Anda di halaman 1dari 124

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK (MODEL JARING

LABA-LABA) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA


KELAS II DI SD NEGERI 46 KOTA TERNATE

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SINTARI ISWAN
03301911064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
2023
ii

ABSTRAK

Sintari Iswan, 2023. Penggunaan Model Pembelajaran Tematik Model Jaring Laba-
laba Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas II SD Negeri 46 Kota
Ternate, Pembimbing: Dr. Samsu Somadayo, S.Pd,.M.Pd dan Selvi Wulandari,
S.Pd,.M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran


jaring laba-laba untuk meningkatkan aktivitas siswa kelas II di SD Negeri 46 Kota
Ternate. Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek yang
terlibat dalam penelitian ini adalah siswa kelas II yang berjumlah 36 siswa yang
terdiri dari laki-laki 18 orang dan perempuan 18 orang. Pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam
penelitian ini dilakukan dengan 2 tahap yaitu menentukan jumlah skor nilai yang
diperoleh dan menentukan skor maksimum untuk menghitung persentase hasil
aktivitas belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan model pembelajaran tematik
Jaring Laba-laba untuk dapat meningkatkan hasil aktivitas belajar siswa di kelas
rendah khususnya pada kelas II di SD Negeri 46 Kota Ternate. Hal ini dapat di amati
dari persentase masing-masing siklus di mana siklus I terdapat 17 jumlah siswa yang
hadir dan diperoleh nilia rata-rata persentase adalah 120,5882% dan pada siklus II
terdapat jumlah siswa yang sama dengan hasil observasi aktivitas belajar siswa
dengan nilai persentase rata-rata yang diperoleh 123,5294%.
Kata kunci: Penggunaan Model Jaring Laba-laba, siswa kelas 2

ABSTRACT

i
iii

Sintari Iswan, 2023. The use of the thematic model of the spider net model to
improve student learning activity class II SD Negeri 46 Ternate City, Supervisor: Dr.
Samsu Somadayo, S.Pd, .m.pd and Selvi Wulandari, S.PD ,.m.pd.

This study aims to determine the use of spider-class learning model to


increase student activity of class II in SD Negeri 46 Tannate. The design of this
research is classroom action research (PTK). The subject involved in this study is a
class of II students who amounted to 36 students consisting of men 18 people and
women 18 people. Data collection in this study is observation, and documentation.
The data analysis technique in this study was conducted with 2 stages that determine
the amount of value scores obtained and determine the maximum score to calculate
the percentage of student learning activities.
Based on studies on the use of spiderwet-thematic learning models to improve
the learning activities of lower students in the 46th city of ternate primary school.
This can be observed from the percentage of the individual cycles in which the I cycle
is 17 the number of students present and the average percentage of the percentage is
120.5882% and on cycle ii there is the same number of students as the observation of
student learning activities with an average percentage score of 123.5294%.
Keywords: Use of spider net model, students of class 2

ii
iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

Jangan egois!

(Sintari)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan kepada:

1. Yang paling utama teruntuk sang pencipta (Allah Subhanahu

Wata’ala) yang telah memberikan kekuatan, kemudahan, dalam hal

apapun termasuk dalam berpendidikan. Atas karunia dan

kemudahan yang diberikan Alhmdulillah akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

2. Kepada kedua orang tuaku ayahanda (Iswan Husen) dan ibunda

(Juhuria Samiun), sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya yang selalu memberikan kasih

sayang, dukungan, dan cinta kasih yang telah diberikan yang

mungkin tak bisa kubalas. Terima kasih atas motivasi dan iringan

do’a yang selalu menyertaiku dalam langkahku.

iii
v

3. Kepada keluarga besar (Alm. Samiun M. Nur) dan (Alm. Husen

Piara) yang selama ini selalu memberikan dukungan, semangat,

dan juga motivasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Kepada kakak dan adikku tercinta Dewita Iswan, S.E dan Afrizal

Iswan yang selalu menghargai usaha peneliti, menyemangati, dan

selalu memberikan motivasi kepada peneliti.

5. Kepada paman dan saudara-saudariku tercinta Abd.Firkam

Samiun, Hasrul Abubakar, Fikri A. Kabir, Mirnawati A.Kabir,

Jusmin Rusli, Iksan Hata, Wahyudi M. Konoras yang selalu

membantu peneliti dalam kekurangan materi maupun kekurangan

fisik.

6. Kepada teman hidupku Syibah Jasdi, dan Leo Jasdi, (Yuki, Nicko,

Coco, dan Loopy Jasdi) yang selalu ada untuk peneliti dalam susah

maupun senang.

7. Kepada para sahabat karibku tercinta angkatan 19 SMAN 13

Halmahera Selatan, Stifin 9P, Ussyd, Sitisara Buntae, Hinayat

Nursan, Wiwin Adam, dan Rosita Udin yang telah memberikan

iv
vi

semangat, dukungan, dan do’a yang selalu diberikan saat berada di

bangku kuliah.

8. Buat Almamater tercinta Universitas Khairun tempat peneliti

menimbah ilmu.

v
vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi dengan judul “ Penggunaan Model Pembelajaran Tematik (Jaring Laba-

laba) Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa Kelas 2 di SD Negeri 46 Kota

Ternate”.

Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Program Sarjana (S1)

jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Khairun. Tidak lupa shalawat dan salam peneliti curahkan kepada

Nabiullah Muhammad Rasulullah SAW serta para keluarga dan sahabatnya.

Selama penyusunan penyelesaian skrpsi ini, Peneliti senantiasa mendapatkan

bantuan, motivasi dan do’a yang diberikan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu peneliti ingin

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Ridha Ajam, M.Hum, sebagai Rektor Universitas Khairun Ternate

2. Bapak Dr. Abdu Ma’sud S.Pd.,M.Pd selaku dekan FKIP Univewrsitas Khairun

Ternate

3. Ibu Darmawati Hadi S.Pd.,M.Pd selaku ketua jurusan Pendidikan Dasar FKIP

Universitas Khairun Ternate

4. Bapak Dr. Ridwan Jusuf, S.Pd.,M.Pd, selaku Koordinator Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Khairun.

vi
viii

5. Bapak Dr. Samsu Somadayo,S.Pd.,M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan arahan, bimbingan, dan dorongan hingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.

6. Ibu Selvi Wulandari, S.Pd.,M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II juga yang telah

memberikan arahan, motivasi, bimbingan, dan dorongan hingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.

7. Ibu Pamuti S.Pd.,M.Pd selaku penguji I, Bapak Asri Tamalene S.Pd.,M.Pd selaku

penguji II, dan Bapak M. Irfan Hasanuddin S.Pd.,M.Pd selaku penguji III, yang

telah memberikan koreksi dan masukan dalam skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah

banyak mengajarkan ilmu pengetahuan dan memberikan motivasi pada peneliti

selama dibangku kuliah.

9. Ibu Surni Amin S.E, selaku Tata Usaha Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar yang selalu melayani keperluan administrasi dengan sepenuh hati hingga

akhir.

10. Ibu Nur S. Syahda,S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 46 Kota Ternate yang

telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada sekolah yang di

pimpinnya.

11. Ibu Nurhayat Wahid,S.Pd selaku guru kelas II SD Negeri 46 Kota Ternate yang

telah membantu mengamati aktivitas peneliti selama penelitian.

vii
ix

12. Siswa-siswi SD Negeri 46 Kota Ternate, khususnya siswa kelas II yang telah

bekerja sama dalam penelitian ini.

13. Teman-teman angkatan 2019 SMA Negeri 13 Halmahera Selatan, penulis tak

mampu menulis satu persatu namanya yang telah memberikan dorongan kepada

peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

14. Kepada teman-teman karibku dan saudara/i Rusiyan Iswan, Faradila Rasid,

Wahyudin Rasid, M.Reza A. Djabid, Adetia Hairudin, Suriyanti Zaenal, Suriska

Bahrudin, Emi Abdullah, Sarni Agus, Nurafni Jufri, dan Nurlaili Ade yang telah

banyak membantu peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

15. Kepada kedua orang tua saya bapak Iswan Husen dan ibu Juhuria Samiun, yang

penuh kasih sayang senantiasa memberikan dorongan, do’a, semangat, nasehat,

serta bantuan moral maupun material selama menuntun ilmu,

16. Pihak-pihak lain yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, atas bantuannya

baik secara moral maupun materi bagi peneliti hingga terselesaikan skripsi ini.

Tiada manusia yang sempurna di hadapan Ilahi, untuk itu jika dalam

penulisan skripsi ini masih terdapat kekeliriuan dan kesalahan, kritik dan saran

sangat peneliti harapkan. Semoga bantuan dan keikhlasan yang telah diberikan

kepada peneliti dapat menjadi amal dan ibadah yang bernilai pahala di sisi Allah

SWT.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan bagi peneliti pada khususnya. Mohon maaf atas semua kesalahan

yang telah peneliti lakukan sebelumnya, baik disadari maupun tidak disadari.

viii
x

Semoga skripsi ini diridhoi Allah SWT, dan bermanfaat bagi siapapun yang

membacanya.

Ternate,06 November 2023

Sintari Iswan
03301911064

ix
xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................

ABSTRAK ...................................................................................................i

ABSTRACT ...................................................................................................ii

MOTTO PERSEMBAHAN...........................................................................iii

KATA PENGANTAR ...................................................................................vi

DAFTAR ISI ................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................xiii

DAFTAR TABEL ..........................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1

A. Latar Belakang ...............................................................................1

B. Identifikasi Masalah .............................................................................6

C. Batasan Masalah ...............................................................................7

D. Rumusan Penelitian .............................................................................7

E. Tujuan Penelitian ...............................................................................6

F. Manfaat Penelitian ...............................................................................8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................10

A. Pengertian Pembelajaran Tematik .................................................10

1. Pengertian Pembelajaran Tematik ..................................................10

2. Landasan Pembelajaran Tematik ....................................................11

x
xii

3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Tematik ............................................13

4. Karakteristik Pembelajaran Tematik ...............................................14

5. Rambu-rambu Pembelajaran Tematik ............................................16

6. Kekuatan dan keterbatasan Pembelajaran Tematik .........................17

7. Pendekatan Pembelajaran Tematik Terpadu ...................................20

8. Model Pembelajaran Tematik Terpadu...........................................21

9. Model Jaring Laba-laba ...................................................................26

B. Pengertian Aktivitas Belajar Siswa ...................................................35

1. Manfaat Aktivitias Belajar Siswa ............................................38

2. Faktor-faktor Mempengaruhi Aktivitas Belajar Siswa ............39

BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................35

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .........................................................35

B. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................43

C. Kelas dan Subjek Penelitian ...............................................................43

D. Rancangan dan Tindakan Penelitian ....................................................43

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................45

F. Teknik Analisis Data ...........................................................................46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................41

A. Deskripsi SD Negeri 46 Kota Ternate..................................................41

B. Hasil Penelitian Siklus I........................................................................53

C. Aktivitas Belajar Guru Siklus I............................................................58

D. Paparan Proses dan Hasil Penelitian Siklus II .....................................59

xi
xiii

E. Hasil Pembelajaran Siklus II ................................................................64

F. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................70

A. Kesimpulan ..........................................................................................70

B. Saran ....................................................................................................71

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................73

LAMPIRAN ................................................................................................77

xii
xii
xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ciri-ciri Model Pembelajaran ………………………………………26

Gambar 2.2 Model Jaring Laba-laba …………………………………………….27

Gambar 2.3 Terpadu Berisi Matematika……………………………………….…28

Gambar 2.4 Terpadu Berpusat Pada Matematika…………………………….…..29

Gambar 3.1 Siklus PTK Kemmis dan Taggart (PTK) Somadayo……………….44

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SD Negeri 46 Kota Ternate …………………..51

xiii
xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rentang Skor dan Kriteria .................................................................48

Tabel 4.1 Keadaan fasilitas gedung SD Negeri 46 Kota Ternate.......................49

Tabel 4.2 Data siswa siswi SD Negeri 46 Kota Ternate T.P 2023/2024............50

Tabel 4.3 Observasi aktivitas siswa siklus I.......................................................51

Tabel 4.4 Hasil pengamatan aktvitas siswa siklus I...........................................56

Tabel 4.5 Hasil observasi aktivitas siswa siklus I...............................................58

Tabel 4.6 Hasil observasi aktivitas siswa siklus II.............................................64

xiv
xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I......................77

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II.....................83

Lampiran 3 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I.........................92

Lampiran 4 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II.....................101

Lampiran 5 Dokumentasi Kegiatan Belajar Mengajar....................................102

xv
xvii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang Dasar

1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar

pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem dalam pengajaran

nasional yang diatur dengan undang-undang (Majid, 2014:1).

Pendidikan dasar adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional.

Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang lamanaya sembilan tahun

diselenggarakan selama enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di sekolah

lanjutan tingkat pertama atau satuan pendidikan yang sederajat (Majid, 2014:1).

Menurut Majid (2014:2) Kurikulum pendidikan dasar disusun dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan

siswa dan kesesuaian dengan lingkungan, kebutuhan nasional, perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta kesenian.

Menurut Majid (2014:49-50) Kurikulum SD/MI menggunakan pendekatan

pembelajaran terpadu dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik terpadu

merupakan pendekatan pembelajaran yang memadukan berbagai kompetensi dari

berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.

Pemanduan tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan

1
2

pengetahuan dalam proses pembelajaran dan terpadu berbagai konsep dasar yang

berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep sehingga peserta didik tidak belajar

konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna

yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.

Dalam pembelajaran tematik terpadu, tema yang dipilih berkenaan dengan

alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III, keduanya merupakan pemberi

makna yang substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia,

Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke

mata pelajaran memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang

Kompetensi Dasar mata pelajaran lainnya. Dari sudut pandang psikologis, peserta

didik belum mampu berpikir abstrak untuk memahami konten mata pelajaran yang

terpisah kecuali kelas IV, V, dan VI sudah mulai mampu berpikir abstrak. Pandangan

psikologi perkembangan dan Gestalt memberi dasar yang kuat untuk integrasi

Kompetensi Dasar yang di organisasikan dalam pembelajaran tematik. Dari sudut

pandang Transdiciplinarity maka pengotakan konten kurikulum secara terpisah ketat

tidak memberikan keuntungan bagi kemampuan berpikir selanjutya (Kurikulum

2013:9).

Menurut Amelia (2022:8-9) Model pembelajaran terpadu pada dasarnya

merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara

individual maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-

prinsip keilmuan secara holistik bermakna dan otentik. Cara pengemasan pengalaman
3

belajar yang dirancang oleh guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan

pengalaman bagi siswa. Pengalaman belajar yang lebih menunjukkan kaitan unsur-

unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual

yang dipelajari dengan sisi bidang studi yang relevan akan membentuk skema,

sehingga anak akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan.

Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang mengintegrasikan

beberapa mata pelajaran yang terkait secara harmonis untuk memberikan model yang

mencoba untuk memadukan beberapa pokok bahasan (Beane,1995:615). Keterpaduan

dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek materi

belajar, dan aspek kegiatan belajar mengajar.

Model pembelajaran tematik sudah mulai diperbicangkan oleh pakar pendidikan di

tahun 1999. Pembelajaran tematik yang merujuk pada KBK dan KTSP sudah

diberlakukan sejak tahun 2005 yang lalu. Pelatihan tematik dari dinas pendidikan atau

pemerhati pendidikan untuk mensosialisasikan tematik dari daerah ke daerah hampir

seluruh Indonesia. Beberapa komentar dari berbagai pelatihan tematik di Indonesia

yang sudah dilaksanakan yaitu: masih banyak guru yang masih bingung dengan

pembelajaran tematik walaupun sudah dilaksanakan dari tahun 2002 tapi masih

banyak yang salah persepsi mengenai pembelajaran tematik ini. Ironisnya pemerintah

Indonesia khususnya dinas pendidikan meminta guru untuk menerapkan

pembelajaran tematik tetapi penilaian akhir terutama dirapor belum terpikirkan lebih

detail. Sehingga guru menjadi kebingungan dan banyak yang kembali pada model

fragmented. Sayangnya instansi pendidikan yang terkait dalam mensosialisasikan


4

pembelajaran tematik sepertinya hanya tahu sedikit tentang pembelajaran tematik ini.

