Anda di halaman 1dari 170

JENIS, FUNGSI GRAMATIK, DAN MAKNA

AFIKS PEMBENTUK PREDIKAT PADA KALIMAT AKTIF


DALAM LATAR BELAKANG MASALAH SKRIPSI MAHASISWA PBSI
DAN FORMULASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR
MENULIS TEKS LHO DI SMA

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Pendidikan

Oleh

Dinda Nurfitria
1710301102

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TIDAR
TAHUN 2021
ii
iii
iv
MOTO

Ketika jenis, fungsi, dan makna afiks dapat merubah makna kata yang dihasilkan.

Maka niat, usaha, dan doa dapat merubah makna untuk kehidupan masa depanmu.

Setiap orang memiliki waktunya tersendiri. Hidup bukan selalu perihal ketepatan

waktu, melainkan perihal waktu yang tepat.

v
PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada beberapa pihak yang berperan penting

dalam penyusunan skripsi penulis.

1. Kedua orang tua saya, Bapak Tarmudji dan Almarhumah Ibu Fristy Diah

Asmarawati, yang senantiasa mendoakan dan mendukung saya.

2. Seluruh keluarga saya yang juga selalu memberikan doa serta dukungan.

3. Dr. Hari Wahyono, M. Pd. dan Imam Baihaqi, M.A., dosen pembimbing saya,

yang senantiasa mengarahkan dan membantu saya dalam menyusun skripsi.

4. Terima kasih teruntuk sepupu saya Arifa, Hayu, dan Tegar yang selalu siaga

membantu mempersiapkan segala keperluan saya.

5. Sahabat terdekat, Tyas, Ellita, Agi, Akira, dan Nurhas yang selalu menjadi

tempat berkeluh kesah dan tak henti-hentinya memberikan semangat serta

bantuan.

6. Teman spesial yang selalu menjadi pemantik semangat saya agar segera

menyelesaikan skripsi ini.

7. Beberapa teman KKN yang masih dekat dan selalu memberikan dukungan.

8. Kakak tingkat yang bersedia membantu dan memberi dukungan dalam proses

penyusunan skripsi saya.

9. Teman-teman PBSI angkatan 2017 yang sudah membersamai selama studi.

10. Almamater Universitas Tidar.

vi
ABSTRAK

Nurfitria, Dinda. 2021. “Jenis, Fungsi Gramatik, dan Makna Afiks Pembentuk
Predikat pada Kalimat Aktif dalam Latar Belakang Masalah Skripsi
Mahasiswa PBSI dan Formulasinya sebagai Bahan Ajar Menulis Teks
LHO di SMA”. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tidar.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ditemukannya kesalahan kalimat pada


skripsi mahasiswa PBSI, salah satunya adalah kesalahan kalimat yang tidak
berpredikat. Oleh karena itu, peneliti mengkaji tentang jenis, fungsi gramatik, dan
makna afiks pembentuk predikat agar pembentukan kata melalui afiksasi dapat
digunakan dengan tepat untuk menyusun kalimat, khususnya pada kalimat
lengkap yang juga terdapat predikat.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) menemukan deskripsi
mengenai jenis afiks pembentuk predikat pada kalimat aktif dalam dalam latar
belakang masalah skripsi mahasiswa PBSI, (2) mendapatkan deskripsi mengenai
fungsi gramatik afiks pembentuk predikat pada kalimat aktif dalam latar belakang
masalah skripsi mahasiswa PBSI, (3) memperoleh deskripsi mengenai makna
afiks pembentuk predikat pada kalimat aktif dalam latar belakang masalah skripsi
mahasiswa PBSI, dan (4) menghasilkan bahan ajar berupa handout tentang jenis,
fungsi gramatik, dan makna afiks pembentuk predikat pada kalimat aktif dalam
latar belakang masalah skripsi mahasiswa PBSI.
Data dari penelitian ini berupa kalimat aktif dengan predikat berafiks
dalam latar belakang masalah skripsi mahasiswa PBSI yang diselesaikan pada
tahun 2020. Metode dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan metode simak dengan teknik catat. Adapun untuk metode dan
teknik analisis datanya menggunakan metode agih dengan teknik bagi unsur
langsung (BUL).
Berdasarkan hasil penelitian tentang jenis, fungsi gramatik, dan makna
afiks pembentuk predikat ditemukan 181 kalimat aktif dengan predikat berafiks
pada 10 latar belakang masalah skripsi mahasiswa PBSI. Hasil penelitian
menunjukkan adanya tiga jenis afiks pembentuk predikat yaitu jenis prefiks,
konfiks, dan sirkumfiks. Satu fungsi gramatik afiks pembentuk predikat yaitu
sebagai pembentuk kata verbal. Serta 8 makna afiks pembentuk predikat meliputi
makna perbuatan aktif, makna melakukan perbuatan, makna mempunyai, makna
saling, makna dalam keadaan, makna benefaktif, makna kausatif, dan makna
objek menyatakan tempat.
Hasil dari penelitian tersebut kemudian dijadikan sebagai bahan ajar
berupa handout dalam materi pembelajaran teks LHO yang diberikan kepada
siswa kelas X SMA. Materi yang disajikan dalam handout sesuai dengan KD 3.2
& 4.2 tentang teks LHO. Handout tersebut berisi standar kompetensi, kompetensi
dasar, ringkasan materi pembelajaran, latihan soal, dan penilaian.

Kata kunci: afiks, kalimat aktif, teks LHO.

vii
ABSTRACT

Nurfitria, Dinda. 2021. “Types, Grammatical Functions, and Meanings of


Predicate-forming Affixes in Active Sentences in the Background of PBSI
Student Thesis Problems and Their Formulations as Teaching Materials
for Writing LHO Texts in Senior High School”. Indonesian Language and
Literature Department, Faculty of Education and Teachers Training, Tidar
University.

This research was motivated by the finding of sentence mistake in PBSI


students' thesis, one of them was a sentence mistake that was not predicated.
Therefore, the researcher examines the types, grammatical functions, and
meanings of predicate-forming affixes so that word formation through affixation
can be used appropriately to compose sentences, especially in complete sentences
that also contain a predicate.
The objectives of this study were to (1) find a description of the types of
predicate-forming affixes in active sentences in the background of PBSI students'
thesis problems, (2) obtain a description of the grammatical function of predicate-
forming affixes in active sentences in the background of PBSI students' thesis
problems, (3) obtain a description of the meaning of predicate-forming affixes in
active sentences in the background of PBSI students' thesis problems, and (4)
produce teaching materials in the form of handouts about the types, grammatical
functions, and meanings of predicate-forming affixes in active sentences in the
background of thesis problems PBSI students.
The data from this study are active sentences with affixed predicates in
the background of the PBSI student thesis problems which were completed in
2020. The data collection methods and techniques in this study used the note-
taking method. As for the methods and techniques of data analysis using the agih
method with the technique for direct elements (BUL).
Based on the results of research on the types, grammatical functions, and
meanings of predicate-forming affixes, 181 active sentences with affixed
predicates were found in 10 background problems of PBSI students' thesis. The
results showed that there were three types of predicates forming affixes, namely
the types of prefixes, confixes, and circumfixes. One grammatical function of
predicate affixes is to form verbal words. And the 8 meanings of predicate-
forming affixes include the meaning of active action, the meaning of doing an
action, the meaning of having, the meaning of mutual, the meaning of being in a
situation, the meaning of beneficiary, the causative meaning, and the meaning of
the object stating the place.
The results of the study were then used as teaching materials in the form
of handouts in the LHO text learning materials given to students of class X SMA.
The material presented in the handout is in accordance with KD 3.2 & 4.2
regarding LHO text. The handout contains competency standards, basic
competencies, a summary of learning materials, practice questions, and
assessments.

Keywords: affix, active sentence, LHO text

viii
PRAKATA

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah,

rahmat, dan hidayahnya karena skripsi dengan judul Jenis, Fungsi Gramatik, dan

Makna Afiks Pembentuk Predikat pada Kalimat Aktif dalam Latar Belakang

Masalah Skripsi Mahasiswa PBSI dan Formulasinya sebagai Bahan Ajar Menulis

Teks LHO di SMA dapat terselesaikan dengan waktu yang tepat. kelancaran dalam

penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari beberapa pihak.

Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Sukarno, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Tidar.

2. Asri Wijayanti, S.Pd., M.A., Koordinator Program Studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Tidar.

3. Dr. Hari Wahyono, M. Pd., dosen pembimbing I, yang telah memberikan

bimbingan dan arahan dengan sabar dalam penyusunan skripsi.

4. Imam Baihaqi, M.A., dosen pembimbing II, yang telah sabar dalam

membimbing dan memberi arahan penulis.

5. Dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tidar.

Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat baik bagi siswa, guru, maupun

pihak lain yang membutuhkan.

Magelang, 6 Agustus 2021

Dinda Nurfitia

ix
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ....................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................................. ii
MOTO ..................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN .....................................................................................................vi
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
ABSTRACT ............................................................................................................ viii
PRAKATA................................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ..............................................................................................................x
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv
DAFTAR BAGAN ................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................................ 5
1.3 Batasan Masalah .................................................................................................. 6
1.4 Rumusan Masalah .............................................................................................. 6
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 7
1.6 Manfaat Penelitian.............................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, DAN KERANGKA
BERPIKIR .................................................................................................. 9
2.1 Tinjauan Pustaka……………………………………………………………………………………… .......... 9
2.2 Kerangka Teoretis ............................................................................................ 15
2.2.1 Wacana ........................................................................................................... 15
2.2.2 Kalimat ........................................................................................................... 18
2.2.2.1 Pengertian Kalimat ..................................................................................... 18
2.2.2.2 Struktur Kalimat .......................................................................................... 19
2.2.2.3 Kalimat Aktif………………………………………………………………………………………………. 23

x
2.2.3 Afiks ............................................................................................................... 25
2.2.3.1 Jenis Afiks ................................................................................................... 26
2.2.3.2 Fungsi Gramatik Afiks ............................................................................... 30
2.2.3.3 Makna Afiks Pembentuk Predikat ............................................................. 34
2.2.4 Teks Laporan Hasil Observasi ...................................................................... 39
2.2.5 Bahan Ajar ..................................................................................................... 41
2.2.5.1 Handout ....................................................................................................... 41
2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................................ 44
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 46
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................. 46
3.2 Subjek Penelitian .............................................................................................. 47
3.3 Sumber Data ..................................................................................................... 47
3.4 Wujud Data ....................................................................................................... 47
3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 47
3.5.1 Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 47
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 48
3.6 Metode dan Teknik Analisis Data .................................................................. 54
3.6.1 Metode Analisis Data.................................................................................... 54
3.6.2 Teknik Analisis Data..................................................................................... 55
BAB IV JENIS, FUNGSI GRAMATIK, DAN MAKNA AFIKS
PEMBENTUK PREDIKAT PADA KALIMAT AKTIF DALAM
LATAR BELAKANG MASALAH SKRIPSI MAHASISWA PBSI ... 61
4.1 Jenis Afiks Pembentuk Predikat ....................................................................... 61
4.1.1 Jenis Prefiks MeN- dan Ber- ......................................................................... 61
4.1.1.1 Jenis Prefiks MeN-...................................................................................... 62
4.1.1.2 Jenis Prefiks Ber- ........................................................................................ 64
4.1.2 Jenis Konfiks MeN- -kan, MeN- -i, Memper- -kan, Memper- -i,
Ber- -an, dan Ber- -kan ............................................................................... 65
4.1.2.1 Jenis Konfiks MeN- kan ............................................................................. 66
4.1.2.2 Jenis Konfiks MeN- -i ................................................................................ 69
4.1.2.3 Jenis Konfiks Memper- -kan ...................................................................... 71
4.1.2.4 Jenis Konfiks Memper- -i ........................................................................... 72
4.1.2.5 Jenis Konfiks Ber- -an ................................................................................ 73

xi
4.1.2.6 Jenis Konfiks Ber- -kan .............................................................................. 74
4.1.3 Jenis Sirkumfiks Ber- -an .............................................................................. 74
4.2 Fungsi Afiks Pembentuk Predikat .................................................................... 75
4.3 Makna Afiks Pembentuk Predikat ................................................................... 87
4.3.1 Makna Perbuatan Aktif .................................................................................. 87
4.3.2 Makna Melakukan Perbuatan ........................................................................ 90
4.3.3 Makna Mempunyai ........................................................................................ 91
4.3.4 Menyatakan Makna Saling ............................................................................ 93
4.3.5 Makna Dalam Keadaan.................................................................................. 94
4.3.6 Makna Benefaktif ........................................................................................... 95
4.3.7 Makna Kausatif .............................................................................................. 97
4.3.7.1 Makna Kausatif Menjadikan ...................................................................... 97
4.3.7.2 Makna Kausatif Menyebabkan ................................................................ 100
4.3.7.3 Makna Kausatif Memasukkan.................................................................. 100
4.3.8 Makna Objek Menyatakan Tempat ............................................................. 102
BAB V BAHAN AJAR MENULIS TEKS LHO BERDASARKAN JENIS,
FUNGSI GRAMATIK, DAN MAKNA AFIKS PEMBENTUK
PREDIKAT PADA KALIMAT AKTIF DALAM LATAR
BELAKANG MASALAH SKRIPSI MAHASISWA PBSI ................ 103
5.1 Standar Kompetensi ........................................................................................ 103
5.2 Kompetensi Dasar ........................................................................................... 104
5.3 Ringkasan Materi Pembelajaran..................................................................... 104
5.3.1 Teks Laporan Hasil Observasi .................................................................... 104
5.3.2 Struktur Teks Laporan Hasil Observasi...................................................... 105
5.3.3 Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi .................................. 106
5.3.4 Afiksasi ......................................................................................................... 107
5.3.4.1 Jenis Afiks ................................................................................................. 109
5.3.4.2 Fungsi Afiks .............................................................................................. 120
5.3.4.3 Makna Afiks .............................................................................................. 125
5.3.5 Langkah-langkah Menulis Teks LHO ........................................................ 138
5.4 Latihan Soal ..................................................................................................... 138
5.5 Penilaian .......................................................................................................... 142
5.5.1 Penilaian Afektif .......................................................................................... 142

xii
5.5.2 Penilaian Kognitif ........................................................................................ 143
5.5.3 Penilaian Psikomotorik ................................................................................ 144
BAB VI PENUTUP............................................................................................... 145
6.1 Simpulan .......................................................................................................... 145
6.2 Implikasi .......................................................................................................... 145
6.3 Saran ................................................................................................................ 147
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 149
LAMPIRAN ......................................................................................................... 151

xiii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Contoh Data …………………………………………………….. 51
Tabel 3.2 Pengkodean Data ……………………………………………….. 52
Tabel 3.3 Contoh Reduksi Data ………………………………………….... 53
Tabel 5.1 Penilaian Afektif Siswa ………………………………………… 143
Tabel 5.2 Penilaian Kognitif Siswa ………………………………………... 143
Tabel 5.3 Penilaian Psikomotorik Siswa …………………………………… 144

xiv
DAFTAR BAGAN

Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir …………………………………………….. 45
Bagan 3.1 Langkah-Langkah Teknik Pengumpulan Data ………………... 49

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Sumber Data Latar Belakang Masalah Skripsi Mahasiswa PBSI


Lampiran 2 Catatan Data dan Kode Data
Lampiran 3 Data Jenis Afiks Pembentuk Predikat dan Kode Data
Lampiran 4 Data Jenis Prefiks meN- dan Ber- serta Kode Data
Lampiran 5 Data Jenis Prefiks meN-
Lampiran 6 Data Jenis Prefiks Ber-
Lampiran 7 Data Jenis Konfiks MeN- -kan, MeN- -i, Memper- -kan, Memper- -i,
Ber- -an, dan Ber- -kan serta Kode Data
Lampiran 8 Data Jenis Konfiks MeN- -kan
Lampiran 9 Data Jenis Konfiks MeN- -i
Lampiran 10 Data Jenis Konfiks Memper- -kan
Lampiran 11 Data Jenis Konfiks Memper- -i
Lampiran 12 Data Jenis Konfiks Ber- -an
Lampiran 13 Data Jenis Konfiks Ber- -kan
Lampiran 14 Data Jenis Simulfiks Ber- -an
Lampiran 15 Data Fungsi Afiks Pembentuk Kata Verbal
Lampiran 16 Data Makna Afiks Pembentuk Predikat dan Kode Data
Lampiran 17 Data Makna Perbuatan Aktif
Lampiran 18 Data Makna Melakukan Perbuatan
Lampiran 19 Data Makna Mempunyai
Lampiran 20 Data Makna Saling
Lampiran 21 Data Makna Dalam Keadaan
Lampiran 22 Data Makna Benefaktif
Lampiran 23 Data Makna Kausatif dan Kode Data
Lampiran 24 Data Makna Kausatif Menjadikan
Lampiran 25 Data Makna Kausatif Menyebabkan
Lampiran 26 Data Makna Kausatif Memasukkan
Lampiran 27 Data Makna Objek Menyatakan Tempat

xvi
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan; Soenjono Dardjowidjodjo; Hans Lapoliwa; Anton M. Moeliono.


Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Amelia, Nada; Krisanjaya; Miftahulkhairah Anwar. 2018. Afiksasi pada Karangan


Anak di SDN Jatiwaringin 1: Suatu Kajian Berdasarkan Pemerolehan
Bahasa. Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia - Arkhais, Vol. 09 No. 1
Januari—Juni 2018.
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/arkhais/article/view/7456. Diakses
pada 2 Maret 2021.
Cahyo, Adi Nur. (2013). Bahasa Indonesia Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1.
Klaten: Viva Pakarindo.
Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Kuntarti, Anggit. 2015. Analisis Kesalahan Kalimat pada Skripsi Mahasiswa
Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
https://eprints.uny.ac.id/19458/1/SKRIPSI%20ANGGIT%20pdf.pdf.
Diakses pada 2 Maret 2021.
Masypuroh, Siti. 2016. Kesalahan Penggunaan Afiks dalam Keterampilan
Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP
Djojoredjo Pamulang Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/32183/3/SITI%2
0MASYPUROH-FITK.pdf. Diakses pada 2 Maret 2021.
Nofiandari, Yasinta. 2015. Analisis Kesalahan Ejaan pada Skripsi Mahasiswa
Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
https://eprints.uny.ac.id/19289/1/SINTA%20SKRIPSI%2007201244061.p
df. Diakses pada 2 Maret 2021.
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: Diva Press.

Rahadiyan, Duwi Nugroho; Cicilia Tantri Suryawati; Hendri Zuliastutik. 2018.


Analisis kesalahan dalam penulisan karya ilmiah mahasiswa Jepang dalam
pembelajaran BIPA. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 18(2),
doi:10.17509/bs_jpbsp.v18i2.15508.
https://ejournal.upi.edu/index.php/BS_JPBSP/article/view/15508. Diakses
pada 2 Maret 2021.
Ramlan, M. 2009. Ilmu Bahasa Indonesia Morfologi. Suatu Tinjauan Deskriptif.
Yogyakarta: CV Karyono.

149
150

Sudaryanto. (2015). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta:


Sanata Dharma University Press.
Suherli; Maman Suryaman; Aji Septiaji; Istiqomah. 2016. Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Verhaar, J.M.W. 2016. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Wahyono, Hari. 2014. Bahasa Indonesia Penuntun Terampil Berbahasa.
Magelang: Universitas Tidar.
L

N
Lampiran 1 Sumber Data Latar Belakang Masalah Skripsi Mahasiswa PBSI

LB 1 BENTUK DAN MAKNA VERBA IMPERATIF PADA KALIMAT


TUNGGAL DALAM BLOG RESEPKOKI DAN SEBAGAI BAHAN
AJAR KEBAHASAAN TEKS PROSEDUR DI SMA (Ari Wulandari)
1.1 Latar Belakang
Pada kurikulum 2013 siswa harus mempelajari 15 jenis teks termasuk jenis
teks prosedur secara sistematis, baik lisan ataupun tulisan, yakni sembilan langkah
sistematis, dimulai dengan memahami sampai mengonversi. Ketika membuat teks
prosedur siswa harus memahami berdasarkan struktur dan kaidahnya. Teks
prosedur biasanya berisi langkah-langkah secara lengkap dan jelas. Di dalam buku
hanya berupa penjelasan singkat. Terutama tentang kaidah kebahasaan yang
hanya membahas poin-poin utama saja. Tidak ada pembahasan lebih lanjut
mengenai verba imperatif seperti apa yang harus digunakan untuk membuat teks
prosedur.
Teks prosedur merupakan materi ajar yang digunakan sebagai bahan
pembelajaran kurikulum 2013. Teks prosedur kompleks tergolong ke dalam teks
paparan. Teks tersebut bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang tata cara
melakukan sesuatu dengan sejelas-jelasnya. Keberadaan teks semacam itu sangat
diperlukan oleh seseorang yang akan mempergunakan suatu benda atau
melakukan kegiatan yang belum jelas cara penggunaannya ( Kosasih, p. 67).
Dalam teks prosedur kompleks terdapat materi unsur kebahasaan berupa
penggunaan kalimat perintah imperatif sehingga banyak pula pemakaian kata
kerja atau verba imperatif, yakni kata yang menyatakan perintah, larangan dan
keharusan.
Berdasarkan pengamatan selama melaksanakan program praktik lapangan
kerja (PPL) di SMA N 5 Magelang, bahan materi ajar pada materi kata 2 kerja
imperatif kelas XI pada teks prosedur kurang bervariasi dan pembelajaran
monoton. Selain itu, siswa masih belum paham verba seperti apa yang dimaksud
dengan bentuk dan makna verba imperatif.
Untuk mempelajari bentuk dan makna verba imperatif, siswa dapat
mempelajari dari berbagai sumber. Salah satunya dari blog Resepkoki karena di
dalam blog tersebut dapat menemukan data-data mengenai verba imperatif. Blog
merupakan salah satu bentuk laman yang berupa baik itu tulisan, gambar atau
video yang dimuat secara daring. Biasanya disusun berdasarkan isi atau postingan
tanggal terbaru dimuat secara terbalik. Urutan pertama diletakkan pada postingan
tanggal terbaru. Blog Resepkoki.co adalah kumpulan resep masakan rumahan
mudah dan praktis. Selain itu, di blog ini juga terdapat banyak tips dapur, tutorial,
tips memasak, dan info kesehatan. Blog resepkoki bertujuan untuk membantu
pembaca terutama ibu-ibu mengalami kesulitan saat memasak.
Pemilihan Blog Resepkoki sebagai sumber data penelitian berdasarkan
beberapa pertimbangan dan aspek. Pertama, bahasa pada Blog Resepkoki dapat
dengan mudah dipahami oleh siswa sebagai bahan contoh teks prosedur
kompleks. Kedua, Struktur teks pada Blog Resepkoki sudah memenuhi syarat
untuk dijadikan teks prosedur kompleks. Ketiga, Blog Resepkoki sudah sesuai
dengan kaidah bahasa yang berlaku pada teks prosedur kompleks.
Resep masakan Blog Resepkoki dapat dijadikan sebagai bahan ajar
pembelajaran kebahasaan khususnya teks prosedur kompleks. Serta banyaknya
verba imperatif yang terdapat pada Blog Resepkoki dijadikan sebagai sumber
belajar dari penerapan verba imperatif. Selain itu, penggunaan Blog Resepkoki
dapat memberikan bahan materi ajar yang bervariasi. Siswa tidak hanya
memahami melalui buku teks atau media cetak, tetapi juga media elektronik
termasuk internet.
Hasil penelitian ini berupa bahan ajar yang dapat digunakan oleh guru
dalam materi kebahasaan khususnya verba imperatif yang terdapat pada kalimat
tunggal pada teks prosedur kompleks yang terdapat pada silabus kurikulum 2013
KD 3.2. Menganalisis struktur dan kebahasaan teks prosedur dan KD 4.2.
Mengembangkan teks prosedur. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka
penelitian berjudul Bentuk dan Makna Verba Imperatif pada Kalimat Tunggal
dalam Blog Resepkoki Sebagai Bahan ajar teks prosedur di SMA penting untuk
dilakukan.
LB 2 KEARIFAN LOKAL ADONARA DALAM NOVEL IKHTIAR CINTA
DARI ADONARA KARYA J.S MAULANA DAN FORMULASINYA
SEBAGAI MATERI AJAR DI SMA (Nurul Ngibadiyah)
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki keberagaman budaya. Hal ini terjadi karena perbedaan
letak geografi, kondisi alam, etnis, suku, dan iklim. Kebudayaan yang berbeda
inilah yang nantinya akan menjadi ciri khas tersendiri bagi daerah tersebut. Setiap
kebudayaan mengandung nilai-nilai kebijakan yang positif. Nilai kebudayaan
positif itulah yang kemudian sering disebut dengan kearifan lokal.
Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya yang berkembang di
masyarakat. Berupa gagasan-gagasan atau nilai-nilai, pandangan-pandangan
setempat yang bersifat kebijaksanaan, penuh kearifan, bernilai baik yang tertanam
dalam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya (Herlina, 2014, p. 203). Kearifan
lokal dapat tercermin melalui kebiasaan-kebiasaan dan perilaku masyarakat suatu
wilayah yang secara konsisten dan terus dilakukan dari generasi ke generasi.
Kearifan lokal ini dapat berwujud gagasan atau ide, kegiatan aktivitas dan benda
hasil karya. Memahami sebuah kearifan lokal suatu daerah, kita harus mengetahui
secara mendalam mengenai kebudayaan yang berkembang di dalam masyarakat
tersebut.
Kearifan lokal suatu daerah sudah semestinya harus dijaga dan terus
dilestarikan oleh generasi penerusnya. Salah satu cara untuk menjaga dan
melestarikannya, yakni melalui karya sastra, khususnya novel. Karya sastra novel
merupakan bentuk imajinatif pengarang tentang suatu realitas permasalahan sosial
yang bersumber dari kehidupan masyarakat setempat. Penciptaan karya sastra
melibatkan semua aspek kehidupan sehingga karya sastra berkembang mengikuti
kebudayaan yang ada. Tak heran jika karya sastra novel termasuk sebagai alat
pendokumentasian budaya secara tertulis.
Karya sastra, khususnya novel pada hakikatnya merupakan sebuah tiruan
kehidupan sehingga penciptaan karya sastra ini tidak lepas dari pengaruh
fenomena-fenomena masyarakat yang begitu kompleks. Fenomena tersebut
melibatkan manusia beserta karakter, budaya, dan bahasa. Fenomena dalam karya
sastra novel dikemas dengan bahasa yang indah untuk memberikan kesan
menghibur kepada para pembaca. Selain itu, penggunaan bahasa yang indah juga
dimaksudkan untuk membawa pembaca merasakan dan ikut hadir dalam alur
cerita. Tujuannya agar dapat tersampaikannya pesan yang dapat dijadikan sebagai
suri tauladan bagi para pembacanya.
J.S Maulana merupakan salah satu sastrawan dari Adonara (Flores, Nusa
Tenggara Timur) yang telah berhasil menciptakan berbagai karya. Salah satu
karyanya adalah novel Ikhtiar Cinta dari Adonara. Salah satu karya sastra novel
yang membahas kearifan lokal Indonesia tepatnya di daerah Nusa Tenggara
Timur. Kearifan lokal dalam novel Ikhtiar Cinta dari Adonara tercermin melalui
kisah tokoh Syarifah yang dijodohkan dengan laki-laki pilihan kakak dan ibunya.
Perjodohan ini dilatarbelakangi karena Syarifah yang telah berusia 25 tahun yang
menurut adat setempat Syarifah sudah kebarat tanue. Selain karena umur, laki-
laki pilihan kakak dan ibu pun mampu menebus dengan sejumlah gading yang
ditentukan ketua adat. Pemberian gading dilakukan untuk menghormati dan
sebagai wujud apresiasi untuk kaum perempuan karena gading merupakan salah
satu benda yang harganya cukup mahal di daerah Adonara.
Selain budaya mas kawin berupa gading, terdapat kebudayaan Adonara
yang khas dalam novel tersebut. Hal ini dapat terlihat melalui serangkaian
aktivitas yang harus dilakukan sebelum proses akad. Mulai dari pertemuan
melamar yang dilakukan oleh saudara perempuan mempelai pria hingga adat
pindahan yang harus dilakukan mempelai perempuan ke rumah laki-laki. Setelah
itu, masih terdapat serangkaian yang dilakukan di rumah mempelai pria mulai
seperti tarian-tarian yang dimulai dengan menyiram air cucian atau air bekas
kepada tamu. Selain membahas adat perkawinan, dalam novel ini juga membahas
aktivitas kehidupan yang dilakukan oleh masyarakat setempat mulai dari bahasa
yang digunakan, kepercayaan setempat, mata pencaharian, adat yang berlaku, dan
bagaimana posisi perempuan dalam adat.
Kisah dalam novel Ikhtiar Cinta dari Adonara dikemas dengan bahasa
yang ringan dan beberapa menggunakan bahasa daerah asli sehingga mendukung
keaslian budaya Adonara. Novel ini mengandung nilai kearifan lokal yang
memberikan kontribusi positif sehingga novel ini dapat digunakan untuk
pembelajaran siswa, khususnya siswa SMA mengingat nilai budaya sangat
penting bagi generasi muda. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Mulyani (2011, p. 94-95) yang mengatakan bahwa kearifan budaya lokal dapat
diintegrasikan dalam pendidikan karena kearifan lokal memiliki banyak
kelebihan, diantaranya sarana pembelajaran bagi manusia untuk menjadi cerdas,
pandai, dan bijaksana serta sebagai sarana trasformasi nilai-nilai positif.
Pembelajaran dengan menggunakan novel ini juga sebagai salah satu cara
memperkenalkan kebudayaan Indonesia yang telah dikemas dalam bentuk novel
sehingga lebih menarik. Melihat pada kenyataannya generasi muda sekarang
kurang minat terhadap kebudayaan yang berkembang di lingkungannya. Hal ini
sesuai dengan artikel yang tulis oleh Agustin (2011) yang mengatakan bahwa
generasi muda zaman sekarang kurang melestarikan budaya bangsa dan
kebanyakan mengikuti arus globalisasi seperti cara berpakaian dan gaya rambut.
Padahal kebudayaan tersebut bukan merupakan budaya bangsa Indonesia. Hal
tersebut juga menjadi permasalahan bangsa yakni merosotnya ideologi
kebangsaan dan revitalisasi nilai-nilai kearifan lokal, sehingga keadaan ini harus
dibangun kembali. Salah satunya dengan menggali nilai- nilai yang terdapat dalam
unsur budaya pada novel.
Selain paparan di atas, mengingat amanat Undang-Undang No 20 tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional, bab 2 pasal 3 yang mengatakan bahwa
tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta tanggung jawab. Dalam upaya mewujudkan tujuan
tersebut, maka kearifan lokal dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembelajaran
bagi peserta didik, sehingga fungsi kearifan lokal dalam dunia pendidikan adalah
sebagai filter kebudayaan-kebudayaan yang tidak relevan dengan ideologi negara.
Salah satunya memanfaatkan kearifan lokal yang ada dalam novel.
Berdasarkan tuntutan kurikulum 2013, pada materi kelas XII SMA tentang
analisis isi novel, seharusnya dalam buku paket siswa yang dikeluarkan oleh
Kemendikbud dipaparkan secara rinci materi tentang analisis isi baik intrinsik
maupun ekstrinsik. Akan tetapi pada kenyataannya materi yang dipaparkan
tentang analisis isi intrinsik, sehingga penelitian ini dapat dijadikan sebagai
alternatif materi analisi unsur ekstrinsik berupa nilai-nilai budaya dalam novel
untuk memenuhi tuntutan tersebut. Selain tuntutan kurikulum, hasil penelitian ini
berupa kearifan lokal yang terdapat dalam unsur budaya sehingga diharapkan
dapat menjadi sarana siswa SMA untuk membentuk dirinya menjadi orang yang
bijak, cerdas, dan membantu peserta didik dalam pembentukan jiwa yang
memiliki kepribadian positif.
LB 3 KETRANSITIFAN VERBA BERAFIKS meN-(D)Ø/-i/-kan YANG
MENDUDUKI FUNGSI PREDIKAT DALAM KALIMAT TUNGGAL
DAN FORMULA MATERI AJARNYA (Siti Sulistiyarini)
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam situs berita online banjarkab.go.id yang diunggah pada tanggal 13
Februari 2020, ditemukan verba menyerahkan pada judul berita:
Bupati Banjar Menyerahkan Bantuan Kepada Korban Banjir
Verba menyerahkan ‘memberikan’ ialah verba berafiks meN-/-kan yang
menduduki fungsi predikat. Verba menyerahkan merupakan kata turunan dari
bentuk dasar serah ‘menyerah’ yang mendapat imbuhan meN-/-kan. Selain verba
turunan menyerahkan, bentuk dasar serah dapat diturunkan menjadi verba
berprefiks meN- lainnya dengan perbedaan pada sufiksnya, yaitu verba menyerah
‘berserah’ dan menyerahi ‘memberikan sesuatu kepada’. Perbedaan akhiran atau
sufiks pada ketiga verba, yaitu sufiks Ø/-i/-kan menimbulkan makna yang berbeda
pula pada masing-masing verba. Perbedaan makna verba inilah yang berpengaruh
pada ada atau tidaknya pendamping verba yaitu subjek, objek, dan pelengkap
yang dapat menentukan jenis ketransitifan verba.
Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti ketransitifan verba
berafiks meN-(D)Ø/-i/-kan yang menduduki fungsi predikat dalam kalimat
tunggal. Ketransitifan verba ditentukan berdasarkan analisis sintaktis dengan
melihat kedudukan verba berafiks meN-(D)Ø/-i/-kan serta kehadiran subjek dan
objek sebagai pendamping verba pada kalimat tunggal.
Konstituen menyerahkan dalam kutipan kalimat Bupati Banjar
menyerahkan bantuan kepada korban banjir merupakan verba transitif.
Konstituen menyerahkan menduduki fungsi predikat (P), konstituen Bupati
Banjar menduduki fungsi subjek (S), dan konstituen bantuan sebagai objek (O).
Sementara konstituen kepada korban banjir menduduki fungsi keterangan (Ket)
yang boleh ada ataupun lesap dalam kalimat karena tidak akan mengubah makna
kalimat.
Dilihat dari perilaku sintaktisnya, jenis ketransitifan verba diklasifikasikan
menjadi: (a) verba transitif: verba ekatransitif, verba dwitransitif, dan verba
semitransitif; serta (b) verba taktransitif. Verba berafiks meN-(D)Ø/-i/-kan
merupakan inti-kalimat dan pusat-kalimat. Berdasarkan hal ini, verba berafiks
meN-(D)Ø/-i/-kan dapat dikatakan termasuk verba transitif apabila memiliki objek
di belakangnya dan objek ini dapat berubah menjadi subjek ketika kalimat
dipasifkan. Sementara itu, verba berafiks meN-(D)Ø/-i/-kan disebut verba
taktransitif apabila tidak memiliki objek yang melekat setelah verba.
Penelitian ketransitifan verba berafiks meN-(D)Ø/-i/-kan yang menduduki
fungsi predikat ini menggunakan sumber data Novel “Bidadari Bermata Bening”.
Novel ini dipilih sebagai sumber data dalam penelitian ini karena banyak
ditemukan kalimat-kalimat tunggal yang predikatnya berkategori verba berafiks
meN-(D)Ø/-i/- kan yang dibutuhkan sebagai data dalam penelitian ini.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, penelitian ketransitifan verba
berafiks meN-(D)Ø/-i/-kan yang menduduki fungsi predikat dalam kalimat
tunggal ini penting untuk dilakukan. Hasil penelitian ini akan diformulasikan
menjadi bahan ajar yang dapat digunakan sebagai sumber materi belajar materi
kebahasaan tentang ketransitifan verba pada siswa kelas XI SMA.
LB 4 HUBUNGAN SEMANTIS ANTARKLAUSA KALIMAT MAJEMUK
SETARA DAN FORMULA MATERI AJARNYA (Rizqi Karimatul
Barokah)
1.1 Latar Belakang
Salah satu kalimat yang terdapat pada tajuk rencana ialah kalimat
majemuk setara. Kalimat majemuk setara yang ditemukan dalam penelitian ini
sebagai berikut. Kebaruan diharapkan tidak hanya pada layanan-layanan yang
diberikan koperasi, tetapi juga model bisnisnya. Kalimat majemuk setara tersebut
terdiri dari dua klausa.
Klausa pertama ialah kebaruan diharapkan pada layanan-layanan yang
diberikan koperasi dan klausa kedua kebaruan diharapkan model bisnisnya.
Klausa pertama menjelaskan topik yang dibahas pada kalimat itu dan klausa
kedua menjelaskan lebih lanjut topik yang dibahas pada klausa pertama. Klausa
kedua digunakan sebagai argumen untuk memperkuat klausa pertama untuk
meyakinkan pembaca tentang topik permasalahan yang dijabarkan bahwa
kebaruan diharapkan juga dilakukan pada model bisnis, tidak hanya pada pada
layanan-layanan koperasi saja. Dua klausa itu dirangkai dengan konjungsi.
Hubungan semantis antarklausa memiliki banyak jenisnya sesuai dengan
konjungsi yang digunakan pada kalimat. Kalimat kebaruan diharapkan tidak
hanya pada layanan-layanan yang diberikan koperasi, tetapi juga model
bisnisnya ini terdapat konjungsi pada klausa pertama dan klausa kedua. Konjungsi
yang terdapat pada kalimat itu ialah konjungsi tidak hanya dan konjungsi tetapi
juga.
Konjungsi tidak hanya dan tetapi juga menjadi penanda kalimat
mengalami hubungan semantis antarklausa. Kata tidak hanya yang terdapat pada
klausa pertama dan tetapi juga pada klausa kedua menjadikan kalimat mengalami
hubungan semantis perlawanan yang menyatakan penguatan.
Hubungan semantis perlawanan yang menyatakan penguatan ialah klausa
kedua memuat informasi yang digunakan untuk memperkuat klausa pertama.
Hubungan semantis yang menggabungkan klausa pertama dan klausa kedua
menjadikan kalimat berterima.
Konjungsi pada setiap kalimat bisa berbeda-beda. Perbedaan konjungsi
pada kalimat majemuk menjadikan arti yang berbeda pula maknanya meskipun
dengan klausa yang sama. Hal ini terjadi karena konjungsi memiliki arti yang
berbeda apabila diterapkan dalam kalimat majemuk. Misalnya konjungsi atau
yang terdapat pada kalimat majemuk setara. Konjungsi atau terdapat diantara
klausa pertama dan klausa kedua. Hal tersebut menandakan adanya pemilihan
diantara dua klausa yang menjadikan konjungsi atau merupakan konjungsi yang
mengandung hubungan pemilihan.
Hubungan semantis antarklausa dalam kalimat majemuk setara menarik
untuk diteliti karena terdapat beberapa jenis hubungan semantis antarklausa.
Adanya berbagai klasifikasi hubungan semantis antarklausa menjadikan ciri-ciri
yang beragam. Dalam hubungan semantis ini juga terdapat konjungsi-konjungsi
yang membedakan setiap jenis hubungan semantis sehingga dapat memahami
berbagai macam konjungsi setara. Penelitian tentang hubungan semantis
antarklausa dapat menggunakan sumber data dengan wujud lisan dan tulisan.
Dalam wujud lisan sumber data bisa berasal dari tuturan asli peneliti atau tuturan
orang lain. Sama halnya dengan wujud lisan, tulisan juga bisa diciptakan oleh
peneliti atau mengutip tulisan dari orang lain. Salah satu tulisan yang dapat
dijadikan sumber data berasal dari surat kabar.
Keberagaman daerah menjadikan Indonesia memiliki bermacam-macam
surat kabar. Salah satunya surat kabar Suara Merdeka. Surat kabar Suara Merdeka
dapat diakses melalui media online dan cetak. Penelitian ini menggunakan media
cetak untuk digunakan sebagai sumber data. Pada surat kabar Suara Merdeka
terdapat kolom tajuk rencana. Tajuk rencana ialah suatu karangan pokok yang
terdapat dalam surat kabar atau majalah. Tajuk rencana dalam surat kabar Suara
Merdeka terdapat banyak kalimat majemuk, salah satunya kalimat majemuk
setara. Kalimat majemuk setara pada tajuk rencana dalam surat kabar Suara
Merdeka disusun sesuai dengan struktur kalimat yang baik dan benar. Selain itu
kalimat majemuk pada tajuk rencana surat kabar Suara Merdeka juga terdapat
konjungsi, salah satunya konjungsi setara. Adanya konjungsi setara menjadikan
kalimat majemuk mengalami hubungan semantis antarklausa. Saat ini masih
terdapat peserta didik yang belum paham tentang kalimat majemuk setara. Oleh
karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan semantis antarklausa
dalam kalimat majemuk setara.
Pembelajaran bahasa Indonesia SMA, siswa mempelajari jenis-jenis
kalimat. Salah satunya kalimat majemuk. Materi kalimat majemuk terdapat dalam
materi kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi yang terdapat dalam KD
3.2 Menganalisis isi dan aspek kebahasaan dari minimal dua teks laporan hasil
observasi dan 4.2 Mengonstruksi teks laporan hasil observasi dengan
memerhatikan isi dan aspek kebahasaan. Hal ini menjadikan penelitian ini dapat
dijadikan sebagai materi ajar bagi siswa untuk menambah pengetahuan. Selain itu,
penelitian ini juga bisa dijadikan sebagai referensi tambahan dalam mempelajari
kalimat majemuk, khususnya kalimat majemuk setara.
Berdasarkan deskripsi yang telah diuraikan, bahwa hubungan semantis
antarklausa pada kalimat majemuk tidak lepas dari suatu konjungsi. Konjungsi
dalam hal ini ialah konjungsi setara yang tidak ada perbedaan derajat antara
klausa pertama dan klausa kedua. Hubungan semantis antarklausa kalimat
majemuk setara terdapat pada tuturan secara lisan dan ragam tulis. Penelitian ini
menentukan hubungan semantis antarklausa pada ragam tulis yang bersumber
pada tajuk rencana.
LB 5 KOHESI LEKSIKAL PADA WACANA NOVEL NAYLA SEBAGAI
MATERI AJAR KEBAHASAAN TEKS EKSPOSISI DI SMA (Ika
Fitriana)
1.1 Latar Belakang Masalah
Kehidupan manusia tidak lepas dari interaksi antarmakhluk sosial yang
saling membutuhkan. Dalam berinteraksi, manusia membutuhkan alat komunikasi
yaitu bahasa. Bahasa dapat dirasakan, didengar, dan dipahami. Selain itu, bahasa
juga dapat dituangkan dalam media tulis yang disebut dengan bahasa tulis. Bahasa
tulis tediri atas rangkaian huruf yang membentuk sebuah kata menjadi kalimat dan
paragraf yang dapat dipahami oleh pembaca.
Bahasa yang baik ialah bahasa yang dapat dipahami oleh pihak-pihak yang
terkait, yakni komunikan dan komunikator. Agar mudah dipahami, bahasa harus
memperhatikan kaidah kebahasaan. Kesatuan bahasa yang dipahami dapat
dihimpun dalam satu wadah bernama wacana. Dalam studi bahasa, wacana sering
kali digunakan sebagai bahan kajian.
Kajian wacana merupakan salah satu studi linguistik yang memiliki
kompleksitas tinggi. Selain satuan bahasa tertinggi, wacana juga mengandung
unsur bahasa yang pragmatis. Teks wacana sering kali dikaji secara kebahasaan,
baik dari segi struktur maupun makna yang terkandung dalam teks tersebut.
Namun, dalam kajian wacana, pemikiran tersebut sedikit digeser ke dalam lingkup
yang lebih luas lagi. Kajian wacana dapat dilakukan secara internal maupun
eksternal. Kajian wacana secara internal meliputi kohesi antarkalimat, aspek
sintaksis, dan kebahasaan. Kajian wacana secara eksternal meliputi kajian
psikologi, sosial, ekonomi, antropologi, lingkungan, dan hubungan interdisipliner
yang lain (Mulyana, 2005, p. 2).
Salah satu jenis kajian dalam wacana ialah kohesi antarkalimat. Kohesi
dapat diartikan sebagai hubungan yang menyatukan antarkalimat sehingga dapat
menghasilkan kalimat yang padu dan dipahami oleh pembacanya. Adanya kohesi
dan koherensi menyebabkan kalimat-kalimat dalam wacana membentuk kesatuan
makna (Alwi, 2010, p. 41). Kesatuan makna ini timbul oleh adanya tanda yang
menghubungkan makna antarkalimat sehingga menjadi padu. Dalam buku yang
berjudul Kajian Wacana, Mulyana (2005, p.26) menyebutkan bahwa Halliday
telah mengklasifikasikan kohesi ke dalam dua kelompok, yakni kohesi gramatikal
dan leksikal. Kohesi gramatikal meliputi referensi, subtitusi, elipsis, dan
konjungsi, sedangkan kohesi leksikal meliputi sinonim, antonim, ekuivalensi,
repetisi, dan kolokasi. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil kajian wacana
berupa kohesi leksikal. Kohesi yang merupakan penanda keruntutan unsur dalam
suatu wacana lebih sulit diidentifikasi dibandingkan dengan koherensi yang lebih
mempertimbangkan isi atau informasi.
Kohesi leksikal dipilih sebagai topik pembahasan karena kurangnya
pembahasan yang lebih mendalam terkait kohesi leksikal dalam silabus SMA
khususnya pada KD 3.4 dan 4.4 kelas X. Padahal peserta didik dituntut untuk
membuat teks yang padu. Dalam pembelajaran peserta didik, lebih ditekankan
pada kata leksikal tanpa peserta didik mengetahui kohesi leksikal, seperti yang
terdapat pada Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X karya Suryaman. Dalam
buku tersebut, peserta didik hanya dikenalkan dengan kata leksikal. Selain itu,
dalam Buku Guru Kelas X Bahasa Indonesia tidak dijelaskan pula bagaimana
membuat teks yang padu, sehingga peserta didik kurang mengetahui apa saja yang
harus dipenuhi ketika akan membuat teks yang padu. Untuk itu, peneliti memiliki
tujuan untuk mencoba menambah pengetahuan dan kemampuan kebahasaan
peserta didik dalam menulis teks.
Kajian wacana dapat diaplikasikan ke dalam berbagai jenis teks wacana,
seperti teks cerpen, novel, eksposisi, eksplanasi, cerbung, dan teks narasi. Pada
penelitian ini lebih fokus membahas kohesi leksikal dalam novel Nayla. Novel
Nayla merupakan salah satu karya sastra karya Djenar Maesa Ayu yang
diterbitkan oleh PT Gramedia Utama pada tahun 2012. Novel ini memiliki
keunikan dalam alur ceritanya. Alur dalam novel ini ialah alur campuran yakni
maju dan mundur, sehingga memerlukan pemahaman dan konsentrasi yang tinggi.
Misalnya, dalam novel Nayla pada halaman 17 terdapat kutipan di bawah ini.
Namun kenapa kamu kembali? Kamu kembali untukku, atau hanya
karena ayahmu mati? Harusnya kamu tahu, sikapku tak bisa ditawar. Aku tak
akan menjilat ludahku sendiri. Sudah kukatakan berkali-kali, kamu harus memilih
aku atau ayahmu. Dan kau sudah memilihnya. Tak ada alasan apapun yang pantas
mempersatukan kita berdua.
Dalam kutipan tersebut, tokoh Nayla kembali ke rumah ibunya setelah dia
kabur dari rumah binaan anak nakal dan narkotika. Namun, di halaman 18, penulis
kembali menceritakan kisah Nayla pada saat berada di rumah binaan.
Umurnya dua belas tahun. Kasusnya, kenakalan remaja dan penggunaan
narkoba. Tapi ia tak pernah mengakuinya. Ia bungkam ketika harus mengisi berita
acara. Bahkan ketika rotan melecut kulitnya, ia tetap tak mengaku. Tak menangis.
Tak memohon ampun. Tak bersuara. Kami gemas sekali. Akhirnya kami
memutuskan untuk membuat berita acara sendiri untuk ibunya. Anehnya, tak ada
respons sama sekali dari sang ibu. Ayahnya sudah meninggal bulan lalu. Surat
persetujuan yang kami terima, padahal secara sah ditandatangani oleh ibunya.
Kenapa sekarang ia lepas tanggung jawab begitu saja.

