Ma’arif sudah berjalan secara kondusif terutama dalam kegiatan satu buku satu

minggu dan kegiatan minggu literasi telah dilaksankan secara rutin di kelas IV,

dan telah didukung oleh beberapa fasilitas yang disediakan dari sekolah berupa

buku cerita bergambar dan sudut baca di kelas IV, serta media-media yang

mendukung kegiatan literasi di kelas IV sehingga dengan adanya fasilitas tersebut

ditemukan banyak siswa yang sudah mampu membaca dan hanya sedikit siswa

yang tidak lancar membaca, namun selain faktor pendukung, dalam pelaksanaan

gerakan literasi sekolah di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif juga terdapat beberapa

hambatan yang dihadapi guru kelas IV yaitu kesulitan dalam menemukan cara

untuk mendampingi siswa yang masih belum bisa dan kurang lancar membaca.

Faktor penghambat lainnya juga dikarenakan di MI tersebut perpustakaannya saat

ini dalam kondisi rusak sehingga menjadi kendala untuk kegiatan literasi.
BAB V

PEMBAHASAN

Peneliti menganalisis data hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi

berupa kegiatan serta suasana dalam pelaksanaan gerakan literasi sekolah, faktor

pendukung dan penghambat gerakan literasi sekolah pada kemampuan membaca

di kelas IV MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif sehingga ditemukan gambaran

mengenai pelaksanaan program gerakan literasi sekolah pada kemampuan

membaca siswa kelas IV sebagai berikut.

5.4 Proses Pelaksanaan Program Gerakan Literasi Sekolah Pada Kemampuan

Membaca Siswa Kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif

Berikut ini pembahasan hasil penelitian terkait proses pelaksanaan gerakan

literasi sekolah pada kemampuan membaca siswa kelas IV di MI Raudlatul

Jannah Al Ma’arif. Gerakan literasi sekolah di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif

dilaksanakan pada tahun 2021 sejak pertengahann agustus, visi/misi sekolah

terkait kegiatan gerakan literasi sekolah yaitu untuk menciptakan generasi gemar

membaca, terdapat sudut baca di kelas IV yang dibuat oleh guru bersama siswa

kelas IV. Sudut baca kelas merupakan bagian dari pojok kelas yang dilengkapi

fasilitas berupa koleksi bahan bacaan yang ditata secara menarik dengan tujuan

dapat menarik minat baca siswa Faizah (2016:03). Sudut baca kelas merupakan

salah satu sarana untuk mendukung pelaksanaan literasi sekolah. Sesuai buku

panduan gerakan literasi sekolah halaman 24 tentang ketersedian sudut baca kelas,

seyogyanya sudut baca kelas tersedia. fakta di lapangan menunjukkan hal yang

47
48

sama. Pada penelitian ini ditemukan fakta bahwa kelas IV sudah memiliki sudut

baca. Berdasarkan fakta tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan

literasi di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif telah terlaksana sesuai buku panduan

gerakan literasi sekolah. Sekolah ini sudah berupaya untuk melaksanakan gerakan

literasi sekolah sebagai salah satu program yang digagas pemerintahan.

Gerakan literasi di sekolah dasar dilaksanakan secara bertahap dengan

mempertimbangkan kesiapan masing-masing sekolah. Kesiapan ini mencakup

kesiapan kapasitas fisik sekolah (ketersedian fasilitas, sarana, prasarana literasi),

kesiapan warga sekolah, dan kesiapan sistem pendukung lainnya (partisipasi

publik, dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan relevan). Faizah

(2016:05) memaparkan tahapan pelaksanaan gerakan literasi di sekolah yaitu:

a. Tahap pembiasaan melalui penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15

menit membaca (Permendikbud No. 23 Tahun 2015).

b. Tahap pengembangan dengan cara meningkatkan kemampuan literasi

melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan.

c. Tahap pembelajaran dengan cara meningkatkan kemampuan literasi di

semua mata pelajaran menggunakan buku pengayaan dan strategi

membaca di semua mata pelajaran.

Berdasarkan paparan di atas tentang tahapan gerakana literasi sekolah

adapun pelaksanaan gerakan literasi sekolah di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif

berada pada tahap pengembangan. Kegiatan dalam melaksanakan gerakan literasi

di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif berupa kegiatan minggu literasi, pada kegiatan


49

ini masing-masing siswa diberikan satu buku untuk dibaca secara berulang selama

satu minggu, baik dibaca di sekolah maupun di rumah. Kemudian setiap hari

minggu para siswa diminta untuk membacakan atau menceritakan kembali isi

bacaannya dan disimak oleh guru. Setelah itu siswa diminta untuk menuliskan

rangkuman dari isi bacaan tersebut, hal ini melatih siswa dalam mengembangkan

kemampuanya untuk memahami isi bacaan, yang selanjutnya hasilnya tersebut

ditempelkan pada pohon literasi yang ada di dalam kelas. Berdasarkan paparan di

atas, hal ini sejalan dengan Faizah (2016:27) yang menyatakan bahwa di mana

tahapan pengembangan ini lebih bertujuan untuk mempertahankan minat baca dan

meningkatkan kelancaran serta pemahaman membaca siswa melalui tagihan non-

akademik. Pada kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif ini tagihan non-

akademiknya berupa setoran bacaan yang dilaksanakan setiap hari minggu

dinamakan kegiatan minggu literasi. Serta rangkuman isi bacaan yang dibuat

sendiri oleh siswa dengan menggunakan bahasa sendiri dan ditempel di pohon

literasi yang berada di kelas IV.

