SKRIPSI
SINTARI ISWAN
03301911064
ABSTRAK
Sintari Iswan, 2023. Penggunaan Model Pembelajaran Tematik Model Jaring Laba-
laba Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas II SD Negeri 46 Kota
Ternate, Pembimbing: Dr. Samsu Somadayo, S.Pd,.M.Pd dan Selvi Wulandari,
S.Pd,.M.Pd.
ABSTRACT
i
iii
Sintari Iswan, 2023. The use of the thematic model of the spider net model to
improve student learning activity class II SD Negeri 46 Ternate City, Supervisor: Dr.
Samsu Somadayo, S.Pd, .m.pd and Selvi Wulandari, S.PD ,.m.pd.
ii
iv
MOTO
Jangan egois!
(Sintari)
PERSEMBAHAN
mungkin tak bisa kubalas. Terima kasih atas motivasi dan iringan
iii
v
4. Kepada kakak dan adikku tercinta Dewita Iswan, S.E dan Afrizal
fisik.
6. Kepada teman hidupku Syibah Jasdi, dan Leo Jasdi, (Yuki, Nicko,
Coco, dan Loopy Jasdi) yang selalu ada untuk peneliti dalam susah
maupun senang.
iv
vi
bangku kuliah.
menimbah ilmu.
v
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Ternate”.
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Program Sarjana (S1)
jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Khairun. Tidak lupa shalawat dan salam peneliti curahkan kepada
bantuan, motivasi dan do’a yang diberikan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini
1. Bapak Dr. Ridha Ajam, M.Hum, sebagai Rektor Universitas Khairun Ternate
2. Bapak Dr. Abdu Ma’sud S.Pd.,M.Pd selaku dekan FKIP Univewrsitas Khairun
Ternate
3. Ibu Darmawati Hadi S.Pd.,M.Pd selaku ketua jurusan Pendidikan Dasar FKIP
vi
viii
6. Ibu Selvi Wulandari, S.Pd.,M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II juga yang telah
7. Ibu Pamuti S.Pd.,M.Pd selaku penguji I, Bapak Asri Tamalene S.Pd.,M.Pd selaku
penguji II, dan Bapak M. Irfan Hasanuddin S.Pd.,M.Pd selaku penguji III, yang
8. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah
9. Ibu Surni Amin S.E, selaku Tata Usaha Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar yang selalu melayani keperluan administrasi dengan sepenuh hati hingga
akhir.
10. Ibu Nur S. Syahda,S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 46 Kota Ternate yang
pimpinnya.
11. Ibu Nurhayat Wahid,S.Pd selaku guru kelas II SD Negeri 46 Kota Ternate yang
vii
ix
12. Siswa-siswi SD Negeri 46 Kota Ternate, khususnya siswa kelas II yang telah
13. Teman-teman angkatan 2019 SMA Negeri 13 Halmahera Selatan, penulis tak
mampu menulis satu persatu namanya yang telah memberikan dorongan kepada
14. Kepada teman-teman karibku dan saudara/i Rusiyan Iswan, Faradila Rasid,
Bahrudin, Emi Abdullah, Sarni Agus, Nurafni Jufri, dan Nurlaili Ade yang telah
15. Kepada kedua orang tua saya bapak Iswan Husen dan ibu Juhuria Samiun, yang
16. Pihak-pihak lain yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, atas bantuannya
baik secara moral maupun materi bagi peneliti hingga terselesaikan skripsi ini.
Tiada manusia yang sempurna di hadapan Ilahi, untuk itu jika dalam
penulisan skripsi ini masih terdapat kekeliriuan dan kesalahan, kritik dan saran
sangat peneliti harapkan. Semoga bantuan dan keikhlasan yang telah diberikan
kepada peneliti dapat menjadi amal dan ibadah yang bernilai pahala di sisi Allah
SWT.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi peneliti pada khususnya. Mohon maaf atas semua kesalahan
yang telah peneliti lakukan sebelumnya, baik disadari maupun tidak disadari.
viii
x
Semoga skripsi ini diridhoi Allah SWT, dan bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya.
Sintari Iswan
03301911064
ix
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................i
ABSTRACT ...................................................................................................ii
MOTTO PERSEMBAHAN...........................................................................iii
x
xii
xi
xiii
A. Kesimpulan ..........................................................................................70
B. Saran ....................................................................................................71
LAMPIRAN ................................................................................................77
xii
xii
xiv
DAFTAR GAMBAR
xiii
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Data siswa siswi SD Negeri 46 Kota Ternate T.P 2023/2024............50
xiv
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xv
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
diselenggarakan selama enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di sekolah
lanjutan tingkat pertama atau satuan pendidikan yang sederajat (Majid, 2014:1).
pembelajaran terpadu dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik terpadu
Pemanduan tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan
1
2
pengetahuan dalam proses pembelajaran dan terpadu berbagai konsep dasar yang
berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep sehingga peserta didik tidak belajar
yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.
alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III, keduanya merupakan pemberi
Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke
Kompetensi Dasar mata pelajaran lainnya. Dari sudut pandang psikologis, peserta
didik belum mampu berpikir abstrak untuk memahami konten mata pelajaran yang
terpisah kecuali kelas IV, V, dan VI sudah mulai mampu berpikir abstrak. Pandangan
psikologi perkembangan dan Gestalt memberi dasar yang kuat untuk integrasi
2013:9).
individual maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-
prinsip keilmuan secara holistik bermakna dan otentik. Cara pengemasan pengalaman
3
pengalaman bagi siswa. Pengalaman belajar yang lebih menunjukkan kaitan unsur-
yang dipelajari dengan sisi bidang studi yang relevan akan membentuk skema,
beberapa mata pelajaran yang terkait secara harmonis untuk memberikan model yang
dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek materi
tahun 1999. Pembelajaran tematik yang merujuk pada KBK dan KTSP sudah
diberlakukan sejak tahun 2005 yang lalu. Pelatihan tematik dari dinas pendidikan atau
yang sudah dilaksanakan yaitu: masih banyak guru yang masih bingung dengan
pembelajaran tematik walaupun sudah dilaksanakan dari tahun 2002 tapi masih
banyak yang salah persepsi mengenai pembelajaran tematik ini. Ironisnya pemerintah
pembelajaran tematik tetapi penilaian akhir terutama dirapor belum terpikirkan lebih
detail. Sehingga guru menjadi kebingungan dan banyak yang kembali pada model
pembelajaran tematik sepertinya hanya tahu sedikit tentang pembelajaran tematik ini.