Selain dua paragraf tersebut, pada halaman berikutnya Djenar Maesa Ayu
kembali menceritakan kisah Nayla pada saat masih tinggal bersama ayahnya.
Hari ini saya malas sekolah. Saya ingin menunggui ayah di rumah.
Walaupun dokter mengatakan kondisinya membaik, tapi ia masih terlihat
lemah. Selama dua bulan tinggal di sini, saya tetap belum merasa dekat
dengannya. Sakit yang ia derita dan pekerjaan yang harus diselesaikannya,
membuat kami tak banyak waktu bertemu. Saya tetap merasa asing. Tapi saya
merasa tenang di rumah ini. Bukan isapan jempol. Buktinya saya berhenti
ngompol. Saya tak tahu seperti apa bahagia. Tapi saya yakin, saya sedang
mengetuk di depan pintunya. Saya hanya perlu menyesuaikan dan membuka diri
saja.

Lalu pada halaman selanjutnya diceritakan bahwa Nayla sudah bekerja di


sebuah tempat hiburan malam. Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa
alur dalam novel Nayla merupakan campuran. Meskipun memiliki alur yang
rumit, novel ini memiliki kohesi yang membantu pembaca dalam memahami
novel. Alasan tersebut yang membuat peneliti sangat tertarik untuk menjadikan
novel ini sebagai sumber data.
Novel Nayla ini menceritakan seorang gadis bernama Nayla yang
memiliki kehidupan berbeda dengan gadis-gadis sebayanya. Masa kecilnya yang
dihantui hukuman-hukuman dari ibu kandungnya hanya lantaran ia buang air kecil
di kasur saat tidur mendorongnya untuk menjadi gadis yang keras, melawan, dan
berani. Keluarga yang tak utuh serta kurangnya kasih sayang membawanya untuk
terbang mencari jati dirinya sendiri di dunia malam. Semenjak umur 12 tahun,
gadis bernama Nayla pernah hidup di jalanan, rumah perawatan anak nakal dan
narkotika, bahkan di usia yang belum matang dia sudah bekerja di salah satu
tempat hiburan malam di kotanya. Meskipun novel ini dapat dikatakan sebagai
novel dewasa yang menggunakan bahasa vulgar, akan tetapi tetap dapat
digunakan sebagai sumber data penelitian dan sumber pembelajaran di SMA. Hal
ini dikarenakan objek implementasinya adalah siswa SMA yang sedang menuju
ke usia dewasa. Pada hakikatnya pendidikan seks perlu diberikan sejak dini agar
anak tidak mudah dibodohi dengan budaya dan teknologi yang menyimpang
(Surur, 2018, p. 1). Hal ini dibuktikan dengan adanya penelitian di Bandung yang
mengatakan bahwa 58% perilaku seks pranikah dan seks bebas dipengaruhi oleh
kurangnya pendidikan dan penyuluhan seks (Pratama, 2014, p. 6). Melalui novel
Nayla, peserta didik dapat mengambil hikmah pahitnya tokoh Nayla ketika terjun
ke dunia malam dan seks bebas.
Analisis kohesi leksikal pada novel Nayla dapat diaplikasikan dalam
pembelajaran teks eksposisi di SMA yaitu pada KD 3.4 dan 4.4. Peneliti memilih
teks eksposisi karena dalam pembelajaran teks eksposisi siswa dituntut untuk
membuat teks yang memiliki kohesi antarkalimat sehingga kalimat yang dibuat
lebih padu dan mudah dipahami. Pemilihan teks eksposisi sebagai implementasi
dari penelitian ini dikarenakan kurangnya ulasan kohesi leksikal dalam
pembelajaran materi kebahasaan di SMA. Oleh karenanya peneliti ingin
memberikan kontribusi pemahaman bagi peserta didik untuk menambah
pengetahuan kebahasaan dan kemampuan menulis peserta didik.
LB 6 AKTUALISASI DIRI FIERSA BESARI DALAM NOVEL ARAH
LANGKAH DAN TAPAK JEJAK SEBAGAI MATERI AJAR MENULIS
NOVEL DI SMA (Nisrina Lailatul Luqyana)
1.1 Latar Belakang
Karya sastra merupakan representasi pikiran dan gagasan dari pengarang
yang ingin disampaikan kepada penikmatnya. Karya sastra tercipta melalui proses
kreatif serta pemikiran yang panjang oleh penciptanya karena menggambarkan
pikiran serta pengalaman pengarangnya. Oleh karena itu, kondisi psikis dan sosial
akan sangat berpengaruh kepada suatu karya sastra yang tercipta. Misalnya saja
sebuah novel. Melalui novel, penulis sejatinya tengah menyampaikan nilai-nilai
dan amanat dengan media kata demi kata yang tersusun hingga membentuk alur
cerita. Kondisi psikis serta lingkungan yang dihadapi penulis akan sangat
berpengaruh terhadap cerita yang disuguhkan di dalam novelnya.
Pengalaman cinta seseorang sering kali menjadi inspirasi untuk dituangkan
ke dalam sebuah karya sastra, termasuk novel. Novel merupakan salah satu karya
sastra yang memiliki banyak peminat, terutama novel-novel populer sering kali
diminati oleh anak muda seperti usia SMA. Salah satu novel populer bertema
cinta yang memiliki kedekatan dengan kehidupan remaja adalah novel berjudul
Arah langkah dan Tapak jejak karya Fiersa Besari. Kedua novel ini merupakan
jurnal perjalanan Fiersa ketika menjelajahi tanah air demi menjauhkan diri dari
kota asalnya, Bandung, yang membuatnya terus dihantui kekecewaan pasca
mengalami putus cinta. Rasa sakit yang teramat ketika dihianati wanita yang
sangat dicintainya membuat dirinya nekat untuk melakukan hal yang belum
pernah dia lakukan sebelumnya.
Seperti halnya dengan anak-anak muda dan remaja usia anak SMA yang
sedang merasakan manis pahitnya dunia asmara. Satu kali terbuai hingga terbang
begitu tinggi hingga lupa daratan. Ada kalanya harus jatuh terbanting, terjerembap
ke dalam duka nestapa yang teramat mendalam hingga menimbulkan kesedihan,
bahkan, terkadang rotasi perasaan yang dialami oleh usia remaja yang masih labil
mendorong mereka untuk melakukan hal-hal nekat atas nama cinta.
Banyak dijumpai, remaja patah hati kemudian nekat untuk bunuh diri,
seperti yang dimuat pada portal berita daring okezone.com, bahwa seorang siswi
kelas XI SMA asal Denpasar, Bali, telah meninggal akibat gantung diri setelah
putus dari kekasihnya. Begitu pula dengan seorang pemuda asal Pekalongan,
seperti dilansir TribunJakarta.com, dirinya nekat merekam aksi bunuh dirinya
untuk kemudian video tersebut akan disebarkan kepada sang kekasih yang telah
memutuskan cintanya.
Dorongan-dorongan psikologis untuk melakukan tindakan di luar nalar
ataupun nekat semacam itulah yang akan sangat merugikan bagi generasi penerus
bangsa, terutama jika hal tersebut terjadi pada pelajar yang seharusnya lebih fokus
pada pendidikannya daripada urusan asmara belaka. Meski tak dapat dipungkiri
bahwa bumbu-bumbu asmara merupakan hal yang tidak dapat dihindari dalam diri
manusia. Pengendalian jiwa yang baik akan menghindarkan seseorang dari
perbuatan yang tak perlu dilakukan atas dasar cinta.
Novel Arah langkah dan Tapak jejak menarik karena berisi nilai dan
amanat yang mendalam bahwasanya putus cinta bukanlah akhir dari segalanya.
Putus cinta justru merupakan awal dari kehidupan baru yang bisa jadi lebih baik
apabila kita mampu mengambil hikmah dari apa yang sudah terjadi. Sosok Fiersa
Besari yang mampu mengubah rasa sakitnya menjadi sebuah motivasi dan
kekuatan untuk keluar dari zona nyaman dan mulai menjelajah Indonesia patut
dijadikan inspirasi. Alih-alih melakukan hal nekat yang konyol, Fiersa justru
nekat untuk mendewasakan dirinya dan mencari jati diri melalui
pengembaraannya. Pada akhirnya, ia mampu kembali sebagai seseorang yang
lebih bernilai dan mampu mengikhlaskan luka hatinya serta memaafkan Mia,
wanita yang menggoreskan luka di hatinya.
Fiersa Besari atau yang akrab disapa “Bung” merupakan pria kelahiran
Bandung, 3 Maret 1984 yang memulai kariernya sebagai musikus sebelum
akhirnya jatuh cinta pada dunia tulis menulis. Selain itu, Bung juga berkegiatan di
alam terbuka. Setelah mengelilingi Indonesia, Bung mampu melihat realitas ibu
pertiwi sehingga dirinya menjadi gemar menyisipkan pesan humanisme dan sosial
dalam karya-karyanya yang bertema cinta dan kehidupan. Arah langkah dan
Tapak jejak merupakan novel kelima dan keenamnya. Kedua novel ini merupakan
sekuel yang berisi rekam jejak perjalannya ketika menjelajahi Indonesia.
Arah langkah merupakan novel Fiersa Besari yang terbit pada tahun 2018
dengan ketebalan 300 halaman oleh penerbit Mediakita. Mengisahkan awal
perjalanan Fiersa Besari bersama dua rekannya, yaitu Anisa (Prem) dan Baduy
yang bertekad menyambangi berbagai wilayah di Nusantara dengan motivasi dan
latar belakangnya masing-masing. Pada novel ini, Bung juga menyisipkan
kepingan kepingan ingatan yang menjelaskan sosok Mia, wanita yang
dicintainya sekaligus mematahkan hatinya hingga ia berambisi menjauh dari kota
Bandung yang menyimpan kenangan dirinya dengan Mia. Tapak jejak merupakan
kelanjutan dari novel Arah langkah yang juga diterbitkan oleh Mediakita pada
2019 dengan tebal 312 halaman. Pada sekuel ini, Bung menceritakan dirinya yang
harus melanjutkan pengembaraan tanpa kedua sahabatnya yang telah lebih dulu
menghentikan langkah dan kembali ke Bandung. Dalam novel ini, kepingan
ingatan yang disisipkannya berubah menjadi tentang cerita masa kecilnya dan
tentang keluarganya.
Kedua novel tersebut, yakni Arah langkah dan Tapak jejak merupakan
novel yang menarik karena penggambaran sosok Fiersa yang mampu
mengaktualisasikan dirinya dari keterpurukan cinta yang dialami. Sosok Fiersa
patut dijadikan teladan bagi remaja yang jiwanya masih labil agar lebih stabil
menghadapi goncangan perasaan yang tidak terelakkan mewarnai kisah cinta
mereka.
Kisah perjalanan Fiersa Besari tidak hanya berisi perjuangannya untuk
mengaktualisasikan diri dan melupakan rasa sakit hatinya saja, melainkan juga
tentang bertahan hidup dalam kondisi pengembaraan yang serba terbatas dan
hanya bisa mengandalkan koneksi serta keberuntungan. Penggambaran kesan
yang diperoleh pada setiap titik yang dikunjungi di Indonesia juga sangat menarik
dan memberikan imaji tentang indahnya Indonesia. Meski beberapa kali terpaksa
berdamai dengan keadaan yang tidak mudah, tetapi dari situlah Fiersa Besari
mampu memahami nilai-nilai kehidupan. Pada akhirnya, dirinya menyadari
bahwa sejauh apapun ia melangkah, rumah adalah tempat langkahnya akan
kembali sebagai dirinya yang lebih baik lagi.
Berdasarkan uraian yang dipaparkan, dwilogi novel Arah langkah dan
Tapak jejak menarik untuk dikaji dengan pendekatan psikologi sastra. Adapun
teori psikologi yang digunakan yaitu teori Humanistik Holistik-Dinamis yang
dikemukakan oleh Abraham Maslow. Teori ini mengungkapkan bahwa manusia
sebagai makhluk yang bebas akan senantiasa berupaya untuk memenuhi lima
hirerarki kebutuhan yang meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa
aman dan stabilitas, kebutuhan akan cinta dan memiliki, kebutuhan akan
penghargaan, serta kebutuhan aktualisasi diri. Proses pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan bertingkat Fiersa Besari selama mengembara menjelajah Indonesia dan
pada kepingan-kepingan ingatannya dalam novel Arah langkah dan Tapak jejak
inilah yang menarik untuk diteliti. Fiersa Besari yang pada awalnya mengembara
karena kehilangan kebutuhan akan cintanya tetapi pada akhirnya ia bisa
memenuhi seluruh hirerarki kebutuhan bahkan mampu mengaktualisasi dirinya.
Hasil dari penelitian ini akan diimplementasikan sebagai materi ajar KD
3.9, yaitu menganalisis isi dan kebahasaan novel dan KD 4.9, yaitu merancang
novel atau novelet dengan memerhatikan isi dan kebahasaan baik secara lisan
maupun tulis kelas XII SMA. Dengan demikian, judul dari penelitian ini yaitu
“Aktualisasi Diri Tokoh Fiersa Besari dalam novel Arah langkah dan Tapak jejak
Sebagai Materi Ajar Menulis Novel di SMA”.
LB 7 KRITIK SOSIAL DALAM NASKAH MONOLOG MAYAT
TERHORMAT KARYA AGUS NOOR DAN INDRA TRANGGONO
SERTA IMPLEMENTASINYA PADA PEMBELAJARAN DRAMA DI
SMA (Bagas Yudha Yudhistira)
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak lepas dari hidup
berdampingan dengan orang lain. Dalam perjalanan kehidupan sosial, manusia
juga tidak dapat menghindari permasalahan sosial yang pasti akan ditemui dalam
kehidupannya. Permasalahan sosial umumnya timbul dari keadaan ekonomi,
politik, keadaan psikologis, keadaan biologis, keadaan kebudayaan dan
berdasarkan isi hati. Menanggapi keadaan tersebut masyarakat mampu
menyampaikan permasalahan melalui kritikan. Penyampaian kritikan
permasalahan sosial dalam masyarakat ada beberapa cara, salah satunya melalui
tulisan berupa karya sastra.
Karya sastra merupakan hasil perpaduan antara isi hati dan keadaan
lingkungan pengarang. Hal tersebut mampu memicu pengarang untuk berbuat
sesuatu, seperti ingin melakukan bentuk aksi, kritikan, ataupun sebuah langkah
untuk meluapkan keadaan emosional pengarang dengan cara menciptakan karya
sastra. Melalui indra penghayatan terhadap kehidupan di sekitar, selanjutnya akan
diolah pengarang dalam imajinasi dan implementasi dalam bentuk kreativitas.
Sastra membaca fakta yang ada, realitas dalam karya sastra merupakan ilusi
kenyataan dan kesan yang meyakinkan untuk ditampilkan, tetapi tidak selalu
merupakan kenyataan sehari-hari. Sarana untuk menciptakan ilusi yang
dipergunakan untuk memikat pembaca agar mau memasuki situasi yang tidak
mungkin atau luar biasa, adalah dengan cara patuh pada detail-detail kenyataan
kehidupan sehari-hari (Wallek dan Werren dalam Nurgiyantoro 2007: p.6).
Salah satu bentuk karya sastra yang sering digunakan sebagai bentuk
penyampaian kritik sosial adalah naskah monolog. Monolog merupakan bentuk
karya sastra yang berjenis drama. Drama merupakan bentuk dari prosa yang
mampu menggambarkan sebuah kehidupan atau watak melalui tingkah laku.
Drama biasanya dimainkan oleh beberapa orang dalam sebuah pementasan atau
pertunjukan, sedangkan monolog merupakan drama dengan pemeran tunggal.
Dalam pementasan monolog hal yang penting adalah naskah yang akan
dibawakan oleh pemain dalam pementasannya.
Mengkritik tidak hanya berupa demonstrasi seperti yang sering disaksikan
di media masa seperti koran dan televisi yang dapat menimbulkan prespektif
buruk bahkan mis-communication, bisa juga melalui karya satra monolog.
Monolog dapat dinikmati dalam bentuk teks dan seni pertunjukan sehingga sering
disebut juga sebagai karya sastra yang bersifat multidimensional. Pembaca dan
penikmat pementasan monolog diajak untuk melihat keadaan sebenarnya melalui
isi maupun amanat yang disampaikan oleh penulis maupun pemeran.
Mayat Terhormat karya Agus Noor dan Indra Tranggono adalah salah satu
monolog yang menyampaikan kritik sosial. Dalam setiap babak monolog Mayat
Terhormat terdapat tokoh yang bernama Siwi. Siwi memiliki penggambaran
tokoh dualisme sehingga ada dua substansi, napi dan penjaga kuburan.
Penggambaran tokoh tersebut menjadikan ada dua setting dalam penggarapan
monolog Mayat Terhormat, yaitu jeruji besi (penjara) dan pemakaman. Tokoh
Siwi mampu memerankan dirinnya-sendiri bahkan karakter dan tokoh lain seperti
menjadi Marsinah, mahasiswa dan orang yang berkuasa. Kritikan kemanusiaan
yang terjadi pada sejarah Indonesia juga dimasukkan dalam penulisan naskah
monolog Mayat Terhormat karya Agus Noor dan Indra Tranggono ini.
Monolog Mayat Terhormat yang serat akan kritik sosial itu akan mampu
menarik pembaca maupun penonton bila dipentaskan karena mengandung nilai-
nilai moral seperti akhlak, etika, sosial, maupun susila yang mampu mendukung
pembentukan watak dan kepribadian seseorang. Konflik dalam monolog tersebut
juga akan menyadarkan masyarakat akan kejahatan berupa kekerasan fisik,
perampasan HAM, dan kejahatan sosial lainnya, karena pengarang bukan hanya
sebagai pencerita tetapi bisa juga sebagai orang yang mengalami terjadinya
peristiwa tersebut atau sebagai pemerang kejahatan sosial. Pengarang adalah
bagian dari masyarakat yang ingin menyadarkan masyarakat lain, pemerintah dan
pengarang sendiri sebagai bentuk mengkritisi. Bentuk-bentuk kritik dalam
monolog tersebut bersentuhan dengan kepribadian manusia, sehingga sangat tepat
jika dikaji menggunakan telaah sosiologi sastra.
Berdasarkan paparan tersebut, kritik sosial dipilih karena tanpa masyarakat
sadari kritik sosial sudah menjadi inovasi sarana komunikasi masyarakat sebagai
kontrol jalannya sistem sosial bermasyarakat, salah satunya penyampaian kritikan
bisa melalui karya sastra monolog serta pengimplementasian dalam pembelajaran
drama di SMA. Hal ini diharapkan pelajar SMA mampu mengenali bentuk
kritikan melalui pementasan monolog dalam pembelajaran drama. Kasus yang
sudah ada terjadi dalam demonstrasi mahasiswa yang melibatkan pelajar SMA
seperti saat demo besar-besaran masalah RUU di tahun 2019 sehingga perlu
penanaman pembentukan karakter dan nilai moral melalui karya sastra agar
pelajar tidak hanya ikut-ikutan terlebih pelajar masih rentan terkena profokasi.
Dari sekian banyak naskah monolog, peneliti memilih menganalisis naskah
monolog Mayat Terhormat karya Agus Noor dan Indra Tranggono. Naskah ini
dipilih karena di dalam dialog terdapat kritik-kritik sosial serta mempunyai
kelebihan yaitu tentang pandangan berbagai macam tokoh seperti Marsinah,
mahasiswa dan orang yang berkuasa yang diperankan oleh tokoh dalam naskah
bernama Siwi, tetapi memiliki pandangan yang jeli untuk mengkritik dan
menghujat tingkah polah pemerintah di negeri ini.
Dasar dari penelitian ini berupa latar sosiologis pengarang, struktur naskah
monolog Mayat Terhormat, bentuk-bentuk kritik sosial yang ada di dalam
monolog Mayat Terhormatdengan menggunakan telaah sosiologi sastra, dan
implementasi pembelajarandrama di SMA khususnya dalam relevansi unsur-unsur
intrinsik dan nilai kritik sosial dengan standar isi, relevansi pembentukan
kepribadian dalam diri peserta didik, dan penerapan nilai-nilai edukatif. Penelitian
ini relevan dengan pembelajaran sastra kelas XI SMA KD 3.18 yaitu
mengidentifikasi alur cerita, babak demi babak, dan konflik dalam drama yang
dibaca dan ditonton dan 4.18 yaitu mempertunjukkan salah satu tokoh dalam
drama yang dibaca atau ditonton secara lisan.
LB 8 PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TEKS PROSEDUR
BERBASIS HOTS UNTUK SISWA KELAS VII SMP (Nuriyanto)
1.1 Latar Belakang
Sistem pendidikan nasional menerapkan Kurikulum 2013 yang saat ini
digunakan dalam pembelajaran di Indonesia. Kurikulum ini beberapa kali
mengalami revisi. Kurikulum 2013 revisi terbaru adalah hasil revisi yang
dilakukan pada tahun 2018. Bukti revisi tersebut terdapat dalam Permendikbud
No. 37 tahun 2018 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar
pelajaran pada Kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Sama halnya dengan Kurikulum 2013 sebelum revisi dalam Kurikulum 2013
revisi 2018, pembelajaran dipusatkan pada siswa atau disebut student centered.
Dengan ini pembelajaran menuntut guru mampu menciptakan suasana
pembelajaran yang mampu merangsang siswa menjadi lebih aktif. Penerapan
model pembelajaran semacam ini diharapkan siswa mampu berpikir kritis
terhadap pembelajaran di kelas. Sebagai pusat pembelajaran, siswa dituntut untuk
dapat berpikir kritis dan kreatif.
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif menjadi tuntutan pendidikan di
Indonesia. Kemampuan tersebut masuk dalam 4 karakter belajar abad 21 yang
dirumuskan menjadi 4C. Karakter abad 21 yang diwujudkan dengan 4C ini antara
lain comunication, collaboration, critical thinking and problem solving, dan
creativity and innovation. Karakter 4C yang disebutkan dapat diimplementasikan
melalui penerapan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking
Skill (HOTS). Higher Order Thinking Skill (HOTS) adalah keterampilan berpikir
tingkat tinggi yang menuntut pemikiran secara kritis, kreatif, analitis, terhadap
informasi dan data dalam memecahkan permasalahan (Barratt, 2014).
Kemampuan berpikir dalam dunia pendidikan masuk dalam ranah kognitif. Ranah
kognitif dibagi oleh Blomm dalam enam tingkatan yang diantaranya adalah (1)
pengetahuan (knowledge), (2) pemahaman (comprehension), (3) penerapan
(application), (4) analisis (analysis), (5) sintesis (synthesis), dan (6) menilai
(evaluation). Pada tahun 2001 keenam tingkatan tersebut direvisi oleh siswa
Bloom yang bernama Anderson. L.W dan David R. Krathwohl. Kemudian
Anderson dan Krathwol merevisi menjadi mengingat (remember), memahami
(understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), menilai (evaluate),
dan berkreasi (create). Dari keenam tingkatan tersebut yang masuk dalam ranah
berpikir tingkat tinggi adalah analyze, evaluate, dan create. Keterampilan yang
termasuk dalam ranah berpikir tingkat tinggi antara lain adalah berpikir kreatif,
kritis, analisis, dan pemecahan masalah. Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau
HOTS membuat siswa mampu menjadi problem solver. Pembelajaran berorientasi
HOTS dan dikombinasikan dengan student centered membuat siswa mampu
memecahkan masalah dari berbagai fenomena yang ditemui di sekitarnya.
Pemecahan masalah didapat dari pemikiran murni siswa. Pembelajaran HOTS ini
dapat diwujudkan dengan bantuan bahan ajar.
Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 juga menerapkan pembelajaran
berbasis teks. Pembelajaaran berbasis teks tidak hanya mempelajari teks
berbahasa tulis namun juga bahasa lisan dan gambar. Pembelajaran berbasis teks
yang dimaksud adalah dengan memahami teks yang kemudian dilanjutkan
mengolah, mendiskusikan, mengubah dan memproduksi teks. Hal tersebut selaras
dengan yang disampaikan oleh Hendrawanto dan Mulyani (2017, p.58).
Salah satu materi pembelajaran di sekolah menengah pertama (SMP)
adalah teks prosedur. Materi ini disampaikan pada kelas VII lebih tepatnya saat
semester pertama. Materi ini ditunjukan dalam silabus pada KD 3.5, 4.5, 3.6 dan
4.6 yang menyatakan bahwa peserta didik diharapkan mampu mengidentifikasi
informasi, srtuktur, dan kebahasaan teks prosedur serta mampu memproduksi teks
prosedur sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaanya. Sesuai dengan
tingkatan HOTS maka ditiap materi siswa diharapkan mampu mencapai tahap
mencipta, salah satu kegiatan mencipta adalah menulis teks. Menurut Mulyani
(2011, p.1) kemampuan menulis sangat penting untuk dikuasai oleh peserta didik
karena menulis merupakan sarana untuk menuangkan gagasan, pendapat,
perasaan, keinginan, serta informasi ke dalam tulisan dan kemudian
diinformasikan kepada orang lain. Output atau tahap mencipta dalam materi teks
prosedur adalah siswa mampu menciptakan teks prosedur sesuai dengan kaidah
kebahasan yang terdapat didalam teks prosedur. Untuk menyusun sebuah teks
prosedur siswa terlebih dahulu harus memahami bagaimana cara menyusun
kalimat yang tepat, jenis jenis kalimat, dan unsur dalam sebuah kalimat.
Kemampuan siswa dalam menulis atau membuat suatu teks yang sesuai
dengan kaidah dapat dikatakan belum baik. Siswa masih belum terlalu memahami
bagaimana meletakkan antara objek, keterangan, dan pelengkap. Hal ini sesuai
hasil wawancara yang telah dilalukan terhadap guru Bahasa Indonesia di SMP
Aisyiyah Fullday Wedi.
Kurangnya kemampuan siswa dalam menyusun teks dapat disebabkan
karena media pembelajaran kurang bervariasi. Hal tersebut membuat siswa kurang
aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Berbagai bentuk media pembelajaran dan
model pembelajaran sudah banyak diciptakan dan dikembangkan, sehingga guru
seharusnya memiliki banyak refrensi mengenai media dan model pembelajaran
yang interaktif. Salah satu bentuk media yang dapat digunakan adalah modul.
Siswa akan lebih intensif dalam belajar dengan modul yang berisi materi dan
latihan soal yang lengkap.
Salah satu alasan modul tepat untuk menunjang pembelajaran HOTS
adalah bentuk dan isi modul yang menuntut siswa berpikir kritis dan kreatif.
Modul dapat berisi materi, bahan bacaan dan masalah-masalah mengenai suatu
materi. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Zauwana (2018, p.18) bahwa
dengan menggunakan modul peserta didik akan dapat mengukur tingkat
penguasaannya terhadap materi yang di bahas tiap satu satuan modul.
Menurut Sukardiyono dalam Pratiwi (2016, p.2) modul merupakan bahan
ajar cetak yang disusun agar dapat dipelajari oleh siswa secara mandiri tanpa
mendapat bimbingan dari guru karena telah disajikan secara sistematis dan
dikembangkan sesuai perkembangan siswa. Sebuah modul setidaknya mencakup
petunjuk belajar, kompetensi yang harus dicapai, materi, informasi penunjang,
latiahan soal, dan evaluasi. Unsur-unsur yang terdapat dalam modul akan
memudahkan siswa belajar terarah dan mandiri.
Penerapan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau HOTS ini dapat
diimplementasikan dalam modul dengan menggunakan
keterampilan keterampilan yang termasuk dalam ranah berpikir tingkat tinggi.
Pengimplementasian dalam modul dapat diletakkan pada pemberian teks sebagai
bahan analisis, maupun penggunaan model pembelajaran dan penugasan yang
berbasis HOTS. Model pembelajaran yang dimaksukan antara lain adalah problem
based learning, project based learning, dan discovery learning. Penerapan
sebagai model pembelajaran di tiap bab dilaksanakan dengan langkah-langkah
yang terintegrasi oleh model-model tersebut. Penerapan problem based learning
digunakan untuk menyediakan pembelajaran berbasis pada masalah dan peserta
didik sebagai penyelesai masalah. Penerapan project base learning menyediakan
pembelajaran berbasis projek. Di sini peserta didik diharapkan mampu membuat
sebuah projek berdasarkan hasil belajar. Adapun penerapan discovery learning
dalam modul digunakan untuk penyampaian materi.
Berdasarkan keadaan tersebut maka perlu dilakukan pengembangan modul
teks prosedur berbasis HOTS yang dapat meningkatkan kemampuan sintaksis
siswa. Modul yang dibuat ini bertujuan untuk mempermudah siswa dalam belajar
mengenai kalimat dan penyusunan kalimat. Diharapkan dengan modul ini siswa
lebih aktif dan lebih kritis dalam pembelajaran dengan bimbingan dan
pengawasan guru.
LB 9 KATEGORI DAN MAKNA REDUPLIKASI KATA PADA KALIMAT
MAJEMUK DALAM LAMAN OPINI MEDIA INDONESIA DAN
IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR DI SMA (Ahmad
Maulana Ghufar)
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran wajib di semua jenjang
pendidikan di Indonesia. Pada jenjang pendidikan SMA kelas X terdapat materi
pelajaran bahasa Indonesia tentang teks eksposisi. Dalam materi teks eksposisi
banyak ditemui reduplikasi (kata ulang) pada kalimat majemuk. Muslich (1990,
p. 48) dalam Murtiani (2013, p. 15) mengungkapkan bahwa proses pengulangan
atau reduplikasi merupakan peristiwa pembentukan kata dengan jalan mengulang
bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun
tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak. Keberadaan reduplikasi
dalam sebuah teks eksposisi sering tidak diperhatikan oleh peserta didik, terlebih
kategori dan makna reduplikasi. Hal tersebut disebabkan karena bahan ajar yang
monoton dan kurang bervariasi.

Berdasarkan observasi saat melaksanakan kegiatan Praktik Pengalaman


Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Grabag, ditemukan bahwa peserta didik kelas
X tidak memperhatikan reduplikasi dalam materi pembelajaran teks eksposisi.
Hal ini terlihat pada hasil nilai ulangan harian teks eksposisi kelas X IPA 1 yang
berjumlah 40 peserta didik. Ditemukan 4 peserta didik yang mendapat nilai di
bawah KKM. Selain itu, pada salah satu tugas individu terdapat 9 peserta didik
yang mendapat nilai di bawah KKM dan salah satu peserta didik hanya mendapat
nilai 17 dari skala 100. Meskipun jumlah peserta didik yang memiliki nilai di
bawah KKM terhitung sedikit, tetapi nilai peserta didik yang lain tidak jauh dari
batas nilai KKM atau cenderung kurang memuaskan. Hal itu disebabkan
karena saat pembelajaran berlangsung, peserta didik hanya berfokus pada
struktur, kebahasaan, dan cara mengontruksi teks eksposisi. Padahal pada materi
teks eksposisi banyak sekali ditemukan reduplikasi. Hal yang dapat dikaji dalam
reduplikasi di antaranya adalah kategori dan makna.
Makna dari reduplikasi sendiri terbagi atas beberapa bagian, sedangkan kategori
menurut Kridalaksana (2007, p. 89) dibagi atas Dwipurwa, Dwilingga,
Dwilingga Salin Swara, Dwiwasana, dan Trilingga.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, ditemukan bahwa bahan ajar yang
digunakan masih berupa buku teks yang dipinjamkan oleh perpustakaan dan
lembar kerja siswa. Hal itu membuktikan bahwa bahan ajar tersebut belum
memenuhi kebutuhan kegiatan belajar mengajar karena kurang bervariasi,
monoton, dan minim referensi. Kondisi bahan ajar yang kurang memadai akan
berdampak negatif bagi perkembangan akademik peserta didik. Keadaan ini
tidak terlepas dari kurang dikembangkannya bahan ajar yang inovatif. Para
pendidik pada umumnya hanya menyediakan bahan ajar yang monoton dan
cenderung bersifat sekali pakai. Akibatnya peserta didik akan merasa bosan
mengikuti kegiatan belajar mengajar, sehingga pembelajaran menjadi tidak
efektif dan efisien. Untuk mengatasi hal itu maka diperlukan sebuah bahan ajar
yang efektif untuk peserta didik.
Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis,
baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta lingkungan atau suasana
yang memungkinkan peserta didik untuk belajar (Prastowo, 2012, p. 16).
Berdasarkan definisi tersebut, pendidik diwajibkan untuk membuat bahan ajar
yang mampu menciptakan suasana yang mendukung bagi peserta didik.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai bahan
ajar dalam materi pelajaran bahasa Indonesia SMA kelas X yaitu teks eksposisi.
Hal ini menjadi menarik untuk diteliti sehingga mampu menghasilkan bahan ajar
alternatif yang tidak monoton. Bahan ajar tersebut berbentuk buku ajar yang
memuat materi pembelajaran untuk peserta didik. Salah satu yang dapat
dijadikan bahan ajar adalah media cetak.
Media cetak adalah salah satu bentuk media komunikasi yang saat ini
begitu berkembang pesat dan digemari berbagai kalangan dari segala umur.
Media cetak ditulis dengan tujuan untuk menyebarkan informasi kepada
pembaca. Media cetak meliputi surat kabar atau koran, tabloid, dan majalah
(Sumadiria, 2005, p. 4). Seiring perkembangan zaman, berbagai bentuk media
cetak pun selain tersedia dalam bentuk fisik juga tersedia dalam bentuk non-fisik
yaitu dimuat dalam internet. Keunggulan media cetak terletak pada daya analisis
dari pembaca. Pembaca bisa membaca dengan analisis yang tajam, sehingga
pembaca dapat lebih memahami isi informasi yang disampaikan. Salah satu
media cetak yang masih memiliki banyak pembaca adalah koran.

Seiring perkembangan zaman, pembaca menjadi terbiasa membaca koran


secara daring. Berdasarkan survei Nielsen Cross-Platform 2017, terjadi
peningkatan akses internet oleh masyarakat di hampir semua tempat. Dari hasil
survei tersebut, saat ini media cetak termasuk koran, majalah, dan tabloid masih
memiliki penetrasi sebesar 8% dan dibaca 4,5 juta orang. Dari jumlah tersebut,
sebagian besar, atau sekitar 83%-nya, membaca koran. Alasan utama para
pembaca masih memilih koran ialah nilai beritanya yang dapat dipercaya. Salah
satu koran terpercaya ialah Media Indonesia. Hal itu terbukti dari beberapa
penghargaan yang diraih, salah satunya adalah Media Indonesia berhasil meraih
penghargaan Koran Nasional Terbaik Indonesia Young Reader Awards 2018
(IYRA 2018). Menurut salah satu juri dari penghargaan tersebut yaitu Nina
Armando, koran Media Indonesia sering memuat tentang isu sosial dan politik
yang penting untuk diketahui masyarakat terutama anak muda. Adanya
penghargaan tersebut mengukuhkan posisi Media Indonesia sebagai media
terpercaya dan diminati berbagai kalangan termasuk anak muda.
Media Indonesia memuat beberapa laman tema seperti laman advertorial,
kolom pakar, surat pembaca, haji, opini, teknologi, hiburan, otomotif,
wawancara, humaniora, podium, dan weekend. Laman yang diteliti pada
penelitian ini adalah laman opini yang di dalamnya merupakan opini tentang
berbagai isu seperti sosial, politik, hinga pendidikan. Ruslan (2008, p. 64) dalam
Sugianto (2017, p. 2) mengungkapkan bahwa opini merupakan bentuk
pernyataan seseorang terhadap sesuatu hal atau permasalahan. Dapat dikatakan
juga bahwa opini merupakan tanggapan aktif dalam suatu rangsangan.
Laman opini berisi beberapa paragraf yang di dalamnya terdapat kalimat
majemuk. Kalimat majemuk menurut Putrayasa (2012, p. 39) terbagi menjadi 3
jenis yaitu kalimat majemuk setara, kalimat majemuk rapatan, dan kalimat
majemuk bertingkat. Edisi yang dipilih adalah edisi 7-14 Oktober 2019 karena
memuat topik pendidikan, nasional, dan internasional. Topik tersebut relevan
sebagai bahan bacaan dan baik untuk diketahui oleh peserta didik SMA kelas X
karena peserta didik bisa mendapatkan informasi-informasi baru. Berdasarkan
latar belakang tersebut maka penelitian ini berfokus pada “Kategori dan Makna
Reduplikasi pada Kalimat Majemuk dalam Laman Opini Media Indonesia.
LB 10 REPRESENTASI PERANG DALAM NOVEL SENOPATI TERAKHIR
KARYA SETYO WARDOYO SEBAGAI MATERI AJAR
PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA DI SMA (Sri Ustadah)
1.1 Latar Belakang
Karya sastra merupakan hasil curahan hati dari seorang pengarang tentang
apa yang dia rasakan, fikirkan dan apa yang dia lihat dituangkan dalam bentuk
kata-kata/tulisan. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa
karya sastra tidak lain adalah tiruan dari kenyataan. Tiruan kenyataan itu berarti
bisa mengangkat berbagai tema/permasalahan dalam kehidupan, misalnya
permasalahan sosial, pendidikan, politik, budaya dan masih banyak yang lain. Ada
satu novel menceritakan permasalahan sosial kehidupan yaitu perang pada masa
kerajaan.
Perang merupakan kegiatan pertikaian antar dua atau lebih kelompok yang
saling melakukan gencatan senjata demi memperoleh apa yang diinginkan. Perang
di Indonesia (Nusantara) pada masa kerajaan merupakan perang saudara yang
terjadi turun temurun. Sebagian besar masyarakat mengetahui tentang perang dari
film-film sejarah atau film film kerajaan. Perang saudara terjadi sebagian besar
karena adanya rasa iri oleh salah satu pihak terhadap pihak lain yang masih
saudara mengenai daerah kekuasaan atau jabatan yang diterimanya. Rasa iri
tersebut melatarbelakangi mereka melakukan penyerangan untuk sekedar
mendapatkan posisi atau jabatan yang diinginkan. Mereka melakukan hal tersebut
dengan menghilangkan rasa persaudaraan yang ada di antara mereka. Jadi, perang
tersebut berakar dari adanya rasa iri yang timbul dari salah satu pihak karena
merasa tidak adanya keadilan.
Perang pada masa kerajaan juga diceritakan dalam karya sastra berupa
novel yang ditulis oleh Setyo Wardoyo. Novel tersebut berjudul Senopati terakhir.
Perang yang terdapat dalam novel Senopati terakhir karya Setyo Wardoyo
mengandung banyak pelajaran, mulai dari sebab-sebab terjadinya perang, strategi
perang yang digunakan oleh raja-raja Jawa pada zaman dahulu serta dampak-
dampak yang muncul akibat perang terutama dampak negatif yang sangat
merugikan banyak pihak. Cerita perang dalam novel tersebut merupakan tiruan
dari kenyataan yang dapat dijadikan pembelajaran.
Jika dikaitkan dengan realita kehidupan sekarang memang tidak mungkin
terjadi perang menggunakan senjata seperti yang diceritakan dalam novel tersebut.
Perang sekarang diganti dengan istilah tawuran, kerusuhan dan konflik terbuka.
Namun kegiatan kegiatan tersebut juga dampaknya tidak jauh berbeda dengan
perang-perang pada zaman kerajaan yang diceritakan dalam novel Senopati
terakhir. Oleh karena itu cerita perang dalam novel Senopati terakhir menarik
dikaji untuk mengetahui realitas perang yang ada dalam novel Senopati terakhir.
Praktik perang yang terdapat dalam novel Senopati terakhir berupa perang
gerilya yang dilakukan antara kerajaan yang masih memiliki ikatan saudara.
Perang gerilya yang dilakukan ada berbagai macam cara atau taktik, misalnya
mengelabui, menipu atau bahkan melakukan serangan kilat. Taktik ini diceritakan
sangat manjur dan membantu untuk menyerang musuh dengan jumlah besar
karena mereka kehilangan arah dan tidak menguasai medan. Kadang taktik ini
juga mengarah pada taktik mengepung secara tidak terlihat.
Cerita dalam novel Senopati terakhir berawal dari masa kejayaan kerajaan
Singosari dibawah pemerintahan Prabu Sri Kertanegara, pada saat itu datanglah
seorang laksamana dari Kekaisaran Mongolia bernama Meng Khi untuk
menyampaikan perintah kaisar Kubilai Khan agar Singosari mengakui kedaulatan
Mongolia dan tunduk di bawah kekuasannnya. Namun raja Singosari pada saat itu
menolak dengan cara memotong daun telinga utusan Mongolia tersebut dan
mengusirnya. Selang beberapa tahun sejak kejadian tersebut kerajaan bawahan
Singosari yang bernama Gelang-Gelang dengan rajanya Sri Jayakatwang
menyerbu Tumapel, ibu kota Singosari dengan alasan balas dendam.
Satu satunya panglima perang yang tersisa dari Singosari yaitu Narraya
Sanggrama Wijaya atau Raden Wijaya beserta sisa-sisa prajuritnya. Kejadian ini
terus berlanjut hingga akhirnya Raden Wijaya juga menyerang Kediri dan
berdirilah kerajaan Majapahit. Setyo Wardoyo menceritakan jalannya perang antar
kerajaan-kerajaan tersebut dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
Senopati terakhir merupakan novel fiksi sejarah pertama yang ditulis oleh
Setyo Wardoyo. Beliau lahir di Yogyakarta namun berdarah Cilacap, memulai
karirnya pada 1986 sebagai Staf Creative Designer di PT Merdeka Sarana Usaha
dan Pustaka Merdeka. Menurut pengakuannya Senopati terakhir bukanlah novel
fiksi pertama kali yang menceritakan kisah tentang kedatangan pasukan Mongolia
di Nusantara. Di samping novel sejarah ini, Setyo Wardoyo juga telah menulis
sebuah buku tentang perjalanan spiritual seorang wanita yang berjudul Padang
Langit Merah Putih.
Saya menggunakan Novel Senopati terakhir karya Setyo Wardoyo sebagai
sumber penelitian karena cerita realitas perang dalam novel mengandung banyak
nilai-nilai yang bisa diambil sebagai pembelajaran, terutama dampak negatif atau
buruk dari dilakukannya perang tersebut. Dampak-dampak tersebut dapat
dijadikan pembelajaran dalam kehidupan sekarang karena seperti yang kita
ketahui zaman sekarang masih banyak anak-anak sekolah yang melakukan
tawuran. Dimana tawuran itu sendiri dapat dikatakan nama lain dari perang. Oleh
karena itu, jika dikaji lebih dalam, realitas perang dalam Novel Senopati terakhir
dapat dijadikan pembelajaran.
Berdasarkan uraian, saya bermaksud mengkaji realitas perang yang
terdapat dalam Novel Senopati terakhir untuk menemukan representasinya
dengan teori pendekatan mimesis. Hasil penelitian tersebut akan saya
formulasikan menjadi materi ajar apresiasi sastra di SMA. Berdasarkan silabus
Bahasa Indonesia kurikulum 2013 revisi tahun 2016 kelas XII semester genap,
penelitian ini relevan dengan KD 3.9 menganalisis isi dan kebahasaan novel. Pada
KD ini siswa diharapkan mampu menemukan unsur intrinsik. Nilai moral
merupakan salah satu hasil dari penelitian ini dan merupakan salah satu unsur
instrinsik novel. Jadi, hasil dari penelitian ini bisa dijadikan bahan pembelajaran.
Lampiran 2 Catatan Data dan Kode Data