Pelaksanaan gerakan literasi sekolah di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif

masih berada pada tahap pengembangan. Sehingga pada tahap pengembangan ini

perlu didukung oleh fasilitas membaca yang lebih memadai seperti ruang

perpustakaan yang nyaman, koleksi buku yang variatif, dan jumlah bacaan yang

banyak. Sesuai buku panduan gerakan literasi sekolah, perpustakaan sekolah

berfungsi sebagai pusat pengelolaan pengetahuan dan sumber belajar,

perpustakaan dapat dikelola oleh tim perpustakaan yang terlatih dalam

pengelolaan bahan literasi, dan sebaiknya perpustakaan dilengkapi sistem dan


50

aplikasi untuk mencatat pengunjung, aktivitas membaca, dan sarana literasi lain

Faizah (2016:19). Perpustakaan yang baik merupakan perpustakaan yang

memenuhi delapan standar nasional perpustakaan berdasarkan UU No. 43 tahun

2007 tentang perpustakaan, meliputi standar koleksi perpustakaan, standar

pelayanan perpustakaan, standar sarana dan prasarana, standar penyelenggaraan,

standar tenaga perpustakaan, dan standar pengelolaan perpustakaan.

Berdasarkan hasil pemaparan guru dan kepala sekolah di atas, peneliti

dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan literasi di MI Raudlatul Jannah Al

Ma’arif sudah cukup terlaksana sesuai buku panduan gerakan literasi sekolah.

Sekolah ini sudah berupaya untuk melaksanakan gerakan literasi sekolah sebagai

salah satu program yang digagas pemerintahan. Hal ini dilihat dari adanya

kegiatan gerakan literasi sekolah yang sesuai dengan tahapan yang dijalankan

pada MI tersebut yakni kegiatan satu minggu satu buku yang melatih kemampuan

membaca siswa. Kegiatan ini didukung dengan adanya sudut baca di dalam kelas

IV sehingga menunjang siswa dalam megembangkan kemampuan membacanya

dengan memanfaatkan sudut baca di dalam kelas IV.

5.5 Faktor Penghambat Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah Pada

Kemampuan Membaca Siswa kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif

Faktor penghambat pelaksanaan gerakan literasi sekolah di MI Raudlatul

Jannah Al Ma’arif pada kemampuan membaca siswa kelas IV yang pertama

adalah kesulitan dalam menyediakan buku cerita bergambar dan buku karya

bergambar, sementara tugas guru tidak hanya menyediakan buku saja. Hal

tersebut menjadi salah satu faktor penghambat yang dirasakan oleh ibu Nuraini
51

selaku guru kelas IV dalam melaksanakan gerakan literasi sekolah pada

kemampuan membaca. Berdasarkan indikator pada tahap pelaksanaan gerakan

literasi adalah tersedianya buku cerita dan karya bergambar Faizah (2016:06).

Faktor kedua, kondisi perpustakaan yang kurang luas dan rusak sehingga

tidak layak pakai. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Naibaho

(2007:1-8), faktor eksternal yang sering kali disorot berpengaruh terhadap

perkembangan minat dan kebiasaan membaca seseorang adalah lingkungan

keluarga dan lingkungan pendidikan, dalam hal ini guru dan perpustakaan.

perpustakaan selalu menjadi fokus sentral dalam hal akses bahan bacaan karena

masyarakat menaruh harapan besar pada lembaga ini untuk menyediakan

informasi yang mereka butuhkan. Berkaitan dengan keadaaan perpustakaan yang

tidak luas, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2019:59)

salah satu faktor kurangnya penggunaan perpustakaan adalah lingkungan yang

kurang luas dan nyaman. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya persiapan dalam

melaksanakan kegiatan literasi di lingkungan perpustakaan dan tidak termasuk

dalam rancangan pembangunan sebelumnya.

Faktor penghambat lainnya terdapat pada siswa dan guru, di mana siswa

yang belum lancar membaca sangat sulit untuk diatur dan guru memerlukan

strategi mengajar yang efektif untuk mendampingi kelompok siswa yang belum

lancar membaca, sehingga guru seringkali merasa kesulitan dalam melakukan

pendampingan siswa yang belum bisa membaca dengan lancar. Guru dalam hal

ini perlu memahami beberapa komponen dalam gerakan literasi sekolah agar tidak

mengalami kesulitan dalam mendampingi siswa pada pelaksanaan literasi. Namun


52

fakta lapangan menunjukkan guru masih kurang paham beberapa komponen

dalam gerakan literasi sekolah. Kurang pahamnya guru terhadap komponen atau

tahapan pelaksanaan gerakan literasi sekolah menyebabkan guru kesulitan untuk

melaksanakannya.