Menurut Fogarty ada 10 macam model tematik tetapi yang dipelajari oleh pakar
pendidikan Indonesia hanya 3 model yaitu model pembelajaran tematik jenis jaring
laba-laba, model pembelajaran tematik jenis terpadu dan model pembelajaran tematik
model keterhubungan. Setiap jenis model pembelajaran tematik ada ciri khusus,
model pembelajaran tematik ini bersifat banci tau mix artinya gabungan antara model
pembelajaran tematik jenis jaring laba-laba dan terpadu. Instansi tersebut melupakan
tematiknya, menurut seorang ahli yang bernama (Fogarty, 1991) terdapat sepuluh
aktif dan menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara
terpadu yang ada, tidak semuanya diterapkan di Indonesia. Terdapat dua model
5
pembelajaran terpadu yang nampaknya cocok atau tepat diterapkan, yaitu model yang
(Connected). Secara singkat, maka model yang peneliti gunakan dalam kegiatan
yang dikaitkan dalam satu tema dan setiap mata pelajaran diajarkan seperti biasa
dilakukan seperti biasa sesuai dengan karakteristik dari setiap mata pelajaran. Satu
tema dapat dilakukan selama 2 minggu tergantung dari materi yang dikaitkan
perlu dibahas dahulu seperti metode, penilaian, media, langkah pembelajaran dan
peran guru. Setelah itu akan dibahas langkah penyusunan Pembelajaran tematik serta
contoh Matriks Tematik, Silabus dan RPP. Metode yang digunakan dalam
peran, karya wisata, tanya jawab, eksperimen, bernyanyi, papan buletin, pemberian
Penilaian tidak hanya ditekankan pada segi kognitif saja tetapi aspek lannya seperti
Artinya proses dan produk keduanya diukur saat proses pembelajaran berlangsung
dan dilakukan secara terus menerus. Mengukur pengetahuan jauh lebih mudah
daripada mengukur keterampilan dan moral siswa karena perlu pengamatan yang
terus menerus dari guru untuk melihat tingkat perkembangannya. Media: lingkungan
6
sekolah, lingkungan kelas, alat peraga yang dibuat oleh guru, majalah, internet, nara
seperti kurang fokus, pasif, mudah jenuh, bosan dan lebih asik mengganggu teman
lainnya dari pada memperhatikan kegiatan pembelajaran di berikan oleh guru, selain
Sosialisasi akan kurikulum 2013 telah dilakukan oleh pemerintah akan tetapi
menganalisis secara rinci apa saja kendala pendidik dalam melakukan proses
pembelajaran tematik.
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
dengan harapan agar penelitian ini terarah maka perlu adanya pembatasan yang akan
1. Pada peneliti ini peneliti hanya fokus pada aktivitas belajar siswa.
2. Model yang digunakan dalam proses belajar mengajar adalah Model Jaring Laba-
laba.
D. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
yang digunakan oleh guru dapat meningkatkan aktivitas siswa di kelas rendah
2. Bagaimana cara seorang guru untuk menerapkan Model Jaring Laba-laba pada
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
dan praktis pada masyarakat luas, khususnya dibidang pendidikan. Adapun manfaat
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa
b. Bagi guru
telah di transfer oleh pendidik atau guru oleh karena itu dengan adanya model
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Tematik
bermakna kepada murid. Tema adalah pokok pikiran atau gugusan pokok yang
Kata tema berasal dari kata Yunani tithenai yang berarti “menempatkan” atau
tithenai berubah menjadi tema. Menurut Gorys (2001:107) tema berarti “Sesuatu
Secara luas, tema merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai
konsep kepada anak didik secara utuh. Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan
maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya
Penggunaan tema dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara
kepada siswa. Keterpaduan pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau
10
11
waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Jadi pembelajaran tematik
memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tidak lepas dari perkembangan akan
pendekatan terpadu di Indonesia, pada saat ini model pembelajaran yang dipelajari
dan berkembang adalah model pembelajaran yang dipelajari dan berkembang adalah
pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh Fogarty ini berawal dari konsep
pendekatan disipliner yang dikembangkan oleh Jacob (1989). (dalam buku Abdul
Majid 2014:80-86)
a. Landasan filsofis
Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia.
pengalaman, dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari
seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing
siswa.
b. Landasan psikologis
dalam menentukan isi atau materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa
agar tingkat keluasan dan kedalamnya sesuai dengan tahap perkembangan peserta
pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa
harus mempelajarinya.
c. Landasan yuridis
Landasan yuridis tersebut adalah UU No.23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak
yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidkan dan pengajaran
minat dan bakatnya (pasal 9). UU No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuanb pendidkan
a. Pembelajaran tematik integratif memiliki satu tema yang aktual, dekat dengan
dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari.Tema ini menjadi alat
pengayaan horizontal dalam bentuk contoh aplikasi yang tidak termuat dalam
standar isi. Namun ingat penyajian materi pengayaan seperti ini perlu dibatasi
dalam kurikulum.
