DOSEN
Prof. Dr. Syahrul R, M.Pd.
Disusun Oleh :
YONARA ARYANDINI
17016047
No. Urut 9
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana analisis kohesi dan koherensi dalam teks prosedur?
2. Bagaimana analisis kohesi dan koherensi dalam teks cerpen?
3. Bagaimana analisis kohesi dan koherensi dalam teks lingkungan?
4. Bagaimana kemungkinan pembelajaran ketiga wacana tersebut di sekolah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mendeskripsikan analisis kohesi dan koherensi dalam teks prosedur.
2. Untuk mendeskripsikan analisis kohesi dan koherensi dalam teks cerpen.
3. Untuk mendeskripsikan analisis kohesi dan koherensi dalam teks lingkungan.
4. Untuk mendeskripsikan kemungkinan pembelajaran ketiga wacana tersebut di
sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Wacana merupakan satuan bahasa, baik lisan maupun tulisan yang memiliki
keterkaitan (kohesi) dan keterpaduan (koheren). Wacana dapat berupa teks yang susun
sesuai dengan jenis teks yang ditulis. Terdapat berbagai jenis wacana, salah satunya yang
berbentuk wacana tulis. Wacana tulis dapat berbentuk teks. Teks yang akan dikaji dalam
makalah ini berupa teks prosedur, teks cerpen dan teks lingkungan yang akan dikaitkan
dengan pembelajaran di sekolah juga.
Sebelum menganalisis wacana, tentunya kita harus mengenali jenis wacana
terlebih dahulu. Pertama, Wacana Prosedural. Pradana (dalam Arviana, et.al, 2017:184)
mengatakan bahwa pelajaran menulis teks prosedur menjadi penting karena setiap peserta
didik mampu memahami dan mengutarakan idenya. Apabila ide tersebut diutarakan
secara sistematis dan terperinci pelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah yang
memasukkan teks prosedur sebagai salah satu materi yang dianggap penting dapat
dipahami oleh siswa.
Kedua, wacana berupa teks cerpen. Rosyidah, et.al. (2013:26) menjelaskan bahwa
keterampilan menulis cerita pendek yang diajarkan di sekolah-sekolah selama ini
menggunakan teknik konvensional. Peran guru amat dominan dalam proses
pembelajaran. Siswa kurang aktif dan sering kali teknik ini menimbulkan kebosanan bagi
siswa dalam pembelajaran menulis cerita sehingga karya yang dihasilkan siswa kurang
maksimal. Cerita yang dibuatnya kurang menarik karena bahasa yang digunakan
monoton, dan pengembangan ide atau gagasan kurang bervariasi. Hal ini dapat dilihat
dari kesesuaian isi cerita dengan tema, pengembangan topik, dan diksi yang belum
mendapat perhatian dari siswa.
Ketiga, wacana berupa teks eksposisi yang membahas lingkungan. Ningsih, et.al
(2018) menjelaskan bahwa dalam menulis teks eksposisi siswa sering mengalami
kesalahan dalam ejaan dan komposisi penulisan teks. Salah satu faktor yang
menyebabkan rendahnya keterampilan menulis siswa adalah teknik pembelajaran dan
penggunaan bahan ajar yang belum maksimal.
Ketidakmaksimalan siswa dalam menulis teks atau wacana seharusnya menemui
titik terang dalam pembelajaran. Menurut Mahyudin, et.al. (2017) rendahnya
keterampilan menulis siswa antara lain disebabkan oleh karena guru masih kesulitan
memilih metode yang cocok untuk melatih siswa dalam pembelajaran keterampilan
menulis. Selain itu, dalam proses pembelajaran dan media yang digunakan guru masih
terbatas.
Menurut Indriyani, et.al (2019:115), reformasi, inovasi, revisi, atau perubahan
kurikulum sesuatu hal yang perlu dilakukan jika kurikulum yang digunakan saat ini tidak
dapat mengimbangi dengan kebutuhan siswa. Salah satu rekomendasi untuk kurikulum
yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan literasi sebagai kurilum sekolah.
Khususnya untuk pembelajaran bahasa, maka literasi yang dilakukan adalah literasi baca
dan tulis. Untuk mewujudkan keberhasilan kurikulum tersebut, salah satu yang penting
dilakukan adalah adanya keterlibatan guru. Sukma dan Mansur (2013:44) menjelaskan
bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas penidikan Indonesia, pembinaan terhadap
pengajar perlu dilakukan yaitu dengan lesson study.
Amelia, et.al. (2015:1-2) menjelaskan bahwa keterampilan menulis merupakan
keterampilan berbahasa yang sangat penting. Keterampilan menulis harus dimiliki oleh
siswa mulai dari tingkat Sekolah Dasar, tanpa memiliki kemampuan menulis yang
memadai sejak dini, anak akan mengalami kesulitan belajar pada masa selanjutnya. Pada
penelitian Rozana, et.al. (2018:47) menunjukkan bahwa keterampilan menulis teks
eksposisi siswa akan meningkat apabila motivasi belajar dan penguasaan kosakata mereka
juga meningkat. Hal ini disebabkan motivasi belajar dan penguasaan kosakata diperlukan
dalam mengembangkan tulisan dalam bentuk teks eksposisi. Khaira, et.al. (2017:82) juga
menjelaskan bahwa untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa dapat dilakukan
dengan cara menggunakan teknik yang sesuai, seperti group cloze.