Faktor yang terakhir berkaitan dengan siswa yang susah diatur dan

diarahkan. Faktor ini menjadi salah satu faktor tidak terlaksananya kegiatan

literasi pada kemampuan membaca. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Kurniawati (2019:59) bahwa siswa menjadi salah satu faktor penghambat dalam

kegiatan membaca yang dilaksanakan oleh guru karena siswa menjadi sasaran

dalam kegiatan literasi menjadikan siswa susah untuk diatur dan diarahkan. Hal

tersebut disebabkan oleh faktor internal yang sangat mempengaruhi rendahnya

minat baca peserta didik adalah usia yang kurang menguntungkan. Perkembangan

jiwa pada masa ini dipengaruhi oleh faktor pembawaan internal dan faktor

eksternal yaitu pendidikan dan pengalaman interaksi siswa dengan lingkungan

Syah (2010:10)

Berdasarkan paparan dari guru kelas IV dan kepala sekolah di atas dapat

disimpulkan bahwa selain faktor internal dan eksternal dalam pelaksanaan

gerakan literasi sekolah pada kemampuan membaca ditemukan beberapa faktor

penyebab lainnya. Yakni faktor penyebabnya adalah bahwa guru masih kurang

memahami terkait dengan pelaksanaan gerakan literasi sekolah khusunya pada

tahap pengembangan, hal ini menyebabkan guru kurang maksimal bahkan

kesulitan dalam melaksanakan tahapan pengembangan gerakan literasi sekolah

pada kemampuan membaca. selain itu dilihat dari kondisi perpustakaan yang tidak
53

mendapatkan perhatian untuk diperbaiki menjadi penghambat kegiatan gerakan

literasi dalam melaksanakannya.

5.6 Faktor Pendukung Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah Pada

Kemampuan Membaca Siswa Kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif

Faktor pendukung pelaksanaan gerakan literasi sekolah di MI Raudlatul

Jannah Al Ma’arif pada kemampuan membaca siswa kelas IV yang pertama

adalah, ketersediaan buku bacaan yang memadai. Ketersediaan buku bacaan yang

cukup memadai adalah salah satu pendukung dalam menerapkan minat dan

budaya membaca. Karena jika siswa menemukan buku bacaan yang sesuai,

sehingga siswa akan tertarik untuk membaca buku. Buku bacaan atau sumber

bacaan merupakan hal penting bagi lancarnya pelaksanaan gerakan literasi

sekolah pada kemampuan membaca, sehingga buku bacaan harus memadai Akbar

(2017:42-52).

Faktor kedua, tersedianya sudut baca di kelas IV. Karena kondisi ruang

kelas yang cukup luas sehingga untuk pembuatan sudut baca di kelas dapat

terwujud. Penerapan gerakan literasi sekolah mempunyai batasan dalam

pelaksanannya. Menurut Faizah (2016:03) bahwa salah satu ruang lingkup

ketercapaian dalam pelaksanaan gerakan literasi sekolah adalah lingkungan fisik

(sarana dan prasarana literasi). Berdasarkan Permendikbud tahun (2016) sarana

dan prasarana menjadi salah satu faktor pendukung terlaksananya gerakan literasi

sekolah dikarenakan hal tersebut menjadi salah satu faktor penunjang penerapan

gerakan literasi sekolah khusunya pada kemampuan membaca siswa.


54

Faktor selanjutnya, tersedianya akses internet di sekolah. Akses internet

dimanfaatkan guru sebagai wadah untuk mengeksplor berbagai macam jenis buku

bacaan non cetak untuk selanjutnya di cetak, hal ini dilakukan karena kurangnya

pemanfaatan perpustakanan di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2019:59) guru merasa kesulitan dalam

memanfaatkan perpustakaan yang demikian adanya sehingga melibatkan sumber

internet dan diri sendiri untuk menyediakan berbagai jenis buku bacaan. sehingga

mengharuskan para guru untuk mencari sendiri buku bacaan dari internet untuk

kemudian dicetak dan ditaruh di sudut baca kelas.

Berdasarkan hasil pemaparan guru dan kepala sekolah di atas dapat

disimpulkan bahwa, selain faktor penghambat ada beberapa faktor pendukung

yang menunjang keberhasilan dalam pelaksanaan gerakan literasi sekolah pada

kemampuan membaca. Faktor-faktor tersebut jika dilihat dari pemaparan di atas

dapat disimpulkan tenaga guru memegang peranan penting dalam mewujudkan

keberhasilan pelaksanaan gerakan literasi sekolah, di mana guru dituntut untuk

berusaha menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan dalam melaksanakan

kegiatan litersai pada kemampuan membaca, di sini guru secara mandiri mencari

dan menyediakan buku bacaan yang cukup memadai. Dengan adanya akses

internet memudahkan guru untuk mengeksplorasi berbagai jenis buku bacaan

untuk siswa dan dapat menyediakan berbagai jenis buku di sudut baca kelas,

sehingga mendukung keberhasilan pelaksanaan gerakan literasi sekolah pada

kemampuan membaca siswa kelas IV.


BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.3 Simpulan

Berdasarkan penelitian terkait pelaksanaan program gerakan literasi

sekolah pada kemampuan membaca siswa kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al

Ma’arif Darek Kecamatan Praya Barat Daya diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

1. Pelaksanaan program gerakan literasi sekolah pada kemampuan membaca siswa

kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif berada pada tahap pengembangan.

Kegiatannya pada pelaksanaan gerakan literasi sekolah pada kemampuan

membaca siswa kelas IV di MI adalah sebagai berikut. a). Satu buku satu minggu.

b). Kegiatan minggu literasi.

2. Faktor penghambat pelaksanaan program gerakan literasi sekolah pada

kemampuan membaca siswa kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif adalah

sebagai berikut: a) Guru kesulitan dalam menyediakan buku cerita bergambar dan

buku karya bergambar, b) Kondisi perpustakaan yang kurang luas dan rusak

sehingga tidak layak pakai, c) Guru masih kurang memahami beberapa komponen

dalam gerakan literasi sekolah, d) faktor penghambat yang terakhir terdapat pada

siswa, di mana terdapat beberapa siswa yang susah diatur dan diarahkan selama

pelaksanaan gerakan literasi berlangsung.