Menurut Fogarty ada 10 macam model tematik tetapi yang dipelajari oleh pakar

pendidikan Indonesia hanya 3 model yaitu model pembelajaran tematik jenis jaring

laba-laba, model pembelajaran tematik jenis terpadu dan model pembelajaran tematik

model keterhubungan. Setiap jenis model pembelajaran tematik ada ciri khusus,

kelemahan dan 3 kebaikannya. Instansi pendidikan terkait dalam mensosialisasikan

model pembelajaran tematik ini bersifat banci tau mix artinya gabungan antara model

pembelajaran tematik jenis jaring laba-laba dan terpadu. Instansi tersebut melupakan

bagaimana cara penilaian akhirnya.

Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit

tematiknya, menurut seorang ahli yang bernama (Fogarty, 1991) terdapat sepuluh

cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu yaitu: 1) Model

Fragmented, 2) Model Connected, 3) Model Nested, 4) Model Sequenced, 5) Model

Immersed, 6) Model Networked, 7) Model Webbed, 8) Model Integrated, 9) Model

Threaded, 10) Model Shared.

Model pembelajaran terpadu pada dasarnya merupakan suatu sistem

pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individu maupun kelompok

aktif dan menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara

holistik yang bermakna otentik. Karakteristik model pembelajaran terpadu adalah

holistik, bermakna, otentik, dan aktif.

Menurut Amelia (2022:17-18) Berdasarkan hasil kajian, model pembelajaran

terpadu yang ada, tidak semuanya diterapkan di Indonesia. Terdapat dua model
5

pembelajaran terpadu yang nampaknya cocok atau tepat diterapkan, yaitu model yang

mengintegrasikan model jaring laba-laba (Webbed) dengan model keterhubungan

(Connected). Secara singkat, maka model yang peneliti gunakan dalam kegiatan

pembelajaran adalah model pembelajaran jaring laba-laba.

Pembelajaran Jaring Laba-Laba (Spider Webbed) adalah beberapa mata pelajaran

yang dikaitkan dalam satu tema dan setiap mata pelajaran diajarkan seperti biasa

menggunakan jadwal pelajaran. Penilaian dalam setiap mata pelajaran masih

dilakukan seperti biasa sesuai dengan karakteristik dari setiap mata pelajaran. Satu

tema dapat dilakukan selama 2 minggu tergantung dari materi yang dikaitkan

Untuk Implementasi Pembelajaran tematik ada beberapa komponen yang

perlu dibahas dahulu seperti metode, penilaian, media, langkah pembelajaran dan

peran guru. Setelah itu akan dibahas langkah penyusunan Pembelajaran tematik serta

contoh Matriks Tematik, Silabus dan RPP. Metode yang digunakan dalam

pembelajaran Tematik bermacam-macam agar siswa tidak bosan seperti; bermain

peran, karya wisata, tanya jawab, eksperimen, bernyanyi, papan buletin, pemberian

tugas, pameran, pemecahan masalah, diskusi kelompok, pengamatan, latihan,dll

Penilaian tidak hanya ditekankan pada segi kognitif saja tetapi aspek lannya seperti

psikomotor dan afektif pun diperhatikan dalam proses pembelajaran berlangsung.

Artinya proses dan produk keduanya diukur saat proses pembelajaran berlangsung

dan dilakukan secara terus menerus. Mengukur pengetahuan jauh lebih mudah

daripada mengukur keterampilan dan moral siswa karena perlu pengamatan yang

terus menerus dari guru untuk melihat tingkat perkembangannya. Media: lingkungan
6

sekolah, lingkungan kelas, alat peraga yang dibuat oleh guru, majalah, internet, nara

sumber (orang tua /guru /keluarga yang diundang) museum, dll.

Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri 46 Kota Ternate diperoleh

informasi bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran tematik mengalami kendala

seperti kurang fokus, pasif, mudah jenuh, bosan dan lebih asik mengganggu teman

lainnya dari pada memperhatikan kegiatan pembelajaran di berikan oleh guru, selain

aktivitas siswa adapun aktivitas guru/pendidik, peneliti melihat dalam pembelajaran

tematik guru juga masih banyak menggunakan model pembelajaran yang

konvensional atau ceramah, model pembelajaran pemberian tugas dan model

pembelajaran yang masih perlu membutuhkan sosialisasi tentang kurikulum 2013.

Sosialisasi akan kurikulum 2013 telah dilakukan oleh pemerintah akan tetapi

pendidik yang hadir hanya sebagai pendengar, pihak penyelenggaran belum

menganalisis secara rinci apa saja kendala pendidik dalam melakukan proses

pembelajaran tematik.

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan oleh peneliti diatas, maka

perlu diterapkan model pembelajaran tematik Model Jaring Laba-laba untuk

meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas II SD Negeri 46 Kota Ternate.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah

terkait penggunaan model pembelajaran tematik terpadu di kelas rendah khususnya

pada kelas II sebagai berikut.


7

1. Guru memiliki model pembelajaran yang kurang menarik dalam pelaksanaan

pembelajaran tematik, karena pada umumnya di sekolah yang di terapkan

kurikulum 2013 namun masih menggunakan model pembelajaran yang

membuat siswa mudah jenuh atau bosan.

2. Perlu ditingkatkan aktivitas belajar siswa dalam menyelesaikan masalah.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan paparan indentifikasi masalah yang telah disebutkan di atas,

dengan harapan agar penelitian ini terarah maka perlu adanya pembatasan yang akan

diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah

1. Pada peneliti ini peneliti hanya fokus pada aktivitas belajar siswa.

2. Model yang digunakan dalam proses belajar mengajar adalah Model Jaring Laba-

laba.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti dapat merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Apakah menggunakan model pembelajaran tematik Model Jaring Laba-laba

yang digunakan oleh guru dapat meningkatkan aktivitas siswa di kelas rendah

khususnya pada kelas II (Dua) di SD Negeri 46 Kota Ternate ?

2. Bagaimana cara seorang guru untuk menerapkan Model Jaring Laba-laba pada

siswa kelas II untuk meningkatkan aktivitas siswa?


8

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui penggunaan model pembelajaran tematik Model Jaring Laba-

laba yang digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik untuk

meningkatkan aktivitas siswa di kelas II di SD Negeri 46 Kota Ternate.

3. Mengetahui cara seorang guru menerapkan Model Jaring Laba-laba pada

siswa kelas II untuk meningkatkan aktivitas siswa.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diterapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis

dan praktis pada masyarakat luas, khususnya dibidang pendidikan. Adapun manfaat

penelitian sebagai berikut.

1. Manfaat teoritis

Secara umum penelitian ini memberikan sumbangan perbaikan pembelajaran

dan peningkatan aktivitas siswa melalui model pembelajaran tematik terpadu

Model Jaring Laba-laba.

2. Manfaat praktis

Berdasarkan tujuan dari penelitian, maka diharapkan mempunyai manfaat.

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Bagi siswa

Agar dapat memberikan kemampuan belajar dalam model pembelajaran

Jaring Laba-laba untuk meningkatkan aktivitas siswa.


9

b. Bagi guru

Proses pembelajaran pendidik dapat menerapkan model pembelajaran yang

dapat meningkatkan kemampuan aktivitas peserta didik dalam belajar dan

tidak menimbulkan kejenuhan dan kebosanan untuk menerima materi yang

telah di transfer oleh pendidik atau guru oleh karena itu dengan adanya model

pembelajaran tematik model jaring laba-laba Guru dapat mengetahui

peningkatan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.


10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema

untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman

bermakna kepada murid. Tema adalah pokok pikiran atau gugusan pokok yang

menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983).

Kata tema berasal dari kata Yunani tithenai yang berarti “menempatkan” atau

“meletakkan” dan kemudian kata itu mengalamai perkembangan sehingga kata

tithenai berubah menjadi tema. Menurut Gorys (2001:107) tema berarti “Sesuatu

yang telah diuraikan” atau “sesuatu yang telah ditempatkan”.

Secara luas, tema merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai

konsep kepada anak didik secara utuh. Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan

maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya

perbendaharaan bahasa anak didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna.

Penggunaan tema dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara

mudah dan jelas. Pembelajaran merupakan suatu strategi pembelajaran yang

melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna

kepada siswa. Keterpaduan pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau

10
11

waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Jadi pembelajaran tematik

adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi

dalam beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali pertemuan.

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu

(Integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang

memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan

menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan

otentik. Penerapan pendekatan tematik dalam pembelajaran di kelas rendah oleh

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tidak lepas dari perkembangan akan

konsep dari pendekatan terpadu itu sendiri. Menilik perkembangan konsep

pendekatan terpadu di Indonesia, pada saat ini model pembelajaran yang dipelajari

dan berkembang adalah model pembelajaran yang dipelajari dan berkembang adalah

model pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh Fogarty (1990). Model

pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh Fogarty ini berawal dari konsep

pendekatan disipliner yang dikembangkan oleh Jacob (1989). (dalam buku Abdul

Majid 2014:80-86)

2. Landasan Pembelajaran Tematik

Landasan pembelajaran tematik mencakup:

a. Landasan filsofis

Menurut Majid 2014:87-88 Dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi

oleh tiga aliran filsafat yaitu: progresivisme, Konstruktivisme, dan humanisme.


12

Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada

pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah

(natural), dan memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme melihat

pengalaman langsung siswa (Direct Experience) sebagai kunci dalam pembelajaran.

Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia.

Manusia mengonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena,

pengalaman, dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari

seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing

siswa.

b. Landasan psikologis

Pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan

peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama

dalam menentukan isi atau materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa

agar tingkat keluasan dan kedalamnya sesuai dengan tahap perkembangan peserta

didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi

pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa

harus mempelajarinya.

c. Landasan yuridis

Dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau

peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar.


13

Landasan yuridis tersebut adalah UU No.23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak

yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidkan dan pengajaran

dalam rangkan pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan

minat dan bakatnya (pasal 9). UU No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuanb pendidkan

berhak mendaptkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan

kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).

3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Tematik Integratif

Menurut Majid 2014:89 Beberapa prinsip yang berkenaan dengan

pembelajaran tematik integratif sebagai berikut.

a. Pembelajaran tematik integratif memiliki satu tema yang aktual, dekat dengan

dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari.Tema ini menjadi alat

pemersatu materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran.

b. Pembelajaran tematik integratif perlu memilih materi beberapa mata pelajaran

yang mungkin saling terkait. Dengan demikian, materi-materi yang dipilih

dapat mengungkapkan tema secara bermakna. Mungkin terjadi, ada materi

pengayaan horizontal dalam bentuk contoh aplikasi yang tidak termuat dalam

standar isi. Namun ingat penyajian materi pengayaan seperti ini perlu dibatasi

dengan mengacu pada tujuan pembelajaran.

c. Pembelajaran integratif tidak boleh bertantangan dengan tujuan kurikulum

yang berlaku tetapi sebaliknya pembelajaran tematik integratif harus


14

mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan pembelajaran yang termuat

dalam kurikulum.

d. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu

mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan, kebutuhan,

dan pengetahuan awal.

e. Materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan. Artinya materi

yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.

4. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Menurut Majid (2014:89-91) Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah

dasar, pembelajaran tematik memilki karakteristik-karakteristik sebagai berikut.

a. Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (Student Centered). Hal ini sesuai

dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai

subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu

memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

b. Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa

(Direct Experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada

sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih

abstrak.
15

c. Pemisahan mata pelajaran

Dalam pembelajaran tematik, pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu

jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling

dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran

dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian siswa mampu memahami

konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa

dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

e. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) di mana guru dapat mengaitkan

bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan

mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah

dan siswa berada.

f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Adapun karakteristik dari pembelajaran tematik ini menurut TIM

Pengembang PGSD, 1997 (Hesty, 2008) adalah:

a. Holistik, suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam

pembelajaran tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang studi

sekaligus, tidak dari sudut pandang yang berkotak-kotak.

b. Bermakna, pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek,

memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar-skemata yang dimiliki


16

oleh siswa, yang pada gilirannya nanti, akan diberikan dampak

bermaknaan dari materi yang dipelajari.

c. Otentik, pembelajaran tematik memungkinkan siswa memahami secara

langsung konsep dan prinsip yang ingin dipelajari.

d. Aktif, pembelajaran tematik dikembangkan dengan berdasar pada

pendekatan inquiry discovery di mana siswa terlibat secara aktif dalam

proses pembelajaran, mulai perencanaan, pelaksanaan, hingga proses

evalusai.

5. Rambu-rambu Pembelajaran Tematik

Menurut Majid (2014:91) Adapun rambu-rambu pembelajaran tematik adalah

sebagai berikut.

a. Tidak semua mata pelajaran harus disatukan.

b. Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester.

c. Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, tidak harus dipadukan.

Kompetensi dasar yang tidak dapat diintegrasikan dibelajarkan secara

tersendiri.

d. Kompetensi dasar yang tidak mencakup pada tema tertentu harus tetap

diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri.

e. Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis,

dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral.

f. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa,

lingkungan, dan daerah setempat.


17

6. Kekuatan dan Keterbatasan Pembelajaran Tematik

Menurut Majid (2014:92-94) Pembelajaran terpadu memiliki kelebihan

dibandingkan pendekatan konvensional, yaitu sebagai berikut.

1. Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan

tingkat perkembangan anak.

2. Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa.

3. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik sehingga hasil

belajar akan dapat bertahan lebih lama.

4. Pembelajaran terpadu menumbuhkembangkan keterampilan berpikir dan

sosial peserta didik.

5. Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis. Dengan

permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan/lingkungan riil peserta

didik.

6. Jika pembelajaran terpadu dirancang bersama dapat meningkatkan kerja sama

antarguru bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik/guru

dengan narasumber sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam

situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna.

Selain itu, pembelajaran tematik memiliki kelebihan dan arti penting, yakni

sebagai berikut.

1. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan anak diik;


18

2. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan

tingkat perkembangan dan kebutuhan anak didik;

3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna;

4. Mengembangkan keterampilan berpikir anak didik sesuai dengan persoalan

yang dihadapi;

5. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama;

6. Memiliki sikap toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang

lain;

7. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang

dihadapi dalam lingkungan anak didik.

Di samping kelebihan, pembelajaran terpadu memilki keterbatasan terutama

dalam pelaksanaanya, yaitu pada perancangan dan pelaksanaan evaluasi yang lebih

banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi

dampak pembelajaran langsung saja. Puskur, Balitbang Diknas (tt;9) mengidentifikasi

beberapa aspek keterbatasan pembelajaran terpadu, yaitu sebagai berikut.

1. Aspek Guru

Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis

yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan

mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali

informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan
19

banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian

tertentu saja. Tanpa kondisi ini, pembelajaran terpadu akan sulit terwujud.

2. aspek peserta didik

Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relative

“baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi

karena model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitis

(mengurai), kemampuan asosiatif (menghubungkan), kemampuan eksploratif dan

elaboratif (menemukan dan menggali). Jika kondisi ini tidak dimiliki, penerapan

model pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.

3. Aspek sarana dan sumber pembelajaran

Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup

banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang,

memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Jika sarana ini tidak

dipenuhi, penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.

4. Aspek kurikulum

Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman pserta

didik bukan pada pencapaian target dan peyampaian materi. Guru perlu diberi

kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan

pembelajaran peserta didik.


20

5. Aspek penilaian

Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh (komperhensif),

yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian

terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk menyiadakan

teknik dan prosesdur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang komperehensif,

juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain jika materi pelajaran berasal dari

guru yang berbeda.

7. Pendekatan Pembelajaran Terpadu

Menurut Prihantini (2020:68-70) Pembelajaran terpadu merupakan

pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan dan karakteristik peserta

didik jenjang SD. Pendekatan ini juga merupakan karakteristik Kurikulum 2013

SD/MI yang mengamanatkan pendekatan pembelajaran terpadu diterapkan di SD.

Pembelajaran terpadu merupakan implementasi dari kurikulum terpadu integrated

kurikulum, yang menghubungkan berbagai disiplin ilmu berdasarkan mata pelajaran

dihubungkan dalam satu jaringan kompetensi untuk menjelaskan suatu konteks yang

menggambarkan keterpaduan (Kemendikbud,2016:7)

Pendekatan pembelajaran terpadu dilandasi pandangan psikologi bahwa

peserta didik jenjang SD, taraf perkembangan berpikirnya masih bersifat holistik dan

operasional konkret. Holistik diartikan bahwa peserta didik jenjang SD masih berpikir

satu kesatuan belum terkotak-kotak, dan membutuhkan objek nyata (Konkret) untuk

memahami fakta atau konsep. Pembelajaran terpadu bercirikan, memadukan berbagai


21

disiplin ilmu atau kompetensi mata pelajaran, untuk memadukannya didekati dengan

tema. Dengan kata lain pembelajaran terpadu bertolak dari sebuah tema. Oleh karena

itu disebut dengan pembelajaran tematik terpadu. Isitilah terpadu dan tematik sekilas

tampak berbeda, namun demikian pada hakikatnya memiliki kesamaan arti.