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (Student Centered). Hal ini sesuai
dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai
subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu
sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih
abstrak.
15
Dalam pembelajaran tematik, pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu
konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa
e. Bersifat fleksibel
bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
a. Holistik, suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam
evalusai.
sebagai berikut.
tersendiri.
d. Kompetensi dasar yang tidak mencakup pada tema tertentu harus tetap
1. Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan
2. Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa.
3. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik sehingga hasil
didik.
antarguru bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik/guru
Selain itu, pembelajaran tematik memiliki kelebihan dan arti penting, yakni
sebagai berikut.
3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna;
yang dihadapi;
lain;
dalam pelaksanaanya, yaitu pada perancangan dan pelaksanaan evaluasi yang lebih
banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi
1. Aspek Guru
yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan
informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan
19
banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian
tertentu saja. Tanpa kondisi ini, pembelajaran terpadu akan sulit terwujud.
“baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi
elaboratif (menemukan dan menggali). Jika kondisi ini tidak dimiliki, penerapan
Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup
banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang,
4. Aspek kurikulum
didik bukan pada pencapaian target dan peyampaian materi. Guru perlu diberi
5. Aspek penilaian
yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian
terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk menyiadakan
juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain jika materi pelajaran berasal dari
didik jenjang SD. Pendekatan ini juga merupakan karakteristik Kurikulum 2013
dihubungkan dalam satu jaringan kompetensi untuk menjelaskan suatu konteks yang
peserta didik jenjang SD, taraf perkembangan berpikirnya masih bersifat holistik dan
operasional konkret. Holistik diartikan bahwa peserta didik jenjang SD masih berpikir
satu kesatuan belum terkotak-kotak, dan membutuhkan objek nyata (Konkret) untuk
disiplin ilmu atau kompetensi mata pelajaran, untuk memadukannya didekati dengan
tema. Dengan kata lain pembelajaran terpadu bertolak dari sebuah tema. Oleh karena
itu disebut dengan pembelajaran tematik terpadu. Isitilah terpadu dan tematik sekilas
mencapai tujuan tertentu. Kutipan yang merujuk pada pendapat Richard (1997)
Dua pendapat yang dikutip Suyono dan Hariyanto tersebut dapat dikatakan
bahwa ciri utama dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual prosedur
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
dalamnya para peserta didik belajar dengan beri nteraksi dengan komponen-
22
komponennya. Dari defenisi ini model pembelajaran lebih mengarah pada pola
sistem pendukung.
Menurut Asep & Haris (2012: 25) mengatakan model pembelajaran dapat
diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun
kurikulum, mengatur materi peserta didik, dan memberi petunjuk kepada pengajar
Menurut Sardiman (2004: 24-25), ciri dari model pembelajaran itu sendiri
adalah rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau
pembelajaran dapat tercapai. Sementara itu menurut (Hamzah 2008: 84) Mengatakan
bahwa ciri model pembelajaran dianggap baik jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu; hasil belajar ditetapkan secara khusus, yaitu
perubahan perilaku positif siswa secara khusus; penetapan lingkungan belajar secara
yaitu model pembelajaran tersebut harus mendorong siswa reaktif, aktif dan
partisipatif terhadap apa yang terjadi dalam lingkungannya, Menurut Chauhan, ada
beberapa fungsi dari model mengajar, antara lain: pedoman, yaitu sebagai pedoman
yaitu menetapkan bahan ajar secara khusus yang akan disampaikan siswa untuk
perbaikan dalam mengajar, yaitu mampu mendorong atau membantu proses belajar-
mengajar secara efektif dalam mencapai tujuan pendidikan; dan mendorong atau
memotivasi terjadinya perubahan tingkah laku pada peserta didik secara maksimal
sesuai dengan bakat, minat atau kemampuan masing-masing (Wahab, 2007: 59).
Namun demikian, menurut Sanjaya (2009: 82) model berfungsi sebagai sarana untuk
pengelolaan.
(Depdiknas, 2004) dan (Dick & Carey, 1976); ada 4 tahap yaitu sebagai berikut. 1.
Tahap apersepsi (pembuka) yaitu: kegiatan yang dilakukan diawal pelajaran akan
dimulai, misalnya dengan bernyanyi yang berkaitan dengan tema untuk memancing
perasaan senang siswa atau demontrasi suatu kegiatan yang membuat siswa
24
penasaran dan ingin tahu lebih banyak, atau mengajukan pertanyaan yang menantang
siswa untuk berpikir lebih lanjut, dll. Fungsi apersepsi untuk memotivasi siswa,
mengetahui pengetahuan awal siswa, dan memancing rasa ingin tahu siswa. 2. Tahap
memberikan informasi tentang apa yang akan dipelajari seputar topik atau tema. 3.