3. Faktor pendukung pelaksanaan program gerakan literasi sekolah pada kemampuan

membaca siswa kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif adalah sebagai

berikut: a) Ketersediaan buku bacaan yang memadai, meskipun dalam pengadaan

55
56

buku cerita guru mengalami kesulitan, namun buku cerita tetap tersedia dengan

jumlah yang cukup, b) Ruang kelas yang cukup luas shingga tersedianya sudut

baca di dalam kelas. c) Tersedianya akses internet di sekolah. Akses internet

dimanfaatkan guru sebagai wadah untuk mengeksplor berbagai macam jenis buku

bacaan.

6.4 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat memberikan saran terkait

pelaksanaan gerakan literasi sekolah pada kemampuan membaca siswa kelas IV di

MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif sebagai berikut :

1. Guru harus lebih berusaha untuk aktif mencari informasi terkait komponen

tahapan dalam pelaksanaan gerakan literasi skeolah yang diberikan oleh

pemerintah, sehingga guru nantinya lebih mudah melaksanakan kegiatan-kegiatan

yang ada pada tahap pembelajaran pada gerakan literasi sekolah. Dan mampu

menghadapi berbagai hambatan yang sering terjadi selama pelaksanaan gerakan

literasi sekolah berlangsung.

2. Dari pihak sekolah harus lebih memperhatikan kondisi lingkungan sekolah

terlebih dahulu, seperti keadaan perpustakaan sehingga pelaksanaan gerakan

literasi sekolah dapat berjalan sesuai dengan buku panduan gerakan literasi

sekolah.

3. Pihak sekolah sebaiknya mengadakan kerjasama dengan para orangtua siswa

untuk keberlangsungan pelaksanaan gerakan literasi sekolah pada kemampuan

membaca siswa, misal mengajak para orangtua untuk donasi buku bacaan agar

guru tidak terlalu kewalahan dalam penyediaan buku cerita secara pribadi.
57

4. Pemerintah harus lebih mempersiapkan secara matang sebelum melaksanakan

kegiatan gerakan literasi sekolah. Dalam hal ini, pemerintah harus lebih gencar

mengadakan sosialisasi dan pelatihan pada pihak-pihak terkait, terutama tenaga

pendidik dan tenaga kependidikan.

5. Bagi peneliti selanjutnya yang akan menganalisis pelaksanaan gerakan literasi

sekolah pada kemampuan membaca diharapkan untuk mengkaji lebih banyak

sumber maupun referensi yang terkait dengan pelaksanaan gerakan literasi

sekolah pada kemampuan membaca agar hasil penelitiannya dapat lebih baik dan

lebih lengkap lagi.


58

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2017). Pembelajaran Literasi Strategi Meningkatkan Kemampuan


Literasi Matematika, Sains, Membaca, dan Menulis. Jakarta: Bumi
Aksara.

Ahmadi, F., & Ibda, H. (2018). Media literasi sekolah: Teori dan praktik. CV.
Pilar Nusantara.

Akbar, A. (2017). Membudayakan literasi dengan program 6M di sekolah dasar.


Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 3 (1), 42-52.

Faizah, Dewi Utami dkk. (2016). Panduan Gerakan Literasi Sekolah Di Sekolah
Dasar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan.

Hidayat, M. H & Basuki, I. A (2018). Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar.


Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, Vol. 3, No. 6,
Hal : 810 817http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/11213/50
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2016. Desain Induk Gerakan
Literasi Sekolah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI

Kurniawati, E. (2019). Analisis Pelaksanaan Kegiatan Literasi Sekolah Dalam


Kegiatan Literasi Membaca Pada Peserta Didik Kelas II SD
Muhammadiyah 9 Malang (Doctoral dissertation, University of
Muhammadiyah Malang). https://eprints.umm.ac.id/54938/

Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya Offset.

Muhsyanur. (2014). Membaca :Suatu Keterampilan Berbahasa Reseptif.


Yogyakarta: BUGINESE ART

Mujiyanto, Yant. dkk. (2000). Puspa Ragam Bahasa Indonesia. Surakarta : UNS
Pustaka Utama
59

Mulyo, T. (2017). Aktualisasi kurikulum 2013 di sekolah dasar melalui gerakan


literais sekolah untuk menyiapkan generasi unggul dan berbudi pekerti.
In Prosiding Seminar Nasional. pp. 18-28.
http://eprints.umk.ac.id/7379/6/3_Mulyo_Teguh.pdf

Naibaho, K., (2007). Menciptakan Generasi Literat Melalui Perpustakaan. Visi


Pustaka,Vol. 9, No. 3, Hal: 1-8.http://eprints.rclis.org/12549/1/Menciptaka
n_Generasi_Literat_Melalui_Perpustakaan.pdf

Niwati, N. (2020). Implementasi Gerakan Literasi Sekolah dalam Meningkatkan


Kemampuan Membaca dan Menulis Di MI Nurul Huda Bondowoso Tahun
Pelajaran 2019/2020 (Doctoral dissertation, Institut Agama Islam Negeri
Jember). http://digilib.iain-jember.ac.id/1393/

Nurhadi. (2010). Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca?. Bandung:


Sinar Baru Algensindo

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 23 Tahun 2015 tentang


Penumbuhan Budi Pekerti

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan

Pohan, Albert Efendi. (2020). Gerakan Literasi Nasional : Literacy Goes To


School. Pasuruan, Jawa Timur: CV. Penerbit Qiara Media.

Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi


Aksara

Runikasari, S. (2008). Membaca dengan Bantuan Phonemic


Awarenes. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suharsimi, Arikunto (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta : PT Rieneka Cipta, 2006
60

Subroto, D. E., & Kunardi, H. (1992). Pengantar Metoda Penelitian Linguistik


Struktural. Sebelas Maret University Press.

Sutopo, H.B (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif : Dasar Teori dan


Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: UNS Press

Syah, Muhibbin, (2010) Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan

Zuchdi, Darmiyati. (2007). Strategi Meningkatkan Kemampuan Membaca :


Peningkatan Komprehensi. Yogyakarta : UNY Press
61

LAMPIRAN
62

LAMPIRAN 1

KISI-KISI INTRUME PENELITIAN

No Aspek Indikator No butir Soal Jumlah Sasaran


1. Pelaksanaan 3. Gerakan literasi 1,2,3,4,5,6,7 7 Kepala sekolah
gerakan sekolah di MI
literasi Raudlatul
sekolah Jannah Al
Ma’arif

4. Suasana 1,2,3,4,5,6,7,8,9 9 Guru Kelas IV


gerakan literasi
sekolah di kelas
IV

2. Faktor 2. fasilitas sekolah 8 1 Kepala sekolah


Pendukung dalam
gerakan mendukung
literasi pelaksanaan
sekolah di MI gerakan literasi
Raudlatul
Jannah Al
Ma’arif
3. Faktor 4. Masalah 9 1 Kepala
Penghambat pelaksanaan Sekolah
gerakan gerakan literasi
literasi sekolah
sekolah di MI
Raudlatul
63

Jannah Al 5. kesulita guru 10 1 Guru Kelas IV


Ma’arif dalam
melaksanakan
gerakan literasi Guru Kelas IV
sekolah
6. kesulitan siswa 11 1
ketika
melaksanakan
kegiatan literasi
membaca
64

LAMPIRAN 2

PEDOMAN WAWANCARA GURU

Soal Wawancara Kepala Sekolah

No Indikator Bunyi Soal


1. Gerakan literasi sekolah di MI Raudlatul 1. Bagaimana visi/misi sekolah terkait
Jannah Al Ma’arif kegiatan gerakan literasi sekolah ?
2. Pada tahun berapakah kegiatan literasi ini
dilaksanakan ?
3. Siapa saja sasaran dari pelaksanaan
gerakan literasi ini ?
4. Dalam kegiatan literasi adakah
penanggung jawab khusus atau
dilaksanakan bersama
5. Apa saja kegiatan literasi yang sedang atau
sudah dilakukan di sekolah yang berkaitan
dengan kemampuan membaca?
6. Bagaimana proses pelaksanaan gerakan
literasi sekolah di MI Raudlatul Jannah Al
Ma’arif ?
7. Apakah gerakan literasi di MI Raudlatul
Jannah terlaksana secara rutin ?
2. fasilitas sekolah dalam mendukung 8. Fasilitas apa saja yang disediakan sekolah
pelaksanaan gerakan literasi dalam mendukung pelaksanaan gerakan
literasi ?
3. Masalah pelaksanaan gerakan literasi 9. Apa saja kesulitan yang pernah dialami
sekolah selama berlangsungnya kegiatan literasi
sekolah di MI Raudlatul Jannag Al
Ma’arif?

Soal Wawancara Guru Kelas IV

No Indikator Bunyi Soal


1. Suasana gerakan literasi sekolah di kelas 1. Sejak kapan kegiatan literasi diterapkan di
IV kelas IV ?
2. Bagaimana tahapan pelaksanaan gerakan
literasi di madrasah ?
3. Bagaimana kemampuan membaca siswa
kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al
Ma’arif ?
4. Bagaimana kemampuan membaca siswa
kelas IV sebelum gerakan literasi sekolah
dilaksanakan ?
5. Bagaimana kemampuan membaca siswa
kelas IV setelah kegiatan literasi
terlaksana ?
6. Apakah terdapat kemajuan dari adanya
pelaksanaan gerakan literasi sekolah pada
65

kemampuan membaca siswa kelas IV?


7. Bagaimana cara guru mengetahui
kemampuan membaca siswa kelas IV ?
8. Apakah kegiatan literasi dilaksanakan
hanya di dalam kelas saja ?
9. Apakah kegiatan literasi di kelas IV
berjalan secara kondusif ?
2. Kesulita guru dalam melaksanakan 10. Apa saja kesulitan guru dalam
gerakan literasi sekolah melaksanakan gerakan literasi ?
3. Kesulitan siswa ketika melaksanakan 11. Apa saja kesulitan siswa di berbagai
kegiatan literasi membaca kegiatan yang ada pada pelaksanaan
gerakan literasi sekolah pada kemampuan
membaca ?
66

LAMPIRAN 3

PEDOMAN OBSERVASI SISWA KELAS IV

Nama :

No. Absen :