8. Model Pembelajaran Tematik Terpadu

Dalam buku (Prihantini 2021:49-50) mengutip pendapat dari Suyono dan

Hariyanto (2015:146), dan Sagala (2007) bahwa model mengajar merupakan

kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang

sistematik, dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk

mencapai tujuan tertentu. Kutipan yang merujuk pada pendapat Richard (1997)

dikemukakan bahwa model mengajar sebagai suatu pendekatan khusus dalam

mengajar yang meliputi tujuan, syntax, lingkungan, dan pengelolaan kelasnya.

Dua pendapat yang dikutip Suyono dan Hariyanto tersebut dapat dikatakan

bahwa ciri utama dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual prosedur

pembelajaran yang sistematik. Ciri tersebut dipertegas oleh (Komalasari,2013:57)

bahwa model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang

tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

Menurut Joyce, dkk (2000:1) menyatakan “a model of teaching is a

description of a learning environment.” Dikemukakan lebih lanjut bahwa model

pengajaran adalah cara membangun asuhan dan menstimulasi ekosistem di mana di

dalamnya para peserta didik belajar dengan beri nteraksi dengan komponen-
22

komponennya. Dari defenisi ini model pembelajaran lebih mengarah pada pola

pembelajaran. Dalam pola tersebut mencakup beberapa komponen atau bagian.

(Rusman, 2017:244) mengemukakan bahwa bagian-bagian model pembelajaran

terdiri dari: a. urutan langkah (syntax), b. prinsip-prinsip reaksi, c. sistem sosial, d.

sistem pendukung.

Menurut Asep & Haris (2012: 25) mengatakan model pembelajaran dapat

diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun

kurikulum, mengatur materi peserta didik, dan memberi petunjuk kepada pengajar

dikelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya.

Menurut Sardiman (2004: 24-25), ciri dari model pembelajaran itu sendiri

adalah rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau

pengembangnya, landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar,

tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakandengan berhasil, lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai. Sementara itu menurut (Hamzah 2008: 84) Mengatakan

bahwa ciri model pembelajaran dianggap baik jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

memiliki prosedur yang sistematik, untuk memodifikasi perilaku siswa yang

didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu; hasil belajar ditetapkan secara khusus, yaitu

perubahan perilaku positif siswa secara khusus; penetapan lingkungan belajar secara

khusus dan kondusif; ukuran keberhasilan, yaitu bisa menetapkan kriteria

keberhasilan siswa setelah mengikuti pembelajaran; dan interaksi dengan lingkungan,


23

yaitu model pembelajaran tersebut harus mendorong siswa reaktif, aktif dan

partisipatif terhadap apa yang terjadi dalam lingkungannya, Menurut Chauhan, ada

beberapa fungsi dari model mengajar, antara lain: pedoman, yaitu sebagai pedoman

guru dalam melaksanakan proses mengajar secara komprehensif untuk mencapai

tujuan pembelajaran; pengembangan kurikulum, yaitu dapat membantu dalam

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP); menetapkan bahan-bahan pengajaran,

yaitu menetapkan bahan ajar secara khusus yang akan disampaikan siswa untuk

membantu perubahan positif pengetahuan dan kepribadian siswa; membantu

perbaikan dalam mengajar, yaitu mampu mendorong atau membantu proses belajar-

mengajar secara efektif dalam mencapai tujuan pendidikan; dan mendorong atau

memotivasi terjadinya perubahan tingkah laku pada peserta didik secara maksimal

sesuai dengan bakat, minat atau kemampuan masing-masing (Wahab, 2007: 59).

Namun demikian, menurut Sanjaya (2009: 82) model berfungsi sebagai sarana untuk

mempermudah berkomunikasi, atau sebagai petunjuk yang bersifat perspektif untuk

mengambil keputusan, atau sebagai petunjuk perencanaan untuk kegiatan

pengelolaan.

Langkah pembelajaran adalah tahapan saat guru mengajar dikelas menurut

(Depdiknas, 2004) dan (Dick & Carey, 1976); ada 4 tahap yaitu sebagai berikut. 1.

Tahap apersepsi (pembuka) yaitu: kegiatan yang dilakukan diawal pelajaran akan

dimulai, misalnya dengan bernyanyi yang berkaitan dengan tema untuk memancing

perasaan senang siswa atau demontrasi suatu kegiatan yang membuat siswa
24

penasaran dan ingin tahu lebih banyak, atau mengajukan pertanyaan yang menantang

siswa untuk berpikir lebih lanjut, dll. Fungsi apersepsi untuk memotivasi siswa,

mengetahui pengetahuan awal siswa, dan memancing rasa ingin tahu siswa. 2. Tahap

penyampaian informasi yatu:kegiatan yang biasa dilakukan oleh guru umumnya ,

memberikan informasi tentang apa yang akan dipelajari seputar topik atau tema. 3.

Tahap partisipasi siswa yaitu:siswa melakukan suatu kegiatan yang melibatkan aspek

kognitif, afektif dan psikomotor sebagai suatu rangkaian tugas yang diberikan dalam

rangka untuk mencari tahu atau mengeksplorasi tentang suatu topik/tema yang sedang

dibahas bisa kelompok atau individu. Bentuk kegiatan ini bisa dilakukan dengan

berbagai cara penyampaian nya tergantung dari materi dan mata pelajaran yang akan

disampaikan dan yang paling penting tidak membosankan siswa, misalnya

pengamatan di halaman sekolah, melakukan percobaan di kelas, permainan, bermain

peran, majalh dinding, dll. 4. Tahap penutup (evaluasi dan tindak lanjut)

yaitu:kegiatan akhir sari suatu rangkaian KBM di kelas yang sering terlupakan saat di

kelas, gunanya untuk memberikan penguatan pada siswa tentang apa yang

dibahas/dipelajari pada hari tsb, selain itu untuk mengetahui sejauh mana siswa sudah

dapat menerima 10 pelajaran, menindak lanjuti materi dengan memberi PR (bertujuan

dan tidak membebani siswa) atau menugaskan pengamatan yang berkaitan dengan

materi yang sudah dibahas. Cara penyampaian dapat dilakukan secar variatif agar

siswa tidak bosan misalnya dengan bernyanyi, kuis, permainan, LKS,dll Peran guru

sebagai fasilitator, mediator dan orang tua bagi siswa kelas 1-3 SD. Artinya guru

memberikan kesempatan pada siswa untuk mengekplorasi sendiri dan guru


25

membimbing tahap demi tahap untuk mencari jawabannya sendiri misalnya dengan

menyediakan media atau pertanyaan yang bersifat membimbing, dll

Untuk dapat membandingkan dengan strategi, model pembelajaran adalah

lebih spesifik dibandingkan dengan strategi. Eggen dan Kuachak (2012:7)

berpendapat untuk memahami model pembelajaran dapat ditinjau dari tiga ciri, yaitu

tujuan, fase dan fondasi. Penjelasannya sebagai berikut.

Tujuan : Model pembelajaran dirancang untuk membantu peserta didik

mengembangkan kemampuan berpikir kritis, dan memperoleh

pemahaman mendalam tentang bentuk spesifik materi.

Fase : Model pembelajaran mencakup serangkaian langkah, sering disebut

fase yang bertujuan membantu peserta didik mencapai tujuan

pembelajaran yang spesifik.

Fondasi : Model pembelajaran didukung teori dan penelitian tentang

pembelajaran dan motivasi.

Tiga ciri tersebut dapat diringkas melalui gambar 2.2 berikut.


26

Ciri-ciri Model Pembelajaran


Tujuan:
Model menciptakan
pemahaman mendalam Fase:
tentang materi dan Model mengikuti Fondasi:
pemikiran kritis. serangkaian langkah yang
dianjurkan. Model didukung teori
dan penelitian.

Sumber: Eggen dan Kauchak (2012:7) dalam buku (Prihantini 2021:50).

Gambar 2.1 Ciri-ciri Model Pembelajaran

9. Model Jaring Laba-laba .

Menurut Prihantini (2021:70-71) mengemukakan model jaring laba-laba

(Webbed). Model ini sangat dikenal dan merupakan salah model yang dimuat dalam

panduan pembelajaran tematik terpadu SD (Kemdikbud,2016). Model ini bertolak

pada sebuah tema sebagai pemadu/pengait sehingga disebut dengan model

pembelajaran tematik terpadu. Model ini dikembangkan dengan cara menentukan

tema atau topik sebagai pengait kompetensi berbagai mata pelajaran (Kemdikbud,

2016:9) Model Webbed dapat diilustrasikan seperti gambar berikut.


27

Bahasa
Indonesi PPKN
a

Tem PJO
a K

SBDP Matematika

Sumber: (Kemendikbud, 2016:9) dalam buku Prihantini 2021:70

Gambar 2.2 Model Webbed

Menurut Kadarwati (2020:64-68) Pembelajaran terpadu model jaring laba-

laba bertolak dari pendekatan tematik sebagai pemadu bahan dan kegiatan

pembelajaran. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik

dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran. Tema-tema

pembelajaran kemudian dikembangkan menjadi sub-sub tema dengan memperhatikan

kaitannya dengan mata pelajaran lain, kemudian dari sub-sub tema tersebut

dikembangkan aktivitas belajar yang dilakukan peserta didik. Tema-tema atau topik

dalam pembelajaran terpadu model jaring laba-laba merupakan pusat minat yang

dikembangkan dari berbagai sudut pandang konsep atau prinsip dari masing-masing

mata pelajaran yang dipadukan. Dalam pemelihan tema atau topik perlu
28

memperhatikan kebutuhan peserta didik sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Selain itu pula memperhatikan kejadian-kejadian penting di sekitar kehidupan sehari-

sehari peserta didik. Melalui tema-tema atau topik tersebut, peserta didik diharapkan

mampu mencermati dan memahami suatu konsep secara menyeluruh sehingga

wawasan peserta didik menjadi lebih luas dan bermakna. Tema diharapkan

berdasarkan negosiasi antara guru dan peserta didik. Terkait dengan tema ini

dijelaskan oleh Mardianto (2011:56) bahwa pembelajaran bermakna bagi peserta

didik, sebaiknya ruang lingkup keterpaduannya tidak terlalu luas atau banyak

memadukan bidang ilmu.

Dalam prosesnya, jika perencanaan terpadu ini ada KD yang tidak

terakomodasi oleh tema mananpun, maka ada cara lain yang dapat dilakukan yaitu

dengan menggunakan dua tipe, yaitu terpadu hanya berisi satu mata pelajaran, dan

terpadu yang berpusat pada materi tertentu dalam satu pelajaran. Teknik ini hanya

digunakan bagi KD yang tidak dapat masuk dalam tema dan perlu waktu khusus

untuk membelajarkannya. Contoh dalam matematika dapat dilihat seperti berikut ini:

Banyak Keseblasan
Banyak Pertandingan
Banyak Pemain

Sepak
Bola Skoring
Statistik Penonton

dsb Harga tiket/Uang


masuk
29

Sumber: Pembelajaran Terpadu (Kadarwati 2020:66)

Gambar 2.3 Terpadu hanya berisi Matematika

Sub
konsep
3

Sub konsep 1 Materi Sub


dan 2 Pelajara konsep 4
n dan 5 Dll

Sejarah dan kartu


pecahan

Sumber: Pembelajaran Terpadu (Kadarwati 2020:66)

Gambar 2.4 Terpadu Matemtika Berpusat pada Matematika

Kekuatan pembelajaran terpadu model jaring laba-laba adalah:

a. Adanya faktor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema yang

sangat diminati.

b. Model-model jaring laba-laba relatif lebih mudah dilakukan oleh guru yang

belum berpengalaman.

c. Model ini mempermudah perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema

kedalam semua bidang isi pelajaran.

Sedangkan kelemahan pembelajaran terpadu model jarring laba-laba adalah.


30

a. Langkah yang sulit dalam pembelajaran terpadu model jaring laba-laba

adalah menyeleksi tema.

b. Adanya kecendrungan merumuskan suatu tema yang dangkal sehingga hal ini

hanya berguna secara artifisial di dalam perencanaan kurikulum.

Model jaring laba-laba ini menggunakan pendekatan terpadu untuk mengintegrasikan

beberapa mata pelajaran. Tema yang ditetapkan memberi kesempatan kepada

pendidik untuk menemukan konsep, keterampilan atau sikap yang akan

diintegrasikan. Langkah-langkah pembelajaran yang dapat diterapkan dengan

menggunakan model jaring laba-laba (Webbed) adalah sebagai berikut.

1. Menentukan tema (bisa diperoleh dari hasil diskusi antar pendidik, diskusi

dengan peserta didik atau berdasarkan ketetapan sekolah atau ketentuan yang

lain). Tema ditulis di bagian tengah jaring.

2. Menentukan tujuan/kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran yang dapat

dicapai melalui tema yang di pilih. Misalnya, apabila tema cuaca yang dipilih,

maka pendidik perlu memikirkan apa yang dapat membantu peserta didik

dalam tema tersebut untuk memahami konsep-konsep yang ada. Kompetensi

Dasar ini bisa diletakkan atau ditulis di jaring-jaring tema sesuai mata

pelajaran yang ditentukan.

3. Memilih kegiatan awal untuk memperkenalkan tema secara keseluruhan. Hal

ini dilakukan agar peserta didik memiliki pengetahuan awal yang akan

meningkatkan rasa ingin tahu mereka sehingga peserta didik terdorong untuk
31

mengajukan banyak pertanyaan terhadap materi yang sedang dibahas.

Kegiatan awal yang dapat dilakukan, misalnya pendidik memabacakan buku

tentang cuaca atau mengajak peserta didik untuk menonton film tentang

cuaca.

4. Mendesain pembelajaran dan kegiatan yang dapat mengaitkan tema dengan

kompetensi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) yang dicapai. Contoh

kegiatan seperti peserta didik ditugaskan untuk mengamati cuaca selama satu

minggu, setiap hari peserta didik mengambil gambar yang sudah disiapkan

sesuai dengan keadaan cuaca misalnya cuaca mendung, cerah atau berawan.

Setelah satu minggu berjalan, peserta didik menghitungnya dan mengambil

kesimpulan tentang cuaca dari data yang ada.

5. Menghubungkan semua kegiatan yang telah dilakukan agar peserta didik

dapat melihat dari berbagai aspek sehingga memperoleh pemahaman yang

baik.

6. Kegiatan yang dapat dilakukan misalnya, mendatangkan narasumber untuk

memberi informasi tentang cuaca atau melihat papan pajangan hasil pekerjaan

peserta didik untuk dibahas bersama.

Menurut Amelia (2022:24) Adapun tahap-tahap model jaring laba-laba yaitu:

1. Tahap perencanaan : Penelahan tema, penetapan tema, pengembangan sub

tema, dan penetapan kegiatan belajar.


32

2. Tahap pelaksanaan : pengumpulan informasi, pengolahan informasi,

penyusunan laporan.

3. Tahap kulminasi : penyajian informasi dan evaluasi.

Menurut Kadarwati (2020:66) Model jaring laba-laba mempunyai beberapa

kekuatan yang dapat dikemukakan sebagai berikut.

a. Adanya faktor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema yang

sangat diminati.

b. Model jaring laba-laba relatif mudah dilakukan bagi guru-guru yang belum

berpengalaman.

c. Model ini mempermudah perencanaan kerja sebagai tim antar bidang studi

yang bekerja untuk mengembangkan suatu tema kedalam semua bidang isi

pelajaran.

d. Pendekatan tematik memberikan suatu paying yang jelas, yang dapat

memotivasi tampak siswa.

e. Memudahkan siswa untuk melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda

yang saling berkaitan.

Adapun kelemahan langkah yang sulit menerapkan model jaring laba-laba

adalah menyeleksi tema, ada suatu kecendrungan untuk merumuskan tema

yang diangkat, sehingga hal ini hanya berguna secara artificial di dalam

perencanaan kurikulum, guru dapat menjaga misi kurikulum baku, dan

dalam pembelajaran, guru lebih fokus pada kegiatan-kegiatan dari pada

pengembangan konsep.
33

Menurut Nurakhman (2009: 148) model pembelajaran dapat diartikan sebagai

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,

dan berfungsi bagi para perancang pembelajaran dan para guru untuk

merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Tentunya model

pembelajaran dalam belajar mengajar sangat dibutuhkan untuk mengaktifkan dan

memberikan perbedaan suasana dalam belajar agar tidak monoton. Paikem

Gembrot (Gembira dan Berbobot) ialah pembelajaran yang dirancang berdasarkan

tema yang disempurnakan. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai

mata pelajaran. Salah satu dari model pembelajaran Paikem Gembrot adalah

model jaring laba-laba.