Sukma (2007:39) menjelaskan bahwa melalui tahapan proses menulis, siswa
diajak dan diarahkan untuk menemukan hal-hal yang dipikirkannya. Hal-hal yang
dipikirkan siswa tidak lepas dari pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya.
Tahapan-tahapan yang bermula dari pemunculan gagasan sampai menjadi suatu karya
disebut dengan proses menulis kreatif.
Dengan terlatihnya siswa dalam menulis berbagai jenis wacana, siswa akan
memperhatikan terkait kohesi dan koherensi dalam penulisan wacana. Dengan demikian,
wacana yang akan ditulis siswa akan menciptakan suatu keutuhan antar bagian-bagian
wacana yang berhubungan.
BAB III
PEMBAHASAN
Selain kohesi gramatikal, terdapat juga kohesi leksikal dalam teks prosedur
tersebut. adapun kohesi leksikalnya berupa pengulangan. Dimana suatu konstituen
disebut berulang kali.
1) Panaskan malam/ lilin ke dalam wajan dengan api kecil sampai malam/ lilin
mencair sempurna. Untuk menjaga agar suhu kompor/ anglo stabil biarkan api
tetap menyala kecil.
Selain kohesi, dalam teks prosedur tersebut juga terdapat analisis koherensi.
Adapun analisis koherensi pada teks prosedur tersebut ialah didominasi dengan
koherensi pentahapan, yang di mana tertulis tahap-tahap terjadinya peristiwa.
1. Siapkan kain mori/ sutra, kemudian buatlah motif diatas kain tersebut dengan
menggunakan pensil.
2. Setelah motif selesai dibuat, sampirkan atau letakkan kain pada gawangan dengan
posisi melebar supaya mudah dibatik.
3. Panaskan malam/ lilin ke dalam wajan dengan api kecil sampai malam/ lilin mencair
sempurna. Untuk menjaga agar suhu kompor/ anglo stabil biarkan api tetap menyala
kecil.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam teks prosedur yang dianalis tersebut
terdapat kohesi dan koherensi. Kohesi terdiri dari kohesi gramatikal dan kohesi leksikal.
Pada kohesi gramatikal terdapat penggantan kataforis dan anaforis, sedangkan kohei
leksikal terdapat pengulangan. Kemudian terdapat koherensi berupa koherensi
pentahapan.
Adapun kohesi leksikal yang terdapat dalam teks tersebut berupa pengulangan.
Pengulangan tersebut terjadi karena adanya pengulangan konstituen yang disebut
berulang kali yaitu “air”.
1) Air yang tercemar juga bisa disengaja contohnya orang yang mencampur air
dengan racun agar air tersebut dapat menjadi bersih.
Dalam teks lingkungan tersebut juga terdapat koherensi. Karena teks tersebut berupa
teks eksposisi, jadi koherensinya didominasi koherensi logis. Adapun koherensi yang
terdapat berupa kualitas. Dari penggalan teks di bawah ini terdapat koherensi berupa
kualitas karena adanya sebab-akibat.
1) Bencana tersebut menyebabkan lingkungan menjadi rusak dan tidak tertata lagi.
Akibatnya manusia juga bisa menjadi korbannya.
Jadi, dalam teks lingkungan yang berbentuk teks eksposisi yang telah dianalisis,
terdapat kohesi dan koherensi di dalamnya. Kohesi yang terdapat berupa kohesi
gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal berupa penunjukan anaforis,
sedangkan kohesi leksikal berupa pengulangan. Kemudian terdapat koherensi yang
didominasi koherensi logis berupa kualitas.
Dalam teks prosedur yang dianalis terdapat kohesi dan koherensi. Kohesi terdiri
dari kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Pada kohesi gramatikal terdapat penggantan
kataforis dan anaforis, sedangkan kohei leksikal terdapat pengulangan. Kemudian
terdapat koherensi berupa koherensi pentahapan.
Pada cerpen yang dianalisis memiliki kohesi dan koherensi. Pada kohesi
terdapat kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi leksikal berupa, pengganti,
penunjukan anaforis dan penunjukan kataforis. Pada koherensi terdapat koherensi
kronologis dan koherensi penanda kala.