No Komponen Observasi Keterangan


Ya Tidak
1. Diskusi untuk membahas buku yang dibaca

2. Siswa membaca dengan nyaring


3. Siswa memahami apa yang di baca

4. Ada siswa yang kesulitan membaca

5. Kegiatan literasi berjalan dengan kondusif

6. siswa membawa buku untuk kegiatan literasi dari rumah

7. tersedia media yang memadai untuk kegiatan literasi dari sekolah

8. perpustakaan yang memadai untuk mendukung kegiatan literasi


67

LAMPIRAN 4

HASIL WAWANCARA

Hasil Wawancara Kepala Sekolah MI Raudlatul Jannah Al


Ma’arif

No Indikator Bunyi Soal


1. Gerakan literasi sekolah di MI Raudlatul 1. Bagaimana visi/misi sekolah terkait
Jannah Al Ma’arif kegiatan gerakan literasi sekolah ?
Jawaban : visi kami dengan adanya gerakan
literasi sekolah ini adalah generasi gemar
membaca, satu anak satu buku perminggu.
2. Pada tahun berapakah kegiatan literasi ini
dilaksanakan ?
Jawaban : kami melaksanakan ini pada
tahun 2021 kemarin.
3. Siapa saja sasaran dari pelaksanaan gerakan
literasi ini ?
Jawaban : ya pastinya semua siswa
terutama siswa yang kurang lancar
membacanya.
4. Dalam kegiatan literasi adakah
penanggung jawab khusus atau
dilaksanakan bersama ?
Jawaban : tidak ada, kami
melaksanakannya secara bersama
5. Apa saja kegiatan literasi yang sedang atau
sudah dilakukan di sekolah yang berkaitan
dengan kemampuan membaca?
Jawaban : kegiatannya itu satu buku satu
minggu untuk masing-masing siswa, jadi
siswa harus membaca 1 buku selama 1
minggu dan buku itu terserah mau dibaca di
mana saja boleh. Kemudian kegiatan
minggu literasi untuk melihat sejauh mana
siswa mampu membaca dan memamhami
buku bacaan yang dibagikan minggu lalu.
6. Bagaimana proses pelaksanaan gerakan
literasi sekolah di MI Raudlatul Jannah Al
Ma’arif ?
Jawaban : lancar. Anak lebih senang
membaca karena terdapat gambar pada
buku bacaannya. Membaca perminggu 1
buku diulang lalu setiap hari minggu
melakukan penyetoran nah ini kegiatannya
dinamakan minggu literasi.
7. Apakah gerakan literasi di MI Raudlatul
Jannah terlaksana secara rutin ?
Jawaban : iya, sejauh ini pelaksanaannya
masih rutin di kelas IV
2. fasilitas sekolah dalam mendukung 8. Fasilitas apa saja yang disediakan sekolah
68

pelaksanaan gerakan literasi dalam mendukung pelaksanaan gerakan


literasi ?
Jawaban : ada buku, media buatan sendiri,
pohon literasi, sudut baca dan akses
internet juga kami sediakan untuk para guru
mencari informasi dan segala kebutuhan
lainnya yang menyangkut gerakan literasi
ini.
3. Masalah pelaksanaan gerakan literasi 9. Apa saja kesulitan yang pernah dialami
sekolah selama berlangsungnya kegiatan literasi
sekolah di MI Raudlatul Jannag Al Ma’arif
?
Jawaban : buku dirusak siswa, adanya guru
yang mengaku kesulitan untuk membuat
siswa mampu membaca lancar.

Hasil Wawancara Guru Kelas IV MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif

Nama : NURAINI S.Ag

Jabatan : Guru kelas IV

Tanggal : 14 Februari 2022

No Indikator Bunyi Soal


1. Suasana gerakan literasi sekolah di kelas 1. Sejak kapan kegiatan literasi diterapkan di
IV kelas IV ?
Jawaban : sejak september kalau tidak
salah, sekitar bulan september oktober.
2. Bagaimana tahapan pelaksanaan gerakan
literasi di madrasah ?
Jawaban : untuk saat ini kami masih
berada pada tahapan pengembangan.
3. Bagaimana kemampuan membaca siswa
kelas IV di MI Raudlatul Jannah Al
Ma’arif ?
Jawaban : kemampuannya beragam, ada
yang sudah lancar membaca ada yang
sangat lancar dan ada juga yang masih
belum lancar membaca.
4. Bagaimana kemampuan membaca siswa
kelas IV sebelum gerakan literasi sekolah
dilaksanakan ?
Jawaban : masih banyak yang kesulitan
memahami isi bacaan.
5. Bagaimana kemampuan membaca siswa
kelas IV setelah kegiatan literasi
terlaksana ?
Jawaban : peningkatannya terlihat. Yang
awalnya belum mengenal huruf menjadi
69

bisa mengeja. Terbentuknya tutor sebaya


juga.
6. Apakah terdapat kemajuan dari adanya
pelaksanaan gerakan literasi sekolah pada
kemampuan membaca siswa kelas IV?
Jawaban : sangat banyak pengaruhnya.
7. Bagaimana cara guru mengetahui
kemampuan membaca siswa kelas IV ?
Jawaban : dengan melihat kemajuan-
kemajuan selama melakukan kegiatan
minggu literasi, dilihat dari hasil setoran
perminggu.
8. Apakah kegiatan literasi dilaksanakan
hanya di dalam kelas saja ? belakangan ini
kami hanya melakukan literasi didalam
kelas saja, tapi pernah juga melakukan di
luar kelas, siswa juga boleh membawa
buku yang dibagikan untuk dibaca
dirumah masing-masing.
9. Apakah kegiatan literasi di kelas IV
berjalan secara kondusif ?
Jawaban : sejauh ini masih berjalan secara
kondusif, selama proses literasi diiringi
musik karena siswa lebih senang dan
tenang jika ada musik.
2. Kesulita guru dalam melaksanakan 10. Apa saja kesulitan guru dalam
gerakan literasi sekolah melaksanakan gerakan literasi ?
Jawaban : saya mengalami kesulita dalam
pendampingan siswa yang sangat kurang
lancar dalam membaca, bingung
bagaimana cara mendampinginya secara
individu namun tidak terlihat seolah
sedang didampingi secara berbeda dengan
siswa yang lain. Saya juga kadang-kadang
mengalami kesulitan dalam mencari buku
yang bagus untuk dicetak..
3. Kesulitan siswa ketika melaksanakan 11. Apa saja kesulitan siswa di berbagai
kegiatan literasi membaca kegiatan yang ada pada pelaksanaan
gerakan literasi sekolah pada kemampuan
membaca ?
Jawaban : siswa sering kesulitan dalam
pengembangan kata.
70