Model jaring laba-laba juga termasuk pembelajaran terpadu, menurut Trianto

(2007: 45) mengungkapkan bahwa pembelajaran terpadu model jaring laba-laba

adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan

ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Tema bisa

ditetapkan dengan negosiasi antara guru dan peserta didik, tetapi dapat pula

dengan cara diskusi sesama guru. Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan

sub temanya dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi

lainnya. Dari sub-sub tema ini dikembangkan aktivitas yang harus dilakukan oleh

peserta didik. Sedangkan menurut Padmono (2000: 124) menyatakan jaring laba-

laba menyajikan pendekatan tematik untuk mengintegrasikan mata pelajaran. Satu

tema yang subur dijaring laba-labakan untuk isi kurikulum dan mata pelajaran.
34

Mata pelajaran menggunakan tema untuk menyelidiki kesesuaian konsep, topik,

dan ide-ide karakteristik pendekatan tema ini untuk mengembangkan kurikulum

dimulai dengan tema misalnya “Perdagangan”, “Proses terjadinya pasar”, dan lain-

lain. Namun demikian, menurut Robin (2000: 15) mengatakan Model jaring laba-

laba merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai

dasar pembelajaran. Model pembelajaran ini memadukan multi disiplin ilmu atau

berbagai mata pelajaran yang diikat oleh satu tema. Pada dasarnya menggunakan

pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan

menentukan tema tertentu. Tema yang ditetapkan dapat dipilih antara guru dengan

siswa atau sesama guru atau siswa sendiri. Setelah tema telah disepakati maka

dilanjutkan dengan pemilihan sub-sub tema dengan memperhatikan kaitannya

dengan mata pelajaran yang lain.

Pada penjelasan diatas mengenai model jaring laba-laba merupakan model

pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekaan tematik. Model pembelajaran

mengaitkan mata pelajaran satu kemata pelajaran lainnya, tentunya harus

bertemakan sesuai walaupun mata pelajarannya berbeda. Model ini sangat

membantu siswa dalam berfikir kreatif, dan dapat pula memotivasi siswa dalam

proses belajar. Karena membuka memikiran siswa lebih luas dalam belajar

tentunya dikaitkan dengan disiplin ilmu lainnya menurut pemikiran sendiri namun

tidak keluar dari tema dalam materi yang diajarkan. Dalam pemilihan tema

siswapun ikut adil didalamnya sehingga adanya komunikasi yang baik antara guru
35

dan siswa sehingga dalam proses belajar mengajarnya berlangsung kondusif

tentunya akan mempengaruhi hasil belajar siswa dan keaktifan siswa dikelas.

B. Pengertian Hasil Aktivitas Belajar Siswa

a. Hasil aktivitas belajar siswa

Aktivitas belajar adalah suatu usaha siswa dalam proses pembelajaran untuk

membangun pengetahuan dalam dirinya. Dalam proses pembelajaran terjadilah

perubahan dan peningkatan mutu kemampuannya seperti berani bertanya,

mengeluarkan pendapat, mendengarkan penjelasan guru dengan baik, dan

mengerjakan tugas tepat waktu (Yamin, 2007:82).

Menurut Sardiman, (2011: 95-96) Aktivitas belajar merupakan prinsip atau

asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Dengan kata lain, tidak

ada belajar kalau tidak ada aktivitas, karena pada perinsipnya belajar adalah berbuat.

Berbuat untuk mengubah tingkah laku yaitu melakukan kegiatan.

Berdasarkan pendapat sebelumnya, dapat dikatakan bahwa aktivitas belajar siswa

adalah kegiatan siswa yang lebih mendominasi aktivitas pembelajaran ketika proses

pembelajaran berlangsung. Dengan ini mereka secara aktif selalu berusaha

meningkatkan mutu kemampuannya, seperti berani bertanya, mengeluarkan

pendapat, mendengarkan penjelasan guru dengan baik, dan mengerjakan tugas

dengan tepat waktu.

b. Prinsip-prinsip Aktivitas Belajar Siswa

Menurut Sardiman ( 2011:97) Prinsip-prinsip aktivitas dalam belajar dalam

hal ini akan dilihat dari sudut pandang perkembangan konsepsi jiwa menurut ilmu
36

jiwa. Dengan melihat unsur kejiwaan seseorang subjek belajar/subjek didik,

dapatlah diketahui bagaimana prinsip aktivitas yang terjadi dalam belajar itu.

Karena dilihat dari sudut pandang ilmu jiwa, maka sudah barang tentu yang menjadi

fokus perhatian adalah komponen manusiawi yang melakukan aktivitas dalam

belajar mengajar, yakni siswa dan guru (Ramayulis, 2002:243) juga mengemukakan

aktivitas belajar mencakup aktivitas jasmani dan rohani.

c. Jenis-jenis Aktivitas Belajar

Menurut Sardiman, (2011:100-101) Sekolah adalah salah satu tempat pusat

kegiatan belajar. Dengan demikian di sekolah merupakan arena untuk

mengembangkan aktivitas. Banyak aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di

sekolah. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat saja.

Adapun jenis-jenis aktivitas dalam belajar yang digolongkan oleh Paul D. Dierich

membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok, masing-masing adalah:

1. Kegiatan-kegiatan visual Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati

eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau

bermain.

2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral) Mengemukakan suatu fakta atau prinsip,

menghubungkan suatu tujuan mengajukan suatu pertanyaaq memberi saran

mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan,

mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu

permainan, mendengarkan radio.


37

4. Kegiatan menulis Menulis cerita menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-

bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisikan angket.

5. Kegiatan-kegiatan menggambar Menggambar, membuat grafik, chart, diagram

peta, dan pola.

6. Kegiatan metrik Melakukan percobaan, melihat alat-alat, melaksanakan pameran,

menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun.

7. Kegiatan-kegiatan mental Merenungkan, mengingatkan memecahkan masalah,

menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat

keputusan.

8. Kegiatan-kegiatan emosional Minat membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.

Kegiatan- kegitan dalam kelompok ini ierdapat dalam semua jenis kegiatan

overlap satu sama lain (Hamalik, 2013:172-173).

Menurut Djamarah (2011:38-45) Aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa

dapat berbentuk fisik dan psikis, seperti: 1) Mendengarkan. 2) Memandang. 3)

Meraba, mencium dan mencicipi/mengecap. 4) Menulis atau mencatat. 5) Membaca.

6) Membaca ikhtisar atau ringkasan dan menggarisbawahi. 7) Mengamati tabel-tabel,

Diagram-diagram, dan Bagan- bagan. 8) Menyusun paper atau kertas kerja. 9)

Mengingat. 10) Berfikir. 11) Latihan atau praktek.

d. Indikator Aktivitas Belajar Siswa

Menurut Sudjana (1989:110) Indikator aktivitas belajar siswa yang dilihat

dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut: 1) Siswa mencari dan memberikan
38

informasi. 2) Siswa mengajukan pertanyaan baik kepada guru maupun kepada siswa

lain. 3) Siswa mengajukan pendapat terhadap informasi yang disampaikan oleh guru

atau siswa lain. 4) Siswa memberikan respon yang nyata terhadap stimulus belajar

yang dilakukan guru.5) Siswa berkesempatan melakukan penilaian sendiri terhadap

hasil pekerjaannya, sekaligus memperbaiki dan menyempurnakan hasil pekerjaan

yang belum sempurna. 6) Siswa membuat kesimpulan pelajaran dengan bahasanya

sendiri. 7) Siswa memanfaatkan sumber belajar atau lingkungan belajar yang ada

disekitarnya secara optimal.

1. Manfaat Aktivitas Belajar Siswa

Guru harus menyadari bahwa keaktifan membutuhkan keterlibatan langsung

siswa dalam pembelajaran. Seorang filsuf Cina Confucius (Silberman, 2012: 23)

mengungkapkan bahwa apa yang saya dengar, saya lupa; apa yang saya lihat, saya

ingat; dan apa yang saya lakukan, saya paham. Dari kata-kata bijak ini dapat

diketahui betapa pentingnya keterlibatan langsung dalam pembelajaran. Pemahaman

siswa tentang suatu materi pelajaran akan lebih baik jika disertai oleh keterlibatan

langsung siswa dalam proses pembelajaran di kelas.

Menurut Yamin (2007:77) berasumsi bahwa aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya,

berpikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan yang ia hadapi dalam

kehidupannya.
39

Menurut Sardiman (2010: 96) juga berasumsi bahwa segala pengetahuan itu

harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja

sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik rohani maupun teknis. Ini

menunjukkan setiap orang yang belajar harus aktif. Tanpa ada aktivitas, proses

belajar tidak mungkin terjadi. Oleh karena itu proses pembelajaran yang berbasis

aktivitas belajar siswa dapat menciptakan situasi belajar yang aktif dan dapat

mengembangkan seluruh potensi siswa.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat adanya

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yaitu:

1. Melatih siswa berpikir kritis,

2. Mengembangkan potensi siswa,

3. Pemahaman siswa mengenai materi pembelajaran menjadi lebih baik,

4. Memupuk kerjasama antar siswa,

5. Terciptanya suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.

2. . Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar Siswa.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa menurut

(Syah,2013:131). terdiri atas dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor dan

eksternal.

1) Faktor Internal
40

Faktor internal adalah seluruh aspek yang terdapat dalam diri individu yang belajar,

baik aspek fisiologis (fisik) maupun aspek psikologis (psikis).

a). Aspek Fisik ( Fisiologis)

Orang yang belajar membutuhkan fisik sehat. Fisik yang sehat akan mempengaruhi

seluruh jaringan tubuh sehingga aktivitas belajar tidak rendah. Agar seseorang dapat

belajar dengan baik maka harus memiliki fisik yang sehat.

b). Aspek Psikis (Psikologis)

Menurut Sadirman, ada delapan faktor yang mempengaruhi seseorang untuk

melakukan aktivitas belajar. Seperti perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi,

ingatan, berfikir, bakat dan motif.

2) Faktor Eksternal

Adapun faktor eksternal terdiri atas : a) Keluarga Faktor keluarga sangat besar

pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa, besar kecilnya penghasilan, cukup atau

kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua,

akrab atau tidaknya hubungan anak dengan orang tua, tenang atau tidak, semuanya itu

sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. b) Sekolah Keadaan sejolah tempat

belajar turut mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Kualitas guru, metode

mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas atau

perlengkapan di sekolah, dan yang lainnya dapat mempengaruhi aktivitas belajar

siswa. c) Masyarakat Sebagai anggota masyarakat, siswa tidak bisa melepaskan diri
41

dari ikatan sosial. Sistem sosial yang terbentuk mengikat perilaku siswa untuk tunduk

terhadap norma yang berlaku dalam masyarakat.

d) Lingkungan sekitar

Keadaan lingkungan sekitar atau tempat tinggal sangat mempengaruhi dalam

meningkatkan aktivitas belajar siswa. Keadaan lingkungan bangunan rumah, susana

sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya.


42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Reaseach). Penelitian dalam bahasa inggris disebut Research “r” artinya kembali,

“search” artinya mencari. Maka research adalah pencarian kembali, yang dicari

tentunya jawaban terhadap pertanyaan atau pemecahan terhadap masalah yang

dihadapi. Demikian juga PTK, membantu guru mengatasi masalah pembelajaran yang

dihadapi guru sehari-hari dikelas. Tindakan adalah suatu yang dilakukan atau

pembuatan yang dilaksanakan untuk mengatasi sesuatu (Dewi, 2015:5).

Sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang

dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasioanl dari tindakan mereka dalam

melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan,

serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran tersebut di lakukan (Jakni,

2015:4).

Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian tentang situasi kelas yang

dilakukan secara sistematik, dengan mngikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu,

kegiatan tersebut didorong oleh permasalahan dalam kelas yang dihayati oleh guru

dalam pelaksanaan tugas sehari-hari sebagai orang yang berupaya membelajarkan

siswa (Kurniawan dkk, 2017:4).

42
43

Beberapa uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa peneltian tindakan kelas

adalah upaya yang dilakukan secara terencana dan sistematis dengan melakukan

refleks terhadap praktik selanjutnya dengan tindakan perbaikan atau peningkatan

pembelajaran.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 46 Kota Ternate, yang beralamat di

jalan Cakalang, Kelurahan Dufa-dufa Kec Kota Ternate Utara. Adapun penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 8 s/d 30 Agustus semester ganjil tahun ajaran 2023/2024

(Observasi awal sampai dengan penelitian).

C. Kelas dan Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan pada kelas II SD Negeri 46 Kota Ternate dan subjk

penelitian ini adalah siswa yang berjumlah 36 orang, terdiri 18 orang laki-laki dan 18

perempuan.

D. Rancangan dan Tahap Penelitian

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan

bagian yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim di

lalui yaitu: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Pengamatan, 4) Refleksi. Adapun

model dan penjelasan untuk masing-masing tahap sebagai berikut.


44

sumber: PTK Somadayo 2013

Gambar 3.1 Siklus PTK Kemmis dan Taggart (PTK) (Somadayo 2013)

1. Perencanaan (Planning)

Dalam tahap menyusun rancangan ini penelitian menentukan titik

atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,

kemudian membuat instrument pengamatan untuk membantu peneliti

merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Dikarenakan guru

atau peneliti adalah pihak yang paling berkepentingan untuk meningkatkan

kinerja, maka pemilihan strstegi pembelajaran harus dibuat, agar pelaksanaan

tindakan dapat terjadi secara wajar, realistis, dan dapat dikelolah dengan

mudah.

2. Tindakan (Acting)

Pelaksanaan tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau

penerapan rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu

diingat adalah bahwa tahap ke-2 pelaksanaan guru harus ingat dan berusaha
45

menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula

berlaku wajar, tidak dibuat-buat.

3. Pengamatan (Observasing)

Kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat sebuah tahap

ke-3 diberikan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana yang

berstatus sebagai pengamat. Oleh karena itu, kepada guru pelaksana yang

berstatus sebagai pengamat agar melakukan pengamatan balik, terhadap apa

yang terjadi ketika tindakan brlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik

ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar

memperoleh data yang akurat untuk memperbaiki siklus berikutnya.

4. Refleks (Reflecting)

Refleks merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan. Istilah Reflecting berasal dari bahasa inggris.kegiatan refleks

ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan

tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan

implementasi rancangan tindakan. Empat tahap dalam penelitian tindakan

tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu aturan

kegiatan beruntun, yang kembali dilangkah semula.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data hasil penelitian perlu menggunakan teknik

pengumpulan dan yang tepat, adapun teknik pengumpulan data yang tepat

yaitu.
46

1) Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek

penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Adapun

observasi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi observasi aktivitas

guru dan siswa dalam proses pembelajaran. aktivitas guru tersebut adalah

meliputi tahapan kegiatan pembelajaran seperti perencanaan pembelajaran,

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Adapun aktivitas

siswa meliputi tahap menanya, mengamati, mencoba, menalar, dan

mengkomunikasikan. Instrument observasi aktivitas siswa dapat di lihat

pada BAB IV.

2) Dokumentasi

Dokumentasi adalah ditunjukkan untuk memperoleh data langsung

dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relefan, peraturan-

peraturan, foto-foto, film documenter, data yang relefan penelitian.

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data tentang aktifitas siswa adalah hasil observasi selama

proses pembelajaran, dengan melihat kesesuaian antara perencanaan dengan

pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan terhadap aktifitas yang

dilakukan siswa selama proses pembelajaran dengan peneliti mengisi

lembar observasi yang telah disediakan dan lembar observasi diisi sesuai
47

indikator yang telah ditetapkan. Pelaksanaan tindakan dikatakan sesuai jika

semua aktifitas dalam pembelajaran berpadu pada model jaring laba-laba.

Untuk menentukan keberhasilan aktivitas siswa selama proses pembelajaran

diolah dengan menggunakan rumus persentase, yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

Skor Perolehan
1. Persentase Aktivitas Siswa = × 100%
Skor Maksimum

4 = Sangat Baik, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang

Sumber: (Ulfa, 2017:47).