Tahap partisipasi siswa yaitu:siswa melakukan suatu kegiatan yang melibatkan aspek
kognitif, afektif dan psikomotor sebagai suatu rangkaian tugas yang diberikan dalam
rangka untuk mencari tahu atau mengeksplorasi tentang suatu topik/tema yang sedang
dibahas bisa kelompok atau individu. Bentuk kegiatan ini bisa dilakukan dengan
berbagai cara penyampaian nya tergantung dari materi dan mata pelajaran yang akan
peran, majalh dinding, dll. 4. Tahap penutup (evaluasi dan tindak lanjut)
yaitu:kegiatan akhir sari suatu rangkaian KBM di kelas yang sering terlupakan saat di
kelas, gunanya untuk memberikan penguatan pada siswa tentang apa yang
dibahas/dipelajari pada hari tsb, selain itu untuk mengetahui sejauh mana siswa sudah
dan tidak membebani siswa) atau menugaskan pengamatan yang berkaitan dengan
materi yang sudah dibahas. Cara penyampaian dapat dilakukan secar variatif agar
siswa tidak bosan misalnya dengan bernyanyi, kuis, permainan, LKS,dll Peran guru
sebagai fasilitator, mediator dan orang tua bagi siswa kelas 1-3 SD. Artinya guru
membimbing tahap demi tahap untuk mencari jawabannya sendiri misalnya dengan
berpendapat untuk memahami model pembelajaran dapat ditinjau dari tiga ciri, yaitu
(Webbed). Model ini sangat dikenal dan merupakan salah model yang dimuat dalam
tema atau topik sebagai pengait kompetensi berbagai mata pelajaran (Kemdikbud,
Bahasa
Indonesi PPKN
a
Tem PJO
a K
SBDP Matematika
laba bertolak dari pendekatan tematik sebagai pemadu bahan dan kegiatan
pembelajaran. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik
kaitannya dengan mata pelajaran lain, kemudian dari sub-sub tema tersebut
dikembangkan aktivitas belajar yang dilakukan peserta didik. Tema-tema atau topik
dalam pembelajaran terpadu model jaring laba-laba merupakan pusat minat yang
dikembangkan dari berbagai sudut pandang konsep atau prinsip dari masing-masing
mata pelajaran yang dipadukan. Dalam pemelihan tema atau topik perlu
28
sehari peserta didik. Melalui tema-tema atau topik tersebut, peserta didik diharapkan
wawasan peserta didik menjadi lebih luas dan bermakna. Tema diharapkan
berdasarkan negosiasi antara guru dan peserta didik. Terkait dengan tema ini
didik, sebaiknya ruang lingkup keterpaduannya tidak terlalu luas atau banyak
terakomodasi oleh tema mananpun, maka ada cara lain yang dapat dilakukan yaitu
dengan menggunakan dua tipe, yaitu terpadu hanya berisi satu mata pelajaran, dan
terpadu yang berpusat pada materi tertentu dalam satu pelajaran. Teknik ini hanya
digunakan bagi KD yang tidak dapat masuk dalam tema dan perlu waktu khusus
untuk membelajarkannya. Contoh dalam matematika dapat dilihat seperti berikut ini:
Banyak Keseblasan
Banyak Pertandingan
Banyak Pemain
Sepak
Bola Skoring
Statistik Penonton
Sub
konsep
3
sangat diminati.
b. Model-model jaring laba-laba relatif lebih mudah dilakukan oleh guru yang
belum berpengalaman.
b. Adanya kecendrungan merumuskan suatu tema yang dangkal sehingga hal ini
1. Menentukan tema (bisa diperoleh dari hasil diskusi antar pendidik, diskusi
dengan peserta didik atau berdasarkan ketetapan sekolah atau ketentuan yang
dicapai melalui tema yang di pilih. Misalnya, apabila tema cuaca yang dipilih,
maka pendidik perlu memikirkan apa yang dapat membantu peserta didik
Dasar ini bisa diletakkan atau ditulis di jaring-jaring tema sesuai mata
ini dilakukan agar peserta didik memiliki pengetahuan awal yang akan
meningkatkan rasa ingin tahu mereka sehingga peserta didik terdorong untuk
31
tentang cuaca atau mengajak peserta didik untuk menonton film tentang
cuaca.
kegiatan seperti peserta didik ditugaskan untuk mengamati cuaca selama satu
minggu, setiap hari peserta didik mengambil gambar yang sudah disiapkan
sesuai dengan keadaan cuaca misalnya cuaca mendung, cerah atau berawan.
baik.
memberi informasi tentang cuaca atau melihat papan pajangan hasil pekerjaan
penyusunan laporan.
sangat diminati.
b. Model jaring laba-laba relatif mudah dilakukan bagi guru-guru yang belum
berpengalaman.
c. Model ini mempermudah perencanaan kerja sebagai tim antar bidang studi
yang bekerja untuk mengembangkan suatu tema kedalam semua bidang isi
pelajaran.
yang diangkat, sehingga hal ini hanya berguna secara artificial di dalam
pengembangan konsep.
33
dan berfungsi bagi para perancang pembelajaran dan para guru untuk
tema yang disempurnakan. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai
mata pelajaran. Salah satu dari model pembelajaran Paikem Gembrot adalah
ditetapkan dengan negosiasi antara guru dan peserta didik, tetapi dapat pula
dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan
lainnya. Dari sub-sub tema ini dikembangkan aktivitas yang harus dilakukan oleh
peserta didik. Sedangkan menurut Padmono (2000: 124) menyatakan jaring laba-
tema yang subur dijaring laba-labakan untuk isi kurikulum dan mata pelajaran.
34
dimulai dengan tema misalnya “Perdagangan”, “Proses terjadinya pasar”, dan lain-
lain. Namun demikian, menurut Robin (2000: 15) mengatakan Model jaring laba-
dasar pembelajaran. Model pembelajaran ini memadukan multi disiplin ilmu atau
berbagai mata pelajaran yang diikat oleh satu tema. Pada dasarnya menggunakan
menentukan tema tertentu. Tema yang ditetapkan dapat dipilih antara guru dengan
siswa atau sesama guru atau siswa sendiri. Setelah tema telah disepakati maka
membantu siswa dalam berfikir kreatif, dan dapat pula memotivasi siswa dalam
proses belajar. Karena membuka memikiran siswa lebih luas dalam belajar
tentunya dikaitkan dengan disiplin ilmu lainnya menurut pemikiran sendiri namun
tidak keluar dari tema dalam materi yang diajarkan. Dalam pemilihan tema
siswapun ikut adil didalamnya sehingga adanya komunikasi yang baik antara guru
35
tentunya akan mempengaruhi hasil belajar siswa dan keaktifan siswa dikelas.