LAMPIRAN 5

HASIL OBSERVASI SISWA KELAS IV

Nama : Adristi Alvita


No. Absen : 01

No Komponen Observasi Keterangan


Ya Tidak
1. Diskusi untuk membahas buku yang dibaca

2. Siswa membaca dengan nyaring


3. Siswa memahami apa yang di baca

4. Ada siswa yang kesulitan membaca

5. Kegiatan literasi berjalan dengan kondusif

6. siswa membawa buku untuk kegiatan literasi dari rumah

7. tersedia media yang memadai untuk kegiatan literasi dari sekolah

8. perpustakaan yang memadai untuk mendukung kegiatan literasi

Nama : Akhmad Galih Ma’aly

No. Absen : 02

No Komponen Observasi Keterangan


Ya Tidak
1. Diskusi untuk membahas buku yang dibaca

2. Siswa membaca dengan nyaring


3. Siswa memahami apa yang di baca

4. Ada siswa yang kesulitan membaca

5. Kegiatan literasi berjalan dengan kondusif

6. siswa membawa buku untuk kegiatan literasi dari rumah

7. tersedia media yang memadai untuk kegiatan literasi dari sekolah

8. perpustakaan yang memadai untuk mendukung kegiatan literasi


71

Nama : Alia Apnan

No. Absen : 03

No Komponen Observasi Keterangan


Ya Tidak
1. Diskusi untuk membahas buku yang dibaca

2. Siswa membaca dengan nyaring


3. Siswa memahami apa yang di baca

4. Ada siswa yang kesulitan membaca

5. Kegiatan literasi berjalan dengan kondusif

6. siswa membawa buku untuk kegiatan literasi dari rumah

7. tersedia media yang memadai untuk kegiatan literasi dari sekolah

8. perpustakaan yang memadai untuk mendukung kegiatan literasi

Nama : Al Khalifaturrahman

No. Absen : 04

No Komponen Observasi Keterangan


Ya Tidak
1. Diskusi untuk membahas buku yang dibaca

2. Siswa membaca dengan nyaring


3. Siswa memahami apa yang di baca

4. Ada siswa yang kesulitan membaca

5. Kegiatan literasi berjalan dengan kondusif

6. siswa membawa buku untuk kegiatan literasi dari rumah

7. tersedia media yang memadai untuk kegiatan literasi dari sekolah

8. perpustakaan yang memadai untuk mendukung kegiatan literasi


72

Nama : Atshila Nandini

No. Absen : 05

No Komponen Observasi Keterangan

Ya Tidak

1. Diskusi untuk membahas buku yang dibaca

2. Siswa membaca dengan nyaring

3. Siswa memahami apa yang di baca

4. Ada siswa yang kesulitan membaca

5. Kegiatan literasi berjalan dengan kondusif

6. siswa membawa buku untuk kegiatan literasi dari rumah

7. tersedia media yang memadai untuk kegiatan literasi dari sekolah

8. perpustakaan yang memadai untuk mendukung kegiatan literasi

Nama : Aziad Jabal Akbar

No. Absen : 06

No Komponen Observasi Keterangan


Ya Tidak
1. Diskusi untuk membahas buku yang dibaca

2. Siswa membaca dengan nyaring


3. Siswa memahami apa yang di baca

4. Ada siswa yang kesulitan membaca

5. Kegiatan literasi berjalan dengan kondusif

6. siswa membawa buku untuk kegiatan literasi dari rumah

7. tersedia media yang memadai untuk kegiatan literasi dari sekolah

8. perpustakaan yang memadai untuk mendukung kegiatan literasi


73

Nama : Hana Haefa Putri

No. Absen : 07

No Komponen Observasi Keterangan


Ya Tidak
1. Diskusi untuk membahas buku yang dibaca

2. Siswa membaca dengan nyaring


3. Siswa memahami apa yang di baca

4. Ada siswa yang kesulitan membaca

5. Kegiatan literasi berjalan dengan kondusif

6. siswa membawa buku untuk kegiatan literasi dari rumah

7. tersedia media yang memadai untuk kegiatan literasi dari sekolah

8. perpustakaan yang memadai untuk mendukung kegiatan literasi

Nama : Inayatul Izzati Yasin

No. Absen : 08

No Komponen Observasi Keterangan


Ya Tidak
1. Diskusi untuk membahas buku yang dibaca

2. Siswa membaca dengan nyaring


3. Siswa memahami apa yang di baca

4. Ada siswa yang kesulitan membaca

5. Kegiatan literasi berjalan dengan kondusif

6. siswa membawa buku untuk kegiatan literasi dari rumah

7. tersedia media yang memadai untuk kegiatan literasi dari sekolah

8. perpustakaan yang memadai untuk mendukung kegiatan literasi


74

Nama : Lala Firda Uhro


No. Absen : 09

No Komponen Observasi Keterangan


Ya Tidak
1. Diskusi untuk membahas buku yang dibaca

2. Siswa membaca dengan nyaring


3. Siswa memahami apa yang di baca

4. Ada siswa yang kesulitan membaca

5. Kegiatan literasi berjalan dengan kondusif

6. siswa membawa buku untuk kegiatan literasi dari rumah

7. tersedia media yang memadai untuk kegiatan literasi dari sekolah