Untuk mengetahui rata-rata aktivitas siswa dan guru digunakan rumus

sebagai berikut.

× Ʃx
¿ = n

×= Rata-rata persentase aktivitas siswa


¿

Ʃx = Jumlah skor aktivitas siswa

n = Jumlah siswa yang hadir


48

Berdasarkan persentase aktivitas siswa tersebut ditemukan adanya kriteria

penilaian seperti pada tabel 3.1 berikut. (Arikunto) Dalam menentukan kriteria

persentase tersebut peneliti menggunakan kategori sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kriteria Persentase Aktivitas Siswa

No Rentang Skor Kriteria

1 76% - 100% Sangat Baik

2 56% - 75% Baik

3 40% - 55% Kurang Baik

4 40% kebawah Tidak Baik


49

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi SD Negeri 46 Kota Ternate

1. Keadaan Sarana dan Prasarana SD Negeri 46 Kota Ternate.

SD Negeri 46 Kota Ternate memiliki sarana dan prasarana sekolah cukup

memadai, baik sarana yang menunjang ekstrakulikuler. Selain itu, SD Negeri 46 Kota

Ternate juga memiliki beberapa ruang belajar untuk kegiatan belajar mengajar dalam

pendidikan dan administrasi sekolah serta keperluan lainnya dengan rincian sebagai

berikut.

Tabel 4.1 Keadaan Fasilitas Gedung SD Negeri 46 Kota Ternate

No Ruang Lokasi Jumlah Keterangan


1. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
2. Ruang Kelas 8 Baik
3. Ruang Guru 1 Baik
4. Perpustakaan 1 Baik
5. WC Guru 2 Baik
6. WC siswa 2 Baik
7. Lapangan Olahraga 1 Baik
8. Lapangan Upacara 1 Baik

49
50

Kondisi ruangan kelas di SD Negeri 46 Kota Ternate sudah memadai,

dikarenakan fasilitas yang digunakan sudah mendukung di setiap kegiatan sekolah ,

perubahan tersebut dapat bervariasi dan tambah meningkat dari tahun ke tahun.

2. Data Siswa-siswi SD Negeri46 Kota Ternate

Berdasarkan data yang ada pada bagian kesiswaan SD Negeri 46 Kota

Ternate pada tahun 2022/2023, berjumlah selama periode tersebut adalah sebagai

berikut.

Tabel 4.2 Data Siswa-siswi SD Negeri 46 Kota Ternate T.P 2022/2023


Kelas L P Jumlah
I 18 15 33
II 32 22 53
III 27 14 41
IV 31 24 55
V 26 14 40
VI 27 23 50

3. Data Guru SD Negeri 46 Kota Ternate

Guru di SD Negeri 46 Kota Ternate berjumlah 14 guru yang terdiri dari

Kepala Sekolah, Tata Usaha, Bendahara, Admin Perpustakaan, Komite Sekolah, dan

Penjaga Sekolah. Dapat dilihat dari gambar struktur Organisasi SD Negeri 46 Kota

Ternate sebagai berikut.


51

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SD Negeri 46 Kota Ternate

4. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

a. Visi

Visi adalah pandangan tentang keadaan yang ingin diwujudkan dalam jangka

waktu tertentu. Visi dari SD Negeri 46 Kota Ternate adalah.


52

“TERBENTUK MANUSIA YANG UNGGUL, CERDAS, BERAKHLAK DAN

MANDIRI.”

b. Misi

Misi adalah upaya yang dilakukan untuk merealisasi visi. Dari visi tersebut

kemudian direalisasikan dalam misi/tindakan dengan meningkatkan kualitas sumber

daya manusia dalam proses belajar mengajar. Misi dari SD Negeri 46 Kota Ternate

adalah.

1. Meningkatkan kreatifitas untuk menghasilkan siswa yang unggul

2. Membentuk manusia yang berpengetahuan dan beriman

3. Menciptakan sekolah sebagai tempat interaksi yang nyaman dengan

4. Membina kemandirian siswa melalui kegiatan pembiasaan dan pengembangan

diri yang terencana dan berkesinambungan.

c. Tujuan Sekolah

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut. Merujuk pada tujuan pendidikan dasar tersebut, maka tujuan

Sekolah Dasar Negeri 46 Kota Ternate adalah sebagai berikut.

1. Membina akhlak siswa melalui kegiatan keagamaan

2. Mengembangkan kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran yang berbasis

pendidikan karakter
53

3. Mengembangkan kreatifitas siswa sesuai dengan minat, bakat dan potensi

4. Menyelanggarakan kegiatan yang dapat menumbuhkan rasa cinta siswa

terhadap sesama.

B. Hasil Penelitian Siklus I

1. Tahap Perencanaan Siklus I

Sebelum melakukan kegiatan penelitian siklus 1 terlebih dahulu penelitian

dengan guru selaku observer melakukan diskusi terkait dengan waktu dan aspek

pembelajaran apa saja yang dipersiapkan dalam penelitian. Sebelum melakukan

kegiatan penelitian harus disiapkan langkah-langkah yang sesuai dengan perencanaan

pembelajaran, yaitu: 1) mempersiapkan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang sesuai dengan langkah-langkah model jaring laba-laba. 2) lembar observasi

aktivitas siswa dalam pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus I

Pelaksanaan tindakan dan observasi siklus I dalam 1 kali pertemuan yaitu

pada hari selasa 08 Agustus 2023. Sesuai dengan langkah-langkah yang ada

dalam RPP yang dimana berisi tentang : a) Guru memberi salam kepada siswa

saat akan memulai pelajaran. b) Guru mengajak siswa berdoa sebelum melakukan

kegiatan. c) Guru menunjuk siswa yang datang lebih awal untuk memimpin doa

bersama. d) guru menyapa bertanya pada siswa. e) guru menerima jawaban siswa

yang beragam. f) setelah guru menerima jawaban yang beragam dari siswa, lalu
54

guru memulai pembelajaran. g) guru meminta siswa untuk membuka buku

pembelajaran. h) siswa diminta untuk membaca teks percakapan yang sudah

tersedia dalam buku. i) siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan

oleh guru. j) siswa diminta untuk membuka halaman 3. l) siswa menyimak

pemaparan guru. m) guru memberi penguatan pemahaman siswa. n) kegiatan

dilanjutkan dengan ayo bermain peran di halaman 4 sampai pada kegiatan akhir

dalam pembelajaran. o) kegiatan ditutup dengan refleksi, setelah refleksi guru

memimpin siswa untuk berdoa sebelum pulang. p) guru meminta siswa untuk

berpamitan dan memberi salam kepada guru saat pulang. q) guru memberi salam

penutup.

3. Observasi Siklus I

Selama berlangsung tahapan observasi pada proses belajar mengajar,

observasi yang dilakukan pada penelitian ini teridiri dari observasi Aktivitas

siswa. Adapun hasil observasi tersebut dipaparkan sebagai berikut:

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan siklus I diperoleh hasil

pengamatan saat observasi sebagai berikut.

1) Hasil observasi terhadap siswa

Adapun hasil observasi yang dilakukan terhadap Aktivitas siswa dapat dilihat

pada tabel berikut.


55

Tabel 4.3 Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

Berilah tanda check (√) pada kolom yang Peneliti anggap sesuai pada setiap butir
penilaian dengan keterangan sebagai berikut:
Skor 4 = Sanga Baik
Skor 3 = Baik
Skor 2 = Cukup
Skor 1 = Kurang Baik

Aspek yang diamati


Nama
No A B C D E
siswa ∑ Skor
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 Afkarina √ √ √ √ √ 15
2 Akifa √ √ √ √ √ 15
3 Aisyah √ √ √ √ √ 15
4 Artaasta √ √ √ √ √ 14
5 Azam √ √ √ √ √ 10
6 Azzahra √ √ √ √ √ 15
7 Dirga √ √ √ √ √ 10
8 Faradila N √ √ √ √ √ 7
9 Iyan √ √ √ √ √ 9
10 Jipan √ √ √ √ √ 8
11 Keysa √ √ √ √ √ 14
12 Naja √ √ √ √ √ 12
13 Nana √ √ √ √ √ 14
14 Nasria √ √ √ √ √ 14
15 Nurila √ √ √ √ √ 13
16 Putra √ √ √ √ √ 11
17 Velo √ √ √ √ √ 9
Jumlah Skor 46 43 40 38 39
Persentase (%) 153 143 133 126 130

Sumber: Observasi 2023

Keterangan:
56

A. Menanya

B. Mengamati

C. Mencoba

D. Menalar

E. Mengkomunikasikan

Tabel 4.4 Rekapitulasi rata-rata hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus I

∑ Skor Skor
No Nama Siswa % Kriteria
perolehan maksimum

1 Afkarina 15 10 150 Sangat Baik


2 Akifa 15 10 150 Sangat Baik
3 Aisyah 15 10 150 Sangat Baik
4 Artaasta 14 10 140 Sangat Baik
5 Azam 10 10 100 Sangat Baik
6 Azzahra 15 10 150 Sangat Baik
7 Dirga 10 10 100 Sangat Baik
8 Faradila N 7 10 70 Baik
9 Iyan 9 10 90 Baik
10 Jipan 8 10 80 Baik
11 Keysa 14 10 140 Sangat Baik
12 Naja 12 10 120 Sangat Baik
13 Nana 14 10 140 Sangat baik
14 Nasria 14 10 140 Sangat Baik
15 Nurila 13 10 130 Sangat Baik
16 Putra 11 10 110 Sangat Baik
17 Velo 9 10 90 Baik

Rata-rata 120,5882 Baik

Berdasarkan Berdasarkan hasil tabel rekapitulasi di atas dapat diuraikan

bahwa dari 17 siswa yang diamati peneliti dan kriteria yang diperoleh adalah sangat

baik. Dari ketentuan kriteria yang ditetapkan pada Bab III sebelumnya, persentase ini
57

tergolong sangat baik karena nilai rata-rata yang diperoleh 120,5882%. Dengan

rincian skor sebagai berikut : A. Dalam indikator (Menanya) diperoleh jumlah skor

sebanyak 46 dan dipersentasekan yaitu 153%, B. Dalam indikator kedua yaitu

(Mengamati) dengan skor yanbg diperoleh 43 dan dipersentasekan 143%. C. Dalam

indikator (Mencoba) skor yang diperoleh sebanyak 40 dan dipersentasekan 133%, D.

Dalam indikator (Menalar) skor yang diperoleh 38 dan dipersentasekan 126%, dan E.

Dalam indikator (Mengkomunikasikan) dengan skor yang diperoleh 39 dan

dipersentasekan 130%.

4. Tahap Refleksi Siklus I

Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa, peneliti melakukan

diskusi dengan observer untuk melakukan refleksi siklus pertama yang telah

dilakukan. Dari hasil analisis data observasi, maka terdapat beberapa catatan yang

dapat dijadikan refleksi sebagai hasil kesimpulan, yakni sebagai berikut.

a. Pada tahap refleksi peneliti menemukan bahwa proses pembelajaran di kelas

dikatakan sudah menggambarkan kegiatan siswa yang sudah mendukung dan

guru sudah sangat mengusai kelas tersebut.

b. siswa sudah fokus terhadap materi yang di sampaikan oleh peneliti, apabila

proses kegiatan tersebut ada tanya jawab.

Maka peneliti harus memperhatikan siswa yang masih fokus bermain dan

menegurnya secara perlahan agar siswa tidak merasa tertekan. Pada siklus I ini
58

siswa sudah dikatakan sangat baik karena skor terbanyak yang adalah 3 yang

berjumlah hampir setara dalam kegiatan aktivitas belajar, dan skor yang di

temukan adalah skor yang di katakan Baik, oleh karena itu peneliti hanya fokus

beberapa siswa yang masih dikatakan kurang memperhatikan penjelasan

guru/peneliti. Sehingga dari hasil yang dicapai peneliti melanjutkan dengan

menggunakan siklus II.

C. Aktivitas Belajar Guru Siklus I

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Tahapan Kegiatan Skor Skor


No % Kriteria
Pembelajaran perolehan Maksimum

Perencanaan
1 2 8 25 kurang
Pembelajaran
2 Kegiatan Pendahuluan 3 8 37,5 kurang
3 Kegiatan Inti 1 8 12,5 kurang
4 Kegiatan Akhir 4 8 50 kurang
Rata-Rata persentase aktivitas belajar guru 31,25 Kurang
Keterangan: 4 = Sangat Baik, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang.

Berdasarkan data pada tabel 4.5 diatas, observasi kegiatan guru selama

proses kegiatan belajar mengajar berlangsung pada siklus I yang masih belum

dikategorikan dengan baik. hal ini dapat dilihat dari jumlah nilai yang diperoleh dari

skor maksimum, dengan memperoleh persentase 31,25% maka dinyatakan dalam

kualifikasi k.
59

D. Paparan Proses dan Hasil Penelitian Siklus II

1. Tahap Perencanaan Siklus II

Kegiatan perencenaan siklus II dilaksanakan pada hari Rabu 09 Agustus 2023

di ruang kelas II SD Negeri 46 Kota Ternate. Peneliti dan guru kelas mendiskusikan

rancangan tindakan yang akan dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I

diketahui sudah di temukan adanya peningkatan aktivitas siswa. karena dari penlaian

indikator yang sudah ada. Oleh karena itu peneliti harus fokus lebih memperdalam

kegiatan belajar mengajar yang terdapat peningkatan tersebut agar tidak menurun.

Dalam penggunaan model jaring laba-laba.

1) Peneliti mengulang kembali pembelajaran dengan menggunakan model

jaring laba-laba.

2) Peneliti mengarahkan siswa agar lebih tenang dan aktif seperti sebelumnya

di saat pembelajaran berlangsung.

3) Peneliti memberi motivasi semangat untuk menumbuhkan aktivitas yang

baik dalam mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan hasil analisis terhadap aktivitas siswa pada siklus I sebagian

besar siswa suda mengalami peningkatan kegiatan aktivitas dalam pembelajaran. hal

ini dilihat dari sekian banyaknya siswa yang serius mengikuti pembelajaran dan juga

aktif dalam bertanya dan menjawab. Peneliti melakukan langkah-langkah

perencanaan pembelajaran model jaring laba-laba sebagai berikut.


60

a. Menyusun silabus dan sistem penilaian, Silabus disusun berdasarkan prinsip

berorientasi pada pencapaian kompetensi. Berdasarkan prinsip tersebut maka

silabus mata pelajaran matematika diformat dalam bentuk tabel yang berisi

tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok,

kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, sumber belajar, dan penilaian.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran disusun mengunakan langkah-langkah pembelajaran model

jaring laba-laba dalam pembelajaran yang disusun secara sistematis berisi:

standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, metode

pembelajaran, dan langkah-langkah pembelajaran memuat kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan akhir dengan berpedoman pada langkah-langkah

pembelajaran model jaring laba-laba.

c. Lembar observasi aktivitas siswa yang digunakan untuk menilai kegiatan

aktivitas siswa, materi pokok, indikator, dan prosedur yang akan diselesaikan

serta sumber bahan.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Dalam tahap ini peneliti menerapkan pembelajaran dengan menggunakan

model jaring laba-laba sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.