Aktivitas belajar adalah suatu usaha siswa dalam proses pembelajaran untuk
asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Dengan kata lain, tidak
ada belajar kalau tidak ada aktivitas, karena pada perinsipnya belajar adalah berbuat.
adalah kegiatan siswa yang lebih mendominasi aktivitas pembelajaran ketika proses
hal ini akan dilihat dari sudut pandang perkembangan konsepsi jiwa menurut ilmu
36
dapatlah diketahui bagaimana prinsip aktivitas yang terjadi dalam belajar itu.
Karena dilihat dari sudut pandang ilmu jiwa, maka sudah barang tentu yang menjadi
belajar mengajar, yakni siswa dan guru (Ramayulis, 2002:243) juga mengemukakan
sekolah. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat saja.
Adapun jenis-jenis aktivitas dalam belajar yang digolongkan oleh Paul D. Dierich
bermain.
keputusan.
Kegiatan- kegitan dalam kelompok ini ierdapat dalam semua jenis kegiatan
dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut: 1) Siswa mencari dan memberikan
38
informasi. 2) Siswa mengajukan pertanyaan baik kepada guru maupun kepada siswa
lain. 3) Siswa mengajukan pendapat terhadap informasi yang disampaikan oleh guru
atau siswa lain. 4) Siswa memberikan respon yang nyata terhadap stimulus belajar
sendiri. 7) Siswa memanfaatkan sumber belajar atau lingkungan belajar yang ada
siswa dalam pembelajaran. Seorang filsuf Cina Confucius (Silberman, 2012: 23)
mengungkapkan bahwa apa yang saya dengar, saya lupa; apa yang saya lihat, saya
ingat; dan apa yang saya lakukan, saya paham. Dari kata-kata bijak ini dapat
siswa tentang suatu materi pelajaran akan lebih baik jika disertai oleh keterlibatan
kehidupannya.
39
Menurut Sardiman (2010: 96) juga berasumsi bahwa segala pengetahuan itu
sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik rohani maupun teknis. Ini
menunjukkan setiap orang yang belajar harus aktif. Tanpa ada aktivitas, proses
belajar tidak mungkin terjadi. Oleh karena itu proses pembelajaran yang berbasis
aktivitas belajar siswa dapat menciptakan situasi belajar yang aktif dan dapat
(Syah,2013:131). terdiri atas dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor dan
eksternal.
1) Faktor Internal
40
Faktor internal adalah seluruh aspek yang terdapat dalam diri individu yang belajar,
Orang yang belajar membutuhkan fisik sehat. Fisik yang sehat akan mempengaruhi
seluruh jaringan tubuh sehingga aktivitas belajar tidak rendah. Agar seseorang dapat
2) Faktor Eksternal
Adapun faktor eksternal terdiri atas : a) Keluarga Faktor keluarga sangat besar
pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa, besar kecilnya penghasilan, cukup atau
kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua,
akrab atau tidaknya hubungan anak dengan orang tua, tenang atau tidak, semuanya itu
siswa. c) Masyarakat Sebagai anggota masyarakat, siswa tidak bisa melepaskan diri
41
dari ikatan sosial. Sistem sosial yang terbentuk mengikat perilaku siswa untuk tunduk
d) Lingkungan sekitar
BAB III
METODE PENELITIAN
Reaseach). Penelitian dalam bahasa inggris disebut Research “r” artinya kembali,
“search” artinya mencari. Maka research adalah pencarian kembali, yang dicari
dihadapi. Demikian juga PTK, membantu guru mengatasi masalah pembelajaran yang
dihadapi guru sehari-hari dikelas. Tindakan adalah suatu yang dilakukan atau
Sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang
2015:4).
Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian tentang situasi kelas yang
kegiatan tersebut didorong oleh permasalahan dalam kelas yang dihayati oleh guru
42
43
Beberapa uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa peneltian tindakan kelas
adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan sistematis dengan melakukan
pembelajaran.
jalan Cakalang, Kelurahan Dufa-dufa Kec Kota Ternate Utara. Adapun penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 8 s/d 30 Agustus semester ganjil tahun ajaran 2023/2024
penelitian ini adalah siswa yang berjumlah 36 orang, terdiri 18 orang laki-laki dan 18
perempuan.
bagian yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim di
Gambar 3.1 Siklus PTK Kemmis dan Taggart (PTK) (Somadayo 2013)
1. Perencanaan (Planning)
atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,
tindakan dapat terjadi secara wajar, realistis, dan dapat dikelolah dengan
mudah.
2. Tindakan (Acting)
diingat adalah bahwa tahap ke-2 pelaksanaan guru harus ingat dan berusaha
45
menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula
3. Pengamatan (Observasing)
berstatus sebagai pengamat. Oleh karena itu, kepada guru pelaksana yang
ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar
4. Refleks (Reflecting)
ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan
tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu aturan
pengumpulan dan yang tepat, adapun teknik pengumpulan data yang tepat
yaitu.
46
1) Observasi
guru dan siswa dalam proses pembelajaran. aktivitas guru tersebut adalah
2) Dokumentasi
lembar observasi yang telah disediakan dan lembar observasi diisi sesuai
47
Keterangan:
Skor Perolehan
1. Persentase Aktivitas Siswa = × 100%
Skor Maksimum
sebagai berikut.
× Ʃx
¿ = n
penilaian seperti pada tabel 3.1 berikut. (Arikunto) Dalam menentukan kriteria
BAB IV
memadai, baik sarana yang menunjang ekstrakulikuler. Selain itu, SD Negeri 46 Kota
Ternate juga memiliki beberapa ruang belajar untuk kegiatan belajar mengajar dalam
pendidikan dan administrasi sekolah serta keperluan lainnya dengan rincian sebagai
berikut.
49
50
perubahan tersebut dapat bervariasi dan tambah meningkat dari tahun ke tahun.