No No No Jenis Fungsi Makna


Judul Skripsi Data
LB Data
1 LB 1 Bentuk dan Makna 1 Pada kurikulum KMPI PKV MKS
Verba Imperatif 2013 siswa harus MJ
pada Kalimat mempelajari 15
Tunggal dalam jenis teks termasuk
Blog Resepkoki jenis teks prosedur
dan sebagai Bahan secara sistematis,
Ajar Kebahasaan baik lisan ataupun
Teks Prosedur di tulisan, yakni
SMA sembilan langkah
sistematis, dimulai
dengan memahami
sampai
mengonversi.
2 LB 1 Bentuk dan Makna 2 Ketika membuat KMI PKV MPA
Verba Imperatif teks prosedur,
pada Kalimat siswa harus
Tunggal dalam memahami
Blog Resepkoki berdasarkan
dan sebagai Bahan struktur dan
Ajar Kebahasaan kaidahnya.
Teks Prosedur di
SMA
3 LB 1 Bentuk dan Makna 3 Teks prosedur PFB PKV MMP
Verba Imperatif biasanya berisi
pada Kalimat langkah-langkah
Tunggal dalam secara lengkap dan
Blog Resepkoki jelas.
dan sebagai Bahan
Ajar Kebahasaan
Teks Prosedur di
SMA
4 LB 1 Bentuk dan Makna 4 Teks prosedur KMK PKV MKS
Verba Imperatif merupakan materi MJ
pada Kalimat ajar yang
Tunggal dalam digunakan sebagai
Blog Resepkoki bahan
dan sebagai Bahan pembelajaran
Ajar Kebahasaan kurikulum 2013.
Teks Prosedur di
SMA
5 LB 1 Bentuk dan Makna 5 Teks tersebut SFBA PKV MMP
Verba Imperatif bertujuan untuk
pada Kalimat memberikan
Tunggal dalam penjelasan tata
Blog Resepkoki cara melakukan
dan sebagai Bahan sesuatu dengan
Ajar Kebahasaan sejelas-jelasnya.
Teks Prosedur di
SMA
6 LB 1 Bentuk dan Makna 6 Berdasarkan PFB PKV MMP
Verba Imperatif pengamatan
pada Kalimat selama
Tunggal dalam melaksanakan
Blog Resepkoki program praktik
dan sebagai Bahan lapangan kerja
Ajar Kebahasaan (PPL) di SMA N 5
Teks Prosedur di Magelang, bahan
SMA materi ajar pada
materi kata kerja
imperatif kelas XI
pada teks prosedur
kurang bervariasi
dan pembelajaran
monoton.
7 LB 1 Bentuk dan Makna 7 Untuk mempelajari KMPI PKV MKS
Verba Imperatif bentuk dan makna MJ
pada Kalimat verba imperatif,
Tunggal dalam siswa dapat
Blog Resepkoki mempelajari dari
dan sebagai Bahan berbagai sumber.
Ajar Kebahasaan
Teks Prosedur di
SMA
8 LB 1 Bentuk dan Makna 8 Blog merupakan KMK PKV MKS
Verba Imperatif salah satu bentuk MJ
pada Kalimat laman yang berupa
Tunggal dalam baik itu tulisan,
Blog Resepkoki gambar atau video
dan sebagai Bahan yang dimuat secara
Ajar Kebahasaan daring.
Teks Prosedur di
SMA
9 LB 1 Bentuk dan Makna 9 Blog resepkoki SFBA PKV MMP
Verba Imperatif bertujuan untuk
pada Kalimat membantu
Tunggal dalam pembaca terutama
Blog Resepkoki ibu-ibu mengalami
dan sebagai Bahan kesulitan saat
Ajar Kebahasaan memasak.
Teks Prosedur di
SMA
10 LB 1 Bentuk dan Makna 10 Pemilihan Blog KBK PKV MMPB
Verba Imperatif Resepkoki sebagai
pada Kalimat sumber data
Tunggal dalam penelitian
Blog Resepkoki berdasarkan
dan sebagai Bahan beberapa
Ajar Kebahasaan pertimbangan dan
Teks Prosedur di aspek.
SMA
11 LB 1 Bentuk dan Makna 11 Kedua, Struktur KMI PKV MPA
Verba Imperatif teks pada Blog
pada Kalimat Resepkoki sudah
Tunggal dalam memenuhi syarat
Blog Resepkoki untuk dijadikan
dan sebagai Bahan teks prosedur
Ajar Kebahasaan kompleks.
Teks Prosedur di
SMA
12 LB 1 Bentuk dan Makna 12 Selain itu, KMK PKV MBF
Verba Imperatif penggunaan Blog
pada Kalimat Resepkoki dapat
Tunggal dalam memberikan
Blog Resepkoki bahan materi ajar
dan sebagai Bahan yang bervariasi.
Ajar Kebahasaan
Teks Prosedur di
SMA
13 LB 1 Bentuk dan Makna 13 Siswa tidak hanya KMI PKV MPA
Verba Imperatif memahami
pada Kalimat melalui buku teks
Tunggal dalam atau media cetak,
Blog Resepkoki tetapi juga media
dan sebagai Bahan elektronik
Ajar Kebahasaan termasuk internet.
Teks Prosedur di
SMA
14 LB 1 Bentuk dan Makna 14 Hasil penelitian ini PFB PKV MMP
Verba Imperatif berupa bahan ajar
pada Kalimat yang dapat
Tunggal dalam digunakan oleh
Blog Resepkoki guru dalam materi
dan sebagai Bahan kebahasaan
Ajar Kebahasaan khususnya verba
Teks Prosedur di imperatif yang
SMA terdapat pada
kalimat tunggal
pada teks prosedur
kompleks yang
terdapat pada
silabus kurikulum
2013 KD 3.2.
Menganalisis
struktur dan
kebahasaan teks
prosedur dan KD
4.2.
Mengembangkan
teks prosedur.
15 LB 2 Kearifan Lokal 15 Indonesia KMI PKV MKS
Adonara dalam memiliki MJ
Novel Ikhtiar Cinta keberagaman
dari Adonara budaya.
Karya J.S Maulana
dan Formulasinya
sebagai Materi Ajar
di SMA
16 LB 2 Kearifan Lokal 16 Kebudayaan yang PFM PKV MPA
Adonara dalam berbeda inilah
Novel Ikhtiar Cinta yang nantinya akan
dari Adonara menjadi ciri khas
Karya J.S Maulana tersendiri bagi
dan Formulasinya daerah tersebut.
sebagai Materi Ajar
di SMA
17 LB 2 Kearifan Lokal 17 Setiap kebudayaan PFM PKV MPA
Adonara dalam mengandung
Novel Ikhtiar Cinta nilai-nilai
dari Adonara kebijakan yang
Karya J.S Maulana positif.
dan Formulasinya
sebagai Materi Ajar
di SMA
18 LB 2 Kearifan Lokal 18 Kearifan lokal KMK PKV MKS
Adonara dalam merupakan MJ
Novel Ikhtiar Cinta bagian dari budaya
dari Adonara yang berkembang
Karya J.S Maulana di masyarakat.
dan Formulasinya
sebagai Materi Ajar
di SMA
19 LB 2 Kearifan Lokal 19 Kearifan lokal ini PFB PKV MMP
Adonara dalam dapat berwujud
Novel Ikhtiar Cinta gagasan atau ide,
dari Adonara kegiatan aktivitas
Karya J.S Maulana dan benda hasil
dan Formulasinya karya.
sebagai Materi Ajar
di SMA
20 LB 2 Kearifan Lokal 20 Memahami sebuah KMI PKV MPA
Adonara dalam kearifan lokal
Novel Ikhtiar Cinta suatu daerah, kita
dari Adonara harus mengetahui
Karya J.S Maulana secara mendalam
dan Formulasinya mengenai
sebagai Materi Ajar kebudayaan yang
di SMA berkembang di
dalam masyarakat
tersebut.
21 LB 2 Kearifan Lokal 21 Karya sastra novel KMK PKV MKS
Adonara dalam merupakan MJ
Novel Ikhtiar Cinta bentuk imajinatif
dari Adonara pengarang tentang
Karya J.S Maulana suatu realitas
dan Formulasinya permasalahan
sebagai Materi Ajar sosial yang
di SMA bersumber dari
kehidupan
masyarakat
setempat.
22 LB 2 Kearifan Lokal 22 Penciptaan karya KMK PKV MKS
Adonara dalam sastra melibatkan MJ
Novel Ikhtiar Cinta semua aspek
dari Adonara kehidupan
Karya J.S Maulana sehingga karya
dan Formulasinya sastra berkembang
sebagai Materi Ajar mengikuti
di SMA kebudayaan yang
ada.
23 LB 2 Kearifan Lokal 23 Karya sastra, KMK PKV MKS
Adonara dalam khususnya novel MJ
Novel Ikhtiar Cinta pada hakikatnya
dari Adonara merupakan
Karya J.S Maulana sebuah tiruan
dan Formulasinya kehidupan
sebagai Materi Ajar sehingga
di SMA penciptaan karya
sastra ini tidak
lepas dari
pengaruh
fenomena-
fenomena
masyarakat yang
begitu kompleks.
24 LB 2 Kearifan Lokal 24 Fenomena tersebut KMK PKV MKS
Adonara dalam melibatkan MJ
Novel Ikhtiar Cinta manusia beserta
dari Adonara karakter, budaya,
Karya J.S Maulana dan bahasa.
dan Formulasinya
sebagai Materi Ajar
di SMA
25 LB 2 Kearifan Lokal 25 J.S Maulana KMK PKV MKS
Adonara dalam merupakan salah MJ
Novel Ikhtiar Cinta satu sastrawan dari
dari Adonara Adonara (Flores,
Karya J.S Maulana Nusa Tenggara
dan Formulasinya Timur) yang telah
sebagai Materi Ajar berhasil
di SMA menciptakan
berbagai karya.
26 LB 2 Kearifan Lokal 26 Selain karena PFM PKV MPA
Adonara dalam umur, laki-laki
Novel Ikhtiar Cinta pilihan kakak dan
dari Adonara ibu pun mampu
Karya J.S Maulana menebus dengan
dan Formulasinya sejumlah gading
sebagai Materi Ajar yang ditentukan
di SMA ketua adat.
27 LB 2 Kearifan Lokal 27 Novel ini PFM PKV MPA
Adonara dalam mengandung nilai
Novel Ikhtiar Cinta kearifan lokal yang
dari Adonara memberikan
Karya J.S Maulana kontribusi positif
dan Formulasinya sehingga novel ini
sebagai Materi Ajar dapat digunakan
di SMA untuk
pembelajaran
siswa, khususnya
siswa SMA
mengingat nilai
budaya sangat
penting bagi
generasi muda.
28 LB 2 Kearifan Lokal 28 Padahal KMK PKV MKS
Adonara dalam kebudayaan MJ
Novel Ikhtiar Cinta tersebut bukan
dari Adonara merupakan
Karya J.S Maulana budaya bangsa
dan Formulasinya Indonesia.
sebagai Materi Ajar
di SMA
29 LB 2 Kearifan Lokal 29 Hal tersebut juga PFM PKV MPA
Adonara dalam menjadi
Novel Ikhtiar Cinta permasalahan
dari Adonara bangsa yakni
Karya J.S Maulana merosotnya
dan Formulasinya ideologi
sebagai Materi Ajar kebangsaan dan
di SMA revitalisasi nilai-
nilai kearifan
lokal, sehingga
keadaan ini harus
dibangun kembali.
30 LB 2 Kearifan Lokal 30 Selain tuntutan PFB PKV MMP
Adonara dalam kurikulum, hasil
Novel Ikhtiar Cinta penelitian ini
dari Adonara berupa kearifan
Karya J.S Maulana lokal yang terdapat
dan Formulasinya dalam unsur
sebagai Materi Ajar budaya sehingga
di SMA diharapkan dapat
menjadi sarana
siswa SMA untuk
membentuk
dirinya menjadi
orang yang bijak,
cerdas, dan
membantu peserta
didik dalam
pembentukan jiwa
yang memiliki
kepribadian positif.
31 LB 3 Ketransitifan Verba 31 Verba KMK PKV MKS
Berafiks Men- menyerahkan MJ
(D)Ø/-I/-Kan yang merupakan kata
Menduduki Fungsi turunan dari
Predikat dalam bentuk dasar serah
Kalimat Tunggal ‘menyerah’ yang
dan Formula mendapat imbuhan
Materi Ajarnya meN-/-kan.
32 LB 3 Ketransitifan Verba 32 Konstituen KMK PKV MKS
Berafiks Men- menyerahkan MJ
(D)Ø/-I/-Kan yang dalam kutipan
Menduduki Fungsi kalimat Bupati
Predikat dalam Banjar
Kalimat Tunggal menyerahkan
dan Formula bantuan kepada
Materi Ajarnya korban banjir
merupakan verba
transitif.
33 LB 3 Ketransitifan Verba 33 Konstituen KMI PKV OMT
Berafiks Men- menyerahkan
(D)Ø/-I/-Kan yang menduduki fungsi
Menduduki Fungsi predikat (P),
Predikat dalam konstituen Bupati
Kalimat Tunggal Banjar menduduki
dan Formula fungsi subjek (S),
Materi Ajarnya dan konstituen
bantuan sebagai
objek (O).
34 LB 3 Ketransitifan Verba 34 Sementara KMI PKV OMT
Berafiks Men- konstituen kepada
(D)Ø/-I/-Kan yang korban banjir
Menduduki Fungsi menduduki fungsi
Predikat dalam keterangan (Ket)
Kalimat Tunggal yang boleh ada
dan Formula ataupun lesap
Materi Ajarnya dalam kalimat
karena tidak akan
mengubah makna
kalimat.
35 LB 3 Ketransitifan Verba 35 Verba berafiks KMK PKV MKS
Berafiks Men- meN-(D)Ø/-i/-kan MJ
(D)Ø/-I/-Kan yang merupakan inti-
Menduduki Fungsi kalimat dan pusat-
Predikat dalam kalimat.
Kalimat Tunggal
dan Formula
Materi Ajarnya
36 LB 3 Ketransitifan Verba 36 Penelitian KMK PKV MPA
Berafiks Men- ketransitifan verba
(D)Ø/-I/-Kan yang berafiks meN-
Menduduki Fungsi (D)Ø/-i/-kan yang
Predikat dalam menduduki fungsi
Kalimat Tunggal predikat ini
dan Formula menggunakan
Materi Ajarnya sumber data Novel
“Bidadari Bermata
Bening”.
37 LB 4 Hubungan 37 Klausa pertama KMK PKV MPA
Semantis menjelaskan topik
Antarklausa yang dibahas pada
Kalimat Majemuk kalimat itu dan
Setara dan Formula klausa kedua
Materi Ajarnya menjelaskan lebih
lanjut topik yang
dibahas pada
klausa pertama.
38 LB 4 Hubungan 38 Hubungan KMI PKV MKS
Semantis semantis MJ
Antarklausa antarklausa
Kalimat Majemuk memiliki banyak
Setara dan Formula jenisnya sesuai
Materi Ajarnya dengan konjungsi
yang digunakan
pada kalimat.
39 LB 4 Hubungan 39 Konjungsi tidak PFM PKV MPA
Semantis hanya dan tetapi
Antarklausa juga menjadi
Kalimat Majemuk penanda kalimat
Setara dan Formula mengalami
Materi Ajarnya hubungan semantis
antarklausa.
40 LB 4 Hubungan 40 Kata tidak hanya KMK PKV MKS
Semantis yang terdapat pada MY
Antarklausa klausa pertama dan
Kalimat Majemuk tetapi juga pada
Setara dan Formula klausa kedua
Materi Ajarnya menjadikan
kalimat mengalami
hubungan semantis
perlawanan yang
menyatakan
penguatan.
41 LB 4 Hubungan 41 Hubungan KMK PKV MKS
Semantis semantis yang MY
Antarklausa menggabungkan
Kalimat Majemuk klausa pertama dan
Setara dan Formula klausa kedua
Materi Ajarnya menjadikan
kalimat berterima.
42 LB 4 Hubungan 42 Perbedaan KMK PKV MKS
Semantis konjungsi pada MY
Antarklausa kalimat majemuk
Kalimat Majemuk menjadikan arti
Setara dan Formula yang berbeda pula
Materi Ajarnya maknanya
meskipun dengan
klausa yang sama.
43 LB 4 Hubungan 43 Hal tersebut KMK PKV MKS
Semantis menandakan MJ
Antarklausa adanya pemilihan
Kalimat Majemuk diantara dua klausa
Setara dan Formula yang menjadikan
Materi Ajarnya konjungsi atau
merupakan
konjungsi yang
mengandung
hubungan
pemilihan.
44 LB 4 Hubungan 44 Hubungan PFM PKV MPA
Semantis semantis
Antarklausa antarklausa dalam
Kalimat Majemuk kalimat majemuk
Setara dan Formula setara menarik
Materi Ajarnya untuk diteliti
karena terdapat
beberapa jenis
hubungan semantis
antarklausa.
45 LB 4 Hubungan 45 Adanya berbagai KMK PKV MKS
Semantis klasifikasi MY
Antarklausa hubungan semantis
Kalimat Majemuk antarklausa
Setara dan Formula menjadikan ciri-
Materi Ajarnya ciri yang beragam.
46 LB 4 Hubungan 46 Penelitian tentang KMK PKV MPA
Semantis hubungan semantis
Antarklausa antarklausa dapat
Kalimat Majemuk menggunakan
Setara dan Formula sumber data
Materi Ajarnya dengan wujud lisan
dan tulisan.
47 LB 4 Hubungan 47 Dalam wujud lisan PFB PKV MMP
Semantis sumber data bisa
Antarklausa berasal dari
Kalimat Majemuk tuturan asli peneliti
Setara dan Formula atau tuturan orang
Materi Ajarnya lain.
48 LB 4 Hubungan 48 Keberagaman KMK PKV MKS
Semantis daerah MY
Antarklausa menjadikan
Kalimat Majemuk Indonesia memiliki
Setara dan Formula bermacam-macam
Materi Ajarnya surat kabar.
49 LB 4 Hubungan 49 Penelitian ini KMK PKV MPA
Semantis menggunakan
Antarklausa media cetak untuk
Kalimat Majemuk digunakan sebagai
Setara dan Formula sumber data.
Materi Ajarnya
50 LB 4 Hubungan 50 Adanya konjungsi KMK PKV MKS
Semantis setara menjadikan MY
Antarklausa kalimat majemuk
Kalimat Majemuk mengalami
Setara dan Formula hubungan semantis
Materi Ajarnya antarklausa.
51 LB 4 Hubungan 51 Pembelajaran KMPI PKV MKS
Semantis bahasa Indonesia MJ
Antarklausa SMA, siswa
Kalimat Majemuk mempelajari
Setara dan Formula jenis-jenis kalimat.
Materi Ajarnya
52 LB 4 Hubungan 52 Hal ini KMK PKV MKS
Semantis menjadikan MY
Antarklausa penelitian ini dapat
Kalimat Majemuk dijadikan sebagai
Setara dan Formula materi ajar bagi
Materi Ajarnya siswa untuk
menambah
pengetahuan.
53 LB 4 Hubungan 53 Penelitian ini KMK PKV MKS
Semantis menentukan MJ
Antarklausa hubungan semantis
Kalimat Majemuk antarklausa pada
Setara dan Formula ragam tulis yang
Materi Ajarnya bersumber pada
tajuk rencana.
54 LB 5 Kohesi Leksikal 54 Dalam KMK PKV MPA
pada Wacana berinteraksi,
Novel Nayla manusia
sebagai Materi Ajar membutuhkan
Kebahasaan Teks alat komunikasi
Eksposisi di SMA yaitu bahasa.
55 LB 5 Kohesi Leksikal 55 Agar mudah KMP PKV MKS
pada Wacana dipahami, bahasa K MJ
Novel Nayla harus
sebagai Materi Ajar memperhatikan
Kebahasaan Teks kaidah kebahasaan.
Eksposisi di SMA
56 LB 5 Kohesi Leksikal 56 Kajian wacana KMK PKV MKS
pada Wacana merupakan salah MJ
Novel Nayla satu studi
sebagai Materi Ajar linguistik yang
Kebahasaan Teks memiliki
Eksposisi di SMA kompleksitas
tinggi.
57 LB 5 Kohesi Leksikal 57 Selain satuan PFM PKV MPA
pada Wacana bahasa tertinggi,
Novel Nayla wacana juga
sebagai Materi Ajar mengandung
Kebahasaan Teks unsur bahasa yang
Eksposisi di SMA pragmatis.
58 LB 5 Kohesi Leksikal 58 Kajian wacana KMI PKV MPA
pada Wacana secara internal
Novel Nayla meliputi kohesi
sebagai Materi Ajar antarkalimat, aspek
Kebahasaan Teks sintaksis, dan
Eksposisi di SMA kebahasaan.
59 LB 5 Kohesi Leksikal 59 Kajian wacana KMI PKV MPA
pada Wacana secara eksternal
Novel Nayla meliputi kajian
sebagai Materi Ajar psikologi, sosial,
Kebahasaan Teks ekonomi,
Eksposisi di SMA antropologi,
lingkungan, dan
hubungan
interdisipliner
yang lain
(Mulyana, 2005, p.
2).
60 LB 5 Kohesi Leksikal 60 Adanya kohesi dan KMK PKV MKS
pada Wacana koherensi MJ
Novel Nayla menyebabkan
sebagai Materi Ajar kalimat-kalimat
Kebahasaan Teks dalam wacana
Eksposisi di SMA membentuk
kesatuan makna
(Alwi, 2010, p.
41).
61 LB 5 Kohesi Leksikal 61 Dalam buku yang KMK PKV MBF
pada Wacana berjudul Kajian
Novel Nayla Wacana, Mulyana
sebagai Materi Ajar (2005, p.26)
Kebahasaan Teks menyebutkan
Eksposisi di SMA bahwa Halliday
telah
mengklasifikasikan
kohesi ke dalam
dua kelompok,
yakni kohesi
gramatikal dan
leksikal.
62 LB 5 Kohesi Leksikal 62 Kohesi gramatikal KMI PKV MPA
pada Wacana meliputi referensi,
Novel Nayla subtitusi, elipsis,
sebagai Materi Ajar dan konjungsi,
Kebahasaan Teks sedangkan kohesi
Eksposisi di SMA leksikal meliputi
sinonim, antonim,
ekuivalensi,
repetisi, dan
kolokasi.
63 LB 5 Kohesi Leksikal 63 Dalam penelitian PFM PKV MPA
pada Wacana ini, peneliti
Novel Nayla mengambil kajian
sebagai Materi Ajar wacana berupa
Kebahasaan Teks kohesi leksikal.
Eksposisi di SMA
64 LB 5 Kohesi Leksikal 64 Untuk itu, peneliti KMI PKV MKS
pada Wacana memiliki tujuan MJ
Novel Nayla untuk mencoba
sebagai Materi Ajar menambah
Kebahasaan Teks pengetahuan dan
Eksposisi di SMA kemampuan
kebahasaan peserta
didik dalam
menulis teks.
65 LB 5 Kohesi Leksikal 65 Novel Nayla KMK PKV MKS
pada Wacana merupakan salah MJ
Novel Nayla satu karya sastra
sebagai Materi Ajar karya Djenar
Kebahasaan Teks Maesa Ayu yang
Eksposisi di SMA diterbitkan oleh PT
Gramedia Utama
pada tahun 2012.
66 LB 5 Kohesi Leksikal 66 Novel ini memiliki KMI PKV MKS
pada Wacana keunikan dalam MJ
Novel Nayla alur ceritanya.
sebagai Materi Ajar
Kebahasaan Teks
Eksposisi di SMA
67 LB 5 Kohesi Leksikal 67 Namun, di KMK PKV MBF
pada Wacana halaman 18,
Novel Nayla penulis kembali
sebagai Materi Ajar menceritakan
Kebahasaan Teks kisah Nayla pada
Eksposisi di SMA saat berada di
rumah binaan.
68 LB 5 Kohesi Leksikal 68 Selain dua paragraf KMK PKV MBF
pada Wacana tersebut, pada
Novel Nayla halaman
sebagai Materi Ajar berikutnya Djenar
Kebahasaan Teks Maesa Ayu
Eksposisi di SMA kembali
menceritakan
kisah Nayla pada
saat masih tinggal
bersama ayahnya.
69 LB 5 Kohesi Leksikal 69 Meskipun KMI PKV MKS
pada Wacana memiliki alur yang MJ
Novel Nayla rumit, novel ini
sebagai Materi Ajar memiliki kohesi
Kebahasaan Teks yang membantu
Eksposisi di SMA pembaca dalam
memahami novel.
70 LB 5 Kohesi Leksikal 70 Novel Nayla ini KMK PKV MBF
pada Wacana menceritakan
Novel Nayla seorang gadis
sebagai Materi Ajar bernama Nayla
Kebahasaan Teks yang memiliki
Eksposisi di SMA kehidupan berbeda
dengan gadis-gadis
sebayanya.
71 LB 5 Kohesi Leksikal 71 Keluarga yang tak PFM PKV MPA
pada Wacana utuh serta
Novel Nayla kurangnya kasih
sebagai Materi Ajar sayang
Kebahasaan Teks membawanya
Eksposisi di SMA untuk terbang
mencari jati
dirinya sendiri di
dunia malam.
72 LB 5 Kohesi Leksikal 72 Melalui novel PFM PKV MPA
pada Wacana Nayla, peserta
Novel Nayla didik dapat
sebagai Materi Ajar mengambil
Kebahasaan Teks hikmah pahitnya
Eksposisi di SMA tokoh Nayla ketika
terjun ke dunia
malam dan seks
bebas.
73 LB 5 Kohesi Leksikal 73 Peneliti memilih PFM PKV MPA
pada Wacana teks eksposisi
Novel Nayla karena dalam
sebagai Materi Ajar pembelajaran teks
Kebahasaan Teks eksposisi siswa
Eksposisi di SMA dituntut untuk
membuat teks yang
memiliki kohesi
antarkalimat
sehingga kalimat
yang dibuat lebih
padu dan mudah
dipahami.
74 LB 5 Kohesi Leksikal 74 Oleh karenanya KMK PKV MBF
pada Wacana peneliti ingin
Novel Nayla memberikan
sebagai Materi Ajar kontribusi
Kebahasaan Teks pemahaman bagi
Eksposisi di SMA peserta didik untuk
menambah
pengetahuan
kebahasaan dan
kemampuan
menulis peserta
didik.
75 LB 6 Aktualisasi Diri 75 Karya sastra KMK PKV MKS
Fiersa Besari dalam merupakan MJ
Novel Arah representasi
Langkah dan Tapak pikiran dan
Jejak sebagai gagasan dari
Materi Ajar pengarang yang
Menulis Novel di ingin disampaikan
SMA kepada
penikmatnya.
76 LB 6 Aktualisasi Diri 76 Oleh karena itu, PFB PKV MMP
Fiersa Besari dalam kondisi psikis dan
Novel Arah sosial akan sangat
Langkah dan Tapak berpengaruh
Jejak sebagai kepada suatu karya
Materi Ajar sastra yang
Menulis Novel di tercipta.
SMA
77 LB 6 Aktualisasi Diri 77 Melalui novel, KMK PKV MPA
Fiersa Besari dalam penulis sejatinya
Novel Arah tengah
Langkah dan Tapak menyampaikan
Jejak sebagai nilai-nilai dan
Materi Ajar amanat dengan
Menulis Novel di media kata demi
SMA kata yang tersusun
hingga membentuk
alur cerita.
78 LB 6 Aktualisasi Diri 78 Kondisi psikis PFB PKV MMP
Fiersa Besari dalam serta lingkungan
Novel Arah yang dihadapi
Langkah dan Tapak penulis akan
Jejak sebagai sangat
Materi Ajar berpengaruh
Menulis Novel di terhadap cerita
SMA yang disuguhkan
di dalam novelnya.
79 LB 6 Aktualisasi Diri 79 Pengalaman cinta PFM PKV MPA
Fiersa Besari dalam seseorang sering
Novel Arah kali menjadi
Langkah dan Tapak inspirasi untuk
Jejak sebagai dituangkan ke
Materi Ajar dalam sebuah
Menulis Novel di karya sastra,
SMA termasuk novel.
80 LB 6 Aktualisasi Diri 80 Novel merupakan KMK PKV MKS
Fiersa Besari dalam salah satu karya MJ
Novel Arah sastra yang
Langkah dan Tapak memiliki banyak
Jejak sebagai peminat, terutama
Materi Ajar novel-novel
Menulis Novel di populer sering kali
SMA diminati oleh anak
muda seperti usia
SMA.
81 LB 6 Aktualisasi Diri 81 Kedua novel ini KMK PKV MKS
Fiersa Besari dalam merupakan jurnal MJ
Novel Arah perjalanan Fiersa
Langkah dan Tapak ketika menjelajahi
Jejak sebagai tanah air demi
Materi Ajar menjauhkan diri
Menulis Novel di dari kota asalnya,
SMA Bandung, yang
membuatnya terus
dihantui
kekecewaan pasca
mengalami putus
cinta.
82 LB 6 Aktualisasi Diri 82 Rasa sakit yang PFM PKV MPA
Fiersa Besari dalam teramat ketika
Novel Arah dihianati wanita
Langkah dan Tapak yang sangat
Jejak sebagai dicintainya
Materi Ajar membuat dirinya
Menulis Novel di nekat untuk
SMA melakukan hal
yang belum pernah
dia lakukan
sebelumnya.
83 LB 6 Aktualisasi Diri 83 Begitu pula dengan PFM PKV MPA
Fiersa Besari dalam seorang pemuda
Novel Arah asal Pekalongan,
Langkah dan Tapak seperti dilansir
Jejak sebagai TribunJakarta.com
Materi Ajar , dirinya nekat
Menulis Novel di merekam aksi
SMA bunuh dirinya
untuk kemudian
video tersebut akan
disebarkan kepada
sang kekasih yang
telah memutuskan
cintanya.
84 LB 6 Aktualisasi Diri 84 Meski tak dapat KMK PKV MKS
Fiersa Besari dalam dipungkiri bahwa MJ
Novel Arah bumbu-bumbu
Langkah dan Tapak asmara
Jejak sebagai merupakan hal
Materi Ajar yang tidak dapat
Menulis Novel di dihindari dalam
SMA diri manusia.
85 LB 6 Aktualisasi Diri 85 Pengendalian jiwa KMK PKV MPA
Fiersa Besari dalam yang baik akan
Novel Arah menghindarkan
Langkah dan Tapak seseorang dari
Jejak sebagai perbuatan yang tak
Materi Ajar perlu dilakukan
Menulis Novel di atas dasar cinta.
SMA
86 LB 6 Aktualisasi Diri 86 Novel Arah PFM PKV MPA
Fiersa Besari dalam langkah dan Tapak
Novel Arah jejak menarik
Langkah dan Tapak karena berisi nilai
Jejak sebagai dan amanat yang
Materi Ajar mendalam
Menulis Novel di bahwasanya putus
SMA cinta bukanlah
akhir dari
segalanya.
87 LB 6 Aktualisasi Diri 87 Putus cinta justru KMK PKV MKS
Fiersa Besari dalam merupakan awal MJ
Novel Arah dari kehidupan
Langkah dan Tapak baru yang bisa jadi
Jejak sebagai lebih baik apabila
Materi Ajar kita mampu
Menulis Novel di mengambil hikmah
SMA dari apa yang
sudah terjadi.
88 LB 6 Aktualisasi Diri 88 Fiersa Besari atau KMK PKV MKS
Fiersa Besari dalam yang akrab disapa MJ
Novel Arah “Bung”
Langkah dan Tapak merupakan pria
Jejak sebagai kelahiran
Materi Ajar Bandung, 3 Maret
Menulis Novel di 1984 yang
SMA memulai kariernya
sebagai musikus
sebelum akhirnya
jatuh cinta pada
dunia tulis
menulis.
89 LB 6 Aktualisasi Diri 89 Selain itu, Bung PFB PKV MMP
Fiersa Besari dalam juga berkegiatan
Novel Arah di alam terbuka.
Langkah dan Tapak
Jejak sebagai
Materi Ajar
Menulis Novel di
SMA
90 LB 6 Aktualisasi Diri 90 Setelah PFM PKV MPA
Fiersa Besari dalam mengelilingi
Novel Arah Indonesia, Bung
Langkah dan Tapak mampu melihat
Jejak sebagai realitas ibu pertiwi
Materi Ajar sehingga dirinya
Menulis Novel di menjadi gemar
SMA menyisipkan pesan
humanisme dan
sosial dalam karya-
karyanya yang
bertema cinta dan
kehidupan.
91 LB 6 Aktualisasi Diri 91 Arah langkah dan KMK PKV MKS
Fiersa Besari dalam Tapak jejak MJ
Novel Arah merupakan novel
Langkah dan Tapak kelima dan
Jejak sebagai keenamnya.
Materi Ajar
Menulis Novel di
SMA
92 LB 6 Aktualisasi Diri 92 Kedua novel ini KMK PKV MKS
Fiersa Besari dalam merupakan sekuel MJ
Novel Arah yang berisi rekam
Langkah dan Tapak jejak perjalannya
Jejak sebagai ketika menjelajahi
Materi Ajar Indonesia.
Menulis Novel di
SMA
93 LB 6 Aktualisasi Diri 93 Arah langkah KMK PKV MKS
Fiersa Besari dalam merupakan novel MJ
Novel Arah Fiersa Besari yang
Langkah dan Tapak terbit pada tahun
Jejak sebagai 2018 dengan
Materi Ajar ketebalan 300
Menulis Novel di halaman oleh
SMA penerbit
Mediakita.
94 LB 6 Aktualisasi Diri 94 Pada novel ini, KMK PKV MKS
Fiersa Besari dalam Bung juga MM
Novel Arah menyisipkan
Langkah dan Tapak kepingan kepingan
Jejak sebagai ingatan yang
Materi Ajar menjelaskan sosok
Menulis Novel di Mia, wanita yang
SMA dicintainya
sekaligus
mematahkan
hatinya hingga ia
berambisi menjauh
dari kota Bandung
yang menyimpan
kenangan dirinya
dengan Mia.
95 LB 6 Aktualisasi Diri 95 Tapak jejak KMK PKV MKS
Fiersa Besari dalam merupakan MJ
Novel Arah kelanjutan dari
Langkah dan Tapak novel Arah
Jejak sebagai langkah yang juga
Materi Ajar diterbitkan oleh
Menulis Novel di Mediakita pada
SMA 2019 dengan tebal
312 halaman.
96 LB 6 Aktualisasi Diri 96 Pada sekuel ini, KMK PKV MBF
Fiersa Besari dalam Bung
Novel Arah menceritakan
Langkah dan Tapak dirinya yang harus
Jejak sebagai melanjutkan
Materi Ajar pengembaraan
Menulis Novel di tanpa kedua
SMA sahabatnya yang
telah lebih dulu
menghentikan
langkah dan
kembali ke
Bandung.
97 LB 6 Aktualisasi Diri 97 Kedua novel KMK PKV MKS
Fiersa Besari dalam tersebut, yakni MJ
Novel Arah Arah langkah dan
Langkah dan Tapak Tapak jejak
Jejak sebagai merupakan novel
Materi Ajar yang menarik
Menulis Novel di karena
SMA penggambaran
sosok Fiersa yang
mampu
mengaktualisasika
n dirinya dari
keterpurukan cinta
yang dialami.
98 LB 6 Aktualisasi Diri 98 Kisah perjalanan PFB PKV MMP
Fiersa Besari dalam Fiersa Besari tidak
Novel Arah hanya berisi
Langkah dan Tapak perjuangannya
Jejak sebagai untuk
Materi Ajar mengaktualisasika
Menulis Novel di n diri dan
SMA melupakan rasa
sakit hatinya saja,
melainkan juga
tentang bertahan
hidup dalam
kondisi
pengembaraan
yang serba terbatas
dan hanya bisa
mengandalkan
koneksi serta
keberuntungan.
99 LB 6 Aktualisasi Diri 99 Meski beberapa KMI PKV MPA
Fiersa Besari dalam kali terpaksa
Novel Arah berdamai dengan
Langkah dan Tapak keadaan yang tidak
Jejak sebagai mudah, tetapi dari
Materi Ajar situlah Fiersa
Menulis Novel di Besari mampu
SMA memahami nilai-
nilai kehidupan.
100 LB 6 Aktualisasi Diri 100 Pada akhirnya, KMI PKV MPA
Fiersa Besari dalam dirinya menyadari
Novel Arah bahwa sejauh
Langkah dan Tapak apapun ia
Jejak sebagai melangkah, rumah
Materi Ajar adalah tempat
Menulis Novel di langkahnya akan
SMA kembali sebagai
dirinya yang lebih
baik lagi.
101 LB 6 Aktualisasi Diri 101 Berdasarkan uraian PFM PKV MPA
Fiersa Besari dalam yang dipaparkan,
Novel Arah dwilogi novel Arah
Langkah dan Tapak langkah dan Tapak
Jejak sebagai jejak menarik
Materi Ajar untuk dikaji
Menulis Novel di dengan pendekatan
SMA psikologi sastra.
102 LB 6 Aktualisasi Diri 102 Teori ini KMK PKV MPA
Fiersa Besari dalam mengungkapkan
Novel Arah bahwa manusia
Langkah dan Tapak sebagai makhluk
Jejak sebagai yang bebas akan
Materi Ajar senantiasa
Menulis Novel di berupaya untuk
SMA memenuhi lima
hirerarki
kebutuhan yang
meliputi kebutuhan
fisiologis,
kebutuhan akan
rasa aman dan
stabilitas,
kebutuhan akan
cinta dan memiliki,
kebutuhan akan
penghargaan, serta
kebutuhan
aktualisasi diri.
103 LB 6 Aktualisasi Diri 103 Fiersa Besari yang KMI PKV MPA
Fiersa Besari dalam pada awalnya
Novel Arah mengembara
Langkah dan Tapak karena kehilangan
Jejak sebagai kebutuhan akan
Materi Ajar cintanya tetapi
Menulis Novel di pada akhirnya ia
SMA bisa memenuhi
seluruh hirerarki
kebutuhan bahkan
mampu
mengaktualisasi
dirinya.
104 LB 7 Kritik Sosial dalam 104 Manusia KMK PKV MKS
Naskah Monolog merupakan MJ
Mayat Terhormat makhluk sosial
Karya Agus Noor yang tidak lepas
dan Indra dari hidup
Tranggono serta berdampingan
Implementasinya dengan orang lain.
pada Pembelajaran
Drama di SMA
105 LB 7 Kritik Sosial dalam 105 Dalam perjalanan KMI PKV MPA
Naskah Monolog kehidupan sosial,
Mayat Terhormat manusia juga tidak
Karya Agus Noor dapat
dan Indra menghindari
Tranggono serta permasalahan
Implementasinya sosial yang pasti
pada Pembelajaran akan ditemui
Drama di SMA dalam
kehidupannya.
106 LB 7 Kritik Sosial dalam 106 Menanggapi KMK PKV MPA
Naskah Monolog keadaan tersebut
Mayat Terhormat masyarakat
Karya Agus Noor mampu
dan Indra menyampaikan
Tranggono serta permasalahan
Implementasinya melalui kritikan.
pada Pembelajaran
Drama di SMA
107 LB 7 Kritik Sosial dalam 107 Karya sastra KMK PKV MKS
Naskah Monolog merupakan hasil MJ
Mayat Terhormat perpaduan antara
Karya Agus Noor isi hati dan
dan Indra keadaan
Tranggono serta lingkungan
Implementasinya pengarang.
pada Pembelajaran
Drama di SMA
108 LB 7 Kritik Sosial dalam 108 Hal tersebut PFM PKV MPA
Naskah Monolog mampu memicu
Mayat Terhormat pengarang untuk
Karya Agus Noor berbuat sesuatu,
dan Indra seperti ingin
Tranggono serta melakukan bentuk
Implementasinya aksi, kritikan,
pada Pembelajaran ataupun sebuah
Drama di SMA langkah untuk
meluapkan
keadaan emosional
pengarang dengan
cara menciptakan
karya sastra.
109 LB 7 Kritik Sosial dalam 109 Sastra membaca PFM PKV MPA
Naskah Monolog fakta yang ada,
Mayat Terhormat realitas dalam
Karya Agus Noor karya sastra
dan Indra merupakan ilusi
Tranggono serta kenyataan dan
Implementasinya kesan yang
pada Pembelajaran meyakinkan untuk
Drama di SMA ditampilkan, tetapi
tidak selalu
merupakan
kenyataan sehari-
hari.
110 LB 7 Kritik Sosial dalam 110 Monolog KMK PKV MKS
Naskah Monolog merupakan MJ
Mayat Terhormat bentuk karya sastra
Karya Agus Noor yang berjenis
dan Indra drama.
Tranggono serta
Implementasinya
pada Pembelajaran
Drama di SMA
111 LB 7 Kritik Sosial dalam 111 Drama KMK PKV MKS
Naskah Monolog merupakan MJ
Mayat Terhormat bentuk dari prosa
Karya Agus Noor yang mampu
dan Indra menggambarkan
Tranggono serta sebuah kehidupan
Implementasinya atau watak melalui
pada Pembelajaran tingkah laku.
Drama di SMA
112 LB 7 Kritik Sosial dalam 112 Mengkritik tidak PFB PKV MMP
Naskah Monolog hanya berupa
Mayat Terhormat demonstrasi seperti
Karya Agus Noor yang sering
dan Indra disaksikan di
Tranggono serta media masa seperti
Implementasinya koran dan televisi
pada Pembelajaran yang dapat
Drama di SMA menimbulkan
prespektif buruk
bahkan mis-
communication,
bisa juga melalui
karya satra
monolog.
113 LB 7 Kritik Sosial dalam 113 Siwi memiliki KMI PKV MKS
Naskah Monolog penggambaran MJ
Mayat Terhormat tokoh dualisme
Karya Agus Noor sehingga ada dua
dan Indra substansi, napi dan
Tranggono serta penjaga kuburan.
Implementasinya
pada Pembelajaran
Drama di SMA
114 LB 7 Kritik Sosial dalam 114 Penggambaran KMK PKV MKS
Naskah Monolog tokoh tersebut MY
Mayat Terhormat menjadikan ada
Karya Agus Noor dua setting dalam
dan Indra penggarapan
Tranggono serta monolog Mayat
Implementasinya Terhormat, yaitu
pada Pembelajaran jeruji besi
Drama di SMA (penjara) dan
pemakaman.
115 LB 7 Kritik Sosial dalam 115 Tokoh Siwi KMK PKV MPA
Naskah Monolog mampu
Mayat Terhormat memerankan
Karya Agus Noor dirinnya-sendiri
dan Indra bahkan karakter
Tranggono serta dan tokoh lain
Implementasinya seperti menjadi
pada Pembelajaran Marsinah,
Drama di SMA mahasiswa dan
orang yang
berkuasa.
116 LB 7 Kritik Sosial dalam 116 Monolog Mayat PFM PKV MPA
Naskah Monolog Terhormat yang
Mayat Terhormat serat akan kritik
Karya Agus Noor sosial itu akan
dan Indra mampu menarik
Tranggono serta pembaca maupun
Implementasinya penonton bila
pada Pembelajaran dipentaskan karena
Drama di SMA mengandung nilai-
nilai moral seperti
akhlak, etika,
sosial, maupun
susila yang mampu
mendukung
pembentukan
watak dan
kepribadian
seseorang.
117 LB 7 Kritik Sosial dalam 117 Konflik dalam KMK PKV MKS
Naskah Monolog monolog tersebut MJ
Mayat Terhormat juga akan
Karya Agus Noor menyadarkan
dan Indra masyarakat akan
Tranggono serta kejahatan berupa
Implementasinya kekerasan fisik,
pada Pembelajaran perampasan HAM,
Drama di SMA dan kejahatan
sosial lainnya,
karena pengarang
bukan hanya
sebagai pencerita
tetapi bisa juga
sebagai orang yang
mengalami
terjadinya
peristiwa tersebut
atau sebagai
pemerang
kejahatan sosial.
118 LB 7 Kritik Sosial dalam 118 Bentuk-bentuk KBA PKV MMS
Naskah Monolog kritik dalam
Mayat Terhormat monolog tersebut
Karya Agus Noor bersentuhan
dan Indra dengan
Tranggono serta kepribadian
Implementasinya manusia, sehingga
pada Pembelajaran sangat tepat jika
Drama di SMA dikaji
menggunakan
telaah sosiologi
sastra.
119 LB 7 Kritik Sosial dalam 119 Dari sekian banyak PFM PKV MPA
Naskah Monolog naskah monolog,
Mayat Terhormat peneliti memilih
Karya Agus Noor menganalisis
dan Indra naskah monolog
Tranggono serta Mayat Terhormat
Implementasinya karya Agus Noor
pada Pembelajaran dan Indra
Drama di SMA Tranggono.
120 LB 7 Kritik Sosial dalam 120 Dasar dari PFB PKV MMP
Naskah Monolog penelitian ini
Mayat Terhormat berupa latar
Karya Agus Noor sosiologis
dan Indra pengarang, struktur
Tranggono serta naskah monolog
Implementasinya Mayat Terhormat,
pada Pembelajaran bentuk-bentuk
Drama di SMA kritik sosial yang
ada di dalam
monolog Mayat
Terhormatdengan
menggunakan
telaah sosiologi
sastra, dan
implementasi
pembelajarandram
a di SMA
khususnya dalam
relevansi unsur-
unsur intrinsik dan
nilai kritik sosial
dengan standar isi,
relevansi
pembentukan
kepribadian dalam
diri peserta didik,
dan penerapan
nilai-nilai edukatif.
121 LB 8 Pengembangan 121 Sistem pendidikan KMK PKV MPA
Modul nasional
Pembelajaran Teks menerapkan
Prosedur Berbasis Kurikulum 2013
Hots untuk Siswa yang saat ini
Kelas VII SMP digunakan dalam
pembelajaran di
Indonesia.
122 LB 8 Pengembangan 122 Kurikulum ini KMI PKV MPA
Modul beberapa kali
Pembelajaran Teks mengalami revisi.
Prosedur Berbasis
Hots untuk Siswa
Kelas VII SMP
123 LB 8 Pengembangan 123 Dengan ini PFM PKV MPA
Modul pembelajaran
Pembelajaran Teks menuntut guru
Prosedur Berbasis mampu
Hots untuk Siswa menciptakan
Kelas VII SMP suasana
pembelajaran yang
mampu
merangsang siswa
menjadi lebih
aktif.
124 LB 8 Pengembangan 124 Kemampuan PFM PKV MPA
Modul berpikir kritis dan
Pembelajaran Teks kreatif menjadi
Prosedur Berbasis tuntutan
Hots untuk Siswa pendidikan di
Kelas VII SMP Indonesia.
125 LB 8 Pengembangan 125 Kemudian PFM PKV MPA
Modul Anderson dan
Pembelajaran Teks Krathwol merevisi
Prosedur Berbasis menjadi mengingat
Hots untuk Siswa (remember),
Kelas VII SMP memahami
(understand),
menerapkan
(apply),
menganalisis
(analyze), menilai
(evaluate), dan
berkreasi (create).
126 LB 8 Pengembangan 126 Keterampilan PFM PKV MPA
Modul berpikir tingkat
Pembelajaran Teks tinggi atau HOTS
Prosedur Berbasis membuat siswa
Hots untuk Siswa mampu menjadi
Kelas VII SMP problem solver.
127 LB 8 Pengembangan 127 Pembelajaran PFM PKV MPA
Modul berorientasi HOTS
Pembelajaran Teks dan
Prosedur Berbasis dikombinasikan
Hots untuk Siswa dengan student
Kelas VII SMP centered membuat
siswa mampu
memecahkan
masalah dari
berbagai fenomena
yang ditemui di
sekitarnya.
128 LB 8 Pengembangan 128 Pembelajaran KMK PKV MPA
Modul dalam Kurikulum
Pembelajaran Teks 2013 juga
Prosedur Berbasis menerapkan
Hots untuk Siswa pembelajaran
Kelas VII SMP berbasis teks.
129 LB 8 Pengembangan 129 Pembelajaaran KMPI PKV MKS
Modul berbasis teks tidak MJ
Pembelajaran Teks hanya
Prosedur Berbasis mempelajari teks
Hots untuk Siswa berbahasa tulis
Kelas VII SMP namun juga bahasa
lisan dan gambar.
130 LB 8 Pengembangan 130 Untuk menyusun KMI PKV MPA
Modul sebuah teks
Pembelajaran Teks prosedur siswa
Prosedur Berbasis terlebih dahulu
Hots untuk Siswa harus memahami
Kelas VII SMP bagaimana cara
menyusun kalimat
yang tepat,
jenisjenis kalimat,
dan unsur dalam
sebuah kalimat.
131 LB 8 Pengembangan 131 Siswa masih belum KMI PKV MPA
Modul terlalu memahami
Pembelajaran Teks bagaimana
Prosedur Berbasis meletakkan antara
Hots untuk Siswa objek, keterangan,
Kelas VII SMP dan pelengkap.
132 LB 8 Pengembangan 132 Hal tersebut PFM PKV MPA
Modul membuat siswa
Pembelajaran Teks kurang aktif dan
Prosedur Berbasis kreatif dalam
Hots untuk Siswa pembelajaran.
Kelas VII SMP
133 LB 8 Pengembangan 133 Modul dapat berisi PFB PKV MMP
Modul materi, bahan
Pembelajaran Teks bacaan dan
Prosedur Berbasis masalah-masalah
Hots untuk Siswa mengenai suatu
Kelas VII SMP materi.
134 LB 8 Pengembangan 134 Menurut KMK PKV MKS
Modul Sukardiyono MJ
Pembelajaran Teks dalam Pratiwi
Prosedur Berbasis (2016, p.2) modul
Hots untuk Siswa merupakan bahan
Kelas VII SMP ajar cetak yang
disusun agar dapat
dipelajari oleh
siswa secara
mandiri tanpa
mendapat
bimbingan dari
guru karena telah
disajikan secara
sistematis dan
dikembangkan
sesuai
perkembangan
siswa.
135 LB 8 Pengembangan 135 Sebuah modul PFM PKV MPA
Modul setidaknya
Pembelajaran Teks mencakup
Prosedur Berbasis petunjuk belajar,
Hots untuk Siswa kompetensi yang
Kelas VII SMP harus dicapai,
materi, informasi
penunjang,
latiahan soal, dan
evaluasi.
136 LB 8 Pengembangan 136 Unsur-unsur yang KMK PKV MKS
Modul terdapat dalam MJ
Pembelajaran Teks modul akan
Prosedur Berbasis memudahkan
Hots untuk Siswa siswa belajar
Kelas VII SMP terarah dan
mandiri.
137 LB 8 Pengembangan 137 Penerapan project KMK PKV MBF
Modul base learning
Pembelajaran Teks menyediakan
Prosedur Berbasis pembelajaran
Hots untuk Siswa berbasis projek.
Kelas VII SMP
138 LB 8 Pengembangan 138 Modul yang dibuat SFBA PKV MMP
Modul ini bertujuan
Pembelajaran Teks untuk
Prosedur Berbasis mempermudah
Hots untuk Siswa siswa dalam
Kelas VII SMP belajar mengenai
kalimat dan
penyusunan
kalimat.
139 LB 9 Kategori dan 139 Bahasa Indonesia KMK PKV MKS
Makna Reduplikasi merupakan mata MJ
Kata pada Kalimat pelajaran wajib di
Majemuk dalam semua jenjang
Laman Opini pendidikan di
Media Indonesia Indonesia.
dan
Implementasinya
sebagai Bahan Ajar
di SMA
140 LB 9 Kategori dan 140 Muslich (1990, p. KMK PKV MPA
Makna Reduplikasi 48) dalam Murtiani
Kata pada Kalimat (2013, p. 15)
Majemuk dalam mengungkapkan
Laman Opini bahwa proses
Media Indonesia pengulangan atau
dan reduplikasi
Implementasinya merupakan
sebagai Bahan Ajar peristiwa
di SMA pembentukan kata
dengan jalan
mengulang bentuk
dasar, baik
seluruhnya
maupun sebagian,
baik bervariasi
fonem maupun
tidak, baik
berkombinasi
dengan afiks
maupun tidak.
141 LB 9 Kategori dan 141 Berdasarkan KMP PKV MKS
Makna Reduplikasi observasi saat K MJ
Kata pada Kalimat melaksanakan
Majemuk dalam kegiatan Praktik
Laman Opini Pengalaman
Media Indonesia Lapangan (PPL) di
dan SMA Negeri 1
Implementasinya Grabag, ditemukan
sebagai Bahan Ajar bahwa peserta
di SMA didik kelas X tidak
memperhatikan
reduplikasi dalam
materi
pembelajaran teks
eksposisi.
142 LB 9 Kategori dan 142 Hal itu KMK PKV MPA
Makna Reduplikasi membuktikan
Kata pada Kalimat bahwa bahan ajar
Majemuk dalam tersebut belum
Laman Opini memenuhi
Media Indonesia kebutuhan
dan kegiatan belajar
Implementasinya mengajar karena
sebagai Bahan Ajar kurang bervariasi,
di SMA monoton, dan
minim referensi.
143 LB 9 Kategori dan 143 Kondisi bahan ajar PFB PKV MMP
Makna Reduplikasi yang kurang
Kata pada Kalimat memadai akan
Majemuk dalam berdampak
Laman Opini negatif bagi
Media Indonesia perkembangan
dan akademik peserta
Implementasinya didik.
sebagai Bahan Ajar
di SMA
144 LB 9 Kategori dan 144 Para pendidik pada KMK PKV MBF
Makna Reduplikasi umumnya hanya
Kata pada Kalimat menyediakan
Majemuk dalam bahan ajar yang
Laman Opini monoton dan
Media Indonesia cenderung bersifat
dan sekali pakai.
Implementasinya
sebagai Bahan Ajar
di SMA
145 LB 9 Kategori dan 145 Akibatnya peserta PFM PKV MPA
Makna Reduplikasi didik akan merasa
Kata pada Kalimat bosan mengikuti
Majemuk dalam kegiatan belajar
Laman Opini mengajar, sehingga
Media Indonesia pembelajaran
dan menjadi tidak
Implementasinya efektif dan efisien.
sebagai Bahan Ajar
di SMA
146 LB 9 Kategori dan 146 Hal ini menjadi PFM PKV MPA
Makna Reduplikasi menarik untuk
Kata pada Kalimat diteliti sehingga
Majemuk dalam mampu
Laman Opini menghasilkan
Media Indonesia bahan ajar
dan alternatif yang
Implementasinya tidak monoton.
sebagai Bahan Ajar
di SMA
147 LB 9 Kategori dan 147 Bahan ajar tersebut PFB PKV MMP
Makna Reduplikasi berbentuk buku
Kata pada Kalimat ajar yang memuat
Majemuk dalam materi
Laman Opini pembelajaran
Media Indonesia untuk peserta
dan didik.
Implementasinya
sebagai Bahan Ajar
di SMA
148 LB 9 Kategori dan 148 Media cetak KMI PKV MPA
Makna Reduplikasi meliputi surat
Kata pada Kalimat kabar atau koran,
Majemuk dalam tabloid, dan
Laman Opini majalah
Media Indonesia (Sumadiria, 2005,
dan p. 4).
Implementasinya
sebagai Bahan Ajar
di SMA
149 LB 9 Kategori dan 149 Pembaca bisa PFM PKV MPA
Makna Reduplikasi membaca dengan
Kata pada Kalimat analisis yang
Majemuk dalam tajam, sehingga
Laman Opini pembaca dapat
Media Indonesia lebih memahami
dan isi informasi yang
Implementasinya disampaikan.
sebagai Bahan Ajar
di SMA
150 LB 9 Kategori dan 150 Dari hasil survei KMI PKV MKS
Makna Reduplikasi tersebut, saat ini MJ
Kata pada Kalimat media cetak
Majemuk dalam termasuk koran,
Laman Opini majalah, dan
Media Indonesia tabloid masih
dan memiliki penetrasi
Implementasinya sebesar 8% dan
sebagai Bahan Ajar dibaca 4,5 juta
di SMA orang.
151 LB 9 Kategori dan 151 Menurut salah satu PFM PKV MPA
Makna Reduplikasi juri dari
Kata pada Kalimat penghargaan
Majemuk dalam tersebut yaitu Nina
Laman Opini Armando, koran
Media Indonesia Media Indonesia
dan sering memuat
Implementasinya tentang isu sosial
sebagai Bahan Ajar dan politik yang
di SMA penting untuk
diketahui
masyarakat
terutama anak
muda.
152 LB 9 Kategori dan 152 Adanya KMK PKV MPA
Makna Reduplikasi penghargaan
Kata pada Kalimat tersebut
Majemuk dalam mengukuhkan
Laman Opini posisi Media
Media Indonesia Indonesia sebagai
dan media terpercaya
Implementasinya dan diminati
sebagai Bahan Ajar berbagai kalangan
di SMA termasuk anak
muda.
153 LB 9 Kategori dan 153 Media Indonesia PFM PKV MPA
Makna Reduplikasi memuat beberapa
Kata pada Kalimat laman tema seperti
Majemuk dalam laman advertorial,
Laman Opini kolom pakar, surat
Media Indonesia pembaca, haji,
dan opini, teknologi,
Implementasinya hiburan, otomotif,
sebagai Bahan Ajar wawancara,
di SMA humaniora,
podium, dan
weekend.
154 LB 9 Kategori dan 154 Ruslan (2008, p. KMK PKV MPA
Makna Reduplikasi 64) dalam
Kata pada Kalimat Sugianto (2017, p.
Majemuk dalam 2)
Laman Opini mengungkapkan
Media Indonesia bahwa opini
dan merupakan bentuk
Implementasinya pernyataan
sebagai Bahan Ajar seseorang terhadap
di SMA sesuatu hal atau
permasalahan.
155 LB 9 Kategori dan 155 Dapat dikatakan KMK PKV MKS
Makna Reduplikasi juga bahwa opini MJ
Kata pada Kalimat merupakan
Majemuk dalam tanggapan aktif
Laman Opini dalam suatu
Media Indonesia rangsangan.
dan
Implementasinya
sebagai Bahan Ajar
di SMA
156 LB 9 Kategori dan 156 Laman opini berisi PFB PKV MMP
Makna Reduplikasi beberapa paragraf
Kata pada Kalimat yang di dalamnya
Majemuk dalam terdapat kalimat
Laman Opini majemuk.
Media Indonesia
dan
Implementasinya
sebagai Bahan Ajar
di SMA
157 LB 9 Kategori dan 157 Berdasarkan latar PFB PKV MMP
Makna Reduplikasi belakang tersebut
Kata pada Kalimat maka penelitian ini
Majemuk dalam berfokus pada
Laman Opini “Kategori dan
Media Indonesia Makna
dan Reduplikasi pada
Implementasinya Kalimat Majemuk
sebagai Bahan Ajar dalam Laman
di SMA Opini Media
Indonesia.
158 LB Representasi 158 Karya sastra KMK PKV MKS
10 Perang dalam merupakan hasil MJ
Novel Senopati curahan hati dari
Terakhir Karya seorang pengarang
Setyo Wardoyo tentang apa yang
sebagai Materi Ajar dia rasakan,
Pembelajaran fikirkan dan apa
Apresiasi Sastra di yang dia lihat
SMA dituangkan dalam
bentuk kata-
kata/tulisan.
159 LB Representasi 159 Tiruan kenyataan PFB PKV MMP
10 Perang dalam itu berarti bisa
Novel Senopati mengangkat
Terakhir Karya berbagai
Setyo Wardoyo tema/permasalahan
sebagai Materi Ajar dalam kehidupan,
Pembelajaran misalnya
Apresiasi Sastra di permasalahan
SMA sosial, pendidikan,
politik, budaya dan
masih banyak yang
lain.
160 LB Representasi 160 Perang KMK PKV MKS
10 Perang dalam merupakan MJ
Novel Senopati kegiatan pertikaian
Terakhir Karya antar dua atau
Setyo Wardoyo lebih kelompok
sebagai Materi Ajar yang saling
Pembelajaran melakukan
Apresiasi Sastra di gencatan senjata
SMA demi memperoleh
apa yang
diinginkan.
161 LB Representasi 161 Perang di KMK PKV MKS
10 Perang dalam Indonesia MJ
Novel Senopati (Nusantara) pada
Terakhir Karya masa kerajaan
Setyo Wardoyo merupakan
sebagai Materi Ajar perang saudara
Pembelajaran yang terjadi turun
Apresiasi Sastra di temurun.
SMA
162 LB Representasi 162 Sebagian besar KMI PKV MPA
10 Perang dalam masyarakat
Novel Senopati mengetahui
Terakhir Karya tentang perang dari
Setyo Wardoyo film-film sejarah
sebagai Materi Ajar atau filmfilm
Pembelajaran kerajaan.
Apresiasi Sastra di
SMA
163 LB Representasi 163 Rasa iri tersebut KMI PKV MKS
10 Perang dalam melatarbelakangi MJ
Novel Senopati mereka melakukan
Terakhir Karya penyerangan untuk
Setyo Wardoyo sekedar
sebagai Materi Ajar mendapatkan
Pembelajaran posisi atau jabatan
Apresiasi Sastra di yang diinginkan.
SMA
164 LB Representasi 164 Mereka KMK PKV MKS
10 Perang dalam melakukan hal MJ
Novel Senopati tersebut dengan
Terakhir Karya menghilangkan
Setyo Wardoyo rasa persaudaraan
sebagai Materi Ajar yang ada di antara
Pembelajaran mereka.
Apresiasi Sastra di
SMA
165 LB Representasi 165 Jadi, perang PFB PKV MMP
10 Perang dalam tersebut berakar
Novel Senopati dari adanya rasa iri
Terakhir Karya yang timbul dari
Setyo Wardoyo salah satu pihak
sebagai Materi Ajar karena merasa
Pembelajaran tidak adanya
Apresiasi Sastra di keadilan.
SMA
166 LB Representasi 166 Novel tersebut PFB PKV MMP
10 Perang dalam berjudul Senopati
Novel Senopati terakhir.
Terakhir Karya
Setyo Wardoyo
sebagai Materi Ajar
Pembelajaran
Apresiasi Sastra di
SMA
167 LB Representasi 167 Perang yang PFM PKV MPA
10 Perang dalam terdapat dalam
Novel Senopati novel Senopati
Terakhir Karya terakhir karya
Setyo Wardoyo Setyo Wardoyo
sebagai Materi Ajar mengandung
Pembelajaran banyak pelajaran,
Apresiasi Sastra di mulai dari sebab-
SMA sebab terjadinya
perang, strategi
perang yang
digunakan oleh
raja-raja Jawa pada
zaman dahulu serta
dampak-dampak
yang muncul
akibat perang
terutama dampak
negatif yang sangat
merugikan banyak
pihak.
168 LB Representasi 168 Cerita perang KMK PKV MKS
10 Perang dalam dalam novel MJ
Novel Senopati tersebut
Terakhir Karya merupakan tiruan
Setyo Wardoyo dari kenyataan
sebagai Materi Ajar yang dapat
Pembelajaran dijadikan
Apresiasi Sastra di pembelajaran.
SMA
169 LB Representasi 169 Oleh karena itu PFM PKV MPA
10 Perang dalam cerita perang
Novel Senopati dalam novel
Terakhir Karya Senopati terakhir
Setyo Wardoyo menarik dikaji
sebagai Materi Ajar untuk mengetahui
Pembelajaran realitas perang
Apresiasi Sastra di yang ada dalam
SMA novel Senopati
terakhir.
170 LB Representasi 170 Praktik perang PFB PKV MMP
10 Perang dalam yang terdapat
Novel Senopati dalam novel
Terakhir Karya Senopati terakhir
Setyo Wardoyo berupa perang
sebagai Materi Ajar gerilya yang
Pembelajaran dilakukan antara
Apresiasi Sastra di kerajaan yang
SMA masih memiliki
ikatan saudara.
171 LB Representasi 171 Kadang taktik ini PFM PKV MPA
10 Perang dalam juga mengarah
Novel Senopati pada taktik
Terakhir Karya mengepung secara
Setyo Wardoyo tidak terlihat.
sebagai Materi Ajar
Pembelajaran
Apresiasi Sastra di
SMA
172 LB Representasi 172 Cerita dalam novel PFB PKV MMP
10 Perang dalam Senopati terakhir
Novel Senopati berawal dari masa
Terakhir Karya kejayaan kerajaan
Setyo Wardoyo Singosari dibawah
sebagai Materi Ajar pemerintahan
Pembelajaran Prabu Sri
Apresiasi Sastra di Kertanegara, pada
SMA saat itu datanglah
seorang laksamana
dari Kekaisaran
Mongolia bernama
Meng Khi untuk
menyampaikan
perintah kaisar
Kubilai Khan agar
Singosari
mengakui
kedaulatan
Mongolia dan
tunduk di bawah
kekuasannnya.
173 LB Representasi 173 Namun raja PFM PKV MPA
10 Perang dalam Singosari pada saat
Novel Senopati itu menolak
Terakhir Karya dengan cara
Setyo Wardoyo memotong daun
sebagai Materi Ajar telinga utusan
Pembelajaran Mongolia tersebut
Apresiasi Sastra di dan mengusirnya.
SMA
174 LB Representasi 174 Selang beberapa PFM PKV MPA
10 Perang dalam tahun sejak
Novel Senopati kejadian tersebut
Terakhir Karya kerajaan bawahan
Setyo Wardoyo Singosari yang
sebagai Materi Ajar bernama Gelang-
Pembelajaran Gelang dengan
Apresiasi Sastra di rajanya Sri
SMA Jayakatwang
menyerbu
Tumapel, ibu kota
Singosari dengan
alasan balas
dendam.
175 LB Representasi 175 Kejadian ini terus PFB PKV MDK
10 Perang dalam berlanjut hingga
Novel Senopati akhirnya Raden
Terakhir Karya Wijaya juga
Setyo Wardoyo menyerang Kediri
sebagai Materi Ajar dan berdirilah
Pembelajaran kerajaan
Apresiasi Sastra di Majapahit.
SMA
176 LB Representasi 176 Setyo Wardoyo KMK PKV MBF
10 Perang dalam menceritakan
Novel Senopati jalannya perang
Terakhir Karya antar kerajaan-
Setyo Wardoyo kerajaan tersebut
sebagai Materi Ajar dengan bahasa
Pembelajaran yang sederhana
Apresiasi Sastra di dan mudah
SMA dipahami.
177 LB Representasi 177 Senopati terakhir KMK PKV MKS
10 Perang dalam merupakan novel MJ
Novel Senopati fiksi sejarah
Terakhir Karya pertama yang
Setyo Wardoyo ditulis oleh Setyo
sebagai Materi Ajar Wardoyo.
Pembelajaran
Apresiasi Sastra di
SMA
178 LB Representasi 178 Di samping novel PFM PKV MPA
10 Perang dalam sejarah ini, Setyo
Novel Senopati Wardoyo juga
Terakhir Karya telah menulis
Setyo Wardoyo sebuah buku
sebagai Materi Ajar tentang perjalanan
Pembelajaran spiritual seorang
Apresiasi Sastra di wanita yang
SMA berjudul Padang
Langit Merah
Putih.
179 LB Representasi 179 Saya KMK PKV MPA
10 Perang dalam menggunakan
Novel Senopati Novel Senopati
Terakhir Karya terakhir karya
Setyo Wardoyo Setyo Wardoyo
sebagai Materi Ajar sebagai sumber
Pembelajaran penelitian karena
Apresiasi Sastra di cerita realitas
SMA perang dalam
novel mengandung
banyak nilai-nilai
yang bisa diambil
sebagai
pembelajaran,
terutama dampak
negatif atau buruk
dari dilakukannya
perang tersebut.
180 LB Representasi 180 Berdasarkan PFM PKV MPA
10 Perang dalam uraian, saya
Novel Senopati bermaksud
Terakhir Karya mengkaji realitas
Setyo Wardoyo perang yang
sebagai Materi Ajar terdapat dalam
Pembelajaran Novel Senopati
Apresiasi Sastra di terakhir untuk
SMA menemukan
representasinya
dengan teori
pendekatan
mimesis.
181 LB Representasi 181 Nilai moral KMK PKV MKS
10 Perang dalam merupakan salah MJ
Novel Senopati satu hasil dari
Terakhir Karya penelitian ini dan
Setyo Wardoyo merupakan salah
sebagai Materi Ajar satu unsur
Pembelajaran instrinsik novel.
Apresiasi Sastra di
SMA
Lampiran 3 Data Jenis Afiks Pembentuk Predikat dan Kode Data