8. perpustakaan yang memadai untuk mendukung kegiatan literasi

Nama : Muhammad Al Fai’zin

No. Absen : 10

No Komponen Observasi Keterangan


Ya Tidak
1. Diskusi untuk membahas buku yang dibaca

2. Siswa membaca dengan nyaring


3. Siswa memahami apa yang di baca

4. Ada siswa yang kesulitan membaca

5. Kegiatan literasi berjalan dengan kondusif

6. siswa membawa buku untuk kegiatan literasi dari rumah

7. tersedia media yang memadai untuk kegiatan literasi dari sekolah

8. perpustakaan yang memadai untuk mendukung kegiatan literasi


75

Nama : Muhammad Alfin Khairi


No. Absen : 11

No Komponen Observasi Keterangan


Ya Tidak
1. Diskusi untuk membahas buku yang dibaca

2. Siswa membaca dengan nyaring


3. Siswa memahami apa yang di baca

4. Ada siswa yang kesulitan membaca

5. Kegiatan literasi berjalan dengan kondusif

6. siswa membawa buku untuk kegiatan literasi dari rumah

7. tersedia media yang memadai untuk kegiatan literasi dari sekolah

8. perpustakaan yang memadai untuk mendukung kegiatan literasi

Nama : Muhammad Fais Ansori

No. Absen : 12

No Komponen Observasi Keterangan


Ya Tidak
1. Diskusi untuk membahas buku yang dibaca

2. Siswa membaca dengan nyaring


3. Siswa memahami apa yang di baca

4. Ada siswa yang kesulitan membaca

5. Kegiatan literasi berjalan dengan kondusif

6. siswa membawa buku untuk kegiatan literasi dari rumah

7. tersedia media yang memadai untuk kegiatan literasi dari sekolah

8. perpustakaan yang memadai untuk mendukung kegiatan literasi


76

Nama : Revia Meisalika

No. Absen : 13

No Komponen Observasi Keterangan


Ya Tidak
1. Diskusi untuk membahas buku yang dibaca

2. Siswa membaca dengan nyaring


3. Siswa memahami apa yang di baca

4. Ada siswa yang kesulitan membaca

5. Kegiatan literasi berjalan dengan kondusif

6. siswa membawa buku untuk kegiatan literasi dari rumah

7. tersedia media yang memadai untuk kegiatan literasi dari sekolah

8. perpustakaan yang memadai untuk mendukung kegiatan literasi

Nama : Tuhfa Luthata Sunandar

No. Absen : 14

No Komponen Observasi Keterangan


Ya Tidak
1. Diskusi untuk membahas buku yang dibaca

2. Siswa membaca dengan nyaring


3. Siswa memahami apa yang di baca

4. Ada siswa yang kesulitan membaca

5. Kegiatan literasi berjalan dengan kondusif

6. siswa membawa buku untuk kegiatan literasi dari rumah

7. tersedia media yang memadai untuk kegiatan literasi dari sekolah

8. perpustakaan yang memadai untuk mendukung kegiatan literasi


77

Nama : Salsa Febriana

No. Absen : 15

No Komponen Observasi Keterangan


Ya Tidak
1. Diskusi untuk membahas buku yang dibaca

2. Siswa membaca dengan nyaring


3. Siswa memahami apa yang di baca

4. Ada siswa yang kesulitan membaca

5. Kegiatan literasi berjalan dengan kondusif

6. siswa membawa buku untuk kegiatan literasi dari rumah

7. tersedia media yang memadai untuk kegiatan literasi dari sekolah

8. perpustakaan yang memadai untuk mendukung kegiatan literasi


78

LAMPIRAN 6

PEDOMAN DOKUMENTASI

Aspek Deskriptor Ada/Tidak Ket.


2) Pelaksanaan Foto berbagai macam Ada 2 kegiatan
gerakan literasi kegiatan yang ada selama
sekolah pada pelaksanaan gerakan
kemampuan literasi sekolah
membaca siswa
Foto media-media yang Ada Masih
digunakan dalam kurang
pelaksanaan gerakan banyak
literasi sekolah

Foto portofolio siswa yang Ada Sedikit


berasal dari kumpulan
lembar kerja siswa selama
pelaksanaan literasi.
79

LAMPIRAN 7

DOKUMETASI WAWANACARA DAN OBSERVASI


No Informan Dokumentasi

1 Guru Kelas IV

2 Kepala Sekolah

3 Siswa Kelas IV
80

LAMPIRAN 8

DOKUMENTASI PELAKSANAAN KEGIATAN LITERASI PADA


KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS IV

1. Dokumentasi Kegiatan Satu Buku Satu Minggu


Gambar siswa sedang membaca buku yang dibagikan sebelum jam
pelajaran dimulai

2. Dokumentassi Kegiatan Minggu Literasi


Gambar siswa melakukan setoran bacaan kepada guru dan menulis
rangkuman dari isi bacaan.
81

3. Dokumentasi Sudut Baca di Kelas IV

4. Dokumentasi Pohon Literasi di Kelas IV

5. Dokumentasi kondisi Perpustakan MI Raudlatul Jannah Al Ma’arif


82

LAMPIRAN 9

SURAT IZIN PENELITIAN


83

LAMPIRAN 10

SURAT TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN


84

LAMPIRAN 11

KARTU BIMBINGAN KONSU

Anda mungkin juga menyukai