Ternate pada tahun 2022/2023, berjumlah selama periode tersebut adalah sebagai
berikut.
Kepala Sekolah, Tata Usaha, Bendahara, Admin Perpustakaan, Komite Sekolah, dan
Penjaga Sekolah. Dapat dilihat dari gambar struktur Organisasi SD Negeri 46 Kota
a. Visi
Visi adalah pandangan tentang keadaan yang ingin diwujudkan dalam jangka
MANDIRI.”
b. Misi
Misi adalah upaya yang dilakukan untuk merealisasi visi. Dari visi tersebut
daya manusia dalam proses belajar mengajar. Misi dari SD Negeri 46 Kota Ternate
adalah.
c. Tujuan Sekolah
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut. Merujuk pada tujuan pendidikan dasar tersebut, maka tujuan
pendidikan karakter
53
terhadap sesama.
dengan guru selaku observer melakukan diskusi terkait dengan waktu dan aspek
pada hari selasa 08 Agustus 2023. Sesuai dengan langkah-langkah yang ada
dalam RPP yang dimana berisi tentang : a) Guru memberi salam kepada siswa
saat akan memulai pelajaran. b) Guru mengajak siswa berdoa sebelum melakukan
kegiatan. c) Guru menunjuk siswa yang datang lebih awal untuk memimpin doa
bersama. d) guru menyapa bertanya pada siswa. e) guru menerima jawaban siswa
yang beragam. f) setelah guru menerima jawaban yang beragam dari siswa, lalu
54
tersedia dalam buku. i) siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
dilanjutkan dengan ayo bermain peran di halaman 4 sampai pada kegiatan akhir
memimpin siswa untuk berdoa sebelum pulang. p) guru meminta siswa untuk
berpamitan dan memberi salam kepada guru saat pulang. q) guru memberi salam
penutup.
3. Observasi Siklus I
observasi yang dilakukan pada penelitian ini teridiri dari observasi Aktivitas
Adapun hasil observasi yang dilakukan terhadap Aktivitas siswa dapat dilihat
Berilah tanda check (√) pada kolom yang Peneliti anggap sesuai pada setiap butir
penilaian dengan keterangan sebagai berikut:
Skor 4 = Sanga Baik
Skor 3 = Baik
Skor 2 = Cukup
Skor 1 = Kurang Baik
Keterangan:
56
A. Menanya
B. Mengamati
C. Mencoba
D. Menalar
E. Mengkomunikasikan
Tabel 4.4 Rekapitulasi rata-rata hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus I
∑ Skor Skor
No Nama Siswa % Kriteria
perolehan maksimum
bahwa dari 17 siswa yang diamati peneliti dan kriteria yang diperoleh adalah sangat
baik. Dari ketentuan kriteria yang ditetapkan pada Bab III sebelumnya, persentase ini
57
tergolong sangat baik karena nilai rata-rata yang diperoleh 120,5882%. Dengan
rincian skor sebagai berikut : A. Dalam indikator (Menanya) diperoleh jumlah skor
Dalam indikator (Menalar) skor yang diperoleh 38 dan dipersentasekan 126%, dan E.
dipersentasekan 130%.
diskusi dengan observer untuk melakukan refleksi siklus pertama yang telah
dilakukan. Dari hasil analisis data observasi, maka terdapat beberapa catatan yang
b. siswa sudah fokus terhadap materi yang di sampaikan oleh peneliti, apabila
Maka peneliti harus memperhatikan siswa yang masih fokus bermain dan
menegurnya secara perlahan agar siswa tidak merasa tertekan. Pada siklus I ini
58
siswa sudah dikatakan sangat baik karena skor terbanyak yang adalah 3 yang
berjumlah hampir setara dalam kegiatan aktivitas belajar, dan skor yang di
temukan adalah skor yang di katakan Baik, oleh karena itu peneliti hanya fokus
Perencanaan
1 2 8 25 kurang
Pembelajaran
2 Kegiatan Pendahuluan 3 8 37,5 kurang
3 Kegiatan Inti 1 8 12,5 kurang
4 Kegiatan Akhir 4 8 50 kurang
Rata-Rata persentase aktivitas belajar guru 31,25 Kurang
Keterangan: 4 = Sangat Baik, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang.
Berdasarkan data pada tabel 4.5 diatas, observasi kegiatan guru selama
proses kegiatan belajar mengajar berlangsung pada siklus I yang masih belum
dikategorikan dengan baik. hal ini dapat dilihat dari jumlah nilai yang diperoleh dari
kualifikasi k.
59
di ruang kelas II SD Negeri 46 Kota Ternate. Peneliti dan guru kelas mendiskusikan
rancangan tindakan yang akan dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I
diketahui sudah di temukan adanya peningkatan aktivitas siswa. karena dari penlaian
indikator yang sudah ada. Oleh karena itu peneliti harus fokus lebih memperdalam
kegiatan belajar mengajar yang terdapat peningkatan tersebut agar tidak menurun.
jaring laba-laba.
2) Peneliti mengarahkan siswa agar lebih tenang dan aktif seperti sebelumnya
besar siswa suda mengalami peningkatan kegiatan aktivitas dalam pembelajaran. hal
ini dilihat dari sekian banyaknya siswa yang serius mengikuti pembelajaran dan juga
silabus mata pelajaran matematika diformat dalam bentuk tabel yang berisi
aktivitas siswa, materi pokok, indikator, dan prosedur yang akan diselesaikan
model jaring laba-laba sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.