No No Jenis
Data
Data
1 1 Pada kurikulum 2013 siswa harus mempelajari 15 jenis teks KMPI
termasuk jenis teks prosedur secara sistematis, baik lisan ataupun
tulisan, yakni sembilan langkah sistematis, dimulai dengan
memahami sampai mengonversi.
2 2 Ketika membuat teks prosedur, siswa harus memahami berdasarkan KMI
struktur dan kaidahnya.
3 3 Teks prosedur biasanya berisi langkah-langkah secara lengkap dan PFB
jelas.
4 4 Teks prosedur merupakan materi ajar yang digunakan sebagai bahan KMK
pembelajaran kurikulum 2013.
5 5 Teks tersebut bertujuan untuk memberikan penjelasan tata cara SFBA
melakukan sesuatu dengan sejelas-jelasnya.
6 6 Berdasarkan pengamatan selama melaksanakan program praktik PFB
lapangan kerja (PPL) di SMA N 5 Magelang, bahan materi ajar pada
materi kata kerja imperatif kelas XI pada teks prosedur kurang
bervariasi dan pembelajaran monoton.
7 7 Untuk mempelajari bentuk dan makna verba imperatif, siswa dapat KMPI
mempelajari dari berbagai sumber.
8 8 Blog merupakan salah satu bentuk laman yang berupa baik itu KMK
tulisan, gambar atau video yang dimuat secara daring.
9 9 Blog resepkoki bertujuan untuk membantu pembaca terutama ibu- SFBA
ibu mengalami kesulitan saat memasak.
10 10 Pemilihan Blog Resepkoki sebagai sumber data penelitian KBK
berdasarkan beberapa pertimbangan dan aspek.
11 11 Kedua, Struktur teks pada Blog Resepkoki sudah memenuhi syarat KMI
untuk dijadikan teks prosedur kompleks.
12 12 Selain itu, penggunaan Blog Resepkoki dapat memberikan bahan KMK
materi ajar yang bervariasi.
13 13 Siswa tidak hanya memahami melalui buku teks atau media cetak, KMI
tetapi juga media elektronik termasuk internet.
14 14 Hasil penelitian ini berupa bahan ajar yang dapat digunakan oleh PFB
guru dalam materi kebahasaan khususnya verba imperatif yang
terdapat pada kalimat tunggal pada teks prosedur kompleks yang
terdapat pada silabus kurikulum 2013 KD 3.2. Menganalisis struktur
dan kebahasaan teks prosedur dan KD 4.2. Mengembangkan teks
prosedur.
15 15 Indonesia memiliki keberagaman budaya. KMI
16 16 Kebudayaan yang berbeda inilah yang nantinya akan menjadi ciri PFM
khas tersendiri bagi daerah tersebut.
17 17 Setiap kebudayaan mengandung nilai-nilai kebijakan yang positif. PFM
18 18 Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya yang berkembang di KMK
masyarakat.
19 19 Kearifan lokal ini dapat berwujud gagasan atau ide, kegiatan PFB
aktivitas dan benda hasil karya.
20 20 Memahami sebuah kearifan lokal suatu daerah, kita harus KMI
mengetahui secara mendalam mengenai kebudayaan yang
berkembang di dalam masyarakat tersebut.
21 21 Karya sastra novel merupakan bentuk imajinatif pengarang tentang KMK
suatu realitas permasalahan sosial yang bersumber dari kehidupan
masyarakat setempat.
22 22 Penciptaan karya sastra melibatkan semua aspek kehidupan sehingga KMK
karya sastra berkembang mengikuti kebudayaan yang ada.
23 23 Karya sastra, khususnya novel pada hakikatnya merupakan sebuah KMK
tiruan kehidupan sehingga penciptaan karya sastra ini tidak lepas dari
pengaruh fenomena-fenomena masyarakat yang begitu kompleks.
24 24 Fenomena tersebut melibatkan manusia beserta karakter, budaya, KMK
dan bahasa.
25 25 J.S Maulana merupakan salah satu sastrawan dari Adonara (Flores, KMK
Nusa Tenggara Timur) yang telah berhasil menciptakan berbagai
karya.
26 26 Selain karena umur, laki-laki pilihan kakak dan ibu pun mampu PFM
menebus dengan sejumlah gading yang ditentukan ketua adat.
27 27 Novel ini mengandung nilai kearifan lokal yang memberikan PFM
kontribusi positif sehingga novel ini dapat digunakan untuk
pembelajaran siswa, khususnya siswa SMA mengingat nilai budaya
sangat penting bagi generasi muda.
28 28 Padahal kebudayaan tersebut bukan merupakan budaya bangsa KMK
Indonesia.
29 29 Hal tersebut juga menjadi permasalahan bangsa yakni merosotnya PFM
ideologi kebangsaan dan revitalisasi nilai-nilai kearifan lokal,
sehingga keadaan ini harus dibangun kembali.
30 30 Selain tuntutan kurikulum, hasil penelitian ini berupa kearifan lokal PFB
yang terdapat dalam unsur budaya sehingga diharapkan dapat
menjadi sarana siswa SMA untuk membentuk dirinya menjadi orang
yang bijak, cerdas, dan membantu peserta didik dalam pembentukan
jiwa yang memiliki kepribadian positif.
31 31 Verba menyerahkan merupakan kata turunan dari bentuk dasar KMK
serah ‘menyerah’ yang mendapat imbuhan meN-/-kan.
32 32 Konstituen menyerahkan dalam kutipan kalimat Bupati Banjar KMK
menyerahkan bantuan kepada korban banjir merupakan verba
transitif.
33 33 Konstituen menyerahkan menduduki fungsi predikat (P), konstituen KMI
Bupati Banjar menduduki fungsi subjek (S), dan konstituen bantuan
sebagai objek (O).
34 34 Sementara konstituen kepada korban banjir menduduki fungsi KMI
keterangan (Ket) yang boleh ada ataupun lesap dalam kalimat karena
tidak akan mengubah makna kalimat.
35 35 Verba berafiks meN-(D)Ø/-i/-kan merupakan inti-kalimat dan pusat- KMK
kalimat.
36 36 Penelitian ketransitifan verba berafiks meN-(D)Ø/-i/-kan yang KMK
menduduki fungsi predikat ini menggunakan sumber data Novel
“Bidadari Bermata Bening”.
37 37 Klausa pertama menjelaskan topik yang dibahas pada kalimat itu KMK
dan klausa kedua menjelaskan lebih lanjut topik yang dibahas pada
klausa pertama.
38 38 Hubungan semantis antarklausa memiliki banyak jenisnya sesuai KMI
dengan konjungsi yang digunakan pada kalimat.
39 39 Konjungsi tidak hanya dan tetapi juga menjadi penanda kalimat PFM
mengalami hubungan semantis antarklausa.
40 40 Kata tidak hanya yang terdapat pada klausa pertama dan tetapi juga KMK
pada klausa kedua menjadikan kalimat mengalami hubungan
semantis perlawanan yang menyatakan penguatan.
41 41 Hubungan semantis yang menggabungkan klausa pertama dan klausa KMK
kedua menjadikan kalimat berterima.
42 42 Perbedaan konjungsi pada kalimat majemuk menjadikan arti yang KMK
berbeda pula maknanya meskipun dengan klausa yang sama.
43 43 Hal tersebut menandakan adanya pemilihan diantara dua klausa KMK
yang menjadikan konjungsi atau merupakan konjungsi yang
mengandung hubungan pemilihan.
44 44 Hubungan semantis antarklausa dalam kalimat majemuk setara PFM
menarik untuk diteliti karena terdapat beberapa jenis hubungan
semantis antarklausa.
45 45 Adanya berbagai klasifikasi hubungan semantis antarklausa KMK
menjadikan ciri-ciri yang beragam.
46 46 Penelitian tentang hubungan semantis antarklausa dapat KMK
menggunakan sumber data dengan wujud lisan dan tulisan.
47 47 Dalam wujud lisan sumber data bisa berasal dari tuturan asli peneliti PFB
atau tuturan orang lain.
48 48 Keberagaman daerah menjadikan Indonesia memiliki bermacam- KMK
macam surat kabar.
49 49 Penelitian ini menggunakan media cetak untuk digunakan sebagai KMK
sumber data.
50 50 Adanya konjungsi setara menjadikan kalimat majemuk mengalami KMK
hubungan semantis antarklausa.
51 51 Pembelajaran bahasa Indonesia SMA, siswa mempelajari jenis-jenis KMPI
kalimat.
52 52 Hal ini menjadikan penelitian ini dapat dijadikan sebagai materi ajar KMK
bagi siswa untuk menambah pengetahuan.
53 53 Penelitian ini menentukan hubungan semantis antarklausa pada KMK
ragam tulis yang bersumber pada tajuk rencana.
54 54 Dalam berinteraksi, manusia membutuhkan alat komunikasi yaitu KMK
bahasa.
55 55 Agar mudah dipahami, bahasa harus memperhatikan kaidah KMP
kebahasaan. K
56 56 Kajian wacana merupakan salah satu studi linguistik yang memiliki KMK
kompleksitas tinggi.
57 57 Selain satuan bahasa tertinggi, wacana juga mengandung unsur PFM
bahasa yang pragmatis.
58 58 Kajian wacana secara internal meliputi kohesi antarkalimat, aspek KMI
sintaksis, dan kebahasaan.
59 59 Kajian wacana secara eksternal meliputi kajian psikologi, sosial, KMI
ekonomi, antropologi, lingkungan, dan hubungan interdisipliner yang
lain (Mulyana, 2005, p. 2).
60 60 Adanya kohesi dan koherensi menyebabkan kalimat-kalimat dalam KMK
wacana membentuk kesatuan makna (Alwi, 2010, p. 41).
61 61 Dalam buku yang berjudul Kajian Wacana, Mulyana (2005, p.26) KMK
menyebutkan bahwa Halliday telah mengklasifikasikan kohesi ke
dalam dua kelompok, yakni kohesi gramatikal dan leksikal.
62 62 Kohesi gramatikal meliputi referensi, subtitusi, elipsis, dan KMI
konjungsi, sedangkan kohesi leksikal meliputi sinonim, antonim,
ekuivalensi, repetisi, dan kolokasi.
63 63 Dalam penelitian ini, peneliti mengambil kajian wacana berupa PFM
kohesi leksikal.
64 64 Untuk itu, peneliti memiliki tujuan untuk mencoba menambah KMI
pengetahuan dan kemampuan kebahasaan peserta didik dalam
menulis teks.
65 65 Novel Nayla merupakan salah satu karya sastra karya Djenar Maesa KMK
Ayu yang diterbitkan oleh PT Gramedia Utama pada tahun 2012.
66 66 Novel ini memiliki keunikan dalam alur ceritanya. KMI
67 67 Namun, di halaman 18, penulis kembali menceritakan kisah Nayla KMK
pada saat berada di rumah binaan.
68 68 Selain dua paragraf tersebut, pada halaman berikutnya Djenar Maesa KMK
Ayu kembali menceritakan kisah Nayla pada saat masih tinggal
bersama ayahnya.
69 69 Meskipun memiliki alur yang rumit, novel ini memiliki kohesi yang KMI
membantu pembaca dalam memahami novel.
70 70 Novel Nayla ini menceritakan seorang gadis bernama Nayla yang KMK
memiliki kehidupan berbeda dengan gadis-gadis sebayanya.
71 71 Keluarga yang tak utuh serta kurangnya kasih sayang membawanya PFM
untuk terbang mencari jati dirinya sendiri di dunia malam.
72 72 Melalui novel Nayla, peserta didik dapat mengambil hikmah PFM
pahitnya tokoh Nayla ketika terjun ke dunia malam dan seks bebas.
73 73 Peneliti memilih teks eksposisi karena dalam pembelajaran teks PFM
eksposisi siswa dituntut untuk membuat teks yang memiliki kohesi
antarkalimat sehingga kalimat yang dibuat lebih padu dan mudah
dipahami.
74 74 Oleh karenanya peneliti ingin memberikan kontribusi pemahaman KMK
bagi peserta didik untuk menambah pengetahuan kebahasaan dan
kemampuan menulis peserta didik.
75 75 Karya sastra merupakan representasi pikiran dan gagasan dari KMK
pengarang yang ingin disampaikan kepada penikmatnya.
76 76 Oleh karena itu, kondisi psikis dan sosial akan sangat berpengaruh PFB
kepada suatu karya sastra yang tercipta.
77 77 Melalui novel, penulis sejatinya tengah menyampaikan nilai-nilai KMK
dan amanat dengan media kata demi kata yang tersusun hingga
membentuk alur cerita.
78 78 Kondisi psikis serta lingkungan yang dihadapi penulis akan sangat PFB
berpengaruh terhadap cerita yang disuguhkan di dalam novelnya.
79 79 Pengalaman cinta seseorang sering kali menjadi inspirasi untuk PFM
dituangkan ke dalam sebuah karya sastra, termasuk novel.
80 80 Novel merupakan salah satu karya sastra yang memiliki banyak KMK
peminat, terutama novel-novel populer sering kali diminati oleh anak
muda seperti usia SMA.
81 81 Kedua novel ini merupakan jurnal perjalanan Fiersa ketika KMK
menjelajahi tanah air demi menjauhkan diri dari kota asalnya,
Bandung, yang membuatnya terus dihantui kekecewaan pasca
mengalami putus cinta.
82 82 Rasa sakit yang teramat ketika dihianati wanita yang sangat PFM
dicintainya membuat dirinya nekat untuk melakukan hal yang belum
pernah dia lakukan sebelumnya.
83 83 Begitu pula dengan seorang pemuda asal Pekalongan, seperti dilansir PFM
TribunJakarta.com, dirinya nekat merekam aksi bunuh dirinya untuk
kemudian video tersebut akan disebarkan kepada sang kekasih yang
telah memutuskan cintanya.
84 84 Meski tak dapat dipungkiri bahwa bumbu-bumbu asmara KMK
merupakan hal yang tidak dapat dihindari dalam diri manusia.
85 85 Pengendalian jiwa yang baik akan menghindarkan seseorang dari KMK
perbuatan yang tak perlu dilakukan atas dasar cinta.
86 86 Novel Arah langkah dan Tapak jejak menarik karena berisi nilai dan PFM
amanat yang mendalam bahwasanya putus cinta bukanlah akhir dari
segalanya.
87 87 Putus cinta justru merupakan awal dari kehidupan baru yang bisa KMK
jadi lebih baik apabila kita mampu mengambil hikmah dari apa yang
sudah terjadi.
88 88 Fiersa Besari atau yang akrab disapa “Bung” merupakan pria KMK
kelahiran Bandung, 3 Maret 1984 yang memulai kariernya sebagai
musikus sebelum akhirnya jatuh cinta pada dunia tulis menulis.
89 89 Selain itu, Bung juga berkegiatan di alam terbuka. PFB
90 90 Setelah mengelilingi Indonesia, Bung mampu melihat realitas ibu PFM
pertiwi sehingga dirinya menjadi gemar menyisipkan pesan
humanisme dan sosial dalam karya-karyanya yang bertema cinta dan
kehidupan.
91 91 Arah langkah dan Tapak jejak merupakan novel kelima dan KMK
keenamnya.
92 92 Kedua novel ini merupakan sekuel yang berisi rekam jejak KMK
perjalannya ketika menjelajahi Indonesia.
93 93 Arah langkah merupakan novel Fiersa Besari yang terbit pada tahun KMK
2018 dengan ketebalan 300 halaman oleh penerbit Mediakita.
94 94 Pada novel ini, Bung juga menyisipkan kepingan kepingan ingatan KMK
yang menjelaskan sosok Mia, wanita yang dicintainya sekaligus
mematahkan hatinya hingga ia berambisi menjauh dari kota Bandung
yang menyimpan kenangan dirinya dengan Mia.
95 95 Tapak jejak merupakan kelanjutan dari novel Arah langkah yang KMK
juga diterbitkan oleh Mediakita pada 2019 dengan tebal 312 halaman.
96 96 Pada sekuel ini, Bung menceritakan dirinya yang harus melanjutkan KMK
pengembaraan tanpa kedua sahabatnya yang telah lebih dulu
menghentikan langkah dan kembali ke Bandung.
97 97 Kedua novel tersebut, yakni Arah langkah dan Tapak jejak KMK
merupakan novel yang menarik karena penggambaran sosok Fiersa
yang mampu mengaktualisasikan dirinya dari keterpurukan cinta
yang dialami.
98 98 Kisah perjalanan Fiersa Besari tidak hanya berisi perjuangannya PFB
untuk mengaktualisasikan diri dan melupakan rasa sakit hatinya saja,
melainkan juga tentang bertahan hidup dalam kondisi pengembaraan
yang serba terbatas dan hanya bisa mengandalkan koneksi serta
keberuntungan.
99 99 Meski beberapa kali terpaksa berdamai dengan keadaan yang tidak KMI
mudah, tetapi dari situlah Fiersa Besari mampu memahami nilai-
nilai kehidupan.
100 100 Pada akhirnya, dirinya menyadari bahwa sejauh apapun ia KMI
melangkah, rumah adalah tempat langkahnya akan kembali sebagai
dirinya yang lebih baik lagi.
101 101 Berdasarkan uraian yang dipaparkan, dwilogi novel Arah langkah PFM
dan Tapak jejak menarik untuk dikaji dengan pendekatan psikologi
sastra.
102 102 Teori ini mengungkapkan bahwa manusia sebagai makhluk yang KMK
bebas akan senantiasa berupaya untuk memenuhi lima hirerarki
kebutuhan yang meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa
aman dan stabilitas, kebutuhan akan cinta dan memiliki, kebutuhan
akan penghargaan, serta kebutuhan aktualisasi diri.
103 103 Fiersa Besari yang pada awalnya mengembara karena kehilangan KMI
kebutuhan akan cintanya tetapi pada akhirnya ia bisa memenuhi
seluruh hirerarki kebutuhan bahkan mampu mengaktualisasi dirinya.
104 104 Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak lepas dari hidup KMK
berdampingan dengan orang lain.
105 105 Dalam perjalanan kehidupan sosial, manusia juga tidak dapat KMI
menghindari permasalahan sosial yang pasti akan ditemui dalam
kehidupannya.
106 106 Menanggapi keadaan tersebut masyarakat mampu menyampaikan KMK
permasalahan melalui kritikan.
107 107 Karya sastra merupakan hasil perpaduan antara isi hati dan keadaan KMK
lingkungan pengarang.
108 108 Hal tersebut mampu memicu pengarang untuk berbuat sesuatu, PFM
seperti ingin melakukan bentuk aksi, kritikan, ataupun sebuah
langkah untuk meluapkan keadaan emosional pengarang dengan cara
menciptakan karya sastra.
109 109 Sastra membaca fakta yang ada, realitas dalam karya sastra PFM
merupakan ilusi kenyataan dan kesan yang meyakinkan untuk
ditampilkan, tetapi tidak selalu merupakan kenyataan sehari-hari.
110 110 Monolog merupakan bentuk karya sastra yang berjenis drama. KMK
111 111 Drama merupakan bentuk dari prosa yang mampu menggambarkan KMK
sebuah kehidupan atau watak melalui tingkah laku.
112 112 Mengkritik tidak hanya berupa demonstrasi seperti yang sering PFB
disaksikan di media masa seperti koran dan televisi yang dapat
menimbulkan prespektif buruk bahkan mis-communication, bisa juga
melalui karya satra monolog.
113 113 Siwi memiliki penggambaran tokoh dualisme sehingga ada dua KMI
substansi, napi dan penjaga kuburan.
114 114 Penggambaran tokoh tersebut menjadikan ada dua setting dalam KMK
penggarapan monolog Mayat Terhormat, yaitu jeruji besi (penjara)
dan pemakaman.
115 115 Tokoh Siwi mampu memerankan dirinnya-sendiri bahkan karakter KMK
dan tokoh lain seperti menjadi Marsinah, mahasiswa dan orang yang
berkuasa.
116 116 Monolog Mayat Terhormat yang serat akan kritik sosial itu akan PFM
mampu menarik pembaca maupun penonton bila dipentaskan karena
mengandung nilai-nilai moral seperti akhlak, etika, sosial, maupun
susila yang mampu mendukung pembentukan watak dan kepribadian
seseorang.
117 117 Konflik dalam monolog tersebut juga akan menyadarkan KMK
masyarakat akan kejahatan berupa kekerasan fisik, perampasan
HAM, dan kejahatan sosial lainnya, karena pengarang bukan hanya
sebagai pencerita tetapi bisa juga sebagai orang yang mengalami
terjadinya peristiwa tersebut atau sebagai pemerang kejahatan sosial.
118 118 Bentuk-bentuk kritik dalam monolog tersebut bersentuhan dengan KBA
kepribadian manusia, sehingga sangat tepat jika dikaji menggunakan
telaah sosiologi sastra.
119 119 Dari sekian banyak naskah monolog, peneliti memilih menganalisis PFM
naskah monolog Mayat Terhormat karya Agus Noor dan Indra
Tranggono.
120 120 Dasar dari penelitian ini berupa latar sosiologis pengarang, struktur PFB
naskah monolog Mayat Terhormat, bentuk-bentuk kritik sosial yang
ada di dalam monolog Mayat Terhormatdengan menggunakan telaah
sosiologi sastra, dan implementasi pembelajarandrama di SMA
khususnya dalam relevansi unsur-unsur intrinsik dan nilai kritik
sosial dengan standar isi, relevansi pembentukan kepribadian dalam
diri peserta didik, dan penerapan nilai-nilai edukatif.
121 121 Sistem pendidikan nasional menerapkan Kurikulum 2013 yang saat KMK
ini digunakan dalam pembelajaran di Indonesia.
122 122 Kurikulum ini beberapa kali mengalami revisi. KMI
123 123 Dengan ini pembelajaran menuntut guru mampu menciptakan PFM
suasana pembelajaran yang mampu merangsang siswa menjadi lebih
aktif.
124 124 Kemampuan berpikir kritis dan kreatif menjadi tuntutan pendidikan PFM
di Indonesia.
125 125 Kemudian Anderson dan Krathwol merevisi menjadi mengingat PFM
(remember), memahami (understand), menerapkan (apply),
menganalisis (analyze), menilai (evaluate), dan berkreasi (create).
126 126 Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HOTS membuat siswa PFM
mampu menjadi problem solver.
127 127 Pembelajaran berorientasi HOTS dan dikombinasikan dengan student PFM
centered membuat siswa mampu memecahkan masalah dari berbagai
fenomena yang ditemui di sekitarnya.
128 128 Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 juga menerapkan KMK
pembelajaran berbasis teks.
129 129 Pembelajaaran berbasis teks tidak hanya mempelajari teks berbahasa KMPI
tulis namun juga bahasa lisan dan gambar.
130 130 Untuk menyusun sebuah teks prosedur siswa terlebih dahulu harus KMI
memahami bagaimana cara menyusun kalimat yang tepat, jenisjenis
kalimat, dan unsur dalam sebuah kalimat.
131 131 Siswa masih belum terlalu memahami bagaimana meletakkan antara KMI
objek, keterangan, dan pelengkap.
132 132 Hal tersebut membuat siswa kurang aktif dan kreatif dalam PFM
pembelajaran.
133 133 Modul dapat berisi materi, bahan bacaan dan masalah-masalah PFB
mengenai suatu materi.
134 134 Menurut Sukardiyono dalam Pratiwi (2016, p.2) modul merupakan KMK
bahan ajar cetak yang disusun agar dapat dipelajari oleh siswa secara
mandiri tanpa mendapat bimbingan dari guru karena telah disajikan
secara sistematis dan dikembangkan sesuai perkembangan siswa.
135 135 Sebuah modul setidaknya mencakup petunjuk belajar, kompetensi PFM
yang harus dicapai, materi, informasi penunjang, latiahan soal, dan
evaluasi.
136 136 Unsur-unsur yang terdapat dalam modul akan memudahkan siswa KMK
belajar terarah dan mandiri.
137 137 Penerapan project base learning menyediakan pembelajaran KMK
berbasis projek.
138 138 Modul yang dibuat ini bertujuan untuk mempermudah siswa dalam SFBA
belajar mengenai kalimat dan penyusunan kalimat.
139 139 Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran wajib di semua jenjang KMK
pendidikan di Indonesia.
140 140 Muslich (1990, p. 48) dalam Murtiani (2013, p. 15) mengungkapkan KMK
bahwa proses pengulangan atau reduplikasi merupakan peristiwa
pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik
seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak,
baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak.
141 141 Berdasarkan observasi saat melaksanakan kegiatan Praktik KMP
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Grabag, ditemukan K
bahwa peserta didik kelas X tidak memperhatikan reduplikasi dalam
materi pembelajaran teks eksposisi.
142 142 Hal itu membuktikan bahwa bahan ajar tersebut belum memenuhi KMK
kebutuhan kegiatan belajar mengajar karena kurang bervariasi,
monoton, dan minim referensi.
143 143 Kondisi bahan ajar yang kurang memadai akan berdampak negatif PFB
bagi perkembangan akademik peserta didik.
144 144 Para pendidik pada umumnya hanya menyediakan bahan ajar yang KMK
monoton dan cenderung bersifat sekali pakai.
145 145 Akibatnya peserta didik akan merasa bosan mengikuti kegiatan PFM
belajar mengajar, sehingga pembelajaran menjadi tidak efektif dan
efisien.
146 146 Hal ini menjadi menarik untuk diteliti sehingga mampu PFM
menghasilkan bahan ajar alternatif yang tidak monoton.
147 147 Bahan ajar tersebut berbentuk buku ajar yang memuat materi PFB
pembelajaran untuk peserta didik.
148 148 Media cetak meliputi surat kabar atau koran, tabloid, dan majalah KMI
(Sumadiria, 2005, p. 4).
149 149 Pembaca bisa membaca dengan analisis yang tajam, sehingga PFM
pembaca dapat lebih memahami isi informasi yang disampaikan.
150 150 Dari hasil survei tersebut, saat ini media cetak termasuk koran, KMI
majalah, dan tabloid masih memiliki penetrasi sebesar 8% dan dibaca
4,5 juta orang.
151 151 Menurut salah satu juri dari penghargaan tersebut yaitu Nina PFM
Armando, koran Media Indonesia sering memuat tentang isu sosial
dan politik yang penting untuk diketahui masyarakat terutama anak
muda.
152 152 Adanya penghargaan tersebut mengukuhkan posisi Media Indonesia KMK
sebagai media terpercaya dan diminati berbagai kalangan termasuk
anak muda.
153 153 Media Indonesia memuat beberapa laman tema seperti laman PFM
advertorial, kolom pakar, surat pembaca, haji, opini, teknologi,
hiburan, otomotif, wawancara, humaniora, podium, dan weekend.
154 154 Ruslan (2008, p. 64) dalam Sugianto (2017, p. 2) mengungkapkan KMK
bahwa opini merupakan bentuk pernyataan seseorang terhadap
sesuatu hal atau permasalahan.
155 155 Dapat dikatakan juga bahwa opini merupakan tanggapan aktif dalam KMK
suatu rangsangan.
156 156 Laman opini berisi beberapa paragraf yang di dalamnya terdapat PFB
kalimat majemuk.
157 157 Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini berfokus PFB
pada “Kategori dan Makna Reduplikasi pada Kalimat Majemuk
dalam Laman Opini Media Indonesia.
158 158 Karya sastra merupakan hasil curahan hati dari seorang pengarang KMK
tentang apa yang dia rasakan, fikirkan dan apa yang dia lihat
dituangkan dalam bentuk kata-kata/tulisan.
159 159 Tiruan kenyataan itu berarti bisa mengangkat berbagai PFB
tema/permasalahan dalam kehidupan, misalnya permasalahan sosial,
pendidikan, politik, budaya dan masih banyak yang lain.
160 160 Perang merupakan kegiatan pertikaian antar dua atau lebih KMK
kelompok yang saling melakukan gencatan senjata demi memperoleh
apa yang diinginkan.
161 161 Perang di Indonesia (Nusantara) pada masa kerajaan merupakan KMK
perang saudara yang terjadi turun temurun.
162 162 Sebagian besar masyarakat mengetahui tentang perang dari film-film KMI
sejarah atau filmfilm kerajaan.
163 163 Rasa iri tersebut melatarbelakangi mereka melakukan penyerangan KMI
untuk sekedar mendapatkan posisi atau jabatan yang diinginkan.
164 164 Mereka melakukan hal tersebut dengan menghilangkan rasa KMK
persaudaraan yang ada di antara mereka.
165 165 Jadi, perang tersebut berakar dari adanya rasa iri yang timbul dari PFB
salah satu pihak karena merasa tidak adanya keadilan.
166 166 Novel tersebut berjudul Senopati terakhir. PFB
167 167 Perang yang terdapat dalam novel Senopati terakhir karya Setyo PFM
Wardoyo mengandung banyak pelajaran, mulai dari sebab-sebab
terjadinya perang, strategi perang yang digunakan oleh raja-raja Jawa
pada zaman dahulu serta dampak-dampak yang muncul akibat perang
terutama dampak negatif yang sangat merugikan banyak pihak.
168 168 Cerita perang dalam novel tersebut merupakan tiruan dari kenyataan KMK
yang dapat dijadikan pembelajaran.
169 169 Oleh karena itu cerita perang dalam novel Senopati terakhir menarik PFM
dikaji untuk mengetahui realitas perang yang ada dalam novel
Senopati terakhir.
170 170 Praktik perang yang terdapat dalam novel Senopati terakhir berupa PFB
perang gerilya yang dilakukan antara kerajaan yang masih memiliki
ikatan saudara.
171 171 Kadang taktik ini juga mengarah pada taktik mengepung secara PFM
tidak terlihat.
172 172 Cerita dalam novel Senopati terakhir berawal dari masa kejayaan PFB
kerajaan Singosari dibawah pemerintahan Prabu Sri Kertanegara,
pada saat itu datanglah seorang laksamana dari Kekaisaran Mongolia
bernama Meng Khi untuk menyampaikan perintah kaisar Kubilai
Khan agar Singosari mengakui kedaulatan Mongolia dan tunduk di
bawah kekuasannnya.
173 173 Namun raja Singosari pada saat itu menolak dengan cara memotong PFM
daun telinga utusan Mongolia tersebut dan mengusirnya.
174 174 Selang beberapa tahun sejak kejadian tersebut kerajaan bawahan PFM
Singosari yang bernama Gelang-Gelang dengan rajanya Sri
Jayakatwang menyerbu Tumapel, ibu kota Singosari dengan alasan
balas dendam.
175 175 Kejadian ini terus berlanjut hingga akhirnya Raden Wijaya juga PFB
menyerang Kediri dan berdirilah kerajaan Majapahit.
176 176 Setyo Wardoyo menceritakan jalannya perang antar kerajaan- KMK
kerajaan tersebut dengan bahasa yang sederhana dan mudah
dipahami.
177 177 Senopati terakhir merupakan novel fiksi sejarah pertama yang KMK
ditulis oleh Setyo Wardoyo.
178 178 Di samping novel sejarah ini, Setyo Wardoyo juga telah menulis PFM
sebuah buku tentang perjalanan spiritual seorang wanita yang
berjudul Padang Langit Merah Putih.
179 179 Saya menggunakan Novel Senopati terakhir karya Setyo Wardoyo KMK
sebagai sumber penelitian karena cerita realitas perang dalam novel
mengandung banyak nilai-nilai yang bisa diambil sebagai
pembelajaran, terutama dampak negatif atau buruk dari dilakukannya
perang tersebut.
180 180 Berdasarkan uraian, saya bermaksud mengkaji realitas perang yang PFM
terdapat dalam Novel Senopati terakhir untuk menemukan
representasinya dengan teori pendekatan mimesis.
181 181 Nilai moral merupakan salah satu hasil dari penelitian ini dan KMK
merupakan salah satu unsur instrinsik novel.
Lampiran 4 Data Jenis Prefiks meN- dan Ber- serta Kode Data