Pembelajaran dengan tema yang sama yaitu Hidup Rukun di Rumah dengan model

jaring laba-laba pada siklus II dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan (dengan alokasi
61

waktu 2x35 menit).tepatnya pada hari rabu 09 Agustus 2023. Dengan tahap

pembelajaran diantaranya yaitu:

a. Kegiatan awal

Mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing 2)

Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa 3)Guru memberikan motivasi kepada

siswa dengan menunjukkan sebuah gambar gerakan badan yang dilakukan Udin dan

Mutiara 4) Tanya jawab tentang gambar. 5) Mengajak siswa untuk menirukan

gerakan berdasarkan gambar.

b. Kegiatan inti

1. Guru menunjukkan gambar sebuah permainan lingkaran besar dan lingkaran

kecil sedangkan siswa mengamati permainan tersebut (mengamati) 2. Guru

memberi penjelasan tentang permainan lingkaran besar dan lingkaran kecil yang

akan dilakukan (mengamati) 3. Siswa membaca teks tentang kegemaran

(mengamati)4. Siswa menyebutkan berbagai kegemaran / hobi anggota

keluarganya (mengkomunikasikan) 5. Siswa menyebutkan banyak benda sesuai

gambar yang diamati (mengkomunikasikan) 6. Guru dan siswa melakukan tanya

jawab terkait gambar yang diamati (menanya) 7. Siswa diminta bertanya kepada

teman tentang kegemarannya dan kegemaran anggota keluarganya yang lain

dengan teliti (menanya) 8. Siswa menyimpulkan isi teks buku harian yang telah

ditulis (mengomunikasikan) 9. Siswa bercerita kepada teman tentang cara


62

menjaga kebersamaan dalam keluarga yang berbeda kegemaran

(mengomunikasikan)10. Siswa mengamati gambar dan membaca teks tentang

kegiatan dalam keluarga (mengamati) 11. Siswa mengelompokkan berbagai

kegiatan berdasarkan peran masing-masing anggota keluarga (menalar) 12 Siswa

mencatat peran masing-masing anggota keluarga (menalar) 13 Siswa menulis teks

buku harian tentang kegiatan hari ini (mencoba) 14 Siswa membaca teks yang

telah ditulis pada buku harian dengan teliti (mengomunikasikan) 15 Siswa

menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan teks buku harian yang

telah ditulis (menalar)16. Siswa menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan

dengan teks buku harian yang telah ditulis (menalar)17. Siswa mengamati contoh

membuat kesimpulan dari teks buku harian (mengamati)18. Siswa menyimpulkan

isi teks buku harian yang telah ditulis(mengomunikasikan).

c. Kegiatan penutup

1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar selama sehari

2. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil

ketercapaian materi) 3. Melakukan penilaian hasi belajar 4. Mengajak siswa berdoa

menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan

pembelajaran).
63

3. Observasi Siklus II

Selama berlangsung tahapan observasi pada proses belajar mengajar,

observasi yang dilakukan pada penelitian ini teridiri dari observasi Aktivitas

siswa. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan siklus II diperoleh hasil

pengamatan saat observasi selama 1 kali sebagai berikut.

1. Berdasarkan pengamatan terhadap proses belajar mengajar dapat

dinyatakan bahwa hasil kegiatan aktivitas siswa ditemukan 80% siswa

yang memperhatikan kegiatan belajar mengajar.

2. Berdasarkan lembar observasi kegiatan siswa selama pembelajaran pada

siklus II diperoleh aktivitas yang sudah di katakana baik.

4. Tahap Reflek Siklus II

Data yang diperoleh melalui pengamatan dikumpul kemudian dianalisis.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa yang dilakukan peneliti melalui refleksi

sebagai berikut.

1. Peneliti memberikan motivasi kepada siswa yang masih kurang percaya diri

saat dipersilahkan untuk berbicara.

2. Bagi siswa yang aktif dapat diberikan pengertian agar dapat memberikan

semangat dan dorongan kepada teman-teman siswa yang lain.

3. Memberikan semangat dalam kegiatan belajar dengan cara memberikan yel-

yel mereka sukai.


64

E. Hasil Pembelajaran Siklus II

1. Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

Tabel 4.7 Hasil Aktivitas Belajar Siswa Siklus II

Aspek yang diamati


Nama
No A B C D E
siswa ∑ Skor
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 Afkarina √ √ √ √ √ 14
2 Akifa √ √ √ √ √ 16
3 Aisyah √ √ √ √ √ 17
4 Artaasta √ √ √ √ 12
5 Azam √ √ √ √ √ 10
6 Azzahra √ √ √ √ √ 17
7 Dirga √ √ √ √ √ 10
8 Faradila N √ √ √ √ √ 7
9 Iyan √ √ √ √ √ 8
10 Jipan √ √ √ √ √ 5
11 Keysa √ √ √ √ √ 15
12 Naja √ √ √ √ √ 13
13 Nana √ √ √ √ √ 15
14 Nasria √ √ √ √ √ 15
15 Nurila √ √ √ √ √ 17
16 Putra √ √ √ √ √ 10
17 Velo √ √ √ √ √ 9
Jumlah Skor 48 45 38 53 36
Persentase (%) 282 264 223 311 211
65

Tabel 4.8 Rekapitulasi rata-rata hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus II

∑ Skor Skor
No Nama Siswa % Kriteria
perolehan maksimum

1 Afkarina 14 10 140 Sangat Baik


2 Akifa 16 10 160 Sangat Baik
3 Aisyah 17 10 170 Sangat Baik
4 Artaasta 12 10 120 Sangat Baik
5 Azam 10 10 100 Sangat Baik
6 Azzahra 17 10 170 Sangat Baik
7 Dirga 10 10 100 Sangat Baik
8 Faradila N 7 10 70 Baik
9 Iyan 8 10 80 Baik
10 Jipan 5 10 50 Kurang
11 Keysa 15 10 150 Sangat Baik
12 Naja 13 10 130 Sangat Baik
13 Nana 15 10 150 Sangat baik
14 Nasria 15 10 150 Sangat Baik
15 Nurila 17 10 170 Sangat Baik
16 Putra 10 10 100 Sangat Baik
17 Velo 9 10 90 Baik

Rata-rata 123,5294 Sangat Baik

Berdasarkan tebel 4.8 rekapitulasi diatas, hasil observasi aktivitas belajar

siswa selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung pada siklus II termasuk

dalam kategori Sangat Baik. hal ini dapat dilihat dari jumlah nilai rata-rata yang

diperoleh 123,5294% dari skor maksimum , dengan perolehan persentase tertinggi

mencapai 170% maka dinyatakan kualifikasinya sangat baik.


66

2. Aktivitas Belajar Guru Siklus II

Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Tahapan Kegiatan Skor Skor


No % Kriteria
Pembelajaran perolehan Maksimum

Perencanaan
1 4 8 50 kurang baik
Pembelajaran
2 Kegiatan Pendahuluan 4 8 50 Kurang baik
3 Kegiatan Inti 3 8 37,5 kurang
4 Kegiatan Akhir 4 8 50 Kurang baik
Rata-Rata persentase aktivitas belajar guru 46,875 Kurang baik

Berdasarkan hasil kegiatan aktivitas siswa pada tabel 4.9 diatas skor

yang dapat diperoleh pada aktivitas siswa sudah termasuk dalam kualifikasi

baik, karena persentase sebelumnya sangat menurun sehingga tidak mencapai

kriteria yang di inginkan, hal ini dapat dilihat dari skor perolehan yang

diperoleh dari siklus I yaitu 2, 3, 1, dan 4 dengan jumlah rata-rata persentase

yaitu 31,25%, sedangkan di siklus II terdapat peningkatan dalam skor

perolehan 4, 4, 3, dan 4 dengan jumlah nilai rata-rata persentase yang di

peroleh dalam siklus II yaitu 46,875%.

F. Pembahasan dan Hasil Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan paparan hasil pengamatan tindakan, maka

tujuan yang ingin dicapai dapat diajabarkan dalam pembahasan hasil penelitian.

Pembahasan hasil penelitian tersebut meliputi proses peningkatan aktivitas belajar


67

siswa dengan menggunakan model jaring laba-laba pada siswa kelas II di SD Negeri

46 Kota Ternate.

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus yang dilakukan

dalam empat tahap yaitu: 1) tahap perencanaan, 2) tahap tindakan, 3) observasi dan,

4) tahap refleksi. Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan observasi awal

untuk mengetahui kondisi yang ada di SD Negeri 46 Kota Ternate, kegiatan observasi

awal ini peneliti menemukan bahwa aktivitas siswa di kelas II SD Negeri 46 Kota

Ternate dalam model pembelajaran tematik Model Jaring Laba-laba. Oleh karena

itu, peneliti melakukan indentifikasi tentang peningkatan aktivitas belajar siswa

dengan menggunakan model jaring laba-laba, siklus I merupakan tindakan awal untuk

mengukur keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan model jaring laba-laba

pada siswa kelas II SD Negeri 46 Kota Ternate. Dari hasil pembelajaran aktivitas

guru pada siklus I diperoleh dari rekapitulasi data dan terdapat jumlah nilai rata-rata

hasil observasi aktivitas belajar siswa yaitu 120,5882% dan hasil tersebut sudah

dikatakan baik karena persentase ini tergolong baik, hal. Siklus I juga masih terdapat

kekurangan yaitu peneliti belum bisa menguasai kelas secara optimal, karena ada

beberapa siswa yang kurang memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh

guru/peneliti.

Tindakan siklus II menerapkan upaya untuk perbaikan pembelajaran yang

dilaksanakan pada siklus I. Upaya perbaikan yang dilakukan antara lain (a) peneliti

harus lebih banyak membaca referensi mengenai model jaring laba-laba agar dalam
68

proses pembelajaran lebih bervariasi dan menyenangkan siswa, (b) peneliti harus

memberikan penjelasan yang lebih dalam kepada siswa, (c) peneliti memberikan

motivasi untuk menumbuhkan minat siswa untuk meningkatkan aktivitas siswa, (d)

harapan peneliti dengan menggunakan model jaring laba-laba dapat meningkatkan

kegiatan aktivitas siswa.

Penggunaan model jaring laba-laba dapat lihat dari tindakan siklus II dimana

dapat dilihat dari data rekapitulasi persentase hasil observasi aktivitas belajar siswa

mengalami peningkatan yang diperoleh 123,5294% dari sebelumnya 120,5882%.

Hal ini dapat dilihat peningkatan aktivitas belajar siswa sudah semakin membaik dari

siklus sebelumnya. Pada siklus II penggunaan model jaring laba-laba berjalan lancar.

Siswa menjadi lebih termotivasi dan aktif dalam mengikuti proses kegiatan belajar

mengajar, di samping itu, perhatian juga sangat penting dalam kegiatan belajar

menurut Heinich (1999:8) mengatakan bahwa belajar adalah proses aktivitas

pengembangan penguatan, keterampilan atau sikap sebagai interaksi seseorang

dengan informasi dan lingkungannya sehingga dalam proses belajar diperlukan

pemilihan.

Ada beberapa perubahan yang terjadi dalam proses siklus I dan siklus II

diantaranya.

a. Pada siklus I nilai rata-rata persentase hasil observasi aktivitas guru dalam

kegiatan belajar mengajar adalah 31,25%.


69

b. Pada siklus II terjadi peningkatan terhadap aktivitas guru dalam belajar

mengajar 46,875%.

c. Pada siklus II terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam kegiatan observasi,

hal tersebut dapat dilihat dari data rekapitulasi nilai rata-rata yang mencapai

123,5294%.

Dari hasil penelitian siswa kelas II SD Negeri 46 Kota Ternate menentukan

bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa sesuai dengan hipotesis yang

disampaikan oleh peneliti bahwa model pembelajaran terpadu Model Jaring Laba-

laba dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. dari penelitian data rekapitulasi hasil

observasi aktivitas belajar siswa terdapat peningkatan pada siklus II .Dengan skor

perolehan tertinggi pada siklus I adalah 3 sedangkan pada siklus II skor perolehan

tertinggi adalah 4.
70

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan model pembelajaran jaring

laba-laba untuk meningkatkan aktivitas siswa kelas II di SD Negeri 46 Kota Ternate

dapat di simpulkan bahwa:

1. Penggunaan model pembelajaran tematik Jaring Laba-laba dapat

meningkatkan hasil aktivitas belajar siswa di kelas rendah khususnya pada

kelas II di SD Negeri 46 Kota Ternate. Hal ini dapat di amati dari persentase

masing-masing siklus di mana siklus I terdapat 17 jumlah siswa yang hadir

dan diperoleh nilia rata-rata persentase adalah 120,5882% dan pada siklus II

terdapat jumlah siswa yang sama dengan hasil observasi aktivitas belajar

siswa dengan nilai persentase rata-rata yang diperoleh 123,5294%.

2. Penerapan model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar itu sangatlah

dibutuhkan untuk menunjang kelancaran belajar dikelas. Sebelum

melaksanakan kegiatan belajar mengajar didalam kelas hendaknya guru sudah

mempersiapkan materi dan langkah-langkahnya yang ingin disampaikan

kepada peserta didik. Penerapan model pembelajaran tersebut dapat dilihat

dari langkah-langkah tersebut. Langkah perencanaan perancangan jaring

laba-laba adalah yang harus dilakukan guru dalam perencanaan pembelajaran

adalah 1.Guru menyiapkan tema utama dan tema lain yang telah dipilih dari

70
71

beberapa standar kompetensi lintas mata pelajaran/bidang Studi. 2. Guru

menyiapkan tema-tema yang telah terpilih, misalnya tema matematika,

kesenian, bahasa dan IPS yang sesuai dengan tema utama yang telah

ditetapkan. 3. Guru menjelaskan tema-tema yang terkait sehingga materinya

lebih luas. 4. Guru memilih konsep atau informasi yang bisa mendorong

belajar siswa dengan pertimbangan lain yang memang sesuai dengan prinsip-

prinsip pembelajaran terpadu (Indrawati, 2009: 37).

B. Saran

Terdapat beberapa saran yang peneliti sampaikan terkait dengan penelitian ini,

Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat memberikan solusi bagi guru SD/MI yang

belum bisa menerapkan pembelajaran tematik khususnya yang mengajar di kelas

rendah (1, 2, dan 3) berdasarkan hasil penelitian di atas maka peneliti memberikan

saran kepada diantaranya.

a. Diharapkan dan harus dituntut keras untuk bekerja sama dengan orang tua wali

dalam mengawasi perubahan aktivitas peserta didik dirumah maupun

dilingkungan sosial.

b. Bagi pihak sekolah, alangkah baiknya jika membantu guru untuk menyediakan

fasilitas yang mendukung kegiatan belajar mengajar.

c. Pihak sekolah juga perlu menerapkan model pembelajaran tematik yang secara

berkualitas, hal ini bukan hanya untuk mejadikan guru yang profesional namun

mendesain kualitas mengajarnya harus lebih ditingkatkan, sebuah kerajinan dan


72

keaktifan guru dalam mengontrol kehadiran itu diperlukan sebuah ambisi dan

semangat yang tinggi dari atasan (Kepala Sekolah) sehingga para pendidik lebih

semangat dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab.

d. Bagi peneliti lain penelitian ini masih terbatas pada tema tertentu, untuk itu perlu

ada penelitian yang lebih lanjut dengan tema dan pembahasan yang lebih luas.
73

DAFTAR PUSTAKA

Amelia W. 2022. Bahan Ajar Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar. Ternate.


Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan . Jakarta: Rineka Cipta 2011.
Asep, Haris. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo
Beane. 1995. Amelia W. 2022. Bahan Ajar Pembelajaran Terpadu Di Sekolah
Dasar. Ternate
Djamarah. S.B. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Eggen,Knachak 2012. Prihantini 2021. Strategi Pembelajaran SD. Jakarta:Bumi
Aksara
Endraswara. 2006. Metode, Teori, Teknik, Penelitian Kebudayaan: Ideologi,
Epistemologi dan Aplikasi. Yogyakarta. Pustaka Widyatama.
Eriyanto. 2007.Teknik Sampling: Analisis Opini Publik. LKIS, Yogyakarta.
Fogarty. 1990. Abdul Majid. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Gorys K. 2001. Abdul Majid. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Hamalik. O. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
hamzah. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara
Heinich. 1999. Widia Damayanti.2023. Belajar dan Pembelajaran. Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis.
Hesty. 2008. Implementasi Model Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan
Kemampuan Siswa di Sekolah Dasar. Diakses Pada Tanggal 1
Februari.
Indrawati.2009. Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar.Jakarta: PPPPTK
IPA.
Jakni. 2015. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Bandung: Alfabeta.
Jakob. 1989. dalam buku Abdul Majid. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
74

Joyce dkk.2000. Hj Prihantini 2021. Strategi Pembelajaran SD. Jakarta:Bumi Aksara


Kadarwati. A. 2020. Pembelajaran Terpadu. Jawa Timur: CV.AE MEDIA
GRAVIKA.
Kemendikbud. 2016. Hj Prihantini 2021. Strategi Pembelajaran SD. Jakarta:Bumi
Aksara
Komalasari.2013 dalam buku Hj Prihantini 2021. Strategi Pembelajaran SD.
Jakarta:Bumi Aksara
Kurikulum. 2013. Hj Prihantini 2021. Strategi Pembelajaran SD. Jakarta:Bumi
Aksara
Kurniawan dkk. 2017. Memahami dan Membuat Penelitian Tindakan Kelas
(Panduan Mudah Membuat PTK). Kota Tangerang: PT Pustaka
Mandiri.
Majid. A. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset.
Mardianto. 2011. dalam buku Ani Kadarwati. 2020. Pembelajaran Terpadu. Jawa
Timur: CV.AE MEDIA GRAFIKA.
Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nurakhman A. 2009. Program Bimbingan Untuk Mengelola Stress Siswa. Skripsi
Jurusan PPB-FIP UPI.(Tidak diterbitkan)
Padmono Y. 2010. Kekurangan dan Kelebihan, Manfaat Penerapan PTK. (Online)
Tersedia:http//edukasi.kompasiana.com/2010/10/19kekurangan-
kelebihan-manfaat-dan-penerapan-ptk. Diakses 2 september 2015.
Powerwadarminta. 1989. dalam buku Ani Kadarwati. 2020. Pembelajaran Terpadu.
Jawa Timur: CV.AE MEDIA GRAFIKA.
Purwanto.N 2013. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Prihantini. 2021. Strategi Pembelajaran SD. Jakarta: Bumi Aksara 2021
Puskur, Balitbang Diknas. dalam buku Abdul Majid. 2014. Pembelajaran Tematik
Terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Off
Ramaliyus.2002. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Kalamulia.
75

