Anda di halaman 1dari 3

PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
Jln. Halmahera Km.1 Tegal52122 Telp.0283-355720
1.
LEMBAR JAWAB UAS
Nama :Amar Romzi Khadafi
NPM/semester : 1516500066
MATA KULIAH : Analisis Wacana
DOSEN PENGAMPU : Wahyu Asriyani, M.Pd.

Silakan unggah bukti pembayaran UAS di sini


JAWABAN .
1. Kohesi dalam wacana diartikan sebagai kepaduan bentuk yang secara struktural
membentuk ikatan sintaktikal yaitu bahwa wacana yang baik dan utuh mensyaratkan
kalimat-kalimat yang kohesif, kohesi wacana terbagi ke dalam 2 aspek, yaitu gramatikal
dan kohesi leksikal. Kohesi pada dasarnya mengacu pada hubungan bentuk.
Contoh : Hati andi terasa berbungabunga. Dia yakin ana menerima lamarannya. Pola
inilah yang menyebabkan kedua kalimat tersebut berkaitan secara padu dan saling
berhubungan

2. Referensi  Eksoforik adalah  “pengacuan  terhadap  anteseden  di luar  bahasa seperti 


manusia, hewan, alam sekitar pada umumnya atau acuan kegiatan”      (Rani, 2004 :
98) Contoh : Mobil saya kehabisan bensin, dia yang mengisinya. Pada contoh di
atas dia merujuk pada seseorang yang berada di luar   bahasa atau yang tidak mempunyai
rujukan bahasa.
-   Referensi  Endoforik adalah ”pengajuan terhadap enteseden yang terdapat di dalam
teks”(Rani, 2004:98). Endofora dibedakan menjadi dua, yaitu referensi anafora dan
referensi katafora. Referensi  anafora  adalah  referensi  yang  diacu (anteseden)  lebih 
dahulu dituturkan sebelum pronomina. Contoh : Nauval hari ini tidak masuk
sekolah. Ia ikut ibunya pergi ke Surabaya. Pada contoh di atas kata Ia mengacu pada
Nauval yang di depannya.

3. Hubungan semantis yaitu hubungan dimana sebuah wacana terjadi hubungan antar
proporsi antara kalimat satu dengan kalimat yang lainnya dan disertai dengan alat-alat
leksikal atau penandaan.
Jenis hubungan semantis antara lain :
a. Hubungan sebab-akibat
Yaitu hubungan wacana antara kalimat satu dengan dengan yang lainnya bermakna
sebab dan kalimat lain menjadi akibat
Contoh : ia tidak mungkin menemukan buku fiksi di perpustakaann itu. Koleksi
perpustakaan itu khusus buku nonfiksi ilmiah
b. Hubungan sarana-hasil
Yaitu hubungan antar kalimat satu dengan lainnya memberikan sarana dan kalimat
lain memberikan hasil
Contoh : atlit bulutangkis kita akhirnya mendomilasi kejuaraan indonesia terbuka,
kita tidak usah heran mereka berlatih dengan ketat dan sangat disiplin
c. Hubungan alasan-sebab
Yaitu hubungan antar kalimat satu menjelaskan alasan dari kalimat terseut sedangkan
kalimat lain mejelaskan sebab apa yang terjadi
Contoh : tahun ini mereka bertekad membangun rumah sendiri. Sudah lama mereka
menumpang dirumah saudara.
4. Karena koherensi dalam wacana memang dibentuk agar gagasan semantis yang trdapat
didalamnya membentuk sebuah gagasan yang utuh dan saling berhubungan satu sama
lain. Sejatinya apabila sebuah wacana tidak terkoherensi dengan baik, maka gagasan atau
nilai sematic yang disampaikan dalam sebuah wacana tersebut tidak akan bisa dipahami
oleh orang lain.
5. Penandaan pada kohesi
- Kepaduan
- Keutuhan
- Aspek bentuk (form)
- Aspek lahirlah
- Aspek fomal
- Organisasi sintaksis
- Unsur internal

Penandaan pada Koherensi


- Kerapian
- Kesinambungan
- Aspek makna( meaning)
- Aspek batiniah
- Aspek ujaran
- Organisasi semantis
- Unsur ekternal
Selamat mengerjakan, semoga sukses

Anda mungkin juga menyukai