Pembelajaran dengan tema yang sama yaitu Hidup Rukun di Rumah dengan model
jaring laba-laba pada siklus II dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan (dengan alokasi
61
waktu 2x35 menit).tepatnya pada hari rabu 09 Agustus 2023. Dengan tahap
a. Kegiatan awal
siswa dengan menunjukkan sebuah gambar gerakan badan yang dilakukan Udin dan
b. Kegiatan inti
memberi penjelasan tentang permainan lingkaran besar dan lingkaran kecil yang
jawab terkait gambar yang diamati (menanya) 7. Siswa diminta bertanya kepada
dengan teliti (menanya) 8. Siswa menyimpulkan isi teks buku harian yang telah
buku harian tentang kegiatan hari ini (mencoba) 14 Siswa membaca teks yang
menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan teks buku harian yang
dengan teks buku harian yang telah ditulis (menalar)17. Siswa mengamati contoh
c. Kegiatan penutup
2. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil
pembelajaran).
63
3. Observasi Siklus II
observasi yang dilakukan pada penelitian ini teridiri dari observasi Aktivitas
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa yang dilakukan peneliti melalui refleksi
sebagai berikut.
1. Peneliti memberikan motivasi kepada siswa yang masih kurang percaya diri
2. Bagi siswa yang aktif dapat diberikan pengertian agar dapat memberikan
Tabel 4.8 Rekapitulasi rata-rata hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus II
∑ Skor Skor
No Nama Siswa % Kriteria
perolehan maksimum
siswa selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung pada siklus II termasuk
dalam kategori Sangat Baik. hal ini dapat dilihat dari jumlah nilai rata-rata yang
Perencanaan
1 4 8 50 kurang baik
Pembelajaran
2 Kegiatan Pendahuluan 4 8 50 Kurang baik
3 Kegiatan Inti 3 8 37,5 kurang
4 Kegiatan Akhir 4 8 50 Kurang baik
Rata-Rata persentase aktivitas belajar guru 46,875 Kurang baik
Berdasarkan hasil kegiatan aktivitas siswa pada tabel 4.9 diatas skor
yang dapat diperoleh pada aktivitas siswa sudah termasuk dalam kualifikasi
kriteria yang di inginkan, hal ini dapat dilihat dari skor perolehan yang
tujuan yang ingin dicapai dapat diajabarkan dalam pembahasan hasil penelitian.
siswa dengan menggunakan model jaring laba-laba pada siswa kelas II di SD Negeri
46 Kota Ternate.
dalam empat tahap yaitu: 1) tahap perencanaan, 2) tahap tindakan, 3) observasi dan,
untuk mengetahui kondisi yang ada di SD Negeri 46 Kota Ternate, kegiatan observasi
awal ini peneliti menemukan bahwa aktivitas siswa di kelas II SD Negeri 46 Kota
Ternate dalam model pembelajaran tematik Model Jaring Laba-laba. Oleh karena
dengan menggunakan model jaring laba-laba, siklus I merupakan tindakan awal untuk
pada siswa kelas II SD Negeri 46 Kota Ternate. Dari hasil pembelajaran aktivitas
guru pada siklus I diperoleh dari rekapitulasi data dan terdapat jumlah nilai rata-rata
hasil observasi aktivitas belajar siswa yaitu 120,5882% dan hasil tersebut sudah
dikatakan baik karena persentase ini tergolong baik, hal. Siklus I juga masih terdapat
kekurangan yaitu peneliti belum bisa menguasai kelas secara optimal, karena ada
guru/peneliti.
dilaksanakan pada siklus I. Upaya perbaikan yang dilakukan antara lain (a) peneliti
harus lebih banyak membaca referensi mengenai model jaring laba-laba agar dalam
68
proses pembelajaran lebih bervariasi dan menyenangkan siswa, (b) peneliti harus
memberikan penjelasan yang lebih dalam kepada siswa, (c) peneliti memberikan
motivasi untuk menumbuhkan minat siswa untuk meningkatkan aktivitas siswa, (d)
Penggunaan model jaring laba-laba dapat lihat dari tindakan siklus II dimana
dapat dilihat dari data rekapitulasi persentase hasil observasi aktivitas belajar siswa
Hal ini dapat dilihat peningkatan aktivitas belajar siswa sudah semakin membaik dari
siklus sebelumnya. Pada siklus II penggunaan model jaring laba-laba berjalan lancar.
Siswa menjadi lebih termotivasi dan aktif dalam mengikuti proses kegiatan belajar
mengajar, di samping itu, perhatian juga sangat penting dalam kegiatan belajar
pemilihan.
Ada beberapa perubahan yang terjadi dalam proses siklus I dan siklus II
diantaranya.
a. Pada siklus I nilai rata-rata persentase hasil observasi aktivitas guru dalam
mengajar 46,875%.
hal tersebut dapat dilihat dari data rekapitulasi nilai rata-rata yang mencapai
123,5294%.
bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa sesuai dengan hipotesis yang
disampaikan oleh peneliti bahwa model pembelajaran terpadu Model Jaring Laba-
laba dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. dari penelitian data rekapitulasi hasil
observasi aktivitas belajar siswa terdapat peningkatan pada siklus II .Dengan skor
perolehan tertinggi pada siklus I adalah 3 sedangkan pada siklus II skor perolehan
tertinggi adalah 4.