Richard Arends. 1997. Prihantini. 2021. Strategi Pembelajaran SD. Jakarta: Bumi
Aksara 2021
Richmond. 1977. dan Joni 1996 dalam buku Winda Amelia. 2022. Bahan Ajar
Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar.
Robin. 1991. dalam buku Amelia W. 2022. Bahan Ajar Pembelajaran Terpadu di
Sekolah Dasar.
Robin. 2006. Perilaku Organisasi, PT Indeks, Kelompok Gramedia, Jakarta
Rosmala Dewi. 2015. Profesionalisasi melalui Penelitian Tindakan Kelas. Medan:
Unimed Press.
Rusman. 2017. Prihantini. 2021. Strategi Pembelajaran SD. Jakarta: Bumi Aksara
2021.
Sanjaya.W 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana
Sardiman. 2011. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pres;
Cet Ke 11.
Somadayo S. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Sudarwan. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: EGC.
Sudjana.N. 1989. CBSA Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Sudjono. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alvabeta CV.
Suyono dkk. dalam buku Prihantini. 2021. Strategi Pembelajaran SD. Jakarta: Bumi
Aksara 2021.
Syah. M. 2013. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.
Ulfa. S. 2017. Penggunaan Model Enviromental Learning Untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Tema Lingkungan
Sahabat Kita di Kelas V SD Plus Al-Fatwa. Bandung.
Wahab. 2007. Metode dan Model-model Mengajar. Bandung: Alfabeta
76

Wasliman dalam buku Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah
Dasar. Jakarta:Kencana Prenadamedia Group.
William dalam buku Winda Amelia. 2022. Bahan Ajar Pembelajaran Terpadu di
Sekolah Dasar.
Yamin. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.
77

Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Siklus I

Sekolah : SD Negeri 46 Kota Ternate

Kelas/Semester : II/1

Tema : Hidup Rukun

Sub Tema : Hidup Rukun di Rumah

Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia, PPKn

Pembelajaran :1

Alokasi Waktu : 2x35 Menit

A. Kompetensi Inti (KI):

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.


2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
78

B. Kompetensi Dasar dan Indikator:


Mata Pelajaran Kompotensi Dasar Indikator
Bahasa 3.1 Merinci ungkapan, ajakan, 3.1.1 Menunjukkan
Indonesia perintah, penolakan yang ungkapan yang
terdapat dalam teks cerita terdapat dalam teks
atau lagu yang bacaan hidup
menggambarkan sikap hidup rukun.
rukun.
4.1.1 Menggunakan
4.1 Menirukan ungkapan, ajakan, ungkapan yang
perintah, penolakan dalam terdapat dalam teks
cerita atau lagu anak-anak bacaan hidup
dengan bahasa yang santun. rukun.
PPKn 1.1 Menerima hubungan gambar 1.1.1 Mensyukuri adanya
bintang, rantai, pohon lambang da nisi
beringin, kepala banteng, sial-sila dalam
dan padi kapas dan sila-sila Pancasila.
pancasila sebagai anugerah 2.1.1 Membiasakan
Tuhan Yang Maha Esa. bersikap santun,
2.1 Bersikap bekerja sama, disiplin, rukun, mandiri, dan
dan peduli sesuai dengan percaya diri dalam
sila-sila pancasila dalam melaksanakan
kehidupan sehari-hari. lambang da nisi
3.1 Mengidentifikasi hubungan sila-sila dalam
antara simbol dan sila-sila pancasila.
pancasila dalam lambang 3.1.1 Menggali informasi
Negara “Garuda Pancasila”. tentang lambang
4.1 Menjelaskan hubungan gambar dan isi sila-sila
pada lambang Negara dalam pancasila.
dengan sila-sila pancasila. 4.1.1 Menceritakan
lambang da nisi
sila-sila dalam
pancasila.

C. Tujuan Pembelajaran

1. menyebutkan ungkapan yang terdapat dalam teks bacaan hidup rukun

2. menuliskan lambang dan isi Sila-Sila dalam Pancasila.


79

D. Materi Pembelajaran

● Ungkapan yang terdapat dalam teks bacaan hidup rukun

● Lambang dan isi sila-sila dalam pancasila

E. Metode dan Model Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Model : Model Jaring Laba-laba

Metode : Ceramah dan Tanya jawab.

F. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Orientasi 15 Menit


a. Guru memberi salam kepada siswa saat akan
memulai pelajaran.
b. Guru mengajak siswa berdoa sebelum melakukan
kegiatan.
c. Guru menunjuk siswa yang datang lebih awal
untuk memimpin doa bersama.
Apresepsi
d. Guru menyapa bertanya kepada siswa:
1. Apakah kalian suka membantu orangtua?
2. Apakah kalian suka saling membantu dengan
saudara di rumah?
Motvasi
e. Guru menerima jawaban siswa yang beragam.
Kemudian guru menjelaskan hal-hal yang
80

menggambarkan dan berkaitan dengan


pertanyaan tersebut.
f. Setelah guru menerima jawaban yang beragam
dari siswa, lalu guru memulai pembelajaran.

Inti a. Pada awal pelajaran, Guru meminta siswa untuk 45 Menit


membuka Buku Fácil: Tematik 2A Hidup Rukun
untuk Kelas II, Setyorini dan Maryati Sukarwo,
halaman 2 pada bagian kegiatan Ayo Membaca.
b. Siswa diminta untuk membaca teks percakapan
“Adit Membantu Ibu Mencuci Piring” di
halaman 2.
c. Untuk mengukur pemahaman siswa tentang teks
percakapan yang telah mereka baca, siswa
diminta untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan guru. Selanjutnya guru memberikan
penjelasan materi lebih mendalam.
d. Kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan Ayo
Memahami di halaman 3.
e. Siswa diminta untuk membaca kembali teks
percakapan “Adit Membantu Ibu Mencuci
Piring” di halaman 3.
f. Selanjutnya, siswa menyimak pemaparan guru
tentang ungkapan yang terdapat dalam teks
percakapan “Adit Membantu Ibu Mencuci
Piring” di halaman 2.
g. Untuk penguatan pemahaman siswa tentang
ungkapan, siswa diminta untuk mengerjakan
81

kegiatan Ayo Menulis di halaman 3.


h. Kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan Ayo
Bermain Peran di halaman 4.
i. Siswa diminta untuk membca kembali teks
percakapan “Adit Membantu Ibu Mencuci
Piring” di halaman 2. Kemudian siswa diminta
untuk memerankan dialog yang terdapat dalam
tek percakapan tersebut.
j. Kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan Ayo
Mengamati di halaman 4.
k. Siswa dipandu oleh guru untuk membaca dan
menyebutkan lambang Pancasila dengan
nyaring.
l. Untuk penguatan pemahaman siswa tentang
lambang dan bunyi sila Pancasila, siswa diminta
untuk mengerjakan kegiatan Ayo Lakukan di
halaman 4-5.

Penutup a. Kegiatan ditutup dengan kegiatan refleksi: 10 Menit


1) Bagaimana perasaan kalian mengikuti
kegiatan hari ini?
2) Kegiatan apa yang paling kamu sukai?
Mengapa?
3) Kegiatan mana yang paling mudah/sulit?
Mengapa?
b. Setelah refleksi, guru memimpin siswa untuk
berdoa sebelum pulang/ guru menunjuk salah
satu siswa untuk memimpin doa sebelum
82

pulang.
c. Guru meminta siswa untuk berpamitan dan
memberi salam kepada guru saat pulang.
d. Guru memberi salam penutup. Siswa boleh
pulang. Setelah sampai di rumah, siswa
memberi salam kepada orang tua.

G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran.

1. Media : Poster dan Kartu gambar , Buku Tematik 2A Hidup Rukun untuk
Kelas II,
Setyorini dan Maryati Sukarwo, Penerbit Grafindo Media Pratama,
2017.
2. Alat : Papan tulis, spidol, karton
3. Sumber : Buku Tematik 2A Hidup Rukun untuk Kelas II, Setyorini dan
Maryati Sukarwo, Penerbit Grafindo Media Pratama, 2017.
H. Penilaian

Teknik Pengamatan : Observasi

Bentuk Instrumen : Lembar observasi aktivitas siswa

Mengetahui 08 Agustus 2023


Kepala Sekolah Wali Kelas

Nur S. Syahda, S.Pd Nurhayat Wahid, S.Pd


NIP.196902221991032006 Nip. 197211142008012011

Peneliti
83

Sintari Iswan
NPM. 03301911064
Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Siklus II

Satuan Pendidikan : SD Negeri 46 Kota Ternate


Kelas / Semester : II / 1
Tema / Sub Tema : Hidup Rukun / Hidup Rukun di Rumah
Muatan Terpadu : PPKn, Bahasa Indonesia
Pembelajaran :2
Alokasi Waktu : 2x35 Menit

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,

melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah dan di sekolah.


84

4. Menyajikan pengetahuan faktual dlam bahasa yang jelas dan logis, dalam

karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan

dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berahlak

mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

PPKn

Kompetensi Dasar :

1.2. Menerima kebersamaan dalam keberagaman sebagai anugerah Tuhan

Yang Maha Esa di lingkungan rumah dan sekolah

2.1. Menunjukkan perilaku toleransi, kasih sayang, jujur, disiplin, tanggung

jawab, santun, peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan

keluarga, teman, dan guru sebagai perwujudan

3.3. Memahami makna keberagaman karakteristik individu di rumah dan di

sekolah

Indikator :

3.3.1. Menyebutkan keberagaman anggota keluarga berdasarkan kegemaran /

hobi

4.3. Berinteraksi dengan beragam teman di lingkungan rumah dan sekolah

Indikator :
85

4.3.2.Menceritakan kebersamaan keluarga dengan anggota keluarga yang

berbeda kegemaran / hobi

Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar :

1.1. Menerima anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa Indonesia

yang dikenal sebagai bahasa persatuan dan sarana belajar di tengah

keberagaman bahasa daerah

2.5. Memliki perilaku santun dan jujur dalam percakapan tentang hidup rukun

dalam kemajemukan keluarga melalui pemanfaatan bahasa Indonesia

3.3. Mengenal teks buku harian tentang kegiatan anggota keluarga dan

dokumen milik keluarga dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa

Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah

untuk membantu pemahaman

Indikator :

3.3.3. Mengelompokkan berbagai kegiatan berdasarkan peran masing-

masing anggota keluarga

3.3.4. Mencatat peran masing-masing anggota keluarga

4.3. Mengungkapkan teks buku harian tentang kegiatan anggota keluarga dan

dokumen milik keluarga secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan
86

tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu

penyajian

Indikator :

4.3.2.Membaca teks buku harian kegiatan keluarga yang telah ditulis

4.3.3.Menyimpulkan isi teks buku harian yang telah ditulis

C. Tujuan Pembelajaran

1. Dengan membaca teks tentang kegemaran, siswa dapat menyebutkan

keberagaman anggota keluarga berdasarkan kegemaran / hobi dengan

percaya diri

2. Dengan kegiatan bertanya dan mengamati contoh cerita tentang

kegemaran, siswa dapat menceritakan kebersamaan dengan anggota

keluarga yang berbeda kegemaran / hobi dengan bahasa santun dan

percaya diri

3. Dengan mengamati gambar dan membaca teks tentang kegiatan di dalam

keluarga, siswa dapat mengelompokkan berbagai kegiatan berdasarkan

peran masing-masing anggota keluarga dengan teliti

4. Setelah membaca teks tentang kegiatan di dalam keluarga, siswa dapat

mencatat peran masing-masing anggota keluarga dengan teliti

5. Dengan bimbingan guru, siswa dapat menulis buku harian tentang

kegiatan hari ini dengan teliti


87

6. Dengan menggunakan teks buku harian yang telah ditulis, siswa dapat

membaca teks buku harian kegiatan keluarga dengan teliti dan percaya diri

7. Dengan menjawab pertanyaan dan mengamati contoh membuat

kesimpulan teks buku harian, siswa dapat menyimpulkan isi teks buku

harian yang telah ditulis dengan teliti

D. Materi Pembelajaran

1. Menyebutkan keberagaman anggota keluarga berdasarkan kegemaran /

hobi

2. Mengelompokkan berbagai kegiatan berdasarkan peran setiap anggota

keluarga

3. Mencatat peran setiap anggota keluarga

4. Menulis teks buku harian

5. Menyimpulkan isi teks buku harian yang telah ditulis

E. Metode dan Model Pembelajaran

1. Metode : Ceramah, dan tanya jawab

2. Pendekatan : saintifik (mengamati, menanya, mencoba, menalar dan

mengkomunikasikan)

3. Model : Model Jaring Laba-laba

F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Media : Gambar kegiatan saling membantu, gambar

permainan

2. Alat : Papan tulis, dan spidol


88

3. Sumber belajar : Irene, dkk. Buku Siswa Kelas II Tema I “Hidup

Rukun”. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta : Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan

G. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan 1. Mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan 15 menit

kepercayaan masing-masing

2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa

3. Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan

menunjukkan sebuah gambar gerakan badan yang

dilakukan Udin dan Mutiara

4. Tanya jawab tentang gambar

5. Mengajak siswa untuk menirukan gerakan berdasarkan

gambar antara lain : gerakan jalan di tempat, gerakan

mengayunkan kaki dan gerakan memutar lengan

Kegiatan Inti 1. Guru menunjukkan gambar sebuah permainan 45 menit

lingkaran besar dan lingkaran kecil sedangkan siswa

mengamati permainan tersebut (mengamati)

2. Guru memberi penjelasan tentang permainan lingkaran

besar dan lingkaran kecil yang akan dilakukan

(mengamati)
89

3. Siswa membaca teks tentang kegemaran (mengamati)

4. Siswa menyebutkan berbagai kegemaran / hobi anggota

keluarganya (mengkomunikasikan)

5. Siswa menyebutkan banyak benda sesuai gambar yang

diamati (mengkomunikasikan)

6. Guru dan siswa melakukan tanya jawab terkait gambar

yang diamati (menanya)

7. Siswa diminta bertanya kepada teman tentang

kegemarannya dan kegemaran anggota keluarganya

yang lain dengan teliti (menanya)

8. Siswa membaca contoh tentang kegemaran

(mengamati)

9. Siswa bercerita kepada teman tentang cara menjaga

kebersamaan dalam keluarga yang berbeda kegemaran

(mengomunikasikan)

10. Siswa mengamati gambar dan membaca teks tentang

kegiatan dalam keluarga (mengamati)

11. Siswa mengelompokkan berbagai kegiatan berdasarkan

peran masing-masing anggota keluarga (menalar)

12. Siswa mencatat peran masing-masing anggota keluarga

(menalar)
90

13. Siswa menulis teks buku harian tentang kegiatan hari

ini (mencoba)

14. Siswa membaca teks yang telah ditulis pada buku

harian dengan teliti (mengomunikasikan)

15. Siswa menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan

dengan teks buku harian yang telah ditulis (menalar)

16. Siswa mengamati contoh membuat kesimpulan dari

teks buku harian (mengamati)

17. Siswa menyimpulkan isi teks buku harian yang telah

ditulis(mengomunikasikan)

Penutup 1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / 10 menit

rangkuman hasil belajar selama sehari

2. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari

(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)

3. Melakukan penilaian hasi belajar

4. Mengajak siswa berdoa menurut agama dan keyakinan

masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan

pembelajaran)
91

H. Penilaian

1. Teknik Penilaian

a. Penilaian aktivitas : Rasa ingin tahu, percaya diri, peduli terhadap

lingkungan dan budaya sekitar

2. Bentuk Instrumen Penilaian : Lembar hasil observasi

Mengetahui 09 Agustus 2023


Kepala Sekolah Wali Kelas

Nur S. Syahda, S.Pd Nurhayat Wahid, S.Pd


NIP.196902221991032006 Nip. 197211142008012011

Peneliti

Sintari Iswan
NPM. 03301911064
92

Lampiran 3

SILABUS TEMATIK KELAS II

Tema 1 : Hidup Rukun


Subtema 1 : Hidup Rukun Di Rumah

KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam
gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
93