No No Jenis
Data
Data
1 3 Teks prosedur biasanya berisi langkah-langkah secara lengkap dan PFB
jelas.
2 6 Berdasarkan pengamatan selama melaksanakan program praktik PFB
lapangan kerja (PPL) di SMA N 5 Magelang, bahan materi ajar pada
materi kata kerja imperatif kelas XI pada teks prosedur kurang
bervariasi dan pembelajaran monoton.
3 14 Hasil penelitian ini berupa bahan ajar yang dapat digunakan oleh PFB
guru dalam materi kebahasaan khususnya verba imperatif yang
terdapat pada kalimat tunggal pada teks prosedur kompleks yang
terdapat pada silabus kurikulum 2013 KD 3.2. Menganalisis struktur
dan kebahasaan teks prosedur dan KD 4.2. Mengembangkan teks
prosedur.
4 16 Kebudayaan yang berbeda inilah yang nantinya akan menjadi ciri PFM
khas tersendiri bagi daerah tersebut.
5 17 Setiap kebudayaan mengandung nilai-nilai kebijakan yang positif. PFM
6 19 Kearifan lokal ini dapat berwujud gagasan atau ide, kegiatan PFB
aktivitas dan benda hasil karya.
7 26 Selain karena umur, laki-laki pilihan kakak dan ibu pun mampu PFM
menebus dengan sejumlah gading yang ditentukan ketua adat.
8 27 Novel ini mengandung nilai kearifan lokal yang memberikan PFM
kontribusi positif sehingga novel ini dapat digunakan untuk
pembelajaran siswa, khususnya siswa SMA mengingat nilai budaya
sangat penting bagi generasi muda.
9 29 Hal tersebut juga menjadi permasalahan bangsa yakni merosotnya PFM
ideologi kebangsaan dan revitalisasi nilai-nilai kearifan lokal,
sehingga keadaan ini harus dibangun kembali.
10 30 Selain tuntutan kurikulum, hasil penelitian ini berupa kearifan lokal PFB
yang terdapat dalam unsur budaya sehingga diharapkan dapat
menjadi sarana siswa SMA untuk membentuk dirinya menjadi orang
yang bijak, cerdas, dan membantu peserta didik dalam pembentukan
jiwa yang memiliki kepribadian positif.
11 39 Konjungsi tidak hanya dan tetapi juga menjadi penanda kalimat PFM
mengalami hubungan semantis antarklausa.
12 44 Hubungan semantis antarklausa dalam kalimat majemuk setara PFM
menarik untuk diteliti karena terdapat beberapa jenis hubungan
semantis antarklausa.
13 47 Dalam wujud lisan sumber data bisa berasal dari tuturan asli peneliti PFB
atau tuturan orang lain.
14 57 Selain satuan bahasa tertinggi, wacana juga mengandung unsur PFM
bahasa yang pragmatis.
15 63 Dalam penelitian ini, peneliti mengambil kajian wacana berupa PFM
kohesi leksikal.
16 71 Keluarga yang tak utuh serta kurangnya kasih sayang membawanya PFM
untuk terbang mencari jati dirinya sendiri di dunia malam.
17 72 Melalui novel Nayla, peserta didik dapat mengambil hikmah PFM
pahitnya tokoh Nayla ketika terjun ke dunia malam dan seks bebas.
18 73 Peneliti memilih teks eksposisi karena dalam pembelajaran teks PFM
eksposisi siswa dituntut untuk membuat teks yang memiliki kohesi
antarkalimat sehingga kalimat yang dibuat lebih padu dan mudah
dipahami.
19 76 Oleh karena itu, kondisi psikis dan sosial akan sangat berpengaruh PFB
kepada suatu karya sastra yang tercipta.
20 78 Kondisi psikis serta lingkungan yang dihadapi penulis akan sangat PFB
berpengaruh terhadap cerita yang disuguhkan di dalam novelnya.
21 79 Pengalaman cinta seseorang sering kali menjadi inspirasi untuk PFM
dituangkan ke dalam sebuah karya sastra, termasuk novel.
22 82 Rasa sakit yang teramat ketika dihianati wanita yang sangat PFM
dicintainya membuat dirinya nekat untuk melakukan hal yang belum
pernah dia lakukan sebelumnya.
23 83 Begitu pula dengan seorang pemuda asal Pekalongan, seperti dilansir PFM
TribunJakarta.com, dirinya nekat merekam aksi bunuh dirinya untuk
kemudian video tersebut akan disebarkan kepada sang kekasih yang
telah memutuskan cintanya.
24 86 Novel Arah langkah dan Tapak jejak menarik karena berisi nilai dan PFM
amanat yang mendalam bahwasanya putus cinta bukanlah akhir dari
segalanya.
25 89 Selain itu, Bung juga berkegiatan di alam terbuka. PFB
26 90 Setelah mengelilingi Indonesia, Bung mampu melihat realitas ibu PFM
pertiwi sehingga dirinya menjadi gemar menyisipkan pesan
humanisme dan sosial dalam karya-karyanya yang bertema cinta dan
kehidupan.
27 98 Kisah perjalanan Fiersa Besari tidak hanya berisi perjuangannya PFB
untuk mengaktualisasikan diri dan melupakan rasa sakit hatinya saja,
melainkan juga tentang bertahan hidup dalam kondisi pengembaraan
yang serba terbatas dan hanya bisa mengandalkan koneksi serta
keberuntungan.
28 101 Berdasarkan uraian yang dipaparkan, dwilogi novel Arah langkah PFM
dan Tapak jejak menarik untuk dikaji dengan pendekatan psikologi
sastra.
29 108 Hal tersebut mampu memicu pengarang untuk berbuat sesuatu, PFM
seperti ingin melakukan bentuk aksi, kritikan, ataupun sebuah
langkah untuk meluapkan keadaan emosional pengarang dengan cara
menciptakan karya sastra.
30 109 Sastra membaca fakta yang ada, realitas dalam karya sastra PFM
merupakan ilusi kenyataan dan kesan yang meyakinkan untuk
ditampilkan, tetapi tidak selalu merupakan kenyataan sehari-hari.
31 112 Mengkritik tidak hanya berupa demonstrasi seperti yang sering PFB
disaksikan di media masa seperti koran dan televisi yang dapat
menimbulkan prespektif buruk bahkan mis-communication, bisa juga
melalui karya satra monolog.
32 116 Monolog Mayat Terhormat yang serat akan kritik sosial itu akan PFM
mampu menarik pembaca maupun penonton bila dipentaskan karena
mengandung nilai-nilai moral seperti akhlak, etika, sosial, maupun
susila yang mampu mendukung pembentukan watak dan kepribadian
seseorang.
33 119 Dari sekian banyak naskah monolog, peneliti memilih menganalisis PFM
naskah monolog Mayat Terhormat karya Agus Noor dan Indra
Tranggono.
34 120 Dasar dari penelitian ini berupa latar sosiologis pengarang, struktur PFB
naskah monolog Mayat Terhormat, bentuk-bentuk kritik sosial yang
ada di dalam monolog Mayat Terhormatdengan menggunakan telaah
sosiologi sastra, dan implementasi pembelajarandrama di SMA
khususnya dalam relevansi unsur-unsur intrinsik dan nilai kritik
sosial dengan standar isi, relevansi pembentukan kepribadian dalam
diri peserta didik, dan penerapan nilai-nilai edukatif.
35 123 Dengan ini pembelajaran menuntut guru mampu menciptakan PFM
suasana pembelajaran yang mampu merangsang siswa menjadi lebih
aktif.
36 124 Kemampuan berpikir kritis dan kreatif menjadi tuntutan pendidikan PFM
di Indonesia.
37 125 Kemudian Anderson dan Krathwol merevisi menjadi mengingat PFM
(remember), memahami (understand), menerapkan (apply),
menganalisis (analyze), menilai (evaluate), dan berkreasi (create).
38 126 Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HOTS membuat siswa PFM
mampu menjadi problem solver.
39 127 Pembelajaran berorientasi HOTS dan dikombinasikan dengan student PFM
centered membuat siswa mampu memecahkan masalah dari berbagai
fenomena yang ditemui di sekitarnya.
40 132 Hal tersebut membuat siswa kurang aktif dan kreatif dalam PFM
pembelajaran.
41 133 Modul dapat berisi materi, bahan bacaan dan masalah-masalah PFB
mengenai suatu materi.
42 135 Sebuah modul setidaknya mencakup petunjuk belajar, kompetensi PFM
yang harus dicapai, materi, informasi penunjang, latiahan soal, dan
evaluasi.
43 143 Kondisi bahan ajar yang kurang memadai akan berdampak negatif PFB
bagi perkembangan akademik peserta didik.
44 145 Akibatnya peserta didik akan merasa bosan mengikuti kegiatan PFM
belajar mengajar, sehingga pembelajaran menjadi tidak efektif dan
efisien.
45 146 Hal ini menjadi menarik untuk diteliti sehingga mampu PFM
menghasilkan bahan ajar alternatif yang tidak monoton.
46 147 Bahan ajar tersebut berbentuk buku ajar yang memuat materi PFB
pembelajaran untuk peserta didik.
47 149 Pembaca bisa membaca dengan analisis yang tajam, sehingga PFM
pembaca dapat lebih memahami isi informasi yang disampaikan.
48 151 Menurut salah satu juri dari penghargaan tersebut yaitu Nina PFM
Armando, koran Media Indonesia sering memuat tentang isu sosial
dan politik yang penting untuk diketahui masyarakat terutama anak
muda.
49 153 Media Indonesia memuat beberapa laman tema seperti laman PFM
advertorial, kolom pakar, surat pembaca, haji, opini, teknologi,
hiburan, otomotif, wawancara, humaniora, podium, dan weekend.
50 156 Laman opini berisi beberapa paragraf yang di dalamnya terdapat PFB
kalimat majemuk.
51 157 Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini berfokus PFB
pada “Kategori dan Makna Reduplikasi pada Kalimat Majemuk
dalam Laman Opini Media Indonesia.
52 159 Tiruan kenyataan itu berarti bisa mengangkat berbagai PFB
tema/permasalahan dalam kehidupan, misalnya permasalahan sosial,
pendidikan, politik, budaya dan masih banyak yang lain.
53 165 Jadi, perang tersebut berakar dari adanya rasa iri yang timbul dari PFB
salah satu pihak karena merasa tidak adanya keadilan.
54 166 Novel tersebut berjudul Senopati terakhir. PFB
55 167 Perang yang terdapat dalam novel Senopati terakhir karya Setyo PFM
Wardoyo mengandung banyak pelajaran, mulai dari sebab-sebab
terjadinya perang, strategi perang yang digunakan oleh raja-raja Jawa
pada zaman dahulu serta dampak-dampak yang muncul akibat perang
terutama dampak negatif yang sangat merugikan banyak pihak.
56 169 Oleh karena itu cerita perang dalam novel Senopati terakhir menarik PFM
dikaji untuk mengetahui realitas perang yang ada dalam novel
Senopati terakhir.
57 170 Praktik perang yang terdapat dalam novel Senopati terakhir berupa PFB
perang gerilya yang dilakukan antara kerajaan yang masih memiliki
ikatan saudara.
58 171 Kadang taktik ini juga mengarah pada taktik mengepung secara PFM
tidak terlihat.
59 172 Cerita dalam novel Senopati terakhir berawal dari masa kejayaan PFB
kerajaan Singosari dibawah pemerintahan Prabu Sri Kertanegara,
pada saat itu datanglah seorang laksamana dari Kekaisaran Mongolia
bernama Meng Khi untuk menyampaikan perintah kaisar Kubilai
Khan agar Singosari mengakui kedaulatan Mongolia dan tunduk di
bawah kekuasannnya.
60 173 Namun raja Singosari pada saat itu menolak dengan cara memotong PFM
daun telinga utusan Mongolia tersebut dan mengusirnya.
61 174 Selang beberapa tahun sejak kejadian tersebut kerajaan bawahan PFM
Singosari yang bernama Gelang-Gelang dengan rajanya Sri
Jayakatwang menyerbu Tumapel, ibu kota Singosari dengan alasan
balas dendam.
62 175 Kejadian ini terus berlanjut hingga akhirnya Raden Wijaya juga PFB
menyerang Kediri dan berdirilah kerajaan Majapahit.
63 178 Di samping novel sejarah ini, Setyo Wardoyo juga telah menulis PFM
sebuah buku tentang perjalanan spiritual seorang wanita yang
berjudul Padang Langit Merah Putih.
64 180 Berdasarkan uraian, saya bermaksud mengkaji realitas perang yang PFM
terdapat dalam Novel Senopati terakhir untuk menemukan
representasinya dengan teori pendekatan mimesis.
Lampiran 5 Data Jenis Prefiks meN-

No No
Data
Data
1 16 Kebudayaan yang berbeda inilah yang nantinya akan menjadi ciri khas
tersendiri bagi daerah tersebut.
2 17 Setiap kebudayaan mengandung nilai-nilai kebijakan yang positif.
3 26 Selain karena umur, laki-laki pilihan kakak dan ibu pun mampu menebus
dengan sejumlah gading yang ditentukan ketua adat.
4 27 Novel ini mengandung nilai kearifan lokal yang memberikan kontribusi
positif sehingga novel ini dapat digunakan untuk pembelajaran siswa,
khususnya siswa SMA mengingat nilai budaya sangat penting bagi generasi
muda.
5 29 Hal tersebut juga menjadi permasalahan bangsa yakni merosotnya ideologi
kebangsaan dan revitalisasi nilai-nilai kearifan lokal, sehingga keadaan ini
harus dibangun kembali.
6 39 Konjungsi tidak hanya dan tetapi juga menjadi penanda kalimat mengalami
hubungan semantis antarklausa.
7 44 Hubungan semantis antarklausa dalam kalimat majemuk setara menarik
untuk diteliti karena terdapat beberapa jenis hubungan semantis antarklausa.
8 57 Selain satuan bahasa tertinggi, wacana juga mengandung unsur bahasa yang
pragmatis.
9 63 Dalam penelitian ini, peneliti mengambil kajian wacana berupa kohesi
leksikal.
10 71 Keluarga yang tak utuh serta kurangnya kasih sayang membawanya untuk
terbang mencari jati dirinya sendiri di dunia malam.
11 72 Melalui novel Nayla, peserta didik dapat mengambil hikmah pahitnya tokoh
Nayla ketika terjun ke dunia malam dan seks bebas.
12 73 Peneliti memilih teks eksposisi karena dalam pembelajaran teks eksposisi
siswa dituntut untuk membuat teks yang memiliki kohesi antarkalimat
sehingga kalimat yang dibuat lebih padu dan mudah dipahami.
13 79 Pengalaman cinta seseorang sering kali menjadi inspirasi untuk dituangkan ke
dalam sebuah karya sastra, termasuk novel.
14 82 Rasa sakit yang teramat ketika dihianati wanita yang sangat dicintainya
membuat dirinya nekat untuk melakukan hal yang belum pernah dia lakukan
sebelumnya.
15 83 Begitu pula dengan seorang pemuda asal Pekalongan, seperti dilansir
TribunJakarta.com, dirinya nekat merekam aksi bunuh dirinya untuk
kemudian video tersebut akan disebarkan kepada sang kekasih yang telah
memutuskan cintanya.
16 86 Novel Arah langkah dan Tapak jejak menarik karena berisi nilai dan amanat
yang mendalam bahwasanya putus cinta bukanlah akhir dari segalanya.
17 90 Setelah mengelilingi Indonesia, Bung mampu melihat realitas ibu pertiwi
sehingga dirinya menjadi gemar menyisipkan pesan humanisme dan sosial
dalam karya-karyanya yang bertema cinta dan kehidupan.
18 101 Berdasarkan uraian yang dipaparkan, dwilogi novel Arah langkah dan Tapak
jejak menarik untuk dikaji dengan pendekatan psikologi sastra.
19 108 Hal tersebut mampu memicu pengarang untuk berbuat sesuatu, seperti ingin
melakukan bentuk aksi, kritikan, ataupun sebuah langkah untuk meluapkan
keadaan emosional pengarang dengan cara menciptakan karya sastra.
20 109 Sastra membaca fakta yang ada, realitas dalam karya sastra merupakan ilusi
kenyataan dan kesan yang meyakinkan untuk ditampilkan, tetapi tidak selalu
merupakan kenyataan sehari-hari.
21 116 Monolog Mayat Terhormat yang serat akan kritik sosial itu akan mampu
menarik pembaca maupun penonton bila dipentaskan karena mengandung
nilai-nilai moral seperti akhlak, etika, sosial, maupun susila yang mampu
mendukung pembentukan watak dan kepribadian seseorang.
22 119 Dari sekian banyak naskah monolog, peneliti memilih menganalisis naskah
monolog Mayat Terhormat karya Agus Noor dan Indra Tranggono.
23 123 Dengan ini pembelajaran menuntut guru mampu menciptakan suasana
pembelajaran yang mampu merangsang siswa menjadi lebih aktif.
24 124 Kemampuan berpikir kritis dan kreatif menjadi tuntutan pendidikan di
Indonesia.
25 125 Kemudian Anderson dan Krathwol merevisi menjadi mengingat (remember),
memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), menilai
(evaluate), dan berkreasi (create).
26 126 Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HOTS membuat siswa mampu
menjadi problem solver.
27 127 Pembelajaran berorientasi HOTS dan dikombinasikan dengan student centered
membuat siswa mampu memecahkan masalah dari berbagai fenomena yang
ditemui di sekitarnya.
28 132 Hal tersebut membuat siswa kurang aktif dan kreatif dalam pembelajaran.
29 135 Sebuah modul setidaknya mencakup petunjuk belajar, kompetensi yang harus
dicapai, materi, informasi penunjang, latiahan soal, dan evaluasi.
30 145 Akibatnya peserta didik akan merasa bosan mengikuti kegiatan belajar
mengajar, sehingga pembelajaran menjadi tidak efektif dan efisien.
31 146 Hal ini menjadi menarik untuk diteliti sehingga mampu menghasilkan bahan
ajar alternatif yang tidak monoton.
32 149 Pembaca bisa membaca dengan analisis yang tajam, sehingga pembaca dapat
lebih memahami isi informasi yang disampaikan.
33 151 Menurut salah satu juri dari penghargaan tersebut yaitu Nina Armando, koran
Media Indonesia sering memuat tentang isu sosial dan politik yang penting
untuk diketahui masyarakat terutama anak muda.
34 153 Media Indonesia memuat beberapa laman tema seperti laman advertorial,
kolom pakar, surat pembaca, haji, opini, teknologi, hiburan, otomotif,
wawancara, humaniora, podium, dan weekend.
35 167 Perang yang terdapat dalam novel Senopati terakhir karya Setyo Wardoyo
mengandung banyak pelajaran, mulai dari sebab-sebab terjadinya perang,
strategi perang yang digunakan oleh raja-raja Jawa pada zaman dahulu serta
dampak-dampak yang muncul akibat perang terutama dampak negatif yang
sangat merugikan banyak pihak.
36 169 Oleh karena itu cerita perang dalam novel Senopati terakhir menarik dikaji
untuk mengetahui realitas perang yang ada dalam novel Senopati terakhir.
37 171 Kadang taktik ini juga mengarah pada taktik mengepung secara tidak terlihat.
38 173 Namun raja Singosari pada saat itu menolak dengan cara memotong daun
telinga utusan Mongolia tersebut dan mengusirnya.
39 174 Selang beberapa tahun sejak kejadian tersebut kerajaan bawahan Singosari
yang bernama Gelang-Gelang dengan rajanya Sri Jayakatwang menyerbu
Tumapel, ibu kota Singosari dengan alasan balas dendam.
40 178 Di samping novel sejarah ini, Setyo Wardoyo juga telah menulis sebuah buku
tentang perjalanan spiritual seorang wanita yang berjudul Padang Langit
Merah Putih.
41 180 Berdasarkan uraian, saya bermaksud mengkaji realitas perang yang terdapat
dalam Novel Senopati terakhir untuk menemukan representasinya dengan
teori pendekatan mimesis.
Lampiran 6 Data Jenis Prefiks Ber-

No No
Data
Data
1 3 Teks prosedur biasanya berisi langkah-langkah secara lengkap dan jelas.
2 6 Berdasarkan pengamatan selama melaksanakan program praktik lapangan
kerja (PPL) di SMA N 5 Magelang, bahan materi ajar pada materi kata kerja
imperatif kelas XI pada teks prosedur kurang bervariasi dan pembelajaran
monoton.
3 14 Hasil penelitian ini berupa bahan ajar yang dapat digunakan oleh guru dalam
materi kebahasaan khususnya verba imperatif yang terdapat pada kalimat
tunggal pada teks prosedur kompleks yang terdapat pada silabus kurikulum
2013 KD 3.2. Menganalisis struktur dan kebahasaan teks prosedur dan KD
4.2. Mengembangkan teks prosedur.
4 19 Kearifan lokal ini dapat berwujud gagasan atau ide, kegiatan aktivitas dan
benda hasil karya.
5 30 Selain tuntutan kurikulum, hasil penelitian ini berupa kearifan lokal yang
terdapat dalam unsur budaya sehingga diharapkan dapat menjadi sarana siswa
SMA untuk membentuk dirinya menjadi orang yang bijak, cerdas, dan
membantu peserta didik dalam pembentukan jiwa yang memiliki kepribadian
positif.
6 47 Dalam wujud lisan sumber data bisa berasal dari tuturan asli peneliti atau
tuturan orang lain.
7 76 Oleh karena itu, kondisi psikis dan sosial akan sangat berpengaruh kepada
suatu karya sastra yang tercipta.
8 78 Kondisi psikis serta lingkungan yang dihadapi penulis akan sangat
berpengaruh terhadap cerita yang disuguhkan di dalam novelnya.
9 89 Selain itu, Bung juga berkegiatan di alam terbuka.
10 98 Kisah perjalanan Fiersa Besari tidak hanya berisi perjuangannya untuk
mengaktualisasikan diri dan melupakan rasa sakit hatinya saja, melainkan juga
tentang bertahan hidup dalam kondisi pengembaraan yang serba terbatas dan
hanya bisa mengandalkan koneksi serta keberuntungan.
11 112 Mengkritik tidak hanya berupa demonstrasi seperti yang sering disaksikan di
media masa seperti koran dan televisi yang dapat menimbulkan prespektif
buruk bahkan mis-communication, bisa juga melalui karya satra monolog.
12 120 Dasar dari penelitian ini berupa latar sosiologis pengarang, struktur naskah
monolog Mayat Terhormat, bentuk-bentuk kritik sosial yang ada di dalam
monolog Mayat Terhormatdengan menggunakan telaah sosiologi sastra, dan
implementasi pembelajarandrama di SMA khususnya dalam relevansi unsur-
unsur intrinsik dan nilai kritik sosial dengan standar isi, relevansi
pembentukan kepribadian dalam diri peserta didik, dan penerapan nilai-nilai
edukatif.
13 133 Modul dapat berisi materi, bahan bacaan dan masalah-masalah mengenai
suatu materi.
14 143 Kondisi bahan ajar yang kurang memadai akan berdampak negatif bagi
perkembangan akademik peserta didik.
15 147 Bahan ajar tersebut berbentuk buku ajar yang memuat materi pembelajaran
untuk peserta didik.
16 156 Laman opini berisi beberapa paragraf yang di dalamnya terdapat kalimat
majemuk.
17 157 Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini berfokus pada
“Kategori dan Makna Reduplikasi pada Kalimat Majemuk dalam Laman
Opini Media Indonesia.
18 159 Tiruan kenyataan itu berarti bisa mengangkat berbagai tema/permasalahan
dalam kehidupan, misalnya permasalahan sosial, pendidikan, politik, budaya
dan masih banyak yang lain.
19 165 Jadi, perang tersebut berakar dari adanya rasa iri yang timbul dari salah satu
pihak karena merasa tidak adanya keadilan.
20 166 Novel tersebut berjudul Senopati terakhir.
21 170 Praktik perang yang terdapat dalam novel Senopati terakhir berupa perang
gerilya yang dilakukan antara kerajaan yang masih memiliki ikatan saudara.
22 172 Cerita dalam novel Senopati terakhir berawal dari masa kejayaan kerajaan
Singosari dibawah pemerintahan Prabu Sri Kertanegara, pada saat itu
datanglah seorang laksamana dari Kekaisaran Mongolia bernama Meng Khi
untuk menyampaikan perintah kaisar Kubilai Khan agar Singosari mengakui
kedaulatan Mongolia dan tunduk di bawah kekuasannnya.
23 175 Kejadian ini terus berlanjut hingga akhirnya Raden Wijaya juga menyerang
Kediri dan berdirilah kerajaan Majapahit.
Lampiran 7 Data Jenis Konfiks MeN- -kan, MeN- -i, Memper- -kan,
Memper- -i, Ber- -an, dan Ber- -kan serta Kode Data