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan model pembelajaran jaring
kelas II di SD Negeri 46 Kota Ternate. Hal ini dapat di amati dari persentase
dan diperoleh nilia rata-rata persentase adalah 120,5882% dan pada siklus II
terdapat jumlah siswa yang sama dengan hasil observasi aktivitas belajar
adalah 1.Guru menyiapkan tema utama dan tema lain yang telah dipilih dari
70
71
kesenian, bahasa dan IPS yang sesuai dengan tema utama yang telah
lebih luas. 4. Guru memilih konsep atau informasi yang bisa mendorong
belajar siswa dengan pertimbangan lain yang memang sesuai dengan prinsip-
B. Saran
Terdapat beberapa saran yang peneliti sampaikan terkait dengan penelitian ini,
Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat memberikan solusi bagi guru SD/MI yang
rendah (1, 2, dan 3) berdasarkan hasil penelitian di atas maka peneliti memberikan
a. Diharapkan dan harus dituntut keras untuk bekerja sama dengan orang tua wali
dilingkungan sosial.
b. Bagi pihak sekolah, alangkah baiknya jika membantu guru untuk menyediakan
c. Pihak sekolah juga perlu menerapkan model pembelajaran tematik yang secara
berkualitas, hal ini bukan hanya untuk mejadikan guru yang profesional namun
keaktifan guru dalam mengontrol kehadiran itu diperlukan sebuah ambisi dan
semangat yang tinggi dari atasan (Kepala Sekolah) sehingga para pendidik lebih
d. Bagi peneliti lain penelitian ini masih terbatas pada tema tertentu, untuk itu perlu
ada penelitian yang lebih lanjut dengan tema dan pembahasan yang lebih luas.
73
DAFTAR PUSTAKA
Richard Arends. 1997. Prihantini. 2021. Strategi Pembelajaran SD. Jakarta: Bumi
Aksara 2021
Richmond. 1977. dan Joni 1996 dalam buku Winda Amelia. 2022. Bahan Ajar
Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar.
Robin. 1991. dalam buku Amelia W. 2022. Bahan Ajar Pembelajaran Terpadu di
Sekolah Dasar.
Robin. 2006. Perilaku Organisasi, PT Indeks, Kelompok Gramedia, Jakarta
Rosmala Dewi. 2015. Profesionalisasi melalui Penelitian Tindakan Kelas. Medan:
Unimed Press.
Rusman. 2017. Prihantini. 2021. Strategi Pembelajaran SD. Jakarta: Bumi Aksara
2021.
Sanjaya.W 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana
Sardiman. 2011. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pres;
Cet Ke 11.
Somadayo S. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Sudarwan. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: EGC.
Sudjana.N. 1989. CBSA Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Sudjono. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alvabeta CV.
Suyono dkk. dalam buku Prihantini. 2021. Strategi Pembelajaran SD. Jakarta: Bumi
Aksara 2021.
Syah. M. 2013. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.
Ulfa. S. 2017. Penggunaan Model Enviromental Learning Untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Tema Lingkungan
Sahabat Kita di Kelas V SD Plus Al-Fatwa. Bandung.
Wahab. 2007. Metode dan Model-model Mengajar. Bandung: Alfabeta
76
Wasliman dalam buku Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah
Dasar. Jakarta:Kencana Prenadamedia Group.
William dalam buku Winda Amelia. 2022. Bahan Ajar Pembelajaran Terpadu di
Sekolah Dasar.
Yamin. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.
77
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Siklus I
Kelas/Semester : II/1
Pembelajaran :1
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
F. Kegiatan Pembelajaran
Waktu
pulang.
c. Guru meminta siswa untuk berpamitan dan
memberi salam kepada guru saat pulang.
d. Guru memberi salam penutup. Siswa boleh
pulang. Setelah sampai di rumah, siswa
memberi salam kepada orang tua.
1. Media : Poster dan Kartu gambar , Buku Tematik 2A Hidup Rukun untuk
Kelas II,
Setyorini dan Maryati Sukarwo, Penerbit Grafindo Media Pratama,
2017.
2. Alat : Papan tulis, spidol, karton
3. Sumber : Buku Tematik 2A Hidup Rukun untuk Kelas II, Setyorini dan
Maryati Sukarwo, Penerbit Grafindo Media Pratama, 2017.
H. Penilaian
Peneliti
83
Sintari Iswan
NPM. 03301911064
Lampiran 2
Siklus II
4. Menyajikan pengetahuan faktual dlam bahasa yang jelas dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
mulia.
PPKn
Kompetensi Dasar :
sekolah
Indikator :
hobi
Indikator :
85
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar :
1.1. Menerima anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa Indonesia
2.5. Memliki perilaku santun dan jujur dalam percakapan tentang hidup rukun
3.3. Mengenal teks buku harian tentang kegiatan anggota keluarga dan
dokumen milik keluarga dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah
Indikator :
4.3. Mengungkapkan teks buku harian tentang kegiatan anggota keluarga dan
dokumen milik keluarga secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan
86
tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu
penyajian
Indikator :
C. Tujuan Pembelajaran
percaya diri
percaya diri
6. Dengan menggunakan teks buku harian yang telah ditulis, siswa dapat
membaca teks buku harian kegiatan keluarga dengan teliti dan percaya diri
kesimpulan teks buku harian, siswa dapat menyimpulkan isi teks buku
D. Materi Pembelajaran
hobi
keluarga
mengkomunikasikan)
permainan
G. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan 15 menit
kepercayaan masing-masing
(mengamati)
89
keluarganya (mengkomunikasikan)
diamati (mengkomunikasikan)
(mengamati)
(mengomunikasikan)
(menalar)
90
ini (mencoba)
ditulis(mengomunikasikan)
pembelajaran)
91
H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
Peneliti
Sintari Iswan
NPM. 03301911064
92
Lampiran 3
KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam
gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
93
Lampiran 4
Lembar Hasil Observasi Aktivitas Guru
Siklus I
Kelas/Semester : II/I
NO Aktivitas Guru
Lampiran 5
Kelas/Semester : II/I
NO Aktivitas Guru
NO Aktivitas
NO Aktivitas
Lampiran 6
Dokumenstasi
RIWAYAT PENDIDIKAN
pada tahun 2013. Kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Al-
Khairaat Dolik Kecamatan Gane Barart Utara dan selesai pada tahun 2016, setelah itu
Halmahera Selatan dan selesai pada tahun 2019, dan pada tahun yang sama peneliti
dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Dasar Program Studi Pendidikan Guru