Kemudian dalam teks lingkungan yang berbentuk teks eksposisi yang telah
dianalisis, terdapat kohesi dan koherensi di dalamnya. Kohesi yang terdapat berupa
kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal berupa penunjukan anaforis,
sedangkan kohesi leksikal berupa pengulangan. Kemudian terdapat koherensi yang
didominasi koherensi logis berupa kualitas.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah di atas masih terdapat banyak kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Agan, S. dan Muarifin, M. (2019). Kohesi dan Koherensi Wacana Jurnalisme Warga pada
Grup Media Sosial Facebook Radio Andika FM Kediri AG243. Jurnal Universitas
Nusantara PGRI Kediari. Vol.1 (1). Hlm. 7. (Online) diunduh 3 Juni 2020.
http://simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2019/14.1.01.07.0020.pdf
Amelia, R., Sukma, E. dan Asma, N. (2015). Pembelajaran Menulis Laporan Percobaan
dengan Pendekatan Saintifik di Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional Jurusan
PGSD FIP UNP. Vol. 1 (11).Hlm.1-2. (Online) diunduh 3 Juni 2020.
Arviyana, M., Ramadhan, S. dan Tresyalina. (2017). Pengaruh Model Discovery Learning
Berbantuan Media Audiovisual terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur Siswa
Kelas VII SMP Negeri 12 Padang. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Vol. 6 (2).Hlm.184 (Online) diunduh 3 Juni 2020.
Charlina dan Sinaga, M. (2006). Analisis Wacana. Pekanbaru: Cendikia Insani Pekanbaru.
Goziyah dan Insani, H.R. (2018). Kohesi dan Koherensi dalam Koran Bisnis Indonesia.
Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia, Daerah dan Asing. Vol. 1 (1). Hlm.
152. (Online) diunduh 3 Juni 2020.
https://media.neliti.com/media/publications/255419-kohesi-dan-koherensi-dalam-
koran-bisnis-754e009f.pdf
Hanafiah, W. (2014). Analisis Kohesi dan Koherensi pada Wacana Buletin Jumat. Jurnal
Epigram. Vol. 11 (2). Hlm. 149. (online) diunduh 3 Juni 2020.
Indriyani, V., Zaim,M., Atmazaki, dan Ramadhan, M. (2019). Literasi Baca Tulis dan Inovasi
Kurikulum Bahasa Indonesia. Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra dan Pengajarannya.
Vol. 5 (1).Hlm. 115. (Online) diunduh 3 Juni 2020.
Isodarus. (2017). Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks. Jurnal Ilmiah Kebudayaan
Sintesis. Vol.11. No.1. (Online). Diunduh 3 Juni 2020.
Khaira, U., Ramadhan, S. dan Basri, I. (2017). Perbedaan Keterampilan Membaca
Pemahaman Teks Eksposisi dengan Teknik Group Cloze dan Teknik Group
Sequencing Siswa KelasVIII SMP Negeri 31 Padang. Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Vol. 6 (1).Hlm. 82 (Online) diunduh 3 Juni 2020.
Mahyudin, R.,Sukma, E. dan Mansur. (2017). Peningkatan Keterampilan menulis Narasi
dengan Media gambar Animasi di KelasIV SD. Jurnal Inovasi Pendidikan dan
Pembelajaran Sekolah Dasar. Vol.1 (1). (Online) diunduh 3 Juni 2020.
Ningsih, A.Y., Ramadhan, S. dan Noveria, E. (2018). Pengembangan Lembar Kerja Siswa
(LKS) Materi Menulis Teks Eksposisi dengan Teknik Copy The Master Siswa Kelas
X SMK Kartika 1-2 Padang. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Vol.7
(3). Hlm. 1. (Online) diunduh 3 Juni 2020.
Rosyidah, Ramadhan, S. dan Ermanto. (2013). Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita
Melalui Teknik Tiru Model Siswa Kelas III SD Negeri 200208 Padangsidimpuan.
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pengajaran. Vol. 1 (3).Hlm.26 (Online) diunduh 3 Juni
2020.
Rozana, R., Ramadhan, S. dan Basri, I. 2018. Kontribusi Motivasi Belajar dan Penguasaan
Kosakata terhadap Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Siswa SMA. Jurnal Bahasa,
Sastra dan Pengajaran. Vol 14 (1).Hlm. 47. (Online) diunduh 3 Juni 2020.
Sukma, E. (2007). Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas V SD Negeri
Sumbersari III Malang dengan Strategi Pemetaan Pikiran. Jurnal Diksi. Vol. 14 (10).
Hlm.39.(Online) diunduh 3 Juni 2020.
Sukma, E dan Lubis, M. (2013). Pembelajaran Menulis Pantun Secara Integratif Berbasis
Lesson Study. Jurnal Bahasa dan Seni. Vol.14 (1). Hlm.44 (Online) diunduh 3 Juni
2020.
Tarigan, H.G. (1987). Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.
Widiatmoko, W. (2015). Analisis Kohesi dan Koherensi Wacana Berita Rubrik Nasional di
Majalah Online Detik. Jurnal Sastra Indonesia. Vol. 4 (1). Hlm. 10. (online) diunduh
3 Juni 2020. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsi/article/view/7359/5111
Widyaningrum, H.K. (2017). Analisis Kohesi dan Koherensi Iklan dalam Surat Kabar
Kompas. Jurnal Bahtera. Vol. 4(1). Hlm 10. (Online) diunduh 3 juni 2020.