No No Jenis
Data
Data
1 1 Pada kurikulum 2013 siswa harus mempelajari 15 jenis teks KMPI
termasuk jenis teks prosedur secara sistematis, baik lisan ataupun
tulisan, yakni sembilan langkah sistematis, dimulai dengan
memahami sampai mengonversi.
2 2 Ketika membuat teks prosedur, siswa harus memahami berdasarkan KMI
struktur dan kaidahnya.
3 4 Teks prosedur merupakan materi ajar yang digunakan sebagai bahan KMK
pembelajaran kurikulum 2013.
4 7 Untuk mempelajari bentuk dan makna verba imperatif, siswa dapat KMPI
mempelajari dari berbagai sumber.
5 8 Blog merupakan salah satu bentuk laman yang berupa baik itu KMK
tulisan, gambar atau video yang dimuat secara daring.
6 10 Pemilihan Blog Resepkoki sebagai sumber data penelitian KBK
berdasarkan beberapa pertimbangan dan aspek.
7 11 Kedua, Struktur teks pada Blog Resepkoki sudah memenuhi syarat KMI
untuk dijadikan teks prosedur kompleks.
8 12 Selain itu, penggunaan Blog Resepkoki dapat memberikan bahan KMK
materi ajar yang bervariasi.
9 13 Siswa tidak hanya memahami melalui buku teks atau media cetak, KMI
tetapi juga media elektronik termasuk internet.
10 15 Indonesia memiliki keberagaman budaya. KMI
11 18 Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya yang berkembang di KMK
masyarakat.
12 20 Memahami sebuah kearifan lokal suatu daerah, kita harus KMI
mengetahui secara mendalam mengenai kebudayaan yang
berkembang di dalam masyarakat tersebut.
13 21 Karya sastra novel merupakan bentuk imajinatif pengarang tentang KMK
suatu realitas permasalahan sosial yang bersumber dari kehidupan
masyarakat setempat.
14 22 Penciptaan karya sastra melibatkan semua aspek kehidupan sehingga KMK
karya sastra berkembang mengikuti kebudayaan yang ada.
15 23 Karya sastra, khususnya novel pada hakikatnya merupakan sebuah KMK
tiruan kehidupan sehingga penciptaan karya sastra ini tidak lepas dari
pengaruh fenomena-fenomena masyarakat yang begitu kompleks.
16 24 Fenomena tersebut melibatkan manusia beserta karakter, budaya, KMK
dan bahasa.
17 25 J.S Maulana merupakan salah satu sastrawan dari Adonara (Flores, KMK
Nusa Tenggara Timur) yang telah berhasil menciptakan berbagai
karya.
18 28 Padahal kebudayaan tersebut bukan merupakan budaya bangsa KMK
Indonesia.
19 31 Verba menyerahkan merupakan kata turunan dari bentuk dasar KMK
serah ‘menyerah’ yang mendapat imbuhan meN-/-kan.
20 32 Konstituen menyerahkan dalam kutipan kalimat Bupati Banjar KMK
menyerahkan bantuan kepada korban banjir merupakan verba
transitif.
21 33 Konstituen menyerahkan menduduki fungsi predikat (P), konstituen KMI
Bupati Banjar menduduki fungsi subjek (S), dan konstituen bantuan
sebagai objek (O).
22 34 Sementara konstituen kepada korban banjir menduduki fungsi KMI
keterangan (Ket) yang boleh ada ataupun lesap dalam kalimat karena
tidak akan mengubah makna kalimat.
23 35 Verba berafiks meN-(D)Ø/-i/-kan merupakan inti-kalimat dan pusat- KMK
kalimat.
24 36 Penelitian ketransitifan verba berafiks meN-(D)Ø/-i/-kan yang KMK
menduduki fungsi predikat ini menggunakan sumber data Novel
“Bidadari Bermata Bening”.
25 37 Klausa pertama menjelaskan topik yang dibahas pada kalimat itu KMK
dan klausa kedua menjelaskan lebih lanjut topik yang dibahas pada
klausa pertama.
26 38 Hubungan semantis antarklausa memiliki banyak jenisnya sesuai KMI
dengan konjungsi yang digunakan pada kalimat.
27 40 Kata tidak hanya yang terdapat pada klausa pertama dan tetapi juga KMK
pada klausa kedua menjadikan kalimat mengalami hubungan
semantis perlawanan yang menyatakan penguatan.
28 41 Hubungan semantis yang menggabungkan klausa pertama dan klausa KMK
kedua menjadikan kalimat berterima.
29 42 Perbedaan konjungsi pada kalimat majemuk menjadikan arti yang KMK
berbeda pula maknanya meskipun dengan klausa yang sama.
30 43 Hal tersebut menandakan adanya pemilihan diantara dua klausa KMK
yang menjadikan konjungsi atau merupakan konjungsi yang
mengandung hubungan pemilihan.
31 45 Adanya berbagai klasifikasi hubungan semantis antarklausa KMK
menjadikan ciri-ciri yang beragam.
32 46 Penelitian tentang hubungan semantis antarklausa dapat KMK
menggunakan sumber data dengan wujud lisan dan tulisan.
33 48 Keberagaman daerah menjadikan Indonesia memiliki bermacam- KMK
macam surat kabar.
34 49 Penelitian ini menggunakan media cetak untuk digunakan sebagai KMK
sumber data.
35 50 Adanya konjungsi setara menjadikan kalimat majemuk mengalami KMK
hubungan semantis antarklausa.
36 51 Pembelajaran bahasa Indonesia SMA, siswa mempelajari jenis-jenis KMPI
kalimat.
37 52 Hal ini menjadikan penelitian ini dapat dijadikan sebagai materi ajar KMK
bagi siswa untuk menambah pengetahuan.
38 53 Penelitian ini menentukan hubungan semantis antarklausa pada KMK
ragam tulis yang bersumber pada tajuk rencana.
39 54 Dalam berinteraksi, manusia membutuhkan alat komunikasi yaitu KMK
bahasa.
40 55 Agar mudah dipahami, bahasa harus memperhatikan kaidah KMP
kebahasaan. K
41 56 Kajian wacana merupakan salah satu studi linguistik yang memiliki KMK
kompleksitas tinggi.
42 58 Kajian wacana secara internal meliputi kohesi antarkalimat, aspek KMI
sintaksis, dan kebahasaan.
43 59 Kajian wacana secara eksternal meliputi kajian psikologi, sosial, KMI
ekonomi, antropologi, lingkungan, dan hubungan interdisipliner yang
lain (Mulyana, 2005, p. 2).
44 60 Adanya kohesi dan koherensi menyebabkan kalimat-kalimat dalam KMK
wacana membentuk kesatuan makna (Alwi, 2010, p. 41).
45 61 Dalam buku yang berjudul Kajian Wacana, Mulyana (2005, p.26) KMK
menyebutkan bahwa Halliday telah mengklasifikasikan kohesi ke
dalam dua kelompok, yakni kohesi gramatikal dan leksikal.
46 62 Kohesi gramatikal meliputi referensi, subtitusi, elipsis, dan KMI
konjungsi, sedangkan kohesi leksikal meliputi sinonim, antonim,
ekuivalensi, repetisi, dan kolokasi.
47 64 Untuk itu, peneliti memiliki tujuan untuk mencoba menambah KMI
pengetahuan dan kemampuan kebahasaan peserta didik dalam
menulis teks.
48 65 Novel Nayla merupakan salah satu karya sastra karya Djenar Maesa KMK
Ayu yang diterbitkan oleh PT Gramedia Utama pada tahun 2012.
49 66 Novel ini memiliki keunikan dalam alur ceritanya. KMI
50 67 Namun, di halaman 18, penulis kembali menceritakan kisah Nayla KMK
pada saat berada di rumah binaan.
51 68 Selain dua paragraf tersebut, pada halaman berikutnya Djenar Maesa KMK
Ayu kembali menceritakan kisah Nayla pada saat masih tinggal
bersama ayahnya.
52 69 Meskipun memiliki alur yang rumit, novel ini memiliki kohesi yang KMI
membantu pembaca dalam memahami novel.
53 70 Novel Nayla ini menceritakan seorang gadis bernama Nayla yang KMK
memiliki kehidupan berbeda dengan gadis-gadis sebayanya.
54 74 Oleh karenanya peneliti ingin memberikan kontribusi pemahaman KMK
bagi peserta didik untuk menambah pengetahuan kebahasaan dan
kemampuan menulis peserta didik.
55 75 Karya sastra merupakan representasi pikiran dan gagasan dari KMK
pengarang yang ingin disampaikan kepada penikmatnya.
56 77 Melalui novel, penulis sejatinya tengah menyampaikan nilai-nilai KMK
dan amanat dengan media kata demi kata yang tersusun hingga
membentuk alur cerita.
57 80 Novel merupakan salah satu karya sastra yang memiliki banyak KMK
peminat, terutama novel-novel populer sering kali diminati oleh anak
muda seperti usia SMA.
58 81 Kedua novel ini merupakan jurnal perjalanan Fiersa ketika KMK
menjelajahi tanah air demi menjauhkan diri dari kota asalnya,
Bandung, yang membuatnya terus dihantui kekecewaan pasca
mengalami putus cinta.
59 84 Meski tak dapat dipungkiri bahwa bumbu-bumbu asmara KMK
merupakan hal yang tidak dapat dihindari dalam diri manusia.
60 85 Pengendalian jiwa yang baik akan menghindarkan seseorang dari KMK
perbuatan yang tak perlu dilakukan atas dasar cinta.
61 87 Putus cinta justru merupakan awal dari kehidupan baru yang bisa KMK
jadi lebih baik apabila kita mampu mengambil hikmah dari apa yang
sudah terjadi.
62 88 Fiersa Besari atau yang akrab disapa “Bung” merupakan pria KMK
kelahiran Bandung, 3 Maret 1984 yang memulai kariernya sebagai
musikus sebelum akhirnya jatuh cinta pada dunia tulis menulis.
63 91 Arah langkah dan Tapak jejak merupakan novel kelima dan KMK
keenamnya.
64 92 Kedua novel ini merupakan sekuel yang berisi rekam jejak KMK
perjalannya ketika menjelajahi Indonesia.
65 93 Arah langkah merupakan novel Fiersa Besari yang terbit pada tahun KMK
2018 dengan ketebalan 300 halaman oleh penerbit Mediakita.
66 94 Pada novel ini, Bung juga menyisipkan kepingan kepingan ingatan KMK
yang menjelaskan sosok Mia, wanita yang dicintainya sekaligus
mematahkan hatinya hingga ia berambisi menjauh dari kota Bandung
yang menyimpan kenangan dirinya dengan Mia.
67 95 Tapak jejak merupakan kelanjutan dari novel Arah langkah yang KMK
juga diterbitkan oleh Mediakita pada 2019 dengan tebal 312 halaman.
68 96 Pada sekuel ini, Bung menceritakan dirinya yang harus melanjutkan KMK
pengembaraan tanpa kedua sahabatnya yang telah lebih dulu
menghentikan langkah dan kembali ke Bandung.
69 97 Kedua novel tersebut, yakni Arah langkah dan Tapak jejak KMK
merupakan novel yang menarik karena penggambaran sosok Fiersa
yang mampu mengaktualisasikan dirinya dari keterpurukan cinta
yang dialami.
70 99 Meski beberapa kali terpaksa berdamai dengan keadaan yang tidak KMI
mudah, tetapi dari situlah Fiersa Besari mampu memahami nilai-
nilai kehidupan.
71 100 Pada akhirnya, dirinya menyadari bahwa sejauh apapun ia KMI
melangkah, rumah adalah tempat langkahnya akan kembali sebagai
dirinya yang lebih baik lagi.
72 102 Teori ini mengungkapkan bahwa manusia sebagai makhluk yang KMK
bebas akan senantiasa berupaya untuk memenuhi lima hirerarki
kebutuhan yang meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa
aman dan stabilitas, kebutuhan akan cinta dan memiliki, kebutuhan
akan penghargaan, serta kebutuhan aktualisasi diri.
73 103 Fiersa Besari yang pada awalnya mengembara karena kehilangan KMI
kebutuhan akan cintanya tetapi pada akhirnya ia bisa memenuhi
seluruh hirerarki kebutuhan bahkan mampu mengaktualisasi dirinya.
74 104 Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak lepas dari hidup KMK
berdampingan dengan orang lain.
75 105 Dalam perjalanan kehidupan sosial, manusia juga tidak dapat KMI
menghindari permasalahan sosial yang pasti akan ditemui dalam
kehidupannya.
76 106 Menanggapi keadaan tersebut masyarakat mampu menyampaikan KMK
permasalahan melalui kritikan.
77 107 Karya sastra merupakan hasil perpaduan antara isi hati dan keadaan KMK
lingkungan pengarang.
78 110 Monolog merupakan bentuk karya sastra yang berjenis drama. KMK
79 111 Drama merupakan bentuk dari prosa yang mampu menggambarkan KMK
sebuah kehidupan atau watak melalui tingkah laku.
80 113 Siwi memiliki penggambaran tokoh dualisme sehingga ada dua KMI
substansi, napi dan penjaga kuburan.
81 114 Penggambaran tokoh tersebut menjadikan ada dua setting dalam KMK
penggarapan monolog Mayat Terhormat, yaitu jeruji besi (penjara)
dan pemakaman.
82 115 Tokoh Siwi mampu memerankan dirinnya-sendiri bahkan karakter KMK
dan tokoh lain seperti menjadi Marsinah, mahasiswa dan orang yang
berkuasa.
83 117 Konflik dalam monolog tersebut juga akan menyadarkan KMK
masyarakat akan kejahatan berupa kekerasan fisik, perampasan
HAM, dan kejahatan sosial lainnya, karena pengarang bukan hanya
sebagai pencerita tetapi bisa juga sebagai orang yang mengalami
terjadinya peristiwa tersebut atau sebagai pemerang kejahatan sosial.
84 118 Bentuk-bentuk kritik dalam monolog tersebut bersentuhan dengan KBA
kepribadian manusia, sehingga sangat tepat jika dikaji menggunakan
telaah sosiologi sastra.
85 121 Sistem pendidikan nasional menerapkan Kurikulum 2013 yang saat KMK
ini digunakan dalam pembelajaran di Indonesia.
86 122 Kurikulum ini beberapa kali mengalami revisi. KMI
87 128 Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 juga menerapkan KMK
pembelajaran berbasis teks.
88 129 Pembelajaaran berbasis teks tidak hanya mempelajari teks berbahasa KMPI
tulis namun juga bahasa lisan dan gambar.
89 130 Untuk menyusun sebuah teks prosedur siswa terlebih dahulu harus KMI
memahami bagaimana cara menyusun kalimat yang tepat, jenisjenis
kalimat, dan unsur dalam sebuah kalimat.
90 131 Siswa masih belum terlalu memahami bagaimana meletakkan antara KMI
objek, keterangan, dan pelengkap.
91 134 Menurut Sukardiyono dalam Pratiwi (2016, p.2) modul merupakan KMK
bahan ajar cetak yang disusun agar dapat dipelajari oleh siswa secara
mandiri tanpa mendapat bimbingan dari guru karena telah disajikan
secara sistematis dan dikembangkan sesuai perkembangan siswa.
92 136 Unsur-unsur yang terdapat dalam modul akan memudahkan siswa KMK
belajar terarah dan mandiri.
93 137 Penerapan project base learning menyediakan pembelajaran KMK
berbasis projek.
94 139 Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran wajib di semua jenjang KMK
pendidikan di Indonesia.
95 140 Muslich (1990, p. 48) dalam Murtiani (2013, p. 15) mengungkapkan KMK
bahwa proses pengulangan atau reduplikasi merupakan peristiwa
pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik
seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak,
baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak.
96 141 Berdasarkan observasi saat melaksanakan kegiatan Praktik KMP
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Grabag, ditemukan K
bahwa peserta didik kelas X tidak memperhatikan reduplikasi dalam
materi pembelajaran teks eksposisi.
97 142 Hal itu membuktikan bahwa bahan ajar tersebut belum memenuhi KMK
kebutuhan kegiatan belajar mengajar karena kurang bervariasi,
monoton, dan minim referensi.
98 144 Para pendidik pada umumnya hanya menyediakan bahan ajar yang KMK
monoton dan cenderung bersifat sekali pakai.
99 148 Media cetak meliputi surat kabar atau koran, tabloid, dan majalah KMI
(Sumadiria, 2005, p. 4).
100 150 Dari hasil survei tersebut, saat ini media cetak termasuk koran, KMI
majalah, dan tabloid masih memiliki penetrasi sebesar 8% dan dibaca
4,5 juta orang.
101 152 Adanya penghargaan tersebut mengukuhkan posisi Media Indonesia KMK
sebagai media terpercaya dan diminati berbagai kalangan termasuk
anak muda.
102 154 Ruslan (2008, p. 64) dalam Sugianto (2017, p. 2) mengungkapkan KMK
bahwa opini merupakan bentuk pernyataan seseorang terhadap
sesuatu hal atau permasalahan.
103 155 Dapat dikatakan juga bahwa opini merupakan tanggapan aktif dalam KMK
suatu rangsangan.
104 158 Karya sastra merupakan hasil curahan hati dari seorang pengarang KMK
tentang apa yang dia rasakan, fikirkan dan apa yang dia lihat
dituangkan dalam bentuk kata-kata/tulisan.
105 160 Perang merupakan kegiatan pertikaian antar dua atau lebih KMK
kelompok yang saling melakukan gencatan senjata demi memperoleh
apa yang diinginkan.
106 161 Perang di Indonesia (Nusantara) pada masa kerajaan merupakan KMK
perang saudara yang terjadi turun temurun.
107 162 Sebagian besar masyarakat mengetahui tentang perang dari film-film KMI
sejarah atau filmfilm kerajaan.
108 163 Rasa iri tersebut melatarbelakangi mereka melakukan penyerangan KMI
untuk sekedar mendapatkan posisi atau jabatan yang diinginkan.
109 164 Mereka melakukan hal tersebut dengan menghilangkan rasa KMK
persaudaraan yang ada di antara mereka.
110 168 Cerita perang dalam novel tersebut merupakan tiruan dari kenyataan KMK
yang dapat dijadikan pembelajaran.
111 176 Setyo Wardoyo menceritakan jalannya perang antar kerajaan- KMK
kerajaan tersebut dengan bahasa yang sederhana dan mudah
dipahami.
112 177 Senopati terakhir merupakan novel fiksi sejarah pertama yang KMK
ditulis oleh Setyo Wardoyo.
113 179 Saya menggunakan Novel Senopati terakhir karya Setyo Wardoyo KMK
sebagai sumber penelitian karena cerita realitas perang dalam novel
mengandung banyak nilai-nilai yang bisa diambil sebagai
pembelajaran, terutama dampak negatif atau buruk dari dilakukannya
perang tersebut.
114 181 Nilai moral merupakan salah satu hasil dari penelitian ini dan KMK
merupakan salah satu unsur instrinsik novel.
Lampiran 8 Data Jenis Konfiks MeN- -kan

No No
Data
Data
1 4 Teks prosedur merupakan materi ajar yang digunakan sebagai bahan
pembelajaran kurikulum 2013.
2 8 Blog merupakan salah satu bentuk laman yang berupa baik itu tulisan,
gambar atau video yang dimuat secara daring.
3 12 Selain itu, penggunaan Blog Resepkoki dapat memberikan bahan materi ajar
yang bervariasi.
4 18 Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya yang berkembang di
masyarakat.
5 21 Karya sastra novel merupakan bentuk imajinatif pengarang tentang suatu
realitas permasalahan sosial yang bersumber dari kehidupan masyarakat
setempat.
6 22 Penciptaan karya sastra melibatkan semua aspek kehidupan sehingga karya
sastra berkembang mengikuti kebudayaan yang ada.
7 23 Karya sastra, khususnya novel pada hakikatnya merupakan sebuah tiruan
kehidupan sehingga penciptaan karya sastra ini tidak lepas dari pengaruh
fenomena-fenomena masyarakat yang begitu kompleks.
8 24 Fenomena tersebut melibatkan manusia beserta karakter, budaya, dan bahasa.
9 25 J.S Maulana merupakan salah satu sastrawan dari Adonara (Flores, Nusa
Tenggara Timur) yang telah berhasil menciptakan berbagai karya.
10 28 Padahal kebudayaan tersebut bukan merupakan budaya bangsa Indonesia.
11 31 Verba menyerahkan merupakan kata turunan dari bentuk dasar serah
‘menyerah’ yang mendapat imbuhan meN-/-kan.
12 32 Konstituen menyerahkan dalam kutipan kalimat Bupati Banjar menyerahkan
bantuan kepada korban banjir merupakan verba transitif.
13 35 Verba berafiks meN-(D)Ø/-i/-kan merupakan inti-kalimat dan pusat-kalimat.
14 36 Penelitian ketransitifan verba berafiks meN-(D)Ø/-i/-kan yang menduduki
fungsi predikat ini menggunakan sumber data Novel “Bidadari Bermata
Bening”.
15 37 Klausa pertama menjelaskan topik yang dibahas pada kalimat itu dan klausa
kedua menjelaskan lebih lanjut topik yang dibahas pada klausa pertama.
16 40 Kata tidak hanya yang terdapat pada klausa pertama dan tetapi juga pada
klausa kedua menjadikan kalimat mengalami hubungan semantis perlawanan
yang menyatakan penguatan.
17 41 Hubungan semantis yang menggabungkan klausa pertama dan klausa kedua
menjadikan kalimat berterima.
18 42 Perbedaan konjungsi pada kalimat majemuk menjadikan arti yang berbeda
pula maknanya meskipun dengan klausa yang sama.
19 43 Hal tersebut menandakan adanya pemilihan diantara dua klausa yang
menjadikan konjungsi atau merupakan konjungsi yang mengandung hubungan
pemilihan.
20 45 Adanya berbagai klasifikasi hubungan semantis antarklausa menjadikan ciri-
ciri yang beragam.
21 46 Penelitian tentang hubungan semantis antarklausa dapat menggunakan
sumber data dengan wujud lisan dan tulisan.
22 48 Keberagaman daerah menjadikan Indonesia memiliki bermacam-macam
surat kabar.
23 49 Penelitian ini menggunakan media cetak untuk digunakan sebagai sumber
data.
24 50 Adanya konjungsi setara menjadikan kalimat majemuk mengalami hubungan
semantis antarklausa.
25 52 Hal ini menjadikan penelitian ini dapat dijadikan sebagai materi ajar bagi
siswa untuk menambah pengetahuan.
26 53 Penelitian ini menentukan hubungan semantis antarklausa pada ragam tulis
yang bersumber pada tajuk rencana.
27 54 Dalam berinteraksi, manusia membutuhkan alat komunikasi yaitu bahasa.
28 56 Kajian wacana merupakan salah satu studi linguistik yang memiliki
kompleksitas tinggi.
29 60 Adanya kohesi dan koherensi menyebabkan kalimat-kalimat dalam wacana
membentuk kesatuan makna (Alwi, 2010, p. 41).
30 61 Dalam buku yang berjudul Kajian Wacana, Mulyana (2005, p.26)
menyebutkan bahwa Halliday telah mengklasifikasikan kohesi ke dalam dua
kelompok, yakni kohesi gramatikal dan leksikal.
31 65 Novel Nayla merupakan salah satu karya sastra karya Djenar Maesa Ayu
yang diterbitkan oleh PT Gramedia Utama pada tahun 2012.
32 67 Namun, di halaman 18, penulis kembali menceritakan kisah Nayla pada saat
berada di rumah binaan.
33 68 Selain dua paragraf tersebut, pada halaman berikutnya Djenar Maesa Ayu
kembali menceritakan kisah Nayla pada saat masih tinggal bersama ayahnya.
34 70 Novel Nayla ini menceritakan seorang gadis bernama Nayla yang memiliki
kehidupan berbeda dengan gadis-gadis sebayanya.
35 74 Oleh karenanya peneliti ingin memberikan kontribusi pemahaman bagi
peserta didik untuk menambah pengetahuan kebahasaan dan kemampuan
menulis peserta didik.
36 75 Karya sastra merupakan representasi pikiran dan gagasan dari pengarang
yang ingin disampaikan kepada penikmatnya.
37 77 Melalui novel, penulis sejatinya tengah menyampaikan nilai-nilai dan amanat
dengan media kata demi kata yang tersusun hingga membentuk alur cerita.
38 80 Novel merupakan salah satu karya sastra yang memiliki banyak peminat,
terutama novel-novel populer sering kali diminati oleh anak muda seperti usia
SMA.
39 81 Kedua novel ini merupakan jurnal perjalanan Fiersa ketika menjelajahi tanah
air demi menjauhkan diri dari kota asalnya, Bandung, yang membuatnya terus
dihantui kekecewaan pasca mengalami putus cinta.
40 84 Meski tak dapat dipungkiri bahwa bumbu-bumbu asmara merupakan hal
yang tidak dapat dihindari dalam diri manusia.
41 85 Pengendalian jiwa yang baik akan menghindarkan seseorang dari perbuatan
yang tak perlu dilakukan atas dasar cinta.
42 87 Putus cinta justru merupakan awal dari kehidupan baru yang bisa jadi lebih
baik apabila kita mampu mengambil hikmah dari apa yang sudah terjadi.
43 88 Fiersa Besari atau yang akrab disapa “Bung” merupakan pria kelahiran
Bandung, 3 Maret 1984 yang memulai kariernya sebagai musikus sebelum
akhirnya jatuh cinta pada dunia tulis menulis.
44 91 Arah langkah dan Tapak jejak merupakan novel kelima dan keenamnya.
45 92 Kedua novel ini merupakan sekuel yang berisi rekam jejak perjalannya
ketika menjelajahi Indonesia.
46 93 Arah langkah merupakan novel Fiersa Besari yang terbit pada tahun 2018
dengan ketebalan 300 halaman oleh penerbit Mediakita.
47 94 Pada novel ini, Bung juga menyisipkan kepingan kepingan ingatan yang
menjelaskan sosok Mia, wanita yang dicintainya sekaligus mematahkan
hatinya hingga ia berambisi menjauh dari kota Bandung yang menyimpan
kenangan dirinya dengan Mia.
48 95 Tapak jejak merupakan kelanjutan dari novel Arah langkah yang juga
diterbitkan oleh Mediakita pada 2019 dengan tebal 312 halaman.
49 96 Pada sekuel ini, Bung menceritakan dirinya yang harus melanjutkan
pengembaraan tanpa kedua sahabatnya yang telah lebih dulu menghentikan
langkah dan kembali ke Bandung.
50 97 Kedua novel tersebut, yakni Arah langkah dan Tapak jejak merupakan novel
yang menarik karena penggambaran sosok Fiersa yang mampu
mengaktualisasikan dirinya dari keterpurukan cinta yang dialami.
51 102 Teori ini mengungkapkan bahwa manusia sebagai makhluk yang bebas akan
senantiasa berupaya untuk memenuhi lima hirerarki kebutuhan yang meliputi
kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman dan stabilitas, kebutuhan akan
cinta dan memiliki, kebutuhan akan penghargaan, serta kebutuhan aktualisasi
diri.
52 104 Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak lepas dari hidup
berdampingan dengan orang lain.
53 106 Menanggapi keadaan tersebut masyarakat mampu menyampaikan
permasalahan melalui kritikan.
54 107 Karya sastra merupakan hasil perpaduan antara isi hati dan keadaan
lingkungan pengarang.
55 110 Monolog merupakan bentuk karya sastra yang berjenis drama.
56 111 Drama merupakan bentuk dari prosa yang mampu menggambarkan sebuah
kehidupan atau watak melalui tingkah laku.
57 114 Penggambaran tokoh tersebut menjadikan ada dua setting dalam penggarapan
monolog Mayat Terhormat, yaitu jeruji besi (penjara) dan pemakaman.
58 115 Tokoh Siwi mampu memerankan dirinnya-sendiri bahkan karakter dan tokoh
lain seperti menjadi Marsinah, mahasiswa dan orang yang berkuasa.
59 117 Konflik dalam monolog tersebut juga akan menyadarkan masyarakat akan
kejahatan berupa kekerasan fisik, perampasan HAM, dan kejahatan sosial
lainnya, karena pengarang bukan hanya sebagai pencerita tetapi bisa juga
sebagai orang yang mengalami terjadinya peristiwa tersebut atau sebagai
pemerang kejahatan sosial.
60 121 Sistem pendidikan nasional menerapkan Kurikulum 2013 yang saat ini
digunakan dalam pembelajaran di Indonesia.
61 128 Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 juga menerapkan pembelajaran
berbasis teks.
62 134 Menurut Sukardiyono dalam Pratiwi (2016, p.2) modul merupakan bahan
ajar cetak yang disusun agar dapat dipelajari oleh siswa secara mandiri tanpa
mendapat bimbingan dari guru karena telah disajikan secara sistematis dan
dikembangkan sesuai perkembangan siswa.
63 136 Unsur-unsur yang terdapat dalam modul akan memudahkan siswa belajar
terarah dan mandiri.
64 137 Penerapan project base learning menyediakan pembelajaran berbasis projek.
65 139 Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran wajib di semua jenjang
pendidikan di Indonesia.
66 140 Muslich (1990, p. 48) dalam Murtiani (2013, p. 15) mengungkapkan bahwa
proses pengulangan atau reduplikasi merupakan peristiwa pembentukan kata
dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik
bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak.
67 142 Hal itu membuktikan bahwa bahan ajar tersebut belum memenuhi kebutuhan
kegiatan belajar mengajar karena kurang bervariasi, monoton, dan minim
referensi.
68 144 Para pendidik pada umumnya hanya menyediakan bahan ajar yang monoton
dan cenderung bersifat sekali pakai.
69 152 Adanya penghargaan tersebut mengukuhkan posisi Media Indonesia sebagai
media terpercaya dan diminati berbagai kalangan termasuk anak muda.
70 154 Ruslan (2008, p. 64) dalam Sugianto (2017, p. 2) mengungkapkan bahwa
opini merupakan bentuk pernyataan seseorang terhadap sesuatu hal atau
permasalahan.
71 155 Dapat dikatakan juga bahwa opini merupakan tanggapan aktif dalam suatu
rangsangan.
72 158 Karya sastra merupakan hasil curahan hati dari seorang pengarang tentang
apa yang dia rasakan, fikirkan dan apa yang dia lihat dituangkan dalam bentuk
kata-kata/tulisan.
73 160 Perang merupakan kegiatan pertikaian antar dua atau lebih kelompok yang
saling melakukan gencatan senjata demi memperoleh apa yang diinginkan.
74 161 Perang di Indonesia (Nusantara) pada masa kerajaan merupakan perang
saudara yang terjadi turun temurun.
75 164 Mereka melakukan hal tersebut dengan menghilangkan rasa persaudaraan
yang ada di antara mereka.
76 168 Cerita perang dalam novel tersebut merupakan tiruan dari kenyataan yang
dapat dijadikan pembelajaran.
77 176 Setyo Wardoyo menceritakan jalannya perang antar kerajaan-kerajaan
tersebut dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
78 177 Senopati terakhir merupakan novel fiksi sejarah pertama yang ditulis oleh
Setyo Wardoyo.
79 179 Saya menggunakan Novel Senopati terakhir karya Setyo Wardoyo sebagai
sumber penelitian karena cerita realitas perang dalam novel mengandung
banyak nilai-nilai yang bisa diambil sebagai pembelajaran, terutama dampak
negatif atau buruk dari dilakukannya perang tersebut.
80 181 Nilai moral merupakan salah satu hasil dari penelitian ini dan merupakan
salah satu unsur instrinsik novel.
Lampiran 9 Data Jenis Konfiks MeN- -i

No No
Data
Data
1 2 Ketika membuat teks prosedur, siswa harus memahami berdasarkan struktur
dan kaidahnya.
2 11 Kedua, Struktur teks pada Blog Resepkoki sudah memenuhi syarat untuk
dijadikan teks prosedur kompleks.
3 13 Siswa tidak hanya memahami melalui buku teks atau media cetak, tetapi juga
media elektronik termasuk internet.
4 15 Indonesia memiliki keberagaman budaya.
5 20 Memahami sebuah kearifan lokal suatu daerah, kita harus mengetahui secara
mendalam mengenai kebudayaan yang berkembang di dalam masyarakat
tersebut.
6 33 Konstituen menyerahkan menduduki fungsi predikat (P), konstituen Bupati
Banjar menduduki fungsi subjek (S), dan konstituen bantuan sebagai objek
(O).
7 34 Sementara konstituen kepada korban banjir menduduki fungsi keterangan
(Ket) yang boleh ada ataupun lesap dalam kalimat karena tidak akan
mengubah makna kalimat.
8 38 Hubungan semantis antarklausa memiliki banyak jenisnya sesuai dengan
konjungsi yang digunakan pada kalimat.
9 58 Kajian wacana secara internal meliputi kohesi antarkalimat, aspek sintaksis,
dan kebahasaan.
10 59 Kajian wacana secara eksternal meliputi kajian psikologi, sosial, ekonomi,
antropologi, lingkungan, dan hubungan interdisipliner yang lain (Mulyana,
2005, p. 2).
11 62 Kohesi gramatikal meliputi referensi, subtitusi, elipsis, dan konjungsi,
sedangkan kohesi leksikal meliputi sinonim, antonim, ekuivalensi, repetisi,
dan kolokasi.
12 64 Untuk itu, peneliti memiliki tujuan untuk mencoba menambah pengetahuan
dan kemampuan kebahasaan peserta didik dalam menulis teks.
13 66 Novel ini memiliki keunikan dalam alur ceritanya.
14 69 Meskipun memiliki alur yang rumit, novel ini memiliki kohesi yang
membantu pembaca dalam memahami novel.
15 99 Meski beberapa kali terpaksa berdamai dengan keadaan yang tidak mudah,
tetapi dari situlah Fiersa Besari mampu memahami nilai-nilai kehidupan.
16 100 Pada akhirnya, dirinya menyadari bahwa sejauh apapun ia melangkah, rumah
adalah tempat langkahnya akan kembali sebagai dirinya yang lebih baik lagi.
17 103 Fiersa Besari yang pada awalnya mengembara karena kehilangan kebutuhan
akan cintanya tetapi pada akhirnya ia bisa memenuhi seluruh hirerarki
kebutuhan bahkan mampu mengaktualisasi dirinya.
18 105 Dalam perjalanan kehidupan sosial, manusia juga tidak dapat menghindari
permasalahan sosial yang pasti akan ditemui dalam kehidupannya.
19 113 Siwi memiliki penggambaran tokoh dualisme sehingga ada dua substansi,
napi dan penjaga kuburan.
20 122 Kurikulum ini beberapa kali mengalami revisi.
21 130 Untuk menyusun sebuah teks prosedur siswa terlebih dahulu harus
memahami bagaimana cara menyusun kalimat yang tepat, jenisjenis kalimat,
dan unsur dalam sebuah kalimat.
22 131 Siswa masih belum terlalu memahami bagaimana meletakkan antara objek,
keterangan, dan pelengkap.
23 148 Media cetak meliputi surat kabar atau koran, tabloid, dan majalah (Sumadiria,
2005, p. 4).
24 150 Dari hasil survei tersebut, saat ini media cetak termasuk koran, majalah, dan
tabloid masih memiliki penetrasi sebesar 8% dan dibaca 4,5 juta orang.
25 162 Sebagian besar masyarakat mengetahui tentang perang dari film-film sejarah
atau filmfilm kerajaan.
26 163 Rasa iri tersebut melatarbelakangi mereka melakukan penyerangan untuk
sekedar mendapatkan posisi atau jabatan yang diinginkan.
Lampiran 10 Data Jenis Konfiks Memper- -kan

No No
Data
Data
1 55 Agar mudah dipahami, bahasa harus memperhatikan kaidah kebahasaan.
2 141 Berdasarkan observasi saat melaksanakan kegiatan Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Grabag, ditemukan bahwa peserta didik
kelas X tidak memperhatikan reduplikasi dalam materi pembelajaran teks
eksposisi.
Lampiran 11 Data Jenis Konfiks Memper- -i

No No
Data
Data
1 1 Pada kurikulum 2013 siswa harus mempelajari 15 jenis teks termasuk jenis
teks prosedur secara sistematis, baik lisan ataupun tulisan, yakni sembilan
langkah sistematis, dimulai dengan memahami sampai mengonversi.
2 7 Untuk mempelajari bentuk dan makna verba imperatif, siswa dapat
mempelajari dari berbagai sumber.
3 51 Pembelajaran bahasa Indonesia SMA, siswa mempelajari jenis-jenis kalimat.
4 129 Pembelajaaran berbasis teks tidak hanya mempelajari teks berbahasa tulis
namun juga bahasa lisan dan gambar.
Lampiran 12 Data Jenis Konfiks Ber- -an

No No
Data
Data
1 118 Bentuk-bentuk kritik dalam monolog tersebut bersentuhan dengan
kepribadian manusia, sehingga sangat tepat jika dikaji menggunakan telaah
sosiologi sastra.
Lampiran 13 Data Jenis Konfiks Ber- -kan

No No
Data
Data
1 10 Pemilihan Blog Resepkoki sebagai sumber data penelitian berdasarkan
beberapa pertimbangan dan aspek.
Lampiran 14 Data Jenis Sirkumfiks Ber- -an

No No
Data
Data
1 5 Teks tersebut bertujuan untuk memberikan penjelasan tata cara melakukan
sesuatu dengan sejelas-jelasnya.
2 9 Blog resepkoki bertujuan untuk membantu pembaca terutama ibu-ibu
mengalami kesulitan saat memasak.
3 138 Modul yang dibuat ini bertujuan untuk mempermudah siswa dalam belajar
mengenai kalimat dan penyusunan kalimat.
Lampiran 15 Data Fungsi Afiks Pembentuk Kata Verbal