Mata Kompetensi Materi Alokasi Sumber


Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Pelajaran Dasar Pembelajaran Waktu Belajar
Pendidikan 1.1 Menerima 1.1.1 Meyakini  Hubungan • Menyimak penjelasan Sikap: 24 JP  Buku
Pancasila dan hubungan hubungan gambar guru terkait hubungan • Jujur Guru
Kewarganegaraan gambar gambar pada gambar (simbol sila- • Disiplin  Buku
bintang, bintang, lambang sila Pancasila) pada • Tanggung Jawab Siswa
rantai, rantai, Negara lambang negara • Santun  Aplikasi
pohon pohon dengan dengan sila-sila • Peduli Media SCI
beringin, beringin, sila-sila Pancasila rasa ingin • Percaya diri  Internet
kepala kepala Pancasila tahu dan rasa syukur • Kerja Sama  Lingkunga
banteng, banteng, kepada Tuhan Yang n
dan padi dan padi Maha Esa. Jurnal:
kapas dan kapas dan • Mengamati gambar • Catatan pendidik
sila-sila sila-sila keluarga yang sedang tentang sikap
Pancasila Pancasila beribadah, kemudian peserta didik saat
sebagai sebagai mendiskusikan gambar di sekolah maupun
anugerah anugerah yang diamati sesuai informasi dari
Tuhan Tuhan sila–sila Pancasila orang lain
Yang Maha Yang dengan sikap toleransi.
Esa. Maha • Menceritakan Penilaian Diri:
2.1 Bersikap Esa. pengalaman dalam • Peserta didik
bekerja 2.1.1 menerapkan nilai sila- mengisi daftar cek
sama, Menerapa sila Pancasila dalam tentang sikap
disiplin, kan sikap kehidupan sehari-hari. peserta didik saat
dan peduli bekerja • Membaca teks terkait di rumah, dan di
sesuai sila- sama, penerapan nilai-nilai sekolah
sila disiplin, sila Pancasila dan
94

Pancasila dan menceritakan kembali Pengetahuan


dalam peduli isinya dengan percaya Tes tertulis
lambang sesuai diri.
negara sila-sila • Memahami
‘Garuda Pancasila ungkapan dalam
Pancasila” dalam teks cerita
dalam lambang • mengetahui
kehidupan negara bilangan cacah
sehari-hari ‘Garuda sampai 999 dan
3.1 Pancasila lambangnya
Mengidenti ” dalam • mengetahui
fikasi kehidupan panjang dan
hubungan sehari- pendek bunyi pada
antara hari lagu anak (pola
simbol dan 3.1.1 irama)
sila-sila Menjelask • memahami
Pancasila an ungkapan dalam
dalam hubungan teks cerita atau
lambang antara lagu yang
negara simbol berkaitan dengan
Garuda dan sila- hidup rukun
Pancasila. sila • mengetahui simbol
4.1 Pancasila dari sila-sila pada
Menjelaska dalam Pancasila
n hubungan lambang • mengetahui
gambar negara pengamalan sila
pada Garuda pertama Pancasila
lambang Pancasila. di rumah
negara 4.1.1 • mengetahui
95

dengan Menyebut pengamalan sila


sila-sila kan kedua Pancasila di
Pancasila. hubungan rumah
gambar • memahami gerak
pada dasar lokomotor
lambang • mengetahui
negara ungkapan dalam
dengan teks lagu yang
sila-sila berhubungan
Pancasila dengan hidup
Bahasa Indonesia 3.1 Merinci 3.1.1  Ungkapan, • Menyimak teks rukun
ungkapan, Membeda ajakan, tentang hidup rukun • memahami
ajakan, kan perintah, yang dibacakan guru bilangan cacah
perintah, ungkapan, penolakan lalu menyebutkan sampai 999
penolakan ungkapan, yang ungkapan yang ada di • memahami
yang ajakan, terdapat dalamnya dengan panjang pendek
terdapat perintah, dalam teks toleransi dan tanggung bunyi pada lagu
dalam teks penolakan cerita atau jawab. • mengetahui kuat
cerita atau yang lagu yang • Membaca teks lemah bunyi pada
lagu yang terdapat menggamb percakapan terkait lagu
menggamba dalam arkan dengan hidup rukun • mengetahui
rkan sikap teks cerita sikap dan memerankannya ungkapan dalam
hidup rukun atau lagu hidup dengan teman teks cerita atau
4.1 Menirukan yang rukun dilandasi sikap lagu berkaitan
ungkapan, menggam  Budaya toleransi dan percaya dengan hidup
ajakan, barkan santun diri. rukun
perintah, sikap (permintaa • Menuliskan kembali • mengetahui
penolakan hidup n isi cerita yang sudah bilangan cacah
dalam cerita rukun maaf/tolon dibaca dilanjutkan sampai 999
96

4.1.1 g) sebagai dengan mengamati • panjang pendek


Memprakt gambaran pengelompokan bunyi pada lagu
ikkan sikap gambar buku yang anak
ungkapan, hidup menunjukkan nilai • kuat lemah bunyi
ajakan, rukun tempat bilangan serta pada lagu anak
perintah, dalam menyelesaikan operasi • ungkapan dalam
penolakan kemajemu hitung bilangan cacah teks cerita atau
dalam kan tiga angka secara teliti lagu anak
cerita atau masyaraka dan percaya diri. berkaitan dengan
lagu t Indonesia • Mencari ungkapan di hidup rukun
atau lagu
anak-anak melalui dalam syair lagu • gerak dasar
anak-anak
dengan ungkapan “Peramah dan Sopan” lokomotor
dengan
bahasa dalam dan menjelaskan • penerapan sila
bahasa yang
yang bahasa artinya dengan penuh ketiga Pancasila
santun
santun Indonesia tanggung jawab. ungkapan dalam
lisan dan • Membaca teks teks cerita atau
tulis percakapan tentang lagu anak
sikap sopan yang • bilangan cacah
dapat memelihara sampai 999
kerukunan bersama • penerapan sila
teman sebangku keempat dan sila
dengan penuh kelima Pancasila
toleransi dan percaya
diri. Keterampilan
Pendidikan 3.1 Memahami 3.1.1  Prosedur • Mengamati Praktik/Kinerja
Jasmani, variasi Menjelask gerak gambar dan
Olahraga dan gerak dasar an variasi variasi meragakan gerak • menyebutkan
Kesehatan lokomotor gerak pola gerak dasar berjalan kembali ungkapan
sesuai dasar dasar dengan rasa ingin dalam teks cerita
97

dengan lokomotor lokomotor tahu. • membaca lambang


konsep sesuai sesuai bilangan sampai
tubuh, dengan dengan 999
ruang, konsep konsep •
usaha, dan tubuh, tubuh, memainkan/menyu
keterhubun ruang, ruang, arakan panjang
gan dalam usaha, usaha, dan dan pendek bunyi
berbagai dan keterhubun pada lagu anak
bentuk keterhubu gan dalam • menyebutkan
permainan ngan berbagai kembali ungkapan
sederhana dalam bentuk dalam teks atau
dan atau berbagai permainan lagu
tradisional bentuk sederhana • memasangkan
4.1 permaina dan atau simbol dari sila-
Memprakti n tradisional sila pada Pancasila
kkan variasi sederhana • menceritakan
gerak dasar dan atau pengalaman
lokomotor tradisiona penerapan sila
sesuai l. pertama Pancasila
dengan 4.1.1 di rumah
konsep melakuka • menceritakan
tubuh, n gerak pengalaman
ruang, dasar penerapan sila
usaha, dan berjalan kedua Pancasila di
keterhubun dalam rumah
gan dalam permaina • melatih ungkapan
berbagai n yang terdapat pada
bentuk sederhana teks cerita atau
permainan dengan lagu dengan
98

sederhana benar. bahasa santun


dan atau • membaca lambang
tradisional bilangan
Matematika 3.1 Menjelaskan 3.1.1  Makna • Membaca bilangan • menyanyikan lagu
makna Memaha bilangan tiga angka, menuliskan anak dengan
bilangan mi makna cacah dan lambangnya, dan memperhatikan
cacah dan bilangan menentuka menentukan nilai panjang pendek
menentukan cacah. n tempatnya dengan dan kuat lemah
lambangnya 3.1.2 lambangny teliti bunyi pada lagu
berdasarkan Menyebut a • Mengamati bungkus • melatih ungkapan
nilai tempat kan berdasarka makanan/ tiket/karcis yang terdapat pada
dengan kumpulan n nilai lalu membaca angka teks cerita dengan
menggunak objek tempat yang tertera kemudian bahasa yang
an model dengan dengan menuliskan sesuai santun
konkret bilangan mengguna dengan nilai tempat • menuliskan
serta cara sampai kan model dengan kerjasama.. bilangan tiga
membacany dengan konkret angka dengan
a 999 serta cara memperhatikan
4.1 Membaca dengan membacan nilai tempat
dan benar. ya • menyanyikan lagu
menyajikan 4.1.1 Membaca  Pertidaksa anak dengan
bilangan lambang maan dua memperhatikan
cacah dan bilangan bilangan panjang pendek
lambangnya sampai cacah bunyi dan kuat
berdasarkan dengan  Bilangan lemah bunyi pada
nilai tempat 999 cacah yang lagu
dengan dengan bersesuaia • menggunakan
menggunak tepat. n dengan ungkapan dalam
an model kumpulan kalimat yang
99

konkret obyek berkaitan dengan


 Penjumlah hidup rukun
an dan • melakukan gerak
pengurang lokomotor dalam
an permainan
bilangan • menceritakan
yang pengalaman
melibatkan menerapkan sila
bilangan ketiga Pancasila
cacah • menggunakan
sampai ungkapan dalam
dengan bentuk kalimat
999 dalam sederhana
kehidupan • membaca lambang
sehari-hari bilangan cacah
serta • menuliskan
mengaitka bilangan yang
n terdiri dari tiga
penjumlah angka
an dan
pengurang
an

Seni Budaya dan 3.2 Mengenal 3.2.1  Karya • Menyanyikan


Prakarya elemen Mengetah imajinatif lagu Peramah dan
musik ui dua dan Sopan terkait hidup
melalui panjang tiga rukun sesuai pola
lagu pendek dimensi irama secara
4.2 Menirukan bunyi  Pola irama bersama-sama
100

elemen pada lagu sederhana dengan percaya diri.


musik anak melalui • Menampilkan
melalui 4.2.1 lagu anak- pola irama
lagu menampil anak sederhana melalui
kan  Gerak lagu anak-anak
panjang keseharian dengan gerak tubuh
pendek dan alam sesuai irama penuh
bunyi dalam tari semangat.
pada lagu  Pengolaha • Mengamati
anak n bahan gambar dan
dengan alam dan meragakan gerak
tepat. buatan dasar berlari
dalam dilanjutkan dengan
berkarya melakukan
permainan
tradisional penuh
tanggung jawab

Mengetahui 09 Agustus 2023


Kepala Sekolah Wali Kelas

Nur S. Syahda, S.Pd Nurhayat Wahid, S.Pd


NIP.196902221991032006 Nip. 197211142008012011
101

Lampiran 4
Lembar Hasil Observasi Aktivitas Guru

Siklus I

Sekolah : SD Negeri 46 Kota Ternate

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, PPKn.

Kelas/Semester : II/I

NO Aktivitas Guru

1. Membuka pembelajaran dengan berdoa bersama 25%

2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa 25%

3. Memotivasi dan memberikan apresiasi 25%

4. Mengolah kegiatan belajar mengajar 37,5%

5. Guru meminta siswa untuk membaca teks


kegemarannya 12,5%

6. Kemampuan dalam melakukan kegiatan Tanya jawab


12,5%

7. Menyimpulkan materi 50%

8. Menutup kegiatan pembelajaran 50%


102

Lampiran 5

Lembar Hasil Observasi Aktivitas Guru


Siklus II
Sekolah : SD Negeri 46 Kota Ternate

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, PPKn.

Kelas/Semester : II/I

NO Aktivitas Guru

1. Membuka pembelajaran dengan berdoa bersama 50%

2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa 50%

3. Memotivasi dan memberikan apresiasi 50%

4. Mengolah kegiatan belajar mengajar 37,5%

5. Guru meminta siswa untuk membaca teks


kegemarannya 37,5%

6. Kemampuan dalam melakukan kegiatan Tanya jawab


37,5%

7. Menyimpulkan materi 50%

8. Menutup kegiatan pembelajaran 50%


103

Lembar Observasi Aktifitas Belajar Siswa


Siklus 1
Sekolah : SD Negeri 46 Kota Ternate
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, PPKn.
Kelas/Semester : II/I

NO Aktivitas

1. Siswa menyebutkan berbagai kegemaran/ hobi anggota


keluarganya (Mengkomunikasikan) 130%

2. Siswa menyebutkan banyak benda sesuai gambar yang


diamati (Mengkomunikasikan) 130%

3. Siswa mengamati gambar dan membaca teks tentang


kegiatan dalam keluarga (Menalar) 126%

4. Siswa mengelompokkan berbagai kegiatan berdasarkan


peran masing-masing anggota keluarga (Menalar)
126%

5. Siswa mencatat peran masing-masing anggota keluarga


(Menalar) 126%

6. Siswa menulis teks buku harian tentang kegiatan hari


ini (Mencoba) 133%

7. Siswa membaca teks yang telah ditulis pada buku


harian dengan teliti (Mengkomunikasikan) 130%

8. Guru dan siswa melakukan Tanya jawab terkait gambar


yang diamati (Menanya) 153%

9. Siswa menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan


dengan teks buku harian yang telah ditulis (Menalar)
126%

10. Siswa mengamati contoh membuat kesimpulan dari


teks buku harian (Mengamati) 143%
104

Lembar Observasi Aktifitas Belajar Siswa


Siklus II
Sekolah : SD Negeri 46 Kota Ternate
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, PPKn.
Kelas/Semester : II/I

NO Aktivitas

1. Siswa menyebutkan berbagai kegemaran/ hobi anggota


keluarganya (Mengkomunikasikan) 211%

2. Siswa menyebutkan banyak benda sesuai gambar yang


diamati (Mengkomunikasikan) 211%

3. Siswa mengamati gambar dan membaca teks tentang


kegiatan dalam keluarga (Menalar) 311%

4. Siswa mengelompokkan berbagai kegiatan berdasarkan


peran masing-masing anggota keluarga (Menalar)
311%

5. Siswa mencatat peran masing-masing anggota keluarga


(Menalar) 311%

6. Siswa menulis teks buku harian tentang kegiatan hari


ini (Mencoba) 223%

7. Siswa membaca teks yang telah ditulis pada buku


harian dengan teliti (Mengkomunikasikan) 211%

8. Guru dan siswa melakukan Tanya jawab terkait gambar


yang diamati (Menanya) 282%

9. Siswa menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan


dengan teks buku harian yang telah ditulis (Menalar)
311%

10. Siswa mengamati contoh membuat kesimpulan dari


teks buku harian (Mengamati) 264%
105

Lampiran 6

Dokumenstasi

Peneliti mengarahkan siswa kepada pembelajaran

Peneliti memberikan arahan kepada siswa bersama wali kelas 2


106

Peneliti menerapkan materi pembelajaran yang dipelajari

Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar


107
108

RIWAYAT PENDIDIKAN

Sintari Iswan, lahir pada tanggal 06 Maret Tahun 2000

Desa Dolik Kecamatan Gane Barat Utara Kabupaten

Halmahera Selatan, peneliti merupakan anak kedua dari

tiga bersaudara, yang merupakan anak dari Bapak Iswan

Husen dan Ibu Juhuria Samiun. Peneliti menyelesaikan

pendidikan dasar di SD Negeri 177 Halmahera Selatan

pada tahun 2013. Kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Al-

Khairaat Dolik Kecamatan Gane Barart Utara dan selesai pada tahun 2016, setelah itu

peneliti melanjutkan Pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 13

Halmahera Selatan dan selesai pada tahun 2019, dan pada tahun yang sama peneliti

melanjutkan pendidkan di perguruan tinggi Universitas Khairun, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Dasar Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD).

Pada bulan Agustus 2023 peneliti melanjutkan penelitian yang berjudul

Penggunaan Model Pembelajaran Tematik Model Jaring Laba-laba Untuk

Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas II SD Negeri 46 Kota Ternate

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).

Anda mungkin juga menyukai