No No
Data
Data
1 1 Pada kurikulum 2013 siswa harus mempelajari 15 jenis teks termasuk
jenis teks prosedur secara sistematis, baik lisan ataupun tulisan, yakni
sembilan langkah sistematis, dimulai dengan memahami sampai
mengonversi.
2 2 Ketika membuat teks prosedur, siswa harus memahami berdasarkan
struktur dan kaidahnya.
3 3 Teks prosedur biasanya berisi langkah-langkah secara lengkap dan jelas.
4 4 Teks prosedur merupakan materi ajar yang digunakan sebagai bahan
pembelajaran kurikulum 2013.
5 5 Teks tersebut bertujuan untuk memberikan penjelasan tata cara melakukan
sesuatu dengan sejelas-jelasnya.
6 6 Berdasarkan pengamatan selama melaksanakan program praktik lapangan
kerja (PPL) di SMA N 5 Magelang, bahan materi ajar pada materi kata
kerja imperatif kelas XI pada teks prosedur kurang bervariasi dan
pembelajaran monoton.
7 7 Untuk mempelajari bentuk dan makna verba imperatif, siswa dapat
mempelajari dari berbagai sumber.
8 8 Blog merupakan salah satu bentuk laman yang berupa baik itu tulisan,
gambar atau video yang dimuat secara daring.
9 9 Blog resepkoki bertujuan untuk membantu pembaca terutama ibu-ibu
mengalami kesulitan saat memasak.
10 10 Pemilihan Blog Resepkoki sebagai sumber data penelitian berdasarkan
beberapa pertimbangan dan aspek.
11 11 Kedua, Struktur teks pada Blog Resepkoki sudah memenuhi syarat untuk
dijadikan teks prosedur kompleks.
12 12 Selain itu, penggunaan Blog Resepkoki dapat memberikan bahan materi
ajar yang bervariasi.
13 13 Siswa tidak hanya memahami melalui buku teks atau media cetak, tetapi
juga media elektronik termasuk internet.
14 14 Hasil penelitian ini berupa bahan ajar yang dapat digunakan oleh guru
dalam materi kebahasaan khususnya verba imperatif yang terdapat pada
kalimat tunggal pada teks prosedur kompleks yang terdapat pada silabus
kurikulum 2013 KD 3.2. Menganalisis struktur dan kebahasaan teks
prosedur dan KD 4.2. Mengembangkan teks prosedur.
15 15 Indonesia memiliki keberagaman budaya.
16 16 Kebudayaan yang berbeda inilah yang nantinya akan menjadi ciri khas
tersendiri bagi daerah tersebut.
17 17 Setiap kebudayaan mengandung nilai-nilai kebijakan yang positif.
18 18 Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya yang berkembang di
masyarakat.
19 19 Kearifan lokal ini dapat berwujud gagasan atau ide, kegiatan aktivitas dan
benda hasil karya.
20 20 Memahami sebuah kearifan lokal suatu daerah, kita harus mengetahui
secara mendalam mengenai kebudayaan yang berkembang di dalam
masyarakat tersebut.
21 21 Karya sastra novel merupakan bentuk imajinatif pengarang tentang suatu
realitas permasalahan sosial yang bersumber dari kehidupan masyarakat
setempat.
22 22 Penciptaan karya sastra melibatkan semua aspek kehidupan sehingga
karya sastra berkembang mengikuti kebudayaan yang ada.
23 23 Karya sastra, khususnya novel pada hakikatnya merupakan sebuah tiruan
kehidupan sehingga penciptaan karya sastra ini tidak lepas dari pengaruh
fenomena-fenomena masyarakat yang begitu kompleks.
24 24 Fenomena tersebut melibatkan manusia beserta karakter, budaya, dan
bahasa.
25 25 J.S Maulana merupakan salah satu sastrawan dari Adonara (Flores, Nusa
Tenggara Timur) yang telah berhasil menciptakan berbagai karya.
26 26 Selain karena umur, laki-laki pilihan kakak dan ibu pun mampu menebus
dengan sejumlah gading yang ditentukan ketua adat.
27 27 Novel ini mengandung nilai kearifan lokal yang memberikan kontribusi
positif sehingga novel ini dapat digunakan untuk pembelajaran siswa,
khususnya siswa SMA mengingat nilai budaya sangat penting bagi generasi
muda.
28 28 Padahal kebudayaan tersebut bukan merupakan budaya bangsa Indonesia.
29 29 Hal tersebut juga menjadi permasalahan bangsa yakni merosotnya ideologi
kebangsaan dan revitalisasi nilai-nilai kearifan lokal, sehingga keadaan ini
harus dibangun kembali.
30 30 Selain tuntutan kurikulum, hasil penelitian ini berupa kearifan lokal yang
terdapat dalam unsur budaya sehingga diharapkan dapat menjadi sarana
siswa SMA untuk membentuk dirinya menjadi orang yang bijak, cerdas,
dan membantu peserta didik dalam pembentukan jiwa yang memiliki
kepribadian positif.
31 31 Verba menyerahkan merupakan kata turunan dari bentuk dasar serah
‘menyerah’ yang mendapat imbuhan meN-/-kan.
32 32 Konstituen menyerahkan dalam kutipan kalimat Bupati Banjar
menyerahkan bantuan kepada korban banjir merupakan verba transitif.
33 33 Konstituen menyerahkan menduduki fungsi predikat (P), konstituen
Bupati Banjar menduduki fungsi subjek (S), dan konstituen bantuan
sebagai objek (O).
34 34 Sementara konstituen kepada korban banjir menduduki fungsi keterangan
(Ket) yang boleh ada ataupun lesap dalam kalimat karena tidak akan
mengubah makna kalimat.
35 35 Verba berafiks meN-(D)Ø/-i/-kan merupakan inti-kalimat dan pusat-
kalimat.
36 36 Penelitian ketransitifan verba berafiks meN-(D)Ø/-i/-kan yang menduduki
fungsi predikat ini menggunakan sumber data Novel “Bidadari Bermata
Bening”.
37 37 Klausa pertama menjelaskan topik yang dibahas pada kalimat itu dan
klausa kedua menjelaskan lebih lanjut topik yang dibahas pada klausa
pertama.
38 38 Hubungan semantis antarklausa memiliki banyak jenisnya sesuai dengan
konjungsi yang digunakan pada kalimat.
39 39 Konjungsi tidak hanya dan tetapi juga menjadi penanda kalimat
mengalami hubungan semantis antarklausa.
40 40 Kata tidak hanya yang terdapat pada klausa pertama dan tetapi juga pada
klausa kedua menjadikan kalimat mengalami hubungan semantis
perlawanan yang menyatakan penguatan.
41 41 Hubungan semantis yang menggabungkan klausa pertama dan klausa kedua
menjadikan kalimat berterima.
42 42 Perbedaan konjungsi pada kalimat majemuk menjadikan arti yang berbeda
pula maknanya meskipun dengan klausa yang sama.
43 43 Hal tersebut menandakan adanya pemilihan diantara dua klausa yang
menjadikan konjungsi atau merupakan konjungsi yang mengandung
hubungan pemilihan.
44 44 Hubungan semantis antarklausa dalam kalimat majemuk setara menarik
untuk diteliti karena terdapat beberapa jenis hubungan semantis
antarklausa.
45 45 Adanya berbagai klasifikasi hubungan semantis antarklausa menjadikan
ciri-ciri yang beragam.
46 46 Penelitian tentang hubungan semantis antarklausa dapat menggunakan
sumber data dengan wujud lisan dan tulisan.
47 47 Dalam wujud lisan sumber data bisa berasal dari tuturan asli peneliti atau
tuturan orang lain.
48 48 Keberagaman daerah menjadikan Indonesia memiliki bermacam-macam
surat kabar.
49 49 Penelitian ini menggunakan media cetak untuk digunakan sebagai sumber
data.
50 50 Adanya konjungsi setara menjadikan kalimat majemuk mengalami
hubungan semantis antarklausa.
51 51 Pembelajaran bahasa Indonesia SMA, siswa mempelajari jenis-jenis
kalimat.
52 52 Hal ini menjadikan penelitian ini dapat dijadikan sebagai materi ajar bagi
siswa untuk menambah pengetahuan.
53 53 Penelitian ini menentukan hubungan semantis antarklausa pada ragam
tulis yang bersumber pada tajuk rencana.
54 54 Dalam berinteraksi, manusia membutuhkan alat komunikasi yaitu bahasa.
55 55 Agar mudah dipahami, bahasa harus memperhatikan kaidah kebahasaan.
56 56 Kajian wacana merupakan salah satu studi linguistik yang memiliki
kompleksitas tinggi.
57 57 Selain satuan bahasa tertinggi, wacana juga mengandung unsur bahasa
yang pragmatis.
58 58 Kajian wacana secara internal meliputi kohesi antarkalimat, aspek
sintaksis, dan kebahasaan.
59 59 Kajian wacana secara eksternal meliputi kajian psikologi, sosial, ekonomi,
antropologi, lingkungan, dan hubungan interdisipliner yang lain (Mulyana,
2005, p. 2).
60 60 Adanya kohesi dan koherensi menyebabkan kalimat-kalimat dalam
wacana membentuk kesatuan makna (Alwi, 2010, p. 41).
61 61 Dalam buku yang berjudul Kajian Wacana, Mulyana (2005, p.26)
menyebutkan bahwa Halliday telah mengklasifikasikan kohesi ke dalam
dua kelompok, yakni kohesi gramatikal dan leksikal.
62 62 Kohesi gramatikal meliputi referensi, subtitusi, elipsis, dan konjungsi,
sedangkan kohesi leksikal meliputi sinonim, antonim, ekuivalensi, repetisi,
dan kolokasi.
63 63 Dalam penelitian ini, peneliti mengambil kajian wacana berupa kohesi
leksikal.
64 64 Untuk itu, peneliti memiliki tujuan untuk mencoba menambah
pengetahuan dan kemampuan kebahasaan peserta didik dalam menulis teks.
65 65 Novel Nayla merupakan salah satu karya sastra karya Djenar Maesa Ayu
yang diterbitkan oleh PT Gramedia Utama pada tahun 2012.
66 66 Novel ini memiliki keunikan dalam alur ceritanya.
67 67 Namun, di halaman 18, penulis kembali menceritakan kisah Nayla pada
saat berada di rumah binaan.
68 68 Selain dua paragraf tersebut, pada halaman berikutnya Djenar Maesa Ayu
kembali menceritakan kisah Nayla pada saat masih tinggal bersama
ayahnya.
69 69 Meskipun memiliki alur yang rumit, novel ini memiliki kohesi yang
membantu pembaca dalam memahami novel.
70 70 Novel Nayla ini menceritakan seorang gadis bernama Nayla yang
memiliki kehidupan berbeda dengan gadis-gadis sebayanya.
71 71 Keluarga yang tak utuh serta kurangnya kasih sayang membawanya untuk
terbang mencari jati dirinya sendiri di dunia malam.
72 72 Melalui novel Nayla, peserta didik dapat mengambil hikmah pahitnya
tokoh Nayla ketika terjun ke dunia malam dan seks bebas.
73 73 Peneliti memilih teks eksposisi karena dalam pembelajaran teks eksposisi
siswa dituntut untuk membuat teks yang memiliki kohesi antarkalimat
sehingga kalimat yang dibuat lebih padu dan mudah dipahami.
74 74 Oleh karenanya peneliti ingin memberikan kontribusi pemahaman bagi
peserta didik untuk menambah pengetahuan kebahasaan dan kemampuan
menulis peserta didik.
75 75 Karya sastra merupakan representasi pikiran dan gagasan dari pengarang
yang ingin disampaikan kepada penikmatnya.
76 76 Oleh karena itu, kondisi psikis dan sosial akan sangat berpengaruh kepada
suatu karya sastra yang tercipta.
77 77 Melalui novel, penulis sejatinya tengah menyampaikan nilai-nilai dan
amanat dengan media kata demi kata yang tersusun hingga membentuk alur
cerita.
78 78 Kondisi psikis serta lingkungan yang dihadapi penulis akan sangat
berpengaruh terhadap cerita yang disuguhkan di dalam novelnya.
79 79 Pengalaman cinta seseorang sering kali menjadi inspirasi untuk dituangkan
ke dalam sebuah karya sastra, termasuk novel.
80 80 Novel merupakan salah satu karya sastra yang memiliki banyak peminat,
terutama novel-novel populer sering kali diminati oleh anak muda seperti
usia SMA.
81 81 Kedua novel ini merupakan jurnal perjalanan Fiersa ketika menjelajahi
tanah air demi menjauhkan diri dari kota asalnya, Bandung, yang
membuatnya terus dihantui kekecewaan pasca mengalami putus cinta.
82 82 Rasa sakit yang teramat ketika dihianati wanita yang sangat dicintainya
membuat dirinya nekat untuk melakukan hal yang belum pernah dia
lakukan sebelumnya.
83 83 Begitu pula dengan seorang pemuda asal Pekalongan, seperti dilansir
TribunJakarta.com, dirinya nekat merekam aksi bunuh dirinya untuk
kemudian video tersebut akan disebarkan kepada sang kekasih yang telah
memutuskan cintanya.
84 84 Meski tak dapat dipungkiri bahwa bumbu-bumbu asmara merupakan hal
yang tidak dapat dihindari dalam diri manusia.
85 85 Pengendalian jiwa yang baik akan menghindarkan seseorang dari
perbuatan yang tak perlu dilakukan atas dasar cinta.
86 86 Novel Arah langkah dan Tapak jejak menarik karena berisi nilai dan
amanat yang mendalam bahwasanya putus cinta bukanlah akhir dari
segalanya.
87 87 Putus cinta justru merupakan awal dari kehidupan baru yang bisa jadi
lebih baik apabila kita mampu mengambil hikmah dari apa yang sudah
terjadi.
88 88 Fiersa Besari atau yang akrab disapa “Bung” merupakan pria kelahiran
Bandung, 3 Maret 1984 yang memulai kariernya sebagai musikus sebelum
akhirnya jatuh cinta pada dunia tulis menulis.
89 89 Selain itu, Bung juga berkegiatan di alam terbuka.
90 90 Setelah mengelilingi Indonesia, Bung mampu melihat realitas ibu pertiwi
sehingga dirinya menjadi gemar menyisipkan pesan humanisme dan sosial
dalam karya-karyanya yang bertema cinta dan kehidupan.
91 91 Arah langkah dan Tapak jejak merupakan novel kelima dan keenamnya.
92 92 Kedua novel ini merupakan sekuel yang berisi rekam jejak perjalannya
ketika menjelajahi Indonesia.
93 93 Arah langkah merupakan novel Fiersa Besari yang terbit pada tahun 2018
dengan ketebalan 300 halaman oleh penerbit Mediakita.
94 94 Pada novel ini, Bung juga menyisipkan kepingan kepingan ingatan yang
menjelaskan sosok Mia, wanita yang dicintainya sekaligus mematahkan
hatinya hingga ia berambisi menjauh dari kota Bandung yang menyimpan
kenangan dirinya dengan Mia.
95 95 Tapak jejak merupakan kelanjutan dari novel Arah langkah yang juga
diterbitkan oleh Mediakita pada 2019 dengan tebal 312 halaman.
96 96 Pada sekuel ini, Bung menceritakan dirinya yang harus melanjutkan
pengembaraan tanpa kedua sahabatnya yang telah lebih dulu menghentikan
langkah dan kembali ke Bandung.
97 97 Kedua novel tersebut, yakni Arah langkah dan Tapak jejak merupakan
novel yang menarik karena penggambaran sosok Fiersa yang mampu
mengaktualisasikan dirinya dari keterpurukan cinta yang dialami.
98 98 Kisah perjalanan Fiersa Besari tidak hanya berisi perjuangannya untuk
mengaktualisasikan diri dan melupakan rasa sakit hatinya saja, melainkan
juga tentang bertahan hidup dalam kondisi pengembaraan yang serba
terbatas dan hanya bisa mengandalkan koneksi serta keberuntungan.
99 99 Meski beberapa kali terpaksa berdamai dengan keadaan yang tidak mudah,
tetapi dari situlah Fiersa Besari mampu memahami nilai-nilai kehidupan.
100 100 Pada akhirnya, dirinya menyadari bahwa sejauh apapun ia melangkah,
rumah adalah tempat langkahnya akan kembali sebagai dirinya yang lebih
baik lagi.
101 101 Berdasarkan uraian yang dipaparkan, dwilogi novel Arah langkah dan
Tapak jejak menarik untuk dikaji dengan pendekatan psikologi sastra.
102 102 Teori ini mengungkapkan bahwa manusia sebagai makhluk yang bebas
akan senantiasa berupaya untuk memenuhi lima hirerarki kebutuhan yang
meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman dan stabilitas,
kebutuhan akan cinta dan memiliki, kebutuhan akan penghargaan, serta
kebutuhan aktualisasi diri.
103 103 Fiersa Besari yang pada awalnya mengembara karena kehilangan
kebutuhan akan cintanya tetapi pada akhirnya ia bisa memenuhi seluruh
hirerarki kebutuhan bahkan mampu mengaktualisasi dirinya.
104 104 Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak lepas dari hidup
berdampingan dengan orang lain.
105 105 Dalam perjalanan kehidupan sosial, manusia juga tidak dapat menghindari
permasalahan sosial yang pasti akan ditemui dalam kehidupannya.
106 106 Menanggapi keadaan tersebut masyarakat mampu menyampaikan
permasalahan melalui kritikan.
107 107 Karya sastra merupakan hasil perpaduan antara isi hati dan keadaan
lingkungan pengarang.
108 108 Hal tersebut mampu memicu pengarang untuk berbuat sesuatu, seperti
ingin melakukan bentuk aksi, kritikan, ataupun sebuah langkah untuk
meluapkan keadaan emosional pengarang dengan cara menciptakan karya
sastra.
109 109 Sastra membaca fakta yang ada, realitas dalam karya sastra merupakan
ilusi kenyataan dan kesan yang meyakinkan untuk ditampilkan, tetapi tidak
selalu merupakan kenyataan sehari-hari.
110 110 Monolog merupakan bentuk karya sastra yang berjenis drama.
111 111 Drama merupakan bentuk dari prosa yang mampu menggambarkan
sebuah kehidupan atau watak melalui tingkah laku.
112 112 Mengkritik tidak hanya berupa demonstrasi seperti yang sering disaksikan
di media masa seperti koran dan televisi yang dapat menimbulkan
prespektif buruk bahkan mis-communication, bisa juga melalui karya satra
monolog.
113 113 Siwi memiliki penggambaran tokoh dualisme sehingga ada dua substansi,
napi dan penjaga kuburan.
114 114 Penggambaran tokoh tersebut menjadikan ada dua setting dalam
penggarapan monolog Mayat Terhormat, yaitu jeruji besi (penjara) dan
pemakaman.
115 115 Tokoh Siwi mampu memerankan dirinnya-sendiri bahkan karakter dan
tokoh lain seperti menjadi Marsinah, mahasiswa dan orang yang berkuasa.
116 116 Monolog Mayat Terhormat yang serat akan kritik sosial itu akan mampu
menarik pembaca maupun penonton bila dipentaskan karena mengandung
nilai-nilai moral seperti akhlak, etika, sosial, maupun susila yang mampu
mendukung pembentukan watak dan kepribadian seseorang.
117 117 Konflik dalam monolog tersebut juga akan menyadarkan masyarakat akan
kejahatan berupa kekerasan fisik, perampasan HAM, dan kejahatan sosial
lainnya, karena pengarang bukan hanya sebagai pencerita tetapi bisa juga
sebagai orang yang mengalami terjadinya peristiwa tersebut atau sebagai
pemerang kejahatan sosial.
118 118 Bentuk-bentuk kritik dalam monolog tersebut bersentuhan dengan
kepribadian manusia, sehingga sangat tepat jika dikaji menggunakan telaah
sosiologi sastra.
119 119 Dari sekian banyak naskah monolog, peneliti memilih menganalisis naskah
monolog Mayat Terhormat karya Agus Noor dan Indra Tranggono.
120 120 Dasar dari penelitian ini berupa latar sosiologis pengarang, struktur naskah
monolog Mayat Terhormat, bentuk-bentuk kritik sosial yang ada di dalam
monolog Mayat Terhormatdengan menggunakan telaah sosiologi sastra,
dan implementasi pembelajarandrama di SMA khususnya dalam relevansi
unsur-unsur intrinsik dan nilai kritik sosial dengan standar isi, relevansi
pembentukan kepribadian dalam diri peserta didik, dan penerapan nilai-
nilai edukatif.
121 121 Sistem pendidikan nasional menerapkan Kurikulum 2013 yang saat ini
digunakan dalam pembelajaran di Indonesia.
122 122 Kurikulum ini beberapa kali mengalami revisi.
123 123 Dengan ini pembelajaran menuntut guru mampu menciptakan suasana
pembelajaran yang mampu merangsang siswa menjadi lebih aktif.
124 124 Kemampuan berpikir kritis dan kreatif menjadi tuntutan pendidikan di
Indonesia.
125 125 Kemudian Anderson dan Krathwol merevisi menjadi mengingat
(remember), memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis
(analyze), menilai (evaluate), dan berkreasi (create).
126 126 Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HOTS membuat siswa mampu
menjadi problem solver.
127 127 Pembelajaran berorientasi HOTS dan dikombinasikan dengan student
centered membuat siswa mampu memecahkan masalah dari berbagai
fenomena yang ditemui di sekitarnya.
128 128 Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 juga menerapkan pembelajaran
berbasis teks.
129 129 Pembelajaaran berbasis teks tidak hanya mempelajari teks berbahasa tulis
namun juga bahasa lisan dan gambar.
130 130 Untuk menyusun sebuah teks prosedur siswa terlebih dahulu harus
memahami bagaimana cara menyusun kalimat yang tepat, jenis jenis
kalimat, dan unsur dalam sebuah kalimat.
131 131 Siswa masih belum terlalu memahami bagaimana meletakkan antara
objek, keterangan, dan pelengkap.
132 132 Hal tersebut membuat siswa kurang aktif dan kreatif dalam pembelajaran.
133 133 Modul dapat berisi materi, bahan bacaan dan masalah-masalah mengenai
suatu materi.
134 134 Menurut Sukardiyono dalam Pratiwi (2016, p.2) modul merupakan bahan
ajar cetak yang disusun agar dapat dipelajari oleh siswa secara mandiri
tanpa mendapat bimbingan dari guru karena telah disajikan secara
sistematis dan dikembangkan sesuai perkembangan siswa.
135 135 Sebuah modul setidaknya mencakup petunjuk belajar, kompetensi yang
harus dicapai, materi, informasi penunjang, latiahan soal, dan evaluasi.
136 136 Unsur-unsur yang terdapat dalam modul akan memudahkan siswa belajar
terarah dan mandiri.
137 137 Penerapan project base learning menyediakan pembelajaran berbasis
projek.
138 138 Modul yang dibuat ini bertujuan untuk mempermudah siswa dalam belajar
mengenai kalimat dan penyusunan kalimat.
139 139 Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran wajib di semua jenjang
pendidikan di Indonesia.
140 140 Muslich (1990, p. 48) dalam Murtiani (2013, p. 15) mengungkapkan
bahwa proses pengulangan atau reduplikasi merupakan peristiwa
pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya
maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi
dengan afiks maupun tidak.
141 141 Berdasarkan observasi saat melaksanakan kegiatan Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Grabag, ditemukan bahwa peserta didik
kelas X tidak memperhatikan reduplikasi dalam materi pembelajaran teks
eksposisi.
142 142 Hal itu membuktikan bahwa bahan ajar tersebut belum memenuhi
kebutuhan kegiatan belajar mengajar karena kurang bervariasi, monoton,
dan minim referensi.
143 143 Kondisi bahan ajar yang kurang memadai akan berdampak negatif bagi
perkembangan akademik peserta didik.
144 144 Para pendidik pada umumnya hanya menyediakan bahan ajar yang
monoton dan cenderung bersifat sekali pakai.
145 145 Akibatnya peserta didik akan merasa bosan mengikuti kegiatan belajar
mengajar, sehingga pembelajaran menjadi tidak efektif dan efisien.
146 146 Hal ini menjadi menarik untuk diteliti sehingga mampu menghasilkan
bahan ajar alternatif yang tidak monoton.
147 147 Bahan ajar tersebut berbentuk buku ajar yang memuat materi
pembelajaran untuk peserta didik.
148 148 Media cetak meliputi surat kabar atau koran, tabloid, dan majalah
(Sumadiria, 2005, p. 4).
149 149 Pembaca bisa membaca dengan analisis yang tajam, sehingga pembaca
dapat lebih memahami isi informasi yang disampaikan.
150 150 Dari hasil survei tersebut, saat ini media cetak termasuk koran, majalah,
dan tabloid masih memiliki penetrasi sebesar 8% dan dibaca 4,5 juta orang.
151 151 Menurut salah satu juri dari penghargaan tersebut yaitu Nina Armando,
koran Media Indonesia sering memuat tentang isu sosial dan politik yang
penting untuk diketahui masyarakat terutama anak muda.
152 152 Adanya penghargaan tersebut mengukuhkan posisi Media Indonesia
sebagai media terpercaya dan diminati berbagai kalangan termasuk anak
muda.
153 153 Media Indonesia memuat beberapa laman tema seperti laman advertorial,
kolom pakar, surat pembaca, haji, opini, teknologi, hiburan, otomotif,
wawancara, humaniora, podium, dan weekend.
154 154 Ruslan (2008, p. 64) dalam Sugianto (2017, p. 2) mengungkapkan bahwa
opini merupakan bentuk pernyataan seseorang terhadap sesuatu hal atau
permasalahan.
155 155 Dapat dikatakan juga bahwa opini merupakan tanggapan aktif dalam suatu
rangsangan.
156 156 Laman opini berisi beberapa paragraf yang di dalamnya terdapat kalimat
majemuk.
157 157 Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini berfokus pada
“Kategori dan Makna Reduplikasi pada Kalimat Majemuk dalam Laman
Opini Media Indonesia.
158 158 Karya sastra merupakan hasil curahan hati dari seorang pengarang tentang
apa yang dia rasakan, fikirkan dan apa yang dia lihat dituangkan dalam
bentuk kata-kata/tulisan.
159 159 Tiruan kenyataan itu berarti bisa mengangkat berbagai tema/permasalahan
dalam kehidupan, misalnya permasalahan sosial, pendidikan, politik,
budaya dan masih banyak yang lain.
160 160 Perang merupakan kegiatan pertikaian antar dua atau lebih kelompok
yang saling melakukan gencatan senjata demi memperoleh apa yang
diinginkan.
161 161 Perang di Indonesia (Nusantara) pada masa kerajaan merupakan perang
saudara yang terjadi turun temurun.
162 162 Sebagian besar masyarakat mengetahui tentang perang dari film-film
sejarah atau film film kerajaan.
163 163 Rasa iri tersebut melatarbelakangi mereka melakukan penyerangan untuk
sekedar mendapatkan posisi atau jabatan yang diinginkan.
164 164 Mereka melakukan hal tersebut dengan menghilangkan rasa persaudaraan
yang ada di antara mereka.
165 165 Jadi, perang tersebut berakar dari adanya rasa iri yang timbul dari salah
satu pihak karena merasa tidak adanya keadilan.
166 166 Novel tersebut berjudul Senopati terakhir.
167 167 Perang yang terdapat dalam novel Senopati terakhir karya Setyo Wardoyo
mengandung banyak pelajaran, mulai dari sebab-sebab terjadinya perang,
strategi perang yang digunakan oleh raja-raja Jawa pada zaman dahulu
serta dampak-dampak yang muncul akibat perang terutama dampak negatif
yang sangat merugikan banyak pihak.
168 168 Cerita perang dalam novel tersebut merupakan tiruan dari kenyataan yang
dapat dijadikan pembelajaran.
169 169 Oleh karena itu cerita perang dalam novel Senopati terakhir menarik dikaji
untuk mengetahui realitas perang yang ada dalam novel Senopati terakhir.
170 170 Praktik perang yang terdapat dalam novel Senopati terakhir berupa perang
gerilya yang dilakukan antara kerajaan yang masih memiliki ikatan
saudara.
171 171 Kadang taktik ini juga mengarah pada taktik mengepung secara tidak
terlihat.
172 172 Cerita dalam novel Senopati terakhir berawal dari masa kejayaan kerajaan
Singosari dibawah pemerintahan Prabu Sri Kertanegara, pada saat itu
datanglah seorang laksamana dari Kekaisaran Mongolia bernama Meng
Khi untuk menyampaikan perintah kaisar Kubilai Khan agar Singosari
mengakui kedaulatan Mongolia dan tunduk di bawah kekuasannnya.
173 173 Namun raja Singosari pada saat itu menolak dengan cara memotong daun
telinga utusan Mongolia tersebut dan mengusirnya.
174 174 Selang beberapa tahun sejak kejadian tersebut kerajaan bawahan Singosari
yang bernama Gelang-Gelang dengan rajanya Sri Jayakatwang menyerbu
Tumapel, ibu kota Singosari dengan alasan balas dendam.
175 175 Kejadian ini terus berlanjut hingga akhirnya Raden Wijaya juga
menyerang Kediri dan berdirilah kerajaan Majapahit.
176 176 Setyo Wardoyo menceritakan jalannya perang antar kerajaan-kerajaan
tersebut dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
177 177 Senopati terakhir merupakan novel fiksi sejarah pertama yang ditulis oleh
Setyo Wardoyo.
178 178 Di samping novel sejarah ini, Setyo Wardoyo juga telah menulis sebuah
buku tentang perjalanan spiritual seorang wanita yang berjudul Padang
Langit Merah Putih.
179 179 Saya menggunakan Novel Senopati terakhir karya Setyo Wardoyo sebagai
sumber penelitian karena cerita realitas perang dalam novel mengandung
banyak nilai-nilai yang bisa diambil sebagai pembelajaran, terutama
dampak negatif atau buruk dari dilakukannya perang tersebut.
180 180 Berdasarkan uraian, saya bermaksud mengkaji realitas perang yang
terdapat dalam Novel Senopati terakhir untuk menemukan representasinya
dengan teori pendekatan mimesis.
181 181 Nilai moral merupakan salah satu hasil dari penelitian ini dan merupakan
salah satu unsur instrinsik novel.
Lampiran 16 Data Makna Afiks Pembentuk Predikat dan Kode Data

No No Makna
Data
Data
1 1 Pada kurikulum 2013 siswa harus mempelajari 15 jenis teks MKS
termasuk jenis teks prosedur secara sistematis, baik lisan ataupun MJ
tulisan, yakni sembilan langkah sistematis, dimulai dengan
memahami sampai mengonversi.
2 2 Ketika membuat teks prosedur, siswa harus memahami MPA
berdasarkan struktur dan kaidahnya.
3 3 Teks prosedur biasanya berisi langkah-langkah secara lengkap MMP
dan jelas.
4 4 Teks prosedur merupakan materi ajar yang digunakan sebagai MKS
bahan pembelajaran kurikulum 2013. MJ
5 5 Teks tersebut bertujuan untuk memberikan penjelasan tata cara MMP
melakukan sesuatu dengan sejelas-jelasnya.
6 6 Berdasarkan pengamatan selama melaksanakan program praktik MMP
lapangan kerja (PPL) di SMA N 5 Magelang, bahan materi ajar
pada materi kata kerja imperatif kelas XI pada teks prosedur
kurang bervariasi dan pembelajaran monoton.
7 7 Untuk mempelajari bentuk dan makna verba imperatif, siswa MKS
dapat mempelajari dari berbagai sumber. MJ

8 8 Blog merupakan salah satu bentuk laman yang berupa baik itu MKS
tulisan, gambar atau video yang dimuat secara daring. MJ
9 9 Blog resepkoki bertujuan untuk membantu pembaca terutama MMP
ibu-ibu mengalami kesulitan saat memasak.
10 10 Pemilihan Blog Resepkoki sebagai sumber data penelitian MMPB
berdasarkan beberapa pertimbangan dan aspek.
11 11 Kedua, Struktur teks pada Blog Resepkoki sudah memenuhi MPA
syarat untuk dijadikan teks prosedur kompleks.
12 12 Selain itu, penggunaan Blog Resepkoki dapat memberikan MBF
bahan materi ajar yang bervariasi.
13 13 Siswa tidak hanya memahami melalui buku teks atau media MPA
cetak, tetapi juga media elektronik termasuk internet.
14 14 Hasil penelitian ini berupa bahan ajar yang dapat digunakan MMP
oleh guru dalam materi kebahasaan khususnya verba imperatif
yang terdapat pada kalimat tunggal pada teks prosedur kompleks
yang terdapat pada silabus kurikulum 2013 KD 3.2.
Menganalisis struktur dan kebahasaan teks prosedur dan KD 4.2.
Mengembangkan teks prosedur.
15 15 Indonesia memiliki keberagaman budaya. MKS
MJ
16 16 Kebudayaan yang berbeda inilah yang nantinya akan menjadi MPA
ciri khas tersendiri bagi daerah tersebut.
17 17 Setiap kebudayaan mengandung nilai-nilai kebijakan yang MPA
positif.
18 18 Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya yang berkembang MKS
di masyarakat. MJ
19 19 Kearifan lokal ini dapat berwujud gagasan atau ide, kegiatan MMP
aktivitas dan benda hasil karya.
20 20 Memahami sebuah kearifan lokal suatu daerah, kita harus MPA
mengetahui secara mendalam mengenai kebudayaan yang
berkembang di dalam masyarakat tersebut.
21 21 Karya sastra novel merupakan bentuk imajinatif pengarang MKS
tentang suatu realitas permasalahan sosial yang bersumber dari MJ
kehidupan masyarakat setempat.
22 22 Penciptaan karya sastra melibatkan semua aspek kehidupan MKS
sehingga karya sastra berkembang mengikuti kebudayaan yang MJ
ada.
23 23 Karya sastra, khususnya novel pada hakikatnya merupakan MKS
sebuah tiruan kehidupan sehingga penciptaan karya sastra ini MJ
tidak lepas dari pengaruh fenomena-fenomena masyarakat yang
begitu kompleks.
24 24 Fenomena tersebut melibatkan manusia beserta karakter, MKS
budaya, dan bahasa. MJ
25 25 J.S Maulana merupakan salah satu sastrawan dari Adonara MKS
(Flores, Nusa Tenggara Timur) yang telah berhasil menciptakan MJ
berbagai karya.
26 26 Selain karena umur, laki-laki pilihan kakak dan ibu pun mampu MPA
menebus dengan sejumlah gading yang ditentukan ketua adat.
27 27 Novel ini mengandung nilai kearifan lokal yang memberikan MPA
kontribusi positif sehingga novel ini dapat digunakan untuk
pembelajaran siswa, khususnya siswa SMA mengingat nilai
budaya sangat penting bagi generasi muda.
28 28 Padahal kebudayaan tersebut bukan merupakan budaya bangsa MKS
Indonesia. MJ
29 29 Hal tersebut juga menjadi permasalahan bangsa yakni MPA
merosotnya ideologi kebangsaan dan revitalisasi nilai-nilai
kearifan lokal, sehingga keadaan ini harus dibangun kembali.
30 30 Selain tuntutan kurikulum, hasil penelitian ini berupa kearifan MMP
lokal yang terdapat dalam unsur budaya sehingga diharapkan
dapat menjadi sarana siswa SMA untuk membentuk dirinya
menjadi orang yang bijak, cerdas, dan membantu peserta didik
dalam pembentukan jiwa yang memiliki kepribadian positif.
31 31 Verba menyerahkan merupakan kata turunan dari bentuk dasar MKS
serah ‘menyerah’ yang mendapat imbuhan meN-/-kan. MJ
32 32 Konstituen menyerahkan dalam kutipan kalimat Bupati Banjar MKS
menyerahkan bantuan kepada korban banjir merupakan verba MJ
transitif.
33 33 Konstituen menyerahkan menduduki fungsi predikat (P), OMT
konstituen Bupati Banjar menduduki fungsi subjek (S), dan
konstituen bantuan sebagai objek (O).
34 34 Sementara konstituen kepada korban banjir menduduki fungsi OMT
keterangan (Ket) yang boleh ada ataupun lesap dalam kalimat
karena tidak akan mengubah makna kalimat.
35 35 Verba berafiks meN-(D)Ø/-i/-kan merupakan inti-kalimat dan MKS
pusat-kalimat. MJ
36 36 Penelitian ketransitifan verba berafiks meN-(D)Ø/-i/-kan yang MPA
menduduki fungsi predikat ini menggunakan sumber data Novel
“Bidadari Bermata Bening”.
37 37 Klausa pertama menjelaskan topik yang dibahas pada kalimat MPA
itu dan klausa kedua menjelaskan lebih lanjut topik yang dibahas
pada klausa pertama.
38 38 Hubungan semantis antarklausa memiliki banyak jenisnya sesuai MKS
dengan konjungsi yang digunakan pada kalimat. MJ
39 39 Konjungsi tidak hanya dan tetapi juga menjadi penanda kalimat MPA
mengalami hubungan semantis antarklausa.
40 40 Kata tidak hanya yang terdapat pada klausa pertama dan tetapi MKS
juga pada klausa kedua menjadikan kalimat mengalami MY
hubungan semantis perlawanan yang menyatakan penguatan.
41 41 Hubungan semantis yang menggabungkan klausa pertama dan MKS
klausa kedua menjadikan kalimat berterima. MY
42 42 Perbedaan konjungsi pada kalimat majemuk menjadikan arti MKS
yang berbeda pula maknanya meskipun dengan klausa yang MY
sama.
43 43 Hal tersebut menandakan adanya pemilihan diantara dua klausa MKS
yang menjadikan konjungsi atau merupakan konjungsi yang MJ
mengandung hubungan pemilihan.
44 44 Hubungan semantis antarklausa dalam kalimat majemuk setara MPA
menarik untuk diteliti karena terdapat beberapa jenis hubungan
semantis antarklausa.
45 45 Adanya berbagai klasifikasi hubungan semantis antarklausa MKS
menjadikan ciri-ciri yang beragam. MY
46 46 Penelitian tentang hubungan semantis antarklausa dapat MPA
menggunakan sumber data dengan wujud lisan dan tulisan.
47 47 Dalam wujud lisan sumber data bisa berasal dari tuturan asli MMP
peneliti atau tuturan orang lain.
48 48 Keberagaman daerah menjadikan Indonesia memiliki MKS
bermacam-macam surat kabar. MY
49 49 Penelitian ini menggunakan media cetak untuk digunakan MPA
sebagai sumber data.
50 50 Adanya konjungsi setara menjadikan kalimat majemuk MKS
mengalami hubungan semantis antarklausa. MY
51 51 Pembelajaran bahasa Indonesia SMA, siswa mempelajari jenis- MKS
jenis kalimat. MJ
52 52 Hal ini menjadikan penelitian ini dapat dijadikan sebagai materi MKS
ajar bagi siswa untuk menambah pengetahuan. MY
53 53 Penelitian ini menentukan hubungan semantis antarklausa pada MKS
ragam tulis yang bersumber pada tajuk rencana. MJ
54 54 Dalam berinteraksi, manusia membutuhkan alat komunikasi MPA
yaitu bahasa.
55 55 Agar mudah dipahami, bahasa harus memperhatikan kaidah MKS
kebahasaan. MJ
56 56 Kajian wacana merupakan salah satu studi linguistik yang MKS
memiliki kompleksitas tinggi. MJ
57 57 Selain satuan bahasa tertinggi, wacana juga mengandung unsur MPA
bahasa yang pragmatis.
58 58 Kajian wacana secara internal meliputi kohesi antarkalimat, MPA
aspek sintaksis, dan kebahasaan.
59 59 Kajian wacana secara eksternal meliputi kajian psikologi, sosial, MPA
ekonomi, antropologi, lingkungan, dan hubungan interdisipliner
yang lain (Mulyana, 2005, p. 2).
60 60 Adanya kohesi dan koherensi menyebabkan kalimat-kalimat MKS
dalam wacana membentuk kesatuan makna (Alwi, 2010, p. 41). MJ
61 61 Dalam buku yang berjudul Kajian Wacana, Mulyana (2005, MBF
p.26) menyebutkan bahwa Halliday telah mengklasifikasikan
kohesi ke dalam dua kelompok, yakni kohesi gramatikal dan
leksikal.
62 62 Kohesi gramatikal meliputi referensi, subtitusi, elipsis, dan MPA
konjungsi, sedangkan kohesi leksikal meliputi sinonim, antonim,
ekuivalensi, repetisi, dan kolokasi.
63 63 Dalam penelitian ini, peneliti mengambil kajian wacana berupa MPA
kohesi leksikal.
64 64 Untuk itu, peneliti memiliki tujuan untuk mencoba menambah MKS
pengetahuan dan kemampuan kebahasaan peserta didik dalam MJ
menulis teks.
65 65 Novel Nayla merupakan salah satu karya sastra karya Djenar MKS
Maesa Ayu yang diterbitkan oleh PT Gramedia Utama pada MJ
tahun 2012.
66 66 Novel ini memiliki keunikan dalam alur ceritanya. MKS
MJ
67 67 Namun, di halaman 18, penulis kembali menceritakan kisah MBF
Nayla pada saat berada di rumah binaan.
68 68 Selain dua paragraf tersebut, pada halaman berikutnya Djenar MBF
Maesa Ayu kembali menceritakan kisah Nayla pada saat masih
tinggal bersama ayahnya.
69 69 Meskipun memiliki alur yang rumit, novel ini memiliki kohesi MKS
yang membantu pembaca dalam memahami novel. MJ
70 70 Novel Nayla ini menceritakan seorang gadis bernama Nayla MBF
yang memiliki kehidupan berbeda dengan gadis-gadis sebayanya.
71 71 Keluarga yang tak utuh serta kurangnya kasih sayang MPA
membawanya untuk terbang mencari jati dirinya sendiri di
dunia malam.
72 72 Melalui novel Nayla, peserta didik dapat mengambil hikmah MPA
pahitnya tokoh Nayla ketika terjun ke dunia malam dan seks
bebas.
73 73 Peneliti memilih teks eksposisi karena dalam pembelajaran teks MPA
eksposisi siswa dituntut untuk membuat teks yang memiliki
kohesi antarkalimat sehingga kalimat yang dibuat lebih padu dan
mudah dipahami.
74 74 Oleh karenanya peneliti ingin memberikan kontribusi MBF
pemahaman bagi peserta didik untuk menambah pengetahuan
kebahasaan dan kemampuan menulis peserta didik.
75 75 Karya sastra merupakan representasi pikiran dan gagasan dari MKS
pengarang yang ingin disampaikan kepada penikmatnya. MJ
76 76 Oleh karena itu, kondisi psikis dan sosial akan sangat MMP
berpengaruh kepada suatu karya sastra yang tercipta.
77 77 Melalui novel, penulis sejatinya tengah menyampaikan nilai- MPA
nilai dan amanat dengan media kata demi kata yang tersusun
hingga membentuk alur cerita.
78 78 Kondisi psikis serta lingkungan yang dihadapi penulis akan MMP
sangat berpengaruh terhadap cerita yang disuguhkan di dalam
novelnya.
79 79 Pengalaman cinta seseorang sering kali menjadi inspirasi untuk MPA
dituangkan ke dalam sebuah karya sastra, termasuk novel.
80 80 Novel merupakan salah satu karya sastra yang memiliki banyak MKS
peminat, terutama novel-novel populer sering kali diminati oleh MJ
anak muda seperti usia SMA.
81 81 Kedua novel ini merupakan jurnal perjalanan Fiersa ketika MKS
menjelajahi tanah air demi menjauhkan diri dari kota asalnya, MJ
Bandung, yang membuatnya terus dihantui kekecewaan pasca
mengalami putus cinta.
82 82 Rasa sakit yang teramat ketika dihianati wanita yang sangat MPA
dicintainya membuat dirinya nekat untuk melakukan hal yang
belum pernah dia lakukan sebelumnya.
83 83 Begitu pula dengan seorang pemuda asal Pekalongan, seperti MPA
dilansir TribunJakarta.com, dirinya nekat merekam aksi bunuh
dirinya untuk kemudian video tersebut akan disebarkan kepada
sang kekasih yang telah memutuskan cintanya.
84 84 Meski tak dapat dipungkiri bahwa bumbu-bumbu asmara MKS
merupakan hal yang tidak dapat dihindari dalam diri manusia. MJ
85 85 Pengendalian jiwa yang baik akan menghindarkan seseorang MPA
dari perbuatan yang tak perlu dilakukan atas dasar cinta.
86 86 Novel Arah langkah dan Tapak jejak menarik karena berisi nilai MPA
dan amanat yang mendalam bahwasanya putus cinta bukanlah
akhir dari segalanya.
87 87 Putus cinta justru merupakan awal dari kehidupan baru yang MKS
bisa jadi lebih baik apabila kita mampu mengambil hikmah dari MJ
apa yang sudah terjadi.
88 88 Fiersa Besari atau yang akrab disapa “Bung” merupakan pria MKS
kelahiran Bandung, 3 Maret 1984 yang memulai kariernya MJ
sebagai musikus sebelum akhirnya jatuh cinta pada dunia tulis
menulis.
89 89 Selain itu, Bung juga berkegiatan di alam terbuka. MMP
90 90 Setelah mengelilingi Indonesia, Bung mampu melihat realitas MPA
ibu pertiwi sehingga dirinya menjadi gemar menyisipkan pesan
humanisme dan sosial dalam karya-karyanya yang bertema cinta
dan kehidupan.
91 91 Arah langkah dan Tapak jejak merupakan novel kelima dan MKS
keenamnya. MJ
92 92 Kedua novel ini merupakan sekuel yang berisi rekam jejak MKS
perjalannya ketika menjelajahi Indonesia. MJ
93 93 Arah langkah merupakan novel Fiersa Besari yang terbit pada MKS
tahun 2018 dengan ketebalan 300 halaman oleh penerbit MJ
Mediakita.
94 94 Pada novel ini, Bung juga menyisipkan kepingan kepingan MKS
ingatan yang menjelaskan sosok Mia, wanita yang dicintainya MM
sekaligus mematahkan hatinya hingga ia berambisi menjauh dari
kota Bandung yang menyimpan kenangan dirinya dengan Mia.
95 95 Tapak jejak merupakan kelanjutan dari novel Arah langkah MKS
yang juga diterbitkan oleh Mediakita pada 2019 dengan tebal 312 MJ
halaman.
96 96 Pada sekuel ini, Bung menceritakan dirinya yang harus MBF
melanjutkan pengembaraan tanpa kedua sahabatnya yang telah
lebih dulu menghentikan langkah dan kembali ke Bandung.
97 97 Kedua novel tersebut, yakni Arah langkah dan Tapak jejak MKS
merupakan novel yang menarik karena penggambaran sosok MJ
Fiersa yang mampu mengaktualisasikan dirinya dari
keterpurukan cinta yang dialami.
98 98 Kisah perjalanan Fiersa Besari tidak hanya berisi perjuangannya MMP
untuk mengaktualisasikan diri dan melupakan rasa sakit hatinya
saja, melainkan juga tentang bertahan hidup dalam kondisi
pengembaraan yang serba terbatas dan hanya bisa mengandalkan
koneksi serta keberuntungan.
99 99 Meski beberapa kali terpaksa berdamai dengan keadaan yang MPA
tidak mudah, tetapi dari situlah Fiersa Besari mampu memahami
nilai-nilai kehidupan.
100 100 Pada akhirnya, dirinya menyadari bahwa sejauh apapun ia MPA
melangkah, rumah adalah tempat langkahnya akan kembali
sebagai dirinya yang lebih baik lagi.
101 101 Berdasarkan uraian yang dipaparkan, dwilogi novel Arah MPA
langkah dan Tapak jejak menarik untuk dikaji dengan
pendekatan psikologi sastra.
102 102 Teori ini mengungkapkan bahwa manusia sebagai makhluk MPA
yang bebas akan senantiasa berupaya untuk memenuhi lima
hirerarki kebutuhan yang meliputi kebutuhan fisiologis,
kebutuhan akan rasa aman dan stabilitas, kebutuhan akan cinta
dan memiliki, kebutuhan akan penghargaan, serta kebutuhan
aktualisasi diri.
103 103 Fiersa Besari yang pada awalnya mengembara karena kehilangan MPA
kebutuhan akan cintanya tetapi pada akhirnya ia bisa memenuhi
seluruh hirerarki kebutuhan bahkan mampu mengaktualisasi
dirinya.
104 104 Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak lepas dari hidup MKS
berdampingan dengan orang lain. MJ
105 105 Dalam perjalanan kehidupan sosial, manusia juga tidak dapat MPA
menghindari permasalahan sosial yang pasti akan ditemui dalam
kehidupannya.
106 106 Menanggapi keadaan tersebut masyarakat mampu MPA
menyampaikan permasalahan melalui kritikan.
107 107 Karya sastra merupakan hasil perpaduan antara isi hati dan MKS
keadaan lingkungan pengarang. MJ
108 108 Hal tersebut mampu memicu pengarang untuk berbuat sesuatu, MPA
seperti ingin melakukan bentuk aksi, kritikan, ataupun sebuah
langkah untuk meluapkan keadaan emosional pengarang dengan
cara menciptakan karya sastra.
109 109 Sastra membaca fakta yang ada, realitas dalam karya sastra MPA
merupakan ilusi kenyataan dan kesan yang meyakinkan untuk
ditampilkan, tetapi tidak selalu merupakan kenyataan sehari-hari.
110 110 Monolog merupakan bentuk karya sastra yang berjenis drama. MKS
MJ
111 111 Drama merupakan bentuk dari prosa yang mampu MKS
menggambarkan sebuah kehidupan atau watak melalui tingkah MJ
laku.
112 112 Mengkritik tidak hanya berupa demonstrasi seperti yang sering MMP
disaksikan di media masa seperti koran dan televisi yang dapat
menimbulkan prespektif buruk bahkan mis-communication, bisa
juga melalui karya satra monolog.
113 113 Siwi memiliki penggambaran tokoh dualisme sehingga ada dua MKS
substansi, napi dan penjaga kuburan. MJ
114 114 Penggambaran tokoh tersebut menjadikan ada dua setting dalam MKS
penggarapan monolog Mayat Terhormat, yaitu jeruji besi MY
(penjara) dan pemakaman.
115 115 Tokoh Siwi mampu memerankan dirinnya-sendiri bahkan MPA
karakter dan tokoh lain seperti menjadi Marsinah, mahasiswa dan
orang yang berkuasa.
116 116 Monolog Mayat Terhormat yang serat akan kritik sosial itu akan MPA
mampu menarik pembaca maupun penonton bila dipentaskan
karena mengandung nilai-nilai moral seperti akhlak, etika, sosial,
maupun susila yang mampu mendukung pembentukan watak dan
kepribadian seseorang.
117 117 Konflik dalam monolog tersebut juga akan menyadarkan MKS
masyarakat akan kejahatan berupa kekerasan fisik, perampasan MJ
HAM, dan kejahatan sosial lainnya, karena pengarang bukan
hanya sebagai pencerita tetapi bisa juga sebagai orang yang
mengalami terjadinya peristiwa tersebut atau sebagai pemerang
kejahatan sosial.
118 118 Bentuk-bentuk kritik dalam monolog tersebut bersentuhan MMS
dengan kepribadian manusia, sehingga sangat tepat jika dikaji
menggunakan telaah sosiologi sastra.
119 119 Dari sekian banyak naskah monolog, peneliti memilih MPA
menganalisis naskah monolog Mayat Terhormat karya Agus
Noor dan Indra Tranggono.
120 120 Dasar dari penelitian ini berupa latar sosiologis pengarang, MMP
struktur naskah monolog Mayat Terhormat, bentuk-bentuk kritik
sosial yang ada di dalam monolog Mayat Terhormatdengan
menggunakan telaah sosiologi sastra, dan implementasi
pembelajarandrama di SMA khususnya dalam relevansi unsur-
unsur intrinsik dan nilai kritik sosial dengan standar isi, relevansi
pembentukan kepribadian dalam diri peserta didik, dan
penerapan nilai-nilai edukatif.
121 121 Sistem pendidikan nasional menerapkan Kurikulum 2013 yang MPA
saat ini digunakan dalam pembelajaran di Indonesia.
122 122 Kurikulum ini beberapa kali mengalami revisi. MPA
123 123 Dengan ini pembelajaran menuntut guru mampu menciptakan MPA
suasana pembelajaran yang mampu merangsang siswa menjadi
lebih aktif.
124 124 Kemampuan berpikir kritis dan kreatif menjadi tuntutan MPA
pendidikan di Indonesia.
125 125 Kemudian Anderson dan Krathwol merevisi menjadi mengingat MPA
(remember), memahami (understand), menerapkan (apply),
menganalisis (analyze), menilai (evaluate), dan berkreasi
(create).
126 126 Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HOTS membuat siswa MPA
mampu menjadi problem solver.
127 127 Pembelajaran berorientasi HOTS dan dikombinasikan dengan MPA
student centered membuat siswa mampu memecahkan masalah
dari berbagai fenomena yang ditemui di sekitarnya.
128 128 Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 juga menerapkan MPA
pembelajaran berbasis teks.
129 129 Pembelajaaran berbasis teks tidak hanya mempelajari teks MKS
berbahasa tulis namun juga bahasa lisan dan gambar. MJ
130 130 Untuk menyusun sebuah teks prosedur siswa terlebih dahulu MPA
harus memahami bagaimana cara menyusun kalimat yang tepat,
jenisjenis kalimat, dan unsur dalam sebuah kalimat.
131 131 Siswa masih belum terlalu memahami bagaimana meletakkan MPA
antara objek, keterangan, dan pelengkap.
132 132 Hal tersebut membuat siswa kurang aktif dan kreatif dalam MPA
pembelajaran.
133 133 Modul dapat berisi materi, bahan bacaan dan masalah-masalah MMP
mengenai suatu materi.
134 134 Menurut Sukardiyono dalam Pratiwi (2016, p.2) modul MKS
merupakan bahan ajar cetak yang disusun agar dapat dipelajari MJ
oleh siswa secara mandiri tanpa mendapat bimbingan dari guru
karena telah disajikan secara sistematis dan dikembangkan sesuai
perkembangan siswa.
135 135 Sebuah modul setidaknya mencakup petunjuk belajar, MPA
kompetensi yang harus dicapai, materi, informasi penunjang,
latiahan soal, dan evaluasi.
136 136 Unsur-unsur yang terdapat dalam modul akan memudahkan MKS
siswa belajar terarah dan mandiri. MJ
137 137 Penerapan project base learning menyediakan pembelajaran MBF
berbasis projek.
138 138 Modul yang dibuat ini bertujuan untuk mempermudah siswa MMP
dalam belajar mengenai kalimat dan penyusunan kalimat.
139 139 Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran wajib di semua MKS
jenjang pendidikan di Indonesia. MJ
140 140 Muslich (1990, p. 48) dalam Murtiani (2013, p. 15) MPA
mengungkapkan bahwa proses pengulangan atau reduplikasi
merupakan peristiwa pembentukan kata dengan jalan mengulang
bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi
fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun
tidak.
141 141 Berdasarkan observasi saat melaksanakan kegiatan Praktik MKS
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Grabag, MJ
ditemukan bahwa peserta didik kelas X tidak memperhatikan
reduplikasi dalam materi pembelajaran teks eksposisi.
142 142 Hal itu membuktikan bahwa bahan ajar tersebut belum MPA
memenuhi kebutuhan kegiatan belajar mengajar karena kurang
bervariasi, monoton, dan minim referensi.
143 143 Kondisi bahan ajar yang kurang memadai akan berdampak MMP
negatif bagi perkembangan akademik peserta didik.
144 144 Para pendidik pada umumnya hanya menyediakan bahan ajar MBF
yang monoton dan cenderung bersifat sekali pakai.
145 145 Akibatnya peserta didik akan merasa bosan mengikuti kegiatan MPA
belajar mengajar, sehingga pembelajaran menjadi tidak efektif
dan efisien.
146 146 Hal ini menjadi menarik untuk diteliti sehingga mampu MPA
menghasilkan bahan ajar alternatif yang tidak monoton.
147 147 Bahan ajar tersebut berbentuk buku ajar yang memuat materi MMP
pembelajaran untuk peserta didik.
148 148 Media cetak meliputi surat kabar atau koran, tabloid, dan MPA
majalah (Sumadiria, 2005, p. 4).
149 149 Pembaca bisa membaca dengan analisis yang tajam, sehingga MPA
pembaca dapat lebih memahami isi informasi yang disampaikan.
150 150 Dari hasil survei tersebut, saat ini media cetak termasuk koran, MKS
majalah, dan tabloid masih memiliki penetrasi sebesar 8% dan MJ
dibaca 4,5 juta orang.
151 151 Menurut salah satu juri dari penghargaan tersebut yaitu Nina MPA
Armando, koran Media Indonesia sering memuat tentang isu
sosial dan politik yang penting untuk diketahui masyarakat
terutama anak muda.
152 152 Adanya penghargaan tersebut mengukuhkan posisi Media MPA
Indonesia sebagai media terpercaya dan diminati berbagai
kalangan termasuk anak muda.
153 153 Media Indonesia memuat beberapa laman tema seperti laman MPA
advertorial, kolom pakar, surat pembaca, haji, opini, teknologi,
hiburan, otomotif, wawancara, humaniora, podium, dan weekend.
154 154 Ruslan (2008, p. 64) dalam Sugianto (2017, p. 2) MPA
mengungkapkan bahwa opini merupakan bentuk pernyataan
seseorang terhadap sesuatu hal atau permasalahan.
155 155 Dapat dikatakan juga bahwa opini merupakan tanggapan aktif MKS
dalam suatu rangsangan. MJ
156 156 Laman opini berisi beberapa paragraf yang di dalamnya terdapat MMP
kalimat majemuk.
157 157 Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini berfokus MMP
pada “Kategori dan Makna Reduplikasi pada Kalimat Majemuk
dalam Laman Opini Media Indonesia.
158 158 Karya sastra merupakan hasil curahan hati dari seorang MKS
pengarang tentang apa yang dia rasakan, fikirkan dan apa yang MJ
dia lihat dituangkan dalam bentuk kata-kata/tulisan.
159 159 Tiruan kenyataan itu berarti bisa mengangkat berbagai MMP
tema/permasalahan dalam kehidupan, misalnya permasalahan
sosial, pendidikan, politik, budaya dan masih banyak yang lain.
160 160 Perang merupakan kegiatan pertikaian antar dua atau lebih MKS
kelompok yang saling melakukan gencatan senjata demi MJ
memperoleh apa yang diinginkan.
161 161 Perang di Indonesia (Nusantara) pada masa kerajaan merupakan MKS
perang saudara yang terjadi turun temurun. MJ
162 162 Sebagian besar masyarakat mengetahui tentang perang dari MPA
film-film sejarah atau filmfilm kerajaan.
163 163 Rasa iri tersebut melatarbelakangi mereka melakukan MKS
penyerangan untuk sekedar mendapatkan posisi atau jabatan MJ
yang diinginkan.
164 164 Mereka melakukan hal tersebut dengan menghilangkan rasa MKS
persaudaraan yang ada di antara mereka. MJ
165 165 Jadi, perang tersebut berakar dari adanya rasa iri yang timbul MMP
dari salah satu pihak karena merasa tidak adanya keadilan.
166 166 Novel tersebut berjudul Senopati terakhir. MMP
167 167 Perang yang terdapat dalam novel Senopati terakhir karya Setyo MPA
Wardoyo mengandung banyak pelajaran, mulai dari sebab-
sebab terjadinya perang, strategi perang yang digunakan oleh
raja-raja Jawa pada zaman dahulu serta dampak-dampak yang
muncul akibat perang terutama dampak negatif yang sangat
merugikan banyak pihak.
168 168 Cerita perang dalam novel tersebut merupakan tiruan dari MKS
kenyataan yang dapat dijadikan pembelajaran. MJ
169 169 Oleh karena itu cerita perang dalam novel Senopati terakhir MPA
menarik dikaji untuk mengetahui realitas perang yang ada dalam
novel Senopati terakhir.
170 170 Praktik perang yang terdapat dalam novel Senopati terakhir MMP
berupa perang gerilya yang dilakukan antara kerajaan yang
masih memiliki ikatan saudara.
171 171 Kadang taktik ini juga mengarah pada taktik mengepung secara MPA
tidak terlihat.
172 172 Cerita dalam novel Senopati terakhir berawal dari masa MMP
kejayaan kerajaan Singosari dibawah pemerintahan Prabu Sri
Kertanegara, pada saat itu datanglah seorang laksamana dari
Kekaisaran Mongolia bernama Meng Khi untuk menyampaikan
perintah kaisar Kubilai Khan agar Singosari mengakui
kedaulatan Mongolia dan tunduk di bawah kekuasannnya.
173 173 Namun raja Singosari pada saat itu menolak dengan cara MPA
memotong daun telinga utusan Mongolia tersebut dan
mengusirnya.
174 174 Selang beberapa tahun sejak kejadian tersebut kerajaan bawahan MPA
Singosari yang bernama Gelang-Gelang dengan rajanya Sri
Jayakatwang menyerbu Tumapel, ibu kota Singosari dengan
alasan balas dendam.
175 175 Kejadian ini terus berlanjut hingga akhirnya Raden Wijaya juga MDK
menyerang Kediri dan berdirilah kerajaan Majapahit.
176 176 Setyo Wardoyo menceritakan jalannya perang antar kerajaan- MBF
kerajaan tersebut dengan bahasa yang sederhana dan mudah
dipahami.
177 177 Senopati terakhir merupakan novel fiksi sejarah pertama yang MKS
ditulis oleh Setyo Wardoyo. MJ
178 178 Di samping novel sejarah ini, Setyo Wardoyo juga telah menulis MPA
sebuah buku tentang perjalanan spiritual seorang wanita yang
berjudul Padang Langit Merah Putih.
179 179 Saya menggunakan Novel Senopati terakhir karya Setyo MPA
Wardoyo sebagai sumber penelitian karena cerita realitas perang
dalam novel mengandung banyak nilai-nilai yang bisa diambil
sebagai pembelajaran, terutama dampak negatif atau buruk dari
dilakukannya perang tersebut.
180 180 Berdasarkan uraian, saya bermaksud mengkaji realitas perang MPA
yang terdapat dalam Novel Senopati terakhir untuk menemukan
representasinya dengan teori pendekatan mimesis.
181 181 Nilai moral merupakan salah satu hasil dari penelitian ini dan MKS
merupakan salah satu unsur instrinsik novel. MJ
Lampiran 17 Data Makna Perbuatan Aktif

No No
Data
Data
1 2 Ketika membuat teks prosedur, siswa harus memahami berdasarkan struktur
dan kaidahnya.
2 11 Kedua, Struktur teks pada Blog Resepkoki sudah memenuhi syarat untuk
dijadikan teks prosedur kompleks.
3 13 Siswa tidak hanya memahami melalui buku teks atau media cetak, tetapi
juga media elektronik termasuk internet.
4 16 Kebudayaan yang berbeda inilah yang nantinya akan menjadi ciri khas
tersendiri bagi daerah tersebut.
5 17 Setiap kebudayaan mengandung nilai-nilai kebijakan yang positif.
6 20 Memahami sebuah kearifan lokal suatu daerah, kita harus mengetahui
secara mendalam mengenai kebudayaan yang berkembang di dalam
masyarakat tersebut.
7 26 Selain karena umur, laki-laki pilihan kakak dan ibu pun mampu menebus
dengan sejumlah gading yang ditentukan ketua adat.
8 27 Novel ini mengandung nilai kearifan lokal yang memberikan kontribusi
positif sehingga novel ini dapat digunakan untuk pembelajaran siswa,
khususnya siswa SMA mengingat nilai budaya sangat penting bagi generasi
muda.
9 29 Hal tersebut juga menjadi permasalahan bangsa yakni merosotnya ideologi
kebangsaan dan revitalisasi nilai-nilai kearifan lokal, sehingga keadaan ini
harus dibangun kembali.
10 36 Penelitian ketransitifan verba berafiks meN-(D)Ø/-i/-kan yang menduduki
fungsi predikat ini menggunakan sumber data Novel “Bidadari Bermata
Bening”.
11 37 Klausa pertama menjelaskan topik yang dibahas pada kalimat itu dan klausa
kedua menjelaskan lebih lanjut topik yang dibahas pada klausa pertama.
12 39 Konjungsi tidak hanya dan tetapi juga menjadi penanda kalimat mengalami
hubungan semantis antarklausa.
13 44 Hubungan semantis antarklausa dalam kalimat majemuk setara menarik
untuk diteliti karena terdapat beberapa jenis hubungan semantis antarklausa.
14 46 Penelitian tentang hubungan semantis antarklausa dapat menggunakan
sumber data dengan wujud lisan dan tulisan.
15 49 Penelitian ini menggunakan media cetak untuk digunakan sebagai sumber
data.
16 54 Dalam berinteraksi, manusia membutuhkan alat komunikasi yaitu bahasa.
17 57 Selain satuan bahasa tertinggi, wacana juga mengandung unsur bahasa yang
pragmatis.
18 58 Kajian wacana secara internal meliputi kohesi antarkalimat, aspek sintaksis,
dan kebahasaan.
19 59 Kajian wacana secara eksternal meliputi kajian psikologi, sosial, ekonomi,
antropologi, lingkungan, dan hubungan interdisipliner yang lain (Mulyana,
2005, p. 2).
20 62 Kohesi gramatikal meliputi referensi, subtitusi, elipsis, dan konjungsi,
sedangkan kohesi leksikal meliputi sinonim, antonim, ekuivalensi, repetisi,
dan kolokasi.
21 63 Dalam penelitian ini, peneliti mengambil kajian wacana berupa kohesi
leksikal.
22 71 Keluarga yang tak utuh serta kurangnya kasih sayang membawanya untuk
terbang mencari jati dirinya sendiri di dunia malam.
23 72 Melalui novel Nayla, peserta didik dapat mengambil hikmah pahitnya tokoh
Nayla ketika terjun ke dunia malam dan seks bebas.
24 73 Peneliti memilih teks eksposisi karena dalam pembelajaran teks eksposisi
siswa dituntut untuk membuat teks yang memiliki kohesi antarkalimat
sehingga kalimat yang dibuat lebih padu dan mudah dipahami.
25 77 Melalui novel, penulis sejatinya tengah menyampaikan nilai-nilai dan
amanat dengan media kata demi kata yang tersusun hingga membentuk alur
cerita.
26 79 Pengalaman cinta seseorang sering kali menjadi inspirasi untuk dituangkan
ke dalam sebuah karya sastra, termasuk novel.
27 82 Rasa sakit yang teramat ketika dihianati wanita yang sangat dicintainya
membuat dirinya nekat untuk melakukan hal yang belum pernah dia lakukan
sebelumnya.
28 83 Begitu pula dengan seorang pemuda asal Pekalongan, seperti dilansir
TribunJakarta.com, dirinya nekat merekam aksi bunuh dirinya untuk
kemudian video tersebut akan disebarkan kepada sang kekasih yang telah
memutuskan cintanya.
29 85 Pengendalian jiwa yang baik akan menghindarkan seseorang dari perbuatan
yang tak perlu dilakukan atas dasar cinta.
30 86 Novel Arah langkah dan Tapak jejak menarik karena berisi nilai dan amanat
yang mendalam bahwasanya putus cinta bukanlah akhir dari segalanya.
31 90 Setelah mengelilingi Indonesia, Bung mampu melihat realitas ibu pertiwi
sehingga dirinya menjadi gemar menyisipkan pesan humanisme dan sosial
dalam karya-karyanya yang bertema cinta dan kehidupan.
32 99 Meski beberapa kali terpaksa berdamai dengan keadaan yang tidak mudah,
tetapi dari situlah Fiersa Besari mampu memahami nilai-nilai kehidupan.
33 100 Pada akhirnya, dirinya menyadari bahwa sejauh apapun ia melangkah,
rumah adalah tempat langkahnya akan kembali sebagai dirinya yang lebih
baik lagi.
34 101 Berdasarkan uraian yang dipaparkan, dwilogi novel Arah langkah dan Tapak
jejak menarik untuk dikaji dengan pendekatan psikologi sastra.
35 102 Teori ini mengungkapkan bahwa manusia sebagai makhluk yang bebas
akan senantiasa berupaya untuk memenuhi lima hirerarki kebutuhan yang
meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman dan stabilitas,
kebutuhan akan cinta dan memiliki, kebutuhan akan penghargaan, serta
kebutuhan aktualisasi diri.
36 103 Fiersa Besari yang pada awalnya mengembara karena kehilangan kebutuhan
akan cintanya tetapi pada akhirnya ia bisa memenuhi seluruh hirerarki
kebutuhan bahkan mampu mengaktualisasi dirinya.
37 105 Dalam perjalanan kehidupan sosial, manusia juga tidak dapat menghindari
permasalahan sosial yang pasti akan ditemui dalam kehidupannya.
38 106 Menanggapi keadaan tersebut masyarakat mampu menyampaikan
permasalahan melalui kritikan.
39 108 Hal tersebut mampu memicu pengarang untuk berbuat sesuatu, seperti ingin
melakukan bentuk aksi, kritikan, ataupun sebuah langkah untuk meluapkan
keadaan emosional pengarang dengan cara menciptakan karya sastra.
40 109 Sastra membaca fakta yang ada, realitas dalam karya sastra merupakan ilusi
kenyataan dan kesan yang meyakinkan untuk ditampilkan, tetapi tidak selalu
merupakan kenyataan sehari-hari.
41 115 Tokoh Siwi mampu memerankan dirinnya-sendiri bahkan karakter dan
tokoh lain seperti menjadi Marsinah, mahasiswa dan orang yang berkuasa.
42 116 Monolog Mayat Terhormat yang serat akan kritik sosial itu akan mampu
menarik pembaca maupun penonton bila dipentaskan karena mengandung
nilai-nilai moral seperti akhlak, etika, sosial, maupun susila yang mampu
mendukung pembentukan watak dan kepribadian seseorang.
43 119 Dari sekian banyak naskah monolog, peneliti memilih menganalisis naskah
monolog Mayat Terhormat karya Agus Noor dan Indra Tranggono.
44 121 Sistem pendidikan nasional menerapkan Kurikulum 2013 yang saat ini
digunakan dalam pembelajaran di Indonesia.
45 122 Kurikulum ini beberapa kali mengalami revisi.
46 123 Dengan ini pembelajaran menuntut guru mampu menciptakan suasana
pembelajaran yang mampu merangsang siswa menjadi lebih aktif.
47 124 Kemampuan berpikir kritis dan kreatif menjadi tuntutan pendidikan di
Indonesia.
48 125 Kemudian Anderson dan Krathwol merevisi menjadi mengingat
(remember), memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis
(analyze), menilai (evaluate), dan berkreasi (create).
49 126 Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HOTS membuat siswa mampu
menjadi problem solver.
50 127 Pembelajaran berorientasi HOTS dan dikombinasikan dengan student
centered membuat siswa mampu memecahkan masalah dari berbagai
fenomena yang ditemui di sekitarnya.
51 128 Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 juga menerapkan pembelajaran
berbasis teks.
52 130 Untuk menyusun sebuah teks prosedur siswa terlebih dahulu harus
memahami bagaimana cara menyusun kalimat yang tepat, jenisjenis
kalimat, dan unsur dalam sebuah kalimat.
53 131 Siswa masih belum terlalu memahami bagaimana meletakkan antara objek,
keterangan, dan pelengkap.
54 132 Hal tersebut membuat siswa kurang aktif dan kreatif dalam pembelajaran.
55 135 Sebuah modul setidaknya mencakup petunjuk belajar, kompetensi yang
harus dicapai, materi, informasi penunjang, latiahan soal, dan evaluasi.
56 140 Muslich (1990, p. 48) dalam Murtiani (2013, p. 15) mengungkapkan bahwa
proses pengulangan atau reduplikasi merupakan peristiwa pembentukan kata
dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian,
baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun
tidak.
57 142 Hal itu membuktikan bahwa bahan ajar tersebut belum memenuhi
kebutuhan kegiatan belajar mengajar karena kurang bervariasi, monoton, dan
minim referensi.
58 145 Akibatnya peserta didik akan merasa bosan mengikuti kegiatan belajar
mengajar, sehingga pembelajaran menjadi tidak efektif dan efisien.
59 146 Hal ini menjadi menarik untuk diteliti sehingga mampu menghasilkan bahan
ajar alternatif yang tidak monoton.
60 148 Media cetak meliputi surat kabar atau koran, tabloid, dan majalah
(Sumadiria, 2005, p. 4).
61 149 Pembaca bisa membaca dengan analisis yang tajam, sehingga pembaca
dapat lebih memahami isi informasi yang disampaikan.
62 151 Menurut salah satu juri dari penghargaan tersebut yaitu Nina Armando,
koran Media Indonesia sering memuat tentang isu sosial dan politik yang
penting untuk diketahui masyarakat terutama anak muda.
63 152 Adanya penghargaan tersebut mengukuhkan posisi Media Indonesia
sebagai media terpercaya dan diminati berbagai kalangan termasuk anak
muda.
64 153 Media Indonesia memuat beberapa laman tema seperti laman advertorial,
kolom pakar, surat pembaca, haji, opini, teknologi, hiburan, otomotif,
wawancara, humaniora, podium, dan weekend.
65 154 Ruslan (2008, p. 64) dalam Sugianto (2017, p. 2) mengungkapkan bahwa
opini merupakan bentuk pernyataan seseorang terhadap sesuatu hal atau
permasalahan.
66 162 Sebagian besar masyarakat mengetahui tentang perang dari film-film
sejarah atau filmfilm kerajaan.
67 167 Perang yang terdapat dalam novel Senopati terakhir karya Setyo Wardoyo
mengandung banyak pelajaran, mulai dari sebab-sebab terjadinya perang,
strategi perang yang digunakan oleh raja-raja Jawa pada zaman dahulu serta
dampak-dampak yang muncul akibat perang terutama dampak negatif yang
sangat merugikan banyak pihak.
68 169 Oleh karena itu cerita perang dalam novel Senopati terakhir menarik dikaji
untuk mengetahui realitas perang yang ada dalam novel Senopati terakhir.
69 171 Kadang taktik ini juga mengarah pada taktik mengepung secara tidak
terlihat.
70 173 Namun raja Singosari pada saat itu menolak dengan cara memotong daun
telinga utusan Mongolia tersebut dan mengusirnya.
71 174 Selang beberapa tahun sejak kejadian tersebut kerajaan bawahan Singosari
yang bernama Gelang-Gelang dengan rajanya Sri Jayakatwang menyerbu
Tumapel, ibu kota Singosari dengan alasan balas dendam.
72 178 Di samping novel sejarah ini, Setyo Wardoyo juga telah menulis sebuah
buku tentang perjalanan spiritual seorang wanita yang berjudul Padang
Langit Merah Putih.
73 179 Saya menggunakan Novel Senopati terakhir karya Setyo Wardoyo sebagai
sumber penelitian karena cerita realitas perang dalam novel mengandung
banyak nilai-nilai yang bisa diambil sebagai pembelajaran, terutama dampak
negatif atau buruk dari dilakukannya perang tersebut.
74 180 Berdasarkan uraian, saya bermaksud mengkaji realitas perang yang terdapat
dalam Novel Senopati terakhir untuk menemukan representasinya dengan
teori pendekatan mimesis.
Lampiran 18 Data Makna Melakukan Perbuatan

No No
Data
Data
1 10 Pemilihan Blog Resepkoki sebagai sumber data penelitian berdasarkan
beberapa pertimbangan dan aspek.
Lampiran 19 Data Makna Mempunyai

No No
Data
Data
1 3 Teks prosedur biasanya berisi langkah-langkah secara lengkap dan jelas.
2 5 Teks tersebut bertujuan untuk memberikan penjelasan tata cara melakukan
sesuatu dengan sejelas-jelasnya.
3 6 Berdasarkan pengamatan selama melaksanakan program praktik lapangan
kerja (PPL) di SMA N 5 Magelang, bahan materi ajar pada materi kata
kerja imperatif kelas XI pada teks prosedur kurang bervariasi dan
pembelajaran monoton.
4 9 Blog resepkoki bertujuan untuk membantu pembaca terutama ibu-ibu
mengalami kesulitan saat memasak.
5 14 Hasil penelitian ini berupa bahan ajar yang dapat digunakan oleh guru
dalam materi kebahasaan khususnya verba imperatif yang terdapat pada
kalimat tunggal pada teks prosedur kompleks yang terdapat pada silabus
kurikulum 2013 KD 3.2. Menganalisis struktur dan kebahasaan teks
prosedur dan KD 4.2. Mengembangkan teks prosedur.
6 19 Kearifan lokal ini dapat berwujud gagasan atau ide, kegiatan aktivitas dan
benda hasil karya.
7 30 Selain tuntutan kurikulum, hasil penelitian ini berupa kearifan lokal yang
terdapat dalam unsur budaya sehingga diharapkan dapat menjadi sarana
siswa SMA untuk membentuk dirinya menjadi orang yang bijak, cerdas,
dan membantu peserta didik dalam pembentukan jiwa yang memiliki
kepribadian positif.
8 47 Dalam wujud lisan sumber data bisa berasal dari tuturan asli peneliti atau
tuturan orang lain.
9 76 Oleh karena itu, kondisi psikis dan sosial akan sangat berpengaruh kepada
suatu karya sastra yang tercipta.
10 78 Kondisi psikis serta lingkungan yang dihadapi penulis akan sangat
berpengaruh terhadap cerita yang disuguhkan di dalam novelnya.
11 89 Selain itu, Bung juga berkegiatan di alam terbuka.
12 98 Kisah perjalanan Fiersa Besari tidak hanya berisi perjuangannya untuk
mengaktualisasikan diri dan melupakan rasa sakit hatinya saja, melainkan
juga tentang bertahan hidup dalam kondisi pengembaraan yang serba
terbatas dan hanya bisa mengandalkan koneksi serta keberuntungan.
13 112 Mengkritik tidak hanya berupa demonstrasi seperti yang sering disaksikan
di media masa seperti koran dan televisi yang dapat menimbulkan
prespektif buruk bahkan mis-communication, bisa juga melalui karya satra
monolog.
14 120 Dasar dari penelitian ini berupa latar sosiologis pengarang, struktur naskah
monolog Mayat Terhormat, bentuk-bentuk kritik sosial yang ada di dalam
monolog Mayat Terhormatdengan menggunakan telaah sosiologi sastra,
dan implementasi pembelajarandrama di SMA khususnya dalam relevansi
unsur-unsur intrinsik dan nilai kritik sosial dengan standar isi, relevansi
pembentukan kepribadian dalam diri peserta didik, dan penerapan nilai-
nilai edukatif.
15 133 Modul dapat berisi materi, bahan bacaan dan masalah-masalah mengenai
suatu materi.
16 138 Modul yang dibuat ini bertujuan untuk mempermudah siswa dalam belajar
mengenai kalimat dan penyusunan kalimat.
17 143 Kondisi bahan ajar yang kurang memadai akan berdampak negatif bagi
perkembangan akademik peserta didik.
18 147 Bahan ajar tersebut berbentuk buku ajar yang memuat materi
pembelajaran untuk peserta didik.
19 156 Laman opini berisi beberapa paragraf yang di dalamnya terdapat kalimat
majemuk.
20 157 Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini berfokus pada
“Kategori dan Makna Reduplikasi pada Kalimat Majemuk dalam Laman
Opini Media Indonesia.
21 159 Tiruan kenyataan itu berarti bisa mengangkat berbagai tema/permasalahan
dalam kehidupan, misalnya permasalahan sosial, pendidikan, politik,
budaya dan masih banyak yang lain.
22 165 Jadi, perang tersebut berakar dari adanya rasa iri yang timbul dari salah
satu pihak karena merasa tidak adanya keadilan.
23 166 Novel tersebut berjudul Senopati terakhir.
24 170 Praktik perang yang terdapat dalam novel Senopati terakhir berupa perang
gerilya yang dilakukan antara kerajaan yang masih memiliki ikatan
saudara.
25 172 Cerita dalam novel Senopati terakhir berawal dari masa kejayaan kerajaan
Singosari dibawah pemerintahan Prabu Sri Kertanegara, pada saat itu
datanglah seorang laksamana dari Kekaisaran Mongolia bernama Meng
Khi untuk menyampaikan perintah kaisar Kubilai Khan agar Singosari
mengakui kedaulatan Mongolia dan tunduk di bawah kekuasannnya.
Lampiran 20 Data Makna Saling

No No
Data
Data
1 118 Bentuk-bentuk kritik dalam monolog tersebut bersentuhan dengan
kepribadian manusia, sehingga sangat tepat jika dikaji menggunakan telaah
sosiologi sastra.
Lampiran 21 Data Makna Dalam Keadaan

No No
Data
Data
1 175 Kejadian ini terus berlanjut hingga akhirnya Raden Wijaya juga
menyerang Kediri dan berdirilah kerajaan Majapahit.
Lampiran 22 Data Makna Benefaktif

No No
Data
Data
1 12 Selain itu, penggunaan Blog Resepkoki dapat memberikan bahan materi
ajar yang bervariasi.
2 61 Dalam buku yang berjudul Kajian Wacana, Mulyana (2005, p.26)
menyebutkan bahwa Halliday telah mengklasifikasikan kohesi ke dalam
dua kelompok, yakni kohesi gramatikal dan leksikal.
3 67 Namun, di halaman 18, penulis kembali menceritakan kisah Nayla pada
saat berada di rumah binaan.
4 68 Selain dua paragraf tersebut, pada halaman berikutnya Djenar Maesa Ayu
kembali menceritakan kisah Nayla pada saat masih tinggal bersama
ayahnya.
5 70 Novel Nayla ini menceritakan seorang gadis bernama Nayla yang
memiliki kehidupan berbeda dengan gadis-gadis sebayanya.
6 74 Oleh karenanya peneliti ingin memberikan kontribusi pemahaman bagi
peserta didik untuk menambah pengetahuan kebahasaan dan kemampuan
menulis peserta didik.
7 96 Pada sekuel ini, Bung menceritakan dirinya yang harus melanjutkan
pengembaraan tanpa kedua sahabatnya yang telah lebih dulu menghentikan
langkah dan kembali ke Bandung.
8 137 Penerapan project base learning menyediakan pembelajaran berbasis
projek.
9 144 Para pendidik pada umumnya hanya menyediakan bahan ajar yang
monoton dan cenderung bersifat sekali pakai.
10 176 Setyo Wardoyo menceritakan jalannya perang antar kerajaan-kerajaan
tersebut dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
Lampiran 23 Data Makna Kausatif dan Kode Data

No No Makna
Data
Data
1 1 Pada kurikulum 2013 siswa harus mempelajari 15 jenis teks MKS
termasuk jenis teks prosedur secara sistematis, baik lisan ataupun MJ
tulisan, yakni sembilan langkah sistematis, dimulai dengan
memahami sampai mengonversi.
2 4 Teks prosedur merupakan materi ajar yang digunakan sebagai MKS
bahan pembelajaran kurikulum 2013. MJ
3 7 Untuk mempelajari bentuk dan makna verba imperatif, siswa MKS
dapat mempelajari dari berbagai sumber. MJ

4 8 Blog merupakan salah satu bentuk laman yang berupa baik itu MKS
tulisan, gambar atau video yang dimuat secara daring. MJ
5 15 Indonesia memiliki keberagaman budaya. MKS
MJ
6 18 Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya yang berkembang MKS
di masyarakat. MJ
7 21 Karya sastra novel merupakan bentuk imajinatif pengarang MKS
tentang suatu realitas permasalahan sosial yang bersumber dari MJ
kehidupan masyarakat setempat.
8 22 Penciptaan karya sastra melibatkan semua aspek kehidupan MKS
sehingga karya sastra berkembang mengikuti kebudayaan yang MJ
ada.
9 23 Karya sastra, khususnya novel pada hakikatnya merupakan MKS
sebuah tiruan kehidupan sehingga penciptaan karya sastra ini MJ
tidak lepas dari pengaruh fenomena-fenomena masyarakat yang
begitu kompleks.
10 24 Fenomena tersebut melibatkan manusia beserta karakter, MKS
budaya, dan bahasa. MJ
11 25 J.S Maulana merupakan salah satu sastrawan dari Adonara MKS
(Flores, Nusa Tenggara Timur) yang telah berhasil menciptakan MJ
berbagai karya.
12 28 Padahal kebudayaan tersebut bukan merupakan budaya bangsa MKS
Indonesia. MJ
13 31 Verba menyerahkan merupakan kata turunan dari bentuk dasar MKS
serah ‘menyerah’ yang mendapat imbuhan meN-/-kan. MJ
14 32 Konstituen menyerahkan dalam kutipan kalimat Bupati Banjar MKS
menyerahkan bantuan kepada korban banjir merupakan verba MJ
transitif.
15 35 Verba berafiks meN-(D)Ø/-i/-kan merupakan inti-kalimat dan MKS
pusat-kalimat. MJ
16 38 Hubungan semantis antarklausa memiliki banyak jenisnya sesuai MKS
dengan konjungsi yang digunakan pada kalimat. MJ
17 40 Kata tidak hanya yang terdapat pada klausa pertama dan tetapi MKS
juga pada klausa kedua menjadikan kalimat mengalami MY
hubungan semantis perlawanan yang menyatakan penguatan.
18 41 Hubungan semantis yang menggabungkan klausa pertama dan MKS
klausa kedua menjadikan kalimat berterima. MY
19 42 Perbedaan konjungsi pada kalimat majemuk menjadikan arti MKS
yang berbeda pula maknanya meskipun dengan klausa yang MY
sama.
20 43 Hal tersebut menandakan adanya pemilihan diantara dua klausa MKS
yang menjadikan konjungsi atau merupakan konjungsi yang MJ
mengandung hubungan pemilihan.
21 45 Adanya berbagai klasifikasi hubungan semantis antarklausa MKS
menjadikan ciri-ciri yang beragam. MY
22 48 Keberagaman daerah menjadikan Indonesia memiliki MKS
bermacam-macam surat kabar. MY
23 50 Adanya konjungsi setara menjadikan kalimat majemuk MKS
mengalami hubungan semantis antarklausa. MY
24 51 Pembelajaran bahasa Indonesia SMA, siswa mempelajari jenis- MKS
jenis kalimat. MJ
25 52 Hal ini menjadikan penelitian ini dapat dijadikan sebagai materi MKS
ajar bagi siswa untuk menambah pengetahuan. MY
26 53 Penelitian ini menentukan hubungan semantis antarklausa pada MKS
ragam tulis yang bersumber pada tajuk rencana. MJ
27 55 Agar mudah dipahami, bahasa harus memperhatikan kaidah MKS
kebahasaan. MJ
28 56 Kajian wacana merupakan salah satu studi linguistik yang MKS
memiliki kompleksitas tinggi. MJ
29 60 Adanya kohesi dan koherensi menyebabkan kalimat-kalimat MKS
dalam wacana membentuk kesatuan makna (Alwi, 2010, p. 41). MJ
30 64 Untuk itu, peneliti memiliki tujuan untuk mencoba menambah MKS
pengetahuan dan kemampuan kebahasaan peserta didik dalam MJ
menulis teks.
31 65 Novel Nayla merupakan salah satu karya sastra karya Djenar MKS
Maesa Ayu yang diterbitkan oleh PT Gramedia Utama pada MJ
tahun 2012.
32 66 Novel ini memiliki keunikan dalam alur ceritanya. MKS
MJ
33 69 Meskipun memiliki alur yang rumit, novel ini memiliki kohesi MKS
yang membantu pembaca dalam memahami novel. MJ
34 75 Karya sastra merupakan representasi pikiran dan gagasan dari MKS
pengarang yang ingin disampaikan kepada penikmatnya. MJ
35 80 Novel merupakan salah satu karya sastra yang memiliki banyak MKS
peminat, terutama novel-novel populer sering kali diminati oleh MJ
anak muda seperti usia SMA.
36 81 Kedua novel ini merupakan jurnal perjalanan Fiersa ketika MKS
menjelajahi tanah air demi menjauhkan diri dari kota asalnya, MJ
Bandung, yang membuatnya terus dihantui kekecewaan pasca
mengalami putus cinta.
37 84 Meski tak dapat dipungkiri bahwa bumbu-bumbu asmara MKS
merupakan hal yang tidak dapat dihindari dalam diri manusia. MJ
38 87 Putus cinta justru merupakan awal dari kehidupan baru yang MKS
bisa jadi lebih baik apabila kita mampu mengambil hikmah dari MJ
apa yang sudah terjadi.
39 88 Fiersa Besari atau yang akrab disapa “Bung” merupakan pria MKS
kelahiran Bandung, 3 Maret 1984 yang memulai kariernya MJ
sebagai musikus sebelum akhirnya jatuh cinta pada dunia tulis
menulis.
40 91 Arah langkah dan Tapak jejak merupakan novel kelima dan MKS
keenamnya. MJ
41 92 Kedua novel ini merupakan sekuel yang berisi rekam jejak MKS
perjalannya ketika menjelajahi Indonesia. MJ
42 93 Arah langkah merupakan novel Fiersa Besari yang terbit pada MKS
tahun 2018 dengan ketebalan 300 halaman oleh penerbit MJ
Mediakita.
43 94 Pada novel ini, Bung juga menyisipkan kepingan kepingan MKS
ingatan yang menjelaskan sosok Mia, wanita yang dicintainya MM
sekaligus mematahkan hatinya hingga ia berambisi menjauh dari
kota Bandung yang menyimpan kenangan dirinya dengan Mia.
44 95 Tapak jejak merupakan kelanjutan dari novel Arah langkah MKS
yang juga diterbitkan oleh Mediakita pada 2019 dengan tebal 312 MJ
halaman.
45 97 Kedua novel tersebut, yakni Arah langkah dan Tapak jejak MKS
merupakan novel yang menarik karena penggambaran sosok MJ
Fiersa yang mampu mengaktualisasikan dirinya dari
keterpurukan cinta yang dialami.
46 104 Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak lepas dari hidup MKS
berdampingan dengan orang lain. MJ
47 107 Karya sastra merupakan hasil perpaduan antara isi hati dan MKS
keadaan lingkungan pengarang. MJ
48 110 Monolog merupakan bentuk karya sastra yang berjenis drama. MKS
MJ
49 111 Drama merupakan bentuk dari prosa yang mampu MKS
menggambarkan sebuah kehidupan atau watak melalui tingkah MJ
laku.
50 113 Siwi memiliki penggambaran tokoh dualisme sehingga ada dua MKS
substansi, napi dan penjaga kuburan. MJ
51 114 Penggambaran tokoh tersebut menjadikan ada dua setting dalam MKS
penggarapan monolog Mayat Terhormat, yaitu jeruji besi MY
(penjara) dan pemakaman.
52 117 Konflik dalam monolog tersebut juga akan menyadarkan MKS
masyarakat akan kejahatan berupa kekerasan fisik, perampasan MJ
HAM, dan kejahatan sosial lainnya, karena pengarang bukan
hanya sebagai pencerita tetapi bisa juga sebagai orang yang
mengalami terjadinya peristiwa tersebut atau sebagai pemerang
kejahatan sosial.
53 129 Pembelajaaran berbasis teks tidak hanya mempelajari teks MKS
berbahasa tulis namun juga bahasa lisan dan gambar. MJ
54 134 Menurut Sukardiyono dalam Pratiwi (2016, p.2) modul MKS
merupakan bahan ajar cetak yang disusun agar dapat dipelajari MJ
oleh siswa secara mandiri tanpa mendapat bimbingan dari guru
karena telah disajikan secara sistematis dan dikembangkan sesuai
perkembangan siswa.
55 136 Unsur-unsur yang terdapat dalam modul akan memudahkan MKS
siswa belajar terarah dan mandiri. MJ
56 139 Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran wajib di semua MKS
jenjang pendidikan di Indonesia. MJ
57 141 Berdasarkan observasi saat melaksanakan kegiatan Praktik MKS
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Grabag, MJ
ditemukan bahwa peserta didik kelas X tidak memperhatikan
reduplikasi dalam materi pembelajaran teks eksposisi.
58 150 Dari hasil survei tersebut, saat ini media cetak termasuk koran, MKS
majalah, dan tabloid masih memiliki penetrasi sebesar 8% dan MJ
dibaca 4,5 juta orang.
59 155 Dapat dikatakan juga bahwa opini merupakan tanggapan aktif MKS
dalam suatu rangsangan. MJ
60 158 Karya sastra merupakan hasil curahan hati dari seorang MKS
pengarang tentang apa yang dia rasakan, fikirkan dan apa yang MJ
dia lihat dituangkan dalam bentuk kata-kata/tulisan.
61 160 Perang merupakan kegiatan pertikaian antar dua atau lebih MKS
kelompok yang saling melakukan gencatan senjata demi MJ
memperoleh apa yang diinginkan.
62 161 Perang di Indonesia (Nusantara) pada masa kerajaan merupakan MKS
perang saudara yang terjadi turun temurun. MJ
63 163 Rasa iri tersebut melatarbelakangi mereka melakukan MKS
penyerangan untuk sekedar mendapatkan posisi atau jabatan MJ
yang diinginkan.
64 164 Mereka melakukan hal tersebut dengan menghilangkan rasa MKS
persaudaraan yang ada di antara mereka. MJ
65 168 Cerita perang dalam novel tersebut merupakan tiruan dari MKS
kenyataan yang dapat dijadikan pembelajaran. MJ
66 177 Senopati terakhir merupakan novel fiksi sejarah pertama yang MKS
ditulis oleh Setyo Wardoyo. MJ
67 181 Nilai moral merupakan salah satu hasil dari penelitian ini dan MKS
merupakan salah satu unsur instrinsik novel. MJ
Lampiran 24 Data Makna Kausatif Menjadikan

No No
Data
Data
1 1 Pada kurikulum 2013 siswa harus mempelajari 15 jenis teks termasuk
jenis teks prosedur secara sistematis, baik lisan ataupun tulisan, yakni
sembilan langkah sistematis, dimulai dengan memahami sampai
mengonversi.
2 4 Teks prosedur merupakan materi ajar yang digunakan sebagai bahan
pembelajaran kurikulum 2013.
3 7 Untuk mempelajari bentuk dan makna verba imperatif, siswa dapat
mempelajari dari berbagai sumber.
4 8 Blog merupakan salah satu bentuk laman yang berupa baik itu tulisan,
gambar atau video yang dimuat secara daring.
5 15 Indonesia memiliki keberagaman budaya.
6 18 Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya yang berkembang di
masyarakat.
7 21 Karya sastra novel merupakan bentuk imajinatif pengarang tentang suatu
realitas permasalahan sosial yang bersumber dari kehidupan masyarakat
setempat.
8 22 Penciptaan karya sastra melibatkan semua aspek kehidupan sehingga
karya sastra berkembang mengikuti kebudayaan yang ada.
9 23 Karya sastra, khususnya novel pada hakikatnya merupakan sebuah tiruan
kehidupan sehingga penciptaan karya sastra ini tidak lepas dari pengaruh
fenomena-fenomena masyarakat yang begitu kompleks.
10 24 Fenomena tersebut melibatkan manusia beserta karakter, budaya, dan
bahasa.
11 25 J.S Maulana merupakan salah satu sastrawan dari Adonara (Flores, Nusa
Tenggara Timur) yang telah berhasil menciptakan berbagai karya.
12 28 Padahal kebudayaan tersebut bukan merupakan budaya bangsa Indonesia.
13 31 Verba menyerahkan merupakan kata turunan dari bentuk dasar serah
‘menyerah’ yang mendapat imbuhan meN-/-kan.
14 32 Konstituen menyerahkan dalam kutipan kalimat Bupati Banjar
menyerahkan bantuan kepada korban banjir merupakan verba transitif.
15 35 Verba berafiks meN-(D)Ø/-i/-kan merupakan inti-kalimat dan pusat-
kalimat.
16 38 Hubungan semantis antarklausa memiliki banyak jenisnya sesuai dengan
konjungsi yang digunakan pada kalimat.
17 43 Hal tersebut menandakan adanya pemilihan diantara dua klausa yang
menjadikan konjungsi atau merupakan konjungsi yang mengandung
hubungan pemilihan.
18 51 Pembelajaran bahasa Indonesia SMA, siswa mempelajari jenis-jenis
kalimat.
19 53 Penelitian ini menentukan hubungan semantis antarklausa pada ragam
tulis yang bersumber pada tajuk rencana.
20 55 Agar mudah dipahami, bahasa harus memperhatikan kaidah kebahasaan.
21 56 Kajian wacana merupakan salah satu studi linguistik yang memiliki
kompleksitas tinggi.
22 60 Adanya kohesi dan koherensi menyebabkan kalimat-kalimat dalam
wacana membentuk kesatuan makna (Alwi, 2010, p. 41).
23 64 Untuk itu, peneliti memiliki tujuan untuk mencoba menambah
pengetahuan dan kemampuan kebahasaan peserta didik dalam menulis teks.
24 65 Novel Nayla merupakan salah satu karya sastra karya Djenar Maesa Ayu
yang diterbitkan oleh PT Gramedia Utama pada tahun 2012.
25 66 Novel ini memiliki keunikan dalam alur ceritanya.
26 69 Meskipun memiliki alur yang rumit, novel ini memiliki kohesi yang
membantu pembaca dalam memahami novel.
27 75 Karya sastra merupakan representasi pikiran dan gagasan dari pengarang
yang ingin disampaikan kepada penikmatnya.
28 80 Novel merupakan salah satu karya sastra yang memiliki banyak peminat,
terutama novel-novel populer sering kali diminati oleh anak muda seperti
usia SMA.
29 81 Kedua novel ini merupakan jurnal perjalanan Fiersa ketika menjelajahi
tanah air demi menjauhkan diri dari kota asalnya, Bandung, yang
membuatnya terus dihantui kekecewaan pasca mengalami putus cinta.
30 84 Meski tak dapat dipungkiri bahwa bumbu-bumbu asmara merupakan hal
yang tidak dapat dihindari dalam diri manusia.
31 87 Putus cinta justru merupakan awal dari kehidupan baru yang bisa jadi
lebih baik apabila kita mampu mengambil hikmah dari apa yang sudah
terjadi.
32 88 Fiersa Besari atau yang akrab disapa “Bung” merupakan pria kelahiran
Bandung, 3 Maret 1984 yang memulai kariernya sebagai musikus sebelum
akhirnya jatuh cinta pada dunia tulis menulis.
33 91 Arah langkah dan Tapak jejak merupakan novel kelima dan keenamnya.
34 92 Kedua novel ini merupakan sekuel yang berisi rekam jejak perjalannya
ketika menjelajahi Indonesia.
35 93 Arah langkah merupakan novel Fiersa Besari yang terbit pada tahun 2018
dengan ketebalan 300 halaman oleh penerbit Mediakita.
36 95 Tapak jejak merupakan kelanjutan dari novel Arah langkah yang juga
diterbitkan oleh Mediakita pada 2019 dengan tebal 312 halaman.
37 97 Kedua novel tersebut, yakni Arah langkah dan Tapak jejak merupakan
novel yang menarik karena penggambaran sosok Fiersa yang mampu
mengaktualisasikan dirinya dari keterpurukan cinta yang dialami.
38 104 Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak lepas dari hidup
berdampingan dengan orang lain.
39 107 Karya sastra merupakan hasil perpaduan antara isi hati dan keadaan
lingkungan pengarang.
40 110 Monolog merupakan bentuk karya sastra yang berjenis drama.
41 111 Drama merupakan bentuk dari prosa yang mampu menggambarkan
sebuah kehidupan atau watak melalui tingkah laku.
42 113 Siwi memiliki penggambaran tokoh dualisme sehingga ada dua substansi,
napi dan penjaga kuburan.
43 117 Konflik dalam monolog tersebut juga akan menyadarkan masyarakat akan
kejahatan berupa kekerasan fisik, perampasan HAM, dan kejahatan sosial
lainnya, karena pengarang bukan hanya sebagai pencerita tetapi bisa juga
sebagai orang yang mengalami terjadinya peristiwa tersebut atau sebagai
pemerang kejahatan sosial.
44 129 Pembelajaaran berbasis teks tidak hanya mempelajari teks berbahasa tulis
namun juga bahasa lisan dan gambar.
45 134 Menurut Sukardiyono dalam Pratiwi (2016, p.2) modul merupakan bahan
ajar cetak yang disusun agar dapat dipelajari oleh siswa secara mandiri
tanpa mendapat bimbingan dari guru karena telah disajikan secara
sistematis dan dikembangkan sesuai perkembangan siswa.
46 136 Unsur-unsur yang terdapat dalam modul akan memudahkan siswa belajar
terarah dan mandiri.
47 139 Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran wajib di semua jenjang
pendidikan di Indonesia.
48 141 Berdasarkan observasi saat melaksanakan kegiatan Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Grabag, ditemukan bahwa peserta didik
kelas X tidak memperhatikan reduplikasi dalam materi pembelajaran teks
eksposisi.
49 150 Dari hasil survei tersebut, saat ini media cetak termasuk koran, majalah,
dan tabloid masih memiliki penetrasi sebesar 8% dan dibaca 4,5 juta orang.
50 155 Dapat dikatakan juga bahwa opini merupakan tanggapan aktif dalam suatu
rangsangan.
51 158 Karya sastra merupakan hasil curahan hati dari seorang pengarang tentang
apa yang dia rasakan, fikirkan dan apa yang dia lihat dituangkan dalam
bentuk kata-kata/tulisan.
52 160 Perang merupakan kegiatan pertikaian antar dua atau lebih kelompok
yang saling melakukan gencatan senjata demi memperoleh apa yang
diinginkan.
53 161 Perang di Indonesia (Nusantara) pada masa kerajaan merupakan perang
saudara yang terjadi turun temurun.
54 163 Rasa iri tersebut melatarbelakangi mereka melakukan penyerangan untuk
sekedar mendapatkan posisi atau jabatan yang diinginkan.
55 164 Mereka melakukan hal tersebut dengan menghilangkan rasa persaudaraan
yang ada di antara mereka.
56 168 Cerita perang dalam novel tersebut merupakan tiruan dari kenyataan yang
dapat dijadikan pembelajaran.
57 177 Senopati terakhir merupakan novel fiksi sejarah pertama yang ditulis oleh
Setyo Wardoyo.
58 181 Nilai moral merupakan salah satu hasil dari penelitian ini dan merupakan
salah satu unsur instrinsik novel.
Lampiran 25 Data Makna Kausatif Menyebabkan

No No
Data
Data
1 40 Kata tidak hanya yang terdapat pada klausa pertama dan tetapi juga pada
klausa kedua menjadikan kalimat mengalami hubungan semantis
perlawanan yang menyatakan penguatan.
2 41 Hubungan semantis yang menggabungkan klausa pertama dan klausa kedua
menjadikan kalimat berterima.
3 42 Perbedaan konjungsi pada kalimat majemuk menjadikan arti yang berbeda
pula maknanya meskipun dengan klausa yang sama.
4 45 Adanya berbagai klasifikasi hubungan semantis antarklausa menjadikan
ciri-ciri yang beragam.
5 48 Keberagaman daerah menjadikan Indonesia memiliki bermacam-macam
surat kabar.
6 50 Adanya konjungsi setara menjadikan kalimat majemuk mengalami
hubungan semantis antarklausa.
7 52 Hal ini menjadikan penelitian ini dapat dijadikan sebagai materi ajar bagi
siswa untuk menambah pengetahuan.
8 114 Penggambaran tokoh tersebut menjadikan ada dua setting dalam
penggarapan monolog Mayat Terhormat, yaitu jeruji besi (penjara) dan
pemakaman.
Lampiran 26 Data Makna Kausatif Memasukkan

No No
Data
Data
1 94 Pada novel ini, Bung juga menyisipkan kepingan kepingan ingatan yang
menjelaskan sosok Mia, wanita yang dicintainya sekaligus mematahkan
hatinya hingga ia berambisi menjauh dari kota Bandung yang menyimpan
kenangan dirinya dengan Mia.
Lampiran 27 Data Makna Objek Menyatakan Tempat

No No
Data
Data
1 33 Konstituen menyerahkan menduduki fungsi predikat (P), konstituen
Bupati Banjar menduduki fungsi subjek (S), dan konstituen bantuan
sebagai objek (O).
2 34 Sementara konstituen kepada korban banjir menduduki fungsi keterangan
(Ket) yang boleh ada ataupun lesap dalam kalimat karena tidak akan
mengubah makna kalimat.

Anda mungkin juga menyukai